PENGARUH PROMOSI DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA HYPERMART DI BATAM
TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Program Diploma Guna Mencapai Gelar Ahli Madya
Disusun Oleh : LINA NIM. 11003040
JURUSAN AKUNTANSI AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM 2016
ABSTRAK
PENGARUH PROMOSI DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA HYPERMART DI BATAM
Oleh: Lina 11003040 Dosen Pembimbing: Subatrio P Saragih S.E., M.Si Perkembangan konsep pemasaran sekarang ini semakin pesat. Untuk memperluas pangsa pasar, maka perusahaan harus mampu mengetahui apa yang dibutuhkan atau diharapkan oleh konsumennya. Menurut Kotler (2002), keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh promosi dan kualitas produk. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh promosi dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada Hypermart di Batam. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode penarikan Accidental Sampling. Sampel pada penelitian ini berjumlah 100 orang responden. Analisa yang dilakukan adalah analisis regresi berganda, adapun tahap-tahap pengujiannya yaitu uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, pengujian hipotesis melalui uji F dan uji T, dan koefisien determinasi. Hasil uji regresi berganda memperoleh Y = 2,211 + 0,237 X1 + 0,648 X2. Dapat dilihat bahwa variabel yang paling mempengaruhi keputusan pembelian di Hypermart yaitu kualitas produk (0,648), diikuti variabel promosi (0,237). Pada pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F menunjukkan bahwa kedua variabel bebas yang diteliti terbukti secara signifikan mempengaruhi keputusan pembelian dapat dilihat Fhitung 104,703 > Ftabel 3,09 nilai signifikansi 0,05 dan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05. Berdasarkan uji T bahwa diantara kedua variabel bebas yang paling mempengaruhi keputusan pembelian di Hypermart adalah kualitas produk 6,161. Analisa koefisien determinasi (R Square) yang diperoleh sebesar 0,683. Hal ini berarti 68,3% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel bebas (promosi dan kualitas produk). Sedangkan sisanya 31,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata kunci : Keputusan Pembelian, Promosi, Kualitas Produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya teknologi dan informasi saat ini, kemampuan perusahaan dituntut untuk lebih cermat dalam persaingan bisnis. Setiap perusahaan pada umumnya ingin berhasil dalam menjalankan bisnisnya. Usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan salah satunya melalui kegiatan pemasaran, yaitu proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalan. Dalam melaksanakan pemasaran yang baik, produsen harus mengetahui dahulu apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga produk yang ditawarkan akan sesuai dengan permintaan konsumen. Pada dasarnya kebutuhan dan keinginan konsumen selalu mengalami perubahan bahkan cenderung meningkat dari waktu ke waktu, maka perusahaan perlu mengadakan suatu riset pemasaran dalam usahanya untuk mengetahui produk apa yang sebenarnya dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen. Konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan banyak dipengaruhi oleh persepsinya terhadap price, product, promotion and place (marketing mix). Harga merupakan hal penting, karena setiap harga yang ditetapkan perusahaan akan mengakibatkan tingkat permintaan terhadap produk berbeda. Hubungan antara harga dengan keputusan pembelian yaitu harga mempengaruhi
keputusan konsumen dalam melakukan pembelian, semakin tinggi harga maka keputusan pembelian semakin rendah, sebaliknya jika harga rendah keputusan pembelian berubah semakin tinggi(Kotler dan Amstrong, 2005). Harga memiliki pengaruh yang besar terhadap konsumen untuk membeli. Setiap konsumen membutuhkan lebih banyak bentuk diskon atau potongan harga(Rajput, et.al. 2012). Selain harga, faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah promosi. Promosi merupakan suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkan. Dengan promosi perusahaan dapat mengkomunikasikan produk kepada konsumen. Promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran karena dengan promosi bisa membuat konsumen yang semula tidak tertarik terhadap suatu produk bisa berubah pikiran dan menjadi tertarik pada produk tersebut(Sugiyono, Endar 2004). Faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu kualitas produk.Persepsi konsumen terhadap kualitas produk akan membentuk preferensi dan sikap yang pada gilirannya akan mempengaruhi keputusan untuk membeli atau tidak. Menurut Kotler dan Armstrong (2001), produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Kualitas merupakan keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas
maupun tersamar (Brian,1993).Selain itu, kualitas merupakan suatu proses perbaikan yang terus menerus, yang dapat diukur baik secara individual, organisasi, dan tujuan kinerja nasional. Dalam pengambilan keputusan tentang barang dan jasa mana yang akan di konsumsi oleh konsumen, maka perilaku konsumen merupakan hal penting yang sangat menentukan, apalagi untuk perusahaan atau pemasar untuk mengetahui proses yang dilalui konsumen sebelum mengambil keputusan untuk membeli adalah salah satu kunci sukses barang yang akan dipasarkan. Ini bisa diartikan bagaimana pemasar berusaha untuk memasuki setiap fase dalam pengambilan keputusan membeli konsumen sehingga konsumen tertarik terhadap produk yang ditawarkan perusahaan.Pasar dapat dibedakan menjadi berbagai macam, yaitu pasar nyata, pasar abstrak, pasar modern, pasar trandisional, dan lain-lain. Ciri-ciri pasar modern, yaitu barang-barang sudah diberi label harga (barcode) untuk memudahkan pembeli, tidak ada tawar-menawar dan pelayanan dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.Contohnya hypermart, pasar swalayan atau mini market. Menurut Nielsen (2006), bisnis ritel modern dalam toko serba ada seperti Hypermart telah menjadi pilihan utama sebagai tempat berbelanja bagi konsumen di Indonesia. Konsumen lebih memilih toko serba ada karena adanya beberapa pertimbangan dan faktor, seperti keragaman barang yang tersedia, harga rendah, kemudahan dengan konsep berbelanja di satu tempat (one stop shopping), hingga kenyamanan.
Pertimbangan-pertimbangan
berkembangnya ritel saat ini.
inilah
yang
menjadi
alasan
Tabel 1.1Ritel Terbesar di Indonesia 1
PT. Matahari Putra
Sebuah perusahaan ritel di Indonesia yang
Prima Tbk
merupakan pemilik dari jaringan supermarket Hypermartdi lebih dari 50 kota di Indonesia.
2.PT PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk
Sebuah layanan belanjasatu atap yang membuat ramayana telah menjadi rantai ritel dominan di area sasaran.
3.
Carrefour
Sebuah kelompok
supermarket internasional,
berkantor pusat di Perancis. 4.
Hero Pasar Swalayan Merupakan
industri
ritelpasar
swalayan
(supermarket) terbesar di Indonesia. 5.
Indomaret
Merupakan
jaringan
minimarket
yang
menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200 m2. 6.
Hipermarket
Menambah panjang jaringan ritel matahari di seluruh Indonesia, menjadikannya salah satu perusahaan ritel terbesar di Asia Tenggara.
7.
Alfamidi
Merupakan jaringan ritel kelas mini market pertama yang masuk segmen frozen food seperti daging segar serta sayuran dan buah segar.
8.
Superindo
Merupakan jaringan ritel Internasional Delhaize Group, yang berpusat di Belgia.
9.
Alfamart
Perusahaan dagang aneka produk oleh Djoko Susanto sekeluarga.
10. Circle K Minimart
Convenience store dengan pertumbuhan yang cepat di Asia,dengan 3500 store di Indonesia khususnya kota besar.
Sumber:pustakaarief.blogspot/ritel-terbesar-di-indonesia (diakses tanggal 15 Juni 2016)
Hypermart merupakan salah satu peritel terbesar di Indonesia. Perusahaan ini mulai beroperasi sejak tahun 2004. Hipermarket besar ini dulunya diawali dengan berdirinya toko kecil bernama Mickey Mouse pada tahun 1958. Pada tahun 1972, Matahari berhasil menjadi pelopor konsep toko serba ada di Indonesia. Pada tahun 1991, Matahari melakukan ekspansi bisnis pertama yang ditandai dengan mengoperasikan supermarket Super Bazaar. Dari sini Super Bazaar berubah menjadi Matahari Supermarket pada tahun 2000. Pada tahun 2002, Matahari memisahkan bisnis inti menjadi bisnis independen demi kemajuan perusahaan dengan mengembangkan bisnis perusahaan baru seperti Matahari Supermarket. Matahari Supermarket yang membidik pasar menengah ke atas menawarkan konsep One Stop Shopping melalui 63 gerainya yang tersebar di pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan hingga Sulawesi. Sedangkan konsep Mega M adalah pionir konsep hypermarket pertama di Indonesia yang gerai pertamanya berdiri di Pluit dan dilanjutkan ke Lippo Karawaci, Kedung Badak Bogor, Surabaya hingga Batam. Di tahun 2003, Matahari yang telah menjadi salah satu pemimpin pasar supermarket di Indonesia memperkenalkan konsep baru yang didirikan dengan nama Market Place. Toko pertamanya didirikan di WTC Serpong lalu berlanjut ke Metropolis, Kelapa
Gading, Eka Lokasari Bogor hingga ke Pakuwon Surabaya. Ternyata kebutuhan konsumen Indonesia terhadap adanya supermarket semakin besar.Supermarket saja tidak cukup, sehingga perlu didirikan hipermarket. Maka pada tahun 2004 Hypermart berdiri dibawah bendera PT. Matahari Putra Prima Tbk yang hadir sebagai peritel paling bungsu yang mampu bersaing dengan peritel asing (wikiindonesia.org/wiki/Hypermart-Indonesia diakses 15 Juni 2016). Tabel 1.2Lokasi Hypermart di Indonesia Hypermart Cibubur Junction Hypermart Mall Pejaten Village Hypermart Jacc Thamrin Plaza Hypermart Gajah Mada Plaza Jakarta
Hypermart Kelapa Gading Trade Centre Hypermart Mall Puri Matahari Daan Mogot Hypermart Puri Indah Hypermart Mega Glodok Kemayoran Hypermart Depok Town Square Hypermart Supermall Karawaci Hypermart Cyberpark Karawaci
Tangerang
Hypermart Metropolis Town Square Hypermart Mall WTC Matahari Serpong
Hypermart Bellanova Country Mall Bekasi
Hypermart Plaza Pondok Gede, Bekasi Hypermart Grand Mall Bekasi
Hypermart Mall Lippo City Cikarang Banten
Hypermart Mayofield Cilegon Hypermart Mall of Serang Hypermart Bandung Indah Plaza
Bandung
Hypermart Metro Trade Centre Bandung Hypermart Miko Mall Bandung Hypermart Mall Panakukang Hypermart Mayofield Mall Hypermart Plaza Pekalongan Hypermart Solo Square Hypermart Solo Grand Mall Hypermart Mall Paragon Semarang Hypermart Java Mall Hypermart Supermall Pakuwon Indah Plaza
Jawa dan Bali
Hypermart Royal Plaza Surabaya Hypermart City Of Tomorrow Surabaya Hypermart East Coast Surabaya Hypermart Ciputra World Hypermart Malang Town Square Hypermart Plaza Madiun Hypermart Mall Bali Galeria Hypermart Mall Kediri Town Square
Sumatera
Hypermart Mall Grand Palladium
Hypermart Sun Plaza Hypermart Central Plaza Lampung Hypermart Palembang Indah Mall Hypermart Bengkulu Indah Mall Riau
Hypermart Binjai Supermall Hypermart Mall SKA Pekanbaru
Batam
Hypermart Mega Mall Batam Centre Hypermart Nagoya Hill Superblock Batam
Jambi
Hypermart WTC Batanghari, Jambi Hypermart Plaza Mulia Samarinda
Kalimantan
Hypermart Plaza Balikpapan Hypermart Duta Mall Banjarmasin Hypermart A. Yani Megamall Hypermart GTC Mall Makassar
Sulawesi
Hypermart Manado Town Square Hypermart MTC Manado
Sumber:wikiindonesia.org/wiki/Hypermart-Indonesia (diakses 15 Juni 2016)
Usaha bisnis Hypermart di sektor makanan pada awalnya bukanlah hal yang mudah. Saat pertama kali memulai bisnisnya, Hypermart mengalami banyak kerugian karena tidak memiliki pengalaman dan jam terbang dalam bidang penjualan makanan seperti daging dan buah-buahan segar. Agar tetap eksis, Hypermart mendatangkan para ahli bidang makanan segar untuk memberi konsultasi, membuat sistem dan menata bisnisnya. Selain di bidang makanan Hypermart juga menghadapi banyak saingan dari segi harga, kualitas, dan
promosi terhadap produk lainnya, seperti produk kebutuhan sehari-hari konsumen. Selain murah, produk yang berkualitas, promosi yang menarik juga sistem pelayanan yang baik dan ramah dapat menarik minat konsumen. Artinya, sekarang konsumen sudah mulai efisien dalam waktu dan rasional dalam pengambilan keputusan untuk membeli. Dengan motto Low Price and More.... yang artinya harga yang murah dan masih banyak lagi keuntungan lainnya, Hypermart mengharapkan jumlah konsumen yang lebih banyak lagi melakukan pembelian di Hypermart. Selain menyediakan kebutuhan sehari-hari sampai barang elektronika, Hypermart juga sering melakukan promosi-promosi yang menarik seperti diskon yang diberikan pada produk yang berkualitas, sehingga Hypermartmenjadi pilihan utama masyarakat Indonesia sebagai tempat berbelanja(Manurung, 2013). Berdasarkan data sensus penduduk tahun2015, Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 255 juta jiwa, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbanyak ke-4 di dunia (wikipedia.org/wiki/demografi-indonesia diakses 15 juni 2016). Sedangkan jumlah penduduk di Kota Batam berdasarkan data sensus penduduk tahun 2015 memiliki jumlah penduduk sebesar 1 juta jiwa (wikipedia.org/wiki/Kota-Batam diakses 15 juni 2016). Dengan banyaknya penduduk di Indonesia khususnya di Kota Batam, maka peluang untuk berkembangnya usaha bisnis Hypermart semakin besar. Pada tahun 2004, Hypemart mulai masuk di Kota Batam melalui konsep Mega M, yaitu pionir konsep hypermarket pertama di Indonesia. Cabang Pertamanya di buka dilokasi Nagoya Hill Superblock Batam dan selanjutnya Hypermart memperbesar
bisnisnya di Kota Batam dengan membuka cabang kedua di Mega Mall Batam. Sampai saat ini konsumen Hypermartdi Batam sudah semakin banyak. Berdasarkan
latar
belakang
diatas,
penulistertarikuntukmelakukanpenelitiandengan judul “Pengaruh Promosi dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian padaHypermart di Batam”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut : 1.
Apakah promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada Hypermart di Batam ?
2.
Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Hypermart diBatam ?
3.
Apakah terdapat pengaruh antara promosi dan kualitas produk secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Hypermartdi Batam?
1.3 Batasan Masalah Pembatasan
masalah
sangatlah
penting,
karena
untuk
menghindari
kesalahpahaman yang menyimpang dari judul. Oleh karena itu, untuk mendukung hasil yang baik, peneliti perlu membatasi masalah dalam penelitian ini, yaitu : 1.
Data penelitian ini merupakan penilaian dari konsumen di Hypermart Batam mengenai produk, harga dan promosi.
2.
Penelitian ini hanya membahas mengenai bauran pemasaran (Marketing Mix) yang meliputi :
a. Produk
: Produk yang ditawarkan, kondisi produk.
b. Promosi
: Tingkat harga yang ditawarkan, potongan harga,
periklanan danpersonal selling. 3.
Keputusan pembelian, yaitu konsumen melakukan pembelian atau tidak di Hypermart Batam.
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan batasan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian pada Hypermart di Batam.
2.
Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada Hypermart di Batam.
3.
Untuk mengetahui pengaruh bersama-sama bauran pemasaran dalam hal ini produk dan promosi terhadap keputusan pembelian pada Hypermartdi Batam.
1.5 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1.5.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang akademi khususnya bidang manajemen, serta sebagai salah satu masukan dalam strategi pemasaran yang baik. 1.5.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya: 1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas informasi serta wawasan pengetahuan peneliti khususnya dibidang manajemen untuk menganalisa pengaruh promosi dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna tentang penetapan harga, promosi dan kualitas yang diharapkan konsumen. 3. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan sebagai referensi atau bahan acuan bagi peneliti lain dalam hal menganalisa promosi dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar 2.1.1
Promosi Promosi merupakan teknik komunikasi yang secara pengunaannya atau
penyampaiannya dengan menggunakan media, seperti televisi, radio, papan nama dan lain-lain yang bertujuan untuk menarik minat konsumen terhadap hasil produksi suatu perusahaan. 2.1.1.1 Pengertian Promosi Menurut Stanton (1993), promosi adalah kegiatan memberikan informasi kepada konsumen, mempengaruhi dan menghimbau khalayak ramai. Menurut Saladin (2003), promosi adalah salah satu unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang di dayagunakan untuk memberitahukan, mengingatkan, dan membujuk konsumen tentang produk perusahaan.
Menurut Swastha (1991), promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
Menurut Zimmerer (2002), promosi adalah segala macam bentuk komunikasi persuasi yang dirancang untuk menginformasikan pelanggan tentang produk atau jasa dan untuk memengaruhi
mereka agar membeli barang atau jasa tersebut yang mencakup publisitas, penjualan perorangan dan periklanan. Menurut Boyd (2000), promosi diartikan sebagai upaya membujuk orang untuk menerima produk, konsep dan gagasan. Menurut Boone dan Kurtz (2002), promosi adalah proses menginformasikan,
membujuk
dan
mempengaruhi
suatu
keputusan pembelian. Menurut Suryana (2001), promosi adalah cara mengkomunikasikan barang dan jasa yang di tawarkan supaya konsumen mengenal dan membeli. Menurut Kusmono (2001), definisi promosi adalah usaha yang dilakukan
pasar
untuk
mempengaruhi
pihak
lain
agar
berpartisipasi dalam kegiatan pertukaran. Menurut
Madura
(2001),
promosi
adalah
tindakan
menginformasikan atau mengingatkan tentang spesifikasi produk atau merek. 2.1.1.2 Jenis-jenis Promosi Promosi dapat dibagi menjadi :
Potongan Harga Harga suatu produk sangat mempengaruhi keputusan pembelian, sehingga penetapan harga harus tepat. Dari sudut pandang
konsumen, harga sering kali digunakan sebagai indikator nilai dimana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang didapatkan dari suatu barang atau jasa. Menurut Asri (1986), harga adalah suatu nilai tukar untuk manfaat yang ditimbulkan oleh barang atau jasa tertentu bagi seseorang. Sedangkan menurut Swastha (2010), harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan suatu produk atau jasa dengan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Diskon adalah potongan harga yang diberikan oleh penjual kepada pembeli sebagai penghargaan atas aktifitas tertentu dari pembeli yang menyenangkan bagi pembeli. Menurut Jerome (1996), potongan harga adalah pengurangan dari harga tercatat yang diajukan penjual kepada pembeli, yang apakah tidak melakukan fungsi pemasaran tertentu atau melakukan sendiri fungsi itu. Periklanan Menurut Kotler (2002), periklanan didefinisikan sebagai bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara nonpersonal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2005) mengatakan bahwa iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang
untuk melakukan pembelian. Menurut Wells (1992),periklanan adalah komunikasi non-personal yang dibayar oleh pihak sponsor yang menggunakan media massa untuk membujuk dan mempengaruhi audience. Personal Selling Menurut Fandy Tjiptono (2008), personal selling adalah komunikasi langsung antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba membelinya. Sedangkan menurut Philip Kotler (1993), personal selling adalah potensi lisan dalam pembicaraan dengan salah satu atau lebih calon pembeli untuk tujuan melakukan penjualan. Menurut Spiro and Weitz (1990), personal selling adalah salah satu sarana komunikasi yang membawa pesan sesuai dengan kebutuhan dan keyakinan spesifik dari setiap konsumen. Sales Promotion Menurut Converse (1989), promosi penjualan adalah suatu istilah yang
dipakai
untuk
menyatakan
aktivitas-aktivitas
yang
melengkapi baik penjualan perorangan maupun advertising dan membuatnya efektif. Sedangkan menurut Philip Kotler (1987), definisi
promosi
penjualan
merupakan
kegiatan-kegiatan
pemasaran selain penjualan oleh perorangan, advertensi dan
publisitas yang mendorong konsumen untuk membeli dan mendorong keberhasilan penjualan. Menurut Nickles(1998), promosi
penjualan
didefinisikan
sebagaikegiatan-kegiatan
pemasaran selain penjualan perseorangan, periklanan dan publisitas, yang mendorong efektifitas pembelian konsumen dari pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, pameran, demonstasi dan sebagainya. Publicity Menurut Lesly (1992), publisitas adalah penyebaran pesan yang direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan lewat media tertentu
untuk
kepentingan tertentu dari organisasi
dan
perorangan tanpa pembayaran tertentu pada media. Sedangkan menurut Swastha (1999), publisitas adalah sejumlah informasi tentang sasaran, barang, atau organisasi yang disebarluaskan kemasyarakat melalui media tanpa dipungut biaya atau tanpa pengawas dari sponsor. Menurut Herbert M. Baus, publisitas yaitu sebagai pesan yang direncanakan, dieksekusi, dan didistribusikan
melalui
media
tertentu
untuk
memenuhi
kepentingan publiknya tanpa membayar pada media. 2.1.1.3 Indikator Promosi Promosi diukur dengan indikator sebagai berikut :
Iklan dimedia, seperti kuantitas penayangan iklan di media promosi.
Iklan melalui poster, brosur.
Adanya promosi penjualan, misalnya pemberian hadiah, bonus dan kupon.
2.1.2 Kualitas produk 2.1.2.1 Pengertian Kualitas Produk Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang menyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk apa produk itu diproduksi. Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan atau fungsinya termasuk di dalamnya daya tahan, ketergantungan pada produk, kenyamanan, dan wujud luar. Pengertian kualitas produk menurut beberapa ahli : Menurut Kotler (2005), kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Menurut Lupiyoadi (2001), menyatakan bahwa konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. Menurut Kotler dan Amstrong (2001),menyatakan bahwa segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Menurut Kadir (2001), menyatakan bahwa kualitas adalah suatu tujuan yang sulit dipahami (elusive goal), sebab harapan dari konsumen akan selalu berubah. 2.1.2.2 Indikator Kualitas Produk Indikator yang mencirikan kualitas produk, yaitu : Produk tidak mudah rusak dan memiliki umur ekonomis yang lama. Produk memenuhi standard sistem keamanan pangan. Produk memenuhi standard layak uji dalam pemakaian. Penampilan produk yang menarik. 2.2 Penelitian Terdahulu Dibawah ini adalah ringkasan dari hasil penelitian terdahulu : 1.
Ernest W. Wurara (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Influensi Keputusan Pembelian Harian Komentar Berdasarkan Kualitas Produk. Dengan hasil penelitian sebagian responden menilai kualitas produk memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian Harian Pagi Komentar dengan variabel-variabel kualitas produk yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian secara parsial yaitu performance,reliability, serviceability, estetika, kualitas yang dipersepsikan.
2.
Peneliti lain, Lia Natalia (2009), dengan judul Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Konsumen Untuk Berbelanja Pada Giant Hypermart Bekasi. Dengan hasil penelitian variabel lokasi, kelengkapan produk,
kualitas produk, harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi berpengaruh terhadap minat konsumen untuk berbelanja. 3.
Peneliti lain, Yuniarti Herwinarni (2008), dengan judul penelitian Pengaruh Harga, Pelayanan dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merk Beijing diwilayah Kota Tegal. Dengan hasil penelitian variabel harga, pelayanan dan promosi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen.
4.
Peneliti lain, Praba Sulistyawati (2009), dengan judul penelitian Analisis Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer di Kota Semarang. Dengan hasil penelitian, citra merek dan kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
5.
Peneliti lainnya Herry Widagdo, dengan judul penelitian Analisis Pengaruh Kualitas Layanan dan Promosi Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Komputer pada PT. XYZ Palembang. Dengan hasil penelitian, variabel kualitas layanan dan promosi berpengaruh secara simultan terhadap keputusan konsumen membeli komputer.
6.
Peneliti lainnya Ety Dwisusanti (2006), dengan judul penelitian Analisis Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Keputusan Pelanggan Tetap Menginap di Hotel Garden Palace Surabaya. Dengan hasil penelitian harga, fasilitas, dan pelayanan mempunyai hubungan yang nyata dengan keputusan konsumen tetap untuk menginap di hotel garden palace.
7.
Peneliti lainnya Muryani (2001), dengan judul penelitian Analisis Faktorfaktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pembelian Air
Minum Mineral di Kotamadya Surabaya. Dengan hasil penelitian faktor pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan promosi berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam pembelian.
2.3 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran menggambarkan hubungan dari variabel independen, dalam hal ini adalah promosi (X1) dan kualitas produk (X2) terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y) yang dilakukan oleh konsumen di Hypermart Batam. Berdasarkan uraian diatas, maka dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :
Promosi (X1)
KualitasProduk (X2)
KeputusanPembelian (Y)
Uji Validitas &Uji Reliabilitas Uji Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda Uji T
Uji F Kesimpulan dan Saran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
2.4 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji, dan sering digunakan sebagai dasar keputusan atau pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut. Untuk dapat diuji, suatu hipotesis haruslah dinyatakan secara kuantitatif. Pengujian hipotesis statistik ialah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat, yaitu keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang diuji. Variabel : X1 = Promosi X2 = Kualitas Produk Y = Keputusan Pembelian Hipotesis 1
Apakah
promosi
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan pembelian pada Hypermart di Batam ?
H1
= Ada pengaruh yang signifikan antara promosi terhadap
keputusan pembelian konsumen pada Hypermart di Batam.
H1
= Tidak ada pengaruh yang signifikan antara promosi terhadap
keputusan pembelian konsumen pada Hypermart di Batam.
Hipotesis 2
Apakah kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian pada Hypermartdi Batam ?
H2
= Ada pengaruh yang signifikan antara kualitas produk terhadap
keputusan pembelian konsumen pada Hypermart di Batam.
H2
= Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kualitas produk
terhadap keputusan pembelian konsumen pada Hypermart di Batam. Hipotesis 3
Apakah terdapat pengaruh antara promosi dan kualitas
produk secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian konsumen pada Hypermart di Batam ?
H3
= Ada pengaruh yang signifikan antara promosi dan kualitas
produk secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian konsumen pada Hypermart di Batam.
H3
= Tidak ada pengaruh yang signifikan antara promosi dan kualitas
produk secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian konsumen pada Hypermart di Batam.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan metode penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif ini, banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya, demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian ini dilengkapi dengan tabel (Arikunto, 2006). Tujuan penelitian ini adalah penelitian terapan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis (Sugiyono,1999). Metode yang digunakan adalah metode survei yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis (Sugiyono, 1999). Tingkat eksplanasi penelitian ini adalah penelitian asosiatif atau hubungan yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 1999). Cross sectional adalah dimensi waktu penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel (Jogiyanto, 2004). Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 01 Juni 2016 sampai dengan 31 July 2016 dengan unit of analysis adalah
individual (para konsumen Hypermart di Batam). Tempat penelitian yaitu Hypermart Nagoya Hill Batam dan Hypermart Megamall Batam. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Bulan No
Kegiatan
Juni 1
1
Penelitian Pendahuluan
2
Penulisan Isi Penelitian
3
Pengumpulan Data
4
2
3
Juli 4
1
2
3
4
Pengolahan dan Analisis Data
Jenis data dan analisis pada penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan/scoring (Sugiyono, 1999). Skala penggukuran yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel independen dalam penelitian ini adalah skala likert jenjang lima. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu, apakah data tersebut dapat dipertanggung-jawabkan atau tidak dan untuk mengetahui hasil pengukurannya dapat dipercaya atau tidak. Selanjutnya
data
akan
dianalisis
untuk
menguji
hipotesis
dengan
menggunakan metode analisis regresi berganda, sehingga dapat diketahui apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima atau apakah penemuan
itu sesuai dengan hipotesis yang diajukan atau tidak. Langkah terakhir adalah jawaban terhadap rumusan masalah yang dituangkan dalam kesimpulan. 3.2 Populasi Dan Sampel 3.2.1
Populasi Populasi adalah jumlah dari keseluruhan kelompok obyek yang
karakteristiknya hendak diuji (Djarwanto dan Pangestu, 1996). Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2007). Dalam penelitian ini yang dimaksud populasi adalah semua pelanggan Hypermart di Batam dan jumlahnya tidak diketahui secara pasti, maka digunakan teknik penentuan sampel untuk populasi tidak terhingga (Widiyanto, 2008). 3.2.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan dari populasi (Djarwanto dan Pangestu, 1996). Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiono,2007). Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara accidental sampling yang merupakan bagian dari teknik non-probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2008). Penarikan sampel yang digunakan adalah menggunakan teknik convenience sampling. Pada teknik ini, peneliti hanya sekedar menghentikan seseorang yang sedang berada di area Hypermart Nagoya Hill Batam dan Hypermart Megamall Batam lalu meminta izin orang tersebut untuk menjadi responden peneliti (Ferdinand, 2006). Sedangkan cara pengambilan data adalah dengan memberikan kuesioner kepada responden pada saat dilaksanakan penelitian, berada pada lokasi penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah semua pelanggan Hypermart di Batam dan jumlahnya tidak diketahui secara pasti, maka digunakan teknik penentuan sampel untuk populasi tidak terhingga sebagai berikut (Widiyanto, 2008): n=
Z² 4(moe)²
Keterangan: n = jumlah sampel Z = tingkat keyakinan moe = Margin of Error Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% atau Z = 1,96 dan tingkat kesalahan maksimal sampel yang masih bisa ditoleransi atau moe sebesar 10%, maka jumlah sampel dapat ditentukan sebagai berikut: n=
1,96²
4(0,1)² n = 3,8416 0,04 n = 96,04 Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh jumlah sampel yang baik dari populasi minimal sebesar 96,04 orang. Namun untuk mempermudah perhitungan dan karena adanya unsur pembulatan, maka jumlah sampel yang digunakan adalah berjumlah 100 responden. Karena di Batam Hypermart terdapat di dua lokasi, maka pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner dilakukan dengan proporsi 50% : 50%. 3.3 Data Penelitian 3.3.1 Jenis dan Sumber Data Sumber data adalah segala keterangan atau informasi mengenai hal yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, tempat dimana data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah menggunakan data primer. Yang dimaksud sumber data primer dalam penelitian ini adalah responden. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tanggapan responden yang diperoleh dari hasil kuesioner tentang promosi, kualitas produk dan keputusan pembelian yang disebar kepada sampel yang telah ditentukan sebelumnya yaitu konsumen Hypermart di Batam.
Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu:
Data Kualitatif Data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar seperti literature, serta teori-teori yang berkaitan dengan penelitian penulis. Data Kuantitatif Data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang dibuat menjadi angka (scoring). Ada dua jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: Data Primer Data primer merupakan data yang diambil langsung dari sumber pertama yang dikumpulkan secara khusus melalui wawancara, hasil pengisian kuesioner, serta observasi yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti (Umar, 2000). Data Sekunder Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain (Umar, 2000). Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari informasi-informasi atau hasil penelitian yang disediakan oleh unit atau lembaga-lembaga yang ada, buku referensi, media massa, internet, dan lainnya yang menunjang dengan masalah yang diteliti. Selanjutnya dilakukan proses analisa terhadap data yang telah dikumpulkan sehingga data yang ada akan saling melengkapi. 3.3.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu :
Kuesioner Kuesioner dapat diartikan sebagai metode pengumpulan data yang berisi serangkaian pertanyaan tertulis yang telah disusun secara sistematik kepada responden untuk diisi (Sugiyono, 2008). Kuesioner dibuat dengan menggunakan pertanyaan terbuka, yaitu terdiri dari pertanyaan-pertanyaan untuk menjelaskan identitas responden dan pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang meminta responden untuk memilih salah satu jawaban yang tersedia dari setiap pertanyaan. Dalam penelitian ini, responden diminta untuk menjawab pertanyaan dalam bentuk skala untuk mengukur sikap responden terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner. Likert Scala 1-5 digunakan dalam penelitian ini yang terbagi menjadi : 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 2 = Tidak Setuju (TS) 3 = Ragu-ragu/Netral (N) 4 = Setuju (S) 5 = Sangat Setuju (SS) Penyebaran kuesioner dalam penelitian ini membutuhkan waktu kurang lebih 1 bulan, dilakukan antara bulan Juni 2016 hingga July 2016 pada Hypermart Nagoya Hill Batam dan Hypermart Mega Mall Batam. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang bersifat non verbal, dimana digunakan indra visual, pendengaran, rabaan dan penciuman. Observasi dalam penelitian ini, peneliti mengamati, memahami, mencatat sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan di Hypermart Batam dengan mengadakan tinjauan langsung dilapangan. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan membaca literatur, referensi, dokumen-dokumen maupun sumber tertulis lain yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun nara sumber atau sumber data. Dalam metode wawancara ini, peneliti mengajukan pertanyaan terhadap orang-orang yang dianggap tahu tentang hal yang diteliti. 3.4 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2008), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel utama, yaitu : 1. Variabel Bebas (X) Variabel bebas sering disebut dengan istilah variabel Independen (Independent Variable). Menurut Sugiyono (1999), variabel bebas adalah
variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (variabel dependen). Dalam penelitian ini ada 2 variabel bebas yang diteliti pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen pada Hypermart di Batam, yaitu promosi (X1) dan kualitas produk (X2). 2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat sering disebut dengan istilah variabel dependen (Dependent Variable). Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel independen (Sugiyono, 1999). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian konsumen untuk membeli barang di Hypermart Batam. 3.5 Metode Analisis Data Pada penelitian ini penulis menganalisa data menggunakan metode kuantitatif. Analisis data kuantitatif adalah bentuk analisa yang menggunakan angka-angka dan perhitungan dengan metode statistik untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian yang telah diajukan sebelumnya. Dengan alat bantu SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 21. Sedangkan model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel terikat dengan variabel bebas, dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen
berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2006). Tahaptahap yang dilakukan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut : a. Uji Validitas Menurut Priyatno (2010), “validitas adalah teknik untuk mengukur sejauh mana ketepatan dan kecermatan terhadap apa yang akan di ukur”. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatukuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesionermampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali 2013).Uji validitas ini akan dilakukan dengan penggunaan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 21. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item pada kuesioner sudah sah atau layak dalam mengukur apa yang ingin diukur (Ghozali, 2006). Teknik yang digunakan untuk uji validitas adalah teknik Corrected Item – Total Correlation, dengan kriteria penilaian uji validitas sebagai berikut (Ghozali, 2009) : 1.
Apabila nilai korelasi rhitung lebih besar dari 0,196 maka pertanyaan yang dibuat dikategorikan valid.
2.
Apabila nilai korelasi rhitung lebih kecil dari 0,196 maka pertanyaan yang dibuat dikategorikan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas Menurut
Priyatno
(2010),
uji
reliabilitas
digunakan
untuk
mengetahui sejauh mana konsistensi alat ukur tersebut, apakah alat
pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakanindikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jikajawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu (Ghozali, 2013).Uji reliabilitas ini akan dilakukan dengan penggunaan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 21.Nilai reliabilitas variabel dapat menggunakan metode Cronbach’s Alpha. c. Uji Asumsi Klasik Sebuah model regresi bisa dipergunakan untuk melakukan prediksi jika terlebih dahulu menguji sejumlah asumsi, yang disebut uji asumsi klasik (Santoso, 2010). Berikut ini beberapa uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013). Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histrogram dari residualnya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini yaitu :
i. Uji Kolmogrov Smirnov, pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan dalam uji ini adalah : Jika nilai signifikasi <0.05 maka distribusi data tidak
o
normal Jika nilai signifikasi > 0.05 maka distribusi data normal
o
ii. Histrogam adalah pengujian dengan menggunakan ketentuan bahwa data normal berupa bentuk lonceng (Bell shaped). Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Data
yang
dikatakan
normal
apabila
kurva
berbentuk
kemiringan yang cenderung imbang, baik disisi kanan maupun sisi kiri. iii. Grafik Normality Probability Plot, ketentuan yang digunakan adalah : o Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. o Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Uji Multikolonieritas Menurut Ghozali (2013),uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi kolerasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Ada tidaknya multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), kedua ukur ini menunjukkan setiap variabel
independen
independen lainnya.
manakah
yang
dijelaskan
Tolerance mengukur
oleh
variabel
variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance> 0.10 atau sama dengan dengan nilai VIF < 10.
Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2013),uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengujian dengan Scatter Plot. Menurut Ghozali (2013), dasar analisis adalah sebagai berikut :
o Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,melebar kemudian meyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. o Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah
angka
0
pada
sumbu
Y,
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas. d. Analisis Regresi Berganda Analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi berganda. Dimana dalam penelitian ini terdapat 2 variabel independen, yaitu promosi dankualitas produk serta 1 variabel dependen, yaitu keputusan pembelian yang mempunyai hubungan saling mempengaruhi antara ketiga variabel tersebut. Analisis regresi berganda ini dengan menggunakan SPSS, dengan persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut : Y= a+b1X1+b2X2 Keterangan : Y : Keputusan pembelian a : Konstanta b1 : Koefisiensi regresi Promosi b2 : Koefisiensi regresi Kualitas produk X1 : Variabel independen (Promosi) X2 : Variabel independen (Kualitas Produk) 3.6 Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) menurut Ghozali (2013), pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤R2≤1). Apabila R2 = 0 maka menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R2 semakin besar mendekati
1,
menunjukkan
semakin
kuatnya
pengaruh
variabel
independen terhadap variabel dependen, dan apabila R2 semakin kecil mendekati 0, maka semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. b. Uji Signifikan Parsial (Uji-T) Menurut Ghozali (2013), uji statistik T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Uji T
digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, sehingga akan diketahui dimensi promosi dan kualitas produk Hypermart yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian konsumen.
Uji T ini dilakukan denganmelihatsignifikansi dengan kriteria sebagai berikut :
Jikatingkatsignifikansi> 0.05 makaHoditerima
Jikatingkatsignifikansi< 0.05 maka Ha diterima
c. Uji Simultan (Uji-F) Menurut Ghozali (2013), uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat). Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat (Y). Uji F ini dilakukan denganmelihatsignifikansi dengan kriteria sebagai berikut :
Jikatingkatsignifikansi> 0.05 makaHoditerima
Jikatingkatsignifikansi< 0.05 maka Ha diterima