PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN, HARGA DAN TEMPAT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK AQUA DI TOKO HAPPY MAITRI
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Oleh:
WALTON GLORY
PROGRAM STUDI AKUNTANSI AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM 2016
1
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kemajuan perekonomian di abad 21 ini telah banyak membawa perubahan terhadap bisnis yang dilakukan oleh masyarakat. Sejalan dengan itu, muncul banyak perusahaan dagang yang bergerak di bidang perdagangan eceran yang berbentuk warung, toko, minimarket, supermarket, grossmarket dan lain sebagainya. Untuk memenangkan persaingan mereka, banyak pelaku bisnis mencari peluang bisnis yang ada serta menetapkan strategi pemasaran yang tepat. Pada umumnya pelaku bisnis berusaha untuk menguasai kegiatan tersebut dengan cara menguasai
pangsa
pasar
yang
dijalankan.
Tujuannya
untuk
mempertahankan kegiatan usaha yang dijalankan dan juga untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin. Syarat yang paling utama adalah mempertahankan pelanggan lama dan mencari pelanggan yang baru. Hal tersebut dilakukan untuk memperlancar pemasaran produk yang diinginkan oleh konsumen. Dimana kegiatan tersebut sangat tergantung pada perusahaan dagang yang memberikan kualitas produk, kualitas pelayanan, harga yang bersaing dan tempat yang strategis terhadap konsumen dalam membeli produk tersebut.
3
pasar yang dihadapi. Strategi pasar tersebut seperti kualitas produk, kualitas pelayanan, harga dan tempat. Kualitas itu harus menarik dan memiliki mutu yang baik. Harga harus bisa bersaing dan terjangkau oleh konsumen, pelayanan harus efisien dan tepat serta berada di lokasi yang strategis. Widiana (2010:37) “Definisi dari produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.” Yang diinginkan oleh masyarakat sebagai konsumen adalah bagaimana mendapatkan suatu produk yang diinginkan dengan mudah dan tidak sulit. Pertimbangan ini didasarkan dengan kenyamanan pelayanan, ketersediaan barang dagangan, harga jual yang ditawarkan, serta pelayanan yang diberikan oleh perusahaan tersebut. Secara teoritis keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen terhadap barang yang ditawarkan oleh konsumen sangat dipengaruhi oleh kualitas, harga dan pelayanan. Untuk itu perusahaan harus tanggap terhadap apa yang dilakukan oleh usaha yang dijalankannya, karena konsumen itu ada raja yang harus dilayani. Untuk melakukan keputusan final oleh konsumen di tentukan oleh pertimbangan-pertimbangan yang mempermudah dan menguntungkan konsumen. Pelayanan yang ramah tamah menjadi faktor kembalinya konsumen karena ada mindset pelayanan yang memuaskan di tempat mereka belanja. Dari segi kualitas produk yang dijual harus dapat
4
diterima dan jangan sampai ada kemasan yang rusak. Produk itu harus selalu bersaing dengan produk yang ada dipasaran. Produk Aqua oleh PT Aqua Golden Mississippi Tbk yang berdiri pada tahun 1973 . Kategori produk yang diproduksi adalah air minum dalam kemasan. Kemudian pada tahun 2003 perusahaan tersebut melakukan ekspansi ke Pulau Batam. Dengan sistem produksi yang terintegrasi, perusahaan Aqua mengedepankan kualitas yang dipadu dengan modernisasi dan sumber daya manusia yang profesional. PT Aqua Golden Mississippi Tbk bersinergis dalam memproduksi air minum dalam kemasan. Sistem terintegrasi tersebut melalui proses pengolahan air berkualitas yang melalui tahap hydrohygenic sistem. Produk Aqua pada tahun 2007 diberi kepercayaan untuk menjadi official drinking water pada turnamen golf motorolla internasional di Pulau Bintan dan pada tahun 2010 menjadi sponsor festival film Indonesia di Pulau Batam. Produk yang diproduksi oleh PT Aqua Golden Mississippi Tbk antara lain air mineral Aqua gelas 240 ml, Aqua 330 ml, Aqua botol 600 ml, Aqua botol 1500 ml dan Aqua galon 19 liter. Meskipun dipasaran Batam saat ini ada pesaing-pesaing seperti Sanford, Mindy, Forest, Aviga, Astar dan lain sebagainya. Produk Aqua sudah dapat diterima luas oleh masyarakat di Pulau Batam ini. Meskipun bukan sebagai market leader. Aqua memiliki komitmen untuk menjadi yang terbaik dan terbesar dalam menyediakan air bersih
5
terhadap kebutuhan keluarga. Karena air mineral merupakan kebutuhan utama untuk kelangsungan hidup. Aqua memiliki slogan Anda Adalah Apa Yang Anda Minum. Toko merupakan salah satu tempat dimana konsumen langsung membeli suatu produk yang dapat di konsumsi langsung oleh konsumen. Toko Happy Maitri ,Sungai Panas. Tepatnya di Maha Vihara Duta Maitreya Sungai Panas. Dilihat dari lokasi, keberadaan Toko Happy Maitri sangat strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat luas. Lokasi Toko Happy Maitri berada di keramaian penduduk yang bermukiman di sekitar Sungai Panas. Toko Happy Maitri dikenal dengan toko yang menjual barang dengan harga yang bersaing serta terjangkau. Toko ini memiliki karyawan dengan pelayanan yang memuaskan. TABEL 1.1 Penjualan Aqua Gelas Toko Happy Maitri Bulan
Aqua Gelas
Varian
Maret 2016
200
April 2016
65
-135
mei 2016
134
+69
juni 2016
146
+12
Juli 2016
215
+69
agustus 2016
179
-36
Sumber: PT Aqua Golden Mississippi (2016)
Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat penjualan Aqua gelas yang dilakukan oleh Toko Happy Maitri yaitu pada penjualan bulan Januari 2012 adalah sebesar 200, kemudian terjadi penurunan penjualan dibulan April 2016 sebesar 65 yang menyebabkan ada varian sebesar 135. Pada bulan Mei 2016 terjadi peningkatan penjualan sebesar 134
6
yang mempunyai varian +69. Pada bulan Juni terjadi lagi peingkatan penjualan sebesar 146 yang mempunyai varian +12. Pada bulan Juli terjadi peningkatan penjualan menjadi 215 yang menyebabkan varian +69 dan pada periode Agustus terjadi penurunan penjualan sedikit menjadi 179 yang menyebabkan varian -36. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan mengadakan penelitian terhadap konsumen Toko Happy Maitri yang berusaha untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian air minum dalam kemasan Aqua. Oleh karena itu ,diambil judul:
“Pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan,
harga dan tempat terhadap keputusan pembelian produk Aqua di Toko Happy Maitri”.
1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang yang diperoleh ,maka penelitian ini difokuskan pada permasalahan yang akan dirumuskan seperti berikut: 1. Apakah kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Aqua di Toko Happy Maitri? 2. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Aqua di Toko Happy Maitri? 3. Apakah
harga
berpengaruh
signifikan
pembelian Aqua di Toko Happy Maitri?
terhadap
keputusan
7
4. Apakah tempat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Aqua di Toko Happy Maitri? 5. Apakah kualitas produk, kualitas pelayanan, harga dan tempat berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian Aqua di Toko Happy Maitri?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang dilakukan yaitu: 1. Untuk mengetahui kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Aqua di Toko Happy Maitri. 2. Untuk mengetahui kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Aqua di Toko Happy Maitri. 3. Untuk mengetahui harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Aqua di Toko Happy Maitri. 4. Untuk mengetahui tempat berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Aqua di Toko Happy Maitri. 5. Untuk mengetahui kualitas produk, kualitas pelayanan, harga dan tempat secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Aqua di Toko Happy Maitri.
8
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk membuktikan teori yang ada mengenai sifat konsumen untuk membuat keputusan membeli produk Aqua. 1.4.2 Kegunaan Praktis Sebagai bahan pertimbangan air minum dalam kemasan Sanford untuk mengambil keputusan mengenai produk. Untuk lebih mengetahui tingkat volume penjualan di Toko Happy Maitri dan juga untuk mengetahui faktor yang paling mempengaruhi
konsumen
untuk
membuat
keputusan
pembelian Aqua.
1.5 Pembatasan Masalah Untuk menghindari tidak terarahnya penelitian ini, akan dibatasi beberapa batasan agar penelitian tidak terlalu meluas. Beberapa batasan tersebut antara lain: 1. Penelitian ini diambil sampel dan diteliti di Toko Happy Maitri. 2. Penelitian ini hanya dilakukan pada konsumen yang menggunakan Produk Aqua Gelas. 3. Faktor yang dilihat Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Harga dan Tempat.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Pendahulu Beberapa peneliti terdahulu telah dilakukan sehubungan dengan pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan, harga dan tempat terhadap keputusan pembelian konsumen seperti pada penelitian Yuliani (2005), Lembang (2010), Akbar (2009), dan Iswayanti (2010). Dari penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2005) menununjukkan bahwa lokasi, harga dan pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian suatu produk oleh konsumen. Dipihak lain, Lembang (2010) juga menyatakan bahwa kualitas produk, harga, promosi, cuaca juga ikut berpengaruh terhadap keputusan pembelian suatu produk. Akbar (2009) juga menyatakan kualitas pelayanan, harga dan lokasi juga ikut berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, dan yang terakhir Iswayanti (2010) dalam penelitiannya dengan judul Analisis pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan, harga dan tempat terhadap keputusan pembelian (studi pada rumah makan “Soto Angkring Mas Boed” di Semarang) juga menyatakan pengaruh yang signifikan terhadap variabel kualitas produk, kualitas pelayanan, harga, dan tempat terhadap keputusan pembelian suatu produk.
10
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No
Penelitian
Judul Penelitian
1
Yuliani
Pengaruh
X1: Lokasi
Regresi
X1Y = +/sig
(2005)
keputusan
X2: Harga
Linear
X2Y = +/sig
berbelanja
Variabel
X3: Pelayanan
Metode
Berganda
Hasil
X3Y = +/sig
konsumen di ABC swalayan Purbalingga.
2
Analisis
X1: kualitas
(2010)
pengaruh
produk
X2Y = +/sig
kualitas produk,
X2: harga
X3Y = +/sig
X3: promosi
X4Y = +/sig
harga promosi dan cuaca
Regresi
X1Y = +/sig
Lembang
X4: cuaca
terhadap keputusan pembelian teh siap minum dalam kemasan merek teh botol sosro. 3
Akbar
Analisis
X1: kualitas
Regresi
X1Y = +/sig
(2009)
pengaruh
pelayanan
Lineer
X2Y = +/sig
kualitas
X2: harga
Berganda
pelayanan,
X3: lokasi
X3Y = +/sig
11
harga dan lokasi terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha.
4
Iswayanti
Analisis
X1:
(2010)
pengaruh
produk
kualitas produk,
X2:
kualitas
pelayanan
pelayanan , harga dan tempat
kualitas
Regresi
X1Y = +/sig X2Y = +/sig
kualitas
X3Y = +/sig X4Y = +/sig
X3: harga X4: tempat
terhadap keputusan pembelian (studi pada rumah makan “Soto Angkring Mas Boed” di Semarang).
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 Perbedaan peneliti pendahulu dengan
penelitian yang akan
dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan empat variabel antara lain: kualitas produk, kualitas pelayanan, harga dan tempat terhadap keputusan pembelian produk Aqua.
12
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Tentang Kualitas Produk Konsumen akan merasa puas apabila membeli produk yang berkualitas. Perusahaan yang pintar dapat menjanjikan apa yang dapat mereka berikan kepada konsumen. Konsumen akan memberitahu kepada calon konsumen yang lain jika mereka merasa puas dengan kualitas produk yang mereka gunakan. Persaingan kualitas produk belakangan ini memaksa para marketer untuk memberikan suatu hal yang lebih dari sebelumnya. Tujuannya untuk memberi daya tarik yang lebih baik dari pada pesaingnya. Perlu diketahui, kualitas yang bagus dan mutu yang tinggi tidak akan diragukan oleh konsumen yang menggunakan produk tersebut. Menurut
Garvin
(dalam
Widiana,
2010)
telah
mengungkapkan adanya delapan dimensi kualitas produk yang dimainkan oleh pemasar. Delapan dimensi itu antara lain: 1. Dimensi performance atau kinerja produk. 2. Dimensi reliability atau keterandalan produk. 3. Dimensi feature atau fitur produk. 4. Dimensi durability atau daya tahan. 5. Dimensi conformance atau kesesuaian. 6. Dimensi serviceability atau kemampuan diperbaiki. 7. Dimensi aesthetic atau keindahan tampilan produk.
13
8. Dimensi perceived quality atau kualitas yang dirasakan. Menurut (Kotler & Armstrong, 2001) produk adalah segala sesuatu
yang dapat ditawarkan kepasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau di konsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan. Menurut (Assauri,2002) faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu, kualitas, penampilan (features), pilihan yang ada (option), gaya (style), merk (brand names), pengemasan (packaging), ukuran (size), jenis (product line), macam (product items), jaminan (quarranties), dan pelayanan (service).
2.2.2 Teori Tentang Kualitas pelayanan Parasuraman et al., (1990) dalam Jurnal Kualitas pelayanan publik di bandara internasional Sultan Hasanuddin
14
Makassar
telah mengembangkan suatu alat ukur kualitas
layanan yang disebut SERVQUAL (Service Quality), yang dapat digunakan untuk mengukur persepsi pelanggan atas kualitas layanan. Kualitas layanan meliputi: 1. Tangibles,
meliputi
fasilitas
fisik,
perlengkapan,
personilnya dan sarana komunikasi. 2. Reliability (kehandalan), kemampuan untuk menghasilkan kinerja pelayanan yang dijanjikan secara akurat dan pasti. 3. Responsiveness
(keikutsertaan),
kemampuan
para
karyawan untuk membantu pelanggan dan memberikan layangan dengan tanggap. 4. Assurance, yaitu kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf, bebas dari bahaya, resiko dan keragu-raguan. 5. Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan pelanggan. Menurut Sutisna (1992:194) secara garis besar peran pelayanan terdiri dari: 1. Menciptakan perhatian calon pembeli. 2. Menggugah minat calon pembeli. 3. Menanamkan keyakinan calon pembeli.
15
4. Memperlakukan calon pembeli adalah raja yang harus dihormati, dilayani dan dipuaskan. Menurut Stanton(1996:165) alasan seseorang berbelanja di pasar swalayan adalah: 1. Kenyaman lokasi. 2. Kecepatan pelayanan. 3. Kemudahan dalam mencari barang. 4. Kondisi toko yang tidak hiruk piruk. 5. Harga. 6. Aneka pilihan barang. 7. Pelayanan yang ditawarkan. 8. Penampilan toko yang menarik. 9. Kaliber tenaga-tenaga penjualnya.
2.2.3 Teori Tentang Harga Penetapan harga merupakan misteri pemasaran yang paling
sedikit
dipahami,
Para
pengusaha
cenderung
menetapkan harga berdasarkan biaya(cost basis), padahal konsumen lebih memilih harga berdasarkan manfaat produk. Widiana (2010:59), Penetapan harga jual mempunyai beberapa sasaran diantaranya: 1. Mempertahankan pasar. 2. Memaksimumkan pendapatan.
16
3. Memaksimumkan keuntungan atau laba. 4. Pertumbuhan penjualan yang maksimum. 5. Penetapan harga peluncuran pasar. 6. Kepemimpinan mutu produk.
Tjiptono (2001,152) menyatakan pada dasarnya 4 jenis penetapan harga yaitu: 1. Tujuan berorientasi pada laba. Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan
selalu
memiliki
harga
yang
dapat
menghasilkan laba paling tinggi, tujuan ini dikenal dengan istilah maksimal laba. 2. Tujuan berorientasi pada volume. Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu atau biasa dikenal dengan istilah volume pricing objectives. 3. Tujuan berorientasi pada citra. Citra(image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga
yang
tinggi
mempertahankan citra. 4. Tujuan stabilisasi harga.
untuk
membentuk
atau
17
Pada pasar yang konsumennya sangat sensitive terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan harganya,. 5. Tujuan-tujuan lainnya. Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.
Menurut Swastha (2000:125) indikator harga diketahui sebagai berikut: 1. Tingkat harga. 2. Potongan harga. 3. Waktu pembayaran. 4. Syarat pembayaran.
2.2.4 Teori Tentang Tempat Menurut Render dan Heizer (dalam Adrianto, 2006:33) terdapat 6 faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tempat/ lokasi perusahaan, yaitu: 1. Lingkungan masyarakat Kesediaan masyarakat suatu daerah menerima segala
konsekuensi
baik
konsekuensi
positif
18
maupun
negatif
terhadap
didirikannya
suatu
perusahaan di daerah tersebut merupakan suatu syarat penting. 2. Kedekatan dengan pasar Dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para konsumen dan sering mengurangi biaya distribusi. 3. Tenaga kerja Dimanapun lokasi perusahaan, harus mempunyai tenaga kerja, karena itu cukup tersedianya tenaga kerja merupakan hal yang mendasar.
4. Kedekatan dengan bahan mentah dan supplier Apabila bahan mentah berat dan susut cukup besar dalam proses produksi, maka perusahaan lebih baik berlokasi dengan bahan mentah. 5. Fasilitas dan biaya transportasi Tersedianya fasilitas transportasi yang baik lewat darat, udara dan air akan memperlancar pengadaan faktor-faktor produksi dan penyaluran produk perusahaan. 6. Sumber daya – sumber daya lainnya
19
Hampir setiap industri memerlukan tenaga yang dibangkitkan dari aliran listrik, diesel, air, angin dan lain-lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi usaha menurut (Manullang, 1991) antara lain : 1. Lingkungan masyarakat. 2. Kedekatan dengan pasar atau konsumen. 3. Tenaga kerja. 4. Kedekatan dengan bahan mentah, supplier.
Langkah-langkah dalam pemilihan lokasi menurut Sriyadi (1991:66) adalah: 1. Memilih wilayah atau daerah secara umum. Ada 5 faktor yang menjadi dasar antara lain: a. Dekat dengan pasar. b. Dekat dengan bahan baku. c. Tersedianya fasilitas pengangkutan. d. Terjaminnya pelayanan umum. e. Kondisi iklim dan lingkungan yang menyenangkan. 2. Memilih masyarakat tertentu di wilayah yang dipilih pada tingkat pemilihan pertama. Pilihan didasarkan atas 5 faktor yaitu:
20
a. Tersedianya tenaga kerja yang cukup dalam jumlah dan skill yang diperlukan. b. Tingkat upah yang lebih murah. c. Adanya perusahaan yang bersifat supplementer atau komplementer. d. Adanya kerjasama yang baik antar sesama usaha yang ada. e. Peraturan daerah yang menunjang. 3. Memilih lokasi tertentu.
Tjiptono(2010:41-43) menyatakan : 1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum. 2. Visibilitas, misalnya lokasi dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan. 3. Lalu lintas, (traffic) dimana ada 2 hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu: - Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberi peluang terjadinya impulse buying. - Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi hambatan, misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran, atau ambulan. 4. Tempat parkir yang luas dan aman.
21
5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang luas untuk perluasan usaha dikemudian hari. 6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan. Misalnya warung makan yang berdekatan dengan daerah kost, asrama mahasiswa, atau perkantoran. 7. Persaingan yaitu lokasi pesaing. Misalnya dalam menentukan lokasi warnet perlu dipertimbangkan apakah dijalan tersebut terdapat banyak warnet. 8. Peraturan melarang
pemerintah, tempat
misalnya
reparasi
ketentuan
(bengkel)
yang
kendaraan
bermotor berdekatan dengan pemukiman penduduk.
Swastha(2000:125) ” indikator dari lokasi adalah: a. Saluran distribusi. b. Jangkauan distribusi. c. Lokasi penjualan. d. Pengangkutan. e. Persediaan. f. Pergudangan.
2.2.5 Teori Tentang Keputusan Pembelian
22
Pengertian keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan dimana konsumen benar membeli (Kotler, 2001). Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan dimana individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Proses keputusan pembelian merupakan suatu perilaku konsumen untuk menentukan suatu proses pengembangan keputusan dalam membeli suatu produk. Proses tersebut merupakan suatu proses pengembangan keputusan dalam membeli suatu produk. Proses tersebut merupakan sebuah penyelesaian masalah harga yang terdiri dari lima tahap (kotler, 1999). Lima tahap keputusan pembelian tersebut adalah
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Penilaian alternatif
Keputusan pembelian
Perilaku setelah pembelian
Gambar 2.1 Tahap proses keputusan pembelian
1. Pengenalan masalah. Merupakan tahap pertama diproses keputusan pembelian dimana konsumen mengenali masalah atau kebutuhan 2. Pencarian informasi.
23
3. Pada tahap ini konsumen digerakkan untuk mencari lebih banyak informasi, konsumen bisa lebih mudah melakukan pencarian informasi aktif, ketika lebih banyak informasi diperoleh maka kesadaran dan pengetahuan konsumen tentang barang atau jasa akan semakin meningkat. 4. Keputusan pembelian. Pada tahap ini konsumen secara aktual membeli suatu produk. 5. Perilaku setelah pembelian. Setelah pembelian produk, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Jika produk sesuai harapan maka konsumen puas. Jika melebihi harapan maka konsumen sangat puas. Jika kurang memenuhi harapan maka konsumen tidak puas. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen dengan suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Bila konsumen puas, dia akan menunjukkan probabilitas yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Keputusan
dalam
membeli
itu
sebenarnya
merupakan
kumpulan dari sejumlah keputusan. Menurut Swasta & Handoko (1997:102-104)“Setiap keputusan membeli mempunyai tujuh komponen, yaitu: 1. Keputusan tentang jenis produk.
24
2. Keputusan tentang bentuk produk. 3. Keputusan tentang merk. 4. Keputusan tentang penjualnya. 5. Keputusan tentang jumlah produk. 6. Keputusan tentang waktu pembelian. 7. Keputusan tentang cara pembayaran.” 2.3 Kerangka pemikiran Suriasumantri (dalam buku Sugiyono,2010) menyatakan “kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan, adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.” Jadi kerangka pemikiran yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu: Kualitas Produk (X1)
Kualitas Pelayanan (X2) Keputusan Pembelian (Y) Harga (X3)
25
Tempat (X4)
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran 2.4 Perumusan Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah: H1: Diduga kualitas produk berpengaruh
signifikan
terhadap keputusan pembelian. H2: Diduga kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian.
H3: Diduga harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. H4: Diduga tempat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. H5: Diduga kualitas produk, kualitas pelayanan, harga dan tempat secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
2.5 Definisi Operasional Menurut Sekaran (2006:14) “definisi operasional adalah perlu untuk mengukur konsep abstrak seperti hal-hal yang biasanya jatuh ke dalam wilayah subjektif perasaan dan sikap.” Pengertian operasional ini kemudian diuraikan menjadi indikator yang meliputi:
26
A. Variabel terikat (dependent variable) Dalam penelitian ini variabel dependennya ada keputusan pembelian. B. Variabel bebas (independent variable) Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu kualitas produk, kualitas pelayanan, harga dan tempat. Pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan, harga dan tempat terhadap keputusan konsumen untuk membeli produk Aqua di Toko Happy Maitri Definisi Operasional Tabel 2.2 N
Variabel
o 1
Definisi
Indikator
Item
operasional Kualitas
Dapat
produk
disimpulkan sebagai penilaian
pengukuran 1. Pengemasan 2. Kuat 3. Merek 4. Kualitas air
konsumen 5. Rasa air mengenai baik buruknya kualitas suatu produk
Skala
6. Kejernihan air
1. Kemasan Aqua sudah sangat baik. 2. Gelas Aqua sangat kuat. 3. Merek Aqua sudah terkenal.
7. Ukuran produk
4. Air minum Aqua memiliki
8. Menarik kualitas yang dilihat baik. 9. Kesegaran air 5. Rasa air Aqua 10. Daya tahan 11.Tampilan produk
dapat melepaskan
Skala interval
27
dahaga. 6. Warna air Aqua jernih dan tidak keruh. 7. Ukuran air gelas sudah sesuai dengan ukuran lainnya. 8. Merek Aqua sangat menarik dipandang mata. 9. Air Aqua memberi rasa segar. 10.Gelas Aqua tidak mudah bocor. 11. Penampilan Aqua sangat mencolok. 2
Kualitas
Kondisi
pelayanan
dimana produk mampu
1. Pelayanan cepat 2. Pelayanan
1. Pelayanan oleh penjual sangat cepat.
Skala interval
28
memenuhi kebutuhan orang yang menggunakany a
ramah 3. Ketepatan 4. kemudahan mencari barang 5. perhatian 6. keyakinan 7. Penampilan toko yang menarik 8. Produk tersedia
2. Penjualnya ramah tamah. 3. Barang yang dijual sesuai permintaan. 4. Letak barang mudah dilihat. 5. Penjual selalu membantu pembeli. 6. Penjual memberikan harga produk yang dijual. 7. Susunan toko rapi. 8. Barang yang dijual tersedia.
3
Harga
Merupakan sejumlah nilai yang dikeluarkan konsumen
1.Harga sesuai kualitas produk 2.Harga bersaing 3.Harga terjangkau
1. Harga produk bersaing dengan toko lain. 2. Harga produk
dengan
yang dijual
manfaat atau
tidak mahal.
Skala interval
29
kegunaan yang
3.Harga yang
dirasakan baik
dijual sesuai
melalui jasa
pasaran.
ataupun produk yang dijual 4
Tempat
Lokasi dimana
1. Tempatnya
1. Lokasi Toko
perusahaan
mudah
Happy Maitri
melakukan
terjangkau
mudah
kegiatan
2. Tempatnya
terjangkau.
sehari-hari
nyaman
2. Letak posisi
3. Pengangkutan 4. Lingkungan masyarakat 5.Dekat dengan pasar 6. Tenaga kerja 7. Dekat dengan supplier 8. Lingkungan yang menyenangkan 9.Visibilitas
nyaman untuk belanja. 3. Ada banyak transportasi disekitar toko. 4. Masyarakat sekitar toko sangat ramah. 5. Jarak toko dengan pasar tidak jauh. 6. Tenaga kerja toko mengerti
10. Parkir yang apa yang luas diinginkan
Skala interval
30
konsumen. 7. Jarak toko dengan agen tidak jauh. 8. Lingkungan toko sangat nyaman. 9. Toko terlihat jelas dari jalan besar. 10. Tempat parkir di depan toko sangat lapang.
5
Keputusan
Hal yang
pembelian
menyebabkan pembeli membuat keputusan
1.Yakin 2.Pertimbangan dalam membeli 3. Sesuai
1. Pembeli yakin
Skala
akan barang
interval
yang dibeli. 2. Pembeli sudah
keinginan dan
melakukan
kebutuhan
semua
4. Direncanakan 5. Mendadak
pertimbangan sebelum membuat
6. Mudah keputusan. diperoleh 3. Barang yang 7.Menghilangka
31
n rasa haus 8. Harga 9. Dekat dengan tempat tinggal
dibeli sesuai kebutuhan. 4. Barang yang dibeli sudah direncanakan. 5.Pembeli membeli secara spontan. 6. Barang yang dicari mudah ditemukan. 7. Pembeli membeli karena haus. 8. Membeli karena harga. 9. Toko dekat dengan tempat tinggal pembeli.
Sumber: Data sekunder yang diolah,2016
32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Penelitian ini dilaksanakan di Toko Happy
Maitri Komplek Maha Vihara Duta
Maitreya dalam jangka waktu 1 Mei sampai 30 Juli 2016. 3.2 Jenis dan pendekatan Menurut Sugiyono (2008:5), menerangkan bahwa “Penelitian penjelasan (explanatory research) adalah penelitian yang menjelaskan pengaruh dan hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis”. Artinya penelitian ini menekankan pada pengaruh antar variabel dalam penelitian dan menguji hipotesis. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Menurut Nugroho (2008:10), “Populasi adalah keseluruhan objek yang terpilih, ukuran populasi dapat terhingga (countable) atau tak terhingga (uncountable)”. Menurut
Sugiyono
(2010:115),
“Populasi
adalah
kesimpulan yang ditarik dari penetapan peneliti yang berupa obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu”.
33
Populasi dalam penelitian ini adalah para pelanggan yang membeli produk Sanford gelas di Toko Happy Maitri. 3.3.2 Sampel Sampel menurut Sugiyono (2010:116), ” ialah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Menurut Arikunto (2010:174), ”Penelitian sebagian dari populasi disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Dalam pemilihan sampel yang mewakili populasi tersebut, teknik yang digunakan adalah Purposive Sampling, merupakan teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk memilih berdasarkan kriteria (Sugiyono 2010:122).
Pengambilan
sampel menggunakan dasar Gay dalam Aritonang (2007:105) sebesar 10% dari jumlah populasi . n = 939 x 10% = 93.9 = 94 Teknik
pengambilan
sampel
menggunakan
teknik
purposive sampling dengan karakteristik pengambilan sampel pada orang-orang yang telah menggunakan produk Aqua gelas di Toko Happy Maitri. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan penaksiran kriteria seperti berikut: - Pelanggan yang pernah belanja Aqua gelas. - Jangka waktu 1 Mei sampai 30 Juli 2016.
34
- Penelitian dilakukan setiap hari dari jam 10.00 wib sampai 13.00 wib. -Untuk mempermudah penelitian, Peneliti mengambil sampel sebanyak 100 responden.
3.4 Sumber Data Penelitian Data yang digunakan untuk memperoleh data secara terperinci dan baik dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yaitu: 3.4.1. Data primer Menurut Sekaran(2010:130),”Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama, data primer ini dapat diperoleh dari hasil wawancara, atau hasil pengisian kuesioner”.
Data tersebut dikumpulkan dan diolah sendiri
oleh peneliti yang diperoleh langsung dari responden. Data primer didapatkan dengan menggunakan instrumen kuesioner berkaitan penjualan produk Aqua gelas di Toko Happy Maitri.
3.4.2 Data sekunder Menurut Sekaran(2010:130), “Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah dan disajikan oleh pihak primer maupun pihak lain. Data sekunder ini dapat disajikan dalam bentuk tabel maupun diagram. Data yang digunakan dalam
35
penelitian ini adalah data hasil penjualan Aqua gelas di Toko Happy Maitri.
3.5 Teknik pengumpulan data 3.5.1 Kuesioner (daftar pertanyaan) Menurut Sugioyono(2010:199) “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membagikan seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawab”. Metode ini dilakukan dengan mengajukan daftar pertanyaan tertutup kepada responden. Sehubungan dengan penelitian ini, kuesioner ini disebarkan pada pelanggan Toko Happy Maitri yang membeli produk Aqua. 3.5.2 Observasi Observasi merupakan metode penelitian dimana pengamat melakukan pengamatan secara langsung. 3.5.3 Penelitian Pustaka Metode pencarian informasi dari buku-buku dan sumbersumber lain yang relevan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini. 3.6 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2010:58), “variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
36
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Variabel penelitian terdiri atas dua macam, yaitu : variabel terikat (dependent variable) atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya, dan variabel bebas (independent variable) atau variabel yang tidak bergantung pada variabel lainnya. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 3.6.1 Variabel terikat (Y) Menurut Sugiyono (2010:59) "Variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian utama peneliti. Hakekat sebuah masalah mudah terlihat dengan mengenali berbagai variabel dependen yang digunakan dalam sebuah model. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah : keputusan pembelian (Y). 3.6.2 Variabel tidak terikat (X) Menurut Sugiyono (2010:59) “ Variabel tidak terikat atau bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen(terikat)”. Dilambangkan dengan (X) adalah variabel yang
mempengaruhi
variabel
dependen,
baik
yang
37
pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif. Variabel independen dalam penelitian ini adalah : a. Kualitas produk (X1) b. Kualitas pelayanan (X2) c. Harga (X3) d. Tempat (X4)
3.7 Skala Pengukuran Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai pedoman untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur penelitian, dan alat ukur tersebut digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2010:131132). Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Skala likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian, seperti sikap, pendapat, dan persepsi sosial seseorang atau sekelompok orang (Sugiyono,2010:132). Data diolah dengan menggunakan skala berdasarkan teori likert dengan menggunakan jawaban atas pertanyaan yaitu skala nilai 1-5. Nilai yang dimaksud adalah skor atas jawaban responden, dimana nilai yang penulis gunakan adalah sebagai berikut: 5.(SS)
= Sangat Setuju skor jawaban 5
4.(S)
= Setuju skor jawaban 4
38
3.(N)
= Netral skor jawaban 3
2.(TS)
= Tidak setuju skor jawaban 2
1.(STS) = Sangat tidak setuju skor jawaban 1 3.8 Teknik Analisis Data Dalam
Menganalisis
data-data
yang
diperoleh
peneliti
menggunakan beberapa metode yaitu: 3.8.1 Uji Validitas Menurut Priyatno (2010:90),”Validitas adalah teknik untuk mengukur sejauh mana ketepatan dan kecermatan terhadap apa yang akan diukur”. Uji Validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji kevalidan kuesioner yang akan diteliti. Uji validitas ini akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 16. Untuk menentukan nomor-nomor item yang valid dan yang gugur, Perlu di konsultasikan dengan tabel Corrected Item - Total Correlation. Teknik yang digunakan untuk uji validitas adalah teknik Corrected Item – Total Correlation, dengan kriteria penilaian uji validitas sebagai berikut(Ghozali,2009:49): 1. Apabila nilai korelasi (r) hitung lebih besar dari 0,361 maka pertanyaan yang dibuat dikategorikan valid. 2. Apabila nilai korelasi (r) hitung lebih kecil dari 0,361 maka pertanyaan yang dibuat dikategorikan tidak valid.
39
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang hendak diukur dari variabel yang diteliti. Teknik yang digunakan adalah Corrected Item – Total Correlation.
3.8.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (a). Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha (a) > 0,6. Apabila lebih besar dari 0,6 atau 60% maka kuesioner tersebut reliabel.
3.9 Uji Asumsi Dalam menguji data-data yang diperoleh peneliti menggunakan alat uji asumsi,yaitu: 3.9.1 Uji Normalitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kita dapat melihatnya dari normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dengan distribusi normal. Distribusi normal membentuk suatu garis lurus
40
diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonalnya. Jika distribusi data normal, maka garis yang menggambarkan data sebenarnya akan mengikuti garis normalnya (Ghozali,2009:147). Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas adalah : a. Jika data menyebar disekitar garis garis diagonal dan mengikuti
arah
garis
diagonal
atau
grafik
histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Disamping uji secara grafik, dapat juga dengan uji statistik non parametric Kolmogorov – Smirnov (KS) yang dapat dilihat dari data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak dengan pengambilan keputusan dari nilai Asymp.Sig(2tailed) diatas nilai signifikan 0.05 (Ghozali, 2009:149). 3.9.2 Uji Heteroskedastisitas Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada metode yang dapat digunakan yaitu dengan melihat pola grafik regresi.
41
Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Kita dapat melihatnya dari grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Dasar analisis yang digunakan adalah: jika ada pola tertentu, seperti teratur
titik-titik yang ada membentuk pola tertentu atau maka
Heteroskedastisitas.
mengindikasikan
telah
terjadi
Sebaliknya bila titik-titik yang ada
menyebar dibawah dan diatas angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:125).
3.9.3 Uji multikolinearitas Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance inflation factor (VIF), nilai tolerance yang besarnya diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebasnya (Ghozali, 2009:96).
3.10 Analisis Regresi Berganda Model regresi adalah model yang digunakan untuk menganalisis pengaruh dari berbagai variabel independen terhadap satu variabel
42
dependen (Ferdinand, 2006). Formula untuk regresi linear berganda adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Dimana: Y = Keputusan Pembelian a
= Konstanta
X1 = Kualitas Produk X2 = Kualitas Pelayanan X3 = Harga X4 = Tempat
b1 = koefisien regresi untuk variabel kualitas produk b2 = koefisien regresi untuk variabel kualitas pelayanan b3 = koefisien regresi untuk variabel harga b4 = koefisien regresi untuk variabel tempat e = Error
3.10.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan sebuah model menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-
43
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel– variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali,2009). Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi R2 adalah bias terhadap jumlah variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau tidak. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2 , nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan adjusted R2 agar tidak terjadi bias dalam mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. 3.10.2 Uji F Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama(simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali,2009:84). Dalam penelitian ini, dasar pengambilan keputusan adalah:
44
1. Apabila probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. 2. Apabila Probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. 3.10.3 Uji Parsial (Uji t) Untuk menentukan koefisien spesifik yang mana yang tidak sama dengan nol, uji tambahan diperlukan yaitu dengan menggunakan uji t. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2009:62).