PENGARUH PROGRAM SEMAI BENIH BANGSA TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH PEDESAAN DI KABUPATEN ACEH UTARA
TESIS Oleh IRFANSYAH. IS 067003032/PWD
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
PENGARUH PROGRAM SEMAI BENIH BANGSA TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH PEDESAAN DI KABUPATEN ACEH UTARA
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh IRFANSYAH. IS 067003032/PWD
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi
: PENGARUH PROGRAM SEMAI BENIH BANGSA TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH PEDESAAN DI KABUPATEN ACEH UTARA : Irfansyah. Is : 067003032 : Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD)
Menyetujui, Komisi Pembimbing
(Prof. Bachtiar Hassan Miraza) Ketua
(Prof. Aldwin Surya, S.E, M.Pd, Ph.D) Anggota
(Dr. lic.rer.reg. Sirojuzilam, S.E) Anggota
Ketua Program Studi,
Direktur,
(Prof. Bachtiar Hassan Miraza)
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)
Tanggal Lulus : 11 Juni 2008
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Telah diuji pada Tanggal : 11 Juni 2008
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua Anggota
: Prof. Bachtiar Hassan Miraza : Prof. Aldwin Surya, S.E, M.Pd, Ph.D Dr. lic.rer.reg. Sirojuzilam, S.E Kasyful Mahalli, S.E, M.Si Agus Suriadi, S.Sos, M.Si
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Perdesaan di Kabupaten Aceh Utara di bawah bimbingan Prof. Bachtiar Hassan Miraza selaku ketua, Prof. Aldwin Surya, S.E, M.Pd, Ph.D dan Dr. Lic.rer.reg. Sirojuzilam, S.E sebagai anggota. Latar belakang penelitian ini adalah selain mencermati kondisi baik pada tingkat global, nasional dan permasalahan lokal masyarakat dimana anak-anak di Kabupaten Aceh Utara mengalami kondisi trauma akibat konflik bersenjata dan kekerasan. Sebagai upaya yang dilakukan adalah dengan pelaksanaan Program Semai Benih Bangsa yang telah dikembangkan sejak tahun 2003 sampai saat ini (2008). Landasan teori penelitian adalah pendapat Miraza (2008) bahwa suatu masyarakat harus dibangun bukan dimulai dari sudut kesejahteraan materi, tetapi kemandirian, keahlian dan keterampilan. Masyarakat tidak harus dihindari dari kemiskinan tetapi dari kebodohan. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dan uji beda rata-rata t-test. Data yang digunakan adalah data primer dan data skunder. Data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner pada 2 (dua) kelompok responden yaitu masyarakat dan guru yang telah mendapatkan Program Semai Benih Bangsa, dan melakukan wawancara dengan sumber-sumber terkait serta pengamatan lapangan. Data skunder diperoleh dari instansi-instansi terkait. Secara umum persepsi masyarakat dan guru terhadap pelaksanaan kegiatan Program Semai Benih Bangsa sudah baik. Namun demikian masyarakat menginginkan pembangunan gedung belajar permanen dengan tambahan sarana prasarana pendukung bangunan. Selanjutnya terdapat perbedaan pendapatan rata-rata sebelum dan sesudah menjadi guru pada Program Semai Benih Bangsa (SBB), dimana terlihat t hitung yaitu 46.571 dengan probabilitas 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%, sementara t tabel yaitu 1.689. Hal ini berarti t hitung > dari t tabel dan probabilitas < 0,05, dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat perbedaan tingkat pendapatan rata-rata sebelum dan sesudah menjadi guru pada Program Semai Benih Banhsa secara signifikan. Dan rata-rata pendapatan sebelum menjadi guru yaitu sebesar Rp. 493.333.33/bulan, sedangkan pendapatan rata-rata setelah menjadi guru yaitu sebesar Rp 1.044.337/bulan. Pendapatan bertambah diperoleh dari gaji/honor dan insentif yang diperoleh guru dari pelaksanaan kegiatan Program Semai Benih Bangsa.
Kata kunci: Program Semai Benih Bangsa dan Pengembangan Wilayah
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
ABSTRACT
This research entitle "Influence of Program Plant Seed Nation to Development of Region Countryside in Sub-Province Acheh North below/under tuition of Prof. Bachtiar Hassan Miraza as chief, Prof. Aldwin Surya, S.E, M.Pd, Ph.D and of Dr. Lic.Rer.Reg. Sirojuzilam, S.E as member. This research background is besides careful of good condition at global storey; level, local problems and national of society where children in natural SubProvince Acheh North of trauma condition effect of armed conflict and hardness. As effort taken is with execution of Program Plant Seed Nation which have been developed by since year 2003 till now (2008). Basis research theory is opinion of Miraza (2008) that an society have to be woke up is not started from the aspect of prosperity of items, but independence, skill and membership. Society dont have to avoid from poorness but from stupidity. This research method is descriptive method of different test and analysis of mean of t-test. Data the used is primary data and data of scunder. Primary data obtained propagated quesioner at 2 (two responder group) that is teacher and society which have got Program Plant Seed Nation, and interview with source related/relevant source and also perception of field. data of scunder obtained from related/relevant institutions. In general perception of teacher and society to execution of activity of Program Plant Seed Nation have good. But that way society wish development of building learn permanent with medium addition of prasarana supporter of building. Hereinafter there are difference of earnings of mean before and after becoming teacher at Program Plant Seed Nation (SBB), where seen t (count) that is 46.571 with alpha 0,05 at trust storey;level 95%, whereas t of tables of that is 1.689. Matter this means t (count) > from t table. Thereby H0 refused and H1 accepted, mean there are difference of storey; level earnings of mean before and after becoming teacher at Program Plant Seed Nation by isn't it. And earnings mean before becoming teacher that is equal to Rp. 493.333.33/months, while earnings of mean after becoming teacher that is equal to Rp. 1.044.337/months. Earnings increase to be obtained from salary/honourable and obtained by incentive is teacher of execution of activity of Program Plant Seed Nation.
Keyword: Program Plant Seed Nation and Development of Region.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan kemudahan bagi saya untuk dapat menyelesaikan penulisan Tesis ini. Tesis ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar pasca sarjana program studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Tesis ini berjudul ”Pengaruh Program Semai
Benih
Bangsa
Terhadap
Pengembangan
Wilayah
Perdesaan
di Kabupaten Aceh Utara”. Di dalam pembuatan tesis ini tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Prof. Bachtiar Hassan Miraza selaku ketua komisi pembimbing sekaligus sebagai ketua Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Universitas Sumatera Utara. Prof. Aldwin Surya, S.E, M.Pd, Ph.D dan Dr. lic.rer.reg. Sirojuzilam, S.E, selaku dosen pembimbing yang dengan ketulusan, kearifan dan kesabaran telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing penyusunan tesis ini. 2. Kasyful Mahalli, S.E, M.Si selaku dosen pembanding sekaligus sebagai Sekretaris Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Universitas Sumatera Utara. Drs. Rujiman M.A dan Agus Suriadi, S.Sos, M.Si, selaku dosen pembanding yang telah memberikan banyak masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini. 3. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, M.Sc, Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara. 4. Seluruh dosen dan karyawan Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Universitas Sumatera Utara. 5. Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, Kepala Bappeda Kabupaten Aceh Utara Kepala BPS Lhokseumawe, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Aceh Utara,
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Kepala Dinas pendidikan Aceh Utara, Pimpinan Exxon Mobil-Oil serta seluruh staf yang telah membantu dalam proses penelitian ini. 6. Almarhum Ayahanda Ismail dan H. Ali Usman, Ibunda Hj. Nursyidah. AY dan Hj. Cut Isnaniah atas segala doanya. 7. Bapak H. Tarmizi A. Karim, M.Sc dan Ibu Inayati Tarmizi atas semua ide dalam pembangunan masyarakat serta perhatian dan kasih sayangnya. 8. Istri tercinta Yulia Nora, S.E, serta ananda terkasih Muhammad Mufti Al-Rasyad atas kerelaan dan pengertian yang mendalam, memberi dorongan dan semangat selama ini. 9. Teman-teman kuliah di Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu penyelesaian tesis ini. Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangannya dalam penulisan tesis ini, oleh karenanya segala kritik dan saran yang bersifat perbaikan akan diterima dengan tangan terbuka dan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya. Akhir kata, semoga penyusunan tesis ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.
Medan,
Juni 2008
IRFANSYAH. IS
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lhokseumawe Kabupaten Aceh Utara pada tanggal 24 Februari 1975 dari pasangan Almarhum Ayahanda Ismail dan Ibunda Hj. Nusyidah. AY. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Dari perkawinan dengan Yulia Nora, S.E, penulis sementara di karunia seorang putera tercinta Muhammad Mufti Al-Rasyad (2). Pendidikan formal ditempuh penulis pada Taman Kanak-kanak TK Bhayangkara Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara diselesaikan pada tahun 1981. Pendidikan Dasar pada tahun 1981 di SD Negeri No. 2 Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara dan selesai pada tahun 1987, setelah itu melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara tahun 1990. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMA) Negeri 1 Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara, dan selesai pada tahun 1993. Jenjang pendidikan S-1 diperoleh pada Institut Teknologi Medan (ITM), dari tahun 1993 sampai tahun 1999 dengan memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST). Setelah meyelesaikan kuliah, penulis bekerja pada sebuah perusahaan jasa konsultan di Medan sampai akhir tahun 2000. Terhitung Desember 2000, penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil pada Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan S-2 di
Program Studi
Pengembangan Wilayah dan Pedesaan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK........................................................................................................... ABSTRACT......................................................................................................... KATA PENGANTAR ........................................................................................ RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. DAFTAR ISI ....................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................... DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................
i ii iii v vii ix xii xiii
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................... 1.1. Latar Belakang ............................................................... 1.2. Rumusan Permasalahan .................................................. 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................ 1.4. Manfaat Penelitian .........................................................
1 1 10 11 11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 2.1. Program Semai Benih Bangsa (SBB) ............................. 2.2. Pengembangan Wilayah ................................................. 2.3. Potensi Wilayah Pedesaan .............................................. 2.3.1. Permasalahan Perdesaan .................................... 2.3.2. Pengembangan Masyarakat Desa: Pengertian Visi dan Misi ......................... ............................. 2.4 Pembangunan yang Berkelanjutan ................................. 2.5 Penelitian Sebelumnya .................................................... 2.6 Kerangka Pemikiran .......................................................
13 13 17 19 20
METODE PENELITIAN ......................................................... 3.1 Lokasi Penelitian............................................................. 3.2 Jenis dan Sumber Data .................................................... 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................... 3.4 Teknik Pengambilan Sampel........................................... 3.5 Metode Analisa Data....................................................... 3.6 Defenisi dan Batasan Operasional ....................................
31 31 32 32 33 34 36
BAB III
23 26 28 29
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………… 37 4.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Aceh Utara........... 37 4.1.1 Geografis dan Demografis…………………… .. 37 4.1.2 Sosial dan Ekonomi…………………………….. 43 4.2 Hasil Analisa Pengaruh Program Semai Benih Bangsa ..... 46 4.2.1 Pengertian dan Tujuan Program Semai Benih Bangsa. ..................................................... 46 4.2.2 Prinsip Kegiatan ................................................... 49 4.2.3 Pelaksanaan Program Semai Benih Bangsa di Kabupaten Aceh Utara ..................................... 53 4.3 Respon Masyarakat ............................................................. 60 4.3.1 Respon Masyarakat terhadap Aspek Sosial.......... 60 4.3.2 Respon Masyarakat terhadap Aspek Ekonomi..... 64 4.3.3 Respon Masyarakat terhadap Aspek Infrastruktur 68 4.3.4 Respon Masyarakat terhadap Aspek Kelembagaan ....................................................... 71 4.4 Respon Guru........................................................................ 75 4.4.1 Respon Guru Semai Benih terhadap Aspek Sosial ................................................................... 75 4.4.2 Respon Guru terhadap Aspek Ekonomi............... 78 4.4.3 Respon Guru terhadap Aspek Infrastruktur......... 81 4.4.4 Respon Guru terhadap Aspek Kelembagaan ...... 83 4.5 Analisis Perbedaan Pendapatan Rata-Rata Guru Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Program Semai Benih Bangsa ..................................................................... 86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 88 5.1 Kesimpulan ................... ...................................... …........... 88 5.2 Saran……………………………………………………… 90
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
91
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
3.1.
Jumlah Desa Penelitian .............................................................
31
3.2.
Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga ......................................
33
3.3.
Jumlah Pengambilan Sampel ....................................................
34
4.1.
Luas Wilayah Kabupaten Aceh Utara Menurut Kecamatan .....
39
4.2.
Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Rata-Rata Per Rumah Tangga Menurut Kecamatan.........................................
40
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dalam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2006 ..........................................
41
4.4.
Jumlah Balita di Bawah Usia 5 Tahun pada Tahun 2006 .........
42
4.5.
Jumlah Sekolah Taman Kanak-Kanak Menurut Kecamatan Tahun 2006 ................................................................................
44
4.6.
Jumlah Guru Tk Menurut Kecamatan Tahun 2006 ...................
45
4.7.
Jumlah Murid Tk Menurut Kecamatan Tahun 2006 .................
46
4.8.
Persepsi Masyarakat Terhadap Hubungan Masyarakat dengan Guru ...........................................................................................
61
4.9.
Hubungan Orang Tua Murid dengan Anak ...............................
62
4.10.
Hubungan antara Masyarakat dengan Pihak Sekolah ...............
63
4.11.
Hubungan antara Orang Tua Murid dengan Dinas Pendidikan
63
4.12.
Pendapatan Masyarakat untuk Biaya Sekolah Anak di SBB ...
64
4.13.
Pendapatan Masyarakat Terhadap Kesesuaian Iuran Sekolah ..
65
4.14.
Sumber Bantuan/Sumbangan ....................................................
66
4.3.
Halaman
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
4.15.
Bantuan dalam Bentuk Peralatan Sekolah ................................
67
4.16
Ketersediaan Bangunan Sekolah untuk Aktifitas Belajar ........
68
4.17.
Bangunan Sekolah yang Diharapkan ........................................
69
4.18.
Ketersediaan Alat/Peralatan Belajar Mengajar .........................
70
4.19.
Sarana Pendukung Sekolah .......................................................
71
4.20.
Dukungan Perangkat Desa ........................................................
72
4.21.
Peranan Tokoh Agama, Organisasi Masyarakat, Partai Politik
73
4.22.
Pertemuan Rutin dengan Komite Sekolah ................................
74
4.23.
Fungsi Komite Sekolah .............................................................
75
4.24.
Hubungan antara Guru dengan Wali Murid ..............................
76
4.25.
Hubungan antara Guru dengan Anak dalam Proses Belajar Anak...........................................................................................
77
4.26.
Peran/Perhatian Wali Murid dalam Mendidik Anak .................
78
4.27.
Menunggak Membayar Iuran Sekolah Anak ............................
79
4.28.
Kesesuaian Iuran Sekolah .........................................................
80
4.29.
Bantuan dalam Bentuk Fisik/Peralatan .....................................
80
4.30.
Kesesuaian Bangunan untuk Aktifitas Belajar Saat Ini ............
81
4.31.
Pelaksanaan Perawatan Bangunan Sekolah ..............................
82
4.32.
Ketersediaan Peralatan (Peraga, Simulasi) Belajar Mengajar ...
83
4.33.
Dukungan Perangkat Desa terhadap Kegiatan SBB .................
84
4.34.
Peranan Tokoh Agama, Organisasi Masyarakat, Partai Politik
85
4.35.
Pertemuan Rutin Bersama dengan Komite Sekolah ..................
86
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
436.
Uji Statistik Sampel Berpasangan .............................................
86
4.37.
Uji Beda Dua Mean Berpasangan .............................................
87
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
1.1.
Skema Modal Sosial .....................................................................
8
2.1.
Kerangka Pikir ..............................................................................
30
3.1.
Peta Administrasi Kabupaten Aceh Utara ....................................
38
4.1.
Peningkatan Jumlah Guru Tk di Kabupaten Aceh Utara Tahun 2002-2006……………………………………………………......
55
Peningkatan Jumlah Anak Usia Dini yang Dapat Bersekolah di Kabupaten Aceh Utara Tahun 2002-2006……………………….
56
Peningkatan Jumlah Sekolah Tk di Kabupaten Aceh Utara Tahun 2002-2006 ……………………………………………......
60
4.2.
4.3.
Halaman
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Kuesioner Masyarakat .............................................................. 1
Halaman 93
2
Kuesioner Guru .........................................................................
97
3
Tabulasi Data Primer Masyarakat..............................................
99
4
Tabulasi Data Primer Guru........................................................
101
5
Tabel Distribusi Frekwensi Persepsi Masyarakat .....................
102
6
Tabel Distribusi Frekwensi Persepsi Guru ...............................
106
7
Tabel Pendapatan Sebelum dan Setelah Pelaksanaan Program SBB............................................................................................
109
Data Inflasi Bulanan terhadap Bulan yang Sama Tahun 2003 – 2008 (%) .................................................................................
110
9
Perhitungan Nilai Konstan.........................................................
111
10
Harga Konstan Tahun 2008 atas Dasar Tahun 2003.................
112
11
Output uji t.................................................................................
113
12
Photo Penelitian.........................................................................
114
8
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Pendidikan memiliki peran berarti bagi pembentukan suatu bangsa.
Keberhasilan pendidikan yang dinikmati oleh penduduk di satu negara mampu mewujudkan terjadinya perubahan di berbagai sendi kehidupan masyarakat. Proses pendidikan mengajarkan peserta didiknya untuk memahami dan menguasai ilmu pengetahuan dan meningkatkan keterampilan dalam penguasaan teknologi. Banyak negara-negara maju didunia yang merasakan pentingnya pendidikan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini berarti kalangan terpelajar yang mampu melakukan penemuan-penemuan semakin banyak sehingga penemuanpenemuan itu (inovasi) dapat dijual kepada konsumen di seluruh dunia dalam wujud barang dan jasa. Beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Korea dan Cina menjadi contoh keberhasilan negara dalam menghasilkan barang dan jasa yang memberi sumbangan devisa bagi negaranya. Keberhasilan ini didukung oleh kemampuan melakukan inovasi yang hanya dapat dilakukan bila bangsanya memiliki pendidikan yang memadai. Bahkan Jepang kini menjadi negara pemimpin pasar di bidang perniagaan dan industri yang dahulunya dikuasai oleh Amerika Serikat dan negara eropa lainnya. Keberhasilan itu berlangsung sangat cepat mengingat negara jepang dalam keadaan hancur pasca jatuhnya bom atom oleh tentara sekutu di
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Nagasaki dan Hiroshima pada 6 dan 8 Agustus 1945. Pada saat yang hampir bersamaan Indonesia menjadi negara berdaulat setelah memperoleh kemerdekaannya. Namun 63 tahun pasca kemerdekaan Indonesia (2008) pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sangat memprihatinkan dibanding dengan beberapa negara jiran di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura. Saat mengalami krisis ekonomi pada Juli tahun 1997 Malaysia, Thailand dan Singapura perekonomiannya kembali pulih dalam jangka satu tahun saja. Manakala Indonesia hingga tahun 2008 perekonomiaanya masih saja relatif belum pulih. Berbagai peristiwa yang terjadi di dalam negeri seakan menekan posisi perekonomian Indonesia menjadi memprihatinkan. Sebagai contoh konflik-konflik internal yang terjadi di beberapa provinsi, beragam bencana alam yang memerlukan penanganan dan perbaikan infrastruktur yang memerlukan biaya besar membuat perekonomian Indonesia seakan berada dalam posisi semakin terpuruk. Beban berat seperti ini sangat dirasakan oleh pemerintah Indonesia sehingga alokasi dana untuk sektor-sektor penting dalam pembentukan bangsa Indonesia terutama pada sektor pendidikan semakin berkurang. Dalam anggaran pengeluaran dan belanja negara (APBN) 2007 alokasi dana untuk sektor pendidikan di semua jenjang pendidikan adalah Rp. 44,5 triliyun, sementara dalam APBN tahun 2008 alokasi dana yang tersedia untuk pendidikan hanyalah Rp. 42 triliyun. Penurunan alokasi dana seperti ini secara langsung membawa pengaruh besar dalam melaksanakan program-program pendidikan skala nasional. Ini berarti banyak
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
aktivitas pendidikan yang terpaksa dipangkas dan berarti juga mengurangi kesempatan anak-anak usia sekolah (6-19 tahun) menjadi terkendala. Padahal yang diinginkan oleh pemerintah dan bangsa Indonesia adalah peningkatan angka partisipasi peserta didik pada empat jenjang pendidikan yaitu (1) jenjang pendidikan pra sekoalah (pendidikan anak usia dini/taman kanak-kanak), (2) Jenjang pendidikan Dasar (SD dan SMP), (3) Jenjang pendidikan menengah (SMA/SMK), dan (4) Jenjang pendidikan tinggi (Diploma, S1,S2 dan S3). Penurunan alokasi dana memberi pengaruh langsung kepada anak usia sekolah di seluruh Indonesia untuk mengecap pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi terutama saat para lulusan itu memasuki pasaran kerja yang menginginkan calon tenaga kerja dengan tingkat keterampilan dan penegetahuan tinggi. Inilah beberapa kendala yang dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia, padahal di dalam era global saat ini pemilikan pendidikan yang berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi semakin diperlukan. Sementara di banyak kawasan Indonesia yang
relatif terpencil kesempatan warganya untuk mendapatkan
pendidikan pastilah tidak terpenuhi. Apalagi sejak kawasan provinsi Aceh, Sumatera Utara (Nias) dilanda gempa dan tsunami pada tahun 2004, berbagai peristiwa bencana (alam) dan beragam aksi teror yang menurunkan citra Indonesia dimata dunia membuat perhatian pemerintah semakin tersita termasuk perhatian untuk membenahi kerusakan prasarana pendidikan. Beragam peristiwa yang telah dijelaskan di atas bagi bangsa Indonesia laksana bagian dari perjalanan panjang untuk menjadi sebuah negara industri yang
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
diperhitungkan di negara-negara dunia. Apalagi bila dikaitkan dengan momen seratus tahuan kebangkitan nasional (1908-2008). Masa satu abad perjalanan bangsa Indonesia itulah yang idealnya dijadikan momentum untuk menjenguk masa depan yang lebih cerah. Perjalanan menjenguk masa depan telah berubah menjadi balapan untuk memasuki masa depan. Kita berada pada zaman ketika perubahan terjadi lebih cepat dari kemampuan kita untuk menyerap dan kemudian memberi makna terhadap perubahan itu sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Ohmae, bahwa dunia yang tanpa tapal batas akan meniadakan arti penting sebuah negara-bangsa (Nation-State). Ada sebuah kepercayaan bahwa suatu negara yang berhasil adalah negara yang berproduksi melalui pengembangan industri/ekspansi manufaktur atau berdagang (merchant), untuk itu sikap kerja keras, dedikasi dan keahlian (workmanship) yang dimiliki sumber daya manusianya pada semua lini produksi merupakan kunci utama yang harus dimiliki. Artinya negara tersebut akan memberikan prioritas pada pengembangan karakter sumber daya manusianya yang kondusif untuk sebuah masyarakat produsen (producer society). Jepang, Korea, Taiwan adalah negara-negara yang terkenal sebagai negara produsen yang handal, dan karakter bangsanya terkenal sebagai bangsa yang mempunyai etos kerja tinggi, hemat, dan mau “bersusah-susah dahulu” untuk “membangun istana masa depan”,
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
karakter yang demikian biasa disebut sebagai karakter yang self-denial atau represif (mampu menahan diri, hemat dan gemar menabung). Bahkan dalam sebuah wawancara Fukuyama mengatakan modal terpenting dalam memenangkan kompetisi global, kompetisi yang akan dihadapi pada masa mendatang adalah modal kepercayaan (trust). Perubahan kultural akan menjadi penentu utama keberhasilan bangsa, modal sosial diwujudkan dalam bentuk kepercayaan akan menjadi sama pentingnya dengan modal fisik. Hanya masyarakat dengan kepercayaan sosial yang tinggi yang akan mampu menciptakan organisasi bisnis skala besar yang fleksibel yang diperlukan untuk berhasil dalam kompetisi perkonomian global yang berkembang sekarang. (Kompas, 10 Agustus 1997). Menurut Miraza (2008) suatu masyarakat harus dibangun bukan dimulai dari sudut kesejahteraan materi, tetapi kemandirian, keahlian dan keterampilan. Masyarakat tidak harus dihindari dari kemiskinan tetapi dari kebodohan. Masalah utama masyarakat terbelakang adalah kebodohan. Oleh sebab itu, maka kebodohanlah yang harus dihindarkan . Masyarakat yang terhindar dari kebodohan secara langsung akan terhindar dari kemiskinan dan kemelaratan. Oleh karana itu, bangunlah pendidikan yang sebenar-benarnya pendidikan, tidak sekedar kosmetik belaka. Tentu saja kita tidak sepenuhnya benar jika ingin membandingkan karakter satu bangsa dengan karakter bangsa Indonesia, sebab setiap bangsa memiliki budaya
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
tersendiri, sehingga karakter bangsa Indonesia juga dipengaruhi oleh berbagai etnik dan budaya. Pengaruh beragam etnik dan budaya semakin penting saat Indonesia menghadapi era global. Indonesia tidak dapat mengisolasi diri dari tatanan globalisasi. Saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapai ujian berat yang harus dilalui, yaitu terjadinya krisis multidimensi yang berkepanjangan. Krisis multidimensi ini sebetulnya mengakar pada menurunnya kualitas moral bangsa yang dicirikan oleh membudayanya praktek KKN, Konflik (antar etnis, agama, politisi, remaja, antar desa dan sebagainya), menurunnya etos kerja, meningkatnya kriminalitas. Menurut Surya (2007), merosotnya moralitas bangsa nampak dalam semua sendi kehidupan masyarakat Indonesia seperti respon, prestise, kepercayaan, sikap, nilai-nilai yang berubah serta perilaku yang tidak lagi menimbang kaedah-kaedah agama dan norma-norma yang berlaku. Kecendrungannya adalah tidak ada lagi kesungguhan melaksanakan etika yang mampu mengendalikan individu memisahkan antara perbuatan baik-buruk, halal-haram, patuh-membandel, tertibsemrawut, bahkan kaedah-kaedah agamapun cenderung diabaikan. Sikap irrasional boleh jadi lebih dominan daripada sikap rasional, sehingga apapun perbuatan yang menguntungkan secara ekonomis patut dijalankan tanpa rasa berdosa. Dahulu kita sangat percaya bahwa tiga modal dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia seperti wilayah yang luas, melimpahnya sumberdaya alam, dan jumlah
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
penduduk yang besar akan membawa bangsa kita menjadi makmur dan sejahtera. Tetapi ternyata semua itu tidak terbukti. Negara-negara yang ketergantungan kepada sumber daya alam yang sangat besar akan mudah terkena penyakit “dutch disease” suatu istilah dalam konsep Economic Development yang mengacu pada adanya kekayaan alam yang melimpah (minyak atau sumber daya alam lainnya) bisa membawa petaka yang besar bagi negara yang memilikinya. Bahkan petaka yang ditimbulkan bukan saja membuat negara tersebut jatuh miskin secara ekonomi, tetapi juga secara sosial-budaya. Kunci sukses dalam menghadapi tantangan berat itu terletak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang handal dan berbudaya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas Sumber daya manusia sejak dini merupakan hal penting yang harus dipikirkan dan dilaksanakan secara sungguh-sungguh. Pengesahan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 mengenai Pemerintahan Aceh merupakan momentum titik balik upaya untuk kembali menegakkan kemegahan Aceh setelah sekian lama tenggelam dalam konflik kekerasan. Undang-Undang ini memberikan dasar yang kokoh bagi pelaksanaan pembangunan di Aceh yang otonom sehingga diharapkan sepenuhnya dapat mewujudkan kesejahteraan rakyat, keadilan dan kemajuan, serta pemenuhan dan perlindungan hak asasi manusia berdasarkan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik. Kebijakan pemberian otonomi daerah dan desentralisasi yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah merupakan langkah strategis dalam dua hal.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Pertama, otonomi daerah dan desentralisasi merupakan jawaban atas permasalahan lokal
bangsa
Indonesia
berupa
ancaman disintegrasi
bangsa,
kemiskinan,
ketidakmerataan pembangunan, rendahnya kualitas hidup masyarakat, dan masalah pembangunan sumber daya manusia (SDM). Kedua, otonomi daerah dan desentralisasi fiskal merupakan langkah strategis bangsa Indonesia untuk menyongsong era globalisasi ekonomi dengan memperkuat basis perokonomian daerah. Hal tersebut perlu disyukuri dengan cara memanfaatkan kebebasan dalam pengelolaan dana untuk sebesar-besarnya pada kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini yang paling penting adalah bagaimana menyusun prioritas penggunaan anggaran yang didasarkan pada keinginan rakyat Aceh sekarang dan di masa yang akan datang. Hal terpenting yang harus disadari adalah bagaimana pembangunan modal sosial (social capital) sebagai kunci utama bagi pembangunan berkelanjutan di Nanggroe Aceh Darussalam (Jalil, 2006). Dengan modal sosial yang tinggi yaitu terbentuknya respon, sikap, nilai-nilai, kebiasaan serta perilaku masing-masing individu maka akan terbentuk rasa kebersamaan yang tinggi, rasa saling percaya baik vertikal maupun horizontal. Berikut gambaran modal sosial masyarakat yang tinggi. Individual Asset
Social Interaction
Perception Attitude Value Habbitual dll
Keluarga Sekolah perkantotan Perumahan dll
Social Capital Displin Tanggung Jawab Kerja keras dll
SDM berkualitas (Ethic and Knowlege)
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Gambar. 1. 1. Skema Modal Sosial
Terbentuknya sumber daya manusia berkualitas menjadi penting bagi masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) termasuk bagi masyarakat di Kabupaten Aceh Utara. Apalagi terdapat kecendrungan dan seakan menjadi paradigma yang ditemui dalam masyarakat Aceh yaitu anggapan bahwa pendidikan anak usia dini belum diperlukan. Padahal pada saat ini pandangan yang rada keliru itu harus dihilngkan untuk membentuk karakter anak-anak Aceh yang dapat meneruskan estafet kepemimpinan di masa depan. Percepatan mendapatkan sumber daya manusia berkualitas semakin gencar dilakukan pasca gempa bumi dan tsunami pada
26 Desember 2004 lalu yang menelan
korban ratusan ribu jiwa. Kondisi ini tentunya berpengaruh kepada kelangsungan pendidikan terhadap anak-anak usia sekolah mulai dari jenjang prasekolah (play group, taman kanakkanak) , pendidikan dasar (SD, SMP), pendidikan menengah (SMU, SMK) dan pendidikan tinggi (Diploma, Sarjana dan Pasca Sarjana) Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dan negara adalah amanah dari Allah SWT yang senantiasa harus dijaga karena di dalam dirinya melekat harkat dan martabat bangsa yang merupakan aset yang harus dijunjung tinggi. Hal ini sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 31 serta Undang-undang nomor 23 Tahun 2002, tentang perlindungan anak.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Sebagai wujud dari tanggung jawab Undang-undang, pada tahun 2003 Indonesia Heritage Foundation (IHF), sebuah Yayasan Badan Wakaf Warisan Nilai Luhur Indonesia bersama Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dan Exxon Mobil Oil melakukan kerja sama dalam mengembangkan Program Semai Benih Bangsa (SBB). Hingga periode 2003 – 2008 telah terbangun lebih 113 Unit/lokasi SBB yang menggunakan meunasah-meunasah (musholla) di 22 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara. Program Semai Benih Bangsa (SBB) bertujuan memberikan pembelajaran terpadu yang berbasis karakter kepada anak-anak usia dini dengan metode pembelajaran mengintegrasikan kemampuan kognitif anak dan emosi sehingga anak-anak didik diharapkan dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkannya dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan latar belakang inilah peneliti sangat berminat untuk melihat “Pengaruh Program Semai Benih Bangsa (SBB) terhadap Pengembangan Wilayah Perdesaan di Kabupaten Aceh Utara” sebagai pembangunan jangka panjang dan berkesinambungan dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penyediaan pendidikan bagi anak-anak usia sekolah jenjang prasekolah di perdesaan.
1.2.
Rumusan Permasalahan
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Berdasarkan latar belakang belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah respon masyarakat dan guru terhadap Program Semai Benih Bangsa (SBB) dikaitkan dengan pengembangan wilayah dalam upaya peningkatan pendidikan anak usia dini di Kabupaten Aceh Utara? 2. Bagaimana pengaruh pelaksanaan Program Semai Benih Bangsa (SBB) dalam pembentukan karakter masyarakat yang merupakan salah satu pilar pengembangan wilayah perdesaan di Kabupaten Aceh Utara ? 3. Apakah terdapat perbedaan pendapatan rata-rata sebelum dan sesudah menjadi guru pada Program Semai Benih Bangsa (SBB) di Kabupaten Aceh Utara?
1.3.
Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis dan mengetahui respon masyarakat dan guru terhadap Program Semai Benih Bangsa (SBB) dikaitkan dengan pengembangan wilayah dalam upaya peningkatan pendidikan anak usia dini di Kabupaten Aceh Utara. 2. Untuk menganalisis dan menegetahui pelaksanaan Program Semai Benih Bangsa (SBB) dalam pembentukan karakter masyarakat yang merupakan salah satu pilar pengembangan wilayah perdesaan di Kabupaten Aceh Utara.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
3. Untuk menganalisis dan mengetahui perbedaan pendapatan rata-rata sebelum dan sesudah menjadi guru pada Program Semai Benih Bangsa (SBB) di Kabupaten Aceh Utara
1.4.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten Aceh Utara mengarahkan prioritas pengembangan wilayah di perdesaan dalam upaya pembangunan yang berkelanjutan sebagaimana yang termaktub di dalam visi Pemerintah Kabupaten Aceh Utara yaitu “terwujudnya masyarakat Aceh Utara yang beriman dan bertaqwa, aman, tenteram, adil, makmur dan sejahtera di bawah naungan dan Ridha Allah Yang Maha Kuasa”. 2. Memberikan
pemahaman
kepada
masyarakat/LSM/yayasan
dalam
pengembangkan pembangunan pendidikan yang berkelanjutan dalam upaya peningkatan sumber daya manusia diperdesaan. 3. Peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lanjutan berkenaan dengan Program Semai Benih Bangsa (SBB).
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Program Semai Benih Bangsa (SBB)
Program Semai Benih Bangsa (SBB) merupakan program pendidikan yang dikembangkan oleh Indonesia Heritage Foundation (Yayasan Badan Wakaf Warisan Nilai Luhur Indonesia). Program pendidikan ini memberikan perhatiannya kepada pendidikan karakter anak usia dini dengan metode pembelajaran mengintegrasikan kemampuan kognitif dan emosi anak. Modul yang dikembangkan adalah “Character based integrated learning system”, yaitu pembelajaran terpadu yang berbasis karakter. Anak-anak di didik agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkannya dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan demikian pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal yang baik sehingga siswa didik menjadi faham (domein kognitif) tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan (domein afektif) nilai yang baik dan mau melakukannya (domein psikomotor). Seperti kata Aristotle dalam Mengawangi (2004) karakter itu erat kaitannya dengan “habit” atau kebiasaan yang terus menerus dipraktekkan dan dilakukan. Menurut Wynne (1991) dalam Megawangi (2004) kata karakter berasal dari bahasa Yunani, charassein yang berarti mengukir (to mark) memfokuskan pada bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku sehingga terbentuk sebuah pola. Dalam istilah bahasa arab karakter ini mirip dengan ahklak (akar kata khuluk). Mempunyai ahklak yang mulia adalah tidak secara otamatis dimiliki oleh setiap manusia begitu ia dilahirkan, tetapi memerlukan proses panjang memlalui pengasuhan dan pendidikan (proses mengukir). Oleh sebab itu seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkaraktek jelek, sementara orang yang berperilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
karakter erat kaitannya dengan personality (kepribadian) seseorang, dimana seseorang bisa disebut orang yang berkarakter (a person of character) jika tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral. Berkowitz (1998) dalam Megawangi (2004) menyatakan bahwa kebiasaan berbuat baik tidak selalu menjamin bahwa manusia yang telah terbiasa tersebut secara sadar (cognition) menghargai pentingnya nilai karakter (valuing). Karena mungkin saja perbuatannya tersebut dilandasi oleh rasa takut untuk berbuat salah, bukan karena tingginya penghargaan akan suatu nilai. Artinya aspek perasaan (domein affection atau emosi) tidak bekerja. Memakai istilah Lickona (1992) dalam Megawangi (2004) komponen ini dalam pendidikan karakter disebut “desiring the good” atau keinginan utnuk berbuat kebaikan, dengan demikian harus melibatkan bukan saja aspek “knowing the good” (moral knowing), tetapi juga “desiring the good” atau “loving the good” (moral feeling) dan “acting the good” (moral action). Nilainilai universal ini harus dapat menjadi perekat bagi seluruh anggota masyarakat walaupun berbeda latar belakang budaya, suku dan agama. Nilai- nilai tersebut menurut Mengawangi (2004), diwujudkan dalam 9 (sembilan) pilar karakter, yaitu (1) Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNya, (2) Kemandirian dan Tanggung Jawab, (3) Kujujuran/Amanah, Bijaksana, (4) Hormat dan Santun (5) Dermawan, suka menolong dan Gotong Royong, (6) Percaya diri, kreatif dan pekerja keras, (7) Kepemimpinan dan Keadilan, (8) Baik dan Rendah Hati, (9) Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan. Selanjut nya menurut Miraza (2008) pendidikan keluarga berperan menentukan pembentukan diri setiap anggota keluarga. Jika yang sering dibicarakan dan dilakukan dalam keluarga adalah ilmu pengetahuan maka akan lahir anggota keluarga ilmuan. Demikian pula jika yang dibicarakan masalah agama maka lahirlah anggota keluarga yang menjadi ahli agama. Demikian juga jika yang selalu dibicarakan dan dilakukan adalah bisnis, maka lahirlah anggota keluarga yang berjiwa bisnis. Dan apabila di dalam keluarga sering dibicarakan masalah hasut-menghasut dan sifat-sifat kedengkian, maka lahirlah anggota keluarga yang demikian. Pendidikan keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan jiwa anggota keluarga. Pendidikan ini berjalan secara perlahan (evolusi) dan kadangkala tidak disadari dan tiba-tiba saja dampaknya telah muncul pada kehidupan anggota keluarga. Pada tataran kebijakan pendidikan nasional, kesembilan pilar karakter yang dikembangkan ternyata sejalan dengan dengan nilai-nilai yang ditanamkan dalam konsep pendidikan kecakapan hidup (Life Skill) melalui pendidikan berbasis luas
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
(Broad Based Education) yang diluncurkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) pada tahun 2002. Menurut Miraza (2008) pemerintah perlu meninjau ulang kebijakan pendidikan serta penyempurnaan perangkat pendidikan, software ataupun hardware, yang selama ini keberadaannya sudah seperti benang kusut tanpa arah yang jelas. Kebijakan pendidikan yang tambal sulam dan tidak berlandaskan pada kebutuhan nyata masyarakat harus dibuang. Disusun suatu kebijakan pendidikan baru yang sesuai dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan pembangunan bangsa dan negara. Keahlian, keterampilan, dan moral perlu ditekankan pada para lulusan agar para lulusan memiliki sikap kemandirian dan harga diri tinggi. Kewajiban menyiapkan pendidikan sebagai sarana membentuk sumber daya manusia berarti bermula dari keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Namun peranan sekolah juga penting agar anak dapat berinterakasi dengan orang lain. Dalam skala lebih luas, peran pemerintah menjadi sangat berarti untuk menghasilkan bangsa yang kuat, maju dengan pendidikan memadai. Peranan pemerintah tentu saja sangat berarti apabila didukung oleh berbagai pihak yang peduli terhadap pendidikan seperti Progaram Semai Benih Bangsa ini. Pemerintah Kabupaten Aceh Utara melalui Tim penggerak PKK Kabupaten Aceh Utara , Dinas pendidikan Kabupaten Aceh Utara bekerjasama dengan Exxon Mobil Oil telah menjadikan Program Semai Benih Bangsa (SBB) sebagai bagian dari gerakan masyarakat dengan memanfaatkan meunasah-meunasah (Musholla) sebagai tempat belajar dan bermain bagi anak-anak prasekolah diperdesaan. Bahkan sejak
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
tahun 2003, Exxon Mobil Oil telah mengadopsi dan mengimplementasikan Program Semai Benih Bangsa (SBB) ini sebagai tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat atau yang dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR).
2.2.
Pengembangan Wilayah Dalam suatu negara yang sangat luas dan kondisi sosial ekonomi serta
geografis wilayah yang sangat beragam seperti Indonesia, pengembangan wilayah (regional development) sangat penting dalam mendampingi pembangunan nasional. Tujuan pengembangan wilayah sangat
bergantung pada permasalahan serta
karakteristik spesifik wilayah yang terkait, namun pada dasarnya ditujukan pada pendayagunaan potensi serta manajemen sumber-sumber daya melalui pembangunan perkotaan, pedesaan dan prasarana untuk peningkatan kondisi sosial dan ekonomi wilayah tersebut. Pembangunan berdasarkan pendekatan wilayah dimaksudkan sebagai suatu rencana dan aktivitas pembangunan yang terkait antara satu daerah dengan daerah lainnya sehingga arah pembangunan antar daerah dalam suatu wilayah menampung kebutuhan yang semakin tinggi. Perlu ada kerja sama antar daerah di dalam melaksanakan aktivitas pembangunan di daerah, pada dasarnya memiliki karakteristik potensi ekonomi dan sosial yang hampir sama bahkan saling menguatkan. Kerjasama ini dimaksudkan agar pembangunan daerah bisa berjalan secara optimal melalui penciptaan sinergi atas penggunaan potensi ekonomi yang ada. Untuk saat ini pembangunan di daerah berlandaskan pada potensi sumber daya alam dan sumber
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
daya manusia di daerah. Pemanfaatan kedua potensi inilah yang perlu dikerjasamakan sehingga dapat menciptakan suatu hasil atau manfaat yang lebih besar jika dibandingkan dengan bekerja sendiri (Miraza, 2005). Pada tingkat nasional pengembangan wilayah
juga ditujukan untuk
memperkuat integrasi ekonomi nasional melalui keterkaitan (linkages), serta mengurangi kesenjangan antar wilayah. Dalam perspektif jangka panjang, suatu pengembangan
wilayah
harus
menjadi
suatu
upaya
untuk
menumbuhkan
perekonomian wilayah dan lokal (local economic development), sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara mandiri. Dalam hal ini sangat diharapkan peran pemerintah
daerah
serta
organisasi-organisasi
masyarakat
setempat
dapat
menumbuhkan kegiatan usaha dan lapangan kerja dengan memobilisasi sumber daya manusia, alam dan kelembagaan secara lokal. Seperti ditegaskan oleh Blakely (1989), bahwa inisiatif pembangunan secara lokal dan regional memegang kunci yang sangat penting, dan pemerintah daerah serta organisasi lokal tidak bersifat pasif atau menunggu insiatif pemerintah pusat. Selanjutnya Blakely menegaskan bahwa Local economic development adalah suatu proses yang mencoba merumuskan kelembagaan-kelembagaan pembangunan di daerah, peningkatan kemampuan sumber daya manusia untuk menciptakan produkproduk yang lebih baik, pencarian pasar, alih pengetahuan dan teknologi, serta pembinaan industri dan kegiatan usaha pada skala lokal. Jadi pengembangan wilayah dilihat sebagai upaya pemerintah daerah bersama masyarakat dalam membangun kesempatan-kesempatan ekonomi yang cocok dengan sumber daya manusia, dan
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan kelembagaan secara lokal. Hal ini seyogyanya merupakan orientasi pengembangan wilayah dalam perspektif jangka panjang. Dengan demikian ketahanan (survival) bagi sebuah wilayah adalah harus mempunyai akses dan cukup kompetitif. Artinya sebuah wilayah harus mampu menempatkan diri dalam jaringan (networking) ekonomi nasional dan global. Lebih tegas lagi maknanya adalah local economic development harus dijadikan sebagai wahana untuk melakukan integrasi jaringan (networking) . Menurut Surya (2006), pengembangan kawasan pinggiran kota merupakan konsekuensi dari pengembangan sebuah kota. Kawasan pinggiran kota pada awalnya sebuah desa kecil yang berdampingan dengan pusat kota. Dalam perkembangannya pembangunan fasilitas umum jalan raya (high speed high way), telekomunikasi serta fasilitas sosial (tempat ibadah) menimbulkan pergerakan yang cepat dari warga sekitar, sehingga mereka dapat bekerja dan mencari areal pemukiman baru yang lebih besar, asri dan layak.
2.3.
Potensi Wilayah Perdesaan Potensi pembangunan yang terdapat di perdesan secara garis besar terdiri dari
tiga kelompok : (1) sumber daya dapat pulih (renewable resources), (2) sumber daya tak dapat pulih (non-renewable resources), dan (3) jasa-jasa lingkungan (environmental services) (Dahuri, 2001).
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Wilayah Republik Indonesia, secara keseluruhan kurang lebih terbagi ke dalam 58,858 desa dan 5.509 kelurahan, dilihat dari aspek demografisnya sekitar 80% penduduk bermukim di daerah perdesaan, yang mempunyai fungsi tidak hanya mencukupi kebutuhan sendiri di wilayah perdesaan, akan tetapi juga mempunyai fungsi strategis untuk mendukung kebutuhan wilayah perkotaan. Selain itu potensi yang dimiliki wilayah pedesaan meliputi : a) secara kuantitas desa kaya akan sumber daya manusia dan sumber daya alam ; b) masyarakat desa memiliki jiwa kekeluargaan dan kegotongroyongan yang kuat, menjunjung tinggi semangat kebersamaan berdasarkan prinsip musyawarah dan mufakat; c) masyarakat desa sangat religius, berperilaku sesuai dengan norma-norma agama yang dianut sehingga mereka lebih jujur, sabar dan ulet; d) menghargai atau patuh terhadap pimpinan baik formal maupun nonformal; e) menjunjung tinggi dan mempertahankan tradisi sehingga mereka kurang terbuka terhadap perubahan; dan f) masyarakat desa mudah diajak kerja sama untuk membangun desa, terutama pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan memecahkan masalah-masalah keseharian mereka.
2.3.1.
Permasalahan Perdesaan
Menurut Slamet (1978) bahwa masalah, ditinjau dari segi pembangunan, adalah adanya kesenjangan antara situasi yang ada dengan situasi yang diinginkan. Adanya suatu situasi baru yang diinginkan tetapi tidak tercapai juga
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
menimbulkan ada masalah. Di dalam kegiatan pengembangan desa, masalah akan muncul secara terus menerus dan dalam bentuk yang bermacam-macam. Penyebabnya, juga berbeda sehingga diperlukan proses identifikasi masalah untuk menentukan mana yang prioritas, yang mudah dipecahkan dan yang sulit dipecahkan. Menurut Kuncoro-Jakti (1994) bahwa masalah-masalah pokok masyarakat desa terdiri dari keterbelakangan dan kemiskinan, atau lebih tepat disebut masalah struktur dalam wujud perbandingan antara luas tanah dan jumlah individu dan pola pemilikan atas tanah. Hal ini mendorong meningkatnya jumlah pengangguran baik terselubung maupun terbuka, serta berlakunya upah yang rendah. Irawan dan Kartjono (1985) mengemukakan, di Indonesia masalah pokok pedesaan adalah kemiskinan dan keterbelakangan. Gambaran dari kemiskinan dan keterbelakangan tersebut adalah: a) pendapatan mayoritas penduduk rendah; b) adanya kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin; dan c) kurangnya partisipasi masyarakat miskin dalam pembangunan. Ketidakadaan akses terhadap sumber daya yang tersedia menyebabkan masyarakat miskin akan tetap dalam lingkaran kemiskinan. Kelompok miskin selalu kalah bersaing dalam memperoleh akses dibanding kelompok yang lebih kaya, sehingga berbagai sumber daya yang tersedia bagi mereka tidak banyak manfaatnya.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Dari beberapa pendapat tersebut bahwa beberapa hal yang menjadi pemasalahan diperdesaan yang merupakan kelemahan-kelemahan masyarakat desa, antara lain : 1) Kelemahan yang mendasar adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia. Tingkat pendidikan mereka sangat rendah. Akibatnya, masyarakat desa menjadi tidak berdaya memanfaatkan atau memobiliser sumber daya alam untuk meningkatkan kesejahteraannya. Di sisi lain arus urbanisasi angkatan kerja muda yang memiliki pola pikir dinamis dan rasional untuk bekerja pada industriindustri yang dipusatkan di kota. Akibatnya, sumber daya manusia yang tinggal di desa adalah mereka yang pola pikirnya statis, tradisional, dan sulit mengadopsi inovasi. Karena itu, peranan pendidikan menduduki posisi kunci untuk membekali masyarakat desa dengan pengetahuan , sikap mental yang baik, dan keterampilan yang handal sehingga mereka mampu melaksanakan pembangunan secara efektif. 2) Kemiskinan primer, yaitu suatu keadaan di mana penghasilan yang mereka peroleh dari hasil usaha tani tidak cukup memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok untuk hidup sebagai manusia yang layak. Kesempatan kerja di luar sektor pertanian hampir tidak ada di pedesaan. Jumlah anak putus sekolah dan masyarakat yang tidak bisa baca tulis semakin besar seiring dengan rendahnya pendapatan. Diversifikasi di bidang pertanian tidak terlaksana karena rendahnya penguasaan teknologi, tidak ada modal, kontak dengan sumber informasi dalam
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
meningkatkan pengetahuan adalah sangat jarang, dan harga yang tinggi dari sarana produksi pertanian terutama pupuk yang menjadi kebutuhan pokok. 3) Posisi tawar masyarakat desa sangat lemah terutama waktu menjual hasil produksi usaha tani. Mereka selalu di dalam posisi yang dirugikan dan menjadikan mereka semakin miskin dan tidak berdaya. 4) Masyarakat desa tidak mau atau sering menolak inovasi, kalaupun ada hanya terbatas pada beberapa orang saja. Hal ini berhubungan dengan kehidupan mereka yang terikat pada tradisi. Mereka lebih yakin bahwa apa yang mereka miliki adalah yang terbaik. Pola pikir mereka sangat lokalit, sehingga masyarakat desa mempunyai pola pikir yang berbeda dalam melihat masalah yang mereka hadapi. Ada yang berfikir logis dan realistis dan ada yang tidak. Mereka yang berpola pikir logis dan realistis biasanya memiliki cara berpikir positip, optimis, dan mau menerima kenyataan. Mereka yang memiliki pola pikir yang tidak logis dan tidak realistis cenderung berpikir negatif, pesimis, dan lari dari kenyataan. Kedua faktor di atas adalah menyangkut kualitas sumber daya manusia sehingga pemecahannya menjadi semakin rumit dan kompleks. Pemecahan masalah ini dapat dilakukan melalui pendekatan pendidikan.
2.3.2. Pengembangan Masyarakat Desa: Pengertian Visi dan Misi Dunham (1958) dalam Tampubolon merumuskan terdapat tiga ciri pokok pengembangan masyarakat desa, yaitu: pertama adanya usaha-usaha yang terorganisir untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat; kedua, adanya peningkatan usaha
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
kerjasama dan gotong royong dalam melaksanakan pembangunan; ketiga, pembangunan masyarakat desa memerlukan bantuan teknis dari pemerintah dan organisasi sukarela. Lebih lanjut Dunham mengemukakan empat unsur pengembangan masyarakat desa yaitu: a) a plan program with a focus on the total needs of the village community; b) technical assistance; c) integrating various specialties for the help of the commnunity; and d) a major emphasis upon self-help and participation by the residents of the community. Keempat unsur ini menekankan bahwa pengembangan masyarakat desa adalah suatu program yang terencana, berfokus pada kebutuhan masyarakat, memerlukan bantuan teknis dari para ahli dari berbagai bidang, dan mengutamakan kegiatan-kegiatan gotong royong untuk menumbuhkan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan. Membangun desa adalah membangun manusia dengan segala hak dan kewajibannya yang perlu mendapat perhatian. Karena itu, untuk mencapai tujuan, maka pembangunan desa perlu berpedoman pada visi dan misi yang jelas. Echols dan Shadily dalam kamus Inggris – Indonesia (1990) mengemukakan arti visi atau vision sebagai penglihatan, daya lihat, pandangan, melihat ke depan dengan pikiran yang jernih. Pengertian visi dalam konteks pembangunan desa adalah segala sesuatu yang dapat diwujudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan desa. Sebagai program yang terorganisasi, visi pembangunan masyarakat desa adalah usaha untuk mewujudkan masyarakat yang
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
sejahtera baik sosial maupun ekonomi, memiliki potensi untuk mengorganisasikan sumber daya yang ada guna meningkatkan mutu hidup yang lebih baik berdasarkan prinsip swadaya dan swakarsa, mendorong tumbuh dan berkembangnya suatu masyarakat desa yang mandiri dalam arti mampu mendidik dan menolong diri sendiri, dan membangun suatu sistem kepemimpinan pedesaan yang demokratis. Menurut Hornby et. al. dalam Advanced Leaner,s Dictionary (1963), mengemukakan pengertian misi atau mission sebagai organized efforts; business or purpose in life; massage; charge ; duty; trust. Dalam konteks pembangunan desa, pengertian misi adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatankegiatan yang teroganisasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat desa. Berdasarkan pengertian di atas, maka misi pembangunan masyarakat desa antara lain adalah melaksanakan kegiatan pembangunan desa guna meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat. Dilaksanakan melalui kegiatan gotong-royong (self-help), usaha bersama (cooperative effort), dan mengutamakan potensi-potensi yang dimiliki masyarakat, memberdayakan masyarakat desa melalui jalur pendidikan sehingga mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan serta sikap mental positif untuk melaksanakan pembangunan. Pemberdayaan masyarakat akan efektif jika pembangunan dilakukan bersama antara masyarakat dan aparat pemerintah sesuai
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
dengan metode kerja doing with the people, dan membina suatu sistem kepemimpinan yang efektif di pedesaan. Memandang desa sebagai basis potensial kegiatan ekonomi haruslah menjadi paradigma baru dalam program pembangunan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Perubahan kondisi internal dan ekternal yang terjadi menuntut kebijakan yang tepat dan matang dari para pembuat kebijakan dalam upaya pengembangan potensi wilayah pedesaan. Sudah saatnya menjadikan desa sebagai pusat-pusat pengembangan sebagai penggerak roda perekonomian.
2.4.
Pembangunan yang Berkelanjutan
Pembangunan yang berkelanjutan dapat diartikan secara luas sebagai kegiatankegiatan di suatu wilayah untuk memenuhi kebutuhan pembangunan di masa sekarang tanpa membahayakan daya dukung sumberdaya bagi generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya. Tantangan pembangunan berkelanjutan adalah menemukan cara untuk meningkatkan kesejahteraan sambil menggunakan sumber daya alam secara bijaksana.
.
Pembangunan berkelanjutan harus diletakkan sebagai kebutuhan dan aspirasi manusia kini dan masa depan. Karena itu hak-hak asasi manusia seperti hak-hak ekonomi, sosial, budaya, dan hak atas pembangunan dapat membantu memperjelas arah dan orientasi perumusan konsep pembangunan yang berkelanjutan. Proses pembangunan haruslah memajukan martabat manusia, dan
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
tujuan pembangunan adalah demi kemajuan yang terus menerus secara berkelanjutan untuk kesejahteraan manusia secara adil merata. Prinsip dasar pembangunan berkelanjutan meliputi, pertama, pemerataan dan keadilan sosial. Dalam hal ini pembangunan berkelanjutan harus menjamin adanya pemerataan untuk generasi sekarang dan yang akan datang, berupa pemerataan distribusi sumber lahan, faktor produksi dan ekonomi yang berkeseimbangan (adil), berupa kesejahteran semua lapisan masyarakat. Kedua, menghargai keaneragaman (diversity). Keaneragaman hayati adalah prasyarat untuk memastikan bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan yang akan datang. Pemeliharaan keaneragaman budaya akan mendorong perlakuan merata terhadap setiap orang dan membuat pengetahuan terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti oleh masyarakat. Ketiga, menggunakan pendekatan integratif. Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara manusia dengan alam. Pemanfaatan harus didasarkan pada pemahaman akan kompleknya keterkaitan antara sistem alam dan sistem sosial dengan cara-cara yang lebih integratif dalam pelaksanaan pembangunan. Keempat, perspektif jangka panjang, dalam hal ini pembangunan berkelanjutan seringkali diabaikan, karena masyarakat cenderung menilai masa kini lebih utama dari masa akan datang. Karena itu persepsi semacam itu perlu dirubah.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Penjabaran dan implementasi pembangunan berkelanjutan di Indonesia ditujukan pada beberapa sasaran, yakni pertama, membina hubungan keselarasan antara manusia dengan lingkungannya. Kedua, melestarikan sumber daya alam agar bisa dimanfaatkan secara terus menerus oleh generasi demi generasi sampai generasi tak terhingga. Ketiga, mencegah kemerosotan mutu dan meningkatkan mutu lingkungan sehingga dapat menaikan kualitas hidup manusia Indonesia. Keempat, membimbing manusia dari posisi purusak lingkungan menjadi pembina lingkungan. Di sini pembangunan berkelanjutan tidak terbatas pada pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, tetapi juga berarti berkelanjutan sosial dan ketahanan kekuatan sosial. Dengan demikian pembangunan yang berkelanjutan adalah merupakan proses dinamis yang berlangsung secara terus-menerus, dan respon terhadap tekanan perubahan ekonomi, lingkungan, dan sosial. Salah satu tantangan terbesar konsep tersebut saat ini adalah menciptakan keberlanjutan, termasuk di dalamnya keberlanjutan sistem politik dan kelembagaan sampai pada strategi, program, dan kebijakan sehingga pembangunan yang berkelanjutan dapat terwujud (Salim, 1997).
2.5.
Penelitian Sebelumnya Adapun penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan berkenaan dengan
penelitian tesis ini adalah:
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Martianto (2002), menulis tesis yang berjudul ”Pendidikan karakter: Paradigma baru dalam pembentukan manusia berkualitas” (Character Education: New paradigm to capacity building) beliau mengemukakan bahwa demoralisasi yang terkait oleh hilangnya jati diri individu (sisi cahaya) dan munculnya ego individu (sisi kegelapan) adalah disebabkan oleh melemahnya peran keluarga dan melemahnya aturan moral dalam mayarakat yang menyebabkan demoralisasi di dalam keluarga dan masyarakat. Walaupun kemiskinan dan rendahnya pelaksanaan penegakan hukum juga berhubungan dengan tingkat kejahatan dan demoralisasi, akan tetapi peran keluarga dan sekolah adalah merupakan hal yang sangat penting. Pendidikan karakter mempunyai peran utama dalam pengembangan setiap individu tidak hanya untuk mengetahui, tetapi juga aspek perasaan (domein affection atau emosi) atau disebut “desiring the good” atau keinginan untuk berbuat kebaikan dan menjadi lebih baik. Oleh karena itu, keluarga dan sekolah sangat berperan dalam melaksanakan nilai-nilai tersebut sebagai ganti bentuk nilai hafalan untuk membangun kapasitas manusia dalam pembangunan. Dengan demikian harus menjadi suatu paradigma yang baru dalam keluarga dan sekolah di Indonesia untuk mendidik setiap individu yang memiliki karakter berdasarkan nilai-nilai luhur.
2.6.
Kerangka Pemikiran
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Analisis yang akan dilakukan dalam upaya menjawab permasalahan yang diangkat dalam studi ini adalah : 1. Menganalisis dan mengetahui persepsi masyarakat dan guru terhadap Program Semai Benih Bangsa (SBB) terhadap peningkatan pendidikan anak dan pengembangan wilayah di Kabupaten Aceh Utara. Analisis ini dilakukan dengan metode analisa deskriptif. 2. Untuk menganalisis dan menegetahui pelaksanaan Program Semai Benih Bangsa (SBB) dalam pembentukan karakter masyarakat yang merupakan salah satu pilar pengembangan wilayah perdesaan di Kabupaten Aceh Utara. Analisis ini dilakukan dengan metode analisa deskriptif. 3. Menganalisis dan mengetahui perbedaan pendapatan rata-rata sebelum dan sesudah menjadi guru pada Program Semai Benih Bangsa (SBB) di Kabupaten Aceh Utara dilakukan dengan metode kuantitatif yaitu menggunakan uji statistik dengan menguji uji t.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.
Lokasi Penelitian
Ruang lingkup wilayah yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah
18
(delapan belas) desa dalam 6 (enam) kecamatan dengan dasar pembagian menurut wilayah, yaitu wilayah timur 2 (dua) kecamatan, wilayah tengah 2 (dua) kecamatan dan wilayah barat 2 (dua) kecamatan dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara. Selanjutnya sampel ditentukan berdasarkan pembagian jumlah penduduk dengan kategori besar, sedang, dan kecil. Adapun desa tersebut adalah: Tabel 3.1 Jumlah Desa Penelitian No
Kecamatan
Wilayah
1 2
TANJONG MEUNYE Tanah Jambo Aye
3
TEUPIN BAYU Timur
4 5
Lhoksukon
ASAN ARA BUNGKOK
7
MANCANG Samudera
9
MURONG Tengah
10 11
SAMAKUROK REUDEUP ALUE BUKET
6
8
Gampong/Desa
Syamtalira Bayu
PAYA TERBANG MEUNASAH LANGA PULO BLANG TRIENG
12
ULEE GAMPONG
13
UTEUN GELINGGANG
14
Dewantara
15
Barat
16 17
GLUMPANG SULU BARAT
Nisam
18
PULO RUNGKOM BLANG PALA GAMPONG TEUNGOH MEUNASAH BEUNOT
Sumber: Analisis Penulis 2008
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
3.2
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuisioner yang berisi daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan dan observasi langsung kelapangan dengan menggunakan teknik wawancara dengan responden. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dari berbagai informasi atau instansi terkait yang berhubungan dengan ruang lingkup penelitian, yaitu: Biro Pusat Statistik (BPS), Bappeda Kabupaten Aceh Utara, Tim Penggerak PKK Kabupaten Aceh Utara, Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Utara Kantor Camat, Kantor Desa, serta hasil penelitian terdahulu dan literatur yang dianggap relevan dalam mendukung penelitian ini.
3.3.
Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (1998), populasi merupakan keseluruhan unit atau individu
dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang berdomisili di Kabupaten Aceh Utara yang telah menerima program semai benih bangsa yang terbagi dalam 6 (enam) Kecamatan yaitu Kecamatan Tanah Jambo Aye dengan jumlah penduduk 38.928 jiwa, Kecamatan Lhoksukon dengan jumlah penduduk 42.937 jiwa (mewakili wilayah timur), Kecamatan Samudera dengan jumlah penduduk 21.880 jiwa, Kecamatan Syamtalira Bayu 21.806 jiwa (mewakili wilayah tengah), kecamatan Dewantara dengan jumlah penduduk 43.998 jiwa dan kecamatan Nisam dengan jumlah penduduk 34.500 jiwa (mewakili wilayah
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
barat) pada tahun 2006. Lebih rinci mengenai banyaknya penduduk dan rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga No
Kecamatan
1
Tanah Jambo Aye
2
Lhoksukon
3
Samudera
4
Syamtalira Bayu
5
Dewantara
6
Nisam
Wilayah
Timur
Tengah
Barat
Jumlah
Penduduk LK
PR
Jumlah Jumlah
KK
19,310
19,618
38,928
8,099
21,274
21,663
42,937
8,856
10,701
11,179
21,880
4,765
10,889
10,917
21,806
4,626
21,930
22,068
43,998
9,071
16,641
17,859
34,500
7,411
204,049
42,828
Sumber: Badan Pusat Statistik Lhokseumawe Tahun 2006
3.4.
Teknik Pengambilan Sampel Tujuan penggunaan sampel adalah agar peneliti dapat memperoleh data yang
dapat mencerminkan keadaan populasi dengan biaya lebih murah dan waktu penelitian lebih cepat. Penetapan ukuran sampel didasarkan atas pertimbangan Roscoe (dalam Sugiyono, 2003), yang mengatakan: Pertama, Ukuran Sampel yang layak digunakan dalam penelitian sosial adalah antara 30 sampai dengan 500 sampel. Kedua, bila sampel dibagi dalam kategori, maka jumlah anggota sampel tiap kategori minimal 30. Dalam peneitian ini, sampel ditetapkan sebanyak 54 kepala keluarga dan 36 guru dari ketiga wilayah penelitian (timur, tengah, barat). Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak (random sampling).
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 3.3 Jumlah Pengambilan Sampel No
Kecamatan
Wilayah
1 2
Timur Lhoksukon
SAMAKUROK REUDEUP
ASAN ARA BUNGKOK
7
MANCANG Samudera
9
Syamtalira Bayu
18
12
18
12
54
36
ULEE GAMPONG
13
UTEUN GELINGGANG Dewantara
GLUMPANG SULU BARAT
15
Barat
16 Nisam
PULO RUNGKOM BLANG PALA GAMPONG TEUNGOH MEUNASAH BEUNOT
18
Jumlah
3.5.
PAYA TERBANG MEUNASAH LANGA PULO BLANG TRIENG
12
17
12
MURONG Tengah
10
14
18
ALUE BUKET
6
11
Guru
TEUPIN BAYU
4
8
Masyarakat
TANJONG MEUNYE Tanah Jambo Aye
3
5
Gampong/Desa
Metode Analisa Data Untuk menjawab permasalahan pertama digunakan metode deskriptif yaitu
mendeskriptifkan persepsi masyarakat dan guru terhadap aspek sosial, ekonomi, infrastruktur dan kelembagaan selama Program Semai Benih Bangsa berlangsung melalui tabel distribusi persepsi yaitu berdasarkan skala dengan mengkatagorikan yaitu a = 4, b = 3, c = 1 dan d = 0 pada setiap pilihan jawaban yang diberikan.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Selanjutnya untuk menjawab permasalahan kedua dilakukan analisis dengan uji beda parametrik uji-t (t-test) yaitu melihat semai benih bangsa ini terhadap peningkatan pendapatan dan pengembangan wilayah di Kabupaten Aceh Utara dilakukan dengan uji beda (Uji-t) yang dibantu dengan Program Komputer SPSS For Windows ver. 12.00 dengan rumus Gosset dalam Nugiyantoro dkk, (2000) sebagai berikut:
Rumus :
t=
ΣD ( NΣD ) − ( NΣD 2 ) N −1 2
Dimana : ΣD
=. Jumlah perbedaan rata-rata setiap pasang (X1 –X2=D) Dimana X1 adalah rata-rata pendapatan sesudah dan X2 Pendapatan sebelum
N H0
= Jumlah observasi
= Tidak terdapat perbedaan pendapatan rata-rata sebelum dan sesudah menjadi guru pada Program Semai Benih Bangsa di Kabupaten Aceh Utara.
H1
= Terdapat perbedaan pendapatan rata-rata sebelum dan sesudah menjadi guru pada Program Semai Benih Bangsa di Kabupaten Aceh Utara Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel (dasar pengambilan
keputusan sama dengan dengan uji t).
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Jika t hitung (angka t output) > Statistik tabel (tabel t), maka H0 ditolak Jika t hitung (angka t output) < Statistik tabel (tabel t), maka H0 diterima Sedangkan t tabel dapat dihitung pada tabel t: Tingkat signifikansi (α) adalah 5% Df atau derajat kebebasan adalah n (jumlah data) – 1
3.6.
Defenisi dan Batasan Operasional
Dari berbagai bentuk model yang akan diteliti maka defenisi operasioanal yang akan digunakan dapat diterangkan sebagai berikut : 1. Program Semai Benih Bangsa adalah merupakan kegiatan berbasis pendidikan karakter. Kegiatan pendidikan ini memberikan perhatiannya kepada anak usia dini dengan metode pembelajaran mengintegrasikan kemampuan kognitif anak dan emosi. 2. Pengembangan wilayah merupakan sinergisitas antara potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam pengeloaan wilayah yang mencakup aspek sosial, ekonomi dan perdagangan, infrastruktur dan kelembagaan dalam upaya memperbaiki tingkat kesejahteraan kehidupan masyarakat. 3. Masyarakat perdesaan adalah suatu komunitas masyarakat dengan pola kehidupan yang masih terikat pada tradisi, dan hidup secara tradisional dalam memanfaatkan sumber daya alamnya.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Aceh Utara
4.1.1
Geografis dan Demografis
Kabupaten Aceh Utara (North Aceh Regency) sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) terletak di bagian pantai pesisir utara pada 96.52.00° - 97.31.00°. Bujur Timur dan 04.46.00° - 05.00.40° Lintang Utara. Sebelum tahun 1999, Kabupaten Aceh Utara memiliki wilayah yang relatif luas, mengingat pada masa itu Kabupaten Bireun dan Kota Lhokseumawe masih termasuk sebagai bagian dari Kabupaten Aceh Utara. Namun setelah terjadi pemekaran, luas wilayah kabupaten yang sebelumnya menjadi induk Kabupaten Bireun dan Kota Lhokseumawe ini tinggal 329.686 hektar atau 3.296,86 kilometer persegi yang berbatasan dengan: Sebelah Utara Sebelah Selatan
: Kota Lhokseumawe dan selat malaka : Kabupaten Bener Meriah
Sebelah Timur
: Kabupaten Aceh Timur
Sebelah Barat
: Kabupaten Bireun
Batas administrasi Kabupaten Aceh Utara dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Luas wilayah Aceh Utara terbagai ke dalam 22 wilayah kecamatan yang tersebar di bedengan luas masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1. Luas Wilayah Kabupaten Aceh Utara Menurut Kecamatan Jumlah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Kecamatan Sawang Nisam Kuta Makmur Simpang Keuramat Syamtalira Bayu Meurah Mulia Matangkuli Paya Bakong Cot Girek Tanah Jambo Aye Langkahan Seunuddon Baktiya Baktiya Barat Lhoksukon Tanah Luas Nibong Samudera Syamtalira Aron Tanah Pasir Muara Batu Dewantara
Desa 39 44 39 16 49 50 72 39 24 47 23 33 57 26 75 57 20 40 34 29 24 15
Luas Wilayah (Km) 384,65 241,47 151,32 79,78 346,81 202,57 124,64 418,32 189,00 162,98 50,52 100,63 158,67 83,08 243,00 30,64 44,91 43,28 28,13 39,65 33,34 39,47
Presentase (%) 11,67 7,32 4,59 2,42 10,52 6,14 3,78 12,69 5,73 4,94 14,57 3,05 4,81 2,52 7,37 0,93 1,36 1,31 0,85 1,20 1,01 1,20
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Jumlah
852
3.296,86
100,00
Sumber: BPS Kabupaten Aceh Utara Tahun 2006
Dari 22 kecamatan yang ada, Kecamatan Paya Bakong, Kecamatan Sawang, dan Kecamatan Syamtalira Bayu adalah wilayah terluas. Selain itu kecamatankecamatan lain yang tergolong luas wilayahnya adalah Kecamatan Nisam, Lhoksukon, Meurah Mulia, Cot Girek, Tanah Jambo Aye, Baktiya, Kuta Makmur, Langkahan, Matangkuli dan Kecamatan Seunuddon. Sedangkan delapan kecamatan lainnya hanya memiliki luas kurang dari 100 km² dan rata-rata di bawah 50 km². Hingga akhir tahun 2006 Kabupaten Aceh Utara memiliki jumlah penduduk 502.228 jiwa yang tersebar di 22 kecamatan dan 852 desa/kelurahan dengan jumlah penduduk per rumah tangga sebesar 110.108 dan rata-rata penduduk152 jiwa/Km. Berikut jumlah penduduk, jumlah rumah tangga, dan rata-rata per rumah tangga menurut kecamatan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2. Jumlah penduduk, jumlah rumah tangga, rata-rata per rumah tangga menurut kecamatan
No 1 2 3 4 5 6 7
Kecamatan Sawang Nisam Kuta Makmur Simpang Keuramat Syamtalira Bayu Meurah Mulia Matangkuli
Jumlah
Jumlah
KK
Penduduk/Jiwa 7,104 7,411 4,480 1,407 4,626 3,888 4,851
31,014 34,500 20,299 6,539 21,806 16,443 22,061
Rata-Rata Penduduk Per Per KK Jiwa/Km 81 4 143 5 134 5 82 5 63 5 81 4 177 5
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Paya Bakong 2,526 Cot Girek 4,158 Tanah Jambo Aye 8,099 Langkahan 4,111 Seunuddon 5,051 Baktiya 6,828 Baktiya Barat 3,618 Lhoksukon 8,856 Tanah Luas 4,721 Nibong 1,948 Samudera 4,765 Syamtalira Aron 3,665 Tanah Pasir 4,067 Muara Batu 4,847 Dewantara 9,071 Jumlah 110,098 Sumber: BPS Kabupaten Aceh Utara Tahun 2006
11,364 17,881 38,928 18,114 22,442 30,650 16,382 42,937 20,584 9,144 21,880 15,477 15,886 23,959 43,998 502,288
27 95 239 120 223 193 197 177 672 204 506 550 401 719 1115 152
4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk terpadat terdapat di Kecamatan Dewantara dengan jumlah 44,998 jiwa dengan rata-rata penduduk per jiwa/km152 jiwa/km, disusul Kecamatan Nisam Potensi jumlah penduduk Kabupaten Aceh Utara ini merupakan modal bagi pembangunan jika dapat dibina dan diarahkan oleh pemerintah untuk diberdayakan dalam proses pembangunan. Berhasil tidaknya tujuan dan maksud yang hendak dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh faktor manusia itu sendiri, terutama dalam membina jumlah penduduk untuk turut serta mendukung program pembangunan, tabel jumlah penduduk menurut kelompok umur dalam Kabupaten Aceh Utara sebagai berikut: Tabel 4.3 Jumlah penduduk menurut kelompok umur dalam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2006
No
Kelompok Umur
Laki-laki (Jiwa)
Perempuan (Jiwa)
Total (Jiwa)
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+
Jumlah Sumber: BPS Kabupaten Aceh Utara Tahun 2006
21,957 30,192 31,302 31,168 24,557 20,017 15,929 15,250 13,458 11,210 9,848 6,603 6,013 4,163 2,874 2,341 246,881
21,938 30,146 29,468 30,448 24,937 22,590 19,889 17,443 14,373 12,030 9,740 6,300 5,923 4,266 2,985 2,931 255,407
43,895 60,338 60,770 61,616 49,494 42,607 35,818 32,693 27,831 23,240 19,588 12,903 11,936 8,428 5,859 5,272 502,288
Tabel di atas menunjukkan bahwa kelompok umur yang terbesar jumlahnya adalah pada usia 15-19 tahun dengan jumlah 61,616 jiwa. Selain itu kelompok usia yang tergolong besar adalah usia 10-14 tahun dengan jumlah 60,770 jiwa, usia 5-9 tahun dengan jumlah 60,338 jiwa dan usia 0-4 tahun dengan jumlah 43,895 jiwa. Selanjutnya jumlah balita yang terdapat dalam Kabupaten Aceh Utara sebagai berikut: Tabel. 4.4. Jumlah balita di bawah usia 5 tahun pada tahun 2006 No 1 2 3 4 5 6 7
Kecamatan Sawang Nisam Kuta Makmur Simpang Keuramat Syamtalira Bayu Meurah Mulia Matangkuli
Jumlah Balita (Jiwa) 3,129 3,440 1,923 652 1,794 1,639 3,297
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Paya Bakong * Cot Girek Tanah Jambo Aye Langkahan Seunuddon Baktiya Baktiya Barat Lhoksukon Tanah Luas Nibong * Samudera Syamtalira Aron Tanah Pasir Muara Batu Dewantara
1,730 3,937 1,806 2,241 3,056 1,633 2,623 2,965 -
Jumlah Total
2,167 1,577 809 2,411 4,387 47,215
Sumber: BPS Kabupaten Aceh Utara Tahun 2006 *) Data masih tergabung dengan kecamatan induk
Dari tabel di atas jumlah balita tertinggi terdapat di kecamatan Dewantara yaitu sebesar 4,387 jiwa disusul dengan beberapa kecamatan lainnya yaitu kecamatan Tanah Jambo Aye dengan jumlah 3,937 jiwa, kecamatan Nisam dengan jumlah 3,440 jiwa. Sedangkan jumlah balita terendah terdapat di kecamatan Simpang Keuramat dengan jumlah 652 jiwa dan keamatan Tanah Pasir dengan jumlah balita 809 jiwa.
4.1.2
Sosial dan Ekonomi
Kewajiban menyiapkan pendidikan sebagai sarana membentuk sumber daya manusia berarti bermula dari keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Namun peranan sekolah juga penting agar anak dapat berinterakasi dengan orang lain. Dalam skala lebih luas, peran pemerintah menjadi sangat berarti untuk
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
menghasilkan bangsa yang kuat, maju dengan pendidikan memadai. Peranan pemerintah tentu saja sangat berarti apabila didukung oleh berbagai pihak yang peduli terhadap pendidikan seperti Progaram Semai Benih Bangsa ini. Secara kuantitas kondisi Pendidikan di Kabupaten Aceh Utara relatif memadai untuk semua jenjang pendidikan. Jumlah sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia telah mengalami penambahan yang signifikan. Sekolah taman kanak-kanak misalnya, dari 31 unit pada tahun 2002 meningkat menjadi 92 unit pada tahun 2006 (83 unit TK milik swasta dan 3 unit milik pemerintah). Tabel jumlah taman kanakkanak sebagai berikut
Tabel. 4.5. Jumlah sekolah Taman Kanak-Kanak menurut kecamatan tahun 2006 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kecamatan Sawang Nisam Kuta Makmur Simpang Keuramat Syamtalira Bayu Meurah Mulia Matangkuli Paya Bakong Cot Girek Tanah Jambo Aye Langkahan Seunuddon Baktiya Baktiya Barat Lhoksukon Tanah Luas Nibong
Negeri (Unit)
Swasta (Unit)
1 1 -
9 9 1 2 2 1 7 8 2 2 9 2 7 1 -
Jumlah (Unit) 9 9 1 3 2 1 7 8 2 2 9 2 7 2 -
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
18 19 20 21 22
Samudera Syamtalira Aron Tanah Pasir Muara Batu Dewantara Jumlah Total Tahun 2006 Tahun 2005 Tahun 2004 Tahun 2003 Tahun 2002
1 3 1 1 1 1
1 1 13 12 89 70 67 52 30
1 1 14 12 92 71 68 33 31
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Utara Tahun 2006
Proses pendidikan murid di TK-TK yang ada selama ini diasuh oleh para guru yang sebagian besar masih berstatus non-PNS. Dari sebanyak 402 orang guru TK, 20 orang orang guru diantaranya Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kendati demikian rasio guru-murid relatif rasional yaitu, seorang guru TK mengasuh rata-rata 11 orang murid, atau sangat efektif dan efisien bagi seorang guru dalam membimbing muridnya. Rasio Taman Kanak-Kanak (TK) dengan murid juga cukup rasional dan efektif, yaitu rata-rata 1 unit TK menampung sebanyak 49-53 orang murid. Tabel jumlah guru Tk sebagai berikut: Tabel 4.6. Jumlah Guru TK menurut kecamatan tahun 2006 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kecamatan Sawang Nisam Kuta Makmur Simpang Keuramat Syamtalira Bayu Meurah Mulia Matangkuli Paya Bakong Cot Girek Tanah Jambo Aye Langkahan Seunuddon
PNS (Jiwa) 3 5 1 2 -
Non PNS (Jiwa) 40 36 3 14 8 4 20 37 7 11
Jumlah (Jiwa) 43 36 3 19 8 4 21 39 7 11
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Baktiya Baktiya Barat Lhoksukon Tanah Luas Nibong Samudera Syamtalira Aron Tanah Pasir Muara Batu Dewantara Jumlah Total Tahun 2006 Tahun 2005 Tahun 2004 Tahun 2003 Tahun 2002
1 1 4 3 20 65 61 38 42
39 8 21 3 5 3 70 53 382 384 230 230 104
39 8 22 3 5 4 74 56 402 449 291 268 146
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Utara Tahun 2006
Demikian pula jumlah murid TK dari 1.898 orang pada tahun 2002, meningkat menjadi 4.474 orang pada tahun 2006 (bertambah rata-rata 18,71 persen per tahun). Berikut tabel jumlah murid di bawah ini: Tabel 4.7. Jumlah Murid TK Menurut Kecamatan Tahun 2006 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kecamatan Sawang Nisam Kuta Makmur Simpang Keuramat Syamtalira Bayu Meurah Mulia Matangkuli Paya Bakong Cot Girek Tanah Jambo Aye Langkahan Seunuddon Baktiya Baktiya Barat Lhoksukon Tanah Luas Nibong Samudera
Laki-laki (Jiwa) 301 165 21 101 40 16 116 238 35 39 140 29 164 47 35
Perempuan (Jiwa) 335 169 20 110 45 24 98 253 33 53 179 59 171 42 35
Total (Jiwa) 636 334 41 211 85 40 214 491 68 92 319 88 335 89 70
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
19 20 21 22
Syamtalira Aron Tanah Pasir Muara Batu Dewantara Jumlah Total Tahun 2006 Tahun 2005 Tahun 2004 Tahun 2003 Tahun 2002 Sumber: BPS Kabupaten Aceh Utara Tahun 2006
27 316 319 2,149 1,989 1,698 1,376 759
20 355 324 2,325 1,850 1,751 1,424 839
4.2.
Hasil Analisa Pengaruh Program Semai Benih Bangsa
4.2.1
Pengertian dan Tujuan Program Semai Benih Bangsa
Program
Semai
Benih
Bangsa
(SBB)
adalah
merupakan
47 671 643 4,474 3,839 3,449 2,800 1,598
program
pengembangan anak mempunyai rencana yang jelas tentang kegiatan yang dapat dilakukan guru bersama orang tua murid dalam mengintegrasikan kemampuan kognitif dan emosi anak. Agar pembentukan karakter anak dapat terwujud dengan menggunakan pilar karakter dan sistem sentra, dimana proses pembelajaran terjadi dengan cara pencelupan setiap pilar dan sentra yang diajarkan ke dalam diri anak, anak diajak untuk mengenal lingkungan disekitarnya serta belajar sambil bermain. Program Semai Benih Bangsa merupakan salah satu pola pengasuhan anak dengan menggunakan pilar karakter sebagai salah satu solusi mendorong pembentukan perilaku anak secara positif yang dikemas oleh Indonesia Heritage Fondation (IHF) untuk mendidik dan membina anak-anak usia dini agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
serta dapat mengembangkan daya fakir dan cipta seoptimal mungkin melalui pengembangan 9 (sembilan) pilar karakter yaitu : 1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaaNya 2. Kemandirian dan tanggung jawab 3. Kejujuran dan Amanah 4. Hormat dan Santun 5. Dermawan 6. Suka menolong dan gotong royong 7. Percaya diri 8. Kreatif dan kerja keras 9. Kepemimpinan dan Keadilan Pembinaan anak-anak melalui 9 (sembilan) karakter dimaksud diharapkan dapat melahirkan generasi yang tangguh, cinta kepada Allah dan segenap ciptaannya, generasi yang penyayang dengan senantiasa menebarkan “salam” yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Melahirkan “Generasi Emas” yang akan menjadi Agent of Change bagi masyarakat tidak hanya membangun karakter anak tetapi sekaligus membangun karakter keluarga, karakter pendidik dan karakter masyarakat yang pada akhirnya akan melahirkan karakter masyarakat. Adapun faktor yang dapat menentukan kesuksesan pendidikan karakter di sekolah sebagai berikut: 1. Nilai-nilai yang dapat membentuk “Good Character”.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
2. Defenisi secara menyeluruh yang termausk aspek Thinking, Feeling, dan Action. 3. Memerlukan pendekatan komprehensif dan terfokus dari aspek guru, sebagai role model, disiplin disekolah, kurikulum, proses pembelajaran, manajemen kelas dan sekolah, integrasi materi karakter dalam seluruh aspek kehidupan kelas, kerjasama orang tua, masyarakat dan sebagainya, 4. Sekolah harus menjadi model “masyarakat yang damai dan harmonis”. Sekolah merupakan miniatur dari bagaimana seharusnya kehidupan di masyarakat, dimana saling individu dapat saling menghormati, bertanggung jawab, saling peduli dan adil.
5. Untuk mengembangkan karakter, para murid dapat mempraktekkannya, bagaimana berperilaku moral misalnya berlatih untuk bekerja sosial (memberikan sumbangan ke Panti Asuhan, membersihkan lingkungan), menyelesaikan konflik, berlatih menjadi individu yang bertanggung jawab. 6. Membangkitkan rasa bersalah dari diri anak, misalnya membangkitkan rasa bersalah pada diri anak kalau mereka melakukan tindakan negatif, atau membangkitkan rasa empati anak agar sensitive terhadap kesulitan orang lain. 7. Memerlukan kepemimpinan moral dari berbagai pihak, pimpinan staf dan para guru. 8. Sekolah harus bekerja sama antara orang tua murid dan kepala sekolah. 9. Evaluasi berkala mengenai keberhasilan pendidikan karakter disekolah.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
4.2.2. Prinsip Kegiatan
Dalam melaksanakan kegiatannya, Program Semai Benih Bangsa melakukan beberapa prinsip yang telah ditetapkan diantaranya: 1.
Syarat pendirian a.
Tersedianya lokasi seperti rumah atau Meunasah.
b.
Adanya anak-anak usia dini yang bertempat tinggal disekitar lokasi Semai Benih Bangsa.
c.
Tersedianya guru yang telah terlatih pada Indonesia Heritage Fondation (IHF) Jakarta.
2.
4.
Buku administrasi yang disiapkan tiap Semai Benih Bangsa a.
Buku tamu.
b.
Buku kas iuran murid.
c.
Buku pemasukan dana operasional.
d.
Buku pemasukan dana rehab.
e.
Absensi kehadiran murid setiap hari.
f.
Absensi kehadiran guru.
g.
Buku pelaporan perkembangan anak setiap hari dan LKH.
h.
Buku induk anak didik Semai Benih Bangsa.
Ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan oleh guru Semai Benih Bangsa
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
a. Waktu pembelajaran 1). Hari Senin s/d Kamis dan Sabtu masuk pukul 08.00 pulang pukul 11.00 WIB. 2).
Hari Jum’at masuk pukul 08.00 pulang pukul 10.30 WIB.
b. Evaluasi perkembangan murid Semai Benih Bangsa Guru setiap hari membuat laporan evaluasi perkembangan anak setelah selesai pembelajaran. c. Materi yang di berikan mengikuti Lesson Plan Indonesia Heritage Foundation (IHF) Jakarta
5.
Sistem Pembelajaran Pembelajaran pada Semai Benih Bangsa (SBB) menggunakan sistem dua
arah, belajar sambil bermain, melalui Penerapan Konsep DAP (Developmentally /Apropriate Practices) dalam pendidikan anak, para pendidik memperlakukan anak sebagai individu yang utuh (the world child) melibatkan 4 (empat) komponen dasar yang ada pada diri anak yaitu pengetahuan, keterampilan, sifat alamiah dan perasaan untuk membangun perkembangan intelektual, sosial dan karakter anak, sedangkan untuk kegiatan pembelajaran setiap tahunnya menggunakan Lesson plan dan modul yang dibantu oleh Indonesia Heritage Foundation (IHF) Jakarta yaitu sebagai berikut a. Menjurnal
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Anak-anak setiap pagi dibagikan kertas kosong atau buku tulis tanpa bergaris, anak diminta untuk menggambar atau mencoret-coret apa yang ingin digambarkan pada buku tersebut. Setelah anak menggambar atau mencoretcoret kertas yang telah dibagikan anak diminta menulis tanggal, bulan, tahun, nama anak dan nama gambar yang sedang dibuat. Dari gambar dan coretan anak, guru dapat mengetahui kondisi anak pada hari itu sehingga memudahkan para guru untuk membimbing sianak, apakah anak dalam kondisi senang, sedih, marah dan lain-lain b. Morning Circle Dikenal dengan bernyanyi sambil melakukan gerakan-gerakan kecil atau senam bermanfaat untuk menumbuhkan semangat dan gairah belajar anak.
c. Sarapan pagi bersama teman di sekolah Bermanfaat untuk mendidik anak tepat waktu (disiplin), teratur, saling membagi, menyayangi sesama teman, kebersamaan, dan menghindari anak jalan, makanan yang dapat menganggu kesehatan, serta guru dapat mengawasi dan mengetahui konsumsi anak apakah memenuhi syarat-syarat kesehatan, dimana sambil makan guru menanyakan jenis makanan dan manfaat bagi anak, fungsi serta kandungan gizi yang dimiliki pada setiap makanan yang dikonsumsi anak. d. Pilar karakter
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Menerapkan 9 (sembilan) Pilar Karakter dilakukan dengan membaca Buku Pilar, buku cerita yang telah disediakan oleh Indonesia Heritage Foundation (IHF) Jakarta, dan dapat dibeli ditoko-toko buku cerita yang disukai anak, serta bantuan dari NGO luar maupun dalam negeri dengan terlebih dahulu dikoordinasikan dengan instansi terkait, untuk dilakukan pengecekan kelayakannya, bertujuan untuk menghindari kemungkinan dan hal-hal yang tidak diinginkan, penerapan pilar karakter dilakukan dengan : a. Knowing b. Feeling c. Acting e. Sistem sentra Pengelolaan kelas yang terpusat pada satu kegiatan dan ditangani oleh satu orang guru secara khusus. Guru bertanggung jawab dalam mengatur kegiatan disentra masing-masing, lebih fokus dalam mengamati perkembangan ditiap sentra, bermanfaat anak dapat mengembangkan kemampuan secara optimal dan merupakan sarana pengembangan kemampuan anak, kemampuan masingmasing anak dapat terlihat pada sistem sentra. Bertujuan mengembangkan kognitif, emosi, menumbuhkan minat baca, dan tulis anak dan lain sebagainya. f. Evaluasi dan berdoa
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Setiap akhir pembelajaran harinya guru Semai Benih Bangsa melakukan evaluasi dengan mengisi form yang telah disediakan . Tahap akhir dari proses pembelajaran diakhiri dengan pembacaan doa dipimpin oleh salah satu anak.
4.2.3
Pelaksanaan Program Semai Benih Bangsa di Kabupaten Aceh Utara
Berbagai usaha terus dilakukan dalam rangka pelaksanaan Program Semai Benih Bangsa di Kabupaten Aceh Utara. Terutama dalam memberi perlindungan bagi anak sehingga memenuhi hak bagi anak, hak untuk mendapatkan pendidikan dan hak untuk bermain serta hak untuk tumbuh dan berkembang dalam dunia anak-anak yang layak. Tim Penggerak PKK Kabupaten Aceh Utara bersama dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara telah membangun Taman Bermain Anak (TBA) atau yang dikenal dengan Semai Benih Bangsa Tahun 2003-2008 sebanyak 113 unit/lokasi, menggunakan meunasah-meunasah (bentuk bangunan yang khas dapat dimanfaatkan sebagai tempat belajar dan bermain bagi anak) tersebar di desa-desa dalam 22 Kecamatan di Kabupaten Aceh Utara. (Tabel Lokasi, jumlah sekolah, jumlah siswa dan guru terlampir). 1.
Aspek sosial dan ekonomi
a. Tenaga Pengajar Jumlah tenaga pengajar Semai Benih Bangsa seluruhnya 398 orang dengan perincian 6 (enam) orang guru laki-laki dan 391 guru perempuan yang berada di 113 lokasi yang telah tersebar di Kabupaten Aceh Utara. Dari jumlah ini yang telah mendapat pelatihan langsung dari Indonesia Heritage Foundation
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Jakarta sebanyak 178 guru dengan bantuan dana dari Exxon Mobil Oil, dan juga Pemda Aceh Utara. b. Koordinator Untuk tetap terbinanya sistem belajar/mengajar pada tahun ke dua (2004) Indonesia Heritage Foundation (IHF) telah merekomendasi 2 (dua) orang staf pengajar Semai Benih Bangsa angkata I sebagai koordinator lapangan dan pada mereka diberi sarana transportasi kenderaan roda 2 untuk mempermudah komunikasi lapangan serta insentif bulanan yang dilengkapi dengan bantuan pendukung administrasi, semua dana yang dibutuhkan untuk operasional tersebut adalah bantuan dari Exxon Mobil Oil. Mengingat wilayah kerja koordinator sangat luas karena harus memantau 113 lokasi sekolah yang sebagian besar berada di daerah pedalaman, maka oleh Tim Penggerak PKK bekerja sama dengan Indonesia Heritage Foundation (IHF) dan Exxon Mobil Oil telah melatih tenaga tambahan koordinator lapangan (korlap). Dan pada tahun 2006 ada 10 orang korlap telah mengikuti Diklat di Indonesia Heritage Foundation (IHF) Jakarta selama 3 minggu dengan bantuan dana dari Exxon Mobil Oil dan Pemda Aceh Utara. Berdasarkan data yang dikeluarkan dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara tahun 2002 – 2006 berikut merupakan gambar grafik yang menunjukkan peningkatan jumlah guru taman kanak-kanak yang signifikan.
500 400 300 200
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. 100 USU e-Repository © 2008
Gambar. 4.1. Peningkatan Jumlah Guru Tk di Kabupaten Aceh Utara Tahun 2002-2006
c. Siswa Jumlah siswa Semai Benih Bangsa seluruhnya 3.927 siswa, dengan perincian jumlah siswa laki-laki sebanyak 1947 siswa dan jumlah siswa perempuan sebanyak 2050 siswa. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara tahun 2002 – 2006 berikut ini dapat kita lihat gambar garafik yang menunjukkan jumlah peningkatan ataupun penyerapan jumlah anak usia dini yang dapat ditampung di sekolah taman kanak-kanak yang sebagian besar merupakan anak-anak yang terlibat dalam pelaksanaan Program Semai Benih Bangsa.
6,000 4,000 2,000 0 Laki-laki
Perempu an
Jumlah
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. 2,325 4,474 Tahun 2006 2,149 USU e-Repository © 2008
Gambar 4.2. Peningkatan Jumlah Anak Usia Dini yang Dapat Bersekolah di Kabupaten Aceh Utara Tahun 2002-2006
2.
Aspek Infrastruktur dan Kelembagaan
a.
Bantuan Pemda Aceh Utara
1. Tahun 2003 Pemda Aceh Utara menganggarkan dana untuk pembangunan sarana dan prasarana Semai Benih Bangsa untuk 27 unit dengan jumlah dana sebesar Rp. 1.050.000.000,-. Dana tersebut dipergunakan untuk pembangunan fisik, mobiler siswa, mobiler guru dan sarana bermain anak (ayunan, jungkat-jungkit masing-masing 1 unit). 2. Tahun 2004 Pemda Aceh Utara mengalokasikan dana untuk pembangunan fisik Semai Benih Bangsa 40 unit dengan total dana Rp. 1.501.460.000,dan Rp. 300.000.000,- untuk pengadaan mobiler siswa dan guru. 3. Tahun 2005 Pemda Aceh Utara mengalokasikan kembali dana untuk pembangunan 7 (tujuh) untuk unit Semai Benih Bangsa dengan total dana Rp. 175.000.000,- untuk mobiler sewa, mobiler guru dan sarana bermain anak dengan jumlah dana Rp. 22.820.000,-.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
4. Tahun 2006 Pemda Aceh Utara mengalokasikan kembali dana untuk pembangunan 4 (empat) unit Semai Benih Bangsa dengan total dana Rp. 80.000.000,- dan dana operasional masing-masing Rp. 2.000.000,-. 5. Tahun 2007 Pemda Aceh Utara mengalokasikan dana untuk pembagunan 6 (enam) unit Semai Benih Bangsa dengan jumlah dana sebesar Rp. 120.000.000,- dan pembangunan MCK untuk 35 unit Semai Benih Bangsa sebesar Rp. 1.225.000.000,6. Untuk gaji/honor guru Semai Benih Bangsa, biaya perawatan sarana fisik dan biaya operasional sekolah setiap tahun dibantu melalui APBD Aceh Utara.
b.
Bantuan Exxon Mobil Oil
1. Tahun 2004 Exxon Mobil Oil membangun infrastuktur sekolah di 13 lokasi dalam wilayah kerjanya dengan total dana Rp, 195.000.000,-. 2. Pelatihan guru Tahap I dan II sejumlah 48 orang di Indonesia Heritage Foundation (IHF) Jakarta lengkap dengan pengadaan peralatan Alat Permainan Eucatif (APE) untuk siswa total dana Rp. 346.000.000,-. 3. Up-Grading guru 75 orang yang dilaksanakan di Lhokseumawe selama 3 hari dengan fasilitator dari Indonesia Heritage Foundation (IHF), total bantuan Rp, 38.300.000,-.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
4. Bantuan untuk pengadaan sarana transportasi koordinator program Semai Benih Bangsa Rp. 12.000.000,-. 5. Bantuan untuk insentif dan biaya administrasi koordinator selama 2 tahun. 6. Pelatihan 60 orang guru Tahap III, IV dan V di Indonesia Heritage Foundation (IHF) Jakarta dengan bantuan dana + Rp. 450.000.000,-. 7. Tahun 2006 pelatihan 65 orang guru TK di Kabupaten Aceh Utara selama 1 minggu dengan fasilitator dari Indonesia Heritage Foundation (IHF) Jakarta dengan bantuan dana Rp. 164.780.000,-. 8. Pelatihan guru sebanyak 38 orang di Indonesia Heritage Foundation (IHF) Jakarta dengan jumlah dana Rp. 213.672.900,-. 9. Pelatihan guru dilokasi baru (7 lokasi) dan 4 lokasi bantuan Yayasan Sukma sejumlah 22 orang Rp. 335.130.000,-. 10. Pelatihan koordinator lapangan (korlap) Tim Penggerak PKK di Indonesia Heritage Foundation Jakarta selama 21 hari dengan total dana Rp. 63.824.900,-. 11. Bantuan untuk aneka lomba kreatifitas siswa Semai Benih Bangsa yang dilaksanakan pada bulan September 2006 dengan jumlah dana Rp. 23.300.000,-. 12. Bantuan untuk pengadaan sarana bermain siswa di 6 (enam) lokasi (globe setengah lingkaran, globe lingkaran, tangga, ayunan gandeng dua, pelosotan) dengan total dana Rp. 51.000.000,-.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
c.
Bantuan Yayasan Sukma (Metro TV)
Tahun 2005 Yayasan Sukma telah membantu pembangunan fisik Semai Benih Bangsa di 4 (empat) lokasi dan sekaligus insentif dewan guru untuk masa 1 (satu) tahun dengan total dana Rp. 159.020.000,Dengan adanya bantuan dari berbagai pihak baik dari pemerintan, perusahaan swasta, yayasan serta partisipasi masyarakat di Kabupaten Aceh Utara secara nyata, maka terdapat peningkatan jumlah infrastruktur sekolah anak-anak yang terdapat di desa-desa dalam Kabupeten Aceh Utara. Berikut gambar grafik peningkatan jumlah infrastruktur sekolah anak di perdesaan berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik tahun 2002 -2006.
Jumlah Swasta Negeri 0
20
40
60
80
Negeri
Swasta
Jumlah
Tahun 2002
1
30
31
Tahun 2003
1
52
33
Tahun 2004
1
67
68
Tahun 2005
1
70
71
Tahun 2006
3
89
92
100
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Gambar 4.3. Peningkatan Jumlah sekolah Tk di Kabupaten Aceh Utara tahun 2002-2006
4.3.
Respon Masyarakat
Respon masyarakat terhadap pelaksanaan Program Semai Benih Bangsa dapat dilihat melalui beberapa indikator yang meliputi aspek sosial, ekonomi, infrastruktur dan kelembagaan. Respon masyarakat dapat dilihat dari uraian berikut.
4.3.1
Respon Masyarakat terhadap Aspek Sosial
Sebagai indikator adalah bagaimana keterlibatan/hubungan masyarakat dengan Program Semai Benih Bangsa sebagai upaya yang dilakukan untuk mendorong masyarakat di pedesaan Kabupaten Aceh Utara dalam upaya peningkatan pendidikan anak. Analisa terhadap keterlibatan/hubungan masyarakat dengan Program Semai Benih Bangsa melalui aspek sosial ini dapat dilihat dari 4 (empat) indikator berikut. 1.
Hubungan Masyarakat dengan Guru Sekolah
Dalam pelaksanaan Program Semai Benih Bangsa masyarakat merupakan pihak yang sangat berperan aktif dalam upaya mendorong pelaksanaannya. Karena sesuai dengan azas Program Semai Benih Bangsa yaitu, dari, oleh dan untuk masyarakat (DOUM). Hubungan masyarakat dengan guru sekolah pada Program Semai Benih Bangsa pada tabel berikut ini: Tabel 4.8. Hubungan Masyarakat dengan Guru Sekolah
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Hubungan Masyarakat dan Guru Sekolah Sangat Sering Sering Jarang Tidak Pernah Jumlah Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Jumlah Responden (Jiwa) 10 37 7 0 54
Persentase (%) 18.5 68.5 13 0 100
Dari Tabel 4.8 menunjukkan bahwa respon rata-rata masyarakat terhadap interaksi (hubungan) masyarakat dengan guru sekolah melalui Program Semai Benih Bangsa adalah positif, ini dibuktikan dari 68.5% responden yang ditanya menjawab bahwa terjadi hubungan antara dengan guru. Hasil pengamatan di lapangan terlihat banyak masyarakat masyarakat yang hadir baik itu dalam mengantar anak ke sekolah maupun mengikuti kegiatan yang berlangsung di sekolah. 2.
Hubungan antara Masyarakat dengan Anak dalam Proses Belajar Anak
Program Semai Benih Bangsa merupakan program dengan kegiatan berbasis pendidikan anak usia dini yang telah tersebar di pedesaan dalam Kabupaten Aceh Utara untuk melihat bagaimana hubungan masyarakat dengan kegiatan ini dapat dilihat melalui tabel berikut adalah hubungan masyarakat dengan anak dalam proses belajar anak. Tabel 4.9. Hubungan Orang Tua Murid dengan Anak
Hubungan Orang Tua Murid dan Anak Sangat Sering Sering Jarang Tidak Pernah Jumlah Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Jumlah Responden (Jiwa) 15 28 11 0 54
Persentase (%) 27.8 51.9 20.4 0 100
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel di atas terlihat bahwa respon rata-rata masyarakat terhadap hubungan antara masyarakat dengan anak dalam proses belajar anak sangat baik yang dibuktikan dengan 15 responden atau 27,8% dari 54 responden yang memberikan jawaban sangat sering, sementara yang menjawab sering sebanyak 28 responden atau 51,9%. Dari amatan penulis terlihat masyarakat telah ikut berperan dalam proses kegiatan belajar anak.
3.
Hubungan antara Masyarakat dengan Pihak Sekolah
Untuk melihat bagaimana hubungan masyarakat dengan pihak sekolah dalam proses pendidikan anak usia dini selama pelaksanaan Program Semai Benih Bangsa ini dapat kita lihat pada tabel berikut: Tabel 4.10. Hubungan antara Masyarakat dengan Pihak Sekolah Hubungan Masyarakat dan Pihak Sekolah Sangat Sering Sering Jarang Tidak Pernah Jumlah Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Jumlah Responden (Jiwa) 11 32 11 0 54
Persentase (%) 20.4 59.3 20.4 0 100
Tabel 4.10 di atas terlihat bahwa responden yang menjawab sangat sering hubungan antara masyarakat dengan pihak sekolah sebanyak 11 responden atau 20,4% dari 54 responden, sementara yang menjawab sering sebanyak 32 responden atau 59,3% dan yang menjawab jarang sebanyak 11 responden atau 20,4%, selanjutnya yang menjawab tidak pernah tidak ada responden yang menjawabnya.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Hal ini menunjukkan respon rata-rata masyarakat terhadap hubungan antara masyarakat dengan pihak sekolah sangat bagus.
4.
Hubungan antara Masyarakat dengan Dinas Pendidikan
Untuk melihat bagaimana hubungan masyarakat dengan Dinas Pendidikan setempat dalam upaya mendorong pemberdayaan masyarakat terhadap pendidikan anak di pedesaan dapat kita lihat dari tabel berikut ini: Tabel 4.11. Hubungan antara Orang Tua Murid dengan Dinas Pendidikan Hubungan Orang Tua dengan Dinas Pendidikan Sangat Sering Sering Jarang Tidak Pernah Jumlah Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Jumlah Responden (Jiwa) 9 14 31 0 54
Persentase (%) 16.7 25.9 57.4 0 100
Dari tabel di atas dapat menjelaskan respon rata-rata masyarakat terhadap hubungannya dengan Dinas Pendidikan masih kurang baik. Dimana sebanyak 31 responden atau 57,4% dari 54 responden menjawab jarang sekali terjadi hubungan antara masyarakat dengan pihak dari Dinas pendidikan setempat. Amatan penulis dilapangan hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi dan aktifitas yang dilakukan oleh dinas di tempat-tempat kegiatan sekolah secara langsung. Padahal kontribusi Dinas Pendidikan sangat membantu dalam pelaksanaan kegiatan ini. Ini dapat dilihat dari peranan Dinas Pendidikan dalam pembiayaan honor guru daerah.
4.3.2
Respon Masyarakat terhadap Aspek Ekonomi
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Sebagai indikator adalah bagaimana Program Semai Benih Bangsa mempengaruhi dan mendorong ekonomi masyarakat di pedesaan. Analisa terhadap ekonomi masyarakat dapat dilihat dari 4 (empat) indikator berikut. 1.
Pendapatan masyarakat untuk biaya anak sekolah
Untuk melihat bagaimana tingkat pendapatan masyarakat pedesaan dalam membiayai anak sekolah pada Program Semai Benih Bangsa dapat kita lihat dari tabel berikut ini: Tabel 4.12. Pendapatan Masyarakat untuk Biaya Anak Sekolah di SBB Pendapatan untuk Biaya Sekolah Sangat Memadai Memadai Kurang memadai Tidak Cukup Jumlah Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Jumlah Responden (Jiwa) 21 28 5 0 54
Persentase (%) 38.9 51.9 9.3 0 100
Berdasarkan Tabel 4.12 di atas terlihat bahwa responden yang menjawab sangat memadai pendapatan masyarakat untuk biaya anak sekolah di SBB sebanyak 28 responden atau 51,9% dari 54 responden. Hal ini menunjukkan pendapatan ratarata masyarakat untuk biaya anak sekolah memadai. Amatan penulis iuran yang dibebankan pada masing-masing sekolah ini sangat bervariasi antara Rp. 2000 – Rp. 5000,- per bulan, hal ini bergantung pada kondisi masyarakat di daerahnya masing-masing.
2.
Pendapatan Masyarakat terhadap Kesesuaian Iuran Sekolah
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Dalam Program Semai Benih Bangsa biaya yang dibebankan adalah sesuai dengan keadaan desa masing-masing masyarakat. Kesesuaian pendapatan masyarakat dengan iuran sekolah dapat kita lihat melalui tabel berikut: Tabel 4.13. Pendapatan Masyarakat terhadap Kesesuaian Iuran Kesesuian Iuran Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Jumlah Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Jumlah Responden (Jiwa) 15 32 5 2 54
Persentase (%) 27.8 59.3 9.3 3.7 100
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa rata-rata masyarakat menjawab bahwa iuran sekolah selama ini sudah sesuai. Dimana sebanyak 32 responden atau 59,3% dari 54 responden menjawab sesuai, sebanyak 15 responden atau 27,8% sangat sesuai, sebanyak 5 responden atau 9,3% kurang sesuai, selanjutnya yang menjawab tidak sesuai sebanyak 2 responden atau 3,7%.
3.
Sumber Bantuan/Sumbangan terhadap Kegiatan Semai Benih Bangsa
Dalam pelaksanaan Program Semai Benih Bangsa, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara bekerjasama dengan pihak-pihak swasta. Respon masyarakat terhadap sumber bantuan selain pemerintah dapat dilihat melalui tabel berikut di bawah ini: Tabel 4.14. Sumber Bantuan/Sumbangan Sumber Bantuan/Sumbangan Individu Perusahaan Yayasan
Jumlah Responden (Jiwa) 6 48 0
Persentase (%) 11.1 88.9 0
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
LSM/NGO Jumlah Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
0 54
0 100
Berdasarkan pada Tabel 4.14 di atas terlihat bahwa sebanyak 6 responden atau 11,1% responden menjawab sumber dana dari individu, sementara yang menjawab sumber dana dari perusahaan sebanyak 48 responden atau 88,9% dan sumber dana dari yayasan dan LSM/NGO tidak ada. Hal ini menunjukkan sumber dana terhadap kegiatan Semai Benih Bangsa selain pemerintah Kabupaten Aceh Utara juga sumber bantuan/sumbangan berasal dari perusahaan. Amatan penulis bahwa selama ini perusahaan Exxon Mobil Oil telah sangat membantu kegiatan ini baik bantuan fisik maupun dalam bentuk pelatihan dan pendidikan (Diklat) yang diberikan kepada guruguru di Semai Benih Bangsa bekerjasama dengan Indonesia Heritage Foundation yang berlangsung di Jakarta dan di Lhokseumawe. Selain itu ada juga bantuan dari yayasan Sukma (Metro TV) berupa fisik untuk pembangunan beberapa unit sekolah Semai Benih Bangsa dan insentif untuk para guru.
4.
Bantuan dalam Bentuk Peralatan Sekolah
Sarana dan prasarana sekolah dalam bentuk peralatan sekolah merupakan alat yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan untuk mendukung proses belajar anak. Berikut respon masyarakat terhadap bantuan yang diterima: Tabel 4.15. Bantuan dalam bentuk peralatan sekolah Bantuan dalam Bentuk Peralatan Sangat Banyak Banyak
Jumlah Responden (Jiwa) 0 4
Persentase (%) 0 7.4
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Sedikit Tidak Ada Jumlah Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
48 2 54
88.9 3.7 100
Tabel 4.15 menunjukkan sebanyak 48 responden atau 88,9% dari 54 responden menjawab sedikit sekali bantuan dalam bentuk peralatan sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata respon masyarakat menjawab sedikit sekali bantuan dalam bentuk fisik/peralatan sekolah. Amatan penulis memang telah ada bantuan dalam bentuk peralatan sekolah akan tetapi secara keseluruhan masih memerlukan penambahan peralatan. Hal ini dikarenakan banyak kegiatan anak-anak yang memerlukan alat-alat peraga yang digunakan dalam paktek kegiatan di sekolah.
4.3.3
Respon Masyarakat terhadap Infrastruktur
Sebagai indikator adalah bagaimana Program Semai Benih Bangsa mempengaruhi peningkatan infrastuktur diperdesaan untuk mendorong masyarakat di pedesaan dalam upaya peningkatan pendidikan anak di Kabupaten Aceh Utara. Aspek peningkatan infrastruktur ini dapat dilihat dari 4 (empat) indikator berikut. 1.
Ketersediaan Bangunan untuk Aktifitas Belajar
Saat ini Program Semai Benih Bangsa melakukan kegiatannya dengan memanfaatkan sarana yang ada di pedesaan. Yakni memanfaatkan struktur bangunan desa (meunasah/musholla) dimana stuktur bangunan tersebut adalah struktur
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
panggung. Ruang kegiatan belajar yang dimanfaatkan adalah di bawah panggung bangunan desa (meunasah/musholla) Tabel 4.16. Ketersediaan Bangunan Sekolah untuk Aktifitas Belajar Ketersediaan Bangunan Sangat Baik Baik Buruk Sangat Buruk Jumlah
Jumlah Responden (jiwa) 3 42 9 0 54
Persentase (%) 5.6 77.8 16.7 0 100
Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Terlihat bahwa respon rata-rata masyarakat dalam hal ketersediaan bangunan untuk aktifitas belajar saat ini sudah baik. Ini dibuktikan sebanyak 42 responden atau 77,6% dari 54 responden, selanjutnya sebanyak 9 responden atau 16,7% kurang baik. Selain pemanfaatan tempat yang telah dilakukan sebagai langkah penghematan biaya, sekaligus pemberdayaan, namun memang saat dimulainya Program Semai Benih Bangsa kondisi di Kabupaten Aceh Utara sedang dalam suasana konflik dimana sangat sulit dilakukannya kegiatan-kegiatan pembangunan fisik bangunan..
2.
Bangunan yang diharapkan
Meskipun kegiatan Semai Benih Bangsa telah memanfaatkan fasilitas desa dengan baik (kolong meunasah), namun harapan sesungguhnya dari masyarakat terhadap keberlanjutan kegiatan ini terhadap bangunan sekolah yang diharapkan adalah dapat kita lihat pada jawaban responden berikut ini: Tabel 4.17. Bangunan Sekolah yang Diharapkan
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Bangunan yang Diharapkan Gedung Permanen Gedung Semi Permanen Gedung dari Bahan Kayu Gedung struktur panggung (Meunasah) Jumlah
Jumlah Responden (Jiwa) 50 3 0 1 54
Persentase (%) 92.6 5.6 0 1.9 100
Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Tabel 4.17 di atas terlihat bahwa responden yang menjawab menginginkan gedung permanen sebanyak 50 responden atau 92,6% dari 54 responden, sedangkan sebanyak 3 responden atau 5,6% gedung yang diinginkan semi permanen. Hal ini menunjukkan respon rata-rata masyarakat mengenai gedung yang diinginkan adalah gedung permanen. Seiring dengan perdamaian yang telah terjadi pada tanggal 15 Agustus 2005, kondisi keamanan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) khususnya Kabupaten Aceh Utara semakin membaik memungkinkan untuk dilakukannya berbagai aspek pembangunan.
3.
Ketersediaan Alat/Peralatan Belajar Mengajar
Sebagai penunjang kegiatan proses belajar pada sekolah Semai Benih Bangsa ini, peralatan-peralatan pendukung belajar merupakan hal yang sangat dibutuhkn. Berkenaan dengan peralatan sekolah yang telah ada selama ini responden memberikan jawabannya seperti tabel berikut: Tabel 4.18. Ketersediaan Peralatan Belajar Mengajar Ketersediaan Peralatan Belajar Sangat Baik Baik Kurang Baik Buruk
Jumlah Responden (Jiwa) 3 23 28 0
Persentase (%) 5.6 42.6 51.9 0
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Jumlah
54
100
Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Berdasarkan pada Tabel 4.18 di atas terlihat bahwa respon masyarakat terhadap ketersediaan alat/peralatan belajar mengajar telah baik dan sebahagian lagi berespon kurang baik. Hal ini sesuai dengan hasil jawaban responden dimana sebanyak 28 responden atau 51,9% dari 54 responden menjawab sudah baik, sedangkan sebanyak 23 responden atau 42,6% menjawab kurang baik.
4.
Sarana Pendukung Sekolah
Dari hasil kunjungan peneliti kebeberapa lokasi penelitian telihat bahwa prasarana pendukung sekolah masih sangat minim. Hal ini juga ditunjukkan oleh hasil jawaban responden yang menjawab tentang sarana pendukung sekolah seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.19. Sarana Pendukung Sekolah Sarana Pendukung Sekolah Sangat memadai Memadai Kurang Memadai Tidak Memadai Jumlah
Jumlah Responden (Jiwa) 1 10 43 0 54
Persentase (%) 1.9 18.5 79.6 0 100
Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Berdasarkan Tabel 4.19 di atas terlihat bahwa responden yang menjawab kurang memadainya sarana pendukung sekolah sebanyak sebanyak 43 responden atau 79,6% dari 54 responden, 10 responden menjawab sudah memadai. Hal ini
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
menunjukkan respon rata-rata masyarakat mengenai sarana pendukung sekolah tidak memadai. Amatan penulis di lapangan bahwa selama ini sarana pendukung sekolah (MCK, tempat sampah) masih menggunakan sarana dari fasilitas bangunan meunasah. Namun demikian sejak tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Aceh Utara telah membangun sarana ini di 35 lokasi Semai Benih Bangsa.
4.3.4
Respon Masyarakat terhadap Aspek Kelembagaan
Selain beberapa aspek yang telah disebutkan di atas, aspek pengembangan kelembagaan merupakan salah satu syarat yang diperlukan dalam pengembangan wilayah. Adanya kelembagaan-kelembagaan baru di pedesaan menjadikan desa mempunyai wadah-wadah penyaluran aspirasi sebagai tempat untuk mengembangkan desa dari keterbelakangan dan akses informasi yang dibutuhkan masyarakat di pedesaan. Selanjutnya peranan kelembagaan ditunjukkan melalui beberapa indikator berikut: 1.
Dukungan Perangkat Desa terhadap Kegiatan Program Semai Benih Bangsa
Dalam pelaksanaan sebuah kegiatan, dukungan masyarakat merupakan hal yang sangat diperlukan, karena tujuan dari pelaksanaan program itu sendiri adalah dapat bermanfaat kepada masyarakat. Tabel di bawah ini merupakan respon mayarakat terhadap dukungan perangkat desa selama kegiatan Program Semai Benih Bangsa ini beraktifitas. Tabel 4.20. Dukungan Perangkat Desa
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Dukungan Perangkat Desa Sangat Mendukung Mendukung kurang Mendukung Tidak Mendukung Jumlah
Jumlah Responden (Jiwa) 20 32 2 0 54
Persentase (%) 37 59.3 3.7 0 100
Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Berdasarkan pada Tabel 4.20 di atas sebanyak 20 responden atau 37% dari 54 responden, sementara yang menjawab mendukung sebanyak 32 responden atau 59,3% dan yang menjawab kurang mendukung sebanyak 2 responden atau 3,7%, selanjutnya tidak mendukung tidak ada responden yang menjawabnya. Hal ini menunjukkan rata-rata masyarakat mendukung apabila perangkat desa memberi dukungan terhadap kegiatan Semai Benih Bangsa.
2.
Peranan Tokoh Agama, Organisasi Masyarakat, Partai Politik
Tabel berikut ini adalah respon masyarakat terhadap peranan tokoh agama, organisasi masyarakat, dan partai politik terhadap pelaksanaan Program Semai Benih Bangsa di pedesaan dapat dilihat sebagai berikut ini: Tabel 4.21. Peranan Tokoh Agama, Organisasi Masyarakat, Partai Politik Peranan Tokoh Agama, Ormas, Partai Politik Sangat Baik Baik Kurang Baik Buruk Sekali
Jumlah Responden (Jiwa) 5 24 25 0
Persentase (%) 9.3 44.4 46.3 0
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Jumlah
54
100
Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Tabel 4.21 di atas menjelaskan bahwa rata-rata respon sebahagian masyarakat menjawab mengenai peran tokoh agama, organisasi masyarakat, partai politik terhadap kegiatan Semai Benih Bangsa baik dan sebahagian lagi berespon kurang baik. Dimana yang menjawab kurang baik sebanyak 25 responden atau 46,3% dari 54 responden, sementara yang menjawab baik sebanyak 24 responden atau 44,4%, dan sebanyak 5 responden atau 9,3% menjawab sangat baik.
3.
Pertemuan Rutin dengan Komite Sekolah
Terbentuknya komite-komite sekolah merupakan bagian dari tujuan Program Semai Benih Bangsa. Namun demikian peran wadah ini belum berjalan seperti harapan. Hal ini dapat ditunjukkan dari aktivitas yang dilakukan melalui tabel sebagai berikut ini:
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.22. Pertemuan Rutin dengan Komite Sekolah Pertemuan Rutin dengan Komite Sekolah Sangat Sering Sering Jarang Tidak Pernah Jumlah
Jumlah Responden (Jiwa) 0 10 40 4 54
Persentase (%) 0 18.5 74.1 7.4 100
Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Berdasarkan pada Tabel 4.22 di atas terlihat bahwa responden tidak ada yang menjawab sangat sering melakukan pertemuan rutin dengan komite sekolah, sedangkan responden yang menjawab sering sebanyak 10 responden atau 18,5% dari 54 responden, sementara yang menjawab jarang sekali sebanyak 40 responden atau 74,1% dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 4 responden atau 7,4%,. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata masyarakat menjawab jarang sekali melakukan pertemuan rutin dengan komite sekolah.
4.
Fungsi Komite Sekolah
Selanjutnya fungsi komite sekolah secara keseluruhan ditunjukkan melalui hasil jawaban responden terhadap fungsi komite sekolah selama pelaksanaan Program Semai Benih Bangsa adalah sebagai berikut ini:
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.23. Fungsi Komite Sekolah Fungsi Komite Sekolah Berfungsi dengan Baik Baik Kurang Baik Tidak Berfungsi Jumlah
Jumlah Responden (Jiwa) 4 34 14 2 54
Persentase (%) 7.4 63 25.9 3.7 100
Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Tabel 4.23 di atas terlihat bahwa responden menjawab fungsi komite sekolah berjalan dengan baik sebanyak 4 responden atau 7,4% dari 54 responden, sementara yang menjawab baik sebanyak 34 responden atau 63% dan yang menjawab kurang baiki sebanyak 14 responden atau 25,9%. Hal ini menunjukkan respon rata-rata masyarakat mengenai fungsi komite sekolah sangat baik.
4.4
Respon Guru Sekolah terhadap Program Semai Benih Bangsa
Respon guru selama pelaksanaan Program Semai Benih Bangsa dapat dilihat melalui beberapa indikator yang meliputi aspek sosial, ekonomi, infrastruktur dan kelembagaan. Respon guru dapat dilihat dari uraian berikut.
4.4.1
Respon Guru Semai Benih Bangsa terhadap Aspek Sosial
Sebagai indikator adalah bagaimana Program Semai Benih Bangsa mempengaruhi peningkatan infrastruktur di pedesaan untuk mendorong masyarakat di pedesaan dalam upaya peningkatan pendidikan anak di Kabupaten Aceh Utara. Aspek peningkatan infrastruktur ini dapat dilihat dari 4 (empat) indikator berikut.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
1.
Hubungan antara guru dengan wali murid
Keterlibatan guru dan wali murid dalam proses belajar anak sangat membantu suksesnya pelaksanaan program ini. Sinergisitas dalam proses belajar di sekolah dan di luar sekolah (rumah, lingkungan) merupakan hal penting dalam proses belajar itu sendiri. Berikut adalah tabel hubungan (interaksi) antara guru dan wali murid sebagai berikut: Tabel 4.24. Hubungan antara Guru dengan Wali Murid Hubungan antara Guru dengan Wali Murid Sangat sering Sering Jarang Tidak Pernah Jumlah
Jumlah Responden (jiwa) 5 26 5 0 36
Persentase (%) 13.9 72.2 13.9 0 100
Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Tabel 4.24 di atas terlihat bahwa rata-rata respon guru mengenai hubungan antara
guru
dengan
wali
murid
sangat
baik
sekali
karena
seringnya
berhubungan/interaksi. Hal ini ditunjukkan dengan responden yang menjawab sering sebanyak 26 responden atau 72,2% dari 36 responden, sebanyak 5 responden atau 13,9% menjawab sangat sering dan jarang sebanyak 5 responden atau 13,9%.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
2.
Hubungan antara Guru dengan Anak dalam Proses Belajar Anak
Tabel 4.25. Hubungan antara Guru dengan Anak dalam Proses Belajar Anak Hubungan antara Guru dan Anak Sangat sering Sering Jarang Tidak Pernah Jumlah
Jumlah Responden (Jiwa) 18 17 1 0 36
Persentase 50 47.2 2.8 0 100
Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Berdasarkan pada Tabel 4.25 di atas menunjukkan rata-rata respon guru mengenai hubungan antara guru dengan anak dalam proses belajar sangat baik sekali. Ini terlihat sebanyak 18 responden atau 50% dari 36 responden menjawab sangat baik, sementara yang menjawab sering sebanyak 17 responden atau 47,2%. Amatan penulis interaksi anak-anak dan guru begitu dekat, dimana anak anak telah terbiasa untuk berkomunikasi dengan guru dalam proses kegiatan belajar.
3.
Peran/Perhatian wali murid dalam mendidik anak
Selanjutnya perhatian wali murid dalam mendidik anak adalah suatu peran yang tidak dapat dipisahkan dan upaya peningkatan pendidikan. Hal ini disebabkan karena wali murid merupakan guru pertama terhadapa anak-anaknya. Peran wali murid dalam mendidik anak sebagai berikut:
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.26. Peran/Perhatian Wali Murid dalam Mendidik Anak Peran/Perhatian Wali Murid dalam Mendidik Anak Sangat Sering Sering Jarang Tidak Pernah Jumlah
Jumlah
Persentase
Responden (Jiwa) 9 9 18 0 36
(%) 25 25 50 0 100
Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Berdasarkan pada Tabel 4.26 di atas terlihat bahwa responden yang menjawab sangat perhatian dalam mendidik anak sebanyak 9 responden atau 25% dari 36 responden, sementara yang menjawab memperhatikan sebanyak 9 responden atau 25% dan yang menjawab jarang sebanyak 18 responden atau 50%. Hal ini menunjukkan rata-rata respon guru mengenai peran wali murid dalam mendidik anak sebahagian
sudah
baik
sebahagian
lagi
masih
perlu
peningkatan
dalam
memperhatikan kegiatan anak di sekolah.
4.4.2
Respon Guru terhadap Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi merupakan salah satu pilar dalam pengembangan suatu wilayah. Ini menjadi penting mengingat tujuan akhir dari pemgembagan wilayah itu sendiri adalah tercapainya masyarakat yang sejahtera lahir dan bathin. Beberapa indikator aspek ekonomi dapat dilihat sebagai berikut: 1.
Respon dalam Membayar Iuran Sekolah Anak
Kegiatan ini adalah bersifat sosial. Biaya pendidikan secara keseluruhan adalah tidak dibebankan kepada masyarakat. Namun hanya dikutip biaya iuran
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
bersama yang ditetapkan oleh komite sokalah. Berikut tabel keterlambatan dalam membayar iuran sekolah adalah sebagai berikut: Tabel 4.27. Menunggak Membayar Iuaran Sekolah Anak Menunggak Membayar Iuran Sekolah Sangat Sering Sering Jarang Tidak Pernah Jumlah
Jumlah Responden (Jiwa) 9 9 18 0 36
Persentase (%) 25 25 50 0 100
Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Berdasarkan pada Tabel 4.27 di atas terlihat bahwa responden yang menjawab sangat sering terhadap tunggakan pembayaran iuran sekolah adalah sebanyak 9 responden atau 25% dari 36 responden, sementara yang menjawab sering sebanyak 9 responden atau 25% dan yang menjawab jarang sebanyak 18 responden atau 50%, selanjutnya tidak pernah tidak ada responden yang menjawabnya. Hal ini menunjukkan rata-rata respon guru mengenai tunggakan pembayaran iuran sekolah oleh masyarakat sebagian menjawab telah baik dan sebagian masih kurang baik.
2.
Kesesuaian Iuran yang Dibebankan Selama Ini
Kesesuai iuran yang dikutip selama ini respon guru terhadap hal ini dapat ditunjukkan melalui tabel kesesuaian iuran sekolah sebagai berikut ini:
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.28. Kesuaian Iuran Sekolah Kesuaian Iuran Sekolah Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Jumlah
Jumlah Responden (Jiwa) 11 11 8 6 36
Persentase (%) 30.6 30.6 22.2 16.7 100
Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Berdasarkan pada Tabel 4.28 di atas terlihat bahwa responden yang menjawab sangat sesuai terhadap iuran yang dikutip sebanyak 11 responden atau 30,6% dari 36 responden, sementara yang menjawab sesuai 11 responden atau 30,6% dan yang menjawab kurang sesuai sering sebanyak 8 responden atau 22,2%, selanjutnya tidak sesuai 6 responden yang menjawabnya. Hal ini menunjukkan rata-rata respon guru terhadap iuran yang dibebankan telah sesuai.
3.
Bantuan dalam Bentuk Fisik/Peralatan
Peralatan dalam bentuk fisik merupakan bagian yang mendapat perhatian dalam upaya peningkatan pendidikan anak. Respon para guru Semai Benih Bangsa terhadap batuan yang diterima dalam bentuk fisik/peralatan ditunjukkan Tabel 4.29. Bantuan dalam Bentuk Fisik/Peralatan Bantuan Bentuk Fisik/Peralatan Sangat Banyak Banyak Sedikit Sekali Tidak Ada Jumlah
Jumlah Responden (Jiwa) 0 2 28 6 36
Persentase (%) 0 5.6 77.8 16.7 100
Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Berdasarkan pada Tabel 4.29 di atas terlihat bahwa respon guru terhadap ketersediaan alat/peralatan belajar mengajar, sebanyak 28 responden atau 77,8% dari 36 responden yang menjawab sedikit sekali, 6 responden atau 16,7% menjawab tidak ada dan hanya 2 responden atau 5,6% menjawab terdapat banyak bantuan peralatan belajar.
4.4.3
Respon Guru terhadap Aspek Infrastuktur
Aspek infrastruktur sekolah Semai Benih Bangsa selama ini memanfaatkan struktur panggung bangunan musholla (meunasah) sebagai tempat aktivitas belajar anak-anak di pedesaan. Beberapa indikator terhadap aspek infrastruktur ini adalah sebagai berikut: 1.
Ketersedian Bangunan untuk Aktivitas Belajar Saat Ini
Respon ketersediaan bangunan untuk aktivitas belajar saat ini menurut guru sekolah Semai Benih Bangsa ditunjukkan oleh tabel hasil jawaban responden berikut ini: Tabel 4.30. Ketersediaan Bangunan untuk Aktifitas Belajar Saat Ini Ketersediaan Bangunan Sangat Baik Baik Kurang Baik Buruk Jumlah
Jumlah Responden (Jiwa) 2 28 6 0 36
Persentase (%) 5.6 77.8 16.7 0 100
Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Berdasarkan pada Tabel 4.30 di atas terlihat bahwa rata-rata respon guru terhadap ketersediaan bangunan untuk aktifitas belajar mengajar sudah baik. Hal ini
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
ditunjukkan sebanyak 2 responden atau 5,6% dari 36 responden menjawab sangat baik, 28 responden atau 77,8% responden menjawab baik, 6 responden atau 16,7% menjawab kurang baik.
2.
Pelaksanaan Perawatan Bangunan Sekolah
Pelaksanaan perawatan bangunan sekolah menjadi suatu hal yang terus dilakukan dalam menjaga terciptanya suasana belajar yang nyaman dan sehat. Perawatan bangunan sekolah selama ini dapat kita lihat dari respon guru sebagai berikut: Tabel 4.31. Pelaksanaan Perawatan Bangunan Sekolah Perawatan Bangunan Sekolah Sangat Memadai Memadai Kurang Memadai Buruk Jumlah
Jumlah Responden (Jiwa) 2 27 5 2 36
Persentase (%) 5.6 75 13.9 5.6 100
Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Berdasarkan pada Tabel 4.31 di atas terlihat bahwa rata-rata respon guru terhadap pelaksanaan perawatan bangunan sekolah untuk aktifitas belajar mengajar sudah baik. Hal ini ditunjukkan sebanyak 2 responden atau 5,6% dari 36 responden menjawab sangat baik, 27 responden atau 75% responden menjawab baik, 5 responden atau 13,9% menjawab kurang baik, dan 2 responden atau 5,6% menjawab sangat buruk
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
3.
Ketersediaan Peralatan (Peraga, Simulasi) Belajar Mengajar
Respon guru terhadap ketersediaan peralatan (peraga, simulasi) dalam proses belajar selama ini dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 4.32. Ketersediaan Peralatan (Peraga, Simulasi) Belajar Mengajar Ketersediaan Alat Peraga Sangat Baik Baik Kurang Baik Sangat Buruk Jumlah
Jumlah Responden (Jiwa) 2 17 17 0 36
Persentase (%) 5.6 47.2 47.2 0 100
Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Tabel 4.32 di atas menjelaskan bahwa rata-rata respon guru terhadap ketersediaan peralatan (peraga, simulasi) belajar mengajar di sekolah baik dan sebahagian lagi berespon kurang baik. Ini ditunjukkan dari responden yang menjawab baik sebanyak 17 responden atau 47,2% dari 36 responden, sementara yang menjawab kurang baik sebanyak 17 responden atau 47,2%, hanya 2 responden atau 5,6% menjawab sangat baik. Amatan penulis dilapangan alat-alat peraga dan simulasi sangat diperlukan oleh anak-anak karena anak-anak dapat langsung mempraktekkan setiap kegiatan belajar yang dilakukannya.
4.4.4
Respon Guru terhadap Aspek Kelembagaan
Aspek pengembangan kelembagaan merupakan salah satu syarat yang diperlukan dalam pengembangan wilayah. Adanya kelembagaan-kelembagaan baru di pedesaan menjadikan desa mempunyai wadah-wadah penyaluran aspirasi sebagai tempat untuk mengembangkan desa dari keterbelakangan dan akses informasi yang
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
dibutuhkan masyarakat di pedesaan. Selanjutnya peranan kelembagaan ditunjukkan melalui beberapa indikator berikut: 1.
Dukungan Perangkat Desa
Program Semai Benih Bangsa memiliki konsep yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan programnya. Dengan demikian diharapkan di samping pemerintah, masyarakat juga mengemban tanggung jawab terhadap pendidikan. Berikut respon guru terhadap dukungan perangkat desa yang ditunjukkan oleh tabel berikut: Tabel 4.33. Dukungan Perangkat Desa terhadap Kegiatan SBB Dukungan Sangat Mendukung Mendukung Kurang Mendukung Tidak Mendukung Jumlah
Jumlah Responden (Jiwa) 12 23 1 0 36
Persentase (%) 33.3 63.9 2.8 0 100
Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Berdasarkan Tabel 4.32 di atas terlihat bahwa rata-rata respon guru terhadap dukungan perangkat desa adalah sudah sangat baik. Hal ini ditunjukkan dari 12 responden atau 33,3% dari 36 responden yang menjawab sangar mendukung, 23 responden atau 63,9% yang menjawab mendukung. Ini menunjukkan bawa peran perangkat desa dalam mendukung kegiatan Program Semai Benih Bangsa sudah sangat baik.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
2.
Peranan Tokoh Agama, Organisasi Masyarakat, Partai Politik
Selain perangkat desa, peranaan tokoh agama, organisasi, dan partai polik juga diperlukan dalam upaya pengembangan pendidikan yang berkelanjutan. Respon guru terhadap hal sesuai dengan tabel berikut ini: Tabel 4.34. Peranan Tokoh Agama, Organisasi Masyarakat, Partai Politik Dukungan Perangkat Desa Sangat Baik Baik Buruk Buruk Sekali Jumlah
Jumlah Responden (Jiwa) 6 17 13 0 36
Persentase (%) 16.7 47.2 36.1 0 100
Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Berdasarkan Tabel 4.34 di atas terlihat bahwa rata-rata respon guru terhadap dukungan perangkat desa sangat baik. Hal ini ditunjukkan dari 6 responden atau 16,7% dari 36 responden yang menjawab sangat baik, 17 responden atau 47,2% yang menjawab baik, sementara 13 responden atau 36,1% responden menjawab masih kurang baik.
3.
Pertemuan Rutin Bersama dengan Komite Sekolah
Komite sekolah merupakan wadah penyaluran aspirasi yang terbentuk dalam upaya menghimpun setiap saran dan masukan serta upaya peningkatan partisipasi yag dibutuhkan oleh masyarakat dan guru guna pengembangan pendidikan selanjutnya. Respon guru terhadap pertemuan rutin dengan komite sekolah sesuai dengan hasil jawaban responden tabel berikut:
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel 4.35. Pertemuan rutin bersama dengan komite sekolah Pertemuan Bersama Komite Sekolah Sangat Sering Sering Jarang Tidak Pernah Jumlah
Jumlah Responden (Jiwa) 0 6 29 1 36
Persentase (%) 0 16.7 80.6 2.8 100
Sumber: Diolah dari kuisioner, 2008
Berdasarkan Tabel 4.35 di atas terlihat bahwa rata-rata respon guru terhadap pertemuan rutin bersama dengan komite sekolah masih jarang dilakukan. Hal ini ditunjukkan dari 6 responden atau 16,7% dari 36 responden yang menjawab sering dilakukan, 29 responden atau 80,6% yang menjawab jarang dilakukan pertemuan.
4.5 Analisis Perbedaan Pendapatan Rata-Rata Guru Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Program Semai Benih Bangsa
Analisis perubahan
jumlah pendapatan selanjutnya dilakukan melalui uji
beda (uji t), dengan rumus yang tercantum pada metode penelitian, diperoleh: 1. Output Uji Statistik Berpasangan Tabel 4.36. Uji Statistik Sampel Berpasangan
Pair 1
Sebelum
Mean 493333.3333
Setelah
1044337.6069
N 36
Std. Deviation 104690.01863
Std. Error Mean 17448.33644
36
136762.27042
22793.71174
Dari uji statistik di atas terlihat bahwa pendapatan rata-rata sebelum menjadi guru yaitu sebesar Rp. 493.333/bulan, sedangkan pendapatan rata-rata setelah menjadi guru yaitu sebesar Rp. 1.044.337/bulan.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
2. Uji Beda Dua Mean Berpasangan
Berdasarkan output pada Tabel 4.37 terlihat t hitung yaitu 46,571 dengan alpha 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%, sementara t tabel yaitu 1.689. Hal ini berarti t hitung > dari t tabel dan probabilitas < 0,05 dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat perbedaan tingkat pendapatan rata-rata sebelum dan sesudah menjadi guru pada Program Semai Benih secara signifikan. Dimana pendapatan sesudah menjadi guru pada Program Semai Benih Bangsa adalah lebih tinggi. Pendapatan guru meningkat disebabkan karena, antara lain: selain dari aktivitas terdahulu, para guru mendapatkan tambahan pendapatan baik dari gaji/honor, maupun
insentif lainnya selama pelaksanaan Program Semai Benih
Bangsa. Tabel 4.37. Uji Beda Dua Mean Berpasangan Pair 1 Paired Differences
Sebelum – Setelah -551004.27361
Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference
70988.56745 11831.42791 Lower Upper
T Df Sig. (2-tailed)
-575023.34921 -526985.19801 -46.571 35 .000
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan pada bab terdahulu, maka pada bagian ini dirumuskan beberapa kesimpulan, antara lain: 7.
Pengaruh Pelaksanaan Program Semai Benih Bangsa a. Aspek Sosial Secara umum terdapat peningkatan jumlah anak usia dini yang dapat mengikuti proses belajar di sekolah. Sebelum adanya pelaksanaan Program semai Benih Bangsa jumlah anak usia dini yang dapat bersekolah berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2002 hanya ber jumlah 1.598 siswa, namun sejak berlangsungnya Program Semai Benih Bangsa tahun 2003 sampai saat ini, jumlah anak usia dini yang dapat mengikuti proses belajar meningkat secara tajam dengan jumlah mencapai 4.474 siswa (BPS, 2006). Jumlah anak usia dini yang telah mengikuti Program Semai Benih Bangsa tercatat 3.987 siswa. Sedangkan respon masyarakat dan guru secara umum menyatakan telah terjadi interaksi atau hubungan anatara masyarakat, guru, dan anak dalam proses belajar dengan kegiatan yang diselenggarakan dalam pelaksanaan Program Semai Benih Bangsa ini.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
b. Aspek Ekonomi Dengan pelaksanaan Program Semai Benih Bangsa ini aspek ekonomi telah membantu memberdayakan masyarakat (guru) setempat baik untuk mendapatkan pelatihan yang diselenggarakan oleh Indonesia Heritage Foundation, juga mendapatkan tambahan pendapatan. Pendapatan rata-rata sebelum menjadi guru yaitu sebesar Rp. 493.333.33/bulan, sedangkan pendapatan rata-rata setelah menjadi guru yaitu sebesar Rp. 1.044.337/bulan. c. Aspek Infrastruktur Pelaksanaan Program Semai Benih Bangsa telah memberikan pengaruh terhadap keberadaan sarana dan prasarana di pedesaan. Ini dapat kita temui di setiap desa yang telah berlangsungnya Program Semai Benih Bangsa. Sejak pelaksanaan program ini dari tahun 2003 - 2008 telah terdapat 113 sekolah beserta peralatan yang memadai yang memanfaatkan karakteristik bangunan meunasah (musholla) dengan struktur panggung. Namun demikian masyarakat mengharapkan adanya gedung permanen dan pemenuhan sarana pendukung bangunan untuk proses belajar mengajar. d. Aspek Kelembagaan Program ini telah banyak melibatkan institusi seperti aparatur desa, tokoh agama dan organisasi. Tim penggerak PKK Kabupaten Aceh Utara, Dinas Pendidikan, Exxon Mobil Oil serta Indonesia Heritage Foundation. Selain itu juga telah terbentuk komite sekolah pada masing-masing sekolah walaupun belum berfungsi maksimal.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
5.2.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, diajukan beberapa saran sebagai berikut: a.
Pemerintah harus terus mencari formulasi baru terhadap perencanaan pendidikan serta berupaya dan mendorong perkembangan Program Semai Benih Bangsa sebagai salah satu wujud peningkatan pendidikan anak usia dini dalam proses pembangunan sumber daya manusia di pedesaan.
b.
Masyarakat hendaknya merubah paradigma lama yang beranggapan bahwa anak-anak usia dini tidak perlu belajar (sekolah) dan terus berupaya meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pendidikan anak usia dini seiring dengan tantangan di masa depan yang semakin komplek sehingga partisipasi masyarakat dalam pembinaan proses belajar anak baik di rumah di sekolah dan lingkungannya berjalan sebagai proses pembelajaran.
c.
Kepada pihak swasta hendaknya menjadikan program pendidikan terhadap anak usia dini merupakan bagian dari kegiatannya dalam rangka ikut berpartisipasi dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
d.
Akademisi Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan studi yang lebih mendalam sehingga diperoleh temuan-temuan baru dalam Program Semai Benih Bangsa sebagai upaya pengembangan pendidikan anak usia dini.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Aldwin Surya. 2006. Perubahan Sosial Masyarakat Kota Metropolitan. Kopertis Wilayah I NAD-Sumut. Medan – Indonesia. Dahuri, Rokhmin. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: Pradnya Paramita. Firman , Tommy. 1999. Pengembangan Wilayah ke Pembangunan Lokal. Harian Kompas. Haeruman Js, Herman. 1997. Instrumen-instrumen Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta: PT Gramedia.
Penerapan
Strategi
Jalill, Sofyan dan Megawangi, Ratna. 2006. Peningkatan Mutu Pendidikan di Aceh Melalui Implementasi Model Pendidikan Holistik Berbasis Karakter. Orasi pada Rapat Senat Terbuka Dies Natalis ke 45 Universitas Syiah kuala. Banda Aceh. Miraza, Bachtiar Hassan. 2008. Mencermati Perilaku Entrepreneur. USU Press. Medan – Indonesia. __________. 2005. Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah. Bandung: ISEI Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan Karakter. Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa. Jakarta: BP MIGAS dan Star Energy. Nugroho. D, Riant. 2003. Reinventing Pembangunan. Menata Ulang Paradigma Pembangunan untuk Membangun Indonesia Baru dengan Keunggulan Global. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Nazir, Moh. 1990. Metodelogi Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta. Ohmae, Kenichi. 2005. The Next Global Stage. Tantangan dan Peluang di Dunia yang Tidak Mengenal Batas Kewilayahan. Jakarta: PT. INDEKS kelompok Gramedia.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Subana, M. dan Sudrajat. 2001. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Penerbit Pustaka Setia. Salim, Emil. 1997. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: LP3ES. Sekolah Pascasarjana. 1977. Pedoman Penulisan Proposal dan Tesis. USU Press. Tarigan, Robinson, 2004. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta. Todaro P. Michael. 2000. Ekonomi Pembangunan di Dunia Ketiga, Erlangga. Jakarta. Tampubolon, Mangatas. Tesis Problematik dan Prospek Pembangunan Masyarakat Desa Ditinjau dari Segi Pendidikan Non Formal. Tjahjati, Budhy dan BS. Kusbiantoro. 1997. Bunga Rampai Perencanaan Pembangunan di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Walpole, RE., 1990. Pengantar Satistika, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Williams, Russel T dan Megawangi, Ratna., Kecerdasan Plus Karakter. Jurnal Pendidikan. Yakin, Addinul. 1997. Teori dan kebijaksanaan Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta: Akademika Presindo.
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 1 SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA S2 PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN PERDESAAN Jalan Sivitas Akademika,Tel. (061) 8212453 ,Kode Pos 20155 - Medan.
Kepada Yth, Ibu/Bapak/Sdr.RespondenKegiatan Penelitian di – Tempat
Kuesioner ini merupakan bagian dari kegiatan saya untuk menyelesaikan tesis S2 dengan judul “Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Perdesaan di Kabupaten Aceh Utara”. Kuesioner ini
sepenuhnya untuk kepentingan ilmiah, sehingga tidak ada kaitannya dengan kondite Ibu/Bapak/Sdr. Peneliti berharap Ibu/Bapak/Sdr berkenan menjawab Kuesioner ini secara lengkap. Atas kerjasama dan kesediaan mengisi kuesioner ini, diucapkan terima kasih.
Peneliti,
Irfansyah Is NIM : 067003032
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA S2 PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN PERDESAAN Jalan Sivitas Akademika,Tel. (061) 8212453 ,Kode Pos 20155 - Medan.
KUESIONER Masyarakat Pengenalan tempat Responden Kabupaten Kecamatan Desa Alamat Keterangan Responden Nama Umur Pekerjaan Pendidikan Jumlah Anggota Keluarga
I 1
Aceh Utara
0 - 4 Tahun ......... Jiwa 5 - 9 Tahun ......... Jiwa
Butiran Pernyataan/Pertanyaan Indikator Sosial Apakah selama ini terwujud saling hubungan antara Ibu/Bapak dengan para Guru ? a. Sangat Sering c. Jarang b. Sering d. tidak pernah
2
Apakah selama ini terwujud hubungan antara Ibu/Bapak dengan Anak dalam proses belajar anak? a. Sangat Sering c.Jarang b. Sering d. tidak pernah
3
Apakah selama ini terwujud hubungan antara Ibu/Bapak dengan pihak sekolah a. Sangat Sering c.Jarang b. Sering d. tidak pernah
4
Apakah selama ini terwujud hubungan antara Ibu/Bapak dengan Dinas Pendidikan a. Sangat Sering c. Jarang b. Sering d. tidak pernah
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
II 1
Indikator Ekonomi Apakah pedapatan ibu/bapak cukup untuk biaya anak sekolah di SBB ini? a. Sangat Memadai c. Kurang Memadai b.Memadai d. Tidak cukup
2
Apakah menurut Ibu/Bapak iuran yang dikutip selama ini telah sesuai? a. Sangat sesuai c. Kurang Sesuai b. Sesuai d. Tidak Sesuai
3
Menurut Ibu/Bapak apakah ada sumbangan terhadap kegiatan SBB ini? a. Individu c. Yayasan b. Perusahaan d LSM/NGO
4
Menurut Ibu/Bapak apakah Terdapat Bantuan dalam bentuk fisik/peralatan a. Sangat Banyak c. Sedikit b. Banyak d. Tidak ada
III 1
Indikator Infrastruktur Menurut Ibu/bapak Bagaimanakah ketersediaan bangunan untuk aktifitas belajar saat ini a. Sangat Baik c. Kurang baik b. Baik d. Sangat buruk
2
Menurut Bapak Ibu/Bapak Bagaimanakan Bangunan yang diharapkan a. Gedung Permanen c. Gedung dari Bahan Kayu b. Gedung Semi permanen d. Gedung struktur panggung (meunasah)
3
Bagaimanakah menurut Ibu/Bapak tingkat ketersediaan peralatan belajar mengajar (alat peraga, simulasi dll) a. Sangat Baik c. Kurang baik b. Baik d. Buruk
4
Apakah menurut Ibu/Bapak sarana pendukung sekolah (Mck., Air bersih, tempat sampah) telah memadai a. Sangat memadai c. Kurang memadai b. Memadai d. Tidak memadai
IV 1
Indikator Kelembagaan Menurut Ibu/Bapak bagaimanakah dukungan perangkat desa terhadap kegiatan ini a. Sangat mendukung c. Kurang mendukung b. mendukung d. Tidak mendukung
2
Bagaimanakah peranan tokoh Agama, organisasi masyarakat, partai politik terhadap pembinaan Kegiatan a. Sangat baik c. Kurang baik b. baik d. Buruk sekali
3
Apakah ada pertemuan rutin bersama dengan komite sekolah a. Sangat sering c. Jarang b. Sering d. TidakPernah
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
4
Menurut Ibu/Bapak apakah fungsi komite sekolah berjalan dengan baik a. Berfungsi dengan baik c. Kurang baik b. Baik d. Tidak berfungsi Keterangan
:
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 2 SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA S2 PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN PERDESAAN Jalan Sivitas Akademika,Tel. (061) 8212453 ,Kode Pos 20155 - Medan.
KUESIONER Guru Pengenalan tempat Responden Kabupaten Kecamatan Desa Alamat
Aceh Utara
Keterangan Responden Nama Umur Pekerjaan Pendidikan Berapa rata-rata pendapatan Ibu/Bapak perbulan sebelum menjadi guru pada program SBB? Sebutkan ............................ Berapa rata-rata pendapatan Ibu/Bapak perbulan sesudah menjadi guru pada program SBB? Sebutkan ............................
I 1
Butiran Pernyataan/Pertanyaan Indikator Sosial Apakah selama ini terwujud saling hubungan antara Ibu/Bapak dengan wali murid ? a. Sangat Sering c.Jarang b. Sering d. tidak pernah
2
Apakah selama ini terwujud hubungan antara Ibu/Bapak dengan Anak dalam proses belajar anak? a. Sangat Sering c. Jarang b. Sering d. tidak pernah
3
Apakah selama ini wali murid sangat berperan/perhatian dalam hal mendidik anak ? a. Sangat perhatian c. Jarang b. Perhatian d. Tidak perhatian
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
II 1
Indikator Ekonomi Apakah wali murid pernah menunggak dalam membayar iuran sekolah anak? a. Sangat Sering c. Jarang b. Sering d. Tidak Pernah
2
Apakah menurut Ibu/Bapak iuran yang dikutip selama ini telah sesuai? a. Sangat sesuai c. Kurang Sesuai b. Sesuai d. Tidak Sesuai
3
Menurut Ibu/Bapak apakah Terdapat Bantuan dalam bentuk fisik/peralatan a. Sangat Banyak c. Sedikit sekali b. Banyak d. Tidak ada
III 1
Indikator Infrastruktur Menurut Ibu/bapak Bagaimanakah ketersediaan bangunan untuk aktifitas belajar saat ini a. Sangat Baik c. Kurang Baik b. Baik d. Buruk
2
Bagaimanakah menurut Ibu/Bapak terhadap pelaksanaan perawatan bangunan sekolah ? a. Sangat memadai c. Kurang Memadai b. Memadai d. Buruk
3
IV 1
Bagaimanakah menurut Ibu/Bapak tingkat ketersediaan alat/peralatan belajar mengajar (alat peraga, simulasi dll) a. Sangat Baik c. Kurang baik b. Baik d. Sangat buruk
Indikator Kelembagaan Menurut Ibu/Bapak bagaimanakah dukungan perangkat desa terhadap kegiatan ini? a. Sangat mendukung c. Kurang mendukung b. mendukung d. Tidak mendukung
2
Bagaimanakah peranan tokoh Agama, organisasi masyarakat, partai politik terhadap pembinaan Kegiatan a. Sangat baik c. Kurang baik b. Baik d. Buruk sekali
3
Apakah ada pertemuan rutin bersama dengan komite sekolah a. Sangat sering c. Jarang b. Sering d. TidakPernah Keterangan
:
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 3. Tabulasi Data Primer Masyarakat Tabulasi Data Primer
No
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
a b b b b b b b b a a a c b a b b a b b b b a b a a a b c b c b c b b b b
Butiran pertanyaan untuk masyarakat Sosial Ekonomi Infrastruktur 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 a b b b b b b b b a a a b b a b b a b b b a b b a a a c b c b b c c c b a
a b b b b b b b b a a a b b b b c b b b b a a b a a a c c b c b b b b c a
c b b c c c d d d c c c d d d c d c c c c b d d b b b d d d d d d d d d d
a b a b b b b b b a a a a a b c b c a a a a b b a a a b b b b b b b b b a
a a a b b b b b b a a a a a b b b b a a a a b b a a a c b b b b b b b b b
b b b b b b b b b b b b b b b a a b b b b b b b b b b b b b b b b b b b a
c c c c c c c c c c c c c c c c c b c c c c c c c c c c c c d c c c c c c
b b b a a a b b b b b b b c b b b b c c c b b c b b b b b b b b b b b b b
a a a a a a a a a a a a d a a a a a a a a a a a a a a b a a a a a a a a a
b b b b b c a b a b b b a c c b b b c c c c b c b b b b c c c c c c c c b
d d d d d d d d d d d d d c d c b c d d d c c c d d d d d c d d d d d d c
Kelembagaan 1 2 3 4 a a a a a a b b b a a a a a a a a a b b b a b a a a a b b b c b b b b b b
a b b b b b b b b a a a b b b b b b c b b a b b b b b c c c c b c c c c c
c b b c c c b c b c c c c c c b b b c c c c c c c c c c c c c c c c c b c
b b b a a a b b b c c c a c c b b b c c c b b b b b b c b b b b b c b b b
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
b b b c b b b b c b b b b b c b b
b b b c b b c a a c c b c b c a a
b c b c b b b b c b c b c b c b b
d d b d d d d d d c c b d b d d d
c c c b b b a b a a a b b b b a a
c d c b b b b b b b c b b b b d c
b b b b b b b b b b b b b b a a d
c c c d c c c c b b b c c c c c c
c b b b b b b b c c c b b b b b b
a a a a a a a a a a a a a a b a b
c c c c c c b c b c c c c c b b b
d d c d d d d d d c d d d d c d d
b b b b b b b b b b b b b b c b b
c c c c c c c c c b c c c b c c c
d d c c c c c c d d d b c b c c c
d d b b b b b b b c c b b b b c c
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 4.Tabulasi Data Primer Guru Tabulasi Data Primer
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 a a b b b b a a b b b b b b b b b b b b b b b c b a c b b b c c b b b c
Sosial 2 a a a a b b a a a a a a a a a a b b a a b c b b b b b b b b a a b b b b
3 c c a a c c c c b b c c c c a a b b c c a c c c c a b b c c a a b b a b
Butiran Pertanyaan untuk Guru Ekonomi Infrastruktur 1 2 3 1 2 b a c b b b a c b b b b c a b b b c a b b b c c c b b c c b b a c b a b a c b a b a c b b b a c b b b b b b b b a b b b c a c c d c a c c d c b c b b b b c b b b a c b b b b c b b b d d b b c d d b b c d c b b a c c b b a d c b b a d c b b b b c b c b a d b b b c c b b b c c b b b c d b c c c c b b b c c c c b c c c c b b d b b b b d b b b d c b b b c c b b
3 b b b b b b c c a a b b c c b b b b b b c b c b c b c c c c c c c c c c
Kelembagaan 1 2 3 a a c a a c a b c a b c b b c b b c a a c a a c b b c b b c a b b a b b b b c b b c b b c b b c a a c a a c b b c c b c b c d b c c b c c b c c b c c b c c b c c b c c b c c b c c b c c b c c a b b a b b b b b b c b
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 5. Tabel distribusi Frekwensi Persepsi Masyarakat Apakah selama ini terwujud saling hubungan antara Ibu/Bapak dengan para Guru
Valid
Sangat Sering Sering Kurang Sering Total
Frequency 10 37 7 54
Percent 18.5 68.5 13.0 100.0
Valid Percent 18.5 68.5 13.0 100.0
Cumulative Percent 18.5 87.0 100.0
Apakah selama ini terwujud hubungan antara Ibu/Bapak dengan Anak dalam proses belajar anak
Valid
Sangat Sering Sering Kurang Sering Total
Frequency 15 28 11 54
Percent 27.8 51.9 20.4 100.0
Valid Percent 27.8 51.9 20.4 100.0
Cumulative Percent 27.8 79.6 100.0
Apakah selama ini terwujud hubungan antara Ibu/Bapak dengan pihak sek
Valid
Sangat Sering Sering Kurang Sering Total
Frequency 11 32 11 54
Percent 20.4 59.3 20.4 100.0
Valid Percent 20.4 59.3 20.4 100.0
Cumulative Percent 20.4 79.6 100.0
Apakah selama ini terwujud hubungan antara Ibu/Bapak dengan Dinas Pendidikan
Valid
Sering Kurang Sering Tidak Pernah Total
Frequency 9 14 31 54
Percent 16.7 25.9 57.4 100.0
Valid Percent 16.7 25.9 57.4 100.0
Cumulative Percent 16.7 42.6 100.0
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Apakah pedapatan ibu/bapak cukup untuk biaya anak sekolah di SBB ini
Valid
Sangat Memadai Memadai Kurang Memadai Total
Frequency 21 28 5 54
Percent 38.9 51.9 9.3 100.0
Valid Percent 38.9 51.9 9.3 100.0
Cumulative Percent 38.9 90.7 100.0
Apakah menurut Ibu/Bapak iuran yang dikutip selama ini telah sesuai
Valid
Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Total
Frequency 15 32 5 2 54
Percent 27.8 59.3 9.3 3.7 100.0
Valid Percent 27.8 59.3 9.3 3.7 100.0
Cumulative Percent 27.8 87.0 96.3 100.0
Menurut Ibu/Bapak apakah ada sumbangan terhadap kegiatan SBB ini
Valid
Individu Perusahaan Total
Frequency 6 48 54
Percent 11.1 88.9 100.0
Valid Percent 11.1 88.9 100.0
Cumulative Percent 11.1 100.0
Menurut Ibu/Bapak apakah Terdapat Bantuan dalam bentuk fisik/peralatan
Valid
Banyak Sedikit Sekali Tidak Ada Total
Frequency 4 48 2 54
Percent 7.4 88.9 3.7 100.0
Valid Percent 7.4 88.9 3.7 100.0
Cumulative Percent 7.4 96.3 100.0
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Menurut Ibu/bapak Bagaimanakah ketersediaan bangunan untuk aktifitas belajar saat ini
Valid
Sangat Baik Baik Cukup BaikBaik Total
Frequency 3 42 9 54
Percent 5.6 77.8 16.7 100.0
Valid Percent 5.6 77.8 16.7 100.0
Cumulative Percent 5.6 83.3 100.0
Menurut Bapak Ibu/Bapak Bagaimanakan Bangunan yang diharapkan
Valid
Gedung Permanen Semi Permanen seperti saat ini Total
Frequency 50 3 1 54
Percent 92.6 5.6 1.9 100.0
Valid Percent 92.6 5.6 1.9 100.0
Cumulative Percent 92.6 98.1 100.0
Bagaimanakah menurut Ibu/Bapak tingkat ketersediaan alat/peralatan belajar mengajar (alat peraga, simulasi dll)
Valid
Sangat Baik Baik Kurang Baik Total
Frequency 3 23 28 54
Percent 5.6 42.6 51.9 100.0
Valid Percent 5.6 42.6 51.9 100.0
Cumulative Percent 5.6 48.1 100.0
Apakah menurut Ibu/Bapak sarana pendukung sekolah (Mck., Air bersih, tempat sampah) telah memadai
Valid
Memadai Kurang Memadai Tidak Memadai Total
Frequency 1 10 43 54
Percent 1.9 18.5 79.6 100.0
Valid Percent 1.9 18.5 79.6 100.0
Cumulative Percent 1.9 20.4 100.0
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Menurut Ibu/Bapak bagaimanakah dukungan perangkat desa terhadap kegiatan ini
Valid
Sangat Mendukung Mendukung kurang Mendukung Total
Frequency 20 32 2 54
Percent 37.0 59.3 3.7 100.0
Valid Percent 37.0 59.3 3.7 100.0
Cumulative Percent 37.0 96.3 100.0
Bagaimanakah peranan tokoh Agama, organisasi masyarakat, partai politik terhadap pembinaan Kegiatan
Valid
Sangat Baik Baik Kurang Baik Total
Frequency 5 24 25 54
Percent 9.3 44.4 46.3 100.0
Valid Percent 9.3 44.4 46.3 100.0
Cumulative Percent 9.3 53.7 100.0
Apakah ada pertemuan rutin bersama dengan komite sekolah
Valid
Sering Jarang Sekali Tidak Pernah Total
Frequency 10 40 4 54
Percent 18.5 74.1 7.4 100.0
Valid Percent 18.5 74.1 7.4 100.0
Cumulative Percent 18.5 92.6 100.0
Menurut Ibu/Bapak apakah fungsi komite sekolah berjalan dengan baik
Valid
Berfungsi Baik Baik Kurang Baik Tidak Berfungsi Total
Frequency 4 34 14 2 54
Percent 7.4 63.0 25.9 3.7 100.0
Valid Percent 7.4 63.0 25.9 3.7 100.0
Cumulative Percent 7.4 70.4 96.3 100.0
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 6. Tabel distribusi Frekwensi Persepsi Guru Apakah selama ini terwujud saling hubungan antara Ibu/Bapak dengan wali murid
Valid
Sangat Sering Sering Kurang Sering Total
Frequency 5 26 5 36
Percent 13.9 72.2 13.9 100.0
Valid Percent 13.9 72.2 13.9 100.0
Cumulative Percent 13.9 86.1 100.0
Apakah selama ini terwujud hubungan antara Ibu/Bapak dengan Anak dalam proses belajar anak
Valid
Sangat Sering Sering Kurang Sering Total
Frequency 18 17 1 36
Percent 50.0 47.2 2.8 100.0
Valid Percent 50.0 47.2 2.8 100.0
Cumulative Percent 50.0 97.2 100.0
Apakah selama ini wali murid sangat berperan/perhatian dalam hal mendidik anak
Valid
Sangat Sering Sering Kurang Sering Total
Frequency 9 9 18 36
Percent 25.0 25.0 50.0 100.0
Valid Percent 25.0 25.0 50.0 100.0
Cumulative Percent 25.0 50.0 100.0
Apakah wali murid pernah menunggak dalam membayar iuran sekolah anak
Valid
Sangat Sering Sering Kurang Sering Total
Frequency 3 27 6 36
Percent 8.3 75.0 16.7 100.0
Valid Percent 8.3 75.0 16.7 100.0
Cumulative Percent 8.3 83.3 100.0
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Apakah menurut Ibu/Bapak iuran yang dikutip selama ini telah sesuai
Valid
Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Total
Frequency 11 11 8 6 36
Percent 30.6 30.6 22.2 16.7 100.0
Valid Percent 30.6 30.6 22.2 16.7 100.0
Cumulative Percent 30.6 61.1 83.3 100.0
Menurut Ibu/Bapak apakah Terdapat Bantuan dalam bentuk fisik/peralatan
Valid
Banyak Sedikit Sekali Tidak Ada Total
Frequency 2 28 6 36
Percent 5.6 77.8 16.7 100.0
Valid Percent 5.6 77.8 16.7 100.0
Cumulative Percent 5.6 83.3 100.0
Menurut Ibu/bapak Bagaimanakah ketersediaan bangunan untuk aktifitas belajar saat ini
Valid
Sangat Baik Baik Kurang Baik Total
Frequency 2 28 6 36
Percent 5.6 77.8 16.7 100.0
Valid Percent 5.6 77.8 16.7 100.0
Cumulative Percent 5.6 83.3 100.0
Bagaimanakah menurut Ibu/Bapak terhadap pelaksanaan perawatan bangunan sekolah
Valid
Sangat Memadai Memadai Kurang Memadai Buruk Total
Frequency 2 27 5 2 36
Percent 5.6 75.0 13.9 5.6 100.0
Valid Percent 5.6 75.0 13.9 5.6 100.0
Cumulative Percent 5.6 80.6 94.4 100.0
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Bagaimanakah menurut Ibu/Bapak tingkat ketersediaan alat/peralatan belajar mengajar (alat peraga, simulasi dll)
Valid
Sangat Baik Baik Kurang Baik Total
Frequency 2 17 17 36
Percent 5.6 47.2 47.2 100.0
Valid Percent 5.6 47.2 47.2 100.0
Cumulative Percent 5.6 52.8 100.0
Menurut Ibu/Bapak bagaimanakah dukungan perangkat desa terhadap kegiatan ini
Valid
Sangat Mendukung Mendukung kurang Mendukung Total
Frequency 12 23 1 36
Percent 33.3 63.9 2.8 100.0
Valid Percent 33.3 63.9 2.8 100.0
Cumulative Percent 33.3 97.2 100.0
Bagaimanakah peranan tokoh Agama, organisasi masyarakat, partai politik terhadap pembinaan Kegiatan
Valid
Sangat Baik Baik Kurang Baik Total
Frequency 6 17 13 36
Percent 16.7 47.2 36.1 100.0
Valid Percent 16.7 47.2 36.1 100.0
Cumulative Percent 16.7 63.9 100.0
Apakah ada pertemuan rutin bersama dengan komite sekolah
Valid
Sering Jarang Tidak Pernah Total
Frequency 6 29 1 36
Percent 16.7 80.6 2.8 100.0
Valid Percent 16.7 80.6 2.8 100.0
Cumulative Percent 16.7 97.2 100.0
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 7. Tabel Pendapatan sebelum dan setelah Tingkat Pendapatan Responden Sebelum dan Sesudah Menjadi Guru Pada Program Semai Benih Bangsa
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Pendapatan Sebelum 450000 400000 700000 350000 350000 400000 450000 350000 450000 400000 470000 400000 400000 600000 500000 550000 500000 500000 550000 470000 600000 650000 600000 600000 400000 400000 500000 500000 650000 450000 600000 700000 650000 350000 400000
Pendapatan Sesudah 1200000 1000000 1300000 900000 950000 1000000 1100000 900000 950000 1100000 1000000 950000 950000 1200000 1000000 1300000 1200000 1100000 1200000 1000000 1200000 1300000 1100000 1300000 1000000 950000 1100000 1000000 1300000 900000 1300000 1300000 1200000 950000 900000
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
36
470000
1000000
Lampiran 8. Data inflasi bulanan terhadap bulan yang sama tahun 2003-2008 (%)
Bulan 1 Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah/Thn Rata-rata
2003 2 2.75 1.49 -1.26 -0.2 1.4 0.05 -1.02 0.5 0.16 0.26 -0.14 0.52 4.51 0.38
2004 3 0.66 0.07 1.03 0.38 0.37 0.14 0.97 1.26 -0.38 0.11 0.87 1.64 7.12 0.59
2005 4 2.66 -0.15 2.33 -0.44 0.59 0.64 -2.76 2.25 1.08 8.58 2.38 -0.45 16.71 1.39
2006 5 1.94 1.71 0.32 -1.27 1.57 1.21 -3.05 0.55 3.7 1.86 0.64 1.89 11.07 0.92
2007 6 0.5 0.01 1.64 -0.87 -0.9 -0.41 0.62 1.36 3.28 0.29 -0.98 1.89 6.43 0.54
2008 7 1.89 1.74 1.13 -0.91
3.85 0.96
Lampiran 9. Perhitungan Nilai Konstan
Diketahui : Pendapatan Masyarakat Tahun 2003 = 450,000.00 Pendapatan Masyarakat Tahun 2008 = 1,200,000.00 Dimana
: Harga berlaku pada tahun 2003 dinyatakan sebagai tahun dasar dan diberi Harga indeks = 1 , Harga inflasi tahun 2004 yaitu 0,005 % maka indeks inflasi tahun 2004 = 1,005.
Maka
: indeks inflasi dari tahun 2004-2008 adalah : Indeks inflasi tahun 2004 Atas dasar tahun 2003
= 1
x 1.005
= 1.01
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Indeks inflasi tahun 2005 Atas dasar tahun 2003
= 1.01 x 1.013
= 1.02
Indeks inflasi tahun 2006 Atas dasar tahun 2003
= 1.02 x 1.009
= 1.03
Indeks inflasi tahun 2007 Atas dasar tahun 2003
= 1.03 x 1.005
= 1.03
Indeks inflasi tahun 2008 Atas dasar tahun 2003
= 1.03 x 1.009
= 1.04
Perhitungan Harga Konstan Tahun 2008 atas dasar tahun 2003 : Rumus : H arg a Kons tan =
Pendapa tan Setelah ada program SBB (Thn 2008) indeks Inflasi Tahun 2008 atas dasar tahun 2003
Penyelesaian : Untuk sampel 1 = Peningka tan pendapa tan % =
1 . 200 . 000 . 00 = 1 . 153 . 846 1 . 04
Peningka tan h arg a kons tan x100 pendapa tan sebelum Pelaksanaan SBB
Lampiran 10. Harga konstan Tahun 2008 atas dasar Tahun 2003
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pendapatan Sebelum 450000 400000 700000 350000 350000 400000 450000 350000 450000 400000 470000 400000 400000 600000 500000
Pendapatan Sesudah 1200000 1000000 1300000 900000 950000 1000000 1100000 900000 950000 1100000 1000000 950000 950000 1200000 1000000
Pendapatan Setelah Konstan 1,153,846.15 961,538.46 1,250,000.00 865,384.62 913,461.54 961,538.46 1,057,692.31 865,384.62 913,461.54 1,057,692.31 961,538.46 913,461.54 913,461.54 1,153,846.15 961,538.46
Peningkatan Pendapatan (%) 256.41 240.38 178.57 247.25 260.99 240.38 235.04 247.25 202.99 264.42 204.58 228.37 228.37 192.31 192.31
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
550000 500000 500000 550000 470000 600000 650000 600000 600000 400000 400000 500000 500000 650000 450000 600000 700000 650000 350000 400000 470000
1300000 1200000 1100000 1200000 1000000 1200000 1300000 1100000 1300000 1000000 950000 1100000 1000000 1300000 900000 1300000 1300000 1200000 950000 900000 1000000
1,250,000.00 1,153,846.15 1,057,692.31 1,153,846.15 961,538.46 1,153,846.15 1,250,000.00 1,057,692.31 1,250,000.00 961,538.46 913,461.54 1,057,692.31 961,538.46 1,250,000.00 865,384.62 1,250,000.00 1,250,000.00 1,153,846.15 913,461.54 865,384.62 961,538.46
227.27 230.77 211.54 209.79 204.58 192.31 192.31 176.28 208.33 240.38 228.37 211.54 192.31 192.31 192.31 208.33 178.57 177.51 260.99 216.35 204.58
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 11. Output uji t
Paired Samples Statistics
Pair 1
Sebelum Setelah
Mean 493333.33 33 1044337.6 069
N
Std. Deviation 36
104690.01863
36
136762.27042
Std. Error Mean 17448.336 44 22793.711 74
Paired Samples Correlations N Pair 1
Sebelum & Setelah
36
Correlation .860
Sig. .000
Paired Samples Test Pair 1 Paired Differences
Sebelum - Setelah -551004.27361
Mean Std. Deviation
70988.56745
Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference t df Sig. (2-tailed)
11831.42791 Lower
-575023.34921
Upper
-526985.19801 -46.571 35 .000
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
LAMPIRAN 13. PHOTO PENELITIAN
PHOTO 1
Wali Murid Bersama Guru SBB PHOTO 3
Suasana belajar PHOTO 5
PHOTO 2
Tampak siswa berbaris sebelum masuk kelas PHOTO 4
Interaksi wali murid dengan guru PHOTO 6
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
PHOTO 7
PHOTO 8
Siswa dan mainan
Wali murid
PHOTO 9
PHOTO 10
Siswa sedang bermain PHOTO 11
Interaksi wali murid dan guru PHOTO 12
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Suasana Belajar PHOTO 13
Siswa sedang persiapan makan bersama PHOTO 15
Berdoa sebelum makan PHOTO 17
Siswa sedang menggambar PHOTO 14
Mendengar arahan ibu guru PHOTO 16
Makan bersama PHOTO 18
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Masyarakat desa PHOTO 19
Bangunan di bawah Meunasah (Musholla) PHOTO 21
Penulis dan guru dan siswa SBB PHOTO 23
Jalan dan saluran desa PHOTO 20
Sarana permainan siswa PHOTO 22
Perlengkapan sekolah PHOTO 24
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Mendengarkan cerita dari guru
PHOTO 25
Interaksi siswa aktif
PHOTO 26
Penulis disambut dengan salam oleh siswa
PHOTO 27
Bernyanyi bersama
PHOTO 29
Tampil di depan kelas
PHOTO 28
Serius mendengar arahan
PHOTO 30
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008
Struktur panggung bangunan
Sarana pendukung sekolah
Irfansyah. IS: Pengaruh Program Semai Benih Bangsa Terhadap Pengembangan Wilayah Pedesaan Di Kabupaten Aceh Utara, 2008. USU e-Repository © 2008