PENGARUH PROGRAM KARTU SEJAHTERA TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT (STUDI 8 PROGRAM UNGGULAN DI KELURAHAN IPILO KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO) Inawati Lestari, Farid Th. Musa, Funco Tanipu Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo
Abstrak Penelitian ini mendeskripsikan tentang seberapa besar pengaruh program kartu sejahtera terhadap tingkat partisipasi masyarakat di Kelurahan Ipilo Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh program kartu sejahtera terhadap tingkat partisipasi masyarakat di Kelurahan Ipilo Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. Dan untuk mengetahui hubungan program kartu sejahtera terhadap tingkat partisipasi masyarakat di Kelurahan Ipilo Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesis. Di dalam penelitian ini yang menjadi responnden adalah masyarakat Kelurahan Ipilo Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo sebanyak 98 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan analisis regresi sederhana dengan alat bantu SPSS 16.0 for Windows. Hasil penelitian ini adalah menunjukkan bahwa secara simultan pengaruh program kartu sejahtera terhadap tingkat partisipasi masyarakat di Kelurahan Ipilo Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo menunjukkan pengaruh sebesar 0,333 (33,3%). Sedangkan 100%-33,3% = 66,7% lainnya diperoleh oleh faktor lain yang tidak diperoleh dalam variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Kata Kunci: Program Kartu Sejahtera, Tingkat Partisipasi Masyarakat. PENDAHULUAN Kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang sangat penting untuk di prioritaskan oleh pemerintah. Maka dari itu pemerintah banyak memberikan kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat misalnya dengan adanya jaminan sosial. Jaminan Sosial adalah salah satu program pemerintah dibidang
perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Kota Gorontalo dalam mensejahterakan masyarakatnya pun ikut serta melakukan program jaminan sosial tersebut. Salah satu program jaminan sosial yang ada di Kota Gorontalo adalah kartu sejahtera. Kartu sejahtera ini adalah Salah satu program unggulan WaliKota dan Wakil WaliKota Gorontalo dan program ini memiliki delapan (8) program (Program Gratis dari lahir sampai mati). Program-program tersebut diantaranya yaitu : 1) gratis biaya persalinan atau kelahiran, 2) gratis biaya akte kelahiran, ktp dan kk, 3) gratis biaya kesehatan di puskesmas dan rumah sakit (berlaku secara nasional), 4) gratis biaya pendidikan (dari SD sampai SMA), 5) gratis bantuan usaha mikro dan kecil, 6) gratis biaya izin usaha, 7) gratis biaya akte nikah, 8) gratis biaya ambulance dan pemakaman. Program ini adalah penjabaran dari visi smart khususnya visi sejahtera dan misi RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kota Gorontalo tahun 2014-2019. Visi sejahtera yang ingin dicapai adalah meningkatkan derajat pendidikan, kesehatan dan pendapatan masyarakat atau dengan kata lain untuk mensejahterakan masyarakat. Sesuai dengan visi dan misi pemerintahan WaliKota dan wakil WaliKota tahun 2014-2019 berkaitan dengam program kartu sejahtera maka sasaran program tersebut adalah seluruh masyarakat Kota Gorontalo dengan prioritas utama adalah masyarakat kurang mampu dan mereka yang menyandang permasalahan sosial. Hal ini dijabarkan dalam Rencana Pembangunan jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo 2014-2019. Program Kartu sejahtera ini sebelumnya sudah beredar di Kota Gorontalo pada tahun 2014 namun masih terbatas kepada para pendukung WaliKota dan wakil WaliKota di pemilihan tahun lalu. Akan tetapi program kartu sejahtera dengan delapan (8) program gratis dari lahir sampai mati ini sudah bisa dimiliki dan diakses oleh seluruh masyarakat Kota Gorontalo dan mulai berlaku 1 januari 2015. Hal ini diberlakukan agar tidak ada pilih kasih diantara masyarakat Kota Gorontalo. Banyaknya manfaat yang akan didapatkan oleh masyarakat dengan sendirinya akan menarik perhatian masyarakat untuk bisa mendapatkan jaminan sosial tersebut sehingga partisipasi masyarakat akan meningkat. Akan tetapi tak bisa dipungkiri juga masih ada sebagian masyarakat yang tidak terlalu peduli dan berpikir bahwa kartu sejahtera kurang bermanfaat untuk mereka. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program kartu sejahtera ini akan menyebabkan tidak efektifnya program tersebut. Seperti halnya perlindungan sosial, terdapat pula berbagai macam interpretasi jaminan sosial (social security). ILO (2002) menyebutkan bahwa jaminan sosial merupakan bentuk perlindungan yang disediakan dalam suatu masyarakat untuk masyarakat itu sendiri melalui berbagai upaya dalam menghadapi kesulitan keuangan yang dapat terjadi karena kesakitan, kelahiran, pengangguran, kecacatan, lanjut usia, ataupun kematian. Lebih jauh dijelaskan
bahwa jaminan sosial terdiri dari asuransi sosial, bantuan sosial, tunjangan keluarga, provident funds, dan skema yang diselenggarakan oleh employer seperti kompensasi dan program komplimenter lainnya1. Michael von Hauff dalam “The Relevance of Social Security for Economic Development” mengutip kesepakatan dari the World Summit for Social Development di Kopenhagen tahun 1995, bahwa sistem jaminan sosial merupakan komponen esensial dari perluasan pembangunan sosial dan dalam upaya menanggulangi kemiskinan. Selain untuk penanggulangan kemiskinan, jaminan sosial juga berfungsi sebagai perlindungan bagi individual dalam menghadapi kondisi kehidupan yang semakin memburuk yang tidak dapat ditanggulangi oleh mereka sendiri2. Mengingat pentingnya jaminan sosial bagi setiap orang, maka PBB mencantumkan jaminan sosial dalam Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia yang menyatakan bahwa : Pasal 23-25 yang berbunyi : setiap manusia berhak atas perlindungan hari tua, cacat, sakit, meninggal dunia dan menganggur. Oleh sebab itu ILO (International Labour Organization) menjabarkan hak-hak asasi ini dalam konversi ILO No. 102 Tahun 1952 yang intinya menyatakan bahwa standard minimum jaminan sosial adalah sakit, hamil, bersalin, hari tua, cacat, meninggal dunia, kecelakaan, menganggur dan tunjangan keluarga. Hak atas jaminan sosial merupakan salah satu hak warga negara yang dijamin oleh UUD 1945. Pasal 28H Ayat (1) dan (3) serta Pasal 34 UUD 1945 mengatur mengenai hal ini. Artinya adalah bahwa jaminan sosial adalah hak dasar yang wajib dipenuhi oleh negara, dalam hal ini pemerintah wajib menyediakan fasilitas agar jaminan sosial dapat dirasakan oleh setiap warga negara3. Konstitusi negara dan Undang-Undang Nomor 40/2004 tentang sistem Jaminan Sosial Nasional yang di implementsi sebagai Jaminan Kesehatan mengamanatkan untuk memberikan perlindungan bagi fakir miskin, anak dan orang terlantar serta orang tidak mampu yang pembiayaan kesehatannya dijamin oleh Pemerintah. Program kartu sejahtera merupakan kebijakan publik yang ditempuh oleh pemerintah Kota Gorontalo dengan memberikan delapan program unggulan gratis4.
1
Lihat Yuhandarwati dkk, “Sistem Perlindungan Sosial Terpadu”, Direktorat Kependudukan, Kesejahteraan Sosial dan Pemberdayaan Perempuan, Bappenas, 2003, Hlm. 3 2 Lihat Michael Van Hauff, The Relevance Of Social Security For Economic Development, 1997. Dalam Yuhandarwati dkk, “Sistem Perlindungan Sosial Terpadu”, Direktorat Kependudukan, Kesejahteraan SOsial dan Pemberdayaan Perempuan, Bappenas, 2003 Hlm. 3 3
Lihat Ida Amelia dkk, “ Jaminan Kesehatan untuk Masyarakat Miskin Kota”, Juni 2014.
Hlm. 15 4
Lihat Febri Fajrin, “ Jurnal Implementasi Kebijakan Pelayanan Jaminan Kesehatan Kota (Jamkesko)”, 2013.
Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa jaminan sosial sangatlah penting bagi setiap orang. Jaminan sosial ini sangat dibutuhkan dimulai dari manusia lahir, sampai mereka meninggal dunia. Jaminan sosial pada dasarnya dilaksanakan sejalan dengan prinsip Negara kesejahteraan yang berkembang luas di Negara-negara Eropa Barat, Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru. Sistem ini diterapkan sebagai sebuah alternatif mengatasi kemiskinan dan ketimpangan sosial akibat krisis ekonomi yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme pasar. Meskipun secara formal Indonesia bukan Negara kesejahteraan, secara konstitusional masyarakat dijamin kesejahteraannya. Sila keadilan sosial yang dijabarkan oleh amandemen UUD 1945 pasal 28 dan 34 mengamanatkan jaminan sosial dari Negara. Jaminan sosial pada dasarnya merupakan hak rakyat yang harus dipenuhi oleh Negara5. Dalam hemat penulis, partisipasi adalah keikutsertaan atau peran serta seseorang dalam suatu kegiatan atau program baik dari awal perencanaan sampai dengan pelaksanaan. Partisipasi sangat penting dalam proses perubahan kearah yang lebih baik. Menurut Soegarda Poerbakawatja partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan di dalam perencanaan serta pelaksanaan dari segala sesuatu yang berpusat pada kepentingan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Dalam kamus sosiologi disebutkan bahwa, partisipasi merupakan keikutsertaan seseorang dikelompok sosial untuk mengambil bagian dari kegiatan masyarakatnya, di luar pekerjaan atau profesinya sendiri6. Partisipasi adalah keterlibatan-keterlibatan mental dan emosional orangorang dalam satu kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada masyarakat dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan7. Partisipasi masyarakat pada dasarnya adalah adanya keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat dalam proses pengidentifkasian masalah, pengidentifikasian potensi yang ada dimasyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan alternatif solusi penanganan masalah , pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan juga keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Misalnya saja pada pelaksnaan program kartu sejahtera, masyarakat terlibat langsung dalam kegiatan tersebut. Keikutsertaan masyarakat dalam 5
Lihat Mudiyono, “ Jaminan Sosial di Indonesia : Relevansi Pendekatan Informal”, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 6 No. 1, Juli 2002. Hlm. 70 6 Lihat G.A Theodorson , Modern Dictionary Of Sociology. In Dusseldorp. 1981. P.33. 1969. Dalam Totok Mardikanto, Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik, Bandung : Alfabeta bandung, 2013. Hlm. 81 7 Lihat R. A Santoso Sastropeotra, Kesehatan Lingkungan, Gajah Mada University press : Yogyakarta, 1988. Hlm. 63. Dalam Skripsi Yunizar, Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Di Kota Binjai, Medan : Universitas Sumatera Utara, 2001. Hlm. 8.
berbagai tahap perubahan ini akan membuat masyarakat menjadi lebih berdaya dan dapat semakin memiliki ketahanan dalam menghadapi perubahan. Sebaliknya bila masyarakat tidak banyak dilibatkan dalam berbagai tahapan perubahan dan hanya bersikap pasif dalam setiap perubahan yang direncanakan oleh pelaku perubahan (misalnya, pihak lembaga pemerintah, LSM maupun sektor swasta), masyarakat akan cenderung menjadi lebih bergantung pada pelaku perubahan. Bila hal ini terjadi secara terus-menerus maka ketergantungan masyarakat pada pelaku perubahan akan menjadi semakin meningkat. Dan dengan adanya keterikatan ini maka proses perubahan masyarakat dari tradisional ke modern atau pemberdayaan masyarakat ke arah yang lebih baik akan berjalan dengan baik8. Seperti halnya pada pelaksanaan program kartu sejahtera di Kota Gorontalo, bahwa partisipasi masyarakat sangatlah penting agar program berjalan dengan baik. Kartu sejahtera dengan delapan program unggulan diantaranya adalah 1) gratis biaya persalinan atau kelahiran, 2) gratis biaya akte kelahiran, ktp dan kk, 3) gratis biaya kesehatan di puskesmas dan rumah sakit (berlaku secara nasional), 4) gratis biaya pendidikan (dari SD sampai SMA), 5) gratis bantuan usaha mikro dan kecil, 6) gratis biaya izin usaha, 7) gratis biaya akte nikah, 8) gratis biaya ambulance dan pemakaman; merupakan sebuah program yang membutuhkan partisipasi masyarakat dalam bentuk keikutsetaan dan dukungan agar program dapat berjalan dengan baik dan bila ada kekurangan nantinya bisa di evaluasi kembali, serta kedelapan program ini juga harus berjalan seimbang, masyarakat harus memanfaatkan keseluruhan program yang diberikan.
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, penulis menemukan ada beberapa permasalahan terutama menyangkut bagaimana program kartu sejahtera dapat mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat. Dari permasalahan tersebut maka penulis ingin melakukan penelitian mengenai seberapa besar pengaruh program kartu sejahtera terhadap tingkat partisipasi masyarakat di Kelurahan Ipilo, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo. METODE Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Dengan demikian penelitian ini di kategorikan sebagai explanatory research. Explanatory research adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel -variabel penelitian melalui pengujian hipotesis9 . Sementara itu, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu menjelaskan hubungan dan pengaruh beberapa variabel yang sudah ditetapkan, maka penelitian yang digunakan adalah penelitian menurut tingkat 8
Lihat Isbando Rukminto Adi, Intervensi Komunitas : Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008. Hlm. 106 9 Lihat Masri, Singarimbun & Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 2008. Hal: 5
eksplanasi atau tingkat penjelasan, yaitu bagaimana variabel-variabel yang diteliti akan menjelaskan obyek yang di teliti melalui data terkumpul10 Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Kelurahan Ipilo, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo. Alasan memilih Kelurahan Ipilo dengan pertimbangan bahwa populasi yang ada di Kelurahan Ipilo adalah populasi terbanyak di Kecamatan Kota Timur sehingga didapatkan informasi yang lebih akurat. Operasional penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Program Kartu Sejahtera
Partisipasi Masyarakat
X
Y
Keterangan : Variabel X : Program Kartu Sejahtera Variabel Y : Partisipasi Masyarakat Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya11. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan masyarakat Kelurahan Ipilo, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo. Yang terdiri dari 6.894 jiwa12. Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti13. Sedangkan teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan secara Cluster (Cluster Sampling) yaitu teknik sampling yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel jika obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu Negara. Teknik ini bisa juga diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan gugus. Sedangkan untuk menentukan besarnya sampel menggunakan rumus Slovin14, sebagai berikut: 𝑛= 10
N 1 + Ne2
Lihat Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung : Alfabeta, 2001. 11 Ibid, Hlm 80 12 Lihat BPS KOTA GORONTALO, 2011, hal 3 13 Arikunto, Op.,Cit, hal 174 14 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, Jakarta: P.T. Radjagrafindo Persada, 2005. Hal: 136
Keterangan : n
= ukuran sampel
N
= ukuran populasi
e
= persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (1%, 5 %, 10%). 𝑛=
6894 1 + 6894 x 0.12
n = 98 orang. Jadi, yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu 98 orang. Karena Kelurahan Ipilo terdiri dari 5 RW, maka peneliti mengambil sampel setiap RW 20 orang yang akan dipilih secara acak. Jenis data yang digunakan dilihat dari sumbernya adalah data primer. Yang dimaksud dengan data primer yaitu data yang diperoleh dari responden melalui pengisian kuesioner, yang menjadi obyek penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini teknik kuesioner. Teknik kuesioner yaitu bentuk rangkaian atau kumpulan pertanyaan yang di susun secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Kuesioner di bagikan kepada responden untuk diisi dan setelah diisi dikembalikan lagi kepada peneliti, selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisis regresi berganda, sehingga diketahui kesesuaian antara hipotesis yang telah di susun dengan hasil yang diperoleh di lapangan. Pembagian kuesioner langsung dibagikan kepada 98 responden (sampel) tanpa harus menggunakan uji instrumen karena analisis data menggunakan uji statistik sederhana. Uji statistic sederhana dilakukan karena hanya menguji satu variabel tidak lebih. Jika variabel yang diuji lebih dari satu maka menggunakan uji full regresi dengan melakukan uji instrument. Agar data hasil penelitian yang diperoleh mempunyai tingkat akurasi atau ketepatan dan konsistensi yang tinggi, maka instrumen penelitian yang digunakan harus diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan valid dan reliable sebab kebenaran data-data yang diolah sangat menentukan kualitas hasil penelitian. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid atau tidaknya suatu kuesioner yang digunakan. Kuesioner penelitian dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Untuk melakukan uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara masing-masing pertanyaan suatu variabel dengan total skor, serta menggunakan rumus teknik korelasi Product Product Moment15.
rxy
n XY
X Y n X 2 X 2 n Y 2 Y 2
Dimana : Rxy
= koefisien korelasi antara item dengan total
n
= jumlah sampel ( responden)
X
= skor item
Y
= skor total item
Hasil uji validitas akan memperoleh pengakuan yang berbeda-beda menurut masing-masing item. Pernyataan pengakuan valid berdasarkan taraf kepercayaan 95% atau peluang ralat (probabilitas) sebesar 5%. Sehingga apabila koefisien validitas (koefisien korelasi) yang dihasilkan dengan probabilitas lebih kecil dari 5% (p < 0,05), maka item dinyatakan valid. Artinya item tersebut berkualifikasi validitas yang akurat dan meyakinkan. Sebaliknya apabila koefisien validitas (koefisien korelasi) yang dihasilkan dengan probabilitas lebih besar sama dengan dari 5% (p 0,05), maka item instrumen dinyatakan tidak valid dan akan digugurkan atau diperbaiki dalam model analisis selanjutnya. Artinya item tersebut berkualifikasi validitas yang kurang akurat dan tidak meyakinkan. Uji reliabilitas adalah untuk mengukur sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dalam pengumpulan data atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten walaupun digunakan berulang pada waktu yang berbeda. Uji reliabilitas ini dengan mengunakan teknik Alpha Cronbach (α), dimana suatu instrumen dikatakan handal (reliabel) bila memiliki keandalan atau alpa sebesar 0,6 atau lebih. Teknik ini menggunakan rumus sebagai berikut:
k b ) )(1 ( K 1) t2 2
r11 (
Keterangan: r 11
= reliabilitas instrumen
K
= banyaknya butir pertanyaan = jumlah varians butir
15
Ibid, hal 137
= varians total. Pelaksanaan proses pengujian dilakukan dengan alat bantu komputer yang menggunakan software SPSS 16 dengan model satistik korelasi Product Moment dari Pearson. Adapun kriteria dalam pengujian ini mengikuti pengujian yang dilakukan oleh Santoso, (2002) yang mengatakan bahwa reliabilitas suatu instrumen dapat diterima jika memiliki koefisien alpa cronbach minimal 0,5 yang berarti bahwa instrumen tersebut dapat digunakan sebagai pengumpul data yang handal (reliable), artinya hasil pengukuran relatif konsisten jika dilakukan pengukuran ulang. Sebelum menentukan model analisis terlebih dahulu melakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap instrumen yang digunakan. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengukur apakah instrumen yang digunakan valid dan reliabel dalam menjelaskan variabel penelitian. Untuk menganalisis tingkat partisipasi masyarakat sebagai variabel terikat (Y) dengan variabel bebas (X) yakni program kartu sejahtera maka dibentuk model analisis yang menggunakan model regresi linier berganda. Model penelitian ini diestimasi dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square), sebagai berikut:
Dimana:
Y 1 i 2 2 3 3
Y
: Tingkat partisipasi masyarakat
0
: Kostanta
1,2,3
: Koefisien regresi berganda.
X1
: Program kartu sejahtera
: Variabel gangguan (standart error estimation)
Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel bebas tersebut secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai F dengan 0,05 (α = 5%). Apabila tingkat signifikansi F ≤ 0,05, maka H1 diterima dan Apabila tingkat signifikansi F > 0,05, maka H0 ditolak. Nilai F dapat dihitung dengan rumus:
Dimana:
Fhitung
R 2 /( k 1) (1 R 2 ) /( n k )
R2
= koefisien determinasi
k
= jumlah variabel bebas
n
= jumlah sampel
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, maka teknik pengujian yang digunakan adalah uji t. Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial atau individu mempengaruhi variabel terikat dalam model regresi. Pengujian dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikansi t setiap variabel bebas dengan 0,05 (α= 5%). Perhitungan t dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut:
Dimana: = koefisien regresi 2 2 t hitung = penaksir se( 2 )
Ketentuan pengujian hipotesis secara parsial dengan membandingkan tingkat signifikansi t setiap variabel bebas dengan 0,05 (α = 5%). Apabila tingkat signifikansi t ≤ 0,05, maka H1 diterima dan apabila tingkat signifikansi t > 0,05, maka H0 ditolak. Angka koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar variabel bebas (X) secara bersama-sama atau serentak mampu menjelaskan sumbangannya pada variabel terikatnya (Y). Nilai R2 terletak antara 0 dan 1 atau 0 R2 1. Apabila angka koefisien determinasi semakin mendekati 1, berarti semakin baik model yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya, begitu pula sebaliknya. HASIL DAN PEMBAHASAN Kesejahteraan masyarakat sangat penting untuk dapat meningkatkan kesejahteraan sumber daya manusia yang ada dalam suatu daerah. Pemerintah Gorontalo untuk mensejahterakan masyarakatnya memberikan program gratis untuk masyarakatanya yang mencakup 8 program gratis yaitu : 1) gratis biaya persalinan atau kelahiran, 2) gratis biaya akte kelahiran, ktp dan kk, 3) gratis biaya kesehatan di puskesmas dan rumah sakit (berlaku secara nasional), 4) gratis biaya pendidikan (dari SD sampai SMA), 5) gratis bantuan usaha mikro dan kecil, 6) gratis biaya izin usaha, 7) gratis biaya akte nikah, 8) gratis biaya ambulance dan pemakaman. 8 program gratis unggulan ini terdapat dalam program kartu sejahtera. Salah satu program yang ada dalam program kartu sejahtera adalah program kesehatan. Yang ingin dicapai oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Gorontalo melalui pengembangan kesehatan ke depan adalah masyarakat yang hidup dalam lingkungan dengan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, serta memiliki derajat kedehatan yang setinggi-
tingginya16. Dengan adanya harapan-harapan masyarakat seperti ini pemerintah Kota Gorontalo membuat program kartu sejahtera yang dapat memudahkan masyarakat mendapatkan akses kesehatan dengan gratis. Selain program kesehatan masih banyak juga program yang tercakup dalam kartu sejahtera ini. Berdasarkan hasil analisis data dan setelah dilakukan pengujiam hipotesis dalam penelitian ini, diketahui bahwa terdapat pengaruh baik secara simultan maupun parsial antara (variabel bebas) program kartu sejahtera terhadap (variabel terikat) tingkat partisipasi masyarakat di Kelurahan Ipilo. Berdasarkan hasil uji F tampak bahwa tingkat signifikansi F adalah 0,01 yakni lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa program kartu sejahtera secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat partisipasi masyarakat di Kelurahan Ipilo dengan tingkat signifikansi 95%. Besarnya pengaruh program kartu sejahtera terhadap tingkat partisipasi masyarakat adalah 33,3% (R2). Hal ini berarti bahwa tingkat partisipasi masyarakat selain dipengaruhi oleh program kartu sejahtera 33,3%, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya diluar faktor yang diteliti dan dianalisa dalam penelitian ini adalah 66,7% misalnya kesadaran / kemauan, penghasilan / pendapatan, lamanya tinggal, motivasi, kepemimpinan pemerintahan dan lainlain. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis (X) menunjukkan bahwa program kartu sejahteta berpengaruh signifikan terhadap tingkat partisipasi masyarakat dengan tingkat siginifikansi t untuk variabel program kartu sejahtera adalah 0,01 yakni lebih kecil dari 0,05. Pada tingkatan paling bawah proses program kartu sejahtera membutuhkan partisipasi masyarakat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Yehezkiel M. Lumbantoruan (2001). Penelitiannya berjudul Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jamkesmas oleh Puskesmas Kesatria Di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa respon pengguna Jamkesmas terhadap pelaksanaan program Jamkesmas di Puskesmas Kesatria Kecamatan Siantar Timur ditinjau dari tanggapan masyarakat terhadap tersedianya layanan Jamkesmas di Puskesmas Kesatria, pelayanan medis dan pelayanan administrasi di Puskesmas Kesatria adalah positif. Hal ini terlihat dari tidak adanya penolakan masyarakat terhadap pelaksanaan program Jamkesmas di Puskesmas Kesatria, serta jawaban-jawaban responden yang bersifat positif atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti seperti seberapa besar pelaksanaan Jamkesmas meningkatkan kesehatan masyarakat, bagaimana sikap responden terhadap adanya program Jamkesmas, intensitas responden memanfaatkan pelayanan Jamkesmas, kepedulian dokter terhadap penyakit pasien, keramahan
16
Lihat Iswan A. Nusi, Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Gorontalo Melalui Pembangunan Kesehatan, 2005. Dalam Funco Tanipu dkk, “Menggagas Masa Depan Gorontalo”, Yogyakarta, HPMIG Press, 2005. Hlm 531
petugas saat melayani pasien, kemampuan dokter dalam menjelaskan penyakit pasien, prosedur administrasi.
SIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini menguji pengaruh program kartu sejahtera terhadap tingkat partisipasi masyarakat, studi dilakukan di Kelurahan Ipilo Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. Berdasarakan hasil pengolahan dan analisis data di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini secara dominan berusia 22-26 tahun, dengan jenis kelamin seimbang antara laki-laki dan perempuan, yang tinggal di RW 5, dengan tingkat pendidikan akhir Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA/Sederajat), dengan pekerjaan karyawan swasta dan bersuku bangsa Gorontalo serta beragama Islam. 2. Dari keseluruhan pertanyaan yang ada dalam variabel X dapat disimpulkan bahwa responden mengetahui tentang program kartu sejahtera, responden puas dengan pelayanan kartu sejahtera, puas dengan adanya kartu sejahtera, merasakan manfaat kartu sejahtera secara efektif, masyarakat merasa mudah dalam pengurusan kartu sejahtera, pendapatan masyarakat meningkat setelah memiliki kartu sejahtera, anak-anak bisa sekolah gratis sampai ke jenjang SMA, masyarakat mudah untuk berobat ke rumah sakit dan puskesmas, responden mengetahui program kartu sejahtera adalah program Marten Taha dan Budi Doku pada saat kampanye pilwako, responden mengetahui kartu sejahtera pada tahun 2014 hanya diperuntukkan pada pendukung Marten Taha dan Budi Doku pada pilwako dan pada tahun 2015 kartu sejahtera sudah dapat dimiliki seluruh masyarakat Kota Gorontalo. 3. Dari jawaban responden di atas berkaitan dengan variabel partisipasi masyarakat secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat belum memanfaatkan kartu sejahtera pada saat melahirkan dan membuat akte kelahiran, masyarakat memanfaatkan kartu sejahtera untuk membuat kartu keluarga, mayoritas masyarakat belum memanfaatkan kartu sejahtera untuk membuat KTP (Kartu Tanda Penduduk), masyarakat selalu memanfaatkan kartu sejahtera untuk pergi berobat ke rumah sakit dan puskesmas, masyarakat memanfaatkan kartu sejahtera untuk mendapatkan pendidikan gratis SD-SMA, masyarakat memanfaatkan kartu sejahtera untuk mendapatkan dana bantuan usaha mikro dan kecil, masyarakat memanfaatkan kartu sejahtera untuk mendapatkan izin usaha, dan masyarakat memanfaatkan kartu sejahtera untuk mendapatkan sewa gratis ambulance pada saat darurat, serta memanfaatkan kartu sejahtera pada saat pemakaman. 4. Berdasarkan hasil analisis yang telah diuji dalam bab sebelumnya, maka dapat dapat disimpulkan bahwa pengaruh program kartu sejahtera terhadap tingklat partisipasi masyarakat adalah signifikan secara statistic. Artinya semakin baik partisipasi masyarakat terhadap program kartu sejahtera maka dapat membantu kelancaran program kartu sejahtera.
5. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh program kartu sejahtera terhadap tingkat partisipasi masyarakat di Kelurahan Ipilo yaitu 33,3%. Berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian yang telah diuarikan di atas, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Agar masyarakat dapat turut serta / berpartisipasi dengan baik dlam pelaksanaan program kartu sejahtera, 2. Agar masyarakat bukan hanya menjalankan program akan tetapi masyarakat diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam bentuk pemikiran ataupun pendapat. 3. Kinerja pemerintah maupun petugas khususnya dalam pelayanan bagi pengguna kartu sejahtera kiranya dapat di tingkatkan sehingga masyarakat merasa dilayani dengan baik dan memanfaatkan kartu sejahtera tersebut. DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku Adi Isbando Rukminto. 2008. Intervensi Komunitas : Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya : Airlangga University Press Gujarati. 2003. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Mardikanto Totok & Soebiato Poerwoko, 2013, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik, Bandung : Alfabeta bandung. Prasetyo Bambang dan Lina Miftahul Jannah, 2005, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, Jakarta: P.T. Radjagrafindo Persada. Raper. Michael, Negara Tanpa Jaminan Sosial, Jakarta : Trade Union Rights Center, 2008. Sastroputro, RA Santoso. 1988. Partisipasi Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan. Bandung : Alumni Singarimbun, Masri dan Efendi, S. 2006. Metode Penelitian Survey : Edisi Revisi. Jakarta : LP3ES Slamet. Y, 1994. Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian. Bandung : Alfabeta Sunyoto, Danang. 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta : Medpress Tanipu, Funco dkk. 2005. Menggagas Masa Depan Gorontalo. Yogyakarta : HPMIG Press Makalah Andi Usman RM, Drs. 1999.Perlindungan Tenaga Kerja Melalui Jamsostek (makalah). Jakarta Hasil Penelitian Fardhani. Fardhani, 2010, Analisis Faktor-Faktor Yang Memp[engaruhi Kepuasan Masyarakat Pada Pelayanan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang, Semarang ; Universitas Diponegoro Haryanto. Budi, 2003, Studi Efektivitas Partisipasi Masyarakat Pada Program Rehabilitasi Instalasi Pengolahan Lupur Tinja (IPLT) Dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan Di Kelurahan Sukajaya Palembang. Semarang : Universitas Diponegoro Jatmiko. Dwi, 2012, Kualitas Pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Dalam Meningkatkan Kepuasan Masyarakat, Semarang : Universitas 17 Agustus 1945 Kurniawan, RZ. 2011. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) Sebagai Salah Satu Bentuk Asuransi Di Indonesia. Universitas Sumatera Utara : Fakultas Hukum M. Lumbantoruan, Yehezkiel. 2011. Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jamkesmas Oleh Puskesmas Kesatria Di Kecamatan Siantar Timur Kota Pematang Siantar. Universitas Sumatera Utara : Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Perdana, Surya . 2001. Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) Pada Perusahaan Swasta Di Kota Medan. Medan : Universitas Sumatera Utara Suratinojo. Ibrahim, 2009, Partisipasi Masyarakat Dalam Program Sanitasi Oleh Masyarakat (SANIMAS)Di Desa Bajo, Kec: Tilamuta, Kab : Boalemo Gorontalo, Semarang : Universitas Diponegoro Yunizar, 2001. Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Di Kota Binjai, Medan : Universitas Sumatera Utara. Jurnal
Arianto, Kurniawan, Jaminan Kesehatan dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional, Adminitrasi Publik : Universitas Gajah Mada, 2011 Febri Fajrin, Jurnal Implementasi Kebijakan Pelayanan Jaminan Kesehatan Kota (Jamkesko), 2013. Habibullah dan Muhtar, Evaluasi Program jaminan Kesejahteraan Sosial : Asuransi Kesejahteraan Sosial di Empat Daerah Indonesia , Jakarta Timur : P3KS Press, ISBN 978-979-3579-36-8 2009 Hamdani. Pradita Defi, Jurnal Implementasi Program Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/MENKES/Per/V/2011, Malang. 2013. Ida Amelia dkk, “ Jaminan Kesehatan untuk Masyarakat Miskin Kota”, Juni 2014 Lesmana Teddy, Perlindungan Sosial dan Kemiskinan, Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Lubis, Asri, Upaya Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan, Jurnal Tabularasa PPS Unimed, Vol. 6 No. 2, Desember 2009 Mudiyono, Jaminan Sosial di Indonesia : Relevansi Pendekatan Informal, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 6 No. 1, Juli 2002 Suparjan, Jaminan Sosial Berbasis Komunitas : Respon Atas Kegagalan Negara Dalam Penyediaan jaminan Kesejahteraan, Volume 13, Maret 2010 Wahyu Ishardino Satries, Mengukur Tingkat Partisipasi Masyarakat Kota Bekasi Dalam Penyusunan APBD Melalui Pelaksanaan Musrenbang 2010, Jurnal Kybernan, Vol. 2, No. 2, September 2011 Peraturan Perundang-Undangan Peraturan Daerah provinsi Gorontalo Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 20142019