Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PROYEK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN BANYUWANGI Hernida Kusuma Listya, I Putu Artama Wiguna dan Muhammad Sjahid Akbar Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Email :
[email protected]
ABSTRAK Penyediaan prasarana merupakan bagian terpenting dalam upaya pengembangan dan pembangunan wilayah. Tersedianya prasarana yang memadai dapat meningkatkan kegiatan sosial ekonomi, dengan kondisi sosial ekonomi yang baik masyarakat lebih memiliki kemampuan berpartisipasi dalam penyediaan prasarana di lingkungannya. Namun pada kenyataannya kemampuan pemerintah dalam menyediakan prasarana terbatas, sedang partisipasi masyarakat tidak muncul dengan sendirinya, perlu terusmenerus didorong melalui suatu komunikasi pembangunan. Dalam hal ini penekanan dalam hal kemandirian (selfhelp), maksudnya ialah masyarakat itu yang mengelola dan mengorganisasikan sumber-sumber lokal baik yang bersifat materil, pikiran, maupun tenaga. Salah satu program pembangunan adalah PNPM Mandiri Perdesaan (PNPMMP) adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan, serta program pembangunan yang berbasis partisipasi masyrakat. Pendekatan yang digunakan dalam program ini adalah pendekatan pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Hasil penelitian berdasarkan pada analisis SEM (Structural Equation Modelling) yang bertujuan Mengetahui besarnya pengaruh tingkat partisipasi masyarakat terhadap keberhasilan proyek pada proyek PNPM Mandiri Pedesaan menurut masyarakat yang terlibat pada proyek PNPM Mandiri Pedesaan. Kata kunci: partisipasi, structural equation modeling, PNPM
PENDAHULUAN Penyediaan prasarana merupakan bagian terpenting dalam upaya pengembangan dan pembangunan wilayah. Tersedianya prasarana yang memadai dapat meningkatkan kegiatan sosial ekonomi, ), dengan kondisi sosial ekonomi yang baik masyarakat lebih memiliki kemampuan berpartisipasi dalam penyediaan prasarana di lingkungannya. Namun pada kenyataannya kemampuan pemerintah dalam menyediakan prasarana terbatas, sedang partisipasi masyarakat tidak muncul dengan sendirinya, perlu terusmenerus didorong melalui suatu komunikasi pembangunan. Dalam arti peran pemerintah dalam penyediaan fasilitas sarana dan prasarana secara langsung semakin lama harus semakin dikurangi dan digantikan perannya sehingga dapat merangsang dan mengarahkan peran organisasi non pemerintah dan masyarakat dalam partisipasi pembangunan. Dalam hal ini penekanan dalam hal kemandirian (selfhelp), maksudnya ialah masyarakat itu yang mengelola dan mengorganisasikan sumber-sumber lokal baik yang bersifat materil, pikiran, maupun tenaga (Slamet,1994:6).
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
Model pembangunan yang partisipatif, dikemukakan bahwa suatu proyek atau program dapat digolongkan ke dalam model pembangunan partisipatif apabila program tersebut dikelola sendiri oleh masyarakat yang bersangkutan, bukan oleh aparat pemerintah (Sumodiningrat,1999:223). Untuk menumbuhkembangkan partisipasi dalam pembangunan yang memberikan keuntungan bagi semua pihak yang terlibat, perlu dipikirkan tipe-tipe fasilitas tertentu yang bukan saja mampu meningkatkan partisipasi itu sendiri tetapi juga mampu meningkatkan kemadirian masyarakat (Sukarjo,2006: 2). Penelitian ini mengukur besarnya pengaruh tingkat partisipasi masyarakat terhadap keberhasilan proyek pada proyek PNPM Mandiri Pedesaan menurut masyarakat yang terlibat. Hal ini penting dilakukan agar masyarakat itu yang mengelola dan mengorganisasikan sumber-sumber lokal baik yang bersifat materil, pikiran, maupun tenaga dapat mempercepat penanggulangan kemiskinan METODE PENELITIAN Obyek dari penelitian ini adalah masyarakat yang telah melaksanakan proyek PNPM Mandiri Pedesaan 2009 dengan beralokasikan Kabupaten Banyuwangi yang menerima manfaat proyek pembangunan sesuai dengan ketetapan proyek pembangunan PNPM yaitu pembuatan perpipaan, pembuatan jalan, pembuatan jembatan, saluran irigasi dan pembangunan MCK (sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Kabupaten Banyuwangi). Tahap analisis dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif dan analisis SEM (Structural Equation Modelling). Analisa deskriptif dilakukan terhadap data sekunder dan data primer terhadap hasil kuisioner yang terkumpul. Tujuan dari analisa tersebut adalah untuk megetahui gambaran kondisi masyarakat di proyek program PNPM Mandiri Pedesaan di Kabupaten Banyuwangi ditinjau baik dari hasil monitoring dan hasil pengisian kuisioner. Kemudian untuk analisis SEM, Setelah dilakukan pengumpulan, data disusun dalam bentuk tabulasi kemudian dianalisa. Besar sampel yang disarankan adalah 100-200 dan minimum absolutnya adalah 50 (Solimun, 2002), hal ini merujuk pada jumlah sampel yang dipersyaratkan SEM (analisis adata dengan menggunakan SEM). Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan sampel acak atau random sampling / probability sampling. Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Kemudian dari sampel tersebut dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling unitnya terdiri dari satu kelompok (cluster). Tiap individu di dalam kelompok tersebut akan dipilih secara sistematik untuk diambil sebagai sampel. Penetapan skala dalam kuisioner ini menggunakan skala Likert yang dimofikasi oleh peneliti, dengan melakukan penjenjangan hanya sebanyak 5 tingkat. Selain itu juga pada pengukuran variabel partisipasi masyarakat diurutkan dari bobot yang paling rendah ke yang paling tinggi. Kemudian dilakukan uji Validitas dan Reliabilitas, dalam pengujian Validitas, apabila Nilai Corrected Item-Total yang dihasilkan dikatakan valid apabila nilai tersebut lebih besar dari nilai r tabel, dengan tingkat signifikansi yang ditentukan. Semakin tinggi validitas maka semakin kecil variabel kesalahannya dan angka yang dihasilkan diwajibkan mendekati angka sebenarnya. Berikut ini merupakan gambar Kerangka Konsep Pemikiran Model Pengujian Struktura Dalam Proyek PNPM Mandiri Pedesaan Di Kabupaten Banyuwangi.
ISBN : 978-602-97491-3-7 D-3-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
E1
Tahapan Partisipasi
Kesesuaian bentuk prasarana yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
Tingkat Keberhasilan Proyek (Y)
Partisipasi Masyarakat (X)
E2
Kesesuaian tindakan aktor yang terlibat
E5
Memperoleh rekomendasi kebijaksanaan
E6 0
Membangun sistem monitoring untuk program pembangunan selanjutnya
E7 0
Bentuk Partisipasi
Gambar 1. Kerangka Konsep Pemikiran Model Pengujian Struktura Dalam Proyek PNPM Mandiri Pedesaan Di Kabupaten Banyuwangi
HASIL PENELITIAN Pelaksanaan awalnya yaitu survey pendahuluan dilakukan sebelum penyebaran kuisioner. Kuisioner ini disebar kepada masyarakat yang telah melaksanakan proyek PNPM Mandiri Pedesaan 2009 sebagai responden dalam penelitian ini. Survey pendahuluan ini dilaksanakan untuk mengetahui indokator-indikator apa saja yang sesuai dengan variable dalam penelitian ini. Survey pendahuluan ini juga bertujuan untuk mendapatkan indicator-indikator lain yang sesuai dengan kondisi sebenarnya. Setelah didapat indikator-indikator yang sesuai dengan kondisi yang ada, indicatorindikator tersebut kemudian diaplikasikan pada kuisioner penelitian. Kuisioner penelitian tersebut disebarkan pada masyarakat, setelah data dikumpulkan, tahap selanjutnya dilakukan uji valiabilitas dan reliabilitas. Pengujian pada sampel penelitian dilakukan sebanyak 130 orang namun dari jumlah tersebut yang mengisi kuisioner secara lengkap sebanyak 124 orang dan sebanyak 6 kuisioner tidak terisi lengkap sehingga tidak dapat digunakan dalam pengolahan data lebih lanjut. Dalam pengujian SEM tidak terdapat pengujian yang bersifat simultan. Masing – masing pengaruh antar variabel diuji secara parsial. Parameter ada tidaknya pengaruh secara parsial dapat diketahui berdasarkan nilai signifikansi pada CR (Critical Ratio). Untuk menentukan ada tidaknya pengaruh variabel eksogen terhadap endogen, digunakan ketentuan sebagai berikut : 1. Jika nilai signifikansi < 0.05 maka ada pengaruh variabel eksogen terhadap endogen. 2. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak ada pengaruh variabel eksogen terhadap endogen. ISBN : 978-602-97491-3-7 D-3-3
E4 0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
3. Pengujian hipotesis dari SEM dikenal dengan nama uji struktural model. Hasil selengkapnya uji struktural model dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1. Nilai Koefisien Jalur Pengaruh Antar Variabel
Hubungan Antar Variabel
Nilai Koefisien Unstandardized
Nilai Koefisien Jalur
➨
0,922
0.60
X
Y
Y = 0.60 X
Interprestasi persamaan diatas sebagai berikut jika variabel partisipasi berubah maka akan menyebabkan perubahan tingkat keberhasilan proyek. Tanda positif menunjukkan perubahan yang searah yaitu jika partisipasi semakin tinggi maka tujuan proyek akan tercapai, dan sebaliknya apabila variabel partisipasi semakin rendah maka tujuan proyek akan semakin menurun dengan nilai koefisien jalur 0.04 Karena di dalam SEM disamping menguji pengaruh antar variabel juga dilakukan pengujian fit model dengan fit model dirangkum pada tabel berikut : Tabel 2. Indeks Kesesuaian Model Struktural Goodness Of Fit Measures
Index
Standar
Keterangan
Absolute Fit Measures:
Chi Square of Estimated model X2
Degrees of Freedom
Probability Level
0.06
> 0,05
Fit
CMIN/DF
5.166
< 2.00
Fit
RMSEA
0.06
< 0,08
Fit
Goodness Of Fit Index (GFI)
0.934
> 0,90
Fit
15.497 3
Incremental Fit Measures:
Tucker Lewis Index (TLI)
0.916
> 0,90
Fit
Adjusted Goodness of Fit Index(AGFI)
0.957
> 0,90
Fit
Comparative Fit Index (CFI)
0.975
> 0,90
Fit
Dari tabel diketahui bahwa X2 =15.497, df = 34 Dari pengukuran absolute fit Measures diketahui bahwa Goodness Of Fit Index (GFI) = 0.934 dan Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.06 sedangkan menurut Ferdinand (2002) batas minimal untuk GFI adalah ≥ 0,9 dan kesesuaian model dengan data dikatakan baik apabila indeks RMSEA ≤ 0,08 jadi dari pengukuran absolute fit Measures yang terdiri dari GFI maupun RMSEA, tidak ada yang memenuhi syarat yang ditetapkan sehingga dapat dikatakan bahwa model tidak sesuai dengan data.
ISBN : 978-602-97491-3-7 B-8-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011 Tabel 3. Hasil Pengujian Hipotesis Partisipasi Masyarakat Terhadap Tingkat Keberhasilan Proyek. Estimate
S.E.
C.R.
P
Label
6.620 ***
par_4
7.765 ***
par_2
par_3
Tingkat_Keberhasilan Proyek
<---
Partisipasi_Masyarakat
Bentuk
<---
Partisipasi_Masyarakat
1.000
Tahapan
<---
Partisipasi_Masyarakat
1.473 .190
Peningkatan
<---
Tingkat_Keberhasilan Proyek
1.000
Kesinambungan
<---
Tingkat_Keberhasilan Proyek
1.075 .082 13.080 ***
.928 .140
Dari tabel nampak bahwa besarnya nilai CR hitung variabel tingkat partisipasi terhadap tingkat keberhasilan proyek adalah 6.620 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena tingkat signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 maka ada pengaruh partisipasi terhadap tujuan proyek yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. KESIMPULAN 1. Partisipasi masyarakat di Kabupaten Banyuwangi berpengaruh positif terhadap tingkat keberhasilan proyek PNPM Mandiri Pedesaan 2009, sehingga semakin tinggi partisipasi warganya maka akan semakin tercapai tujuan dari proyek tersebut. Hal sebaliknya terjadi apabila partisipasi warga menurun atau lebih rendah. 2. Besarnya Partisipasi masyarakat yang paling berpengaruh di Kabupaten Banyuwangi yaitu yang menyatakan bahwa tingkat partisipasi lebih besar daripada bentuk partisipasi. sedangkan untuk Besarnya tingkat keberhasilan proyek yang paling berpengaruh di Kabupaten Banyuwangi adalah Kesesuaian bentuk prasarana yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. DAFTAR PUSTAKA Ancok, Jamaluddin (1995) Metode Penelitian Survey Validitas Azwar, Saifuddin (1997) Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Belajar. Yogyakarta. Centre for Strategic and International Studies - CSIS (1996) Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Ed. Prijono, O.S. dan Pranarka, A.M.W.. Jakarta. Manullang, O.R. dan Maryono (2003) Proses Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Dalam Program Dasar Pembangunan Partisipatif (Studi Kasus: Kabupaten Blora). Makalah Seminar dan Kongres Nasional II Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI). Program Studi Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Mashoed (2004) Pemberdayaan Masyarakat Miskin membuka Kawasan Terisolasi. Papyrus. Surabaya.
ISBN : 978-602-97491-3-7 B-8-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011
Rachmawati, R. (2003) Mencari Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Wilayah. Makalah Seminar dan Kongres Nasional II Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI). Program Studi Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Santoso, Singgih (2000) SPSS Statistik Multivariat. Jakarta Singarimbun, M. dan Effendi, S., ed (1989) Metode Penelitian Survai. Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta Sjafiudian, H (2003) Inovasi, Partisipasi dan Good Governance. Yayasan Obor. Jakarta Syamsul HT, dkk (2004) Partisipasi Semu, Keterlibatan Warga Dalam Pembangunan Desa. Bina Swagiri. Thamrin J. dan Muhammad S. (2003) Babak Baru Hubungan Negara Dengan Warga Desa, Nilai Strategis Partisipasi Warga Desa Menuju Local Good Governance Di Pedesaan. Jurnal Forum Inovasi. Edisi ke 6 Maret/Mei 2003. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
ISBN : 978-602-97491-3-7 B-8-6