Pengaruh Persepsi Mahasiswa.... (Ferdinandus Rio. P) 1
PENGARUH SENSITIVITAS ETIKA TERHADAP PERSEPSI MAHASISWA ATAS PERILAKU ETIS AKUNTAN (STUDI KASUS PADA MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA) INFLUENCE OF ETHIC SENSITIVITYTOWARD STUDENT’S PERCEPTION UPON ACCOUNTANETHICAL BEHAVIOR (Case Study on Accounting Students of Yogyakarta State University) Oleh: Ferdinandus Rio Priambudi Program Studi Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] Sukanti Staf Pengajar Prodi Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Sensitivitas Etika terhadap Persepsi Mahasiswa atas Perilaku Etis Akuntan dan untuk mengetahui dapat tidaknya gender menjadi variabel moderaring dalam pengaruh Sensitivitas Etika terhadap Persepsi Mahasiswa atas Perilaku Etis Akuntan. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji prasyarat analisis menggunakan uji normalitas, uji linearitas, dan uji Heterokedastisitas, regresi sederhana dan regresi moderasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh positif signifikan Sensitivitas Etika terhadap Persepsi Mahasiswa atas Perilaku Etis Akuntan yang ditunjukkan dengan persamaan garis regresi Y= 44,291 + 1,570X, nilai r2 (0,136), thitung > ttabel (4,318>1,980), signifikansinya kurang dari 5% (0,000<0,05). (2) Gender dapat berperan sebagai variabel Moderating dalam pengaruh Sensitivitas Etika terhadap Persepsi Mahasiswa atas Perilaku Etis yang ditunjukkan dengan persamaan garis regresi Y = 50,019 + 0,810X – 6,997Z +1,019XZ, thitung>ttabel (3,294>1,980), signifikansinya kurang dari 5% (0,001<0,05). Kata kunci: Gender, Sensivitas Etika, dan Persepsi Mahasiswa atas Perilaku Etis Akuntan. Abstract This study aim to determine the sensitivity of ethic influence toward student’s perception upon Accountant Ethical Behavior and determine whether gender can be moderating variable in influenceof ethic sensitivity toward student’s perception upon Accountant Ethical Behavior. The data analysis technique that used is the prerequisite test analysis using normality test, linearity, and heterokedastisitas test, simple regression, and moderate regression. The results showed that ( 1 ) there is a significant positive effect on ethic sensitivity toward student’s perception upon accountant ethical behavior indicated by the regression equation Y = 44.291 + 1.570 X , r2 value ( 0.136 ) , t count > t table ( 4.318 > 1.980) , the significance is less than 5 % ( 0.000 < 0.05 ) . ( 2 ) Gender can be a moderating variable in the influence of Ethic Sensitivity toward Student Perception upon Ethical Behavior as indicated by the regression equation Y = 50.019 + 0.810 X - 6.997 +1.019 Z XZ , t count > t table ( 3.294 > 1.980) , the significance is less than 5 % ( 0.001 < 0.05 ) . Keywords: Gender, Ethic Sensitivity, and Student’s Perception of Accountant Ethical Behavior.
PENDAHULUAN
responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Di era globalisasi yang membawa
Pada era global ini etika muncul sebagai
liberalisasi di segala bidang, termasuk
salah satu faktor yang menarik untuk
liberalisasi ekonomi hendaknya memacu
diperhatikan.
kalangan bisnis dan pemerintah untuk lebih
prinsip moral dan perbuatan yang menjadi
Etika
merupakan
suatu
2 Jurnal Profita Edisi 4 Tahun 2016
landasan bertindaknya seseorang sehingga apa
yang
dilakukannya
Etika tidak hanya mengatur dalam
dipandang
kehidupan bermasyarakat saja, bagi mereka
masyarakat sebagai perbuatan yang terpuji
yang memiliki profesi tertentu etika hadir
dan dapat meningkatkan martabat serta
dalam dunia kerja mereka. Etika ini disebut
kehormatan seseorang, keluarga maupun
sebagai etika profesi. Etika profesi yang
profesi yang digelutinya.
disepakati
secara
bersama-sama
oleh
Etika lebih banyak berhubungan
anggotanya disebut sebagai kode etik
dengan sifat manusia yang ideal dan
profesi. Kode etik profesi hadir untuk
disiplin, etika sendiri mayoritas tidak diatur
mengatur mereka yang menggeluti profesi
dalam undang-undang, etika mengalir
tertentu agar apa yang dikerjakan sesuai
begitu saja dalam masyarakat, sehingga
dengan prosedur dan tidak merugikan orang
etika dapat diartikan juga sebagai sopan
lain. Disepakati secara bersama-sama oleh
santun atau tatanan moral. Etika tidak
anggotanya disebut sebagai kode etik
termakan oleh usia bahkan etika sangat
profesi. Kode etik profesi hadir untuk
diperlukan pada masa liberalisasi seperti
mengatur mereka yang menggeluti profesi
pada saat ini. Menurut Margin dalam
tertentu agar apa yang dikerjakan sesuai
Herwinda (2010) ada tiga alasan mengapa
dengan prosedur dan tidak merugikan orang
etika masih tetap diperlukan, yaitu:
lain.
1.
Kita hidup di masyarakat yang
Salah satu profesi yang memiliki
semakin pluralistik juga dalam bidang
kode etik adalah profesi akuntan. Profesi
moralitas.
akuntan memiliki tugas untuk mengaudit
2.
laporan keuangan suatu perusahaan atau
Kita hidup di masa transformasi
masyarakat tanpa tanding, perubahan itu
instansi
pemerintah
dan
memberikan
terjadi di bawah hantaman kekuatan yang
jaminan bahwa laporan yang dibuat bebas
mengenai semua segi kehidupan kita yaitu
dari salah saji secara material. Hasil audit
gelombang modernisasi.
dari seorang akuntan akan digunakan oleh
3.
Etika dapat membuat kita sanggup
dua kelompok, kelompok tersebut adalah
untuk menghadapi ideologi-ideologi itu
kelompok internal yaitu pihak manajemen
dengan kritis dan objektif dan untuk
perusahaan dan kelompok eksternal yaitu
membentuk penilaian sendiri agar kita tidak
pemerintah, bank, kreditur, dan investor
terlalu mudah terpancing, etika juga
atau calon investor. Bagi pihak eksternal
membantu agar kita jangan sampai naif atau
laporan keuangan yang telah diaudit dapat
ekstrim.
digunakan sebagai pengambilan keputusan atau sebagai informasi keuangan bagi
Pengaruh Persepsi Mahasiswa.... (Ferdinandus Rio. P) 3
mereka yang membutuhkan. Hasil kerja
Kode etik profesi menunjukkan
dari seorang akuntan ini dapat dikatakan
adanya aturan-aturan yang mengharuskan
sangat
auditnya
setiap anggota untuk bertindak sesuai
digunakan oleh orang banyak. Peran yang
dengan standar etika yang telah ditetapkan.
sentral ini menuntut seorang akuntan
Namun demikian masih banyak terjadi
bekerja
pelanggaran etika yang dilakukan oleh para
sentral
karena
secara
hasil
profesional.
Perilaku
profesional diperlukan semua profesi agar
akuntan.
mendapat kepercayaan dari masyarakat.
menyimpang dari peraturan yang ada dan
Bagi akuntan publik bertindak profesional
tidak berperilaku etis. Hal ini disebabkan
berarti bertanggung jawab bagi profesinya,
karena semakin meningkatnya persaingan
peraturan,
membuat
undang-undang,
klien,
dan
Akuntan
para dari
dianggap
akuntan
telah
bertindak
masyarakat termasuk pengguna laporan
menyimpang
peraturan,
undang-
keuangan.
undang, dan standar auditing yang ada.
Berkaitan dengan etika, akuntan
Sebuah skandal yang pada akhirnya
publik dituntut untuk mempunyai rasa
menimbulkan krisis terbesar dalam profesi
tanggung
jawab
akuntan adalah skandal kecurangan Enron-
pendapat
tentang
dalam
memberikan
kewajaran
laporan
Arthur Andersen yang terjadi di Amerika
keuangan yang sesuai dengan Prinsip
Serikat pada tahun 2002. Enron merupakan
Akuntansi
Dalam
salah satu perusahaan terbesar di Amerika
memberikan pendapatnya atau menolak
Serikat, bahkan pernah menjadi satu dari
untuk
akuntan
tujuh perusahaan terbesar menurut Fortune.
publik harus berpedoman pada Standar
Sedangkan Arthur Andersen adalah salah
Auditing yang ada.
satu dari The Big Five Certified Publik
Berterima
memberikan
Umum.
pendapat,
Di Indonesia Kode Etik Profesi
Accountan (CPA) firm. Dalam kasus Enron
Akuntan dikenal dengan nama Kode Etik
diketahui terjadinya perilaku moral hazard
Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam pasal 1
diantaranya manipulasi laporan keuangan
ayat (2) Kode Etik Akuntan Indonesia
dengan mencatat keuntungan 600 juta dolar
mengamanatkan setiap anggotanya untuk
AS
mempertahankan integritas dan objektifitas
kerugian.
dalam melaksanakan tugasnya. Anggota
disebabkan keinginan perusahaan agar
yang mampu mempertahankan objektifitas
saham tetap diminati investor.
berarti
akan
bertindak
adil
padahal
perusahaan Manipulasi
mengalami keuntungan
tanpa
Fenomena yang sama berkaitan
dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak
dengan pelanggaran etika yang melibatkan
tertentu atau kepentingan pribadinya.
profesi akuntan juga telah terjadi di
4 Jurnal Profita Edisi 4 Tahun 2016
Indonesia. Indonesian Corruption Watch
indera dari mahasiswa itu sendiri dan sifat
(ICW) mengusut sembilan Kantor Akuntan
bawaan dari mahasiswa atau mahasiswi.
Publik (KAP) yang melakukan kolusi
Etika dapat dimiliki oleh orang yang
dengan pihak bank yang pernah diauditnya
memiliki akal budi dan kesadaran untuk
antara tahun 1995-1997. Sembilan dari
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang
sepuluh KAP yang melakukan audit
dianggap baik yang dilakukan secara terus-
terhadap sekitar 36 bank bermasalah
menerus sehingga membentuk kebiasaan.
ternyata tidak melakukan pemeriksaan
Kesadaran yang dimiliki setiap orang tentu
sesuai dengan standar audit. Hasil audit
berbeda-beda tak terkecuali kesadaran
tersebut ternyata tidak sesuai dengan
untuk berperilaku etis. Kemampuan untuk
kenyataannya
menyadari adanya nilai-nilai etis dalam
mayoritas
sehingga
bank-bank
mengakibatkan dibekukan
suatu keputusan disebut sebagai sensitivitas
kegiatan usahanya oleh pemerintah sekitar
etika. Setiap orang pastilah memiliki
tahun 1999. Kesembialan KAP tersebut
kesadaran atau sensitivitas tentang etika,
adalah AI & R, HT & M, H & R, JM &R,
terutama para mahasiswa karena telah
PU & R, RY, S & S, SD & R dan RBT &
mendapatkan informasi atau ilmu tentang
R. Kolusi yang terjadi antara KAP dengan
etika di bangku perkuliahan. Tingkat
bank yang diperiksa yaitu merekayasa
sensitivitas yang dimiliki pastilah berbeda-
laporan keuangan. Hasil laporan KAP yang
beda
direkayasa ini bukan sekedar “human
merangsang dan berpikir antara mahasiswa
malainkan
error” disengaja
memperoleh
agar
yang
kecurangan
kedua
karena
kemampuan
dalam
yang
satu dengan yang lainnya berbeda. Tingkat
pihak
sensitivitas juga dipengaruhi oleh faktor-
keuntungan
faktor baik dari dalam diri sendiri maupan
belah
(http://dhyladhil.blogspot.com/2013/01/5-
dari luar. Sensitivitas etika ini sangat
kasus-pelanggaran-etika-profesi.html).
penting keberadaannya untuk menentukan
Dari kasus di atas secara tidak
tingkat kepekaan seseorang terhadap nilai-
langsung ternyata menimbulkan reaksi
nilai yang terjadi baik di dalam ataupun di
yang membentuk suatu opini maupun
luar lingkungan mereka.
persepsi di dalam diri mahasiswa atau
Mahasiswa laki-laki dan mahasiswa
mahasiswi terhadap perilaku tidak etis
perempuan
pastilah
tersebut. Dalam pembentukan persepsi
sensitivitas yang berbeda. Mahasiswa laki-
tersebut berbeda-beda antara mahasiswa
laki
satu dengan yang lainnya. Pembentukan
mengandalkan
persepsi tergantung sensitivitas, panca
berorientasi pada prestasi maka persepsi
dengan
sifat
memiliki
tingkat
bawaannya
logika,
maskulin,
yang dan
Pengaruh Persepsi Mahasiswa.... (Ferdinandus Rio. P) 5
yang mungkin akan terwujud berdasarkan
akuntan yang melanggar kode etik telah
logika. Sedangkan mahasiswi dengan sikap
kehilangan sensitivitas etika dalam diri
bawaan
mengandalkan
mereka. Para akuntan tentunya adalah
perasaan dan keibuan, persepsi yang
orang yang berpendidikan tinggi dan telah
terbentuk berdasarkan perasaan. Perbedaan
mendapatkan berbagai ilmu serta informasi
gender dalam memandang suatu kasus
terutama mengenai etika dan kode etik
sebagaimana
oleh
profesi mereka. Sensitivitas etika yang
Lawrence dan Shaud dalam Sunaryo Kunti
mereka miliki harusnya tinggi dan tertanam
(2012)
perbedaan
kuat sehingga tidak akan terjadi kasus-
gender dalam memandang suatu perilaku
kasus pelanggaran kode etik oleh akuntan.
tidak etis terdapat perbedaan. Hal ini
Tetapi pada kenyataannya masih banyak
dikuatkan
yang
terjadi pelanggaran kode etik oleh para
dilakukan oleh Sankran dan Bui dalam
akuntan, dan hal ini sangat bertolak
Sunaryo Kunti (2012) yang menunjukkan
belakang dengan yang seharusnya terjadi.
bahwa seorang perempuan akan lebih
Pelanggaran
perduli
dilakukan
yang
feminin,
yang
dikatakan
menyatakan
oleh
terhadap
pelanggarannya
bahwa
penelitian
lain
perilaku
etis
dibandingkan
dan
dengan
seorang laki-laki. Namun penelitian yang dilakukan
oleh
telah
etik
profesi
menunjukkan
yang betapa
rendahnya tingkat sensitivitas etika yang dimiliki.
(2010)
Sebagaimana yang telah dijelaskan
tidak
di atas, mahasiswa akan menjadi penerus
berpengaruh terhadap persepsi mahasiswa
bagi para akuntan saat ini, namun pada era
atas
liberalisasi
menyatakan
Herwinda
kode
bahwa
perilaku
tidak
gender
etis
akuntan.
saat
ini
para
mahasiswa
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah
cenderung acuh tak acuh terhadap masalah-
dilakukan terdapat dua hasil yang berbeda
masalah yang terjadi atau pernah terjadi
terkait pengaruh gender terhadap perilaku
pada dunia kerja. Banyak mahasiswa yang
tidak etis akuntan. Ketidakkonsistenan
biasanya belum terlalu memikirkan atau
hasil penelitian terdahulu, menimbulkan
mengurusi masalah-masalah dunia kerja
dugaan bahwa gender sebenarnya bukan
yang
merupakan variabel independen melainkan
melakoninya. Para mahasiswa biasanya
merupakan variabel pemoderasi dalam
lebih asik dengan dunianya sendiri dan
penelitian yang berkaitan dengan orientasi
sering mengacuhkan hal-hal yang terjadi
etika.
meskipun mereka mengetahuinya, karena Berbagai
kasus
yang
mana
mereka
belum
pernah
terjadi
hal tersebut tidak berkaitan dengan dirinya.
menimbulkan pertanyaan apakah para
Kekhawatiran yang akan muncul adalah
6 Jurnal Profita Edisi 4 Tahun 2016
ketika mereka terlalu mengacuhkan atau
mahasiswa terkait perilaku akuntan dalam
tidak peka terhadap masalah-masalah yang
menjalankan tugasnya apakah telah sesuai
terjadi khususnya yang mencakup etika
dengan aturan-aturan, prinsip-prinsip moral
profesi,
sulit
dan hukum yang berlaku, serta telah
beradaptasi jika mereka dihadapkan oleh
mematuhi standar kode etik profesinya atau
situasi-situasi
belum.
nantinya
mereka
yang
akan
sama,
sehingga
Adapun
indikatornya
jawab
publik,
adalah:
ditakutkan akan ada lagi oknum-oknum
Tanggung
Integritas,
yang dapat mengulang kasus-kasus yang
Objektivitas, Kompetensi dan Kehati-
pernah terjadi.
hatian Profesional, Kerahasiaan, Perilaku Profesional, Standar Teknis. b.
METODE PENELITIAN
Variabel Independen (X) Variabel
Jenis Penelitian
independen
dalam
Metode penelitian yang digunakan
penelitian ini adalah Sensitivitas Etika.
dalam penelitian ini adalah metode kausal
Sensitivitas Etika adalah kemampuan untuk
komparatif, yaitu tipe penelitian terhadap
mengetahui sifat dasar pengambilan suatu
data yang dikumpulkan setelah terjadinya
keputusan apakah telah sesuai dengan etika
fakta atau peristiwa. Pendekatan yang
yang ada atau belum. Alat ukur yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
digunakan
pendekatan survei.
Sensitivitas
untuk
mengukur
variabel
adalah
dengan
Etika
menggunakan kuesioner berupa kasus skenario sensitivitas etika Shaub (1993)
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian Mahasiswa Fakultas
ini
Program
Ekonomi
dilakukan Studi
pada
yang dimodifikasi oleh penelitian Syaikhul
Akuntansi
Falah (2006) dan bentuk indikatornya yaitu:
Universitas
Negeri
1.
Kegagalan akuntan dalam mengerjakan
Yogyakarta dan dilakukan pada bulan
pekerjaan sesuai dengan waktu yang
Desember 2013.
diminta.
2. 3.
Variabel Dependen (Y)
sebagai
anggapan
atau
penafsiran
untuk
dengan
prinsip-prinsip
akuntansi.
ini adalah Persepsi Mahasiswa atas Perilaku
Perilaku Etis Akuntan dapat diartikan
kantor
Subordinasi judgement akuntan dalam hubungannya
Variabel dependen dalam penelitian
Etis Akuntan. Persepsi Mahasiswa atas
jam
kepentingan pribadi.
Definisi Operasional Variabel Penelitian a.
Penggunaan
c.
Variabel Moderating Gender disama artikan dengan jenis
kelamin. Dimana jenis kelamin dibagi
Pengaruh Persepsi Mahasiswa.... (Ferdinandus Rio. P) 7
menjadi dua kategori yaitu laki-laki dan
Teknik Analisis Data
perempuan sehingga yang menjadi variabel
a.
Uji Normalitas
penelitian gender dalam penelitian ini
Bertujuan untuk menguji apakah
adalah mahasiswa laki-laki dan mahasiswa
dalam model regresi, variabel penggangu
perempuan.
atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas data tersebut menggunakan Uji Kolmogrof-Smirnov (Uji K-S).
Populasi dan Sampel Pada penelitian ini yang menjadi
b.
Uji Linearitas
populasi adalah mahasiswa Universitas
Uji
linearitas
digunakan untuk
Negeri Yogyakarta Fakultas Ekonomi
mengetahui apakah variabel independen
Program Studi Akuntansi S1 angkatan
dan variabel dependen dalam penelitian ini
2011, 2010 dan PKS 2012 dengan
mempunyai hubungan yang linear jika
pertimbangan telah menempuh matakuliah
kenaikan skor variabel independen diikuti
Auditing I dan II serta akuntansi perilaku.
kenaikan skor variabel dependen (Imam
Dengan jumlah total populasi sebesar 205
Ghozali.
mahasiswa,
33
diterapkan untuk menyatakan kelinieran
mahasiswa yaitu PKS 2012 digunakan
adalah nilai F yang dihitung dengan rumus:
dimana
sebanyak
Freg = RK
dalam penelitian ini sebesar 69,77% dari
mahasiswa. Teknik yang dipakai untuk
pemilihan sampel acak berdasarkan strata.
kriteria
yang
res
Keterangan:
populasi yang tersisa yaitu sebesar 172
adalah Stratified Random Sampling atau
166).
RKreg
untuk uji instrumen. Sampel yang diambil
menentukan sampel dalam penelitian ini
2011:
Freg
: Harga bilangan F untuk
regresi RKreg : Rerata garis regresi RKres : Rerata kuadrat garis residu (Sutrisno Hadi, 2004: 13)
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Angket atau kuesioner. Data yang diperoleh dari kuesioner atau angket berupa jawaban dari angket yang telah disebarkan dan diisi oleh responden.
Fhitung yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 5% (taraf kepercayaan 95%). Jika Fhitung lebih kecil atau sama dengan Ftabel maka hubungan kriterium dengan predikator adalah hubungan linier.
8 Jurnal Profita Edisi 4 Tahun 2016
c.
Uji Heteroskedastisitas
b = Koefisien arah regresi
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan
variance
dari
N = Jumlah unsur sampel (Noegroho Boedijoewono, 2007: 275). “Variabel
moderating
adalah
tipe
residual satu pengamatan ke pengamatan
variabel-variabel yang memperkuat atau
yang lain. Jika variance dari residual satu
memperlemah hubungan antara variabel
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap
independen dengan variabel dependen”
maka disebut homokedastisitas dan jika
(Nur Indriantoro dan Bambang Supomo,
berbeda disebut heteroskedastisitas (Imam
2002:64). Dalam penelitian ini variabel
Ghozali, 2011: 139). Uji heteroskedastisitas
moderator (Z) tidak berhubungan dengan
dalam penelitian ini menggunakan metode
variabel dependen (Y) dan independen (X),
Glejser.
tetapi
berinteraksi
dengan
variabel
independen (X) atau secara matematis Uji Hipotesis
dapat ditulis persamaan regresinya sebagai
a. Regresi Linier Sederhana
berikut:
Analisis regresi linier sederhana
Yi = α + β1Xi + β2Zi + β3Xi*Zi + e
digunakan untuk mengetahui satu variabel
Masing-masing lambang yang digunakan
independent terhadap variabel dependent.
adalah:
Menghitung
X = Sensitivitas Etika
regresi
linier
sederhana
dengan metode Jumlah Kuadrat Terkecil
Z = Gender
(The Least Square’s Method). Rumus yang
Y = Persepsi Mahasiswa atas Perilaku Etis
digunakan adalah:
Akuntan
Y=a+bX Nilai a dan b dicari berdasarkan persamaan berikut:
α = nilai intercept β = Koefisien arah regresi e = Error
∑Y = Na + b ∑X ∑XY = a∑X + b∑X2 Keterangan:
b. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi
pengaruh
variabel
bebas
Y' = garis regresi
dengan variabel terikat. Adapun rumus uji t
Y = Variabel tidak bebas
yang digunakan adalah sebagai berikut :
X = Variabel bebas a = Nilai intercept {konstan atau nilai Y pada saat X sama dengan (nol)}
t=
𝑟 √𝑛−2 √1−𝑟 2
(Sugiyono, 2009 : 230)
Pengaruh Persepsi Mahasiswa.... (Ferdinandus Rio. P) 9
Harga t yang didapat dibandingkan Dari tabel di atas terlihat bahwa
dengan harga ttabel yang terlampir apabila harga thitung sama dengan atau lebih besar dengan harga ttabel yang terlampir maka antara variabel bebas dengan terikat berpengaruh secara signifikan, sebaliknya jika harga thitung kurang dari harga ttabel yang
variabel-variabel
dalam
penelitian
ini
terdistribusi normal. Hal tersebut dapat dilihat melalui nilai Asymp.Sig yang lebih besar dari 0,05 yaitu 0,466. b.
Uji Linearitas Tabel 2. Hasil Uji Linearitas
terlampir maka variabel bebas dengan varibel terikat tidak berpengaruh secara
Y Between (Combined) * Groups X Linearity
signifikansi. Sedangkan untuk pengujian moderating dilihat pada persamaan variabel moderating (β3Xi*Zi), jika signifikansi
Deviation
kurang dari 0,05 maka hipotesis kedua di
F 9
Sig. .000
1
.000
8
.053
From Linearity
terima atau gender dapat menjadi variabel
110
moderating.
Within Groups 119
HASIL
PENELITIAN
Total Sumber: Data primer yang diolah
DAN
PEMBAHASAN
Dari tabel di atas dapat diketahui
Uji Prasyarat Analisis Data a.
bahwa Deviation from Linearity memiliki
Uji Normalitas
signifikansi sebesar 0,053 atau lebih besar
Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S) dengan ringkasan hasil analisis sebagai berikut:
hubungan antara variabel terikat bersifat linier. c.
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Unstandardize d Residual N 120 Mean .0000000 Normal Std. Parametersa,b .99578945 Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber: Data primer yang diolah
dari 5%, sehingga dapat disimpulkan
.078 .044 -.078 .850 .466
Uji Heteroskedastisitas Uji
Heteroskedastisitas
dalam
penelitian ini menggunakan metode Glejser dengan ringkasan hasil analisis sebagai berikut:
10 Jurnal Profita Edisi 4 Tahun 2016
thitung ttabel Sig
Tabel 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa
4,318 1,980 0,000
Dari tabel di atas dapat dilihat persamaan
Standar Unstandardi dized zed Coeffici Coefficients ents
regresi Y=44,291+1,570X, nilai r2 (0,136), thitung > ttabel (4,318>1,980), signifikansi 0,00<0,05. Sehingga dapat disimpulkan
Model
Std. Error Beta
B
1 (Con stant 1.168 .263 ) X
-.049 .032
t
Sig.
4.446
.000
bahwa hipotesis pertama diterima.
b. Gender
dapat
menjadi
moderating -.140 -1.541
.126
dalam
variabel pengaruh
Sensitivitas Etika terhadap Persepsi Mahasiswa atas Perilaku Etis Akuntan.
Sumber: Data primer yang diolah Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Sensitivitas Etika memiliki signifikansi sebesar 0,126 atau lebih besar dari 5%, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. 1. Hasil Uji Hipotesis Berikut
ini
ringkasan
hasil
pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi sederhana untuk
pengujian
sedangkan
untuk
hipotesis
Tabel 5. Ringkasan Hasil Regresi Moderasi Hipotesis kedua Variabel Koefisien Sensitivitas 0,810 Etika Gender -6,997 Moderasi 1,019 Konstanta 50,019 thitung 3,294 ttabel 1,980 Sig. moderasi 0,001 Sig. Sensitivitas 0,057 Etika
pertama
Dari tabel diatas dapat dilihat
kedua
persamaan regresi Y = 50,019 + 0,810X –
hipotesis
menggunakan regresi moderasi.
6,997Z
a. Pengaruh Sensitivitas Etika Terhadap
(3,294>1,980), signifikansi 0,001<0,05.
+1,019XZ,
Persepsi Mahasiswa Atas Perilaku Etis
Sehingga
Akuntan.
hipotesis ke dua diterima.
Tabel 4. Ringkasan Hasil Regresi Sederhana Hipotesis pertama Variabel Koefisien Sensitivitas 1,570 Etika Konstanta 44,291 r2 0,136
dapat
thitung
disimpulkan
>
ttabel
bahwa
Pembahasan a. Pengaruh Sensitivitas Etika Terhadap Persepsi Mahasiswa Atas Perilaku Etis Akuntan.
Pengaruh Persepsi Mahasiswa.... (Ferdinandus Rio. P) 11
Hasil penelitian ini menunjukkan
mengapresiasi para akuntan yang dapat
bahwa hipotesis pertama Sensitivitas Etika
menjalankan tugasnya dengan baik.
(X)
b.
berpengaruh
terhadap
Persepsi
Gender
dapat
menjadi
variabel
Mahasiswa atas Perilaku Etis Akuntan (Y).
Moderating
Berdasarkan
variabel
Sensitivitas Etika terhadap Persepsi
Sensitivitas Etika diperoleh persamaan
Mahasiswa atas Perilaku Etis Akuntan.
hasil
penelitian
regresi Y= 44,291 + 1,570X, Nilai b
dalam
Hasil
penelitian
ini
juga
hipotesis
kedua
bernilai positif, yang artinya variabel
menunjukkan
Sensitivitas
positif
Gender dapat menjadi variabel Moderating
terhadap Persepsi Mahasiswa atas Perilaku
dalam pengaruh Sensitivitas Etika terhadap
Etis Akuntan. Hal ini menunjukkan apabila
Persepsi Mahasiswa atas Perilaku Etis
nilai X (Sensitivitas Etika) meningkat satu
Akuntan. Berdasarkan hasil penelitian yang
poin maka Y (Persepsi Mahasiswa atas
telah
Perilaku Etis Akuntan) akan naik sebesar
penelitian Y= 50,019 + 0,810X – 6,997Z +
(r2)
1,019XZ. Dari hasil pengujian, diperoleh
sebesar 0,136 artinya variabel Sensitivitas
hasil uji t sebesar 3,294 dan signifikansi
Etika memberi kontribusi sebesar 13,6%
sebesar 0,001. Sedangkan ttabel untuk
dalam
signifikansi
Etika
berpengaruh
1,570. Nilai koefisien determinasi
menjelaskan
variabel
Persepsi
bahwa
pengaruh
dilakukan
diperoleh
5%
persamaan
dengan
responden
Mahasiswa atas Perilaku Etis Akuntan,
sebanyak 120 mahasiswa diperoleh ttabel
selain itu adanya pengaruh signifikan antara
sebesar
Sensitivitas Etika (X) dengan Persepsi
(3,294>1,980) dan nilai signifikansinya
Mahasiswa atas Perilaku Etis Akuntan (Y)
kurang dari 5% (0,001<0,05), maka dapat
yang ditunjukkan dengan signifikansi yang
disimpulkan bahwa Gender dapat berperan
di bawah 0,05 yaitu sebesar 0,000.
sebagai
Hasil penelitian ini sesuai dengan
pengaruh
1,980.
Sehingga
variabel
thitung>ttabel
moderating
Sensitivitas
Etika
dalam terhadap
penelitian yang dilakukan oleh Febrianti
Persepsi Mahasiswa atas Perilaku Etis
(2010)
Etika
Akuntan
dan
berpengaruh positif signifikan terhadap
pengaruh
Sensitivitas
Perilaku Etis. Secara khusus seorang
Persepsi Mahasiswa atas Perilaku Etis
mahasiswa
memiliki
Akuntan, karena nilai signifikansi untuk
Sensitivitas Etika yang baik. Dengan
variabel moderasi adalah 0,01 sedangkan
Sensitivitas Etika yang baik seorang
nilai signifikansi untuk variabel Sensitivitas
mahasiswa akuntansi dapat meminimalisir
Etika adalah 0,057. Dari penjelasan di atas
terulangnya
dapat di maknai bahwa dengan adanya
bahwa
Sensitivitas
akuntansi
kasus
harus
Enron
dan
akan
berperan
memperkuat
Etika
terhadap
12 Jurnal Profita Edisi 4 Tahun 2016
gender sebagai variabel moderating, akan
dan nilai signifikansinya kurang dari
lebih memperkuat pengaruh Sensitivitas
5% (0,001<0,05).
Etika terhadap Persepsi Mahasiswa atas Perilaku Etis Akuntan.
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang
SIMPULAN DAN SARAN
telah dilakukan maka diajukan saran, antara
Simpulan
lain:
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
Bagi Mahasiswa
mengetahui pengaruh Sensitivitas Etika (X)
1) Berdasarkan data kuesioner variabel
terhadap Persepsi Mahasiswa atas Perilaku
Persepsi Mahasiswa atas Perilaku Etis
Etis Akuntan (Y) dan untuk mengetahui
Akuntan skor terendah terletak pada
apakah Gender dapat berperan sebagai
butir 13 yaitu mengenai Kompetensi
variabel
dan
Moderating
dalam
pengaruh
terhadap
Persepsi
sehingga saran yang dapat diberikan
Mahasiswa atas Perilaku Etis Akuntan.
yaitu Mahasiswa lebih memahami
Berdasarkan hasil analisis penelitian dan
tentang Kompetensi dan Kehati-hatian
pembahasan,
Profesional seorang Akuntan agar
Sensitivitas
Etika
maka
dapat
diambil
Kehati-hatian
Profesional,
kesimpulan sebagai berikut:
tidak salah dalam memberi penilaian
a.
Sensitivitas Etika (X) berpengaruh
dan sebagai bekal ilmu di masa
positif dan signifikan terhadap Persepsi
mendatang.
Mahasiswa atas Perilaku Etis Akuntan (Y)
b.
yang
dengan
Sensitvitas Etika skor terendah terletak
persamaan garis regresi Y= 44,291 +
pada kasus 1 yaitu mengenai Kegagalan
1,570X, nilai koefisien determinasi (r2)
akuntan dalam mengerjakan pekerjaan
sebesar 0,136, nilai thitung > ttabel
sesuai dengan waktu yang diminta.
(4,318>1,980) dan taraf signifikansi
Sehingga saran yang dapat diberikan,
kurang dari 5% (0,000<0,05).
sebagai
seorang
bersikap
profesional,
Gender
ditunjukkan
2) Berdasarkan data kuesioner variabel
dapat
berperan
sebagai
Akuntan yaitu
harus dapat
variabel moderating dalam pengaruh
menyelesaikan tugasnya sesuai dengan
Sensitivitas Etika terhadap Persepsi
waktu yang telah disepakati dan
Mahasiswa atas Perilaku Etis Akuntan
Mahasiswa harus lebih peka lagi terkait
yang ditunjukkan dengan persamaan Y
kasus tersebut.
=
50,019
+
0,810X
–
6,997Z
+1,019XZ, thitung>ttabel (3,294>1,980)
Pengaruh Persepsi Mahasiswa.... (Ferdinandus Rio. P) 13
Bagi Peneliti Selanjutnya 1) Penelitian ini masih terbatas pada Sensitivitas selanjutnya
Etika,
untuk
dapat
peneliti dilakukan
Untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Noegroho Boedijoewono. (2007). Pengantar Statistika Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UPP STIM YK.
penambahan variabel penelitian yang juga berpengaruh terhadap Persepsi
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Mahasiswa atas Perilaku Etis Akuntan yaitu
Relativisme
dan
Tingkat
Pengetahuan (Herwinda). 2) Penelitian
selanjutnya
diharapkan
mengambil sampel tidak hanya di satu universitas saja sehingga hasilnya dapat digunakan untuk menjelaskan pada
universitas
lain
di
seluruh
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Dylla Kahar Raden. (2013). 5 Kasus Pelanggaran Etika Profesi Akuntansi. Diambil dari: http://dhyladhil.blogspot.com/2013/0 1/5-kasus-pelanggaran-etikaprofesi.html pada tanggal 2 oktober 2013. Herwinda Nurmala Dewi. (2010). “Persepsi Mahasiswa atas Perilaku Tidak Etis Akuntan (Studi pada Universitas Kristen Satya Wacana)”. Skripsi. UKDW. Ikatan Akuntan Indonesia. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Imam Ghozali. (2011). Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS. Semarang: UNDIP. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis
Sunaryo Kunti. (2012). “Pengaruh orientasi etika pada komitmen profesional, komitmen organisasional, dan sensitivitas etika pemeriksa dengan gender sebagai variabel pemoderasi”. Tesis. UGM. Syaikhul Falah. (2006). “Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etika terhadap Sensitivitas Etika”. Tesis. Universitas Diponegoro.