PENGARUH PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI PADA SUMUR TUA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN BOJONEGORO AZHARI
Fakultas Ekonomi Universitas Bojonegoro JL. Lettu Suyitno No. 2 Bojonegoro Email:
[email protected]
Abstract In order to improve and optimize oil and gas in an area of cooperation contract work in which there are old wells and to improve the well-being of communities around the old well, the need for guidelines to implement the cooperation with KUD / Owned area. Guidelines for working arrangement is structured to be a guideline for implementing agency upstream activities of oil and gas and Sharing Contractor in handling the request KUD / Owned area to cultivate and produce petroleum in the old wells. KUD / Owned Enterprises shall appoint the responsible local technical implementation exploitation of old wells (head or deputy head of mining engineering) which must be approved the appointment of the Directorate General of Oil and Gas and is responsible for the safety, health and environmental management. KUD / Owned Enterprises region must submit a written report on a regular basis every four months or at any time required to Contractor Cooperation Contract related to the implementation of the agreements old wells. Regression analysis obtained an overview of solving problems related to employment in Bojonegoro. As already known one factor is petroleum mining exploitation in the old wells. From the results of regression calculation turns mining exploitation of petroleum in the old wells on employment This can be seen from the value r2 = 67.3%. So the mining exploitation of oil in old wells need to be protected to have the support of all parties in order to increase employment. With the results obtained from the t-test (t count) mining exploitation of oil in old wells on employment that the influence of mining exploitation of oil in old wells on employment in Bojonegoro is real. This can be seen in the picture below of the t test results stating that t> t table ie 2,485> 2,353
Key words: Employment Contract, Old Wells, Petroleum
Abstrak Dalam rangka meningkatkan dan mengoptimalkan minyak dan gas bumi dalam suatu wilayah kerja kontrak kerja sama yang didalamnya terdapat sumur tua dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi sumur tua, perlu adanya pedoman untuk melaksanakan kerjasama dengan Koperasi Unit Desa/ Badan Usaha Milik daerah. Pedoman tata kerja ini disusun untuk menjadi pedoman bagi Badan pelaksana kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama dalam menangani permohonan Koperasi Unit Desa/ Badan Usaha Milik daerah untuk mengusahakan dan memproduksikan minyak bumi pada sumur tua. Koperasi Unit Desa/ Badan Usaha Milik daerah wajib menunjuk penanggung jawab pelaksana teknis pengusahaan sumur tua ( kepala atau wakil kepala teknik tambang) yang harus mendapatkan persetujuan pengangkatan dari Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi dan bertanggung jawab terhadap keselamatan, kesehatan dan pengelolaan lingkungan hidup. Koperasi Unit Desa/ Badan Usaha Milik daerah wajib menyampaikan laporan tertulis secara berkala setiap empat bulan dan atau sewaktu-waktu diperlukan kepada
1
Kontraktor Kontrak Kerja Sama terkait dengan pelaksanaan perjanjian sumur tua. Hasil analisa regresi diperoleh gambaran mengenai pemecahan masalah yang berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Bojonegoro. Seperti telah diketahui salah satu faktornya adalah pengusahaan penambangan minyak bumi pada sumur tua. Dari hasil perhitungan regresi ternyata pengusahaan penambangan minyak bumi pada sumur tua terhadap penyerapan tenaga kerja Hal ini dapat dilihat dari nilai r 2 = 67.3%. Jadi pengusahaan penambangan minyak bumi pada sumur tua perlu dilindungi untuk mendapat dukungan dari semua pihak guna meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Dengan hasil yang diperoleh dari uji t (thitung) pengusahaan penambangan minyak bumi pada sumur tua terhadap penyerapan tenaga kerja bahwa pengaruh pengusahaan penambangan minyak bumi pada sumur tua terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Bojonegoro adalah nyata. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini dari hasil uji t yang menyatakan bahwa t hitung > t Tabel yaitu 2,485 > 2,353
Kata kunci: Kontrak Kerja, Sumur Tua, Minyak Bumi
efek ganda (multipliers effect) yang ditimbulkan pada masyarakat setempat (Nurkhamin, 2008: 33). Dalam skala lebih kecil kegiatan penambangan telah mewujudkan penyediaan lapangan kerja lokal, peningkatan pendapatan, pengurangan tingkat kemiskinan dan pencegahan tingkat urbanisasi (Rinawan dan Harahap, 2007: 60). Kegiatan penambangan minyak tradisional, dapat dikatagorikan dalam kegiatan ekonomi kerakyatan yang pada kenyataannya merupakan suatu “jaring pengaman sosial” bagi kelompok masyarakat bawah yang menggantikan ketiadaan pelayanan dasar yang semestinya disediakan oleh pemerintah. Sebagian masyarakat pada kegiatan ini berada dalam tahapan bertahan hidup (survival) dan menjadikan aktivitas yang dijalaninya sebagai persiapan untuk masuk kedalam kegiatan ekonomi lain yang lebih “mapan” meskipun beberapa yang lain menjadikan kegiatan mereka sebagai profesi dan mereka mampu menghidupi keluarganya secara relatif “memadai”. Penambangan tradisional merupakan kegiatan yang membutuhkan modal dan nasib keberuntungan. Meskipun tidak seluruhnya berbentuk uang, setidaknya untuk kegiatan awal dibutuhkan 10-20 juta rupiah untuk membuka sumur minyak tua. Hal ini membuat masyarakat mensiasatinya dengan berkelompok dan sharing pembiayaan. Syarat menjadi anggota kelompok penambang adalah warga Desa setempat. Dengan demikian maka
PENDAHULUAN Di Indonesia ada sekitar 5.000 titik sumur minyak tua yang berproduksi pada zaman Belanda dan ditinggalkan serta ditutup ketika Jepang masuk ke Indonesia. Sedangkan di Kabupaten Bojonegoro yang tersebar di Kecamatan Kedewan, Kecamatan Ngambon, Kecamatan Malo dan Trucuk, jumlahnya hampir 500 sumur minyak tua. Sumur tua ini oleh Pertamina tidak diusahakan atau dieksploitasi karena dianggap tidak ekonomis, yakni produksinya rendah tetapi ongkos produksinya tinggi. Di beberapa tempat sumur minyak tua ini dieksploitasi dengan cara tradisional. Dimulai pada tahun 1926, di Lapangan Wonocolo, hak pengelolaan sumur minyak tua diberikan kepada kelompok masyarakat (lebih dikenal dengan istilah setempat ”Penambang”) melalui kontrak kerjasama dengan Koperasi Karyawan Pertamina ”Patra Karya” (Kokaptraya). Kelompok ”penambang” ini melakukan penambangan sumur minyak di bawah naungan Kokaptraya, dan akan mendapatkan kompensasi dari Pertamina berupa upah yang dihitung berdasarkan tiap liter minyak yang dihasilkan. Kalau dilihat dalam skala industri, pertambangan merupakan salah satu bagian dari kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah, terutama
2
tercipta akumulasi modal lokal selain membuka lapangan pekerjaan baru sebagai operator tambang. Terbukanya kesempatan investasi dan lapangan kerja baru tersebut sangat mendukung dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan pengurangan pengangguran di desa. Akibat selanjutnya adalah kesejahteraan warga desa yang semakin membaik. Seluruh proses penambangan yang dilakukan dengan sangat tradisional, mereka pelajari secara otodidak. Mulai dari mengangkat minyak dari sumur tua yang mempunyai kedalaman hingga 400 meter, semua dilakukan secara manual. Proses pengambilan minyak mentah atau yang disebut lanthung tersebut berlangsung sejak matahari terbit hingga menjelang matahari terbenam. Minyak mentah yang berhasil diangkat kemudian dialirkan ke tempat penampungan untuk menjalani proses pemisahan dari campuran air yang ikut terangkat. Setelah terpisah dari air, kemudian minyak mentah tersebut dialirkan ke penampungan selanjutnya untuk kemudian disuling menjadi bahan bakar yang siap dijual. Proses yang terbilang sangat berbahaya ini pun dilakukan secara sederhana tanpa menggunakan peralatan pengaman apapun. Bagi masyarakat yang tidak tergabung dalam kelompok, biasanya mereka berprofesi sebagai pengepul minyak mentah atau sebagai pengojek minyak hasil sulingan. Sementara sebagian lagi memilih untuk memikul minyakminyak mentah tersebut sejauh beberapa kilometer untuk diproses menjadi solar. Hal itu dilakukan guna menghemat biaya angkut atau ojek. Saat ini, bagi mereka yang mempunyai modal atau biasa yang disebut investor mulai memasuki wilayah pertambangan ini, mereka memanfaatkan mesin diesel sebagai alat pengganti manusia untuk mengolah sumursumur tua tersebut, namun para investor tersebut tetap menggunakan jasa tenaga kerja dari masyarakat sekitar daerah pertambangan.
Memilih cara dan alat pengumpulan data yang tepat sangat penting, sebab akan menentukan kualitas data yang dapat dikumpulkan dan juga kualitas hasil penelitian tersebut. Untuk memperoleh informasi data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknikteknik dalam pengumpulannya. Memperoleh data yang realiabel dan valid adalah tujuan dalam pengumpulan data. Dalam pengumpulan data dikenal ada beberapa cara dan alat yang dipergunakan. Namun berdasarkan pertimbangan peneliti, metode-metode yang peneliti yang tepat untuk digunakan berkaitan dengan permasalahan dan kondisi yang ada yaitu Data Sekunder adalah data diperoleh bukan dari diri sendiri melainkan data diperoleh dari beberapa instansi yang berkaitan dengan penelitian ini. Untuk memperoleh data sekunder ini dilakukan melalui buku-buku perpustakaan, dan buku yang terkait dengan penelitian ini yang berhubungan dengan pengusahaan pertambangan minyak bumi pada sumur tua dan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Bojonegoro. Instansi yang terkait langsung dengan pengusahaan pertambangan minyak bumi pada sumur tua dan penyerapan tenaga kerja adalah BPMIGAS dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama seperti PT Prima Energie Lestari, PT Trifika Bangun Energie, PT Phonix Energy Indonesia, PT Sirkuitindo Utama, PT Siprima, Koperasi Unit Desa Sumber Pangan. Koperasi Unit Desa Usaha Jaya Bersama, Koperasi Malo Sejahtera dan Kontraktor lainnya. Sedangkan data primer meliputi metode survey, observasi dan interview
HASIL DAN PEMBAHASAN Tenaga Kerja Tenaga kerja adalah penduduk yamg berumur di dalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda antara negara satu dengan yang lain. Batasan usia kerja yang dianut oleh Indonesia ialah minimum lima belas tahun, tanpa batas umur maksimum. Tenaga kerja pengertian ekonomis meliputi semua daya upaya manusia, jasmaniah maupun
METODE PENELITIAN
3
rohaniah yang dipergunakan dalam proses produksi. Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Secara praktis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja di Indonesia dipilih batas umur. Tiap-tiap negara memberikan batasan yang berbeda-beda, untuk Indonesia batas umur 19 tahun sebagai batas umur tersebut sudah banyak penduduk berumur muda terutama di desa-desa yang sudah bekerja atau mencari pekerjaan. Sedangkan definisi tenaga kerja menurut Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia adalah jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga kerja mereka dan jika mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Menurut Malaiju tenaga kerja adalahsetiap orang yang memenuhi persyaratan peraturan perburuhan suatu negara. Tenaga kerja atau man power terdiri dari angkatan kerja yang bukan angkatan kerja. Angkatan kerja atau Labor Force terdiri dari golongan yang bekerja, dan golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan. Kelompok bukan bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga dan golongan lain-lain atau penerima pendapatan Perusahaan baik besar maupun kecil merupakan unit ekonomi yang berkecimpung dalam produksi dimana produksi merupakan transformasi dari input atau masukan kedalam output atau keluaran. Permintaan perusahaan akan input merupakan suatu permintaan turunan yang diperroleh dari permintaan konsumen terhadap produk perusahaan. Dalam hal ini yang menjadi tinjauan adalah permintaan input tenaga kerja. Sehubungan dengan tenaga kerja permintaan adalah hubungan antara tingkat upah (yang ditilik dari perspektif seorang majikan adalah harga tenaga kerja). Faktor-faktor yang sering kali di jadikan kualifikasi dalam seleksi tenaga kerja yaitu : wajah, bakat, temperamen, dan karakter yang sesuai dengan jenis jabatan atau pekerjaan yang tersedia. Faktor-faktor tersebut
adalah merupakan faktor-faktor umum yang menjadi bahan seleksi calon tenaga kerja. Namun demikian tidak berarti seluruh kualifikasi dari faktor-faktor tersebut harus memiliki calon tenaga kerja yang akan melamar, tetapi dalam hal ini penekanannya tergantung pada masing-masing jabatan atau tugas yang akan di bebankan. Didalam program seleksi, baik keterangan diri pelamar maupun keterangan tentang jabatan atau tugas yang akan diisinya,harus mendapat perhatian yang seimbang, agar dapat diperoleh calon tenaga kerja yang tepat. Apabila calon tenaga kerja telah dinyatakan lulus dalam seleksi dan diterima menjadi pekerja perusahaan, maka selanjutnya akan segera mulai bekerja. Sebelum bekerja, pekerja baru tersebut terlebih dahulu perlu diberi penjelasan tentang keadaan perusahaan antara lain mengenai struktur organisasi perusahaan, peraturan yang telah disepakati organisasi pekerja setempat dengan pimpinan perusahaan yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing, dan lain-lain. Kemudian pekerja baru tersebut perlu diperkenalkan dengan atasan langsung maupun teman kerjanya agar dapat terjalin kerjasama yang baik. Industri Industri adalah semua perusahaan atau usaha yang melakukan kegiatan merubah bahan dasar dan atau barang yang kurang nilainya manjadi barang yang lebih tinggi nilainya. Termasuk kedalam sektor ini adalah perusahaan yang melakukan kegiatan jasa industri dan perakitan (assembling) dari suatu industri. Definisi lain mengatakan, Industri adalah sebagai suatu usaha untuk memproduksi barang jadi melalui proses penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah mungkin tetapi dengan mutu setinggi mungkin (Irsan Saleh, 2006:5). Dari sudut pandang geografi, Industri sebagai suatu sistem, merupakan perpaduan sub sistem fisis dan sub sistem manusia. Dari definisi diatas maka dapat diperoleh pengertian industri adalah suatu kegiatan produksi yang
4
menggunakan bahan-bahan tertentu sebagai bahan baku untuk diproses menjadi hasil lain yang lebih berdaya guna bagi masyarakat. Industri berdasarkan skala produksi dan tingkat teknologi yang digunakan dapat dikelompokan menjadi empat yaitu; kelompok industri besar, kelompok industri menengah, kelompok industri kecil dan industri rumah tangga (Purnomo Nadvi, 2007:11). Pengelompokan industri menurut jumlah tenaga kerja dapat dibedakan menjadi empat yaitu : industri besar, jika mempekerjakan seratus orang atau lebih; industri sedang, jika mempekerjakan dua puluh sampai sembilan puluh sembilan orang; industri kecil, jika mempekerjakan lima sampai sembilan belas orang dan industri kerajinan rumah tangga, jika mempekerjakan kurang dari tiga orang. Dari segi kesempatan kerja yang diciptakan, maka industri rumah tangga dan industi kecil adalah yang paling penting, sedangkan dari segi nilai tambah yang dihasilkan maka perusahaan besar yang paling menonjol. Manfaat keberadaan industri kecil di pedesaan sangat besar, maka sangat perlu dilakukan penyebaran pembangunan industri kecil merata diseluruh daerah dengan memperhatikan potensi dan sumber daya setempat . meningkatkan peran serta masyarakat dalam membangun industri kecil melalui pengembangan kewiraswastaan terutama golongan ekonomi lemah, menghindarkan adanya pemusatan pemilikan usaha sehingga terjadi pemerataan pendapatan yang akhirnya mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Milik daerah. Pedoman tata kerja ini disusun untuk menjadi pedoman bagi Badan pelaksana kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama dalam menangani permohonan Koperasi Unit Desa/ Badan Usaha Milik daerah untuk mengusahakan dan memproduksikan minyak bumi pada sumur tua. Koperasi Unit Desa/ Badan Usaha Milik daerah wajib menunjuk penanggung jawab pelaksana teknis pengusahaan sumur tua ( kepala atau wakil kepala teknik tambang) yang harus mendapatkan persetujuan pengangkatan dari Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi dan bertanggung jawab terhadap keselamatan, kesehatan dan pengelolaan lingkungan hidup. Koperasi Unit Desa/ Badan Usaha Milik daerah wajib menyampaikan laporan tertulis secara berkala setiap empat bulan dan atau sewaktu-waktu diperlukan kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama terkait dengan pelaksanaan perjanjian sumur tua. Dalam hal diketemukan Gas Bumi atau produk ikutan lain minyak bumi di sumur tua, maka Koperasi Unit Desa/ Badan Usaha Milik daerah wajib melaporkan kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama dapat mengakhiri perjanjian sumur tua dan meminta Koperasi Unit Desa/ Badan Usaha Milik daerah menyerahkan kembali sumur tua tersebut untuk diusahakan dan diproduksi oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama. Koperasi Unit Desa/ Badan Usaha Milik daerah hanya diperbolehkan mengusahakan dan memproduksi minyak bumi dari sumur tua pada lapisan sumur yang sudah ada, tidak diperkenankan melakukan kerja ulang pindah lapisan, pendalman sumur dan pengeboran sumur tambahan. Koperasi Unit Desa/ Badan Usaha Milik daerah diperbolehkan untuk melakukan perawatan sumur tua dalam rangka optimasi produksi pada lapisan dari sumur tua yang ada. Mengusahakan dan memproduksi minyak bumi pada sumur tua hanya dapat dilakukan dengan Kontrak Kerja Sama yang mempunyai wilayah kerja aktif (status produksi). Dalam melaksanakan mengusahakan minyak bumi pada sumur tua Koperasi Unit Desa/ Badan Usaha Milik daerah perlu memperoleh persetujuan Menteri
Pedoman Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi pada Sumur Tua Dalam rangka meningkatkan dan mengoptimalkan minyak dan gas bumi dalam suatu wilayah kerja kontrak kerja sama yang didalamnya terdapat sumur tua dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi sumur tua, perlu adanya pedoman untuk melaksanakan kerjasama dengan Koperasi Unit Desa/ Badan Usaha
5
Energi dan Sumber Daya Mineral cq. Dirjen Migas. Untuk memperoleh persetujuan tersebut Koperasi Unit Desa/ Badan Usaha Milik daerah perlu mengajukan permohonan kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama dengan tembusan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral cq. Dirjen Migas dan kepada Badan pelaksana kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi. Dalam permohonan tersebut Koperasi Unit Desa/ Badan Usaha Milik daerah melampirkan dan melengkapi persyaratan dokumen-dokumen dan teknis yang digabungkan dalam satu jilid buku dengan cover bertuliskan Dokumen Permohonan
Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi Pada Sumur Tua dengan menyebutkan nama lokasi dan nama Koperasi Unit Desa/ Badan Usaha Milik daerah. Dokumen-dokumen administrasi meliputi rekomendasi tertulis dari pemerintah Kabupaten/ Kotamadya dan disetujui oleh Propinsi setempat. Akte pendirian dan anggaran dasar Koperasi Unit Desa/ Badan Usaha Milik daerah berserta perubahannya yang telah mendapatkan pengesahan dari pejabat/ instansi yang berwenang. Pedoman secara komprehensif dapat dilihat pada Gambar 1.
korelasi dengan menggunakan uji statistik yaitu koefisien determinasi (r 2) dan uji signifikan t test. Analisa ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui sampai seberapa besar pengaruh pengusahaan pertambangan minyak bumi pada sumur tua terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Bojonegoro, maka data yang diperlukan dalam perhitungan analisa SPSS seperti pada tabel 2 dan tabel 3 berkaitan dengan pengusahaan pertambangan minyak bumi pada sumur tua dan penyerapan tenaga kerja.
Dengan menggunakan hipotesa atau jawaban sementara diduga bahwa pengusahaan pertambangan minyak bumi pada sumur tua berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenga kerja di Kabupaten Bojonegoro, maka pada tahap berikutnya bisa dilakukan analisanya. Untuk dapat membuat analisa tersebut diperlukan data-data tentang obyek penelitian, baik berupa data primer maupun data sekunder. Analisa yang digunakan adalah model analisa statistik berupa analisa regresi Tabel 1. Uji Regresi Linier
6
Variabel
Koefisien Regresi
Pengusahaan tambang minyak bumi pd sumur tua
Konstan r2 r
Determinasi Partial
Nilai t
5.448
2.485
0,673
= 1256.247 = 0,673 = 0,820
Setelah kita ketahui variabel (X) yaitu pengusahaan pertambangan minyak bumi pada sumur tua dengan variabel terikatnya (Y) yaitu Penyerapan Tenaga Kerja seperti pada lampiran 3 kemudian dilakukan perhitungan dengan program aplikasi SPSS sebagaimana pada lampiran 4 persamaan regresinya:
ternyata pengusahaan penambangan minyak bumi pada sumur tua terhadap penyerapan tenaga kerja Hal ini dapat dilihat dari nilai r 2 = 67.3%. Jadi pengusahaan penambangan minyak bumi pada sumur tua perlu dilindungi untuk mendapat dukungan dari semua pihak guna meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Dengan hasil yang diperoleh dari uji t (thitung) pengusahaan penambangan minyak bumi pada sumur tua terhadap penyerapan tenaga kerja bahwa pengaruh pengusahaan penambangan minyak bumi pada sumur tua terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Bojonegoro adalah nyata. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini dari hasil uji t yang menyatakan bahwa t hitung > t Tabel yaitu 2,485 > 2,353
Y = a + bX Y = 1256,25 + 5.448 X Dengan melihat hasil analisa regresi diatas diperoleh gambaran mengenai pemecahan masalah yang berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Bojonegoro. Seperti telah diketahui salah satu faktornya adalah pengusahaan penambangan minyak bumi pada sumur tua. Dari hasil perhitungan regresi Daerah Penerimaan dan Penolakan (Uji-t)
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
7
ttab=
thitung=
2,353
2,485
(r2=67.3% ; b = 5.448) diharapkan dapat meningkatkan perekonomian di Kabupaten Bojonegoro khususnya pada wilayah sekitar lokasi penambangan, (d) besarnya koefisien determinan yang diperoleh sebesar 0,673 keadaan seperti ini menunjukkan adanya variabel-variabel lain diluar variabel yang diukur, (e) besarnya pengaruh pengusahaan penambangan minyak bumi pada sumur tua terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Bojonegoro adalah nyata karena t hitung > t tabel yaitu 2,485 > 2,353.
SIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan pada pengusahaan penambangan minyak bumi pada sumur tua di Kabupaten Bojonegoro, yang kemudian dibuat suatu analisa mengenai keberadaan pengusahaan penambangan minyak bumi pada sumur tua dalam hubungannya dengan penyerapan tenaga kerja dapat diambil kesimpulan sebagai berikut (a) usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Bojonegoro salah satunya adalah dengan melakukan pengusahaan penambangan minyak bumi pada sumur tua, (b) dengan adanya pengusahaan penambangan minyak bumi pada sumur tua dampaknya akan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Bojonegoro, (c) pengaruh pengusahaan penambangan minyak bumi pada sumur tua terhadap penyerapan tenaga kerja adalah nyata dengan nilai koefisien korelasi ( r ) positif (0,82) berarti semakin banyak masyarakat melakukan pengusahaan penambangan minyak bumi pada sumur tua maka jumlah tenaga kerja yang terserap semakin besar pula. Dengan mengetahui besarnya pengaruh pengusahaan penambangan minyak bumi pada sumur tua terhadap penyerapan tenaga kerja yang cukup besar
DAFTAR PUSTAKA Irsan Saleh, 2006. Irsan Saleh. 2006. Industri Kecil : Sebuah Tinjauan dan Perbandingan.penerbit LP3ES, Jakarta. Nurkhamin.2008. Menjadikan Penambang Tradisional Sejahtera. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Purnomo Nadvi. 2007. Mengembangkan Industri Kecil dan menengah melalui Pendekatan Kluster. Insan Indonesia Jakarta Rinawan dan Harahap.2007.Masa Depan Industri Pertambangan Menghadapi Realitas Baru. PT Bumi Aksara, Jakarta.
8
9