perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN CILACAP Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis
Oleh :
Fahmi Iqlima Safangatun H0307048
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik dan lancar, serta dapat mempersembahkannya kepada orangtua serta orang-orang yang penulis sayangi. Pelaksanan penelitian dan penulisan skripsi adalah suatu rangkaian proses yang tidak terlepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bapak Ir. Agustono, MSi selaku Ketua Jurusan Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ibu Ir. Sugiharti Mulya Handayani, MP selaku Komisi Sarjana Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Ibu Dr. Ir. Sri Marwanti, MS selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan yang sangat berharga dalam penulisan skripsi ini, serta pengertian dalam proses konsultasi sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. 5. Ibu Wiwit Rahayu, SP. MP selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang dengan sabar telah membimbing, memberikan masukan dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis. 6. Bapak Prof. Dr. Ir. Darsono, MSi selaku dosen penguji, terima kasih atas saran, nasehat, masukan dan arahannya. 7. Ibu Erlyna Wida Riptanti, SP. MP selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan pengarahan, nasehat dan petunjuk kepada penulis selama proses belajar di Fakultas Petanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 8. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang commityang to user telah memberikan ilmu pengetahuan bermanfaat bagi penulis.
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Seluruh karyawan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan segala urusan administrasi berkenaan dengan proses belajar dan penulisan skripsi. 10. Kesbangpol, BAPPEDA, BPS, Disosnakertrans, Dispertanak Kabupaten Cilacap yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 11. Bapak Mulyareja (alm) dan Ibu Rukinah selaku orangtua sekaligus teladanku, terima kasih atas segala cinta, kasih, sayang, dukungan, semangat, nasehat dan doa yang tiada pernah putus, cucuran keringat dan air mata yang mengiringi setiap langkahku. Saat bagiku untuk membahagiakan kalian adalah ketika aku telah benar-benar menjadi manusia. 12. Keenam kakakku Sri Rohayati, Dwi Atikah, Muhrodin, Hari Kuncoro, Yusuf Subardan dan Muslihudin, terimakasih atas segala kasih sayang, teladan, perhatian dan dukungan serta doa untuk Ene. 13. Keenam kakak iparku Watno Yuanto, Purnama, Uripyatun, Yabni Aristianti, Leni Ruswiati dan Eni Pujisetyawati, terima kasih atas kasih sayang, dukungan, doa, nasehat dan semangatnya. 14. Muhammad Hanifudin, ST, Hidayat Ali Muhsin, SP, Feti Fatimatuzzahro, Tamalia Umaroyani Pratiwi, Tubagus Eling Kinayungan, Ainaya Alfatihah Fikrul Haq, Zidan Ahsan Fikrul Haq, Hazieq Arfa Mubarok, Hibatullah Azkya Najib Maula, Harjunawijaya Prabu Nusantara, Akmal Maulidina Rabbani, Feyruz Rameyza Althafunnisa, terima kasih atas kasih sayang, dukungan dan doanya untuk Lik Ima. 15. Mas Taufik Masruri, ST penyemangatku terima kasih untuk inspirasi, semangat, motivasi, doa, silaturahmi dan kebersamaannya. 16. Anwarudin Abdul Majid, ST terima kasih atas segala perhatian, pengertian dan kesabaran mendengarkan semua keluh kesahku. 17. Keluarga
besar
Agrobisnis,
khususnya
Hibitu
terima
kasih
atas
kebersamaannya selama menempuh kuliah dan praktikum-praktikum, kenangan indah bersama kalian yang tak akan terlupa, sukses untuk kita. commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18. Sahabat-sahabatku sekaligus saudaraku tercinta Agnes, Dian, Dini, Nian, Vina, Eni, Nisa, Elisabet dan Widy yang selalu menemani dalam suka dan duka, terima kasih atas perhatian, semangat dan doanya, semoga kebersamaan kita bisa untuk selamanya, amin. 19. Kakak-kakak tingkat, Mas Habib, Mb Ephi, Mb Vita, Mas Marco, Mas Nico terima kasih atas masukan dan bantuannya selama kuliah dan penulisan skripsi. 20. Mama ina, Aufa, Mba Meriza, Ratih, Frederica, Damas, Rinda, Putri, Mba Erly, Mba Silvi, Ayah Didik dan teman-teman kost mayasari yang selalu menemani di rantau. 21. Segenap pengurus BM periode 2008, khususnya divisi P3 terima kasih atas kebersamaan dan pengalamannya dalam berorganisasi. 22. Mas Joko dan Mas Yanto yang telah membantu dalam urusan perbanyakan makalah dan fotocopy lainnya. 23. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam proses penulisan sktripsi ini, terima kasih atas segala bantuannya. Tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Surakarta,
April 2011
Penulis
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................
ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
iii
DAFTAR ISI .................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xi
RINGKASAN ...............................................................................................
xii
SUMMARY ..................................................................................................
xiii
I.
PENDAHULUAN ................................................................................ A. Latar Belakang ............................................................................. B. Perumusan Masalah ...................................................................... C. Tujuan Penelitian .......................................................................... D. Kegunaan Penelitian .....................................................................
1 1 4 6 7
II.
LANDASAN TEORI ........................................................................... A. Penelitian Terdahulu..................................................................... B. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 1. Pembangunan .......................................................................... 2. Pembangunan Ekonomi .......................................................... 3. Pembangunan Ekonomi Daerah .............................................. 4. Pembangunan Pertanian .......................................................... 5. Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan ...................... 6. Tenaga Kerja... ........................................................................ 7. Shift Share ............................................................................... 8. Proyeksi Tenaga Kerja ............................................................ C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ........................................... D. Asumsi-Asumsi ............................................................................ E. Pembatasan Masalah .................................................................... F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel ..............
8 8 10 10 12 13 14 14 15 18 21 23 27 27 27
III. METODE PENELITIAN .................................................................... A. Metode Dasar Penelitian .............................................................. B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian ...................................... C. Jenis dan Sumber Data ................................................................. D. Metode Analisis Data ...................................................................
30 30 30 31 31
IV. KONDISI UMUM KABUPATEN CILACAP .................................. A. Keadaan Alam ............................................................................... commit to user 1. Letak Geografis dan Administratif .........................................
35 35 35
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Topografi ................................................................................ 3. Luas Penggunaan Lahan ......................................................... 4. Jenis Tanah ............................................................................. 5. Keadaan Iklim ......................................................................... Keadaan Penduduk ........................................................................ 1. Jumlah, Kepadatan dan Pertambahan Penduduk .................... 2. Komposisi Penduduk .............................................................. a. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin .................. b. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur .............. c. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ............ d. Komposisi Penduduk Menurut Keadaan Rumah Tangga .. Keadaan Kesempatan Kerja ..........................................................
36 36 38 40 40 40 41 41 42 44 45 47
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. A. Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja ........ B. Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian ...................... C. Proyeksi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian Untuk Lima dan Sepuluh Tahun Yaitu Tahun 2010 sampai Tahun 2014 dan Tahun 2019 ...................................................................
54 54 56
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ A. Kesimpulan ................................................................................... B. Saran .............................................................................................
67 67 67
B.
C. V.
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
vii
61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Nomor 1.
Judul
Halaman
Distribusi Kontribusi PDRB Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009 menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 (dalam %) ............................................................................................
3
Banyaknya Tenaga Kerja menurut Jenis Pekerjaan di Kabupaten CIlacap Tahun 2009 ..............................................
4
Perkembangan Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009 (dalam %) ................................................................................
5
4.
Penggunaan Lahan di Kabupaten Cilacap Tahun 2009 ..........
37
5.
Jenis Tanah, Batuan Induk dan Fisiografi Tanah di Kabupaten Cilacap ..................................................................
39
Jumlah, Kepadatan dan Pertambahan Penduduk Tahun 20052009 di Kabupaten Cilacap .....................................................
40
Komposisi Penduduk menurut Jenis Kelamin Tahun 20052009 di Kabupaten Cilacap .....................................................
42
Komposisi Penduduk menurut Kelompok Umur Tahun 2005-2009 di Kabupaten Cilacap (Jiwa) .................................
43
Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian Tahun 2005-2009 di Kabupaten Cilacap ...........................................
44
Banyaknya Rumah Tangga, Rumah Tangga Pertanian dan Rumah Tangga Tani Gurem menurut Kecamatan Tahun 2003 di Kabupaten Cilacap ....................................................
46
Perkembangan Penduduk Usia Kerja yang Bekerja menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Cilacap Tahun 20052009 ........................................................................................
49
Pertumbuhan Kesempatan Kerja menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009 (dalam %) ...
50
Persentase Penduduk yang Bekerja pada Sektor Pertanian di Kabupatem Cilacap Tahun 2005-2009 ..............................
51
Banyaknya Pencari Kerja yang Terdaftar pada Kantor Disosnaketrans menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009 (Jiwa) ............................................
52
2. 3.
6. 7. 8. 9. 10.
11.
12. 13. 14.
15.
Banyaknya Penyaluran Tenaga Kerja Antar Daerah dan Antar Negara yang Terdaftar pada Kantor Disosnakertrans Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009 commit to user....................................
viii
53
perpustakaan.uns.ac.id
16.
17. 18.
digilib.uns.ac.id
Angka Pengganda Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Tenaga Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Cilacap Tahun 20052009 ........................................................................................
54
Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Perekonomian di Kabupaten Cilacap ..................................................................
57
Komponen Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Cilacap ..............................................
58
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Nomor 1.
Judul Kerangka Teori Pendekatan Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Cilacap ....................
commit to user
x
Halaman 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Nomor 1.
Judul
Halaman
PDRB ADHK 2000 Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009 (Milyaran Rupiah) ...................................................................
69
Penduduk Usia Kerja yang Bekerja Berdasarkan Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Cilacap Tahun 2004-2009...........
70
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009 ...............................................................................
71
Komposisi Penduduk menurut Jenis Kelamin Tahun 20052009 ........................................................................................
72
Komposisi Penduduk menurut Kelompok Umur Tahun 2005-2009 ...............................................................................
73
Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian Tahun 2005-2009 ...............................................................................
74
7.
Angka Pengganda Tenaga Kerja .............................................
75
8.
Analisis Shift Share .................................................................
76
9.
Komponen Pertumbuhan Kesempatan Keja Sektor Perekonomian .........................................................................
77
10.
Peta Kabupaten Cilacap ..........................................................
78
11.
Dokumentasi Penelitian ..........................................................
79
12.
Surat Izin Penelitian ................................................................
80
2. 3. 4. 5. 6.
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
RINGKASAN Fahmi Iqlima Safangatun. H0307048. 2011. Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Cilacap. Dibawah bimbingan Dr. Ir. Sri Marwanti, MS dan Wiwit Rahayu, SP. MP. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kabupaten Cilacap merupakan Kabupaten terluas di Propinsi Jawa Tengah dan memiliki kultur pertanian yang kuat di masyarakatnya serta sektor pertanian merupakan sektor andalan dalam penyerapan tenaga kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap serta komponen pertumbuhan kesempatan kerja selama tahun 2005-2009 dan menganalisis proyeksi kesempatan kerja sektor pertanian untuk lima dan sepuluh tahun ke depan (tahun 2010-2014 dan tahun 2010-1019) di Kabupaten Cilacap. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Metode pengambilan daerah penelitian adalah dengan cara sengaja yaitu di Kabupaten Cilacap dengan pertimbangan bahwa potensi yang dimiliki Kabupaten Cilacap yang cocok untuk mengembangkan sektor pertanian, kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Cilacap dan jumlah tenaga kerja yang terserap di Kabupaten Cilacap menempati urutan tertinggi. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari BPS, BAPPEDA, Disosnakertrans dan Dispertanak. Data dianalisis dengan (1) Analisis Angka Pengganda Tenaga Kerja, (2) Analisis Shift Share, (3) Analisis Proyeksi Pure Forecast. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap selama 5 tahun (2005-2009) yang dihitung dengan menggunakan angka pengganda tenaga kerja cenderung menurun. Hasil perhitungan angka pengganda tenaga kerja rata-rata sebesar 2,54 yang berarti bahwa setiap terjadi peningkatan tenaga kerja sebanyak 1 tenaga kerja di sektor pertanian, maka akan membuka kesempatan kerja total di Kabupaten Cilacap sebanyak 2 sampai 3 tenaga kerja. Pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dilihat dari komponen pertumbuhan nasional bernilai positif, komponen pertumbuhan proporsional bernilai negatif yang berarti bahwa sektor pertanian termasuk ke dalam kelompok lambat dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah bernilai positif yang berarti sektor pertanian di Kabupaten Cilacap termasuk ke dalam sektor yang memiliki daya saing yang baik jika dibandingkan dengan sektor pertanian di wilayah lain. Pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dilihat dari nilai pergeseran bersih yang merupakan penjumlahan dari komponen pertumbuhan proporsional dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah bernilai positif yang berarti bahwa pertumbuhan sektor pertanian termasuk ke dalam kelompok maju (progresif). Proyeksi kesempatan kerja untuk lima dan sepuluh tahun ke depan menunjukkan nilai positif yang berarti bahwa kesempatan kerja sektor pertanian semakin meningkat. commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SUMMARY Fahmi Iqlima Safangatun. H0307048. 2011. The Role Of Agriculture In Absorb Labor In Cilacap Regency. Guided by Dr. Ir. Sri Marwanti, MS and Wiwit Rahayu, SP. MP. Faculty Of Agriculture, Sebelas Maret University Surakarta. Cilacap Regency is the wider regency in Central Java Province and it has great agricultural beside that agriculture sector is mainstay sector in absorb labor. This study aims are to analyze the role of agriculture sector in absorb labor in Cilacap Regency, knowing the growth component of labor to get job within 20052009 and analyze the prediction of chance to get job in agriculture sector for five and ten years later (2010-2014 and 2010-2019) in Cilacap Regency. The basic method used in this research is analytical descriptive. The method to determine the location of the research done by purposive (deliberately) is Cilacap Regency based on the potency that Cilacap Regency has good for developing agriculture sector, the contribution of agriculture sector toward Gross National Product (PDRB) in Cilacap Regency and the highest rank of labor quantity absorbent. Data used in this aims is secondary data were obtained from BPS, BAPPEDA, Disosnakertrans and Dispertanak. Data analyze with (1) multiplier effect of labor (2) shift share analyze (3) pure forecast analyze. Results of research shows that the role of agriculture sector in absorb labor in Cilacap Regency during five years from 2005-2009 who counted by using multiplier analyze is going down (descend). The counted by using multiplier analyze show the average of it is 2,54 it means that for each upgrading 1 labor can make the total chance to get the job in Cilacap as much 2 until 3 labors. The growth chance to get job in agriculture sector in Cilacap Regency based on national component growth is positive, proportional component growth is negative it means that agriculture sector in Cilacap Regency is in part of slow category, area segment component growth is positive. It means agriculture sector in Cilacap Regency in part of sector that has good category in engaged in a rivalry if compare it with other sector in other areas. The growth of agriculture in Cilacap Regency based on the net shiftiest is counted from proportional growth component and area segment component growth, have positive numeral, it means agriculture sector in part of progressive category. The prediction of chance to get job for five and ten years later shows that it has positive numeral who it means that the chances to get job in agriculture sector more and more increase.
commit to user
xiii
PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN CILACAP FAHMI IQLIMA SAFANGATUN(1) Dr.Ir. SRI MARWANTI, MS(2) WIWIT RAHAYU, SP. MP(3) ABSTRAK Penelitian ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian dan proyeksi penyerapan tenaga kerja sektor pertanian untuk lima dan sepuluh tahun ke depan di Kabupaten Cilacap. Metode dasar penelitian adalah deskriptif analitik. Penelitian dilakukan di Kabupaten Cilacap. Jenis data adalah data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah (1) Analisis Angka Pengganda Tenaga Kerja, (2) Analisis Shift Share, (3) Analisis Proyeksi Pure Forecast. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap dilihat dari nilai angka pengganda tenaga kerja rata-rata selama lima tahun sebesar 2,54 yang berarti bahwa setiap terjadi peningkatan tenaga kerja sebanyak 1 tenaga kerja di sektor pertanian, maka akan membuka kesempatan kerja total di wilayah Kabupaten Cilacap sebanyak 2 sampai 3 tenaga kerja. (2) Pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap berdasarkan komponen pertumbuhan nasional bernilai positif, komponen pertumbuhan proporsional bernilai negatif yang berarti pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian termasuk ke dalam kelompok lamban dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah bernilai positif yang berarti pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap termasuk ke dalam sektor yang memiliki daya saing yang baik jika dibandingkan dengan pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di wilayah lain. Pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap dilihat dari nilai pergeseran bersih positif yang berarti pertumbuhan sektor pertanian termasuk ke dalam kelompok maju (progresif). (3) Proyeksi kesempatan kerja untuk lima dan sepuluh tahun ke depan menunjukkan nilai positif yang berarti kesempatan kerja sektor pertanian pada 5 dan 10 tahun ke depan cenderung meningkat.
Kata kunci : Sektor Pertanian, Tenaga Kerja, Angka Pengganda Tenaga Kerja, Analisis Shift Share, Pure Forecast
Keterangan : (1). Mahasiswa Fakultas Pertanian UNS dengan NIM H0307048 (2). Dosen Pembimbing Utama (3). Dosen Pembimbing Pendamping
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembangunan nasional di Indonesia memiliki tujuan yaitu berusaha mewujudkan kehidupan masyarakat adil dan makmur. Pembangunan ini tidak terlepas dari pembangunan masing-masing daerah, yang merupakan bagian integral dalam upaya mencapai sasaran nasional. Pembangunan di setiap daerah, baik di kota maupun kabupaten berlangsung secara terus-menerus dan setiap daerah berusaha memajukan daerahnya sesuai dengan sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya lain yang dimiliki oleh setiap daerah. Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, menempatkan otonomi daerah secara luas, nyata dan bertanggung jawab, sehingga setiap daerah kabupaten memiliki kewenangan dan keleluasaan untuk menyusun serta melaksanakan kebijakan pembangunan daerah yang sesuai dengan kondisi, potensi dan aspirasi masyarakat. Setiap pemerintah daerah harus dapat menetapkan kebijakan yang dapat mendukung tercapai pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Arsyad (2009), mengemukakan bahwa masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakankebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan dan sumberdaya fisik secara lokal (daerah). Proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi. Pertumbuhan penduduk harus diimbangi dengan pertumbuhan kesempatan kerja, sehingga pertumbuhan penduduk tidak menjadi kendala dalam pembangunan ekonomi daerah. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan rendahnya kinerja pembangunan sumber daya manusia tidak memungkinkan penciptaan kesempatan kerja yang memadai dibandingkan dengan pertumbuhan angkatan kerja, sehingga to user meningkat. Pernyataan tersebut dapat menyebabkan angka commit pengangguran 1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
diperkuat oleh Simanjuntak (1985), yang berpendapat bahwa jumlah penduduk dan angkatan kerja yang besar serta laju pertumbuhan penduduk yang tinggi sebenarnya tidak perlu menjadi masalah bila daya dukung ekonomi yang efektif di daerah itu cukup kuat dalam memenuhi berbagai macam kebutuhan masyarakat termasuk penyediaan kesempatan kerja. Pembangunan daerah memerlukan tenaga kerja sebagai salah satu modal utama sebab tenaga kerja merupakan sumber daya dominan, baik dilihat dari sisi kegiatan produksi maupun dari sisi pemanfaatan hasil-hasil pembangunan. Di satu sisi, tenaga kerja diharapkan mempunyai kualitas untuk menjamin tingkat produktivitas yang tinggi dan di sisi lain, pekerja harus mendapatkan perlindungan yang memadai agar ia memperoleh hakhaknya, baik sebagai pekerja maupun memenuhi peran sebagai anggota masyarakat. Jumlah penduduk yang semakin meningkat, berkaitan erat dengan jumlah angkatan kerja yang semakin meningkat pula. Jumlah lapangan kerja yang tidak seimbang dengan jumlah angkatan kerja menandakan bahwa pembangunan di suatu daerah belum berjalan secara efektif. Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten terluas di Jawa Tengah dengan luas wilayah Kabupaten Cilacap sekitar 6,94% dari total wilayah Jawa Tengah. Kabupaten Cilacap mempunyai luas wilayah 225.360,840 Ha, yang terbagi menjadi 24 Kecamatan, 269 desa dan 15 Kelurahan. Kabupaten Cilacap merupakan wilayah dengan corak sosiokultural yang dicirikan dengan luasnya daerah pedesaan dan kultur agraris dalam kehidupan masyarakatnya. Keadaan topografi Kabupaten Cilacap sangat beragam mulai dari dataran rendah dengan ketinggian 6 meter diatas permukaan laut hingga dataran tinggi dengan ketinggian 198 meter diatas permukaan laut. Kondisi topografi yang beragam menyebabkan Kabupaten Cilacap memiliki potensi untuk mengembangkan berbagai macam budidaya pertanian (BPS Kabupaten Cilacap, 2010). Sektor pertanian mempunyai peran penting dalam memberikan commit to user Cilacap. Usaha dalam bidang kontribusi pada perekonomian Kabupaten
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pertanian akan terus berjalan selama manusia masih memerlukan makanan untuk mempertahankan hidup dan masih memerlukan hasil pertanian sebagai bahan baku dalam kegiatan industri. Pembangunan pertanian di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan industri dalam negeri, meningkatkan ekspor dan pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja, serta mendorong pemerataan. Sektor pertanian di Kabupaten Cilacap terbagi ke dalam lima subsektor yakni subsektor tanaman pangan, subsektor
perkebunan, subsektor
kehutanan, subsektor peternakan dan subsektor perikanan. Sektor pertanian di Kabupaten Cilacap sebagai salah satu sektor yang berkembang di Kabupaten Cilacap dan sebagai salah satu pendukung keberhasilan pembangunan ekonomi
daerah.
Indikator keberhasilan pembangunan
ekonomi daerah salah satunya adalah nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Berdasarkan nilai PDRB tersebut dapat diketahui bahwa sektor pertanian memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap PDRB Kabupaten Cilacap yaitu menempati urutan ketiga setelah sektor industri pengolahan dan sektor perdangan, hotel dan restoran. Nilai distribusi kontribusi PDRB Kabupaten Cilacap tahun 2005-2009 menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Distribusi Kontribusi PDRB Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009 menurut Lapangan Usaha ADHK 2000 (dalam %) 2005 13,48 1,11 55,73 0,34 1,78 20,87 1,82 1,86
2006 13,17 1,13 55,83 0,35 1,79 20,97 1,99 1,88
Tahun 2007 13,21 1,17 54,88 0,35 1,84 21,54 2,16 1,94
2008 12,9 1,18 55,33 0,33 1,84 21,34 2,20 1,92
2009 13,25 1,23 53,66 0,32 1,91 22,22 2,30 1,99
3,01 100,00
2,89 100,00
2,91 100,00
2,96 100,00
3,12 100,00
Lapangan Usaha 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Air Minum Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Angkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa Jumlah
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010 commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 1 menunjukkan bahwa kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Cilacap relatif besar, yaitu sebesar 13,48% (2005), 13,17% (2006), 13,21% (2007), 12,9% (2008) dan 13,25 (2009), serta menempati urutan ketiga setelah sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kabupaten Cilacap dikenal sebagai kawasan industri, tetapi bidang pertanian masih memberikan sumbangan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Walaupun kontribusi sektor pertanian berfluktuatif dan cenderung menurun dari tahun 2005 hingga 2009, sektor ini tetap menjadi salah satu sektor yang mempunyai peranan penting bagi Kabupaten Cilacap. Besarnya kontribusi sektor pertanian di Kabupaten Cilacap didukung dengan luas lahan sawah yang relatif luas yaitu 63.093 Ha yang digunakan untuk budidaya padi dan majunya subsektor perikanan di Kabupaten Cilacap, sehingga sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap PDRB (BPS Kabupaten Cilacap, 2010). B. Perumusan Masalah Sektor pertanian di Kabupaten Cilacap memberikan kontribusi besar terhadap PDRB. Indikator keberhasilan pembangunan suatu wilayah juga dapat dilihat dari banyaknya tenaga kerja yang terserap dalam berbagai bidang pekerjaan. Sektor pertanian masih memiliki kemampuan yang cukup tinggi untuk menyerap tenaga kerja yang ditunjukkan dengan besarnya penduduk yang bekerja di sektor pertanian. Tabel 2. Banyaknya Tenaga Kerja menurut Jenis Pekerjaan di Kabupaten Cilacap Tahun 2009 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jenis Pekerjaan Buruh Tani Nelayan Buruh Industri Buruh Bangunan PNS/TNI-POLRI Pensiunan Jumlah
Jumlah 266.717 17.297 36.356 54.236 23.354 9.216 407.176
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010 commit to user
Persentase (%) 65,50 4,25 8,93 13,32 5,74 2,26 100,00
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan Tabel 2 diatas, keadaan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap terbagi dalam beberapa jenis pekerjaan antara lain buruh tani, nelayan, buruh industri, buruh bangunan, PNS/TNI-POLRI, pensiunan dan lain-lain. Pekerjaan sebagai buruh tani menduduki jumlah terbesar yaitu dengan persentase sebesar 65,50%. Selain buruh tani, pekerjaan sebagai nelayan juga memiliki jumlah yang cukup besar yaitu 4,25% dari jumlah tenaga kerja yang bekerja berdasarkan jenis pekerjaan di Kabupaten Cilacap. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian di Kabupaten Cilacap menyerap tenaga kerja dengan persentase tertinggi. Namun, jika dilihat dari perkembangan penyerapan tenaga kerja menurut lapangan usaha utama, sektor pertanian dari tahun ke tahun menyerap tenaga kerja dengan persentase yang berfluktuatif, seperti terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perkembangan Penduduk Usia Kerja yang Bekerja menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009 (dalam %) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan & Galian; Listrik,Gas & Air Bersih Industri Konstruksi Perdagangan Komunikasi Keuangan Jasa Lainnya Jumlah
2005 35,91
2006 37,53
1,29 16,40 9,67 21,49 4,95 0,23 9,91 0,15 100,00
0,75 17,18 7,35 19,38 4,77 0,33 12,54 0,17 100,00
Tahun 2007 41,48 1,20 14,32 8,52 17,61 4,98 0,46 11,43 0,00 100,00
2008 40,06
2009 40,57
1,45 16,23 8,46 19,89 3,88 0,55 9,48 0,00 100,00
0,94 16,51 8,47 18,69 3,63 0,53 10,66 0,00 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010 Berdasarkan Tabel 3 diatas, perkembangan penyerapan tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dari tahun 2005-2009 mengalami fluktuasi. Meskipun berfluktuasi, sektor pertanian masih tetap menyerap tenaga kerja yang terbesar jika dibandingkan dengan sektor lain. Namun, belum dapat diketahui besarnya peranan sektor pertanian dalam penyerapan commit to user tenaga kerja, penyebab dari penyerapan tenaga kerja sektor pertanian yang
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berfluktuatif dan belum dapat diketahui apakah sektor pertanian akan tetap menyerap tenaga kerja dengan jumlah terbesar untuk tahun-tahun berikutnya. Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian mengenai peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap serta
komponen-komponen
yang
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan
kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap. Data mengenai jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian kemudian akan digunakan untuk memproyeksi kesempatan kerja sektor pertanian untuk beberapa tahun ke depan. Hal ini dilakukan supaya kedepannya sektor pertanian Kabupaten Cilacap dapat tetap memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian wilayah dan tetap dapat menyerap tenaga kerja tertinggi. Agar hal tersebut dapat terlaksana, maka membutuhkan suatu upaya perencanaan
pembangunan
seperti
perencanaan
pembangunan
sektor
pertanian, khususnya perencanaan pengembangan kesempatan kerja sektor pertanian. Dari uraian di atas, dapat ditarik rumusan masalah untuk penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap? 2. Bagaimana pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap? 3. Bagaimana peranan sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja untuk lima dan sepuluh tahun ke depan (tahun 2010-2014 dan 2010-2019) di Kabupaten Cilacap? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap. 2. Mengetahui pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap. commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Mengetahui peranan sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja untuk lima dan sepuluh tahun kedepan (tahun 2010-2014 dan tahun 2010-2019) di Kabupaten Cilacap. D. Kegunaan Penelitian 1. Bagi peneliti, guna menambah wawasan berkaitan dengan topik penelitian dan mengetahui lebih mendalam mengenai keadaan wilayah dan keadaan pembangunan Kabupaten Cilacap, serta merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bagi pemerintah daerah Kabupaten Cilacap, sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan pengambilan kebijakan dalam perencanaan tenaga kerja, khususnya tenaga kerja di sektor pertanian. 3. Bagi pembaca, sebagai bahan informasi mengenai topik penelitian dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
II.
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu 1.
Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan penelitian Amin (2007) yang berjudul ”Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Semarang” diketahui besarnya peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja yang diamati dengan angka pengganda tenaga kerja. Sektor pertanian di Kabupaten Semarang masih memegang peranan penting dalam penyerapan tenaga kerja terutama pada tahun 2001-2003 dan pada tahun 2004-2005 peranannya semakin menurun. Pada tahun 2002 peranan sektor pertanian adalah yang terbesar dalam menyerap tenaga kerja. Hal tersebut dilihat dari nilai angka pengganda yang dihasilkannya yaitu 1,85 yang berarti bahwa setiap 1 orang yang bekerja di sektor pertanian, maka dapat membuka kesempatan kerja sebanyak 1 sampai 2 orang di seluruh sektor. Meskipun angka pengganda terbesar namun pertumbuhan kesempatan kerja menunjukkan angka yang tidak terlalu besar yaitu sebesar 3,11% dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Semarang ini mengakibatkan meningkatnya penyerapan tenaga kerja secara keseluruhan sebesar 11.459 orang.
2.
Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian Berdasarkan penelitian Santoso (2010) yang berjudul ”Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Wonogiri” dengan menggunakan perhitungan Analisis Shift Share menunjukkan bahwa nilai Pertumbuhan Proporsional di Kabupaten Wonogiri sebesar -36.456,40. Pertumbuhan Proporsional bernilai negatif berarti apabila terjadi perubahan kesempatan kerja pada salah satu sektor di Kabupaten Wonogiri, maka sektor pertanian akan dirugikan dengan adanya penurunan kesempatan kerja sejumlah to user Pertumbuhan Pangsa Wilayah, 36.456 orang. Untukcommit komponen 8
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
nilainya sebesar 28.624,01. Ini berarti bahwa sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri mengalami kenaikan kesempatan kerja sebesar 28.624 orang apabila dibandingkan dengan sektor pertanian kabupaten lainnya di Provinsi Jawa Tengah. Dari nilai Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan Pangsa Wilayah, diperoleh nilai Pergeseran Bersih sebesar -7.832,39. Ini berarti progresifitas pertumbuhan kesempatan kerja pada sektor pertanian Kabupaten Wonogiri termasuk kelompok lamban karena Pergeseran Bersihnya bernilai negatif. 3.
Proyeksi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian Berdasarkan
penelitian
Nareswari (2010)
yang berjudul
“Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Karanganyar” untuk meneliti proyeksi kesempatan kerja di sektor pertanian 5 dan 10 tahun ke depan yaitu dengan menggunakan model proyeksi pure forecast bahwa nilai elastisitas kesempatan kerja tetap yaitu -1,356266557 dan pertumbuhan ekonomi tetap yaitu 0,219023942, dalam hal ini digunnakan asumsi bahwa elastisitas kesempatan kerja dan pertumbuhan kesempatan kerja pada periode analisis sama dengan elastisitas kesempatan kerja dan pertumbuhan kesempatan kerja pada tahun 2012 dan tahun 2017, diperoleh hasil proyeksi kesempatan kerja di sektor pertanian pada tahun 2012 yaitu sebesar 22.044 orang. Sedangkan hasil proyeksi kesempatan kerja di sektor pertanian pada tahun 2017 sebesar 3.784 orang. Rata-rata selama sepuluh tahun menunjukkan penurunan kesempatan kerja yang terjadi adalah 12.465 orang tiap tahunnya. Nilai rata-rata penurunan kesempatan kerja pada proyeksi lima tahun berbeda dengan proyeksi sepuluh tahun. Rata-rata penurunan kesempatan kerja per tahun pada proyeksi lima tahun sebesar 21.278 orang, lebih besar dari rata-rata penurunan kesempatan kerja per tahun pada proyeksi sepuluh tahun, yaitu 12.465 orang. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata penurunan kesempatan kerja setiap commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tahun sebenarnya tidaklah sama. Besar penurunan kesempatan kerja per tahun semakin lama semakin menurun. Ketiga hasil penelitian diatas digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini dengan alasan bahwa melihat hasil penelitian Amin (2007), menunjukkan bahwa angka pengganda tenaga kerja di Kabupaten Semarang yang diperoleh tertinggi hanya sebesar 1,85. Penelitian Santoso (2010), menunjukkan angka pertumbuhan kesempatan kerja di Kabupaten Wonogiri berdasarkan nilai pergeseran bersih tergolong ke dalam kelompok lamban. Penelitian Nareswari (2010), menunjukkan bahwa proyeksi kesempatan kerja untuk lima dan sepuluh tahun ke depan di Kabupaten Karanganyar mengalami penurunan. Penelitian-penelitian tersebut memiliki kesamaan letak geografis yaitu di Provinsi Jawa Tengah dan kesamaan sektor yang diteliti yaitu sektor pertanian. Selain itu, kesamaan antara penelitian-penelitian diatas dengan penelitian ini yaitu metode yang digunakan, dimana untuk mengetahui peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja dengan menggunakan metode angka
pengganda
tenaga
kerja,
untuk
mengetahui
pertumbuhan
kesempatan kerja sektor pertanian dengan menggunakan analisis shift share dan untuk mengetahui proyeksi penyerapan tenaga kerja sektor pertanian untuk lima dan sepuluh tahun yang akan datang dengan menggunakan analisis pure forecast. Maka dari itu, peneliti mengambil penelitian terdahulu tersebut untuk dijadikan referensi dan bahan pembanding mengenai peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap apakah akan menunjukkan hasil yang sama atau berbeda. B. Tinjauan Pustaka 1.
Pembangunan Todaro (2000) mengemukakan bahwa pembangunan merupakan suatu kenyataan fisik sekaligus tekad suatu masyarakat untuk berupaya sekeras mungkin melalui serangkaian kombinasi proses commit to user sosial, ekonomi, dan institusional demi mencapai kehidupan yang
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
serba lebih baik. Adapun komponen spesifik atas “kehidupan yang serba lebih baik” itu, bertolak dari tiga nilai pokok di atas, proses pembangunan di semua masyarakat paling tidak harus memiliki tiga tujuan inti sebagai berikut: a. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan hidup yang pokok seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan perlindungan keamanan. b. Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan kemanusiaan, yang kesemuanya itu tidak hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materiil, melainkan juga menumbuhkan jati diri pribadi dan bangsa yang bersangkutan. c. Perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial bagi setiap individu serta bangsa secara keseluruhan, yaitu dengan membebaskan mereka dari belitan sikap menghamba dan ketergantungan, bukan hanya terhadap orang atau negara bangsa lain, namun juga terhadap setiap
kekuatan
yang
berpotensi
merendahkan
nilai-nilai
kemanusiaan mereka. Djojohadikusumo (1994) menyatakan bahwa pembangunan merupakan proses transformasi yang dalam perjalanan waktu ditandai oleh perubahan struktural, yaitu perubahan pada landasan kegiatan ekonomi maupun pada kerangka susunan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Pernyataan ini diperkuat oleh Arsyad (2009) bahwa pembangunan harus dilihat secara dinamis dan bukan dilihat sebagai konsep statis. Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha tanpa akhir. Pembangunan pada dasarnya merupakan proses transportasi dan proses tersebut membawa perubahan dalam alokasi sumber-sumber ekonomi, distribusi manfaat dari akumulasi yang membawa pada peningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraan. commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Pembangunan Ekonomi Arsyad (2009) mengemukakan bahwa pembangunan ekonomi harus dipandang sebagai suatu proses dimana saling keterkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
pembangunan
ekonomi
tersebut,
sehingga
dapat
diidentifikasi dan dianalisis dengan seksama. Dengan cara tersebut bisa diketahui runtutan peristiwa yang timbul yang akan mewujudkan peningkatan kegiatan ekonomi dan taraf kesejahteraan masyarakat dari satu tahap pembangunan ke tahap pembangunan berikutnya. Pembangunan ekonomi berbeda dengan industrialisasi dan modernisasi. Kalau modernisasi adalah sebagai bidang khusus dalam pembangunan, maka industrialisasi merupakan aspek khusus dari modernisasi. Industrialisasi hanyalah suatu periode dalam suatu negara dimana semua bidang-bidang penting yang strategis selalu dihubungkan dengan hasil-hasil industri atau manufacturing, jadi didasarkan pada penggunaan mesin-mesin lebih dinamis dari modernisasi, namun cakupannya lebih sempit. Sehingga kemungkinan terjadi modernisasi dalam suatu negara dapat dicapai tanpa banyak industri, tetapi tidak mungkin mengadakan industrialisasi tanpa ada modernisasi. Secara singkat dapat dikatakan hubungan antara pembangunan, modernisasi dan industrialisasi: pembangunan adalah sebagai bentuk dari perusahaan sosial, sedang modernisasi menjadi bidang khusus dari pembangunan dan industrialisasi merupakan salah satu aspek dari modernisasi (Siagian, 1989). Tujuan pembangunan ekonomi adalah peningkatan standar hidup penduduk negara yang bersangkutan, yang biasa diukur dengan kenaikan penghasilan riil per kapita. Penghasilan riil per kapita adalah sama dengan pendapatan nasional riil atau output secara keseluruhan yang dihasilkan selama satu tahun dibagi dengan jumlah penduduk seluruhnya. Jadi, standar hidup tidak akan dapat dinaikkan kecuali jika commit to user output total meningkat dengan lebih cepat daripada pertumbuhan
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jumlah penduduk. Untuk mempengaruhi perkembangan output total diperlukan penambahan investasi yang cukup besar agar supaya dapat menyerap pertambahan penduduk yang berarti naiknya penghasilan riil per kapita (Irawan, 1982). 3.
Pembangunan Ekonomi Daerah Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdayasumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses yang mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan
dan
pengembangan
perusahaan-perusahaan
baru
(Arsyad, 2009). Pola pembangunan ekonomi yang telah ditempuh oleh negara berkembang termasuk Indonesia, beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi yang pesat selalu dibarengi kenaikan dalam ketimpangan pembagian pendapatan. Dengan kata lain bahwa antara pertumbuhan ekonomi yang pesat dan pembagian pendapatan terdapat suatu trade off yang membawa implikasi bahwa pemerataan dalam pembagian pendapatan hanya dapat dicapai jika laju pertumbuhan ekonomi diturunkan. Pertumbuhan ekonomi daerah yang tinggi selalu akan disertai kemerosotan dalam pembagian pendapatan atau kenaikan dalam ketimpangan. Pembangunan ekonomi yang mengutamakan proses industrialisasi yang pesat, khususnya industrialisasi yang padat modal, menyebabkan peningkatan dalam angka pengangguran, terutama di daerah perkotaan dimana pusat-pusat industri baru didirikan (Wie, 1981).commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.
Pembangunan Pertanian Todaro (2000) mengemukakan bahwa secara tradisional peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi hanya dipandang pasif dan bahkan hanya dianggap sebagai unsur penunjang semata. Berdasarkan pengalaman sejarah yang dijalani oleh negara-negara barat, apa yang disebut
sebagai
pembangunan
ekonomi
diidentikan
dengan
transformasi struktural terhadap perekonomian secara cepat, yakni dari perekonomian yang bertumpu pada kegiatan pertanian menjadi perekonomian industri modern dan jasa-jasa yang serba lebih kompleks. Dengan demikian, peranan utama pertanian dianggap hanya sebatas sebagai sumber tenaga kerja dan bahan-bahan pangan yang murah demi berkembangnya sektor-sektor industri yang dinobatkan
sebagai
sektor
unggulan
dinamis
dalam
strategi
pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Pembangunan
pertanian
di
Indonesia
sebenarnya
telah
menunjukkan kontribusi yang tinggi, bahwa peningkatan produktivitas tanaman pangan melalui
varietas unggul,
lonjakan produksi
peternakan dan perikanan telah terbukti mampu mengatasi persoalan kelaparan dalam empat dasawarsa terakhir. Pembangunan perkebunan dan agroindustri juga telah mampu mengantarkan pada kemajuan ekonomi bangsa, perbaikan kinerja ekspor, dan penyerapan tenaga kerja. Selama empat dasawarsa terakhir, strategi pembangunan pertanian mengikuti tiga prinsip penting: broad-based dan terintegrasi dengan ekonomi makro; pemerataan dan pemberantasan kemiskinan; dan pelestarian lingkungan hidup. Dua prinsip utama telah menunjukkan kinerja yang baik, seperti diuraikan di atas, karena dukungan jaringan irigasi, jalan-jembatan, perubahan teknologi, kebijakan ekonomi makro, dan sebagainya (Arifin, 2008). 5.
Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan Mubyarto (1995), Indonesia masih merupakan negara pertanian, commit to user artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari pertanian. Pentingnya sektor pertanian selain dilihat dari nilai produk domestik bruto dan lapangan pekerjaan, dapat juga dilihat dari besarnya nilai ekspor yang berasal dari pertanian. Sektor pertanian di Indonesia memiliki kemampuan dalam mengisi pembangunan yang dipercayai dapat menjamin pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Sektor pertanian dapat memenuhi lima syarat utama sebagai sektor andalan, yaitu tangguh, progresif, ukurannya cukup luas, artikulatif dan responsif. Ketangguhan sektor pertanian
diindikasikan
oleh
kemampuannya
dalam
memberi
kontribusi pertumbuhan ekonomi yang sedang berlangsung. Sektor pertanian berpotensi progresif dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional
jika
didukung
dengan
kebijaksanaan
yang
tepat
(Daniel, 2002). Sumbangan atau jasa sektor pertanian pada pembangunan ekonomi terletak dalam hal menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada penduduk yang kian meningkat; meningkatkan permintaan akan produk industri dan dengan demikian mendorong keharusan diperluasnya sektor sekunder dan tersier; menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang-barang bagi pembangunan
melalui
ekspor
hasil
pertanian
terus-menerus;
meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi pemerintah dan memperbaiki kesejahteraan rakyat pedesaan (Jhingan, 2007). 6.
Tenaga Kerja Simanjuntak (1985) dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia mengemukakan bahwa tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti sekolah dan commit user mengurus rumah tangga. Tigatogolongan terakhir, yaitu pencari kerja,
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bersekolah dan mengurus rumah tangga, walaupun sedang tidak bekerja namun secara fisik dianggap mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja. Secara praktis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja dibedakan menurut batas umur. Di Indonesia dipilih batas umur minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Dengan demikian tenaga kerja di Indonesia adalah penduduk yang berumur 10 tahun atau lebih. Penduduk dibawah 10 tahun digolongkan sebagai bukan tenaga kerja. BPS Kabupaten Cilacap, menyatakan bahwa sejak Tahun 2007 penduduk yang tergolong tenaga kerja adalah penduduk berumur 15 tahun keatas. Hal ini disebabkan karena adanya ketentuan wajib belajar 9 tahun, sehingga penduduk yang berumur dibawah 15 tahun masih tergolong kelompok penduduk bersekolah. Andayuna (2009), angkatan kerja dapat didefinisikan sebagai bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif. Dari pengertian tersebut maka angkatan kerja dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok pekerja (employment) dan kelompok penganggur (unemployment). Menurut Simanjuntak (1985), tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja atau labor force terdiri dari golongan yang bekerja dan golongan yang menganggur atau mencari pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga dan golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan dalam kelompok bukan angkatan kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh karena itu, golongan ini sering disebut potensial labor force. Pengertian manpower adalah kemampuan manusia untuk mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna menghasilkan barang atau jasa, baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain. Istilah imi diterjemahkan menjadi tenaga kerja. Tenaga ini dikeluarkan oleh commit toorgan-organ user manusia dengan menggunakan otak sebagai pusat dengan
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jaringan saraf dan panca indera sebagai sistem komunikasinya, serta tulang dan otot, terutama pada jari, tangan, kaki dan punggung yang menjadi alat mekanisnya (Suroto, 1992). Todaro (2000), kesempatan kerja terbuka pada saat industri mulai berkembang, namun pada waktu yang sama teknologi yang hemat tenaga kerja mulai ditemukan sehingga banyak mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia. Pengangguran penuh atau pengangguran terbuka (open unemployment) banyak disandang oleh pemuda berusia 15-24 tahun dan terdidik (mereka pernah mengenyam pendidikan yang relatif tinggi) dan pengangguran terselubung (underemployment) yaitu mereka yang hanya bekerja tidak penuh atau secara paruh waktu dengan tingkat penghasilan yang minimum, tidak memiliki
penghasilan
yang
memadai
dan
tidak
mempunyai
kesempatan kerja untuk meningkatkan pendapatannya. Tenaga kerja putus asa (discouraged workers) yang terpaksa menyerah dan menghentikan usahanya duduk dalam antrian panjang angkatan kerja (labor force) untuk mencari sebuah pekerjaan permanen di sektor formal, untuk kemudian berusaha mencari nafkah di sektor kerja informal, sehingga mereka tidak lagi masuk dalam survei-survei ketenagakerjaan. Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Penduduk usia kerja adalah golongan penduduk yang berumur 10 tahun ke atas yang terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Pasar kerja adalah seluruh kebutuhan dan persediaan tenaga kerja atau seluruh permintaan dan penawarannya dalam masyarakat dengan seluruh mekanisme yang memungkinkan adanya transaksi produktif diantara orang yang menjual tenaganya dengan pihak pengusaha yang membutuhkan tenaga tersebut. Kesempatan kerja mengandung commit to atau user kesempatan yang tersedia untuk pengertian lapangan pekerjaan
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi, dengan demikian kesempatan kerja mencakup lapangan pekerjaan yang sudah diisi dan semua lapangan pekerjaan yang masih lowong. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa dan barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ( Kartono, 1999). Tenaga kerja (penduduk usia kerja) adalah penduduk yang secara potensial dapat bekerja, pada umumnya yang termasuk kelompok ini dibatasi adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun. Angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan mereka yang tidak bekerja tetapi siap untuk bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Bekerja
adalah
mereka
yang
melakukan
pekerjaan
untuk
menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan atau keuntungan, baik bekerja penuh maupun tidak bekerja penuh. Mencari pekerjaan (menganggur) adalah mereka yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan menurut referensi tertentu, atau mereka yang pernah bekerja /dibebas tugaskan, tetapi sedang menganggur atau mencari pekerjaan. Setengah menganggur adalah mereka yang bekerja akan tetapi bila dilihat dari jam kerja yang dilakukan kurang dari yang ditetapkan, biasanya kurang dari 35 jam per minggu (Sugihardjo dan Retno, 2005). 7.
Shift Share Analisis shift share digunakan untuk menganalisis perubahan berbagai indikator kegiatan ekonomi, seperti produksi dan kesempatan kerja pada dua titik waktu di suatu wilayah. Dari hasil analisis ini akan diketahui bagaimana perkembangan suatu sektor di suatu wilayah jika dibandingkan secara relatif dengan sektor-sektor lainnya, apakah bertumbuh cepat atau lamban. Dalam analisis ini diasumsikan bahwa perubahan tenaga kerja/ produksi di suatu wilayah antara tahun dasar dengan tahun akhir analisis dibagi menjadi tiga komponen to userpertumbuhan nasional (national pertumbuhan, yaitu: commit komponen
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
growth
component)
disingkat
PN,
komponen
pertumbuhan
proporsional (proporsional or industrial mix growth component) disingkat PP dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (regional growth component) disingkat PPW (Budiharsono, 2005). Komponen pertumbuhan nasional adalah perubahan kesempatan kerja/produksi dalam suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan kesempatan kerja atau produksi nasional secara umum, perubahan kebijakan ekonomi nasional atau perubahan dalam hal-hal yang mempengaruhi perekonomian semua sektor dan wilayah, misalnya devaluasi, kecenderungan inflasi, pengangguran dan kebijakan perpajakan. Bila diasumsikan tidak terdapat perbedaan karakteristik ekonomi antar sektor dan antar wilayah. Komponen pertumbuhan proporsional tumbuh karena perbedaan dalam permintaan produk akhir, perbedaan dalam ketersediaan bahan mentah, perbedaan dalam kebijakan industri (misalnya subsidi, kebijakan perpajakan dan price support) dan perbedaan dalam struktur dan keragaman pasar. Komponen
pertumbuhan
pangsa
wilayah
timbul
karena
peningkatan atau penurunan PDRB/kesempatan kerja dalam suatu wilayah dibandingkan wilayah lain. Cepat lambatnya pertumbuhan suatu wilayah dengan wilayah lain ditentukan oleh keunggulan komparatif, akses ke pasar, dukungan kelembagaan, prasarana sosial ekonomi serta kebijakan ekonomi regional pada wilayah tersebut (Lucas dan Primms, 1979 cit. Budiharsono, 2005). Analisis shift share adalah salah satu teknik kuantitatif yang biasa digunakan untuk menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah relatif terhadap struktur ekonomi wilayah administrasi yang lebih tinggi sebagai pembanding atau referensi. Untuk tujuan tersebut, analisis ini menggunakan tiga informasi dasar yang berhubungan satu sama lain yaitu: pertama, pertumbuhan ekonomi referensi propinsi commit to effect), user yang menunujukkan bagaiman atau nasional (nastional growth
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional terhadap perekonomian daerah. Kedua, pergeseran proporsional (proportional shift), yang menunjukkan perubahan relatif kinerja suatu sektor di daerah tertentu terhadap sektor yang sama di referensi propinsi atau nasional. Pergeseran proporsional (proportional shift) disebut juga pengaruh bauran industri (industry mix). Pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahui apakah perekonomian daerah terkonsentrasi pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat ketimbang perekonomian yang dijadikan referensi. Ketiga, pergeseran diferensial (differential shift) yang memberikan informasi dalam menentukkan seberapa jauh daya saing industri daerah atau lokal (local) dengan perekonomian yang dijadikan referensi. Jika pergeseran diferensial dari suatu industri adalah positif, maka industri tersebut relatif lebih tinggi daya saingnya dibanding industri yang sama pada perekonomian yang dijadikan referensi juga. Pergeseran diferensial ini disebut juga pengaruh keunggulan kompetitif (Widodo, 2006). Arsyad (2009), analisis shift share merupakan teknik yang sangat berguna dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional. Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkan dengan daerah yang lebih besar (regional atau nasional). Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam tiga bidang yang berhubungan satu sama lain yaitu: 1. Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis perubahan pengerjaan agregat secara sektoral dibandingkan dengan perubahan pada sektor yang sama di perekonomian yang dijadikan acuan. 2. Pergeseran proporsional (proportional shift) mengukur perubahan relatif, pertumbuhan atau penurunan, pada daerah dibandingkan commit to user dengan perekonomian yang lebih besar yang dijadikan acuan.
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahui apakah perekonomian daerah terkonsentrasi pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat ketimbang perekonomian yang dijadikan acuan. 3. Pergeseran differensial (differential shift) membantu kita dalam menentukan seberapa jauh daya saing industry daerah (lokal) dengan perekonomian yang dijadikan acuan. Oleh karena itu, jika pergeseran diferensial dari suatu industry adalah positif, maka industry tersebut lebih tinggi daya saingnya ketimbang industri yang sama pada perekonomian yang dijadikan acuan. 8.
Proyeksi Tenaga Kerja Perencanaan tenaga kerja pada umumnya disusun berdasarkan sasaran
pertumbuhanekonomi
(Gy)
dan
sasaran
pertumbuhan
kesempatan kerja (Gn). Perencanaan tenaga kerja pada dasarnya diarahkan untuk memenuhi jumlah dan mutu tenaga kerja yang dibutuhkan oleh pembangunan suatu daerah, guna mencapai target pertumbuhan ekonomi serta pengendalian tingkat pengangguran, baik pengangguran terbuka maupun pengangguran tersembunyi. Dalam menyusun proyeksi kesempatan kerja yang dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi daerah (PDRB), digunakan koefisien elastisitas kesempatan kerja (employment output coefficient). Penggunaan metode ini didasarkan pada pertimbangan bahwa rumus yang digunakan dapat membantu dalam pemahaman tentang hubungan antara jumlah angkatan kerja yang terserap di tiap sektor dengan pertumbuhan PDRB tiap sektor yang bersangkutan serta perubahan teknologi dalam sektor-sektor tersebut. Koefisien penyerapan tenaga kerja (EKK= Elastisitas Kesempatan Kerja) dari masing-masing sektor dihitung berdasarkan perbandingan antara pertumbuhan kesempatan kerja (Gn) dengan tingkat pertumbuhan PDRB (Gy) (Molo, 1998). Swasono dan Sulistyaningsih (1987), perencanaan tenaga kerja commit user perusahaan (mikro) adalah suatu secara nasional, regional atau to tingkat
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
proses pengumpulan informasi secara reguler dan analisis situasi dan trend untuk masa kini dan masa depan dari permintaan dan penawaran tenaga kerja, termasuk faktor-faktor yang menyebabkan adanya ketidakseimbangan dan penyajian pilihan pengambilan keputusan kebijaksanaan dan program aksi sebagai bagian dari proses perencanaan (pembangunan) untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk dapat memperkirakan permintaan tenaga kerja tidak terlepas dari perhitungan proyeksi yang juga digunakan untuk memperkirakan atau memproyeksikan suatu keadaan, baik keadaan tenaga kerja maupun keadaan perekonomian. Beberapa model perhitungan proyeksi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok dasar perhitungan yaitu: a. Pure Forecast Pure
Forecast
merupakan
perhitungan
proyeksi
dengan
berdasarkan kejadian masa lalu. Perhitungan dilaksanakan dengan mengamati gejala dan perkembangannya di masa lalu untuk memperkirakan keadaannya pada masa yang akan datang. Lit = Lito (1+b)t
Rumus :
Lit = tenaga kerja pada waktu tertentu Lito = tenaga kerja pada waktu to b
= angka konstanta (koefisien arah dari data)
t
= waktu
b. Conditional Forecast Merupakan perhitungan perkiraan jumlah tenaga kerja berdasarkan keadaan sebab akibat (hubungan erat dua variabel), yang satu variabel bebas dan yang lain variabel terikat, misalnya jumlah pendapatan (Y=Output) dengan jumlah tenaga kerja (L). Rumus :
Y=a+bL
a dan b = konstanta / parameter c. Teleological Forecast Merupakan kebalikan dari Conditional Forecast, dengan dasar commit to user tertentu harus disediakan tenaga bahwa untuk mencapai produksi
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kerja dengan jumlah tertentu. Jumlah tenaga kerja sebagai akibat dan jumlah output sebagai sebab. Rumus :
(Lij/Yj) t = (Lij/Yj) to + f (t)
Lij = tenaga kerja dengan jabatan I dalam industri j Yj = produksi industri j (output j) t = waktu C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah Tenaga kerja (penduduk usia kerja) adalah penduduk yang secara potensial dapat bekerja, pada umumnya yang termasuk kelompok ini dibatasi adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun. Tenaga kerja Kabupaten Cilacap terbagi menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan dan yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan
pekerjaan
(tidak/belum
bekerja)
atau
angkatan
kerja
merupakan penduduk yang bekerja dan mereka yang tidak bekerja tetapi siap untuk bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan atau keuntungan, baik bekerja penuh maupun tidak bekerja penuh. Mencari pekerjaan (menganggur) adalah mereka yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan menurut referensi tertentu, atau mereka yang pernah bekerja/ dibebas tugaskan, tetapi sedang menganggur atau mencari pekerjaan. Setengah menganggur adalah mereka yang bekerja akan tetapi bila dilihat dari jam kerja yang dilakukan kurang dari yang ditetapkan, biasanya kurang dari 35 jam per minggu. Angkatan kerja terdiri dari golongan yang bekerja, golongan yang mengangggur dan golongan yang mencari pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga dan golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Penduduk yang bekerja di Kabupaten Cilacap dibagi menjadi penduduk yang bekerja di sektor pertanian dan luar sektor pertanian. commit to user Dimana penduduk yang bekerja di sektor pertanian dipengaruhi oleh
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pertumbuhan kesempatan kerja sektor lain, tingkat pertumbuhan PDRB dan kebijakan pemerintah Kabupaten Cilacap. Untuk mengetahui peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap berdasarkan besarnya tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian digunakan rumus angka pengganda tenaga kerja. Rumus angka pengganda tenaga kerja yaitu sebagai berikut: K
N NB
Dimana :
K
: pengganda tenaga kerja
N
: jumlah tenaga kerja di seluruh sektor
NB
: jumlah tenaga kerja di sektor pertanian
Angka pengganda tenaga kerja yang diperoleh, dikalikan dengan perubahan tenaga kerja di sektor pertanian akan dihasilkan angka pertumbuhan kesempatan kerja total dengan rumus: ΔN = ΔNB X K Dimana: ΔN : pertumbuhan tenaga kerja total Kabupaten Cilacap. ΔNB: pertumbuhan tenaga kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap. Pertumbuhan
kesempatan
kerja
sektor
pertanian
terhadap
kesempatan kerja total wilayah dianalisis dengan menggunakan analisis shift share, sehingga akan diketahui progresifitas dari sektor pertanian. Secara matematik dapat dinyatakan sebagai berikut: ΔYij
= PNij + PPij + PPWij
Y’ij – Y ij = ΔYij = Yij (Ra – 1) + Yij (Ri – Ra) + Yij (ri – Ri) Dimana : Ra = Y’ / Y Ri = Y’i / Yi ri = Y’ij / Yij Keterangan: PN
: komponen pertumbuhan nasional
PP
: komponen pertumbuhan proporsional commit to user : komponen pertumbuhan pangsa wilayah
PPW
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Y
: kesempatan kerja total Provinsi Jawa Tengah tahun 2005
Y’
: kesempatan kerja total Provinsi Jawa Tengah tahun 2009
Yi
: kesempatan kerja sektor pertanian Provinsi Jawa Tengah tahun 2005
Y’i
: kesempatan kerja sektor pertanian Provinsi Jawa Tengah tahun 2009
∆Yij
: pertumbuhan dalam kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap
Yij
: kesempatan kerja di sektor pertanian Kabupaten Cilacap pada tahun dasar analisis (tahun 2005)
Y’ij
: kesempatan kerja di sektor pertanian Kabupaten Cilacap pada tahun akhir analisis (tahun 2009)
(Ra - 1) : persentase perubahan kesempatan kerja yang disebabkan oleh komponen pertumbuhan nasional (Ri-Ra) : persentase perubahan kesempatan kerja yang disebabkan oleh komponen pertumbuhan proporsional (ri - Ri) : persentase perubahan kesempatan kerja yang disebabkan oleh komponen pertumbuhan pangsa wilayah Proyeksi kesempatan kerja di sektor pertanian tahun 2010 sampai tahun 2014 dan tahun 2019 dapat dihitung dengan model proyeksi pure forecast. Secara sederhana dibuat persamaan sebagai berikut : Lit = Lito (1+ Gn)t Dimana: Lit :kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap tahun akhir proyeksi Lito :kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap tahun akhir periode dasar proyeksi Gn : pertumbuhan kesempatan kerja t
: selisih tahun proyeksi dengan tahun akhir periode dasar proyeksi commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kerangka teori pendekatan masalah dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan berikut ini: Tenaga Kerja Kabupaten Cilacap Bukan Angkatan Kerja
Angkatan Kerja
Bekerja Sektor Pertanian
Tidak/Belum bekerja
Luar Sektor Pertanian
Pertumbuhan kesempatan kerja sektor lain Kabupaten Cilacap Tingkat pertumbuhan PDRB Kebijakan pemerintah Proyeksi Tahun 2014 dan 2019
Tenaga Kerja Tahun 2005-2009 Angka Pengganda Tenaga Kerja
Analisis Shift Share
PNij
PPij
Pure Forecast
PPWij
PBij
Peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap
Pertumbuhan kesempatan kerja di sektor pertanian Kabupaten Cilacap
Peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja tahun 2014 dan 2019 di Kabupaten Cilacap
Gambar 1. Kerangka Teori Pendekatan Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Cilacap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
27 digilib.uns.ac.id
D. Asumsi-Asumsi 1. Pertumbuhan kesempatan kerja di sektor pertanian Kabupaten Cilacap pada masa mendatang mengikuti pola pertumbuhan kesempatan kerja di masa lampau. 2. Dalam memproyeksikan, perhitungannya menggunakan skenario moderat, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah (Gy), pertumbuhan kesempatan kerja (Gn) dan elastisitas kesempatan kerja (EKK) antara periode analisis dan periode dasar dianggap tetap. E. Pembatasan Masalah 1. Sektor yang diteliti adalah sektor pertanian. 2. Penelitian ini memusatkan pada analisis data tentang penyerapan tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap. Data yang dianalisis adalah data penduduk usia kerja yang bekerja menurut lapangan usaha utama tahun 2005-2009. Data tersebut kemudian digunakan sebagai dasar memproyeksikan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian pada tahun 2010-2014 dan 2010-2019. F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel 1.
Sektor pertanian adalah sektor ekonomi yang dalam proses produksinya berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan hewan. Meliputi sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor perkebunan, sub sektor peternakan, sub sektor kehutanan dan sub sektor perikanan (BPS Kabupaten Cilacap).
2.
Tenaga kerja menurut UU No. 13 Tahun 2003 adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja dapat juga diartikan sebagai penduduk yang berada dalam batas usia kerja. Tenaga kerja disebut juga golongan produktif. Dalam penelitian ini, jumlah tenaga kerja didekati dengan jumlah orang yang bekerja pada suatu sektor di Kabupaten Cilacap. Dinyatakan dalam satuan Jiwa.to user commit
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
Tenaga kerja di sektor pertanian adalah jumlah penduduk yang mampu menghasilkan produk dan jasa yang secara nyata memberikan kontribusi pada sektor pertanian. Dalam penelitian ini, jumlah tenaga kerja di sektor pertanian didekati dengan jumlah orang yang bekerja di sektor pertanian di Kabupaten Cilacap. Dinyatakan dalam satuan Jiwa.
4.
Angkatan kerja adalah jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan dan yang sedang mencari pekerjaan atau menganggur (Simanjuntak, 1985). Bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan atau keuntungan, baik bekerja penuh maupun tidak bekerja penuh. Mencari pekerjaan (menganggur) adalah mereka yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan menurut referensi tertentu, atau mereka yang pernah bekerja /dibebas tugaskan, tetapi sedang menganggur atau mencari pekerjaan (Sugihardjo dan Retno, 2005). Menurut BPS Kabupaten Cilacap, angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja ditambah penduduk pencari kerja. Dalam penelitian ini, angkatan kerja tahun 2005-2006 adalah penduduk berumur 10 tahun ke atas dan tahun 2007-2009 adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas. Dinyatakan dalam satuan Jiwa.
5.
Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan ketersediaan pekerjaan untuk diisi oleh para pencari kerja. Dapat juga didefinisikan sebagai jumlah penduduk yang digunakan dalam suatu kegiatan
ekonomi
untuk
memproduksi
barang
dan
jasa.
Perhitungannya didekati dengan jumlah angkatan kerja yang telah bekerja di suatu sektor. Dinyatakan dalam satuan Jiwa. 6.
Penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian adalah kemampuan sektor pertanian dalam menarik tenaga kerja yang digunakan dalam melaksanakan proses produksinya. Dinyatakan dalam satuan Jiwa.
7.
Peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja adalah kemampuan seluruh sektor perekonomian dalam menarik tenaga kerja to usersektor pertanian dalam menarik dibandingkan dengancommit kemampuan
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tenaga kerja pada wilayah tertentu dan pada waktu tertentu. Dihitung dengan
menggunakan
angka
pengganda
tenaga
kerja
yaitu
perbandingan antara jumlah tenaga kerja di seluruh sektor perekonomian dibagi dengan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian (Budiharsono, 2005). 8.
Pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian menurut Analisis Shift
Share
kesempatan
adalah kerja
hasil
penjumlahan
berdasarkan
nilai
persentase
komponen
perubahan
pertumbuhan
proporsional dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah, sehingga akan
diperoleh
nilai
pergeseran
bersih
yang
menunjukkan
pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian. Dinyatakan dalam satuan %. 9.
Proyeksi penyerapan tenaga kerja sektor pertanian merupakan perhitungan matematis jumlah tenaga kerja di Kabupaten Cilacap yang diserap oleh sektor pertanian pada 5 dan 10 tahun ke depan berdasarkan jumlah tenaga kerja yang ada sekarang. Dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan metode pure forecast.
10. Pure forecast merupakan perhitungan proyeksi dengan berdasarkan kejadian masa lalu. Perhitungan dilaksanakan dengan mengamati gejala dan perkembangannya di masa lalu untuk memperkirakan keadaannya pada masa yang akan datang. 11. Proyeksi peningkatan kesempatan kerja sektor pertanian dengan skenario moderat adalah perkiraan perubahan kesempatan kerja di sektor pertanian pada tahun akhir proyeksi dikurangi kesempatan kerja di sektor pertanian pada tahun akhir periode dasar proyeksi. 12. Skenario moderat yaitu perhitungan dengan mengambil jalan tengah, dimana lonjakan-lonjakan perekonomian seperti krisis ekonomi dan perubahan
harga
diabaikan.
Pertumbuhan
ekonomi
daerah,
pertumbuhan kesempatan kerja dan elastisitas kesempatan kerja antara periode analisis dan periode dasar dianggap sama atau tetap. commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
III.
METODE PENELITIAN
A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik. Metode deskriptif adalah metode yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu. Ada sifat-sifat tertentu yang pada umumnya terdapat dalam metode deskriptif, yakni bahwa metode itu: 1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual. 2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis (karena itu metode ini sering disebut metode analitik). (Surakhmad, 1994) B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Cilacap yang merupakan kabupaten terluas di Propinsi Jawa Tengah dengan pertimbangan bahwa sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian yaitu sebagai buruh tani dan nelayan (Tabel 2). Selain itu, potensi wilayah Kabupaten Cilacap yang memiliki keanekaragaman ketinggian wilayah mulai dari wilayah pesisir hingga dataran tinggi yang dapat digunakan untuk membudidayakan beranekaragam komoditi pertanian dan kultur agraris yang kuat dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Cilacap. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB yang cukup besar (Tabel 1) dan banyaknya tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian tetapi persentasenya berfluktuatif. Tetapi, belum diketahui sejauh mana peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dipilihlah Kabupaten Cilacap untuk lokasi penelitian. commit to user 30
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan rentang waktu 5 tahun, yaitu tahun 2005-2009 yang diperoleh dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Cilacap; Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cilacap; Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Kabupaten Cilacap; dan Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Kabupaten Cilacap. Data tersebut berupa data PDRB Kabupaten Cilacap, data tenaga kerja Kabupaten Cilacap, data tenaga kerja Propinsi Jawa Tengah, kondisi umum Kabupaten Cilacap, serta datadata lain yang mendukung. D. Metode Analisis Data 1. Analisis Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja Budiharsono (2005), menyatakan bahwa untuk menghitung besarnya peranan sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja, digunakan angka pengganda tenaga kerja. Data yang digunakan selama lima tahun dengan rumus: K
Dimana :
N NB
K
: pengganda tenaga kerja
N
: jumlah tenaga kerja di seluruh sektor
NB
: jumlah tenaga kerja di sektor pertanian
Angka pengganda tenaga kerja yang diperoleh, dikalikan dengan perubahan tenaga kerja di sektor pertanian akan dihasilkan angka pertumbuhan kesempatan kerja total dengan rumus: ΔN = ΔNB × K Dimana: ΔN : pertumbuhan tenaga kerja total Kabupaten Cilacap. ΔNB: pertumbuhan tenaga kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap.
commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Analisis Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian Pertumbuhan
kesempatan
kerja
sektor
pertanian
terhadap
kesempatan kerja total wilayah dianalisis dengan menggunakan analisis shift share. Secara matematik dapat dinyatakan sebagai berikut: ΔYij
= PNij + PPij + PPWij
Y’ij – Y ij = ΔYij = Yij (Ra – 1) + Yij (Ri – Ra) + Yij (ri – Ri) Dimana : Ra = Y’ / Y Ri = Y’i / Yi ri = Y’ij / Yij Keterangan: PN
: komponen pertumbuhan nasional
PP
: komponen pertumbuhan proporsional
PPW
: komponen pertumbuhan pangsa wilayah
Y
: kesempatan kerja total Provinsi Jawa Tengah tahun 2005
Y’
: kesempatan kerja total Provinsi Jawa Tengah tahun 2009
Yi
: kesempatan kerja sektor pertanian Provinsi Jawa Tengah tahun 2005
Y’i
: kesempatan kerja sektor pertanian Provinsi Jawa Tengah tahun 2009
∆Yij
: pertumbuhan dalam kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap
Yij
: kesempatan kerja di sektor pertanian Kabupaten Cilacap pada tahun dasar analisis (tahun 2005)
Y’ij
: kesempatan kerja di sektor pertanian Kabupaten Cilacap pada tahun akhir analisis (tahun 2009)
(Ra - 1) : persentase perubahan kesempatan kerja yang disebabkan oleh komponen pertumbuhan nasional (Ri-Ra) : persentase perubahan kesempatan kerja yang disebabkan oleh komponen pertumbuhan proporsional (ri - Ri) : persentase perubahan kesempatan kerja yang disebabkan oleh commit topangsa user wilayah komponen pertumbuhan
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kriteria: Apabila PPij < 0 berarti pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap lambat, sedangkan apabila PPij > 0 berarti pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap cepat. Apabila PPWij > 0, pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap mempunyai daya saing yang baik apabila dibandingkan dengan sektor pertanian di wilayah lain, sedangkan apabila PPWij < 0, maka berarti pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten
Cilacap
tidak
dapat
bersaing
dengan
baik
apabila
dibandingkan dengan sektor pertanian di wilayah lainnya. Dari penjumlahan komponen pertumbuhan proporsional dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah, dapat diperoleh nilai pergeseran bersih (PB) yang digunakan untuk mengidentifikasi pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap. Pergeseran bersih dinyatakan dengan rumus: PBij = PPij + PPWij Dimana : PBij adalah pergeseran bersih kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap Kriteria: PBij > 0, maka pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap termasuk ke dalam kelompok progresif (maju) PBij < 0, maka pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap termasuk ke dalam kelompok lamban 3. Analisis Proyeksi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian Untuk Lima dan Sepuluh Tahun Ke Depan yaitu Tahun 2010 hingga Tahun 2014 dan Tahun 2019 Perkiraan kesempatan kerja di sektor pertanian tahun 2010 sampai tahun 2014 dan tahun 2019 dapat dilakukan dengan model proyeksi pure forecast seperti yang dirumuskan oleh Swasono dan Sulistyaningsih to user (1987), yaitu perhitungancommit proyeksi yang dilaksanakan dengan mengamati
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
gejala-gejala
dan
pola
pengembangan
masa
lalu
untuk
dapat
memperkirakan keadaan di masa yang akan datang. Secara sederhana dibuat persamaan: Lit = Lito (1+ Gn)t Dimana: Lit
:
kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten
Cilacap tahun akhir proyeksi Lito
: kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap tahun akhir periode dasar proyeksi
Gn
: pertumbuhan kesempatan kerja
t
: selisih tahun proyeksi dengan tahun akhir periode dasar proyeksi
Sedangkan, menurut Molo et al (1998) bahwa dalam proyeksi tenaga kerja dengan menggunakan skenario moderat di mana tingkat elastisitas kesempatan kerja dianggap sama antara periode dasar dengan periode analisis, sehingga: EKK 2014 = EKK 2009 Gy 2014 = Gy 2009 Gn 2014 = Gn 2009
EKK 2019 = EKK 2009 Gy 2019 = Gy 2009 Gn 2019 = Gn 2009
Dimana: EKK = Gn / Gy Gy
= dY / Y
Gn
= dN / N
Keterangan: EKK : elastisitas kesempatan kerja. Gn
: pertumbuhan kesempatan kerja
dN
: perubahan kesempatan kerja selama periode dasar
(N2009
dikurangi N2005) N
: kesempatan kerja tahun awal pada periode dasar (N = N2005)
Gy
: pertumbuhan PDRB
dY
: perubahan PDRB selama periode dasar (PDRB2009 dikurangi PDRB2005)
Y
commit to user : PDRB tahun awal pada periode dasar proyeksi (PDRB2005)
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
IV.
KONDISI UMUM KABUPATEN CILACAP
A. Keadaan Alam 1. Letak Geografis dan Administratif Kabupaten Cilacap merupakan wilayah terluas di Propinsi Jawa Tengah, terletak diantara 108°4’30”-109°30’30” BT dan 7°30’-7°45’20” LS. Luas wilayah Kabupaten Cilacap 225.361 Ha (termasuk Pulau Nusakambangan seluas 11.511 Ha) atau sekitar 6,94% dari luas wilayah Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten Cilacap memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Selatan
: Samudera Indonesia
Sebelah Utara
: Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas
Sebelah Timur
: Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banyumas
Sebelah Barat
: Kota Banjar (Propinsi Jawa Barat)
Kabupaten Cilacap terbagi menjadi 24 Kecamatan, yaitu Kecamatan Dayeuhluhur, Kecamatan Wanareja, Kecamatan Majenang, Kecamatan Cimanggu, Kecamatan Karangpucung, Kecamatan Cipari, Kecamatan Sidareja, Kecamatan Kedungreja, Kecamatan Patimuan, Kecamatan Gandrungmangu, Kecamatan Bantarsari, Kecamatan Kawunganten, Kecamatan Kampung Laut, Kecamatan Jeruklegi, Kecamatan Kesugihan, Kecamatan Adipala, Kecamatan Maos, Kecamatan Sampang, Kecamatan Kroya, Kecamatan Binangun, Kecamatan Nusawungu, Kecamatan Cilacap Selatan, Kecamatan Cilacap Tengah dan Kecamatan Cilacap Utara. Wilayah tertinggi adalah Kecamatan Dayeuhluhur dengan ketinggian rata-rata 198 meter diatas permukaan laut dan wilayah terendah adalah Kecamatan Cilacap Tengah dengan ketinggian rata-rata 6 meter diatas permukaan laut. Jarak terjauh dari Barat ke Timur yaitu 152 Km dari Kecamatan Dayeuhluhur ke Kecamatan Nusawungu, sedangkan dari Utara ke Selatan yaitu 32 Km dari Kecamatan Cilacap Utara ke Kecamatan commitKabupaten to user Cilacap terletak di Kecamatan Sampang. Pusat pemerintahan 35
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Cilacap Selatan. Wilayah terluas adalah Kecamatan Wanareja yaitu seluas 19.063 Ha dan tersempit adalah Kecamatan Cilacap Selatan yaitu 911 Ha. 2. Topografi Secara umum kondisi topografi Kabupaten Cilacap jika dilihat dari arah Barat Laut merupakan dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 100 meter di atas permukaan laut yaitu Kecaatan Dayeuhluhur. Ke arah Tenggara terbagi menjadi dua kawasan bentang alam yaitu di bagian Utara berupa dataran tinggi dan di bagian Selatan berupa dataran miring landai ke arah Barat Daya-Selatan, berelevasi kurang dari 100 meter diatas permukaan laut dan berbatasan dengan Pantai Segara Anakan, bagian paling Timur berupa dataran. Pulau Nusakambangan memanjang dengan jarak kurang lebih 30 Km darai Barat ke Timur, membatasi Segara Anakan dengan Samudera Indonesia. Kabupaten Cilacap mempunyai topografi yang beragam, namun mayoritas kondisi topografi berupa dataran rendah karena letak Kabupaten Cilacap yang merupakan daerah pesisir. Keadaan topografi yang beranekaragam menyebabkan Kabupaten Cilacap memiliki potensi untuk mengembangkan berbagai komoditi pertanian. 3. Luas Penggunaan Lahan Luas penggunaan lahan di Kabupaten Cilacap terbagi menjadi dua bagian yaitu sawah dan kering (bukan sawah). Sawah yaitu seluas 63.093 Ha atau 29,50% dan kering atau bukan sawah seluas 150.757 Ha atau 70,50%. Penggunaannya lahan di Kabupaten Cilacap terbagi ke dalam berbagai jenis penggunaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.
commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4. Penggunaan Lahan di Kabupaten Cilacap Tahun 2009 No. 1.
2.
Macam Penggunaan Lahan Sawah a. Irigasi Teknis b. Irigasi Setengah Teknis c. Irigasi Sederhana d. Irigasi Desa/ Non PU e. Tadah Hujan f. Pasang Surut g. Lebak h. Polder dan Lainnya Lahan Bukan Sawah a. Pekarangan/ Bangunan b. Tegal/ Kebun c. Ladang/ Huma d. Penggembalaan/ Padang Rumput e. Sementara Tidak Diusahakan f. Ditanami Pohon/ Hutan Rakyat g. Hutan Negara h. Perkebunan i. Lain-lain Lahan Lainnya j. Rawa-rawa k. Tambak l. Kolam/ Empang Jumlah
Luas (Ha) 63.093 36.717 2.900 2.197 1.630 19.649 0 0 0 150.757 32.920 45.213 719 0 211 4.208 43.518 9.579 10.540
Persentase (%) 29,50 17,17 1,36 1,03 0,76 9,18 0,00 0,00 0,00 70,50 15,39 21,14 0,33 0,00 0,10 1,97 20,35 4,48 4,93
3.069 171 609 213.850
1,44 0,08 0,29 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010 Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa secara umum penggunaan lahan di Kabupaten Cilacap meliputi 63.093 Ha untuk lahan sawah dan 150.757 Ha untuk lahan kering/ bukan lahan sawah. Penggunaan lahan sawah terdiri dari lahan sawah irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi sederhana, irigasi desa/ non PU dan tadah hujan. Penggunaan lahan sawah yang terluas adalah untuk sawah irigasi teknis dengan luas 36.717 Ha atau 17,17% dari jumlah total luas penggunaan lahan. Hal ini disebabkan lahan sawah di Kabupaten Cilacap sebagian besar berada di daerah dataran rendah yang menggunakan irigasi teknis. Penggunaan lahan terluas kedua adalah untuk lahan sawah tadah hujan commit to user yaitu seluas 19.649 Ha atau 9,18% dari jumlah total luas penggunaan
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lahan. Sawah-sawah yang terletak di daerah dataran tinggi di Kabupaten Cilacap mayoritas merupakan sawah tadah hujan karena pengairan yang cukup sulit, tidak terdapat saluran-saluran irigasi teknis dan sungai-sungai yang kering di musim kemarau. Sedangkan lahan tersempit adalah untuk sawah irigasi desa/ non PU yaitu seluas 1.630 Ha atau 0,76% dari jumlah total luas penggunaan lahan. Penggunaan lahan kering/ bukan lahan sawah terdiri dari pekarangan, tegal/ kebun, ladang/ huma, lahan yang sementara tidak diusahakan, ditanami pohon/ hutan rakyat, hutan negara, perkebunan, lainlain dan lahan lainnya (rawa-rawa, tambak dan kolam/ empang). Penggunaan lahan kering/ bukan lahan sawah terluas yaitu untuk tegal/ kebun yaitu seluas 45.213 Ha atau 21,14% dari total luas penggunaan lahan. Penggunaan lahan kering/ bukan lahan sawah terluas kedua yaitu untuk penggunaan lahan hutan negara yaitu seluas 43.518 Ha atau 20,35% dari jumlah total luas penggunaan lahan. Sedangkan, penggunaan lahan kering/ bukan lahan sawah tersempit adalah untuk penggunaan lahan tambak seluas 171 Ha atau 0,08% dari jumlah total luas penggunaan lahan. Hal ini disebabkan karena perikanan tambak yang diusahakan di Kabupaten Cilacap sedikit. Luas penggunaan lahan kering/ bukan lahan sawah untuk penggembalaan/ padang rumput tidak ditemukan di Kabupaten Cilacap yang ditunjukkan dengan luas penggunaan lahan untuk penggembalaan/ padang rumput seluas 0 Ha. 4. Jenis Tanah Jenis-jenis tanah di Kabupaten Cilacap antara lain alluvial (untuk lahan pertanian dan pemukiman), gley humus (pertanian), litosol, mediteran (tanah yang subur cocok untuk pertanian), rendzina, regosol, grumosol, latosol dan podzolik. Secara lebih rinci jenis, bahan induk dan fisiografis tanah di Kabupaten Cilacap dapat dilihat pada Tabel 5.
commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 5. Jenis Tanah, Batuan Induk dan Fisiografi Tanah di Kabupaten Cilacap No. 1.
Jenis Tanah Alluvial Hidromorf
Bahan Induk Endapan Lempung
Fisiografi Dataran
2.
Alluvial Kelabu Tua
Endapan Lempung
Dataran dan Perbukitan Karst
3.
Alluvial Kekelabuan
Endapan Lempung
4.
Endapan Lempung Endapan Lempung dan Pasir
8.
Alluvial Kelabu Kekuningan Asosiasi Aluvial Kelabu dan Aluvial Cokelat Kekelabuan Asosiasi Glei Humus Rendah dan Aluvial Kelabu Kompleks Litosol, Mediteran dan Rendzina Regesol Kelabu
Dataran dan Perbukitan Lipatan Dataran
9.
10.
5.
6.
7.
11.
12. 13.
14.
Lokasi Kecamatan Kawunganten, Patimuan, Kedungreja, Adipala, Kroya, Binangun, Pulau Nusakambangan bagian Utara Kedungreja, Sidareja, Gandrungmangu, Kawunganten, Jeruklegi, Pulau Nusakambangan bagian Selatan Patimuan, Kedungreja, Sidareja, Dayeuhluhur
Dataran dan Perbukitan Lipatan
Binangun, Nusawungu, Sampang, Kroya Dayeuhluhur, Wanareja, Sidareja, Kedungreja, Patimuan
Endapan Lempung
Dataran
Nusawungu
Campuran Batu Kapur dan Napal
Bukit Lipatan
Dayeuhluhur, Majenang, Karangpucung, Kesugihan, Sampang, Maos
Endapan Pasir
Dataran
Regosol Cokelat
Endapan Pasir
Dataran
Grumusol Kelabu Kompleks Grumusol, Regosol dan Mediteran Latosol Cokelat Tua Kemerahan Kompleks Latosol Merah Kekuningan, Latosol Cokelat, Podsolik Merah Kekuningan dan Litosol Kompleks Podsolik Merah Kekuningan, Podsolik Kuning dan Regosol
Endapan Lempung Batukapur dan Napal
Dataran
Cilacap Selatan, Cilacap Tengah, Kesugihan, Maos, Adipala Cilacap Selatan, Cilacap Tengah, Kesugihan, Maos, Adipala Kesugihan, Kawunganten
Bukit Lipatan
Cimanggu, Karangpucung
Tuf Volkan Intermediet Batuan Endapan dan Volkanik
Volkan dan Bukit Lipatan Volkan dan Bukit Lipatan
Majenang, Cimanggu
Batu Pasir dan Batu Lempung
Bukit Lipatan
Sidareja, Gandrungmangu, Kawunganten, Jeruklegi, Kesugihan
commit to user Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010
Cilacap Selatan, gandrungmangu, Kawunganten, Jeruklegi, Kesugihan, Dayeuhluhur, Wanareja, Majenang, Cimanggu, Karangpucung
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Keadaan Iklim Berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Kabupaten Cilacap mempunyai iklim tropis dengan musim kemarau dan penghujan bergantian dalam tiap tahunnya. Banyaknya curah hujan rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu 420 mm dan terendah terjadi pada bulan Juli yaitu 17 mm. Rata-rata hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember yaitu sebanyak 18 hari dan rata-rata hari hujan paling sedikit terjadi pada bulan Juli yaitu sebanyak 1 hari hujan. Suhu maksimum yaitu 32,10°C terjadi pada bulan Februari dan suhu minimum 22,22°C terjadi pada bulan Agustus. B. Keadaan Penduduk 1. Jumlah, Kepadatan dan Pertambahan Penduduk Kabupaten Cilacap secara administratif terbagi menjadi 24 Kecamatan, yang meliputi 269 Desa dan 15 Kelurahan. Desa/ Kelurahan tersebut terdiri dari 1.210 Dukuh/ Dusun, 2.290 RW dan 10.215 RT. Jumlah, kepadatan dan pertambahan penduduk Kabupaten Cilacap dari Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah, Kepadatan dan Pertambahan Penduduk Tahun 2005-2009 di Kabupaten Cilacap Tahun
Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan
2005 2006 2007 2008 2009
858.739 861.643 865.619 870.295 873.251
857.496 860.964 864.850 868.308 870.877
Total
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
Pertambahan (Jiwa)
1.716.235 1.722.607 1.730.469 1.738.603 1.744.128
803 806 809 813 816
6.327 6.372 7.862 8.134 5.525
%
0,36 0,37 0,45 0,47 0,32
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010 Berdasarkan Tabel 6, jumlah penduduk Kabupaten Cilacap dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan kepadatan penduduk juga meningkat. Hasil registrasi tahun 2009 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten commit to user Cilacap sebanyak 1.744.128 Jiwa, yang terdiri dari 873.251 Jiwa penduduk
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
laki-laki dan 870.877 Jiwa penduduk perempuan. Jika dibandingkan dengan tahun 2008, maka jumlah penduduk tahun 2009 mengalami peningkatan sebanyak 5.525 Jiwa atau sebesar 0,32%. Pertambahan penduduk ini mengakibatkan kepadatan penduduk juga meningkat yaitu menjadi 816 Jiwa/Km2. Kepadatan penduduk dari tahun ke tahun selalu meningkat, sedangkan pertambahan penduduk dari tahun 2008 hingga tahun 2009 mengalami penurunan. Kepadatan penduduk tertinggi yaitu pada tahun 2009 sebanyak 816 Jiwa/Km2 dengan pertambahan penduduknya sebanyak 5.525 Jiwa atau sebesar 0,32% dari tahun 2008. Sedangkan kepadatan dan pertambahan penduduk terendah yaitu pada tahun 2005 sebanyak 803 Jiwa/Km2 dan pertambahan penduduk sebanyak 6.327 Jiwa atau sebesar 0,36%. Jumlah dan kepadatan penduduk yang semakin meningkat berkaitan erat dengan jumlah angkatan kerja yang semakin meningkat, dengan asumsi bahwa angka harapan hidup tinggi. 2. Komposisi Penduduk a.
Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di suatu wilayah memberikan pengaruh terhadap pembangunan wilayah tersebut. Tenaga kerja laki-laki berbeda dengan tenaga kerja perempuan, karena laki-laki cenderung lebih kuat dan lebih mampu dalam melakukan berbagai pekerjaan. Apabila jumlah tenaga kerja laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja perempuan, maka berbagai pekerjaan akan dapat terselesaikan lebih cepat dan lebih baik. Sex ratio merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan. Nilai sex ratio lebih dari 1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan, sedangakan apabila nilai sex ratio kurang dari 1 berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit daripada jumlah penduduk perempuan. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Cilacap tahun 2005commit to user 2009 dapat dilihat pada Tabel 7.
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 7. Komposisi Penduduk menurut Jenis Kelamin Tahun 20052009 di Kabupaten Cilacap Tahun 2005 2006 2007 2008 2009
Jumlah Penduduk (Jiwa) Laki-laki Perempuan 858.739 857.496 861.643 860.964 865.619 864.850 870.295 868.308 873.251 870.877
Total
Sex Ratio
1.716.235 1.722.607 1.730.469 1.738.603 1.744.128
1,001 1,001 1,001 1,002 1,003
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010 Berdasarkan Tabel 7, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan
dengan
jumlah
penduduk
perempuan,
hal
ini
ditunjukkan dengan angka sex ratio lebih besar dari 1. Nilai sex ratio tertinggi yaitu pada tahun 2009 sebesar 1,003. Perbedaan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan tidak terlalu jauh. Jumlah penduduk laki-laki yang lebih tinggi merupakan salah satu pendukung dalam meningkatkan pembangunan di Kabupaten Cilacap, karena tenaga kerja laki-laki lebih kuat dan lebih mampu dalam melaksanakan berbagai jenis pekerjaan dan kegiatan-kegiatan dalam pembangunan wilayah. b. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur Komposisi penduduk di Kabupaten Cilacap menurut golongan umur akan berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan wilayah. Penduduk berdasarkan kelompok umur dibedakan menjadi dua kelompok yaitu penduduk usia produktif dan penduduk usia non produktif. Penduduk usia produktif yaitu penduduk berusia 15-64 tahun, sedangkan penduduk usia non produktif yaitu penduduk yang berusia 0-14 tahun (anak-anak) dan penduduk yang berusia >65 tahun (lansia). Berdasarkan dua golongan penduduk tersebut, maka dapat dihitung besarnya rasio beban tanggungan (burden of dependency ratio), yaitu perbandingan antara jumlah penduduk yang belum/tidak sanggup bekerja dengan penduduk usia kerja (produktif). commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jumlah penduduk usia non produktif yang lebih banyak akan menghambat potensi penduduk usia produktif, karena penduduk usia produktif harus menanggung penduduk usia non produktif. Besarnya golongan anak-anak yang disebabkan oleh tingginya angka kelahiran, merupakan faktor penghambat pembangunan wilayah, terutama pembangunan ekonomi karena beban tanggungan akan semakin besar seiring dengan bertambahnya anak-anak. Beban tanggungan penduduk usia produktif akan semakin tinggi dan pendapatan yang diperoleh harus digunakan untuk menanggung biaya hidup usia non produktif, sehingga akan menghambat dalam pembangunan ekonomi wilayah. Komposisi penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Cilacap dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Komposisi Penduduk menurut Kelompok Umur Tahun 20052009 di Kabupaten Cilacap (Jiwa) Kelompok Umur 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 >65 Jumlah ABT (%)
2005 127.633 166.721 179.980 173.452 144.529 129.102 132.243 132.147 121.750 101.313 84.242 58.777 53.907 110.439 1.716.235 51,68
2006 112.404 160.784 178.712 176.655 149.698 130.112 130.917 132.422 124.323 104.712 87.843 61.933 53.678 118.414 1.722.607 49,49
Tahun 2007 99.453 151.689 175.795 179.049 155.903 132.413 129.287 131.754 126.569 108.477 92.096 66.338 53.920 127.726 1.730.469 47,17
2008 89.871 142.336 171.902 180.458 161.469 135.717 128.586 131.039 128.304 111.820 95.863 70.557 54.585 136.096 1.738.603 45,07
2009 84.332 134.683 168.086 180.653 165.447 138.573 128.114 129.974 129.134 114.151 98.660 74.083 55.607 142.631 1.744.128 43,62
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010 Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk usia produktif lebih banyak daripada jumlah penduduk usia non produktif, hal ini ditunjukkan dengan rata-rata angka beban commit to user tanggungan dari tahun 2005 sampai tahun 2009 adalah sebesar
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
47,406% (≈47%). Angka beban tanggungan sebesar 47% berarti bahwa setiap 100 jiwa penduduk usia produktif menanggung 47 Jiwa usia non produktif. Jumlah penduduk usia produktif yang lebih banyak berarti tenaga kerja yang tersedia juga dalam jumlah yang besar. Persentase angka beban tanggungan dari tahun ke tahun semakin menurun, berarti jumlah penduduk usia produktif meningkat. Banyaknya jumlah penduduk usia produktif dapat menjadi salah satu pendukung tercapainya pembangunan ekonomi daerah, karena semakin banyak penduduk yang dapat dimanfaatkan tenaganya untuk kegiatan-kegiatan pembangunan daerah. c.
Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Keberhasilan pembangunan di suatu wilayah dapat dilihat dari banyaknya penduduk yang bekerja di berbagai jenis pekerjaan. Banyaknya penduduk yang bekerja akan meningkatkan pendapatan penduduk, sehingga kesejahteraan penduduk di suatu wilayah juga akan meningkat. Kesejahteraan penduduk yang tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu wilayah. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian di Kabupaten Cilacap tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian Tahun 2005-2009 di Kabupaten Cilacap No.
Mata Pencaharian
1.
Buruh Tani
2.
Nelayan
3.
Buruh Industri
4.
Buruh Bangunan
5.
PNS/TNI-POLRI
6.
Pensiunan Jumlah
2005 247.650 (67,75%) 14.660 (4,01%) 32.833 (8,98%) 39.976 (10,93%) 21.734 (5,95%) 8.690 (2,38%) 365.543 (100,00)
2006 249.305 (67,95%) 14.288 (3,89%) 32.913 (8,97%) 39.873 (10,87%) 21.751 (5,93%) 8.765 (2,39%) 366.895 (100,00)
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010 commit to user
Tahun 2007 254.426 (67,45%) 16.495 (4,37%) 33.869 (8,98%) 41.025 (10,88%) 22.635 (6,00%) 8.762 (2,32%) 377.212 (100,00)
2008 256.283 (67,09%) 16.468 (4,31%) 34.870 (9,13%) 42.512 (11,13%) 22.554 (5,90%) 9.302 (2,44%) 381.989 (100,00)
2009 266.717 (65,50%) 17.297 (4,25%) 36.356 (8,93%) 54.236 (13,32%) 23.354 (5,74%) 9.216 (2,26%) 407.176 (100,00)
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan Tabel 9, dapat diketahui bahwa jenis pekerjaan penduduk Kabupaten Cilacap dibagi menjadi 6 kelompok mata pencaharian yaitu buruh tani, nelayan, buruh indutri, buruh bangunan, PNS/TNI-POLRI dan pensiunan. Penduduk yang bekerja sebagai buruh tani menempati urutan pertama, walaupun dari tahun ke tahun penyerapannya berfluktuatif. Selain buruh tani, mata pencaharian di bidang pertanian adalah nelayan, mata pencaharian sebagai nelayan juga menyerap tenaga kerja yang cukup banyak sebab wilayah Kabupaten Cilacap merupakan wilayah pesisir pantai selatan. Hal ini menunjukkan bahwa mata pencaharian di bidang pertanian menyerap tenaga kerja yang banyak, karena pekerjaan sebagai buruh tani dan nelayan tidak memerlukan keahlian khusus. Mata pencaharian sebagai buruh bangunan merupakan mata pencaharian yang cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. d. Komposisi Penduduk Menurut Keadaan Rumah Tangga Sebagian besar penduduk di Kabupaten Cilacap bekerja di sektor pertanian, di mana penduduk yang mengikuti kegiatan pertanian meliputi sebagian atau seluruh anggota rumah tangga, seperti ayah, ibu, anak, maupun anggota keluarga lain yang tinggal di rumah tersebut. Jumlah rumah tangga pertanian di Kabupaten Cilacap berdasarkan sensus pertanian tahun 2003 menunjukkan angka yang cukup besar yaitu lebih dari 50% dari jumlah rumah tangga di Kabupaten Cilacap. Rumah tangga pertanian di Kabupaten Cilacap bukan tergolong rumah tangga pertanian dengan kepemilikian lahan yang luas, tetapi mayoritas tergolong ke dalam rumah tangga petani gurem. Perlunya mengetahui keadaan rumah tangga, rumah tangga pertanian maupun rumah tangga petani gurem di Kabupaten Cilacap karena keadaan tersebut dapat mempengaruhi pendapatan. Apabila pendapatan masyarakat tinggi, maka sumbangan terhadap PDRB juga tinggi. PDRB sebagai salah satu indikator untuk mengetahui commit to user keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah, jika kontribusi
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sektor pertanian terhadap PDRB tinggi berarti sektor pertanian berkembang baik, sehingga pemerintah dapat menentukan kebijakan yang tepat agar sektor pertanian tetap dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan memiliki nilai pertumbuhan yang selalu positif. Keadaan rumah tangga, rumah tangga pertanian dan rumah tangga petani gurem dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Banyaknya Rumah Tangga, Rumah Tangga Pertanian dan Rumah Tangga Tani Gurem menurut Kecamatan Tahun 2003 di Kabupaten Cilacap No.
Kecamatan Rumah Tangga
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Dayeuhluhur Wanareja Majenang Cimanggu Karangpucung Cipari Sidareja Kedungreja Patimuan Gandrungmangu Bantarsari Kawunganten Jeruklegi Kesugihan Adipala Maos Sampan Kroya Binangun Nusawungu Cilacap Selatan Cilacap Tengah Cilacap Utara Jumlah
14.791 25.477 32.086 23.034 18.001 14.051 12.830 18.263 11.792 23.406 15.616 20.723 15.604 25.799 19.409 9.682 9.098 21.683 13.985 17.517 19.674 21.597 16.520 420.638
Banyaknya Rumah Rumah Tangga Tangga Petani Gurem Pertanian 11.277 6.987 16.967 10.833 15.821 11.464 16.167 11.575 14.033 8.928 10.061 7.396 7.339 5.246 13.785 10.437 8.349 5.413 16.212 11.812 10.473 7.388 14.004 7.849 8.728 5.722 12.895 10.243 9.868 7.563 4.928 3.594 4.501 3.382 11.074 8.942 10.330 8.162 11.932 9.050 2.239 533 2.938 1.985 4.338 3.205 238.259 167.709
Sumber: Sensus Pertanian Kabupaten Cilacap, 2003 Berdasarkan Tabel 10, dapat diketahui bahwa rumah tangga commit to user pertanian di Kabupaten Cilacap sebanyak 238.259 rumah tangga.
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jumlah rumah tangga pertanian yang tertinggi adalah Kecamatan Gandrungmangu yaitu sebanyak 16.212 rumah tangga dan terendah adalah Kecamatan Cilacap Selatan yaitu sebanyak 2.239 rumah tangga. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Cilacap Selatan merupakan
pusat
pemerintahan
Kabupaten
Cilacap,
wilayah
kecamatan tersempit dan merupakan wilayah perkotaan, sehingga jumlah rumah tangga pertaniannya terendah. Lebih dari 50% rumah tangga di Kabupaten Cilacap merupakan rumah tangga pertanian yaitu sebanyak 238.259 rumah tangga dan rumah tangga petani gurem sebanyak 167.709 rumah tangga atau 70,39% dari jumlah total rumah tangga pertanian. Petani gurem merupakan petani dengan luas lahan garapan kurang dari 0,5 Ha. Luas lahan garapan akan berpengaruh terhadap hasil pertanian dan pendapatan petani. Semakin rendah luas lahan garapan, maka pendapatan petani juga akan semakin rendah dan kesejahteraan juga akan menurun. C. Keadaan Kesempatan Kerja Tenaga kerja (penduduk usia kerja) adalah penduduk yang secara potensial dapat bekerja, pada umumnya yang termasuk kelompok ini dibatasi adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun. Angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan mereka yang tidak bekerja tetapi siap untuk bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan atau keuntungan, baik bekerja penuh maupun tidak bekerja penuh. Mencari pekerjaan (menganggur) adalah mereka yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan menurut referensi tertentu, atau mereka yang pernah bekerja /dibebas tugaskan, tetapi sedang menganggur atau mencari pekerjaan. Setengah menganggur adalah mereka yang bekerja akan tetapi bila dilihat dari jam kerja yang dilakukan kurang dari yang ditetapkan, biasanya kurang dari 35 jam per minggu (Sugihardjo dan Retno, 2005). Tenaga kerja di sektor pertanian adalah jumlah penduduk yang mampu menghasilkan produk commit to user dan jasa yang secara nyata memberikan kontribusi pada sektor pertanian.
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian adalah kemampuan sektor pertanian dalam menarik tenaga kerja yang digunakan dalam melaksanakan proses produksinya. Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan ketersediaan pekerjaan untuk diisi oleh para pencari kerja. Dapat juga didefinisikan sebagai jumlah penduduk yang digunakan dalam suatu kegiatan ekonomi untuk memproduksi barang dan jasa. Dalam penelitian ini, kesempatan kerja didekati dengan sejumlah penduduk usia kerja yang bekerja menurut lapangan usaha, sehingga dari data jumlah penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha tersebut dapat diketahui kesempatan kerja dari tiap sektor perekonomian/ lapangan usaha yang ada di wilayah Kabupaten Cilacap. Tiap sektor perekonomian memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menyerap tenaga kerja. Sektor yang mempekerjakan lebih banyak orang umumnya menghasilkan barang dan jasa dalam jumlah yang lebih banyak juga. Keadaan kesempatan kerja yang didekati dengan jumlah penduduk usia kerja yang bekerja di suatu sektor di Kabupaten Cilacap menunjukkan perkembangan kesempatan kerja yang berbeda-beda tiap sektor maupun tiap tahunnya. Sektor pertanian di Kabupaten Cilacap merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar dan memiliki perkembangan yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Tenaga kerja sektor pertanian tidak memerlukan keahlian khusus dan tingkat pendidikan yang tinggi, sehingga banyak penduduk yang bekerja di sektor pertanian. Selain itu, latar belakang sosiokultur dari Kabupaten Cilacap sendiri yang dicirikan dengan luasnya daerah pedesaan dan kultur agraris dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Cilacap. Jumlah dan persentase penduduk usia kerja yang bekerja berdasarkan lapangan usaha dapat dilihat pada Tabel 11.
commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 11. Perkembangan Penduduk Usia Kerja yang Bekerja menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009 No.
Lapangan Usaha
1.
Pertanian
2.
3.
Pertambangan dan Galian; Listrik, Gas dan Air Bersih Industri
4.
Konstruksi
5.
Perdagangan
6.
Komunikasi
7.
Keuangan
8.
Jasa
9.
Lainnya Jumlah
Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 241.032 233.930 297.451 267.516 279.728 (35,91%) (37,53%) (41,48%) (40,06%) (40,57%) 8.663 4.686 8.577 9.672 6.506 (1,29%) (0,75%) (1,20%) (1,45%) (0,94%) 110.124 (16,40%) 64.873 (9,67%) 144.223 (21,49%) 33.240 (4,95%) 1.537 (0,23%) 66.500 (9,91%) 1.018 (0,15%) 671.210 (100,00)
107.079 (17,18%) 45.832 (7,35%) 120.833 (19,38%) 29.703 (4,77%) 2.081 (0,33%) 78.155 (12,54%) 1.038 (0,17%) 623.337 (100,00)
102.759 108.407 113.855 (14,32%) (16,23%) (16,51%) 61.073 56.472 58.392 (8,52%) (8,46%) (8,47%) 126.293 132.818 128.869 (17,61%) (19,89%) (18,69%) 35.707 25.904 25.012 (4,98%) (3,88%) (3,63%) 3.339 5.660 3.623 (0,46%) (0,55%) (0,53%) 81.959 63.346 73.500 (11,43%) (9,48%) (10,66%) 0 0 0 (0,00%) (0,00%) (0,00%) 717.158 667.795 689.485 (100,00) (100,00) (100,00)
Sumber: BPS Kabupaten Cilacp, 2010 Penduduk usia kerja yang bekerja menurut lapangan usaha di Kabupaten Cilacap dibagi menjadi sembilan sektor yaitu sektor pertanian; sektor pertambangan dan galian, listrik, gas dan air bersih; sektor industri; sektor konstruksi; sektor perdagangan; sektor komunikasi; sektor keuangan; sektor jasa dan sektor lainnya. Secara keseluruhan, masing-masing sektor dalam menyerap tenaga kerja di Kabupaten Cilacap selalu berubah-ubah dari tahun ke tahun. Sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja di Kabupaten Cilacap dari tahun 2005-2009 masih mendominasi walaupun dengan persentase yang berfluktuatif. Sektor pertanian menyerap tenaga kerja terbesar yaitu pada tahun 2007 sebesar 297.451 atau 41,48% dari jumlah total tenaga kerja, sedangkan terendah yaitu pada tahun 2005 sebesar 241.032 atau 35,91%. Sejumlah orang yang bekerja pada suatu lapangan usaha dipandang sebagai kesempatan kerja yang tersedia, commit to usersehingga sektor pertanian berarti
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
adalah sektor yang memiliki kesempatan kerja tertinggi yang ditunjukkan dengan persentase penyerapan tenaga kerja yang selalu memiliki jumlah terbesar sejak tahun 2005 hingga tahun 2009. Sektor lain yang memiliki kesempatan kerja tinggi yaitu sektor perdagangan dan sektor industri. Berdasarkan data perkembangan penduduk usia kerja yang bekerja berdasarkan lapangan usaha utama di Kabupaten Cilacap, dapat diketahui pertumbuhan kesempatan kerja dari tahun ke tahun. Pertumbuhan kesempatan kerja merupakan perbandingan antara selisih kesempatan kerja suatu sektor pada tahun tertentu dibandingkan dengan kesempatan kerja tahun awal analisis. Pertumbuhan kesempatan kerja dari tahun ke tahun mulai tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Pertumbuhan Kesempatan Kerja menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009 (dalam %) No. 1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan Galian, Listrik, Gas dan Air Bersih Industri Konstruksi Perdagangan Komunikasi Keuangan Jasa Lainnya
Tahun 05/06 06/07 07/08 08/09 -2,95 27,15 -10,06 4,56 -45,91 83,03 12,77 -32,73
-2,77 -29,35 -16,22 -10,64 35,39 17,53 1,96
-4,03 33,25 4,52 20,21 60,45 4,87 -
5,50 -7,53 5,17 -27,45 69,51 -22,71 -
5,03 3,39 -2,97 -3,44 -35,99 16,03 -
Total 18,70 17,16
Ratarata 4,68 4,29
3,73 -0,24 -9,5 -21,33 129,36 15,72 1,96
0,93 -0,06 -2,38 -5,33 32,34 3,93 0,49
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010 Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui bahwa hampir setiap sektor perekonomian memiliki nilai pertumbuhan yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Enam dari sembilan sektor perekonomian di Kabupaten Cilacap memiliki nilai rata-rata pertumbuhan positif, yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan galian, listrik, gas dan air bersih, sektor industri, sektor keuangan, sektor jasa dan sektor lainnya. Sektor perekonomian yang memiliki nilai rata-rata pertumbuhan positif berarti bahwa sektor tersebut commit to user mengalami peningkatan dalam menyerap tenaga kerja selama kurun waktu 5
perpustakaan.uns.ac.id
51 digilib.uns.ac.id
tahun, sedangkan yang bernilai negatif berarti sektor tersebut mengalami penurunan dalam menyerap tenaga kerja. Nilai rata-rata pertumbuhan kesempatan kerja tertinggi adalah sektor keuangan yaitu sebesar 32,34% per tahun. Hal ini disebabkan karena sektor keuangan di Kabupaten Cilacap selama kurun waktu 2005-2009 mengalami perkembangan yang pesat ditunjukkan dengan berdirinya lembaga keuangan baru seperti perbankan syariah yang banyak didirikan di Kabupaten Cilacap, koperasi-koperasi yang semakin berkembang dan lembaga keuangan yang lain, sehingga terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor keuangan. Nilai rata-rata pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian sebesar 4,68% per tahun atau merupakan sektor yang memiliki nilai rata-rata pertumbuhan terbesar kedua. Sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja selalu mengalami perubahan yang ditunjukkan dengan persentase yang berfluktuatif. Besarnya persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian dibandingkan dengan penduduk yang bekerja di seluruh sektor tahun 20052009 dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Persentase Penduduk yang Bekerja pada Sektor Pertanian di Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009 Tahun 2005 2006 2007 2008 2009
Jumlah Penduduk Yang Bekerja (Jiwa) Di Sektor Pertanian Di Seluruh Sektor 241.032 671.210 233.930 623.337 297.451 717.158 267.516 667.795 279.728 689.485
Persentase (%) Sektor Pertanian 35,91 37,53 41,48 40,06 40,57
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010 Berdasarkan Tabel 13, dapat diketahui bahwa persentase penduduk yang bekerja pada sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dari tahun ke tahun selalu berubah-ubah namun cenderung meningkat. Peningkatan yang terjadi terutama pada tahun 2007 yang mengalami peningkatan tertinggi disebabkan oleh menurunnya sektor industri di Kabupaten Cilacap dalam menyerap tenaga kerja, sehingga banyak penduduk commit to useryang beralih ke sektor pertanian.
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tahun 2008 sektor pertanian mengalami penurunan dalam menyerap tenaga kerja jika dibandingkan dengan tahun 2007 yang disebabkan oleh berkembangnya sektor lain seperti sektor pertambangan dan galian, listrik, gas dan air bersih, sektor industri dan sektor keuangan. Meskipun mengalami penurunan, sektor pertanian tetap menyerap tenaga kerja tertinggi dibandingkan dengan sektor perekonomian lain. Keadaan kesempatan kerja yang dilihat dengan banyaknya penduduk yang terserap oleh sektor pertanian secara umum menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai kesempatan kerja yang tinggi setiap tahunnya dibandingkan dengan sektor perekonomian lainnya. Meningkatnya kesempatan kerja di sektor pertanian disebabkan oleh keterbatasan lapangan kerja yang tersedia di Kabupaten Cilacap dibandingkan dengan banyaknya pencari kerja yang mayoritas berpendidikan SMP (Disosnakertrans, 2010). Banyaknya pencari kerja yang terdaftar pada kantor Disosnakertrans Kabupaten Cilacap tahun 2005-2009 menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Banyaknya Pencari Kerja yang Terdaftar pada Kantor Disosnakertrans menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009 (Jiwa) No. 1. 2. 3. 4. 5.
Tingkat Pendidikan SD SMP SMA DIII/AK SARJANA Jumlah
Tahun Ratarata 2005 2006 2007 2008 2009 1.510 2.031 1.626 1.372 791 1.466 7.295 13.594 8.540 10.756 9.620 9.961 11.218 9.311 8.053 9.018 8.549 9.229,8 1.972 1.316 1.333 3.303 1.719 1.928,6 2.364 1.369 1807 3.033 2.191 2.152,8 24.359 27.621 21.359 27.482 22.870 24.738,2
Sumber: BPS Kabupaten Cilacap, 2010 Berdasarkan Tabel 14, dapat diketahui bahwa banyaknya pencari kerja yang terdaftar pada Disosnakertrans mayoritas berpendidikan SMP dengan rata-rata jumlah pencari kerja selama kurun waktu lima tahun yaitu dari tahun 2005-2009 sebanyak 9.961 Jiwa per tahun, sedangkan rata-rata jumlah commit to user pencari kerja terendah yaitu dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 1.466
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jiwa per tahun. Tingkat pendidikan sudah cukup baik, namun tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah lapangan pekerjaan lokal, sehingga penempatan tenaga kerja ke luar daerah bahkan luar negeri yang tercatat pada kantor Disosnakertrans mengalami peningkatan. Hal ini akan mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang bekerja di wilayah Kabupaten Cilacap. Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian ketenagakerjaan di kantor Disosnakertrans, penyaluran tenaga kerja yang tercatat merupakan tenaga kerja yang ditempatkan di luar daerah dan di luar negeri seperti ke perkebunan kelapa sawit di luar jawa, perusahaan industri di luar daerah dan ditempatkan di luar negeri seperti pembantu rumah tangga, perusahaan industri dan lain-lain. Pada tahun 2008-2009 terjadi peningkatan kesempatan kerja di sektor pertanian karena dari tahun 2008-2009 penyaluran tenaga kerja ke luar daerah/ luar negeri menurun, sedangkan tahun 2005-2006 terjadi penurunan kesempatan kerja di sektor pertanian karena dari tahun 2005-2006 penyaluran tenaga kerja ke luar daerah/ luar negeri meningkat. Banyaknya tenaga kerja di Kabupaten Cilacap yang disalurkan ke luar daerah dan luar negeri dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Banyaknya Penyaluran Tenaga Kerja Antar Daerah dan Antar Negara yang Terdaftar pada Kantor Disosnakertrans Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009 No. 1. 2.
Tujuan Penyaluran AKAD AKAN Jumlah
2005 591 8.492 9.083
2006 455 14.065 14.520
Sumber : BPS Kabupaten Cilacap 2010
commit to user
Tahun 2007 260 9.239 9.499
2008 245 10.667 10.912
2009 123 7.393 7.516
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
V.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Peranan Sektor Pertanian Dalam Penyerapan Tenaga Kerja Sektor pertanian merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar di Kabupaten Cilacap. Budiharsono (2005) menyebutkan bahwa untuk mengukur besarnya peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja yaitu dengan menghitung angka pengganda tenaga kerja. Dimana angka pengganda tenaga kerja merupakan perbandingan antara jumlah tenaga kerja seluruh sektor dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja sektor pertanian. Setelah mengetahui angka pengganda tenaga kerja, maka dapat diketahui pertumbuhan tenaga kerja total wilayah Kabupaten Cilacap yaitu dengan mengalikan angka pengganda tenaga kerja yang telah diperoleh dengan pertumbuhan tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap. Hasil perhitungan angka pengganda tenaga kerja dan pertumbuhan tenaga kerja dalam kurun waktu lima tahun di Kabupaten Cilacap yaitu tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Angka Pengganda Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Tenaga Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Cilacap Tahun 2005-2009 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009
NB 278.257 241.032 233.930 297.451 267.516 279.728 Rata-rata
N 682.522 671.210 623.337 717.158 667.795 689.485
K 2,45 2,78 2,66 2,41 2,49 2,46 2,54
∆NB -37.225 -7.102 63.521 -29.935 12.212
∆N -103.662,00 -18.924,20 153.149,90 -74.726,20 30.100,64
Sumber: Analisis Data Sekunder Berdasarkan Tabel 16, diketahui bahwa angka pengganda tenaga kerja (K) yang menunjukkan besarnya peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap. Nilai K yang diperoleh dari hasil analisis angka pengganda tenaga kerja merupakan perbandingan antara jumlah tenaga kerja seluruh sektor dibagi commit dengan tojumlah user tenaga kerja sektor pertanian. 54
perpustakaan.uns.ac.id
55 digilib.uns.ac.id
Angka pengganda tenaga kerja yang diperoleh dari hasil analisis menunjukkan terjadi perubahan yang fluktuatif dari tahun ke tahun dengan kecenderungan menurun. Nilai rata-rata angka pengganda tenaga kerja yang diperoleh yaitu sebesar 2,54 yang berarti bahwa setiap terjadi peningkatan 1 tenaga kerja pada sektor pertanian, maka akan membuka kesempatan kerja total di Kabupaten Cilacap sebanyak 2 hingga 3 tenaga kerja. Angka pertumbuhan tenaga kerja sektor pertanian (∆NB) tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu terjadi peningkatan tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian sebanyak 63.521 jiwa, sedangkan terendah terjadi pada tahun 2005 yaitu terjadi penurunan sebanyak 37.255 jiwa. Peningkatan jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian pada tahun 2007 disebabkan karena terjadinya penurunan penyerapan tenaga kerja di sektor industri. Terjadinya krisis ekonomi global yang menyebabkan perindustrian secara keseluruhan mengalami keterpurukan termasuk perindustrian di Kabupaten Cilacap, sehingga banyak penduduk yang kehilangan pekerjaan dan kemudian kembali bekerja di sektor pertanian. Menurut bagian ketenagakerjaan yang terdapat di kantor Disosnakertrans, pada tahun 2007 sektor industri di Kabupetan Cilacap mengalami penurunan, sehingga berpengaruh terhadap jumlah tenaga kerja yang terserap. Tenaga kerja sektor industri banyak yang terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan mereka beralih ke sektor pertanian. Pertumbuhan tenaga kerja sektor pertanian terendah terjadi pada tahun 2005 yaitu terjadi penurunan sebesar 37.225 jiwa. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2005 di Kabupaten Cilacap terjadi perkembangan sektor keuangan yang cukup tinggi, yaitu banyak didirikan lembaga keuangan syariah, perbankan konvensional dan koperasi-koperasi yang semakin berkembang juga, sehingga banyak tenaga kerja yang terserap di sektor keuangan tersebut dan menyebabkan menurunnya tenaga kerja di sektor pertanian. Angka pertumbuhan tenaga kerja di wilayah Kabupaten Cilacap (∆N) diperoleh dari hasil kali antara angka pengganda tenaga kerja dengan to user Pada awal tahun analisis yaitu pertumbuhan tenaga kerja di commit sektor pertanian.
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tahun 2005 jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian sebanyak 241.032 jiwa atau sebesar 35,91% dari jumlah total tenaga kerja di Kabupaten Cilacap. Pertumbuhan tenaga kerja tiotal wilayah Kabupaten Cilacap tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebanyak 153.149,9 jiwa. B. Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan ketersediaan pekerjaan untuk diisi oleh para pencari kerja. Dapat juga didefinisikan sebagai jumlah penduduk yang digunakan dalam suatu kegiatan ekonomi untuk memproduksi barang dan jasa. Dalam penelitian ini, kesempatan kerja didekati dengan sejumlah penduduk usia kerja yang bekerja menurut lapangan usaha, sehingga dari data jumlah penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha tersebut dapat diketahui kesempatan kerja dari tiap sektor perekonomian/ lapangan usaha yang ada di wilayah Kabupaten Cilacap. Tiap sektor perekonomian memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menyerap tenaga kerja. Sektor yang mempekerjakan lebih banyak orang umumnya menghasilkan barang dan jasa dalam jumlah yang lebih banyak juga. Keadaan kesempatan kerja yang didekati dengan jumlah penduduk usia kerja yang bekerja di suatu sektor di Kabupaten Cilacap. Pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian menurut analisis Shift Share adalah hasil penjumlahan persentase perubahan kesempatan kerja berdasarkan nilai komponen pertumbuhan proporsional dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah, sehingga akan diperoleh nilai pergeseran bersih yang menunjukkan pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian. Setiap
sektor
perekonomian
di
Kabupaten
Cilacap
memiliki
pertumbuhan kesempatan kerja yang berbeda-beda. Sektor perekonomian yang memiliki pertumbuhan kesempatan kerja progresif (maju) ditunjukkan dengan nilai PB ≥ 0, sedangkan sektor perekonomian yang memiliki nilai PB < 0 berarti pertumbuhan kesempatan kerja sektor termasuk ke dalam kelompok lamban. Nilai PB (pergeseran bersih) dalam analisis diperoleh dari penjumlahan PP (pertumbuhan proporsional) dan PPW (pertumbuhan pangsa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
57 digilib.uns.ac.id
wilayah). Pertumbuhan kesempatan kerja sektor perekonomian (lapangan usaha) di Kabupaten Cilacap dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Perekonomian di Kabupaten Cilacap No. Lapangan Usaha 1. Pertanian 2. Pertambangan & Galian; Listrik, Gas & Air Bersih 3. Industri 4. Konstruksi 5. Perdagangan 6. Komunikasi 7. Keuangan 8. Jasa 9. Lainnya
∆Yij 38.696
% ∆Yij 16,05
-2.157 3.731 -6.481 -15.354 -8.228 2.086 7.000 -1.018
-24,90 3,39 -9,99 -10,65 -24,75 135,72 10,53 -100,00
Sumber: Analisis Data Sekunder Berdasarkan Tabel 17, dapat diketahui bahwa pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian sebesar 16,05% atau sebesar 38.696 jiwa yang berarti bahwa kesempatan kerja sektor pertanian meningkat dari tahun 2005-2009. Nilai pertumbuhan kesempatan kerja positif berarti pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap meningkat. Sektor pertanian sebagai sektor yang bergerak dalam usaha pengolahan sumberdayasumberdaya alam menjadi produk yang dapat memenuhi kebutuhan manusia mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak di Kabupaten Cilacap. Sektor perekonomian di Kabupaten Cilacap yang memiliki pertumbuhan kesempatan kerja positif anata lain adalah sektor industri, sektor keuangan dan sektor jasa, yang berarti bahwa perumbuhan kesempatan kerja masingmasing sektor tersebut mengalami peningkatan dari tahun 2005-2009. Budiharsono (2005), mengemukakan bahwa analisis Shift Share digunakan untuk menganalisis perubahan berbagai indikator kegiatan ekonomi, seperti produksi dan kesempatan kerja pada dua titik waktu di suatu wilayah. Dari hasil analisis ini akan diketahui bagaimana perkembangan to user suatu sektor di suatu wilayahcommit jika dibandingkan secara relatif dengan sektor-
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sektor lainnya, apakah bertumbuh cepat atau lamban. Dalam analisis ini diasumsikan bahwa perubahan tenaga kerja/ produksi di suatu wilayah antara tahun dasar dengan tahun akhir analisis dibagi menjadi tiga komponen pertumbuhan, yaitu: komponen pertumbuhan nasional (national growth component)
disingkat
PN,
komponen
pertumbuhan
proporsional
(proporsional or industrial mix growth component) disingkat PP dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (regional growth component) disingkat PPW. Berdasarkan hasil analisis, nilai PN, PP dan PPW sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Komponen Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Cilacap Komponen Pertumbuhan Pertumbuhan Nasional (PN) Pertumbuhan Proporsional (PP) Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) Pergeseran Bersih (PB)
Nilai 2.772,53 -3.201,85 39.125,32 35.923,47
% 1,15 -1,33 16,23 14,90
Sumber: Analisis Data Sekunder Berdasarkan Tabel 18, dapat diketahui bahwa nilai pertumbuhan nasional (PN) yang merupakan nilai pertumbuhan sektor pertanian secara umum menunjukkan bahwa PN sektor pertanian bernilai positif yaitu sebesar 2.772,53 atau 1,15%. Budiharsono (2005), menyatakan konsep pertumbuhan nasional (PN) terdapat asumsi bahwa tidak terdapat perbedaan karakteristik antarsektor maupun antarwilayah, sehingga apabila terjadi perubahan pada suatu sektor/ wilayah maka akibatnya kurang lebih akan sama pada berbagai sektor/ wilayah tersebut dan pertumbuhan suatu sektor/ wilayah akan berkembang dengan laju
yang hampir sama dengan pertumbuhan
nasionalnya. Padahal pada kenyataan di lapangan, setiap sektor/ wilayah memiliki laju pertumbuhan yang berbeda-beda, ada sektor/ wilayah yang memiliki laju yang lebih cepat maupun lebih lambat jika dibandingkan dengan sektor/ wilayah lain. Maka dari itu, untuk mengetahui penyebab dan mengukur perbedaan yang timbul dihitung dengan cara memisahkan commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
komponen pertumbuhan nasional menjadi pertumbuhan proporsional dan pertumbuhan pangsa wilayah. Pertumbuhan proporsional tumbuh karena perbedaan sektor dalam permintaan produk, perbedaan dalam ketersediaan bahan mentah, perbedaan dalam
kebijakan
industri
dan
perbedaan
dalam
keragaman
pasar
(Budiharsono, 2005). Nilai pertumbuhan proporsional (PP) sektor pertanian di Kabupaten Cilacap sebesar -3.201,85 atau -1,33% yang berarti bahwa sektor pertanian termasuk ke dalam sektor yang perkembangannya lambat (PP<0). Pertumbuhan kesempatan kerja dilihat dari nilai pertumbuhan proporsional tergolong ke dalam kelompok lambat yang disebabkan oleh masih kurangnya pengoptimalan lahan, sebagai contoh untuk sawah irigasi teknis seluas 36.717 Ha belum seluruhnya diusahakan untuk 3 kali musim tanam, padahal untuk irigasi teknis sendiri dapat diusahakan untuk 3 kali musim tanam, sehingga produktivitas hasil pertanian belum maksimal (Dispertanak, 2011). Selain itu, kebijakan pemerintah mengenai subsidi faktor-faktor produksi pertanian seperti pupuk dan benih belum terlaksana dengan baik terutama dalam hal pendistribusian, sehingga dapat menghambat pertumbuhan sektor pertanian. Berkembanganya sektor keuangan yang cukup pesat, sehingga banyak tenaga kerja yang beralih ke sektor keuangan yang ditunjukkan dengan pertumbuhan kesempatan kerja sektor keuangan sebesar 135,72% (Tabel 17), menjadi salah satu penyebab pertumbuhan sektor pertanian dilihat dari komponen pertumbuhan proporsional tergolong lambat. Cepat lambatnya pertumbuhan wilayah dilihat dari pertumbuhan pangsa wilayah ditentukan oleh keunggulan komparatif, akses ke pasar, dukungan kelembagaan, prasarana sosial dan ekonomi serta kebijakan ekonomi regional pada wilayah tersebut (Lucas dan Primms dalam Budiharsono, 2005). Nilai pertumbuhan pangsa wilayah (PPW) sektor pertanian di Kabupaten Cilacap sebesar 39.125,32 atau 16,23% yang berarti bahwa sektor pertanian tergolong ke dalam sektor yang memiliki daya saing yang baik apabila dibandingkan dengan sektor pertanian di wilayah lainnya. Peningkatan kesempatan kerja commit to user sektor pertanian di Kabupaten Cilacap memiliki daya saing yang baik jika
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dibandingkan dengan kesempatan kerja sektor pertanian wilayah lainnya. Dukungan dari lembaga penunjang perkembangan sektor pertanian yang baik, sehingga kesempatan kerja sektor pertanian mampu berdaya saing dengan wilayah lain di Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data dari Badan Penyuluh Pertanian dan Ketahanan pangan (BP2KP) Kabupaten Cilacap, lembaga penunjang tersebut terdiri dari kelompok tani (Poktan) sebanyak 1914, gabungan kelompok tani (gapoktan) sebanyak 279, kelompok tani hutan rakyat (KTHR) sebanyak 202, koperasi pertanian (Koptan) sebanyak 14 dan terdapat kelompok pelaku utama kelautan dan perikanan yang bergerak dalam usaha budidaya air tawar, nelayan, budidaya tambak, pengolahan ikan dan tangkap.
Adanya
dukungan
tersebut
mempermudah
petani
dalam
mengembangkan usahataninya, seperti kemudahan dalam memperoleh pinjaman, benih, pupuk, alsintan dan saprodi lain. Petani di Kabupaten Cilacap dengan kepemilikan lahan yang tergolong sempit, dengan adanya dukungan tersebut mereka dapat tetap mengembangkan usahataninya, sehingga pendapatan petani meningkat. Pergeseran bersih (PB) merupakan penjumlahan dari dua komponen pertumbuhan wilayah yaitu pertumbuhan proporsional dengan pertumbuhan pangsa wilayah yang digunakan untuk mengidentifikasi pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Cilacap. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai pergeseran bersih (PB) sebesar 35.923,47 atau 14,90% yang berarti pertumbuhan sekor pertanian di Kabupaten Cilacap tergolong ke dalam sektor progresif (maju). Majunya sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dipengaruhi oleh adanya kebijakan pemerintah mengenai pengembangan lembaga penunjang sektor pertanian yang dapat mempermudah petani dalam memperoleh faktor-faktor produksi seperti pupuk dan benih, memperoleh pinjaman untuk melaksanakan kegiatan usahatani dan menjual hasil pertanian. Jenis usaha yang diusahakan oleh lembaga penunjang tersebut meliputi usaha di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, pengolahan hasil, simpan pinjam dan lainto user lain. Kebijakan pemerintah commit mengenai pengembangan sektor industri yang
perpustakaan.uns.ac.id
61 digilib.uns.ac.id
berbahan baku hasil pertanian, sehingga meningkatnya industri pengolahan hasil pertanian akan mendorong sektor pertanian untuk meningkatkan hasil produksinya guna memenuhi permintaan bahan baku. Hal ini akan mengakibatkan meningkatnya kebutuhan tenaga kerja sektor pertanian, berkembangnya sektor industri dalam menyerap tenaga kerja seiring dengan meningkatnya penyerapan tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap. Apabila yang dikembangkan hanya sektor industri, maka tidak akan mampu menampung tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar, mengingat bekerja di sektor industri tidak semudah bekerja di sektor pertanian, sehingga pemerintah mengambil kebijakan untuk mengembangkan kedua sektor tersebut. Kebijakan mengenai pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan seperti konservasi lahan kritis serta rehabilitasi sumber daya perikanan dan kelautan. Kebijakan-kebijakan pemerintah diatas menyebabkan sektor pertanian di Kabupaten Cilacap termasuk ke dalam kelompok pertumbuhan maju (progresif). C. Proyeksi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian Untuk Lima dan Sepuluh Tahun Yaitu Tahun 2010 sampai Tahun 2014 dan Tahun 2019 Sektor perekonomian di Kabupaten Cilacap memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menyerap tenaga kerja dari tahun ke tahun. Diketahuinya perbedaan tersebut, maka pemerintah Kabupaten Cilacap akan lebih mudah dalam menyusun kebijakan yang tepat untuk memajukan pembangunan ekonomi guna mensejahterakan rakyatnya. Pengembangan sektor-sektor yang dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar agar penyerapan tenaga kerja semakin tinggi, sehingga masyarakat memperoleh pendapatan yang layak dan dapat memenuhi kebutuhan, sehingga kesejahteraan masyarakat Kabupaten Cilacap akan meningkat. Perkembangan sektor-sektor tersebut akan mendukung berkembangnya perekonomian Kabupaten Cilacap. Kesempatan kerja sektor pertanian dari tahun 2005-2009 tergolong ke dalam sektor yang progresif (maju), tetapi belum diketahui apakah sektor pertanian akan tetap progresif untuk lima dan sepuluh tahun mendatang. commit to user Maka dari itu, akan dilakukan analisis mengenai proyeksi kesempatan kerja
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sektor pertanian untuk tahun 2014 dan tahun 2019. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting bagi kehidupan masyarakat Kabupaten Cilacap, walaupun saat ini pertumbuhan sektor pertanian progresif, tetapi apabila tidak didukung dengan kebijakan yang tepat, tidak menutup kemungkinan pertumbuhan sektor pertanian akan menurun. Dengan mengetahui proyeksi kesempatan kerja sektor pertanian untuk lima dan sepuluh tahun mendatang, maka akan membantu pemerintah Kabupaten Cilacap dalam menentukan kebijakan yang tepat untuk memajukan perekonomian Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Cilacap dapat menjadi kabupaten yang maju dan berkembang terutama pada sektor pertanian. Proyeksi kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap untuk lima (2010-2014) dan sepuluh (2010-2019) tahun mendatang dianalisis dengan menggunakan metode pure forecast. Metode pure forecast merupakan metode yang berdasar pada kejadian masa lalu, dilakukan dengan mengamati gejala-gejala dan pola perkembangan di masa lalu untuk dapat memperkirakan keadaan di masa yang akan datang. Dalam penelitian ini digunakan asumsi bahwa pertumbuhan kesempatan kerja di sektor pertanian Kabupaten Cilacap pada masa mendatang mengikuti pola pertumbuhan kesempatan
kerja
di
masa
lampau.
Perhitungan
proyeksi
dengan
menggunakan skenario moderat, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah (Gy), pertumbuhan kesempatan kerja (Gn) dan elastisitas kesempatan kerja (EKK) antara periode analisis dan periode dasar dianggap tetap. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai pertumbuhan ekonomi daerah tetap yaitu sebesar 0,161931 dan nilai pertumbuhan kesempatan kerja tetap sebesar 0,160543. Hasil bagi antara pertumbuhan kesempatan kerja dengan pertumbuhan ekonomi daerah diperoleh nilai elastisitas kesempatan kerja. Perhitungan elastisitas kesempatan kerja adalah sebagai berikut:
commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gn = dN / N
Gy = dY / Y
= 279.728-241.032 241.032 = 0,160543
= 22.733.430.000.000-19.565.220.000.000 19.565.220.000.000 = 0,161931
EKK = Gn / Gy = 0,160543 0,161931 = 0,991428 Proyeksi untuk lima (2010-2014) dan sepuluh (2010-2019) tahun ke depan adalah sebagai berikut: Lit
= Lito (1+ Gn)t
L2014 = L2009 (1+ Gn)5
Lit
= Lito (1+ Gn)t
L2019 = L2009 (1+ Gn)10
= 279.728 (1+0,160543)5
= 279.728 (1+0,160543)10
= 279.728 (2,105262148)
= 279.728 (4,432128711)
= 588.900,7701
= 1.239.790,5
L2014 menunjukkan jumlah kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap tahun 2014. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai L2014 sebesar 588.901 jiwa, yang berarti terjadi peningkatan kesempatan kerja sebanyak 309.173 jiwa selama kurun waktu lima tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata peningkatan kesempatan kerja sektor pertanian tiap tahun sebanyak 61.835 jiwa per tahun. L2019 menunjukkan jumlah kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Cilacap tahun 2019. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh angka kesempatan kerja tahun 2019 sebanyak 1.239.790 jiwa yang berarti selama kurun waktu 10 tahun terjadi peningkatan kesempatan kerja sebanyak 960.062 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata peningkatan kesempatan kerja sektor pertanian tiap tahun sebanyak 96.006 jiwa per tahun. Perhitungan linier dengan skenario moderat menunjukkan hasil bahwa peningkatan rata-rata per tahun untuk proyeksi sepuluh tahun lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan rata-rata per tahun untuk proyeksi lima commit to user tahun. Hal ini disebabkan karena dalam pembangunan jangka panjang terjadi
perpustakaan.uns.ac.id
64 digilib.uns.ac.id
kegiatan-kegiatan pembangunan yang lebih besar, sehingga menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. Pembangunan wilayah Kabupaten Cilacap mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber untuk pembangunan sektor lain, sehingga sektor pertanian juga menyerap tenaga kerja terbanyak. Hal ini didukung dengan adanya strategi-strategi yang disusun oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Cilacap sebagai berikut: 1. Peningkatan produktivitas dan produksi komoditas pangan utama pertanian dan peternakan. 2. Rehabilitasi dan optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana penunjang pertanian. 3. Peningkatan pengembangan teknologi spesifik lokalita yang ramah lingkungan. 4. Pengamanan, penyelematan dan peningkatan mutu produksi komoditas pertanian dan peternakan. 5. Pengembangan dan Pembinaan perbenihan. 6. Peningkatan koordinasi antar lembaga dalam pengawasan distribusi, penyediaan sarana/prasarana distribusi dan pengendalian harga pangan. 7. Pengembangan pola dan manajemen usaha tani dari tradisional ke wirausaha yang berorientasi pasar. 8. Pengembangan kemitraan usaha antara petani dengan pelaku usaha pertanian dan peternakan. 9. Pengembangan pengolahan hasil pangan komoditas pertanian dan peternakan. 10. Pengembangan promosi produk pertanian dan peternakan. 11. Pengembangan sistem penyediaan sarana produksi. 12. Penumbuhan kelompok tani agribinis pada sentra-sentra produksi komoditas pertanian dan peternakan yang bernilai ekonomis tinggi. 13. Revitalisasi penyuluhan. 14. Pengembangan kemampuan dan SDM petani dalam mengakses teknologi melalui pelatihan dan magang. commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
15. Sosialisasi
dan
pembuatan
rancangan
peraturan
perundang-
undangan/produk-produk hukum yang berhubungan dengan pertanian. 16. Pengembangan kelembagaan pertanian dan peternakan berbasis agribisnis. Strategi-strategi
ini
digunakan
pemerintah
sebagai
alat
untuk
memperbaiki keadaan sektor pertanian di Kabupaten Cilacap, misalnya adanya program pengembangan agribisnis yang salah satunya menyatakan adanya upaya pengembangan dan rehabilitasi infrastruktur pertanian dan pedesaan (Renstra SKPD 2008-2012). Rehabilitasi infrastruktur ini dapat berupa perbaikan saluran irigasi, penambahan toko saprodi sehingga lebih dekat dengan petani dan perbaikan jalan raya sebagai sarana transportasi. Berdasarkan hal ini, dapat dijadikan momentum bagi pemerintah untuk menarik minat masyarakat untuk mengembangkan sektor pertanian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
VI.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian dan proyeksi kesempatan kerja untuk lima dan sepuluh tahun di Kabupaten Cilacap dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Cilacap selama tahun 2005-2009 yang dihitung dengan angka pengganda tenaga kerja menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun. Ratarata angka pengganda tenaga kerja yang diperoleh dari hasil analisis adalah sebesar 2,54 yang berarti bahwa setiap terjadi peningkatan 1 tenaga kerja pada sektor pertanian, maka akan membuka kesempatan kerja total di Kabupaten Cilacap sebanyak 2 hingga 3 tenaga kerja. 2. Pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap selama tahun 2005-2009 yang dihitung dengan analisis shift share menunjukkan pertumbuhan kesempatan kerja yang progresif (maju). Nilai pergeseran bersih yang diperoleh dari hasil analisis adalah sebesar sebesar 35.923,47 atau 14,90%. 3. Proyeksi kesempatan kerja sektor pertanian di Kabupaten Cilacap dihitung dengan metode pure forecast menunjukkan proyeksi untuk lima dan sepuluh tahun ke depan terus meningkat. Proyeksi kesempatan kerja untuk tahun 2014 sebesar 588.901 jiwa dan tahun 2019 sebesar 1.239.790 jiwa. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat penulis berikan untuk Kabupaten Cilacap mengenai ketenagakerjaan khususnya sektor pertanian dalah sebagai berikut: 1. Pemerintah sebaiknya lebih memperhatikan mengenai pengoptimalan penggunaan lahan, sebagai contoh untuk sawah irigasi teknis diusahakan untuk 3 kali musim tanam dengan pemilihan pola tanam dan komoditi commit to user 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
yang tepat, sehingga terhindar dari gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan kesuburan tanah akan tetap terjaga. Pola tanam yang dipilih misalnya padi, padi dan palawija, pemilihan komoditi palawija seperti cabai atau tanaman hortikultura lain yang memiliki nilai jual tinggi. Dengan usaha tersebut diharapkan akan meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan meningkatkan pendapatan petani, sehingga akan merubah pola pikir masyarakat mengenai pekerjaan di sektor pertanian serta dapat menarik minat masyarakat untuk bekerja di sektor pertanian. 2. Perlu
kehati-hatian
dalam
menentukan
tenggang
waktu
dalam
menggunakan metode pure forecast karena mengingat dinamika perekonomian yang tidak stabil.
commit to user 67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Amin, R. 2007. Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Semarang. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Andayana. 2009. Angkatan Kerja, Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja. http://andayana.com/2009/10/angkatan-kerja-tenaga-kerha-dan_16. Diakses tanggal 4 Desember 2010. Arifin, B. 2008. Strategi Baru Pembangunan Pertanian. http://www.kompas.com. Diakses Pada Tanggal 7 November 2010. Arsyad, L. 2009. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah Edisi Kedua Cetakan Pertama. BPFE UGM. Yogyakarta. BPS. 2006. Pendapatan Domestik Regional Bruto 2005. Cilacap. ____. 2007. Pendapatan Domestik Regional Bruto 2006. Cilacap. ____. 2008. Pendapatan Domestik Regional Bruto 2007. Cilacap. ____. 2009. Pendapatan Domestik Regional Bruto 2008. Cilacap. ____. 2010. Pendapatan Domestik Regional Bruto 2009. Cilacap. ____. 2010. Cilacap Dalam Angka 2009/2010. Cilacap. ____. 2010. Jawa Tengah Dalam Angka 2010. Cilacap. Budiharsono, S. 2005. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. Pradnya Paramita. Jakarta. Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Djojohadikusumo, S., 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Dasar Teori Ekonomi, Pertumbuhan dan Ekonomi pembangunan Cetakan Pertama. LP3ES. Jakarta. Irawan. 1982. Ekonomi Pembangunan Edisi Ketiga. BPFE UGM. Yogyakarta. Jhingan, M. L. 2007. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Kartono, D. 1999. Modul Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Daerah. Lembaga Pengkajian Otonomi Daerah Pusat Antar Universitas Ilmuilmu Sosial UI. Jakarta. Molo, M. dan Retno S, 1998. Laporan Akhir Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Daerah (PTKD) Jateng. BAPEDDA Prop.Dati I Jateng. Pusat Studi Kependudukan Lembaga Penelitian UNS. Karanganyar. Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta. commit to user 68
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Nareswari, E.D. 2010. Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Karanganyar. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Simanjuntak, P. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. LPFEUI. Jakarta. Santoso, W. 2010. Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Wonogiri. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Siagian. 1989. Pembangunan Ekonomi Dalam Cita-cita dan Realita. Citra Aditya Bakti. Bandung. Sugihardjo dan Retno, S. 2005. Materi Penunjang Perkuliahan Kependudukan. Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian FP UNS. Surakarta. Surakhmad, W. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Tarsito. Bandung. Suroto. 1992. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja. UGM Press. Yogyakarta. Swasono dan Sulistyaningsih, 1987. Metode Perencanaan Tenaga Kerja Tingkat Nasional, Regional dan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta. Todaro, M. P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga: Jilid 1. Erlangga. Jakarta. Widodo, T. 2006. Perencanaan Pembangunan Aplikasi Komputer (Era Ekonomi Daerah). UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Wie, T.K.,1981. Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan, Beberapa Pendekatan Alternatif, Cetakan Pertama. LP3ES. Jakarta.
commit to user 69