MOBILITAS TENAGA KERJA DARI SEKTOR PERTANIAN KE SEKTOR NON PERTANIAN DI KECAMATAN LAWANG KABUPATEN MALANG Oleh: Setyo Wahyu Sulistyono Mahasiswa Pascarjana Universitas Brawijaya Malang E-mail/No. Hp:
[email protected]/Abstract To the effect this research to know happening influence factor its labouring mobility and knows labouring mobility aim of agricultural sektor go to non agricultural sektor at Lawang's district Baleful Regency. This research utilizes descriptive analisis qualitative where research to gather information about state an aught phenomena which is phenomena which is charged what marks sense at the moment research be done. Analysis results obtained that there are factors that affect labor mobility, among others: age of respondent, educational level, income, and number of dependents covered by the respondent. And, the direction of labor mobility dominated the trading sektor. Based on the results of research, the implications of this study need to increase the quality of human resources at this sektor, education and expertise in communities, and equitable distribution of mobility in an attempt to align the direction of development. Keywords: Mobility, labour, agricultural, and Malang
Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor pengaruh terjadinya mobilitas tenaga kerja dan mengetahui arah mobilitas tenaga kerja dari sektor pertanian ke non sektor pertanian di Kecamatan Lawang Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dimana penelitian untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu gejala yang dituntut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Hasil analisa yang didapat adalah terdapat faktor yang mempengaruhi mobilitas tenaga kerja antara lain: usia responden, tingkat pendidikan responden, pendapatan yang diterima responden, dan jumlah tanggungan keluarga yang ditanggung oleh responden. Serta diketahui arah mobiltas tenaga kerja didominasi sektor perdagangan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka implikasi penelitian ini adalah perlu ada peningkatan dalam kualitas sumber daya manusia secara sektoral, pendidikan dan keahlian dalam masyarakat, serta pemerataan arah mobilitas sehingga timbul keselarasan dalam pembangunan. Kata Kunci: Mobilitas, tenaga kerja, pertanian, dan Malang
Mobilitas Tenaga Kerja .… (Setyo Wahyu Sulistyono)
sosial,
PENDAHULUAN Menurut
Prijono
politik,
maupun
Meskipun demikian, banyak
studi
Tjiptoherijanto, mobilitas penduduk
memperlihatkan
merupakan bagian integral dari proses
bentuk keputusan serta motivasi yang
pembangunan secara keseluruhan,.
diambil oleh
mobilitas telah
berlainan,
antara
karena
alasan
dan penerima dampak dari perubahan
ekonomi
dengan
karena
alasan
dalam struktur ekonomi dan sosial
politik.
menjadi penyebab
suatu daerah. Oleh sebab itu, tidak
bahwa
budaya.
bentuk-
induvidu akan sangat
Penempatan tenaga kerja sesuai
terlalu tepat untuk hanya menilai
dengan bidangnya
semata-mata aspek positif maupun
diperhatikan, sebagai suatu tolak ukur
negatif
produktifitas
dari
mobilitas
penduduk
sangat perlu
dalam
dunia
terhadap pembangunan yang yang
pekerjaannya. Menurut Sumarsono
ada,
(2009;15)
tanpa
memperhitungkan
pasar tenaga kerja akan
pengaruh kebaikannya. Tidak akan
membutuhkan bentuk individu yang
terjadi proses pembangunan tanpa
layak untuk bekerja antara lain.;
adanya mobolitas penduduk. Tetapi
Pertama, Pegawai atau karyawan
juga tidak akan terjadi pengarahan
umumnya
penyebaran penduduk yang berarti
pendidikan dan keterampilan yang
tanpa adanya kegiatan pembangunan
tinggi. Kedua, Disiplin kerja yang
itu sendiri.
tinggi. Ketiga, Produktifitas kerja
Mobilitas Perubahan
Penduduk Sosial
dan
Ekonomi.
mempunyai
tingkat
yang tinggi Dan Keempat, Memiliki etos
kerja
yang
tinggi.
Namun
Terkadang timbul suatu bentuk alasan
terkadang penempatan angkatan kerja
mobilitas
dapat
yang
perpindahan
mengarah secara
pada
berpindah
dikarenakan
regional
keinginan dari angkatan kerja sebagai
penduduk dari sudut proses untuk
penyedia tenaga kerja dan lapangan
mempertahankan
tenaga
hidup
kerja
sebagai
permintaan
(Wilkinson:1973; Broek, Julien Van
tenaga kerja, serta perlu adanya
den:1996). Proses mempertahankan
keseimbangan dari kedua hal tersebut,
hidup ini harus dilihat dalam arti yang
sehingga akan timbulnya pemerataan
luas, yaitu dalam konteks ekonomi,
pembangunan nasional.
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011
135
Mobilitas Tenaga Kerja .… (Setyo Wahyu Sulistyono)
Menurut Sugiharno dan Waluyo (2004;217) yang
Pembangunan daerah
merupakan
pembangunan pada
bagian
nasional
kualitas,
ekonomi
daerah.
dari
diarahkan
peningkatan
mendorong pertumbuhan
Tidak
hanya
melalui
ekonomi
daerah,
perekonomian
daerah
pertumbuhan pemerataan
pertumbuhan dan pemerataan yang
dapat juga melalui pemerataan tiap
optimal. Perluasan kesempatan kerja,
sektor perekonomian, sektor pertanian
dan
rill,
merupakan sektor yang menyerap
hidup
angkatan kerja yang tinggi, karena
masyarakat.
sektor ini akan menyangkut pada
tingkat
pendapatan
kesejahteraan seluruh
serta
taraf
lapisan
Sebagaimana
disebutkan
dalam
proses pengolahan hingga pemasaran
GBHN tahun 1997, bahwa hakekat
yang
pembangunan
penyerapan lapangan pekerjaan.
nasional
pembangunan
manusia
adalah
akan
mengoptimalkan
Indonesia
Kecamatan Lawang merupakan
secara seutuhnya. Hal ini berarti yang
kawasan di Kabupaten Malang yang
menjadi
berpotensi
sasaran
pembangunan
pokok
mengalami
pergeseran
manusia
struktur perekonomian yang akan
selain
merubah sektor dalam penyerapan
sebagai pelaku pembangunan adalah
angkatan kerja, selain itu lawang yang
sebagai
berawal
Indonesia,
adalah
dari
sebab
manusia
sasaran
Dengan
suatu
pembangunan. keadaan
dimana
Dari
mengandalkan
kawasan pertanian
dengan saat
ini
terkadang tidak terjadi keseimbangan
mulai mengalami pergeseran sektor
antara jumlah angkatan kerja dan
unggulan, dapat
lapangan
telah
pekerjaan
pembangunan Kabupaten suatu
daerah
Malang
bentuk
pembangunan berorientasi
maka khususnya
perlu
pemerataan daerah pada
adanya
banyak
kita lihat saat ini dibangun
industri-
industri maupun bangunan lainnya yang
menyerap
angkatan
kerja,
serta
sehingga diduga adanya mobilitas
yang
tenaga
peningkatan
kerja
yang
terjadi
di
Kecamatan Lawang. Dimana melalui
lapangan pekerjaan yang mampu
pengembangan
menampung jumlah angkatan kerja,
juga dapat mendorong pertumbuhan
sehingga
perekonomian daerah yang tinggi,
diharapkan
mampu
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011
teknologi
terpadu,
136
Mobilitas Tenaga Kerja .… (Setyo Wahyu Sulistyono)
selain
itu
melalui
peningkatan
produksi yang secara optimal dengan
menggambarkan
keadaan
secara
numerik.
terutama di sektor pertanian dan
Jenis
data
yang
digunakan
industri serta peningkatan kesempatan
dalam penelitian ini adalah data
kerja diberbagai sektor
primer
dan
sekunder
dengan
mengambil data secara langsung dari responden
METODE PENELITIAN
yang
terkait
dalam
Lokasi penelitian Penelitian ini
penulisan serta pengambilan data
dilakukan di Kecamatan Lawang
yang telah diolah sebelumnya oleh
Kabupaten Malang, dengan suatu
pihak atau instansi terkait, sebagai
bentuk
pertimbangan
pendukung dalam proses penulisan
Lawang
merupakan
Kecamatan daerah
yang
penelitian mobilitas tenaga kerja di
memiliki tingkat perekonomian yang
Kecamatan
cukup
Malang. Teknik pengumpulan data
tinggi
karena
Kecamatan
Lawang
Lawang merupakan wilayah yang
dalam
berpotensi sebagai pusat perdagangan
pegambilan data dilakukan dengan
dan
cara
industri
,
dengan
tingkat
penelitian
Kabupaten
sebagai
berikut:
pertumbuhan ekonomi yang relatif
Quisioner/Angket
tinggi..
pengambilan
Sesuai dengan tujuan yang telah
ini
menggunakan
Pertama,
yaitu data
daftar
teknik
teknik dengan
pertanyaan-
dikemukakan diatas, maka dalam
pertanyaan yang telah disediaakan
penelitian kali ini digunakan metode
peneliti
deskriptif
menjawab pertanyaan
kualitatif.
Suharsini
dan
responden
yang telah
Arikunto dalam Gunawan (2008;39)
disediakan.
menyatakan
penelitian
Dokumentasi dalam penelitian ini
merupakan
perolehan data dilakukan dengan
mengumpulkan
mempelajari dokumen-dokumen dari
bahwa
deskriftif
kualitatif
penelitian
untuk
informasi
mengenai
status
suatu
Kedua,
tinggal
Metode
berbagai pihak yang terkait dengan
gejala yang ada yaitu gejala yang
penelitian
dan
dapat
menunjang
dituntut
perolehan
data
yang
diinginkan.
Ketiga,
metode wawancara yaitu,
penelitian
apa
adanya dilakukan
pada
saat
dengan
teknik pengumpulan data dengan
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011
137
Mobilitas Tenaga Kerja .… (Setyo Wahyu Sulistyono)
tanya jawab langsung dengan pihak
Presentase urutan ketiga adalah yang
yang diperlukan dengan area sample
berusia 30-34 tahun, sebanyak 13
jumlah tenaga kerja di Kabupaten
responden
Malang, Kecamatan Lawang dengan
sebanyak 13% dari 100 responden
cangkupan usia kerja . Teknik analisis
yang
data
Sedangkan pada urutan terakhir 25-29
yang
digunakan
metode
yang
telah
menjawab
mengisi
atau
kuisioner.
pengolahan data tabulasi, menurut
tahun sebanyak
Supranto dalam Gunawan (2008;40)
menjawab atau sebanyak 1% dari 100
yaitu Kegiatan untuk membuat table
responden
data (menyajikan data dalam bentuk
kuisioner.
tabel) untuk memudahkan analisis data maupun pelaporan.
1 responden yang
yang
telah
mengisi
Hal ini menandakan adanya keberagaman usia pada responden yang telah mengisi kuisioner, dari data table diatas terlihat bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan
data
yang
responden
tenaga
kerja
yang
diperoleh peneliti, untuk responden
melakukan mobilitas termasuk ke
yang
dalam usia didalam masyarakat yang
bertempat
di
Kecamatan
Lawang Kabupaten Malang yang
tergolong
melakukan mobilitas tenaga kerja
Menurut Ruli (1983) dalam situs
sektor
mangrove.unila.ac.id,
pertanian
ke
non
sektor
pada
usia
produktif.
menyatakan
pertanian terlihat bahwa tingkat usia
bahwa usia produktif untuk tenaga
responen responden terbesar berada
kerja berkisar antara 15-54 tahun,
pada usia > 60 tahun dengan jumlah
atau lebih dari 25 tahun pada usia
21 responden yang menjawab atau
produktif
21% dari 100 responden yang telah
menjalankan usia secara optimal,
mengisi kuisioner. Presentase kedua
sehingga
terbesar di tempati pada kisaran usia
produk yang sesuai dengan potensi
45-49
sumber daya yang dikelola dan
tahun
sebanyak responden
dan
50-54
tahun
masing-masing
18
yang
mampu
diharapkan
mampu
mampu
menghasilkan
memenuhi
atau
kebutuhan tenaga kerja sebagai modal
sebanyak 18% dari 100 responden
sumber daya manusia dalam proses
yang
pembangunan
telah
menjawab
manusia
mengisi
kuisioner.
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011
yang
berkelanjutan.
138
Mobilitas Tenaga Kerja .… (Setyo Wahyu Sulistyono)
Hal itu juga dikarenakan tenaga kerja
ditempati
yang mengalami mobilitas tenaga
UNIVERSITAS
kerja memiliki pengalaman berpindah
responden sebanyak 16, atau sekitar
dalam bekerja sehingga tergolong
16 % dari 100 Responden yang
pada angkatan kerja yang produktif
mengisi kuisioner Sedangkan untuk
hingga pada titik usia non produktif.
urutan terakhir atau posisi ke empat
Adapun
prosentase
tingkat
ditempati
oleh
tingkat
dengan
oleh
SD
sebanyak
responden
Kecamatan
sekitar 8 %, dari 100 Responden yang
Malang yang
Kabupaten
melakukan mobilitas
mengisi
menjawab
8
pendidikan responden bertempat di Lawang
yang
jumlah
kuisioner.
Hal
ini
tenaga kerja sektor pertanian ke non
menandakan
sektor
pertanian
terlihat
bahwa
responden yang melakukan mobilitas
jumlah
terbanyak
ditempati
oleh
tenaga kerja dari sektor pertanian ke non
yang menjawab atau sekitar 44 % dari
pendidikan yang baik dan termasuk
100
mengisi
kedalam tingkat yang ditetapkan oleh
kuisioner. Urutan kedua ditempati
pemerintah yaitu wajib belajar 9
oleh tingkat
tahun,
yang
SLTP dengan jumlah
pertanian
pendidikan
SLTA, yaitu sebanyak 44 responden
Responden
sektor
tingkat
atau
serta
memiliki
berada
di
kesadaran
responden sebanyak 32, atau sekitar
dalam menuntut pendidikan untuk
32 % dari 100 Responden yang
meningkatkan taraf hidup.
mengisi
kuisioner.
Urutan ketiga
Tabel 1. Tingkat Pendidikan Responden No Pendidikan 1 SD 2 SLTP 3 SLTA 4 UNIVERSITAS
Jumlah 8 32 44 16
% 8 32 44 16
Sumber : Data Diolah
Tabel 2. Jumlah Anggota Keluarga Responden No 1 2 3
Anggota Keluarga 1-3 orang 4-6 orang 7-9 orang
Jumlah 29 70 1
% 29 70 1
Sumber : Data Diolah
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011
139
Mobilitas Tenaga Kerja .… (Setyo Wahyu Sulistyono)
Tabel 3. Kecukupan Ekonomi Responden No Kecukupan Kebutuhan Hidup 1 2 3
Lumayan Cukup Kurang
Jumlah
%
88 7 5
88 7 5
Sumber : Data Diolah
Hasil pengolahan data oleh peneliti
Malang yang melakukan mobilitas
untuk
tanggungan
tenaga kerja dari sektor pertanian ke
keluarga responden yang bertempat di
sektor non pertanian. Kemampuan
Kecamatan
ekonomi
karakteristik
Lawang
Malang yang
Kabupaten
responden
di
katakana
melakukan mobilitas
lumayan apabila dalam pemenuhan
tenaga kerja sektor pertanian ke non
kebutuhan hidup responden tercukupi
sektor
bahwa
serta adanya tambahan pendapatan
menunjukkan
yang merupakan selisih pendapatan
bahwa yang menempati peringkat
dengan konsumsi sebagai simpanan
pertama
oleh
pertanian
jumlah
terlihat
terbanyak,
adalah
jumlah
angota
responden.
Kemampuan
keluarga antar 4-6 orang dengan
responden di katakana Cukup apabila
jawaban sebanyak 70 responden atau
pendapatan responden hanya mampu
sekitar 70 % dari 100 Responden
memenuhi kebutuhan konsumsi saja.
yang mengisi kuisioner. urutan kedua
Kemampuan ekonomi responden di
adalah dengan jumlah tanggungan 1-3
katakan kurang apabila pendapatan
sebanyak
yang
responden tidak dapat mencukupi
menjawab atau sebesar 29 % dari 100
kebutuhan sehari-hari. Menunjukkan
Responden yang mengisi kuisioner.
bahwa yang menempati peringkat
Untuk urutan terakhir adalah dengan
pertama terbesar adalah responden
tanggungan keluaraga 7-9 sebanyak 1
yang pemenuhan kebutuhan hidupnya
responden
dikatakan
29
yang
responen
menjawab
atau
lumayan
sebesar
88
sebesar 1 % dari 100 Responden yang
responden dengan presentase 88%
mengisi kuisioner.
dari 100 responden yang mengisi
Sedangkan
hasil
pengolahan
kuisioner. Peringkat kedua adalah
data untuk karakteristik kecukupan
responden
yang
ekonomi responden yang bertempat
kebutuhan hidupnya dikatakan cukup
di Kecamatan Lawang Kabupaten
sebesar
7
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011
pemenuhan
responden
dengan
140
Mobilitas Tenaga Kerja .… (Setyo Wahyu Sulistyono)
presentase 7% dari 100 responden
responden
yang mengisi kuisioner.
alternative mata pencarian sebesar 30
Peringkat ketiga atau terendah besar
responden
responden
ditempati
yang
yang
tidak
memiliki
responden dengan presentase 30%
oleh
dari 100 responden yang mengisi
pemenuhan
kuisioner. Peringkat ketiga responden
kebutuhan hidupnya dikatakan kurang
ditempati
oleh
sebesar
memilih
alternative
presentase 5% dari 100 responden
pertanian
sebesar
yang mengisi kuisioner. Begitu jelas
dengan presentase 23% dari 100
terlihat adanya kesenjangan sosial
responden yang mengisi kuisioner.
yang terjadi di masyarakat lawang
Peringkat
dalam
mencukupi
ditempati
hidupnya
dengan selisih lebih dari
5
responden
dengan
kebutuhan
responden di
23
terakhir oleh
yang sektor
responden
responden
responden
yang
memilih alternative di sektor lainnya
50%, oleh sebab itu masyarakat
sebesar
Kecamatan
presentase 7% dari 100 responden
Lawang
melakukan
7
responden
dengan
mobilitas tenaga kerja agar selalu
yang mengisi kuisioner.
tercukupi
Alternatif pekerjaan ini dipilih dengan
kebutuhan
dalam hidup,
memenuhi sehingga
akan
meningkatkan taraf hidup.
pemenuhan
Adapun karakteristik alternatif mata
pencarian
responden
alasan diantaranya apabila dalam
yang
kebutuhan
hidupnya
masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan
hidup
untuk
atapun
adanya
melakukan
bentuk
bertempat di Kecamatan Lawang
alasan
Kabupaten Malang yang melakukan
simpanan masa depan masyarakat
mobilitas tenaga kerja dari sektor
masih
pertanian ke sektor non pertanian,
dalam pemenuhan kebutuhan hidup,
menunjukkan bahwa yang menempati
dan
peringkat pertama terbesar adalah
mencapai pada usia non produktif
responden yang Memilih alternative
sehingga terkadang masyarakat lebih
pada sektor perdagangan sebesar 40
memilih prioritas pada alternative
responden dengan presentase 40%
pekerjaan yang dikatakan sampingan
dari 100 responden yang mengisi
dalam pemenuhan kebutuhan hidup.
memiliki
apabila
altrernative
masyarakat
lain
telah
kuisioner. Peringkat kedua adalah
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011
141
Mobilitas Tenaga Kerja .… (Setyo Wahyu Sulistyono)
Tabel 4. Alternatif Pekerjaan Responden No Alternatif Pekerjaan Jumlah 1 Pertanian 23 2 Perdagangan 40 3 Lain-Lain 7 4 Tidak Ada 30 Sumber : Data Diolah Tabel 5. Tingkat Pendapatan Responden No Pendapatan Rata-Rata (1Bulan) Jumlah 1 < 300.000 8 2 300.000 - 550.000 26 3 550.000 - 750.000 41 4 750.000 – 950.000 20 5 >1.000.000 5 Sumber : Data Diolah Karakteristik pendapatan dengan presentase 20% dari responden Kecamatan
yang
bertempat
Lawang
di
% 23 40 7 30
% 8 26 41 20 5 100
responden yang mengisi kuisioner.
Kabupaten
Peringkat
Malang yang melakukan mobilitas
ditempati
tenaga kerja dari sektor pertanian ke
memiliki pendapatan lebih dari Rp.
sektor non pertanian, menunjukkan
1.000.000,-
bahwa yang menempati peringkat
dengan presentase 5% dari 100
pertama terbesar adalah responden
responden yang mengisi kuisioner.
yang
Pendapatan di masyarakat ini dapat
memiliki
pendapatan
Rp.
terakhir oleh
responden
responden
yang
sebesar 5 responden
550.000,- s/d Rp. 750.000,- sebesar
digunakan
dalam
41 responden dengan presentase 41%
konsumtif
sebagai
dari 100 responden yang mengisi
kebutuhan
kuisioner. Peringkat kedua adalah
bersifat
responden yang memiliki pendapatan
investasi maupun portofolio, sebagai
sebesar
bentuk tabungan masa depan.
Rp.
300.000,-
s/d
Rp.550.000,- sebesar 26 responden
hidup non
hal
bersifat
pemenuhan
ataupun
konsumtif
dapat seperti
Pelatihan kerja yang pernah
dengan presentase 26 % dari 100
diikuti
responden yang mengisi kuisioner.
Lawang Kabupaten Malang yang
Peringkat ketiga responden ditempati
melakukan mobilitas tenaga kerja dari
oleh
sektor
responden
yang
memiliki
responden
pertanian
di
ke
Kecamatan
sektor
non
pendapatan Rp. 750.000,- s/d Rp.
pertanian menunjukkan bahwa yang
950.000,-
menempati peringkat pertama terbesar
sebesar
20
responden
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011
142
Mobilitas Tenaga Kerja .… (Setyo Wahyu Sulistyono)
adalah responden yang tidak pernah
Hasil pengolahan kuisioner dari 100
mengikuti pelatihan kerja sebesar 92
responden
menjelaskan
tingkat
responden dengan presentase 92%
pendidikan
responden
dengan
dari 100 responden yang mengisi
mobilitas pekerjaan responden, yang
kuisioner. Peringkat terendah adalah
menggambarkan
responden
tenaga kerja, untuk responden yang
yang
telah
mengikuti
arah
mobilitas
pelatihan kerja sebesar 8 responden
berpendidikan SD
dengan presentase 8% dari 100
responden
responden yang mengisi kuisioner.
merata
Pelatihan kerja diberikan oleh balai-
pertanian dari 5 responden 2 bekerja
balai pelatihan kerja yang tersebar di
di sektor tersebut, sehingga memiliki
Kecamatan Lawang, namun sangat
prosentase terbesar 40% menempati
disayangkan
peringkat
kesadaran
masih
kurangnya
masyarakat
akan
8
responden
pada
responden
dengan jumlah
sektor
kedua
tersebar pekerjaan
terbesar
yang
adalah
berprofesi
di
pentingnya mengikuti pelatihan kerja
peternakan sebesar 2responden dari
tersebut. Balai pelatihan kerja itu
20
sendiri
tersebut dengan presentase 10% dari
berupa
memberikan pelatihan
pendidikan
terpadu
kepada
responden
bekerja
di
sektor
20 responden yang bekerja di sektor
masyarakat dalam meningkatkan taraf
peternakan.
Namun
hidup melalui peningkatan keahlian
menempati responden yang bekerja di
segala bidang yang diikuti oleh para
sektor perkebunan, PNS, Industri dan
masyarakat secara umum, oleh sebab
manufaktur,
itu peranan lembaga ini sangat di
perbankkan dengan 0 responden atau
harapkan.
0% yang bekerja di sektor tersebut.
traspostasi
Tabel 6. Keikutsertaan Responden dalam Pelatihan Kerja No Mengikuti Pelatihan Kerja Jumlah 1 Pernah 8 2 Tidak Pernah 92
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011
terendah
dan
% 8 92
143
Mobilitas Tenaga Kerja .… (Setyo Wahyu Sulistyono)
Tabel 7. Pendidikan dan Pekerjaan Responden Pekerjaan
Pertanian Pendidikan
Peternakan
Perkebunan
Perdagangan
Industri dan
PNS
jasa
Manufaktur
Jumlah
Transportasi
Perbankkan
Jumlah
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
SD
8
2
40
2
10
0
0
2
6,7
0
0
0
0
2
6,7
0
0
0
0
8
8
SLTP
32
2
40
9
45
3
42,9
11
36,7
0
0
0
0
7
23,3
0
0
0
0
32
32
SLTA
44
1
20
7
35
3
42,9
14
46,7
0
0
3
60
15
50
1
50
0
0
44
44
UNIVERSITAS
16
0
0
2
10
1
14,2
3
10
1
100
2
40
6
20
1
50
0
0
16
16
Jumlah
100
5
100
20
100
7
100
30
100
1
100
5
100
30
100
2
100
0
0
100
100
Sumber : Data Diolah
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011
144
Mobilitas Tenaga Kerja .… (Setyo Wahyu Sulistyono)
Pada responden berpendidikan SLTP arah mobilitas tenaga kerja berpinah
ke
sektor
dengan
jumlah
responden yang bekerja di sektor tersebut.
perdagangan
responden
Pada responden berpendidikan
11
di Universitas arah mobilitas tenaga
responden dengan 30 responden atau
kerja berpinah ke sektor jasa dengan
sebanyak 36,7% dari 30 responden
jumlah
tersebut.
sektor
dengan 20 responden atau sebanyak
peternakan bejumlah 9 responden
20% dari 30 responden tersebut.
atau 45 % dari 20 responden yang
Peringkat kedua sektor perdagangan
berprofesi sebagai sektor peternakan.
bejumlah 3 responden atau 10 % dari
Untuk posisi terendah responden yang
30 responden yang berprofesi sebagai
berprofesi
industri
sektor perdagangan. Untuk posisi
dan
terendah responden yang berprofesi
Peringkat
sebagai
manufaktur, perbankkan
kedua
PNS,
transportasi masing-masing
0
responden
sebagai petani
6
responden
dan perbankkan
responden atau 0% dari jumlah
masing-masing 0 responden atau 0%
responden yang bekerja di sektor
dari jumlah responden yang bekerja
tersebut.
di sektor tersebut.
Pada responden berpendidikan
Adapun
hasil
SLTA arah mobilitas tenaga kerja
kuisioner
berpinah
menjelaskan tingkat karakteristik usia
jumlah
ke
sektor
responden
jasa
100
responden
responden
responden
dengan
dengan 30 responden atau sebanyak
pekerjaan
responden
50% dari 30 responden tersebut.
menggambarkan
Peringkat kedua sektor perdagangan
responden berupa mobilitas tenaga
bejumlah 14 responden atau 46,7 %
kerja,
dari 30 responden yang berprofesi
pertanian
sebagai sektor perdagangan Untuk
pertama terbesar adalah responden
posisi
yang
yang berusia 45-49 tahun sebesar 2
dan
responden dengan presentase 40%
0
dari 100 responden yang bekerja di
responden atau 0% dari jumlah
sektor pertanian. Peringkat kedua
terendah
berprofesi perbankkan
15
dengan
dari
pengolahan
responden
sebagai
PNS,
masing-masing
untuk
arah
mobilitas
perpindahan
pekerjaan
menempati
adalah responden yang
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011
yang
sektor peringkat
bersamaan
145
Mobilitas Tenaga Kerja .… (Setyo Wahyu Sulistyono)
berusia sebesar 30-34 tahun, 50-
responden yang 30-34 tahun, 40-44
54tahun, dan 55-59 tahun responden
tahun,
dengan presentase 20% dari 100
responden dengan presentase 2,8%
responden yang bekerja di sektor
dari 100 responden yang bekerja di
pertanian.
terakhir
sektor perkebunan . Peringkat kedua
responden ditempati oleh responden
adalah responden berusia diatas 60
yang berusia 10-24 tahun, 25-29
tahun
tahun, 35-39 tahun, 40-44 tahun, dan
presentase 14,2% dari 100 responden
diatas 60 tahun sebesar 0 responden
yang bekerja di sektor perkebunan.
dengan
5
Peringkat
responden yang bekerja di sektor
ditempati
pertanian.
berusia 10- 24 tahun 25-29 tahun 35-
Peringkat
presentase
Pada
0%
sektor
dari
50-54
tahun
sebesar2
sebesar 1 responden dengan
terakhir oleh
responden
responden
yang
peternakan
39 tahun, 45-49 tahun, dan 55-59
menempati peringkat pertama terbesar
tahun sebesar 0 responden dengan
adalah
presentase 0% dari 7 responden yang
responden
yang
berusia
sebesar lebih dari 50-54 tahun dan 60 tahun dengan 6 responden dengan
bekerja di sektor perkebunan. Pada
sektor
perdagangan
presentase 30% dari 100 responden
menempati peringkat pertama terbesar
yang bekerja di sektor peternakan .
adalah responden yang berusia 35-39
Peringkat kedua adalah responden
tahun, 50-54, 55-59 tahun dan diatas
berusia
4
60 tahun sebesar 5 responden dengan
responden dengan presentase masing-
presentase 16,7% dari 100 responden
masing 20% dari 100 responden yang
yang bekerja di sektor perdagangan .
bekerja
Peringkat kedua adalah responden
45-49
di
tahun
sektor
sebesar
peternakan.
Peringkat terakhir ditempati oleh
berusia 30-34 tahun sebesar
responden yang berusia 10- 24 tahun
responden dengan presentase 13,3%
dan 25-29 tahun sebesar 0 responden
dari 100 responden yang bekerja di
dengan
sektor
presentase
0%
dari
20
perdagangan.
4
Peringkat
responden yang bekerja di sektor
terakhir responden ditempati oleh
peternakan.
responden yang berusia 25-29 tahun
Pada sektor perkebunan menempati
sebesa 0 responden dengan presentase
peringkat pertama terbesar adalah
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011
146
Mobilitas Tenaga Kerja .… (Setyo Wahyu Sulistyono)
0% dari 30 responden yang bekerja di
pertama terbesar adalah responden
sektor perdagangan.
yang berusia 45-49 tahun dan diatas
Pada responden yang bekerja
60 tahun
sebesar 8 responden
sebagai PNS menempati peringkat
dengan presentase 26,7% dari 30
pertama terbesar adalah responden
responden yang bekerja di sektor jasa
yang berusia diatas 50-54 tahun
. Peringkat kedua adalah responden
sebesar
berusia
1
responden
dengan
55-59
tahun
sebesar
4
presentase 100% dari 1 responden
responden dengan presentase 13,3%
yang bekerja PNS. Sedangkan pada
dari 30 responden yang bekerja di
usia lainnya responden sebesar 0
sektor
responden dengan presentase 0% dari
responden ditempati oleh responden
1 responden yang bekerja sebagai
yang berusia 10- 24 tahun sebesar 0
PNS.
responden dengan presentase 0% dari Pada responden yang bekerja
disektor Industri dan Manufaktur
Jasa.
Peringkat
terakhir
30 responden yang bekerja di sektor Jasa.
menempati peringkat pertama terbesar
Pada responden yang bekerja
adalah responden yang berusia 30-34
pada sektor transportasi menempati
tahun,45-49 tahun, 50-54 tahun, 55-
peringkat pertama terbesar adalah
59 tahun,
responden yang secara bersamaan
sebesar
diatas 60 tahun tahun 1
responden
dengan
berusia
presentase 20% dari 5 responden
sebesar
yang bekerja di sektor industri dan
presentase
manufaktur . Serta usia lain peringkat
kisaran
terakhir responden ditempati oleh
peringkat terakhir responden sebesar
responden
24
0 responden dengan presentase 0%
tahun,25-29 tahun, 35-39 tahun, 40-
dari 2 responden yang bekerja di
44 tahun sebesar 0 responden dengan
sektor transportasi.
yang
berusia
10-
presentase 0% dari 5 responden yang bekerja
di
sektor
industri
dan
manufaktur.
sektor jasa
menempati peringkat
1
responden 50%
usia
dengan
dari.
Sedangkan
lainnya
menempati
Sedangkan
pada
responden
yang bekerja pada sektor perbankkan, bukan
Pada responden yang bekerja di
10- 24 tahun, 30-34 tahun
merupakan
arah
mobilitas
tenaga kerja karena dapat di lihat usia responden pada profesi perbankkan
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011
147
Mobilitas Tenaga Kerja .… (Setyo Wahyu Sulistyono)
sebesar
0
responden
dengan
perpindahan di nominal kurang dari
presentase 0 % dari 0 responden yang
Rp
bekerja di sektor perbankan.
Rp.1.000.000,-responden berjumlag 0
Hasil pengolahan kuisioner dari 100
responden dengan presentase 0%, hal
responden karakteristik perpindahan
300.000,-s/d
di
atas
menjelaskan
tingkat
ini menjelaskan bahwa tidak ada
pendapatan
sebelum
responden yang berpenghasilan di
dengan pendapatan
sesudah
perpindahan responden,
untuk
pendapatan
bawah
Rp.300.000,-
sesudah
mengalamu perpindahan.
sebelum
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011
148
Mobilitas Tenaga Kerja .… (Setyo Wahyu Sulistyono)
Tabel 8. Karakteristik Usia dengan Pekerjaan Responden Usia
Jumlah
Pekerjaan Industri dan Pertanian
Peternakan
Perkebunan
Perdagangan
PNS
Manufaktur
Jasa
Transportasi
Perbankkan
Jumlah
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
< 24 tahun
2
0
0
0
0
0
0
1
3,3
0
0
0
0
0
0
1
50
0
0
2
2
25-29 Tahun
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
3,3
0
0
0
0
1
1
30-34 Tahun
13
1
20
1
5
2
2,8
4
13,3
0
0
1
20
3
10
1
50
0
0
13
13
35-39 Tahun
8
0
0
1
5
0
0
5
16,7
0
0
0
0
2
6,7
0
0
0
0
8
8
40-44 Tahun
7
0
0
1
5
2
2,8
2
6,7
0
0
0
0
2
6,7
0
0
0
0
7
7
45-49 Tahun
18
2
40
4
20
0
0
3
10
0
0
1
20
8
26,7
0
0
0
0
18
18
50-54 Tahun
18
1
20
6
30
2
2,8
5
16,7
1
100
1
20
2
6,7
0
0
0
0
18
18
55-59 Tahun
12
1
20
1
5
0
0
5
16,7
0
0
1
20
4
13,3
0
0
0
0
12
12
> 60 Tahun
21
0
0
6
30
1
14,2
5
16,7
0
0
1
20
8
26,7
0
0
0
0
21
21
Jumlah
100
5
100
20
100
7
100
30
100
1
100
5
100
30
100
2
100
0
0
100
100
Sumber : Data Diolah
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011
149
Mobilitas Tenaga Kerja .… (Setyo Wahyu Sulistyono)
Tabel 9. Tingkat Pendapatan Sebelum dan Sesudah Perpindahan Pekerjaan Pendapatan Sesudah Perpindahan
Pendapatan Sebelum Perpindahan < 300.000
300.000 - 550.000
550.000 - 750.000
750.000 - 9.50.000
>1.000.000
Jumlah
pendapatan
Jumlah
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
< 300.000
8
0
0
1
20
1
10
1
7.7
5
6.9
8
8
300.000 - 550.000
26
0
0
3
60
2
20
4
30.8
17
23.6
26
26
550.000 - 750.000
41
0
0
1
20
6
60
7
53.8
27
37.6
41
41
750.000 - 950.000
20
0
0
0
0
1
10
1
7.7
18
25
20
20
> 1.000.000
5
0
0
0
0
0
0
0
0
5
6.9
5
5
Jumlah
100
0
0
5
100
10
100
13
100
72
100
100
100
Sumber : Data Diolah
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011
150
Mobilitas Tenaga Kerja .… (Setyo Wahyu Sulistyono)
Responden peningkatan
yang
mengalami
pendapatan
setelah
presentase 60% dari 10 responden kelompok
pendapatan. Menempati
mobilitas pekerjaan berpenghasilan
tingkat
Rp.300.000,-s/d
berpendapatan Rp. 300.000,-s/d Rp
Rp.
550.000,-
kedua
responden
menempati peringkat pertama terbesar
550.000,-sebanyak
adalah
dengan presentase 20 % dari 10
responden
yang
secara
2
yang
responden
berpendapatan awal Rp.300.000,-s/d
responden.
Rp. 550.000 sebanyak 3 responden
terakhir responden ditempati oleh
dengan
responden yang berpendapatan awal
presentase
responden
60%
kelompok
dari
5
pendapatan.
Sedangkan peringkat
diatas Rp.1.000.000,-
sebesar 0
Menempati tingkat kedua responden
responden dengan presentase 0% dari
yang
5
berpendapatan
di
bawah
Rp.300.000,- dan Rp. 550.000,-s/d Rp 750.000,-sebanyak
1
responden
yang
kelompok
pendapatan .
responden
Untuk
responden
yang
dengan presentase masing-masing 20
mengalami peningkatan pendapatan
%
setelah
Sedangkan peringkat terakhir
mobilitas
pekerjaan
responden ditempati oleh responden
berpenghasilan Rp.750.000,-s/d Rp.
yang
950.000,-
berpendapatan
awal
menempati
peringkat
Rp750.000,- s/d Rp950.000,- dan
pertama terbesar adalah responden
diatas Rp.1.000.000,-
yang
sebesar 0
secara
berpendapatan
responden dengan presentase 0% dari
Rp.550.000,-s/d
5
sebanyak
responden
yang
kelompok
pendapatan.
7
awal
Rp.
750.000
responden
dengan
presentase 53,8% dari 13 responden
Untuk
responden
yang
kelompok
pendapatan. Menempati
mengalami peningkatan pendapatan
tingkat
setelah
berpendapatan Rp. 300.000,-s/d Rp
mobilitas
pekerjaan
kedua
responden
berpenghasilan Rp.550.000,-s/d Rp.
550.000,-sebanyak
750.000,-
dengan presentase 30,8 % dari 13
menempati
peringkat
4
yang
responden
pertama terbesar adalah responden
responden.
yang
awal
terakhir responden ditempati oleh
Rp.
750.000
responden yang berpendapatan awal
responden
dengan
secara
Rp.550.000,-s/d sebanyak
6
berpendapatan
Sedangkan peringkat
diatas Rp.1.000.000,-
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011
sebesar 0
151
Mobilitas Tenaga Kerja .… (Setyo Wahyu Sulistyono)
responden dengan presentase 0% dari
mengalami mobilitas tenaga kerja,
13
dengan beberapa penjelasan yaitu:
responden
yang
kelompok
pendapatan. Untuk
Dalam melakukan mobilitas tenaga responden
yang
kerja
faktor
yang mempengaruhi
mengalami peningkatan pendapatan
seseorang
setelah
tenaga kerja adalah: Pertama, Faktor
mobilitas
pekerjaan
melakukan
mobilitas
berpenghasilan di atas Rp1.000.000,-
pendidikan
menempati peringkat pertama terbesar
seseorang untuk melakukan mobilitas
adalah
secara
tenaga kerja dimana semakin besar
berpendapatan awal Rp.550.000,-s/d
jumlah penduduk yang bersekolah,
Rp. 750.000 sebanyak 27 responden
semakin kecil jumlah angkatan kerja
dengan presentase 37,6% dari 72
dan semakin kecil TPAK (tingkat
responden
Partisipasi Angkatan Kerja). Jumlah
responden
yang
kelompok
pendapatan.
berpengaruh
Menempati tingkat kedua responden
penduduk
yang berpendapatan Rp750.000,-s/d
dipengaruhi
Rp 950.000,-sebanyak 18 responden
penyediaan fasilitas pendidikan dan
dengan presentase 25 % dari 72
kondisi serta tingkat poenghasilan
responden.
keluarga.
Sedangkan peringkat
yang
terhadap
bersekolah
oleh
Semakin
tingkatan
tinggi
tingkat
terakhir responden ditempati oleh
pendidikan seseorang maka semakin
responden yang berpendapatan awal
mudah untuk melakukan mobilitas
di dawah Rp. 300.000,- dan diatas
tenaga
Rp.1.000.000,- sebesar 0 responden
pendapatan
dengan
13
hidupnya dengan pekerjaan yang
kelompok
lebih baik. Kedua, penduduk berumur
presentase
responden
0%
yang
dari
pendapatan.
kerja
untuk dalam
menambah mencukupi
muda umumnya tidak mempunyai tanggung jawab yang begitu besar sebagai
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitan di bab sebelumnya, maka dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu responden di Kecamatan
Lawang
Kabupaten
Lawang sebanyak 100 Responden
pencari
nafkah
untuk
keluarga. Bahkan mereka umumnya bersekolah. Penduduk
dalam
umur 14-60 tahun
kelompok
tahun, terutama
laki-laki, umumnya dituntut untuk
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011
152
Mobilitas Tenaga Kerja .… (Setyo Wahyu Sulistyono)
ikut mencari nafkah. Oleh sebab itu
di Kecamatan Lawang Kabupaten
TPAK relatif besar. Namun semakin
Malang Yaitu: Pertama, agar dapat
usia
meningkatkan
bertambah
seseorang
akan
kemampuan
melakukan mobilitas tenaga kerja
pemenuhan kebutuhan hidup dalam
sebagai tanggung jawab pemenuhan
hal mobilitas tenaga kerja dengan
kebutuhan ekonomi.Ketiga, semakin
saran,
tinggi tingkat upah dalam masyarakat,
melakukan berbagai inovasi maupun
semakin tinggi anggota keluarga yang
strategi peningkatan kualitas sumber
tertarik masuk pasar kerja, atau
daya manusia, diantaranya dengan
dengan kata lain tingkat upah sebagai
meningkatkan
penarik seseorang untuk melakukan
meningkatkan
mobilitas tenaga kerja . Keempat,
melalui
jumlah
keluarga
tanggap akan peluang yang ada
diketahui seseorang memiliki jumlah
didalam melakukan mobilitas tenaga
keluarga
kerja sehingga memiliki nilai lebih
tanggungan
yang
besar
sehingga
masyarakat
harus
tingkat
dapat
pendidikan,
keahlian
terlatih
balai latihan kerja, dan
tanggunga hidupnya semakin besar,
dalam
manakala
kebutuhan hidup. Kedua, Pemerintah
berkewajiban kebutuhan
seseorang untuk hidup,
tersebut memenuhi
seingga
akan
bekerja
Daerah
untuk
pemenuhan
Kecamatan
Kabupaten
Lawang
Malang
menarik seseorang utntuk melakukan
tanggap
mobilitas tenaga kerja. Diketahui
tenaga kerja yang terjadi di dalam
Arah mobilitas tenaga kerja mengarah
masyarakat, hal ini akan dikawatirkan
dari
apabila terjadi arus mobilitas tenaga
sektor
pertanian
ke
sektor
akan
diharapkan
tinggi
mobilitas
perdagangan dan jasa, dilihat dari
kerja
hasil
masing-masing
didominasi oleh satu sektor tertentu
mendapat 30 responden dari 100
maka akan terjadi ketimpangan secara
responden melakukan mobilitas ke
regional
maupun
sektor perdagangan dan jasa.
sektor
pekerjaan,
penelitian
yang
kegiatan
dan
struktural yang
hanya
pada akan
Dari kesimpulan penelitian dan
berhimbas pada ketidak pemerataan
analisa data diatas maka peneliti
pendapatan maupun pembangunan
memberikan saran kepada pihak yang
daerah.Oleh sebab itu penciptaan
terkait dengan mobilitas tenaga kerja
lapangan kerja baru yang merata di
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011
153
Mobilitas Tenaga Kerja .… (Setyo Wahyu Sulistyono)
berbagai sektor sangant di perlukan, peningkatan perhatikan,
pendidikan kesadaran
perlu
di
Masalah, dan Kebijakan, Edisi Keempat. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
akan
peningkatan keahlian melalui balai pelatihan kerja perlu dilakukan dan perhatian yang besar terhadap tenaga kerja yang berada dalam taraf hidup yang rendah sangat diperlukan dalam menciptakan mobilitas tenaga kerja yang merata serta selaras.
M.Suparmoko dan Irawan. 1996. Ekonomika Pembangunan, Edisi ke lima. BPFE ; Yogyakarta. Purwanti, Putu Ayu Pramitha. 2009. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana ” Analisis Kesempatan Kerja Sektoral di Kabupaten Bangil Dengan Pendekatan Pertumbuhan Berbasis Ekspor”. Piramida : Denpasar.
DAFTAR PUSTAKA Gunawan, Indra. 2008. Skripsi “Dampak Bencana Lumpur Lapindo Terhadap Pedagang Pasar Porong Studi Pada Pedagang Ruko dan Pedagang Toko”. Malang Hidayat, Wahyu. 2007. Metode Penelitian. UMM. Malang. Jhingan M.L. 2007. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. PT. Raja Grafindo Persada; Jakarta. J.Simanjuntak Payaman. 1998. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua. Lembaga Penerbit Fakultas Eonomi Universitas Indonesia ; Jakarta. Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah; Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang. Erlangga ; Jakarta.
Subri, Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta Sudiyono, Armand. 1992. Ekonomi Pertanian, Cetakan Pertama. UMM Press. Malang. Sugiharno dan Waluyo. 2004. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 02. Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang; Malang. Sumarsono, Sonny. 2003. Ekonomi Manajement Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan, Cetakan Pertama. Graha Ilmu; Yogyakarta. Sumarsono, Sonny. 2009. Teori dan Kebijakan Publik Ekonomi Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama. Graha Ilmu ; Yogyakarta. Yustika, Ahmad Erani. 2006.
Kuncoro, Mudrajad. 2006. Ekonomika Pembangunan Teori,
Perekonomian Deskrpsi, Prespeksi,
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011
154
Mobilitas Tenaga Kerja .… (Setyo Wahyu Sulistyono)
dan
Kebijakan,
Cetakan
Kedua.
Bayumedia Publishing ; Malang.
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 2 Desember 2011
155