Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
11 Pages
ISSN 2302-0172 pp. 14- 24
PENGARUH PARIWISATA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI ACEH Chahayu Astina1, Abubakar Hamzah2, Muhammad Nasir3 1)
Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: This research has purpose to see a change or increases employment in Aceh’s province through the tourism sector. The data used are secondary data and the model used is multiple linear regression. The independent variables consist of the tourism industry, tourists and attractions along the dependent variable is employment. The results were analyzed with regression equations determinant coefficient (R2) was 0.8267 meaning that the amount of the tourism industry, tourists and attractions affect the amount of labor in the Aceh’s Province and the rest influenced by another variables outside of the research. The results of the test t ratio statisticis t-math > t-table are variable amounts of independent variables in all of the tourism industry, tourists and attractions respectively 2.135, 2.375 and 4.222 with a t-table at 2.1098 and therefore contributes significantly to the amount of employment. The F obtained F-math > F-table, which means that all three independent variables together significantly influence the amount of employment in Aceh’s Province to obtain F with a count equal is 27.1098 >3.1504 F table is. Keywords: Tourism Development, Employment, Tourism Industry Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perubahan atau peningkatan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Aceh melalui sektor pariwisata. Data yang digunakan adalah data sekunder dan model yang digunakan adalah regresi linear berganda. Variabel independen terdiri dari industri pariwisata, wisatawan dan objek wisata serta variabel dependen adalah penyerapan tenaga kerja. Metode penelitian adalah linear berganda. Hasil penelitian yang dianalisis dengan persamaan regresi koefisien determinan (R2) adalah 0,8267 artinya jumlah industri pariwisata, wisatawan mancanegara dan objek wisata mempengaruhi jumlah penyerapan tenaga kerja di Provinsi Aceh dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Hasil uji statistik t ratio adalah t hitung>ttabel ada di semua variabel bebas yaitu industri pariwisata, wisatawan mancanegara dan objek wisata masingmasing sebesar 2,135, 2,375 dan 4,222 dengan t tabel sebesar 2,1098 sehingga berpengaruh signifikan terhadap jumlah penyerapan tenaga kerja. Uji F diperoleh Fhitung>F tabel, artinya ketiga variabel independensecara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah penyerapan tenaga kerja di Provinsi Aceh dengan diperoleh F hitung sebesar 27,1098 dengan F tabel sebesar 3,1504. Kata Kunci: Perkembangan Pariwisata, Tenaga Kerja, Industri Pariwisata
pekerja muda, perempuan dan migran untuk
PENDAHULUAN
Pariwisata
merupakan
industri
yang
masuk dengan cepat ke dalam angkatan kerja
sangat berpotensi untuk menjadi instrumen peningkatan penyerapan tenaga kerja karena
(ILO, 2011: 4).
industri pariwisata merupakan industri padat
Pariwisata di Indonesia menjadi salah satu
karya dan perkembangannya saat ini terbilang
sektor industri yang sedang dikembangkan
cepat. Industri Pariwisata merupakan salah
oleh pemerintah. Sektor pariwisata juga
satu pencipta pekerjaan paling tinggi di dunia
diharapkan akan menjadi sektor industri
yang
tingkat
unggulan di Indonesia. Salah satu provinsi di
keterampilan dan membuka peluang bagi
Indonesia yang memiliki potensi wisata yang
membutuhkan
beragam
Volume 1, No. 4, November 2013
- 14
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Wisatawan Mancanegara (Orang) 2319
Tahun 2005
Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Provinsi Aceh
rik adala
-
11.524 13.835 17.282 18.589 20.648 28.053 27.790
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
mena
Pertumbuhan (persentase)
h
396,94 20,05 24,92 7,56 11,08 35,86 -0,94
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh (diolah)
Provi nsi
Masa rekonstruksi dan rehabilitasi di
Aceh.
Aceh semakin membaik, maka kunjungan
Provi
wisatawanpun semakin positif walau tidak
nsi
signifikan.
Hingga
Pemerintah
Aceh
Aceh sebagai salah satu daerah pariwisata
mencanangkan program visit year Aceh 2011,
sejarah, spiritual maupun pariwisata alam
sehingga kunjungan wisatawan mancanegara
lainnya akan semakin membuka peluang
maupun nusantara kembali meningkat secara
pembangunan
signifikan di tahun 2011 sebesar 35,86%.
sarana
penunjang
lainnya,
seperti pembangunan hotel, rumah makan, dan pengembangan transportasi dalam rangka
KAJIAN KEPUSTAKAAN
pelayanan
Perkembangan Pariwisata dan Tenaga
kepada
Pembangunan
tersebut
para
wisatawan.
diharapkan
akan
Kerja
membuka kesempatan kerja dan kesempatan
Perkembangan kepariwisataan diarahkan
berusaha yang pada akhirnya mempengaruhi
pada peningkatan pariwisata menjadi sektor
tingkat
pendapatan
andalan yang mampu menggalakkan kegiatan
masyarakat dalam kegiatan perekonomian
ekonomi, termasuk kegiatan sektor lain yang
khususnya
terkait, sehingga lapangan kerja, pendapatan
produktivitas
pada
dan
bidang
industri
kepariwisataan (www.visitaceh.com). Sejalan
masyarakat,
dengan upaya pengembangan pembangunan
pendapatan negara, serta penerimaan devisa
pariwisata
meningkat melalui upaya pengembangan dan
maka
pemerintah
telah
pendapatan
memberikan berbagai kebijaksanaan, antara
pendayagunaan
lain pemberian visa gratis selama 30 hari
kepariwisataan nasional.
daerah
berbagai
dan
potensi
untuk wisatawan dari 12 negara pasar
Secara umum ada beberapa keuntungan
wisatawan yang potensial, pemberian insentif
yang diharapkan dapat diperoleh dalam
berupa keringanan pada perpajakan dan
pengembangan sektor pariwisata antara lain
retribusi
sebagai berikut: peningkatan pertumbuhan
daerah
serta
kemudahan
bagi
investor untuk menanamkan modalnya di
urbanisasi
sebagai
Provinsi Aceh (www.bandaacehtourism.com).
pembangunan
Berikut di tampilkan data jumlah kunjungan
kepariwisataan dalam suatu wilayah atau
wisatawan di Provinsi Aceh.
daerah tujuan, kegiatan beberapa industri yang
prasarana
akibat dan
adanya sarana
berhubungan dengan pelayanan wisatawan 15 -
Volume 1, No. 4, November 2013
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
seperti
perusahaan angkutan,
perusahaan meningkatkan
meubel produk
akomodasi,
dan hasil
lain-lain, kebudayaan
perhotelan,
restoran,
kesenian
daerah,
pengaruhnya terhadap pembayaran yaitu: pariwisata
aktif
dan
pariwisata
pasif.
disebabkan meningkatnya konsumsi oleh para
Dikatakan pariwisata aktif, karena dengan
wisatawan,
pemerataan
masuknya wisatawan asing tersebut, berarti
pendapatan, meningkatnya kesempatan kerja
dapat memasukkan devisa bagi negara yang
dan berusaha, salah satu usaha pemerintah
dikunjungi, yang dengan sendirinya akan
dalam
penghasilan
memperkuat posisi neraca pembayaran negara
devisa negara, memperluas pasaran barang-
tersebut. Dan disebut pariwisata pasif, karena
barang
negeri,
dilihat dari pemasukkan devisa, kegiatan ini
pariwisata dapat memulihkan kesehatan baik
merugikan asal wisatawan, karena uang yang
jasmani
seharusnya dibelanjakan di dalam negeri
menyebabkan
rangka
yang
meningkatkan
dihasilkan
maupun
dalam
rohani
serta
dapat
menghilangkan prasangka dan kepicikan, membantu antara
terciptanya
penduduk
yang
saling
dibawa ke luar negeri (Soekadijo, 2000: 41).
pengertian
datang
Berdasarkan
Instruksi
Presiden
No.
dengan
16/2005 mengenai tujuan pengembangan
penduduk negara yang dikunjunginya. Dari
pariwisata di Indonesia meliputi tiga aspek
pengertian yang telah dipaparkan di atas dapat
pokok yaitu segi sosial, segi ekonomi, dan
disimpulkan bahwa, pariwisata adalah suatu
segi
kegiatan yang menyediakan jasa akomodasi,
pariwisata juga mencakup tiga aspek tersebut.
transportasi, makanan, rekreasi serta jasa-jasa
Fungsi pariwisata dari segi ekonomi
lainnya yang terkait. Penciptaan
kesempatan
budaya.
dapat kerja
Dengan
dikemukakan
demikian
bahwa
fungsi
dari
sektor
secara
pariwisata dapat diperoleh devisa, baik berupa
langsung dapat diserap, misalnya di bidang
pegeluaran para wisatawan asing maupun
perhotelan, restoran, biro perjalanan dan
sebagai
obyek wisata. Sedangkan penyerapan tenaga
pariwisata
kerja tidak langsung, seperti meningkatnya
retribusi bagi wisatawan. Dalam hal fungsi
hasil produksi di bidang pertanian dan
pariwisata dari segi budaya dapat diartikan
kerajinan tangan karena termotivasi dengan
sebagai
kunjungan wisatawan.
gunakan kebudayaan Indonesia.
Jenis dan Fungsi Pariwisata
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Pariwisata
Jenis-jenis pariwisata dapat dibedakan menurut letak geografis yaitu: pariwisata lokal, pariwisata regional, dan pariwisata nasional yang terdiri dari pariwisata dalam negeri dan pariwisata
internasional.
penanam
modal
termasuk
penerimaan
memperkenalkan
Wisatawan,
dalam industri
dan
berupa
mendaya
Menurut
IUOTO
(International
Union
of
Official
Organization)
dalam
buku
Pendit
Menurut Volume 1, No. 4, November 2013
- 16
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
(2002:36) “wisatawan adalah orang-
perjalanan dalam jangka waktu minimal
orang
24 jam dan maksimal 3 bulan di dalam
yang
sedang
mengadakan
suatu negara yang bukan merupakan
tahun
negara di mana biasanya ia tinggal”.
internasional akan tumbuh hingga 1,6 milyar
Objek Wisata, Pengertian objek wisata
(Edisi UNWTO ‘Tourism Highlights’ 2009).
kedatangan
wisatawan
atau tourist attraction, istilah yang lebih
Industri pariwisata merupakan industri
sering digunakan, yaitu segala sesuatu
yang sifatnya menyerap kebutuhan tenaga
yang menjadi daya tarik bagi orang untuk
orang tidak hanya mementingkan mesin-
mengunjungi
tertentu
mesin saja. Berikut beberapa usaha-usaha
dunia
yang termasuk dalam industri pariwisata yang
yang
dapat mempengaruhi penyerapan tenaga kerja
(Yoeti,
suatu
daerah
2008:36).
kepariwisataan,
Dalam
segala
sesuatu
menarik dan bernilai untuk di kunjungi
2020
dari sektor pariwisata (Antara, 2000: 56):
dan di lihat, disebut atraksi atau lazim
1. Hotel
pula dinamakan objek wisata (Pendit,
2. Rumah makan dan Restoran
2002: 27).
3. Penjual / Toko Souvenir
Industri Pariwisata
4. Jumlah Biro Perjalanan Wisata
Berdasarkan UU RI No.10 Tahun 2009 tentang
kepariwisataan,
pariwisata
adalah
industri
kumpulan
usaha
pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa
bagi
wisatawan
pemenuhan dalam
kepariwisataan. majunya
kebutuhan
penyelenggaraan
Sehingga
kepariwisataan
dengan
maka
akan
menjadi pemicu berkembangnya industriindustri pariwisata dan memperbesar
Penawaran Pariwisata Pengertian penawaran dalam pariwisata meliputi semua macam produk dan pelayanan atau jasa yang dihasilkan oleh kelompok perusahaan
industri
pariwisata
sebagai
pemasok, yang ditawarkan baik kepada wisatawan yang datang secara langsung atau yang membeli melalui Agen Perjalanan (AP) atau Biro Perjalanan Wisata (BPW) sebagai perantara (Yoeti, 2008: 22). Menurut Nugroho (2011: 33), penawaran
peluang untuk bekerja.
pariwisata dapat dibagi menjadi: 1. Proses produksi industri pariwisata.
Jenis dan Fungsi Industri Pariwisata Menurut
beberapa
ahli,
pariwisata
2. Penyediaan lapangan kerja.
dewasa ini sudah menjadi bidang usaha atau
3. Penyediaan Infrastruktur.
industri terbesar ketiga setelah minyak dan
4. Penawaran jasa keuangan.
perdagangan
senjata.
Bahkan
ada
yang
mengatakan bidang usaha terbesar setelah
Fungsi Permintaan Perusahaan Tenaga
minyak. Diproyeksikan pula bahwa pada
Kerja
17 -
Volume 1, No. 4, November 2013
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Perusahaan dalam melakukan proses
baru.
produksi disebabkan oleh satu alasan, yaitu karena adanya permintaan akan output yang dihasilkannya. Jadi permintaan input akan
METODE PENELITIAN
timbul karena adanya permintaan akan output.
Jenis Dan Sumber Data
Inilah sebabnya mengapa permintaan input
Jenis data yang digunakan adalah data
tersebut oleh ahli ekonomi Alfred Marshall
sekunder yang diperoleh pada instansi tempat
sebagai derived demand atau permintaan
penelitian
turunan. Permintaan akan output sendiri
kepustakaan, literatur-literatur dan laporan
dianggap sebagai "permintaan asli" karena
lainnya sehubungan dengan perkembangan
timbul langsung dari adanya kebutuhan
pariwisata dan kesempatan kerja di Provinsi
manusia (Boediono, 2000: 89).
Aceh tahun 1992-2012 yang berupa faktor
berdasarkan
dokumentasi
penunjang industri pariwisata, perkembangan
Fungsi Permintaan Tenaga Kerja
kunjungan wisata, perkembangan tenaga kerja
V MP
dan
kontribusi
sektor
pariwisata
dalam
TK
W
penciptaan kesempatan kerja.
1
Metode Analisis
W
Untuk menemukan pemecahan masalah D
W
yang ditemukan dan membuktikan hipotesis,
D
2
maka metode analisis yang digunakan adalah
D O
A
N
M P B Kuantitas enaga kerja T
gambar
di
atas,
garis
P
kualitatif,
kuantitatif
sesuai
dengan
dan
analisis
kebutuhan
Hubungan secara matematis dapat ditulis
x Dari
analisis
permasalahan dan hipotesis yang ditampilkan.
K
Sumber: Simanjutak, 1998
model
sebagai berikut: DD
menggambarkan nilai hasil marjinal karyawan
Y = f(X1, X2,X3) ......................................... (1) Y = X1b1.X2b2.X3b3 ..................................... (2)
(VMPTK) untuk setiap kuantitas tenaga kerja. Bila
misalnya
jumlah
karyawan
yang
dipekerjakan sebanyak OA == 100 orang, maka nilai hasil kerja orang yang ke-100 dinamakan VMPTK nya dan besarnya sama dengan MPTK.P = W1. Nilai ini lebih besar dari tingkat upah yang sedang berlaku (W). Oleh
sebab
itu
laba
pengusaha
Untuk
mengestimasi
parameter-
parameter tersebut maka persamaan fungsi pada poin di atas dibentuk dalam model linear berganda sehingga menjadi: LogY = 0 + 1LogX1 + 2LogX2 +3LogX3+ µ............................... (3)
akan
bertambah dengan menambah tenaga kerja
Dimana: Volume 1, No. 4, November 2013
- 18
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Y = Jumlah tenaga kerja yang diserap
olinearitas
langsung pada industri pariwisata
adalah
kondisi
terdapatnya
hubungan linier atau korelasi yang tinggi antar
X1 = Jumlah industri pariwisata
masing-masing variabel independen dalam
X2 = Jumlah wisatawan mancanegara
model regresi. Multikolinearitas biasanya
X3 = Jumlah objek wisata
terjadi ketika sebagian besar variabel yang
0 = Konstanta
digunakan saling terkait dalam suatu model
Ln = Logaritma natural
regresi.
12= Parameter yang akan diestimasi
Beberapa cara mengindentifikasi adanya multikolinearitas pada model regresi, di
µ = error term
antaranya adalah (Todaro, 2003:73): Untuk menguji masing-masing variabel
1. Jika nilai regresi menunjukkan nilai R2
tersebut akan dilakukan beberapa uji statistik
yang tinggi dan F statistik yang sangat
dan dilakukan dengan menggunakan program
signifikan (goodness of fit terpenuhi),
shazam versi 10. Uji yang dimaksud antara
namun sebagian besar variabel bebas
lain:
tidak signifkan pengaruhnya (t-hitung kecil).
Pengujian Asumsi Klasik, meliputi:
2. Terdapat korelasi yang tinggi (R> 0,8)
Uji Autokorelasi
antara satu pasang atau lebih variabel
Autokorelasi terjadi apabila kesalahan
bebas dalam model.
pengganggu suatu periode berkorelasi dengan
3. Mencari nilai Condition Index (CI). CI
kesalahan pengganggu periode sebelumnya.
yang
Adapun
mengindentifikasikan
untuk
mendeteksinya
dapat
dilakukan dengan aturan keputusan uji d
4. Dapat
2007:122):
Tidak ada autokorela si, positif atau negatif
19 -
Kesimpulan
0 < dw < dl Dl ≤ dw ≤ du
Tolak Tidak ada kesimpulan Tolak Tidak ada kesimpulan Diterima
4 – dl
dari
30
adanya
melihat
indikasi
dengan
Tolerance
Value (TOL), Eigenvalue, dan yang
Tabel 1. Kriteria Pengujian Autokorelasi
H1 H1
pula
multikolinearitas
Hasil Estimasi
lebih
multikolinearitas.
Durbin Watson sebagai berikut (Gujarati,
Null Hipotesis H0 H0
bernilai
paling umum digunakan adalah Varians U
Inflation Factor (VIF). Nilai VIF> 10
ji
mengindentifikasikan
Mult
multikolinearitas.
adanya
ikoli
5. Perubahan kecil sekalipun pada data akan
near
menyebabkan perubahan signifikan pada
itas
variabel yang diamati. M
ultik Volume 1, No. 4, November 2013
6. Nilai koefisien variabel tidak sesuai dengan hipotesis, misalnya variabel yang
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
seharusnya memiliki pengaruh positif, ditunjukkan dengan nilai negatif.
Pengujian hipotesis, Pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dapat dilakukan
Uji Heteroskedasitas
dengan cara sebagai berikut: Uji Signifikansi
Uji heteroskedasitas bertujuan menguji
(pengaruh nyata) variabel independen (Xi)
apakah
dalam
model
regresi
terjadi
terhadap variable dependen (Y) baik secara
ketidaksamaan varians dari residual satu
bersama-sama
maupun
parsial
dilakukan
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model
dengan Uji -F (F -test) dan Uji -t (t -test) pada
regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
level 5% (α = 0,05) (Gujarati, 2006).
heteroskedasitas. Metode yang dapat dipakai untuk mendeteksi
gejala
heterokedasitas
Uji –F Uji
antara lain: metode grafik, Park Glejser, Rank
ini
digunakan
untuk
menguji
kelayakan model (goodness of fit). Jika
Spearman dan Barlett.
tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau Uji Normalitas
5% maka model yang digunakan dalam
Uji normalitas bertujuan untuk menguji
kerangka pikir teoritis layak untuk digunakan,
apakah model regresi, variabel terikat dan
sementara jika tingkat signifikansi lebih besar
variabel
mempunyai
dari 0,05 atau 5% maka model yang
distribusi normal atau tidak. Uji normalitas
digunakan dalam kerangka pikir teoritis tidak
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
layak untuk digunakan. Nilai F-hitung dapat
analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi
dicari dengan rumus :
bebas
keduanya
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya: 1. Jika data menyebar di sekitar garis
Dimana:
diagonal dan mengikuti garis diagonal
R = Koefisien determinasi
atau grafik histogramnya menunjukkan
k = jumlah parameter dalam model
pola distribusi normal regresi memenuhi
n = jumlah data.
asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
Jika F-hitung > F-tabel maka H0 ditolak; H1 diterima, ada pengaruh, dan Jika F-hitung < F-tabel maka H0 diterima; H1 ditolak, tidak ada pengaruh.
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Uji t Uji t digunakan untuk menguji validitas Volume 1, No. 4, November 2013
- 20
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
pengaruh
dari
independen
masing-masing
terhadap
vaiabel
variabel
jika korelasi antar dua variabel lebih besar
dependen.
daripada 0,8 maka multikolinearitas menjadi
Perhitungan nilai t sebagai berikut:
masalah. Hasil pengolahan data dengan menggunakan program Shazam versi 10 untuk uji multikolinearitas menunjukkan bahwa
Jika t –hitung > t –tabel maka H0 ditolak;
model regresi tidak mengalami gangguan
variabel independen ke i signifikan terhadap
multikolinearitas,
variabel dependen, dan sebaliknya.
variabel bebas tidak melebihi dari 0,8. Jadi dapat
karena
disimpulkan
korelasi
bahwa
antar
tidak
ada
Uji Koefisien Determinasi (R2)
multikolinearitas antar variabel bebas dalam
Digunakan untuk mengetahui keeratan
model regresi
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai R2 terletak antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1).
Tabel 2. Klasifikasi Nilai Autokorelasi Nilai
DW
Keterangan
Perhitungan nilai koefisien deteminasi ini diformulasikan sebagai berikut: R2 =
ESS TSS
R2= Koefisien determinasi majemuk
<1,10 1,10 – 1,54 1,55 – 2,45 2,46 – 2,90 >2,91
Ada autokorelasi Tidak ada kesimpulan Tidak ada autokorelasi Tidak ada kesimpulan Ada autokorelasi
Untuk
Sumbe r: Hasan (2001) B
ESS = jumlah kuadrat yang dijelaskan TSS=
erdasarkan uji autokorelasi menghasilkan nilai
total variabel nilai variabel terikat sebenarnya
DW
di sekitar rata-rata sampelnya. Bila R2
disimpulkan bahwa variabel dalam penelitian
mendekati 1 (100%), maka hasil perhitungan
ini bebas dari autokorelasi.
sebesar
1,6599
sehingga
dapat
menunjukkan bahwa makin baik atau makin tepat garis regresi yang diperoleh. Sebaliknya
Heteroskedasitas
jika nilai R2 mendekati 0 maka menunjukkan
Uji dengan metode White
semakin tidak tepatnya garis regresi untuk
Untuk mendeteksi heteroskedastisitas dapat
mengukur data observasi.
dipakai uji white dengan melihat nilai chi square yang dibandingkan dengan nilai chi
HASIL PEMBAHASAN
square tabel. Tingkat kebebasan (df) 2 dan
Faktor-faktor di Sektor Pariwisata Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Aceh
tingkat ∝=0,05(5%) diperoleh nilai chi square
Multikolinearitas dapat dilihat dengan membandingkan
koefisien
korelasi
antar
variabel independen (Kuncoro, 114: 2001), 21 -
Volume 1, No. 4, November 2013
tabel 5,991. Berdasarkan hasil uji white dengan menggunakan software shazam maka persamaan regresi yang digunakan bebas dari heteroskedastisitas.
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
pada perolehan t-hitung > t-tabel yaitu
Uji Scatterplot Dari
pola
grafik
menunjukkan
hasil
adanya
regresi,
tidak
heteroskedastisitas,
sebesar 2,375 > 2,1098. 3.
t -hitung untuk jumlah objek wisata
karena terlihat jelas bahwa grafiknya tidak
adalah 4,222 artinya variabel jumlah
membentuk pola. Maka dapat disimpulkan
objek
bahwa
signifikan didasarkan pada perolehan t-
persamaan
tersebut
bebas
dari
heteroskedastisitas.
wisata
berpengaruh
secara
hitung > t-tabel yaitu sebesar 4,222 >2,1098.
Uji Normalitas
Dengan demikian H0 ditolak dan H1
Hasil normalitas sesuai grafik scatterplot tampak bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini
diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan ada
perkembangan
pariwisata
terhadap penyerapan tenaga kerja diterima.
memenuhi syarat normalitas.
Uji f Berdasarkan uji F diperoleh hasil bahwa
F hitung sebesar 27,031 dengan tingkat
Uji Hipotesis
signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai F
Uji –t Berdasarkan
pengaruh
hitung>F hasil
regresi
nilai
tabel
(3,1504)
dan
tingkat
t-ratio
signifikansi lebh kecil dari 0,05, maka model
diperoleh untuk melihat signifikansi variabel
regresi dapat digunakan untuk memprediksi
independen terhadap variabel dependen di
variabel dependen penyerapan tenaga kerja
dalam persamaan. Nilai t-tabel yang diperoleh
atau
dengan n = 21, df = 17 dan ∝=0,05 adalah
independen
2,1098.
jumlah wisatawan mancanegara dan jumlah
1.
t-hitung untuk jumlah industri pariwisata
objek wisata berpengaruh terhadap variabel
adalah 2,135 artinya variabel jumlah
dependen penyerapan tenaga kerja.
secara
bersama-sama
jumlah
industri
variabel pariwisata,
bantuan berpengaruh secara signifikan didasarkan pada perolehan t-hitung > ttabel yaitu sebesar 2,135 >2,1098. 2.
Uji Koefisien Determinasi (R2) Nilai R2untuk hasil regress persamaan
kunjungan
adalah 0,8267, yang berarti jika 0≤R2≤ 1
wisatawan mancanegara ke Provinsi
maka hasil perhitungan menunjukkan bahwa
Aceh adalah 2,375 artinya variabel
makin baik atau makin tepat regresi yang
jumlah
mancanegara
diperoleh untuk mengukur data observasi.
berpengaruh secara signifikan didasarkan
Tujuan menghitung koefisien determinasi
t-hitung
untuk
jumlah
wisatawan
adalah untuk mengetahui pengaruh variabel Volume 1, No. 4, November 2013
- 22
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
bebas terhadap variabel terikat.
Saran 1. Kemajuan sektor pariwisata di Provinsi
KESIMPULAN DAN SARAN
Aceh
Kesimpulan
bermacam-macam
Berdasarkan
hasil
analisa
data
hendaknya
ditujukan usaha
kepada
yang
perlu
dan
dikelola secara terpadu dan baik. Seperti
pembahasan yang telah dikemukakan, dapat
meningkatkan kegiatan promosi agar
diambil kesimpulan sebagai berikut:
pariwisata Aceh lebih dikenal.
1. Berdasarkan hasil uji asumsi klasik
2. Peningkatan
pembangunan
kawasan-
bahwa data dalam penelitian ini bebas
kawasan
dari multikolinearitas, autokorelasi dan
kemananan agar minat investor bisa
heteroskedastisitas.
tumbuh
2. Hasil uji regresi diperoleh koefisien
wisata
dan
dan
tidak
peningkatan
takut
akan
ketidakpastian berusaha, oleh pemerintah
estimasi untuk jumlah industri pariwisata
bekerja
(ß1) 0,21367, wisatawan mancanegara
(swasta) agar dapat menimbulkan sense
(ß2) sebesar 0,60894 dan objek wisata
of business.
(ß3) sebesar 0,16801 dan nilai konstanta (∝) sebesar 5,1898 .
sama
dengan
pihak
kedua
3. Peran serta masyarakat dalam upaya mengembangkan kepariwisataan, dengan
3. Uji t menunjukkan bahwa variabel
lebih menekankan kepada adanya sikap
jumlah industri pariwisata, kunjungan
sadar wisata. Oleh sebab itu, masyarakat
wisatawan mancanegara dan objek wisata
diharapkan menjadi tuan rumah yang
berpengaruh secara signifikan terhadap
baik dalam menerima kedatangan para
penyerapan tenaga kerja di Provinsi Aceh
wisatawan.
yang diperoleh dengan keyakinan 95
4. Pengeluaran wisatawan dapat menjadi
persen, hal ini didasarkan pada perolehan
pemasukan pendapatan oleh pemerintah
t-hitung > t-tabel, masing-masing sebesar
maupun masyarakat oleh sebab itu perlu
2,135, 2,375 dan 4,222 yang lebih besar
dilakukan beberapa langkah di antaranya
daripada t-tabel 2,1098;
promosi dengan menyasar pasar potensial
4. Uji F menunjukkan bahwa variabel bebas
berdasarkan segmentasi pasar terutama
secara keseluruhan mempunyai hubungan
quality tourist. Kemudian dapat juga
dan
signifikan
dilakukan dengan meningkatkan lenght
terhadap penyerapan tenaga kerja di
of stay maupun repeater guest dengan
sektor pariwisata di Provinsi Aceh. Hal
cara
ini didasarkan pada perolehan F-hitung
pariwisata di Provinsi Aceh.
berpengaruh
secara
dan F-tabel, dimana F-hitung > F-tabel yaitu sebesar 27,031 >3,1504.
meningkatkan
5. Pemerintah
Volume 1, No. 4, November 2013
lebih
ketat
produk
dalam
melakukan penjagaan, pengawasan dan pemeliharaan
23 -
agar
kualitas
terhadap
objek-objek
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
wisata
yang
telah
menimbulkan
ada
sehingga
kenyamanan
dan
ketertarikan
wisatawan
untuk
mengunjungi
objek-objek
wisata
tersebut. 6. Peningkatan dalam
keterampilan
bidang
peningkatan kebudayaan
industri
keunikan maupun
masyarakat pariwisata, dari
spiritual
sistem yang
menjadi ciri khas Provinsi Aceh sehingga dapat meningkatkan minat kunjungan wisatawan dan peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor pariwisata. DAFTAR KEPUSTAKAAN Abdullah, 1998. Pariwisata dan Kesempatan Kerja Di Kabupaten Selayar. Tesis. Makassar: Universitas Hasanuddin. Abeng, T., 2001. Pengaruh Industri Pariwisata Terhadap Kesempatan Kerja di Makassar. Tesis. Makassar: Universitas Hasanuddin. Austriana, I., 2005. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Daerah dari Sektor Pariwisata. Disertasi Tidak Dipublikasikan. Semarang: Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Alma, B., 2007. Pengembangan Industri Pariwisata Indonesia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Antara, M., 2002. Dampak Pengeluaran Pemerintah dan Wisatawan serta Investasi Swasta Terhadap Kinerja Perekonomian Bali: Pendekatan Social Accounting Matrix. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia. Vol XLVIII No. 3, Hal 253-273. Badrudin, R., 2001. Menggali Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Daerah Istimewa Yogyakarta Melalui Pembangunan Industri Pariwisata. Kompak. No. 3.Hal. 1-13. Boediono. 2000. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE. BPS. 2011. Aceh Dalam Angka 2011. Banda Aceh. Darmadjati, R.S. 2002. Pengantar Pariwisata. Pradya Paramita DinasKebudayaan Dan Pariwisata. 2011. Database Kebudayaan Dan Pariwisata Tahun 2012. Provinsi Aceh. Dinas Ketenagakerjaan dan Mobilitas Penduduk.
2012. Rekapitulasi Tenaga Kerja di Berbagai Sektor. Provinsi Aceh Gujarati, D., 2007. Dasar-Dasar Ekonometrika, edisi ketiga jilid 1. Jakarta: Erlangga. Hafasnuddin, 2000. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wisatawan Mancanegara Berkunjung Ke Aceh. Jurnal Penelitian Dinas Pariwisata, Vol IV, No. 1. ILO. 2011. Mengukur Lapangan Kerja dalam Industri Kepariwisataan lebih dari Neraca Satelit Pariwisata: Studi Kasus Indonesia. Jakarta: ILO. Ismayanti. 2011. Pengantar Pariwisata. Jakarta: Grasindo. Leri, 2011. Dampak Pengeluaran Wisatawan Terhadap Perkembangan Sektor Ekonomi di Provinsi Bali. Tesis. Bali: Universitas Udayana Denpasar. Mulyaningrum, 2005. Eksternalitas Ekonomi Dalam Pembangunan Wisata Alam Berkelanjutan Studi Kasus Pada Kawasan Wisata Alam Baturaden Purwekerto, Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Penelitian UNIB, Vol XI No. 1. Bengkulu: Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu. Pendit, S.N., 2002. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita. Wahab, 2003. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Simanjuntak, 1998. Pasar Tenaga Kerja. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sukirno, S., 1996. Ekonomi Pembangunan. Medan: Borta Gorat
Volume 1, No. 4, November 2013
- 24