PENGARUH PENERAPAN TEKNIK MEMBACA CEPAT TERHADAP PENEMUAN KALIMAT UTAMA PADA SISWA KELAS IV SDN CEMPAKA PUTIH 1 KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
oleh Hilma Silmy 1110018300043
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
ABSTRAK
Hilma Silmy (1110018300043). Pengaruh Penerapan Teknik Membaca Cepat terhadap Penemuan Kalimat Utama Pada Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian control group pretest posttest design. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 22 siswa kelas eksperimen dan 22 siswa kelas kontrol. Instrumen penelitian ini berupa tes nonobjektif (uraian) yang berjumlah 10 soal dengan skala penilaian menggunakan rentang skor 0-4. Validitas tes dihitung dengan validitas konstruk (construct validity). Untuk mengukur validitas konstruks dapat menggunakan pendapat dari ahli (Judgement Expert). Dalam hal ini ahli yang dimintai pendapatnya adalah dosen pembimbing. Setelah dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik Paired Sample T-Test diperoleh thitung sebesar 0,004 pada taraf signifikansi < 0,05. Dengan demikian, H1 diterima dan H0 ditolak karena 0,004 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan Teknik Membaca Cepat terhadap penemuan kalimat utama. Kata Kunci: Membaca Cepat, Kalimat Utama
i
ABSTRACT Hilma Silmy (1110018300043). Effect of Application of Speed Reading Techniques to the discovery of the Main Sentence In Fourth Grade Students of SDN Cempaka Putih 1 South Tangerang City. Thesis. Elementary School Teacher Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2013. This study aims to determine whether there is any effect of the application of speed reading techniques to the discovery of the main sentence in the fourth grade students of SDN Cempaka Putih 1 South Tangerang City. The method used in this study was a quasi-experimental research design with pretest-posttest control group design. This study took a sample of 22 students in experiments class and 22 students in the control class. This research instrument in the form of non-objective test (description) which amounts to 10 questions by using the rating scale score range 0-4. The validity of the test is calculated by construct validity (construct validity). To measure the construct validity may use the opinion of expert (Expert Judgement). In this case the polled expert is the thesis advisor lecturer. After testing the hypothesis by using the technique of paired sample T-Test obtained t of 0.004 at a significance level of ρ <0.05. Thus, H1 is accepted and H0 is rejected because 0.004 <0.05, so it can be concluded that there are significant implementation of Speed Reading Techniques to discovery of the main sentence. Keywords: Speed Reading, Major Sentence
ii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Teknik Membaca Cepat terhadap Penemuan Kalimat Utama Pada Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan”. Salawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti jejak dan langkahnya hingga akhir zaman. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Banyak hambatan yang penulis alami dalam penyusunan skripsi ini, namun dengan keyakinan dan kesungguhan, akhirnya
penulis
mampu
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi ini baik moral maupun material. Adapun ucapan terima kasih yang disampaikan penulis kepada, 1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah. 2. Dr. Fauzan, MA. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. 3. Ahmad Bahtiar, M.Hum. selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dan penuh pengertian membantu, membimbing, dan memberikan pemahaman mengenai materi yang berhubungan dengan skripsi ini. 4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang banyak membantu dan mengembangkan ilmu selama penulis mengikuti proses perkuliahan.
iii
5. Para staf perpustakaan, baik Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan maupun Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam mencari referensi untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Kepala Sekolah SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan, guru kelas IV, siswa siswi kelas IV, dan staf yang telah membantu dan memberikan kesempatan
kepada
penulis
untuk
melaksanakan
penelitian
demi
terselesaikannya skripsi ini. 7. Orang tua saya tercinta, Ibunda Aty Suryati dan Ayahanda Ardi Noor HB, kakak-kakakku Agus Zaenal, Maulana Syarif, S.Hi, dan Syaiful Fadhrin. Beserta keluarga Ibu Aminah, S.Pd. Yang selalu mendoakan dan mendorong penulis untuk tetap semangat dan telah banyak memberikan bantuan tenaga dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Sahabat-sahabat tercinta Shofa, Vina, Ihda, Roro, Nufus, Restu, Vika, Lina, Azizah, Ai, Erien, N’c, Fitri, Liya, dan kawan seperjuangan bimbingan yang menjadi tempat berbagi ilmu kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini. Dan seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2010. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga bantuan, bimbingan, semangat, doa, dan dukungan yang diberikan pada penulis dibalas oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan maupun dari segi isi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat pada penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin.
Jakarta, 21 Agustus 2014
Hilma Silmy
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GRAFIK
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Identifikasi Masalah
4
C. Pembatasan Masalah
4
D. Rumusan Masalah
4
E. Tujuan Masalah
4
F. Manfaat Penelitian
5
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR
6
A. Kajian Teori 1. Hakikat Membaca Cepat
6
a. Pengertian Membaca
6
b. Manfaat membaca
9
c. Tujuan Membaca
9
d. Aspek-Aspek Membaca
11
e. Jenis-Jenis Membaca
12
f. Pengertian Membaca Cepat
14
g. Tujuan Membaca Cepat
17
h. Langkah-langkah Membaca Ceapat
17
i. Manfaat kemampuan Membaca Cepat
18
v
j. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Membaca Cepat
18
k. Cara Mengembangkan Kecepatan Membaca
20
l. Faktor Penghambat Kecepatan Membaca m. Mengukur Kecepatan Membaca
21
n. Standardisasi Kecepatan Membaca
23
2. Hakikat Kalimat Utama
BAB III
BAB IV
20
25
a. Pengertian Kalimat Utama
25
b. Ciri-ciri Kalimat Utama
27
B. Penelitian yang Relevan
28
C. Kerangka Berpikir
29
D. Pengajuan Hipotesis
30
METODE PENELITIAN
31
A. Tempat dan Waktu Penelitian
31
B. Metode dan Desain Penelitian
32
C. Populasi dan Sampel
33
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
34
E. Teknik Analisis Data
36
F. Hipotesis Statistik
38
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
39
A. Profil Sekolah ....................................................................... 39 B. Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 42 C. Hasil Penelitian ..................................................................... 44 D. Deskripsi Data ....................................................................... 46 E. Pengujian Persyaratan Analisis ............................................. 57 F. Pengujian Hipotesis ............................................................... 61 G. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................ 62
vi
BAB V PENUTUP
66
A. Simpulan
66
B. Saran
67
DAFTAR PUSTAKA
68
LAMPIRAN-LAMPIRAN
70
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Tingkat Kecepatan Membaca ................................................... 22
Tabel 2
: Standardisasi Kecepatan Membaca Berdasarkan Jenjang Pendidikan ............................................... 23
Tabel 3
: Desain Penelitian ....................................................................... 31
Tabel 4
: Data Siswa ................................................................................. 32
Tabel 5
: Penilaian Kecepatan Membaca .................................................. 34
Tabel 6
: Jumlah Peserta Didik SDN Cempaka Putih 1 ............................ 38
Tabel 7
: Daftar Nama Tenaga Pengajar dan Staf SDN Cempaka Putih 1 ........................................................................ 39
Tabel 8
: Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 41
Tabel 9
: Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ........ 42
Tabel 10
: Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol ............... 43
Tabel 11
: Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen ........................ 44
Tabel 12
: Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Eksperimen................................................................................ 45
Tabel 13
: Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol ................................ 46
Tabel 14
: Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Kontrol ....................................................................................... 47 viii
Tabel 15
: Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen ........................ 48
Tabel 16
: Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok Eksperimen................................................................................. 49
Tabel 17
: Deskripsi Data Posttest Kelompok Kontrol............................... 50
Tabel 18
: Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok Kontrol ....................................................................................... 51
Tabel 19
: Hasil Uji Normalitas Pretest ...................................................... 53
Tabel 20
: Hasil Uji Normalitas Posttest .................................................... 54
Tabel 21
: Hasil Uji Homogenitas Pretest .................................................. 54
Tabel 22
: Hasil Uji Homogenitas Posttest ................................................. 55
Tabel 23
: Hasil Uji T-Test ......................................................................... 56
ix
DAFTAR GRAFIK Grafik 1
: Histogram Nilai Pretest Kelompok Eksperimen ........................... 45
Grafik 2
: Histogram Nilai Pretest Kelompok Kontrol .................................. 47
Grafik 3
: Histogram Nilai Posttest Kelompok Eksperimen.......................... 50
Grafik 4
: Histogram Nilai Posttest Kelompok Kontrol ................................ 52
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama
Lampiran 2
: Teks Cerita Rakyat Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama
Lampiran 3
: LKS Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama
Lampiran 4
: Evaluasi Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama
Lampiran 5
: RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua
Lampiran 6
: Teks Cerita Rakyat Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua
Lampiran 7
: LKS Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua
Lampiran 8
: Evaluasi Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua
Lampiran 9
: Kisi-kisi Soal pretest Instrumen Penelitian
Lampiran 10 : Kisi-kisi Soal posttest Instrumen Penelitian Lampiran 11 : Teks Cerita Rakyat Instrumen Penelitian Lampiran 12 : Soal Instrumen Penelitian pretest Lampiran 13 : Kunci Jawaban Soal Instrumen Penelitian pretest Lamipran 14 : Soal Instrumen Penelitian posttest Lampiran 15 : Kunci Jawaban Soal Instrumen Penelitian posttest Lampiran 16 : Pedoman Penskoran Instrumen Penelitian pretest Lampiran 17 : Pedoman Penskoran Instrumen Penelitian pretest Lampiran 18 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen Lampiran 19 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol Lampiran 20 : Daftar Nilai Tes Kemampuan Keceapatan Membaca Lampiran 21 : Gambar Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 22 : Daftar Nilai Hasil Belajar (UTS) Kelas IV A dan IV B
xi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Republik Indonesia yang dijadikan sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Bahasa Indonesia bahkan dijadikan salah satu mata pelajaran wajib dan tolak ukur kelulusan siswa di lembaga pendidikan (sekolah). Oleh karena itu, keterampilan berbahasa sangat diperlukan oleh semua orang, serta perlu dikembangkan sejak dini. Zaman selalu berkembang dalam menghadapai era globalisasi dan semakin canggihnya teknologi, para siswa dituntut untuk menguasi pengetahuan yang juga semakin berkembang. Agar tidak ketinggalan informasi siswa tentunya harus banyak membaca sebagai sarana untuk memperoleh informasi dan pengetahuan. Mata pelajaran bahasa Indonesia memuat empat komponen keterampilan berbahasa. Komponen keterampilan berbahasa tersebut yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.1 Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan yang hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Dari keempat keterampilan berbahasa itu, kiranya keterampilan membaca memerlukan perhatian khusus di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Membaca merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa, yang harus dikuasai agar mereka dapat mengikuti seluruh proses pembelajaran. Keterampilan membaca sangat penting dimiliki setiap siswa karena banyak kegiatan pembelajaran yang menuntut keterampilan membaca siswa. Membaca mempunyai manfaat yang penting, karena dengan membaca dapat memperluas
1
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008). h. 1.
2
wawasan dan pengetahuan seseorang. Membaca perlu diterapkan saat anak masih sedini mungkin, ketika anak memasuki lembaga pendidikan formal. Dengan membaca siswa diharapkan akan memperoleh berbagai informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan. Keterampilan membaca dapat dipelajari dengan berbagai cara. Adapun cara yang harus ditempuh harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan membaca sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasi. Membaca merupakan pokok dalam pembelajaran, baik dalam belajar bahasa, atau pun mata pelajaran lainnya karena membaca merupakan sarana untuk memahami pelajaran tersebut. Keterampilan membaca idealnya dimiliki oleh setiap orang. Oleh sebab itu, pembelajaran membaca perlu dilaksanakan dengan seefektif mungkin agar dapat meningkatkan keterampilan membaca efektif secara cepat dan memiliki pemahaman yang kuat dapat dilakukan dengan pembelajaran membaca cepat. Membaca banyak tekniknya, antara lain membaca cepat, nyaring, dan memindai. Dengan memiliki keterampilan membaca cepat, siswa dapat dengan mudah memahami bacaan dengan cepat dan tepat sehingga waktunya pun efisien. Ketika membaca cepat suatu bacaan, tujuan sebenarnya bukan untuk mencari kata dan gambar secepat mungkin, namun untuk mengidentifikasi dan memahami makna dari bacaan tersebut seefisien mungkin. Dengan teknik membaca cepat, siswa pun diharapkan dapat menguasai materi kalimat utama. Hal tersebut dikarenakan tujuan membaca sebenarnya adalah agar siswa dapat memahami makna bacaan. Memahami sebuah bacaan tidak terlepas dari pemahaman kalimat utama, dalam sebuah bacaaan. Selain itu, materi kalimat utama merupakan salah satu Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) SD (Sekolah Dasar) dan merupakan salah satu soal yang diujikan. Sehingga materi tersebut harus dikuasai. Kenyataannya yang dapat dilihat hingga saat ini adalah masih rendahnya keterampilan membaca siswa, karena masih banyak siswa yang malas untuk membaca dan tidak gemar membaca apalagi jika melihat teks begitu banyak. Siswa juga merasa bosan belajar menentukan kalimat utama karena dari SD, SMP,
3
sampai SMA siswa dituntut selalu belajar untuk menentukan kalimat utama dalam membaca nyaring atau memindai maupun dengan cara membaca cepat. Di sisi lain, nilai yang diperoleh siswa belum cukup memuaskan, padahal dengan membaca siswa dapat menjawab tantangan hidup dan menjawab berbagai permasalahan yang dihadapai dalam kehidupannya. Kebosanan siswa dalam mempelajari materi kalimat utama dengan membaca teks dan hasil belajar siswa yang belum memuaskan merupakan permasalahan yang harus dicari solusinya oleh guru. Dalam hal ini guru dituntut untuk dapat menumbuhkan minat siswa untuk membaca dan mempelajari materi. Dengan tumbuhnya minat membaca guru dapat memasyarakatkan membaca kepada siswa. Dengan terampil memahami kalimat utama paragraf, siswa dapat menjawab tantangan di masa sekarang ataupun masa yang akan datang. Variasi teknik atau metode dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) perlu ditingkatkan untuk dapat memotivasi siswa dalam belajar sehingga dapat menghilangkan rasa jenuh sekaligus meningkatkan hasil belajar. Teknik yang variatif dan inovatif seperti teknik membaca cepat
untuk dapat memahami
kalimat utama, diharapkan dapat memotivasi siswa agar tertarik dan senang dalam membaca dan mempelajari kalimat utama. Dalam hal ini kegiatan dilakukan dengan memberikan teknik pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh dan dapat membangun semangat siswa dalam belajar. Berdasarkan dari masalah tersebut maka peneliti melakukan penelitian eksperimen yang berjudul “Pengaruh Penerapan Teknik Membaca Cepat terhadap Penemuan Kalimat Utama pada Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan” .
4
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat di identifikasi sebagai berikut: 1. Kemampuan membaca siswa yang relatif rendah. 2. Siswa tidak gemar membaca teks yang begitu banyak. 3. Siswa merasa bosan belajar dalam menemukan kalimat utama dengan membaca teks. 4. Hasil belajar siswa masih rendah untuk membaca dalam menemukan kalimat utama. 5. Guru kurangnya pembelajaran yang kreatif dalam melakukan pembelajaran terhadap penemuan kalimat utama.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan masalah-masalah yang mungkin timbul, maka permasalahan dibatasi pada pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV semester genap SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2013-2014.
D. Rumusan Masalah Dengan memperhatikan permasalahan
yang dihadapi siswa dan
permasalahan yang dialami langsung oleh penulis dalam KBM, penulis merumuskan masalah dalam Penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan?”
E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan.
5
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian ilmu pengetahuan dan menambah wawasan khususnya mengenai penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini menjadi pengalaman sebagai masukan sekaligus sebagai pengetahuan dalam mengetahui pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV . b. Bagi Sekolah Meningkatkan mutu pendidikan pada sekolah yang bersangkutan terkait dengan pengembangan keterampilan berbahasa khususnya terhadap penemuan kalimat utama dengan menggunakan teknik membaca cepat. c. Bagi Guru Memberi pengetahuan baru kepada guru bahwa teknik membaca cepat merupakan salah satu teknik untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa sehingga nantinya dapat menjadi alternatif teknik membaca yang dapat diterapkan di dalam kelas. d. Bagi siswa Dapat
menambah
pengetahuan
siswa
dalam
meningkatkan
keterampilan membaca pada teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama. Manfaat bagi pendidikan, melalui penelitian diharapkan dapat menjadi renungan bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab dengan pelaksana, agar dapat menyuguhkan pendidikan yang lebih berkualitas.
6
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kajian Teori 1. Hakikat Membaca Cepat a. Pengertian Membaca Pada hakikatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca.1 Membaca merupakan masalah penting dalam kehidupan manusia. Melalui membaca manusia dapat memperoleh banyak informasi mengenai banyak hal. Berbeda dengan aktivitas melihat dan mendengar, yang dibatasi oleh dimensi tempat dan waktu, maka dalam membaca batasan itu tidak ada. Dalam dunia modern, membaca merupakan kebutuhan manusia yang sangat besar artinya bagi kehidupan. Hakikat membaca yang dijadikan landasan dalam penelitian ini antara lain diambil dari definisi yang dikemukakan oleh Tarigan. Ia menjelaskan membaca adalah kegiatan berinteraksi dengan bahasa yang dikodekan dalam bentuk cetakan (huruf-huruf).2 Dengan demikian membaca sebetulnya merupakan aktivitas menguraikan kode-kode grafis yang mewakili bahasa ke dalam makna tertentu. Membaca sebagai suatu kegiatan dan kemampuan yang khas yang hanya dimiliki manusia. Membaca juga berperan sangat penting dalam belajar. Dengan demikian membaca tidak dapat dianggap sebagai subyek yang terpisah dalam studi. Membaca adalah salah satu alat pendidikan yang
1
Novi Resmini, dkk, Membaca dan Menulis di Sekolah Dasar Teori dan Pengajarannya, (Bandung: UPI press, 2006), h. 93. 2 Novi Resmini dan Dadan juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI press, 2007), h. 74.
7
dipergunakan sejak dari tingkat sekolah dasar, untuk orang-orang dewasa sampai orang-orang tua, sepanjang individu melangsung pendidikannya baik formal ataupun informal. Mengingat pentingnya membaca dalam kehidupan manusia, maka akan sangat bermanfaat bila anak-anak diberikan belajar membaca sedini mungkin dengan tetap memperhatikan perkembangan anak pada umumnya. Pendidik jangan sampai menuntut dari anak untuk mampu melakukan sesuatu pekerjaan, sebelum anak benar-benar sampai pada tingkat kematangan kecerdasan dan emosi, yang memungkinkannya melakukan pekerjaan tersebut. Dengan
kata
lain
membaca
adalah
proses
sederhana
untuk
mengasosiasikan kata-kata yang tercetak dengan makna di dalamnya. Proses yang bersifat psikofisik ini melibatkan faktor kecerdasan, keterampilan, pengetahuan bahasa, penglihatan, dan tuturan. Juga melibatkan ingatan, pemikiran, daya khayalan, pengaturan dan pemecahan masalah. Dalam hal ini Hodgson mengatakan sebagai berikut: Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau ini tidak dapat terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.3 Jadi membaca adalah suatu proses yang dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang disampaikan oleh penulis melalui media katakata/bahasa tulis. Membaca merupakan pesan yang tersurat dan yang tersirat agar mudah dipahami. 3
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa Bandung, 2008), h. 7.
8
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi yang disampaikan secara verbal dan merupakan hasil ramuan pendapat, gagasan, teori-teori, hasil penelitian para ahli untuk diketahui dan menjadi pengetahuan siswa.4 Kemudian pengetahuan tersebut dapat diterapkan dalam berfikir, menganalisis, bertindak, dan dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini Anderson mengatakan sebagai berikut: Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi, berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian. Sebuah aspek pembacaan sandi adalah menghubungkan kata-kata tulis dengan makna bahasa lisan yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna.5 Jadi membaca bukan hanya suatu proses yang dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan saja. Membaca merupakan proses penyandian kembali dan pembacaan sandi. Dan suatu cara untuk mendapatkan informasi secara verbal. Membaca adalah memahami isi ide/gagasan baik tersurat, tersirat bahkan tersorot dalam bacaan.6 Dengan demikian, pemahamanlah yang menjadi produk membaca yang bisa diukur, bukan perilaku fisik duduk berjam-jam di ruang belajar sambil memegang buku. Hakikat atau esensi membaca adalah pemahaman. Jadi dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Dan kesanggupan untuk menangkap, memahami sebuah fikiran yang telah diwakilkan oleh huruf yang merupakan tulisan.
4
H. Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Ciputat: Gaung Persada Press Jakarta, 2010),
h. 106. 5
Ibid., h. 7. Kundharu Saddhono, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Bandung: CV. Karya Putra Darwati, 2012), h. 65. 6
9
b. Manfaat Membaca Membaca adalah salah satu hobi terbaik yang dimiliki oleh seseorang, tetapi sungguh menyedihkan ketika mengetahui bahwa kebanyakan dari kita tidak diperkenalkan dengan buku-buku yang menakjubkan dunia. Membaca menggunakan otak, sehingga ketika membaca dipaksa untuk memikirkan banyak hal yang belum diketahui. Dalam proses ini sel abu-abu otak akan berfikir dan menjadi semakin pintar. Adapun manfaat dari membaca sebagai berikut7. Membaca merupakan proses mental secara aktif 1) Membaca akan meningkatkan kosa kata 2) Membaca akan meningkatkan konsentrasi dan fokus 3) Membangun kepercayaan diri 4) Meningkatkan memori 5) Meningkatkan kedisiplinan
c. Tujuan Membaca Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Berikut ini menurut Anderson dapat dikemukakan beberapa yang penting dalam tujuan membaca: 1) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta. 2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
7
Jago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: UT, 2005), h. 52.
10
3) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya – setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian-kejadian dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susuanan, organisasi cerita. 4) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitaskualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi. 5) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak bisa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan. 6) Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi. 7) Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan.8 Jadi, disimpulkan bahwa tujuan membaca adalah untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh para penemu. Dan untuk mengetahui intisari dari sebuah wacana bacaan. Selain itu, Cahyani menjelaskan secara lebih khusus mengenai tujuan membaca adalah: 1) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuanpenemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh. 2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik masalah yang terdapat dalam cerita, apaapa yang dipelajari dan dialami sang tokoh, dan merangkum halhal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya.
8
Henry Guntur Tarigan, op.cit., h. 9-11.
11
3) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula, pertama, kedua, dan ketiga seterusnya setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian, kejadian buat dramatisasi, ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan. 4) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh meraskan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. 5) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa yang tidak bisa, tidak wajar mengenai seorang tokoh apa yang benar. 6) Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu. 7) Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berada dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca.9 Jadi, disimpulkan secara garis besar tujuan membaca adalah untuk mengetahui, membandingkan, menilai, mengelompokkan, menyimpulkan, memperoleh ide, memperoleh fakta dari isi atau cerita disetiap wacana sehingga pembaca dapat menyimpulkan cerita tersebut. d. Aspek-Aspek Membaca Telah diurutkan di muka bahwa membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Sebagai garis besarnya, terdapat dua aspek penting dalam membaca menurut Broughton, yaitu: 1) Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup:
9
Isah Cahyani, dkk. Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung, 2008). h. 99-100.
12
a) Pengenalan bentuk huruf; b) Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem,/grafem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dan lain-lain); c) Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis); d) Kecepatan membaca ke taraf lambat. 2) Keterampilan yang bersifat pemahaman yang dianggap berbeda pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup: a) Memahami
pengertian
sederhana
(klasikal,
gramatikal,
retorikal); b) Memahami signifikan atau makna (maksud dan tujuan pengarang,
relevansi/keadaan
kebudayaan,
dan
reaksi
pembaca); c) Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk); d) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.10
e. Jenis-jenis Membaca 1) Membaca ekstensif (extensive reading) Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Tujuan dan tuntutan kegiatan membaca ekstensif adalah untuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat sehingga dengan demikian membaca secara efisien dapat terlaksana. Hal ini juga merupakan satu alat yang dapat dimanfaatkan oleh orang asing yang hendak mempelajari sesuatu tanpa dia sendiri pergi bermukim ke negara asal bahasa tersebut. Membaca ekstensif ini meliputi pula: 10
Henry Guntur Tarigan, op.cit., h. 12-13.
13
a) Membaca survei (survey reading) Sebelum kita mulai membaca, biasanya meneliti terlebih dahulu apa yang akan ditelaah. Kita mensurvei bahan bacaan yang akan dipelajari, yang akan dipelajari, yang akan ditelaah, dengan jalan: (1) Memeriksa, meneliti indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam buku-buku (2) Melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku-buku yang bersangkutan (3) Memeriksa, meneliti bagan, skema, outline buku bersangkutan.
b) Membaca sekilas (skimming) Membaca sekilas atau skimming adalah jenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi penerangan. Kalau kita tidak tahu bagaimana cara membaca sekilas dan kapan harus melakukannya, kita akan menghadapi kesulitan dalam mengikuti serta menyelesaikan bacaan yang diinginkan.
c) Membaca dangkal (superficial reading) Membaca dangkal atau superficial reading pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca superficial ini biasanya dilakukan bila kita membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan di waktu senggang; misalnya cerita pendek, novel ringan, dan sebagainya.
14
2) Membaca intensif (intensive reading) Yang dimaksud dengan membaca intensif atau intensive reading adalah studi saksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Yang termasuk ke dalam kelompok membaca intensif ini ialah: a) Membaca telaah isi (content study reading); b) Membaca telaah bahasa (linguistic study reading). Membaca intensif pada hakikatnya memerlukan teks yang penjangnya tidak lebih dari 500 kata (yang dapat dibaca dalam jangka waktu 2 menit dengan kecepatan kira-kira 5 kata dalam satu detik). Tujuan utama adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap argumen-argumen yang logis, urutan-urutan retoris atau polapola teks, pola-pola simbolisnya; nada-nada tambahan yang bersifat emosional dan sosial, pola-pola sikap dan tujuan sang pengarang, dan juga sarana-sarana linguistik yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.
f. Pengertian Membaca Cepat Membaca cepat adalah keterampilan yang sangat bermanfaat untuk keperluan membaca sekilas dan biasanya mencegah kita bosan. Karena otak berpikir lebih cepat daripada kecepatan membaca.11 Membaca cepat mempunyai beberapa keuntungan terutama dalam keadaan terdesak waktu. Dengan demikian membaca cepat dapat meninjau kembali secara cepat materi yang pernah dibacanya. Membaca cepat memberi kesempatan untuk membaca secara lebih luwes.12
11
Hernowo, Quantum Reading: Cara Cepat dan Bermanfaat untuk Merangsang Munculnya Potensi Membaca, (Bandung: Mizan Learning Center, 2003), h. 141. 12 Budinuryanta, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 11.27.
15
Jadi membaca cepat adalah membaca dengan cepat, cepat disni adalah waktu yang singkat dan cepat tanpa menghiraukan pemahamannya. Cepat menurut (KBBI) adalah waktu singkat dapat menempuh jarak cukup jauh (perjalanan, gerakan, kejadian, dsb); cekatan; terdahulu; dalam waktu singkat. Membaca cepat adalah perpaduan kemampuan motorik (gerakan mata) atau kemampuan visual dengan kemampuan kognitif seseorang dalam membaca dengan pemahaman isi bacaan. Kecepatan membaca yang seseorang harus seiring dengan kecepatan memahami bahan bacaan yang telah dibaca. Atar mengemukakan dalam jurnal Keke T. Aritonang, membaca cepat adalah “membaca dengan kecepatan tinggi, hampir keseluruhan materi bahan dibaca”.13 Keke menjelaskan membaca cepat adalah “membaca dengan kecepatan tinggi, hampir keseluruhan materi dibaca dalam waktu tertentu yang disertai dengan pemahaman isi 70%.14 Dari pengertian para ahli di atas disimpulkan bahwa membaca cepat adalah
membaca
dengan
menggunakan
kecepatan
disertai
dengan
pemahaman, seseorang tidak hanya membaca dengan cepat saja tapi juga disertai adanya pemahaman. Membaca dengan cepat memerlukan ketekunan dalam berlatih dan harus dibiasakan secara berkelanjutan, karena kecepatan seseorang dalam membaca dapat berubah-ubah asalkan dia sering berlatih dan tidak memiliki hambatan. Seperti yang disebutkan dalam bukunya Budinuryanta dan kawankawan “Membaca cepat merupakan sejenis keterampilan yang memerlukan ketekunan berlatih dan disiplin untuk mencapai kecepatan dan daya baca yang tinggi yang bisa dicapai seseorang.15
13
Keke T. Aritonang, “Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat“, Jurnal Pendidikan Penabur, 2006, h. 20. 14 Ibid 15 Budinuryanta, dkk, op.cit., h. 11.34.
16
Membaca cepat adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan kita, yang relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan.16 Dengan demikian Atikah menjelaskan bahwa membaca cepat merupakan salah satu kegiatan membaca yang menitikberatkan pada pemahaman isi bacaan secara tepat dengan waktu yang relatif singkat. Jadi, ada dua faktor yang memang penting dalam membaca cepat yaitu kecepatan dan ketepatan.17 Membaca cepat merupakan suatu keterampilan yakni bahwa keterampilan itu dapat dilatih. Keberhasilan anda dalam menguasai dan mempraktikkan teknik membaca cepat akan sangat bergantung pada sikap, keseriusan, dan kesiapan untuk mencoba melatihkan teknik tersebut. Untuk itu, apabila anda merasa belum dapat membaca cepat, anda harus berkeinginan untuk memperbaiki dan merasa yakin bahwa akan dapat melakukan hal itu.18 Dari berbagai penjelasan di atas, disimpulkan bahwa keterampilan membaca cepat adalah kecakapan membaca dengan efisien waktu untuk mendapatkan pemahaman bacaan dengan tepat. Dalam membaca cepat terkandung di dalamnya pemahaman yang cepat pula. Akan tetapi, tidak berarti bahwa membaca lambat akan meningkatkan pemahaman. Pembaca yang baik adalah pembaca yang bisa mengatur kecepatannya dan memilih jalan yang terbaik untuk mencapai tujuannya.
16
Soedarso, Speed Reading, Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: Gramedia, 1999), h.
14-15. 17
Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih, Bahasa Indonesia Untuk SMP/MTS Kelas VII, (Jakarta: Depdiknas, 2008), h. 18. 18 Kisyani Laksono, dkk, Membaca 2, (Jakarta:Universitas Terbuka, 2007), ed. 1, h. 3.4.
17
g. Tujuan Membaca Cepat Tujuan membaca cepat adalah untuk memperoleh banyak pemahaman dari bacaan.19 Tidak ada gunanya dapat membaca cepat tetapi tidak dapat memahami bacaan secara memindai. Akan tetapi, apabila kita dapat membaca dengan pemahaman sepenuhnya tetapi kecepatan bacanya sangat lambat, tidak dapat dikatakan dapat membaca secara efisien. Tarigan menjelaskan, tujuan awal diadakannya pengajaran membaca cepat kepada anak atau siswa adalah agar anak atau siswa itu dapat membaca secara efektif dan efisien yaitu, mendapatkan informasi sebanya-banyaknya dalam waktu yang relatif singkat. Dalam hal ini, yang dipentingkan bukanlah masalah kecepatan siswa dalam membaca, melainkan tingkat pemahaman isi bacaan setelah dibaca oleh siswa secara cepat. Kemampuan membaca cepat
tidak
mesti
berarti
kemampuan
memahami bacaan berkurang. Jadi tujuan membaca cepat adalah untuk memahami isi dan makna bacaan dalam waktu yang sesingkat mungkin.
h. Langkah-langkah Membaca Cepat
1) Siapkan naskah yang akan dibaca. 2) Bahan bacaan harus baru dan belum pernah dibaca. 3) Pilihlah situasi lingkungan yang tenang. 4) Berkonsentrasilah pada bacaan yang anda hadapi. 5) Bacalah dalam hati bacaan tersebut. 6) Hindarkan kebiasaan buruk dalam membaca seperti: a) Kebiasaan menggerakkan bibir untuk melafalkan setiap kata b) Kebiasaan menunjuk kata demi kata c) Menggunakan jari atau benda untuk menunjuk yang dibaca 19
A. Widyamartaya, Seni Membaca untuk Studi, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1992), h. 29.
18
d) Menggerakkan kepala ke kiri atau ke kanan e) Mengulang pembicaraan pada kalimat yang sudah dilewati f) Mengeja dalam hati setiap huruf pada kata yang dibaca 7) Fokuskan pandangan pada garis tengah bacaan. 8) Ajukan pertanyaan sehubungan dengan naskah yang dibaca.Pertanyaan yang diajukan berhubungan dengan kognitif yang meliputi ingatan/ sekilas saja. 9) Berlatih mencari inti bacaan per paragraph dengan mengingat-ingat gagasan pokok atau hal-hal penting dalam bacaan.20
i. Manfaat Kemampuan Membaca Cepat
1) Banyak informasi penting dapat diserap dalam waktu yang cepat. 2) Membaca cepat memperluas wawasan. 3) Membaca cepat meningkatkan kemahiran berbahasa yang lain. 4) Membaca cepat membantu menghadapi ujian/tes. 5) Membaca cepat meningkatkan pemahaman.21
j. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Membaca Tarigan
mengemukakan
ada
beberapa
faktor
lain
yang turut
mempengaruhi kecepatan membaca: 1) Tingkat kesulitan bahan bacaan. 2) Keakraban dan rasa ingin tahu terhadap pokok permasalahan. 3) Kebiasaan-kebiasaan membaca.22
20
Warni, ”Membaca Cepat “ http://ibuwarni.blogspot.com diakses, 13 September 2014, 13.37
21
Kholid Harras, dkk, Membaca I, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), ed 1, cet Ke-2, h. 432-
22
Henry Guntur Tarigan, Membaca Ekspresif, (Bandung: Angkasa, 1987), h. 28.
WIB. 433.
19
Menurut Soedarso ada enam penghambat dalam membaca cepat: 1) Vokalisasi Vokalisasi adalah membaca dengan bersuara. Menggumam, sekalipun dengan mulut yang terkatup dan suara tidak terdengar, jelas termasuk membaca dengan bersuara. 2) Gerakan Bibir Gerakan bibir adalah mengucapkan kata demi kata apa yang dibaca dengan menggunakan gerakan bibir. 3) Gerakan Kepala Gerakan kepala adalah menggerakkan kepala dari kiri ke kanan untuk dapat membaca baris-baris bacaan secara lengkap. 4) Menunjuk dengan Jari Menunjuk dengan jari adalah membaca dengan bantuan jari atau pensil yang menunjuk kata demi kata apa yang kita baca. 5) Regresi Regresi adalah mata bergerak kembali ke belakang untuk membaca ulang suatu kata atau beberapa kata sebelumnya. 6) Subvokalisasi Subvokalisasi adalah melafalkan dalam batin/pikiran kata-kata yang dibaca.
Subvokalisasi
menghambat
karena
kita
menjadi
lebih
memperhatikan bagaimana melafalkan secara benar dari pada berusaha memahami ide yang dikandung dalam kata-kata yang kita baca.23 Berdasarkan faktor yang bisa mempengaruhi baik kuantitas maupun kualitas pemahaman kita terhadap materi bacaan, tampaknya yang terpenting adalah kecepatan membaca, tujuan membaca, sifat materi bacaan, tata letak materi bacaan, dan lingkungan tempat kita membaca.
23
Soedarso, op.cit., h. 5-9.
20
k. Cara Mengembangkan Kecepatan Membaca Dalman mengemukakan ada beberapa cara mengembangkan kecepatan membaca adalah sebagai berikut: 1) Biasakan untuk membaca pada kelompok-kelompok kata. Hindari membaca kata demi kata. 2) Jangan mengulang-ulang kalimat yang telah dibaca. 3) Jangan selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat. Berhentilah agak lama di akhir-akhir bab atau subbab, atau bila ada judul baru. 4) Cari kata-kata kunci yang menjadi tanda awal dari adanya gagasan utama sebuah kalimat. 5) Abaikan saja kata-kata tugas yang sifatnya berulang-ulang. Misalnya, kata-kata sepertinya: yang, di, dari, pada, se, dan sebagainya. 6) Jika dalam penulisan bacaan itu dalam bentuk kolom-kolom kecil (seperti surat kabar), arah gerak mata bukan ke samping secara horizontal, tetapi ke bawah (vertikal). Arahkan pandangan bola mata ke bawah lurus.24 l. Faktor Penghambat Kecepatan Membaca Dalman mengemukakan ada beberapa hal yang menghambat kecepatan membaca adalah sebagai berikut: 1) Menyuarakan apa yang dibaca. 2) Membaca kata demi kata. 3) Membantu melihat/menelusuri baris-baris bacaan dengan alat-alat tertentu (ujung pensil, ujung jari). 4) Menggerak-gerakkan kaki atau anggota tubuh yang lain. 5) Konsentrasi berpikir terpecah dengan hal-hal di luar bacaan. 6) Bergumam-gumam atau bersenandung. 7) Kebiasaan berhenti lama di awal kalimat, paragraf, sub-sub bab, bahkan di tengah-tengah kalimat. 8) Kebiasaan mengulang-ulang unit-unit bacaan yang telah dibaca.25
24 25
Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 41 Ibid., h. 42
21
m. Mengukur Kecepatan Membaca Seseorang pembaca dikatakan sebagai pembaca baik bila mampu mengatur irama kecepatan membaca sesuai dengan tujuan, kebutuhan dan keadaan bahan yang dibaca serta dapat menjawab sekurang-kurangnya 60% dari bahan yang dibaca. Untuk tingkat pemula, kecepatan membaca diharapkan dapat mencapai 120-150 KPM (kata per menit). Kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi, maka dalam mengukur kemampuan membaca yang perlu diperhatikan adalah dua aspek tersebut.26 Pada umumnya kecepatan membaca diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Pada umumnya, kecepatan membaca diukur dengan jumlah kata yang dibaca per menit, dan pemahaman diukur dengan persentase dari jawaban yang benar tentang isi bacaan. Tetapi, hasil pengukuran kedua aspek ini harus diintegrasikan agar dapat menunjukkan kemampuan membaca secara keseluruhan. Rumus yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan membaca:
Keterangan: KM
: Kemampuan Membaca
KPM : Jumlah Kata Per Menit KB
: Jumlah Kata dalam Bacaan
SM
: Jumlah Sekon Membaca
PI
: Persentase Pemahaman Isi
100 26
Ibid., h. 46.
22
Adapun penjelasannya sebagai berikut. 1) Untuk mengukur waktu baca biasanya yang dipergunakan ialah sekon/detik. 2) Yang dimaksud waktu baca ialah jumlah sekon yang dipergunakan untuk membaca seluruh bacaan hingga selesai, tetapi tidak termasuk waktu yang dipakai untuk membaca pertanyaan (jika ada). 3) Angka 60 yang ada dalam rumus dipergunakan sebagai indeks untuk mengubah waktu baca dalam sekon menjadi menit, karena kemampuan membaca umumnya dinyatakan dengan jumlah kata per menit. 4) Menurut
Baca
Tampubolon,
yang
dimaksud
dengan
persentase
pemahaman isi ialah persentase jawaban yang benar atas pertanyaanpertanyaan yang tersedia. Untuk menghitung jumlah kata dalam bacaan dapat dipergunakan cara berikut ini: 1) Hitung jumlah kata yang terdapat dalam satu baris penuh (dari pinggir kanan pada suatu halaman bacaan). Tuliskan jumlah itu pada selembar kertas catatan. Kata yang bersambung ke baris berikutnya tidak perlu dihitung. 2) Hitunglah jumlah baris pada halaman bersangkutan dari baris pertama sampai baris terakhir. Baris yang hanya sampai baris terakhir. Baris yang hanya sampai separuh dari panjang baris, atau kurang, tidak perlu dihitung. 3) Kalikanlah jumlah kata pada a dan baris pada b. hsil perkalian inilah jumlah kata (lebih kurang) yang teradapat dalam halaman bersangkutan. Jika bacaan itu terdiri dari beberapa halaman maka jumlah kata ialah hasil kali dari jumlah kata tiap baris, jumlah baris, dan jumlah halaman.
23
Setelah memperoleh nilai rata-rata yang dihasilkan siswa dalam membaca cepat, selanjutnya peneliti akan menentukan penilaian dengan menggunakan pedoman penilaian kecepatan membaca yaitu, sebagai berikut: Tabel 1 Tingkat Kecepatan Membaca No
Kecepatan
Tingkat Kemahiran
1
170-180 kpm (kata per menit)
Sangat Cepat
2
150-160 kpm (kata per menit)
Cepat
3
120-140 kpm (kata per menit)
Sedang
4
90-110 kpm (kata per menit)
Lambat
5
60-80 kpm (kata per menit)
Sangat Lambat27
n. Standardisasi Kecepatan Membaca Untuk mengetahui standardisasi dan kategori kecepatan membaca sampel penelitian, penulis menggunakan standardisasi dan kategori berikut ini. Tabel 2 STANDARDISASI KECEPATAN MEMBACA BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN Kecepatan No Jenjang Pendidikan Membaca
27
1.
SD/SLTP
200 kata/menit
2.
SLTA
250 kata/menit
3.
Mahasiswa
325 kata/menit
4.
Mahasiswa Program Pasca Sarjana
400 kata/menit
5.
Orang Dewasa (Tidak Bersekolah)
200 kata/menit
Dendy Sugono, Buku Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005), ed. 2, h. 143.
24
Chistine Nuttal mengatakan dalam bukunya Dalman yang berjudul Keterampilan Membaca, kemampuan membaca cepat untuk jenjang SD sebagai Berikut:28 Kelas I
60-80 kata per menit
Kelas II
90-100 kata per menit
Kelas III
120-140 kata per menit
Keals IV
150-160 kata per menit
Kelas V
170-180 kata per menit
Kelas VI
190-250 kata per menit
Untuk menentukan KEM sebagaimana diuraikan di atas, maka perolehan ukuran KPM tersebut hendaklah diikuti oleh pemahaman terhadap isi bacaan. Mengenai hal ini, kecepatan membaca biasanya diukur dengan berapa banyak kata yang terbaca pada setiap menitnya dengan pemahaman rata-rata 50% atau dengan perkataan lain berkisar antara lain 40% - 60%. Orang dewasa di Amerika yang belum pernah
mendapat latihan khusus
kecepatan membacanya antara 200-500 KPM, tetapi beberapa orang di sana ada yang mencapai 325-350 KPM. Bahkan masih ada yang sangat memprihatinkan bahwa beberapa orang yang lainnya terlalu lambat dalam membaca, kecepatannya berkisar 125-175 KPM. Di Indonesia, orang dewasa kecepatan membacanya sama dengan yang terjadi di Amerika, yaitu 175-300 KPM. Akan tetapi, Soedarso mengatakan bahwa setelah mengikuti pelatihan, kecepatan membacanya dapat mencapai 350-500 KPM.
28
Dalman, op.cit., h. 44-45.
25
2. Hakikat Kalimat Utama a. Pengertian Kalimat Utama Terdapat berbagai istilah yang sama makna dengan kalimat utama. Istilahistilah seperti pikiran utama, pokok pikiran, ide pokok, dan kalimat pokok mengandung makna yang sama, yaitu mengacu pada kalimat utama. Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama juga sering disebut sebagai kalimat topik.29 Kalimat utama ini dijelaskan oleh kalimat-kalimat lain dalam paragraf tersebut, yang disebut dengan kalimat penjelas. Kalimat utama dapat terletak di awal paragraf, di akhir paragraf, di awal dan akhir paragraf, atau di awal sampai akhir paragraf. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal paragraf disebut paragraf deduktif. Paragraf yang kalimat utamanya berada di akhir paragraf disebut paragraf induktif. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal dan akhir paragraf disebut paragraf campuran. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal sampai akhir paragraf sebenarnya tidak mempunyai istilah khusus, namun biasanya kalimat utama akan berada di awal sampai akhir paragraf jika paragraf tersebut berupa narasi atau deskripsi. Kalimat terdiri dari kalimat utama di awal paragraf, kalimat utama di akhir paragraf, kalimat utama di dalam paragraf, kalimat utama di awal dan di akhir paragraf, kalimat utama tersirat. Berikut penjelasannya:30 1) Kalimat Utama di Awal Paragraf Kalimat utama yang ada di awal paragraf demikian itu, perincian dan jabaran bagi kalimat utama tersebut akan menyertainya pada kalimat-kalimat yang berikutnya. Biasanya kalimat-kalimat yang menyertai kalimat utama yang
29
Salma Faizatul Jannah, “Menentukan Kalimat Utama dalam Paragraf”, dari http://salmafaizatuljannah.blogspot.com diakses, 4 Februari 2014, 20.15 WIB. 30 Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Erlangga, 2009). h. 105.
26
berada di awal paragraf itu akan berupa perincian-perincian, contoh-contoh, keterangan-keterangan, deskripsi dan analisis. Alur pikiran yang lazim diterapkan dalam paragraf dengan kalimat utama yang berada di awal paragraf demikian adalah alur piker deduktif. 2) Kalimat Utama di Akhir Paragraf Kalimat pokok yang yang tempatnya di akhir paragraf terlebih dahuli di awali dengan kalimat-kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu dapat berupa perincian-perincian, analisis dan deskripsi, contoh-contoh, dan sejumlah pemaparan serta argumentasi. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa kalimat topik yang berada di akhir paragraf itu fungsinya yang paling utama adalah untuk menyimpulkan. Alur pikir yang lazim diterapkan adalah alur pikir induktif. 3) Kalimat Utama di dalam Paragraf Kalimat utama juga dimungkinkan terdapat dalam paragraf. Paragraf ini disebut sebagai paragraf ineratif. Jadi, di dalam paragraf model Ineratif ini, kalimat utama yang terdapat di tengah paragraf. 4) Kalimat Utama di Awal dan di Akhir Paragraf Bilamana dikaitkan dengan alur pikir, paragraf yang kalimat utamanya di awal disebut sebagai deduktif, kalimat utama yang terletak di akhir paragraf desebut sebagai induktif. Kemudian paragraf yang kalimat utamanya di awal dan di akhir paragraf demikian ini disebut sebagai paragraf yang beralur pikir abduktif. 5) Kalimat Utama Tersirat Sebuah paragraf dalam bahasa Indonesia itu tidak secara kasat mata menunjukkan kalimat utamanya. Akan tetapi, harus tetap dicatat bahwa rumusan kalimat utama itu sesungguhnya berada dibalik paragraf itu.
27
b. Ciri-ciri Kalimat Utama Berikut ini ciri-ciri kalimat utama.31 1. Kalimat bersifat umum. 2. Kalimat tersebut dijelaskan oleh kalimat lain. 3. Kalimat tersebut memuat kata kunci yang diulang pada kalimat berikutnya. 4. Kalimat tersebut mempunyai koherensi dengan kalimat lain (koherensi = kesinambungan) Tanda-tanda koherensi: a) Pengulangan kata kunci. b) Adanya kata ganti. c) Adanya kata tugas (kata penghubung, kata sambung, dsb). 5. Apabila paragraf tersebut paragraf induktif, kalimat terakhir berupa kesimpulan yang ditandai dengan kata jadi, memang demikian, yang penting, intinya, pokoknya, pada dasarnya, dan sejenisnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kalimat utama itu memiliki ciri-ciri untuk dapat menentukannya yaitu biasanya berada di awal paragraf (induktif), dan di akhir paragraf (deduktif) yang ditandai dengan kata jadi, memang demikian. Dan kalimat utama memuat kata kunci yang terdiri dari; kata atau kata-katanya diulang di kalimat lain, dan kata atau kata-katanya mendapat pengganti di kalimat lain.
31
Fikri, “Ciri-ciri Kalimat Utama”, dari http://fikriisgood.blogspot.com. diakses, 4 Februari 2014, pkl 20.53 WIB.
28
B. Penelitian yang Relevan Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini di antaranya: penelitian yang dilakukan Novita, Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Tahun 2013, tentang “Meningkatkan Kemampuan Siswa Menemukan Kalimat Utama Paragraf Melalui Metode Discovery di Kelas IV SDN 2 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus dan setiap siklus terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menemukan kalimat utama. Penelitian lain dilakukan Hilda Komalasari, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Tahun 2014, tentang “Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Melalui Teknik Membaca Skimming pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Al-Zahra Indonesia Pamulang Pada Tahun Pelajaran 2013/2014”. Penelitian tersebut menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus dan setiap siklus terjadi peningkatan hasil penelitian. Dan penelitan yang dilakukan oleh Elpira Roza, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Tahun 2013, tentang “Kemampuan Siswa Kelas IV SDN 55/1 Sridadi Menemukan Kalimat Utama Melalui Membaca Intensif”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan dengan cara melakukan tes secara tertulis, kemudian data dinilai dan dianalisis secara kuantitatif. Nuryati, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun 2011, tentang “Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat dalam Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas VIII D SMP Terpadu Darul „Amal Sukabumi dengan Teknik Skimming Tahun Ajaran 2011-2012”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus dan setiap siklus terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming.
29
Persamaan dan perbedaan dari hasil penelitian relevan yang dilakukan oleh peneliti pertama, oleh Novita. Yaitu persamaannya terletak pada menemukan kalimat utama dan perbedaannya terdapat pada variabel yang diukur dan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas. Penelitian ketiga yang dilakukaan
oleh
Hilda
Komalasari.
Yaitu
persamaannya
terletak
pada
pembelajarannya yaitu membaca cepat dan perbedaannya terdapat pada variabel yang diukur dan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas. peneliti ketiga yang dilakukan oleh Elpira Roza. Yaitu persamaannya terletak pada menemukan kalimat utama dan perbedaannya terdapat pada variabel yang diukur dan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Dan peneliti ke empat yang dilakukan oleh Nuryati. Yaitu persamaannya terletak pada Membaca Cepat, dan perbedaannya terdapat pada variabel yang diukur dan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas.
C. Kerangka Berpikir Keterampilan berbahasa harus dimiliki oleh setiap siswa. Setiap keterampilan berbahasa pasti mempunyai peran penting di setiap aspeknya. Khususnya keterampilan membaca mempunyai peran yang penting bagi kurikulum pendidikan. Karena di setiap materi harus mempergunakan proses membaca demi pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi tersebut. Siswa diharapkan dapat menentukan dan memahami isi dari bacaan yang disediakan guru. Siswa dapat menjawab pertanyaan isi teks. Oleh karena itu keterampilan membaca siswa perlu dilatih dengan menggunakan teknik yang dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa. Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas dapat disusun suatu kerangka berpikir guna memperoleh jawaban sementara antara kesalahan yang timbul. Dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang mempengaruhi hasil belajar siswa, bisa dua faktor kemungkinan baik internal maupun eksternal, salah
30
satunya adalah siswa merasa bosan dalam membaca, sehingga hasil belajar siswa yang rendah dalam proses KBM. Salah satu usaha guru untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan menerapkan teknik
membaca cepat, agar kegiatan membaca siswa tidak
membosankan dan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik. Penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terkait materi “Menemukan Kalimat Utama pada tiap paragraf”. Tujuan utama menggunakan teknik membaca cepat ini untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa terhadap suatu wacana yang disediakan guru. Para siswa saling
menggunakan
keterampilan
membaca,
mendengar,
menulis
untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi kalimat utama dalam wacana cerita, dalam suatu materi pelajaran pada saat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan teknik membaca cepat. Dengan demikian siswa dilatih untuk menggali dan mengembangkan materi. Diharapkan dengan menggunakan teknik membaca cepat dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa secara berkelompok atau saat individu.
D.
Pengajuan Hipotesis Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji hipotesis sebagai berikut :
Ho = Tidak ada pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. H1 = Ada pengaruh penerapan penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan.
31
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Cempaka Putih 1. Beralamat Jalan Jambu No.1 RT 007/05 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan 15412.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. Proses penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan dan persiapan instrumen, uji coba instrumen penelitian yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian. Rentang waktu yang digunakan pada semester genap (dua) tahun pelajaran 2013/2014. Tepatnya pada Maret-April 2014, adapun tahapan-tahapan penelitian: a. Tahap persiapan Pada tahap ini yang dilakukan adalah membuat judul, pembuatan proposal, pembuatan instrumen penelitian, permohonan izin ke sekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian. b. Tahap pelaksanaan Pada tahap ini yang dilakukan adalah uji coba instrumen dan pengambilan data di lapangan. c. Tahap penyusunan Pada tahap ini yang dilakukan adalah pengolahan data dan konsultasi untuk menyusun laporan dan persiapan ujian.
32
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment (eksperimen semu). Penelitian dilakukan dengan membagi kelompok yang diteliti menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan dengan penerapan teknik membaca cepat untuk menemukan kalimat utama, dan kelompok dua adalah kelompok kontrol yang tanpa perlakuan dengan tidak menerapkan teknik membaca cepat untuk menemukan kalimat utama. Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Control Group Pretest Postest Desaign. Dalam desain ini baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol di lakukan pretest dan postest (O1 dan O2). Tetapi hanya kelompok eksperimen saja yang mendapat perlakuan X (penerapan teknik membaca cepat), sedangkan untuk kelompok kontrol tidak mendapat perlakuan X (penerapan teknik membaca cepat), sehingga struktur desainnya sebagai berikut:1
Tabel 3 Rancangan Desain Penelitian Quasi Experiment
Kelompok
Pre-test
Perlakuan
Post-test
E
O1
X
O2
C
O1
-
O2
1
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.78
33
Keterangan: E
= Kelompok kelas eksperimen
C
= Kelompok kelas kontrol
O1
= Pre-test diberikan sebelum kegiatan belajar mengajar untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
O2
= Post-test diberikan setelah kegiatan belajar mengajar untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
X
= Pemberian teknik membaca cepat untuk menemukan kalimat utama pada kelas eksperimen.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian kita.2 Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Cempaka Putih 1 Kampung Utan Ciputat Timur semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Adapun populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa siswa SDN Cempaka Putih 1 Kampung Utan Ciputat Timur kelas IV semester genap tahun pelajaran 2013/2014. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniatur population).3 Sampel ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu mengambil sampel pada kelas yang tersedia tanpa melakukan simple random sampling. Sampel dari penelitian ini adalah kelas IVA SDN Cempaka Putih 1 sebagai kelompok eksperimen dan kelas IVB SDN Cempaka Putih 1 sebagai kelompok kontrol. 2
Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), Cet. Ke-VIII, h.250. 3
Op.cit., h.215.
34
Penentuan kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dilihat berdasarkan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing kelas sampel. Adapun yang dijadikan bahan pertimbangan dalam pemilihan kelas sampel penelitian ini adalah nilai rata-rata siswa dari mata pelajaran bahasa Indonesia serta menyesuaikan karakteristik perkembangan anak pada masing-masing kelas IV. Tabel 4 Data Siswa Nama Sekolah SDN Cempaka Putih 1
Jumlah Siswa Kelas IV Kelas IVA: 22 siswa Kelas IVB: 22 siswa
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara memperoleh data. Dapat juga dikatakan dengan metode pengumpulan data. Cara yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah dengan cara tes non-objektif (uraian) yang berjumlah 10 soal dalam bentuk pretest dan posttest. Pretest adalah tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan awal sebelum program pembelajaran dilakukan. Posttest adalah test yang dimaksudkan untuk mengukur hasil belajar setelah subjek dikenakan variabel eksperimental. Posttest juga dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan yang terjadi antara test yang dilakukan setelah suatu program pembelajaran dilakukan.4 Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut : 1. Variabel penelitian Variabel yang terdapat pada penelitian ini adalah: a) Variabel bebas : teknik membaca cepat. b) Variabel terikat : kalimat utama 4
h. 102
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006),
35
2. Sumber data Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi sampel penelitian. 3. Instrumen penilaian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat tes nonobjektif (uraian) teknik membaca cepat untuk menemukan kalimat utama. Dengan format penilaian sebagai berikut.5
Tabel 5 Penilaian Kecepata Membaca
No
Kecepatan
Tingkat Kemahiran
1
170-180 kpm (kata per menit)
Sangat Cepat
2
150-160 kpm (kata per menit)
Cepat
3
120-140 kpm (kata per menit)
Sedang
4
90-110 kpm (kata per menit)
Lambat
5
60-80 kpm (kata per menit)
Sangat Lambat6
4. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. “Validitas adalah suatu derajat ketetapan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat mengukur apa yang akan diukur.”7 Instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki
5
Sunardi, “Kemahiran Membaca Cepat Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bintan Tahun Pelajaran”, Artikel e-Jurnal, 2012/2013, 2013, h. 8. 6 Dendy Sugono, Buku Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005), ed. 2, h. 143. 7 Zainal Arifin, op.cit., h.245.
36
validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat menggunakan variabel yang diteliti secara tepat. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen non-tes diuji coba terlebih dahulu untuk mengetahui validitasnya. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berupa instrumen non tes objektif (uraian) dari keterampilan membaca cepat, sehingga validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (construct validity). Untuk mengukur validitas konstruks dapat menggunakan pendapat dari ahli (Judgement Expert). Dalam hal ini ahli yang dimintai pendapatnya adalah dosen pembimbing.
E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data meliputi uji analisis deskriptif, uji analisis inferensial yang di dalamnya terdapat uji normalitas, uji homogenitas, serta pengujian hipotesis statistik. 1. Uji Analisis Deskriptif Analisis deskripstif statistik digunakan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest kedua variabel, yaitu mean/nilai rata-rata, median/nilai tengah, modus, range/rentang dan standard deviation/simpangan baku. Dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan menggunakan program SPSS 20 for Windows version.
2. Uji Prasyarat Analisis Inferensial Analisis
inferensial
dilakukan
untuk
menguji
hipotesis
dengan
menggunakan uji-t. Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
37
a) Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Analisis data ini menggunakan SPSS 20 for Windows version dengan menggunakan teknik Shapiro-Wilk. Syarat suatu data dapat dikatakan berdistribusi normal adalah jika signifikasi atau nilai probabilitas > 0,05. b) Uji Homogenitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut memiliki tingkat varian data yang sama atau tidak. Analisis ini menggunakan program SPSS 20 for Windows yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas ditunjukkan bahwa tingkat signifikasi atau nilai probabilitas > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut homogen. c) Uji Hipotesis Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan normalitas dan homogenitas, apabila data populasi berdistribusi normal dan data populasi homogen maka dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama
dibandingkan
dengan
yang
menggunakan
model
pembelajaran
konvensional. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 20 for Windows yaitu dengan teknik analisis Paired Samples T-Test. Taraf signifikan uji sampel bebas Paired-Samples T Test adalah 0,05 sedangkan convidence interval 95%. Uji hipotesis dengan uji kesamaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata secara signifikan antara hasil posttest dua sampel penelitian. Nilai rata-rata kedua kelompok signifikansi (2-tailed) di bawah 0,05 maka hasilnya signifikan atau hipotesis diterima, sebaliknya bila signifikansi (2-tailed) lebih besar dari probabilitas di atas 0,05 maka hasilnya tidak signifikan sehingga hipotesis ditolak.
38
F. Hipotesis Statistik Dalam penelitian ini hipotesis statistik yang digunakan adalah: H0 = μ1 = μ2 H1 = μ1 ≠ μ2 Keterangan : H0 = Tidak terdapat pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan.
H1 = Terdapat pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. μ1 = Rata-rata keterampilan membaca terhadap penemuan kalimat utama dengan menggunakan teknik membaca cepat. μ2 = Rata-rata keterampilan membaca terhadap penemuan kalimat utama dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah 1. Lokasi Sekolah SDN Cempaka Putih 1 beralamat di Jl. Jambu No.1 RT 007/05 Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan 15412.
2. Visi dan Misi Visi SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan: “Capai lulusan berkualitas, berahlak mulia, serta siap mengembangkan Ilmu Pendidikan Alam (IPA) berlandaskan (IMTAQ) dan IPTEK” Misi SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan: a. Menumbuhkan disiplin berdasarkan komitmen bersama. b. Membimbing menciptakan dan memelihara kebersihan lingkungan. c. Meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan melalui Pelatihan /Workshop/Studi banding. d. Menyiapakan kelulusan yang mampu mengimbangi perkembangan dunia dalam IMTAQ dan IPTEK. e. Mengoptimalkan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dalam proses kegiatan belajar mengajar. f. Mengembangkan potensi, minat, dan bakat peserta didik agar memiliki daya saing yang tinggi, terampil, produktif, displin dan mandiri. g. Memfasilitasi peserta didik untuk belajar aktif ,kreatif, inovatif dan sesuai perkembangan. h. Membangun citra sekolah sebagai mitra terpercaya dimasyarakat. i. Membenahi manajemen/Administrasi sekolah.
40
j. Memberdayakan komite sekolah dalam meningkatkan peran serta orang tua murid/Masyarakat dan instansi yang terkait dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi daerah. k. Mempersiapkan peserta didik agar mampu mengembangkan diri sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
3. Siswa dan Guru
Tabel 6 Jumlah Peserta Didik SDN Cempaka Putih 1 KotaTangerang Selatan
KELAS
I
II
III
IV
V
VI
Jumlah
ROMBEL
2
2
2
2
2
2
12
Jumlah L/P Jumlah semua
L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
38 50 42 34 36 27 22 22 31 30 26 32 195 195 88
76
63
44
61
58
390
41
Tabel 7 Daftar Nama Tenaga Pengajar dan Staf SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan
No
Nama Guru
Jabatan/Mata Pelajaran
1.
Sarmili S.Pd
Kepala Sekolah
2.
H.A. Syariefuddin Syam
Guru Agama Islam
3.
Hj. Murdiana, S.Pd
Guru Kelas
4.
Sri Supadmi, S.Pd
Guru Kelas
5.
Aminah, S.Pd
Guru Kelas
6.
Maryani
Penjaga Sekolah
6.
Didi Rosadi, S.Pd
Guru Kelas
7.
Ettty Harnetta
Guru Kelas
8.
Kusdiyati, S.Pd
Guru Kelas
9.
H.M. Malir
Guru Agama Islam
10.
Masih Sumarsih, S.Pd
Guru Kelas
11.
Marikin
Guru Bahasa Inggris
12.
Elly Trisnowati, S.Pd
Guru Seni Tari
13.
Dico Arief Setiobudi
Guru Penjaskes
14.
Monasari Rahmawati, S.Pd
Guru Bahasa Inggris
15.
Budi Mulyono, S.Pd
Guru Kelas
16.
Supriatin, S.Hum
Guru Kelas
17.
Priantari Swatika, SE
Guru Kelas
18.
Elis Wulan Purnamasari, S.Pd.I
Guru Budi Pekerti
19.
Himatul Badiaah
Guru Kelas
20.
Hikmatul Hasanah
Guru Kelas
21.
Suwanto Jarot Wibowo, S.Pd.I
Guru Komputer
22.
Bambang Suryo Putro, S.Ip
TU dan Pustakawan
23.
Dedi Suyatman
Penjaga
42
B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada saat pengajuan proposal dimulai pada bulan Februari. Sedangkan pengambilan data dilakukan pada bulan Maret tahun 2014 di SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan yang memiliki jumlah siswa kelas IV semester genap sebanyak 44 siswa yang sudah terbagi di dua kelas, yaitu 22 siswa di kelas IVA dan 22 siswa di kelas IVB. Kelas IVA dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan kelas IVB dijadikan sebagai kelompok kontrol. Sebelum melakukan proses pembelajaran, peneliti memberikan prestest kepada kedua kelas ini untuk diuji kesamaan varian dan keduanya menunjukkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen. Hal ini menunjukkan jika sebelum diberi perlakuan kedua kelas ini memiliki kemampuan awal yang sama, terbukti dari varian yang tidak jauh berbeda di antara kedua kelas tersebut. Kemudian pada pertemuan pertama di kelas eksperimen, guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan dibahas dengan menggunakan teknik membaca cepat. Guru menjelaskan materi pengertian kalimat utama, menjelaskan jenis-jenis paragraf, membedakan kalimat utama di awal dan di akhir paragraf, menjelaskan ciri-ciri kalimat utama, menjelaskan teknik membaca cepat dan menerapkan teknik membaca cepat dalam bacaan yang diberikan. Kemudian guru membagikan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dalam satu kelompok. Lalu guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Di dalam LKS tersebut, setiap kelompok dituntut untuk saling bekerja sama dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dalam LKS. Setelah kelompok selesai mengerjakan tugasnya, kemudian guru memanggil masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Kemudian di akhir pembelajaran, guru memberikan evaluasi yang dilakukan secara individu untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Dilanjutkan dengan pertemuan berikutnya yaitu pertemuan kedua, sama seperti pertemuan pertama, dipertemuan kedua ini guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan dibahas dengan menggunakan teknik membaca cepat untuk menemukan kalimat utama pada tiap paragraf sebuah teks bacaan.
43
Kemudian guru memanggil 5 siswa secara bergiliran maju ke depan, untuk membaca teks yang sudah guru berikan, lalu siswa membaca teks bacaan tersebut secara serentak dengan diberikan waktu. Setelah siswa membaca, kemudian menugaskan kepada masing-masing siswa untuk menemukan kalimat utama dari tiap paragraf yang dibaca dengan diberikan waktu. Di akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi yang dilakukan secara individu untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Setelah proses pembelajaran dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan baik untuk kelas IVA yang diberi perlakuan dengan teknik membaca cepat dan IVB yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional, kemudian dilanjutkan dengan tahap akhir yaitu pemberian posttest kepada kedua kelompok tersebut untuk mengetahui perbandingan yang terdapat pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 8 Pelaksanaan Penelitian Tanggal
Kegiatan
14 Maret 2014
Uji Validitas Instrumen Penelitian oleh Ahli
17 Maret 2014
Pretest Pertemuan ke-1: 1. Menjelaskan pengertian kalimat utama 2. Menjelaskan ciri-ciri kalimat utama
18, 19 Maret 2014
3. Membedakan kalimat utama di awal dan di akhir paragraf 4. Menyebutkan jenis-jenis paragraf 5. Menjelaskan jenis-jenis paragraf Pertemuan ke-2:
24, 25 Maret 2014
1. Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf 2. Menentukan jenis paragraf pada tiap paragraf
26 Maret 2014
Posttest
44
C. Hasil Penelitian Tabel 9 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen No.
Nama Siswa
Pretest
Posttest
Kecepatan Membaca
1 2
AA AB
70 50
80 70
160 kpm 126 kpm
3 4
AC AD
52.5 60
72.5 75
100 kpm 128 kpm
5 6
AE AF
62.5 50
82.5 62.5
153 kpm 91 kpm
7 8
AG AH
67.5 70
70 75
90 kpm 99 kpm
9 10
AI AJ
50 57.5
57.5 62.5
96 kpm 97 kpm
11 12
AK AL
50 47.5
75 62.5
100 kpm 120 kpm
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
AM AN AO AP AQ AR AS AT AU AV
40 52.5 50 57.5 55 52.5 50 47.5 40 50
60 70 67.5 65 62.5 75 62.5 60 60 60
144 kpm 98 kpm 120 kpm 144 kpm 155 kpm 128 kpm 108 kpm 153 kpm 112 kpm 126 kpm
Jumlah
1182.50
1487.50
2648 kpm
Rata-Rata
53.7500
67.6136
126.3636 kpm
Berdasarkan tabel 9 di atas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan melalui teknik membaca cepat untuk menemukan kalimat utama. Nilai terendah pada saat pretest yaitu siswa yang memiliki nilai 40, nilai sedang yang diperoleh siswa yaitu 67.5, nilai tertinggi yaitu 70. Setelah siswa diberi perlakuan
45
(posttest), maka siswa memperoleh peningkatan dengan nilai terendah yaitu 57.5, nilai sedang yaitu 75, nilai tertinggi yaitu 82.5. Pada kelompok eksperimen ini diberi perlakuan dengan menggunakan teknik membaca cepat, adapun kecepatan membaca siswa yang diperoleh yaitu siswa yang memperoleh kecepatan 90-110 kpm (lambat) terdapat 10 orang, siswa yang memperoleh kecepatan 120-140 kpm (sedang) terdapat 8 orang, siswa yang memperoleh kecepatan 150-160 kpm (cepat) terdapat 4 orang. Tabel 10 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol No.
Nama Siswa
Pretest
Posttest
1 2 3 4 5 6
AA AB AC AD AE AF
50 30 42.5 40 30 32.5
67.5 60 67.5 60 50 57.5
7 8 9 10 11 12 13 14
AG AH AI AJ AK AL AM AN
40 47.5 37.5 50 32.5 47.5 50 40
62.5 60 62.5 67.5 50 62.5 72.5 70
15 16 17 18
AO AP AQ AR
52.5 30 55 47.5
60 50 62.5 70
19 20
AS AT
40 30
60 50
21 22
AU AV
52.5 40
60 52.5
Jumlah
917.50
1335.00
Rata-Rata
41.7045
60.6818
46
Berdasarkan tabel 10 di atas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest dan posttest kelompok kontrol mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan melalui pembelajaran konvensional. Nilai terendah pada saat pretest yaitu siswa yang memiliki nilai 30, nilai sedang yang diperoleh siswa yaitu 50, nilai tertinggi yaitu 52.5. Setelah siswa diberi perlakuan (posttest), maka siswa memperoleh peningkatan dengan nilai terendah yaitu 50, nilai sedang yaitu 70, nilai tertinggi yaitu 72.5. D. Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Kelompok
eksperimen
adalah
kelas
yang
dalam
proses
pembelajarannya menggunakan teknik membaca cepat, sedangkan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Pemberian pretest dilakukan sebelum masing-masing kelompok diberi perlakuan yang berbeda. Hasil analisis deskripsi data pretest kelompok eksperimen dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 11 Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen N
Valid Missing
22 0
Mean
53.7500
Median
51.2500
Mode Std. Deviation Variance
50.00 8.22851 67.708
Range
30.00
Minimum
40.00
Maximum
70.00
Sum
1182.50
47
Berdasarkan tabel 11 di atas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest kelompok eksperimen, diperoleh banyak data 22 dengan jumlah data 1182,50. Nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen adalah 53,7500 dengan varian 67,708
dan
standar
deviasi/simpangan
baku
sebesar
8,22851.
Nilai
maksimum/terbesar adalah 70,00 dan nilai minimum/terkecil adalah 40,00, maka rentang nilai pada data pretest kelompok eksperimen adalah 30,00. Median pada data pretest kelompok eksperimen adalah 51,2500 dan modus pada data pretest kelompok eksperimen adalah 50,00. Untuk lebih jelasnya data pretest kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 12 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Eksperimen
Nilai
Frekuensi
Frekuensi (%)
40.00
2
9.1
47.50
2
9.1
50.00
7
31.8
52.50
3
13.6
55.00
1
4.5
57.50
2
9.1
60.00
1
4.5
62.50
1
4.5
67.50
1
4.5
70.00
2
9.1
Total
22
100.0
48
Berdasarkan tabel 12
di atas menunjukkan distribusi frekuensi
perolehan nilai pretest kelompok eksperimen. Perolehan nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu 40 dengan frekuensi 2 orang, dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 70 dengan frekuensi 2 orang. Selain bentuk tabel data pretest kelompok eksperimen, juga digambarkan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut: Grafik 1 Histogram Nilai Pretest Kelompok Eksperimen 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai 40.00 47.50 50.00 52.50 55.00 57.50 60.00 62.50 67.50 70.00
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 55, 60, 62,5, dan 67,5 masingmasing hanya terdapat satu orang, siswa yang memperoleh nilai 40, 47,5, 57,5, dan 70 terdapat 2 orang, siswa yang memperoleh nilai 52,5 terdapat 3 orang, siswa yang memperoleh nilai 50 terdapat 7 orang.
49
Hasil analisis deskripsi data pretest kelompok kontrol dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 13 Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol N
Valid Missing
22 0
Mean
41.7045
Median
40.0000
Mode Std. Deviation Variance
40.00 8.35900 69.873
Range
25.00
Minimum
30.00
Maximum
55.00
Sum
917.50
Berdasarkan tabel 13 di atas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest kelompok kontrol, diperoleh banyak data 22 dengan jumlah data 917,50. Nilai rata-rata pretest kelompok kontrol adalah 41,7045 dengan varian 69,873 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar 8,35900. Nilai maksimum/terbesar adalah 55,00 dan nilai minimum/terkecil adalah 30,00, maka rentang nilai pada data pretest kelompok kontrol adalah 25,00. Median pada data pretest kelompok kontrol adalah 40,0000 dan modus pada data pretest kelompok kontrol adalah 40,00. Untuk lebih jelasnya data pretest kelompok kontrol disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:
50
Tabel 14 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Kontrol
Nilai
Frekuensi
Frekuensi (%)
30.00
4
18.2
32.50
2
9.1
37.50
1
4.5
40.00
5
22.7
42.50
1
4.5
47.50
3
13.6
50.00
3
13.6
52.50
2
9.1
55.00
1
4.5
Total
22
100.0
Berdasarkan tabel 14 di atas menunjukkan distribusi frekuensi perolehan nilai pretest kelompok kontrol. Perolehan nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu 30 dengan frekuensi 4 orang, dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 55 dengan frekuensi 1 orang. Selain bentuk tabel data pretest kelompok kontrol, juga digambarkan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:
51
Grafik 2 Histogram Nilai Pretest Kelompok Kontrol 6 5 4 3 2 1 0 Nilai 30.00
Nilai 32.50
Nilai 37.50
Nilai 40.00
Nilai 42.50
Nilai 47.50
Nilai 50.00
Nilai 52.50
Nilai 55.00
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 37,5, 42,5, dan 55 masingmasing hanya terdapat satu orang, siswa yang memperoleh nilai 32,5 dan 52,5 masing-masing terdapat 2 orang, siswa yang memperoleh nilai 47,5, dan 50 masing-masing terdapat 3 orang, siswa yang memperoleh nilai 30 terdapat 4 orang, siswa yang memperoleh nilai 40 terdapat 5 orang.
2. Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Setelah dilaksanakan pretest dan dilanjutkan dengan 2 kali pertemuan, maka pada tahap terakhir yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pemberian posttest kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil analisis deskripsi data posttest kelompok eksperimen dapat dilihat dari tabel berikut ini:
52
Tabel 15 Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen N
Valid Missing
22 0
Mean
67.6136
Median
66.2500
Mode Std. Deviation Variance
62.50 7.25707 52.665
Range
25.00
Minimum
57.50
Maximum
82.50
Sum
1487.50
Berdasarkan tabel 15 di atas menunjukkan bahwa untuk hasil posttest kelompok eksperimen, diperoleh banyak data 22 dengan jumlah data 1487,50. Nilai rata-rata posttest kelompok eksperimen adalah 67,6136 dengan varian 52,665 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar 7.25707. Nilai maksimum/terbesar adalah 82.50 dan nilai minimum/terkecil adalah 57.50, maka rentang nilai pada data posttest kelompok eksperimen adalah 25.00. Median pada data posttest kelompok eksperimen adalah 66.2500 dan modus pada data posttest kelompok eksperimen adalah 62.50. Untuk lebih jelasnya data posttest kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:
53
Tabel 16 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok Eksperimen
Frekuensi
Nilai
Frekuensi (%)
57.50
1
4.5
60.00
4
18.2
62.50
5
22.7
65.00
1
4.5
67.50
1
4.5
70.00
3
13.6
72.50
1
4.5
75.00
4
18.2
80.00
1
4.5
82.50
1
4.5
Total
22
100.0
Berdasarkan tabel 16
di atas menunjukkan distribusi frekuensi
perolehan nilai posttest kelompok eksperimen. Perolehan nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu 57.50 dengan frekuensi 1 orang, dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 82.50 dengan frekuensi 1 orang. Selain bentuk tabel data posttest kelompok eksperimen, juga digambarkan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:
54
Grafik 3 Histogram Nilai Posttest Kelompok Eksperimen
6
5
4
3
2
1
0 Nilai 57.50
Nilai 60.00
Nilai 62.50
Nilai 65.00
Nilai 67.50
Nilai 70.00
Nilai 72.50
Nilai 75.00
Nilai 80.00
Nilai 82.50
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 57,5, 65, 67,5, 72,5, 80, dan 82,5 masing-masing hanya terdapat satu orang, siswa yang memperoleh nilai 70 terdapat 3 orang, siswa yang memperoleh nilai 60 dan 75 terdapat 4 orang, siswa yang memperoleh nilai 62,5 terdapat 5 orang.
55
Hasil analisis deskripsi data posttest kelompok kontrol dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 17 Deskripsi Data Posttest Kelompok Kontrol N
Valid
22
Missing
0
Mean
60.6818
Median
60.0000
Mode Std. Deviation Variance
60.00 6.90849 47.727
Range
22.50
Minimum
50.00
Maximum
72.50
Sum
1335.00
Berdasarkan tabel 17 di atas menunjukkan bahwa untuk hasil posttest kelompok kontrol, diperoleh banyak data 22 dengan jumlah data 1335,00. Nilai rata-rata posttest kelompok kontrol adalah 60,6818 dengan varian 47,727 dan
standar
deviasi/simpangan
baku
sebesar
6,90849.
Nilai
maksimum/terbesar adalah 72,50 dan nilai minimum/terkecil adalah 50,00, maka rentang nilai pada data posttest kelompok kontrol adalah 22,50. Median pada data posttest kelompok kontrol adalah 60,0000 dan modus pada data posttest kelompok kontrol adalah 60,00. Untuk lebih jelasnya data posttest kelompok kontrol disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:
56
Tabel 18 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok Kontrol
Nilai
Frekuensi
Frekuensi (%)
50.00
4
18.2
52.50
1
4.5
57.50
1
4.5
60.00
6
27.3
62.50
4
18.2
67.50
3
13.6
70.00
2
9.1
72.50
1
4.5
Total
22
100.0
Berdasarkan tabel 18 di atas menunjukkan distribusi frekuensi perolehan nilai posttest kelompok kontrol. Perolehan nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu 50 dengan frekuensi 4 orang, dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 72.50 dengan frekuensi 1 orang. Selain bentuk tabel data posttest kelompok kontrol, juga digambarkan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:
57
Grafik 4 Histogram Nilai Posttest Kelompok Kontrol 7 6 5 4 3 2 1 0 Nilai 50.00
Nilai 52.50
Nilai 57.50
Nilai 60.00
Nilai 62.50
Nilai 67.50
Nilai 70.00
Nilai 72.50
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 52,5, 57,5 dan 72,5 masingmasing hanya terdapat satu orang, siswa yang memperoleh nilai 70 terdapat 2 orang, siswa yang memperoleh nilai 67,5 terdapat 3 orang, siswa yang memperoleh nilai 50 dan 62,5 masing-masing terdapat 4 orang, siswa yang memperoleh nilai 60 terdapat 6 orang.
E. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas a) Uji Normalitas Pretest Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan SPSS 20 for Windows dalam menghitung uji normalitas hasil pretest yang berfungsi untuk mengetahui sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Uji
58
normalitas data menggunakan metode Shapiro-Wilk. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai
> 0,05.
Hasil uji normalitas data pretest dari kedua sampel penelitian dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 19 Hasil Uji Normalitas Pretest Shapiro-Wilk
Kelompok
Statistic Pretest
Df
Sig.
1. Eksperimen
.912
22
.053
2. Kontrol
.911
22
.051
Berdasarkan hasil uji normalitas data di atas menunjukkan bahwa hasil pretest kelompok eksperimen signifikansinya 0,053. Hal itu menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena signifikansinya 0,053 > 0,05. Begitu pun dengan hasil pretest kelompok kontrol signifikansinya 0,051. Hal itu juga menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena signifikansinya 0,051 >
0,05. Jadi dapat disimpulkan
bahwa hasil pretest baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol keduanya berdistribusi normal.
b) Uji Normalitas Posttest Uji normalitas data posttest juga dilakukan untuk mengetahui apakah data tersbut berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan SPSS 20 for Windows dalam menghitung uji normalitas hasil posttest yang berfungsi untuk mengetahui sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan metode Shapiro-Wilk. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai
> 0,05.
59
Hasil uji normalitas data posttest dari kedua sampel penelitian dapat disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 20 Hasil Uji Normalitas Posttest
Kelompok
Postest
Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
1. Eksperimen
.918
22
.068
2. Kontrol
.918
22
.070
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa data hasil posttest kelompok eksperimen signifikansinya 0,068. Hal itu menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena signifikansinya 0,068 > 0,05. Sedangkan data hasil posttest kelompok kontrol signifikansinya 0,070. Hal itu juga menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena signifikansinya 0,070 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan dari data hasil posttest bahwa baik kelompok eksperimen maupun kontrol keduanya berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas a) Uji Homogenitas Pretest Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil kedua kelompok memiliki tingkat varian data yang sama atau tidak. Data yang akan diuji homogenitasnya adalah data hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kriteria pengambilan keputusan adalah jika signifikansinya lebih dari 0,05. Analisis ini menggunakan program SPSS 20 for Windows yaitu One Way Anova.
60
Tabel 21 Hasil Uji Homogenitas Pretest Levene Statistic
df1
.270
Berdasarkan
hasil
uji
df2 1
42
homogenitas
data
Sig. .606
pretest
di
atas,
menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah 0,606. Maka dengan hasil uji homogenitas di atas disimpulkan bahwa varian yang dimiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda dan cukup homogen karena 0,606 > 0,05. b) Uji Homogenitas Posttest Uji homogenitas juga dilakukan pada data hasil posttest. Data hasil posttest didapat dari nilai tes yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberi perlakuan yaitu teknik membaca cepat untuk kelompok eksperimen dan metode konvensional untuk kelompok kontrol. Kriteria pengambilan keputusan adalah signifikansinya lebih dari 0,05. Analisis ini menggunakan program SPSS 20 for Windows yaitu One Way Anova.
Tabel 22 Hasil Uji Homogenitas Posttest Levene Statistic
df1
.691
df2 1
Sig. 42
.411
Berdasarkan hasil uji homogenitas data posttest di atas, menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah 0,411. Maka dengan hasil uji homogenitas di atas dapat disimpulkan bahwa varian yang dimiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda dan cukup homogen karena 0,411 > 0,05.
61
F. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dengan menggunakan T-Test bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata tes pemahaman bacaan antara kelompok eksperimen yang menggunakan teknik membaca cepat dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional. Analisis data dengan T-Test menggunakan program SPSS 20 for Windows yaitu Paired Sample Test. Kriteria pengujian hipotesis adalah jika signifikansi t-test > 0,05 maka terima H0 dan jika signifikansi t-test < 0,05 maka tolak H0 atau terima H1. Tabel di bawah ini merupakan hasil dari perbedaan rata-rata tes membaca cepat untuk menemukan kalimat utama antara kelompok eksperimen yang menggunakan
teknik
membaca
cepat
dengan
kelompok
kontrol
yang
menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran. Tabel 23 Hasil Uji T-Test Paired Differences
Mean
Posttest
EksperimenKontrol
6.93182
Std. Deviation
10.02769
Std. Error Mean
2.13791
Sig.
95% Confidence Interval of the
t
df
Difference Lower 2.48579
(2tailed )
Upper 11.37785 3.242
Berdasarkan hipotesis penelitian yang telah dipaparkan di bab II, bahwa: 1. H0 Tidak terdapat pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. 2. H1 Terdapat pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan.
21
.004
62
Berdasarkan tabel 23, dari perhitungan uji beda rata-rata tes menemukan kalimat utama antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, dapat dilihat jika
> 0,05 maka H0 diterima. Terlihat bahwa nilai probabilitas pada
signifikansi (2-tailed) adalah 0,004. Dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak karena 0,004 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan nilai rata-rata tes keterampilan membaca terhadap penemuan kalimat utama pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
G. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis nilai tes keterampilan membaca untuk menemukan kalimat utama pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas IV semester genap SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2013/2014 yang telah dibagi menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut adalah homogen. Hal ini berarti bahwa data berdistribusi normal dan memiliki varian yang tidak berbeda secara signifikan. Sehingga menunjukkan bahwa kondisi awal siswa sebelum diberi perlakuan masih dalam kondisi sama. Kelompok eksperimen adalah kelas yang diberikan perlakuan dengan menggunakan teknik membaca cepat dan kelompok kontrol adalah kelas yang menggunakan metode konvensional yang biasa guru lakukan dalam kegiatan pembelajaran. Setelah diberi perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan tes keterampilan membaca untuk menemukan kalimat utama pada isi teks bacaan. Pembelajaran ini dilakukan dalam 4 kali pertemuan yaitu 2 kali pertemuan untuk melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan teknik membaca cepat untuk menemukan kalimat utama dan 2 kali pertemuan untuk melakukan pretest dan posttest. Pembelajaran dengan teknik membaca cepat yang telah dilakukan dapat memberikan pengalaman dan motivasi siswa dalam membaca sehingga siswa membaca tidak hanya sekedar membaca tetapi siswa membaca dapat memahami isi teks bacaan yang dibaca, terutama dalam menemukan kalimat utama pada tiap paragraf. Hasil yang lebih baik didapatkan pada kelompok eksperimen yang menggunakan teknik membaca cepat untuk menemukan kalimat utama pada tiap
63
paragraf. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang mudah menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru berkaitan dengan bacaan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia ini, siswa banyak diberi bacaan berupa teks yang harus mereka pahami isi dari cerita tersebut dan dapat menentukan kalimat utama pada tiap paragraf. Mereka belajar memahami bacaan untuk menemukan kalimat utama bersama dengan teman-teman sekelasnya dengan menggunakan teknik membaca cepat. Dalam penggunaan teknik membaca cepat ini siswa juga dilatih untuk membaca pada kelompok-kelompok kata dengan menghindari membaca kata demi kata, untuk tidak mengulangi kalimat yang telah dibaca, untuk tidak selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat, berhentilah agak lama di akhir-akhir bab atau subbab dan bila ada judul baru, mencari kata-kata kunci yang menjadi tanda awal dari adanya gagasan utama/kalimat utama sebuah kalimat, kemudian abaikan saja kata-kata tugas yang sifatnya berulang-ulang seperti: “yang, di,dari, pada, se, dan sebagainya.” Dan siswa dapat mengefisienkan waktu dalam membaca dengan baik, misalnya ketika siswa membaca untuk menemukan kalimat utama/ide pokok pada tiap paragraf dan dengan menggunakan teknik membaca cepat. Penggunaan teknik membaca cepat dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa karena dengan menerapkan teknik membaca cepat, siswa tidak merasa jenuh sehingga dapat memotivasi dan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Akan tetapi dalam penelitian ini, peneliti mengalami beberapa kendala yaitu berkaitan dengan pengaturan waktu karena di dalam pembelajaran dengan menggunakan teknik membaca cepat membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya. Selain itu juga terkait dengan pengelolaan kelas dan pengorganisasian siswa, ada beberapa siswa yang masih malas untuk membaca teks bacaan dan malas untuk memahami isi bacaan dalam menemukan kalimat utama pada tiap paragraf. Pada kelompok kontrol yaitu pada kelas IVB SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan yang kegiatan pembelajarannya menggunakan metode konvensional. Peran guru lebih aktif daripada siswa dikarenakan guru yang lebih banyak menyampaikan materi sehingga guru menjadi pusat dalam pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional. Keaktifan siswa dalam kegiatan
64
proses pembelajaran menjadi kurang efektif karena metode pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru memberikan penjelasan tentang
materi,
mengelola
dan
mempersiapkan
bahan
ajar,
kemudian
menyampaikan kepada siswa. Siswa berperan pasif tanpa banyak melakukan kegiatan, mereka hanya duduk diam mendengarkan penjelasan guru. Penggunaan metode pembelajaran konvensional lebih monoton dibandingkan dengan menggunakan teknik membaca cepat. Hal ini mengakibatkan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru. Dalam proses pembelajaran pun ditemukan beberapa siswa lebih memilih berbicara dengan teman sebangku dan ada pula siswa yang mengganggu temannya. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang dapat menangkap dan menerima materi yang disampaikan guru, sehingga berpengaruh pada hasil belajar yang kurang maksimal. Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil tes keterampilan membaca terhadap penemuan kalimat utama pada tiap paragraf siswa kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan siswa kelompok kontrol. Secara umum adanya perbedaan keterampilan membaca terhadap penemuan kalimat utama antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dikarenakan pada kelompok eksperimen diterapkan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada tiap paragraf. Keterampilan siswa dalam membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada tiap paragraf pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. Hasil pengolahan data pada nilai posttest kelompok eksperimen dan kontrol yang sudah di analisis menunjukkan hasil yang sangat signifikan dengan probabilitas di bawah 0,05 yaitu 0,004, yang berarti bahwa perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen yaitu penggunaan teknik membaca cepat berpengaruh terhadap keterampilan membaca pemahaman siswa. Hal ini juga ditunjukan dari nilai rata-rata pretest kelas eksperimen adalah sebesar 53,7500, setelah diberi perlakuan dengan teknik membaca cepat nilai posttest kelas eksperimen mengalami peningkatan menjadi 67,6136. Hasil nilai rata-rata pretest kelas kontrol adalah sebesar 41.7045, setelah diberi perlakuan dengan model
65
pembelajaran konvensional nilai posttest kelas kontrol mengalami peningkatan menjadi 60,6818. Dari perhitungan nilai rata-rata tersebut, hasil tes kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 13,8636%, sedangkan hasil tes kelas kontrol mengalami peningkatan sebesar 18,9773%. Berdasarkan hasil perhitungan statistik di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik membaca cepat yang dilakukan pada kelompok eksperimen berpengaruh terhadap keterampilan membaca terhadap penemuan kalimat utama tiap paragraf pada siswa kelas IV semester genap SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2013/2014.
66
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. Hal ini dilihat dari perbandingan nilai rata-rata hasil pretest-posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata pretest yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 53.7500. Sementara itu, nilai rata-rata pretest yang diperoleh kelas kontrol yaitu 41.7045. Setelah dilakukan tindakan pada kedua kelas, yaitu kelas eksperimen dengan penerapan teknik membaca cepat sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvesional yang sudah biasa dilakukan guru dalam pembelajaran. Sehingga diperoleh nilai rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu 67.6136, sedangkan nilai rata-rata posttest yang diperoleh kelas kontrol yaitu 60.6818. Demikian juga berdasarkan hasil perhitungan uji-t atau uji hipotesis yang dilakukan pada nilai posttest kedua kelompok, yaitu eksperimen dan kontrol dengan menggunakan bantuan SPSS 20.0 for Windows yang menghasilkan nilai probablitas pada signifikansi (2-tailed) adalah 0,004. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, karena H1 dapat diterima jika menunjukkan bahwa 0,004 < 0,05.
< 0,05. Dari data
67
B. Saran Berdasarkan pada hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus bahan uraian penutup skripsi ini adalah: 1. Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian ilmu pengetahuan dan menambah wawasan khususnya mengenai penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama. 2. Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini menjadi pengalaman sebagai masukan sekaligus sebagai pengetahuan dalam mengetahui penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama. b. Bagi Sekolah Meningkatkan mutu pendidikan pada sekolah yang bersangkutan terkait dengan pengembangan keterampilan berbahasa khususnya dalam menemukan kalimat utama dengan menggunakan teknik membaca cepat. c. Bagi Guru Memberi pengetahuan baru kepada guru bahwa teknik membaca cepat merupakan salah satu teknik untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa sehingga nantinya dapat menjadi alternatif teknik membaca yang dapat diterapkan di dalam kelas. d. Bagi siswa Dapat menambah pengetahuan siswa dalam meningkatkan keterampilan membaca pada teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama. Manfaat bagi pendidikan, melalui penelitian diharapkan dapat menjadi renungan bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab dengan pelaksana, agar dapat menyuguhkan pendidikan yang lebih berkualitas.
68
DAFTAR PUSTAKA
Anindyarini, Atikah dan Sri Ningsih, Bahasa Indonesia Untuk SMP/MTS Kelas VII, Jakarta: Depdiknas, 2008. Arifin, Zainal, Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Aritonang, Keke T, “Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat“, Jurnal Pendidikan Penabur, 2006. Budinuryanta, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008. Cahyani, Isah, dkk. Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, Bandung: Upi Press, 2008. Dalman, Keterampilan Membaca, Jakarta: Rajawali Pers, 2013. Fikri, “Ciri-Ciri Kalimat Utama”, http://fikriisgood.blogspot.com, 4 Februari 2014, pkl 20.53 WIB. Hernowo, Quantum Reading: Cara Cepat dan Bermanfaat untuk Merangsang Munculnya Potensi Membaca, Bandung: Mizan Learning Center, 2003. Jannah, Salma Faizatul, “Menentukan Kalimat Utama dalam Paragraf”, dari http://salmafaizatuljannah.blogspot.com, 4 Februari 2014, 20.15 WIB. Kholid Harras, dkk, Membaca I, Jakarta: Universitas Terbuka, ed 1, cet Ke-2. 2007. Laksono, Kisyani, dkk, Membaca 2, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007. Rahardi, Kunjana, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Erlangga, 2009. Resmini, Novi, dan Dadan juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, Bandung: UPI press, 2007. Resmini, Novi, dkk, Membaca dan Menulis di Sekolah Dasar Teori dan Pengajarannya, Bandung: UPI press, 2006.
69
Saddhono, Kundharu, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia, Bandung: CV. Karya Putra Darwati, 2012. Soedarso, Speed Reading, Sistem Membaca Cepat dan Efektif, Jakarta: Gramedia, 1999. Sugono, Dendy, Buku Praktis Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, ed. 2, 2005. Sukmadinata, Nana Saodih, Metode Penelitian Pendiidkan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-VIII. Sunardi, “Kemahiran Membaca Cepat Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bintan Tahun Pelajaran”, Artikel e-Jurnal, 2012/2013, 2013. Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006. Tarigan, Henry Guntur, Membaca Ekspresif, Bandung: Angkasa, 1987. , Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa Bandung, 2008. , Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, Bandung, 2008. Tarigan, Jago, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, Jakarta: UT, 2005. Widyamartaya, A, Seni Membaca untuk Studi, Yogyakarta: Kanisius, 1992. Warni, ”Membaca Cepat “ 2014, 13.37 WIB.
http://ibuwarni.blogspot.com diakses, 13 September
Yamin, H. Martinis, Kiat Membelajarkan Siswa, Cipayung Ciputat: Gaung Persada Press Jakarta, 2010.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN)
MATA PELAJARAN
: Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER
: IV (Empat)/2 (Dua)
PERTEMUAN KE-
: 1 (Pertama)
ALOKASI WAKTU
: 2 x 35 Menit
STANDAR KOMPETENSI
: (Membaca) 7. Memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun.
A. KOMPETENSI DASAR 7.1 Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan pengertian kalimat utama 2. Menyebutkan jenis-jenis paragraf 3. Menjelaskan jenis-jenis paragraf 4. Membedakan kalimat utama di awal dan di akhir paragraf 5. Menjelaskan ciri-ciri kalimat utama C. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui penyampaian materi (kalimat utama) dan penugasan, siswa dapat menjelaskan pengertian kalimat utama 2. Melalui penyampaian materi (kalimat utama) dan penugasan, siswa dapat menyebutkan jenis-jenis paragraf 3. Melalui penyampaian materi (kalimat utama) dan penugasan, siswa dapat menjelaskan jenis-jenis paragraf 4. Melalui penyampaian materi (kalimat utama) dan penugasan, siswa dapat Membedakan kalimat utama di awal dan di akhir paragraf 5. Melalui penyampaian materi (kalimat utama) dan penugasan, siswa dapat menjelaskan ciri-ciri kalimat utama
D. MATERI PEMBELAJARAN
Materi Pokok
Kalimat utama pada tiap paragraf
Materi Ajar
1. Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama juga sering disebut sebagai kalimat topik 2. Jenis-jenis paragraf: a. Kalimat Utama di Awal Paragraf Kalimat utama yang ada di awal paragraf demikian itu, perincian dan jabaran bagi kalimat utama tersebut akan menyertainya pada kalimatkalimat yang berikutnya. Biasanya kalimat-kalimat yang menyertai kalimat utama yang berada di awal paragraf itu akan berupa perincianperincian, contoh-contoh, keterangan-keterangan, deskripsi dan analisis. Alur pikiran yang lazim diterapkan dalam paragraf dengan kalimat utama yang berada di awal paragraf demikian adalah alur piker deduktif. b. Kalimat Utama di Akhir Paragraf Kalimat pokok yang yang tempatnya di akhir paragraf terlebih dahuli di awali dengan kalimat-kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu dapat berupa perincian-perincian, analisis dan deskripsi, contoh-contoh, dan sejumlah pemaparan serta argumentasi. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa kalimat topik yang berada di akhir paragraf itu fungsinya yang paling utama adalah untuk menyimpulkan. Alur pikir yang lazim diterapkan adalah alur pikir induktif. c. Kalimat Utama di dalam Paragraf Kalimat utama juga dimungkinkan terdapat dalam paragraf. Paragraf ini disebut disebut sebagai paragraf ineratif. Jadi, di dalam paragraf model ineratif ini, kalimat utama yang terdapat di tengah paragraf. d. Kalimat Utama di Awal dan di Akhir Paragraf Bilamana dikaitkan dengan alur pikir, paragraf yang kalimat utamanya di awal disebut sebagai deduktif, kalimat utama yang terletak di akhir paragraf desebut sebagai induktif. Kemudian paragraf yang kalimat
utamanya di awal dan di akhir paragraf demikian ini disebut sebagai paragraf yang beralur pikir abduktif. e. Kalimat Utama Tersirat Sebuah paragraf dalam bahasa Indonesia itu tidak secara kasat mata menunjukkan kalimat utamanya. Akan tetapi, harus tetap dicatat bahwa rumusan kalimat utama itu sesungguhnya berada dibalik paragraf itu. 3. Ciri-ciri kalimat utama a. Kalimat bersifat umum. b. Kalimat tersebut dijelaskan oleh kalimat lain. c. Kalimat tersebut memuat kata kunci yang diulang pada kalimat berikutnya. d. Kalimat tersebut mempunyai koherensi dengan kalimat lain (koherensi = kesinambungan) Tanda-tanda koherensi: 1) Pengulangan kata kunci. 2) Adanya kata ganti. 3) Adanya kata tugas (kata penghubung, kata sambung, dsb). e. Apabila paragraf tersebut paragraf induktif, kalimat terakhir berupa kesimpulan yang ditandai dengan kata jadi, memang demikian, yang penting, intinya, pokoknya, pada dasarnya, dan sejenisnya.
E. TEKNIK PEMBELAJARAN Teknik pembelajaran membaca cepat 1) Biasakan untuk membaca pada kelompok-kelompok kata. Hindari membaca kata demi kata. 2) Jangan mengulang-ulang kalimat yang telah dibaca. 3) Jangan selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat. Berhentilah agak lama di akhir-akhir bab atau subbab, atau bila ada judul baru. 4) Cari kata-kata kunci yang menjadi tanda awal dari adanya gagasan utama sebuah kalimat.
5) Abaikan saja kata-kata tugas yang sifatnya berulang-ulang. Misalnya, kata-kata sepertinya: yang, di, dari, pada, se, dan sebagainya. 6) Jika dalam penulisan bacaan itu dalam bentuk kolom-kolom kecil (seperti surat kabar), arah gerak mata bukan ke samping secara horizontal, tetapi ke bawah (vertikal). Arahkan pandangan bola mata ke bawah lurus.
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Pendahuluan (7 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
- Mengucapkan salam
- Menjawab salam
Religious
- Berdo’a
- Berdo’a
Religious
- Mengabsen
- Menjawab absen
Disiplin
- Menyampaikan tujuan
- Mendengarkan
Rasa ingin tahu
pembelajaran - Melakukan apersepsi
tujuan pembelajaran - Melakukan apersepsi Rasa ingin tahu
dengan melakukan
dengan menjawab
tanya jawab seputar
pertanyaan-
materi yang akan
pertanyaan yang
disampaikan
diajukan oleh guru seputar materi yang akan disampaikan
2. Kegiatan Inti Eksplorasi (20 menit) Kegiatan Guru - Menjelaskan materi
Kegiatan Siswa - Mendengarkan
tentang pengertian
penjelasan guru
kalimat utama, jenis-
tentang pengertian
jenis paragraf,
kalimat utama, jenis-
perbedaan kalimat
jenis paragraf dan ciri-
utama di awal dan di
ciri kalimat utama
Nilai Karakter Gemar membaca, cinta tanah air
akhir paragraf dan ciriciri kalimat utama - Menjelaskan langkahlangkah membaca cepat
- Melaksanakan
Disiplin, rasa ingin
perintah guru
tahu, cinta tanah air
kemudian menerapkannya - Membagi siswa ke dalam 6 kelompok
- Menugaskan kepada
- Berkumpul dengan kelompoknya masing-
tanggung jawab,
masing
demokratis,
- Setiap kelompok
masing-masing
melaksanakan perintah
kelompok untuk
guru dengan seksama.
membaca teks yang sudah dibagikan kemudian membaca dengan serentak sesuai dengan langkahlangkah membaca cepat yang sudah dijelaskan. - Setelah selesai
- Siswa menjelaskan
membaca teks, siswa
pengertian kalimat
menjelaskan pengertian
utama, jenis-jenis
kalimat utama, jenis-
paragraf, dan ciri-ciri
jenis paragraf,
kalimat utama,
perbedaan kalimat
menjelaskan isi
utama di awal dan di
kalimat utama pada
akhir paragraf, dan ciri-
tiap paragraf sesuai
ciri kalimat utama,
dengan LKS yang
sesuai dengan LKS
diberikan.
yang diberikan.
Komunikatif,
disiplin
Elaborasi (20 menit) Kegiatan Guru - Memanggil setiap
Kegiatan Siswa - Tiap kelompok
Nilai Karakter Menghargai prestasi,
kelompok untuk
menyampaikan hasil
tanggung jawab,
menyampaikan hasil
tugas kelompok di
demokratis
tugas kelompok
depan kelas
Konfirmasi (13 menit) Kegiatan Guru - Memberikan komentar
Kegiatan Siswa - Mendengarkan
dari hasil kegiatan
komentar yang
elaborasi
diberikan guru
- Memberikan feedback
- Menjawab
berupa pertanyaan-
pertanyaan-
pertanyaan seputar
pertanyaan yang
materi yang telah
diberikan guru
Nilai Karakter Disiplin
Percaya diri
disampaikan 3. Penutup (10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
- Memberikan evaluasi
- Mengerjakan evaluasi
kepada siswa - Memberikan
Nilai Karakter Jujur, percaya diri
secara individu - Ikut serta
kesimpulan dari materi
memberikan
yang telah dipelajari
kesimpulan dari
Komunikatif, percaya diri
materi yang telah dipelajari - Menutup pembelajaran
- Berdoa bersama
dengan berdoa bersama
G. SUMBER BELAJAR Buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV (empat).
Religious
H. PENILAIAN No. 1.
Indikator
Teknik
Bentuk
Tes
Tulisan
&
&
Non Tes
Lisan
Instrument penilaian
Menjelaskan pengertian kalimat utama
2.
Menyebutkan jenisjenis paragraf
3.
Menjelaskan jenis-
Terlampir
jenis paragraf 4.
Menjelaskan ciri-ciri kalimat utama
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Jakarta, 18 Maret 2014 Peneliti
Aminah, S.Pd. NIP. 194040919880032007
Hilma Silmy NIM. 1110018300043
Mengetahui, Kepala SDN Cempaka Putih 1
Sarmili, S.Pd. NIP. 195406101974021001
Bacalah bacaan ini dengan seksama! Kemudian temukan kalimat utama pada setiap paragrafnya! BERKUNJUNG KE PANTI ASUHAN, YUK! Panti artinya rumah. Jadi, panti asuhan artinya rumah tempat pengauh. Kebanyakan penghuni panti asuhan adalah anak-anak yatim piatu. Biasanya, panti asuhan dikelola oleh lembaga sosial yang tidak mencari untung. Lembaga sosial itu menampung, merawat, dan mendidik anak-anak yang tidak dirawat oleh orang tuanya. Hidup di panti asuhan tanpa kehadiran orang tua, tentu bukan pilihan beberapa teman yang terpaksa tinggal di panti asuhan. Akan tetapi, coba perhatikan teman-temanmu yang tinggal di panti asuhan, mereka selalu semangat dan tetap belajar dengan tekun.
LEMBAR KERJA SISWA Nama Kelompok
:
Kelas : __________________________________________________________________ Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kalimat utama! 2. Sebutkan jenis-jenis paragraf! 3. Jelaskan jenis-jenis paragraf secara jelas! 4. Jelaskan perbedaan kalimat utama yang berada di awal paragraf (deduktif) dan kalimat yang berada di akhir paragraf (induktif)! 5. Jelaskan apa saja ciri-ciri kalimat utama! 6. Carilah letak kalimat utama dalam setiap paragraf bacaan “Berkunjung Ke Panti Asuhan, Yuk!”?
EVALUASI Nama : No. Absen : Kelas : ______________________________________________________________ Berikan kesimpulan terhadap materi pelajaran dan tuliskan jawabanmu di bawah ini! 1. Apa yang dimaksud dengan kalimat utama! dan sebutkan ciri-ciri kalimat utama? 2. Apa perbedaan antara kalimat utama deduktif dan induktif?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN)
MATA PELAJARAN
: Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER
: IV (Empat)/2 (Dua)
PERTEMUAN KE-
:2
ALOKASI WAKTU
: 2 x 35 Menit
STANDAR KOMPETENSI
: (Membaca) 7. Memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun.
A. KOMPETENSI DASAR 7.1 Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN 1. Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf 2. Menentukan jenis-jenis paragraf pada tiap paragraf C. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui teknik membaca cepat dan penugasan, siswa dapat menemukan kalimat utama pada tiap paragraf 2. Melalui teknik membaca cepat dan penugasan, siswa dapat menentukan jenis-jenis paragraf pada tiap paragraf D. MATERI PEMBELAJARAN
Materi Pokok
Kalimat utama pada tiap paragraf
Materi Ajar
1. Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama juga sering disebut sebagai kalimat topik 2. Jenis-jenis paragraf: a. Kalimat Utama di Awal Paragraf Kalimat utama yang ada di awal paragraf demikian itu, perincian dan jabaran bagi kalimat utama tersebut akan menyertainya pada kalimat-
kalimat yang berikutnya. Biasanya kalimat-kalimat yang menyertai kalimat utama yang berada di awal paragraf itu akan berupa perincianperincian, contoh-contoh, keterangan-keterangan, deskripsi dan analisis. Alur pikiran yang lazim diterapkan dalam paragraf dengan kalimat utama yang berada di awal paragraf demikian adalah alur piker deduktif. b. Kalimat Utama di Akhir Paragraf Kalimat pokok yang yang tempatnya di akhir paragraf terlebih dahuli di awali dengan kalimat-kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu dapat berupa perincian-perincian, analisis dan deskripsi, contoh-contoh, dan sejumlah pemaparan serta argumentasi. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa kalimat topik yang berada di akhir paragraf itu fungsinya yang paling utama adalah untuk menyimpulkan. Alur pikir yang lazim diterapkan adalah alur pikir induktif. c. Kalimat Utama di dalam Paragraf Kalimat utama juga dimungkinkan terdapat dalam paragraf. Paragraf ini disebut disebut sebagai paragraf ineratif. Jadi, di dalam paragraf model ineratif ini, kalimat utama yang terdapat di tengah paragraf. d. Kalimat Utama di Awal dan di Akhir Paragraf Bilamana dikaitkan dengan alur pikir, paragraf yang kalimat utamanya di awal disebut sebagai deduktif, kalimat utama yang terletak di akhir paragraf desebut sebagai induktif. Kemudian paragraf yang kalimat utamanya di awal dan di akhir paragraf demikian ini disebut sebagai paragraf yang beralur pikir abduktif. e. Kalimat Utama Tersirat Sebuah paragraf dalam bahasa Indonesia itu tidak secara kasat mata menunjukkan kalimat utamanya. Akan tetapi, harus tetap dicatat bahwa rumusan kalimat utama itu sesungguhnya berada dibalik paragraf itu. 3. Ciri-ciri kalimat utama a. Kalimat bersifat umum. b. Kalimat tersebut dijelaskan oleh kalimat lain. c. Kalimat tersebut memuat kata kunci yang diulang pada kalimat berikutnya.
d. Kalimat tersebut mempunyai koherensi dengan kalimat lain (koherensi = kesinambungan) Tanda-tanda koherensi: 1) Pengulangan kata kunci. 2) Adanya kata ganti. 3) Adanya kata tugas (kata penghubung, kata sambung, dsb). e. Apabila paragraf tersebut paragraf induktif, kalimat terakhir berupa kesimpulan yang ditandai dengan kata jadi, memang demikian, yang penting, intinya, pokoknya, pada dasarnya, dan sejenisnya. E. TEKNIK PEMBELAJARAN Teknik pembelajaran membaca cepat 1) Biasakan untuk membaca pada kelompok-kelompok kata. Hindari membaca kata demi kata. 2) Jangan mengulang-ulang kalimat yang telah dibaca. 3) Jangan selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat. Berhentilah agak lama di akhir-akhir bab atau subbab, atau bila ada judul baru. 4) Cari kata-kata kunci yang menjadi tanda awal dari adanya gagasan utama sebuah kalimat. 5) Abaikan saja kata-kata tugas yang sifatnya berulang-ulang. Misalnya, kata-kata sepertinya: yang, di, dari, pada, se, dan sebagainya. 6) Jika dalam penulisan bacaan itu dalam bentuk kolom-kolom kecil (seperti surat kabar), arah gerak mata bukan ke samping secara horizontal, tetapi ke bawah (vertikal). Arahkan pandangan bola mata ke bawah lurus. F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Pendahuluan (7 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
- Mengucapkan salam
- Menjawab salam
Religious
- Berdo’a
- Berdo’a
Religious
- Mengabsen
- Menjawab absen
Disiplin
- Menyampaikan tujuan
- Mendengarkan
Rasa ingin tahu
pembelajaran - Melakukan apersepsi
tujuan pembelajaran - Melakukan apersepsi Rasa ingin tahu
dengan melakukan
dengan menjawab
tanya jawab seputar
pertanyaan-
materi yang akan
pertanyaan yang
disampaikan
diajukan oleh guru seputar materi yang akan disampaikan
2. Kegiatan Inti Eksplorasi (20 menit) Kegiatan Guru - Menjelaskan cara
Kegiatan Siswa - Mendengarkan
menemukan kalimat
penjelasan guru
utama pada setiap
tentang cara
paragraf dan jenis-jenis
menemukan kalimat
paragraf dalam teks
utama pada setiap
bacaan
paragraf dan jenis-
Nilai Karakter Disiplin, rasa ingin tahu, cinta tanah air
jenis paragraf dalam teks bacaan - Menerapkan teknik
- Memperhatikan
membaca cepat untuk
arahan yang diberikan
menemukan kalimat
oleh guru
Komunikatif
utama pada tiap paragraf - Menugaskan kepada
- Membaca teks yang
siswa untuk membaca
telah diberikan guru
serentak dengan cara
secara serentak
maju ke depan 5 orang
dengan diberikan
anak kemudian
waktu
ditentukan waktu membacanya oleh guru
Komunikatif, tanggung jawab, demokratis
- Menugaskan kepada masing-masing siswa
- Melaksanakan perintah guru
Komunikatif, kreatif, kerja keras
untuk menemukan kalimat utama dari tiap paragraf yang dibaca Elaborasi (20 menit) Kegiatan Guru - Memerintahkan kepada
Kegiatan Siswa - Perwakilan siswa
Nilai Karakter Menghargai prestasi,
perwakilan siswa untuk
menyampaikan hasil
tanggung jawab,
membacakan hasil
tugasnya di depan
demokratis
tugasnya di depan.
kelas
Konfirmasi (13 menit) Kegiatan Guru - Memberikan komentar
Kegiatan Siswa - Mendengarkan
dari hasil kegiatan
komentar yang
elaborasi
diberikan guru
- Memberikan feedback
- Menjawab
berupa pertanyaan-
pertanyaan-
pertanyaan seputar
pertanyaan yang
materi yang telah
diberikan guru
Nilai Karakter Disiplin
Percaya diri
disampaikan 3. Penutup (10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
- Memberikan evaluasi
- Mengerjakan evaluasi
kepada siswa - Memberikan
Nilai Karakter Jujur, percaya diri
secara individu - Ikut serta
kesimpulan dari materi
memberikan
Komunikatif, percaya
yang telah dipelajari
kesimpulan dari
diri
materi yang telah dipelajari - Menutup pembelajaran dengan berdoa bersama
- Berdoa bersama
Religious
G. SUMBER BELAJAR Buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV (empat). H. PENILAIAN No. 1.
Indikator
Teknik
Bentuk
Instrument penilaian
Menemukan kalimat utama pada tiap Tes
paragraf 2.
Tulisan
Menentukan jenis-
&
&
jenis paragraf pada
Non Tes
Lisan
Terlampir
tiap paragraf
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Jakarta, 24 Maret 2014 Peneliti
Aminah, S.Pd. NIP. 194040919880032007
Hilma Silmy NIM. 1110018300043
Mengetahui, Kepala SDN Cempaka Putih 1
Sarmili, S.Pd. NIP. 195406101974021001
Bacalah bacaan ini dengan seksama! Koperasi Sekolah Kini, koperasi sekolahku sudah berdiri. Dulu, setiap memerlukan alat tulis, buku-buku, termasuk buku pelajaran, siswa harus pergi ke kota. Untuk ke kota membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Kini, semuanya tersedia di koperasi sekolah. Bahkan, untuk keperluan minum dan jajan saat beristrahat, koperasi pun menyediakan. Untuk pengadaan barang dagangan ternyata tidak sulit. Pengurus koperasi tidak harus berkulakan, yaitu membeli barang-barang untuk dijual kembali. Ini karena para penjual akan datang sendiri menawarkan barang-barangnya. Pengurus koperasi dapat juga memesan barang lewat telepon. Sebutkan saja barang yang kita butuhkan maka dalam waktu singkat barang akan datang. Cara pembayarannya pun tidak harus kontan. Ada penjual yang memberi waktu seminggu, dua minggu, satu bulan, ada pula yang model titip. Model titip maksudnya mereka menaruh barang di koperasi. Suatu saat, mereka datang untuk mengecek barang yang sudah laku. Barang yang laku itulah yang dibayar. Bahkan untuk buku-buku pelajaran, para penjual memberi tenggang waktu sampai tiga bulan. Harga barang yang dijual di koperasi juga tidak mahal. Ini karena koperasi tidak mengambil banyak keuntungan. Untuk buku-buku, alat tulis, dan majalah anak-anak, harga relatif lebih murah. Jika kita membeli semua barang itu di toko tentu lebih mahal. Jika harganya sama, di koperasi hitunglah tetap lebih murah. Apa sebab? Toko-toko biasanya terletak jauh dari rumah. Untuk ke toko, kita membutuhkan waktu dan tenaga. Jika kita memakai sepeda motor, berarti kita harus membeli bensin. Semua itu memang perlu diperhitungkan. Masih banyak keuntungan lain dari adanya koperasi di sekolah. Siswa dapat belajar berorganisasi. Siswa juga dapat belajar, berusaha dan berwirausaha. Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga. Dengan pengalaman itu, siswa diharapkan mudah melakukan usaha karena mereka pernah menjadi pelaku kegiatan bisnis. Hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi siswa di kemudian hari.
LEMBAR KERJA SISWA Nama
:
Kelas : __________________________________________________________________ Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! Carilah letak kalimat utama dalam setiap paragraf bacaan “Koperasi Sekolah”! kemudian, tulislah kalimat utama itu! Ingat, kalimat utama dapat terletak di awal paragraf, akhr paragraf, atau awal dan akhir paragraf. Paragraf 1
: Letak kalimat utama di
Kalimat utama :
Paragraf 2
: Letak kalimat utama di
Kalimat utama :
Paragraf 3
: Letak kalimat utama di
Kalimat utama :
Paragraf 4
: Letak kalimat utama di
Kalimat utama :
Paragraf 5
: Letak kalimat utama di
Kalimat utama :
EVALUASI Nama : No. Absen : Kelas : ______________________________________________________________ Berikan kesimpulan dari bacaaan “Koperasi Sekolah” dan tuliskan kalimat utama pada tiap paragraf!
KISI-KISI SOAL PRETEST INSTRUMEN PENELITIAN Sekolah : SDN Cempaka Putih 1 Alokasi Waktu : 70 Menit Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jumlah Soal : 10 Soal Kelas/Semester : IV/2 Standar Kompetensi : (Membaca) Memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun. Nomor Jumlah No. Kompetensi Dasar Indikator Soal Soal 1. Menemukan kalimat Menjelaskan pengertian utama pada tiap paragraf 1 1 kalimat utama melalui membaca intensif. Menyebutkan jenisjenis paragraf
2
1
Membedakan kalimat utama di awal dan di akhir paragraf.
3
1
Menjelaskan ciri-ciri kalimat utama
4
1
Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf
5, 7, 9, 10
4
6, 8
2
Menentukan jenis-jenis paragraf Jumlah Soal
10
KISI-KISI SOAL P0ST TEST INSTRUMEN PENELITIAN Sekolah : SDN Cempaka Putih 1 Alokasi Waktu : 70 Menit Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jumlah Soal : 10 Soal Kelas/Semester : IV/2 Standar Kompetensi : (Membaca) Memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun. Nomor Jumlah No. Kompetensi Dasar Indikator Soal Soal 1. Menemukan kalimat Menjelaskan pengertian utama pada tiap paragraf 1 1 kalimat utama melalui membaca intensif. Menyebutkan jenisjenis paragraf
2
1
Menjelaskan jenis-jenis paragraf
3
1
Menjelaskan ciri-ciri kalimat utama
4
1
Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf
5, 7, 9, 10
4
6, 8
2
Menentukan jenis-jenis paragraf Jumlah Soal
10
SOAL INSTRUMEN PENELITIAN PRETEST
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV/2
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat! 1. Apa pengertian dari kalimat utama? 2. Sebutkan jenis-jenis paragraf pada kalimat utama? 3. Jelaskan perbedaan antara kalimat utama di awal paragraf dan di akhir paragraf? 4. Jelaskan ciri-ciri kalimat utama? 5. Tentukan kalimat utama pada paragraf 1 dalam bacaan “Koperasi Sekolah”? 6. Tentukan jenis paragraf pada paragraf 1 dan 2 dalam bacaan “Koperasi Sekolah”? 7. Tentukan kalimat utama pada paragraf 2 dalam bacaan “Koperasi Sekolah”? 8. Tentukan jenis paragraf pada paragraf 3, 4, dan 5 dalam bacaan “Koperasi Sekolah”? 9. Tentukan kalimat utama pada paragraf 3, dan 4 dalam bacaan “Koperasi Sekolah”? 10. Tentukan kalimat utama pada paragraf 5 dalam bacaan “Koperasi Sekolah”?
KUNCI JAWABAN 1. Pengertian kalimat utama Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama juga sering disebut sebagai kalimat topik 2. Perbedaan kalimat utama di awal paragraf dan di akhir paragraf -
Kalimat utama di awal paragraf yaitu kalimat-kalimat yang menyertai kalimat utama yang berada di awal paragraf berupa perincian-perincian, contoh-contoh, keterangan-keterangan, deskripsi dan analisis. Alur pikiran yang lazim diterapkan dalam paragraf dengan kalimat utama yang berada di awal paragraf.
-
Sedangkan kalimat utama di akhir paragraf yaitu Kalimat pokok yang yang tempatnya di akhir paragraf terlebih dahuli di awali dengan kalimatkalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu dapat berupa perincianperincian, analisis dan deskripsi, contoh-contoh, dan sejumlah pemaparan serta argumentasi.
3. Kalimat Utama di Awal Paragraf Kalimat utama yang ada di awal paragraf demikian itu, perincian dan jabaran bagi kalimat utama tersebut akan menyertainya pada kalimat-kalimat yang berikutnya. Biasanya kalimat-kalimat yang menyertai kalimat utama yang berada di awal paragraf itu akan berupa perincian-perincian, contohcontoh, keterangan-keterangan, deskripsi dan analisis. Alur pikiran yang lazim diterapkan dalam paragraf dengan kalimat utama yang berada di awal paragraf demikian adalah deduktif. Kalimat Utama di Akhir Paragraf Kalimat pokok yang yang tempatnya di akhir paragraf terlebih dahuli di awali dengan kalimat-kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu dapat berupa perincian-perincian, analisis dan deskripsi, contoh-contoh, dan sejumlah pemaparan serta argumentasi. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa kalimat topik yang berada di akhir paragraf itu fungsinya yang paling utama adalah untuk menyimpulkan. Alur pikir yang lazim diterapkan dalam
paragraf dengan kalimat utama yang berada di akhir paragraf adalah alur pikir induktif. Kalimat Utama di dalam Paragraf Kalimat utama juga dimungkinkan terdapat dalam paragraf. Paragraf ini disebut disebut sebagai paragraf ineratif. Jadi, di dalam paragraf model ineratif ini, kalimat utama yang terdapat di tengah paragraf. Kalimat Utama di Awal dan di Akhir Paragraf Bilamana dikaitkan dengan alur pikir, paragraf yang kalimat utamanya di awal disebut sebagai deduktif, kalimat utama yang terletak di akhir paragraf desebut sebagai induktif. Kemudian paragraf yang kalimat utamanya di awal dan di akhir paragraf demikian ini disebut sebagai paragraf yang beralur pikir abduktif. Kalimat Utama Tersirat Sebuah paragraf dalam bahasa Indonesia itu tidak secara kasat mata menunjukkan kalimat utamanya. Akan tetapi, harus tetap dicatat bahwa rumusan kalimat utama itu sesungguhnya berada dibalik paragraf itu. 4. Ciri-ciri kalimat utama a. Kalimat bersifat umum. b. Kalimat tersebut dijelaskan oleh kalimat lain. c. Kalimat tersebut memuat kata kunci yang diulang pada kalimat berikutnya. d. Kalimat tersebut mempunyai koherensi dengan kalimat lain (koherensi = kesinambungan) Tanda-tanda koherensi: 1) Pengulangan kata kunci. 2) Adanya kata ganti. 3) Adanya kata tugas (kata penghubung, kata sambung, dsb). e. Apabila paragraf tersebut paragraf induktif, kalimat terakhir berupa kesimpulan yang ditandai dengan kata jadi, memang demikian, yang penting, intinya, pokoknya, pada dasarnya, dan sejenisnya.
5. Kalimat utama pada paragraf 1 Kini, koperasi sekolahku sudah berdiri 6. Jenis paragraf pada paragraf 1 Kalimat utama di awal paragraf (deduktif) Jenis paragraf pada paragraf 2 Kalimat utama di awal paragraf (deduktif) 7. Kalimat utama pada paragraf 2 Untuk pengadaan barang dagangan ternyata tidak sulit. 8. Jenis paragraf pada paragraf 3 Kalimat utama di awal paragraf (deduktif) Jenis paragraf pada paragraf 4 Kalimat utama di awal paragraf (deduktif) Jenis paragraf pada paragraf 5 Kalimat utama di akhir paragraf (induktif) 9. Kalimat utama pada paragraf 3 Cara pembayarannya pun tidak harus kontan. Kalimat utama pada paragraf 4 Harga barang yang dijual di koperasi juga tidak mahal. 10. Kalimat utama pada pada paragraf 5 Hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi siswa di kemudian hari.
SOAL INSTRUMEN PENELITIAN POST TEST
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IV/2
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat! 1. Apa pengertian dari kalimat utama? 2. Sebutkan jenis-jenis paragraf pada kalimat utama? 3. Jelaskan jenis-jenis paragraf pada kalimat utama? 4. Jelaskan ciri-ciri kalimat utama? 5. Tentukan kalimat utama pada paragraf 1 dalam bacaan “Koperasi Sekolah”? 6. Tentukan jenis paragraf pada paragraf 1 dan 2 dalam bacaan “Koperasi Sekolah”? 7. Tentukan kalimat utama pada paragraf 2 dalam bacaan “Koperasi Sekolah”? 8. Tentukan jenis paragraf pada paragraf 3, 4, dan 5 dalam bacaan “Koperasi Sekolah”? 9. Tentukan kalimat utama pada paragraf 3, dan 4 dalam bacaan “Koperasi Sekolah”? 10. Tentukan kalimat utama pada paragraf 5 dalam bacaan “Koperasi Sekolah”?
KUNCI JAWABAN 1. Pengertian kalimat utama Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama juga sering disebut sebagai kalimat topik 2. Jenis-jenis paragraf Jenis-jenis paragraf pada kalimat utama yaitu: Kalimat utama di awal paragraf (deduktif) Kalimat utama di akhir paragraf (induktif) Kalimat utama di dalam paragraf (ineratif) Kalimat utama di awal dan di akhir paragraf (abduktif) Kalimat utama tersirat 3. Kalimat Utama di Awal Paragraf Kalimat utama yang ada di awal paragraf demikian itu, perincian dan jabaran bagi kalimat utama tersebut akan menyertainya pada kalimat-kalimat yang berikutnya. Biasanya kalimat-kalimat yang menyertai kalimat utama yang berada di awal paragraf itu akan berupa perincian-perincian, contohcontoh, keterangan-keterangan, deskripsi dan analisis. Alur pikiran yang lazim diterapkan dalam paragraf dengan kalimat utama yang berada di awal paragraf demikian adalah deduktif. -Kalimat Utama di Akhir Paragraf Kalimat pokok yang yang tempatnya di akhir paragraf terlebih dahuli di awali dengan kalimat-kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu dapat berupa perincian-perincian, analisis dan deskripsi, contoh-contoh, dan sejumlah pemaparan serta argumentasi. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa kalimat topik yang berada di akhir paragraf itu fungsinya yang paling utama adalah untuk menyimpulkan. Alur pikir yang lazim diterapkan dalam paragraf dengan kalimat utama yang berada di akhir paragraf adalah alur pikir induktif.
-Kalimat Utama di dalam Paragraf Kalimat utama juga dimungkinkan terdapat dalam paragraf. Paragraf ini disebut disebut sebagai paragraf ineratif. Jadi, di dalam paragraf model ineratif ini, kalimat utama yang terdapat di tengah paragraf. -Kalimat Utama di Awal dan di Akhir Paragraf Bilamana dikaitkan dengan alur pikir, paragraf yang kalimat utamanya di awal disebut sebagai deduktif, kalimat utama yang terletak di akhir paragraf desebut sebagai induktif. Kemudian paragraf yang kalimat utamanya di awal dan di akhir paragraf demikian ini disebut sebagai paragraf yang beralur pikir abduktif. -Kalimat Utama Tersirat Sebuah paragraf dalam bahasa Indonesia itu tidak secara kasat mata menunjukkan kalimat utamanya. Akan tetapi, harus tetap dicatat bahwa rumusan kalimat utama itu sesungguhnya berada dibalik paragraf itu. 4. Ciri-ciri kalimat utama a. Kalimat bersifat umum. b. Kalimat tersebut dijelaskan oleh kalimat lain. c. Kalimat tersebut memuat kata kunci yang diulang pada kalimat berikutnya. d. Kalimat tersebut mempunyai koherensi dengan kalimat lain (koherensi = kesinambungan) Tanda-tanda koherensi: 1) Pengulangan kata kunci. 2) Adanya kata ganti. 3) Adanya kata tugas (kata penghubung, kata sambung, dsb). e. Apabila paragraf tersebut paragraf induktif, kalimat terakhir berupa kesimpulan yang ditandai dengan kata jadi, memang demikian, yang penting, intinya, pokoknya, pada dasarnya, dan sejenisnya. 5. Kalimat utama pada paragraf 1 Kini, koperasi sekolahku sudah berdiri
6. Jenis paragraf pada paragraf 1 Kalimat utama di awal paragraf (deduktif) Jenis paragraf pada paragraf 2 Kalimat utama di awal paragraf (deduktif) 7. Kalimat utama pada paragraf 2 Untuk pengadaan barang dagangan ternyata tidak sulit. 8. Jenis paragraf pada paragraf 3 Kalimat utama di awal paragraf (deduktif) Jenis paragraf pada paragraf 4 Kalimat utama di awal paragraf (deduktif) Jenis paragraf pada paragraf 5 Kalimat utama di akhir paragraf (induktif) 9. Kalimat utama pada paragraf 3 Cara pembayarannya pun tidak harus kontan. Kalimat utama pada paragraf 4 Harga barang yang dijual di koperasi juga tidak mahal. 10. Kalimat utama pada pada paragraf 5 Hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi siswa di kemudian hari.
PEDOMAN PENSKORAN PRETEST 1.
2.
3.
Kriteria Jawaban Siswa tidak memberikan jawaban Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat Siswa menjawab “Kalimat Utama/pikiran utama/pokok pikiran” Siswa menjawab “Ide pokok dalam suatu paragraf” Siswa menjawab “Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama juga sering dsebut sebagai kalimat topik”
Skor 0 1
Kriteria Jawaban Siswa tidak memberikan jawaban Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat Siswa menjawab “Jenis paragraf terdiri dari kalimat utama di awal paragraf (deduktif) dan di akhir paragraf (induktif)” Siswa menjawab “Jenis paragraf terdiri dari 5” Siswa menjawab “Jenis paragraf di awal paragraf (deduktif), di akhir paragraf, di dalam paragraf, di awal dan di akhir paragraf, dan kalimat utama tersirat”
Skor 0 1
Kriteria Jawaban Siswa tidak memberikan jawaban Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat Siswa menjawab “kalimat utama di awal paragraf beserta penjelasannya” Siswa menjawab “perbedaan kalimat utama di awal dan di akhir paragraf beserta penjelasannya tidak tepat” Siswa menjawab perbedaan kalimat utama di awal dan di akhir paragraf beserta penjelasan nya dengan tepat
Skor 0 1 2
2 3 4
2 3 4
3
4
4.
5.
6.
7.
Kriteria Jawaban Siswa tidak memberikan jawaban Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat Siswa menjawab “Kalimat bersifat umum” Siswa menjawab “kalimat utama bersifat umum, kalimat utama dijelaskan oleh kalimat lain, dan kalimat utama memuat kunci yang diulang pada kalimat berikutnya” Siswa menjawab ciri-ciri kalimat utama dengan tepat
Skor 0 1 2
Kriteria Jawaban Siswa tidak memberikan jawaban Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat Siswa menjawab “kini” Siswa menjawab “kin, koperasi sekolahku” Siswa menjawab “kini, koperasi sekolahku sudah berdiri”
Skor 0 1 2 3
Kriteria Jawaban Siswa tidak memberikan jawaban Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat Siswa menjawab “sama-sama kalimat utama di awal paragraf (deduktif)” saja Siswa menjawab “paragraf 1 dan paragraf 2 (deduktif) ” Siswa menjawab “Paragraf 1 : Kalimat utama di awal
Skor 0 1
3 4
4
2 3
paragraf (deduktif) dan Paragraf 2 : Kalimat utama di awal paragraf (deduktf) ”
4
Kriteria Jawaban Siswa tidak memberikan jawaban Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat Siswa menjawab “Untuk pengadaan barang” saja Siswa menjawab “Untuk pengadaan barang dagang” saja Siswa menjawab “Untuk pengadaan barang dagangan
Skor 0 1 2 3
ternyata tidak sulit” dengan tepat
4
8.
Kriteria Jawaban Siswa tidak memberikan jawaban Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat Siswa menjawab “jenis kalimat utama paragraf 3” saja Siswa menjawab “Jenis kalimat utama paragraf 3 dan 4” saja Siswa menjawab “Jenis kalimat utama paragraf 3, 4, dan 5” dengan tepat
Skor 0 1 2 3 4
]
9.
Kriteria Jawaban Siswa tidak memberikan jawaban Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat Siswa menjawab “Kalimat utama paragraf 3” saja Siswa menjawab “Kalimat utama paragraf 3 dan 4” tidak tepat Siswa menjawab “Kalimat utama paragraf 3 dan 4” dengan tepat
10.
Kriteria Jawaban Siswa tidak memberikan jawaban Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat Siswa menjawab “Hal ini merupakan pengalaman berharga” saja Siswa menjawab “Hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi siswa” saja Siswa menjawab “Hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bag siswa di kemudian hari” dengan tepat
Skor 0 1 2 3 4
Skor 0 1 2 3 4
Skor jadi yang diperoleh siswa yang menjawab suatu butir soal uraian ditetapkan dengan jalan membagi skor mentah yang diperoleh dengan skor mentah maksimumnya kemudian dikalikan dengan bobot soal tersebut. Rumus yang dipakai untuk penghitungan skor butir soal (SBS) adalah :
SBS
a c b
Keterangan: SBS
= skor butir soal
A
= skor mentah yang diperoleh siswa untuk butir soal
B
= skor mentah maksimum soal
C
= bobot soal
PEDOMAN PENSKORAN POST TEST 1.
2.
3.
Kriteria Jawaban Siswa tidak memberikan jawaban Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat Siswa menjawab “Kalimat Utama/pikiran utama/pokok pikiran” Siswa menjawab “Ide pokok dalam suatu paragraf” Siswa menjawab “Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama juga sering dsebut sebagai kalimat topik”
Skor 0 1
Kriteria Jawaban Siswa tidak memberikan jawaban Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat Siswa menjawab “Jenis paragraf terdiri dari kalimat utama di awal paragraf (deduktif) dan di akhir paragraf (induktif)” Siswa menjawab “Jenis paragraf terdiri dari 5” Siswa menjawab “Jenis paragraf di awal paragraf (deduktif), di akhir paragraf, di dalam paragraf, di awal dan di akhir paragraf, dan kalimat utama tersirat”
Skor 0 1
Kriteria Jawaban Siswa tidak memberikan jawaban Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat Siswa menjawab “dua paragraf yaitu di awal paragraf dan di akhir paragraf beserta penjelasannya” Siswa menjawab “tiga jenis-jenis paragraf beserta penjelasan nya dengan tepat” Siswa menjawab lima jenis-jenis paragraf beserta penjelasan nya dengan tepat
Skor 0 1 2
2 3 4
2 3 4
3 4
4.
5.
6.
7.
Kriteria Jawaban Siswa tidak memberikan jawaban Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat Siswa menjawab “Kalimat bersifat umum” Siswa menjawab “kalimat utama bersifat umum, kalimat utama dijelaskan oleh kalimat lain, dan kalimat utama memuat kunci yang diulang pada kalimat berikutnya” Siswa menjawab ciri-ciri kalimat utama dengan tepat
Skor 0 1 2
Kriteria Jawaban Siswa tidak memberikan jawaban Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat Siswa menjawab “kini” Siswa menjawab “kin, koperasi sekolahku” Siswa menjawab “kini, koperasi sekolahku sudah berdiri”
Skor 0 1 2 3
Kriteria Jawaban Siswa tidak memberikan jawaban Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat Siswa menjawab “sama-sama kalimat utama di awal paragraf (deduktif)” saja Siswa menjawab “paragraf 1 dan paragraf 2 (deduktif) ” Siswa menjawab “Paragraf 1 : Kalimat utama di awal
Skor 0 1
3 4
4
2 3
paragraf (deduktif) dan Paragraf 2 : Kalimat utama di awal paragraf (deduktf) ”
4
Kriteria Jawaban Siswa tidak memberikan jawaban Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat Siswa menjawab “Untuk pengadaan barang” saja Siswa menjawab “Untuk pengadaan barang dagang” saja Siswa menjawab “Untuk pengadaan barang dagangan
Skor 0 1 2 3
ternyata tidak sulit” dengan tepat
4
8.
Kriteria Jawaban Siswa tidak memberikan jawaban Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat Siswa menjawab “jenis kalimat utama paragraf 3” saja Siswa menjawab “Jenis kalimat utama paragraf 3 dan 4” saja Siswa menjawab “Jenis kalimat utama paragraf 3, 4, dan 5” dengan tepat
Skor 0 1 2 3 4
]
9.
Kriteria Jawaban Siswa tidak memberikan jawaban Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat Siswa menjawab “Kalimat utama paragraf 3” saja Siswa menjawab “Kalimat utama paragraf 3 dan 4” tidak tepat Siswa menjawab “Kalimat utama paragraf 3 dan 4” dengan tepat
10.
Kriteria Jawaban Siswa tidak memberikan jawaban Siswa menjawab akan tetapi jawaban tidak tepat Siswa menjawab “Hal ini merupakan pengalaman berharga” saja Siswa menjawab “Hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi siswa” saja Siswa menjawab “Hal ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bag siswa di kemudian hari” dengan tepat
Skor 0 1 2 3 4
Skor 0 1 2 3 4
Skor jadi yang diperoleh siswa yang menjawab suatu butir soal uraian ditetapkan dengan jalan membagi skor mentah yang diperoleh dengan skor mentah maksimumnya kemudian dikalikan dengan bobot soal tersebut. Rumus yang dipakai untuk penghitungan skor butir soal (SBS) adalah :
SBS
a c b
Keterangan: SBS
= skor butir soal
A
= skor mentah yang diperoleh siswa untuk butir soal
B
= skor mentah maksimum soal
C
= bobot soal
DAFTAR NILAI PRETEST DAN POSTTEST EKSPERIMEN KELAS IV SDN CEMPAKA PUTIH 1 KOTA TANGERANG SELATAN
No.
Nama Siswa
Pretest
Posttest
70 50 52.5 60
80 70 72.5 75
62.5 50
82.5 62.5
67.5 70
70 75
50 57.5
57.5 62.5
50 47.5
75 62.5
40 52.5 50 57.5 55 52.5 50 47.5 40 50
60 70 67.5 65 62.5 75 62.5 60 60 60
Jumlah
1182.50
1487.50
Rata-Rata
53.7500
67.6136
1 2 3 4 5
AJENG REGINA FORTUNA
6 7 8 9
FADILLAH SAPUTRA
10 11 12 13
MUJIBURROCHMAN
14 15
ROSALIA SANTOSO
16 17
TEGUH HERMAWAN
18 19 20 21 22
WINDI JUDHITIA
ALBI ARYA PANGESTU DAFFI RIZKY SETYAWAN DEWI SAFITRI EKSHANANDA ALIFIO FAIZAL KHAIRUL ANAM LATIFAH WAHYU RAHMADANI MASFUFAH LAILANI NAZWAH PUTRI HAMIDAH PUTRI WINANDA ROFIK DWI KURNIAWAN SUCI RAHMA VITA NUR FAUZIAH ADINDA PUTRI PRADITA NABILA SORAYA OEMAR AFGAN ERI DIANING PUTRI
DAFTAR NILAI PRETEST DAN POSTTEST KONTROL KELAS IV SDN CEMPAKA PUTIH 1 KOTA TANGERANG SELATAN
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nama Siswa JUNAIDI. M ABDUL ROJAK VIRGO PRATAMA NURHALIZA NADHILA MAHARANI ADITYA PANJI PRATAMA ALVIANA ROSA ANNISA NURWULANJANI DIMAS LUKMAN NURHAKIM DWIGHT SILVESTER AULIA ARDELIA SAKHI HADID MUHAROMI MEIVA VIKTORIA MIRZA SYAIRA M. FARIS FATIN M. NAUVAL HILMI M. RIFALDI M. SYAUQI NABILA PUTRI JULIA SYAHLA ASHILA H TARAYILLA SETIA Z ALDI ARDIANSYAH
Jumlah Rata-Rata
Pretest
Posttest
50 30 42.5 40
67.5 60 67.5 60
30 32.5
50 57.5
40 47.5 37.5 50
62.5 60 62.5 67.5
32.5 47.5 50 40 52.5 30
50 62.5 72.5 70 60 50
55 47.5
62.5 70
40 30
60 50
52.5 40
60 52.5
917.50 41.7045
1335.00 60.6818
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR (UTS) MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV A
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nama Siswa AJENG REGINA FORTUNA ALBI ARYA PANGESTU DAFFI RIZKY SETYAWAN DEWI SAFITRI EKSHANANDA ALIFIO FADILLAH SAPUTRA FAIZAL KHAIRUL ANAM LATIFAH WAHYU RAHMADANI MASFUFAH LAILANI MUJIBURROCHMAN NAZWAH PUTRI HAMIDAH PUTRI WINANDA ROFIK DWI KURNIAWAN ROSALIA SANTOSO SUCI RAHMA TEGUH HERMAWAN VITA NUR FAUZIAH WINDI JUDHITIA ADINDA PUTRI PRADITA NABILA SORAYA OEMAR AFGAN
B.Indonesia 81 62 65 72 72 62 75 75 62 62 66 65 65 65 70 75 66 85 80 70
Jumlah
63 65 1523.00
Rata-Rata
69.2273
ERI DIANING PUTRI
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR (UTS) MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV B No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nama Siswa JUNAIDI. M ABDUL ROJAK VIRGO PRATAMA NURHALIZA NADHILA MAHARANI ADITYA PANJI PRATAMA ALVIANA ROSA ANNISA NURWULANJANI DIMAS LUKMAN NURHAKIM DWIGHT SILVESTER AULIA ARDELIA SAKHI HADID MUHAROMI MEIVA VIKTORIA MIRZA SYAIRA M. FARIS FATIN M. NAUVAL HILMI M. RIFALDI M. SYAUQI NABILA PUTRI JULIA SYAHLA ASHILA H TARAYILLA SETIA Z ALDI ARDIANSYAH
Jumlah Rata-Rata
B.Indonesia 75 60 62 70 70 60 72 70 62 62 60 65 65 65 70 65 66 75 75 66 60 65 1460.00 66.3636
DAFTAR NILAI TES KEMAMPUAN KECEPATAN MEMBACA
No.
Nama Siswa
Kecepatan Membaca
1
AJENG REGINA FORTUNA
160 kpm
2 3
ALBI ARYA PANGESTU
126 kpm
DAFFI RIZKY SETYAWAN
100 kpm
4 5
DEWI SAFITRI
128 kpm
EKSHANANDA ALIFIO
153 kpm
6 7 8 9 10 11
FADILLAH SAPUTRA
91 kpm
FAIZAL KHAIRUL ANAM
90 kpm
LATIFAH WAHYU RAHMADANI
99 kpm
MASFUFAH LAILANI
96 kpm
MUJIBURROCHMAN
97 kpm
NAZWAH PUTRI HAMIDAH
100 kpm
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
PUTRI WINANDA
120 kpm
ROFIK DWI KURNIAWAN
144 kpm
ROSALIA SANTOSO
98 kpm
SUCI RAHMA
120 kpm
TEGUH HERMAWAN
144 kpm
VITA NUR FAUZIAH
155 kpm
WINDI JUDHITIA
128 kpm
ADINDA PUTRI PRADITA
108 kpm
NABILA SORAYA
153 kpm
OEMAR AFGAN
112 kpm
22
ERI DIANING PUTRI
126 kpm
Jumlah Rata-Rata
2648 kpm 126.3636 kpm
Gambar Proses Pembelajaran Kelas Kontrol dan Eksperimen SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan
Pretest kelas Eksperimen
Pretest Kelas Kontrol
Proses Pembelajaran
Kegiatan tes kemampuan membaca cepat
Proses Pelaksanaan Post Test
r -@, rgry-u ia6r&l
KEMENTERIAN AGAMA I.'INJAKARTA FITK
FORM(FR)
J!. !t. H JEN? tlo 95 Ciputet15412lnderesh
No. Dokumen : : Tgl.Terbit No. Revisi: :
FITK-FR-AKD-085 1 Maret2010 01
t-|al
PERMOHONA N SURATBIMBINGANSKRIPSI Nomor Lampiran Perihal
Jakarta.l3Februari2014
: Istimewa : SatuberkasProposal : BimbinganSkripsi KepadaYth. Ka. SubbagAkademik & Kemahasiswaan Fakultasllmu Tarbiyah dan Keguruan di Tempat
Assalamu'alaihumwr. wb. Yang bertandatangandi bawahini Nama NIM Jurusan/Prodi Semester
Hilma Silmy
ll r00r8300043 PendidikanGuruMadrasahlbtidaiyah(PGMI) Vlll (Delapan)
salatr permohonan Denganini mengajukan suratbimbinganskripsi,sebagai programS-l (Stratal) UIN SyarifHidayatullah satusyaratmenyelesaikan Jakarta. Adapunjudul skripsiyangdiqiukanadalah: "PENERAPANTEKhIIKMEMBACA CEPATDALAM MENEMUKAN KALTMATUTAMA PADA SISWAKELASIV SDNCEMPAKAPUTIH 1'' DosenPembirn bingSkrips Pembimbing I : Pembimbing II : Sebagaibahanpertimbangansayalampirkan proposal. Demikian permohonanini sayasampaikan,atasperhatiannyadiucapkan terimakasih. Wassalamu'alaihtm wr. wb.
I 013 Tembusan: l. DosenPenasehat Akademik
,.{
HihnaSilmy NIM. 1110018300043
lt
@, Lk€lrl lrrrhl
KEMENTERIAN AGAMA U I NJ A K A R T A FITK
No.Dokumen : T g l .T e r b i t : No.Revisi: Hal
FORM(FR)
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
FITK-FR-AKD-081 'l Maret 2010
01 1t1
S U R A TB I M B I N G A NS K R I P S I Nomor : Un.O1/F.1/KM.0I .Zt*!.?..tZOt+ L a m p .: Hal : BimbinganSkripsi
Jakarta, l3 Februari2014
KepadaYth. Ahmad Bahtiar,M. Hurn, Pembinrbing Skipsi FakultasIhnu Tarbiyahdan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. AssctIctmu' al aikum wr.w b. Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II (materi/teknis)penulisanskripsi mahasiswa: Nama
Hilma Silmy
NIM
1r10018300043
Jurusan
Pendidikan GuruMadrasah lbtidaivah
Semester
VIII (Delapan)
Judul Skripsi
PenerapanTeknik MembacaCepatDalam MenemukanKalimat Utarna Pada SisrvaKelas IV SDN Cempaka Putih I
Jndul tersebuttelah disetujui oleh Jurusanyang bersangkutanpada tanggal13 Februari 2014, abstraksi/outline terlampir. SaudaradapatmelakukanperubahaniJdaksionalpada judul. tersebut.Apabila perubahansubstansialdianggapperlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusanterlebihdahulu. B,imbinganskripsi ini diharapkanselesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjangselama6 (enam)bulanberikutnyatanpasuratperpanjangan. Atas perhatiandankerja samasaudara,kami ucapkanterimakasih. Wassalamu'alaikwnwr.wb.
--:a.RDe
r;ffi
't,,LI Tembusan: l. DekanFII'K 2. Mahasiswa ybs.
t
,*
w
MA.
lr 07 200701 l 013
KEMENTERIAN AGAMA UINJAKARTA FITK
FORM(FR)
Jl. k. H. JMt & No 95 Cinud 15412in*]nesia
No.Dokumen : Tgl.Terbit :
FITK-FR-AKD-082 1 Maret2010
No. Revisi: Hal
01 1t1
:
IZINPENELITIAN SURATPERMOHONAN Nomor: Un.01/F. .st.*J.?!.noM 1/KM.01 Lamp.: autlinerProposal Hal :Permohonan lzinPenelitian
Jakarta,11Maret2014
KepadaYth. KepalaSekolahSDNCempakaPutih1 di Tempat Assalamu'alaikumwr.wb. Denganhormatkamisampaikan bahwa, N a ma
:H i l maSilmy
NIM
:1110018300043
Jurusan
: Pendidikan lbtidaiyah GuruMadrasah
Semester
:Vlll (Delapan)
JudulSkripsi: PenerapanTeknikMembacaCepat untuk MenemukanKalimat UtamapadaSiswaKelaslV SDN CempakaPutih1 KotaTangerang Selatan adalahbenarmahasiswa/i FakultasllmuTarbiyahdan KeguruanUINJakartayang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakanpenelitian (riset) di instansi/sekolah/mad rasahyang Saudarapimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkanmahasiswatersebut penelitian melaksanakan dimaksud. Atasperhatiandan kerjasamaSaudara,kamiucapkanterimakasih. Wassalamu'alaikum wr.wb.
1 013 Tembusan: 1. DekanFITK 2. PembantuDekanBidangAkadeitik yangbersangkutan 3. Mahasiswa
1
,{
PEMERNTAH KOTA TAI{GERANG SELATAN UPT PEI{DIDIKAN CIPUTAT TIMUR SDN CEMPAKA PUTIH I No.l. Kel. CempakaPltih Ke. CiputatTimur l54l2.KotaTangsangSelatan- PropinsiBaf,ten.Telp.021-7491879 Jl. Jsmbu.RT.OO7/05. Email : rdtsea0-akaputu$g'@$Lop-.sa.id webshe : h!tp;ld!9a!lqp3lc0!!dhj--le!gisl,-biassDl,!s!tt
SURAT KETBRANGAN gtg /SDN-CPI|M2}|4 Nomor: 421.21
Yang bertandatangan dibawah ini Kepala SDN CempakaPutih 1 Dinas Pendidikan KecamatanCiputat Timur Kota TangerangSelatanProvinsi Bantendenganini menerangkanbahwa :
Nama NIP Jabatan Pangkat/ Golongan Unit Kerja
,;;
bahwa: Menerangkan Nama NIM Jeniskelamin Penelitian JenjangPendidikan Mahasisrva
SARMILI, S.Pd r0 197402l00r 195408 PutihI KepalaSekolahSDNCempaka Pembinai IV b SDN CempakaPutihI KecamatanCiputatTimur Kota TangerangSelatanProv.Banten HILMA SILMY I I 1 0 018300043 Perentpuan KelasIV S1/ PGMI IslamNegeriSyarifHidayatullahJakarla) UIN (Universitas
Dengan ini nama tcrsebut diatas telah melakukan penelitian Skripsi denganjudul : PenerapanTeknik Membaca cepat untuk Menemukan Kalimat Utama pada Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota TangerangSelatan. Demikian Surat Keteranganini kami buat, agar dapatdipergunakansebagaimanamestinya.
CiputatTimur,13Mei 2014 PrrtihI
ql}-(ird
t0 1974021001
BIODATA PENULIS
Hilma Silmy, NIM. 1110018300043, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Penulis lahir di Tangerang, 30 Januari 1993. Bertempat tinggal di Jalan Kramat Rt. 002 Rw. 010 Pondok Ranji Kelurahan Rengas Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. Banten 15412. Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Orangtua penulis ialah Bapak Ardi Noor HB dan Ibu Aty Suryati. Riwayat pendidikan penulis, diawali dari SDN Pondok Ranji 1 tamat tahun 2004-2005, MTS Islamiyah Ciputat tahun pelajaran 2006-2007, MAN 11 Jakarta tahun pelajaran 2009/2010, Perguruan Tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lulus tahun 2014. Pengalaman organisasi; OSIS, BEMJ PGMI, PPI MA (Purna Paskibraka Indonesia Madrasah Aliyah) Kota Administrasi Jakarta Selatan. Motto; Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal. Kejarlah cita-cita mu sampai ke negeri Mekkah dan Eropa. Bismillah, Skripsi ini ku persembahkan untuk orangtua tercinta.