MINAT MEMBACA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SMAN 10 KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh Nurhadi Muhammad NIM: 1110013000054
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
LEMBAR PENGESAHAI..{ MINAT MEMBACA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SMAN 10 KOTA TAI{GERANG SELATAN
Skripsi Diajukan kepada: Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.pd.)
Oleh:
Nurhadi Muhammad NIM. 1110013000054
Di bawah Bimbingan
Drs. Cecep Suhendi" M.Pd. NrP. 196010171987031001
JT]RTISAN PENDIDIKAI{ BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGTIRUAN T]NTYERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF TIIDAYATTiLLAII
JAKARTA 2015
LEMBAR PENGE SAHAN PEMBIMBII\G
Skripsi berjudul (MTNAT MEMBACA Bur(U TEKS BAHASA TNDONESTA
SISWA KELAS
X SMAN 10 KOTA TANGERANG
SELATAN', yang
disusun oleh:
Nama
:
NIM
:11100130000s4
Jurusan
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas
:
Nurhadi Muhammad
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya Ilmiah dan berhak untuk diajukan pada siding munaqasah dengan ketentuan yang telah ditetapkan
Jakarta, 24
hru2015
Yang Mengesahkan,
Pembimbing Skripsi
Drs. Cecep Suhendi, M.Pd.
Nm. 196010171987031001
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul Minat Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia Siswa Kelas X
l0 Kota Tangerang
SMAN
selatan disusun oleh NURFIADI MUHAMMAD
Nomor Induk Mahasiswa 1110013000054, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
IIIN
Syarif Hidayatullat JaJ<arta dan telah dinyalakan
lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 13 Juli 2015 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana sl (s.pd) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jakarta, l3 Juli 2015
Panitia Ujian Munaqosah Ketua Panitia (Ketua JurusanlProdi
Tanggal
Tanda Tangan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
g orLhr
Makvun Subuki" M.Hum. MP. 19800305 200901 1 015
zotr
Sekretaris ( Sekretaris JurusanlProdi Penr.Ii di
kan
Ra h a-sa ela.n Sastra
Indonesi
a,)
8ok'hLa'q'tr
Dona Aii Karunia P.. M.A. }\IIP. 198404A9 2A1101 I 015 Penguji
I
T)ra. Mahmudah Eitrivah" 7,J.^. M.PdNIP. 19640212 199703 2 001 Penguji
II
ok6&v
ttrtr
--v-:
W, z
B ovtgern,, 4kfr7 lt
Ilr. Elvi Susanti. M.Pd. }\IIP. 19680801200801 2arc
Dekan F
I
@W
Ilmu Tarbi
NIP. 1955042
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nurhadi Muhammad
Nama
:
NIM
:1110013000054
Jurusan
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Alamat
: Jl. Swadaya RT 008/05 Kelurahan
Parung Serab,
Ciledug- Tangerang.
MENYATAKAN DENGAN SBSUNGGUIINYA Bahwa Skripsi berjudul o6Minat Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan" adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
NamaPembimbing :Drs. Cecep Suhendi, M.Pd.
NIP Jurusan
:196010171987031001 :
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Demikian surat pernyataan
ini
Saya buat dengan sesungguhnya dan Saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 24
lunt20l5
ABSTRAK Nurhadi Muhammad; NIM: 1110013000054 “Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan.” Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan pada bulan April 2015, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan. Secara umum minat dapat diartikan rasa suka terhadap suatu hal yang dapat menimbulkan kesenangan di dalam hati, dari kesenangan yang ditimbulkan tersebut dapat menumbuhkan motivasi di dalam diri yang berdampak terhadap hasil yang akan didapat. Minat dapat timbul dari dalam diri sendiri karena adanya keinginan untuk mencapai suatu hal. Keluarga dan lingkungan bermain merupakan faktor utama dalam menanamkan, membina, dan membentuk minat membaca pada anak. Orang tua perlu menanamkan kesadaran akan pentingnya membaca. Dengan membaca, seseorang dapat menambah pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan subyek penelitian siswa kelas X yang berjumlah 267 siswa yang terbagi dalam 7 kelas. instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pernyataan berupa angket yang kemudian diberikan kepada objek penelitian, yaitu siswa SMAN 10 Kota Tangerang Selatan. Selain angket, peneliti juga menggunakan instrumen daftar pertanyaan wawancara yang digunakan untuk mengajukan pertanyaan kepada guru bahasa dan sastra Indonesia untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia. Data hasil pengamatan kemudian dianalisis dengan perhitungan perolehan rata-rata persentase minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia siswa Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan dikategorikan rendah.
Kata Kunci: minat, membaca, buku teks
i
ABSTRACT Nurhadi Muhammad; NIM: 1110013000054 “Interest in Reading Books Indonesia Language Lessons Class X Student of SMAN 10 South Tangerang.” This study was conducted at SMAN 10 South Tangerang in April 2015, which aims to determine how the students interest in reading books Indonesia language lessons class X student of SMAN 10 South Tangerang. In general, the interest can be defined as the taste of love against a things that may give rise to pleasure in our hearts, from the pleasure brought about that can spawns motivations inside that can be affect the result obtained. Interest can arise from within because there is the desire achieve something. Family and neighborhood play is a major factor in the embed, foster, and formed the interest reading in children. Parents need to instill an awareness of the importance of reading. By reading, one can add to the science that is not yet known. This study aims to determine how interest in reading books Indonesia language lessons class X SMAN 10 South Tangerang. The methods used in this study using the method of qualitative description, this subject of this research is student class X that amounted to 267 students which is divided into 7 classes. The instruments used in this study in the form of a list of questionnaire statements, question form is given to the object of research, the object is a student of SMAN 10 South Tangerang. In addition to the questionnaire, researcher also use list of interview questions that are used to ask a teacher of Indonesia language with the purpose of obtaining accurate information regarding the interest read Indonesia language textbooks. Data observations analyzed by count percentage interest in reading books Indonesia language lessons. Based on the results of analysis, it can be concluded the interest to read Indonesia language textbooks, student class X SMAN 10 South Tangerang categorized low in reading. Keywords: interest, reading, text book
ii
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt. yang senantiasa penulis ucapkan sebagai ungkapan rasa syukur atas segala limpahan nikmat, rahmat, dan anugerahNya kepada penulis, sehingga dapat terselesaikan dengan baik sebuah skripsi sebagai syarat dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.), yang mudahmudahan dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca karya ini. Selawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad Saw. yang telah membimbing umatnya ke jalan yang benar. Penulis sadar bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan bimbingan serta bantuan baik moril maupun materil kepada penulis. Sudah menjadi kepatutan sebagai rasa terimakasih penulis sampaikan kepada: 1.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Makyun Subuki, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
3.
Dra. Hindun, M.Pd. selaku dosen Pembimbing Akademik.
4.
Drs. Cecep Suhendi, M.Pd. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, memberi motivasi dan memberi arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5.
Seluruh dosen dan staf Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah berjasa memberikan ilmu, arahan, dan motivasi kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh perkuliahan dengan baik.
6.
Drs. H. Agus Purwanto selaku kepala sekolah SMAN 10 Kota Tangerang Selatan beserta jajaran yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan observasi dan penelitian di sekolah.
iii
iv
7.
Dra. Dwi Antiningsih. Selaku guru bahasa dan sastra Indonesia SMAN 10 Kota
Tangerang
Selatan
yang
telah
membantu
penulis
dalam
melaksanakan penelitian. 8.
Kedua orang tua, Ayah M. Jaelani H.T, S.Ag dan Ibunda Nurlenih yang telah membesarkan, mengasuh, dan tak pernah letih memberikan doa; semangat; serta dukungan moril dan materil kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
9.
Kakanda Nurhafidz Felani, S.Si dan adinda Muhammad Nurhikamudin yang selalu memberikan semangat dalam proses penulisan skripsi.
10. Kawan-kawan seperjuangan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2010 khusunya kelas B yang selalu menemani di kala suka maupun duka. Akhirnya penulis hanya bisa memanjatkan doa kepada Allah SWT. semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis dapat dibalas oleh Allah SWT. dengan kebaikan yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dengan tujuan dapat membangun dan dapat memperbaiki isi dari skripsi ini. Dengan segala kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi diri penulis.
Jakarta, Juni 2015 Penulis
Nurhadi Muhammad
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ..................................................................................
iii
DAFTAR ISI .................................................................................................
v
DAFTAR TABEL .......................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
ix
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..............................................................
4
C. Batasan Masalah .....................................................................
5
D. Perumusan Masalah ................................................................
5
E. Tujuan Penelitian ...................................................................
5
F. Manfaat Penelitian .................................................................
5
LANDASAN TEORI A. Hakikat Minat ........................................................................
7
1. Definisi Minat .................................................................
7
2. Ciri-ciri Minat .................................................................
10
3. Macam-macam Minat .....................................................
10
4. Faktor yang Mempegaruhi Timbulnya Minat ..................
11
B. Hakikat Membaca ..................................................................
12
1. Definisi Membaca ...........................................................
12
2. Tujuan Membaca .............................................................
14
3. Jenis-jenis Membaca .......................................................
15
4. Tahapan Membaca ..........................................................
17
5. Faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca .................
20
6. Menumbuhkan Minat Membaca .....................................
21
C. Hakikat Buku Teks ................................................................
24
1. Definisi Buku Teks .........................................................
24
2. Fungsi Buku teks .............................................................
25
v
vi
BAB III
BAB IV
BAB V
3. Kualitas Buku Teks .........................................................
27
4. Keterbatasa Buku Teks ...................................................
31
D. Penelitian yang Relevan ........................................................
32
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................
34
B. Sumber Data ..........................................................................
34
C. Populasi dan Sampel ..............................................................
34
D. Metode Penelitian ..................................................................
35
E. Teknik Pengumpulan Data .....................................................
36
F. Instrumen Penelitian ..............................................................
38
G. Teknik Analisis Data .............................................................
39
HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMAN 10 Kota Tangerang Selatan .........
40
1. Identitas Sekolah .............................................................
40
2. Sejarah Singkat SMAN 10 Kota Tangerang Selatan ......
40
3. Visi ..................................................................................
41
4. Misi .................................................................................
41
5. Struktur Organisasi .........................................................
42
6. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa .............................
44
B. Hasil Analisis Data ................................................................
47
1. Observasi .........................................................................
47
2. Angket .............................................................................
47
C. Pembahasan ...........................................................................
61
PENUTUP A. Simpulan ................................................................................
65
B. Saran ......................................................................................
65
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
67
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Kisi-kisi Minat Membaca Terhadap Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 4.1
Struktur Organisasi SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
Tabel 4.2
Pembagian Tugas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar SMAN 10 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014 / 2015
Tabel 4.3
Keadaan Siswa SMAN 10 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015
Tabel 4.6
Rasa Suka terhadap Pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 4.7
Rasa Suka terhadap Guru Bahasa Indonesia
Tabel 4.8
Rasa Senang terhadap Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 4.9
Kecenderungan Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia dibandingkan Buku Lain
Tabel 4.10
Kecenderungan Membaca Buku di Sekolah
Tabel 4.11
Kegemaran Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 4.12
Kecenderungan Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Ketika ada Tugas
Tabel 4.13
Membaca Berdasarkan Rasa Keingintahuan
Tabel 4.14
Membaca dapat Menambah Pengetahuan
Tabel 4.15
Hanya Membaca Ketika Ada Materi Pelajaran yang Belum Dipahami
Tabel 4.16
Membaca Berkat Dorongan dari Dalam Diri
Tabel 4.17
Pergi ke Perpustakaan untuk Membaca Buku Pelajaran
Tabel 4.18
Berdiskusi bersama teman ketika ada materi yang belum dipahami
Tabel 4.19
Bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan
Tabel 4.20
Kecenderungan membaca buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai
vii
viii
Tabel 4.21
Kecenderungan untuk Membaca dan Mempelajari Kembali Materi yang Telah Disampaikan
Tabel 4.22
Membaca akan meningkatkan minat belajar
Tabel 4.23
Dapat Mengerjakan Tugas Bahasa Indonesia Berkat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
Tabel 4.24
Segera Melaksanakan Tugas ketika Ditugaskan untuk Membaca Buku Pelajaran
Tabel 4.25
Menghabiskan sebagian waktu luang untuk membaca
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Bumbingan Skripsi
Lampiran 2
Surat Izin Observasi
Lampiran 3
Surat Izin Penelitian
Lampiran 4
Surat Keterangan Sekolah
Lampiran 5
Instrumen Hasil Wawancara
Lampiran 6
Instrumen Hasil Angket Penelitian
Lampiran 7
Skor Angket Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
ix
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bahan bacaan merupakan faktor yang dapat memengaruhi minat membaca seorang anak. Hal ini dapat berpengaruh pada jenis buku, jenis tulisan, dan jenis gambar yang dilihat seorang anak dalam suatu bahan bacaan. Pada umumnya seorang anak akan giat dan rajin membaca pada saat ia membaca buku yang di dalamnya terdapat banyak gambar-gambar yang dapat merangsang anak tersebut untuk membaca. Pada usia dini, anak gemar membaca bahan bacaan yang penuh dengan gambar dan warna, secara tidak langsung hal ini dapat merangsang penglihatan dan pemikiran seorang anak untuk mengenali jenis gambar dan tulisan yang sedang ia lihat. Minat yang dimiliki seorang anak akan sangat berpengaruh pada hasil yang akan ia dapat, hal ini dapat dilihat pada saat seorang anak menjalani proses minat tersebut. Apabila proses yang dijalani berjalan dengan baik, maka bukan hal yang tidak mungkin anak tersebut akan mendapatkan hasil yang sangat membanggakan berdasarkan minatnya tersebut. Minat yang ada dalam diri anak secara tidak sadar akan dikembangkan melalui proses akademis dan non akademisnya. Misalnya saja seorang anak yang memiliki minat pada bidang olah raga futsal. Tanpa ada paksaan dari teman atau orang tuanya, dia akan melakukan latihan dengan giat karena terdorong oleh keinginan yang ada dalam dirinya. Contoh lain dapat dilihat dari seorang anak yang gemar membaca, maka anak tersebut akan menghabiskan waktu luangnya untuk membaca suatu buku yang dirasa menarik untuk dibaca, hal tersebut dapat menggugah selera membaca anak. Ada dua faktor penting yang dapat menumbuhkan minat membaca anak, yaitu: hasrat diri sendiri dan lingkungan. Minat membaca seorang anak tidak dapat dipaksakan, karena minat yang ada dalam diri anak merupakan sifat alamiah yang tumbuh dengan sendirinya tanpa ada paksaan dari pihak luar. Apabila seorang anak berada dalam lingkungan yang rendah membaca, bukan hal yang mustahil minat seorang anak terhadap membaca akan menghilang seiring dengan
1
2
berjalannya waktu. Terlebih faktor lingkungan keluarga yang sangat berpengaruh terhadap minat baca anak. Apabila dalam suatu keluarga menerapkan budaya membaca, maka anak-anak dalam keluarga tersebut akan mengerti betapa besarnya manfaat dari membaca. Keterampilan membaca merupakan keterampilan reseptif bahasa, yang dapat dikembangkan secara tersendiri dan terpisah dari keterampilan menyimak dan berbicara. Akan tetapi, sering kali keterampilan membaca dikembangkan secara terintegrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara.
Agar
keterampilan membaca dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan zaman yang semakin berkembang. Pada masyarakat pedalaman, acapkali mengabaikan keterampilan membaca karena kurangnya bahan bacaan yang tersedia. Hal ini dapat berakibat pada buruknya pengetahuan terhadap masyarakat itu sendiri. Kesadaran dan kemauan masyarakat untuk membaca dapat dilakukan melalui membaca buku bacaan yang dapat meningkatkan keinginan serta kemampuan membaca dengan membaca buku cerita. Dengan meningkatnya kemampuan membaca seseorang, maka dapat berkembang pula pengetahuan yang didapat oleh seseorang pembaca. Selain itu, keterampilan membaca dapat dikembangkan dan diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat luas sebagai pembaca. Dalam penerapannya di sekolah, buku teks bahasa Indonesia yang ada acapkali digunakan sebagai alat formalitas saja. Dalam hal ini, buku tersebut digunakan pada saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Namun, penggunaannya tidak digunakan secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari seberapa sering siswa tersebut menggunakan buku bahasa Indonesia yang dimiliki. Selain itu, pengajaran yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan hanya sekadar menyampaikan materi melalui metode ceramah, sehingga kegiatan utama yang dilakukan siswa ketika berada di dalam kelas hanya sebatas mendengarkan dan mencatat materi-materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga kegiatan membaca buku teks bahasa Indonesia yang dilakukan siswa hanya sebatas alat formalitas saja. Perilaku siswa yang gemar bermain juga dapat memengaruhi minat membacanya, hal ini dapat dilihat ketika siswa lebih senang bermain dan
3
berkumpul bersama teman sebaya dibandingkan dengan membaca buku. Kecenderungan siswa untuk bermain tidak hanya di rumah saja, melainkan di lingkungan sekolah. Bahkan, ketika kegiatan pembelajaran sedang berlangsung siswa lebih banyak bermain dan bercanda, terlebih ketika guru tidak dapat hadir untuk memberikan materi pembelajaran. Dari hal tersebut sudah dapat diketahui bahwa tingkat minat membaca siswa sekolah dikatakan rendah. Namun demikian, tidak semua siswa yang berada di SMAN 10 Tangerang Selatan memiliki minat membaca yang rendah, masih ada beberapa siswa yang memiliki minat membaca yang cukup baik, hal ini dapat dilihat ketika siswa tersebut lebih memilih membaca buku di waktu senggang. Faktor lain yang menyebabkan siswa malas untuk membaca buku teks bahasa Indonesia adalah faktor bacaan yang kurang diminati, yaitu ketika buku teks bahasa Indonesia hanya berisi soal-soal dan materi pelajaran saja. Sedangkan siswa tersebut lebih suka membaca bahan bacaan yang sifatnya menghibur seperti komik atau majalah, sehingga buku teks bahasa Indonesia yang ada kurang diminati untuk dibaca. Maka hal yang ditimbulkan adalah buku teks bahasa Indonesia hanya menjadi alat formalitas pembelajaran belaka. Perpustakaan yang terdapat di SMAN 10 Tangerang Selatan juga menjadi faktor rendahnya minat membaca siswa, hal tersebut dapat dilihat dari kondisi perpustakaan kurang terawat. Sehingga menyebabkan siswa enggan untuk datang ke perpustakaan tersebut. Selain tidak terawat, koleksi buku bacaan yang terdapat dalam perpustakaan juga tidak lengkap dan cenderung tidak terawat. Wiji Suwarno (2011) menjelaskan bahwa perpustakaan merupakan suatu satuan kerja organisasi, badan atau lembaga. Perpustakaan yang teroganisir dengan baik dan sistematis dapat memberikan kemudahan bagi siswa untuk mengakses berbagai informasi di sekolah tempat perpustakaan tersebut berada. Dengan demikian perpustakaan sekolah dapat dijadikan wadah penampung berbagai informasi yang terdapat di lingkungan sekolah. Sebuah perpustakaan sebagai salah satu unit kerja mempunyai unsur-unsur atau persyaratan seperti berikut: 1. Adanya organisasi
4
2. Dalam surat keputusan pendiriannya, harus (setidaknya) tecantum secara jelas tugas, fungsi, wewenang, tanggung jawab, dan struktur organisasinya. 3. Surat keputusan itu merupakan landasan hokum konsideran, pertimbangan tentang pembentukan perpustakaan.1 Di samping sebagai tempat menyimpan koleksi buku, perpustakaan juga dapat dijadikan taman baca yang dapat memberikan banyak manfaat. Jika dari sisi sarana perpustakaan yang kurang memadai, sudah dapat dipastikan siswa enggan untuk datang dan membaca di perpustakaan tersebut. Berbeda hal jika sarana perpustakaan yang disediakan lengkap dan nyaman, tentu akan menumbuhkan keinginan siswa untuk datang ke perpustakaan yang berdampak terhadap minat membaca yang ada di dalam diri siswa. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui lebih mendalam mengenai minat membaca buku teks bahasa Indonesia yang dimiliki siswa SMAN 10 Kota Tangerang Selatan yang penulis susun dalam bentuk skripsi dengan judul “Minat Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan minat membaca buku teks bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Kurangnya minat siswa SMAN 10 Kota Tangerang Selatan dalam membaca buku teks bahasa Indonesia. 2. Peranan sekolah dalam menyediakan sarana berupa bahan bacaan yang bermutu kepada siswa kurang tersedia. 3. Kepedulian guru terhadap minat membaca siswa masih kurang.
1
Wiji Suwarno, Peprustakaan & Buku Wacana Penulisan & Penerbitan, (Yogjakarta: Ar-Ruz Media, 2011), h. 15
5
C. Batasan Masalah Untuk membatasi masalah yang akan disajikan pada penelitian ini, maka batasan masalah hanya pada “Minat Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan”.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan, maka dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana minat siswa kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan dalam membaca buku teks? 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat minat membaca siswa kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan?
E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai minat membaca yang dimiliki siswa kelas X SMAN 10 Tangerang Selatan terhadap buku teks bahasa Indonesia. Adapun secara lebih khusus, penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui seberapa besar minat membaca buku teks bahasa Indonesia yang dimiliki siswa kelas X SMAN 10 Tangerang Selatan. 2. Untuk memberi motivasi kepada siswa agar minat membaca yang ada dalam dirinya lebih ditingkatkan lagi, sehingga nantinya siswa tersebut dapat memahami hal penting yang terdapat dalam buku teks tersebut.
F. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan ini agar menjadi bahan pengalaman dan pembelajaran bagi penulis dan bagi pembaca secara umum. Selain itu, dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik manfaat secara teoretis ataupun manfaat praktis. Untuk pemaparan manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
6
Manfaat Teoretis 1. Agar dalam pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa dapat menerapkan kemampuan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari. 2. Pada
penerapannya
dalam
kurikulum
diharapkan
siswa
mampu
mengimplementasikan minat membacanya ke dalam pembelajaran berbahasa, sehingga siswa dapat memiliki kemampuan berbahasa yang baik. Manfaat Praktis 1. Bagi siswa, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan penyemangat untuk belajar lebih giat, terlebih dengan adanya penelitian ini siswa dapat meningkatkan minat membaca buku teks demi kelancaran kegiatan belajar berbahasa Indonesia, baik di sekolah formal, sekolah non formal, maupun di rumah. 2. Bagi guru, diharapkan penelitian ini dapat memotivasi guru mata pelajaran bahasa Indonesia untuk dapat meningkatkan minat baca siswa yang sedang dibimbing, sekaligus sebagai bahan acuan untuk dapat meningkatkan prestasi siswa dan kemampuan belajar siswa ketika berada di sekolah, terutama pada saat jam belajar. 3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat menyediakan sarana dan prasarana membaca serta menyediakan buku teks yang kompetitif, sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Sehingga materi yang diberikan oleh buku tersebut dapat mendongkrak minat siswa dalam membaca, yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Selain itu, sekolah dapat memberikan ruang baca bagi siswa yang layak, seperti perpustakaan dan tempat membaca yang nyaman.
7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hakikat Minat 1. Definisi Minat Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, atau keinginan. Sama halnya dengan artian meminati yang bermakna menaruh minat terhadap suatu hal.1 Minat adalah suatu bentuk motivasi intrinsik. Siswa yang mengejar suatu tugas yang menarik minatnya mengalami efek positif yang signifikan seperti kesenangan, kegembiraan, dan kesukaan.2 Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungaan tersebut, semakin besar minatnya.3 Crow and Crow dalam Djaali menjelaskan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman, yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.4 Hilgard dalam Slameto memberikan suatu rumusan tentang minat sebagai berikut: “interest is persisiting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content” minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.5
1
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007) h. 744 2 Jeanne Ellis Ormord, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 2008) Edisi Keenam, h. 101 3 Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 121 4 Ibid. 5 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 57
7
8
Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan mengenai pengertian minat, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa minat adalah rasa suka terhadap suatu hal yang dapat menimbukan kesenangan di dalam hati, dari kesenangan yang ditimbulkan tersebut dapat menumbuhkan motivasi di dalam diri yang berdampak pada hasil yang akan didapat. Minat dapat mempengaruhi proses hasil belajar yang juga berpengaruh terhadap motivasi. Jika seseorang mempelajari suatu hal sesuai dengan minatnya maka dapat diharapkan hasil yang didapat akan lebih baik. 6 Oleh karena itu, persoalan yang biasa timbul ialah bagaimana cara menumbuhkan minat agar siswa belajar dengan baik. Minat siswa terhadap suatu hal dapat terlihat dari keinginnanya untuk mengetahui atau belajar lebih banyak. Siswa yang memiliki minat besar terhadap bahasa Indonesia akan merasa senang dan dengan penuh perhatian mengikuti pelajaran bahasa Indonesia. Ia akan belajar dengan sepenuh hati. Namun sebaliknya, jika siswa tidak meminati pelajaran bahasa Indonesia, maka siswa tersebut akan merasa jenuh dan tidak ada keinginan untuk belajar pelajaran bahasa Indonesia. Siswa yang menaruh minat terhadap pelajaran yang disajikan oleh guru dapat terlihat dari perilaku yang dilakukan siswa. Ia akan menaruh perhatian, akan terlihat gembira, raut muka terlihat berseri-seri, dan hasil belajar yang didapat akan bagus. Minat yang ada di dalam diri siswa erat kaitannya dengan kehendak dan sikap yang dilakukan. a. Kehendak Kehendak merupakan suatu kondisi khusus untuk mencari atau mencapai tujuan yang spesifik. b. Sikap Sikap merupakan tingkah laku seorang individu yang bersifat emosional dalam menghadapi suatu hal.7 Minat yang dimiliki oleh siswa erat kaitannya dengan motivasi yang dimiliki, dengan kata lain minat dapat mendorong hal yang disukai secara sadar atau tidak sadar. Masnur M. menjelaskan definisi motivasi dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, bahwa secara harfiah motivasi berarti sesuatu yang menggerakkan seorang 6
Masnur M., dkk, Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Malang: Jemmars, 1987), h. 47-48 7 Ibid., h. 48-49
9
individu untuk melakukan suatu tingkah laku atau tindakan. Motivasi menunjuk kepada kekuatan atau daya pendorongnya. Motivasi dapat mendorong seorang individu untuk bertindak atau berbuat sesuatu. Seorang siswa dapat belajar dengan giat karena motivasi dari luar dirinya, misalnya ada dorongan dari orang tua atau guru-gurunya. Motivasi belajar merupakan hasrat untuk belajar dari seseorang individu. Seorang siswa dapat belajar secara efisien apabila ia berusaha untuk belajar secara maksimal, artinya siswa memotivasi dirinya sendiri untuk belajar. Seorang individu akan belajar lebih efisien apabila ada motivasi di dalam dirinya. Dengan kata lain, seorang individu akan belajar lebih efisien apabila ia berusaha untuk belajar.8 Agar siswa dapat belajar secara efisien, maka siswa tersebut harus dalam keadaan sadar dan memperhatikan lingkungan-lingkungannya secara wajar. Hal ini dimungkinkan apabila siswa tersebut memiliki motivasi untuk belajar. Motivasi belajar dapat datang dari dalam diri siswa yang rajin membaca buku di perpustakaan atau sering mengunjungi taman baca karena adanya rasa ingin tahu terhadap suatu hal. Ini berarti siswa tersebut dimotivasi oleh suatu kebutuhan yang datangnya dari dalam dirinya. Apabila ditinjau dari segi kekuatan dan kemantapannya, maka motivasi yang timbul dalam diri seorang individu akan lebih stabil dan mantap apabila dibandingkan dengan motivasi yang berasal dari pengaruh lingkungan. Dengan berubahnya lingkungan yang menimbulkan motivasi ini, maka motivasi belajarnya juga akan mengalami perubahan. Demikian pula apabila lingkungan yang mempengaruhi siswa tersebut hilang, maka motivasi siswa ini pun akan ikut hilang. Namun demikian, suatu motivasi yang berasal dari lingkungan luar dapat tertanam kuat dan mantap pada diri siswa, sehingga yang awalnya motivasi tersebut berasal dari luar, akhirnya motivasi tersebut akan pindah dengan sendirinya dan tertanam dalam diri siswa. Pada umumnya persoalan mengenai kaitan motivasi dengan belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan, sehingga hasil belajar menjadi optimal. Untuk
8
Masnur M., dkk, Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Malang: Jemmars, 1987), h. 43
10
menuju ke arah itu perlu kiranya kita mengetahui tentang macam-macam motivasi yang bisa mempengaruhi kegiatan belajar-mengajar. 2. Ciri-ciri Minat Minat yang ada pada diri anak dapat timbul dari berbagai sumber yang ada di sekitar anak tersebut. Minat tersebut bersumber dari perkembangan insting dan hasrat, pengaruh lingkungan, pengalaman, kebiasaan, pendidikan, dsb. Slameto dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya menjelaskan ciri-ciri minat, antara lain: a. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya. b. Minat dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. c. Minat terhadap subyek tertentu cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. d. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. e. Minat terhadap suatu hal yang dipelajari dapat mempengaruhi penerimaan minat-minat baru.9
3. Macam-macam Minat Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, tergantung pada sudut pandang dan cara penggolongannya. Abdul Rahman Shaleh dalam bukunya yang berjudul Psikologi, Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam menjelaskan macam-macam minat terbagi menjadi tiga, yaitu berdasarkan timbulnya minat, berdasarkan arah minat, berdasarkan cara pengungkapan minat10. a. Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi minat primitif dan minat kultural. Minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh. Sedangkan minat kultural atau minat
9
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 180 10 Abdul Ramna Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2009), h. 265-268
11
sosial adalah minat yang tibul karena proses belajar, minat ini tidak secara langsung berhubungan dengan diri sendiri. b. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi minat intrinsik dan ekstrinsik. Minat intrinsik adalah minat yang langsung berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar atau minat asli. Sedangkan minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai ada kemungkinan minat tersebut hilang. c. Berdasarkan cara pengungkapan, minat dapat dibedakan menjadi empat, yaitu: Expressed interest, manifest interest, Tested interest, inventoried interest (Super & Crites, 1965). 1) Expressed interest adalah minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan yang disenangi dan paling tidak disenangi. 2) Manifest interest adalah minat yang diungkapkan dengan cara mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas yang dilakukan subyek. 3) Tested
interest
adalah
minat
yang
diungkapkan
dengan
cara
menyimpulkan dari hasil jawaban tes objektif yang telah diberikan. 4) Inventoried
interest
adalah
minat
yang
diungkapkan
dengan
menggunakan alat-alat yang sudah distandarisasikan. 4. Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat Proses tumbuhnya minat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, ada faktor yang dapat mempengaruhi tumbuhnya minat dari dalam diri sendiri, dan ada juga faktor luar yang dapat mempengaruhi tumbuhnya minat. Faktor yang berasal dari dalam diri sendiri diantaranya adalah keinginan sesorang dalam mencapai suatu hal. Hal yang ingin dicapai tersebut akan mendorong dirinya untuk melakukan tindakan-tindakan. Selain itu, kemampuan juga menjadi faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Dalam mencapai suatu hal yang diinginkan, maka seseorang akan mengeluarkan kemampuannya. Apabila
12
kemampuan yang dimiliki berjalan lurus dengan hal yang ingin dicapainya, maka secara tidak sadar minat yang sangat besar akan tumbuh secara alamiah. Faktor yang berasal dari luar di antaranya adalah faktor lingkungan sosial. Secara tidak langsung, faktor lingkungan sosial akan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap timbulnya minat. Perilaku dan kebiasaan yang sering muncul dalam lingkungan sosial akan mempengaruhi tumbuhnya minat-minat baru yang sebelumnya tidak dimiliki oleh seseorang. Crow and Crow (1973) dalam Abdul Rahman Shaleh mengemukakan tiga faktor yang dapat menimbulkan minat, yaitu dorongan dari dalam diri individu, motif sosial, dan faktor emosional. 11 a. Dorongan dari dalam diri individu Dorongan dari dalam diri individu akan mendorong rasa ingin tahu untuk membangkitkan minat dalam membaca, belajar, menuntut ilmu, melakukan penelitian, dll. b. Motif sosial Motif sosial dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Contohnya minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan dari masyarakat. c. Faktor emosional Minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila sesorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas dan akan menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut.
B. Hakikat Membaca 1. Definisi Membaca Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata membaca berasal dari kata “baca” yang ditambahkan imbuhan atau afiks, yang berarti melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati.12 11
Ibid., h. 264
13
Membaca adalah alat untuk belajar dan alat untuk memperoleh kesenangan. Membaca merupakan alat bagi orang yang melek huruf untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang telah disimpan dalam bentuk tulisan.13 Henry Guntur Tarigan menjalaskan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.14 Hodgson dalam Henry Guntur Tarigan menjelaskan bahwa membaca merupakan suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.15 Lebih lanjut (Anderson 1972 : 209-210) menjelaskan membaca dari segi linguistik merupakan suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding prosess), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna.16 Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa membaca merupakan suatu cara untuk mendapatkan isi informasi yang terkandung dalam teks. Dalam proses membaca, seorang pembaca (orang yang membaca isi tulisan) tidak hanya melibatan indra penglihatannya saja, namun lebih menitikberatkan pada pemahaman bacaan tersebut. Tidak hanya orang normal saja yang dapat membaca, orang yang memiliki keterbatasan dalam penglihatan pun masih dapat membaca dengan cara
12
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007) h. 83 13 Mudjito, Materi Pokok Pembinaan Minat Baca, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 61 14 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008),h. 7 15 Ibid. 16 Ibid.
14
membaca tulisan dengan huruf braile. Dengan kata lain, membaca bukan sekadar melihat isi teks yang ada, namun lebih dari itu dalam membaca menuntut agar seorang pembaca untuk memahami isi informasi yang terdapat dalam teks tersebut. 2. Tujuan Membaca Setelah memahami pengertian membaca, selanjutnya seorang pembaca harus mengetahui tujuan dari membaca. Paul S. Anderson dalam A. Widyamartaya mengemukakan tujuh point tujuan membaca: a. Membaca untuk memperoleh fakta atau perincian-perincian (reading for detail and facts), yaitu membaca untuk mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, apa yang telah diperbuat oleh tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh, dsb. b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas), yaitu membaca untuk mengetahui masalah, apa yang dialami tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan tokoh untuk mencapai tujuannya. c. Membaca untuk mengetahui urutan atau organisasi cerita (reading for sequence or organization), yaitu membaca untuk mengetahui setiap bagian cerita. d. Membaca untuk menyimpulkan (reading for inference), yaitu membaca untuk mengetahui mengapa tokoh berbuat demikian, apa yang dimaksudkan pengarang dengan cerita atau bacaan itu, mengapa terjadi perubahan pada tokoh, dsb. e. Membaca untuk mengelompokkan (reading for classify), yaitu membaca untuk menemukan dan mengetahui hal-hal yang tidak biasa, apa yang lucu dalam cerita atau bacaan, apakah cerita itu benar atau tidak. f. Membaca untuk menilai (reading to evaluate), yaitu membaca untuk mengetahui apakah tokoh berhasil, apakah baik kita berbuat seperti tokoh, dsb. g. Membaca untuk membandingkan atau menentang (reading to compare or contest), yaitu membaca untuk mengetahui bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kebiasaan hidup yang kita kenal, bagaimana dua buah cerita mempunyai kesamaan, dsb.17 Tujuan membaca yang dilakukan oleh seseorang pada dasarnya adalah untuk memperoleh informasi dan untuk memahami lebih mendalam mengenai materi atau ilmu yang sedang dipelajarinya. Selain itu, tujuan seseorang dalam membaca bergantung pada apa yang sedang dibancanya. Jika seseorang sedang membaca buku cerita, maka sudah tentu tujuannya adalah untuk hiburan. Jika 17
Widyamartaya, Seni Membaca untuk Studi, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 90
15
seseorang membaca buku referensi atau buku ilmu pengetahuan, maka sudah tentu tujuannya adalah untuk mencari informasi yang dia butuhkan. 3. Jenis-jenis Membaca Jenis-jenis membaca dikelompokkan berdasarkan cakupan-cakupan yang lebih spesifik. Pengelompokkan jenis membaca dapat dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan segi terdengar atau tidaknya suara pembaca sewaktu melakukan kegiatan membaca: a. Membaca Nyaring Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang.18 b. Membaca dalam Hati Secara garis besar, membaca dalam hati diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: 1) Membaca Ekstensif Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin.19 Membaca ekstensif meliputi: a) Membaca survei, merupakan membaca dengan cara meneliti terlebih dahulu bahan bacaan yang akan dibaca. b) Membaca Sekilas (Skimming), merupakan merupakan jenis mebaca untuk memperoleh kesan umum dari suatu bacaan. Dalam membaca sekilas terkandung makna mencari inti serta inti sari bacaan. c) Membaca Sepintas (Scanning), merupakan jenis membaca yang dilakukan untuk menemukan suatu informasi secara cepat. Informasi yang akan dicari sudah ditentukan sebelumnya. Dalam membaca sepintas diperlukan ketelitian dan kesiapan dalam menangkap informasi yang akan didapat.20
18
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 23 19 Ibid., h. 32 20 Djago Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa), h. 169170
16
d) Membaca dangkal, merupakan jenis membaca dengan tujuan memperoleh pemaham yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bacaan.21 Membaca ekstensif pada umumnya dilakuan untuk menemukan informasi yang terdapat di dalam teks secara tepat dan tepat, selain itu membaca ekstensif dapat menghemat waktu dan tenaga. 2) Membaca Intensif Membaca intensif (Intensive reading) adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek, kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari.22 Henry Guntur Tarigan dalam bukunya yang berjudul Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa membagi jenis membaca intensif ke dalam beberapa bagian. a) Membaca teliti, merupakan jenis membaca yang menuntut suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh. Dalam membaca teliti dibutuhkan keterampilan survey yang cepat, membaca secara seksama, dan menghubungkan setiap paragraf dengan keseluruhan tulisan. b) Membaca pemahaman, merupakan jenis membaca dengan tujuan memahami standar-standar kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan pola-pola fiksi. c) Membaca kritis, merupakan jenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan yang terdapat di dalam teks bacaan. Dalam membaca kritis, seorang pembaca dituntut untuk: (1) Memahami maksud penulis. (2) Memahami organisasi dasar tulisan. (3) Dapat menilai penyajian penulis/pengarang. 21
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 36 22 Ibid.
17
(4) Dapat menerapkan prinsip-peinsip kritis pada bacaan sehari-hari. (5) Meningkatkan minat baca, kemampuan baca, dan berpikir kritis. (6) Mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan bacaan. (7) Membaca majalah atau publikasi-publikasi periodik yang serius. d) Membaca ide, merupakan kegiatan membaca yang tujuannya untuk mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam bacaan. e) Membaca telaah bahasa, merupakan kegiatan membaca yang bertujuan memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata. 4. Tahapan Membaca Dalam melakukan kegiatan membaca, seseorang harus memiliki tahapan dalam membaca dengan tujuan kemampuan membaca yang dimiliki dapat berkembang sesuai dengan tahapan-tahapan yang dilaluinya. Mortimer J. Adler dalam A. Widyamartaya menjelaskan tahapan membaca yang terbagi dalam empat tingkatan: membaca dasar (elementary reading), membaca tinjauan (Inspectional reading), membaca simak-urai (analytical reading), dan membaca banding-banding (syntopical reading).23 a. Membaca Dasar (Elementary Reading) Membaca dasar adalah jenis atau tingkat membaca yang diajarkan di tingkat Sekolah Dasar, pusat perhatian pada bahasa yang digunakan penulis. b. Membaca Tinjauan (Inspectional Reading) Membaca tinjauan adalah jenis atau tingkat membaca yang bertujuan memahami sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sudah ditentukan. Juga dapat disebut membaca melompat-lompat atau pra-baca. Dengan cara membaca ini kita ingin mengetahui pokok-pokok soal yang dibicarakan buku, bagian-bagian buku, dan jenis buku (cerita, sejarah, atau karangan ilmiah). Membaca tinjauan dapat dibedakan dari dua langkah:
23
A. Widyamartaya, Seni Membaca untuk Studi, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 131
18
1) Sistematic skimming or Pre-reading (Melompat-lompat atau Pra-baca secara sistematik) adalah dengan cara melihat halaman judul, membaca pra-kata, melihat daftar isi, melihat indkes, membaca kata sambutan atau kata pengantar dari penerbit (kalau ada), keterangan pada jaket buku (kalau ada), melihat bab-babnya, lebih-lebih yang pokok dalam pembahasannya, membaca satu atau dua alinea di sana-sini atau dua sampai tiga halaman berturut-terut (jangan lebih dari itu). 2) Superficial Reading (Membaca Selayang Pandang) adalah membaca buku secara terus menerus tanpa berhenti untuk memikirkan hal-hal yang berlum dipahami. c. Membaca Simak-Urai (Analytical Reading) Membaca simak-urai adalah jenis atau tingkat membaca yang bertujuan memahami secara sungguh-sungguh isi buku. Inilah tingkat membaca yang sungguh-sungguh, yang lengkap, membaca untuk mengunyah dan mencerna atau menyerap isi buku. Langkah-langkah atau kaidah-kaidah membaca simak-urai adalah sebagai berikut: 1) Langkah pertama: a) Golongkan buku menurut jenis dan pokok-pokok soalnya. b) Nyatakan dengan setingkat-tingkatnya tentang apa buku itu seluruhnya. c) Sebutkan bagian-bagian pokok menurut urutan dan kaitannya, dan sesudah membuat garis besar keseluruhan, buatlah garis besar bagian-bagian pokok itu. d) Tentukan masalah atau masalah-masalah yang hendak dicoba oleh penulis untuk dipecahkan. 2) Langkah kedua: a) Pahamilah istilah-istilah yang dipakai penulis: mencari dan menafsirkan kata-kata kuncinya. b) Pahamilah pernyataan-pernyataan penulis yang pokok: menafsirkan kalimat-kalimat yang peling penting.
19
c) Ketahuilah argumen-argumen penulis dengan membaca kalimatkalimat pendukung yang menyusul. d) Tentukan masalah yang telah dipecahkan dan manakah masalah yang belum terpecahkan; dan dari masalah yang belum terpecahkan ini, tentukan mana yang tidak berhasil untuk dipecahkan. 3) Langkah ketiga: a) Asas-asas etiket umum etiket kecendikiaan: (1) Jangan mulai mengkritik sebelum Anda selesai membuat garis besar dan penafsiran buku. (Jangan mengatakan saya setuju, saya tidak setuju, atau saya menunda penilaian, sebelum Anda dapat berkata, “Saya memahami”). (2) Jangan menyatakan tidak setuju secara rebut. (3) Tunjukkan pengetahuan
bahwa dengan
Anda
mengetahui
pendapat
pribadi
perbedaan
antara
semata
dengan
memberikan alasan-alasan yang baik untuk setiap kritik atau penilaian Anda. b) Kriteria khusus untuk butir-butir kritik: (1) Tunjukkan di mana penulis tidak atau kurang mempunyai informasi. (2) Tunjukkan di mana penulis salah informasi. (3) Tunjukkan di mana penulis tidak logis. (4) Tunjukkan di mana analisis atau uraian penulis tidak atau kurang lengkap. d. Membaca Banding-banding (Syntopical Reading) Membaca banding-banding adalah jenis atau tingkatan membaca yang bertujuan membaca beberapa buku yang sebidang atau yang berkaitan sekaligus untuk menyusun suatu penanganan atau pemecahan masalah yang dihadapi pembaca. Jadi, di sini pembaca ingin mengadakan suatu studi perbandingan; ia ingin menggarap suatu masalah dengan mengemukakan pendirian-pendirian berberapa ahli di bidang itu. Langkah-langkah dalam tingkat membaca banding-banding adalah:
20
1) Menemukan uraian-uraian yang relevan dalam buku-buku yang dianggap penting. 2) Mempertemukan pernyataan penulis-penulis yang menggunakan istilah berbeda-beda. Titik pertemuan itu adalah konsepsi pembaca sendiri dan dengan demikian tanggung jawabnya semata. 3) Membuat soal-soal atau pertanyaan-pertanyaan menjadi jelas. Jadi, pembaca mengemukakan pertanyaan-pertanyaan itu dan menunjukkan pertanyaan-pertanyaan atau soal-soal itu menjadi jelas oleh jawaban penulis yang dibacanya. 4) Menegaskan segala duduk perkara yang ada, terutama bila ada pendirian-pendirian penulis yang berbeda atau bertentangan. 5) Menganalisis permbicaraan untuk menjawab pertanyaan: benarkah itu? Apa pentingnya? Apa implikasinya? 5. Faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca Perkembangan minat baca anak tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan
sikapnya
terhadap
bahan-bahan
bacaan.
Banyak
faktor
yang
mempengaruhi minat baca anak, baik itu faktor internal yang terdapat di dalam diri anak, ataupun faktor eksternal yang berada di luar diri anak. Selain faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi minat baca anak, terdapat juga faktor yang mendukung dan mengahambat perkembangan minat baca anak. Oleh karena itu, faktor-faktor pendukung harus diperkuat sehingga dapat membantu anak dalam merangsang minat bacanya. Sebaliknya, faktor-faktor yang menghambat minat baca anak harus sebanyak mungkin dikurangi, sehingga tidak menghambat perkembangan minat baca anak. a. Faktor dan Motivasi Internal Minat Membaca b. Faktor dan Motivasi Eksternal Minat Membaca c. Faktor Pendukung d. Faktor Penghambat
21
6. Menumbuhkan Minat Membaca Membaca, menulis dan belajar merupakan kebutuhan primer yang dibutuhkan oleh manusia. Minat membaca sejatinya tidak dapat tumbuh dengan sendirinya, melainkan ada faktor yang mendukung tumbuhnya minat membaca. Dr. Raghib As-Sirjani menjelaskan bahwa ada sepuluh cara penting yang bisa diterapkan dalam menumbuhkan minat baca, yaitu: Apa tujuan Anda membaca?, Menyusun perencanaan dalam membaca, mulailah setahap demi setahap, totalitas dalam membaca, teratur dalam mengikat makna, buatlah perpustakaan di rumah, sampaikan apa yang Anda baca, bantu sahabat Anda dalam membaca, dan carilah ilmu dari para ulama. 24 a. Apa Tujuan Anda Membaca? Secara mutlak cara ini adalah cara yang paling penting, yakni menghadirkan niat. b. Menyusun Perencanaan dalam Membaca Cara terpenting dalam membantu agar senang membaca adalah menyusun perencanaan dalam membaca. Menyusun sebuah perencanaan yang baik perlu melihat fasilitas yang ada. Tentunya disesuaikan dengan kemampuan Anda, yakni berupa waktu yang tepat, buku yang sesuai, dan kapasitas untuk menguasainya. Setelah mengetahui semua perencanaan ini, letakkan perencanaan yang jelas tadi dalam lingkup kemampuan dan kemungkinan Anda. Misalnya, saya akan membaca lima buku dalam waktu sekitar enam bulan. Bersikaplah realistis dalam menyusun perencanaan. Sangatlah tidak realistis jika Anda memutuskan untuk membaca puluhan buku, sementara waktu yang Anda sediakan sangat singkat. Jika pelaksanaannya tidak seperti yang anda inginkan, apakah perencanaannya tidak benar atau ada kendala yang perlu diajari? Buatlah cara untuk mengevaluasi dan memperbaiki. Insya Allah, evaluasi yang berkelanjutan ini merupakan salah satu faktor agar perencanaan membaca bisa berjalan dengan sukses. Inilah cara kedua dari cara-cara yang bisa membantu untuk membaca setelah menentukan tujuan, yakni menyusun perencanaan.
24
Raghib As-Sirjani, Spiritual Reading Hidup Lebih Bermakna dengan Membaca, (Solo: Aqwam, 2007), h. 29
22
c. Mengatur Waktu Cara yang ketiga ini ialah menentukan waktu untuk membaca dan menggunakan semaksimal mungkin waktu-waktu yang jelas-jelas kosong. Maksudnya, jangan menunggu sampai malam untuk membaca bacaan wajib Anda, tetapi tentukan waktu yang jelas untuk membaca. Pilihlah waktu yang tepat disaat pikiran Anda sendang semangat dan saat Anda begitu mood. Dengan demikian, Anda bisa berkonsentrasi dalam membaca dan selesai dengan hasil yang memuaskan. d. Mulailah Setahap Demi Setahap Cara yang lebih penting lagi adalah sedikit demi sedikit (step by step). Jika tidak, Anda akan cepat bosan atau bahkan berhenti dari membaca. Mulailah dengan tenang dan perlahan-lahan, kemudian selangkah demi selangkah, kemudian mulai dipercepat. e. Totalitas dalam Membaca Membaca bukanlah hobi, melainkan perkerjaan yang sangat terpuji yang membutuhkan waktu, pemikiran, harta, kesungguhan, dan pengorbanan. Jika anda membaca buku apa saja, bacalah dengan penuh kesungguhan, tulislah makna-makna ilmiah yang dapat Anda peroleh dari bacaan tersebut. Anda juga bisa mengumpulkan makna-makna tersebut dan memberikannya kepada sahabat Anda. Jika ada ilmu yang maksudnya tidak dipahami dengan baik, maka tulislah hal yang belum dipahami tersebut guna ditanyakan kepada ahlinya. f. Teratur dalam Mengikat Makna Cara yang keenam adalah menjaga keteraturan dalam mengambil ilmu, yakni dengan sistem pencatatan yang tertata rapi. Karena itu, setelah membaca usahakan agar selalu teratur mencatat berbagai ilmu dalam buku khusus dengan cara yang efisien baik dalam hal waktu maupun tenaga. Inilah cara yang sangat detil. Bukan hanya waktu dan rumah yang teratur, tetapi akal Anda pun juga akan teratur. g. Buatlah Perpustakaan di Rumah
23
Cara ketujuh adalah membuat perpustakaan yang dapat menampung berbagai macam buku di rumah Anda. Ini bukan pekerjaan tahunan seta bukan pula kebutuhan tersier, tetapi merupakan kebutuhan sekunder di rumah. tak harus mewah dan bagus, namun yang terpenting adalah buku yang ada di dalamnya. Dengan demikian, jika Anda membutuhkan sebuah buku dalam masalah tertentu, Anda akan mendapatkannya. Jika Anda merasa bosan dengan membaca satu buku, Anda akan mendapatkan buku yang lain. h. Sampaikan Apa yang Anda Baca Cara yang kedelapan adalah sampaikanlah apa yang telah Anda baca kepada orang lain. Maka, manusia dituntut untuk mengajar orang lain apa yang telah ia pelajari. Dalam hal ini, banyak manfaat yang dapat diambil, di antaranya adalah agar ilmu itu terpatri dalam otak dan orang lain pun bisa mengambil manfaatnya. Selain itu, Anda akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang belajar kepada Anda tanpa mengurangi pahala Anda sedikit pun selaku orang yang mengajari. i. Bantu Sahabat Anda dalam Membaca Cara yang kesembilan ialah saling membantu dengan kawan dan sahabat Anda dalam membaca. Dalam hal ini, Anda bisa membentuk kelompok membaca bersama kawan-kawan, apabila di sana ada tiga, empat, atau lima orang. Masing-masing orang membaca buku yang temanya berlainan. Lalu, adakan pertemuan sepekan sekali atau dua kali sesuai dengan situasi dan kondisi. Selanjutnya, masing-masing menyampaikan apa yang telah dibaca. Dengan demikian, masing-masing akan bertukar ilmu dalam tata cara yang beraturan dan menyenangkan. Dengan demikian, satu sama lain akan saling menopang. j. Carilah Ilmu dari Para Ulama Dalam cara yang kesepuluh ini, Anda menimba ilmu dari ulama, ahli, dan orang-orang yang memiliki pengalaman. Sehingga dalam hal ini, kita mulai ketika orang lain sudah selesai.
24
Itulah sepuluh cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan minat membaca. Sejatinya, membaca dapat menjadi suatu kebutuhan apabila kita sudah mantap dalam menumbuhkan minat membaca di dalam diri. Cara lain dalam menumbuhkan minat membaca yakni dengan cara membaca secara berkelanjutan, mengikat makna, konsentrasi dalam membaca, dan bertanya kepada ahlinya apabila ada hal-hal yang berlum dipahami. Jadikan membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan. Jika seseorang sudah menyenangi suatu hal, maka ia akan antusias dalam menjalani aktivitas yang disenanginya.
C. Hakikat Buku Teks 1. Definisi Buku Teks Buku teks yang berlaku dalam dunia pendidikan sudah diatur oleh pemerintah dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005. Adapun pengertian buku teks yang tertera dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005 adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadianm kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku standar yang disusun oleh para pakar dalam bidang tertentu untuk mencapai tujuan pengajaran yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah dan perguruan tinggi, sehingga dapat menunjang program pengajaran.25 Dari pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai buku teks, dapat ditarik kesimpulan bahwa buku teks merupakan buku pelajaran yang digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran, baik di berbagai jenjang, mulai dari jenjang SD, SMP, SMA, bahkan sampai Perguruan Tinggi 25
Kelompok Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Kurikulum Bahasa Indonesia dan Buku Teks Bahasa Indonesia, (Malang: YA3 Malang, 1991), Cet. 1, h. 61.
25
berdasarkan tujuan instruksional dan disusun oleh pakar yang berkompeten di bidangnya, buku teks berisi mengenai materi-materi pembelajaran. Pada umumnya, buku teks merupakan buku pelajaran yang bersifat baku, yang disusun dengan memperhatikan penggunaan kata. Dalam penggunaannya, buku teks digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran, untuk itu Djago Tarigan menjelaskan mengenai kegunaan buku teks dalam beberapa poin, di antaranya: a. Buku teks merupakan buku pelajaran yang ditujukan bagi siswa pada jenjang pendidikan tertentu. b. Buku teks berkaitan dengan bidang studi tertentu. c. Buku teks merupakan buku yang baku, menjadi acuan, berkualitas dan biasanya ada tanda pengesahan dari badan yang berwenang. Di Indonesia, badan yang berwenang untuk mengesahkan buku teks adalah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. d. Buku teks disusun dan ditulis oleh pakar (ahli/ekspert) di bidangnya masing-masing. e. Buku teks ditulis untuk tujuan instruksional tertentu. f. Buku teks dilengkapi dengan sarana pengajaran g. Buku teks ditulis untuk jenjang pendidikan tertentu. h. Buku teks ditulis untuk menunjang suatu program pengajaran.26 2. Fungsi Buku Teks Buku mempunyai peran besar dalam proses pembelajaran. Salah satu tanda bahwa buku mempunyai peranan besar dalam proses pembelajaran adalah dari penggunaan buku pelajaran sebagai bahan pembelajaran. Mulai dari pendidikan taman kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi, siswa membutuhkan buku sebagai sumber informasi dan media pembelajaran. Dengan demikian, buku telah mengambil peran sentral dalam dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. Dalam proses belajar, manusia mengalaminya dengan dua cara, yakni secara langsung dan tidak langsung. Manusia belajar secara langsung melalui pengalaman-pengalaman yang dilalui secara langsung. Misalnya, manusia belajar berjalan dengan melakukan gerakan-gerakan tubuh, terutama kakinya untuk melangkah. Sedangkan cara belajar yang ditempuh oleh manusia secara
26
Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa, 2004), h. 12
26
tidak langsung adalah dengan membaca. Dari proses membaca inilah manusia melakukan proses belajar secara tidak langsung. Dunia kita kini adalah dunia buku. Tidak dapat ditawar-tawar lagi bahwa peradaban kita kini adalah peradaban buku. Berdasarkan ungkapan tersebut dapat ditegaskan betapa pentingnya kedudukan buku dalam kehidupan pada masa modern ini. Dengan adanya buku dan media cetak lainnya, maka ilmu pengetahuan dapat dihimpun ke dalam suatu wadah yang selalu tersedia secara permanen. Dan perlu disadari benar-benar, dari semua buku maka buku teks atau buku pelajaran merupakan sarana/instrument yang paling baik dan ampuh dalam menunjang kegiatan pembelajaran. Banyak cara efektif yang dapat dilakukan oleh para siswa dalam menggunakan dan memanfaatkan buku, antara lain dengan cara melatih membaca secara intensif. Buckingham dalam Djago Tarigan menjelaskan keuntungan-keuntungan yang terdapat dalam mempelajari buku, antara lain: a. Kesempatan untuk mempelajari sesuai dengan kecepatan masing-masing. b. Kesempatan untuk mengulangi atau meninjau kembali. c. Kemungkinan mengandakan pemeriksaan atau pengecekan terhadap ingatan. d. Kemudahan untuk membuat catatan-catatan begi pemakai selanjutnya. e. Kesempatan khusus yang dapat ditampilkan oleh sarana-sarana visual dalam menunjang upaya belajar dari sebuah buku.27 Kesempatan untuk mengulang atau meninjau kembali suatu buku cukup terbuka dan bebas. Waktu membaca kembali dapat diatur sesuka hati. Buku teks memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyegarkan ingatan yang dimilikinya dengan membaca buku teks tersebut secara berulang. Dengan membaca kembali tentu dapat memperkuat ingatan yang sudah ada. Sarana-sarana khusus yang ada dalam suatu buku teks dapat menolong pembaca untuk memahami isi dari buku teks tersebut. Sarana yang dimaksud adalah skema, diagram, matriks, atau gambar ilustrasi yang dapat berguna bagi pembaca dalam pemahaman isi buku. Greene dan Petty dalam Djago Tarigan merumuskan beberapa peranan buku teks berdasarkan kurikulum yang berlaku, diantaranya: a. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan. 27
Ibid., h. 16
27
b. Menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subject matter yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan di mana keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh di bawah kondisikondisi yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya. c. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampilan-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam komunikasi. d. Menyajikan bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya, metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi siswa. e. Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis. f. Menyajikan bahan/sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna.28 Dapat diketahui bahwa buku teks yang berfungsi sebagai bahan ajar harus menampilkan susunan yang teratur dan sistematis, serta memiliki jenis yang bervariasi. Sehingga dapat menjadi daya tarik yang kuat bagi siswa untuk memenuhi kebutuhannya dalam dunia pendidikan. Dengan adanya buku teks tersebut dapat merangsang dan menunjang aktivitas siswa, sehingga minat yang ada di dalam diri siswa dapat timbul secara alami. Dari uraian yang telah dipaparkan tersebut dapat digambarkan mengenai peranan dan kegunaan buku teks. Sejalan dengan kegunaan buku teks dalam dunia pendidikan, ternyata buku teks juga berkaitan dengan penggunaan kurikulum
yang
digunakan.
Setiap
mata
pelajaran
yang
diajarkan
membutuhkan buku teks sebagai bahan pembelajaran. Di samping sebagai bahan ajar, buku teks juga dapat dijadikan alat evaluasi dan pengajaran remedial.
3. Kualitas Buku Teks Buku adalah kunci ke arah gudang ilmu pengetahuan. Siapa yang ingin maju dan pandai haruslah menggunakan dan mengambil manfaat yang terdapat di dalam buku. Bagi seorang pelajar atau mahasiswa, buku yang sangat diperlukan adalah buku teks atau buku pelajaran. Buku teks berfungsi sebagai penunjang kegiatan belajar-mengajar dalam mata pelajaran. Semakin baik
28
Ibid., h. 17
28
kualitas buku teks maka semakin sempurna pengajaran mata pelajaran yang ditunjangnya. Greene dan Petty dalam Djago Tarigan telah menyusun cara penilaian buku teks dengan sepuluh kriteria. Apabila suatu buku teks dapat memenuhi 10 persyaratan yang diajukan maka dapat dikatakan buku teks tersebut berkualitas. Butir-butir yang harus dipenuhi oleh suatu buku teks, yang tergolong dalam kategori berkualitas tinggi, ialah: a. Buku teks itu harus menarik minat anak-anak, yaitu siswa yang menggunakannya. b. Buku teks itu harus mampu memberi motivasi kepada siswa yang menggunakannya. c. Buku teks harus memuat ilustrasi yang menarik hati siswa yang memanfaatkannya. d. Bentuk buku teks seyogyanya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan siswa yang memakainya. e. Isi buku teks harus berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya; lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan rencana, sehingga semuanya merupakan suatu kebetulan yang utuh dan terpadu. f. Buku teks itu harus dapat menstimulasi, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi siswa yang menggunakannya. g. Buku teks itu harus sadar dan tegas menghindari konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak membingungkan siswa yang menggunakannya. h. Buku teks harus mamapu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa. i. Buku teks harus dapat menghargai perbedaan-perbedaan.29 Apabila ditelaah mengenai kriteria buku teks yang dikemukakan oleh Geene dan Petty tersebut, maka dapat diidentifikasi sepuluh butir yang dipakai sebagai titik tolak dalam penentuan kualitas buku teks. Butir-butir tersebut meliputi: minat siswa, motivasi, ilustrasi, linguistik, terpadu, menggiatkan, aktivitas, kejelasan konsep, titik pandang, pemantapan nilai, dan menghargai perbedaan. Buku teks berkaitan dengan kurikulum yang berlaku. Buku teks yang baik harus relevan dan dapat menunjang pelaksanaan kurikulum. Kriteria linguistik mengacu pada tujuan agar buku tes dapat dipahami oleh siswa. Di samping itu, ada beberapa perubahan yang dapat diterapkan terhadap kriteria yang telah diungkapkan Geene dan Petty tersebut. Pertama, mengenai urutan atau susunannya. Kedua, mengenai istilah yang digunakan. Ketiga, mengenai penambahan kriteria. Sementara untuk urutan yang dapat disusun sebagai berikut: sudut pandang (point of view), kejelasan konsep, relevansi, minat, motivasi, menstimulasi, aktivitas, ilustrasi, komunikatif, menunjang mata 29
Ibid., h. 20-21
29
pelajaran lain, menghargai perbedaan individu, dan memantapkan nilai-nilai. Sehingga dapat dikemukakan pedoman penilaian buku teks.30 a. Sudut Pandang (Pointt of View) Buku teks harus mempunyai landasan, prinsip, dan sudut pandang tertentu yang menjiwai atau melandasi buku teks secara keseluruhan. Sudut pandang ini dapat berupa teori dari ilmu jiwa, bahasa, dan sebagainya. b. Kejelasan Konsep Konsep-konsep yang digunakan dalam suatu buku teks harus jelas. Ketidakjelasan dan keamanan perlu dihindari agar siswa dapat mengerti dan memahami. c. Relevan dengan Kurikulum Buku teks ditulis untuk digunakan di sekolah. Sekolah mempunyai kurikulum. Oleh karena itu tidak ada pilihan lain bahwa buku teks harus relevan dengan kurikulum yang berlaku. d. Menarik Minat Buku teks ditulis untuk siswa. Karena itu penulis buku teks harus mempertimbangkan minat-minat siswa sebagai pengguna buku teks tersebut. Semakin sesuai buku teks dengan minat siswa, semakin tinggi daya tarik buku teks tersebut. e. Menumbuhkan motivasi Motivasi berasal dari kata “motif” yang berarti daya pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan motivasi diartikan sebagai penciptaan kondisi yang ideal sehingga seseorang ingin, mau, dan senang dalam mengerjakan sesuatu. Buku teks yang baik ialah buku teks yang dapat membuat siswa ingin, mau, dan senang mengerjakan apa yang diinstruksikan dalam buku tersebut. Terlebih apabila buku teks tersebut dapat menggiring siswa ke arah penumbuhan motivasi intrinsik.
30
Ibid., h. 21
30
f. Menstimulasi Aktivitas Siswa Buku teks yang baik adalah buku teks yang merangsang, menantang, dan menggiatkan aktivitas siswa. Di samping tujuan dan bagan faktor metode sangat menentukan dalam hal ini. g. Ilustratif Buku teks harus disertai dengan ilustrasi yang mengena dan menarik. Ilustrasi yang cocok dapat memberikan daya penarik tersendiri serta memperjelas hal yang dibicarakan. h. Komunikatif Buku teks harus dimengerti oleh pemakainya, yakni siswa. Pemahaman harus didahului oleh komunikasi yang tepat. Bahasa buku teks harus: 1) Sesuai dengan bahasa siswa 2) Kalimat-kalimatnya efektif 3) Terhindar dari makna ganda 4) Sederhana 5) Sopan 6) Menarik i. Menunjang Mata Pelajaran Lain Buku teks pelajaran bahasa Indonesia, selain dapat menunjang mata pelajaran bahasa Indonesia, juga dapat menunjang mata pelajaran lain. Melalui pelajaran bahasa Indonesia pengetahuna siswa dapat bertambah dengan soal-soal Sejarah, Ekonomi, Matematik, Geografi, Kesenian, Transmigrasi, Olah raga, dan sebagainya. j. Menghargai Perbedaan Individu Buku teks yang baik tidak membesar-besarkan perbedaan individu tertentu. Perbedaan dalam kemampuan, bakat, minat, ekonomi, sosial, budaya setiap individu tidak dipermasalahkan tetapi diterima. k. Memantapkan nilai-nilai Buku teks yang baik berusaha untuk memantapkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Uraian-uraian yang menjurus kepada penggoyahan nilainilai yang berlaku pantas untuk dihindari.
31
4. Keterbatasan Buku Teks Di antara beraneka ragam jenis buku yang beredar, salah satu jenis buku yang paling vital dan fungsional bagi siswa atau mahasiswa ialah buku teks. Bila mata kuliah atau mata pelajaran itu dipecah-pecah maka setiap pecahan itu memerlukan masing-masing satu buku teks. Bila ingin hasil pengajaran dari setiap mata kuliah atau mata pelajaran berkualitas tinggi, maka buku teks harus dilengkapi, dibantu, dan ditunjang oleh buku pendamping lainnya, seperti: a. Buku suplemen (tambahan), bagi buku pokok yang berfungsi sebagai buku kerja yang menuntun siswa untuk berlatih, berpraktik, atau mencoba teoriteori yang sudah dipelajari di buku pokok. b. Buku pegangan guru, merupakan buku penuntun bagi guru dalam mengelola interaksi belajar-mengajar dalam mata pelajaran yang relevan. c. Buku sumber atau buku acuan lainnya yang relevan.31 Harus disadari bahwa buku teks memiliki kekurangan. Kekurangan ini disebabkan oleh berbagai hal baik dari dalam diri buku tersebut maupun dari luar buku tersebut.
Geene dan Petty dalam Djago Tarigan telah
mengidentifikasi keterbatasan-keterbatasan yang terdapat dalam buku teks: a. Buku teks itu sendiri tidaklah mengajar (walaupun beberapa kegiatan belajar dapat dicapai dengan membaca), tetapi merupakan suatu sarana pengajaran. b. Isi yang disajikan sebagai perangkat-perangkat kegiatan belajar dipadu secara buatan bagi setiap kelas tertentu. c. Latihan dan tugas praktis kurang memadai karena keterbatasan dalam ukuran buku teks. d. Sarana pengajaran tergolong sedikit dan singkat, karena keterbatasan ruang, tempat, atau wadah yang tersedia di dalamnya. e. Pertolongan atau bantuan yang berkaitan dengan evaluasi hanya bersifat sugesti.32
31 32
Ibid., h. 25 Ibid., h. 26
32
D. Penelitian yang Relevan Sebelum melakukan penelitian, diperlukan beberapa penelitian yang relevan terkait dengan minat membaca buku pelajaran Bahasa Indonesia. Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan topic penelitian ini yang berjudul “Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN 10 Tangerang Selatan.” 1.
Fajriah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dengan judul “Minat Membaca Siswa Kelas X SMK Kartika X-2 Jakarta” skripsi yang disusun oleh Fajriah berbeda dengan skripsi yang penulis susun. Skripsi Fajriah membahas tentang seberapa besar minat membaca cerpen, sedangkan penulis membahas tentang seberapa besar minat siswa dalam membaca buku teks pelajaran Bahasa Indonesia.33
2.
Darmiyah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012, Jurusan Pendidikan Agama Islam, dengan judul “Minat Baca Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Fatimiyah pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam”, skripsi tersebut membahas tentang seberapa besar minat membaca siswa terhadap mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, hal tersebut tentu berbeda dengan skripsi yang penulis susun. Karena rumusan masalah antara skripsi yang penulis susun dengan skripsi Darmiyah berbeda.34
3.
Nur Aisyah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, dengan judul “Minat Membaca Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas III MI Al-Ittihadiyah Cilincing Jakarta Utara Tahun Pelajaran 2012/2013”, skripsi tersebut membahas tentang minat membaca siswa terhadap buku teks pelajaran Bahasa Indonesia. Terdapat beberapa kesamaan antara skripsi yang penulis susun dengan skripsi yang disusun oleh Nur Aisyah,
33
Fajriah, “Minat Membaca Cerpen Siswa Kelas X SMK Kartika X-2 Jakarta,” Skripsi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Jakarta, 2013. 34 Darmiyah, “Minat Baca Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Fatimiyah pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam,” Skripsi S1 Pendidikan Agama Islam, UIN Jakarta, 2012.
33
namun objek penelitiannya berbeda. Penulis menentukan objek penelitian siswa/i tingkat Sekolah Menengah Akhir, sedangkan objek penelitian yang terdapat dalam skripsi Nur Aisyah merupakan siswa/I tingkat Sekolah Dasar.35
35
Nur Aisyah, “Minat Membaca Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas III MI Al-Ittidahiyah Cilincing Jakarta Utara Tahun Pelajaran 2012/2013,” Skripsi S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, UIN Jakarta 2013.
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan yang beralamat di Jl. Raya Tegal Rotan – Bintaro Sektor 9, Sawah Baru, Ciputat – Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 sampai tanggal 29 bulan April tahun 2015.
B. Sumber Data Sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan yang menjadi subjek penelitian. yang menjadi Sumber data yang dilakukan dalam penelitian ini bersumber.
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan individu atau objek yang akan dikaji oleh peneliti. Adapun yang dimaksud dengan keseluruhan adalah setiap individu yang masuk dalam batasan kajiannya.1 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 Dari dua pengertian tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa populasi merupakan objek atau keseluruhan karakteristik yang dimiliki oleh objek tersebut dan akan dikaji oleh peneliti dengan tujuan mendapatkan informasi. Populasi yang akan dijadikan objek penelitian adalah siswa/I kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan.
1
Mustofa Usman, et all, Statistika Pengantar Teknik Analisis Data, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009) 2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alvabeta, 2011), h. 119
34
35
Sampel adalah himpunan individu yang dipilih dari suatu populasi, dan ia harus diteliti populasinya.3 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 74 siswa yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas X-1 dan kelas X-4.
D. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu metode yang digunakan dalam aktivitas penelitian yang digunakan dalam penyusunan karya ilmiah.4 Metode
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang dirasa lebih mampu untuk mengungkap realitas ganda, dapat mengungkap hubungan wajar antara peneliti dengan responden, dan bersifat lebih sensitif dan adaptif terhadap peran sebagai pengaruh timbal balik. Adapun pengertian mengenai penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menjelaskan fenomena yang ada dengan tujuan untuk mencandrakan karakteristik individu atau kelompok.5 Sedangkan pendekatan secara kualitatif adalah pendekatan yang penting untuk memahami suatu fenomena sosial dan perspektif individu yang diteliti. Tujuan pokok dari penelitian kualitatif adalah untuk menggambarkan, mempelajari, dan menjelaskan fenomena tersebut.6 Penggunaan metode kualitatif dalam skripsi Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan ini menggunakan pengambilan sampel secara purposive. Karena pengambilan sampel secara purposive menghindari pengambilan sampel secara acak untuk menekan kemungkinan munculnya kasus menyimpang7. Dengan pengambilan sampel secara purposive dapat diharapkan hal-hal yang dicari dapat dipilih pada kasus-kasus yang di luar dugaan. 3
Mustofa Usman, et all, Statistika Pengantar Teknik Analisis Data, (Bandung: Sinar baru Algesindo, 2009) 4 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 43 5 Syamsuddin dan Vismaia S. Damayanti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 25 6 Ibid., h. 74 7 Esti Ismawati, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra, (Yogyakarta: Ombak, 2012), h. 9
36
E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah proses pengadaan data primer melalui prosedur yang
sistematis/standar
untuk
mendapatkan
data
untuk
menjawab
permasalahan penelitian.8 Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berukut: 1. Observasi Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif , dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.9 Observasi merupakan cara pengamatan data dengan menggunakan mata tanpa standar, tetapi memiliki kriteria sebagai berikut: a. Pengamatan untuk penelitian yang direncanakan secara sistematis. b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian. c. Pengamatan dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proporsi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja. d. Pengamatan
dapat
dicek
dan
dikontrol
atas
validitas
dan
reaalibilitasnya.10 Dalam observasi ini, penulis akan melihat sejauh mana minat membaca siswa minat membaca yang dimiliki siswa kelas X terhadap pelajaran bahasa Indonesia yang akan dikaitkan setelah mereka membaca buku tersebut. Data yang diambil dari kegiatan observasi ini adalah perilaku atau kebiasaan siswa ketika berada di dalam kelas, ketika istirahat, dan juga ketika siswa berkunjung ke perpustakaan. Adapun alat yang digunakan
8
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah Pengembangan keperibadian, (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 123 9 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 153 10 Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah Pengembangan keperibadian, (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 123
37
adalah buku catatan dan alat tulis yang berfungsi untuk mencatat kegiatan yang dilakukan siswa. 2. Wawancara Kahn dan Cannel (1957) dalam Samiaji mendifinisikan wawancara sebagai diskusi antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.11 Wawancara adalah proses pengumpulan data untuk penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan responden. Wawancara dilakukan kepada individu yang tidak terlalu banyak, sehingga pendapatnya diakui sebagai pendapat individu. Tujuan dari wawancara adalah sebagai berikut: a. Memperoleh dan memastikan fakta. b. Memperkuat kepercayaan. c. Memperkuat perasaan. d. Menggali standar kegiatan. e. Mengetahui alasan seseorang.12 Data yang diambil dari kegiatan wawancara adalah untuk mengetahui korelasi antara minat membaca yang dimiliki oleh siswa dengan kebiasaan atau aktivitas yang dilakukan siswa di dalam kelas. dengan dilakukannya wawancara akan memperkuat informasi dan data yang telah didapat sebelumnya. 3. Angket Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi angket tersebut bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan.13 Angket adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, setiap pertanyaan merupakan jawaban yang mempunyai makna dalam menjawab permasalahan penelitian. Pertanyaan yang terdapat dalam angket meliputi: 11
Samiaji Sarosa, Penelitian kualitatif: Dasar-dasar, (Jakarta: Indeks, 2012), h. 45 Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah Pengembangan keperibadian, (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 123 13 Muhammad Indrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga,2009), h. 100 12
38
a. Fakta, yaitu informasi yang diketahui responden. b. Pendapat, yaitu pertanyaan yang dijawab dengan baik atau tidak baik, setuju atau tidak setuju, dsb. c. Persepsi diri, yaitu pertanyaan tentang cara responden menilai diri sendiri, misalnya bagaimaa pandangan responden terhadap kegiatan tetangganya.14 Untuk mendapatkan data yang diinginkan, penulis melakukan penyebaran angket di kelas X-1 dan kelas X-4 di SMA N 10 Kota Tangerang Selatan. Dari angket yang disebar, data yang akan diambil adalah mengenai persepsi siswa terhadap kegiatan membaca.
F. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu.15 Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang dipakai dalam sebuah penelitian. Adapun instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian adalah daftar pertanyaan berupa angket. Angket yang telah disediakan kemudian diberikan kepada siswa yang menjadi objek penelitian. Selain
menggunakan
instrumen
berupa
angket,
peneliti
juga
menggunakan instrumen berupa wawancara. Di dalam instrumen wawancara, sudah terdapat pernyataan mengenai minat membaca siswa terhadap buku pelajaran bahasa Indonesia. Pernyataan tersebut nantinya akan diajukan kepada guru bahasa Indonesia untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai penelitian minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia.
14
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah Pengembangan keperibadian, (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 124 15 Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007) h. 437
39
Tabel 3.1 Kisi-kisi Minat Membaca Terhadap Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Variabel
Minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia
Indikator
No. Soal
Jumlah
Perasaan senang
1,2,3,4,5,6,7
7
Perasaan tertarik
8,9,10,11,12
5
13,14,15,16,17,18
6
19,20
2
Memiliki pengetahuan Antusias Jumlah
20
G. Teknik Analisis Data Untuk memperoleh data berupa angket yang telah penulis berikan kepada responden, maka peneliti menggunakan teknik sebagai berikut: 1. Rumus Dalam menghimpun data yang menggunakan angket, maka cara menganalisis yang sudah diperoleh adalah dengan menggunakan frekuensi relatif. Dalam hal ini, skala presentase dibuat dalam bentuk table distribusi frekuensi relative. Anas Sudjiono dalam bukunya yang berjudul Pengantar Stastistik Pendidikan menjelaskan bahwa frekuensi yang disajikan dalam table distribusi frekuensi relative ditulis dalam bentuk angka persen, hal tersebut berjalan lurus dengan rumus:16 Keterangan: f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N =
Number
of
Cases
(jumlah
frekuensi/banyaknya individu) P = Angka presentase 16
43
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h.
40
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMAN 10 Kota Tangerang Selatan 1. Identitas Sekolah Nama Sekolah
: SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
NPSN
: 20613553
NSS
: 301300410013
Alamat Sekolah Jalan
: Jln. Raya Tegal Rotan Bintaro Sektor 9 RT 03 RW 07
Kelurahan
: Sawah Baru
Kecamatan
: Ciputat
Kota/Kabupaten
: Kota Tangerang Selatan
Provinsi
: Banten
Kode Pos
: 15413
No. Tlp
: (021) 74862423
Email
:
[email protected]
Website
: http://www.sman10kotatangsel.sch.id/
Nama Kepala Sekolah : Drs. H. Agus Purwanto NIP Kepala Sekolah
: 195708201986031006
Status Sekolah
: Negeri
Status Kepemilikan
: Pemerintah Daerah
SK Pendirian Sekolah : 821.2/KEP.06-BKD/2009 Pelaksanaan KBM
: Pagi
2. Sejarah Singkat SMAN 10 Kota Tangerang Selatan SMAN 10 Kota Tangerang Selatan memiliki sejarah yang cukup rumit. Berawal dari nama SMAN 5 Ciputat yang didirikan pada tanggal 27 Juni 2006. Dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah Kabupaten Tangerang mengeluarkan 40
41
nomor: 421/Kep.208-Huk/2006 yang berisi tentang pendirian sekolah Negeri baru di kecamatan Ciputat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tanggal 27 Juni 2006 sebagai hari lahirnya SMAN 5 Ciputat. Sebagai sekolah baru, tentu saja SMAN 5 Ciputat belum memiliki gedung sendiri. Untuk sementara SMAN 5 Ciputat melaksanakan kegiatan Pembelajaran di SMP PGRI 2 Ciputat yang terletak di Jl. Cendrawasih KM. 4 Desa Sawah Lama, Ciputat, Tangerang. 15413. Pada tahun pertama berdiri (2006/2007) SMAN 5 Ciputat menerima siswa baru sejumlah 75 siswa yang dibagi dalam 2 rombongan belajar, sedangkan pada tahun kedua (2007/2008) diterima sejumlah 105 siswa yang dibagi dalam 3 rombongan belajar. Staf pengajar pada tahun pertama banyak didatangkan dari SMAN 1 Ciputat sebagai sekolah pembina. Pada tanggal 8 Februari 2008, SMAN 5 Ciputat pindah ke gedung baru yang terletak di Kelurahan Sawah Baru, Kampung Tegal Rotan, Ciputat. Sejak saat itu alamat SMAN 5 Ciputat mengalami perubahan yaitu: Jl. Raya Tegal Rotan Bintaro Sektor 9, Ciputat. 15413. Pada tahun pelajaran 2008/2009 SMAN 5 Ciputat menerima 111 siswa (3 kelas). Seiring berdirinya Kota Tangerang Selatan yang memisahkan diri dari Kabupaten Tangerang, maka bulan Juni 2009 terjadi pula perubahan nama SMAN 5 Ciputat menjadi SMAN 10 Kota Tangerang Selatan, di tahun pelajaran 2009/2010 SMAN 10 Kota Tangerang Selatan Menerima 155 siswa (4 kelas).
3. Visi Sekolah yang berwawasan teknologi informasi (digital) dan religious.
4. Misi a. Menumbuhkan proses internalisasi ajaran agama dan budaya bangsa serta implementasinya dalam kehidupan nyata b. Menumbuhkan semangat prestasi kepada semua warga sekolah c. Menumbuhkan sikap belajar sepanjang hayat bagi warga sekolah
42
d. Melaksanakan rasa aman dan menyenangkan dalam lingkungan sekolah e. Melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien yang berbasis global (berbasis ICT) yang berpijak pada budaya bangsa f. Menumbuhkan pribadi yang berkualitas, mandiri dan bertanggung jawab terhadap tugas. g. Menumbuhkan semangat kepedulian terhadap lingkungan sosial, fisik, dan kultural budaya nasional h. Mengembangkan potensi dan kreativitas warga sekolah yang unggul dan mampu bersaing baik di tingkat regional maupun nasional i. Mengembangkan kurikulum berbasis informatika dan lingkungan j. Menumbuhkan kebiasaan membaca, menulis dan menghasilkan karya melalui media ICT k. Menerapkan Information and Communication Technology (ICT) dalam proses pembelajaran dan pengelolaan sekolah l. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan lembaga terkait.
5. Struktur Organisasi Struktur organisasi pada dasarnya berisi suatu mekanisme dan manajemen kerja sama antara individu di dalam wadah organisasi yang mempunyai cita-cita dalam mencapai suatu tujuan yang telah disepakati bersama. Dengan demikian, organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang diharapkan apabila komponen yang terdapat di dalam organisasi tersebut berfungsi sesuai dengan mekanisme dan manajemen yang telah ditetapkan. Secara struktur organisasi, SMAN 10 Kota Tangerang Selatan terdiri dari kepala sekolah, komite, guru, staf tata usaha, dan karyawan sebagai unsure pelaksana kegiatan dalam edukatif yang mendapat limpahan tugas dan berada dalam naungan Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan. Dengan demikian, kepala sekolah, guru, staf tata usaha, dan karyawan diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan edukatif di lingkungan SMAN 10 Kota Tangerang Selatan.
43
Tabel 4.1 Struktur Organisasi SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
KEPALA SEKOLAH
Wakabid Humas
KOMITE SEKOLAH
Wakabid Kurikulum
Wakabid Kesiswaan
Wakabid Keuangan
Kasubag. TU
Kepala Lab.
Wali Kelas
Guru Bid. Studi
Pembina Ekskul.
BK / BP
Siswa
Masyarakat Lingkungan Sekolah
Pembina OSIS
44
6. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa a. Keadaan Guru SMAN 10 Kota Tangerang Selatan memiiliki tenaga pengajar sebanyak Tabel 4.2 Pembagian Tugas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar SMAN 10 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014 / 2015
No
Nama
NIP
Gol.
Jabatan /Guru Mata Pelajaran
Kelas
Beban Jam
1
Drs. H. Agus Purwanto
195708201986031006
IV / b
Kepala Sekokah
-
26
2
Drs. Dedi K Mulyadi
195802281985031010
IV / a
Ekonomi / Wakasek Sarana Prasarana
XII
24
3
Anita Ekawati, S.Pd
196009061982032006
IV / b
Matematika
X
24
4
Nursalim, S.Pd
197208211999031003
IV / a
Sejarah / Wakasek Kurikulum
5
Eny Retno Dewi S, S.Sn 197505102006042008
III / d
Seni Budaya
X& XII X, XI & XII
6
Hj. Sri Pujiati, M.Pd
197110012006042004
III / d
Matematika
7
Siti Toyibah, S.Pd
197301122006042006
III / d
Sosiologi
8
Muklas, S.Pd
197111062006041010
III / d
Fisika / Wakasek Kesiswaan
9
Dra. Dwi Antiningsih
196101212006042001
III / d
Bahasa Indonesia
10
Indrijanti, S.Pd
197102152006042014
III / c
Ekonomi / Kewirausahaan
11
Dra. Mayzar Eka Ningtyas
196305032006042002
III / d
Bahasa Indonesia
12
Drs. Santoso
196604112007011007
III / c
Geografi / Wakasek Humas
X, XI & XII X& XII X& XII X& XI X& XI X, XI & XII
13
Koesoemastoeti, S.Pd
196912042007012010
III / c
BP / BK
XII
14
Dra. Herni Juwita
196808182007012019
III / c
Sejarah
15
Budi Santoso, S.P
196712182007011009
III / c
Biologi
16
Drs. Undang
196606252007011012
III / c
Penjaskes & Orkes
17
Dewi Ariani, S.Pd
197703282007012006
III / c
Matematika
XI
24
18
Dra. Susilowati Ariadi
196505082007012005
III / c
Ekonomi / Akuntansi
XI &
24
XII
X& XI X& XI X, XI & XII
32 40 24 25 32 40 18 40 28 24 24 24 30
45
Syariah
XII
19
Dra. Zuhairiah
196205292007012005
III / c
Bahasa Inggris
X& XII
40
20
Hanna Susanti, S.Pd
197003302008012006
III / c
Kewirausahaan / Kepala Perpustakaan
X
38
21
Sri Lestari, S.Si
197012292008012008
III / c
Kimia
22
Lini Sri Haryani, S.Pd
196901242008012003
III / c
PKn
23
Mahwiyah, S.Ag
197008062008012011
III / c
Bahasa Inggris
24
Dra. Ulfiati Rahmah
196511132007012003
III / c
Biologi / Kepala LAB
25
Drs. Sutrisno
196609291994121003
IV / a
Sosiologi
26
Rostiana Ambar Sari, S.Pd
1014150022
-
Matematika
27
Mundirin, S.Ag
1014150023
-
PAI
28
Paisal Cakrawilaga
1014150024
-
Penjaskes & Orkes
XI
10
29
Juniadi, S. Sos.I
506 070 003
-
PAI
XI
8
30
Ir.Siti Marfuah
506 070 004
-
Design Grafis
31
Lily Vebrina, S.Si
506 070 005
-
Fisika
32
Rifa Kusmiati , S.Si
506 070 006
-
Kimia
33
Siti Mariam, S.Pd
506 070 007
-
BTQ
34
Siti Wardah, S.Pd.I
507 080 010
-
PAI
35
Sri Jumiatun, S.Pd
1012130019
-
Bahasa Jepang
36
Pritami Elysa, S.Kom
1012130017
-
TIK
38
Totonafo Ndraha, S.Th
1014150026
-
TIK / Agama Kristen
JUMLAH
X& XII X, XI & XII X& XI X& XII X X& XI X& XI
XI & XII X& XI XI X, XI & XII X& XII X, XI & XII XI & XII X
26 40 40 26 10 8 14
12 18 12 20 18 40 26 14 923
46
b. Keadaan Siswa Keadaan siswa SMAN 10 Kota Tangerang Selatan sebagai berikut:
Tabel 4.3 Keadaan Siswa SMAN 10 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015
No
Kelas
1
X-1 X-2 X-3 X-4 X-5 X-6 X-7 Jumlah XI IS-1 XI IS-2 XI IS-3 XI IS-4 Jumlah XI IA-1 XI IA-2 XI IA-3 Jumlah XII IS-1 XII IS-2 XII IS-3 Jumlah XII IA-1 XII IA-2 XII IA-3 Jumlah
2
3
4
5
Jumlah Keseluruhan
Jumlah Siswa L 14 12 12 21 18 20 16 113 18 20 20 22 80 19 19 19 57 23 22 22 67 12 11 12 35
P 24 26 27 18 20 18 21 154 16 16 17 15 64 19 20 19 58 14 12 10 36 23 23 21 67
Jmlh 38 38 39 39 38 38 37 267 34 36 37 37 144 38 39 38 115 37 34 32 103 35 34 33 102
352
379
731
47
B. Hasil Analisis Data 1. Observasi Tahap observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan pada saat kegiatan belajar mengajar. Pengamatan ini dilakukan dengan mengamati aktivitas siswa dan guru pada saat pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi ini dilakukan dalam rentang waktu satu pekan. Setelah selesai melakukan kegiatan pengamatan, kemudian penulis melakukan wawancara kepada guru pelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil observasi, penulis menyimpulkan bahwa minat membaca siswa kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan dipilih berdasarkan tingkat kemampuan dan minat yang dimiliki siswa. Sebagian besar siswa kelas X dapat memahami pelajaran bahasa Indonesia. Hal tersebut dikarenakan metode mengajar yang dipakai oleh guru bahasa Indonesia mudah diterima oleh siswa. Sementara minat siswa kelas X dalam membaca buku teks bahasa Indonesia tergolong rendah, hal ini dapat dibuktikan oleh antusias siswa dalam membaca buku pelajaran, terlebih ketika siswa mendapatkan tugas untuk membaca materi yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia, siswa lebih banyak yang mengobrol, bermain hand phone, dan bercanda dibandingkan dengan siswa yang membaca buku tersebut. Keadaan perpustakaan yang kurang nyaman dikarenakan berdekatan dengan kantin membuat minat baca siswa semakin berkurang. Oleh karena itu, minat siswa dalam membaca buku teks bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan dengan memberikan motivasi kepada siswa dan memperbaiki manajemen, tata letak perpustakaan dan sarana lain, sehingga dapat menarik minat membaca siswa. 2. Angket Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan tu juan dapat menarik kesimpulan dengan baik. Pengolahan data yang telah tersedia dilakukan dengan cara menganalisis dan menafsirkan setiap data dari masingmasing responden. Setelah diperoleh data dari hasil angket, kemudian data diolah dalam bentuk tabel deskripsi persentase dengan menggunakan rumus:
48
Keterangan: f
= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N
= Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P
= Angka presentase
Adapun pembahasan mengenai pernyataan yang telah diberikan kepada responden dapat dilihat dalam tabel-tabel persentase berikut:
Tabel 4.6 Rasa Suka terhadap Pelajaran Bahasa Indonesia Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
19
26%
Setuju
30
41%
Biasa Saja
24
32%
Tidak Setuju
1
1%
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
74
100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa 26% siswa sangat menyukai pelajaran bahasa Indonesia, 41% siswa menyukai pelajaran bahasa Indonesia, 32% merasa biasa saja dengan pelajaran bahasa Indonesia, dan 1% siswa tidak menyukai pelajaran bahasa Indonesia. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menyukai pelajaran bahasa Indonesia dan hanya sebagian kecil siswa yang merasa biasa saja dengan pelajaran bahasa Indonesia.
49
Tabel 4.7 Rasa Suka terhadap Guru Bahasa Indonesia Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
9
12%
Setuju
39
53%
Biasa Saja
24
32%
Tidak Setuju
2
3%
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
74
100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa 12% siswa sangat menyukai guru bidang studi bahasa Indonesia, 53% siswa menyukai guru bahasa Indonesia, 32% siswa merasa biasa saja dengan guru bahasa Indonesia, dan hanya 3% siswa yang tidak menyukai guru bahasa Indonesia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menyukai guru bahasa Indonesia, hal tersebut menunjukkan bahwa metode mengajar yang digunakan oleh guru bahasa Indonesia dapat diterima oleh sebagian besar siswa.
Tabel 4.8 Rasa Senang Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia Alternatif Jawaban
Frekuensi
Frekuensi
Sangat Setuju
3
4%
Setuju
28
38%
Biasa Saja
40
54%
Tidak Setuju
2
3%
Sangat Tidak Setuju
1
1%
Jumlah
74
100%
50
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa rasa senang membaca buku teks bahasa Indonesia, terdapat 4% siswa sangat suka dalam membaca buku teks bahasa Indonesia, 38% suka membaca buku teks bahasa Indonesia, 40% siswa merasa biasa saja, 3% siswa tidak suka membaca buku teks bahasa Indonesia, dan 1% siswa sangat tidak suka membaca buku teks bahasa Indonesia. Dengan demikian bahwa kegemaran siswa dalam membaca buku teks bahasa Indonesia cukup besar, hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang menyatakan setuju lebih besar dibandingkan dengan jumlah siswa yang menyatakan tidak setuju terhadap buku teks bahasa Indonesia.
Tabel 4.9 Kecenderungan Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia dibandingkan Buku Lain Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
1
1%
Setuju
6
8%
Biasa Saja
46
62%
Tidak Setuju
20
27%
Sangat Tidak Setuju
1
1%
Jumlah
74
100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan siswa membaca buku teks bahasa Indonesia dibandingkan membaca buku yang lain, terdapat 1% siswa menyatakan sangat setuju, 8% siswa menyatakan setuju, 62% siswa menyatakan biasa saja, 27% siswa menyatakan tidak setuju, dan 1% siswa menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecenderungan siswa untuk membaca buku teks bahasa Indonesia dibandingkan membaca buku lain cukup rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa lebih suka membaca buku lain dibandingkan membaca buku teks bahasa Indonesia.
51
Tabel 4.10 Kecenderungan Membaca Buku di Sekolah Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
5
7%
Setuju
24
32%
Biasa Saja
24
32%
Tidak Setuju
20
27%
Sangat Tidak Setuju
1
1%
Jumlah
74
100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan siswa untuk membaca buku di sekolah, terdapat 7% siswa menyatakan sangat setuju, 32% siswa menyatakan setuju, 32% siswa menyatakan biasa saja, 27% siswa menyatakan tidak setuju, dan 1% siswa menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecenderungan siswa membaca buku di sekolah cukup tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa merasa nyaman apabila membaca buku di lingkungan sekolah.
Tabel 4.11 Kegemaran Membaca Buku teks bahasa Indonesia Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
11
15%
Setuju
35
47%
Biasa Saja
25
34%
Tidak Setuju
2
3%
Sangat Tidak Setuju
1
1%
Jumlah
74
100%
52
Berdasarkan tabel tersebut
dapat diketahui bahwa siswa gemar
membaca buku teks bahasa Indonesia karena terdapat banyak cerita, terdapat 15% siswa menyatakan sangat setuju, 47% siswa menyatakan setuju, 34% siswa menyatakan biasa saja, 3% siswa menyatakan tidak setuju, dan 1% siswa menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegemaran siswa membaca buku teks bahasa Indonesia cukup tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa buku teks bahasa Indonesia disukai karena di dalamnya terdapat banyak cerita sehingga antusias siswa untuk membaca buku teks bahasa Indonesia cukup tinggi.
Tabel 4.12 Kecenderungan Membaca Buku teks bahasa Indonesia Ketika Ada Tugas Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
8
11%
Setuju
19
26%
Biasa Saja
22
30%
Tidak Setuju
24
32%
Sangat Tidak Setuju
1
1%
Jumlah
74
100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan siswa untuk membaca buku teks bahasa Indonesia ketika ada tugas saja, terdapat 11% siswa menyatakan sangat setuju, 26% siswa menyatakan setuju, 30% siswa menyatakan biasa saja, 32% siswa menyatakan tidak setuju, dan 1% siswa menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecenderungan siswa membaca buku teks bahasa Indonesia ketika ada tugas saja cukup berimbang antara siswa yang setuju dengan yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa sikap siswa terhadap minat membaca buku teks bahasa Indonesia tidak hanya pada saat ada tugas saja.
53
Tabel 4.13 Membaca Berdasarkan Rasa Keingintahuan Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
26
35%
Setuju
34
46%
Biasa Saja
13
18%
Tidak Setuju
1
1%
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
74
100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa minat membaca berdasarkan rasa keingintahuan yang besar dari dalam diri sebanyak 35% siswa menyatakan sangat setuju, 46% siswa menyatakan setuju, 18% siswa menyatakan biasa saja, dan terdapat 1% siswa yang menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rasa keingintahuan siswa terhadap suatu hal dapat diekspresikan dengan membaca buku sangat besar. Hal ini berkaitan dengan rasa keingintahuan siswa yang berasal dari dalam dirinya.
Tabel 4.14 Membaca dapat Menambah Pengetahuan Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
48
65%
Setuju
26
35%
Biasa Saja
0
0%
Tidak Setuju
0
0%
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
74
100%
54
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 65% siswa menyatakan sangat setuju dengan pernyataan membaca dapat menambah pengetahuan dan 35% siswa menyattakan setuju terhadap pernyataan tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan membaca buku dapat menambah ilmu pengetahuan.
Tabel 4.15 Membaca Ketika Ada Materi Pelajaran yang Belum Dipahami Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
11
15%
Setuju
23
31%
Biasa Saja
26
35%
Tidak Setuju
13
18%
Sangat Tidak Setuju
1
1%
Jumlah
74
100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa minat baca siswa dilakukan hanya ketika ada materi pelajaran yang belum dipahami sebanyak 15% menyatakan sangat setuju, 31% siswa menyatakan setuju, 35% siswa menyatakan biasa saja, 18% siswa menyatakan tidak setuju, dan 1% siswa menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat dismipulkan bahwa kecenderungan siswa untuk membaca hanya pada saat ada materi pelajaran yang belum dipahami cukup bervariasi, hal ini dibuktikan dengan pilihan siswa yang bervariasi.
55
Tabel 4.16 Membaca Berkat Dorongan dari Dalam Diri Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
18
24%
Setuju
39
53%
Biasa Saja
13
18%
Tidak Setuju
4
5%
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
74
100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan siswa untuk membaca berdasarkan dorongan dari dalam diri, terdapat 24% siswa menyatakan sangat setuju, 53% siswa menyatakan setuju, 18% siswa menyatakan biasa saja, dan 5% siswa menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keinginan siswa untuk membaca berdasarkan dorongan dari dalam diri cukup besar. Hal tersebut menunjukkan bahwa dorongan dari dalam diri siswa sangat berpengaruh terhadap minat membaca yang dimiliki oleh siswa.
Tabel 4.17 Pergi ke Perpustakaan untuk Membaca Buku Pelajaran Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
7
9%
Setuju
12
16%
Biasa Saja
34
46%
Tidak Setuju
18
24%
Sangat Tidak Setuju
3
4%
Jumlah
74
100%
56
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan siswa pergi ke perpustakaan untuk membaca buku pelajaran ada sebanyak 9% siswa menyatakan sangat setuju, 16% siswa menyatakan setuju, 46% siswa menyatakan biasa saja, 24% siswa menyatakan tidak setuju, dan 4% siswa menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan siswa untuk pergi ke perpustakaan tidak hanya untuk membaca buku pelajaran saja. Hal tersebut menunjukkan bahwa tujuan siswa pergi ke perpustakaan tidak hanya untuk membaca buku pelajaran, melainkan ada kegiatan lain yang dilakukan oleh siswa ketika pergi ke perpustakaan.
Tabel 4.18 Berdiskusi bersama teman ketika ada materi yang belum dipahami Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
22
30%
Setuju
35
47%
Biasa Saja
14
19%
Tidak Setuju
3
4%
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
74
100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan siswa untuk berdiskusi bersama teman ketika ada materi yang belum dipahami ada sebanyak 30% siswa menyatakan sangat setuju, 47% siswa menyatakan setuju, 19% siswa menyatakan biasa saja, dan 4% menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecenderungan siswa untuk berdiskusi ketika ada materi yang belum dipahami cukup tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa interaksi antar siswa untuk berdiskusi tentang materi pelajaran cukup baik.
57
Tabel 4.19 Bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
8
11%
Setuju
25
34%
Biasa Saja
36
49%
Tidak Setuju
5
7%
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
74
100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan siswa untuk bertanya kepada guru mengenai pelajaran yang telah diajarkan ada sebanyak 11% siswa menyatakan sangat setuju, 34% siswa menyatakan setuju, 49% siswa menyatakan biasa saja, dan 7% siswa menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecenderungan siswa untuk bertanya kepada guru mengenai pelajaran yang telah dipelajari cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa antusias dan keingintahuan siswa cukup besar.
Tabel 4.20 Kecenderungan membaca buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
1
1%
Setuju
10
14%
Biasa Saja
41
55%
Tidak Setuju
21
28%
Sangat Tidak Setuju
1
1%
Jumlah
74
100%
58
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan siswa untuk membaca buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai ada sebanyak 1% siswa menyatakan sangat setuju, 14% siswa menyatakan setuju, 55% siswa menyatakan biasa saja, 28% siswa menyatakan tidak setujum dan terdapat 1% siswa yang menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecenderungan siswa untuk membaca buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai cukup rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kurang tertarik untuk membaca buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai. Tabel 4.21 Kecenderungan untuk Membaca dan Mempelajari Kembali Materi yang Telah Disampaikan Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
7
9%
Setuju
26
35%
Biasa Saja
33
45%
Tidak Setuju
6
8%
Sangat Tidak Setuju
2
3%
Jumlah
74
100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan siswa untuk membaca dan mempelajari kembali pelajaran yang telah dpelajari ada sebanyak 9% siswa meyatakan sangat setuju, 35% siswa menyatakan setuju, 45% siswa menyatakan biasa saja, 8% siswa menyatakan tidak setuju, dan 3% siswa menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecenderungan siswa untuk mempelajari kembali pelajaran yang telah dipelajari cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa selalu mempelajari kembali pelajaran yang telah dipelajari di sekolah.
59
Tabel 4.22 Membaca akan meningkatkan minat belajar Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
23
31%
Setuju
34
46%
Biasa Saja
15
20%
Tidak Setuju
2
3%
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
74
100%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui sebanyak 31% siswa menyatakan sangat setuju dengan pernyataan membaca akan meningkatkan minat belajar, sebanyak 46% siswa menyatakan setuju, 20% siswa menyatakan biasa saja, dan 3% siswa menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar minat belajar siswa diperoleh dari kegiatan membaca. Hal ini menunjukkan bahwa membaca dapat meningkatkan minat belajar siswa.
Tabel 4.23 Dapat Mengerjakan Tugas Bahasa Indonesia Berkat Membaca Buku teks bahasa Indonesia Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
10
14%
Setuju
36
49%
Biasa Saja
23
31%
Tidak Setuju
5
7%
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
74
100%
60
Dari tabel tersebut dapat diketahui sebanyak 14% siswa menyatakan sangat setuju dengan pernyataan dapat mengerjakan tugas bahasa Indonesia berkat membaca buku teks bahasa Indonesia, 49% siswa menyatakan setuju, 31% siswa menyatakan biasa saja, dan 7% siswa menyatakan tidak setuju. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa dapat mengerjakan tugas bahasa Indonesia berkat membaca buku teks bahasa Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa dengan membaca buku pelajaran dapat memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh Guru.
Tabel 4.24 Segera Melaksanakan Tugas ketika Ditugaskan untuk Membaca Buku Pelajaran Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
8
11%
Setuju
37
50%
Biasa Saja
24
32%
Tidak Setuju
5
7%
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
74
100%
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa kesigapan siswa untuk membaca buku pelajaran ketika ditugaskan untuk membaca buku pelajaran ada sebanyak 11% menyatakan sangat setuju, 50% siswa menyatakan setuju, 32% siswa menyatakan biasa saja, dan 7% siswa menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa respon siswa ketika diberikan tugas membaca sangat besar. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sangat sigap ketika diberikan tugas membaca buku pelajaran.
61
Tabel 4.25 Menghabiskan sebagian waktu luang untuk membaca Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
3
4%
Setuju
9
12%
Biasa Saja
41
55%
Tidak Setuju
16
22%
Sangat Tidak Setuju
5
7%
Jumlah
74
100%
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa menghabiskan sebagian waktu luang untuk membaca buku pelajaran ada sebanyak 4% siswa menyatakan sangat setuju, 12% siswa menyatakan setuju, 55% siswa menyatakan biasa saja, 22% siswa menyatakan tidak setuju, dan terdapat 7% siswa menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa waktu luang yang digunakan siswa untuk membaca buku pelajaran sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa meghabiskan waktu luangnya untuk kegiatan lain selain membaca.
C. Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka secara garis besar dapat ditarik kesimpulan bahwa minat siswa kelas X dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dapat dikategorikan cukup tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil angket tabel 4.8, tabel 4.9, tabel 4.11, tabel 4.12, tabel 4.15, tabel 4.16, tabel 4.20, dan tabel 4.22 menunjukkan hasil positif. Hasil tabel 4.8 dengan butir pernyataan saya senang membaca buku pelajaran bahasa Indonesia. Dengan hasil persentase: 4% siswa menyatakan sangat setuju, 38% siswa menyatakan setuju, 54% siswa menyatakan biasa saja, 3% siswa menyatakan tidak setuju, dan 1% siswa menyatakan sangat tidak setuju. Tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sangat senang
62
dalam membaca buku teks Bahasa Indonesia. Hal tersebut menunjukkan hasil positif terhadap minat membaca siswa. Hasil tabel 4.9 dengan butir peryataan Saya lebih suka membaca buku teks bahasa Indonesia dibandingkan membaca buku yang lain. Dengan hasil persentase: 1% siswa menyatakan sangat setuju, 8% siswa menyatakan setuju, 62% siswa menyatakan biasa saja, 27% siswa menyatakan tidak setuju, dan 1% siswa menyatakan sangat tidak setuju. Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa cenderung membaca buku teks bahasa Indonesia dibandingkan membaca buku lain. Hal tersebut menunjukkan hasil positif terhadap minat membaca siswa. Hasil tabel 4.11 dengan butir pernyataan Saya senang membaca buku teks bahasa Indonesia karena terdapat banyak cerita. Dengan hasil persentase: 15% siswa menyatakan sangat setuju, 47% siswa menyatakan setuju, 34% siswa menyatakan biasa saja, 3% siswa menyatakan tidak setuju, dan 1% siswa menyatakan tidak setuju. Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa minat siswa membaca buku teks bahasa Indonesia sangat tinggi, hal ini dikarenakan siswa lebih senang membaca buku teks yang di dalamnya terdapat gambar yang dapat merangsang minat siswa dalam membaca. Hal tersebut menunjukkan hasil positif terhadap minat membaca siswa. Hasil tabel 4.12 dengan butir pernyataan Saya hanya membaca buku teks bahasa Indonesia ketika ada tugas saja. Dengan hasil persentase: 11% siswa menyatakan sangat setuju, 26% siswa menyatakan setuju, 30% siswa menyatakan biasa saja, 32% siswa menyatakan tidak setuju, dan 1% siswa menyatakan sangat tidak setuju. Tabel 4.12 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa akan membaca buku teks bahasa Indonesia ketika ada tugas yang diberikan oleh guru. Hal tersebut menunjukkan hasil positif terhadap minat membaca siswa. Hasil tabel 4.15 dengan butir pernyataan Saya hanya membaca ketika ada materi pelajaran yang belum diketahui. Dengan hasil persentase: 15% siswa menyatakan sangat setuju, 31% siswa menyatakan setuju, 35% siswa menyatakan biasa saja, 18% siswa menyatakan tidak setuju, dan 1% siswa
63
menyatakan sangat tidak setuju. Tabel 4.15 menunjukkan hasil positif terhadap minat membaca siswa, hal tersebut dikarenakan sebagian besar siswa akan membaca kembali buku teks bahasa Indonesia ketika ada materi pelajaran yang belum dipahami. Hasil tabel 4.16 dengan butir pernyataan Saya membaca karena ada dorongan dari dalam diri. Dengan hasil persentase: 24% siswa menyatakan sangat setuju, 53% siswa menyatakan setuju, 18% siswa menyatakan biasa saja, dan 5% siswa menyatakan tidak setuju. Tabel 4.16 menunjukkan bahwa keseluruhan siswa melakukan kegiatan membaca karena ada dorongan dari daam diri. Hal tersebut menunjukkan hasil positif terhadap minat membaca siswa. Hasil tabel 4.20 dengan butir pernyataan Saya akan membaca buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai. Dengan hasil persentase: 1% siswa menyatakan sangat setuju, 14% siswa menyatakan setuju, 55% siswa menyatakan biasa saja, 28% siswa menyatakan tidak setuju, dan 1% siswa menyatakan sangat tidak setuju. Dari tabel 4.20 dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa akan membaca buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai. Hal tersebut menunjukkan hasil positif terhadap minat membaca siswa. Hasil tabel 4.21 dengan butir pernyataan membaca akan meningkatkan minat belajar Saya. Dengan hasil persentase: 9% siswa menyatakan sangat setuju, 35% siswa menyatakan setuju, 45% siswa menyatakan biasa saja, 8% siswa menyatakan tidak setuju, dan 3% siswa menyatakan sangat tidak setuju. Dari tabel 4.21 dapa diketahui bahwa dengan membaca akan meningkatkan minat belajar siswa. Hal tersebut menunjukkan hasil positif terhadap minat membaca siswa. Delapan pernyataan yang terdapat dalam angket minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia menunjukkan hasil positif. Delapan pernyataan tersebut dapat mewakili keseluruhan pernyataan yang terdapat dalam angket yang telah disebar dan diisi oleh siswa. Faktor pendukung tingginya minat membaca siswa karena kepedulian dan ketegasan guru bahasa Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adaya budaya
64
membaca yang diterapkan oleh guru ketika siswa sedang belajar. Selain itu sebagian besar siswa kelas X memiliki hobi membaca. Buku teks bahasa Indonesia menjadi bahan belajar yang harus dimiliki oleh siswa, sehingga siswa dapat dengan mudah membaca dan mempelajari kembali materi yang telah disampaikan, bahkan membaca dan mempelajari materi yang akan disampaikan oleh guru. Selain faktor pendukung yang mendukung tingginya minat membaca siswa kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan, adapula faktor penghambat yang menghambat minat siswa dalam membaca. Faktor penghambat tersebut antara lain adalah kurang mendukungnya sarana perpustakaan sekolah dan ruang baca. Perpustakaan yang ada di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan belum bisa menjadi daya tarik bagi siswa untuk datang sekadar membaca atau meminjam buku di perpustakaan. Hal ini dikarenakan letak perpustakaan yang kurang strategis, koleksi buku yang tidak lengkap, keadaan ruang perpustakaan yang tidak nyaman, serta manajemen yang tidak terkelola dengan baik.
65
BAB V PENUTUP
Berdasarkan uraian mengenai “Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan” yang telah dibahas di bab sebelumnya, akan penulis kemukakan simpulan dan saran.
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, dapat penulis simpulkan: 1. Minat membaca buku teks bahasa Indonesia siswa kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan dikategorikan tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil angket yang telah disebar menunjukkan hasil positif. 2. Faktor pendukung tingginya minat membaca buku teks bahasa Indonesia siswa kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan karena adaya budaya membaca yang diterapkan oleh guru, dorongan dari dalam diri siswa yang memiliki hobi membaca, dan kepedulian guru terhadap prestasi siswa. Sehingga guru selalu menanamkan motivasi kepada siswa agar gemar membaca. Di samping faktor pendukung, ada beberapa faktor penghambat yang menjadikan siswa enggan membaca. Faktor tersebut antara lain adalah faktor lingkungan dan sarana yang disediakan oleh sekolah. Faktor lingkungan yang menyebabkan siswa enggan untuk membaca adalah pengaruh teman sepermainan, sedangkan faktor sarana yang disediakan oleh sekolah adalah kurang memadai sarana perpustakaan sekolah.
B. Saran Sehubungan dengan hasil penelitian tersebut, penulis memandang penting untuk menyampaikan saran, dengan tujuan siswa dapat meningkatkan minat
65
66
membaca yang ada dalam dirinya. Adapun saran-saran yang penulis sampaikan sebagai berikut: 1. Peran orang tua sebagai teladan anaknya agar lebih memperhatikan keadaan faktor intern ataupun faktor ekstern anak. 2. Peran guru sebagai tenaga pendidik di sekolah harus dapat memperhatikan, membimbing, dan memberi motivasi agar siswa dapat meningkatkan minat membacanya. 3. Peran sekolah sebagai lembaga pendidikan hendaknya menyediakan fasilitas yang memadai, terutama fasilitas ruang baca seperti perpustakaan. Tujuannya adalah agar dapat menarik minat siswa dalam membaca. 4. Bagi siswa sebagai penerus cita-cita bangsa harus bisa menanam dan mengembangkan minat membaca yang ada dalam dirinya. Karena dengan membaca, semua pengetahuan akan dapat diraih.
67
DAFTAR PUSTAKA Abdul Shaleh, Ramna. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta: Prenada Media Grup. 2009. Aisyah, Nur. Minat Membaca Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas III MI Al-Ittidahiyah Cilincing Jakarta Utara Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. UIN Jakarta. 2013. Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2013. As-Sirjani, Raghib. Spiritual Reading Hidup Lebih Bermakna dengan Membaca. Solo: Aqwam. 2007. Darmiyah, Minat Baca Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Fatimiyah pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Skripsi S1 Pendidikan Agama Islam. UIN Jakarta. 2012. Djaali. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2011. Fajriah. Minat Membaca Cerpen Siswa Kelas X SMK Kartika X-2 Jakarta. Skripsi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. UIN Jakarta. 2013. Indrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga. 2009. Ismawati, Esti. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: Ombak. 2012. Kelompok Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Kurikulum Bahasa Indonesia dan Buku Teks Bahasa Indonesia. Malang: YA3 Malang. 1991. M, Masnur, dkk. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Malang: Jemmars. 1987. Mudjito, Materi Pokok Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka. 2001. Ormord, Jeanne Ellis. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang Jilid 2. Jakarta: Erlangga, Edisi Keenam. 2008.
67
68
Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah Pengembangan keperibadian. Jakarta: Grasindo, 2007. Saebani, Beni Ahmad. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia. 2008. Sarosa, Samiaji. Penelitian kualitatif: Dasar-dasar. Jakarta: Indeks. 2012. Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. 2010. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2006. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alvabeta. 2011. Suwarno, Wiji. Peprustakaan & Buku Wacana Penulisan & Penerbitan. Yogyakarta: Ar-Ruz Media. 2011. Syamsuddin dan Vismaia S. Damayanti. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2006. Tarigan, Djago. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa. 2004. Tarigan, Henry Guntur. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa. 2008. Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. 2007. Usman, Mustofa, et all. Statistika Pengantar Teknik Analisis Data. Bandung: Sinar Baru Algesindo. 2009. Widyamartaya, A. Seni Membaca untuk Studi. Yogyakarta: Kanisius. 1992.
+e i q.EEE
A
KEMENTERIAN '{GAMA UIN JAKARTA FITK Jt lr
H. Juaada
No. Dckumen FITK-FR-AKD-061 Tgl-T-el-brt : 1 Maret 2oi0
FORM (FR)
:
No9SCiputat 15412 ldonesia
:02
No. Revisi
I
.111
Hal
i
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
l l I
'09.t ( 4
Jakarta. 28 Agustus 2014
Nomor : Un.Ol/F.l/KM.01.31........DA13 Lamp. : Hal : Birntringan Skripsi Kepada Yth.
Cecep Suhendi, Drs., M.Pd. Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakaita. As s alam u' al ai kum w r.w b.
Dengan (
ini
diharapkan kesediaan Saudara untr-rk menjadi pembimbing
l/ll
materi/tekni s) penul i san skri psi mahas iswa: Nanra
Nurhadi Muhammad
NtM
I r 10013000054
Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra indonesia
Semester
IX (Sembilan)
Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa [ndonesia
Judul Skripsi
Keias
X
Sisu'a
SN,{AN 10 Kota Tar.aelang Selatan
Judul tersebut telah Cisetu-iui oleh Jurusan yang bersangkutan pada langgal 02 Desember 2013 , abstraksi/otrtlire terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembim bing menghubungi Jurusan terlebih dahul u.
Bimbingan skripsi
ini
diharapkan selesai dalam waktu
6 (enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih lllas s ala mu'
a I aikum
wr.u, b.
Indonesia
Bahasa dan
'ri$ Fitriyah 0212 199743
'fembusan:
i. 2.
Dekan IrITK Mahasisu'a ybs
]
l
2
M.Pd
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
No.
FORM (FR)
Jl. k. H. Juada No 95 Ciputat 15412 lndonesia
Tgl.
No.
: Terbit :
Dokumen
FITK-FR-AKD-066
Revisi: :
01
Hal
1 Maret 2010 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI
Lamp.
Hal
Jakarta, 15 Maret 2015
0'15
::Observasi Kepada Yth.
Kepala SMAN 10 Tangerang Selatan di Tempat
Assala m u' al aiku m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Nama : Nurhadi Muhammad NIM :1110013000054 Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra lndonesia Semester
: X (Sepuluh)
adalah benar mahasiswa pada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UtN lyaff Hidayatullah Jakarta dan sehubungan dengin penyeleslian Tugas Akhir skripsi, mahasisr,va tersebut memerlukan ouservasi clengan pihak terkait. Oleh karena itu, kami mohon kesediaan Saudara untuk henerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya. Demikianlah, atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terima
kasih.
Wassal am u' al ai ku m wr.wb.
a.n. Dekan Kabag. Tata Usaha
(, Drs. rurp 19580417 199203 1 001 t
Tembusan: Dekan Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan
n) lrrrri
tLtrt
r
No.
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jt lr
I
h Juaia
FORM (FR)
No 95 Cipulat 15412 lndonesia
Dokumen
:
Terbit :
Tgl. No. Revisi: Hal
:
FITK-FR-AKD-082 1 Maret 2010 01
1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor: Un.01/F.1/KM.01 .31........12015 Lamp. . OutlinerProposal Hal : Permohonan lzin Penelitian
Jakarta, [G April 2015
Kepada Yth. Kepala SMAN 10 Tangerang Selatan di
Tempat Assal am u' al aiku
m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
: Nurhadi Muhammad
NIM
:
'1
1
10013000054
Jurusan : Pendidikan Bahasa Seniester : X (sepuluh) Judul
dan Sastra lndonesia
Skripsi . Minat Membaca Buku Petajaran Bahasa lndonesia Siswa Kelas X SMAN 10 Tangerang Selatan
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
sedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset)
di
instansiisekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk
itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan
mahasiswa tersebut
melaksanakan penelitian dimaksud
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassal am u' al ai ku m wr.wb.
a.n.,Dekan Kajur P
n Bahasa dan Sastra lndonesia
Dra. Hin NrP. 197 1215 200912 2 AA1 Tembusan: 1 Dekan FITK 2 Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
I't'],\IIl{i\ I .\ll
KO'|A T'ANClit{.\NG SLLA'|AN
DII\AS PENDIDIKAI{
Si\{A I\E,GERI
.J{.
lluru
7'egul
llotort IJinturo Scktor 9 Desu Sawah l}aru Ciputttt I 541 3
10 Tetp. (021) 74862423
SUITAT KIITI]ITANCAN I'I]N Ii LITIAN M IiNYT]SU N SKITIPST Nuntttr : 071 I 046 / l'ata Lrsaha Yang bertantla tl'lngllil cli tlle t'tct'iitt':[ilitt Ir.tlttr
I
bnrr
rll irli Kcpalr
S\1 '\
Nt-9eri 10 [tota
NLrrhacl
NINl
11 \,
i\
lLr
hrnrmacl
1001100(r051 t
\ lllll3S1:\\ .l
Stetirs
I\
Sr
riril
l I i.lal
L,nir elsitas
t-
.l LttLrsar-r
I'e
.lcn.i rrr-ig Pentl i d i karr
Strata Sattr lS1)
X
llrestcr
'l'irh
r-r
Selatan.
:
Nama
Se
-l'angerang
lttrlllh
.[akart:t
nJi.liliart iluhasa dan Sastra Indorlesia
(SepLrluh)
l() l-+ ' l(,)1 -;
n,\kader-n i k
Telah melalisanakan penelrtian (riset)
di S\{A Negcri 10 l(ota Taugerang Selatan pada tarlggal
17 April s.cl 06 ivlei 2015 clen_san.jLrdui sliripsr "i\'lirtrtt fuletnbocrt IJuku Pelajartn Balrusn Indonesia Sisrt'a I{eIus XS,lL'11;
Derlikial
sLrrat lieterapqap
I0
7-utrseruttg S'eIuttrtt".
irri kanri bc.riliatl. agar dapat dipergunakan sebagaitl-rana perlunya
l-anserar-lg Selatan. 23 .luni 2015
l:r Sekolah.
tt x-\\
toj [' tt t'tv iI n t rt
1936()l
I
006
Lampiran 5
HASIL WAWANCARA
Narasumber
: Dra. Dwi Antinigsih
Jabatan
: Guru Bahasa Indonesia
Hari/Tanggal : Selasa, 5 Mei 2015 Tempat
: Ruang Guru SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
P
: Assalamualaikum Warahmutullahi Wabarakatuh
N
: Walaikumsalam Warahmatullahi Wabarakutuh
P
: Sudah berapa lama Ibu mengajar pelajaran bahasa Indonesia?
N
: Saya sudah mengampu pelajaran bahasa Indonesia sejak usia 22 tahun. Sekarang usia Saya sudah 54 tahun, berarti sudah 32 tahun saya mengajar bahasa Indonesia.
P
: Dalam memberikan materi pelajaran, metode apa yang Ibu gunakan?
N
: Sebenarnya banyak metode yang saya gunakan, tetapi saya lebih suka menggunakan metode active learning dan metode diskusi, karena dengan kedua metode tersebut siswa akan aktif mengeksplorasi materi dalam pembelajaran.
P
: Apakah Siswa dapat memahami materi yang telah disampaikan?
N
: Cukup memahami untuk siswa yang menyimak pembelajaran sejak awal, namun ada juga siswa yang tidak memahami materi karena daya tangkap siswa yang kurang.
P
: Seberapa besar pengaruh buku teks bahasa Indonesia dalam pembelajaran di kelas?
N
: Pengaruhnya sangat besar, karena dengan buku teks bahasa Indonesia siswa dapat membaca dan mempelajari materi baik yang sudah disampaikan maupun yang belum disampaikan.
Lampiran 5
P
: Apakah siswa sudah memanfaatkan buku teks tersebut dengan baik?
N
: Pemanfaatannya belum maksimal, karena sebagian besar siswa hanya menggunakan buku teks bahasa Indonesia ketika mendapatkan tugas saja, selebihnya kurang dimanfaatkan dengan baik.
P
: Bagaimana pandangan Ibu selaku guru bahasa Indonesia mengenai perilaku siswa yang lebih suka mengobrol dibandingkan dengan membaca buku?
N
: Sangat disanyangkan, sebenarnya siswa bisa memanfaatkan waktu luang dengan membaca buku. Karena dengan membaca buku, siswa akan mendapatkan ilmu atau pengetahuan baru yang sebelumnya tidak diketahui.
P
: Apakah siswa sudah menggunakan fasilitas perpustakaan dengan baik?
N
: Belum, bahkan hampir tidak pernah digunakan. Mungkin karena keadaan perpustakaan yang tidak memadai. Sepenglihatan saya, sangat jarang siswa yang datang ke perpustakaan untuk sekadar membaca atau meminjam buku.
P
: Kendala apa saja yang mempengaruhi minat siswa dalam membaca?
N
: Kendalanya banyak. Satu di antaranya adalah buku bacaan yang digemari oleh siswa. Siswa lebih suka membaca buku-buku cerita, terutama buku komik/novel. Sementara itu, di perpustakaan koleksi buku yang seperti itu kurang memadai.
P
: Bagaimana minat siswa kelas X dalam membaca buku teks bahasa Indonesia?
N
: Sangat rendah. Anak-anak itu menggunakan buku teks hanya pada saat diberi tugas saja, selebihnya tidak dibaca.
P
: Apakah minat baca siswa berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tersebut?
N
: Tentunya sangat berpengaruh. Karena buku teks tersebut kan berisi mengenai materi pembelajaran, tentunya setiap ulangan harian ataupun ulangan semester, soal-soal yang dikeluarkan berasal dari materi yang berada dalam buku teks tersebut. Kalau anak tersebut jarang bahkan tidak pernah membaca buku tersebut, maka penyerapan materinya pun kurang.
Lampiran 5
P
: Apa yang harus dilakukan oleh siswa agar mereka dapat menumbuhkan serta meningkatkan minat membaca?
N
: Harus membiasakan diri. Orang bisa karena terbiasa, orang tidak akan bisa karena tidak terbiasa. Secara bertahap siswa harus menumbuhkan dan membiasakan diri dalam membaca. Diawali dengan membaca buku-buku yang digemari, kemudian berlanjut ke buku-buku materi,baik buku teks ataupun buku referensi lainnya.
Ket: P
: Pewawancara
N
: Narasumber Ciputat, 2015 Guru Bahasa Indonesia,
Dra. DWI ANTININGSIH NIP. 19610121 200604 2 001
s1
ANGKET MINAT N4EMBACA BUKU PEI,AJARAN BA.FIASA INDONESIA
PtsNGANTAR
disajikan beberapa pernyataan mengenai minat membaca buku pelajaran bahasa lndonesia. Responden dirninta untuk menjawab pernyataan berikut dengan memilih satu pilihan jawaban yang telah disediakan' Jawaban yang dipilih tidak akan dinilai henar atau salah dan tidak akan jujur sesuai mempengaruhi nilai. Oleh karena itu Antla diharapkan menjawab dengan
Di
bawah
ini
dengan kondisi yang ada pada Ciri anda. PET'IJNJTJK
II
Ilacalah dengan teliti setiap butir pernyalaan dan pilihan jarvaban yang tersedia. Irilihlah jawaban sesuai dengan kondisi anda, kemudian beri tanda { pada kolom yang telah tersedia. 3. Isi dengan menggunakan bolpoint. 4. .langan terpengaruh oleh jawatran atatt pendapat teman anda, karcna angket ini bersifat rahasia Pribadi. Contoh.
III
'I'AI}EL ANGKET
rl
Butir Pernyataan
No
-f-
rl
liaya menyenangi pelajaran bahasa Indoncsta Indonesia hadir untuk Saya senang apabila guru bahasa memberikan materi pelajaran bahasa Indonesia
Say,;"arg *"*bro, brf;i,el"jr*" b,t "s" Indonesia Sa)ra lehlh
srro mcmUaci brrku pelajaran bahasa lndonesia
dibandingkan membaca buku yang lain
Say;l"b,h sdarg
membaCa buku di lingkungan sekolah
dibandingkan mernbaca btrk,r di rumah
Siya senang mernbaca buku pelalaran bahasa karena terdapat banyak cerita
Sait
'--------:--
trunva mcmbaca buku l,elajaran bahasa lndonesia
ketika ada tugas saja
Membaca berdasarkan rasa keingintahuan yang besar dari 8
dalam dirr
I
Membaca dapat menambah pengetahuan saya I
Saya harrya membaca ketika ada materi pelajaran Yang
--
10
belum dipahami 1l
Saya rncmbaca karena ada dorongan dari dalam diri
t2
Saya pergi ke perPustakaan untuk membaca buku Pelajaran
Sfiaka" btrd,sku;ia."g. n teman apabila terdaPat matert 13
yang belum dipahami Selalu hertanya kePada guru mengenai pelajaran Yang telah
t4 diajarkan Saya akan membaca bukur p;lajaran sebelum Pelajaran 15
dimulai
l6 17
r8
l9
Saya akan membaca dan trnern p"f
uf
un L.*Uut t f"l ij aran
yang teiah dipelajari
M;ffi
tkan rninat belajar saYa
Saya dapat mengerjakan
@berkat
membaca buku pelajaran bahasa lndonesia
Ketika guru menugaskan
ffipelajaran,
mengerjakan tugas tersebut Saya langsung mengerjal Saya menghabiskan sebag an waktu luang untuk membaca
2A
buku pelajaran Ketcrangan: SS : Sangat Setuju : Setuju S BS : Biasa Saja TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
q1
ANGKET MIN.A'T MEMBACA BUKU PELAJARAN BATIASA INDONESIA
I
PENC1,"N]'AR
beberapa pernyataan mengenai minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia. Responclen dirninta untuk menjawab pernyataan berikut dengan memilih satu pilihan jawaban yang telah disediakan'
Di bawah ini {isajikan
Jawaban yang dipilih tidak akan dinilai benar atau salah dan tidak akan mempengaruhi nilai. Oleh karena itu Anda diharapkan menjawab dengan jujur sesuai dengan kondisi yang aCa pada diri anda.
II.
I'}BI'Ul.lJUK
. Bacalah dengarr teliti setiap butir pernyataan dan pilihan jarvaban yang tersedia. 2. pilihlah jawaban sesuai dengan kondisi anda, kemrrdian beri tanda { pada kolorn I
yang telah tersedia. 3. Isi dengan m()nggunakan bolpoint. 4. Jangan terpengaruh oleh jawaban atau pendapat temar" anda, karena angket ini bersifat rahasia Pribadi. Contoh:
I_T--T.-_--.-.=T
lss I s "l--lss li's lsrsl
I --t-
Jl--t---l L---l'/
III.
I
TABEI- ANCKET
Butir Pernyataan Saya menyenangi pelajaran hahasa
$y. r"*"ga@lu
t'uoit untuk
memberikan materi pelajaran bahasa Indonesia
sd;Gr"s;;ffibrffi;LA,il;* ;$rt
lebrh
*t
fia"*t*
dibandingkan membaca buku yang iain
S;il i;b'h .**"g
';--rb"*
u*, ii tirgtungan
sckolah
dibandingkan membaca buku di rumah
Sry^
**"g
mimbaca buku pelajaran bahasa Indonesia
karena terdapat banYak cerita Saya hanya membaca buku pelajaran hahasa
ketika ada tugas saja
---fM;*b"* 8l
b.raasatiiin rasa keingintahuan yang besar dari
dalam diri Membaca dapat menambah pengetahuan saya Saya hanya membaca ketika ada materi pelaiaran YanB
belum dipahami Saya membaca karena ada dorongan dari dalam diri
l3
perpustakaan untuk membaca buku pelajaran
STva
p"rg*e
-Sr,,u
*-m[*a"
a,rhil,
t.rdaPat materi
yang belum dipahamt Selalu bertanya kepada guru
*?rge^"i pet"i"*" V""g t"t"t.r
dia.iarkan Saya akan membaca buku pelajaran sebslum Pelalaran
dimulai
Sry"
rk*
i Pelajaran
yang telah dipelajarr
M#,b"G aka" *enl"gkatkan minat belajar saya Saya dapat me-geriakan tugas bahasa Indonesia berkal membaca buktl pelajaran bahasa Indonesra
futik&ffit,"*u".u
uuku Pelajaran,
Saya langsung mengerjakan tugas tersebut 20
waktu luang untuk membaca
@ian buku pelajaran Kecerangan:
SS S BS TS
: Sangat Setuju
STS
: Sangat
: Setuju
: l3iasa Saja I'idak Setuju
Tidar Setuju
Lampiran 7
SKOR ANGKET MINAT MEMBACA BUKU PELAJARAN BAHASA INDONESIA No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
1
2
3
4
5
6
7
8
Butir Peryataan 9 10 11 12
4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 5 5 4 5 5 3 5 3 4 4 5 3 3 3 3 3 4 4 5 5 5 3
5 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 5 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 5 4 4 4
4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4
3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 4 2 4 3 4 4
4 4 3 3 3 4 5 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 5 3 3 3 3 3 3 3 5 3 4 4
3 5 2 3 2 3 3 2 3 5 3 4 2 3 2 3 4 3 2 2 3 2 5 4 3 4 2 2 3 2 3 4
4 5 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 5 5 4 3 4 5 5 3 5 4 3 4 5 5 4 5 4 4 4
5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4
2 4 2 5 2 4 3 3 4 4 4 4 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 4 5 4 4 3 3 2 3 4 3
4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 3 4 5 5 4 4 3 5 5 3 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3
5 2 4 3 4 3 3 3 3 2 5 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 5 3
13
14
15
16
17
18
19
20
5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 4 5 3 4 5 4 4 5 3 5 3 5 4 4 5 4 4 3
4 5 4 5 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 5 4 3 5 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 5 3 5 5 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3
3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 5 4 5 5 5 4 3 5 5 4 5 3 5 4 5 4 4 5 5 5 4
4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 5 5 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 4 3
5 3 4 3 5 3 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3
4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 5 4 4 4 3 3 5 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
Jumlah Skor 78 73 68 73 70 65 73 71 67 65 81 79 72 78 82 81 72 68 78 72 68 71 62 73 70 74 72 69 78 68 80 68
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69
4 4 3 3 5 4 3 4 5 4 5 5 4 3 3 3 2 4 3 4 4 5 5 4 4 3 5 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4
3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 2 5 3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4
4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 5 3 3 3 3 3 4 3 5 4 3 2 3 3 3 3
3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 2 2 3 3 2 3
4 5 5 2 4 3 2 4 4 4 4 4 2 5 4 2 2 1 2 2 5 4 5 3 3 4 3 3 2 2 2 4 2 4 3 4 3
4 5 4 3 5 5 4 4 4 3 3 2 1 4 3 4 4 3 4 3 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 3 3 3 4
2 3 3 4 3 2 2 4 3 4 3 2 2 4 5 2 4 4 3 2 4 2 4 4 4 1 2 2 3 2 2 5 5 4 2 5 3
4 4 5 3 5 5 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 3 5 3 4 3 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 5 5
5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5
2 4 4 3 3 3 2 3 4 5 3 3 2 4 5 5 3 3 5 2 5 3 3 3 3 1 2 4 5 4 4 4 3 5 2 5 4
4 4 3 5 4 4 4 3 4 3 4 4 5 3 4 4 2 4 4 4 2 5 3 4 5 4 3 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5
3 3 2 2 5 3 2 3 5 2 3 4 4 2 4 4 2 3 1 3 2 4 5 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3
4 5 2 2 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 5 3 3 2 3 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 3 5 4 3 4 4 5
4 4 5 3 5 3 3 3 5 3 3 4 4 4 2 2 2 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4
4 4 2 2 3 3 2 3 4 2 3 3 3 2 1 2 2 3 4 2 4 2 5 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3
4 4 3 2 4 3 5 3 5 3 4 5 5 3 1 3 2 4 1 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4
5 4 4 3 4 4 2 3 5 4 4 5 5 5 3 4 2 4 3 5 5 4 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 3 4 4 5
4 3 3 3 4 3 2 4 5 4 4 5 4 4 4 3 3 2 3 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 3 4 4 4 2 3 4
4 4 3 3 4 3 2 4 4 4 4 4 5 5 2 2 3 4 4 4 2 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 3 3 4 4
3 3 2 1 3 2 4 3 3 2 3 4 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 2 2 2 3 3
74 78 68 57 80 68 61 68 84 69 72 77 73 73 64 66 53 66 59 67 72 80 84 72 73 66 73 79 74 73 66 74 68 67 65 72 78
70 71 72 73 74
4 3 5 4 4
3 2 5 3 4
3 1 4 3 4
3 1 3 4 4
2 2 3 2 4
2 3 4 4 4
4 5 3 4 4
4 3 4 2 5
4 4 4 4 4
4 4 3 4 5
2 2 5 4 3
1 1 5 2 4
3 4 4 3 5
3 3 4 2 5
2 2 4 2 3
2 2 4 3 4
3 3 4 3 4
2 4 4 4 4
2 3 3 4 3
1 1 3 1 4
54 53 78 62 81
JUMLAH SKOR KESELURUHAN
5260
RATA-RATA
71.1
UJI REFERENSI
Nama NIM Jr:rr-rsa.n Judul Skripsi
:
Nurhadi Muhammad
: 1110013000054 : PenrJidik.aBa-hasa da.n SasLra.Indonesia
. Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan.
Dosen
Pembimbing : Drs. Cecep Suhendi, M.Pd BAB 1 Pengarang dan Judul Buku
No
Halaman Sl.-i-oi
ff-qffi
I
Wiji Suwarno, Peprustalaan & Buku Wacana Penulissn & Penerbitan,
4
(Yogyakarta: Ar-Ruz Mediq 2011)
Paraf Dosen Daahimhinn a -frfrffiffiff5l
V
BAB 2 No
Pengarang dan Judul Buku
Halaman
Paraf Dosen
S.kripsi
Pemhimhino
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia,
I
Kamus Besar Bahasa Indone,sia Edisi Ketiga,
7 8L13
{
(Jakarta: Balai Pustaka 2007) Jeanne
El[is Cnrnord, Psrkoiogr Fenfidritan
Membantu,Sjsr+,a Tunrbuh dan Berkembang 2
*lid 2,
(Jakarta: Erlangg4 2008) Edisi
7
q
7
.{
Keenam a J
Djaali, Psikologi Pendidiksn, (Jakarta: Bumi Aksar4 2011) Slameto, Belajar dan Fafuor-faktor yang
4
Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)
7
&.W
4,
Masnur
M., dkk,
Dasar-dasar Interakyi
Belajrtr Mengaja.r Bohana
l-nrLon.esia.,
I &*9
(Malang: Jemmars, 1987)
Abdul Ramna Shaleh Psikologi
$
Suatu
Pengantar dolam Perspektif Islam, {lakuta: Preratia ivfedia Crup, }fJt)9'l
Mudjito, Materi Pokok Pembinaan Minat 8
t3
Baca, (lakarta: Universitas Terbuk4 2001)
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai
I
Suqtu Keterampilan berbahasa, (Bandung:
t3
Angkasq 2008) 10
Widyamartay4 Seni Membaca untuk Studi, 14
(Yogyakarta: Kanisius, I 992)
Djago Tmigan, Teknik 11
1s & t6
q
8.17
t{-
Pengajaran
Keterampilan Berbahasa,
(Bandung:
15
Angkasa) Fanhih 12
A
s-Siriani
ef
{Jniyiir'nl l)oniino
4
l-I;,:1, --*u?
Lebih Bermakna dengan Membaca, (Solo:
2t
,1.
Aqwarn,2407)
Kelompok Studi Bahasa l3
dan
Sastra
Intlonesi4 Ruyiaium Bahasa Indbnesn dan Bulat Tela Bahasa Indanesia, (Malang: YA3 Malang, 1991), Cet.
Te{aah Buku Teks
Bahasa
Fajriah, "Minat Membaca Cerpen Siswa
SMK Kartika X-2
25,26,27,
,€l
(Bandung: Aogkasa 2A04)
X
,u
I
Henry Guntur Tarigan dan Djago T*igur,,
Kelas
24
Jakarta,"
Skripsi Sl Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Jakarta, 2013.
Drymiva-h "Minat Raca Si<.va Kelas I\r/ Madrasah Ibtidaiyah Al-Fatimiyah pada
Mata Pelajaran Sejarah r^I^'{"
cl.;*^; lrm llrJr
lJ(6IIf,
Kebudayaan
a1 D^-,{.;'t;t,^\, r t Ultlrlullt(IlI
A^^*^
l'a5airifci
Islam, UIN Jakart a, 2012.
Nur Aisyah, "Minat Membaca Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa
III MI Al-Ittidahiyah Cilincing Jakarta Utara Tahun Pelajaran
Kelas T7
201212013," Slcripsi
Sl Pendidikan
Macimsah liriidaiyah,
Uilii iakarta 2:t'i3.
32 &.33
Guru
BAB III Pengarang dan Judul Buku
No
Halaman
ParafI)osen
Skripsi
Pembimbing
Mustofa Usman, et all, Statistika Pengantar 1
Teknik Analisis Dara, (Bandung: Sinar Baru t,
:
J
34 &.35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif 2
,/
annn\
Kualitatif, dan Kambinasi (Aiixed Methodt),
!
34
(Bandung: A1vabeta, 201 1)
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, 35
3
(Bandung: Pustaka Setia 2008)
Syamsuddin 4
dan
4.
Vismaia S. Damayanfi,
Metode Penelitian Pendidilan
Bahasa,
3s
J,
(Bandung: PT Remaja Rosdakary4 2006)
Esti l$na*ati, 5
Mebfu
P
Bahasa dnn Sastra, (Yogyakarta: Ombalq
35
"{
?.o1)\
Minto Rahayu, Bahssa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah 6
Pengembangan keperibadian
36,37,
(Jakarta:
38
Pembelajaran:
36
&
{,
uras*intiq 2ffi71' 7
Zainal Ari{in, Evaluasi
il
Prinsip, Teknih Prosedur, Rem4ja
(Bandung:
Bosd*ry.A 201i)
Samiaji Saros4 Penelitian lanlitatif, Dasar8
dasar, (Jakarta: Indeks, 20LZ) 9
)t
,{- ,
37
d-
Muhammad Indrus, Metode Penelitian Ilmu Sovat, (Yogyakarta Erfangg4 7fftr?t
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesi4 10
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga,
38
(-
(Jakara: Balai Pustak a, 20A7\ Anas Sudijono,
P engantar
Statistik
P e ndi dikan,
11
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006)
39
4-/
BIOGRAFI PENULIS
Nurhadi Muhammad, lahir di Tangerang, 28 April 1993. Anak
ke&a dari tiga bersaudara hnh pernikahan
dari Bapak M. Jaelani H.T., S.Ag dan Ibu Nurlenih. Sejak lahir hingga sekarang penulis tinggal
di
Jl.
Swadaya RT 008/05, Kelurahan Parung Serab, Ciledug
- Tangerang. Penulis yang memiliki hobi traveling
dan
touring ini menempuh sejumlah pendidikan. Diawali dengan menyelesaikan sekolah tingkat dasar
di SDN Peninggrlan 03 pada tahun
2004. Tiga ehrm kernudian penulis menyelesaikan sekolah tingkat menengah pertama
di
SMPN 1 Pondok Aren pada tahun 20A7. Setelah menyelesaikan
sekolah tingkat menengah pertama, penulis mela4iutkan pendidikan ke sekolah
tingkat menengah atas di SMAN 5 Kota Tangerang Selatan, selesai pada tahun 2010. Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat SMA pada tahun 2010, penulis
memilih untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke Perguruan Tinggi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Iakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sasfra Indonesia. Ketika masa kuliah, penulis aktif di kegiatan intra dan ekstra yang diadakan di kampus. Penulis yang
memiliki zodiac Taurus
ini memiliki motto hidup "Banyak
Pengalaman". Penulis rnenyelesaikan studi
Teman Banyak
Sl di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan menulis skripsi yang berjudul "Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa lndonesia Siswa Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Selatan".