Cut Marlini dan Yusrawati JR Simatupang, Penerapan Teknik Scramble… PENERAPAN TEKNIK SCRAMBLE WACANA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SDN 32 BANDA ACEH Cut Marlini1 dan Yusrawati JR Simatupang 2
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas kemampuan membaca pemahaman Siswa Kelas IV SDN 32 Banda Aceh. Dalam mengikuti pembelajaran siswa terlihat kurang bersemangat, hal ini dikarenakan guru dalam mengajarkan materi pembelajaran membaca pemahaman menggunakan cara yang monoton. Guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia hanya memberikan teks bacaan kepada siswa, kemudian siswa disuruh menjawab pertanyaan dari teks bacaan tersebut. Sehingga keterampilan membaca pemahaman siswa masih kurang. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), dengan subjek penelitian Siswa Kelas IV SDN 32 Banda Aceh Tahun ajaran 2015/2016. Objek dari penelitian ini adalah kemampuan membaca pemahaman siswa Kelas IV SDN 32 Banda Aceh. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus pembelajaran dengan setiap siklus dua kali pertemuan. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penerapan teknik scramble wacana berhasil memperbaiki proses pembelajaran serta kemampuan membaca pemahaman siswa dapat meningkat. Siswa menjadi lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran, siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya, serta kerja kelompok berjalan dengan baik. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa terlihat dari jumlah siswa yang berhasil mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal pada pre-tes sebesar 36,6%, akhir siklus I sebesar 60%, dan pada akhir siklus II sebesar 87%. Sedangkan nilai rata-rata pada pratindakan adalah sebesar 65,2, akhir siklus I sebesar 70,5, dan pada akhir siklus II sebesar 78,33. Kata Kunci: Teknik Scramble, Membaca Pemahaman Abstract This study is aimed to improve reading comprehension ability of the fourth grade students of SDN 32 Banda Aceh. This research is based on the problems found in the class that the students look less excited due to the monotonous method used by the teacher in presenting the material to the students. The teacher only provides reading text to students and then the students were asked to answer questions from the reading text. This research is using Classroom Action Research and the subject of this study were the fourth grade students of SDN 32 Banda Aceh academic year 2015/2016 of that consist of 30 students. This study was conducted in two cycles in which for each cycle consist of two meetings. The data were analyzed descriptively both qualitative and quantitative. The result shows that the application of word scramble technique successfully improve students' reading comprehension ability. Students become more active and enthusiastic in learning reading, students are more willing to express their opinions, and students’ group work is running well. The improvement of students' reading comprehension ability is seen from the number of students who achieved the minimum criteria of pre-test at 36.6%, which it is increased 60% at the first cycle and at the end of the second cycle of 87%. While the average value on pre-treatment is equal to 65.2, the end of first cycle is 70.5, and at the end of second cycle is 78.33. Keywords: Scramble Word, Reading Comprehension
1 2
Cut Marlini, STKIP Bina Bangsa Getsempena. Email:
[email protected] Yusrawati JR Simatupang, STKIP Bina Bangsa Getsempena. Email:
[email protected]
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|211
Cut Marlini dan Yusrawati JR Simatupang, Penerapan Teknik Scramble…
yang tidak memahami pentingnya belajar
PENDAHULUAN Membaca merupakan salah satu hal yang
penting
manusia.
Sesuai dengan tingkat perkembangan
Membaca penting karena dalam berbagai
membaca, siswa yang masih duduk di kelas
aktivitas yang dilakukan manusia, dibutuhkan
IV sekolah dasar (tahap kedua) seharusnya
untuk menunjang setiap aktivitas tersebut.
sudah mulai mengenal membaca pemahaman.
Sebagai contoh, untuk mengetahui waktu,
Hal
membaca sms, membaca berita, membaca
dikemukakan Slamet (2007: 41-42), bahwa
aturan
tahap kedua perkembangan membaca, sekitar
pakai
bagi
kehidupan
membaca tidak akan termotivasi untuk belajar.
sebuah
produk,
dan
lain
sebagainya.
sesuai
dengan
pendapat
yang
anak duduk di kelas III dan IV, mereka
Di
dalam
khususnya
dunia
di sekolah
membaca pokok
ini
dasar,
merupakan pengajaran
salah
pendidikan
dapat
pengajaran
diketahuinya menggunakan pola tulisan dan
satu
bahasa
aspek
kata-kata
yang
kesimpulan yang didasarkan konteks.
dan sastra
Indonesia. Membaca merupakan
menganalisa
Kemampuan
membaca pemahaman
kegiatan
pada siswa dapat dicapai dengan latihan dan
untuk mengetahui
bimbingan yang intensif. Dalam hal ini
maksud maupun tujuan dari penulis. Dalam
peranan guru begitu penting. Guru adalah
Kamus Besar Bahasa Indonesia
ke
pendidik yang membelajarkan siswa dalam
tiga (Tim Penyusun Kamus, 2005: 85)
pembelajaran, maka guru perlu melakukan
membaca didefinisikan
produktif
seseorang
memahami
isi
dari
Edisi
melihat
serta
seperti yang dikemukakan oleh Dimyati dan
yang
tertulis
Mudjiono (1999: 238) bahwa guru harus
apa
dengan melisankan atau hanya dalam hati.
mampu
Dalam membaca siswa dituntut untuk aktif
menyajikan bahan belajar dengan pendekatan
dalam menggali informasi yang dibaca. Untuk
pembelajaran
memperoleh
informasi
kemampuan
dalam
satunya
adalah
mengorganisasi
tertentu,
pembelajaran,
dan
melakukan
tersebut
perlu
evaluasi dari hasil belajar siswa. Strategi
membaca,
salah
maupun pendekatan pembelajaran yang dipilih
kemampuan membaca
pemahaman.
dapat
menunjang
tercapainya
tujuan
pembelajaran yang sudah ditetapkan.
Membaca
pemahaman
merupakan
Hasil pengamatan
dan wawancara
salah satu kegiatan yang penting dalam
dengan guru Kelas IV SDN 32 Banda Aceh,
rangka
pembelajaran
memperoleh
informasi,
maupun
ilmu
pengetahuan,
sekedar
memperoleh
kegiatan
Bahasa Indonesia terutama
membaca
pemahaman
masih
hiburan. Sebagaimana yang dijelaskan Burns,
kurang berjalan maksimal. Dalam mengikuti
dkk (Rahim, 2009: 1) kemampuan membaca
pembelajaran siswa terlihat kurang fokus dan
merupakan sesuatu yang vital dalam suatu
kurang bersemangat, hal ini dikarenakan
masyarakat
guru
terpelajar. Namun, anak-anak
ISSN 2355-0066
dalam
mengajarkan
materi
Jurnal Tunas Bangsa|212
Cut Marlini dan Yusrawati JR Simatupang, Penerapan Teknik Scramble… pembelajaran
membaca
pemahaman
murid dalam menyusun suatu organisasi
menggunakan cara yang monoton. Guru
tulisan sehingga menjadi tulisan yang utuh,
dalam
Indonesia
selain itu, melatih murid untuk lebih kreatif
pembelajaran Bahasa
hanya
memberikan
kepada
untuk menemukan susunan kata/kalimat yang
siswa,
kemudian siswa disuruh menjawab
lebih baik dari susunan aslinya (Harjasujana,
pertanyaan Sehingga
dari
teks
teks
bacaan
bacaan
keterampilan
tersebut.
1997: 156)
membaca
Di samping
itu, teknik scramble
pemahaman siswa masih kurang bahkan
wacana memiliki kelebihan yaitu, mudah
bisa dikatakan masih memprihatinkan. Hal
dan
ini terlihat dari hasil tes pratindakan yang
mampu
diberikan peneliti pada saat observasi. Selain
karena scramble adalah suatu teknik belajar
itu, juga tampak partisipasi siswa
yang
yang didasarkan pada prinsip “bermain sambil
kurang aktif dalam pembelajaran Bahasa
belajar” yang sangat sesuai dengan jiwa para
Indonesia. Kondisi seperti ini menyebabkan
peserta didik. Selain itu teknik ini belum
pembelajaran
pernah
yang
maksimal
berlangsung
dan
akan
kurang
menyebabkan
kemampuan siswa dalam memahami bacaan
mampu
menambah
diterapkan
diungkapkan wacana
membaca
pembelajaran
wacana,
yaitu
teknik
yang diyakini dapat
memberikan dampak positif kepada siswa agar lebih aktif mengikuti
pada
dan antusias
pembalajaran,
dalam
di
definisi
atas,
menjadi
teknik
yang
bahan
scramble
dan
membaca pemahaman
acuan pada
siswa Kelas IV SDN 32 Banda Aceh. KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian Membaca Pemahaman
dapat
Somadayo 2011:10) mengemukakan
membaca
bahwa membaca pemahaman merupakan suatu
pemahaman siswa. Teknik membaca dengan
proses pemerolehan makna yang secara aktif
teknik scramble adalah teknik pembelajaran
melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang
“belajar
telah dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan
meningkatkan
serta
pembelajaran
Banda Aceh.
mengajukan salah satu teknik pembelajaran pemahaman
atau
minat membaca murid
Berdasarakan
Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti
semangat
membaca pemahaman di Kelas IV SDN 32
kurang optimal.
scramble
memberi
kemampuan
yang didasarkan
pada
prinsip
sambil bermain”, sehingga dengan teknik ini
memungkinkan
siswa
belajar sambil
dengan isi bacaan. Turner (dalam Somadayo, 2011:10)
bermain, mempelajari materi secara santai dan
mengungkapkan
tidak
siswa
dikatakan memahami bacaan secara baik
melakukan dengan senang hati atau dengan
apabila pembaca dapat: (1) mengenal kata-kata
kata lain pembelajaran teknik scramble adalah
atau kalimat yang ada dalam bacaan dan
teknik
memberikan
mengetahui maknanya, (2) menghubungkan
pengembangan dan peningkatan wawasan
makna dari pengalaman yang dimiliki dengan
membuat
tertekan,
pembelajaran
ISSN 2355-0066
yang
serta
bahwa seorang pembaca
Jurnal Tunas Bangsa|213
Cut Marlini dan Yusrawati JR Simatupang, Penerapan Teknik Scramble… makna yang ada dalam bacaan, (3) memahami
belakang lambang huruf, dan membaca
seluruh makna secara kontekstual, dan (4)
yang
membuat
(membaca
pertimbangan
nilai
isi
bacaan
berdasarkan pengalaman membaca.
bermuara
Dari
Membaca pemahaman didefinisikan
pada
pemahaman
berarti memahami). pendapat
di
atas
dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran membaca
pula sebagai salah satu macam membaca yang
di
bertujuan memahami isi bacaan (Nurhadi
tingkatan
2005:222). Pemahaman merupakan salah satu
siswa
aspek yang penting dalam kegiatan membaca,
membaca dengan sebagaimanamestinya.
sebab pada hakikatnya pemahaman suatu
3. Tes Kemampuan Membaca
bahan
bacaan
dapat
sekolah
meningkatkan
harus
disesuaikan
dengan
perkembangan anak dapat
menguasai
sehingga kemampuan
Pemahaman
keterampilan membaca itu sendiri maupun
Dasar
penyusun
tes
membaca
untuk tujuan tertentu yang hendak dicapai.
pemahaman dalam penelitian ini berdasarkan
Jadi, kemampuan membaca dapat diartikan
pada
taksonomi
sebagai kemampuan dalam memahami bahan
burret
merupakan taksonomi yang khusus
bacaan. Berdasarkan beberapa pengertian di
diciptakan untuk tes kemampuan membaca
atas, secara sederhana dapat ditarik simpulan
pemahaman. Robinson (dalam Qadarrullah
bahwa membaca pemahaman adalah suatu
2011:
kegiatan
pemahaman bacaan berdasarkan taksonomi
membaca
untuk memahami
isi
bacaan secara menyeluruh.
29-30),
burret.
menyatakan
tingkat
burret dalam membaca pemahaman adalah
2. Pembelajaran Membaca di Sekolah
sebagai berikut: 1) Pemahaman Harfiah
Dasar Pembelajaran membaca di Sekolah
Pemahaman
harfiah
Dasar harus menarik dan bermanfaat. Tarigan
tekanan pada pokok-pokok
(1988:
informasi
27),
Taksonomi
mengatakan
bahwa
untuk
yang
secara
pikiran dan gamblang
memperoleh pengukuran pembaca yang lebih
diungkapkan
tinggi, beberapa prinsip membaca yang perlu
membaca dan pertanyaan yang dirancang
diperhatikan adalah:
untuk
1) membaca huruf
bukanlah
dan
hanya
mengenal
membunyikannya, tetapi
harus melampaui pengenalan bunyi dan huruf,
terjadi secara serempak, c.
membaca
dan berpikir secara serempak, membaca
menghubungkan
Tujuan
pertanyaan yang sedarhana sampai pertanyaan yang pelik. 2) Mereorganisasi siswa
menganalisis,
mensintesis dan mengorganisasi pikiran atau informasi yang dikemukakan secara eksplesit di dalam wacana. Pada tingkat ini dapat
lambang
tulis dengan ide dan rujukan yang ada di ISSN 2355-0066
wacana.
memancing jawaban. Melalui dari
Menghendaki
2) pembaca dan penguasaan bahasa yang
3)
dalam
memberikan
dilakukan
dengan
memparafrase
atau
menterjemahkan ucapan-ucapan menulis. Jurnal Tunas Bangsa|214
Cut Marlini dan Yusrawati JR Simatupang, Penerapan Teknik Scramble… 4. Pembelajaran Membaca 3) Pemahaman Inferesial Pemahaman ditunjukkan
oleh
Menggunakan Teknik Scramble
inferensial siswa
yang
apabila
ia
Pengertian
scramble
Inggris
yang berarti
bahasa
berasal
dari
“Perebutan,
menggunakan hasil pemikiran atau informasi
pertarungan-pertarungan”. Selanjutnya teknik
secara gamblang dikemukakan dalam wacana,
scramble dipakai untuk sejenis permainan
intuisi,
anak-anak,
dan
Pemahaman
pengalaman inferensial
pribadinya.
tersebut,
yang
merupakan
latihan.
pada
Pengembangan dan peningkatan wawasan
umumnya dirancang oleh tujuan membaca
pemilihan kosa kata, dengan jalan berlomba
dan
membentuk kosa kata-kosa kata dari huruf-
pertanyaan-pertanyaan
yang
menghendaki pemikiran dan imajinasi siswa.
huruf yang tersedia.
4) Evaluasi
Berdasarkan
Yaitu meminta respon siswa yang
scramble
prinsip
kemudian
dasar
dari
konsepnya dipinjam
menunjukkan bahwa ia telah mengadakan
untuk kepentingan pembelajaran membaca.
tinjauan evaluasi dengan membandingkan
Sasaran utamanya pada dasarnya sama, yakni
buah pikiran yang disajikan didalam wacana
mengajak murid untuk berlatih menyusun
dengan
sesuatu agar sesuatu itu menjadi bermakna.
kriteria
luar
yang
berasal
dari
pengalaman dan pengetahuan siswa atau
Dalam
nilai-nilai dari siswa.
murid diajak untuk berlatih menyusun suatu
5) Apresiasi
pembelajaran
organisasi
tulisan
membaca,
yang
biasanya
secara
sengaja
Apresiasi melibatkan seluruh dimensi
dikacaukan, untuk kemudian anak diminta
kognitif yang telah disebutkan sebelumnya,
untuk menata ulang susunan tulisan yang
karena apresiasi berhubungan dengan dampak
kacau tersebut
psikologis dan
tulisan yang utuh.
Apresiasi
estetis
terhadap
menghendaki
pembaca.
menjadi suatu organisasi
supaya pembaca
Melalui teknik ini, selain anak diajak
secara emosional dan estetis peka terhadap
untuk melatih memprediksi jalan pikiran
suatu karya dan memintanya
penulis aslinya juga mengajak anak untuk
bereaksi
terhadap nilai dan kekayaan unsur-unsur
berkreasi
psikologis
mungkin lebih baik dari susunan aslinya
karya
dan artistik yang ada dalam
itu.
pengetahuan
Apresiasi tentang
ini mencakup respon
emosional
dengan
susunan baru
(Harjasujana,
1997:222),
disimpulkan
bahwa
sehingga
yang
dapat
pembelajaran teknik
terhadap teknik- teknik, bentuk-bentuk, gaya,
scramble adalah teknik pembelajaran yang
serta struktur sastra.
memberikan pengembangan dan peningkatan
Dalam penelitian ini menekankan
wawasan
murid
dalam
menyusun
suatu
menjadi
suatu
proses kemampuan membaca pemahaman
organisasi tulisan sehingga
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan
tulisan
menggunakan Taksonomi Burret.
murid untuk lebih kreatif untuk menemukan
ISSN 2355-0066
yang
utuh.
Selain
itu,
melatih
Jurnal Tunas Bangsa|215
Cut Marlini dan Yusrawati JR Simatupang, Penerapan Teknik Scramble… susunan kata/kalimat yang lebih baik dari
pembelajaran maupun aktivitas guru dalam
susunan aslinya.
mengajar.
Scramble
adalah
salah satu dari
2) Dokumentasi
permainan bahasa. Pada dasarnya permainan
Instrument
ini
digunakan
untuk
bahasa mempunyai tujuan ganda yaitu supaya
mengungkapakan
memperoleh kegembiraan, dan untuk melatih
dokumenter atau tertulis, terpampang, dan
keterampilan bahasa tertentu (Soeparno, dkk.
dapat dibaca seperti presensi, data pribadi,
1988: 62). Permainan bahasa digunakan
dan daftar nilai. Instrumen
oleh
pembelajaran menjadi
digunakan untuk memberi gambaran secara
lebih menyenangkan sehingga siswa menjadi
konkret mengenai aktivitas siswa pada saat
lebih antusias dalam menerima pelajaran.
proses
Banyak
untuk memperkuat data yang diperoleh.
guru
supaya
permainan
bahasa
yang
digunakan dalam pembelajaran,
sering
misalnya
data-data yang bersifat
pembelajaran
dokumentasi
berlangsung
dan
3) Wawancara
bisik berantai, perintah bersyarat, sambung
Wawancara digunakan untuk mencari
suku, rantai kata, rantai huruf, rantai paragraf,
data awal mengenai masalah yang dihadapi
dan sebagainya.
guru maupun siswa dalam pelajaran bahasa
METODE PENELITIAN
Indonesia, selain itu untuk mendapatkan data
Penelitian ini menggunakan model Penelitian
Tindakan
Kelas
/ Classroom
mengenai tanggapan siswa ataupun guru terhadap
Action Research (CAR). Penelitian tindakan
dilakukan.
kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
4) Tes
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang
proses
Tes
tindakan
digunakan
untuk
sudah
mengukur
disengaja dimunculkan dan terjadi dalam
keterampilan
sebuah kelas secara bersama (Arikunto, dkk.
baik sebelum maupun sesudah pelaksannan
2008: 3).
tindakan.
Subjek dalam penelitian ini adalah
Data
dianalisis
pemahamansiswa,
secara
kualitatif
tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 30
data
siswa.
adalah
menelaah seluruh data yang tersedia dari
siswa
berbagai sumber yaitu pedoman observasi,
kemampuan
penelitian
ini
membaca pemahaman
kelas IV SD Negeri 32 Banda Aceh. Instrumen
dalam
penelitian
secara
kuantitatif.
deskriptif
siswa kelas IV SD Negeri 32 Banda Aceh,
Objek
dan
membaca
yang
kualitatif
Proses analisis dimulai
catatan lapangan, dokumentasi, ini
adalah:
dan
dengan
hasil
wawancara. HASIL PENELITIAN
1) Lembar Observasi
Pada tahap awal peneliti melakukan
Lembar observasi berisi aspek-aspek
observasi untuk mengetahui secara detail
aktivitas yang akan diamati saat penelitian
permasalahan yang terjadi. Peneliti juga
baik
melakukan wawancara dengan guru dan
aktivitas
ISSN 2355-0066
siswa
ketika
mengikuti
Jurnal Tunas Bangsa|216
Cut Marlini dan Yusrawati JR Simatupang, Penerapan Teknik Scramble… beberapa siswa untuk mengetahui kesulitan
mereka
yang
pembelajaran
pembelajaran dengan menggunakan teknik
berlangsung.
acak kata/kalimat, guru cenderung mengajar
dilakukan
dengan metode konvensiona, sehingga siswa
diketahui bahwa guru masih menggunakan
merasa pembelajaran membaca pemahaman
metode
membosankan. Hal ini berpengaruh pada hasil
mereka
hadapi
saat
membaca
pemehaman
Berdasarkan
observasi
konvensional
yang
dalam
mengajar
belum
pernah
melaksanakan
sehingga siswa terlihat pasif dan kurang
belajar siswa.
tertarik dalam belajar. Hasil wawancara
diperoleh, kemampuan membaca pemahaman
dengan guru diketahui selama ini kesulitan
siswa Kelas IVA masih kurang. Hal ini dapat
dalam melaksanakan pembelajana membaca
dilihat
pemahaman.
Guru
menggunakan
juga
teknik
dari
Berdasarkan data awal yang
tes
kemampuan
membaca
belum
pernah
pemahaman (pratindakan) yang diikuti oleh
scramble
pada
seluruh siswa Keias IV yang berjumlah 30
pembelajaran membaca pemahaman. Sejalan
siswa.
Hasil
tes
kemampuan
membaca
dengan itu wawancara yang dilakukan pada
pemahaman pratindakan dapat dilihat dalam
beberapa siswa juga menjelaskan bahwa
table berikut:
Tabel 1. Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Pratindakan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Siswa F M. Y R. G M M. P A.R A. K C F F. F H. P J. N M. K M. S M. A M. F M. J M. R N. A N. AL N. R N. R. R R. RA R. A R S.M T.K Z.F W.A
ISSN 2355-0066
Skor Perolehan 60 50 60 75 75 65 55 60 50 75 60 60 75 75 65 60 60 55 65 75 60 56 60 85 75 75 60 60 75 75
Ya
√ √
√ √ √
√
√ √ √ √ √
KKM 75 Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √
Jurnal Tunas Bangsa|217
Cut Marlini dan Yusrawati JR Simatupang, Penerapan Teknik Scramble… Jumlah Rata-rata Dari
hasil
1956 65,2 pratindakan
di
atas
11(36,6)
yang
19 (63)
diperoleh
masing-masing
siswa
diperoleh rerata 65 dengan skor tertinggi
kemudian dicari nilai rata-rata siswa secara
85 dan skor terendah
keseluruhan dalam satu kelas, ini dilakukan
50. Jumlah siswa
yang memperoleh nilai sesuai KKM adalah
untuk
11
kemampuan
siswa
(36,6%),
dan
siwa
yang
mendapatkan
memperoleh nilai di bawah KKM adalah
secara
19 siswa (63%). Berdasarkan jumlah nilai
tindakan.
data
membaca
nilai
pree-tes
pemahaman
siswa
keseluruhan sebelum dilakukan
Tabel 2. Data Frekuensi Kemampuan Membaca Pemahaman Tanpa Menggunakan Teknik Scramble Wacana No Interval Nilai
Frekuensi Persentase( % )
1
80 - 100
1
4
Mampu Sekali
2
70 - 79
10
33
Mampu
3
60 - 69
14
47
Cukup Mampu
4
50 - 59
4
13
Kurang Mampu
5
0 - 49
0
0
Tidak Mampu
Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan
Keterangan
membaca
pemahaman
diperlukan metode yang tepat sehingga dapat mengembangkan
kemampuan
membaca
pratindakan maka dapat diketahui bahwa
pemahaman siswa serta dapat menciptakan
permasalahan
suasana pembelajaran yang menarik dan
pembelajaran
Bahasa
Indonesia di Kelas IV SD Negeri 3 2 Banda
menyenangkan
Aceh adalah pada kemampuan membaca
berperan secara aktif. Dalam penelitian ini
pemahaman.. Hasil presentase siswa yang
teknik yang dipakai oleh peneliti adalah
mencapai
KKM
menggunakan
membaca
pemahaman
dalam tes
kemampuan
pratindakan
hanya
Dengan
sehingga
teknik
teknik
ini,
siswa
scramble diharapkan
dapat
wacana. dapat
36,6% atau 11 siswa sehingga perlu adanya
mengatasi
peningkatan
membaca
membaca pemahaman. Sehingga batas nilai
pemahaman sehingga dapat memenuhi KKM
KKM yang telah ditentukan oleh sekolah
yang ditentukan. Selain itu siswa juga kurang
dapat dicapai oleh siswa.
kemampuan
aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga
permasalahan
1. Pelaksanaan Penelitian Tindakan
perlu diterapkan pembelajaran yang menarik
Kelas
perhatian siswa agar tercipta pembelajaran
dengan
yang
Scramble Wacana
menyenangkan.
ISSN 2355-0066
Oleh
karena
itu
kemampuan
Membaca Penerapan
Pemahaman Teknik
Jurnal Tunas Bangsa|218
Cut Marlini dan Yusrawati JR Simatupang, Penerapan Teknik Scramble… Pelaksanaan menerapkan
tindakan
teknik
kelas
dengan
scramble wacana ini
(kolaborator) untuk mengatasi permasalahan yang ada.
dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama terdiri dari dua pertemuan
dan
siklus
kedua terdiri dari dua pertemuan. Pada setiap siklusnya, pembelajaran
membaca
Adapun perencanaan
langkah-langkah dalam
Siklus
I
adalah
sebagai berikut: a) Peneliti dan kolaborator merancang
pemahaman dilakukan secara berkelompok.
skenario
Siswa dibagi menjadi 6 kelompok masing-
instrumen
masing kelompok beranggotakan 5 siswa.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Pembagian
(RPP)
kelompok
ini
dilakukan
pembelajaran
teknik
berdasarkan tingkat kemampuan siswa yang
potongan
dilihat
sebagai
dari
tes
kemampuan membaca
penelitian
kartu-kartu
pemahaman pratindakan.
LKS,
Prosedur penelitian dalam penelitian tindakan
observasi, dll.
kelas ini adalah sebagai berikut.
wacana, paragraf
jawaban,
lembar
membagi
siswa dalam bentuk kelompok kecil yaitu menjadi 6 kelompok yang
a. Perencanaan Tindakan Siklus I Pada
tahap
pertama
tindakan
perencanaan. kesekolah
lembar
dari
pembelajaran,
b) Peneliti dan kolaborator
1) Siklus I
penelitian
mulai
scramble
media
dan
kelas
Setelah dan
ini
peneliti
mengetahui
dalam
beranggotakan
adalah
siswa.
datang
masing- masing 5
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
kondisi
Berikut tabel proses pembelajaran
pembelajaran membaca pemahaman siswa
membaca pemahaman dengan menggunakan
kelas IV SD Negeri 32 Banda Aceh, peneliti
teknik scramble wacana selama siklus I
bekerja
berlangsung.
sama
dengan
Tabel
3.
guru
kelas
IV
Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Menggunakan Teknik Scramble Wacana pada Siklus I Skor
No 1 2 3 4 5
ISSN 2355-0066
Aspek Perhatian Keaktifan Motivasi Menuliskan kembali (dengan bahasa sendiri) Merespon tugas
1
2
3
4
√ √ √ √ √
Jurnal Tunas Bangsa|219
Cut Marlini dan Yusrawati JR Simatupang, Penerapan Teknik Scramble…
dua
Keberhasilan produk didapatkan dari
tes
komponen
pascatindakan siklus I dapat digambarkan
kelompok
dan
kemampuan
tes, yaitu dari hasil kerja evaluasi
individu
tes
kemampuan
membaca
pemahaman
dalam tabel sebagai berikut:
membaca pemahaman. Hasil
Tabel 4. Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siklus I
Nama Siswa
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Skor Perolehan
F M. Y R. G M M. P A.R A. K C F F. F H. P J. N M. K M. S M. A M. F M. J M. R N. A N. AL N. R N. R. R R. RA R. A R S.M T.K Z.F W.A Jumlah
75 65 65 80 75 70 60 75 60 75 60 60 75 75 75 75 60 60 75 80 60 75 60 85 75 75 75 60 80 75 2115
Rata-rata
70,5
Dari tabel di atas
dapat diketahui
KKM 75 Ya
Tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 18(60%)
12 (40%)
mencapai KKM adalah 12 siswa (40%).
bahwa nilai rata-rata siklus I sebesar 70,5.
Adapun
Siswa yang berhasil mencapai KKM adalah
membaca pemahaman dapat digambarkan
18 siswa (60%) dan siswa yang belum
sebagai berikut:
ISSN 2355-0066
hasil
nilai
siklus
kemampuan
Jurnal Tunas Bangsa|220
Cut Marlini dan Yusrawati JR Simatupang, Penerapan Teknik Scramble… Tabel 5. Kemampuan Membaca Pemahaman Menggunakan Teknik Scramble Wacana pada Siklus I No 1 2 3 4 5 Dari
Interval Nilai 80 - 100 70 - 79 60 - 69 50 - 59 0 - 49
tabel
dijelaskan
di
dengan
atas
Frekuensi 4 14 12 0 0
Persentase (%) 13 50 37 0 0
dapat
deskripsi frekuensi
Mampu Sekali Mampu Cukup Mampu Kurang Mampu Tidak Mampu
dengan presentase 37% yaitu dengan kategori cukup terampil.
sebagai berikut: Siswa yang memperoleh nilai
Keterangan
Hasil dari nilai tes pratindakan dan
(80-100) adalah 4 siswa dengan
tes kemampuan membaca pemahaman akhir
presentase 13%, dengan kategori terampil
siklus I yang dilakukan pada siswa kelas IV
sekali, nilai (70 - 79) adalah 14 siswa dengan
SDN 32 Banda Aceh. Dapat digambar dengan
presentase
tabel di bawah ini.
50%
yaitu
dengan
kategori
terampil, nilai (60 - 69) adalah 12 siswa
Tabel 6. Perbandingan Nilai Rerata Kemampuan Membaca Pemahaman Jumlah Siswa
30
Rerata Pratindakan
Rerata Pascatindakan Siklus I
65,0
70,5
Dari tabel di atas dapat diketahui
bahwa siswa yang dapat mencapai
nilai
bahwa rerata dari hasil siklus I sebesar
KKM ada peningkatan sebanyak 7 siswa.
70,5, hal ini menunjukan perolehan nilai
Namun dengan hasil pada siklus I belum
rerata mengalami peningkatan dibandingkan
mencapai
nilai rerata tes pratindakan atau pree-tes
pelaksana tindakan, sehingga perlu diadakan
sebesar 65.
siklus II.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pada
siklus
I
nilai
rerata
target
yang
diharapkan
oleh
c. Refleksi
membaca
Refleksi
adalah
mengingat
dan
pemahaman siswa kelas IVA SDN 32 Banda
merenungkan kembali suatu tindakan yang
Aceh meningkat sebesar
5,5 atau 5,50%,
telah dicatat dalam observasi untuk memahami
dan siswa yang mencapai nilai KKM pada
proses, masalah, kendala dalam tindakan
siklus I sebanyak 18 siswa, atau 60%
strategis
sedangkan, pada pratindakan siswa yang
Refleksi merupakan bagian yang penting
mencapai nilai KKM sebanyak 11 siswa atau
dalam
36,6% dengan ini berarti dapat disimpulkan
tindakan
ISSN 2355-0066
(Suwarsih
setiap untuk
Madya,
langkah
proses
mengatasi
1994:23).
penelitian
permasalahan
Jurnal Tunas Bangsa|221
Cut Marlini dan Yusrawati JR Simatupang, Penerapan Teknik Scramble… dengan merevisi sesuai Pada
apa
perencanaan
yang
penelitian
sebelumnya
ditemui ini
b) Menyusun
di lapangan.
kegiatan
Rencana
Pelaksanaan
refleksi
(RPP)
Pembelajaran
bersama guru kelas.
difokuskan pada tiga tahap yaitu (1) tahap
c) Mempersiapkan wacana, materi,
penemuan masalah, (2) tahap merancang
dan media yang akan dilakukan,
tindakan,
(3)
tahap
pelaksanaan.
tahap refleksi, peneliti bersama tindakan
Pada
d) Mempersiapkan lembar observasi
pelaksana
mengevaluasi
pelaksana
hasil
pembelajaran membaca pemahaman, yang
e) Mempersiapkan post-test
permasalahan
selama
Siklus
yang
f) Guru
I berlangsung
proses
membaca
membaca
dan
dahulu
setiap
kartu
sehingga
yang
lebih efektif. h) Guru memastikan semua siswa
memahami
terlibat aktif.
paragraf,
i) Pembelajaran
wacana tersusun tidak
efektifnya
scramble
g) Guru mengubah beberapa anggota
membaca
pemahaman
secara benar. c) Belum
teknik
dengan
kelompok, agar kelompok belajar
langsung menempelkan kartu paragraf tanpa
pembelajaran
wacana.
pemahaman kurang berjalan lancar. kelompok
kembali
pemahaman
menggunakan
wacana, sehingga
pembelajaran
beberapa
dalam
membaca
a) Siswa belum memahami sepenuhnya scramble
menjelaskan
tahapan
adalah sebagai berikut.
b) Ada
untuk
siswa.
Adapun
teknik
setiap
pertemuan yang digunakan.
telah dilakukan.
dihadapi
pembelajaran
dilakukan
dengan
suasana yang menyenangkan dan pembentukan
kelompok, sehingga siswa ribut saat
kondusif. j) Tetap memberikan
pembelajaran berlangsung.
motivasi
kepada siswa.
Berdasarkan refleksi yang dilakukan
k) Melakukan
tanya
jawab
untuk
oleh peneliti dan pelaksana tindakan, hasilnya
membantu siswa dalam memahami
perlu untuk ditingkatkan.
bacaan maupun memahami makna
2) Siklus 2
dari kata-kata sulit.
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
a) Setelah melakukan diskusi dengan
Berikut tabel proses pembelajaran
guru Kelas IV SDN 32 Banda
membaca pemahaman dengan menggunakan
Aceh diperoleh hasil kesepakatan
teknik scramble wacana selama siklus I
untuk
berlangsung.
perencanaan
sebagai berikut:
Siklus
2
Teknik diterapkan
ISSN 2355-0066
scramble
wacana
yang
oleh guru juga sudah lebih Jurnal Tunas Bangsa|222
Cut Marlini dan Yusrawati JR Simatupang, Penerapan Teknik Scramble… dipahami oleh siswa, sehingga siswa tidak
membuat respon siswa meningkat, siswa
banyak
menjadi lebih
berani
pembelajaran. Hal-hal yang belum dipahami
mengungkapkan
pendapat.
siswa juga sering ditanyakan oleh guru,
terlibat aktif dalam diskusi kelompok karena
sehingga siswa tidak mengalami
adanya arahan-arahan yang diberikan oleh
dalam
menemui kesulitan dalam proses
mengikuti
proses
kesulitan
pembelajaran.
Guru juga membimbing siswa dengan baik,
guru
direncanakan
yang
telah
sebelumnya
sudah
Siswa
juga
yang
mengalami
Siswa terlihat antusias mengikuti proses pembelajaran,
Perbaikan-perbaikan
siswa
dan
kesulitan.
sehingga semua siswa mau berperan aktif saat diskusi kelompok.
terhadap
bertanya
menyusun
dalam
kerja
kelompok
paragraf acak maupun dalam
menentukan ide
pokok
dengan
paragraf
berdiskusi
selalu
dilaksanakan guru dengan baik. Pemberian
dilakukan
terlebih
motivasi dan bimbingan terhadap kelompok
dahulu. Sehingga, wacana yang sudah diacak
juga berjalan maksimal, sehingga tidak ada
menjadi potongan- potongan paragraf dapat
lagi siswa-siswa yang ramai sendiri, dan
tersusun kembali dengan tepat.
pembelajaran berjalan lancar. Dengan adanya
Dengan berbagai adanya indikasi
indikasi tersebut, maka dapat disimpulkan
di atas, dapat disimpulkan bahwa usaha
bahwa keberhasilan proses dapat tercapai.
untuk
Pengamatan terhadap aktivitas siswa meliputi respon siswa kemampuan membaca pemahaman, dan penerimaan siswa terhadap teknik scramble wacana. Dengan adanya bimbingan dan motivasi yang secara rutin,
meningkatan
perhatian
dan
keaktifan siswa telah tercapai. Berikut tabel
proses
pembelajaran
membaca
pemahaman dengan menggunakan teknik scramble
wacana
selama
siklus
I
berlangsung. Tabel 7. Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Menggunakan Teknik Scramble Wacana pada Siklus II No
Aspek
Skor 1
1 2 3 4
5
tes
kemampuan
3
4 √ √
Perhatian Keaktifan Motivasi Menuliskan kembali (dengan bahasa sendiri) Merespon tugas
Hasil
2 √
√ √ membaca
pemahaman pascatindakan siklus II dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut ini. ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|223
Cut Marlini dan Yusrawati JR Simatupang, Penerapan Teknik Scramble… Tabel 8. Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jumlah
Skor Perolehan 80 75 65 80 80 75 70 80 75 80 65 75 80 85 85 80 75 70 80 90 75 80 75 95 75 80 80 75 95 75 2350
Rata-rata
78,33
Nama Siswa F M. Y R. G M M. P A.R A. K C F F. F H. P J. N M. K M. S M. A M. F M. J M. R N. A N. AL N. R N. R. R R. RA R. A R S.M T.K Z.F W.A
Dari tabel di atas bahwa
nilai
rata-rata
dapat diketahui siklus
II sebesar
KKM 75 Ya Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√ √ √ √ √ √
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 26(87%)
4 (13%)
mencapai KKM adalah 4 siswa (13%). Adapun
hasil
nilai
78,33. Siswa yang berhasil mencapai KKM
membaca pemahaman
adalah 26 siswa (87%) dan siswa yang belum
sebagai berikut:
siklus
kemampuan
dapat digambarkan
Tabel 9. Kemampuan Membaca Pemahaman Menggunakan Teknik Scramble Wacana pada Siklus II No 1 2 3 4
Interval Nilai 80 - 100 70 - 79 60 - 69 50 - 59 0 - 49
Frekuensi 12 14 4 0 0
Persentase (%) 40 46 13 0 0
Keterangan Mampu Sekali Mampu Cukup Mampu Kurang Mampu Tidak Mampu
5 ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|224
Cut Marlini dan Yusrawati JR Simatupang, Penerapan Teknik Scramble…
Dari hasil dari tabel di atas dapat dijelaskan
dengan
deskripsi frekuensi
presentase 13% yaitu dengan kategori cukup terampil.
sebagai berikut: Siswa yang memperoleh
Hasil
dari nilai
tes
kemampuan
Nilai (80 - 100) adalah 12 siswa dengan
membaca pemahaman akhir siklus I dan
presentase 40%, dengan kategori terampil
siklus II yang dilakukan pada siswa kelas IV
sekali. Nilai (70 - 79) adalaha 14 siswa
SD N 32 Banda Aceh, dapat digambar dengan
dengan presentase 46% yaitu dengan kategori
tabel di bawah ini.
terampil, nilai (60 - 69) adalah 4 siswa dengan
Tabel 10. Perbandingan Nilai Rerata Kemampuan Membaca Pemahaman Jumlah Siswa
Rerata Pascatindakan Siklus I
Rerata Pascatindakan Siklus II
30
70,5
78,33
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rerata dari hasil siklus
PEMBAHASAN
II sebesar
Berdasarkan
bahwa
observasi
78,33, hal ini menunjukan perolehan nilai
awal
rerata mengalami peningkatan dibandingkan
membaca
nilai rerata tes akhir siklus I sebesar 70,5.
berkembang
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pada
digunakan
siklus II nilai rerata membaca pemahaman
Siswa juga kurang berpartisipasi aktif
siswa kelas IV SDN 32 Banda Aceh
selama
meningkat sebesar
dikembangkan
7,83 atau 36,13% dan
diketahui
hasil
pemahaman karena guru
kemampuan
siswa teknik
kurang
pembelajaran
yang
bervariasi.
sehingga
pembelajaran
sehingga
kurang
yang
siswa yang mencapai nilai KKM pada siklus
menarik
II sebanyak 26 siswa, atau 87% sedangkan
berpartisipasi aktif dan semangat dalam
pada pascatindakan siklus I siswa yang
proses
mencapai nilai KKM sebanyak 18 siswa atau
wawancara guru dan siswa diketahui
60% dengan ini berarti dapat disimpulkan
bahwa selama ini guru mengalami kesulitan
bahwa siswa yang dapat mencapai nilai KKM
dalam melaksanakan pembelajana membaca
ada peningkatan sebanyak 8 siswa.
pemahaman, siswa lebih pasif dan terlihat
pembelajaran.
siswa
perlu
Hasil
mau
dari
bosan. Guru belum pernah menggunakan
c. Refleksi Hasil dari refleksi peneliti bersama
teknik scramble pada pembelajaran membaca
dengan pelaksana tindakan, rata-rata nilai tes
pemahaman. Sejalan dengan itu wawancara
kemampuan
yang dilakukan pada beberapa siswa juga
pratindakan,
membaca siklus
I,
pemahaman dan
siklus
menunjukkan peningkatan yang signifikan. ISSN 2355-0066
II
menjelaskan bahwa mereka belum pernah melaksanakan
pembelajaran
dengan
Jurnal Tunas Bangsa|225
Cut Marlini dan Yusrawati JR Simatupang, Penerapan Teknik Scramble… menggunakan teknik acak kata/kalimat, guru cenderung
mengajar
konvensiona,
dengan
metode
maka
siswa
merasa
melanjutkan tindakan pada siklus II, sehingga
pemahaman
dapat memperbaiki kekurangan yang ada.
sehingga
pembelajaran
membaca
membosankan..
Hasil
Berdasarkan analisa dari data awal, kemampuan
Berdasarkan beberapa hal tersebut
membaca
dari
dan
guru
penelitian
sepakat
pada
untuk
Siklus
II
menunjukkan bahwa kemampuan membaca
siswa
pemahaman siswa mengalami peningkatan
masih tergolong rendah. Hal itu dapat dilihat
yang signifikan. Peningkatan nilai rata-rata
dari hasi tes pratindakan dengan nilai rata-rata
sebesar 7,83 dan peningkatan jumlah siswa
hanya 65,2 dan siswa yang mencapai nilai
yang mencapai KKM sebanyak 8 siswa. Hal
KKM sejumlah 11 siswa. Oleh karena itu
ini ditunjukkan dari hasi tes yang dilakukan
perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan
diakhir Siklus II dengan rata-rata nilai siswa
kemampuan
adalah 78,44. Siswa yang mencapai KKM
membaca
pemahaman
peneliti
pemahaman
siswa
secara keseluruhan.
sebanyak 26 siswa (87%), dan siswa yang
Hasil dari penelitian pada Siklus I menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman
siswa
sudah
peningkatan.
Peningkatan
mengalami
nilai
belum mencapai KKM sebanyak 4 siswa (13%). Dari
hasil
pengamatan
diskusi
rata-rata
kelompok yang dilakukan siswa menjadi lebih
sebesar 5,5 dan peningkatan jumlah siswa
efektif. Semua siswa terlibat aktif dalam
yang mencapai KKM sebanyak 7 siswa. Hal
berdiskusi
ini ditunjukkan dari hasi tes yang dilakukan
pengarahan tentang cara kerja dan lembar
diakhir Siklus I dengan rata-rata nilai siswa
kerjanya lebih terarah. Siswa sudah mampu
adalah 70,5. Siswa yang mencapai KKM
menemukan ide pokok paragraf dengan baik,
sebanyak 18 siswa (60%), dan siswa yang
siswa juga dapat menyimpulkan isi bacaan
belum mencapai KKM sebanyak 12 siswa
dengan baik. Siswa juga sudah lebih berani
(40%).
mengungkapkan Dari hasil obsevasi dan pengamatan
selama tindakan pada Siklus I ini siswa belum memahami
ini
pendapatnya
dikarenakan
maupun
bertanya kepada guru. Pada tindak lanjut siklus 2 ada 4 siswa yang belum berhasil, hal tersebut dikarenakan
pembelajaran
selama proses pembelajaran siswa tidak bisa
membaca pemahaman kurang berjalan lancar.
fokus sehingga tidak mengerjakan tugasnya
Dalam menyusun kembali paragraf acak, ada
sesuai instruksi guru, siswa terlihat tidak
beberapa
langsung
bersemangat saat membaca isi bacaan, siswa
menempelkan kartu paragraf tanpa membaca
juga terlihat malas dalam mengerjakan tugas
dan memahami dahulu setiap kartu paragraf,
yang diberikan.Akan tetapi penelitian ini
sehingga wacana tersusun tidak secara benar
dianggap berhasil karena dapat memenuhi
dan logis.
75% dapa mencapai KKM.
sehingga
ISSN 2355-0066
teknik
hal
scramble
wacana,
sepenuhnya
untuk,
proses
kelompok
yang
Jurnal Tunas Bangsa|226
Cut Marlini dan Yusrawati JR Simatupang, Penerapan Teknik Scramble… Berdasarkan pengamatan dan refleksi
2) Siswa
menjadi
yang dilakukan peneliti dan guru disimpulkan
antusias
bahwa
pembelajaran.
penerapan teknik
scramble
telah
berhasil pada siklus II sehingga tidak perlu
lebih aktif
dalam
3) Siswa
lebih
dan
mengikuti
berani
untuk
melanjutkan pada siklus berikutnya.
mengungkapkan
SIMPULAN
bertukar pikiran serta tidak malu
Berdasarkan penelitian
deskripsi
dan pembahasan,
hasil
maka dapat
disimpulkan bahwa: 1) Pembelajaran teknik
lagi untuk bertanya. 4) Guru
juga
berhasil
menciptakan
yang
efektif dan
pembelajaran dengan
penggunaan
scramble wacana
pendapatnya,
menyenangkan.
dapat
5) Peningkatan
nilai
rata-rata
meningkatkan kemampuan membaca
kemampuan
membaca
pemahaman
pemahaman
pada siswa kelas IV
pada siklus I ditunjukan nilai rerata
SDN 32 Banda Aceh. Hal ini dapat
dari 70,5 menjadi 78, 33 pada siklus
dibuktikan dari keberhasilan proses
II, siswa yang telah mencapai KKM
dan produk pembelajaran membaca
juga mengalami peningkatan 28 %
pemahaman
dari 36 % menjadi 64%.
dengan
menggunakan
teknik scramble wacana.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|227
Cut Marlini dan Yusrawati JR Simatupang, Penerapan Teknik Scramble… DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Slamet Harjasujana, dkk,. (1997). Membaca 2. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi. Jakarta: Bumi Aksara. . (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sinar Grafika. . (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Depdikbud. (1993). Garis-gars Besar Program Pemelajaran Kelas VI Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjendikasmen. DP. Tampubolon. (2008). Bandung: Angkasa.
Kemampuan
Membaca
Teknik
Membaca
Efektif
dan Efisien.
Rahim, Farida (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Ed. 2. Jakarta: Bumi Aksara. Kasbolah. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. Nurhadi. (1995). Tata bahasa Pendidikan. Semarang: Ikip Semarang Press. Redway, Kathryn. (1992). Membaca Cepat. (Terjemahan Dandan Riskomar). Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo. Slamet, St. Y (2007). Dasar-Dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Sndonesia di Dasar. Surabaya: LPP UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS.
Sekolah
Soeparno, dkk. (1988). “Eksperimen Metode Membaca PQRST dan Metode Membaca Study terhadap Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. FPBS IKIP”. Laporan Penelitian. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
ISSN 2355-0066
Jurnal Tunas Bangsa|228