PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN MENGANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI CEBONGAN YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Harmiyanti NIM. 121134094
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan Anda tidak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu. -William FeatherIlmu tidak akan mungkin didapatkan kecuali dengan kita meluangkan waktu. -Imam Al-BukhoriIf you cannot do great things, do small things in a great way -Napoleon Hill-
Karya ilmiah sederhana ini Peneliti persembahkan kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa 2. Kedua orang tuaku yang tulus menyayangiku 3. Nenekku yang selalu mendukungku dan menemaniku 4. Kedua kakakku yang selalu mendukungku 5. Sahabat-sahabatku yang baik 6. Universitas Sanata Dharma almamater kebanggaanku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 15 Januari 2016 Penulis,
Harmiyanti
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Nama
: Harmiyanti
Nomor Mahasiswa
: 121134094
demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: “PENGARUH
PENERAPAN
KEMAMPUAN MENGAPLIKASI
METODE
INKUIRI
TERHADAP
DAN MENGANALISIS PADA MATA
PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI CEBONGAN YOGYAKARTA”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 15 Januari 2016 Yang menyatakan,
Harmiyanti
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Harmiyanti. (2016). Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Kata kunci: metode inkuiri, kemampuan mengaplikasi, kemampuan menganalisis, pelajaran IPA. Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya prestasi IPA di Indonesia berdasarkan studi yang dilakukan oleh Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2009 dan 2012. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin menguji sebuah metode inovatif untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental tipe nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Cebongan yang berjumlah 72 siswa. Sampel penelitian adalah kelas VB yang berjumlah 36 siswa sebagai kelompok kontrol dan kelas VA yang berjumlah 36 siswa sebagai kelompok eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi. Uji analisis data menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan df = 70, dan t = -10,44. Rerata skor kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol dengan M = 2,92 ; SD = 0,89; dan SE = 0,15, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 0,88; SD = 0,77; dan SE = 0,13. Besarnya effect size menunjukkan r = 0,78 atau 60,8% yang setara dengan efek besar. (2) Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis. Uji analisis data menunjukkan harga Sig. (2tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan df = 70, dan t = -4,21. Rerata skor kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol dengan M = 2,33 ; SD = 1,19; dan SE = 0,19, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 1,18; SD = 1,11; dan SE = 0,19. Besarnya effect size menunjukkan r = 0,45 atau 20,18% yang setara dengan efek menengah.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Harmiyanti. (2016). The effects of the implementation of inquiry method on the ability to apply and analyze in science subject for the 5th grade students in Cebongan State Elementary School, Yogyakarta. Essay. Yogyakarta: Departement of Elementary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University. Keywords: inquiry method, ability of apply, ability of analyze, natural science subject. This study background was concern about low the rank owned Indonesia in Science according to Program for International Student Assessment (PISA) 2009 and 2012 studies. Be based on it researcher want to try an inovatif method to repair education quality in Indonesia. The aim of this study was to know the effects of the implementation of inquiry method on the ability to apply and analyze in science subject. This study used experimental type non-equivalent control group design method.This study’s population were all 5th grades students of SD Negeri Cebongan totaled 72 students. The samples were VB class totaled 36 students as the control group and VA class totaled 36 students as the experimental group. The result of the study showed that (1) the implementation of inquiry method took effect towards the ability of apply. The analyze data showed the price of Sig. (2-tailed) was 0,000 (p < 0,05) with df = 70, and t = -10,44. The experimental group had higher mean than the control group with M = 2,92 ; SD = 0,89; and SE = 0,15, meanwhile score of the control group were M = 0,88; SD = 0,77; and SE = 0,13. The effect size was r = 0,78 or 60,8%, it was equivalent with big effect. (2) The implementation inquiry method took effect towards the ability of analyze. The analyze data showed the price of Sig. (2-tailed) was 0,000 (p < 0,05) with df = 70, and t = -4,21. The experimental group had higher mean than the control group with M = 2,33 ; SD = 1,19; and SE = 0,19, meanwhile score of the control group were M = 1,18; SD = 1,11; and SE = 0,19. The effect size was r = 0,45 or 20,18%, it was equivalent with medium effect.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASI
DAN MENGANALISIS PADA MATA
PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI CEBONGAN YOGYAKARTA” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan lancar berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus dosen pembimbing I yang telah membimbing dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Kintan Limiansih, M.Pd. Dosen pembimbing II yang telah membimbing kami dengan penuh motivasi dan perhatian. 5. Sudiyo, S.Ag., M.Pd. Kepala SD Negeri Cebongan Yogyakarta yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian di sekolah yang beliau pimpin. 6. Temu Sartiwi, S.Pd. Guru mitra SD peneliti yang telah membantu pelaksanaan penelitian. 7. Siswa kelas VA dan VB SD Negeri Cebongan Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian. 8. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu proses perijinan penelitian skripsi. 9. Kedua orang tua saya, Kasimin dan Wartinah yang selalu mendo’akan dan memberikan dukungan serta kasih sayang yang tulus.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Nenekku yang selalu mendukung dan menemani saya setiap hari di rumah. 11. Kedua Kakakku, Heru Prasetya dan Hari Kusdiyanto yang selalu memberikan dukungan dan semangat. 12. Sahabat-sahabat penelitian kolaboratif payung IPA Lusia Desti R, Elisabeth Astin Vega R, Stepani, Agnes, Andan, Tira, Nindya, Wikan, Dewi, Adi, Dea, dan Bayu yang saling membantu dan mendukung dalam menyelesaikan skripsi. 13. Semua teman-temanku seperjuangan selama kuliah yang sungguh kompak dan luar biasa. 14. Semua pihak yang telah banyak membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Semua hal/masukan berupa saran dan kritik yang membangun akan peneliti terima dengan senang hati, dan semoga dapat dijadikan pijakan untuk penyusunan-penyusunan skripsi berikutnya agar lebih baik lagi. Peneliti berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan dunia pendidikan, khususnya di Indonesia.
Peneliti
Harmiyanti
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................ .. vi ABSTRAK .................................................................................................. vii ABSTRACT .................................................................................................. viii PRAKATA .................................................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 5 1.5 Definisi Operasional............................................................................. 5 BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 7 2.1 Kajian Pustaka...................................................................................... 7 2.1.1 Teori-teori yang Mendukung ......................................................... 7 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ....................................................... 7 2.1.1.2 Teori Perkembangan Kognitif .................................................. 9 2.1.1.3 Teori Pembelajaran Anak ......................................................... 10 2.1.2 Metode Inkuiri ................................................................................ 11 2.1.2.1 Pengertian Metode Inkuiri ....................................................... 11 2.1.2.2 Prinsip Metode Inkuiri ............................................................. 12 2.1.2.3 Jenis-jenis Metode Inkuiri ........................................................ 13 2.1.3 Proses Kognitif ............................................................................... 17 2.1.3.1 Proses Kognitif Mengaplikasi .................................................. 19 2.1.3.2 Proses Kognitif Menganalisis .................................................. 19 2.1.4 Pembelajaran Tematik.................................................................... 20 2.1.4.1 Pengertian Pembelajaran Tematik............................................ 20 2.1.4.2 Karakteristik Pembelajaran Tematik ........................................ 21 2.1.5 Hakikat IPA .................................................................................... 22 2.1.6 Materi IPA Mengenai Listrik ......................................................... 23 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................ 30 2.2.1 Penelitian tentang Metode Inkuiri .................................................. 30 2.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis . 32 2.2.3 Literature Map ............................................................................... 34 2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 34 2.4 Hipotesis Penelitian.............................................................................. 36 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 37 3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 37
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2 Setting Penelitian.................................................................................. 3.2.1 Lokasi Penelitian ............................................................................ 3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................................ 3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................ 3.4 Variabel Penelitian ............................................................................... 3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 3.6 Instrumen Penelitian............................................................................. 3.7 Teknik Pengujian Instrumen ................................................................ 3.7.1 Penentuan Validitas........................................................................ 3.7.2 Penentuan Reliabilitas .................................................................... 3.8 Teknik Analisa Data ............................................................................. 3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data ...................................................... 3.8.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................................................. 3.8.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................. 3.8.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ....................................................... 3.8.5 Analisis Lebih Lanjut ..................................................................... 3.8.5.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I 3.8.5.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ........... 3.8.5.3 Uji Korelasi antara Rerata Skor Pretest dan Posttest I ............ 3.8.5.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan............................................... 3.8.6 Elemen Kualitatif .............................................................................. 3.8.7 Pembahasan Lebih Lanjut ................................................................. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 4.1.1 Implementasi Penelitian ................................................................. 4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian................................................... 4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ..................................... 1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol........... 2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen .... 4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I ...................................................... 4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data................................................. 4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................ 4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ....................................... 4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ................................................. 4.1.2.5 Analisis Lebih Lanjut ............................................................... 1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ..... 2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ................ 3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I .......................... 4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan.................................................... 4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II .................................................... 4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data................................................. 4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................ 4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ....................................... 4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ................................................. 4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut ............................................................... 1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ..... 2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ................ 3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ..........................
39 39 41 42 43 45 45 47 47 49 50 51 51 52 54 55 55 56 57 58 59 61 62 62 62 62 63 64 65 68 69 70 71 73 74 74 76 77 79 80 81 82 84 86 86 86 88 89
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan.................................................... 91 5. Analisis Elemen Kualitatif ............................................................ 92 4.2 Pembahasan .......................................................................................... 97 4.2.1 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengaplikasi .... 97 4.2.2 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menganalisis ..... 99 4.2.3 Pembahasan Lebih Lanjut .............................................................. 101 BAB V PENUTUP ...................................................................................... 103 5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 103 5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 104 5.3 Saran ..................................................................................................... 104 DAFTAR REFERENSI ............................................................................. 106 LAMPIRAN ................................................................................................ 110 CURRICULUM VITAE .............................................................................. 191
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bagian-bagian Baterai ............................................................... Gambar 2.2 Bagian-bagian Aki..................................................................... Gambar 2.3 Generator ................................................................................... Gambar 2.4 Rangkaian Listrik ...................................................................... Gambar 2.5 Arah Gerak Muatan ................................................................... Gambar 2.6 Rangkaian Listrik Tertutup dan Terbuka .................................. Gambar 2.7 Contoh Rangkaian Listrik Terbuka dan Tertutup ..................... Gambar 2.8 Rangkaian Listrik Seri............................................................... Gambar 2.9 Rangkaian Listrik Paralel .......................................................... Gambar 2.10 Bagan Penelitian-penelitian yang Relevan ............................. Gambar 3.1 Desain Penelitian ....................................................................... Gambar 3.2 Rumus Pengaruh Perlakuan ...................................................... Gambar 3.3 Pemetaan Variabel Penelitian.................................................... Gambar 3.4 Rumus Besar Efek (untuk data normal) .................................... Gambar 3.5 Rumus Besar Efek (untuk data tidak normal) ........................... Gambar 3.6 Rumus Persentase Peningkatan Skor Pretest-Posttest I ............ Gambar 3.7 Rumus Gain Score .................................................................... Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Rerata Selisih Skor PretestPosttest I Kemampuan Mengaplikasi ...................................... Gambar 4.2 Grafik Selisih Skor Pretest-Posttest I (Gain Score) Kemampuan Mengaplikasi ...................................................... Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengaplikasi ..................................... Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Rerata Selisih Skor PretestPosttest I Kemampuan Menganalisis ...................................... Gambar 4.5 Grafik Selisih Skor Pretest-Posttest I (Gain Score) Kemampuan Menganalisis ....................................................... Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menganalisis .....................................
24 25 26 27 28 28 29 29 30 34 38 39 44 54 54 55 56 73 75 80 85 87 92
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Langkah-langkah Metode Inkuiri.................................................. Tabel 3.1 Prestasi Siswa SD Negeri Cebongan Tahun 2014 ........................ Tabel 3.2 Prestasi Siswa SD Negeri Cebongan Tahun 2015 ........................ Tabel 3.3 Jadwal Implementasi dan Pengumpulan Data Penelitian ............. Tabel 3.4 Matriks Pengembangan Instrumen................................................ Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Semua variabel .............................. Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Masing-masing Aspek ................................... Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Semua Variabel ......................... Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Per Aspek .................................. Tabel 3.9 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan ............................................... Tabel 3.10 Pedoman Wawancara Guru Sebelum Perlakuan ......................... Tabel 3.11 Pedoman Wawancara Guru Sesudah Perlakuan ......................... Tabel 3.12 Pedoman Wawancara Siswa Sebelum Perlakuan ....................... Tabel 3.13 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Kontrol Sesudah Perlakuan ........................................................................................ Tabel 3.14 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Sesudah Perlakuan ........................................................................ Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengaplikasi ......................... Tabel 4.2 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Mengaplikasi .................................................................................. Tabel 4.3 Hasil Uji Asumsi Levene’s test terhadap Homogenitas Varians Data Kemampuan Mengaplikasi....................................... Tabel 4.4 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengaplikasi .................................................................................. Tabel 4.5 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengaplikasi . Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata PretestPosttest I Kemampuan Mengaplikasi ............................................ Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor PretestPosttest I Kemampuan Mengaplikasi............................................. Tabel 4.8 Hasil Persentase Signifikansi Peningkatan Kemampuan Mengaplikasi .................................................................................. Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Mengaplikasi ............................................................ Tabel 4.10 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengaplikasi .................................................................................. Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menganalisis ....................... Tabel 4.12 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Menganalisis .................................................................................. Tabel 4.13 Hasil Uji Asumsi Levene’s test terhadap Homogenitas Varians Data Kemampuan Menganalisis ....................................... Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menganalisis .................................................................................. Tabel 4.15 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menganalisis ................................................................................. Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata PretestPosttest I Kemampuan Menganalisis ............................................
14 40 40 41 46 48 49 50 50 55 60 60 60 60 61 69 70 72 72 74 74 76 77 78 79 82 83 84 85 86 87
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.17 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor PretestPosttest I Kemampuan Menganalisis ............................................. Tabel 4.18 Hasil Persentase Signifikansi Peningkatan Kemampuan Menganalisis .................................................................................. Tabel 4.19 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Menganalisis ............................................................. Tabel 4.20 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menganalisis ..................................................................................
88 89 90 91
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian ............................................................... Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Instrumen ............................................... Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Ekperimen .............................................. Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol .................................................... Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen . Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol........ Lampiran 3.1 Item Soal Test ......................................................................... Lampiran 3.2 Kunci Jawaban ........................................................................ Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian ..................................................................... Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement...................................... Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas .......................................... Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas ...................................... Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Mengaplikasi ............................. Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Menganalisis ............................ Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data ............................................ Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal ....................... Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .................. Lampiran 4.6 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan ...................................... Lampiran 4.7 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata PretestPosttest I ................................................................................ Lampiran 4.8 Hasil SPSS Uji Signifikansi Peningkatan Rerata PretestPosttest I ................................................................................ Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Lampiran 4.10 Hasil SPSS Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ........................ Lampiran 4.11 Transkrip Hasil Wawancara Guru ........................................ Lampiran 4.12 Transkrip Hasil Wawancara Siswa Kontrol ......................... Lampiran 4.13 Transkrip Hasil Wawancara Siswa Eksperimen ................... Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran ........................................... Lampiran 5.2 Surat Pernyataan Penelitian ....................................................
111 112 113 117 120 128 132 137 141 149 152 153 154 158 162 163 164 167 168 171 174 176 178 180 183 187 190
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai (1) Latar belakang masalah, (2) Rumusan Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, dan (5) Definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia dan merupakan hal yang paling penting dan mendasar sekaligus sebagai bagian untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Proses pendidikan adalah suatu
proses
yang
memberi
kesempatan
kepada
peserta
didik
untuk
mengembangkan potensi dirinya memiliki kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik (Permendikbud No. 67 Tahun 2013: 5). Usia Sekolah Dasar merupakan usia di mana kemampuan kognitif anak harus dikembangkan secara maksimal. Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap, yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasional konkret dan tahap operasional formal (Crain, 2007: 171). Tahap-tahap tersebut saling berkaitan dan berkelanjutan. Artinya, tahap-tahap tersebut terbentuk secara berurutan dan berkesinambungan. Proses pembelajaran di sekolah mempengaruhi tingkat pemahaman siswa. Berdasarkan tingkat usia, siswa SD termasuk pada tahap operasional konkret yaitu pada usia 7-11 tahun (Suparno, 2011: 24-25). Tahap tersebut sangat baik untuk mengembangkan proses kognitif siswa. Taksonomi Bloom membagi proses kognitif siswa menjadi enam, yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta (Anderson & Krathwohl, 2010: 99). Penelitian ini akan mengukur dua tingkatan proses kognitif siswa yaitu pada tingkat mengaplikasikan dan menganalisis. Mengaplikasikan berarti menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu (Anderson & Krathwohl, 2010: 43). Kategori
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif, yakni mengeksekusi dan mengimplementasikan. Sedangkan menganalisis berarti memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan (Anderson & Krathwohl, 2010: 43). Menganalisis meliputi prosesproses kognitif membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan (Anderson & Krathwohl, 2010: 116-124). Jadi, seorang siswa yang memiliki kemampuan mengaplikasi dan menganalisis tinggi tentu prestasi dan hasil belajarnya akan meningkat karena siswa mampu mengaplikasi dan menganalisis suatu masalah sehingga dapat mengatasinya dengan tepat. Maka sangat penting bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Program for International Student Assessment (PISA) melakukan penelitian dalam bidang matematika, membaca, dan sains setiap tiga tahun sekali. Hasil dari penilaian PISA yang diikuti oleh 65 negara di dunia pada tahun 2012 menunjukkan beragam hasil pendidikan di seluruh negara yang mengikutinya. PISA 2012 diikuti oleh sekitar 510.000 siswa yang berusia sekitar 15 tahun. Hasil penelitian PISA yang dilakukan pada tahun 2009 menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 57 dari 65 negara di dunia. Tiga tahun kemudian, yaitu tahun 2012 PISA kembali melakukan penelitian.
Hasil PISA di tahun 2012
menunjukkan bahwa Indonesia mengalami penurunan peringkat menjadi peringkat ke 64 dari 65 negara (OECD, 2013: 232). Hasil penelitian PISA tersebut menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia mengalami permasalahan di bidang matematika, membaca, dan sains. Permasalahan pendidikan di indonesia dapat disebabkan oleh banyak faktor. Faktor tersebut antara lain kurangnya fasilitas pendukung pendidikan, kurangnya pembelajaran yang berkualitas, rendahnya motivasi siswa dalam belajar, kurangnya inovasi dalam pembelajaran, dan sebagainya. Usaha pemerintah dalam memperbaiki permasalahan pendidikan Indonesia melalui sertifikasi dan gaji dua kali lipat bagi guru pada kenyataannya tidak berpengaruh terhadap peningkatan pembelajaran di kelas (Chang dkk, 2014: 117). Hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di Indonesia adalah dengan memberikan inovasi metode pembelajaran di kelas.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pembelajaran di kelas selama ini masih banyak didominasi dengan metode tradisional yaitu ceramah. Metode ceramah sudah digunakan secara umum di berbagai sekolah, akan tetapi belum menunjukkan perbaikan terhadap permasalahan pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan penerapan metode inovatif di dalam pembelajaran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan salah satu metode
inovatif
yaitu
inkuiri
terhadap
kemampuan
mengaplikasi
dan
menganalisis siswa pada tema yang memuat mata pelajaran IPA yang termasuk ke dalam bidang penelitian dari PISA. Metode inkuiri dianggap sebagai metode yang tepat dalam pembelajaran IPA. “IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun sistematik. IPA juga merupakan sebuah ilmu yang berkembang melalui langkah-langkah
observasi,
perumusan
masalah,
perumusan
hipotesis,
eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep” (Wahyana, dalam Trianto, 2010: 136). IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah (Winaputra, dalam Samatowa, 2011: 3). IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek dan menggunakan metode ilmiah (Samatowa, 2011: 3). Pengajaran IPA perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk
berlatih
keterampilan-keterampilan
proses
IPA
dan
yang
perlu
dimodifikasikan dengan tahap perkembangan kognitifnya (Samatowa, 2011: 5). Keterampilan proses sains/IPA adalah mengamati, mencoba memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk memprediksi apa yang akan terjadi, dan mengujinya di bawah kondisi-kondisi itu untuk melihat kebenarannya (Paolo & Marten, dalam Samatowa, 2011: 5). Jadi, dalam pembelajaran IPA diperlukan langkah-langkah observasi, perumusan masalah, perumusan hipotesis, eksperimen, serta penarikan kesimpulan yang sesuai dengan metode pembelajaran inkuiri. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengujicobakan metode inkuiri di dalam mata pelajaran IPA. Inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban dalam memecahkan suatu masalah terhadap pertanyaan atau
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis (Schmidt, dalam Amien, 1979: 6). Jadi dalam pembelajaran inkuiri siswa diharapkan untuk terlibat secara aktif dalam mencari informasi sesuai proses scientific dengan melakukan observasi maupun eksperimen. Langkah-langkah metode pembelajaran inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan evaluasi. Beberapa penelitian yang relevan sebelumnya menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri cukup efektif dilakukan. Inkuiri berpengaruh terhadap penguasaan konsep Biologi dan sikap ilmiah siswa SMA ditinjau dari minat belajar siswa (Wayan, 2012). Penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan proses sains dasar siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta (Ambarsari, Santosa, & Maridi, 2013). Model pembelajaran inkuiri terbimbing juga berpengaruh terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Kaliluntu (Dewi, Dantes, & Sadia, 2013). Oleh karena itu, peneliti ingin mencoba meneliti bagaimana pengaruh penerapan inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis siswa SD. Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis untuk siswa kelas V SD Negeri Cebongan tahun ajaran 2015/2016 dalam tema 3 subtema 1 yang difokuskan untuk materi pelajaran IPA. Materi IPA dalam Tema 3 “Kerukunan dalam bermasyarakat” dengan subtema 1 “Hidup Rukun” dibatasi pada materi listrik.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Apakah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016?
1.2.2
Apakah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016?
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016.
1.3.2
Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi Peneliti Sebagai pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh secara langsung akan ketepatan penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran.
1.4.2
Bagi Sekolah Sebagai bahan pertimbangan akan inovasi metode pembelajaran sehingga dapat memberikan inovasi penerapan metode-metode inovatif dalam pembelajaran yang diterapkan sekolah.
1.4.3
Bagi Guru Sebagai
bahan
pembelajaran
pertimbangan
inovatif
untuk
guru
dalam
membantu
menentukan
siswa
metode
mengembangkan
kemampuan mengaplikasi dan menganalisis, sehingga pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru. 1.4.4
Bagi Siswa Dapat membuat siswa aktif dalam kegiatan-kegiatan inkuiri sehingga kemampuan proses kognitif siswa dapat berkembang terutama pada tingkat mengaplikasi dan menganalisis yang dapat membantu mereka memecahkan suatu masalah.
1.5
Definisi Operasional
1.5.1
Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan dalam menerima, mengerti dan melakukan sesuatu.
1.5.2
Mengaplikasi adalah menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam suatu keadaan dengan tepat.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.5.3
Kemampuan mengaplikasi adalah kesanggupan atau kecakapan untuk dapat menerapkan suatu prosedur pada suatu keadaan dengan tepat serta mampu mengeksekusi dan mengimplementasikan.
1.5.4
Menganalisis adalah memilah-milah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dengan materi secara keseluruhan.
1.5.5
Kemampuan menganalisis adalah kesanggupan atau kecakapan untuk memilah-milah materi menjadi bagian-bagian penyusun dari materi lalu menentukan hubungan antar bagian dan hubungan bagian dari materi dengan materi secara keseluruhan yang meliputi proses membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan.
1.5.6
Metode adalah cara yang dilakukan untuk memudahkan suatu pekerjaan sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.
1.5.7
Inkuiri adalah pembelajaran yang dirancang secara kontekstual sehingga memungkinkan siswa aktif mengikuti pembelajaran untuk menemukan jawaban berdasarkan rasa ingin tahunya.
1.5.8
Metode inkuiri adalah metode untuk mencari jawaban terhadap suatu permasalahan dengan langkah-langkah yaitu orientasi, merumuskan masalah,
merumuskan
hipotesis,
melakukan
eksperimen,
menarik
kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan evaluasi sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II membahas mengenai (1) kajian pustaka, (2) hasil penelitian yang relevan, (3) kerangka berpikir, dan (4) hipotesis penelitian. Kajian pustaka berisi teori yang relevan/mendukung terhadap penelitian yang berkaitan dengan teori perkembangan anak, metode inkuiri, proses kognitif, dan hakikat IPA. Hasil penelitian yang relevan merupakan penelitian-penelitian sebelumnya yang membahas penelitian tentang penerapan metode inkuiri dan kemampuan proses kognitif. Pada subbab terakhir akan dirumuskan tentang kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori-teori yang mendukung Teori yang mendukung merupakan teori-teori yang melandasi penelitian ini. Teori-teori tersebut terdiri dari teori perkembangan anak, proses kognitif anak, metode inkuiri, metode inkuiri terbimbing, pembelajaran tematik, materi pembelajaran tematik kelas V yang difokuskan pada materi IPA yang akan diperjelas pada subbab selanjutnya.
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak Jean Piaget (1896-1980) mengemukakan beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan kognitif anak, yaitu anak adalah pembelajar yang aktif, anak mengorganisasikan apa yang mereka pelajari dari pengalamannya, anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi, dan proses ekuilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk-bentuk pemikiran yang lebih kompleks (Desmita, 2009: 98). Piaget meyakini bahwa anak tidak hanya mengobservasi dan mengingat apa-apa yang mereka lihat dan dengar secara pasif. Sebaliknya, mereka secara natural memiliki rasa ingin tahu tentang dunia mereka dan secara aktif berusaha mencari informasi untuk membantu pemahaman dan kesadarannya tentang realitas dunia yang mereka hadapi itu. Dalam memahami dunia mereka secara aktif, anak-anak
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan apa yang disebut oleh piaget dengan “scheme” (skema), yaitu konsep atau kerangka yang ada dalam pikiran anak digunakan untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi. Anak mengorganisasikan apa yang mereka pelajari dari pengalamannya. Anak-anak tidak hanya mengumpulkan apa-apa yang mereka pelajari dari faktafakta yang terpisah menjadi suatu kesamaan. Sebaliknya, anak secara gradual membangun suatu pandangan menyeluruh tentang bagaimana dunia bergerak. Anak memnyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi. Dalam menggunakan dan mengadaptasi skema mereka, ada dua proses bertanggungjawab, yaitu assimilation dan accommodation. Asimilasi terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada, yakni anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam suatu skema. Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi baru, yakni anak menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya (Desmita, 2009: 99). Proses ekuilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentukbentuk pemikiran yang lebih komplek. Piaget (1896-1980) menyebutkan kedua proses
penyesuaian-asimilasi
dan
akomodasi-sistem
kognisi
seseorang
berkembang dari satu tahap selanjutnya, sehingga mencapai keadaan equilibrium, yakni keadaan seimbang antara struktur kognisinya dan pengalaman di lingkungan. Namun demikian ada kondisi yang dapat menimbulkan konflik kognitif (disequilibrium), yakni semacam ketidaknyamanan mental yang mendorong untuk mencoba membuat pemahaman tentang apa yang mendorong untuk mencoba membuat pemahaman tentang apa yang mereka saksikan. Dengan melakukan penggantian, mengorganisasi kembali atau mengintegrasikan secara baik skema-skema mereka (melalui akomodasi), anak-anak akhirnya mampu memecahkan konflik, mampu memahami kejadian-kejadian yang sebelumnya membingungkan,
serta
kembali
mendapatkan
keseimbangan
pemikiran.
Pergerakan dari equilibrium ke disequilibrium dan kemudian kembali lagi menjadi equilibrium atau proses yang meningkatkan perkembangan pemikiran dan pengetahuan anak dari satu tahap ke tahap yang lebih kompleks inilah yang disebut Piaget dengan istilah equilibrium (ekuilibrasi) (Desmita, 2009: 101).
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.1.2 Teori Perkembangan Kognitif Piaget mengelompokkan tahap perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap, yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasional konkret dan tahap operasional formal. Tahap sensorimotor terjadi pada usia 0-2 tahun, tahap praoperasional pada usia 2-7 tahun, tahap operasional konkret terjadi pada usia 7-11 tahun dan tahap operasi formal terjadi pada usia 11 tahun ke atas. Tahap sensorimotor seorang anak ditandai dengan ketrampilan memecahkan masalah seperti menghisap jempol, memegang sesuatu benda, dan meniru suatu gerakan. Tahap praoperasional ditandai dengan anak sudah mampu mencoba menceritakan sesuatu yang terjadi dihadapannya, berkhayal, dan egoisentrisme. Selanjutnya, pada tahap operasional konkret anak mulai mampu mengurutkan objek berdasarkan ukuran, ciri dan bentuk, mengklasifikasi, memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut bentuk, ukuran atau karakteristik lainnya. Anak juga sudah dapat bekerja dengan temannya, mengetahui konsep ruang dan waktu, dapat membedakan kenyataan dan fantasi, serta mampu untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Sedangkan tahap operasional formal ditandai dengan anak sudah mampu berfikir secara abstrak, menalar secara logis, menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia, dan dapat memahami halhal seperti cinta, bukti logis, dan nilai (Suparno, 2001: 24). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas V berada pada tahap operasional-konkret yaitu pada rentang usia 7-11 tahun. Tahap operasional konkret (concrete operations) ini ditandai dengan perkembangan system pemikiran yang didasarkan pada aturanaturan tertentu yang logis. Anak sudah dapat memperkembangkan operasi-operasi logis. Operasi-itu bersifat reversible, artinya dapat dimengerti dalam dua arah, yaitu suatu pemikiran yang dapat dikembalikan ke awalnya lagi. Ciri utama tahap operasi konkret ini adalah adanya transformasi reversibel dan sistem kekekalan. Pada tahap ini anak juga sudah maju dalam hal mengurutkan (seriasi) dan mengklasifikasikan objek (Suparno, 2001: 69). Anak dapat mengembangkan system pemikiran yang logis yang dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi (Suparno, 2001: 69). Pemikiran anak juga lebih decentring dari pada tahap
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebelumnya, yaitu dapat menganalisis masalah dari berbagai segi. Tahap operasi konkret tentu ditandai dengan adanya system operasi berdasarkan apa pun yang kelihatan nyata atau konkret. Anak masih menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang konkret dan belum bersifat abstrak. Anak masih mengalami kesulitan untuk memecahkan persoalan yang mengandung banyak variabel. Oleh karena itu, meskipun intelegensi anak pada tahap ini sudah maju, namun cara berpikir seorang anak tetap masih terbatas. Cara berpikirnya masih berdasarkan sesuatu yang konkret (Suparno, 2001: 70).
2.1.1.3 Teori pembelajaran anak Berbeda dengan teori Piaget yang menjelaskan bahwa seorang anak akan belajar lebih baik dengan pengalaman nyata pada kehidupannya, teori Vygotsky menitikberatkan
anak
akan belajar melalui
interaksi
dari faktor-faktor
interpersonal (sosial), kultural-historis, dan individual sebagai kunci dari perkembangan manusia (Tudge, dalam Schunk, 2012: 339). Interaksi dari faktorfaktor interpersonal merupakan bagaimana anak berhubungan dengan lingkungan di sekitarnya, sebagai contoh di lingkungan sekolah maupun di sekitar rumah. Dengan interaksi sosial ini maka akan mendorong proses-proses perkembangan anak sehingga kemampuan berpikir mereka juga akan bertumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Aspek kultural-historis menonjolkan pemikiran bahwa pembelajaran dan perkembangan tidak dapat dipisahkan dari konteksnya. Cara siswa berinteraksi dengan dunia mereka dengan orang-orang, objek, dan intuisi-intuisi didalamnyamengubah cara berpikir mereka. Makna-makna konsep berubah ketika dihubungkan dengan dunia. Hal ini berarti bahwa lingkungan disekitar anak sangatlah penting karena lingkungan tersebut menjadi sebuah wahana bagi anak untuk menggali dari mana asal pengetahuan mereka (Gredler, dalam Schunk, 2012: 339). Vygotsky mengajukan teori yang dikenal dengan istilah Zone of Proximal Development (ZPD), yang merupakan dimensi sosiokultural yang penting sebagai dimensi psikologis. Zone of Proximal Development (ZPD) adalah jarak antara tingkat perkembangan actual dengan tingkat perkembangan potensial. Tingkat
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perkembangan yang dimaksud terdiri dari empat tahap: Pertama, more dependence to other stage, yakni tahapan di mana kinerja anak mendapat banyak bantuan dari pihak lain seperti teman-teman sebaya, orangtua, guru, masyarakat, dan ahli. Dari sinilah model pembelajaran kooperatif dalam mengembangkan kognisi anak secara konstruktif. Kedua, less dependence external assistance stage, di mana kinerja anak tidak lagi terlalu banyak mengharapkan bantuan dari pihak lain, tetapi lebih kepada self assistance, lebih banyak anak membantu dirinya sendiri. Ketiga, internalization and automatization stage, di mana kinerja anak sudah lebih terinternalisasi secara otomatis. Keempat, de-automatization stage, di mana kinerja anak mampu mengeluarkan perasaan dari kalbu, jiwa, dan emosinya yang dilakukan secara berulang-ulang, bolak-balik atau recursion. Teori konstruktivisme yang dikembangkan oleh vygotsky ini disebut dengan konstruktivisme sosial (Yaumi, 2013: 43-44). Berdasarkan teori Piaget, anak dengan tahap operasional konkret khususnya dalam penelitian ini untuk kelas V dijelaskan bahwa anak sudah mulai belajar memecahkan masalah-masalah konkret yang dihadapi, namun cara berpikir anak masih terbatas. Hal ini sesuai dengan teori Vygotsky, yaitu bahwa anak belajar dengan interaksi-interaksi dengan lingkungan termasuk guru maupun teman sebaya. Oleh karena itu, pembelajaran sebaiknya menggunakan metode yang
dapat
membantu
siswa
melakukan
pemecahan
masalah
dengan
didukung/dibimbing oleh lingkungan. Metode yang dapat digunakan yaitu inkuiri terbimbing.
2.1.2 Metode Inkuiri 2.1.2.1 Pengertian Metode Inkuiri “Inkuiri adalah istilah dalam bahasa Inggris; ini merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas” (Roestiyah, 2001: 75). “The inquiry model is a process-oriented instructional model that aims to teach students the skills, knowledge, and disposition required for thinking systematically to answer important questions” (Kilbane, 2014: 244). Inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen guna mencari jawaban maupun
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis (Scmidt, dalam Putra, 2013: 85). Jadi dapat disimpulkan bahwa inkuiri adalah proses untuk mendapatkan suatu jawaban, memecahkan masalah dari suatu pertanyaan dengan menggunakan kemampuan berpikir sistematis, kritis, dan logis. Ciri-ciri dari pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri (Majid, 2014), yaitu: 1. Metode Inkuiri menekankan aktivitas siswa secara maksimal. Kegiatan pembelajaran di kelas menggunakan metode inkuiri dibuat agar siswa benar-benar belajar mandiri di sekolah, dan guru hanya berperan sebagai fasilitator disaat siswa membutuhkan alat dan bahan yang diperlukan, sedangkan motivator disaat siswa merasa kurang bersemangat dalam menjalani pembelajaran di kelas. Siswa diberikan wewenang penuh untuk menemukan sendiri makna dari pembelajaran di kelas. 2. Metode inkuiri menekankan proses mencari dan menemukan sendiri solusi atau jawaban atas permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Proses ini dilakukan dengan cara tanya jawab antara guru dengan siswa untuk menggali pengetahuan mereka. 3. Metode inkuiri ini digunakan dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis pada seorang anak. Diharapkan siswa tidak hanya mengerti akan materi pembelajaran saja, namun juga dapat menggunakan potensinya secara maksimal untuk memajukan dirinya sendiri.
2.1.2.2 Prinsip metode Inkuiri Berikut ini adalah prinsip-prinsip penggunaan metode inkuiri (Majid, 2014: 174) : 1. Berorientasi pada pengembangan intelektual Tujuan utama metode inkuiri adalang pengembangan kemampuan berpikir. Jadi, metode ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Prinsip interaksi Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menepatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. 3. Prinsip bertanya Guru harus mengembangkan kemampuan bertanya kepada siswa, karena dengan menjawab pertanyaan guru siswa sudah melewati proses berpikir. 4. Prinsip belajar untuk berpikir Belajar bukan berarti hanya mengingat fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir, yakni proses mengembangkan potensi otak. 5. Prinsip keterbukaan Pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai
kemungkinan
sebagai
hipotesis
yang
harus
dibuktikan
kebenarannya.
2.1.2.3 Jenis-jenis Metode Inkuiri Jenis-jenis metode inkuiri dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut (Sund and Trowbridge, dalam Mulyasa, 2007): 1. Inkuiri terbimbing (guided inquiry); dalam metode ini peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. 2. Inkuiri bebas (free inquiry), metode ini digunakan bagi peserta didik yang telah berpengalaman dengan pendekatan inkuiri. Peserta didik bebas melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan, sehingga peserta didik harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki. 3. Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry); dalam metode ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian. Peran guru untuk membimbing hanya
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terbatas sehingga siswa diajarkan untuk mandiri dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Berdasarkan penjelasan mengenai jenis-jenis metode inkuiri di atas, maka metode inkuiri yang paling tepat diterapkan dalam pembelajaran untuk siswa kelas V adalah metode inkuiri terbimbing. Metode inkuiri terbimbing adalah metode inkuiri saat guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberikan pertanyaan awal sebagai tuntunan kepada siswa untuk mengarahkan kepada suatu diskusi (Putra, 2013: 96). Pendekatan ini biasanya digunakan untuk siswa yang belum terbiasa dengan pembelajaran inkuiri. Guru berperan sebagai pembimbing yang memberi petunjuk atau bimbingan kepada siswa dalam melakukan suatu tugas agar siswa mampu memahami konsep-konsep pelajaran. Siswa akan mengerjakan tugas-tugas baik melalui tugas kelompok maupun tugas individu, agar dapat menyelesaikan/memecahkan masalah dan menarik suatu kesimpulan. Metode inkuiri ini juga disebut dengan istilah “guided discoveryinquiry”. Guided discovery-inquiry digunakan apabila dalam pembelajaran guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa (Amien, 1987: 137). Langkah-langkah metode inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) adalah sebagai berikut (Kilbane, 2014: 253): Tabel 2.1 Langkah-langkah Metode Inkuiri No. Langkah-langkah Peran Guru 1 Mengajukan Guru mengajukan sebuah pertanyaan pertanyaan.
2
Membuat hipotesis
Guru meminta siswa untuk membuat hipotesis.
3
Mengumpulkan data
4.
Menguji hipotesis (Menganalisa data)
5.
Menarik kesimpulan
Guru membantu siswa menemukan, mengumpulkan, dan mengorganisasikan data yang diperlukan untuk menganalisis hipotesis mereka. Guru mengajak siswa untuk menganalisis hipotesis mereka. Guru meminta siswa untuk
Tugas Siswa Siswa membaca dan/ mendengarkan pertanyaan atau mengajukan pertanyaan atau masalah yang diajukan guru. siswa mengembangkan hipotesis secara individu maupun dalam kelompok kecil. Siswa mengorganisasikan data yang akan mereka uji.
Siswa menguji hipotesis mereka dengan menganalisa data. Siswa merangkum hasilnya
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6.
Melakukan evaluasi
merangkum dan membuat kesimpulan dari hasil yang diperoleh. Guru meminta siswa untuk menganalisa proses inkuiri yang telah dilakukan dengan merefleksikan apa yang telah mereka lakukan dan mereka pelajari
dan membuat kesimpulan.
Siswa merefleksikan proses inkuiri secara keseluruhan, termasuk apa yang mereka lakukan dan mereka pelajari.
Kegiatan-kegiatan dalam metode inkuiri menuntut siswa memiliki kemampuan berpikir yang menyeluruh dari tingkat sederhana ke tingkat tinggi. Kegiatan inkuiri mengharuskan siswa memiliki kemampuan mengaplikasi dan menganalisis dengan baik. Pada kegiatan mengumpulkan data siswa harus mempunyai kemampuan mengaplikasi terhadap apa yang direncanakan. Setelah itu, pada proses menguji hipotesis, mengumpulkan data, membuat kesimpulan, maupun dalam melakukan evaluasi siswa harus dapat menganalisis dengan baik data-data yang telah dikumpulkan. Sementara itu, Sanjaya (2006: 199-203) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran dengan metode inkuiri sebagai berikut: 1. Orientasi Orientasi adalah langkah untuk mempersiapkan suasana pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan siswa untuk siap melaksanakan proses pembelajaran. 2. Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah untuk mengajak siswa masuk pada persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang diberikan kepada siswa haruslah persoalan yang menantang mereka untuk mau memecahkan masalah tersebut. 3. Mengajukan/merumuskan hipotesis Merumuskan hipotesis adalah mengajukan jawaban sementara terhadap apa yang akan diuji kebenarannya melalui sebuah ekspeimen atau observasi. 4. Mengumpulkan data Mengumpulkan data yaitu aktivitas memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis.
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Menguji hipotesis Yaitu proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. 6. Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini akan menggunakan tujuh langkah-langkah pembelajaran inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis,
melakukan
eksperimen,
menarik
kesimpulan,
mempresentasikan hasil, dan melakukan evaluasi. Berikut penjelasan mengenai langkah-langkah pembelajaran tersebut. 1. Orientasi Orientasi merupakan langkah untuk mempersiapkan suasana pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan siswa untuk siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru dapat menjelaskan topik yang akan dipelajari, dan pokok-pokok kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran. 2. Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah untuk mengajak siswa masuk pada persoalan yang menjadi topik pembelajaran. Guru berperan membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mereka ketahui jawabannya melalui kegiatan inkuiri. Pertanyaanpertanyaan tersebut akan membantu siswa menggali pemahaman mereka mengenai topik yang sedang dipelajari secara lebih mendalam. 3. Merumuskan hipotesis Merumuskan hipotesis merupakan langkah mengajukan jawaban sementara terhadap apa yang akan diuji kebenarannya melalui sebuah ekspeimen atau observasi. Hipotesis yang telah dirumuskan nantinya akan dapat diuji kebenarannya melalui eksperimen yang dilakukan dalam pembelajaran.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Melakukan eksperimen Eksperimen merupakan langkah di mana siswa melakukan percobaan untuk mengumpulkan data-data atau informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis hipotesis yang telah mereka buat. Kegiatan ini membantu siswa menguji kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan di awal kegiatan. 5. Menarik kesimpulan Menarik kesimpulan merupakan proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil percobaan dan uji hipotesis yang dilakukan. Menarik kesimpulan dilakukan siswa dengan bimbingan dari guru. 6. Mempresentasikan hasil Kegiatan
presentasi
merupakan
kegiatan
menjelaskan
dan
melaporkan hasil percobaan mereka di depan kelas. Presentasi dilakukan siswa dengan menjelaskan rumusan masalah, hipotesis, langkah-langkah percobaan, dan menyampaikan kesimpulan yang mereka peroleh. 7. Melakukan evaluasi Evaluasi
merupakan
kegiatan
mengulas
kembali
materi
pembelajarn yang telah dipelajari. Siswa dengan guru bersama-sama melakukan pemeriksaan hasil percobaan yang sudah dilakukan dan disesuaikan dengan data atau informasi yang relevan. Kekurangan ataupun kesalahan dalam melakukan percobaan mungkin saja terjadi. Siswa dan guru dapat memberikan kritik dan saran dari percobaan yang dilakukan. Guru juga meluruskan dan membenarkan pemahaman siswa yang masih kurang tepat.
2.1.3 Proses Kognitif Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanan katanya knowing, berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neisser, dalam Syah, 1997: 66-67).
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kategori-kategori
pada
dimensi
proses
kognitif
merupakan
pengklasifikasian proses-proses kognitif siswa secara komprehensif yang terdapat dalam tujuan-tujuan di bidang pendidikan. Kategori-kategori ini merentang dari proses kognitif yang paling banyak dijumpai dalam tujuan-tujuan di bidang pendidikan, yaitu mengingat, kemudian memahami dan mengaplikasikan, ke proses-proses kognitif yang jarang dijumpai, yakni menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (Anderson & Krathwohl, 2010: 43). 1. Mengingat berarti mengambil pengetahuan tertentu dari memori jangka panjang. Mengingat berisikan dua proses kognitif yang lebih spesifik, yakni mengenali dan mengingat kembali. 2. Memahami adalah mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Memahami mencakup tujuh proses kognitif yaitu menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. 3. Mengaplikasikan berarti menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. Mengaplikasi mencakup dua proses kognitif yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan . 4. Menganalisis
berarti
memecah-mecah
materi
jadi
bagian-bagian
penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Menganalisis berisikan tiga proses kognitif yaitu membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan. 5. Mengevaluasi ialah mengambil keputusan berdasarkan criteria dan atau standar. Mengevaluasi mencakup proses kognitif memeriksa dan mengkeritik. 6. Mencipta adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal. Mencipta mencakup proses kognitif merumuskan, merencanakan, dan memproduksi. Penelitian ini akan difokuskan pada kemampuan mengaplikasi dan menganalisis saja karena kedua kemampuan tersebut termasuk ke dalam beberapa
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bagian penting dalam proses pembelajaran tematik di SD khususnya materi pelajaran IPA. Kedua variabel atau kemampuan tersebut sangat berhubungan dengan kegiatan siswa dalam proses inkuiri.
2.1.3.1 Proses Kognitif Mengaplikasi Mengaplikasi adalah menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. Kategori mengaplikasi terdiri dari dua proses kognitif, yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan (Anderson & Krathwohl, 2010: 100). 1. Mengeksekusi, yaitu menerapkan suatu prosedur pada tugas yang familier, (misalnya membagi suatu bilangan dengan bilangan lain, kedua bilangan tersebut terdiri dari beberapa digit). Kata kerja lainnya dari mengeksekusi adalah melaksanakan. 2. Mengimplementasikan, yaitu menerapkan suatu prosedur pada tugas yang tidak familier (misalnya, menggunakan hukum newton kedua pada konteks yang tepat). Kata kerja lainnya untuk proses kognitif mengimplementasikan adalah menggunakan, menerapkan, menguraikan, dan lain-lain. Penelitian ini meneliti tiga proses kognitif untuk variabel mengaplikasi, yaitu melaksanakan, menggunakan, dan menguraikan.
2.1.3.2 Proses Kognitif Menganalisis Menganalisis
adalah
memecah-mecah
materi
jadi
bagian-bagian
penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antar bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Menganalisis terdiri dari proses kognitif membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan (Anderson & Krathwohl, 2010: 101). 1. Membedakan, artinya membedakan bagian materi pelajaran yang relevan dari yang tidak relevan, bagian yang penting dari yang tidak penting (Misalnya, membedakan antara bilangan yang relevan dan bilangan yang tidak relevan dalam soal cerita matematika). Kata kerja lain dari membedakan yaitu menyendirikan, memilah, memfokuskan, dan memilih.
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Mengorganisasi, artinya dapat menentukan bagaimana elemen-elemen bekerja atau berfungsi dalam sebuah struktur (Misalnya, menyusun buktibukti dalam cerita sejarah jadi bukti-bukti yang mendukung dan menentang suatu penjelasan historis). Kata kerja lain dari mengorganisasi adalah menemukan koherensi, memadukan, membuat garis besar, mendeskripsikan peran, dan menstrukturkan. 3. Mengatribusikan, artinya menentukan sudut pandang, bias, nilai, atau maksud dibalik materi pelajaran (Misalnya, menunjukkan sudut pandang penulis suatu esai sesuai dengan pandangan politik si penulis). Kata kerja lain dari mengatribusikan adalah mendekonstruksi. Proses membedakan,
kognitif
yang
diteliti
mengorganisasikan,
pada
dan
variabel
menganalisis
mengatribusikan.
Metode
yaitu inkuiri
memungkinkan siswa melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan proses scientifik. Pembelajaran dengan pendekatan scientifik saat ini sudah dikembangkan dalam kurikulum 2013 yaitu dalam pembelajaran tematik.
2.1.4
Pembelajaran Tematik
2.1.4.1 Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik pada hakikatnya merupakan pembelajaran terpadu, yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan autentik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik (Trianto, 2011: 139). Konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan dari pemikiran dua orang tokoh pendidikan yakni Jacob tahun 1989 dengan konsep pembelajaran interdisipliner dan Fogarty pada tahun 1991 dengan konsep pembelajaran terpadu (Majid, 2014: 85). Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra-mata pelajaran maupun antar-mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan tersebut peserta didik akan
memperoleh
pengetahuan
dan
keterampilan
yang
utuh
sehingga
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran menjadi lebih bermakna. Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran tematik/terpadu merupakan suatu metode pembelajaran yang memadukan beberapa materi pembelajaran dari berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari satu atau beberapa mata pelajaran.
2.1.4.2 Karakteristik Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik, sebagai model pembelajaran memiliki arti penting dalam membangun kompetensi peserta didik, antara lain: pertama, pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Kedua, pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi
kebermaknaan
belajar
siswa.
Pengalaman
belajar
yang
menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan memnentuk skema, sehingga akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (Trianto, 2009: 86-87). Pembelajaran tematik di sekolah dasar sebagai suatu model pembelajaran di sekolah memiliki karakteristik sebagai berikut (Majid, 2014: 89-90): 1. Berpusat pada siswa Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar. 2. Memberikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung yang dialami
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini, siswa dihadapkan langsung pada sesuatu yang konkret (nyata) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang abstrak. 3. Pemisah mata pelajaran tidak begitu jelas Pemisah antar mata pelajaran tidak begitu jelas karena yang menjadi fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. 4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh sehingga dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 5. Bersifat fleksibel Pembelajaran bersifat luwes di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya. Guru juga dapat mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari siswa dan keadaan lingkungan di sekolah maupun di daerah tempat tinggalnya. 6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan Berdasarkan penjelasan di atas, jelas bahwa pembelajaran tematik menekankan pada keterlibatan siswa dalam belajar secara aktif, dan siswa memperoleh pengalaman langsung. Hal ini sesuai dengan karakteristik pembelajaran menggunakan metode inkuiri. Mata pelajaran yang di dalamnya memungkinkan berbagai percobaan seperti pada pembelajaran inkuiri salah satunya adalah IPA. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada materi pelajaran IPA saja.
2.1.5 Hakikat IPA IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Samatowa, 2011: 2). Nash (dalam Samatowa, 2011: 3) menjelaskan bahwa IPA itu adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam, cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghubungkannya
antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga
keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia (Samatowa, 2011: 3). IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh. Sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten (Powler, dalam Samatowa, 2011: 3). IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah (Winaputra, dalam Samatowa, 2011: 3).
IPA adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek dan
menggunakan metode ilmiah (Samatowa, 2011: 3). Pengajaran IPA di Sekolah Dasar perlu memberikan kesempatan anak untuk
berlatih
keterampilan-keterampilan
proses
IPA
dan
yang
perlu
dimodifikasikan dengan tahap perkembangan kognitifnya (Samatowa, 2011:5). Keterampilan proses sains/IPA adalah mengamati, mencoba memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk memprediksi apa yang terjadi, dan menguji prediksi-prediksi di bawah kondisi-kondisi itu untuk melihat kebenarannya (Paolo&Marten, dalam Samatowa, 2011:5).
2.1.6
Materi IPA mengenai Listrik Materi IPA pada penelitian ini diambil dari Tema 3 yaitu “Kerukunan
dalam bermasyarakat” dengan subtema 1 “Hidup Rukun”. Materi IPA yang difokuskan pada tema ini yaitu mengenai “Listrik”. Meskipun demikian materi listrik hanya dibatasi mengenai: sumber-sumber listrik, rangkaian listrik, jenisjenis rangkaian listrik;
rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel.
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kompetensi dasar yang diambil ialah 3.4 Mengenal rangkaian listrik sederhana dan sifat magnet serta penerapan-nya dalam kehidupan sehari-hari, dan 4.3 Merancang dan membuat rangkaian seri dan paralel menggunakan sumber arus searah. 1. Mengenal listrik dan sumber listrik Listrik adalah energi yang dihasilkan akibat dari gerak elektron. Elektron adalah muatan negatif yang dimiliki suatu benda. Lawan dari elektron adalah proton sebagai muatan positif. Benda-benda yang dapat menghasilkan energi listrik dinamakan sumber listrik (Kusumawati, 2014: 115). Apa sajakah sumber energi listrik itu? Inilah sumber-sumber listrik. a. Baterai Baterai merupakan sumber energi listrik yang paling mudah ditemukan. Listrik yang dihasilkan baterai disebut listrik searah (DC). Baterai disebut juga sebagai elemen kering karena listrik baterai dihasilkan dari bahan-bahan kering (Kusumawati, 2014: 115). Baterai dapat dimanfaatkan untuk berbagai peralatan listrik seperti senter, kamera, dan radio. Menurut cara menyimpan listrik, baterai dapat dibagi menjadi dua, yaitu baterai sekali pakai dan baterai isi ulang. Baterai sekali pakai adalah baterai yang hanya dapat dipakai sekali. Setelah listrik dalam baterai habis, baterai tidak dapat digunakan. Sebaliknya, baterai isi ulang adalah baterai yang dapat diisi ulang jika listrik di dalamnya telah habis (Kusumawati, 2014: 115). Bagian-bagian baterai dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.1 Bagian-bagian baterai (Sumber: Zulfikar, 2009: 53)
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Aki Aki merupakan sumber energi yang mudah juga ditemukan. Listrik yang dihasilkan aki disebut listrik searah (DC) (Kusumawati, 2014: 115). Sumber energi listrik ini disebut juga elemen basah karena disusun dari bahan-bahan cair. Aki termasuk sumber energi listrik yang dapat diisi ulang. Artinya, jika listrik dalam aki telah habis, aki dapat diisi kembali (Kusumawati, 2014: 115). Aki biasa digunakan dalam kendaraan bermotor dan mobil. Sumber energi listrik ini dimanfaatkan untuk menghidupkan lampu yang ada pada motor dan mobil. Bagian-bagian Aki dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.2 Bagian-bagian Aki (Sumber: Zulfikar, 2009: 54)
c. Generator Generator merupakan sumber energi listrik yang sangat penting. Generator
menghasilkan
listrik
dari
perpaduan
magnet
dan
lilitan
(Kusumawati, 2014: 115). Listrik yang dihasilkan generator disebut listrik bolak-balik (AC). Generator paling sederhana yaitu dinamo sepeda. Dinamo dapat menghasilkan listrik untuk menghidupkan lampu penerang pada sepeda. Generator yang berukuran besar dapat menghasilkan listrik yang besar pula. Listrik yang dihasilkan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dihasilkan dari generator (Kusumawati, 2014: 115). Contoh generator dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.3 Generator (Sumber: Zulifikar, 2009: 54)
d. Pembangkit Listrik Listrik yang digunakan di rumah atau pabrik-pabrik berasal dari pusat listrik yang sengaja dibuat untuk menghasilkan tenaga listrik. Di Indonesia terdapat berbagai macam pembangkit listrik. Antara lain: 1) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Listrik yang dihasilkannya berasal dari tenaga air terjun. Untuk kepentingan ini, sengaja dibuat bendungan untuk menghasilkan tenaga air guna memutar turbin listrik (Hermana, 2009: 153). Contohnya, PLTA Jati Luhur di Purwakarta, PLTA Saguling di Kabupaten Bandung, PLTA Kedungombo di Boyolali, dan PLTA Sempor di Kebumen. 2) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Turbin listrik digerakkan oleh tenaga uap air. Uap air ini berasal dari air yang dididihkan. Untuk mendidihkan air ini digunakan bahan bakar, biasanya digunakan batu bara. Salah satu contohnya ialah PLTU Cilegon di Serang, Banten. 3) Pembangkit Listrik Tenaga Geotermal (PLTG) Turbin listrik digerakkan oleh tenaga panas bumi (geotermal). Ada empat macam sumber energi panas bumi yang dapat dimanfaatkan sumber panasnya untuk menghasilkan energi, yaitu hidrotermal (sumber air panas), tekanan uap panas bumi, batuan dan mineral panas, serta sumber magma (Hermana, 2009: 155). Contoh PLTG yaitu PLTG Bayongbong di Garut Jawa Barat.
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4) Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) Turbin listrik digerakkan oleh tenaga disel. Bahan bakar yang digunakan ialah minyak solar (Hermana, 2009: 153). Di berberapa kota terdapat PLTD misalnya di Palangkaraya. Disel dalam ukuran kecil sering digunakan sebagai sumber listrik cadangan di rumah sakit atau kantor-kantor jika listrik dari pusatnya padam. 5) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Panas matahari juga dapat diserap dengan panel matahari atau sel surya. Panel sel surya dapat menghasilkan energi listrik untuk berbagai keperluan. Energi cahaya matahari dapat diubah menjadi energi listrik dengan media sel matahari (Hermana, 2009: 153). 6) Pembangkit Listrik Tenaga Angin/Bayu (PLTB) Tiupan angin yang sangat kuat memiliki energi kinetik yang besar. Tiupan angin ini dimanfaatkan untuk menggerakkan baling-baling, lalu baling-baling akan ikut memutar turbin sehingga turbin dapat memutar generator untuk membangkitkan energi listrik (Hermana, 2009: 154).
2. Rangkaian Listrik
Gambar 2.4 Rangkaian listrik (Sumber: Kusumawati, 2014: 115)
Rangkaian listrik adalah rangkaian yang terdiri atas: sumber listrik, penghantar listrik (kabel), dan alat listrik (alat elektronik) (Sularmi, 2009: 100). Alat-alat listrik antara lain adalah : a. Sekering : alat pengaman arus listrik/ alat pemutus arus listrik jika ada konsleting (hubungan singkat/ bertemunya kutub positif dan kutub negatif pada kabel yang mengelupas). b. Saklar : alat untuk menyambung dan memutus arus listrik c. Stop kontak : alat penyalur listrik
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Bola lampu : alat penerangan e. Fitting : tempat dudukan bola lampu f. Kabel : alat untuk mengalirkan arus listrik Arus listrik dapat mengalir melalui kabel dan alat-alat listrik lainnya. Besar kecilnya tegangan bergantung pada sumber listrik. Setiap rumah biasanya menggunakan listrik bertegangan 220 Volt (Zulfikar, 2009: 55). Arus listrik terjadi karena kutub positif (+) dan kutub (–) saling dihubungkan. Arus listrik hanya akan mengalir dalam rangkaian tertutup. Sebaliknya, pada rangkaian terbuka arus listrik tidak dapat mengalir. Arus listrik mengalir dari kutub positif (+) menuju kutub (–). Keduanya dihubungkan melalui kabel sehingga lampu dapat menyala (Sularmi, 2009: 100).
Gambar 2.5 Arah Gerak Muatan
3. Jenis-jenis Rangkaian Listrik a. Rangkaian Tertutup dan Terbuka Bola lampu akan menyala jika saklar dalam keadaan tertutup. Rangkaian ini disebut rangkaian tertutup. Sebaliknya, jika saklar terbuka bola lampu tidak akan menyala. Rangkaian ini disebut rangkaian terbuka (Zulfikar, 2009: 55).
Gambar 2.6 Rangkaian Listrik Tertutup dan Terbuka (Sumber: Zulfikar, 2009: 55)
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rangkaian listrik terbuka
Rangkaian listrik tertutup
Gambar 2.7 Contoh Rangkaian Listrik Terbuka dan Tertutup (Sumber: Sularmi, 2009: 100)
b. Rangkaian Listrik seri Rangkaian listrik seri yaitu rangkaian alat listrik yang disusun secara berurutan (Kusumawati, 2014: 115). Alat listrik pada rangkaian seri mendapatkan arus listrik secara berurutan. Contoh rangkaian alat listrik seri seperti gambar berikut ini.
Gambar 2.8 Rangkaian Listrik Seri (Sumber: Kusumawati, 2014: 115)
Dalam rangkaian seri, jika salah satu lampu padam, lampu yang lain akan ikut padam. Arus listrik yang mengalir di kedua lampu mempunyai besar yang sama. Tegangan listrik pada kedua lampu mempunyai sifat sebagai berikut (Kusumawati, 2014: 116). i. Jika kedua lampu mempunyai ciri sama, tegangan listrik bernilai sama. ii. Jika kedua lampu mempunyai ciri yang berbeda, tegangan listrik akan berbeda.
c. Rangkaian Listrik Paralel Rangkaian listrik paralel yaitu rangkaian alat listrik yang disusun secara bertingkat atau sejajar (Kusumawati, 2014: 116). Masing-masing alat listrik
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada rangkaian listrik paralel mendapatkan arus listrik langsung dari sumber tegangan. Contoh rangkaian alat listrik paralel seperti gambar berikut.
Gambar 2.9 Rangkaian Listrik Paralel (Sumber: Kusumawati, 2014: 115)
Dalam rangkaian paralel, jika salah satu lampu padam, lampu yang lain akan tetap menyala. Tegangan listrik dikedua lampu bernilai sama. Arus listrik pada kedua lampu mempunyai sifat sebagai berikut (Kusumawati, 2014: 116). i. Jika kedua lampu mempunyai ciri sama, arus listrik bernilai sama. ii. Jika kedua lampu mempunyai ciri yang berbeda, arus listrik akan berbeda.
2.2
Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
2.2.1 Penelitian tentang Metode Inkuiri Ambarsari, Santosa, dan Maridi (2013) melakukan penelitian mengenai penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains dasar pada pelajaran biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan pembelajaran inkuiri terhadap keterampilan proses sains dasar pada siswa kelas VIII semester I SMP Negeri 7 Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (Quasi experimental research) dengan penerapan pendekatan inkuiri terbimbing. Populasi dalam penelitian tersebut adalah seluruh siswa kelas VIII semester I SMP Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, sampel yang diambil dengan cluster random sampling sejumlah dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kedua kelas tersebut masing-masing berjumlah 30 siswa. Hasil dari penelitian tersebut memperlihatkan bahwa penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan proses sains dasar siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta.
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dewi, Dantes dan Sadia (2013) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar IPA. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar IPA dengan menggunakan rancangan
the posttest-only control group design.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Kaliluntu yang berjumlah 115 siswa, dan sampelnya berjumlah 64 siswa yang ditentukan secara random. Hasil penelitian tersebut memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan sikap ilmiah dan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri
terbimbing dengan siswa
yang mengikuti
model
pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Negeri di kelurahan Kaliuntu. Wayan
(2012)
melakukan
penelitian
mengenai
pengaruh
model
pembelajaran Inkuiri terhadap penguasaan konsep Biologi dan sikap ilmiah siswa SMA ditinjau dari minat belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa antara siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran langsung (direct instruction), (2) pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan minat belajar biologi siswa terhadap penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa, (3) perbedaan penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa antara siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri dengan siswa yang mengikuti pembelajaran langsung, pada siswa yang minat belajarnya tinggi, (4) perbedaan penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa antara siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri dengan siswa yang mengikuti pembelajaran langsung, pada siswa yang minat belajarnya rendah. Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan metode eksperimental semu (Quasi Experimental) dengan rancangan The Posttest Only Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Lab Undiksha tahun pelajaran 2010/2011. Sampel penelitian sebanyak 100 orang dengan sebaran 25 orang pada masing-masing kelompok/kelas X2, X3, X4, dan X5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa antara siswa yang mengikuti model
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran inkuiri dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran langsung, (2) terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan minat belajar biologi siswa terhadap penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah, (3) Terdapat perbedaan penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa antara siswa yang mengikuti
model
pembelajaran
inkuiri
dengan
siswa
yang
mengikuti
pembelajaran langsung, pada siswa yang minat belajarnya tinggi, (4) Tidak terdapat perbedaan penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah antara siswa yang mengikuti
model
pembelajaran
inkuiri
dengan
siswa
yang
mengikuti
pembelajaran langsung, pada siswa yang minat belajarnya rendah.
2.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis Penelitian Widiastuti (2009) bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi karya/model mainan yang berhubungan dengan udara berkaitan dengan kemampuan kognitif mengaplikasi dan menganalisis siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental tipe non-equivalent control group design. Hasil penelitian menunjukkan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi tetapi tidak berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis. Ini ditunjukkan dengan harga Sig.(2-tailed) kemampuan mengaplikasi < 0,05 yaitu 0,000. Sehingga Hi diterima maka Hnull ditolak. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi tergolong besar dengan nilai r = 0,78 (efek besar)
dengan
persentase
sebesar
60%.
Berbeda
dengan
kemampuan
menganalisis, hasil perhitungan analisis statistik menunjukkan signifikansi data harga Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu 0.052, maka Hnull diterima Hi ditolak. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis tergolong menengah dengan nilai r = 0,39 (efek menegah) dan persentase sebesar 15,36%. Penelitian Lestari (2010) bertujuan untuk mengetahui perbedaan penggunaan media timeline terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada pelajaran IPS kelas V SD Kanisius Sorowajan tahun ajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental tipe non-equivalent control group design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan yang
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
signifikan dalam penggunaan media timeline terhadap kemampuan mengaplikasi ditunjukkan dengan Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,012 dan (2) terdapat perbedaan yang signifikan dalam penggunaan media timeline terhadap kemampuan menganalisis ditunjukkan dengan Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000. Dari nilai tersebut maka Hnull ditolak dan Hi diterima artinya ada perbedaan signifikan dalam penggunaan media timeline terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Penelitian Hasanah (2010) bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan mengaplikasi dan menganalisis atas penggunaan media Timeline pada mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem tahun ajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental tipe nonequivalent control group design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan dalam penggunaan media timeline atas kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Hasil analisis statistik parametrik Independentsamples t-test menunjukkan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000 sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima artinya ada perbedaan signifikan dalam penggunaan media timeline terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan adanya penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan keterampilan proses sains dasar, hasil belajar siswa, dan minat belajar siswa. Beberapa penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh yang positif terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis dengan menggunakan media timeline dan metode inkuiri untuk siswa kelas IV. Namun demikian, penelitian-penelitian sebelumnya belum ada yang meneliti penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis siswa SD kelas V. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA materi listrik kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian yang baru dan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Materi IPA yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi pembelajaran untuk kelas VI pada kurikulum 2006. Namun demikian, pada kurikulum 2013 saat ini materi IPA mengenai listrik masuk dalam materi pembelajaran di kelas V.
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2.3 Literature Map Literature map berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya dapat digambarkan sebagai berikut: Metode Inkuiri
Proses Kognitif
Ambarsari, Santosa & Maridi (2013) Inkuiri terbimbing – Keterampilan proses sains dasar
Widiastuti (2009) Inkuiri – Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis siswa SD kelas IV
Dewi, Dantes & Sadia (2013) Inkuiri terbimbing - Sikap ilmiah & hasil belajar IPA
Lestari (2010) Media timeline – Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis
Wayan (2012) Inkuiri – Minat Belajar
Hasanah (2010) Media timeline – Kemampuan Mengaplikasi dan menganalisis
Yang perlu diteliti: Metode Inkuiri-Kemampuan mengaplikasi & menganalisis siswa SD Kelas V
Gambar 2.10 Bagan Penelitian-penelitian yang Relevan
2.3 Kerangka Berpikir Siswa kelas lima SD berada pada tahap operasional konkret yaitu pada usia 7-11 tahun. Tahap operasional konkret (concrete operations) ini ditandai dengan perkembangan kognitif dari sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Anak sudah dapat memperkembangkan operasioperasi logis. Ciri tersebut sesuai dengan karakteristik pada pembelajaran inkuiri. Metode inkuiri adalah sebuah metode yang untuk mendapatkan suatu jawaban, memecahkan masalah dari suatu pertanyaan dengan menggunakan kemampuan berpikir sistematis, kritis, dan logis. Metode inkuiri tepat digunakan untuk siswa kelas atas karena siswa kelas atas dianggap lebih mampu melakukan proses 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
inkuiri. Namun demikian, siswa kelas lima masih memerlukan bantuan (scaffolding) dalam belajar, sehingga metode yang cocok digunakan adalah metode inovatif inkuiri terbimbing (guided inquiry). Metode inkuiri terbimbing adalah metode inkuiri saat guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberikan pertanyaan awal sebagai tuntunan kepada siswa untuk mengarahkan kepada suatu diskusi. Perkembangan kognitif siswa dapat ditentukan dari proses kognitifnya,
yaitu
mengingat,
memahami,
mengaplikasi,
menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta. Kemampuan mengaplikasi dan menganalisis merupakan proses kognitif yang lebih tinggi dibandingkan dengan mengingat dan memahami. Kedua proses kognitif tersebut sangat penting dimiliki oleh seorang siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Mengaplikasi adalah menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. Sedangkan menganalisis berarti memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Beberapa sekolah dasar telah menerapkan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 mengandung proses-proses scientifik yang di dalamnya dapat dimunculkan langkah-langkah inkuiri. Proses scientifik dan inkuiri ini erat kaitannya pada tema yang mengandung mata pelajaran IPA. Siswa akan aktif dalam langkah-langkah pembelajaran inkuiri yang meliputi merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan evaluasi. Dalam proses inkuiri terjadi pengembangan proses-proses kognitif seorang siswa mulai proses kognitif tingkat rendah hingga proses kognitif yang tinggi. Jika metode inkuiri diterapkan pada mata pelajaran IPA untuk siswa kelas V SD, penerapan metode inkuiri akan berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis siswa.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.4 Hipotesis Penelitian 2.4.1
Penerapan metode inquiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016.
2.4.2
Penerapan metode inquiri berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016.
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Bab III membahas komponen-komponen dalam penelitian yaitu jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisa data. Komponen-komponen tersebut diuraikan pada subbab-subbab di bawah ini.
3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuasi eksperimental tipe nonequivalen control group design. Jenis penelitian tersebut merupakan metode penelitian kuantitaif. Pendekatan atau metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2010: 14). Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2010: 107). Metode eksperimen sebagai bagian dari metode kuantitatif mempunyai ciri khas tersendiri, terutama
dengan adanya
kelompok kontrolnya (Sugiyono, 2010: 107). Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Design atau juga dikenal dengan metode eksperimental semu. Penelitian ini menggunakan design Non-equivalen Control Group Design karena pada penelitian pendidikan tidak memungkinkan untuk melakukan penelitian yang sebenarnya, seperti pemilihan sampel kelompok kontrol dan eksperimen secara random (Cohen, 2007: 282). Pemilihan kelompok eksperimen pada desain ini tidak dipilih secara random melainkan dengan teknik nonrandom, artinya penentuan kelompok eksperimen maupun kontrol tergantung pada kebijakan sekolah. Pihak sekolah dapat menentukan kelas mana yang menjadi kelas eksperimen, dan mana yang menjadi kelas kontrol. Desain ini dipilih karena
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hanya akan dilakukan satu kali treatment atau perlakuan, satu kali pre-test dan satu kali post-test. Desain ini dapat digambarkan seperti di bawah ini: Desain Non-equivalen Control Group Design Experimental O1
X
O2
…………………………… non-random Control
O3
O4
Gambar 3.1 Desain Penelitian (sumber : Cohen, 2007: 283)
Keterangan: O1 = Rerata skor pretest kelompok ekperimen O2 = Rerata skor posttest kelompok eksperimen X = Perlakuan (treatment) penerapan metode inkuiri O3 = Rerata skor pretest kelompok kontrol O4 = Rerata skor posttest kelompok kontrol Garis putus-putus pada desain penelitian menggambarkan bahwa cara penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak menggunakan cara random. Meskipun demikian, penentuan dua kelompok dengan mengambil kelas klasikal yang sudah ada (Cohen, 2007: 283). Garis putus-putus tersebut juga berfungsi sebagai pemisah antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagaimana desain penelitian ini yang disebut dengan non-equivalent control group design (Cohen, 2007: 283). Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal kedua kelompok tersebut. Hasil pretest kedua kelompok tersebut kemudian dibandingkan. Setelah dilaksanakan pretest, selanjutnya kelompok eksperimen diberi treatment menggunakan metode inkuiri, dan kelompok kontrol menggunakan metode konvensional atau ceramah. Setelah dilakukan pembelajaran, selanjutnya dilakukan posttest I dan posttest II untuk kedua kelompok yang kemudian dilakukan perbandingan pengaruh perlakuan. Hasil penelitian dapat diukur dengan membandingkan pretest dan posttest (Campbell & Stanley, dalam Cohen, 2007: 276-277). Pengaruh kausal dari treatment yang dilakukan dapat dihitung menggunakan tiga langkah, yaitu (1) kurangi skor posttest dengan skor pretest untuk kelompok eksperimen sehingga 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghasilkan skor 1; (2) kurangi skor pretest dari skor posttest untuk kelompok kontrol sehingga menghasilkan skor 2; (3) kurangi skor 2 dari skor 1. Pengaruh perlakuan dalam penelitian eksperimental dengan convenience sampling dihitung menggunakan rumus (Campbell & Stanley, dalam Cohen, 2007: 277): (O2-O1) – (O4-O3) Gambar 3.2 Rumus Pengaruh Perlakuan
Apabila hasilnya negatif maka efek kausal negatif atau tidak ada pengaruh, sebaliknya jika hasilnya positif maka kausalnya positif atau ada pengaruh.
3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Cebongan, yang berlokasi di Jalan Raya Kebonagung, Cebongan, Mlati, Sleman, Yogyakarta. SD Negeri Cebongan telah ditunjuk oleh dinas untuk menerapkan Kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2014/2015, sehingga tahun ini merupakan tahun kedua dalam menerapkan kurikulum 2013. Peneliti memilih sekolah ini karena penelitian yang dilakukan membutuhkan sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 dan kelas yang paralel sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemilihan sekolah dengan kurikulum 2013 karena kurikulum 2013 menggunakan pendekatan scientifik yang dekat dengan metode inkuiri, sehingga siswa lebih mudah mengikuti pembelajaran menggunakan metode inkuiri. SD Negeri Cebongan merupakan sekolah yang letaknya cukup strategis di pinggir jalan raya dan letaknya juga tepat di depan puskesmas Mlati. Fasilitas pendukung yang ada di sekolah ini antara lain 12 ruang kelas paralel A dan B, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang komputer, 1 perpustakaan, 1 ruang UKS, 1 mushola, 1 kantin, 5 kamar kecil, 1 tempat parkir sepeda guru, 1 tempat parkir sepeda siswa, dan sebuah rumah penjaga sekolah. Jumlah seluruh guru dan karyawan di sekolah ini adalah 25 orang. Jumlah siswa secara keseluruhan dari kelas I sampai dengan kelas VI adalah 430 siswa. SD Negeri Cebongan memiliki banyak prestasi yang telah dicapai siswasiswanya, baik prestasi UN maupun prestasi non-akademik lainnya. SD Negeri
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Cebongan setiap tahunnya selalu mendapatkan peringkat yang tinggi dalam rerata nilai UN siswa kelas VI. Data kelulusan siswa tahun ajaran 2013/2014 SD Negeri Cebongan mendapatkan peringkat II untuk seluruh SD baik swasta maupun negeri di kecamatan Mlati dengan nilai rata-rata sekolah sebesar 25,73 (dari skala nilai 0,00-30,00), dan peringkat I untuk lingkup sekolah negeri se-kecamatan Mlati. Tahun berikutnya, tahun ajaran 2014/2015 SD Negeri Cebongan kembali mendapatkan peringkat II untuk seluruh SD baik swasta maupun negeri di kecamatan Mlati dengan nilai rata-rata sekolah sebesar 249,84 (dari skala nilai 0,00-300,00) dan tetap bertahan dengan peringkat I untuk lingkup sekolah negeri se-kecamatan Mlati. Banyak prestasi yang ditelah diraih siswa pada tahun 2014, di antaranya sebagai berikut:
Tabel 3.1 Prestasi Siswa SD Negeri Cebongan Tahun 2014 No Peringkat Kejuaraan 1 Juara III Lomba Melukis Kategori B Bulan Kitab Suci Nasional 2 Juara III Lomba CCA Bulan Kitab Suci Nasional 3 Juara II Lomba CCA Bulan Kitab Suci Nasional 4 Juara I Lomba Melukis Bulan Kitab Suci Nasional 5 Juara III Lomba Mazmur Putri Tingkat SD Bulan Kitab Suci Nasional 6 Juara I Seni lukis Keagamaan Putri Tingkat SD MTQ 7 Juara III MTtQ Tingkat SD Putri 8 Juara II Lomba Mewarnai antar SD Kecamatan Mlati Bersama Boneeto 9 Juara II MTQ Putri Tingkat SD
Lingkup Kecamatan Mlati Kecamatan Mlati Kecamatan Mlati Kecamatan Mlati Kecamatan Mlati Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Kecamatan mlati Kecamatan Mlati
Prestasi-prestasi lain yang telah diraih SD Negeri Cebongan pada tahun 2015 antara lain sebagai berikut:
Tabel 3.2 Prestasi Siswa SD Negeri Cebongan Tahun 2015 No Peringkat Kejuaraan 1 Juara II Lomba Budaya Jawa “Sesorah Bahasa Jawa” UPT Yandik 2 Juara III Lomba Budaya Jawa “Nulis Aksara Jawa” UPT Yandik 3 Juara Harapan II Lomba lukis kategosi SD kelas 4-6 “Gelar Wisata” Museum Sonobudoyo 2015 4 Juara II Lomba Budaya Jawa “Tembang Macapat” UPT Yandik 5 Juara III MHQ Putri tingkat SD MTQ Kecamatan Mlati 2015
Lingkup Kecamatan Mlati Kecamatan Mlati
Kecamatan Mlati
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Juara II
7
Juara III
8
Juara III
9
Juara II
MHQ Putri tingkat SD MTQ Mlati 2015 Seni Lukis Keagamaan Putri MTQ Kecamatan Mlati 2015 Lomba Seni Lukis “Lomba Pelajar Nasional” LCSPMSD Sari Tilawah Putri Tingkat Kecamatan Mlati 2015
Kecamatan
Kecamatan Mlati
tingkat SD
Kecamatan Mlati
Cipta Seni
Kabupaten Sleman
SD MTQ
Kecamatan Mlati
3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester gasal tahun ajaran baru 2015/2016. Waktu pengambilan data dimulai pada tanggal 13 Agustus 2015. Pengambilan data eksperimental dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya bias dalam penelitian yang dilakukan. Jadwal pengambilan data penelitian di kelompok kontrol maupun eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.3 Jadwal Implementasi dan Pengumpulan Data Penelitian Hari, Tanggal Kamis, 13 Agustus 2015 Senin, 14 September 2015
Kelompok Kontrol Alokasi Materi waktu 2x35 Pre Test menit
7x35 menit
Pengertian Listrik Sumber-sumber energi listrik Rangkaian tertutup dan rangkaian terbuka Rangkaian listrik seri Ciri-ciri rangkaian listrik seri Rangkaian listrik paralel Ciri-ciri rangkaian listrik paralel Perbedaan rangkaian listrik paralel dan rangkaian listrik seri
Hari, Tanggal Kamis, 13 Agustus 2015 Rabu, 16 September 2015
Kelompok Eksperimen Alokasi Materi waktu 2x35 Pre Test menit
7x35 menit
Kamis, 17 September 2015
7x35 menit
Pengertian Listrik Sumber-sumber listrik Rangkaian tertutup dan rangkaian terbuka Rangkaian listrik seri Ciri-ciri rangkaian listrik seri Praktik percobaan rangkaian listrik seri Rangkaian listrik paralel Ciri-ciri rangkaian listrik paralel Praktik percobaan rangkaian listrik paralel Perbedaan rangkaian listrik paralel dan rangkaian listrik seri
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selasa, 15 September 2015 Selasa, 06 Oktober 2015
2x35 menit
Post Test I
2x35 menit
Post Test II
Jumat, 18 September 2015 Jumat, 09 Oktober 2015
2x35 menit
Post Test I
2x35 menit
Post Test II
3.3 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 117). Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang dipelajari. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Negeri Cebongan kelas VA dan VB yang berjumlah 72 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 118). Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang sudah dipelajari dari sampel tersebut kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi. Maka dari itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) (Sugiyono, 2010: 118). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan convenience sampling, yaitu pemilihan sampel yang biasa digunakan untuk penelitian pendidikan dengan menggunakan kelas yang tersedia karena keterbatasan administrasi untuk memilih secara acak (Best & Kahn, 2006: 18-19). Kelas dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan eksperimen. Penentuan kelompok sampel dan kelompok eksperimen dilakukan dengan teknik diundi yang pelaksanaannya disaksikan oleh peneliti dan guru mitra (guru kelas V). Hasil undian menunjukkan kelas VA terpilih sebagai kelompok eksperimen sedangkan kelas VB sebagai kelompok kontrol. Sampel penelitian untuk kelompok kontrol adalah seluruh siswa kelas VB yang berjumlah 36 siswa. Kelompok ini terdiri dari 22 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Siswa pada kelompok kontrol ini berasal dari latar belakang
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ekonomi dan pendidikan keluarga yang berbeda-beda. Berdasarkan data yang ada di sekolah menunjukkan bahwa latar belakang pekerjaan orang tua siswa di kelas kontrol ini antara lain buruh (30,56%), pegawai swasta dan honorer (44,44%), wiraswasta (11,11%), pendeta (2,78%), dan PNS (4%). Sedangkan latar belakang pendidikan orang tua siswa pada kelompok ini antara lain adalah SD (5,56%), SLTP (8,33%), SMA/SMU/SLTA/STM/SMK (52,78%), Diploma (2,78%), dan S1 (30,56%). Sampel untuk kelompok eksperimen adalah seluruh siswa kelas VA yang berjumlah 36 siswa. Kelompok ini terdiri dari 22 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Siswa pada kelompok kontrol ini berasal dari latar belakang ekonomi dan pendidikan keluarga yang berbeda-beda. Berdasarkan data yang ada di sekolah menunjukkan bahwa latar belakang pekerjaan orang tua siswa di kelas eksperimen ini hampir sama dengan kelas VB, antara lain buruh (11,11%), pegawai swasta dan honorer (30,56%), wiraswasta (27,78%), pedagang dan petani (5,56%), dan PNS (pensiunan, guru, dokter) (25%). Sedangkan latar belakang pendidikan orang tua siswa pada kelompok eksperimen antara lain adalah SD (5,56%), SMP/SLTP (2,78%), SMA/SMU/SLTA/SMK (50%), DIII (11,11%), S1 (27,78%), dan S2 (2,78%).
3.4 Variabel Penelitian Variabel adalah konstruk (constructs) yang akan dipelajari (Kerlinger dalam Sugiyono, 2012: 63). Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 64). Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. 1. Variabel independen sering disebut juga sebagai variabel stimulus, predictor dan antecedent, atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2012: 64). Variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penerapan metode pembelajaran inkuiri terbimbing, karena dengan penerapan variabel tersebut dapat mempengaruhi variabel dependen. 2. Variabel dependen sering disebut juga sebagai variabel output, kriteria, konsekuen, atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012: 64). Variabel dependen (variabel terikat) penelitian ini adalah 2 tingkatan proses kognitif dalam taksonomi
Bloom
yaitu proses kognitif
mengaplikasi
dan
menganalisis siswa kelas V pada tema 3, yang difokuskan pada materi pelajaran IPA mengenai listrik.
Variabel Independen
Variabel Dependen Kemampuan Kognitif Mengaplikasi
Metode Inkuiri Terbimbing Kemampuan Kognitif Menganalisis
Gambar 3.3. Pemetaan Variabel Penelitian
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode inkuiri terbimbing dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut, orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan mengevaluasi. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif dalam taksonomi Bloom yang telah direvisi pada level mengaplikasi dan menganalisis. Peneliti mengambil beberapa aspek dari setiap level tersebut. Kemampuan kognitif mengaplikasi mengambil tiga aspek yaitu menggunakan, melaksanakan, dan menguraikan. Sedangkan pada kemampuan kognitif menganalisis aspek yang diambil adalah, membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan (Anderson & Krathwohl, 2010: 101).
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes, yaitu dengan tes essai. Tes adalah suatu alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan
yang
harus
dijawab
secara
sengaja
dalam
situasi
yang
distandardisasikan, bertujuan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok (Masidjo, 2010: 38). Tes uraian atau essai adalah tes yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengorganisasikan jawabannya secara bebas sesuai dengan kemampuannya dengan bahasanya sendiri atas sejumlah item yang relatif kecil dan tuntutan jawaban yang benar, relevan, lengkap, berstruktur, jelas (Masidjo, 2010: 46). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen. Pretest diberikan sebelum mereka mendapat perlakuan pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing pada kelompok eksperimen dan pembelajaran biasa menggunakan metode ceramah pada kelompok kontrol. Posttest diberikan setelah kedua kelompok mendapat perlakukan. Posttest dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui adanya pengaruh setelah dilakukannya pembelajaran di kedua kelompok dengan metode yang berbeda. Posttest dilakukan dalam dua tahap, posttest pertama setelah dilakukan pembelajaran, dan posttest kedua dilaksanakan 2 minggu setelah posttest pertama. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol maupun esperimen dilakukan oleh satu guru yang sama. Peneliti berperan sebagai observer selama pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini. Observasi dilakukan sebagai elemen kualitatif agar peneliti lebih memahami kondisi populasi penelitian. Semua instrumen dan media pembelajaran yang dibutuhkan dalam penelitian disiapkan oleh peneliti. Proses pengumpulan data dilakukan dalam waktu yang singkat selama dua minggu untuk menghindari bias selama pelaksanaan penelitian (Krathwohl, 2004: 547).
3.6 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2012: 148). Instrumen dalam penelitian ini menggunakan
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
soal pretest dan posttest berupa soal essai yang berjumlah 6 buah item soal. Peneliti mengambil materi pelajaran IPA pada pembelajaran tematik tema 3 subtema 1 mengenai rangkaian listrik dengan Kompetensi Dasar: (3.4) Mengenal rangkaian listrik sederhana dan sifat magnet serta penerapannya dalam kehidupan seharihari, dan (4.3) Merancang dan membuat rangkaian seri dan parallel menggunakan
sumber arus. Instrumen yang disusun oleh peneliti adalah 6 soal essai dengan 6 level kemampuan kognitif Bloom yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Instrumen ini digunakan oleh tiga orang peneliti yang masing-masing meneliti dua level kemampuan kognitif. Instrumen yang diteliti dalam penelitian ini dari keenam instrumen yang telah disusun adalah instrumen nomor 3 dan 4 sebagai instrumen untuk mengukur kemampuan kognitif pada level mengaplikasi dan menganalisis. Semua instrumen ini sudah diujikan dan sudah memenuhi instrumen yang valid dan reliabel. Sebelum instrumen disusun menjadi item-item instrumen, dibuat kisi-kisi instrumen atau matriks pengembangan instrumen agar penyusunan instrumen lebih sistematis sehingga mudah untuk dikontrol, dikoreksi, dan dikonsultasikan pada ahli (Sugiyono, 2011: 113). Matriks pengembangan instrumen pada kedua level kemampuan kognitif yang dibuat oleh peneliti adalah sebagai berikut.
Tabel 3.4 Matriks Pengembangan Instrumen No Variabel Aspek Indikator 3 Mengaplikasi Melaksanakan Melaksanakan pembuatan gambar untuk menyusun rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel dengan keterangan yang tepat Menggunakan Menggunakan gambar dalam menggambarkan rangkaian listrik Menguraikan Menguraikan pengaruh dua jenis rangkaian listrik terhadap tegangan listrik di setiap lampu. 4 Menganalisis Membedakan Membedakan besarnya tegangan listrik pada rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel. Mengorganisasi Mengorganisasi pengaruh rangkaian listrik terhadap nyala lampu Mengatribusikan Mengatribusikan alasan penyusunan rangkaian listrik terhadap nyala lampu.
No Soal 3a
3a 3b
3b
4a 4b
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti menggunakan rubrik penilaian sebagai acuan untuk menilai setiap indikator dalam instrumen penelitian. Adapun rubrik penilaian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 3.3.
3.7 Teknik Pengujian Instrumen Teknik pengujian instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik pengujian validitas dan reliabilitas instrumen. Item soal test yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini telah diujicobakan di kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta pada tanggal 17 Juni 2015, dengan jumlah siswa sebanyak 37 siswa. Berikut akan dikemukakan langkah pengujian validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini.
3.7.1 Penentuan Validitas Validitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 2010: 242). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2012: 168). Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 2010:243). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 3 validitas yaitu validitas isi, permukaan, dan konstrak,. Sebuah tes memiliki validitas isi apabila mampu merepresentasikan cakupan dan tujuan pembelajaran dengan menggunakan materi sesuai dengan bidang yang bersangkutan (Cohen, 2007: 162). Validitas isi dicapai dengan penilaian profesional dari para ahli atau expert judgement. Validitas permukaan adalah validitas untuk memeriksa kejelasan tampilan soal (Cohen, 2007: 163). Validitas konstruk untuk memastikan adanya keterkaitan yang jelas dari item tes yang dicapai dengan uji empiris (Cohen, 2007: 163). Pengujian validitas isi untuk instrumen yang berbentuk test dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan (Sugiyono, 2012: 176). Expert Judgment dilakukan oleh lima orang ahli, di antaranya adalah 2 dosen fisika karena sesuai dengan lingkup yang diteliti mengenai materi fisika, 1 guru fisika SMP, dan 2 guru SD. Pendapat para validator instrumen penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 3.4. Peneliti
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemudian memperbaiki instrumen penelitian dengan mempertimbangkan saran dari kelima ahli tersebut. Validitas permukaan juga dilakukan dengan meminta pendapat dari kelima ahli yang telah disebutkan di atas. Pengujian validitas konstruk instrumen penelitian ini dilakukan melalui uji empiris. Uji empiris dalam penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Pengujian empiris ini dilakukan pada hari Rabu, 17 Juni 2015. Peneliti memilih SD Kanisius Sorowajan karena memiliki dua kelas paralel dan prestasi yang kurang lebih sama dengan SD Negeri Cebongan. SD Kanisius Sorowajan juga memiliki akreditasi yang sama dengan SD Negeri Cebongan yaitu A. Latar belakang siswa dari kedua sekolah ini juga kurang lebih sama. Uji empiris dilakukan pada minimal 30 responden agar mendapatkan distribusi data normal (Field, 2009: 42). Jumlah responden dalam uji empiris ini sebanyak 37 siswa. Setelah data hasil uji empiris diperoleh, selanjutnya hasil tersebut diolah menggunakan aplikasi IBM Statistics 20 for Windows untuk menguji apakah instrumen-instrumen tersebut valid atau tidak, dengan rumus Pearson Correlation dengan taraf signifikansi 5%. Adapun kriteria pengambilan keputusan untuk uji validitas berdasarkan Pearson Correlation adalah sebagai berikut, jika Sig (2tailed)
0,05 item tersebut dikatakan valid; Jika Sig (2-tailed)
0,05 item
tersebut dikatakan tidak valid. Berikut ini adalah hasil uji validitas instrumen penelitian berdasarkan penghitungan SPSS (lengkapnya lihat Lampiran 3.5). Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen No Variabel Pearson Correlation ** 1 Mengingat 0,549 2 3 4 5 6
Memahami Mengaplikasi Menganalisis Mengevaluasi Mencipta
0,722 0,732 0,771 0,717 0,737
Sig. (2-tailed) 0,000
Keputusan Valid
**
0,000
Valid
**
0,000
Valid
**
0,000
Valid
**
0,000
Valid
**
0,000
Valid
Uji validitas instrumen di atas dilakukan dengan mengorelasikan total seluruh skor dengan total dari masing-masing variabel. Penelitian ini merupakan penelitian payung. Enam variabel di atas diteliti oleh 3 orang peneliti. Penelitian
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini khusus meneliti pada variabel mengaplikasi dan menganalisis saja, sedangkan variabel yang lain diteliti oleh 2 orang peneliti lainnya dalam penelitian payung. Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel mengaplikasi dan menganalisis dalam penelitian ini dinyatakan valid. Peneliti juga melakukan uji validitas pada masingmasing aspek dari setiap variabel di atas. Berikut ini adalah hasil uji validitas masing-masing aspek dari setiap variabel (lengkapnya lihat Lampiran 3.5).
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Masing-Masing Aspek No Variabel Aspek Pearson Correlation 1 Mengingat Mengenali 0.378* Mengidentifikasi 0.514** Mengingat kembali 0.378* 2 Memahami Mencontohkan 0.544** Mengklasifikasi 0.488** Menjelaskan 0.545** 3 Mengaplikasi Melaksanakan 0.537** Menggunakan 0.505** Menguraikan 0.580** 4 Menganalisis Membedakan 0.540** Mengorganisasi 0.621** Mengatribusikan 0.692** 3 Mengevaluasi Memeriksa 0.560** Menilai 0.608** Menguji 0.459** 4 Mencipta Merumuskan 0.486** Merencanakan 0.619** Mendesain 0.499**
Sig. (2tailed) 0,021 0,001 0,021 0,001 0,002 0,000 0,001 0,001 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,004 0,002 0,000 0,002
Keputusan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan aplikasi IBM Statistics 20 for Windows di atas menunjukkan bahwa setiap aspek dari variabel mengaplikasi dan menganalisis dapat dinyatakan valid dengan melihat setiap hasil uji validitas yang menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) bernilai
0,05. Hasil uji validitas
pada masing-masing aspek juga dinyatakan valid dengan harga Sig. (2-tailed) 0,05.
3.7.2 Penentuan Reliabilitas Suatu instrumen dikatakan memiliki reliabilitas jika memberikan ketetapan hasil atau konsistensi hasil dari waktu ke waktu dan dari responden yang sama (Cohen, 2007: 146). Definisi lain menyatakan bahwa reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo, 2010: 209). Suatu tes yang reliabel atau andal adalah suatu tes yang hasil pengukurannya dalam satu atau berbagai pengukuran menunjukkan hasil yang konsisten atau hasil yang tepat dan teliti (Masidjo, 2010: 257). Berdasarkan pendapat ketiga ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa reliabilitas instrumen adalah konsistensi atau keajegan suatu tes yang ditunjukkan dengan adanya konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke waktu. Suatu konstruk dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60 (Nunnally, dalam Ghozali, 2009: 46). Pada penelitian ini peneliti menghitung reliabilitas instrumen penelitian dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 20 for Windows
dengan rumus Alpha
Cronbach. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas instrumen penelitian (lengkapnya lihat Lampiran 3.6). Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Semua Variabel
Uji reliabilitas instrumen
Cronbach’s Alpha 0.793
Cronbach’s Alpha Based on Standardized items 0.798
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Per Aspek Cronbach’s Cronbach’s Alpha Based on Alpha Standardized items Uji reliabilitas 0.853 0.860 instrumen
Keterangan Reliabel
Keterangan Reliabel
Teknik pengujian reliabilitas instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah teknik konsistensi internal (Internal Consistency), yang dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja (Sugiyono, 2012: 179). Berdasarkan perhitungan dengan rumus Alpha Cronbach dari keenam variabel valid memiliki nilai Alpha Cronbach sebesar 0,798, sedangkan pada masingmasing aspek memiliki nilai Alpha Cronbach sebesar 0,860. Nilai Alpha tersebut menunjukkan semua instrumen dinyatakan reliabel.
3.8 Teknik Analisis Data Analisis data pada penelitian ini menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan taraf signifikansi 5%. Adapun analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dalam kurva normal atau tidak (Priyatno, 2012:132). Uji normalitas ini diterapkan pada seluruh data yang akan diolah dan dimaksud untuk menentukan jenis analisis statistik selanjutnya yang akan digunakan. Uji normalitas data yang digunakan adalah dengan Kolmogorov-Smirnov dengan melihat harga Sig. (2-tailed). Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut. Hi : Ada deviasi dari normalitas Hnull: Tidak ada deviasi dari normalitas Kriteria pengambilan keputusan untuk uji normalitas dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak, maka tidak ada deviasi dari normalitas yang berarti distribusi data normal. Teknik uji statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik, yaitu Independent samples t-est (apabila kelompok yang diuji berbeda) atau Paired samples t-test (apabila kelompok yang diuji sama) (Field, 2009: 326). 2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima, maka ada deviasi dari normalitas yang berarti distribusi data tidak normal. Teknik uji statistik selanjutnya menggunakan statistik non-parametrik, yaitu dengan MannWhitney U-test atau Wilcoxon rank-sum test (Field, 2009: 345).
3.8.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji ini dilakukan dengan menganalisis hasil skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berdasarkan uji tersebut dapat diketahui apakah terdapat perbedaan kemampuan awal antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau tidak. Skor pretest idealnya adalah jika skor kedua kelompok tidak memiliki perbedaan yang signifikan karena menunjukkan kemampuan yang sama antara kedua kelompok. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis parametrik Independent sample t-test untuk data normal, sedangkan untuk data tidak normal analisis statistik yang digunakan adalah statistik non-parametrik Mann-Whitney
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
U-test (Field, 2007: 345). Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut: 1. Hi : ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 2. Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest kelompok kontrol dan skor pretest kelompok eksperimen.
Kriteria pengambilan keputusan untuk uji kemampuan awal dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Artinya kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
memiliki kemampuan awal yang sama pada kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. 2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima, maka ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Artinya kemampuan awal kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen pada kemampuan mengaplikasi dan menganalisis tidak sama.
3.8.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I kedua kelompok. Berdasarkan hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan ini dapat diketahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Pengaruh perlakuan dihitung menggunakan rumus: (O2-O1)-(O4-O3) yang diperoleh dengan cara mengurangkan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol (Cohen, 2007: 277). Data rerata selisih skor yang diuji berasal dari dua kelompok yang berbeda, yaitu kelompok kontrol dan eksperimen. Uji statistik yang digunakan sebagai berikut (Field, 2009: 326): 1) Uji signifikansi pengaruh perlakuan
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test, jika distribusi data selisih normal. 2) Uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan statistik nonparametrik Mann-Whitney U-test, jika distribusi data selisih tidak normal (Field, 2007: 345). Sebelum melakukan uji analisis signifikansi perlakuan, pada data yang terdistribusi normal dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test (Field, 2009: 340). Apabila harga Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data dari kelompok yang dibandingkan. Apabila harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama Equal variances assumed output SPSS jika variansnya homogen, dan baris kedua apabila variansnya tidak homogen (Field, 2009: 340). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2- tailed) < 0,05 (Field, 2009: 150). Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut. 1. Hi : ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 2. Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji signifikansi pengaruh perlakuan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Artinya penerapan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. 2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima, maka ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Artinya penerapan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis.
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.8.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Teknik pengujian klasik untuk mengetahui signifikansi pengaruh perlakuan belum bisa menunjukkan apakah pengaruh tersebut cukup substansif atau tidak. Uji besar pengaruh metode inkuiri dapat diketahui dengan mencari effect size. An effect size adalah suatu ukuran objektif dan terstandarisasi untuk mengetahui besarnya efek yang dihasilkan (Field, 2009:56-57). Jika distribusi data normal, digunakan rumus koefisien korelasi Pearson berikut (Field, 2009: 332).
r= Gambar 3.4 Rumus Besar Efek (untuk data normal)
Keterangan : r = besar pengaruh (effect size) perlakuan dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson t = harga uji t df = harga derajad kebebasan (degree of freedom) Sedangkan, apabila distribusi data tidak normal, maka menggunakan rumus sebagai berikut (Field, 2009: 550):
r= Gambar 3.5 Rumus Besar Efek (untuk data tidak normal)
Keterangan : r = besar pengaruh perlakuan Z = harga konversi dari standar deviasi (dilihat dari uji statistik MannWhiyney) N = 2 x jumlah responden yang bersangkutan
Kriteria untuk mengetahui besar pengaruh perlakuan dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Field, 2009: 57)
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.9 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan r (effect size) Kriteria Efek 0,10 Kecil, setara dengan 1% pengaruh perlakuan 0,30 Menengah, setara dengan 9% pengaruh perlakuan 0,50 Besar, setara dengan 25% pengaruh perlakuan
Untuk mengetahui persentase pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis digunakan koefisien determinasi atau R2 (Field, 2009: 179), yaitu dengan mengkuadratkan harga r (koefisien korelasi Pearson) kemudian dikalikan 100%.
3.8.5 Analisis Lebih Lanjut 3.8.5.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I Perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh penggunaan metode inkuiri dan metode ceramah terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dihitung menggunakan mean skor posttest I dan pretest pada masing-masing kelompok yang dilihat pada tabel output normalitas One Sample KolmogorovSmirnov test. Untuk mengetahui persentase peningkatan skor pretest ke posttest I digunakan rumus sebagai berikut (Gunawan, 2006: 575):
Peningkatan =
x 100%
Gambar 3.6 Rumus Persentase Peningkatan Skor Pretest-Postest I
Penghitungan persentase peningkatan rerata skor pretest-posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan secara bergantian. Berdasarkan hasil penghitungan persentase tersebut, maka dapat diketahui seberapa besar persentase peningkatan skor pretest-posttest I pada kelompok kontrol dan juga kelompok eksperimen.
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk mengetahui persentase selisih skor pretest ke posttest I (gain score) dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: Gain Score =
x 100%
Gambar 3.7 Rumus Gain Score
Frekuensi gain score yang diambil kurang lebih 50% dari skor tertinggi selisih pretest ke posttest I kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Grafik poligon pada gain score menunjukkan perbandingan yang tepat pada rerata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Fraenkel, 2012: 250).
3.8.5.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest I Uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kemampuan mengaplikasi dan menganalisis baik pada kelompok kontrol maupun eksperimen. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik Paired sample t-test untuk data yang terdistribusi normal dan non-parametrik Wilcoxon test untuk data yang terdistribusi tidak normal (Field, 2009: 558). Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 558). Artinya, jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak, dan begitu pula sebaliknya jika harga Sig.(2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Hipotesis statistik analisis data yang digunakan untuk uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest-posttest I adalah sebagai berikut: 1. Hi : ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dengan posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen. 2. Hnull : tidak ada perbedaan skor yang signifikan antara selisih skor pretest dengan posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji signifikansi peningkatan skor rerata pretest ke posttest I dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak, maka tidak ada perbedaan skor yang signifikan antara selisih skor pretest dengan posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen. Artinya, tidak terdapat 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penurunan atau peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. 2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima, maka ada perbedaan skor yang signifikan antara selisih skor pretest dengan posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen. Artinya, terdapat penurunan atau peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Persentase signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest I pada masingmasing kelompok dapat dihitung menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson seperti pada uji besar pengaruh perlakuan.
3.8.5.3 Uji Korelasi antara Rerata Skor Pretest dan Posttest I Uji korelasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi antara rerata pretest dan posttest I positif dan signifikan. Positif berarti semakin tinggi skor pretest, semakin tinggi juga skor posttest I. Signifikan berarti hasil skor korelasi tersebut dapat digeneralisasi pada populasi. Uji korelasi digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel yang mengendalikan pengaruh dari satu atau lebih variabel (Field, 2009: 175). Uji korelasi rerata pretest-posttest I menggunakan uji statistik Pearson Product-moment Corelation Coefficient untuk data normal dan Sperman’s rho untuk data tidak normal (Field, 2009: 186). Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull dari hasil uji statistik Pearson Correlation dan Spearman’s correlation coefficient jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 181). Analisis data untuk menguji korelasi antara skor pretest dan posttest I menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut: 1. Hi : ada korelasi yang positif dan signifikan antara hasil rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 2. Hnull : tidak ada korelasi yang positif dan signifikan antara hasil rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kriteria penarikan kesimpulan uji korelasi rerata skor pretest ke posttest sebagai berikut:
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 dan harga r positif, Hnull ditolak dan Hi diterima, maka ada korelasi yang positif dan signifikan antara hasil rerata skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Artinya semakin tinggi skor pretest, semakin tinggi juga skor posttest I dan hasil skor korelasi tersebut dapat digeneralisasi pada populasi. 2. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 dan harga r negatif, Hnull diterima dan Hi ditolak, maka tidak ada korelasi yang positif dan signifikan antara hasil rerata skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Artinya semakin tinggi skor pretest, semakin rendah skor posttest I dan hasil skor korelasi tersebut tidak dapat digeneralisasi pada populasi.
3.8.5.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Dalam penelitian pembelajaran untuk meningkatkan ketelitian analisis dianjurkan untuk melakukan posttest kedua setelah sekian waktu dari posttest pertama dilakukan (Krathwohl, 1998: 546). Uji retensi pengaruh perlakuan pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri setelah dua minggu dari posttest I. Posttest I dilakukan 1 hari setelah pembelajaran berlangsung. Uji statistik menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test jika data terdistribusi dengan normal dan data berasal dari kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Apabila ditribusi data tidak normal, uji statistiknya menggunakan Wilcoxon (Field, 2009: 345).
Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam analisis data yaitu 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Analisis data menggunakan hipotesis statistik berikut. 1. Hi : ada perbedaan skor yang signifikan antara rerata skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen. 2. Hnull : tidak ada perbedaan skor yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen. Kriteria penarikan kesimpulan uji retensi pengaruh perlakuan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima, maka ada perbedaan skor yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II pada
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelompok
kontrol
dan
atau
kelompok
eksperimen.
Artinya,
ada
penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen dan atau kelompok kontrol terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. 2. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak, maka tidak ada perbedaan skor yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen. Artinya, tidak ada penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen dan atau kelompok kontrol terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis.
3.8.6 Elemen Kualitatif Dalam penelitian eksperimen perlu digunakan elemen penelitian kualitatif untuk menyingkapkan penilaian atau persepsi subjek-subjek yang terlibat dalam penelitian terhadap proses pembelajaran yang dilakukan (Krathwohl, 2004: 546). Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi untuk mendapatkan data kualitatif. Teknik triangulasi yang digunakan oleh peneliti yaitu observasi, wawancara guru, dan wawancara siswa. Observasi dilakukan untuk mengetahui perilaku manusia, proses kerja, gejala alam, dan bila responden tidak terlalu besar (Sugiyono, 2010: 203). Pada penelitian ini, observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Hasil observasi diperoleh dengan membuat catatan aktivitas siswa selama pelaksanaan pembelajaran. Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti (Kusumah & Dwitagama, 2009: 77). Wawancara digunakan untuk mengetahui hal dari responden secara lebih mendalam dan jumlah responden sedikit (Sugiyono, 2010: 194). Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada guru, 3 siswa dari kelompok kontrol, dan 3 siswa dari kelompok eksperimen. Ketiga siswa yang akan diwawancarai terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan kognitif paling rendah, menengah, dan tinggi pada masing-masing kelompok yang dilihat dari rerata hasil pretest dan posttest.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian ini juga dilengkapi dengan dokumen. Dokumen adalah catatan suatu peristiwa yang sudah berlalu dan dapat berupa tulisan, gambar, atau karya (Sugiyono, 2008: 240). Dokumen dalam penelitian ini berupa dokumen nilai pretest, postest I, dan posttest II siswa serta foto-foto saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pedoman wawancara untuk guru dan siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.10 Pedoman Wawancara Guru Sebelum Perlakuan No Pertanyaan 1 Metode apakah yang sering Anda gunakan dalam pembelajaran IPA sebelum penerapan metode inkuiri? 2 Bagaimana sikap/respon siswa selama pembelajaran? 3 Apakah Ibu pernah menerapkan atau mengamati pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri? 4 Bagaimana Pendapat Ibu mengenai pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri? Tabel 3.11 Pedoman Wawancara Guru Sesudah Perlakuan No Pertanyaan 1 Bagaimana pendapat ibu mengenai pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri di kelas eksperimen? 2 Bagaimana pendapat Ibu mengenai pembelajaran di kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah? 3 Apa saran Ibu untuk pembelajaran menggunakan metode inkuiri? 4 Bagaimana pendapat ibu mengenai perubahan kemampuan mengaplikasi siswa dalam kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode inkuiri yang telah ibu lakukan? 5 Bagaimana pendapat ibu mengenai perubahan kemampuan menganalisis siswa dalam kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode inkuiri yang telah ibu lakukan? Tabel 3.12 Pedoman Wawancara Siswa Sebelum Perlakuan No Pertanyaan 1 Apakah kamu senang belajar IPA? Apa alasanmu? 2 Bagaimana cara guru kelasmu mengajarkan materi IPA selama ini? 3 Apakah guru kelasmu pernah menggunakan media saat belajar IPA? Sebutkan! 4 Apakah kegiatan IPA selama ini berlangsung menarik dan menyenangkan? Apa alasanmu? 5 Materi apa yang paling kamu suka di pelajaran IPA? Apa alasanmu? Tabel 3.13 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Kontrol Sesudah Perlakuan No Pertanyaan 1 Apakah kamu mengalami kesulitan setelah belajar mengenai listrik? 2 Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran IPA mengenai listrik? 3 Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3 dengan mudah? Apa alasanmu? 4 Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 4 dengan mudah? Apa alasanmu? 5 Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat mengerjakan soal
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pretest? Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat mengerjakan soal posttest?
Tabel 3.14 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Sesudah Perlakuan No Pertanyaan 1 Apakah dengan metode inkuiri/percobaan dapat membantu kamu dalam belajar IPA? Apa alasanmu? 2 Apakah kamu merasa bosan ketika melakukan percobaan membuat rangkaian listrik? Apa alasanmu? 3 Apakah kamu merasa mendapatkan pengetahuan baru dalam membuat rangkaian listrik dengan menggunakan metode inkuiri/percobaan? 4 Bagaimana pendapatmu ketika pembelajaran menggunakan metode inkuiri/percobaan? 5 Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3 dengan mudah? Apa alasanmu? 6 Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 4 dengan mudah? Apa alasanmu? 7 Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat mengerjakan soal posttest 1? 8 Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat mengerjakan soal posttest 2?
3.8.7 Pembahasan Lebih Lanjut Pembahasan lebih lanjut bertujuan untuk menjelaskan apakah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam mengaplikasi dan menganalisis atau tidak. Apabila penerapan metode inkuiri berpengaruh, maka dijelaskan apakah memiliki efek kecil, menengah, atau besar. Untuk melihat pengaruh perlakuan dilakukan dengan melihat hasil pretest dan posttest terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada masing-masing kelompok.
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA materi listrik SD kelas V. Hasil penelitian mencakup deskripsi implementasi penelitian dan analisis data yang telah diperoleh. Bagian pembahasan dijelaskan pengaruh perlakuan dan dampak yang ditimbulkan berdasarkan perlakuan tersebut.
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Implementasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas VA sebagai kelompok eksperimen dan kelas VB sebagai kelompok kontrol. Penentuan kedua kelompok tersebut berdasarkan teknik diundi oleh peneliti sebelum pelaksanaan penelitian yang disaksikan oleh guru kelas. Hasil pengundian tersebut menunjukkan bahwa kelas VA digunakan sebagai kelompok eksperimen, sedangkan VB sebagai kelompok kontrol. Populasi penelitian dan pelaksanaan penelitian di kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dijabarkan pada subbab-subbab di bawah ini.
4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Cebongan Mlati Sleman Yogyakarta yang terdiri dari dua kelas paralel, yaitu kelas VA dan VB dengan jumlah 72 siswa. Kedua kelas tersebut memiliki latar belakang ekonomi yang merata, ada yang berasal dari keluarga buruh (22,22%), petani, pendeta (1,39%), wiraswasta (20,83%), pegawai swasta dan honorer (38,89%), guru, Pegawai Negeri Sipil (16,67%), dan dokter. Prestasi antara kedua kelas ini dapat dikatakan sejajar, karena pembagian kelas paralel dilakukan secara acak sejak dikelas I. Sampel penelitian untuk kelompok kontrol adalah seluruh siswa kelas VB yang berjumlah 36 siswa. Kelompok ini terdiri dari 22 siswa perempuan dan 14
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa laki-laki. Siswa pada kelompok kontrol ini berasal dari latar belakang ekonomi dan pendidikan keluarga yang berbeda-beda. Berdasarkan data yang ada di sekolah menunjukkan bahwa latar belakang pekerjaan orang tua siswa di kelas kontrol ini antara lain buruh (30,56%), pegawai swasta dan honorer (44,44%), wiraswasta (11,11%), pendeta (2,78%), dan PNS (4%). Sedangkan latar belakang pendidikan orang tua siswa pada kelompok ini antara lain adalah SD (5,56%), SLTP (8,33%), SMA/SMU/SLTA/STM/SMK (52,78%), Diploma (2,78%), dan S1 (30,56%). Sampel untuk kelompok eksperimen adalah seluruh siswa kelas VA yang berjumlah 36 siswa. Kelompok ini terdiri dari 22 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Siswa pada kelompok kontrol ini berasal dari latar belakang ekonomi dan pendidikan keluarga yang berbeda-beda. Berdasarkan data yang ada di sekolah menunjukkan bahwa latar belakang pekerjaan orang tua siswa di kelas eksperimen ini hampir sama dengan kelas VB, antara lain buruh (11,11%), pegawai swasta dan honorer (30,56%), wiraswasta (27,78%), pedagang dan petani (5,56%), dan PNS (pensiunan, guru, dokter) (25%). Sedangkan latar belakang pendidikan orang tua siswa pada kelompok eksperimen antara lain adalah SD (5,56%), SMP/SLTP (2,78%), SMA/SMU/SLTA/SMK (50%), DIII (11,11%), S1 (27,78%), dan S2 (2,78%).
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pretest pada tanggal 13 Agustus 2015 yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kontrol. Pemberian pretest bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada masing-masing kelompok. Siswa mengerjakan soal dengan menjawab pada bagian yang sudah disediakan di paket soal yang diberikan. Soal berjumlah 6 butir yang berupa uraian. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal pretest adalah 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Sebelum mengerjakan soal, siswa mendengarkan pengarahan dari peneliti tentang langkah-langkah mengerjakan soal dan maksud dari tiap butir soal. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya pada peneliti tentang soal yang belum dipahami.
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pelaksanaan pembelajaran di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan oleh guru yang sama. Peneliti memiliki peran sebagai pengamat (observer) kegiatan pembelajaran, mendokumentasikan kegiatan pembelajaran, dan hanya membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk proses pembelajaran sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai. Deskripsi implementasi pembelajaran di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebagai berikut.
1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol Pelaksanaan
pembelajaran
di
kelas
kontrol
dilakukan
dengan
menggunakan metode tradisional yaitu ceramah. Pelaksanaan pembelajaran di kelompok kontrol ini dilakukan selama 1 hari, yaitu pada hari Senin, 14 September 2015. Pembelajaran dilakukan dengan berpedoman pada kurikulum 2013 sebagaimana kurikulum yang sudah diterapkan pada sekolah. Dengan penerapan K13 yang berlaku di sekolah ini maka pembelajaran dapat dilakukan dalam satu hari penuh. Meskipun demikian penelitian ini hanya difokuskan pada satu mata pelajaran yaitu IPA. Pembelajaran IPA yang dilakukan dengan metode ceramah pada kelas kontrol ini dilaksanakan dalam waktu 7x35 menit. Kegiatan pembelajaran dimulai dari pukul 07.35 WIB setelah upacara hari senin selesai sampai pukul 12.10 WIB. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru ini hanya dilakukan di dalam kelas saja. Penataan tempat duduk di kelas ini secara klasikal dengan berbanjar dan siswa duduk secara berpasangan. Materi pokok yang dipelajari dalam kegiatan pembelajaran pada penelitian ini adalah materi “listrik”. Langkah pembelajaran diawali dengan apersepsi oleh guru. Guru melakukan tanya jawab tentang penggunaan listrik yang biasa dilakukan seharihari. Pembelajaran ini juga menggunakan buku tematik, namun yang digunakan hanya pada bagian IPA saja. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan guru menjelaskan materi listrik dimulai dari pengertian, sumber-sumber listrik, jenis-jenis rangkaian listrik sampai dengan cara membuat laporan hasil percobaan membuat rangkaian listrik. Siswa mendengarkan dan mencatat apa yang dijelaskan guru. Guru juga meminta siswa membaca teks yang ada pada buku paket tematik mengenai listrik dam rangkaian listrik. Selain itu guru juga mengajarkan cara penyusunan laporan hasil
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
percobaan. Meskipun demikian, penjelasannya hanya dilakukan dengan cara ceramah saja. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru hanya melakukan ceramah dan sesekali mengajukan tanya jawab kepada siswa. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan menyampaikan kesimpulan mengenai materi pembelajaraan yang telah dipelajari dengan melakukan tanya jawab dan memberikan penguatan serta meluruskan jawaban siswa yang masih kurang tepat. Hari selasa, 15 September 2015, semua siswa pada kelompok kontrol diminta untuk mengerjakan posttest 1. Posttest I ini dilakukan setelah siswa mendapatkan pembelajaran mengenai materi listrik dengan metode ceramah. Item soal pada posttest I ini sama dengan item soal yang diberikan ketika pelaksanaan pretest. Tujuan pelaksanaan posttest I ini adalah untuk mengetahui pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran dengan metode tradisional, yaitu ceramah. Selanjutnya, pada hari Selasa, 06 Oktober 2015 dilakukan posttest yang ke-II untuk kelas kontrol. Posttest II ini dilaksanakan dua minggu setelah posttest I. Posttest II ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah pengaruh dari penerapan metode ceramah masih sama dengan posttest I atau tidak.
2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen Pembelajaran dengan metode inkuiri di kelompok eksperimen dilaksanakan dalam waktu dua kali pertemuan pada hari Rabu, 16 September 2015 dan hari Kamis, 17 September 2015. Pembelajaran dilaksanakan dengan berpedoman pada kurikulum 2013 sesuai kurikulum yang diterapkan di sekolah ini. Oleh karena itu pembelajaran pada setiap pertemuannya dilakukan dalam waktu satu hari penuh. Meskipun menggunakan kurikulum 2013 yang di dalamnya mengandung pendekatan tematik, namun penelitian ini hanya difokuskan untuk mata pelajaran IPA saja, yaitu mengenai materi “listrik”. Pembelajaran pada kelas eksperimen ini dilakukan dalam waktu masing-masing pertemuan selama 8 jam pelajaran atau 8x35 menit, yang dimulai pukul 07.00-12.10 WIB. Dalam hal ini peneliti hanya berperan untuk membantu guru mempersiapkan segala keperluan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan percobaan. Kegiatan pembelajaran dilakukan
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sesuai dengan langkah-langkah metode inkuiri yang sudah diuraikan di dalam RPP. Hari pertama pembelajaran diawali dengan guru melakukan apersepsi. Guru bercerita mengenai kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan listrik. Guru juga melakukan tanya jawab diawal untuk mengetahui pengetahuan yang sudah dimiliki siswa tentang listrik, baik dari alat-alat listrik maupun sumber listrik. Selanjutnya, siswa melihat dan memperhatikan video mengenai sumber listrik yang diputarkan oleh guru. Kegiatan inti pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah inkuiri meliputi orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan evaluasi. Pada kegiatan orientasi yang dilakukan oleh guru, siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru mengenai bagaimana membuat rumusan masalah, hipotesis, alat dan bahan yang dibutuhkan dalam melakukan percobaan, serta penyusunan laporan hasil percobaan. Setelah mendapatkan penjelasan dari guru, siswa mendapatkan pengarahan untuk masuk ke dalam kelompok yang telah ditentukan guru. Setelah berkumpul bersama dengan kelompoknya, siswa membuat rumusan masalah dengan dibimbing oleh guru. Peran guru dalam hal penggunaan metode guided inquiry ini ialah membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan mengenai percobaan yang akan dilakukan. Rumusan pertanyaan yang dibuat menggunakan kata tanya “apakah” yang jawabannya “ya” atau “tidak”. Rumusan pertanyaan yang dibuat dan dicontohkan guru misalnya, “Apakah lampu yang lain akan mati apabila sambungan salah satu lampu pada rangkaian listrik seri terputus?”. Selanjutnya siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang akan diuji saat melakukan percobaan. Kegiatan
berikutnya
setelah
membuat
rumusan
masalah
adalah
membuat/merumuskan hipotesis. Hipotesis yang dibuat merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang sudah dibuat. Siswa berdiskusi bersama kelompoknya dengan dibimbing oleh guru untuk membuat hipotesis dan menuliskannya pada Lembar Kerja Siswa yang sudah disediakan.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan inti selanjutnya ialah melakukan eksperimen/percobaan. Secara berkelompok siswa melakukan percobaan untuk membuat rangkaian listrik seri. Setelah berhasil membuat rangkaian listrik seri, selama melakukan percobaan setiap anggota dalam kelompok juga bergantian satu persatu membuat rangkaian listrik seri agar semuanya bisa dan lebih memahami. Setelah percobaan selesai, setiap kelompok menarik kesimpulan berdasarkan hasil percobaan. Dalam membuat kesimpulan, semua anggota dalam kelompok melakukan diskusi untuk menentukan kesimpulan yang dapat ditarik dengan berpedoman pada rumusan masalah dan hipotesis yang telah dibuat di awal kegiatan. Berdasarkan hipotesis yang telah dibuat dan percobaan yang telah dilakukan, siswa dapat mengetahui apakah hipotesis mereka sesuai dengan hasil percobaan atau tidak. Lalu setiap kelompok menuliskan kesimpulan dari hasil percobaan mereka pada LKS. Kegiatan berikutnya ialah presentasi hasil percobaan. Masing-masing kelompok melakukan presentasi secara bergantian dengan dibimbing oleh guru. Pada saat melakukan presentasi siswa menjelaskan bagaimana percobaan yang mereka lakukan dan kesimpulan yang mereka peroleh dari hasil percobaan mereka. Kegiatan terakhir dalam metode inkuiri ini ialah evaluasi. Pada kegiatan ini siswa dengan dibimbing oleh guru melakukan evaluasi pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan dimulai dari kegiatan merencanakan percobaan sampai menarik kesimpulan hasil percobaan. Setelah itu, siswa mengerjakan LKS yang sudah disediakan. Pada akhir pembelajaran, siswa bersama-sama guru menyimpulkan materi hasil pembelajaran dan guru meluruskan pemahaman siswa yang kurang tepat dengan melakukan tanya jawab dan memberikan penguatan kepada siswa. Implementasi pembelajaran yang kedua pada kelompok eksperimen dilaksanakan pada hari Kamis, 17 September 2015. Secara umum pembelajaran yang dilakukan pada hari kedua ini sama dengan hari pertama. Hal yang berbeda hanya terletak pada percobaan yang dilakukan. Percobaan yang dilakukan pada hari kedua ini adalah percobaan membuat rangkaian listrik paralel, sedangkan langkah-langkah pembelajarannya sama dengan pembelajaran yang dilakukan pada hari pertama.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hari Jumat, 18 September 2015 siswa dilakukan posttest I pada kelompok eksperimen ini. Item yang digunakan dalam posttest I ini sama dengan item soal ketika pretest dan sama juga dengan item yang diberikan pada kelompok kontrol. Posttest I bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman siswa mengenai materi listrik setelah dua hari mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode guided inquiry. Kemudian, pada hari Jumat, 09 Oktober 2015 dilakukan posttest yang ke-II. Posttest II ini dilaksanakan dua minggu setelah posttest I. Posttest II ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah pengaruh dari penerapan metode guided inquiry masih sama dan sekuat dengan posttest I atau tidak.
4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I Hipotesis penelitian I adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi pada pelajaran IPA materi “listrik” kelas V SD Negeri Cebongan Mlati Sleman Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah kemampuan mengaplikasi, sedangkan variabel independennya adalah penerapan metode inkuiri. Instrumen pertanyaan yang digunakan sebagai sarana untuk mengukur variabel dependen adalah 2 item soal uraian pada nomor 3a dan 3b. Item nomor 3a mengandung dua indikator yaitu melaksanakan dan menggunakan. Sedangkan item nomor 3b mengandung indikator menguraikan. Pada bagian ini akan dipaparkan
hasil analisis statistik yang secara
keseluruhan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Langkah-langkah analisis data sebagai berikut. 1) Uji Normalitas Data, untuk mengetahui jenis uji statistik yang akan digunakan parametrik atau non parametrik. 2) Uji Perbedaan Kemampuan Awal, untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok. 3) Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan, untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I dari kedua kelompok. 4) Uji Besar Pengaruh Perlakuan, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan metode inkuiri, dan analisis lebih lanjut meliputi; 1) Perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I, 2) Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest I, untuk
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan rerata skor pretest ke posttest I, 3) Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I untuk mengetahui hubungan hasil rerata skor pretest dan posttest I, 4) Uji Retensi Pengaruh Perlakuan, untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih sama seperti posttest I.
4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas distribusi data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis uji statistik selanjutnya apakah menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik. Normalitas data kemampuan mengaplikasi diuji dengan menganalisis skor pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest ke posttest I. Data tersebut diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Kesimpulan uji normalitas data diperoleh dengan menggunakan kriteria sebagai berikut. 1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data terdistribusi normal dan uji statistik selanjutnya adalah menggunakan statistik parametrik. 2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data terdistribusi tidak normal dan uji statistik selanjutnya adalah menggunakan uji statistik non-parametrik. Hasil uji normalitas kemampuan mengaplikasi baik dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.3). Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengaplikasi No Kelompok Rerata Sig. (2-tailed) 1 Kontrol Pretest 0.000 2 Posttest I 0.350 3 Posttest II 0.433 4 Selisih skor pretest-posttest I 0.390 5 Eksperimen Pretest 0.000 6 Posttest I 0.380 7 Posttest II 0.189 8 Selisih skor pretest-posttest I 0.554
Keterangan Tidak normal Normal Normal Normal Tidak normal Normal Normal Normal
Data yang diperoleh pada tabel di atas menunjukkan bahwa harga Sig. (2tailed) untuk pretest pada kedua kelompok bernilai < 0,05, maka distribusi data tidak normal. Analisis statistik selanjutnya yang digunakan untuk data pretest adalah menggunakan statistik non-parametrik. Sedangkan untuk data Postest I, 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Posttest II, dan selisih Pretest-Postest I pada kedua kelompok memiliki harga Sig. (2-tailed) > 0,05, maka data terdistribusi normal. Selanjutnya analisis yang digunakan adalah statistik parametrik. Analisis data untuk data normal dari kelompok yang berbeda, statistik parametrik yang digunakan yaitu Independent samples t-test. Sedangkan untuk analisis data untuk kelompok yang sama menggunakan Paired samples t-test.
4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal kelompok eksperimen dan hasil pretest kelompok kontrol bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama atau berbeda. Apabila kemampuan awal kedua kelompok sama, tujuan pengambilan sampel secara random untuk mendapatkan dua kelompok yang ekuivalen sudah terpenuhi, meskipun dalam penelitian ini pengambilan sampel tidak dilakukan secara random melainkan dengan cara diundi. Pengujian perbedaan kemampuan awal menggunakan statistik nonparametrik the Wilcoxon rank-sum and the Mann-Whitney Test karena distribusi data pretest pada kemampuan mengaplikasi ini tidak normal dan berasal dari dua kelompok yang berbeda (Field, 2009: 345). Output SPSS bagian pertama menunjukkan setelah kedua kelompok diuji. Output tersebut menunjukkan uji rerata dan total pada setiap kelompok kontrol maupun eksperimen (Field, 2009: 548). Sedangkan bagian kedua output SPSS menunjukkan uji statistik untuk Mann Whitney test, Wilcoxon, dan Z-score. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 150). Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (lengkapnya lihat Lampiran 4.4).
Tabel 4.2 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Mengaplikasi Uji Statistik
Sig. (2-tailed)
Keterangan
Mann-Whitney Test
0,536
Tidak ada perbedaan
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rerata kelompok kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok eksperimen yaitu M = 37,42; Mdn = 1,00; dan n = 36. Sedangkan untuk kelompok eksperimen: M = 35,58 ;
Mdn = 1,00; dan n = 36. Kesimpulan hasil uji
kemampuan didapat dengan menggunakan kriteria: 1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, maka tidak ada perbedaan antara rerata skor pretest kelompok eksperimen dan kontrol. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaaan yang signifikan kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, maka ada perbedaan antara rerata skor pretest kelompok eksperimen dan kontrol. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa ada perbedaaan yang signifikan kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis menggunakan Mann-Whitney Test dengan tingkat kepercayaan 95% pada kemampuan mengaplikasi diperoleh U = 615.000; z = -0,62; dan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,536 yang berarti > 0,05. Harga Sig. (2-tailed) > 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen dan kontrol. Kesimpulan yang dapat diambil adalah kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan mengaplikasi, sehingga kedua kelompok tersebut dapat dibandingkan.
4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi. Uji ini dilakukan dengan melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol maupun eksperimen. Pengaruh perlakuan didapat dengan cara mengurangkan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol. Data rerata selisih pretest ke posttest I pada kedua kelompok telah diuji normalitasnya dan menunjukkan bahwa kedua data tersebut terdistribusi normal. Analisis statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik independent sample t-test karena data berasal dari kelompok yang berbeda (Field, 2009: 329). Pengaruh perlakuan pada kemampuan mengaplikasi yang dihitung menggunakan rumus (O2-O1)-(O4-O3) = 2,93-0,88 menunjukkan hasil 2,05 (> 0)
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
maka ada pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen. Kemudian untuk mengetahui apakah pengaruhnya signifikan, dilakukan uji statistik untuk membantu mengetahui signifikan atau tidak. Sebelum uji statistik dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi terhadap homogenitas varians dengan Levene’s test. Uji asumsi terhadap homogenitas varians data dilakukan apabila distribusi data normal. Data Levene’s test pada uji signifikansi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan mengaplikasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.5). Tabel 4.3 Hasil Uji Asumsi Levene’s test terhadap Homogenitas Varians Data Kemampuan Mengaplikasi Levene’s test Keterangan Varians Data F Sig .791 .377 Homogen
Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F = 0,79 dan harga Sig. = 0,377. Data tersebut menunjukkan bahwa Levene’s test tidak signifikan karena harga Sig > 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas varians data. Data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama Equal variances assumed output SPSS karena variansnya homogen (Field, 2009: 340). Uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2- tailed) < 0,05 (Field, 2009: 150). Hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terhadap kemampuan mengaplikasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.5).
Tabel 4.4 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengaplikasi Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan Independent sample t-test 0,000 Ada perbedaan
Output statistik menunjukkan bahwa rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol, yaitu M = 2,92 ; SD = 0,89; SE = 0,15; n = 36; dan df = 70, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 0,88; SD = 0,77; SE = 0,13; n = 36; dan df = 70. Analisis statistik yang digunakan yaitu Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga Sig. (2-tailed)
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebesar 0,000 dan harga t = -10,44. Harga Sig. (2-tailed) < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Hali ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi. Dengan demikian kesimpulan yang diperoleh dari uji pada data ini mengafirmasi hipotesis penelitian I. Hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada diagram di bawah ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.5).
Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Mengaplikasi.
4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pengaruh perlakuan (effect size) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi. Untuk mengetahui besar effect size dilakukan dengan mencari koefisien korelasi pearson. Data yang diperoleh terdistribusi normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson (Field, 2009: 57&179). Penghitungan
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan dengan mengambil t dari uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan Independent samples t-test. Hasil perhitungan effect size pada kemampuan mengaplikasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.6).
Tabel 4.5 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengaplikasi Kelompok Eksperimen dan Kontrol Variabel t t2 df r (effect size) R2 % Mengaplikasi -10,44 108,97 70 0,78 0,608 60,8
Efek besar
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan mengaplikasi pada kedua kelompok. Tabel perhitungan besarnya pengaruh di atas menunjukkan besarnya r = 0,78 atau setara 60,8% dengan kriteria koefisien korelasi yaitu efek besar (Field, 2009: 57). Artinya, metode inkuiri memberikan pengaruh efek besar terhadap kemampuan mengaplikasi dengan harga r = 0,78 atau setara dengan 60,8%.
4.1.2.5 Analisis Lebih Lanjut 1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I Perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh penerapan metode inkuiri dan metode ceramah terhadap kemampuan mengaplikasi. Perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dihitung menggunakan mean skor posttest I dan pretest yang dilihat pada tabel output normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov test. Penghitungan dilakukan secara bergantian antara kedua kelompok. Berikut merupakan tabel hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest-posttest I untuk variabel mengaplikasi pada kelompok kontrol dan eksperimen (lengkapnya lihat Lampiran 4.7).
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Postest I Rerata Persentase Peningkatan No Kelompok (%) Pretest Posttest I 1 Kontrol 1,06 1,93 83 2 Eksperimen 1,06 3,98 276
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase peningkatan skor rerata pretest-posttest I kelompok eksperimen sebesar 276%, sedangkan kelompok kontrol sebesar 83%. Kesimpulan selanjutnya yang dapat ditarik adalah persentase peningkatan skor rerata pretest-posttest I untuk kemampuan mengaplikasi kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa ada perbedaan antara skor pretestposttest I, baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Selisih skor pretest-posttest I yang dominan dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan mengaplikasi dapat dilihat pada grafik di bawah ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.7). 10 9 8 Frekuensi
7 6 5
Kontrol
4
Eksperimen
3 2 1 0 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 Gain Score
Gambar 4.2 Grafik Selisih Skor Pretest-Posttest I (Gain Score) Kemampuan Mengaplikasi.
Grafik di atas menunjukkan bahwa untuk frekuensi yang paling besar pada kelompok kontrol nilai gainnya lebih kecil dibandingkan dengan kelompok eksperimen. Hal ini berarti selisih skor pretest-posttest I yang dominan pada kemampuan
mengaplikasi
kelompok
eksperimen
nilainya
lebih
besar
dibandingkan selisih pretest-posttest I kelompok kontrol. Grafik di atas menunjukkan nilai gain tertinggi adalah 4, sedangkan nilai gain terendah adalah 0. Persentase kemunculan gain score diambil 50% dari nilai gain terendah ke gain tertinggi, maka gain score nya adalah 2. Persentase kemunculan gain score pada kelompok kontrol yaitu sebesar 16,67%. Sedangkan pada kelompok eksperimen kemunculan gain score-nya sebesar 91,67%. Selisih persentase kemunculan gain 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
score antara kelompok kontrol dan eksperimen adalah 75%. Artinya, kelompok eksperimen diuntungkan 75% dari penerapan metode inkuiri. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah siswa yang nilainya meningkat dalam kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen setelah mendapatkan perlakuan menggunakan metode inkuiri lebih banyak dibandingkan dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode tradisional/ceramah.
2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I Uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kemampuan mengaplikasi baik pada kelompok kontrol maupun eksperimen. Uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest I menggunakan statistik non-parametrik Wilcoxon test karena data pretest yang diuji terdistribusi tidak normal (Field, 2009: 558). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 558). Artinya, jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak, dan juga sebaliknya. Hasil uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest-posttest I pada variabel mengaplikasi pada kelompok kontrol maupun eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.8).
Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Mengaplikasi. Kelompok Sig.(2-tailed) Keterangan Kontrol 0,000 Ada peningkatan skor yang signifikan Eksperimen 0,000 Ada peningkatan skor yang signifikan
Pada kemampuan mengaplikasi, kelompok eksperimen memiliki signifikansi peningkatan lebih tinggi dengan Mdn = 1,00 pada pretest dan Mdn = 4,17 pada posttest I. Sedangkan kelompok kontrol memiliki signifikansi yang lebih rendah dengan Mdn = 1,00 pada pretest dan Mdn = 2,00 pada posttest I. Berdasarkan tabel di atas, hasil uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest I untuk kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) yang sama sebesar 0,000 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
antara skor pretest dan posttest I untuk kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol maupun eksperimen. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa; 1) terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol, dan 2) terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen. Harga sig.(2-tailed) pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada kemampuan mengaplikasi. Hasil persentase peningkatan kemampuan mengaplikasi pada masing-masing kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.8)
Tabel 4.8 Hasil Persentase Signifikansi Peningkatan Kemampuan Mengaplikasi Kelompok z N r (effect size) R2 % Efek Kontrol 4,552 72 8,485 0,54 0,28 28,78 Besar Eksperimen 5,243 72 8,485 0,62 0,38 38,18 Besar
Data di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan mengaplikasi di kelompok kontrol maupun eksperimen. Peningkatan kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol sebesar 28,78% dari r = -0,54 dengan koefisien korelasi yaitu efek besar, sedangkan peningkatan kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen sebesar 38,18% dari r = -0,62 dengan koefisien korelasi yaitu efek besar.
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I bertujuan untuk mengetahui hubungan/korelasi antara hasil rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengaplikasi. Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I menggunakan uji statistik Pearson Product-moment Corelation Coefficient dan Spearman correlation coefficient (Field, 2009: 175). Data rerata skor pretest pada kelompok kontrol maupun eksperimen terdistribusi tidak normal, maka uji statistiknya menggunakan statistik non-parametrik Spearman’s correlation coefficient (Field, 2009: 179). Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull dari hasil uji statistik Spearman’s correlation
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
coefficient jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 181). Hal itu berarti ada hubungan yang positif dan signifikan antara hasil rerata pretest dan posttest I. Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen untuk kemampuan mengaplikasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.9).
Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Mengaplikasi No Kelompok Spearman Correlation Sig.2 (tailed) Keterangan 1 Kontrol 0,325 0,053 Tidak ada perbedaan 2 Eksperimen 0,188 0,273 Tidak ada perbedaan
Tabel di atas menunjukkan hasil uji korelasi rerata pretest dan posttest I kemampuan
mengaplikasi.
Kelompok
kontrol
menunjukkan
Spearman
correlation sebesar 0,325 dan Sig.(2-tailed) sebesar 0,053 Hal tersebut menunjukkan bahwa harga Sig.(2-tailed) > 0,05 yang berarti bahwa Hi ditolak dan Hnull diterima. Artinya, tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan yang signifikan antara rerata pretest dan posttest I kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol. Hasil Spearman correlation kelompok kontrol menunjukkan nilai yang positif. Nilai positif Spearman correlation menunjukkan bahwa apabila rerata skor siswa ketika pretest rendah maka rerata skor pada posttest I juga rendah. Begitu pula sebaliknya, apabila skor rerata siswa saat pretest tinggi, maka skor rerata posttest I-nyapun juga tinggi. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu; 1) tidak ada hubungan yang signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I ,dan 2) terdapat korelasi atau hubungan yang positif antara rerata pretest dan posttest I kelompok kontrol pada kemampuan mengaplikasi. Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I kemampuan mengaplikasi untuk kelompok eksperimen menunjukkan Spearman correlation sebesar 0,188 dan Sig.(2-tailed) sebesar 0,273. Data tersebut menunjukkan bahwa harga Sig.(2-tailed) > 0,05 yang berarti bahwa Hi ditolak dan Hnull diterima. Artinya, tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan yang signifikan antara rerata pretest ke posttest I kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen. Hasil Spearman correlation kelompok eksperimen menunjukkan bahwa nilainya positif. Nilai positif Spearman correlation menunjukkan bahwa apabila rerata skor siswa ketika pretest rendah maka rerata skor pada posttest juga rendah.
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebaliknya, apabila skor rerata siswa saat pretest tinggi, maka skor rerata posttest I-nyapun juga tinggi. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu; 1) tidak ada hubungan yang signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I ,dan 2) terdapat korelasi atau hubungan yang positif antara rerata pretest dan posttest I kelompok eksperimen pada kemampuan mengaplikasi. 4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi pengaruh perlakuan posttest I ke posttest II dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Uji retensi pengaruh perlakuan ini dilakukan menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data normal dan dalam kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan mengaplikasi dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.10).
Tabel 4.10 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengaplikasi Kelompok Rerata Peningkatan Sig. (2Keterangan (%) tailed) Post I Post II Kontrol 1,93 2,03 0,05 0,549 Tidak ada perbedaan Eksperimen 3,98 3,76 -0,06 0,128 Tidak ada perbedaan
Data menunjukkan bahwa nilai rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu M = -0,22; SD = 0,86 ; SE = 0,14; t = -1,56 ; n = 36; dan df = 35, sedangkan hasil skor pada kelompok kontrol yaitu M = 0,09 ; SD = 0,93 ; SE = 0,15; t = 0,61 ; n = 36; dan df = 35. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,549 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II untuk kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol. Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II kemampuan mengaplikasi kelompok kontrol. Data nilai rerata skor pada posttest I 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan posttest II kelompok kontrol menunjukkan bahwa posttest II kelompok kontrol lebih tinggi dari pada posttest I, namun peningkatannya tidak signifikan. Harga
Sig.
(2-tailed)
kemampuan
mengaplikasi
pada
kelompok
eksperimen adalah 0,128 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dan posttest II kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen. Kedua kelompok, baik kontrol maupun eksperimen tidak mengalami penurunan skor yang signifikan. Hal ini dapat dilihat pada persentase peningkatan kelompok eksperimen sebesar -0,06%, sedangkan untuk kelompok kontrol mengalami persentase peningkatan skor sebesar 0,05%. Perolehan skor secara keseluruhan dari pretest, posttest I, dan posttest II untuk kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada grafik berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.10).
Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II 5 3.98
Mean
4
3.76
3 1.93
2 1
2.03
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
1.06 1.06
0 Pretest
Postest 1
Postest 2
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengaplikasi
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II Hipotesis penelitian II adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis pada pelajaran IPA materi listrik kelas V SD Negeri Cebongan Mlati Sleman Yogyakarta semester gasal tahun ajaran
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2015/2016.
Variabel
dependen
pada
hipotesis
ini
adalah
kemampuan
menganalisis, sedangkan variabel independennya adalah penerapan metode inkuiri. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dependen adalah item soal nomor 3b, 4a, dan 4b. Setiap item soal mengandung satu aspek secara berurutan yaitu membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan. Pada bagian ini akan dipaparkan hasil analisis statistik yang secara keseluruhan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Langkah-langkah analisis data sebagai berikut. 1) Uji Normalitas Data, untuk mengetahui jenis uji statistik yang akan digunakan parametrik atau non parametrik. 2) Uji Perbedaan Kemampuan Awal, untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok. 3) Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan, untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I dari kedua kelompok. 4) Uji Besar Pengaruh Perlakuan, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan metode inkuiri, dan analisis lebih lanjut meliputi; 1) Perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I, 2) Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest I, untuk mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan rerata skor pretest ke posttest I, 3) Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I untuk mengetahui hubungan hasil rerata skor pretest dan posttest I, 4) Uji Retensi Pengaruh Perlakuan, untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih sama seperti posttest I.
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi data Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis uji statistik selanjutnya apakah menggunakan
statistik
parametrik
atau
nonparametrik.
Normalitas
data
kemampuan menganalisis diuji dengan menganalisis skor pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest ke posttest I. Data tersebut diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows.. Kesimpulan uji normalitas data diperoleh dengan menggunakan kriteria sebagai berikut. 1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data terdistribusi normal
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan uji statistik selanjutnya adalah menggunakan statistik parametrik. 2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data terdistribusi tidak normal dan uji statistik selanjutnya adalah menggunakan uji statistik non-parametrik. Hasil uji normalitas kemampuan menganalisis baik dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.3).
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menganalisis No Kelompok Aspek Sig. (2-tailed) 1 Kontrol Pretest 0.000 2 Posttest I 0.681 3 Posttest II 0.859 4 Selisih skor pretest-posttest I 0.850 5 Eksperimen Pretest 0.000 6 Posttest I 0.095 7 Posttest II 0.420 8 Selisih skor pretest-posttest I 0.167
Keterangan Tidak normal Normal Normal Normal Tidak normal Normal Normal Normal
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa harga Sig.(2-tailed) untuk kedua aspek pretest kelompok kontrol dan eksperimen bernilai < 0,05, maka distribusi data tidak normal. Sedangkan harga Sig.(2-tailed) untuk keenam aspek lainnya bernilai > 0,05 maka distribusi data normal. Keenam distribusi data normal yang dimaksud adalah posttest I , posttest II, dan selisih pretest ke posttest I kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol dan eskperimen. Dengan demikian, analisis selanjutnya untuk data pretest adalah dengan menggunkan statistik non-parametrik. Sedangkan untuk posttest I , posttest II, dan selisih pretest ke posttest I kemampuan menganalisis analisis selanjutnya adalah menggunakan statistik parametrik. Statistik parametrik menggunakan Independent samples t-test untuk analisis data dari kelompok yang berbeda, sedangkan untuk analisis data dari satu kelompok menggunakan Paired samples t-test.
4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menguji hasil pretest pada kedua kelompok. Uji ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama, sehingga kedua kelompok bisa dibandingkan.
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengujian perbedaan kemampuan awal menggunakan statistik nonparametrik Mann-Whitney karena distribusi data pretest pada kemampuan menganalisis ini tidak normal dan berasal dari dua kelompok yang berbeda (Field, 2009: 548). Output SPSS bagian pertama menunjukkan setelah kedua kelompok diuji. Output tersebut menunjukkan uji rerata dan total pada setiap kelompok kontrol maupun eksperimen (Field, 2009: 548). Sedangkan bagian kedua output SPSS menunjukkan uji statistik untuk Mann Whitnet test, Wilcoxon, dan Z-score. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 150). Hasil uji perbedaan rerata pretest dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.4). Tabel 4.12 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Menganalisis Uji statistik Sig.(2-tailed) Keterangan Mann-Whitney Test 0.912 Tidak ada perbedaan
Rerata kelompok kontrol lebih rendah dibandingkan dengan kelompok eksperimen yaitu M = 36,28 ; Mdn = 1,00; n = 36 ; dan z = -0,111 , sedangkan untuk kelompok eksperimen: M = 36,72 ; Mdn = 1,00; n = 36 ; dan z = -0,111. Kesimpulan hasil uji kemampuan didapat dengan menggunakan kriteria: 1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, maka tidak ada perbedaan antara rerata skor pretest kelompok eksperimen dan kontrol. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaaan yang signifikan kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, maka ada perbedaan antara rerata skor pretest kelompok eksperimen dan kontrol. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa ada perbedaaan yang signifikan kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis menggunakan Mann-Whitney Test dengan tingkat kepercayaan 95% pada kemampuan menganalisis diperoleh U = 640.000; z = -0,111, dan harga Sig. (2-tailed) adalah 0,912. Hasil menunjukkan harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kemampuan menganalisis pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan menganalisis.
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.3.3 Uji Signifikasi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan ini bertujuan untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I kedua kelompok. Berdasarkan hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ini dapat diketahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis. Pengaruh perlakuan diperoleh dengan cara mengurangkan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol. Data rerata selisih pretest ke posttest I telah diuji normalitasnya dan menunjukkan bahwa data tersebut terdistribusi normal. Analisis statistik selanjutnya adalah statistik parametrik Independent samples t-test karena data berasal dari kelompok yang berbeda (Field, 2009: 326). Pengaruh perlakuan pada kemampuan menganalisis yang dihitung menggunakan rumus (O2-O1)-(O4-O3) = 2,33-1,18 menunjukkan hasil 1,15 (> 0) maka ada pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen. Kemudian untuk mengetahui apakah pengaruhnya signifikan, dilakukan uji statistik untuk membantu mengetahui signifikan atau tidak. Sebelum uji statistik dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi terhadap homogenitas varians dengan Levene’s test. Uji asumsi terhadap homogenitas varians data dilakukan apabila distribusi data normal. Data Levene’s test pada uji signifikansi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan menganalisis dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.5). Tabel 4.13 Hasil Uji Asumsi Levene’s test terhadap Homogenitas Varians Data Kemampuan Menganalisis Levene’s test Keterangan Varians Data F Sig .046 .830 Homogen
Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F = 0,046 dan harga Sig. = 0,830. Data tersebut menunjukkan bahwa Levene’s test tidak signifikan karena harga Sig > 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas varians data. Data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama Equal variances assumed output SPSS karena variansnya homogen (Field, 2009: 340).
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2- tailed) < 0,05 (Field, 2009: 150). Hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terhadap kemampuan menganalisis dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.5). Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menganalisis Uji Statistik Sig. (2- tailed) Keterangan Independent samples t-test 0.000 Ada perbedaan
Tabel di atas menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 dan harga t = -4.207. Harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan menganalisis pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis. Dengan demikian kesimpulan yang diperoleh dari uji pada data ini mengafirmasi hipotesis penelitian II. Diagram berikut menunjukkan hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan menganalisis pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (lengkapnya lihat Lampiran 4.5).
Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Menganalisis
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57 & 179). Penghitungan mengambil t dari uji signifikansi pengaruh perlakuan dengan Independent samples t-test. Hasil perhitungan uji besar pengaruh perlakuan pada kemampuan menganalisis dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.6).
Tabel 4.15 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menganalisis 2 2 % Variabel t t df r (effect size) R Menganalisis -4,21 17,69 70 0,45 0,201 20,18
Efek menengah
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan menganalisis pada kedua kelompok. Tabel perhitungan besarnya pengaruh di atas menunjukkan besarnya r = 0,45 yang setara dengan koefisien korelasi yaitu efek menengah. Artinya, metode inkuiri memberikan pengaruh efek menengah terhadap kemampuan menganalisis dengan harga r = 0,45 atau setara dengan 20,18%.
4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut 1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest I Perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh penerapan metode inkuiri dan metode ceramah terhadap kemampuan menganalisis. Perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dihitung menggunakan mean skor posttest I dan pretest yang dilihat pada tabel output normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov test. Penghitungan dilakukan secara bergantian antara kedua kelompok. Berikut merupakan tabel hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest-posttest I untuk variabel menganalisis pada kelompok kontrol dan eksperimen (lengkapnya lihat Lampiran 4.7).
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Postest I Rerata Persentase Peningkatan No Kelompok (%) Pretest Posttest I 1 Kontrol 1,36 2,55 87 2 Eksperimen 1,24 3,57 188
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase peningkatan skor rerata pretest-posttest I kelompok kontrol sebesar 87%, sedangkan kelompok eksperimen sebesar 188%. Kesimpulan selanjutnya yang dapat ditarik adalah persentase peningkatan skor rerata pretest-posttest I kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa ada perbedaan antara skor pretestposttest I, baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Selisih skor pretest-posttest I yang dominan dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan menganalisis dapat dilihat pada grafik di bawah ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.7).
7 6
Frekuensi
5 4 Kontrol
3
Eksperimen
2 1 0 -1.5 -1 -0.5 0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
Gain Score Gambar 4.5 Grafik Selisih Skor Pretest-Posttest I (Gain Score) Kemampuan Menganalisis.
Grafik di atas menunjukkan bahwa untuk frekuensi yang paling besar pada kelompok kontrol nilai gainnya lebih kecil dibandingkan dengan kelompok eksperimen. Hal ini berarti selisih skor pretest-posttest I yang dominan pada kemampuan
menganalisis
kelompok
eksperimen
nilainya
lebih
besar
dibandingkan selisih pretest-posttest I kelompok kontrol. Grafik di atas 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menunjukkan nilai gain tertinggi adalah 4, sedangkan nilai gain terendah adalah 1. Persentase kemunculan gain score diambil 50% rentang nilai gain terendah ke tertinggi yaitu > 1,5. Persentase kemunculan gain score pada kelompok kontrol yaitu sebesar 38,89%. Sedangkan pada kelompok eksperimen kemunculan gain score 50% nya sebesar 75%. Selisih persentase kemunculan gain score antara kelompok kontrol dan eksperimen adalah 36,11%. Artinya, kelompok eksperimen diuntungkan 36,11% dari penerapan metode inkuiri. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah siswa yang nilainya meningkat dalam kemampuan menganalisis pada kelompok eksperimen setelah mendapatkan perlakuan menggunakan metode inkuiri lebih banyak dibandingkan dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode tradisional/ceramah. 2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I Uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kemampuan menganalisis baik pada kelompok kontrol maupun eksperimen. Uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest I menggunakan statistik non-parametrik Wilcoxon test karena data pretest yang diuji terdistribusi tidak normal (Field, 2009: 558). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 558). Artinya, jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak, dan juga sebaliknya. Hasil uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest-posttest I pada variabel menganalisis pada kelompok kontrol maupun eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.8). Tabel 4.17 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Menganalisis. Kelompok Sig.(2-tailed) Keterangan Kontrol 0,000 Ada perbedaan Eksperimen 0,000 Ada perbedaan
Pada
kemampuan
menganalisis,
kelompok
eksperimen
memiliki
signifikansi peningkatan lebih tinggi (Mdn = 1,00 pada pretest dan Mdn = 4,00 pada posttest I). Sedangkan kelompok kontrol memiliki signifikansi yang lebih rendah (Mdn = 1,00 pada pretest dan Mdn = 2,67 pada posttest I). Berdasarkan 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tabel di atas, hasil uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest I untuk kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) yang sama sebesar 0,000 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I untuk kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol maupun eksperimen. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa; 1) terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol, dan 2) terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kemampuan menganalisis pada kelompok eksperimen. Harga sig.(2-tailed) pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada kemampuan menganalisis. Hasil persentase peningkatan kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.8). Tabel 4.18 Hasil Persentase Signifikansi Peningkatan Kemampuan Menganalisis Kelompok z N r (effect size) R2 % Efek Kontrol 4,503 72 8,485 0,53 0,28 28,16 Besar Eksperimen 5,117 72 8,485 0,60 0,36 36,37 Besar
Data di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan menganalisis di kelompok kontrol maupun eksperimen. Peningkatan kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol sebesar 28,16% dari r = -0,53 dengan koefisien korelasi yaitu efek besar, sedangkan peningkatan kemampuan menganalisis pada kelompok eksperimen sebesar 36,37% dari r = -0,60 dengan koefisien korelasi yaitu efek besar.
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I bertujuan untuk mengetahui hubungan/korelasi antara hasil rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan menganalisis. Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I menggunakan uji statistik Pearson Product-moment Corelation Coefficient dan Sperman’s rho (Field, 2009: 175).
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data rerata skor pretest pada kelompok kontrol maupun eksperimen terdistribusi tidak normal, maka uji statistiknya menggunakan statistik non-parametrik Spearman’s correlation coefficient (Field, 2009: 179). Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull dari hasil uji statistik Spearman’s correlation coefficient adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 181). Hal itu berarti ada hubungan yang positif dan signifikan antara hasil rerata pretest dan posttest I. Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen untuk kemampuan menganalisis dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.9). Tabel 4.19 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Menganalisis No Kelompok Spearman Correlation Sig.2 (tailed) Keterangan 1 Kontrol 0,138 0,423 Tidak ada perbedaan 2 Eksperimen -0,074 0,669 Tidak ada perbedaan
Tabel di atas menunjukkan hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I kemampuan menganalisis. Kelompok kontrol menunjukkan Spearman correlation sebesar 0,138 dan Sig. (2-tailed) sebesar 0,423 Hal tersebut menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) > 0,05 yang berarti bahwa Hi ditolak dan Hnull diterima. Artinya, tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan yang signifikan antara rerata pretest dan posttest I kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol. Hasil Spearman correlation kelompok kontrol menunjukkan nilai yang positif. Nilai positif Spearman correlation menunjukkan bahwa apabila rerata skor siswa ketika pretest rendah, maka rerata skor pada posttest I juga rendah. Begitu pula sebaliknya, apabila skor rerata siswa saat pretest tinggi, maka skor rerata posttest I-nyapun juga tinggi. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I. Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I kemampuan menganalisis pada kelompok eksperimen menunjukkan Spearman correlation sebesar -0,074 dan Sig. (2-tailed) sebesar 0,669. Data tersebut menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) > 0,05 yang berarti bahwa Hi ditolak dan Hnull diterima. Artinya, tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan yang signifikan antara rerata pretest dan posttest I kemampuan menganalisis pada kelompok eksperimen. Hasil Spearman correlation kelompok eksperimen menunjukkan
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahwa nilainya negatif. Nilai negatif Spearman correlation menunjukkan bahwa apabila rerata skor siswa ketika pretest rendah maka rerata skor pada posttest belum tentu rendah, nilainya bisa tinggi. Sebaliknya, apabila skor rerata siswa saat pretest tinggi, maka belum tentu skor rerata posttest I-nya juga tinggi, bahkan nilainya juga bisa rendah. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I.
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi pengaruh perlakuan posttest I ke posttest II dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Uji retensi pengaruh perlakuan ini dilakukan menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data normal dan dalam kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan menganalisis dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.10). Tabel 4.20 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menganalisis Kelompok Rerata Peningkatan Sig. (2Keterangan (%) tailed) Post I Post II Kontrol 2,55 2,31 -9,41 0,141 Tidak ada perbedaan Eksperimen 3,57 2,93 -17,93 0,001 Ada perbedaan
Data menunjukkan bahwa nilai rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu M = -0,64 ; SD = 1,02 ; SE = 0,17; t = -3,76 ; n = 36; dan df = 35, sedangkan hasil skor pada kelompok kontrol yaitu M = -0,24 ; SD = 0,96 ; SE = 0,16; t = -1,51 ; n = 36; dan df = 35. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,141 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II untuk kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol. Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa tidak terjadi penurunan skor yang tidak signifikan dari posttest I ke posttest II kemampuan menganalisis kelompok kontrol. 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Harga Sig. (2-tailed) kemampuan menganalisis pada kelompok eksperimen adalah 0,001 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dan posttest II kemampuan menganalisis pada kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kemampuan menganalisis pada kelompok eksperimen. Kelompok
eksperimen
mengalami
penurunan
yang
signifikan
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini dapat dilihat pada persentase peningkatan kelompok eksperimen sebesar -17, 93%, sedangkan untuk kelompok kontrol mengalami persentase peningkatan skor sebesar -9,41%. Perolehan skor secara keseluruhan dari pretest, posttest I, dan posttest II untuk kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada grafik berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.10).
Perbandingan Rerata Pretest,Posttest I, dan Posttest II 4 3.57
3.5 3
2.55
Mean
2.5
2.93 2.31
2 1.5 1
1.36
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
1.24
0.5 0 Pretest
Posttest1
Posttest2
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menganalisis.
5. Analisis Elemen Kualitatif Analisis dampak pengaruh perlakuan dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data. Kedua teknik pengumpulan data tersebut adalah test dan non-test. Teknik test merupakan teknik utama penelitian ini, seperti yang sudah dilakukan teknik test dilakukan tiga kali yaitu
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pretest, posttest I, dan posttest II. Teknik non-test dilakukan dengan triangulasi untuk melihat dampak perlakuan dari sudut pandang yang berbeda. Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan sebagai metode kualitatif sederhana untuk melengkapi penelitian kuantitatif ini. Triangulasi dalam penelitian ini yaitu wawancara pada guru, wawancara pada siswa, dan observasi pelaksanaan pembelajaran oleh peneliti, serta dilengkapi dengan dokumentasi foto-foto kegiatan pembelajaran. Observasi yang dilakukan oleh peneliti dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Observasi pembelajaran di kelas kontrol dilakukan pada hari Senin, 14 September 2015. Peneliti melihat bahwa pembelajaran di kelas kontrol ini diawali dengan siswa yang aktif dan bersemangat. Siswa terlihat sangat aktif dan bersemangat melakukan tanya jawab dengan guru. Mereka juga terlihat tenang dan memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Namun, pada pertengahan pembelajaran sudah berlangsung, sebagian besar siswa terlihat kurang memperhatikan guru. Mereka terlihat ramai, mengobrol satu sama lain, dan tidak memperhatikan guru. Banyak siswa yang terlihat mengantuk dan bosan di pertengahan dan akhir pembelajaran. Meskipun demikian, masih ada beberapa siswa yang tetap memperhatikan penjelasan guru. Observasi pembelajaran di kelas eksperimen dilakukan pada hari Rabu dan Kamis, 16-17 September 2015. Siswa terlihat aktif dan senang selama pembelajaran berlangsung. Siswa terlihat tenang dan senang saat melihat tayangan video mengenai sumber listrik yang diputarkan oleh guru. Siswa sangat berantusias ketika guru menjelaskan bahwa mereka akan melakukan percobaan membuat rangkaian listrik. Selanjutnya, siswa aktif melakukan percobaan merangkai-rangkai alat-alat listrik yang sudah disediakan bersama dengan kelompoknya masing-masing. Siswa aktif melakukan komunikasi antar teman maupun dalam guru untuk berdiskusi bersama. Belum sampai lima menit percobaan berlangsung, ada salah satu siswa yang berteriak “Ye, punyaku udah jadi, lampunya hidup” (Komunikasi Pribadi, 16 September 2015). Siswa lainnya pun menoleh dan terkejut karena secepat itu dia berhasil. Namun, ternyata siswa tersebut baru berhasil menyalakan 1 lampu dan belum merupakan rangkaian
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
listrik seri. Selanjutnya setiap kelompok kembali melanjutkan percobaan dengan berhati-hati, karena apabila pada satu rangkaian listrik ada sambungannya yang salah maka lampunya bisa mati. Setiap kelompok yang sudah berhasil membuat rangkaian listrik baik pada hari pertama dan kedua penelitian mereka terlihat sangat senang dan puas. Setiap mereka berhasil membuat rangkaian listrik, setiap kelompok berteriak “Hore, sudah berhasil” sambil mengangkat tangan dan bertepuk tangan (Komunikasi Pribadi, 16 September 2015). Tidak hanya ketika melakukan
percobaan,
secara
keseluruhan
siswa-siswa
pada
kelompok
eksperimen ini terlihat aktif selama kegiatan menarik kesimpulan, presentasi di depan kelas, dan sampai akhir pembelajaran. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap kelompok kontrol maupun eksperimen sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dalam pembelajaran. Wawancara dilakukan dengan maksud untuk mengetahui bagaimana kemampuan kognitif siswa sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan. Peneliti melakukan wawancara terhadap tiga orang siswa pada masing-masing kelompok. Hasil wawancara selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.12. Wawancara pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa tidak semua siswa dapat memahami materi dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan pada ungkapkan oleh seorang siswa ketika ditanya “Apakah kamu mengalami kesulitan setelah belajar mengenai listrik?” dan dia mengatakan bahwa ada kesulitan karena masih ada beberapa hal yang tidak jelas (W2 SK3 B3). Ketika siswa ditanya saat mengerjakan soal nomor 3 (menguji kemampuan mengaplikasi) siswa merasa sedikit kesulitan mengerjakannya karena susah menjawabnya dan rumit untuk menggambarkan rangkaian listrik (W2 SK3 B11). Selanjtnya ketika siswa tersebut ditanya saat mengerjakan soal nomor 4 (menguji kemampuan menganalisis) dia mengatakan bahwa dia merasa susah karena harus mencoba langsung pada rangkaiannya (W2 SK3 B15). Wawancara pada kelompok eksperimen juga dilakukan terhadap tiga orang siswa. Metode inkuiri sangat membantu siswa dalam memahami materi tentang listrik. Siswa pertama mengatakan bahwa inkuiri sangat membantu karena ada prakteknya sehingga mereka dapat mencoba-coba dalam membuat rangkaian listrik sampai benar-benar paham (W2 SE1 B3). Siswa kedua mengatakan bahwa
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
inkuiri membuatnya lebih paham karena ada prakteknya (W2 SE2 B3). Siswa ketiga menjawab dia merasa bahwa dia bisa lebih jelas dalam memahami materi kalau ada prakteknya (W2 SE3 B3). Peneliti juga melakukan wawancara kepada siswa untuk mengetahui tanggapan mereka mengenai pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. Siswa pertama mengatakan bahwa metode inkuiri dapat membantu menambah pengetahuan karena dalam inkuiri ada percobaannya dan belajar membuat laporan hasil percobaan (W2 SE1 B18). Siswa kedua mengungkapkan bahwa dengan metode inkuiri membantunya cepat bisa dalam membuat rangkaian listrik (W2 SE2 B16). Penerapan metode inkuiri membuat siswa lebih merasa senang, seperti pada ungkapan siswa ketiga yang menyatakan bahwa inkuiri menyenangkan karena mereka dapat praktek dalam membuat rangkaian listrik sehingga bisa lebih memahaminya (W2 SE3 B16). Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui kemampuan mengaplikasi dan menganalisis siswa setelah mendapatkan pembelajaran menggunakan metode inkuiri. Siswa pada kelompok eksperimen lebih bisa menggambarkan rangkaian listrik pada soal nomor 3, sehingga kemampuan mengaplikasinya bertambah sesuai ungkapan salah satu siswa bahwa dia dapat dengan mudah mengerjakan soal nomor 3 karena sudah pernah dipelajari ketika pembelajaran dan dia juga belajar dari buku-buku IPA lainnya (W2 SE1 B22). Sedangkan pada kemampuan menganalisis sebagian besar siswa di kelompok eksperimen ini juga meningkat, seperti pada ungkapan siswa pertama yang mengatakan bahwa dia bisa mengerjakannya karena sudah pernah dipraktekkan dalam pembelajaran kemarin (W2 SE1 B27), dan siswa kedua juga mengatakan bahwa dia bisa mengerjakan karena sudah tahu dan hafal ciri-cirinya (W2 SE2 B24). Namun siswa ketiga menyatakan bahwa dia masih sedikit kesulitan karena bingung dan agak rumit (W2 SE3 B24). Pertanyaan wawancara juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana pemahaman siswa setelah posttest II. Setelah posttest II menunjukkan beberapa tanggapan siswa yang berbeda ada yang dapat mengerjakan posttest II dengan lancar sehingga kemampuan mengaplikasi dan menganalisisnya masih bertahan lama, namun ada juga yang sudah menurun. Siswa yang kedua kemampuannya
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut masih bertahan mengungkapkan bahwa ia lumayan mudah dalam mengerjakan posttest II karena masih ingat dari percobaan yang dilakukan sat pembelajaran, dan dia juga sering membaca dari buku-buku IPA sehingga agak hafal
dengan
jawabannya
(W2
SE1
B34).
Sedangkan
siswa
kedua
mengungkapkan bahwa dia merasa bingung karena sudah agak lupa dan tidak mempelajarinya lagi (W2 SE2 B31). Siswa ketiga mengungkapkan bahwa dia merasa kesulitan karena sudah agak lupa (W2 SE3 B32). Maka, penerapan metode inkuiri ini tidak berpengaruh kuat dalam waktu yang lama kepada beberapa siswa. Sebagian siswa pada kelompok eksperimen ini mengeluh ketika mengerjakan posttest II, sehingga mereka kurang serius dalam mengerjakannya. Beberapa siswa mengatakan “Ah, kok suruh ngerjain lagi”, “Masa soalnya diulang-ulang”, “Males ngerjainnya”, dan lain-lain (komunikasi pribadi, 09 Oktober 2015). Wawancara terhadap guru dilakukan pada hari Sabtu, 24 Oktober 2015. Berdasarkan hasil wawancara, Guru mengutarakan bahwa siswa akan aktif ketika menggunakan
metode
percobaan.
Pendapat
beliau
mengenai
penerapan
pembelajaran menggunakan metode inkuiri lebih mudah atau efektif ditangkap oleh siswa. Pembelajaran dengan metode inkuiri juga membuat antusias belajar siswa lebih tinggi (W1 G B14). Lalu beliau mengungkapkan bahwa metode inkuiri ini sesuai dengan pembelajaran IPA di kurikulum 2013. Beliau mengungkapkan bahwa dengan inkuiri siswa aktif melakukan percobaan dan belajar membuat rumusan masalah serta hipotesis. Siswa jarang membuat rumusan masalah dan hipotesis apabila dengan pembelajaran seperti bisasanya. Inkuiri juga menerapkan 5M dalam Kurikulum 2013, yaitu Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, dan Mengkomunikasikan (W2 G B3). Berdasarkan pembelajaran yang telah beliau lakukan di kelas eksperimen, beliau juga memberi saran untuk pembelajaran inkuiri mengenai listrik agar menyediakan cadangan lampu yang lebih banyak karena dalam percobaan rangkaian listrik itu siswa mencoba sendiri dan sering terjadi kesalahan yang menyebabkan lampu putus. Kurikulum 2013 menekankan siswa menemukan sendiri, sehingga resikonya lampunya akan banyak yang putus karena dicoba-coba oleh siswa (W2 G B11). Selain itu beliau juga mengungkapkan bahwa untuk kemampuan mengaplikasi yang menjadi variabel penelitian ini cukup meningkat bagi sebagian besar siswa.
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Beliau mengungkapkan bahwa banyak siswa yang dapat membuat rangkaian listrik sendiri, dan banyak dari mereka yang juga bisa menggambarkan rangkaian listrik dengan benar. Karena di kelas eksperimen siswa memiliki banyak kesempatan untuk berlatih membuat rangkaian listrik. Jadi untuk kemampuan mengaplikasi siswa berdasarkan percobaan-percobaan yang telah lakukan menurut beliau sudah cukup meningkat (W2 G B19). Sedangkan menurut beliau untuk kemampuan menganalisis, sudah cukup meningkat untuk beberapa siswa. Meskipun demikian, tidak untuk semua siswa karena kemampuan setiap siswa tidak sama (W2 G B27).
4.2 Pembahasan 4.2.1
Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengaplikasi Hipotesis I dalam penelitian ini adalah penerapan metode inkuiri
berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi pada mata pelajaran IPA materi listrik kelas V SD Negeri Cebongan semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Hasil analisis data menunjukkan hasil penelitian mengafirmasi hipotesis I. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri pada pembelajaran berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi. Hal tersebut dibuktikan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya, ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi. Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi sebesar 60,8% dengan harga r = 0,78 dengan kriteria pengaruh besar. Dalam hal ini metode inkuiri memberikan pengaruh sebesar 60,8%, sedangkan 39,2% nya berada di luar pengaruh penerapan metode inkuiri yaitu pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti (Kasmadi&Sunariah, 2013: 151). Pengaruh perlakuan pada masing-masing kelompok terhadap kemampuan mengaplikasi yaitu 1) Pengaruh penerapan metode tradisional/ceramah pada kelompok kontrol sebesar 28,78% atau r = -0,54, dan 2) Pengaruh penerapan
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
metode inkuiri pada kelompok eksperimen sebesar 38,18% atau r = -0,62. Hal tersebut menunjukkan bahwa metode inkuiri pada kelompok eksperimen memberikan pengaruh sebesar 38,18%, sedangkan sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Begitu pula pada kelompok kontrol, metode tradisional/ceramah memberikan pengaruh sebesar 28,78%, dan sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Variabel lain yang mempengaruhi dapat berasal dari dalam diri siswa seperti minat, konsentrasi, kesehatan, dan motivasi, serta pengaruh variabel dari luar diri siswa yaitu lingkungan misalnya keluarga. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen tentu berbeda dengan pembelajaran pada kelas kontrol. Siswa dalam kelompok eksperimen memiliki kesempatan
lebih
untuk
melakukan
percobaan
sehingga
kemampuan
mengaplikasi siswa dapat terasah sesuai dengan karakteristik metode inkuiri. Apabila dibandingkan dengan kelas kontrol, pembelajaran pada kelas kontrol hanya didominasi dengan penjelasan lisan dari guru dan tidak melatih siswa melakukan percobaan secara langsung membuat rangkaian listrik. Pembelajaran pada kelompok kontrol dengan menggunakan metode ceramah ini tentunya hanya menggunakan interaksi satu arah sumber belajar, yaitu dari guru. Oleh karena itu, ketika kedua kelompok tersebut diuji dengan test setelah pembelajaran, hasil rerata selisih skor-nya menunjukkan hasil yang sangat berbeda. Perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest I kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar tersebut adalah diagram yang menggambarkan perbandingan peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Peningkatan rerata skor pada kelompok kontrol lebih rendah dibandingkan dengan kelompok eksperimen. Peningkatan rerata skor pada kelompok kontrol sebesar 0,28, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 0,38. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok kontrol maupun eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan dengan harga Sig. (2-tailed) yang sama sebesar 0,000 (p < 0,05). Setelah diberikan posttest II diketahui bahwa pengaruh penerapan metode inkuiri dan metode ceramah masih sekuat posttest I yaitu dua minggu setelah diberikan perlakuan. Hal ini dibuktikan dengan harga
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sig. (2-tailed) sebesar 0,549 (p > 0,05) pada kelompok kontrol dan harga Sig. (2tailed) sebesar 0,128 (p > 0,05) untuk kelompok eksperimen.
4.2.2
Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menganalisis Hipotesis II dalam penelitian ini adalah penerapan metode inkuiri
berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis pada mata pelajaran IPA materi listrik kelas V SD Negeri Cebongan semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Hasil analisis data menunjukkan hasil penelitian mengafirmasi hipotesis II. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri pada pembelajaran berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis. Hal tersebut dibuktikan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya, ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis. Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis sebesar 20,18% dengan harga r = 0,45 dengan kriteria pengaruh menengah. Dalam hal ini metode inkuiri memberikan pengaruh sebesar 20,18%, sedangkan 79,82% nya berada di luar pengaruh penerapan metode inkuiri yaitu pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti (Kasmadi & Sunariah, 2013: 151). Pengaruh perlakuan pada masing-masing kelompok terhadap kemampuan menganalisis yaitu 1) Pengaruh penerapan metode tradisional/ceramah pada kelompok kontrol sebesar 28,16% atau r = -0,53, dan 2) Pengaruh penerapan metode inkuiri pada kelompok eksperimen sebesar 36,37% atau r = -0,60. Hal tersebut menunjukkan bahwa metode inkuiri pada kelompok eksperimen memberikan pengaruh sebesar 20,16%, sedangkan sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Begitu pula pada kelompok kontrol, metode tradisional/ceramah memberikan pengaruh sebesar 36,37%, dan sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Variabel lain yang mempengaruhi dapat berasal dari dalam diri siswa seperti minat, konsentrasi, kesehatan, dan motivasi, serta pengaruh variabel dari luar diri siswa yaitu lingkungan misalnya keluarga.
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen tentu berbeda dengan pembelajaran pada kelas kontrol. Siswa dalam kelompok eksperimen memiliki kesempatan
lebih
untuk
melakukan
percobaan,
sehingga
kemampuan
menganalisis siswa dapat terasah dan dikembangkan ketika mereka melakukan percobaan sesuai dengan karakteristik metode inkuiri. Selama melakukan percobaan siswa pada kelompok eksperimen dapat melakukan kegiatan analisis terhadap hasil percobaan rangkaian listrik yang telah mereka buat. Melalui rangkaian listrik tersebut, siswa dapat menganalisis berbagai hal yang ingin mereka ketahui dengan praktek langsung, misalnya mereka dapat menganalisis bagaimana nyala lampu pada rangkaian listrik yang berbeda. Dengan demikian, siswa dapat mengetahui perbedaan yang ada dari kedua jenis rangkaian listrik. Apabila dibandingkan dengan kelas kontrol, pembelajaran pada kelas kontrol hanya didominasi dengan penjelasan lisan dari guru dan tidak melatih siswa melakukan analisis menggunakan percobaan. Pembelajaran pada kelompok kontrol dengan menggunakan metode ceramah ini tentunya hanya menggunakan interaksi satu arah sumber belajar, yaitu dari guru. Oleh karena itu, ketika kedua kelompok tersebut diuji dengan pretest dan posttest, hasil rerata selisih skor-nya pun menunjukkan hasil yang sangat berbeda. Perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest I kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada Gambar 4.4 Gambar tersebut adalah diagram yang menggambarkan perbandingan peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Peningkatan rerata skor kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol lebih rendah dibandingkan dengan kelompok eksperimen. Peningkatan rerata skor pada kelompok kontrol sebesar 0,28, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 0,36. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok kontrol maupun eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan dengan harga Sig. (2-tailed) yang sama sebesar 0,000 (p < 0,05). Setelah diberikan posttest II diketahui bahwa pengaruh penerapan metode inkuiri dan metode ceramah masih sekuat posttest I yaitu dua minggu setelah diberikan perlakuan. Hal ini dibuktikan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,549 (p > 0,05) pada
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelompok kontrol dan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,128 (p > 0,05) untuk kelompok eksperimen.
4.2.3
Pembahasan Lebih Lanjut Beberapa penelitian yang relevan menunjukkan hasil bahwa metode
inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi tetapi tidak berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis (Widiastuti, 2009). Penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan proses sains dasar siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta (Ambarsari dan Santosa, 2013). Begitu pula hasil penelitian ini adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis siswa kelas V SD Negeri Cebongan dalam materi listrik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh PISA dalam bidang matematika, membaca, dan sains pada tahun 2012 menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 64 dari 65 negara (OECD, 2013: 232). Melihat peringkat indonesia yang berada pada posisi kedua dari bawah, tentunya sangat memprihatinkan kondisi pendidikan di indonesia. Usaha untuk melakukan perbaikan dalam dunia pendidikan dapat diupayakan dengan inovasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru. Guru dapat menggunakan berbagai macam metode pembelajaran di dalam kelas agar dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa, salah satunya yaitu dengan menggunakan metode inkuiri. Metode inkuiri dapat membantu siswa untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen guna mencari jawaban maupun memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis (Scmidt, dalam Putra, 2013: 85). Anak dapat mengembangkan sistem pemikiran yang logis yang dapat diterapkan dalam memecahkan persoalanpersoalan konkret yang dihadapi (Suparno, 2001: 69). Pemecahan persoalan dapat dibantu dengan menggunakan metode inkuiri sesuai dengan langkah-langkahnya. Kegiatan pembelajaran untuk pemecahan masalah diperlukan kemampuan proses kognitif siswa yang terdiri dari mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (Anderson & Krathwohl, 2010: 43). Penelitian ini hanya difokuskan untuk meneliti pengaruh penerapan metode
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis siswa kelas V SD Negeri Cebongan Mlati Sleman semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) metode inkuiri memberikan efek besar terhadap kemampuan mengaplikasi dengan harga r = 0,78 atau besar pengaruh sebesar 60,87%, dan 2) metode inkuiri memberikan efek menengah terhadap kemampuan menganalisis dengan harga r = 0,449 atau besar pengaruh sebesar 20,18%. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka metode inkuiri dapat digunakan sebagai salah satu metode inovatif yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Metode inkuiri dapat diujicobakan oleh guru-guru di sekolah-sekolah untuk mata pelajaran IPA maupun mata pelajaran yang lainnya terhadap berbagai kemampuan kognitif siswa.
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
Bab ini menguraikan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. Kesimpulan berisi hasil penelitian dan menentukan jawaban dari hipotesis penelitian. Keterbatasan penelitian berisi kekurangan yang ada dalam pelaksanaan kegiatan penelitian. Sedangkan saran berisi saran-saran peneliti untuk peneliti berikutnya demi perbaikan penelitian-penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan 5.1.1 Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Hasil analisis terhadap data penelitian mengafirmasi hipotesis penelitian I. Hasil uji statistik menggunakan Independent samples t-test terhadap selisih rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu M = 2,93; SD = 0,89; SE = 0,15; n = 36; dan df = 70, sedangkan rerata kelompok kontrol yaitu M = 0,88; SD = 0,77; SE = 0,13; n = 36; dan df = 70. Besarnya pengaruh perlakuan adalah 0,78 atau 60, 89% yang setara dengan efek besar. 5.1.2 Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Hasil analisis terhadap data penelitian mengafirmasi hipotesis penelitian II. Hasil uji statistik menggunakan Independent samples t-test terhadap selisih rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu M = 2,33; SD = 1,19; SE = 0,19; n = 36; dan df = 70, sedangkan rerata kelompok kontrol yaitu M = 1,18; SD = 1,11; SE
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
= 0,18; n = 36; dan df = 70. Besarnya pengaruh perlakuan adalah 0,45 atau 20, 18% yang setara dengan efek menengah.
5.2 Keterbatasan Penelitian 5.2.1 Kurangnya koordinasi peneliti dengan guru mitra mengenai langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan metode inkuiri secara detail sehingga penyampaian materi listrik yang disampaikan kurang maksimal. 5.2.2 Waktu pelaksanaan penelitian untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak sama. Pembelajaran pada kelompok kontrol hanya dilakukan dalam satu kali pertemuan, sedangkan pembelajaran pada kelompok eksperimen dilakukan dalam dua kali pertemuan. 5.2.3 Penyediaan media bolam lampu cadangan untuk membuat rangkaian listrik masih kurang yang menyebabkan ketika terjadi kesalahan dalam membuat rangkaian listrik, banyak bolam lampu yang terputus. Hal ini berakibat siswa tidak dapat mencoba membuat rangkaian listrik secara berulang-ulang agar lebih lancar. 5.2.4 Hasil penelitian ini belum dapat digeneralisasikan ke semua sekolah karena penelitian ini hanya dibatasi pada kelas V SD Negeri Cebongan Mlati Sleman Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016.
5.3 Saran 5.3.1 Peneliti sebaiknya melakukan koordinasi rutin dengan guru sebelum pelaksanaan pembelajaran khususnya terkait dengan langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode inkuiri secara detail agar hasil dari penerapan metode inkuiri dapat terlaksana secara maksimal. 5.3.2
Sebaiknya pelaksanaan pembelajaran pada kelompok kontrol dan eksperimen dilakukan dengan waktu/jumlah pertemuan yang sama untuk menghindari terjadinya bias dalam penelitian.
5.3.3 Peneliti sebaiknya menyediakan bolam lampu cadangan yang lebih banyak lagi agar siswa dapat berlatih berulang-ulang membuat rangkaian listrik. Peneliti juga dapat berkoordinasi dengan guru untuk lebih memperingatkan
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa agar berhati-hati dalam membuat rangkaian listrik, sehingga tidak banyak bolam lampu yang terputus. 5.3.4
Hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan ke Sekolah Dasar lainnya dengan setting penelitian yang tidak jauh berbeda atau hampir sama dengan SD Negeri Cebongan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016.
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR REFERENSI Ambarsari, W., Santosa., S. & Maridi. (2013). Penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains dasar pada pelajaran biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta. Jurnal pendidikan biologi, 5(1), 81-95. Diunduh pada 13 April 2015, dari http://scholar.google.co.id. Amien, M. (1979). Apakah metode Discovery-Inquiry itu?. Jakara: Depdikbud. ------------. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan menggunakan metode “discovery” dan “inquiry” bagian 1. Jakarta: Depdikbud Anderson, L. W. & Karthwohl, D. R. (2010). Pembelajaran, pengajaran dan asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Best, J. W., & Kahn, J. V. (2006). Research in education (tenth edition). Boston: Pearson Education Inc. Chang, M. C., Shaeffer, S., Al-Samarrai, S., & Andrew B. R. (2014). Teacher reform in Indonesia the role of politics and evidence in policy making. Washington DC: The World Bank. Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research method in education (sixth edition). New York: Routledge. Crain, W. ( 2007). Teori Perkembangan: konsep dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Desmita. (2009). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Dewi, N. L., Dantes, N. & Sadia, I. W. (2013). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar IPA. E-journal program pascasarjana universitas pendidikan ganesha, 3(-). Diunduh pada 13 April 2015, dari http://scholar.google.co.id. Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS (third edition). Los Angeles: SAGE. Fraenkel, J., R., Wallen, N., E., & Hyun H., H. (2012). How to design and evaluate research in Education. New York: Mc Graw-Hill. Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Gunawan, A. (2006). Buku pintar Sekolah Dasar. Jakarta: Lima Bintang.
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasanah, M. N. (2010). Perbedaan kemampuan mengaplikasi dan menganalisis atas penggunaan media Timeline pada mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem. Skripsi. Yogyakarta. PGSD Universitas Sanata Dharma. Hermana, D. & Lela, F.S. (2009). Ayo belajar Ilmu Pengetahuan Alam IPA. Yogyakarta: Kanisius Johnson, B. & Christensen, L. (2008). Educational research, quantitative, qualitative, and mixed approaches, third edition. California: Sage Publications. Kasmadi, & Sunariah, N. S. (2013). Panduan modern penelitian kuantitatif. Bandung: Alfabeta. Kilbane, C. R. (2014). Teaching models. Washington. Krathwohl, D.R. (1998). Methods of educational and social science research, an integrated approach, second edition. Illinois: Waveland. Kuslan & Stone. (1968). Teaching children science: An inquiry approach. California: Wadsworth. Kusumawati, H. (2014). Kerukunan dalam bermasyarakat: Buku Guru / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Lestari. (2010). Perbedaan penggunaan media timeline terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada pelajaran IPS kelas V SD Kanisius Sorowajan. Skripsi. Yogyakarta. PGSD Universitas Sanata Dharma. Majid. (2014). Pembelajaran tematik terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Masidjo. (2010). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Mulyasa, E. (2007). Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. OECD. (2013 ). PISA 2012 Results: What Students Know and Can Do – Student Performance in Mathematics, Reading and Science (Volume I). Turkey: PISA, OECD Publishing. http://dx.doi.org/10.1787/9789264201118-en. Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2014 dari: http://www.05.-B.-Salinan-Lampiran-Permendikbud-No.-67-th2013-ttg-Kurikulum-SD(1).pdf.
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik dengan SPSS. Yogyakarta:Gava Media. Putra, R. S. (2013). Desain belajar mengajar kreatif berbasis sains. Yogyakarta: Diva Press. Roestiyah. (2001). Strategi belajar mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks. Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana. -----------. (2008). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana. Santoso, S. (2012). Panduan lengkap SPSS versi 20. Jakarta:PT Elex Media Komputindo. Schunk, D. (2012). Learning theories an educational perspective. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta. ----------. (2011). Metode penelitian pendidikan kualitatif, kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. ----------. (2012). Metode penelitian kombinasi (mixed method). Bandung: Alfabeta. Sularmi. 2009. Sains 6 : Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI kelas VI. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius. Syah, M. (1997). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Taniredja, & Mustafidah. (2011). Model-model pembelajaran inovatif. Bandung: Alfabeta. Trianto. (2009). Mengembangkan model pembelajaran tematik. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya. ---------. (2010). Model pembelajaran terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
---------. (2011). Desain pengembangan pembelajaran tematik bagi anak usia dini TK/RA & anak usia kelas awal SD/MI. Jakarta: Kencana. Wayan, N. M. H. (2012). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa SMA ditinjau dari minat belajar siswa. Jurnal Pendidikan IPA, 9-24. Diunduh pada 13 April 2015, dari http://scholar.google.co.id. Widiastuti, P. K. (2009). Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan. Skripsi. Yogyakarta. PGSD Universitas Sanata Dharma. Yaumi, M. (2013). Prinsip-prinsip desain pembelajaran disesuaikan dengan kurikulum 2013. Jakarta: Kencana. Zulfikar. (2009). Mengenal Alam IPA VI : untuk SD/MI Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Instrumen
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Ekperimen
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen
2.3.1 Pertemuan I
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.3.2 Pertemuan II
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.1 Item Soal Test Mata Pelajaran: IPA
Nama
Materi
Kelas/No. Absen :
: Listrik
:
KASUS Sore ini Anton pergi ke rumah Doni untuk mengerjakan PR bersama. Waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 WIB. Doni ingin membuat minuman di dapur, terlebih dahulu ia menekan satu saklar sehingga dua lampu menyala bersamaan. Setelah selesai, ia menekan satu saklar sehingga kedua lampu mati secara bersamaan. Sementara itu, Anton berniat untuk menyalakan lampu di ruang tamu dengan menekan satu saklar. Ketika Anton menekan saklar tersebut, tiga lampu di ruangan itu menyala bersamaan. Beberapa saat kemudian salah satu lampu di ruang tamu padam tanpa ada yang menekan saklar. Akan tetapi dua lampu lainnya yang ada di ruang tamu tersebut masih tetap menyala terang. Setelah itu Doni datang membawa minuman dan mereka melanjutkan mengerjakan PR.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat! 1. a. Berdasarkan kasus tersebut, rangkaian listrik apa yang digunakan di ruang tamu Doni? Jelaskan alasanmu! Jawab: ............................................................................................................................ ............................................................................................................................ Alasan: ............................................................................................................................ ............................................................................................................................ ............................................................................................................................ b. Sebutkan minimal 5 contoh sumber energi listrik yang kamu ketahui! Jawab: 1. ...........................................
4. ...............................................
2. ............................................
5. .................................................
3. ...........................................
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. a. Jelaskan 2 jenis rangkaian listrik yang kamu ketahui! Jawab: 1) Rangkaian listrik ....................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................
2) Rangkaian listrik ........................................................ ....................................................................................................................... .......................................................................................................................
b. Jelaskan minimal 2 ciri-ciri rangkaian listrik yang ada di ruang tamu dan rangkaian listrik di dapur sesuai dengan kasus di atas! Jawab: 1) Rangkaian listrik di ruang tamu yaitu .................................................. Ciri-cirinya: ................................................................................................................. ................................................................................................................. ................................................................................................................. .................................................................................................................
2) Rangkaian listrik di dapur yaitu .................................................. Ciri-cirinya: ................................................................................................................. ................................................................................................................. ................................................................................................................. .................................................................................................................
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. a. Gambarkan rangkaian listrik yang digunakan di dapur dan di ruang tamu Doni! Berilah keterangan pada gambar tersebut! Jawab: Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik di Ruang Tamu
di Dapur
b. Jelaskan perbedaan besar tegangan listrik di setiap lampu pada rangkaian listrik di dapur dan di ruang tamu Doni! Jawab: -
Besar tegangan listrik di setiap lampu pada rangkaian listrik di dapur ..... ...........................…..apabila
kedua
lampu
memiliki
ciri-ciri
.................................................. -
Besar tegangan listrik di setiap lampu pada rangkaian listrik di ruang tamu ……………………………………………………………………………...
4. a. Apabila salah satu lampu pada rangkaian listrik di dapur padam/sambungan terputus, bagaimana dengan lampu yang lain? Jawab: ............................................................................................................................ b. Berikan alasan yang mendukung jawabanmu pada soal nomor 4a! Jawab: ............................................................................................................................ ............................................................................................................................
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Dilihat dari tingkat kecerahan, lebih efektif mana rangkaian listrik di ruang tamu atau rangkaian listrik di dapur Doni? Jelaskan alasanmu! Jawab: ............................................................................................................................ ............................................................................................................................ Alasan: ............................................................................................................................ ............................................................................................................................ ............................................................................................................................
6.
Buatlah rancangan percobaan sesuai dengan 2 jenis rangkaian listrik yang kamu ketahui secara jelas dan runtut, dengan: 1) pertanyaan dengan menggunakan kata tanya “APAKAH” (rumusan masalah), 2) jawaban sementara dari pertanyaan yang telah dibuat (hipotesis), 3) alat dan bahan, 4) langkah percobaannya (disertai gambar dan keterangan)! Jawab:
a. Rancangan percobaan rangkaian listrik .............................. 1) Pertanyaan dengan menggunakan kata tanya “APAKAH” (rumusan masalah): .......................................................................................................... .......................................................................................................... 2) Jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat (hipotesis) : .......................................................................................................... .......................................................................................................... 3) Alat dan bahan yang dibutuhkan: 1. ..................................................................... 2. ..................................................................... 3. ..................................................................... 4. ......................................................................
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4) Langkah percobaan (disertai gambar dan keterangan): ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................
b. Rancangan percobaan rangkaian listrik .............................. 1) Pertanyaan dengan menggunakan kata tanya “APAKAH” (rumusan masalah): .......................................................................................................... .......................................................................................................... 2) Jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat (hipotesis) : .......................................................................................................... .......................................................................................................... 3) Alat dan bahan yang dibutuhkan: 1. ..................................................................... 2. ..................................................................... 3. ..................................................................... 4. ...................................................................... 4) Langkah percobaan (disertai gambar dan keterangan): ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.2 Kunci Jawaban 1.
a. Paralel Alasan : Karena saat Anton menekan sebuah saklar, tiga lampu yang ada di ruang tamu Doni menyala bersamaan, dan ketika salah satu lampu mati ternyata yang lain masih tetap menyala. b. Baterai, accumulator, adaptor, accu, PLN (PLTA, PLTU, PLTB, PLTN), dinamo, generator, panel surya.
2.
a. Rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel 1) Rangkaian Listrik Seri. Rangkaian listrik seri adalah rangkaian alat-alat listrik yang disusun berurutan tanpa cabang. 2) Rangkaian Listrik Paralel. Rangkaian listrik paralel adalah rangkaian alatalat listrik yang dihubungkan secara berjajar dengan satu atau beberapa cabang. b. 1) Ciri-ciri rangkaian listrik seri : -
Arus yang mengalir sama
-
Apabila salah satu lampu mati maka lampu lainnya ikut mati
2) Ciri-ciri rangkaian listrik paralel :
3.
-
Tegangan sama
-
Apabila salah satu lampu mati maka lampu lainnya tidak ikut mati
a. Gambar rangkaian listrik di dapur dan di ruang tamu Doni Rangkaian Listrik di Dapur
Rangkaian Listrik di Ruang Tamu
atau
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Perbedaan besar tegangan listrik di setiap lampu pada rangkaian listrik di dapur dan di ruang tamu Doni: - Besar tegangan listrik di setiap lampu pada rangkaian listrik di dapur bernilai sama/lebih kecil dari pada rangkaian di ruang tamu apabila kedua lampu memiliki ciri yang sama. - Besar tegangan listrik di setiap lampu pada rangkaian listrik di ruang tamu bernilai sama/lebih besar dari pada rangkaia listrik di dapur.
4. a. Apabila salah satu lampu pada rangkaian listrik seri padam/sambungan terputus, maka lampu yang lain juga akan padam. b. Lampu yang lain juga akan padam karena pada rangkaian listrik seri arus hanya mengalir pada satu aliran, sehingga apabila salah satu lampu mati/terputus maka arus listrik tidak dapat mengalir ke lampu yang lain.
5. Lebih baik ruangan dengan menggunakan rangkaian listrik paralel karena apabila menggunakan rangkaian listrik paralel: a. nyala lampu lebih terang b. apabila salah satu lampu mati maka lampu yang lain akan tetap hidup
6. a. Percobaan Rangkaian Listrik Seri (kunci jawaban bersifat fleksibel karena disesuaikan dengan jawaban siswa) Pertanyaan (rumusan masalah) : Apakah yang terjadi pada lampu yang lain apabila salah satu lampu padam/ sambungan terputus? Jawaban sementara (hipotesis) : Lampu yang lainnya akan ikut padam. Alat dan bahan : 1) satu buah baterai 2) tiga kabel + penjepit 3) dua buah lampu + vitting
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Langkah percobaan : 1) Memasang baterai dan menghubungkan kutub positif baterai dengan menggunakan kabel 2) Menyambung kabel yang telah terpasang di baterai (kutub +) dengan dudukan lampu 1 kemudian menyambungkan dengan dudukan lampu 2. (Merangkai alat seperti pada gambar di bawah ini!) Baterai
Kabel Lamp 1
Lamp 2
dudukan lampu
3) Mengamati nyala lampu 1 dan lampu 2. 4) Memutuskan hubungan lampu 1, kemudian mengamati lampu 2 begitu sebalikanya memutuskan lampu 2, kemudian mengamati lampu 1. 5) Menuliskan kesimpulan percobaan sesuai dengan rumusan masalah dan hipotesis yang telah dibuat. Misalnya: Apabila lampu satu pada rangkaian listrik paralel padam maka lampu 2 akan ikut padam.
b. Percobaan Rangkaian Listrik Paralel Pertanyaan (rumusan masalah) : Apakah yang terjadi pada lampu yang lain apabila lampu yang satu padam/ sambungan terputus? Jawaban sementara (hipotesis) : Lampu yang lainnya akan tetap hidup. Alat dan bahan : 1) baterai 2) sembilan kabel + penjepit 3) dua buah lampu + vitting Langkah percobaan : 1) Memasang baterai dan menghubungkan kutub positif dan kutub negatif baterai dengan menggunakan kabel.
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Menyambung kabel yang telah terpasang di baterai (kutub + dan kutub - ) dengan dudukan lampu 1 kemudian menyambungkan dengan dudukan lampu 2 dengan membuat cabang menggunakan kabel. (Merangkai alat seperti pada gambar di bawah ini!)
Baterai Lamp 1 Dudukan lampu
Kabel Lamp 2
3) Mengamati nyala lampu 1 dan 2. 4) Memutuskan hubungan lampu 1, kemudian mengamati lampu 2 begitu sebalikanya memutuskan lampu 2, kemudian mengamati lampu 1. 5) Menuliskan kesimpulan percobaan sesuai dengan rumusan masalah dan hipotesis yang telah dibuat. Misalnya: Apabila lampu satu pada rangkaian listrik paralel padam maka lampu 2 akan tetap hidup.
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian
No. Soal 1
Variabel Mengingat
Aspek Menge nali
Mengidenti fikasi
Menginga t kembali
Indikator Mengenali sumber energi listrik
Mengidentifikasi jenis rangkaian listrik
Menyebutkan sumber-sumber energi listrik
Kriteria
Skor
Jika mengenali minimal 5 sumber energi listrik dengan tepat Jika mengenali minimal 4 sumber energi listrik dengan tepat Jika mengenali minimal 3 sumber energi listrik dengan tepat Jika mengenali minimal 2 sumber energi listrik dengan tepat Jika dapat mengenali 1 sumber energi listrik/tidak menjawab
5
Jika dapat mengidentifikasi jenis rangkaian listrik dengan alasan yang sangat tepat Jika dapat mengidentifikasi jenis rangkaian listrik dengan alasan yang tepat Jika dapat mengidentifikasi jenis rangkaian listrik dengan alasan yang kurang tepat Jika dapat mengidentifikasi jenis rangkaian listrik dengan alasan yang tidak tepat Jika tidak dapat mengidentifikasi jenis rangkaian listrik dengan alasan yang sangat tepat
5
Jika dapat menyebutkan minimal 5 sumber energi listrik dengan tepat Jika dapat menyebutkan minimal 4 sumber energi listrik dengan tepat Jika dapat menyebutkan minimal 3 sumber energi listrik dengan tepat Jika dapat menyebutkan minimal 2 sumber energi listrik dengan tepat Jika tidak dapat menyebutkan minimal 1 sumber energi listrik dengan tepat atau tidak
5
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjawab 2
Memahami
Mencontoh kan
Mengklasif ikasikan
Menjelask
Memberikan contoh jenis rangkaian listrik
Mengelompokka n ciri-ciri rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel
Menjelaskan
Jika memberikan 2 contoh jenis rangkaian listrik dengan menggunakan gambar yang tepat dan disertai keterangan yang sangat lengkap Jika memberikan 2 contoh jenis rangkaian listrik dengan gambar yang tepat dan disertai keterangan yang lengkap Jika memberikan 1 contoh jenis rangkaian listrik dengan menggunakan gambar yang tepat dan disertai keterangan yang sangat lengkap Jika memberikan 1 contoh jenis rangkaian listrik dengan menggunakan gambar yang tepat disertai pengertian yang lengkap. Jika memberikan 1 contoh jenis rangkaian listrik dengan menggunakan gambar namun salah atau tidak menjawab.
5
Jika dapat mengelompokkan minimal 4 ciri rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel dengan sangat tepat Jika dapat mengelompokkan 3 ciri rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel dengan tepat Jika dapat mengelompokkan 2 ciri rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel dengan tepat Jika dapat mengelompokkan 1 ciriciri rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel dengan tepat Jika menggelompokkan 1 ciri-ciri rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel namun salah/tidak menjawab.
5
Jika dapat menjelaskan
5
4
3
2
1
4
3
2
1
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
an
3
Mengaplika si
Melaksan akan
Mengguna kan
rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel
Melaksanakan pembuatan gambar untuk menyusun rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel dengan keterangan yang tepat
Menggunakan gambar dalam menggambarkan rangkaian listrik
rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik pararel dengan sangat tepat Jika dapat menjelaskan rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel dengan tepat Jika menjelaskan rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel namun kurang tepat Jika dapat menjelaskan rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel namun hanya 1 yang tepat Jika menjelaskan rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel namun salah/tidak menjawab
4
3
2
1
Jika menggambarkan kedua rangkaian listrik dengan gambar dan keterangan yang tepat dan lengkap. Jika menggambarkan kedua rangkaian listrik dengan gambar dan keterangan yang tepat. Jika menggambarkan kedua rangkaian listrik dengan benar namun tidak disertai keterangan. Jika menggambarkan salah satu rangkaian listrik dengan gambar dan keterangan yang tepat Jika menggambarkan rangkaian listrik dengan gambar dan keterangan yang salah atau tidak menjawab.
5
Jika menggambarkan kedua rangkaian listrik yang dimaksud dengan sangat tepat dan jelas Jika menggambarkan kedua rangkaian listrik yang dimaksud dengan tepat. Jika menggambarkan salah satu rangkaian listrik yang dimaksud dengan tepat Jika menggambarkan salah satu rangkaian listrik yang dimaksud dengan jelas
5
4
3
2
1
4
3
2
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
namun kurang tepat Jika menggambarkan rangkaian listrik yang dimaksud namun salah atau tidak menjawab. Mengurai kan
4
Menganalis is
Membeda kan
Menguraikan pengaruh dua jenis rangkaian listrik terhadap tegangan listrik di setiap lampu.
Membedakan besarnya tegangan listrik pada rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel.
1
Jika menguraikan pengaruh dua jenis rangkaian listrik terhadap tegangan listrik di setiap lampu dengan sangat tepat. Jika menguraikan pengaruh dua jenis rangkaian listrik terhadap tegangan listrik di setiap lampu dengan tepat. Jika menguraikan pengaruh salah satu rangkaian listrik terhadap tegangan listrik di setiap lampu dengan tepat. Jika menguraikan pengaruh salah satu rangkaian listrik terhadap tegangan listrik namun kurang tepat. Jika menguraikan pengaruh salah satu rangkaian listrik terhadap tegangan listrik di setiap lampu namun salah atau tidak menjawab.
5
Jika membedakan besarnya tegangan listrik pada rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel dengan tepat dan sangat lengkap. Jika membedakan besarnya tegangan listrik pada rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel dengan tepat dan lengkap. Jika membedakan besarnya tegangan listrik pada rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel dengan tepat. Jika membedakan besarnya tegangan listrik pada rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel namun kurang tepat. Jika membedakan besarnya tegangan listrik pada rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel namun salah atau tidak menjawab.
5
4
3
2
1
4
3
2
1
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mengorga nisasi
Mengatrib usikan
5
Mengevalua si
Memeriks a
Mengorganisasi pengaruh rangkaian listrik terhadap nyala lampu.
Mengatribusikan alasan penyusunan rangkaian listrik terhadap nyala lampu.
Memeriksa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecerahan lampu pada rangkaian listrik.
Jika mengorganisasi pengaruh rangkaian listrik terhadap nyala lampu dengan sangat tepat. Jika mengorganisasi pengaruh rangkaian listrik terhadap nyala lampu dengan tepat. Jika mengorganisasi pengaruh rangkaian listrik terhadap nyala lampu dengan kurang tepat. Jika mengorganisasi pengaruh rangkaian listrik terhadap nyala lampu namun salah. Jika tidak dapat mengorganisasi pengaruh rangkaian listrik terhadap nyala lampu/tidak menjawab.
5
Jika mengatribusikan alasan penyusunan rangkaian listrik terhadap nyala lampu dengan tepat dan lengkap. Jika mengatribusikan alasan penyusunan rangkaian listrik terhadap nyala lampu dengan tepat namun kurang lengkap. Jika mengatribusikan tujuan dari alasan penyusunan rangkaian listrik dengan tepat namun tidak lengkap. Jika mengatribusikan alasan penyusunan rangkaian listrik terhadap nyala lampu namun kurang tepat. Jika mengatribusikan alasan penyusunan rangkaian listrik terhadap nyala lampu namun salah atau tidak menjawab.
5
Jika memeriksa faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat kecerahan lampu pada rangkaian listrik dengan tepat dan lengkap. Jika memeriksa faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat kecerahan lampu pada rangkaian listrik
5
4
3
2
1
4
3
2
1
4
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan tepat dan lengkap. Jika memeriksa faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat kecerahan lampu pada rangkaian listrik dengan tepat. Jika memeriksa faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat kecerahan lampu pada rangkaian listrik akan tetapi kurang tepat. Jika memeriksa faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat kecerahan lampu pada rangkaian listrik akan tetapi salah atau tidak menjawab. Menguji
Menilai
Menguji kesesuaian desain rangkaian listrik dengan rancangan percobaan yang telah dibuat.
Menilai tingkat efektivitas rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel.
3
2
1
Jika menguji kesesuaian desain rangkaian listrik dengan rancangan percobaan yang telah dibuat dengan tepat dan sangat lengkap. Jika menguji kesesuaian desain rangkaian listrik dengan rancangan percobaan yang telah dibuat dengan tepat dan lengkap. Jika menguji kesesuaian desain rangkaian listrik dengan rancangan percobaan yang telah dibuat dengan tepat. Menguji kesesuaian desain rangkaian listrik dengan rancangan percobaan yang telah dibuat dengan kurang tepat. Jika menguji kesesuaian desain rangkaian listrik dengan rancangan percobaan yang telah dibuat akan tetapi salah atau tidak menjawab.
5
Jika menilai tingkat efektivitas rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel dengan tepat dan sangat lengkap. Jika menilai tingkat efektivitas rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel dengan tepat dan lengkap.
5
4
3
2
1
4
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Mencipta
Merumus kan hipotesis
Merencan akan
Mendesai n
Merumuskan hipotesis dari permasalahan dalam rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel.
Merencanakan percobaan rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel.
Membuat desain rangkaian listrik seri dan
Jika menilai tingkat efektivitas rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel dengan tepat. Jika menilai tingkat efektivitas rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel kurang tepat. Jika menilai tingkat efektivitas rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel dengan salah atau tidak menjawab.
3
Jika membuat hipotesis dengan tepat dan sangat lengkap. Jika membuat hipotesis dengan tepat dan lengkap. Jika membuat hipotesis tepat. Jika membuat hipotesis kurang tepat. Jika membuat hipotesis tidak tepat atau tidak menjawab.
5
Jika menyusun perencanaan percobaan rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel dengan tepat dan sangat lengkap. Jika menyusun perencanaan percobaan rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel dengan tepat dan lengkap. Jika menyusun perencanaan percobaan rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel dengan tepat. Jika menyusun perencanaan percobaan rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel kurang tepat. Jika menyusun perencanaan percobaan rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel tidak tepat.
5
Jika membuat desain rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel
5
2
1
4 3 2 1
4
3
2
1
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rangkaian listrik paralel.
sesuai dengan rancangan percobaan lengkap dengan keterangan. Jika membuat desain rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel sesuai dengan rencana percobaan akan tetapi tidak diberi keterangan. Jika membuat desain rangkaian listrik seri atau rangkaian listrik paralel kurang sesuai dengan rencana percobaan. Jika membuat desain rangkaian listrik seri atau rangkaian listrik paralel tidak sesuai dengan rencana percobaan. Jika tidak membuat desain rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel.
4
3
2
1
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement
No Item
1a
1b
2a
2b
1
5
5
5
2
Validator 2 3 4
4
4
5
4
3
4
2
3
5
5
5
5
Rerata
Komentar/Saran Perbaikan
5
4
4
2
3
4,2
4,4
3,8
3,4
Validator 1 Validator 2 Berdasarkan fakta dalam kasus tersebut, rangkaian jenis apa yang digunakan di ruang tau Doni! Jelaskan alasanmu! Validator 3 Pada kasus lebih baik ditampilkan contoh ruangan dengan rangkaian seri dan paralel. Validator 4 Validator 5 Validator 1 Validator 2 Sebutkan minimal 4 contoh benda yang dapat menjadi sumber arus listrik yang kamu ketahui! Validator 3 Validator 4 Validator 5 Yang benar sumber arus listrik atau sumber listrik? Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 5 Menyebutkan tidak sama dengan mengelompokkan. Soal tidak mewakili indikator. Validator 1 Kalimat soal sebaiknya diawali dengan “Jelaskan”, bukan “Sebutkan”. Validator 2 Kata mati diganti dengan padam agar konsisten dengan soal/ kasus. Validator 3 Sebaiknya pertanyaan menggunakan kata “Jelaskan”. Validator 4 Validator 5
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penyebutan rangkaian listrik seri dan paralel menjadi petunjuk untuk menjawab soal nomor 2a.
3a
3b
4a
5
3
5
4
3
5
3
2
4
5
4
5
4
2
3
4,2
2,8
4,4
4b
5
4
3
5
1
3,6
5
5
4
3
5
2
3,8
Validator 1 Validator 2 Pada jawaban tidak perlu diberi arah arus listrik, karena arah arus listrik ditanyakan pada soal no. 3a. Validator 3 Validator 4 Validator 5 Termasuk soal dengan jawaban terbuka? Validator 1 Soal tersebut baru memunculkan rangkaian paralel, belum membedakan dengan yang seri. Validator 2 Validator 3 Sebaiknya kalimat soal menggunakan “Jelaskan perbedaan …”. Pada matrik sebaiknya ditambahkan kata “besarnya”. Validator 4 Besar tegangan maksudnya menghitung atau bukan? Kelas 5 SD belum diajarkan menghitung besar tegangan. Validator 5 Untuk rangkaian listrik seri belum terwakili. Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 5 Aspek alasan belum masuk, soal 4b masukkan di 4a. Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 5 Belum ada soal yang mewakili sebaiknya dibuat soal baru yang mewakili indikator. Validator 1
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Validator 2 Untuk penerangan di dalam suatu ruangan, lebih baik digunakan rangkaian listrik seri atau menggunakan rangkaian listrik paralel? Jelaskan alasanmu! Validator 3 Kalimat soal sebaiknya menggunakan “Lebih efektif yang mana …”. Validator 4 Validator 5 Soal ambigu. Efektivitas dari segi apa? Biaya atau kualitas? Efektivitas menjadi sangat relatif tergantung subjek yang menilai.
6a, 6b
4
4
4
4
3
3,8
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Mungkin lebih baik dengan dua baterai agar nyalanya lebih terang. Validator 4 Dilampiran soal terdapat kata-ata asing untuk siswa SD (hipotesis, rumusan masalah) perlu dijelaskan/diganti kata-kata yang mudah dipahami siswa. Validator 5 Rancangan percobaan apakah dimaksudkan untuk menjawab hipotesis pada soal nomor 6a? apabila tidak sebaiknya dibuat soal secara terpisah pada indikator 6a dan 6b antara hipotesis dan rancangan percobaan.
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas N 37 Pearson Correlation .537** melaksanakan Sig. (2-tailed) .001 Correlations N 37 Skortotal ** Pearson Correlation .505 Pearson Correlation 1 menggunakan Sig. (2-tailed) .001 Skortotal Sig. (2-tailed) N 37 N 37 Pearson Correlation .580** ** Pearson Correlation .549 menguraikan Sig. (2-tailed) .000 Mengingat Sig. (2-tailed) .000 N 37 ** N 37 Pearson Correlation .540 Pearson Correlation .722** membedakan Sig. (2-tailed) .001 Memahami Sig. (2-tailed) .000 N 37 ** N 37 Pearson Correlation .621 Pearson Correlation .732** mengorganisasi Sig. (2-tailed) .000 Mengaplik Sig. (2-tailed) .000 N 37 asi ** N 37 Pearson Correlation .692 Pearson Correlation .771** mengatribusi Sig. (2-tailed) .000 Menganali Sig. (2-tailed) .000 N 37 sis N 37 Pearson Correlation .560** ** Pearson Correlation .717 memeriksa Sig. (2-tailed) .000 Mengevalu Sig. (2-tailed) .000 N 37 asi N 37 Pearson Correlation .608** ** Pearson Correlation .737 menilai Sig. (2-tailed) .000 Mencipta Sig. (2-tailed) .000 N 37 Pearson Correlation .459** N 37 menguji Sig. (2-tailed) .004 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2N 37 tailed). ** Pearson Correlation .486 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2merumuskanhipot Sig. (2-tailed) .002 tailed). esis N 37 Pearson Correlation .619** merencanakan Sig. (2-tailed) .000 N 37 Pearson Correlation .499** 3.5.2 Validitas Per Aspek mendesain Sig. (2-tailed) .002 9 N 37 Correlations **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Skortotal *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Pearson Correlation 1 Skortotal Sig. (2-tailed) N 37 Pearson Correlation .378* mengenali Sig. (2-tailed) .021 N 37 Pearson Correlation .514** mengidentifikasi Sig. (2-tailed) .001 N 37 Pearson Correlation .378* mengingatkembali Sig. (2-tailed) .021 N 37 Pearson Correlation .544** mencontohkan Sig. (2-tailed) .001 N 37 Pearson Correlation .488** mengklasifikasi Sig. (2-tailed) .002 N 37 Pearson Correlation .545** menjelaskan Sig. (2-tailed) .000
3.5.1
Validitas Semua Variabel
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas
3.6.1
Reliabilitas Semua Variabel Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 37
100.0
0
.0
37
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
N of
Based on
Items
Standardized Items .793
3.6.2
.798
6
Reliabilitas Per Aspek Case Processing Summary N Valid
Cases
a
Excluded Total
% 37
100.0
0
.0
37
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
N of Items
Based on Standardized Items .853
.860
18
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Mengaplikasi
4.1.1 Nilai Rerata Pretest, Posttest I, Selisih Pre-Post1 dan Posttest II Kemampuan Mengaplikasi Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
PreKon Apl
Post1Kon Apl
SelKon Apl
Post2Kon Apl
PreEks Apl
Post1Eks Apl
SelEks Apl
Post2Eks Apl
1.00
1.00
0.00
2.00
1.67
4.00
2.33
4.33
1.00
1.00
0.00
1.00
1.00
2.00
1.00
2.00
1.00
1.00
0.00
1.00
1.00
3.00
2.00
2.00
1.00
1.00
0.00
1.00
1.00
4.33
3.33
4.67
1.00
1.33
0.33
2.67
1.00
3.00
2.00
4.33
1.33
3.33
2.00
2.00
1.00
2.33
1.33
3.33
1.00
2.33
1.33
2.67
1.00
5.00
4.00
5.00
1.00
1.00
0.00
1.67
1.00
4.00
3.00
3.67
1.00
1.67
0.67
1.33
1.00
3.67
2.67
2.33
1.00
2.33
1.33
1.67
1.33
4.33
3.00
4.33
1.00
2.00
1.00
1.00
1.00
3.67
2.67
2.67
1.00
1.00
0.00
2.00
1.00
4.67
3.67
3.33
1.00
3.00
2.00
2.33
1.00
3.33
2.33
1.67
1.00
3.33
2.33
2.67
1.00
5.00
4.00
4.33
1.00
2.33
1.33
3.00
1.00
5.00
4.00
4.00
1.00
1.67
0.67
1.67
1.00
3.00
2.00
3.67
1.00
1.33
0.33
3.00
1.00
5.00
4.00
4.33
1.06
1.33
0.27
1.33
1.00
4.67
3.67
4.33
1.00
1.00
0.00
1.00
2.00
4.67
2.67
4.33
1.00
3.33
2.33
2.33
1.00
3.00
2.00
4.67
1.00
1.00
0.00
1.00
1.00
4.33
3.33
4.67
1.00
2.33
1.33
4.33
1.00
4.00
3.00
3.00
1.00
2.00
1.00
1.00
1.00
3.67
2.67
2.67
1.33
2.00
0.67
1.67
1.00
3.67
2.67
3.67
1.00
1.67
0.67
1.00
1.00
5.00
4.00
4.00
1.33
2.67
1.34
1.67
1.00
2.00
1.00
3.67
1.67
4.00
2.33
3.67
1.00
5.00
4.00
4.33
1.00
2.00
1.00
3.00
1.00
4.33
3.33
3.67
1.00
1.33
0.33
1.00
1.00
4.67
3.67
4.33
1.00
2.67
1.67
3.00
1.00
4.67
3.67
5.00
1.00
2.00
1.00
2.33
1.00
5.00
4.00
4.00
1.00
2.33
1.33
2.33
1.00
4.33
3.33
4.67
1.00
1.00
0.00
1.00
1.00
3.67
2.67
4.00
1.00
1.33
0.33
4.33
1.00
3.33
2.33
3.00
1.33
2.00
0.67
1.33
1.00
3.00
2.00
3.67
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.00
3.00
2.00
3.00
1.06
5.00
3.94
3.67
4.1.2 Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengaplikasi Per Aspek Kelompok Kontrol
Kelompok Kontrol Posttest I
Menggunakan
Menguraikan
Rerata
Melaksanakan
Menggunakan
Menguraikan
Rerata
Melaksanakan
Menggunakan
Menguraikan
Rerata
Posttest II
Melaksanakan
No Responden
Pretest
1
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
1.00
3.00
2.00
2
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
3
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
4
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
5
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
1.33
4.00
3.00
1.00
2.67
6
1.00
1.00
2.00
1.33
3.00
3.00
4.00
3.33
2.00
1.00
3.00
2.00
7
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
4.00
2.33
3.00
3.00
2.00
2.67
8
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
2.00
1.00
1.67
9
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
2.00
1.67
2.00
1.00
1.00
1.33
10
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
2.00
3.00
2.33
1.00
1.00
3.00
1.67
11
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
2.00
1.00
1.00
1.00
1.00
12
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
2.00
1.00
2.00
13
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
4.00
1.00
3.00
3.00
3.00
1.00
2.33
14
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
3.00
4.00
3.33
3.00
3.00
2.00
2.67
15
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
2.00
2.00
2.33
2.00
2.00
5.00
3.00
16
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
2.00
1.00
1.67
2.00
2.00
1.00
1.67
17
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
1.00
1.00
1.33
4.00
4.00
1.00
3.00
18
1.03
1.03
1.11
1.06
1.00
1.00
2.00
1.33
1.00
2.00
1.00
1.33
19
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
20
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
3.00
4.00
3.33
2.00
2.00
3.00
2.33
21
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
22
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
3.00
1.00
2.33
4.00
4.00
5.00
4.33
23
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
2.00
1.00
2.00
1.00
1.00
1.00
1.00
24
1.00
1.00
2.00
1.33
1.00
1.00
4.00
2.00
2.00
2.00
1.00
1.67
25
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
1.00
2.00
1.67
1.00
1.00
1.00
1.00
26
1.00
1.00
2.00
1.33
3.00
2.00
3.00
2.67
2.00
2.00
1.00
1.67
27
2.00
2.00
1.00
1.67
3.00
4.00
5.00
4.00
4.00
4.00
3.00
3.67
28
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
2.00
1.00
2.00
4.00
4.00
1.00
3.00
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
1.33
1.00
1.00
1.00
1.00
30
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
3.00
1.00
2.67
4.00
4.00
1.00
3.00
31
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
2.00
3.00
3.00
1.00
2.33
32
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
3.00
1.00
2.33
3.00
3.00
1.00
2.33
33
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
34
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
1.33
4.00
4.00
5.00
4.33
35
1.00
1.00
2.00
1.33
2.00
1.00
3.00
2.00
1.00
1.00
2.00
1.33
36
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
3.00
3.00
3.00
4.00
4.00
1.00
3.00
4.1.3 Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengaplikasi Per Aspek Kelompok Eksperimen
Kelompok Eksperimen
Menguraikan
Rerata
Melaksanakan
Menggunakan
Menguraikan
Rerata
Melaksanakan
Menggunakan
Menguraikan
Rerata
Posttest II
Menggunakan
Posttest I
Melaksanakan
No Responden
Pretest
1
1.00
1.00
3.00
1.67
5.00
4.00
3.00
4.00
4.00
4.00
5.00
4.33
2
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
2.00
3.00
2.00
1.00
2.00
3
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
3.00
2.00
3.00
2.00
3.00
1.00
2.00
4
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
4.00
5.00
4.33
4.00
5.00
5.00
4.67
5
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
3.00
2.00
3.00
5.00
5.00
3.00
4.33
6
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
3.00
1.00
2.33
5.00
4.00
1.00
3.33
7
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
8
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
4.00
4.00
4.00
5.00
4.00
2.00
3.67
9
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
4.00
2.00
3.67
3.00
3.00
1.00
2.33
10
1.00
1.00
2.00
1.33
5.00
5.00
3.00
4.33
5.00
5.00
3.00
4.33
11
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
5.00
2.00
3.67
3.00
4.00
1.00
2.67
12
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
4.00
5.00
4.67
3.00
3.00
4.00
3.33
13
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
3.00
4.00
3.33
2.00
2.00
1.00
1.67
14
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
3.00
4.33
15
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
2.00
4.00
16
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
3.00
2.00
3.00
5.00
5.00
1.00
3.67
17
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
3.00
4.33
18
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
4.00
4.67
5.00
5.00
3.00
4.33
19
2.00
2.00
2.00
2.00
5.00
5.00
4.00
4.67
5.00
4.00
4.00
4.33
20
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
3.00
3.00
3.00
5.00
5.00
4.00
4.67
21
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
4.00
5.00
4.33
5.00
4.00
5.00
4.67
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
2.00
4.00
3.00
4.00
2.00
3.00
23
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
4.00
2.00
3.67
4.00
3.00
1.00
2.67
24
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
3.00
4.00
3.67
4.00
4.00
3.00
3.67
25
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
2.00
4.00
26
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
2.00
1.00
2.00
4.00
4.00
3.00
3.67
27
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
4.00
4.00
4.33
28
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
3.00
4.33
4.00
4.00
3.00
3.67
29
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
4.00
5.00
4.67
5.00
5.00
3.00
4.33
30
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
4.00
4.67
5.00
5.00
5.00
5.00
31
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
2.00
4.00
32
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
3.00
4.33
5.00
5.00
4.00
4.67
33
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
5.00
2.00
3.67
5.00
5.00
2.00
4.00
34
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
5.00
2.00
3.33
2.00
2.00
5.00
3.00
35
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
2.00
5.00
3.00
4.00
4.00
3.00
3.67
36
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
5.00
5.00
4.00
4.00
3.00
3.67
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Menganalisis
4.2.1 Nilai Rerata Pretest, Posttest I, Selisih Pre-Post1 dan Posttest II Kemampuan Menganalisis Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
PreKon Ana
Post1Kon Ana
SelKon Ana
Post2Kon Ana
PreEks Ana
Post1Eks Ana
SelEks Ana
Post2Eks Ana
1.00
1.00
0.00
3.00
1.33
3.67
2.34
3.67
1.00
1.00
0.00
2.00
1.00
2.00
1.00
2.33
1.00
1.00
0.00
1.67
1.00
2.00
1.00
1.33
1.00
1.67
0.67
1.00
2.33
2.00
-0.33
3.33
1.00
3.33
2.33
2.33
2.33
2.67
0.34
3.67
3.00
3.33
0.33
3.00
1.00
1.00
0.00
1.00
1.00
3.67
2.67
3.00
1.00
4.67
3.67
4.00
1.00
1.00
0.00
1.67
1.00
3.33
2.33
2.00
1.00
2.67
1.67
1.33
1.00
3.67
2.67
2.67
1.00
3.00
2.00
2.33
1.33
3.67
2.34
3.67
1.00
1.67
0.67
2.67
1.33
1.00
-0.33
1.00
1.00
2.67
1.67
1.33
1.00
4.33
3.33
2.67
1.00
2.33
1.33
1.00
1.67
3.67
2.00
2.33
3.00
4.33
1.33
3.67
1.00
5.00
4.00
4.33
1.00
4.00
3.00
4.00
2.33
4.67
2.34
2.33
1.00
3.33
2.33
2.33
1.00
3.67
2.67
2.33
1.00
3.00
2.00
2.33
1.00
4.33
3.33
2.67
1.36
1.00
-0.36
1.00
1.00
4.67
3.67
3.33
1.00
3.00
2.00
1.00
1.00
4.00
3.00
4.00
1.00
4.00
3.00
2.67
1.00
4.00
3.00
3.33
3.33
3.00
-0.33
2.00
1.00
4.33
3.33
3.00
1.00
3.33
2.33
4.33
1.00
2.00
1.00
2.33
1.00
3.00
2.00
2.00
1.00
3.00
2.00
2.33
1.00
2.00
1.00
1.67
1.00
4.00
3.00
3.33
1.00
2.33
1.33
2.33
1.33
4.67
3.34
2.00
1.33
3.67
2.34
3.33
1.67
2.67
1.00
3.33
1.00
4.33
3.33
3.67
1.00
4.33
3.33
4.33
1.00
1.67
0.67
1.00
1.00
3.33
2.33
3.33
1.00
1.33
0.33
1.00
1.00
4.33
3.33
2.67
1.67
2.67
1.00
2.00
2.33
4.00
1.67
4.00
1.33
2.00
0.67
2.67
1.33
4.67
3.34
2.33
1.00
2.33
1.33
2.00
1.00
4.33
3.33
4.00
1.00
1.67
0.67
2.67
1.00
4.00
3.00
2.33
2.67
1.67
-1.00
4.00
1.00
4.00
3.00
2.33
2.00
3.00
1.00
2.67
1.00
2.33
1.33
4.00
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.33
2.67
-0.66
2.33
1.23
4.33
3.10
3.67
4.2.2 Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menganalisis Per Aspek Kelompok Kontrol
Kelompok Kontrol
Rerata
Membedakan
Mengorganisasi
Mengatribusi
Rerata
Membedakan
Mengorganisasi
Mengatribusi
Rerata
1
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
4.00
1.00
3.00
2
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
2.00
2.00
3
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
2.00
1.67
4
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
2.00
1.67
1.00
1.00
1.00
1.00
5
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
4.00
4.00
3.33
1.00
3.00
3.00
2.33
6
2.00
4.00
3.00
3.00
4.00
3.00
3.00
3.33
4.00
3.00
2.00
3.00
7
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
3.00
4.00
3.67
3.00
3.00
3.00
3.00
8
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
1.00
1.67
9
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
3.00
2.67
1.00
1.00
2.00
1.33
10
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
4.00
3.00
3.00
1.00
3.00
3.00
2.33
11
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
1.00
1.00
1.67
1.00
4.00
3.00
2.67
12
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
3.00
2.67
1.00
2.00
1.00
1.33
13
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
3.00
2.33
1.00
1.00
1.00
1.00
14
1.00
5.00
3.00
3.00
4.00
5.00
4.00
4.33
4.00
4.00
3.00
3.67
15
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
5.00
4.00
4.00
5.00
4.00
3.00
4.00
16
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
4.00
3.33
1.00
4.00
2.00
2.33
17
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
3.00
3.00
1.00
4.00
2.00
2.33
18
1.14
1.66
1.29
1.36
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
19
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
4.00
3.00
1.00
1.00
1.00
1.00
20
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
4.00
4.00
4.00
2.00
3.00
3.00
2.67
21
1.00
5.00
4.00
3.33
1.00
4.00
4.00
3.00
1.00
4.00
1.00
2.00
22
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
4.00
4.00
3.33
5.00
4.00
4.00
4.33
23
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
4.00
3.00
1.00
3.00
2.00
2.00
24
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
3.00
1.00
2.00
1.00
2.00
2.00
1.67
25
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
3.00
2.33
1.00
3.00
3.00
2.33
26
2.00
1.00
1.00
1.33
3.00
4.00
4.00
3.67
3.00
4.00
3.00
3.33
27
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
3.00
4.33
4.00
4.00
3.00
3.67
28
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
1.00
1.67
1.00
1.00
1.00
1.00
No Responden
Mengatribusi
Posttest II
Mengorganisasi
Posttest I
Membedakan
Pretest
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
1.00
1.00
1.33
1.00
1.00
1.00
1.00
30
1.00
3.00
1.00
1.67
1.00
3.00
4.00
2.67
1.00
2.00
3.00
2.00
31
2.00
1.00
1.00
1.33
4.00
1.00
1.00
2.00
1.00
3.00
4.00
2.67
32
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
3.00
2.00
2.33
1.00
3.00
2.00
2.00
33
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
2.00
1.67
1.00
4.00
3.00
2.67
34
2.00
5.00
1.00
2.67
3.00
1.00
1.00
1.67
5.00
4.00
3.00
4.00
35
2.00
3.00
1.00
2.00
3.00
3.00
3.00
3.00
4.00
2.00
2.00
2.67
36
1.00
5.00
4.00
3.33
2.00
3.00
3.00
2.67
1.00
4.00
2.00
2.33
4.2.3 Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menganalisis Per Aspek Kelompok Eksperimen
Kelompok Eksperimen
Rerata
Membedakan
Mengorganisasi
Mengatribusi
Rerata
Membedakan
Mengorganisasi
Mengatribusi
Rerata
1
2.00
1.00
1.00
1.33
3.00
4.00
4.00
3.67
5.00
3.00
3.00
3.67
2
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
1.00
1.00
2.00
1.00
3.00
3.00
2.33
3
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
1.00
3.00
2.00
1.00
1.00
2.00
1.33
4
1.00
4.00
2.00
2.33
4.00
1.00
1.00
2.00
5.00
3.00
2.00
3.33
5
1.00
4.00
2.00
2.33
1.00
4.00
3.00
2.67
5.00
3.00
3.00
3.67
6
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
7
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
4.00
5.00
4.67
5.00
4.00
3.00
4.00
8
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
1.00
4.00
3.33
1.00
3.00
2.00
2.00
9
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
5.00
4.00
3.67
1.00
4.00
3.00
2.67
10
2.00
1.00
1.00
1.33
3.00
4.00
4.00
3.67
5.00
4.00
2.00
3.67
11
1.00
2.00
1.00
1.33
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
12
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
4.00
4.00
4.33
4.00
3.00
1.00
2.67
13
1.00
3.00
1.00
1.67
4.00
3.00
4.00
3.67
1.00
3.00
3.00
2.33
14
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
3.00
5.00
4.33
15
1.00
4.00
2.00
2.33
5.00
4.00
5.00
4.67
1.00
3.00
3.00
2.33
16
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
4.00
4.00
3.67
1.00
3.00
3.00
2.33
17
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
3.00
4.33
1.00
4.00
3.00
2.67
18
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
4.00
4.67
4.00
3.00
3.00
3.33
19
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
4.00
4.00
4.00
5.00
4.00
3.00
4.00
20
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
5.00
5.00
4.00
2.00
4.00
4.00
3.33
21
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
5.00
4.00
4.33
5.00
1.00
3.00
3.00
No Responden
Mengatribusi
Posttest II
Mengorganisasi
Posttest I
Membedakan
Pretest
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
1.00
1.00
2.00
1.00
3.00
3.00
2.33
23
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
4.00
3.00
1.00
3.00
3.00
2.33
24
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
4.00
5.00
4.00
4.00
3.00
3.00
3.33
25
1.00
2.00
1.00
1.33
4.00
5.00
5.00
4.67
1.00
1.00
4.00
2.00
26
1.00
3.00
1.00
1.67
1.00
4.00
3.00
2.67
4.00
4.00
2.00
3.33
27
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
4.00
4.00
4.33
5.00
4.00
4.00
4.33
28
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
4.00
4.00
3.33
5.00
1.00
4.00
3.33
29
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
4.00
4.00
4.33
2.00
3.00
3.00
2.67
30
1.00
4.00
2.00
2.33
5.00
4.00
3.00
4.00
5.00
3.00
4.00
4.00
31
1.00
2.00
1.00
1.33
5.00
4.00
5.00
4.67
1.00
3.00
3.00
2.33
32
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
5.00
5.00
4.33
4.00
3.00
5.00
4.00
33
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
4.00
4.00
4.00
1.00
3.00
3.00
2.33
34
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
5.00
5.00
4.00
5.00
1.00
1.00
2.33
35
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
1.00
1.00
2.33
4.00
4.00
4.00
4.00
36
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
4.00
4.00
4.33
5.00
3.00
3.00
3.67
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data
4.3.1 Kemampuan Mengaplikasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pre
Pre
Post1
Post1
SelKon
SelEks
Post2
Apl
Apl
KonApl
EksApl
KonApl EksApl KonApl EksApl N
36
36
36
36
36
36
36
36
1.0569
1.0572
1.9344
3.9817
.8775
2.9244
2.0278
3.7594
.14846
.20308
.83093
.89456
.76994
.88960
.96054
.86368
Absolute
.483
.500
.155
.152
.150
.132
.145
.181
Positive
.483
.500
.155
.127
.150
.113
.145
.090
Negative
-.351
-.389
-.130
-.152
-.127
-.132
-.142
-.181
2.896
2.999
.932
.909
.902
.794
.871
1.086
.000
.000
.350
.380
.390
.554
.433
.189
Mean Normal Parameters
a,b
Std. Deviation
Most Extreme Differences
Post2
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
4.3.2 Kemampuan Menganalisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pre
Pre
Post1
KonAna EksAna KonAna N
Normal Parameters
Differences
EksAna
Ana
SelEks
Post2
Post2
Ana
KonAna
EksAna
36
36
36
36
36
36
36
1.3617
1.2372
2.5464
3.5650
1.1847
2.3278
2.3056
2.9250
.73161
.43243
.99828
1.06856
1.11152
1.19234
.93407
.89521
Absolute
.412
.375
.120
.206
.102
.186
.101
.147
Positive
.412
.375
.116
.123
.095
.115
.101
.136
Negative
-.311
-.292
-.120
-.206
-.102
-.186
-.081
-.147
2.470
2.250
.718
1.235
.610
1.115
.604
.880
.000
.000
.681
.095
.850
.167
.859
.420
Std. Deviation
Most Extreme
SelKon
36 Mean a,b
Post1
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal
4.4.1 Kemampuan Mengaplikasi Distribusi data pretest tidak normal, maka uji statistiknya menggunakan nonparametrik Mann-Whitney Test Ranks Kelompok PreKonEksApl
N
Mean Rank
Sum of Ranks
1
36
37.42
1347.00
2
36
35.58
1281.00
Total
72
Test Statistics
a
PreKonEksApl Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) a.
615.000 1281.000 -.618 .536
Grouping Variable: Kelompok
Median Skor Pretest Mengaplikasi Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen 1,00 1,00
4.4.2 Kemampuan Menganalisis Distribusi data pretest tidak normal, maka uji statistiknya menggunakan nonparametrik Mann-Whitney Test. Ranks Kelompok
PreKonEksAna
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Pretest Menganalis Kelompok Kontrol
36
36.28
1306.00
Pretest Menganalisis Kelompok Eksperimen
36
36.72
1322.00
Total
72
Test Statistics
a
PreKonEksAna Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed)
640.000 1306.000 -.111 .912
a. Grouping Variable: Kelompok
Median Skor Pretest Menganalisis Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen 1,00 1,00
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
4.5.1 Kemampuan Mengaplikasi Distribusi data selisih kelompok kontrol dan eksperimen normal, maka uji statistiknya menggunakan Independent Sample Test karena data berasal dari kelompok yang berbeda. Group Statistics Kelompok
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Selisih Kelompok Kontrol Mengaplikasi
36
.8775
.76994
.12832
36
2.9244
.88960
.14827
SelKonEksApl Selisih Kelompok Eksperimen Mengaplikasi
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F
Equal variances .791 SelKon assumed EksApl Equal variances not assumed
t-test for Equality of Means
Sig.
.377
t
Sig. (2Mean Std. Error tailed) Difference Difference
df
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
-10.439
70
.000
-2.04694
.19609
-2.43803
-1.65586
-10.439
68.589
.000
-2.04694
.19609
-2.43817
-1.65572
ANOVA ANOVA SelKonEksApl Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
75.420
1
75.420
Within Groups
48.447
70
.692
123.866
71
Total
F 108.973
Sig. .000
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Diagram Perbandingan Rerata Selisih Skor (Gain Score) Kemampuan Mengaplikasi
4.5.2 Kemampuan Menganalisis Distribusi data selisih kelompok kontrol dan eksperimen normal, maka uji statistiknya menggunakan Independent Sample Test karena data berasal dari kelompok yang berbeda. Group Statistics Kelompok
SelKonEksAna
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Selisih Menganalisis Kelompok Kontrol
36
1.1847
1.11152
.18525
Selisih Menganalisis Kelompok Eksperimen
36
2.3278
1.19234
.19872
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F
Sig.
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2tailed)
Mean Std. Error Difference Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
165
Upper
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Equal variances assumed SelKon Equal EksAna variances not assumed
.046
.830 -4.207
70
.000
-1.14306
.27168
-1.68490
-.60121
-4.20769.658
.000
-1.14306
.27168
-1.68495
-.60116
ANOVA ANOVA SelKonEksAna Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
23.518
1
23.518
Within Groups
93.000
70
1.329
116.518
71
Total
F
Sig. 17.702
.000
Diagram Perbandingan Rerata Selisih Skor (Gain Score) Kemampuan Menganalisis
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.6 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan
4.6.1 Kemampuan Mengaplikasi
4.6.2 Kemampuan Menganalisis
Distribusi data normal, maka digunakan rumus:
Distribusi data normal, maka digunakan rumus:
r =
r =
=
=
=
=
=
=
= = 0,780307
= = 0,449237
Persentase besar pengaruh perlakuan = r2 x 100 % = (0,780307)2 x 100% = 60,88789 %
Persentase besar pengaruh perlakuan = r2 x 100 % = (0,449237)2 x 100% = 20,18139 %
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.7 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I
4.7.1 Kemampuan Mengaplikasi a. Perhitungan persentase untuk masing-masing kelompok sebagai berikut: Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol =
x 100%
=
=
x 100%
=
x 100%
x 100%
= 2,766269 x 100% = 276,6269 %
= 0,830258 x 100% = 83,0258 %
b. Gain Score Frekuensi
Gain Eksperimen
Frekuensi
2.33
3
4.00
7
2.00
3
3.94
1
1.67
1
3.67
4
1.34
1
3.33
4
1.33
5
3.00
3
1.00
4
2.67
6
0.67
5
2.33
3
0.33
4
2.00
5
0.27
1
1.33
1
0.00
9
1.00
2
Frekuensi
GainKontrol
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Kontrol Eksperimen
0.000.501.001.502.002.503.003.504.004.50 Gain Score Grafik Selisih Skor Pretest-Posttest I (Gain Score) Kemampuan Mengaplikasi.
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gain Score 50% dari rentang nilai 0,00 - 4,00 ( > 2,00 ) Kemampuan Mengaplikasi Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
6
33
16,67
91,67
Frekuensi Persentase Kemunculan (%)
4.7.2 Kemampuan Menganalisis a. Perhitungan persentase untuk masing-masing kelompok sebagai berikut: Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
= =
x 100% x 100%
=
x 100%
=
= 0,870015 x 100% = 87,0015 %
x 100%
= 1,881507 x 100% = 188,1507 %
b. Gain Score Gain Kontrol
Frekuensi
Gain Eksperimen
Frekuensi
3.33
1
4.00
1
3.00
2
3.67
2
2.67
1
3.34
2
2.34
1
3.33
6
2.33
3
3.10
1
2.00
4
3.00
5
1.67
2
2.67
2
1.33
4
2.34
3
1.00
3
2.33
2
0.67
5
2.00
2
0.33
2
1.67
1
0.00
4
1.33
1
-0.33
1
1.00
4
-0.36
1
0.34
1
-0.66
1
0.00
1
-1.00
1
-0.33
2
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7 6
Frekuensi
5 4 Kontrol
3
Eksperimen
2 1 0 -1.50-1.00-0.500.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 Gain Score
Grafik Selisih Skor Pretest-Posttest I (Gain Score) Kemampuan Menganalisis.
Gain Score 50% dari rentang nilai -1,00 - 4,00 ( > 1,50 ) Kemampuan Menganalisis
Frekuensi Persentase Kemunculan (%)
Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
14
27
38,89
75
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.8 Hasil SPSS Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I 4.8.1 Kemampuan Mengaplikasi a. Uji analisis data menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test (karena distribusi data pretest tidak normal) Ranks N Negative Ranks
Mean Rank 14.00
378.00
b
.00
.00
d
18.50
666.00
e
.00
.00
27
Positive Ranks
0
PreKonApl - PostKonApl
c
Ties
9
Total
36
Negative Ranks
36
Positive Ranks
0
Sum of Ranks
a
PreEksApl - PostEksApl
f
Ties
0
Total
36
a. PreKonApl < PostKonApl b. PreKonApl > PostKonApl c. PreKonApl = PostKonApl d. PreEksApl < PostEksApl e. PreEksApl > PostEksApl f. PreEksApl = PostEksApl a
Test Statistics
PreKonApl -
PreEksApl -
PostKonApl
PostEksApl b
Z
-4.552 Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
b
-5.243
.000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on positive ranks.
Kelompok
Median Mengaplikasi Pretest
Posttest I
Kontrol
1,00
2,00
Eksperimen
1,00
4,17
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Persentase
Signifikansi
Peningkatan
Kemampuan
Mengaplikasi
Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Distribusi data pretest tidak normal, maka rumus yang digunakan yaitu:
Distribusi data pretest tidak normal, maka rumus yang digunakan yaitu:
r =
r=
=
=
=
=
= -0,536
= -0,618
Jadi, Persentase besar pengaruh perlakuan
Jadi, Persentase besar pengaruh perlakuan
= r2 x 100 % = (-0,536)2 x 100% = 28,778 %
= r2 x 100 % = (-0,618)2 x 100% = 38,179 %
4.8.2 Kemampuan Menganalisis a. Uji analisis data menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test (karena distribusi data pretest tidak normal) Ranks N
PreKonAna - Post1KonAna
Sum of Ranks
18.02
504.50
b
5.88
23.50
d
19.00
627.00
e
1.50
3.00
Negative Ranks
28
Positive Ranks
4
c
Ties
4
Total
36
Negative Ranks Positive Ranks PreEksAna - Post1EksAna
Mean Rank a
33 2
f
Ties
1
Total
36
a. PreKonAna < Post1KonAna b. PreKonAna > Post1KonAna c. PreKonAna = Post1KonAna d. PreEksAna < Post1EksAna e. PreEksAna > Post1EksAna f. PreEksAna = Post1EksAna
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a
Test Statistics
PreKonAna -
PreEksAna -
Post1KonAna
Post1EksAna b
Z
-4.503
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
b
-5.117
.000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on positive ranks.
Median Menganalisis Pretest Posttest I 1,00 2,67 1,00 4,00
Kelompok Kontrol Eksperimen
b. Persentase Signifikansi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan Menganalisis Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Kelompok Kontrol Distribusi data pretest tidak normal, maka rumus yang digunakan yaitu:
Kelompok Eksperimen Distribusi data pretest tidak normal, maka rumus yang digunakan yaitu:
r=
r=
=
=
=
=
= -0,53068
= -0,60304
Jadi, Persentase besar pengaruh perlakuan
Jadi, Persentase besar pengaruh perlakuan
= r2 x 100 %
= r2 x 100 %
= (-0,53068)2 x 100%
= (-0,60304)2 x 100%
= 28,16 %
= 36,3662 %
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
4.9.1 Kemampuan Mengaplikasi Distribusi data pretest kedua kelompok tidak normal, maka uji statistiknya menggunakan Spearman.
a. Kelompok Kontrol: Correlations PreKonApl Correlation Coefficient PreKonApl
.325
.
.053
Sig. (2-tailed) N
Spearman's rho Post1KonApl
Post1KonApl
1.000 36
36
Correlation Coefficient
.325
1.000
Sig. (2-tailed)
.053
.
36
36
N
b. Kelompok Eksperimen: Correlations PreEksApl Correlation Coefficient PreEksApl
Sig. (2-tailed) N
Spearman's rho Post1EksApl
Post1EksApl
1.000
.188
.
.273
36
36
Correlation Coefficient
.188
1.000
Sig. (2-tailed)
.273
.
36
36
N
4.9.2 Kemampuan Menganalisis Distribusi data pretest kedua kelompok tidak normal, maka uji statistiknya menggunakan Spearman.
Kelompok Kontrol: Correlations PreKonAna Post1KonAna Correlation Coefficient PreKonAna
Sig. (2-tailed) N
Spearman's rho Post1KonAna N
1.000
.138
.
.423
36
36
Correlation Coefficient
.138
1.000
Sig. (2-tailed)
.423
.
36
36
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kelompok Eksperimen: Correlations PreEksAna Correlation Coefficient PreEksAna
Sig. (2-tailed) N
Post1EksAna
1.000
-.074
.
.669
36
36
-.074
1.000
.669
.
36
36
Spearman's rho Correlation Coefficient Post1EksAna N
Sig. (2-tailed)
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.10 Hasil SPSS Uji Retensi Pengaruh Perlakuan 4.10.1 Kemampuan Mengaplikasi Distribusi data normal dan data berasal dari kelompok yang sama, maka menggunakan uji statistik Paired Samples T-test. Paired Samples Statistics Mean Pair 1 Pair 2
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Post2KonApl
2.0278
36
.96054
.16009
Post1KonApl Post2EksApl
1.9344 3.7594
36 36
.83093 .86368
.13849 .14395
Post1EksApl
3.9817
36
.89456
.14909
Paired Samples Correlations N Pair 1 Pair 2
Correlation
Post2KonApl & Post1KonApl Post2EksApl & Post1EksApl
36 36
Sig.
.475 .527
.003 .001
Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Pair 1 Pair 2
Post2KonApl – Post1KonApl Post2EksApl – Post1EksApl
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
t
df
Upper
.09333
.92476 .15413
-.21956 .40623
.606
35
.549
-.22222
.85528 .14255
-.51161 .06716
-1.559
35
.128
Grafik Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengaplikasi
Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II 4.5 3.98
4
3.76
3.5
Mean
3 2.5
Kelompok Kontrol
2
1.93
1.5 1
2.03
Kelompok Eksperimen
1.06 1.06
0.5 0 Pretest
Sig. (2tailed)
Postest 1
Postest 2
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.10.2 Kemampuan Menganalisis Distribusi data normal dan data berasal dari kelompok yang sama, maka menggunakan uji statistik Paired Samples T-test. Paired Samples Statistics Mean Pair 1 Pair 2
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Post2KonAna
2.3056
36
.93407
.15568
Post1KonAna Post2EksAna
2.5464 2.9250
36 36
.99828 .89521
.16638 .14920
Post1EksAna
3.5650
36
1.06856
.17809
Paired Samples Correlations N Pair 1 Pair 2
Post2KonAna & Post1KonAna Post2EksAna & Post1EksAna
Correlation
Sig.
36
.510
.002
36
.470
.004
Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Pair 1 Pair 2
Post2KonAna Post1KonAna Post2EksAna Post1EksAna
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
t
df
Sig. (2tailed)
Upper
-.24083
.95852 .15975
-.56515
.08348
-1.508
35
.141
-.64000
1.02194 .17032
-.98578
-.29422
-3.758
35
.001
Grafik Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menganalisis Perbandingan Rerata Pretest,Posttest I, dan Posttest II 4 3.57
3.5 3
2.55
Mean
2.5
2.93 2.31 Kelompok Kontrol
2 1.5 1
Kelompok Eksperimen 1.36
1.24
0.5 0 Pretest
Posttest1
Posttest2
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.11 Transkrip Hasil Wawancara Guru
4.11.1 Transkrip Hasil Wawancara Guru Sebelum Perlakuan Hari/Tanggal : Sabtu, 12 September 2015 Baris 1 3 5 6 8 10 12 14
Wawancara P : Metode apakah yang sering Anda gunakan dalam pembelajaran IPA sebelum penerapan metode inkuiri? G : Kadang ya saya menggunakan inkuiri, pengamatan, diskusi, percobaan, siswa juga pernah membuat laporan. P : Bagaimana sikap/respon siswa selama pembelajaran? G : Siswa lebih tertarik menggunakan metode percobaan, karena siswa kan aktif ya mbak. P : Apakah Ibu pernah menerapkan atau mengamati pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri? G : Ssaya memang pernah menggunakan metode inkuiri mbak, tetapi jarang. P : Bagaimana Pendapat Ibu mengenai pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri? G : Materi pembelajaran lebih mudah ditangkap oleh siswa, antusias belajar siswa lebih tinggi.
Keterangan
Menggunakan inkuiri Aktif
Pernah
Antusias (W1 G B14)
4.11.2 Transkrip Hasil Wawancara Guru Sesudah Perlakuan Hari/tanggal Baris 1 3
7 9 10 11
16
19
: Sabtu, 24 Oktober 2015
Wawancara P : Bagaimana pendapat ibu mengenai pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri di kelas eksperimen? G : Siswa aktif melakukan percobaan dan belajar membuat rumusan masalah dan hipotesis itu, soalnya kan siswa jarang membuat seperti itu dan metode inkuiri menerapkan 5M dalam Kurikulum 2013, yaitu Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, Mengkomunikasikan. P : Bagaimana pendapat Ibu mengenai pembelajaran di kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah? G : Kurang bagus karena siswa kurang aktif belajar, yang aktif itu gurunya. P : Apa saran Ibu untuk pembelajaran menggunakan metode inkuiri? G : Sudah bagus mbak, tetapi mungkin dalam percobaan rangkaian listrik cadangan lampu lebih diperbanyak karena siswa kan mencoba sendiri dan sering terjadi kesalahan yang menyebabkan lampu putus. Kurikulum 2013 kan menekankan siswa menemukan sendiri jadi ya resikonya sering putus lampunya karena dicoba-coba oleh siswa. P: Bagaimana pendapat ibu mengenai perubahan kemampuan mengaplikasi siswa dalam kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode inkuiri yang telah ibu lakukan? G: Banyak siswa yang jadi bisa membuat rangkaian listrik mbak, mereka juga bisa nggambar. Karena kan di kelas eksperimen ini mereka punya banyak kesempatan untuk berlatih membuat rangkaian listrik. Jadi kalau untuk kemampuan
Keterangan
Aktif (W2 G B3)
Kurang aktif
Sudah bagus (W2 G B11)
Cukup meningkat. (W2 G B19)
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
27
mengaplikasinya berdasarkan percobaan yang mereka lakukan saya rasa sudah cukup meningkat. P: Bagaimana pendapat ibu mengenai perubahan kemampuan menganalisis siswa dalam kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode inkuiri yang telah ibu lakukan? G: Sulit mbak kalau hanya dalam satu atau dua pertemuan itu mengamati seluruh siswa. Tetapi mereka juga banyak yang sudah bisa membedakan perbedaan dari rangkaian seri sama paralel. Tapi ya masih ada satu dua siswa yang belum lancar, mungkin karena masih sering celelekan/ menyepelekan. Kalau kemampuan menganalisis ya tentunya pasti ada peningkatan, tetapi tidak sama untuk semua siswa. Karena kemampuan mereka juga berbeda-beda.
Tidak sama (W2 G B27)
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.12 Transkrip Hasil Wawancara Siswa Kontrol
4.12.1 Wawancara 1 Siswa A Sebelum Perlakuan Hari/Tanggal : Rabu, 12 Agustus 2015 Baris 1 2
5 7 9 11 13 15 17 19
Wawancara ke-1 P : Apakah kamu senang belajar IPA? Apa alasanmu? SK1 : Ya senang mbak, karena kan IPA adalah pelajaran yang berhubungan dengan alam. Jadi ya saya senang. (tersenyum) P : Bagaimana cara guru kelasmu mengajarkan materi IPA selama ini? SK1 : Emmm… Caranya mengajarkan dengan materinya dengan jelas dan dipraktekkan. P : Apakah guru kelasmu pernah menggunakan media saat belajar IPA? Sebutkan! SK1 : Ya, emm… misalnya kerangka tubuh, dan contoh tumbuhan gitu. P : Apakah kegiatan IPA selama ini berlangsung menarik dan menyenangkan? Apa alasanmu? SK1 : Ya, karena IPA tu memang pelajaran yang menyenangkan. P : Materi apa yang paling kamu suka di pelajaran IPA? Apa alasanmu? SK1 : Kalo saya kemarin suka materi tentang sumber energi, karena tidak sulit.
Keterangan Senang
Dipraktekkan
Menyenangkan
4.12. 2 Wawancara 2 Siswa A Sesudah Perlakuan Hari/Tanggal : Senin, 12 Oktober 2015 Baris 1
P
3 4
SK1 P
6
SK1
8
P
10
SK1
12
P
14
SK1
16
P
18
SK1
20
P
22
SK1
Wawancara ke-2 : Apakah kamu mengalami kesulitan setelah belajar mengenai listrik? : Nggak begitu sulit sih mbak. (tersenyum) : Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran IPA mengenai listrik? : Saya menyukainya, tetapi sedikit membingungkan ciri-cirinya itu. : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3 dengan mudah? Apa alasanmu? : Ya bisa mbak, karena hanya menggambar rangkaian listrik. : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 4 dengan mudah? Apa alasanmu? : Ya, itu gampang karena sudah diketahui jawabannya pada bacaan di awalnya itu. : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat mengerjakan soal pretest? : Belum mengerti karena belum pernah diajarkan materinya. : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat mengerjakan soal posttest? : Lumayan bisa, karena sudah diajarkan.
Keterangan
Nggak begitu sulit
Sedikit membingungkan
Bisa
Gampang
Belum mengerti
Lumayan bisa
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.12. 3 Wawancara 1 Siswa B Sebelum Perlakuan Hari/Tanggal : Rabu, 12 Agustus 2015 Baris 1 2 4 6 8 9 11 13 15 17
Wawancara ke-1 P : Apakah kamu senang belajar IPA? Apa alasanmu? SK2 : Suka, karena kalo IPA itu tidak banyak berhitung. Nggak kayak matematika. P : Bagaimana cara guru kelasmu mengajarkan materi IPA selama ini? SK2 : Baik, biasanya dengan dijelaskan, trus ditulis di papan tulis dan kita mencatat. P : Apakah guru kelasmu pernah menggunakan media saat belajar IPA? Sebutkan! SK2 : Iya pernah, contohnya melihat layar tancap di kelas bareng-bareng. Hehehe (tertawa). P : Apakah kegiatan IPA selama ini berlangsung menarik dan menyenangkan? Apa alasanmu? SK2 : Iya lumayan menyenangkan, karena kan saya senang belajar tentang alam. P : Materi apa yang paling kamu suka di pelajaran IPA? Apa alasanmu? SK2 : Tentang tumbuhan, karena ada di sekitar kita banyak.
Keterangan Suka
Menyenangkan
4.12. 4 Wawancara 2 Siswa B Sesudah Perlakuan Hari/Tanggal Baris 1
P
3
SK2
5
P
7
SK2
9
P
11 12
SK2 P
14
SK2
16
P
18
SK2
20
P
22
SK2
: Senin, 12 Oktober 2015 Wawancara ke-2 : Apakah kamu mengalami kesulitan setelah belajar mengenai listrik? : Tidak begitu sulit mbak, karena kemaren saya memperhatikan. (tersenyum) : Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran IPA mengenai listrik? : Menyenangkan tapi sedikit bosan, karena mendengarkan terus jadi ngantuk. : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3 dengan mudah? Apa alasanmu? : Mudah, karena itu cuma menggambar. : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 4 dengan mudah? Apa alasanmu? : Mudah, karena cuma memilih padam atai tidak. Hehehe (tertawa) : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat mengerjakan soal pretest? : Kurang senang, karena tidak bisa kan itu belum diajari. (cemberut) : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat mengerjakan soal posttest? : Lumayan seneng sih. Soalnya ada menggambarnya saya suka.
Keterangan
Tidak begitu sulit
Sedikit bosan
Mudah
Mudah
Kurang senang
Lumayan senang
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.12.5 Wawancara 1 Siswa C Sebelum Perlakuan Hari/Tanggal : Rabu, 12 Agustus 2015 Baris 1 2 4 6 7 9 11 13 15 17
Wawancara ke-1 P : Apakah kamu senang belajar IPA? Apa alasanmu? SK3 : Suka. Alasanku ya karena mempelajari alam, jadi saya suka. P : Bagaimana cara guru kelasmu mengajarkan materi IPA selama ini? SK3 : Biasanya dengan bercerita terus dijelasin. P : Apakah guru kelasmu pernah menggunakan media saat belajar IPA? Sebutkan! SK3 : Pernah, dulu kita pernah diajari dengan percobaan penyaringan air. P : Apakah kegiatan IPA selama ini berlangsung menarik dan menyenangkan? Apa alasanmu? SK3 : Iya menyenangkan, alasanku karena juga ada teman yang suka IPA. P : Materi apa yang paling kamu suka di pelajaran IPA? Apa alasanmu? SK3 : Emm.. apa ya? Materi gerak kayaknya, karena senang aja.
Keterangan Suka
Bercerita
Menyenangkan
4.12.6 Wawancara 2 Siswa C Sesudah Perlakuan Hari/Tanggal : Senin, 12 Oktober 2015 Baris 1
P
3
SK3
5
P
7
SK3
9
P
11
SK3
13
P
15
SK3
17
P
19
SK3
21
P
23
SK3
Wawancara ke-2 : Apakah kamu mengalami kesulitan setelah belajar mengenai listrik? : Ada sulitnya. Soalnya masih ada hal-hal yang nggak jelas. : Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran IPA mengenai listrik? : Agak susah mbak, karena kemarin nggak diajarin praktek. (sedikit cemberut) : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3 dengan mudah? Apa alasanmu? : Agak susah, alasanku susah jawabannya. Rumit gambarnya. : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 4 dengan mudah? Apa alasanmu? : Agak susah juga mbak, alasanku karena kan itu harus mencoba langsung pada rangkaiannya. : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat mengerjakan soal pretest? : Agak susah dijawab. Soalnya belum pernah diajarin. : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat mengerjakan soal posttest? : Agak lumayan mudah.Tapi masih bingung mbak.
Keterangan
Nggak jelas (W2 SK3 B3)
Agak susah
Agak susah (W2 SK3 B11)
Agak susah
Susah dijawab
Masih bingung
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.13 Transkrip Hasil Wawancara Siswa Eksperimen
4.13.1 Wawancara 1 Siswa A Sebelum Perlakuan Hari/Tanggal : Rabu, 12 Agustus 2015 Baris 1 2
5 7 9 11 13 15 17 19
Wawancara ke-1 P : Apakah kamu senang belajar IPA? Apa alasanmu? SE1 : Ya, karena IPA sangat menyenangkan dan citacitaku besok pengen jadi profesor. (sambil tersenyum) P : Bagaimana cara guru kelasmu mengajarkan materi IPA selama ini? SE1 : Guru saya menerangkan dengan bijaksana kayak ceramah gitu. Trus kita mencatat di buku. P : Apakah guru kelasmu pernah menggunakan media saat belajar IPA? Sebutkan! SE1 : Ya pernah,dulu saat percobaan mengenai sifat-sifat benda. P : Apakah kegiatan IPA selama ini berlangsung menarik dan menyenangkan? Apa alasanmu? SE1 : Ya, IPA itu kan ada sangkut pautnya dengan sains dan “I love sains”. Hahaha (sambil tertawa) P : Materi apa yang paling kamu suka di pelajaran IPA? Apa alasanmu? SE1 : Banyak mbak, tentang sains, tentang hewan, aku suka pada operasi-operasi itu lho.
Keterangan Menyenangkan
Ceramah
Love sains
4.13.2 Wawancara 2 Siswa A Sesudah Perlakuan Hari/Tanggal : Senin, 12 Oktober 2015 Baris 1
P
3
SE1
6
P
9
SE1
11
P
14
SE1
16
P
18
SE1
20
P
22
SE1
Wawancara ke-2 : Apakah dengan metode inkuiri/percobaan dapat membantu kamu dalam belajar IPA? Apa alasanmu? : Ya, karena ada prakteknya jadi dengan praktek kita bisa menerapkannya mencoba-coba membuat rangkaian listrik, jadi bisa paham. : Apakah kamu merasa bosan ketika melakukan percobaan membuat rangkaian listrik? Apa alasanmu? : Tidak, aku malah suka rangkaian listrik. Soalnya bisa membuat lampu nyala. (sambil tersenyum) : Apakah kamu merasa mendapatkan pengetahuan baru dalam membuat rangkaian listrik dengan menggunakan metode inkuiri/percobaan? :Ya, pengetahuan tidak harus dari buku, bisa jadi dengan metode inkuiri. : Bagaimana pendapatmu ketika pembelajaran menggunakan metode inkuiri/percobaan? : Metode inkuiri dapat menambah pengetahuan karena kita percobaan trus buat laporannya juga. : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3 dengan mudah? Apa alasanmu? : Iya mudah, karena sudah pernah dipelajari pas
Keterangan
Paham (W2 SE1 B3)
Suka
Menambah pengetahuan (W2 SE1 B18)
Mudah
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25 27 29 31 32 34
percobaan kemarin dan saya juga dapat ilmunya dari buku IPA yang saya baca. P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 4 dengan mudah? Apa alasanmu? SE1 : Ya bisa, karena sudah pernah dicoba dan dipraktekkan kemaren. P : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat mengerjakan soal posttest 1? SE1 : Mengerjakannya mudah karena sudah dipelajari. P : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat mengerjakan soal posttest 2? SE1 : Mengerjakannya lumayan mudah karena masih ingat dari percobaan yang dulu, dan saya sering membaca buku IPA, jadi saya agak hafal jawabannya.
Bisa (W2 SE1 B27)
Mudah
Lumayan mudah (W2 SE1 B34)
4.13.3 Wawancara 1 Siswa B Sebelum Perlakuan Hari/Tanggal Baris 1 2 3 5 7 9 10 12 13 15
: Rabu, 12 Agustus 2015
Wawancara ke-1 P : Apakah kamu senang belajar IPA? Apa alasanmu? SE2 : Ya, karena ada percobaannya. Jadi menyenangkan. P : Bagaimana cara guru kelasmu mengajarkan materi IPA selama ini? SE2 : Kadang-kadang kita diajari menggunakan percobaan. P : Apakah guru kelasmu pernah menggunakan media saat belajar IPA? Sebutkan! SE2 : Iya, dulu pernah pake media pengembunan. P : Apakah kegiatan IPA selama ini berlangsung menarik dan menyenangkan? Apa alasanmu? SE2 : Iya, karena saya suka IPA. P : Materi apa yang paling kamu suka di pelajaran IPA? Apa alasanmu? SE2 : Materi yang saya suka kalo ada percobaannya, karena saya suka bermain.
Keterangan Menyenangkan
Percobaan
Suka IPA.
4.13.4 Wawancara 2 Siswa B Sesudah Perlakuan Hari/Tanggal Baris 1 3 5
8 10
13
: Senin, 12 Oktober 2015
Wawancara ke-2 : Apakah dengan metode inkuiri/percobaan dapat membantu kamu dalam belajar IPA? Apa alasanmu? SE2 : Iya, membuat saya lebih paham karena ada prakteknya. P : Apakah kamu merasa bosan ketika melakukan percobaan membuat rangkaian listrik? Apa alasanmu? SE2 : Tidak, karena saya suka dan prakteknya menyenangkan. P : Apakah kamu merasa mendapatkan pengetahuan baru dalam membuat rangkaian listrik dengan menggunakan metode inkuiri/percobaan? SE2 : Iya, soalnya bisa praktek langsung.
Keterangan
P
Lebih paham (W2 SE2 B3)
Menyenangkan
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
P
16
SE2
18
P
20
SE2
22
P
24
SE2
26
P
28 29
SE2 P
31
SE2
: Bagaimana pendapatmu ketika pembelajaran menggunakan metode inkuiri/percobaan? : Cepat bisa membuat rangkaian listrik karena bareng-bareng sama temen-temen. : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3 dengan mudah? Apa alasanmu? : Nggak begitu bisa, karena harus menggambar. Susah nggambarnya. : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 4 dengan mudah? Apa alasanmu? : Iya bisa, karena sudah tahu ciri-cirinya, udah hafal, jadi ya bisa ngerjain. : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat mengerjakan soal posttest 1? : Tidak bingung, jadi bisa mengerjakan. : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat mengerjakan soal posttest 2? : Bingung, karena saya sudah agak lupa. Nggak belajar lagi.
Cepat bisa
Susah
Bisa (W2 SE2 B24)
Tidak bingung
Agak lupa (W2 SE2 B31)
4.13.5 Wawancara 1 Siswa C Sebelum Perlakuan Hari/Tanggal : Rabu, 12 Agustus 2015 Baris 1 2 3 5 6 8 9 11 13 15
Wawancara ke-1 P : Apakah kamu senang belajar IPA? Apa alasanmu? SE3 : Ya, karena saya suka belajar tentang alam. P : Bagaimana cara guru kelasmu mengajarkan materi IPA selama ini? SE3 : Kadang-kadang menggunakan alat media. P : Apakah guru kelasmu pernah menggunakan media saat belajar IPA? Sebutkan! SE3 : Iya. Pernah pake LCD sama proyektor. P : Apakah kegiatan IPA selama ini berlangsung menarik dan menyenangkan? Apa alasanmu? SE3 : Ya menyenangkan, karena sering menggunakan media saat belajar IPA. P : Materi apa yang paling kamu suka di pelajaran IPA? Apa alasanmu? SE3 : Saya sukatentang bagian-bagian tubuh. Karena penting untuk kesehatan.
Keterangan Suka
Alat media
Menyenangkan
4.13.6 Wawancara 2 Siswa C Sesudah Perlakuan Hari/Tanggal : Senin, 12 Oktober 2015 Baris 1 3 5
8
Wawancara ke-2 : Apakah dengan metode inkuiri/percobaan dapat membantu kamu dalam belajar IPA? Apa alasanmu? SE3 : Ya, karena aku tu lebih jelas memahami materi kalau praktek. P : Apakah kamu merasa bosan ketika melakukan percobaan membuat rangkaian listrik? Apa alasanmu? SE3 : Saya nggak bosen, karena saya ingin tahu, pengen bisa membuat rangkaian listriknya itu.
Keterangan
P
Jelas (W2 SE3 B3)
Nggak bosen
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
P
13 14
SE3 P
16
SE3
18
P
20
SE3
22
P
24
SE3
26
P
28
SE3
30
P
32
SE3
Keterangan
: Apakah kamu merasa mendapatkan pengetahuan baru dalam membuat rangkaian listrik dengan menggunakan metode inkuiri/percobaan? : Ya. Bisa membuat rangkaian listrik. : Bagaimana pendapatmu ketika pembelajaran menggunakan metode inkuiri/percobaan? : Menyenangkan soalnya kita praktek coba-coba buat rangkaiannya itu, jadi bisa dipahami. : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3 dengan mudah? Apa alasanmu? : Lumayan bisa, tapi yang keterangannya itu agak lupa namanya. : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 4 dengan mudah? Apa alasanmu? : Bingung mbak, karena itu agak rumit. Jadi ya sulit kalo saya. : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat mengerjakan soal posttest 1? : Menyenangkan karena kan sudah diajari dengan praktek. : Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat mengerjakan soal posttest 2? : Agak sulit mbak, karena udah banyak yang lupa e aku tu.
Menyenangkan
Lumayan bisa
Bingung (W2 SE3 B24)
Menyenangkan
Agak sulit (W2 SE3 B32)
:
W1
: wawancara sebelum perlakuan
W2
: wawancara sesudah perlakuan
P
: peneliti
SK1
: siswa 1 pada kelompok kontrol
SK2
: siswa 2 pada kelompok kontrol
SK3
: siswa 3 pada kelompok kontrol
SE1
: siswa 1 pada kelompok eksperimen
SE2
: siswa 2 pada kelompok eksperimen
SE3
: siswa 3 pada kelompok eksperimen
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran
5.1.1
Kelompok Kontrol
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.1.2
Kelompok Eksperimen
Hari Pertama: Rangkaian Seri
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hari Kedua : Rangkaian Paralel
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5.2 Surat Pernyataan Penelitian
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CURRICULUM VITAE
Harmiyanti merupakan anak ketiga dari pasangan Kasimin dan Wartinah yang lahir di Sleman pada tanggal 30 Oktober 1994. Pendidikan awal dimulai dari TK-ABA Kemirikebo, Girikerto, Turi, Sleman tahun 2000-2001. Pendidikan
selanjutnya
di
Sekolah
Dasar
Negeri
Kloposawit, Girikerto, Turi, Sleman tahun 2001-2006. Penulis melanjutkan pendidikan berikutnya di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Turi, Sleman tahun 2006 dan lulus tahun 2009. Selanjutnya, pendidikan penulis dilanjutkan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pakem, Sleman tahun 2009 dan lulus pada tahun 2012. Penulis melanjutkan pendidikannya di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2012. Di bawah ini adalah daftar kegiatan yang pernah diikuti penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Sanata Dharma. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama Kegiatan Inisiasi Sanata Dharma (Insadha) Inisiasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Infisa) Seminar “Una Seminar and Workshop On Anti Bias Curriculum and Teaching” Makrab Forum Keluarga Muslim 2012 dan 2013 Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) I dan II Kursus Mahir Dasar Pramuka (KMD) Week-end Moral Seminar for Studium Generale Entitled “Learning from the past for a better future: We and the 1965 tragedy” English Club Seminar “Family Problems and Children’s Motivation to Learn” Kuliah Umum: Diseminasi Hasil Magang International Baccalaureate-Primary Years Programme (IB-PYP) Kuliah Umum “Diseminasi Hasil Magang Dosen: Curriculum Cambridge” Kuliah Umum: “Diseminasi Hasil Magang Dosen: Pendidikan Luar Biasa” Kuliah Umum: “Mental Health in Children: Theory and Reaserch” Penguasaan Bahasa Inggris Aktif
Tahun 2012 2012 2012
Peran Peserta Peserta Peserta
2012-2013 2013
Peserta Peserta
2013 2013 2013
Peserta Peserta Peserta
2012-2014 2014
Peserta Peserta
2014
Peserta
2014
Peserta
2014
Peserta
2014
Peserta
2015
Peserta
191