PENGARUH PENDIDIKAN - PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI BANTEN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara
DISUSUN OLEH : OKKY MARIO SATRIA PERDANA 6661112183
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2016
ABSTRAK Okky Mario S.P, NIM 6661112183, SKRIPSI, 2016. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Jurusan Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I: Kandung Sapto Nugroho., M.Si. Pembimbing II: Riny Handayani, S. Si. M.Si.. Latar belakang masalah penelitian ini yaitu tidak sesuainya target peserta diklat yang mengikuti program diklat, tidak adanya pembaruan materi, terbatasnya anggaran yang tersedia, dan kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia. Fokus penelitian ini adalah Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten . Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara pendidikan dan pelatihan kepemimpinan tingkat IV terhadap peningkatan produktivitas kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif asosiatif. Subjek penelitian ini adalah peserta diklatpim IV. Teori yang digunakan adalah teori pelatihan (Variabel X) menurut Sofyandi (2008:14) yang terdiri dari indikator isi pelatihan, metode pelatihan, sikap dan keterampilan instruktur, lama waktu pelatihan dan fasilitas pelatihan dan teori produktivitas ( Variabel Y) menurut Umar (2001:11) terdiri dari indikator sikap kerja, tingkat keterampilan, hubungan antara lingkungan kerja, manajemen produktivitas, efisiensi tenaga kerja, dan kewiraswastaan. Dalam mengumpulkan data yaitu dengan menyebarkan kuesioner. Analisis data penelitian ini menggunakan uji koefisien korelasi product moment, koefisien determinasi dan regresi linier sederhana. Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan dan pelatihan terhadap peningkatan produktivitas kerja dengan nilai variabel (X) sebesar 77,15% dan variabel (Y) sebesar 78,85%. Saran peneliti berupa rekomendasi yaitu Badan Diklat Provinsi Banten diharapkan dapat berkoordinasi dengan Lembaga Administrasi Negara (LAN) terkait dengan pembaruan materi yang disajikan, penambahan sarana dan prasarana penunjang seperti asrama, kendaraan operasional, komputer, dan mesin fotocopy, perencanaan anggaran diklat, dan evaluasi instansi terhadap pegawai yang sudah mengikuti diklat. Kata kunci : Pendidikan dan Pelatihan, Produktivitas Kerja
ABSTRACT Okky Mario Satria Perdana. NIM 6661112183. THESIS. 2016. The Influence Of Education - Training Leadership Level IV In Improving Labor Productivity In A Board Of Education And Training Banten Province. Department of Public Administration, Faculty of Social and Political Science, University of Sultan AgengTirtayasa. 1st Advisor: Kandung Sapto Nugroho., M.Si. 2st Advisor: Riny Handayani., S.Si. M.Si. The Rationale of this study is that the target training seemed to have not match participants who joined the program training, not existence revision material, the limited budget available, and the lack of facilities and infrastructure available. The focus of this research The Influence Of Education - Training Leadership Level IV In Improving Labor Productivity In A Board Of Education And Training Banten Province. The purpose of research to determine whether there is influence between education and training leadership level IV to improving work productivity. The method used in this research is quantitative associative. The research subjects were the participants Diklatpim IV. The theory used is the training theory (Variable X) by Rae (1998:8) consisting of indicators training content, training methods, attitudes and skills instructor, duration of training and training facilities. And productivity theory of variable Y) by Umar (2001: 11 ) on indicators of employment, skill levels, the relationship between the work environment, management productivity, labor efficiency, and entrepreneurship. In collect the data is by distributing questionnaires. This study data analysis using product moment correlation coefficient, determination coefficient and simple linear regression. This study shows that there is significant influence between education and training to improving labor productivity by the value of the variable (X) of 77.15% and a variable of (Y) 78,85%. Recommendations, Board Of Education And Training Banten Province are expected to coordinate with the institutions of the State Administration (LAN) related to the renewal of the material presented, the addition of the supporting infrastructure and facilities such as dormitories, vehicle operations, computers and copy machines, training, budget planning and evaluation agencies against employees who've been following the training Keywords : Education and Training, Work Productivity
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL
PENGARUH PBNDIDlKAN DAN PELATIHAN I(£PEMTMPfNAK TlNGKAT IV TERHADAP PENlNGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWt\l Dl BADAN PENVIDI.K.AN VAN PBLATTHAN PROVTNSI DANTEN.
NAMA
: OKKY MARlO SATRlA PERDANA
NlM
: 6661112183 Serang,
Juni 2016
Skripsi ini Tclah Disctujui untuk Diujikan
Menyetujui,
Pcmbimbing II
RiRY Handayani. Sit M.Si. NIP. 1976OJ062006042007
TA
pr, ADs SjafarL. M'si
NIP. 197108242005011002
PROORAM STUDl ADM1NlSTRAS1 N£OARA f AKUL T AS lLMU SOSlAL DAN ILMU POLITIK VNNERSlTAS
SULTAN AGENG URTAYASA
LEMBAR PENGESAIIAN SKRIPSI
Nama
: OKKY MARIO SATRIA PERDAI~A
NIM
: 6661112183
JuduJ Skripsi
: PENGARUH PENDIDlKAN - PELATIHAN ICEPEMIMPlNAN TlNGKA T IV TERHADAP PENlNOKATAN PRODUKTlTAS KERJA PEGAWA1 D1 BADAN PENDLDlKAN DAN PELATlHANPROVINSr BANTEN
Te1ah diuji di hadapmDewan Penguji Sidang Skripsi eli Kota Serang, tanggal22 JuJj 2016 dan dinyatakan LULUS
Ketua Penguj i :
Dr. RiI",!!d. NIP. 198104122008121001 Anggota : Yeni WidyJstati, S,So!. M.Si
NIP. 197602102005012003 Anggota : KapdAAI SaRto Ncgrohon M.sL NIP. 197809182oo50tl002 Mengetahui,
Studi
D.
M.Si
NIP. 197108242005011002
Listyaaiapih. S.501, M.Si NIP. 197603292003122001
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertandatangen di bowah ini :
Nama
: Okky Mario Sattia Perdana
NlM
: 6661112183
Tempat Tanggal Lahir: Serang. 02 Desembcr 1992
Program Studi
: Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan bohwa skripsi yang berjudul "PENGARUH PBNDlDIKAN _ PELA TlHAN PENlNGKATAN PENDfDIKAN
KEPEMIMPINAN PRODUKTlVITAS
TINGKAT
IV
TERHADAP
KERJA PEGAWAl
D[ BADAN
DAN PBLATIHAN PROVINSJ BANTEN"
adalah hasil
karya saya sendiri dan seluruh sumber yang dilrutip maupun yang dirujuk tclah saya oyatakan beaar, Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka gelar keswjllJlaan saya bisa dicabut.
Serang,
Juni 2016
Ml;:'T£RAF
-JJ;!JlPEl_
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan inayah-Nya, Alhamdulillah skripsi ini dapat diselesaikan yang berjudul “Pengaruh Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai Di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Provinsi Banten ”. Beranjak dari ketidaksempurnaan dan keterbatasan kemampuan yang peneliti miliki, peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan Skripsi ini memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Rektor Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd. Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2. Bapak Dr. Agus Sjafari S.Sos, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 3. Ibu Rahmawati, S.Sos.,M.Si sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 4. Bapak Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom, Sebagai Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
i
5. Bapak Kandung Sapto Nugroho,S.Sos.,M.Si sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberi motivasi terhadap penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini. 6. Ibu
Listyaningsih,S.Sos,M.Si
sebagai
Ketua
Program
Studi
Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 7. Bapak Riswanda S.Sos., M.PA., P.hD, sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 8. Ibu Riny Handayani, S.Si, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II terimakasih atas bimbingan, motivasi, dan meluangkan waktunya demi terselesaikannya Skripsi ini. 9. Ibu Arenawati,S.Sos.,M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak membantu dari awal sampai akhir perkuliahan. 10. Seluruh Dosen dan staf Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang telah memberikan ilmu selama belajar di Kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 11. Bapak/ibu pegawai Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan memberikan data-data yang dibutuhkan yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu. ii
12. Bapak dan ibuku tercinta atas dukungan dan do’anya serta kakakku, dan adikku yang senantiasa memberikan semangat kepada peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini 13. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2011 Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang sudah bersama-sama dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah selama perkuliahan serta motivasi yang diberikan kepada peneliti. 14. Dan untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Akhirnya peneliti menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan Skripsi ini yang tak luput dari kekurangan dan masih terdapat banyak kesalahan baik berupa ejaan, tanda baca, dan urutan yang tidak sistematis, serta gagasan yang belum tepat sehingga penulis masih membutuhkan saran dan kritik yang membangun agar dapat dijadikan sebagai masukan untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dan turut serta memperkaya dalam bidang Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, serta dapat dijadikan sebagai landasan bagi peneliti-peneliti lainnya. Dengan demikian penulis berserah diri kepada Allah SWT, semoga apa yang telah dilakukan ini mendapat ridho-Nya. Amin. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Serang, Juni 2016 Penulis
Okky Mario S.P
iii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL Halaman ABSTRAK ABSTRACT LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR ......................................................................................... DAFTAR ISI ........................................................................................................ DAFTAR TABEL ................................................................................................ DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................... BAB I PENDAHULUAN
i iv viii ix x
1.1
Latar Belakang Masalah .....................................................................
1
1.2
Identifikasi Masalah ...........................................................................
14
1.3
Batasan Masalah .................................................................................
15
1.4
Perumusan Masalah............................................................................
15
1.5
Tujuan Penelitian................................................................................
16
1.6
Manfaat Penelitian..............................................................................
16
1.7
Sistematika Penulisan.........................................................................
17
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1
Deskripsi Teori ...................................................................................
23
2.1.1 Definisi Pelatihan ...................................................................
23
2.1.2 Definisi Kepemimpinan .........................................................
25
2.1.3 Tujuan Pelatihan .....................................................................
26
2.1.4 Tujuan Pelatihan Kepemimpinan ...........................................
27
2.1.5 Manfaat dan Pentingnya Pelatihan .........................................
28
2.1.6 Manfaat Pelatihan Kepemimpinan .........................................
30
iv
2.1.7 Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Pelatihan ......................
31
2.1.8 Langkah–langkah Penyelenggaraan Pelatihan .......................
33
2.1.9 Metode-Metode Pelatihan ......................................................
35
2.1.10 Prinsip-Prinsip Pelatihan ........................................................
36
2.1.11 Dimensi-Dimensi Program Pelatihan .....................................
37
Pengertian Produktivitas Kerja...........................................................
38
2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja ..........
40
2.2.2 Pengukuran Produktivitas Kerja .............................................
32
2.2.3 Manfaat Pengukuran Produktivitas ........................................
45
2.2.4 Kriteria Produktivitas .............................................................
46
2.2.5 Dimensi-Dimensi Produktivitas .............................................
47
2.3
Penelitian Terdahulu........................................................................ ..
48
2.4
Kerangka Berfikir ...............................................................................
50
2.5
Hipotesa Penelitian .............................................................................
51
2.2
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Pendekatan dan Metode Penelitian ....................................................
53
3.2
Ruang Lingkup/Fokus Penelitian .......................................................
54
3.3
Lokasi Penelitian ................................................................................
54
3.4
Variabel Penelitian .............................................................................
55
3.4.1
Definisi Konsep ......................................................................
55
3.4.2
Definisi Operasional ...............................................................
57
3.4.3
Operasionalisasi Variabel………………………………... ....
58
Instrumen Penelitian ...........................................................................
61
3.5
v
3.6
3.7
3.8
Populasi dan Sampel ..........................................................................
65
3.6.1
Populasi Penelitian .................................................................
65
3.6.2
Sampel Penelitian ...................................................................
65
Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...............................................
66
3.7.1 Teknik Pengolahan Data ........................................................
66
3.7.2 Uji Validitas ...........................................................................
67
3.7.3 Uji Reliabilitas ........................................................................
68
3.7.4 Uji Normalitas Data................................................................
68
3.7.5 Uji Koefisien Korelasi Product Moment ................................
69
3.7.6 Uji Koefisien Determinasi ......................................................
71
3.7.7 Uji Regresi Linier Sederhana .................................................
71
Jadwal Penelitian ................................................................................
71
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ...................................................................
74
4.1.1. Deskrpsi Provinsi Banten .........................................................
74
4.1.2 Gambaran Umum Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten..........................................................................................................
76
4.1.2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten............................................................................
77
4.1.2.2 Visi dan Misi Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten ..................................................................................................
79
4.2 Pengujian Persyaratan Statistik..............................................................
80
4.2.1 Hasil Uji Validitas .....................................................................
80
4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................
84
vi
4.2.3 Hasil Uji Normalitas Data .........................................................
85
4.3 Identitas Responden ...............................................................................
88
4.3.1 Analisis Data .............................................................................
91
Analisis Pendidikan dan Pelatihan .....................................................
134
4.4.1 Analisis Produktivitas ...............................................................
135
Uji Koefisien Korelasi Product Moment ............................................
136
4.5.1 Uji Koefisien Determinasi ........................................................
140
4.5.2 Uji Regresi Linear Sederhana ...................................................
141
4.6
Interpretasi Hasil Penelitian ...............................................................
143
4.7
Pembahasan ........................................................................................
145
4.4
4.5
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ............................................................................................
158
5.2 Saran ......................................................................................................
159
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Target Dan Realisasi Penyelenggaraan Peserta Diklat Tahun 2014 ........ 9 Tabel 1.2 Rekapitulasi Data Yang Tidak Sesuai Target Penyelenggaraan Diklat Tahun 2014.................................................................................................................. 10 Tabel 3.1 Skoring Instrumen Penelitian .......................................................................... 62 Tabel 3.2 Kisi-kisi Intrumen Penelitian............................................................................ 63 Tabel 3.3 Kegiatan dan Jenis Diklat Tahun 2016 ............................................................. 66 Tabel 3.4 Interpretasi Terhadap Nilai Koefisien Korelasi ................................................ 70 Tabel 3.5 Jadwal Penelitian .............................................................................................. 73 Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrument Pendidikan - Pelatihan..................................... 82 Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrument Produktivitas ................................................... 83 Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrument Pendidikan - Pelatihan ................................. 85 Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrument Produktivitas................................................ 85 Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Pendidikan dan Pelatihan (Variabel X) ................. 86 Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Produktivitas (Variabel Y)..................................... 87 Tabel 4.46 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi ............................................................ 137 Tabel 4.47 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ....................................................... 138 Tabel 4.48 Nilai Uji Koefisien Determinasi ..................................................................... 140 Tabel 4.49 Nilai Regresi Linier Sederhana ...................................................................... 141 Tabel 4.50 ANOVA.......................................................................................................... 142 Tabel 4.51 Skor Masing-Masing Indikator Variabel X Dan Variabel Y ......................... 155 Tabel 4.52 Interpretasi Persentasi Skor ............................................................................ 156
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir .......................................................................................
50
Gambar 4.1 Peta Provinsi Banten Sumber: Profil Provinsi Banten ...............................
75
ix
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Kolmogorov-Smirnov Variabel X (Pendidikan dan Pelatihan) ............... 87 Diagram 4.2 Kolmogorov-Smirnov Variabel Y (Produktivitas) .................................. 88 Diagram 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................... 89 Diagram 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Usia ................................................... 90 Diagram 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan ......................................... 90 Diagram 4.6 Pendidikan dan Pelatihan Relevan .......................................................... 92 Diagram 4.7 Pendidikan dan Pelatihan Peserta Guna Meningkatkan Produktivitas............................................................................................ 93 Diagram 4.8 Pendidikan dan Pelatihan Sesuai Kebutuhan Peserta .............................. 94 Diagram 4.9 Pendidikan dan Pelatihan Harus Dilakukan Untuk Meningkatkan Produktivitas............................................................................................ 95 Diagram 4.10 Pendidikan dan Pelatihan Guna Kebutuhan Mendatang ....................... 97 Diagram 4.11 Pendidikan dan Pelatihan Memberikan Materi Terbaru ........................ 98 Diagram 4.12 Pendidikan dan Pelatihan Sesuai Dengan Keahlian Peserta.................. 99 Diagram 4.13 Pelatihan Yang Diberikan Sesuai Bidangnya ........................................100 Diagram 4.14 Pelatihan Sesuai Gaya Belajar Peserta ..................................................101 Diagram 4.15 Sikap Instruktur Pendidikan dan Pelatihan Baik ...................................102 Diagram 4.16 Penyampaian Materi Pelatihan Mudah Dipahami .................................103 Diagram 4.17 Penyampaian Materi Menggunakan Teknologi Yang Maju..................104 Diagram 4.18 Waktu Pelatihan .....................................................................................105 Diagram 4.19Tempo Penyampaian Materi ...................................................................106 Diagram 4.20Tempat Pelatihan Nyaman......................................................................107
x
Diagram 4.21 Fasilitas Pelatihan .................................................................................. 108 Diagram 4.22 Materi Relevan Dengan Jenis Pelatihan ................................................ 110 Diagram 4.23 Konsumsi Memuaskan .......................................................................... 111 Diagram 4.24 Sikap Pegawai Lebih Baik ..................................................................... 112 Diagram 4.25 Sikap Pegawai Meningkat ..................................................................... 113 Diagram 4.26 Inisiatif Kerja Meningkat....................................................................... 114 Diagram 4.27 Keterampilan Dalam Pencapaian........................................................... 115 Diagram 4.28 Keterampilan Dalam Melaksanakan ...................................................... 117 Diagram 4.29 Keterampilan Mengevaluasi .................................................................. 118 Diagram 4.30 Hubungan Melaksanakan Pekerjaan ...................................................... 119 Diagram 4.31 Hubungan Antar Bagian ........................................................................ 121 Diagram 4.32 Hubungan Dengan Rekan Kerja ............................................................ 122 Diagram 4.33 Koordinasi Pekerjaan ............................................................................. 123 Diagram 4.34 Komunikasi Terjalin Baik ..................................................................... 125 Diagram 4.35 Tanggung Jawab .................................................................................... 126 Diagram 4.36 Pelatihan Meningkatkan Efisiensi ......................................................... 127 Diagram 4.37 Efisiensi Tenaga Kerja........................................................................... 128 Diagram 4.38 Pendidikan dan Pelatihan Sesuai Tupoksi ............................................. 129 Diagram 4.39 Kemampuan Melihat Potensi Daerah .................................................... 130 Diagram 4.40 Pelatihan Dapat Mengembangkan Kemampuan.................................... 131 Diagram 4.41 Kemampuan Melihat Potensi di Bidangnya .......................................... 132
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Masyarakat merupakan suatu komponen penting dalam suatu Negara,
karena suatu Negara harus memiliki 4 (elemen) yakni, penduduk, wilayah, pemerintah dan kedaulatan. Setelah keempat elemen tersebut terpenuhi, dapat disebut suatu Negara dan dikatakan maju apabila masyarakat di dalamnya dapat hidup tentram dan sejahtera. Menurut Roger H. Soltau, pengertian Negara yang lebih singkat bahwa pengertian Negara adalah alat atau agency atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama rakyat. Oleh karena itu, untuk mewujudkan masyarakat yang demikian diperlukan sumber daya manusia yang produktif. Karena bagaimanapun canggihnya teknologi yang digunakan tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang handal sebagai pelaksana kegiatan operasionalnya tidak akan mampu menghasilkan output sesuai dengan yang diharapkan. (Sumber: www.artikelsiana.com, Akses, Jum’at 14 Agustus 2015, Pukul 14:15) Aturan Perundangan yang terkait pada peraturan kepegawaian diatur dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (Perkalan) No 20 Tahun 2015. Dalam sistem manajemen kepegawaian, pejabat struktural eselon IV memainkan peranan yang sangat menentukan dalam membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan instansi dan memimpin bawahan dan seluruh pemangku kepentingan stratejik untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara efektif dan
1
2
efisien. Tugas ini menuntutnya memiliki kompetensi kepemimpinan operasional, yaitu kemampuan dalam membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan instansi dan kemampuan mempengaruhi serta memobilisasi bawahan dan pemangku kepentingan strategisnya dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan. Untuk dapat membentuk sosok pejabat struktural eselon IV seperti tersebut di atas, penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat IV yang bertujuan sebatas membekali peserta dengan kompetensi yang dibutuhkan menjadi pemimpin operasional dirasakan tidak cukup. Diperlukan sebuah penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV yang inovatif, yaitu penyelenggaraan Dikiat yang memungkinkan peserta mampu menerapkan kompetensi yang telah dimilikinya. Dalam penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV seperti mi, peserta dituntut untuk menunjukkan kinerjanya dalam merancang suatu perubahan di unit kerjanya dan memimpin perubahan tersebut sehingga memberikan hasil yang signifikan. Dengan demikian, pembaharuan Diklatpim Tingkat IV ini diharapkan dapat menghasilkan alumni yang tidak hanya memiliki kompetensi kepemimpinan operasional, tetapi juga mampu menunjukkan kinerjanya dalam memimpin perubahan di unitnya. Indonesia ialah Negara Kepulauan terbesar di dunia yang terbentang di Khatulistiwa sepanjang 3200 mil (5.120 km2), dan Indonesia terdiri dari 34 Provinsi. Salah satunya adalah Provinsi Banten yang letaknya di sebelah barat Pulau Jawa. Provinsi Banten, Pada tahun 2001, di Provinsi Banten mendirikan suatu badan organisasi yang berorientasi di bidang pendidikan dan pelatihan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang disebut Badan Pendidikan dan Pelatihan
3
(Bandiklat). Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 25 tahun 2002 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Badan Diklat Provinsi Banten, serta Peraturan Gubernur Nomor 27 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Banten, mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang pemerintahan dan pembangunan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Badan Diklat
mempunyai fungsi, yaitu (1) Merumuskan, mengkaji dan
menetapkan kebijakan teknis diklat; (2) Merumuskan dan menetapkan program kerja dan rencana pembangunan bidang diklat; (3) Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan meliputi Perencanaan, Pelaksanaan dan pengembangan sistem kediklatan; (4) Koordinasi dan fasilitasi manajemen diklat terhadap Pemerintah Kabupaten/Kota lingkup Provinsi Banten; (5) Merumuskan dan menetapkan renstra Badan Diklat; (6) Pelaksanaan administrasi Badan Pendidikan dan Pelatihan. Badan Diklat Provinsi Banten secara fungsional sebagai unsur penunjang penyelenggaraan
pemerintahan
mempunyai
tugas
pokok,
Melaksanakan
perumusan kebijakan teknis dan pengembangan program kegiatan dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan; Melaksanakan koordinasi dalam penyusunan rencana dan program serta pelaksanaan kegiatan dibidang pendidikan dan pelatihan; Merumuskan kebijakan teknis dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan manajemen pemerintahan, teknis fungsional dan kepemimpinan;
4
Melaksanakan tugas-tugas ketatausahaan, kepegawaian, kinerja, sarana dan prasarana serta rumah tangga. Sumber Daya Manusia merupakan penggerak dan faktor utama dalam sebuah organisasi, baik organisasi publik maupun swasta. Oleh karena itu, dibutuhkan pengolalaan atau manajemen yang baik dengan istilah Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Dalam menghadapi tuntutan tugas atau pekerjaan baik sekarang maupun yang akan datang, maka kebutuhan Pelatihan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu dari fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang menjadi sebuah keharusan dan mutlak dilakukan oleh sebuah organisasi. Pelatihan Sumber Daya Manusia membantu menyiapkan manusia atau pegawai untuk lebih bertanggung jawab dalam sebuah organisasi atau instansi pemerintahan. Pelatihan Sumber Daya Manusia berhubungan erat dengan peningkatan kemampuan intelektual yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih baik. Pelatihan Sumber Daya Manusia berpijak pada fakta bahwa setiap tenaga kerja membutuhkan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan yang lebih baik. Pelatihan juga membantu para tenaga kerja untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan teknologi yang semakin berkembang. Pelatihan Sumber Daya Manusia pada dasarnya adalah peningkatan prestasi kerja pegawai yang mencerminkan kemampuan anggota organisasi dalam bekerja, artinya prestasi masing-masing pegawai dinilai dan diukur menurut kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya oleh organisasi. Pada sisi inilah prestasi individu menjadi jaminan bagi organisasi bahwa organisasi akan tetap mampu menjawab setiap tantangan
5
perubahan dan bahkan menjangkau setiap kemungkinan perubahan pada masa yang akan datang. Dengan kata lain prestasi organisasi sangat tergantung pada prestasi masing-masing individu anggota organisasi. Menurut Undang- undang Republik Indonesia No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), Aparatur Sipil Negara adalah sebuah bentuk profesi, dengan penetapan ASN sebagai sebuah profesi, maka diperlukan adanya asa, nilai dasar, kode etik dan kode prilaku, serta pengembangan kompetensi. Pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negri Sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPKK). Dalam Undang – undang ASN diatur juga mengenai tugas Lembaga Administrasi Negara (LAN) sebagaimana yang dijelaskan pada Pasal 44 mengenai tugas Lembaga Administrasi Negara (LAN) membina dan menyelenggarakan pendidikan – pelatihan Pegawai ASN berbasis kompetensi, merencanakan dan mengawasi kebutuhan pendidikan – pelatihan Pegawai ASN secara nasional, menyusun standard pedoman penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan, pelatihan teknis fungsional dan penjejangan tertentu, serta pemberian akreditasi dan sertifkasi di bidangnya dengan melibatkan kementrian dan lembaga terkait, memberikan sertifikasi kelulusan peserta pendidikan – pelatihan penjenjangan, membina dan menyelenggarakan pendidikan – pelatihan analisis kebijakan publik. Pada organisasi pemerintahan, Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai asset utama Sumber Daya Manusia aparatur Negara yang merupakan pilar utama pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Keberadaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini sangat strategis dalam menciptakan efisiensi
6
pelayanan kepada masyarakat yang memang menjadi tugas pokok pemerintah. Mengingat peran yang strategis itu, upaya pemberdayaan dan pengembangan karir Pegawai Negeri Sipil (PNS) harus dilakukan secara terencana, terpadu, terorganisasi sehingga dapat membentuk sosok Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memiliki kompetensi, semangat pengabdian, pengayoman dan profesionalisme. Untuk membentuk sosok Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berkualitas, maka pemerintah telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mengarah kepada tujuan di atas, salah satunya pendidikan dan latihan atau biasa disingkat dengan istilah Diklat. Diklat merupakan suatu proses pembelajaran dalam organisasi yang mengarah pada perubahan sikap dan perilaku pegawai guna memenuhi harapan kualifikasi kerja dan tuntutan perkembangan organisasi baik internal maupun eksternal. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 101 Tahun 2000, disebutkan bahwa tujuan diklat antara lain, meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk dapat melakukan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil (PNS) sesuai kebutuhan instansi, memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat, menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir. Dengan adanya Peraturan Pemerintah (PP) tersebut memberikan penekanan pada kualitas Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk selalu meningkatkan kapasitas atau kualitas diri yaitu dengan mengikuti diklat. Banten adalah sebuah Provinsi paling barat di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi Banten merupakan pemekaran dari Provinsi Jawa Barat sejak
7
Tahun 2000
dengan
keputusan Undang-Undang Nomor
23
Tahun
2000,
Berdasarkan peraturan Gubernur Banten Nomor 47 Tahun 2006 tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Aparatur di Provinsi Banten, bahwa Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Pemerintah Provinsi Banten harus dilaksanakan oleh Badan Diklat Provinsi Banten. Melihat Misi dari Provinsi Banten adalah “Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dan penguatan semangat kebersamaan antara pelaku
pembangunan
dan
sinergis
Pemerintah
Pusat,
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota yang selaras, serasi dan seimbang, peningkatan mutu dan kinerja Pemerintahan Daerah yang berwibawa menuju tata kelola Pemerintahan yang baik dan bersih”, maka dari itu Provinsi Banten perlu suatu Badan Pendidikan dan Pelatihan (Bandiklat) karena Bandiklat memiliki Visi untuk membangun kualitas Aparatur Pemerintah yang kompeten dan berdaya saing sehingga diharapkan dapat mewujudkan Misi dari Provinsi Banten. Badan Pendidikan dan Pelatihan (Bandiklat) Provinsi Banten terakreditasi bedasarkan keputusan LAN RI Nomor 920/I/10/2005 tanggal 28 November 2005, sesuai dengan tupoksinya Lembaga Diklat yang memiliki kewenangan dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan aparatur di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten.. Keberadaan Badan Diklat ini, searah dan selaras dengan pola perencanaan baik perencanaan jangka panjang, menengah maupun jangka pendek. Dengan demikian eksistensi Badan Diklat Provinsi Banten sebagai lembaga teknis daerah dalam meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumber daya aparatur daerah
sangat
diperlukan
dalam
konteks
pembinaan
dan
pengawasan
8
penyelenggaraan Pemerintah Daerah. berikut di bawah ini program-program yang diselenggarakan Badan Diklat Provinsi Banten: 1. Program pengembangan penyelengaraan diklat aparatur. 2. Program diklat kapabilitas kepemimpinan bagi Kepala Desa se-Provinsi Banten. 3. Program diklat struktural bagi PNS daerah. 4. Program diklat teknis penatausahaan program. 5. Program teknis penyelenggaraan akuntabilitas kinerja. 6. Program diklat peningkatan kompetensi sumber daya aparatur. 7. Program diklat manajemen pemberdayaan lembaga pemerintah daerah. 8. Program diklat prajabatan bagi CPNS daerah se-Provinsi Banten. Sumber: Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten 2015
9
Tabel 1.1 DATA TARGET DAN REALISASI PENYELENGGARAAN PESERTA DIKLAT TAHUN 2014 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
NAMA DIKLAT Diklat Kapabilitas Kepemimpinan Kepala Desa Diklat Renja SKPD Diklat Kearsipan Diklat Penatausahaan aset daerah Diklat Tata Naskah Diklat Bidan Desa Diklat Bendahara Pengeluaran Diklat Manajemen RSUD Diklat Standar Akuntansi Pemerintah Diklat Teknis Pengalihan Pajak Daerah PBB Diklat Pengembangan Wisata Daerah Diklat Teknis SOP Angkatan II Diklat Manajemen Puskesmas Diklat Satpol PP 150 JP (Pola Konstribusi) Diklat Pengadaan Barang/Jasa Angkatan II Diklat TOC Angkatan II Diklat Prajabatan Kabupaten /Kota Diklat Kepemimpinan TK III Diklat Kepemimpinan TK IV Diklat Kepemimpinan TK III Kabupaten /Kota Diklat Kepemimpinan TK IV Kabupaten /Kota Diklat Karya Tulis Ilmiah Diklat Manajemen Kelurahan Diklat Teknis Operator Simda Keuangan Diklat Penyuluhan Hukum Bidang Pertanahan
TARGET
REALISASI
PROSENTASE
56
56
100%
30 42 30 30 40 30 20
25 42 30 28 40 30 20
83% 100% 100% 93% 100% 100% 100%
30
30
100%
30
25
83%
20
20
100%
30 40
30 40
100% 100%
60
55
92%
30
30
100%
30
27
90%
340
340
100%
40 80
40 80
100% 100%
140
140
100%
180
180
100%
30 40
29 31
97% 78%
42
37
88%
41
40
98%
Sumber: Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, Peneliti 2015
10
Dalam pelaksanaannya Badan Diklat di Provinsi Banten masih memiliki banyak kendala, hal tersebut disimpulkan dari hasil penelitian dan wawancara dari salah satu kepala bagian Penelitian dan Pengembangan terdapat berbagai masalah: Pertama, Peneliti menemukan bahwa tidak sesuainya target peserta diklat yang dicapai oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan di Provinsi Banten, hal ini dikarenakan peserta diklat yang dikirim oleh berbagai instansi di Provinsi Banten untuk mengikuti diklat tidak sesuai dengan target yang ditetapkan. Ini dibuktikan dari Tabel Data Target dan Realisasi Penyelenggraan Peserta Diklat Tahun 2014. Tabel 1.2 Rekapitulasi Data Yang Tidak Sesuai Target Penyelenggaraan Diklat Tahun 2014 No 1 2 3
Program/Kegiatan Persentase Diklat Renja SKPD 83% Diklat Tata Naskah 93% Diklat Teknis Pengalihan Pajak Daerah 83% PBB 4 Diklat Satpol PP 150 JP (Pola 92% Konstribusi) 5 Diklat TOC Angkatan II 90% 6 Diklat Karya Tulis Ilmiah 97% 7 Diklat Manajemen Kelurahan 78% 8 Diklat Teknis Operator Simda 88% Keuangan 9 Diklat Penyuluhan Hukum 98% Sumber: Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, Data pengolahan peneliti 2015 Dari keterangan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa target peserta Diklatpim IV yang dikirim dari instansi terkait di Provinsi Banten masih kurang dari 100%. Hal tersebut terjadi karena terdapat kriteria yang harus dipenuhi oleh calon peserta Diklatpim IV namun tidak semua dari calon peserta diklat yang
11
memenuhi kriteria tersebut. Hal ini sebagaimana telah dijelaskan pada Dasar Hukum Pedoman Penyelenggaraan Diklatpim IV Nomor 20 Tahun 2015. Perseyaratan yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Memiliki potensi untuk dikembangkan yang dibuktikan dengan dokumen yang sesuai. 2. Telah memiliki kompetensi teknis sesuai dengan bidang jabatan struktural yang akan diduduki, dibuktikan dengan dokumen yang sesuai. 3. Pangkat/golongan minimal Penata Muda Tingkat I (Ill/b) atau yang disetarakan. 4. Mampu berkomunikasi dengan Bahasa Inggris yang dibuktikan dengan sertifikat Educational Testing Service, Test of English for International Communication (ETS TOEIC) dengan skor minimal 450, TOEFL ITP paper based test dengan score minimal 400 atau Lembaga Administrasi Negara
English Communication Skills for Civil Service Test
(LAN
ECSCS test) dengan skor minimal 50. 5. Bagi peserta yang belum menduduki jabatan struktural Eselon IV namun telah memenuhi persyaratan diatas, dapat direkomendasikan oleh Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) instansi untuk menduduki jabatan struktural Eselon IV tertentu dan diberikan rekomendasi untuk melakukan perubahan pada unit eselon IV tersebut. (Sumber: Perkalan No 20 Tahun 2015) Kedua, Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten tidak melakukan pembaruan materi dan sistem belajar setiap tahunnya. Hal ini berdasarkan
12
wawancara oleh salah satu pegawai, menjelaskan bahwa materi dan sistem belajar yang diberikan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten merupakan materi-materi yang sama dengan tahun sebelumnya. Walaupun widyaiswara adalah tenaga yang sudah professional dan kompeten namun harus tetap mengacu pada Undang – Undang tentang kediklatan yang dijelaskan pada Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (Perkalan) No 20 Tahun 2015. Pada kenyataanya untuk mengikuti perkembangan teknologi dan dapat meningkatkan taraf kemampuan pegawai agar lebih tinggi, perlu memperbarui materi-materi tentang kediklatan setiap tahummya. Hal ini menjadi suatu yang paling berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai setelah menyelesaikan Pendidikan - Pelatihannya. (Sumber: Bapak Supardi, Sekertaris Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, 04 Desember 2015, Kantor Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten) Ketiga, Kurangnya dana anggaran yang diberikan oleh Instansi pengirim calon peserta Diklatpim IV kepada Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, sehingga dalam pelaksanaan program kegiatan untuk peserta diklat masih banyak kekurangan dan menjadi hambatan bagi Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Hal ini terbukti dari tabel Rumusan Program dan Kegiatan Tahun 2014, bahwa dana yang ditargetkan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sebesar 40,598,018,540 Milyar Rupiah dan dana yang diberikan oleh Pemerintah Daerah sebesar 33,265,838,540 Milyar Rupiah. Adanya ketidaksesuaian dana yang diharapkan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dengan yang direalisasikan dari Pemerintah Daerah sebesar
13
7.332.180.000 Milyar, sehingga berdampak terhadap kinerja program atau kegiatan yang sudah diatur dalam rumusan kebutuhan program dan kegiatan diklat tahun 2014. Maka dari itu hal tersebut dapat berpengaruh terhadap target pencapaian program diklat yang tidak mecapai 100% (Sumber: Bapak Ahmad Yusuf, Kasubid Penelitian dan Pengembangan, 04 Agustus 2015, Kantor Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten). Hal ini dapat dibandingkan dengan anggaran diklat Provinsi Jawa Barat tahun 2014 dengan dana yang dianggarkan sebesar 68,722,058,604.00 Milyar, dan mengalami defisit atau pengurangan dana anggaran
yang
menjadi
anggaran
diklat
tahun
2014
yaitu
sebesar
63,401,348,604.00 Milyar. (Sumber: www.Badiklatda.jabarprov.go.id diakses pada hari minggu tanggal 29 November 2015 pukul 20.00 WIB) Keempat, Masih kurangnya fasilitas yang tersedia di Kantor Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, terutama pada teknologi seperti komputer yang masih dibutuhkan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sebanyak 80 unit, mesin foto copy 2 unit, dan kendaraan bus operasional yang tersedia namun tidak bisa digunakan yang pada kenyataannya Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sangat membutuhkan sebanyak 4 unit bus operasional untuk menunjang program atau kegiatan di luar kantor. Sehubungan dengan itu juga Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten masih memiliki asrama yang sangat terbatas, pada tujuannya asrama tersebut disediakan untuk peserta diklat selama kegiatan pelatihan berlangsung. sampai saat ini, asrama yang tersedia di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten memiliki daya tampung sebanyak 200 orang dan yang diharapkan oleh
14
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten asrama yang tersedia memiliki daya tampung sebanyak 400 orang, sehingga untuk saat ini beberapa asrama yang seharusnya tersedia untuk peserta diklat sampai saat ini masih dijadikan Kantor Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. (Sumber: Bapak Ahmad Yusuf, Kasubid Penelitian dan Pengembangan, 04 Agustus 2015, Kantor Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten). Berdasarkan data di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian skripsi di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dengan Judul: “Pengaruh Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten”. I.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka identifikasi masalah yang
akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Tidak sesuainya target peserta diklat yang mengikuti program Pendidikan dan Pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Karena terdapat beberapa calon peserta yang tidak memenuhi persyaratan administrasi
sesuai
pada
ketentuan
Peraturan
Kepala
Lembaga
Administrasi Negara (Perkalan No 20 Tahun 2015). 2. Tidak adanya pembaruan materi materi yang disajikan merupakan materi yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Karena hal ini harus menyesuaikan berdasarkan Undang-undang tentang diklat yaitu pada Perkalan No 20 Tahun 2015.
15
3. Terbatasnya anggaran yang tersedia oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Karena dana yang direaslisasikan dari Pemerintah Daerah yang berasal dari APBD tidak sesuai dengan yang diharapkan Bandiklat. Sehingga dapat mempengaruhi kinerja program dan rencana kegiatan yang sudah diatur dalam Rumusan Kebutuan Program dan Kegiatan Diklat Tahun 2014. 4. Masih kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Hal ini dapat menunjang dari sisi kenyamanan pada saat kegiatan program diklat berlangsung dan juga pada saat di asrama. 1.3
Batasan Masalah Banyak hal yang didapat oleh peneliti pada Badan Pendidikan dan
Pelatihan terutama dalam persoalan Pengaruh Diklat. akan tetapi dalam penelitian ini, peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan pada apakah terdapat antara Pengaruh Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Provinsi Banten. 1.4
Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh antara Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten?
16
1.5
Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk Mengetahui Apakah
Terdapat Pengaruh Antara Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. 1.6
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapaianya tujuan. Oleh
karena itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Secara Teoritis a. Pengembangan ilmu Administrasi Negara Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang dapat digunakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Ilmu Administrasi Negara khususnya tentang pelatihan pegawai. b. Penelitian lebih lanjut Hasil dari penelitian ini diharapkan semoga dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik yang sama. 2. Secara Praktis, dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: a. Peneliti,
yakni
untuk
mengembangkan
kemampuan
dan
penguasaan ilmu pengetahuan yang pernah diperoleh selama perkuliahan pada Program Ilmu Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
17
b. Memberikan informasi atau masukan terhadap Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai yang berada di Provinsi Banten dengan Diklat tersebut. 1.7
Sistematika Penulisan Skripsi ini berjudul Pengaruh Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan
Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Mengenai Pengaruh Pendidikan Pelatihan yang diberikan kepada peserta diklat. Sistematika penulisan skripsi yang penulis buat yaitu, antara lain: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar belakang masalah menerangkan atau menjelaskan ruang lingkup dan kedudukan masalah yang akan diteliti. Bentuk penerangan dan penjelasan diuraikan secara deduktif, artinya dimulai dari penjelasan yang berbentuk umum hingga menukik pada masalah yang spesifik dan relevan. 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang akan diteliti, berkaitan dengan variabel penelitian. 1.3 Batasan Masalah Pembatasan masalah lebih memfokuskan pada masalah spesifik yang akan diajukan dalam rumusan masalah yang akan diteliti.
18
1.4 Rumusan Masalah Perumusan masalah bertujuan untuk memilih dan menetapkan masalah yang lebih spesifik yang berkaitan dengan judul penelitian. Perumusan masalah mendefinisikan permasalahan yang telah diterapkan dalam bentuk definisi konsep dan operasional, kalimat yang digunakan adalah kalimat pertanyaan. 1.5 Tujuan penelitian Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilaksanakannya penelitian terhadap permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. 1.6 Manfaat Penelitian Menjelaskan manfaat teoritis dan manfaat praktis dalam temuan penelitian. Manfaat teoritis berguna memberikan kontribusi tertentu terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia akademis. Manfaat praktis memberikan kontribusi tertentu terhadap objek penelitian, baik individu, kelompok maupun organisasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Mengkaji berbagai teori dan konsep yang relevan dengan permasalahan dan variabel penelitian, sehingga akan memperoleh konsep yang jelas. 2.2 Penelitian Terdahulu
19
Kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peniliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik skirpsi, tesis, disertasi atau jurnal penelitian. 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian Menggambarkan alur pikiran peniliti sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca. 2.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Bagian ini menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam penelitian. 3.2 Ruang Lingkup atau Fokus Penelitian Membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian penelitian yang akan dilakukan. 3.3 Lokasi Penelitian Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilaksanakan. 3.4 Variabel Penelitian 3.4.1 Definisi Konsep Memberikan penjelasan tentang konsep dari variabel yang akan diteliti.
20
3.4.2 Definisi Operasional Penjabaran konsep atau variabel penelitian dalam rincian yang terukur. 3.5 Instrumen Penelitian Menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpulan daya yang digunakan, proses penyusunan daya dan teknik penentuan kualitas instrument penelitian. 3.6 Populasi dan Sampel Penelitian Dalam penelitian dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai sumber data. 3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik pengolahan data dan teknik analisis Data menjelaskan mengenai cara menganalisis data yang dilakukan dalam penelitian 3.8 Jadwal Penelitian Menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian diadakan mulai dari pelaksanaan penelitian sampai penelitian tersebut berakhir BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel yang telah ditentukan, serta yang berhubungan dengan objek penelitian.
21
4.2 Deskripsi Data Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data yang relevan, baik data kualitatif maupun data kuantitatif. 4.3 Pengujian Persyaratan Statistik Melakukan pengujian terhadap persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik. 4.4 Pengujian Hipotesis Melakukan pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan teknik analisi statistik yang sudah ditentukan semula, seperti korelasi dan atau regresi baik sederhana maupun ganda. Masing-masing hipotesis di uji dalam subjudul sendiri. Hasil akhir dari analisis statistik itu adalah teruji tidaknya hipotesis nol penelitian. Hasil perhitungan akhir dari statistik dilaporkan dalam batang tubuh, sedangkan perhitungan selengkapnya di tempatkan dalam lampiran. 4.5 Interpretasi Hasil Penelitian Melakukan penafsiran terhadap hasil akhir pengujian hipotesis. 4.6 Pembahasan Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data terhadap hipotesis yang diterima barang kali tidak ada persoalan, tetapi terhadap hipotesis yang ditolak harus diberikan berbagai dugaan yang menjadi penyebabnya.
22
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara jelas, singkat dan juga
mudah
dipahami.
Kesimpulan
juga
harus
sejalan
dengan
permasalahan serta asumsi dasar penelitian. 5.2 Saran Berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis. Saran praktis lebih operasional sedangkan aspek teoritis lebih mengarah pada pengembangan konsep atau teori. DAFTAR PUSTAKA Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan SKRIPSI. LAMPIRAN Berisi mengenai daftar dokumen yang menunjang data penelitian.
23
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1
Deskripsi Teori Teori merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian, ada
beberapa pengertian teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut William dalam Sugiyono (2008:53), menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti penting, jika lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada. Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. 2.1.1
Definisi Pelatihan Pelatihan menurut Mangkuprawira (2002:135), adalah sebuah
proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar pegawai semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawab dengan semakin baik sesuai standar operasional yang ditentukan. Idealnya, pelatihan harus dirancang untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi, yang pada waktu bersamaan juga mewujudkan tujuan-tujuan pekerja secara perorangan. Pelatihan sering dianggap aktivitas yang paling umum dan para pimpinan mendukung adanya pelatihan karena melalui program pelatihan diharapkan seluruh potensi yang dimikili dapat ditingkatkan sesuai dengan keinginanorganisasi atau setidaknya mendekati apa yang diharapkan oleh organisasi.
24
Berikut ini penjelasan beberapa ahli mengenai pengertian pelatihan: Menurut Jan Bella dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia karangan Hasibuan dikutip Graha (2012:32): “Pendidikan dan Pelatihan sama dengan pengembangan yaitu merupakan proses peningkatan keterampilan kerja baik teknis maupun manajerial. Pendidikan berorientasi pada teori, dilakukan dalam kelas, berlangsung lama dan biasanya menjawab why.Latihan berorientasi praktek, dilakukan di lapangan, berlangsung singkat, dan biasanya menjawab how.” Menurut Panggabean dikutip Graha (2012:32): “Pelatihan dapat didefinisikan sebagai suatu cara yang digunakan untuk memberikan atau meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan sekarang, Sedangkan pendidikan lebih berorientasi kepada masa depan dan lebih menekankan pada peningkatan kemampuan seseorang untuk memahami dan meningkatkan pengetahuan.” Menurut Soenanto dikutip Sudirman (1993:48): “Pelatihan adalah kegiatan belajar untuk mengubah rencana orang dalam melakukan pekerjaan. Penyelenggaraan pelatihan yang baik dan optimal akan meningkatkan kemampuan peserta pelatihan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam menjalankan tugas serta dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja “ Bernadin dan Russell dikutip Bima (1998) Pelatihan didefinisikan sebagai berbagai usaha pengenalan untuk mengembangkan kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yang dipikulnya atau juga sesuatu berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini biasanya berarti melakukan perubahan perilaku, sikap, keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau spesifik. Dan agar pelatihan menjadi efektif maka di dalam pelatihan harus mencakup suatu pembelajaraan atas pengalaman-pengalaman, pelatihan harus menjadi kegiatan keorganisasian yang direncanakan dan dirancang didalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan yang teridentifikasi. Menurut Gomes dikutip Effendi (2013:12): “Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki perfomansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi
25
tanggungjawabnya.Menurutnya istilah pelatihan sering disamakan dengan istilah pengembangan, perbedaannya kalau pelatihan langsung terkait dengan perfomansi kerja pada pekerjaaan yang sekarang, sedangkan pengembangan tidaklah harus, pengembangan mempunyai skcopeyang lebih luas dibandingkan dengan pelatihan.” Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pelatihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya dengan cara peningkatan keahlian, pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan.
2.1.2 Definisi Kepemimpinan Kepemimpinan menurut Riggio (2009) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mengarahkan sebuah kelompok untuk mencapai suatu tujuan. Definisi lain menunjukan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi sebuah kelompok menuju pencapaian dari sejumlah visi atau tujuan (Robbins & Judge 2009). Kepemimpinan merupakan hubungan yang terjalin antara seseorang yang memimpin dan mereka yang memutuskan untuk mengikutinya. Hubungan yang dikararkteristikan dengan penghormatan dan kepercayaan akan mampu menghadapi tantangan dan menjujung tinggi nilai. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, kepemimpinan adalah suatu hubungan untuk mempengaruhi, memotivasi dan memungkinkan orang lain
untuk
berkontribusi
kepada
kesuksesan
organisasi
dengan
mengarahkan mereka untuk mencapai sebuah misi atau sejumlah tujuan.
26
2.1.3
Tujuan Pelatihan Menurut Panggabean (2004), pada umumnya, pelatihan dilakukan
untuk kepentingan karyawan, perusahaan dan konsumen: 1. Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan karyawan 2. Meningkatkan moral karyawan. Dengan keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan pekerjaannya mereka akan antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik 3. Memperbaiki kinerja. Karyawan yang bekerja secara tidak memuaskan karena kekurangan keterampilan dapat diminimalkan melalui program pelatihan dan pengembangan 4. Membantu karyawan dalam menghadapi perubahan-perubahan. Baik struktur organisasi, teknologi maupun sumber daya manusia. Melalui pelatihan dan pengembangan karyawan diharapkan dapat secara efektif menggunakan teknologi baru. Manajer disemua bidang harus secara konstan mengetahui kemajuan teknologi yang membuat organisasi berfungsi secara lebih efektif 5. Peningkatan karier karyawan. Dengan pelatihan dan pengembangan kesempatan untuk meningkatkan karier menjadi besar karena keahlian keterampilan dan prestasi kerja lebih baik 6. Meningkatkan jumlah balas jasa yang dapat diterima karyawan. Dengan pelatihan dan pengembangan, maka keterampilan semakin meningkat dan prestasi kerja semakin baik dan gaji juga akan meningkat karena kenaikan gaji didasarkan prestasi. Menurut Wursanto (1985 : 133) mengemukakan bahwa tujuan utama pelatihan adalah supaya masing-masing pengikut pelatihan dapat melakukan pekerjaannya kelak lebih efisien. Tujuan lain dari pelatihan atau training adalah untuk menstabilisasi pegawai terhadap kondisi pekerjaan yang dihadapi, sedangkan kondisi yang dimaksud adalah : 1. Untuk menutupi kekurangan antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan. 2. Untuk mencapai dan meningkatkan efisiensi karyawan dalam mencapai sasaran kerja yang telah ditetapkan.” Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pelatihan yaitu :
27
1. Bagi personil (pegawai) a. Dapat mengembangkan keahlian, pengetahuan, dan sikap yang dimiliki. b.Dengan kemampuan yang dimiliki, dapat digunakan untuk keperluan persyaratan kenaikan pangkat. 2.Bagi Perusahaan a. Dapat meningkatkan hasil-hasil yang diharapkan perusahaan yang bersangkutan. b. Kemungkinan perusahaan untuk lebih cepat melakukan perluasan (ekspansi). c. Keuntungan yang dicapai akan lebih maksimal. Sedangkan menurut Mangkunegara(2003 : 52) Bahwa tujuan pelatihan dan pengembangan antara lain : 1. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi 2. Meningkatkan produktivitas kerja 3. Meningkatkan kualitas kerja 4. Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia 5. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja 6. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara maksimal 7. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja 8. Menghindarkan keusangan (obsolescence) 9. Meningkatkan perkembangan pribadi pegawai” 2.1.4
Tujuan Pelatihan Kepemimpinan. Untuk menciptakan organisasi yang sukses dan berkarakter harus
berawal dengan menguatkan institusi yang ada dan bertanggung jawab terhadap pendidikan dan pengembangan moral dan mental pegawai. Salah satunya adalah menciptakan kelompok kepemimpinan. Inisiatif karakter yang sukses diseluruh komunitas memerlukan kelompok kepemimpinan yang mengoordinasikan usaha dan mendukung implementasi. Kemudian memberikan pelatihan kepemimpinan bagi kelompok tersebut. Pelatihan
kepemimpinan
merupakan
usaha
atau
proses
memperbaiki diri untuk membentuk kepribadian seseorang agar dapat
28
menjadi seorang pemimpin. Melalui pelatihan ini dapat menghasilkan generasi yang siap dan kompeten di organisasi maupun lingkungan masyarakat. Dengan demikian, kepemimpinan diperlukan dalam hal tersebut. Sedangkan tujuan kepemimpinan merupakan kerangka ideal atau filosofis yang dapat memberikan pedoman bagi setiap kegiatan pemimpin. Dalam hal ini tujuan kepemimpinan pendidikan yaitu agar setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan pendidikan dan pelatihan secara efektif dan efisien. Berikut hal-hal penting dalam tujuan pelatihan kepemimpinan: 1. 2.
3. 4.
5. 6. 7. 8. 9.
Membangun kepemimpinan yang efektif melalui karakter dan motivasi yang sesuai dengan visi, nilai, dan misi organisasi. Membangun kepemimpinan autentik, yaitu: kepemimpinan yang memimpin berdasarkan nilai, integritas, etika, tanggung jawab moral, dan bekerja berdasarkan data dan informasi yang benar untuk tindakan yang sesuai dengan visi dan misi organisasi. Membangun kepemimpinan yang unggul dalam budaya kolaborasi di semua aspek kerja kepemimpinan. Membangun kepemimpinan yang mampu memimpin melalui kekuatan kepribadian, pengetahuan, keterampilan, cara-cara unik yang menjadi ciri keunggulan individu. Membangun kepemimpinan yang beretika disemua aspek kerja kepemimpinan. Membangun kepemimpinan yang berkelanjutan untuk memastikan keunggulan organisasi di masa depan. Membangun kepemimpinan yang cerdas secara emosional dalam semua aspek dan perilaku kepemimpinan. Membangun kepemimpinan yang cerdas mengelola sumber daya manusia untuk keberhasilan organisasi dan stakeholder. Membangun pemimpin masa depan dengan memahami berbagai tantangan di masa depan.
2.1.5 Manfaat dan Pentingnya Pelatihan Pelatihan bagi pegawai merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar pegawai semakin
29
terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik,
sesuai
dengan
standar.
Biasanya
pelatihan
merujuk
pada
pengembangan keterampilan bekerja yang dapat digunakan dengan segera. Sedangkan pengembangan sering dikategorikan secara eksplisit dalam pengembangan manajemen, organisasi, dan pengembangan individu pegawai. Pengembangan lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan perusahaan jangka panjang. Menurut Tanjung (2003:94), manfaat program pelatihan bagi suatu perusahaan atau organisasi sangat penting untuk: a. Pegawai baru Pegawai baru tersebut belum mempunyai kemampuan sesuai dengan persyaratan yang dilakukan, oleh karena itu diperlukan pelatihan dengan tujuan agar dapat memberikan kemampuan pada pegawai tersebut. b. Perubahan teknologi Perubahan teknologi akan mengubah suasana kerja dalam organisasi. Artinya akan ada suatu pekerjaan yang mengharuskan penguasaan teknologi baru. Hal ini akan mempengaruhi susunan pegawai suatu organisasi atau perusahaan disebabkan tidak adanya pegawai yang menguasai teknologi baru tersebut, dengan demikian diperlukan pelatihan. c. Mutasi Pendidikan dan pelatihan diperlukan jika ada mutasi dalam artian dipindah tugaskan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya (bukan hanya pindah tempat untuk menduduki jabatan baru, melainkan belum cukup bekal untuk menduduki jabatan baru tersebut). Mutasi penting dilakukan karena mutasi akan menghilangkan kejenuhan atau kebosanan bagi pegawai. Dengan adanya mutasi, maka pegawai akan memiliki banyak kemampuan dan keahlian sekaligus memberikan suasana baru bagi kerja pegawai. d. Promosi Dalam rangka promosi diperlukan pendidikan dan pelatihan tambahan, karena biasanya kemampuan seseorang yang akan dipromosi untuk menduduki posisi jabatan tertentu masih belum
30
cukup. Dengan adanya promosi, maka pegawai berlomba-lomba untuk berbuat yang terbaik agar memperoleh promosi dari pimpinan. Agar organisasi berkembang maka organisasi atau perusahaan harus melakukan promosi. Manfaat pelatihan menurut William B. Werther dan Keith Davis (1996), “The benefits of training may extend throughout a person’s career and help develop that person for future responbilities”. Dalam Bahasa Indonesia dapat dinyatakan sebagai berikut: manfaat dari pelatihan adalah mampu
meningkatkan
jenjang
karier
seseorang
dan
membantu
mengembangkan dirinya agar dapat menyelesaikan tanggung jawabnya di masa yang akan datang. Menurut Henry Simamora (1995) manfaat dari pelatihan antara lain: 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produktivitas; 2. Mengurangi jumlah dan biaya kecelakaan kerja; 3. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar kinerja yang diterima; 4. Menciptakan sikap, loyalitas dan kerjasama yang lebih menguntungkan; 5. Memenuhi persyaratan perencanaan sumber daya manusia; 6. Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka. 2.1.6
Manfaat Pelatihan Kepemimpinan Menurut
Moejiono
(2002)
beberapa
manfaat
pelatihan
kepemimpinan: 1. Peserta belajar cara mengembangkan karakter yang mendukung tujuan organisasi. Menggunakan berbagai strategi yang memanfaatkan motivasi dan sifat-sifat kepribadian untuk mencapai prestasi, pengakuan, dan pencapaian yang optimal. Kemampuan kepemimpinan untuk menciptakan sebuah lingkungan kerja yang efektif. di mana setiap individu rela
31
2.
3.
4.
5.
2.1.7
menerapkan kemampuan yang unik untuk sebuah misi bersama. Peserta belajar cara mencapai keunggulan dalam semua aspek kepemimpinan. Cara bertindak secara konsisten terhadap visi, tujuan, dan mampu melepaskan diri dari hambatan, serta selalu berkomitmen untuk prestasi tertinggi. Cara untuk tetap berada dalam tujuan dan cerdas untuk memusatkan semua energi pada tujuan yang ingin dicapai. Menjalankan etika kepemimpinan. Cara menjalankan prinsipprinsip moral atau nilai-nilai yang disepakati bersama untuk mengarahkan organisasi, bisnis, dan sumber daya manusia sesuai visi. Kepemimpinan yang patuh menjalankan hukum, peraturan, core values organisasi, SOP, kode etik, good governance, dan budaya organisasi. Mengembangkan kepemimpinan yang berkelanjutan melalui kecerdasan emosional. Peserta akan diberikan pencerahan bahwa organisasi didirikan untuk sepanjang jaman, sedangkan sebuah kepemimpinan sangatlah singkat masa kekuasannya dibandingkan umur dan eksistensi organisasi. Jiwa besar, kontribusi, dan pengabdian kepemimpinan untuk meninggalkan warisan kepemimpinan yang berkualitas adalah hal yang akan membuat organisasi selalu kuat dan mampu menyesuaikan diri dalam perubahan seperti apapun. Peserta belajar mengelola risiko, manajemen peluang, bertindak sesuai rencana, mengelola aspirasi tim kerja, membuat perencanaan yang sistematis, berbicara dan memberikan pidato, keterampilan untuk mengelola manajemen krisis, memaafkan dan membangun orang lain dengan kepedulian dan kebijaksanaan.
Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Pelatihan Menurut Hariandja (2002:168), ada beberapa alasan penting untuk
mengadakan pelatihan, yaitu: 1. Pengenalan awal. Pegawai yang baru direkrut sering kali belum memahami secara benar bagaimana melakukan pekerjaan. 2. Perubahan-perubahan lingkungan kerja dan tenaga kerja. Perubahan-perubahan disini meliputi perubahan–perubahan dalam teknologi proses seperti munculnya teknologi baru atau munculnya metode kerja baru. Perubahan dalam tenaga kerja seperti semakin beragamnya tenaga kerja yang memiliki latar belakang keahlian,
32
nilai, sikap yang berbeda yang memerlukan pelatihan untuk menyamakan sikap dan perilaku mereka terhadap pekerjaan. 3. Meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki produktivitas. Saat ini daya saing perusahaan tidak bisa lagi hanya dengan mengandalkan aset berupa modal yang dimiliki, tetapi juga harus sumber daya manusia yang menjadi elemen paling penting untuk meningkatkan daya saing sebab sumber daya manusia merupakan aspek penentu utama daya saing yang langgeng. 4. Menyesuaikan dengan peraturan-peraturan yang ada. Misalnya standar pelaksanaan pekerjaan yang dikeluarkan oleh asosiasi industri dan pemerintah, untuk menjamin kualitasproduksi atau keselamatan dan kesehatan kerja. Menurut Veithzal Rivai (2010:225-226), dalam melakukan pelatihan ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu instruktur, peserta, materi (bahan), metode, tujuan pelatihan, dan lingkungan yang menunjang. Metode pelatihan terbaik tergantung dari berbagai faktor. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pelatihan yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Cost effectiveness (efektivitas biaya) Materi program yang dibutuhkan Prinsip-prinsip pembelajaran Ketepatan dan kesesuaian fasilitas Kemampuan dan preferensi peserta pelatihan Kemampuan dan preferensi instruktur pelatihan Menurut As’ad (1980 : 65) mengemukakanfaktor-faktor yang
mempengaruhi pentingnya pelatihan yaitu : 1.
2.
Perubahan produksi Permintaan akan suatu barang bisa naik bisa turun yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kenaikan jumlah penduduk, perubahan selera. Perubahan teknologi Perubahan teknologi menyebabkan proses pembuatan barangbarang dengan mudah akan out of date atau kurang
33
3.
efisien. Sehingga perusahaan terdorong untuk mengganti atau menambah peralatan baru. Perubahan karyawan Karyawan baru, mereka sebelum dapat melaksanakan tugas, umumnya harus dilatih agar dapat menyesuaikan diri dalam perusahaan. Karyawan lama, karena berbagai hal harus mengikuti latihan, misalnya : harus menghadapi peralatan baru ataupun kemungkinan dimutasi atau dipromosikan ke jabatan lain.” Anwar Prabu (2003 : 52) mengemukakan bahwa Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan dalam pelatihan dan pengembangan adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
2.1.8
Perbedaan individu pegawai Hubungan dengan analisis jabatan Motivasi Partisipasi aktif Seleksi peserta Seleksi instruktur Metode pelatihan dan pengembangan
Langkah - langkah Penyelenggaraan Pelatihan Menurut
Sastradipoera
(2006:142),
langkah-langkah
yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan pelatihan dan pengembangan itu harus menggambarkan jumlah dan mutu komponen pendidikan dan keterjaminan hubungan antar komponen tersebut. Untuk itu perlu dilakukan urutan langkah sebagai berikut: 1.
Menganalisis kebutuhan, perencana pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia harus menghimpun informasi untuk dianalisis sehingga kebutuhan pendidikan tersebut dapat ditetapkan dengan definitif. Metode penentuan kebutuhan tersebut dapat dilakukan melalui: (1) analisis jabatan, menggambarkan tugastugas yang dilaksanakan; dan (2) analisis prestasi karyawan,
34
dengan membandingkan pengalaman para karyawan yang sudah berpengalaman. 2.
Menetapkan tujuan pendidikan. Perumusan tujuan yang tepat diperlukan
untuk
pengawasan
program
pelatihan
dan
pengembangan, khususnya pengevaluasian. 3.
Mempersiapkan rencana pendidikan. Kegiatan mempersiapkan rencana peliatihan dan pengembangan sumber daya manusia merupakan kegiatan untuk menyesuaikan program pendidikan dengan tujuan yang sekaligus dapat melukiskan biaya dan manfaat dari program pelatihan dan pengembangan tersebut.
4.
Melaksanakan Kegiatan
untuk
melaksanakan
rencana
rencana
pendidikan.
pelatihan
dan
pengembangan sumber daya manusia meliputi kegiatan untuk mengisi
jabatan,
pengarahan,
pengkoordinasian,
pemberian
motivasi, dan pengkomunikasian bagi segenap orang yang terlibat dalam program tersebut. Mengawasi proses pendidikan. Kegiatan pengawasan proses pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia berturut-turut dilakukan dengan mengembangkan standar, mengukur status pelaksanaan, mengevaluasi. hasil-hasil, dan mengkoreksi hasil-hasil pelatihan dan pengembangan jika terjadi penyimpangan yang signifikan.
35
2.1.9
Metode-Metode Pelatihan Menurut Panggabean (2002:41), ada berbagai metode yang dapat
digunakan untuk pelatihan dan pengembangan dan pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu on the job training dan off the job training. 1.
On the job training (latihan sambil bekerja) On the job training meliputi semua upaya melatih pegawainya untuk mempelajari suatu pekerjaan sambil mengerjakannya di tempat kerja yang sesungguhnya. On the job training, meliputi beberap program yaitu: (1) program magang, menggabungkan pelatihan dan pengembangan pada pekerjaan dengan instruksi yang didapatkan dari ruang kelas, (2) rotasi pekerjaan, karyawan berpindah dari satu jenis pekerjaan ke jenis pekerjaan lain dalam jangka waktu yang direncanakan, (3) coaching, yaitu teknik pengembangan yang dilakukan dengan praktik langsung dengan orang yang sudah berpengalaman atau atasan yang dilatih.
2.
Off the job training (latihan di luar jam bekerja) Pelatihan dan pengembangan dilaksanakan pada lokasi terpisah dengan tempat kerja. Ada beberapa jenis metode pelatihan Off the job training, yaitu: a. Pelatihan instruksi pekerjaan Pendaftaran masing-masing tugas dasar jabatan, bersama dengan titik-titik kunci untuk memberikan pelatihan langkah demi langkah kepada pegawai. b. Pembelajaran terprogram Suatu program sistematik untuk mengajarkan keterampilan
36
mencakup penyajian pertanyaan atau fakta, memungkinkan orang itu untuk memberikan tanggapan dan memberikan peserta belajar umpan balik segera tentang kecermatan jawabannya. c. Simulasi Merupakan pelatihan yang dilakukan dalam suatu ruangan khusus terpisah dari tempat kerja biasa dan disediakan peralatan yang sama seperti yag akan digunakan pada pekerjaan sebenarnya. d. Studi kasus Dalam metode ini disajikan kepada petatar masalah-masalah perusahaan secara tertulis kemudian petatar menganalisis kasus tersebut secara pribadi, mendiagnosis masalah dan menyampaikan penemuan dan pemecahannya di dalam sebuah diskusi. e. Seminar Metode seminar ini bertujuan mengembangkan keahlian kecakapan peserta untuk menilai dan memberikan saran-saran yang konstruktif mengenai pendapat orang lain. 2.1.10 Prinsip-Prinsip Pelatihan Pelaksanaan pelatihan hendaknya diawali dengan mengetahui terlebih dahulu apa sebenarnya yang menjadi prinsip dari pelatihan itu sendiri. Manullang (2004 : 86) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip pelatihan, yaitu : 1. Individual Difference Perencanaan dan pelaksanaan suatu pelatihan harus tetap mengingat adanya perbedaan perseorangan pengikut training baik dalam latar belakang pendidikan, pengalaman maupun keinginan.Sehingga pelatihan tersebut memberikan hasil yang memuaskan. 2. Relation to Job analysis Jobspecification untuk suatu jabatan tertentu biasanya menjelaskan pendidikan yang harus dimiliki calon pekerja untuk dapat menjelaskan tugas itu dengan berhasil. Oleh karena itu bahan yang diajarkan dalam pendidikan harus berhubungan dengan apa yang dinyatakan dalam job specification.. 3. Motivation Orang akan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas tertentu bila ada daya perangsangnya. Kenaikan upah atau kenaikan
37
4.
5.
6.
7.
8.
9.
kedudukan adalah beberapa daya perangsang yang dapat digunakan untuk merangsang para pengikut pelatihan. Active Participation. Para pengikut pelatihan harus aktif ambil bagian dalam pembicaraan. Oleh karena itu pelatihan harus juga dapat memberikan kesempatan untuk bertukar pikiran dengan pelatih. Dengan demikian pengikut pelatihan turut aktif selama pelatihan berlangsung. Selection of Trains Seleksi atau pemilihan calon pengikut pelatihan perlu dilakukan untuk menjaga agar perbedaan tidak terlalu besar. Pelatihan sebaiknya diberikan kepada mereka yang berminat dan menunjukkan bakat untuk dapat mengikuti pelatihan dengan berhasil. Adanya seleksi juga merupakan perangsang. Selection of Trainer Tidak semua orang dapat menjadi pengajar yang baik. Jabatan pengajar perlu suatu kualifikasi tersendiri, oleh karenanya orang menganggap pula bahwa salah satu asas penting dari pelatihan adalah tersedianya tenaga pelatih yang berminat dan mempunyai kesanggupan untuk mengajar. Trainer Training Para pelatih dalam suatu pelatihan harus sudah mendapat pendidikan secara khusus untuk menjadi tenaga pelatih. Karena itu tidak semua orang yang menguasai dalam suatu bidang tertentu dapat mengajarkan kepandaiannya kepada orang lain. Training method Metode pelatihan harus cocok dengan pelatihan yang diberikan. Misalnya metode memberikan kuliah tidak tepat untuk para mandor. Karenanya dalam program pelatihan harus pula diperhatikan metode pendidikan yang bagaimana yang harus dianut dalam memberikan pelatihan. Principles of Learning Orang akan lebih mudah menangkap pelajaran apabila didukung oleh pedoman tentang cara-cara belajar dengan cara efektif bagi para karyawan. Prinsip-prinsip ini adalah bahwa program bersifat partisipatif, relevan serta memberikan umpan balik mengenai kemajuan para peserta pelatihan.
2.1.11 Dimensi-Dimensi Program Pelatihan Pegawai Menurut Rae (1998:8) dimensi program pelatihan yang efektif yang diberikan perusahaan kepada pegawainya dapat diukur melalui:
38
1. Isi pelatihan, yaitu apakah isi program pelatihan relevan dan sejalan dengan kebutuhan pelatihan, dan apakah pelatihan itu up todate. 2. Metode pelatihan, apakah metode pelatihan yang diberikan sesuai untuk subjek itu dan apakah metode pelatihan tersebut sesuai dengan gaya belajar peserta pelatihan. 3. Sikap dan keterampilan instruktur, yaitu apakah instruktur mempunyai sikap dan keterampilan penyempaian yang mendorong orang untuk belajar. 4. Lama waktu pelatihan, yaitu berapa lama waktu pemberian materi pokok yang harus dipelajari dan seberapa cepat tempo penyampaian materi tersebut. 5. Fasilitas pelatihan, yaitu apakah tempat penyelenggaraan pelatihan dapat dikendalikan oleh instruktur, apakah relevan dengan dengan jenis pelatihan, dan apakah makanannya memuaskan. 2.1
Pengertian Produktivitas Kerja. Pada umumnya setiap penempatan pegawai yang dilakukan oleh
perusahaan adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawainya, karena dengan produktivitas kerja yang baik mereka dapat memberikan hasil yang baik. Produktivitas kerja bukan semata-mata ditujukan untuk mendapatkan hasil kerja sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas untuk kerja juga penting diperhatikan. Produktivitas karyawan perlu memperhatikan usaha yang dilakukan karyawan dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui berbagai kegiatan yang berkesinambungan, dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan dirinya sesuai dengan tuntutan tugas. Secara umum yang dimaksud dengan produktivitas kerja adalah perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Konsep produktivitas dikembangkan untuk mengukur besarnya kemampuan menghasilkan nilai tambah atas komponen masukan yang digunakan (Cahyono 1996:281). Secara sederhana produktivitas yang dimaksud di
39
sini adalah perbandingan ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber yang digunakan selama kegiatan berlangsung. Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian produktivitas, maka dapat diartikan secara umum yaitu sebagai perbandingan antara apa yang dihasilkan dengan apa yang dimasukkan. Jadi produktivitas merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan kekuatannya dan mewujudkan segenap potensi yang apa adanya. Menggunakan kemampuan atau mewujudkan segenap potensi guna mewujudkan kreativitas. Untuk menjaga agar produktivitas kerja terjamin sudah seharusnya pimpinan memperhatikan penempatan pegawainya, sehingga semangat dan gairah kerja semakin meningkat. Berikut ini penjelasan beberapa ahli mengenai pengertian produktivitas: Menurut George J. Washin dikutip Ridwan (2009:2) Produktivitas mengandung dua konsep utama, yaitu efisiensi dan efektivitas. Efisiensi mengukur tingkat sumber daya, baik manusia, keuangan, maupun alam yang dibutuhkan untuk memenuhi tingkat pelayanan yang dikehendaki, efektivitas mengukur hasil mutu pelayanan yang dicapai. Menurut Riyanto (1986:22) Pengertian ”Produktivitas secara tidak langsung menyatakan kemajuan dari proses transformasi sumber daya menjadi barang atau jasa, peningkatan berarti perbandingan yang naik antara sumber daya yang dipakai (input) dengan jumlah barang yang dihasilkan (output)”. Menurut Sinungan dikutip Nugraha (2011:22) “Produktivitas adalah kemampuan seperangkat sumber-sumber ekonomi untuk menghasilkan sesuatu sebagai perbandingan antara pengorbanan (input) dengan menghasilkan (output)”. Menurut Sukamto (1995:6)
40
“Produktivitas adalah nilai output dalam hubungan dengan suatu kesatuan input tertentu. Peningkatan produktivitas yang berarti jumlah sumber daya yang digunakan dengan jumlah barang dan jasa yang diproduksi semakin meningkat dan membaik”. Menurut Supriyono (1994:414) “Produktivitas berkaitan dengan memproduksi secara efisien dan khususnya ditujukan pada hubungan antara keluaran dan masukan yang digunakan untuk memproduksi keluaran tersebut”. Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang dipergunakan dalam persatuan waktu, definisi kerja ini mengandung cara atau metode pengukuran, walaupun secara teori dapat dilakukan secara tetapi secara praktek sulit dilaksanakan, terutama karena sumber daya masukan yang dipergunakan umumnya terdiri dari banyak macam dan diproporsi yang berbeda. 2.2.1
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja
Menurut Sinungan (2000:23) beberapa faktor yang mempengaruhi Produktivitas kerja secara umum ada delapan faktor yaitu : 1. Kebutuhan manusia; yang meliputi kuantitas, tingkat keahlian, latar belakang kebudayaan dan pendidikan, kemampuan, sikap, minat, struktur pekerjaan, keahlian dan umur (kadang-kadang jenis kelamin) dari angkatan kerja. 2. Modal: yang terdiri dari modal tetap (mesin, gedung, alat-alat, volume dan standar strukturnya), teknologi, litbang, dan bahan baku (volume dan standar). 3. Metode atau proses baik tata ruang tugas, penanganan bahan baku penolong dan mesin, perencanaan dan pengawasan produksi, pemeliharan melalui pencegahan, teknologi yang memakai cara alternatif. 4. Produksi yang meliputi: kuantitas, kualitas, ruangan produksi, struktur campuran, dan spesial produksi. 5. Lingkungan Organisasi (internal) berupa: organisasi dan perencanaan, system manajemen, kondisi kerja (fisik), iklim kerja (sosial), tujuan
41
perusahaan dan hubungannya dengan tujuan lingkungan, system insentif, kebijaksanaan personilia, gaya kepemimpinan dan ukuran perusahaan (ekonomi skala). 6. Lingkungan Negara (eksternal) seperti: kondisi ekonomi dan perdagangan stuktur sosial dan politik, struktur industri, tujuan pengembangan jangka panjang, pengakuan atau pengesahan, kebijakssanaan ekonomi pemerintah (perpajakan dan lain-lain), kebijakan tenaga kerja, energi, kebijakan pendidikan dan latihan, kondisi iklim dan geografis serta kebijakan perlindungan lingkungan. 7. Lingkungan Internasional (regional) yang terdiri dari: kondisi perdagangan dunia, masalah-masalah perdagangan internasional spesialisasi internasional, kebijakan migrasi tenaga kerja, dan standar tenaga kerja. 8. Umpan balik yaitu informasi yang ada hubungannya dengan timbal balik masukan (input) dan hasil (output) dalam perusahaan, antara perusahaan dengan ruang lingkup negara (internasioanal) Menurut Moekijat (1999) produktivitas karyawan perusahaan dipengaruhi oleh tiga faktor: 1. Kualitas dan kemampuan fisikal karyawan Kualitas dan kemampuan karyawan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos, mental dan kemampuan fisik karyawan. 2. Sarana pendukung Sarana pendukung atau peningkatan produktivitas kerja karyawan dapat dikelompokkan pada dua golongan, yaitu : a. Menyangkut lingkungan kerja, termasuk teknologi dan cara produksi sarana, dan peralatan produksi, tingkat keselamatan dan kesehatan serta suasana di lingkungan kerja itu sendiri. b. Menyangkut kesejahteraan karyawan yang tercermin di sistem pengupahan dan jaminan kelangsungan kerja.
42
3.
Supra sarana Aktifitas perusahaan tidak terjadi diisolasi. Apa yang terjadi di dalam perusahaan dipengaruhi oleh apa yang terjadi di luarnya, seperti sumber faktor produksi yang akan digunakan, prospek pemasaran, perpajakan perijinan, dan lain-lain.
2.2.2
Pengukuran Produktivitas Kerja Untuk mengetahui produktivitas kerja dari setiap karyawan maka
perlu dilakukan sebuah pengukuran produktivitas kerja. Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik per orang atau per jam kerja orang ialah diterima secara luas, dengan menggunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun). Pengukuran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang bekerja menurut pelaksanakan standar (Muchdarsyah Sinungan, 2005:262 dalam jurnal GD. Wayan Darmadi). Menurut Henry Simamora (2004: 612) faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu: 1. Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standar ada atau ditetapkan oleh perusahan. 2. Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan
43
dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan secara teknis dengan perbandingan standar yang ditetapkan oleh perusahaan. 3. Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang disediakan diawal waktu sampai menjadi output. Mengukur produktivitas kerja menurut dimensi organisasi menurut Alan Thomas (dalam Kusnendi, 2003: 8.5) yang secara matematis hubungannya diformulasikan sebagai berikut:
Oi = g ( I1, I2 … … . In ) Di mana Oi adalah output, sedangkan adalah sejumlah input yang dipergunakan dalam mencapai output tertentu. Dengan kata lain formula di atas dapat diperjelas kepada formula yang lebih dipahami, yakni sebagai berikut:
P=
Dimana: P = Produktivitas O = Output I = Input
44
Dalam
Muchdarsyah
Sinungan
(2003:
23)
secara
umum
pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda: 1. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukan apakah pelaksanaan
sekarang
mengetengahkan
apakah
ini
memuaskan
meningkat
atau
namun
hanya
berkurang
serta
tingkatannya. 2. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukan pencapaian relatif. 3. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya dan inilah yang terbaik sebagai memusatkan perhatian pada sasaran atau tujuan. Untuk menyusun perbandingan-perbandingan ini maka perlu
mempertimbangkan
tingkatan
daftar
susunan
dan
perbandingan pengukuran produktivitas. Paling sedikit ada dua jenis tingkat perbandingan yang berbeda, yakni Produktivitas total dan Produktivitas parsial. Total produktivitas =
Produktivitas parsial =
45
Pengukuran produktivitas kerja ini mempunyai peranan penting untuk mengetahui produktivitas kerja dari para karyawan sehingga dapat diketahui sejauh mana produktivitas yang dapat dicapai oleh karyawan. Selain itu pengukuran produktivitas juga dapat digunakan sebagai pedoman bagi para manajer untuk meningkatkan produktivitas kerja sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Organisasi atau Instansi Pemerintah .
2.2.3
Manfaat Pengukuran Produktivitas Vincent
Gaspersz
(1998:23)
dalam
bukunya
“Manajemen
Produktivitas Total” mengungkapakan bahwa terdapat beberapa manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan antara lain : 1. Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya, agar dapat meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia. 2. Perencanaan sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien melalui pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas. 4. Perencanaan target tingkat produktivitas di masa mendatang dapat dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktivitas sekarang. 5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas (productivity gap) yang ada diantara tingkat produktivitas yang direncanakan dan tingkat produktivitas yang diukur, dalam hal ini pengukuran produktivitas akan memberikan informasi dalam mengidentifikasi masalah–masalah atau perubahan–perubahan yang terjadi, sehingga tindakan korektif dapat diambil. 6. Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi informasi yang bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas diantara organisasi perusahaan industri sejenis serta bermanfaat pula untuk informasi produktivitas industri pada skala nasional maupun global.
46
7. Nilai–nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat menjadi informasi yang berguna untuk merencanakan tingkat keuntungan dari perusahaan itu. 8. Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan–tindakan kompetitif berupa upaya–upaya peningkatan produktivitas secara terus–menerus. 9. Pengukuran produktivitas terus–menerus akan memberikan informasi yang bermanfaat untuk menentukan dan mengevaluasi kecenderungan perkembangan produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu. 10. Pengukuran produktivitas akan memberikan informasi yang bermanfaat dalam mengevaluasi perkembangan dan efektivitas dari perbaikan terus menerus yang dilakukan perusahaan. 11. Pengukuran produktivitas akan memberikan motivasi kepada orang–orang untuk secara terus–menerus melakukan perbaikan dan juga akan meningkatkan kepuasan kerja. Orang–orang akan lebih memberikan perhatian kepada pengukuran produktivitas apabila dampak dari perbaikan produktivitas itu terlihat jelas dan dirasakan oleh mereka. 12. Aktivitas perundingan bisnis secara kolektif dapat diselesaikan secara rasional, apabila telah tersedia ukuran–ukuran produktivitas. 2.2.4
Kriteria Produktivitas David Bain dalam bukunya “The Productivity Prescriptions”,
Mengatakan bahwa ada kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam pengukuran produktivitas yaitu: 1. Validity Dalam melakukan pengukuran produktivitas harus menggunakan ukuran yang secara tepat menggambarkan perubahan dari masukan menjadi keluaran dalam proses produksi yang sebenarnya. 2. Comparability Hasil pengukuran produktivitas harus dapat dibandikan antara periode dengan periode, dengan tujuan, atau dengan standar, sehingga dapat dilihat adanya perbedaan, perbaikan atau penyimpangan yang terjadi. 3. Inclusiveness Pengukuran produktivitas seharusnya meliputi juga aspek-aspek selain kegiatan produksi yang selama ini sering menjadi fokus perhatian seperti misalnya kualitas, peralatan dan fasilitas. 4. Timeless
47
Hasil pengukuran produktivitas sebaiknya dapat diketahui oleh pihak-pihak yang terkait dan berkepentingan terhadap kemajuan produktivitas perusahaan sesegera mungkin, sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan evaluasi produktivitas dan dapat diambil tindakan-tindakan perbaikan. 5. Completeness Kriteria berhubungan dengan ketelitian, dimana seluruh keluaran dan hasil yang didapat, dan masukan atau sumber yang digunakan, diukur dan dimasukan dalam pengukuran produktivitas tersebut. 6. Cost effectiveness Pengukuran produktivitas dilakukan dengan memperhatikan semua biaya yang dikeluarkan untuk pengukuran tersebut. 2.2.5
Dimensi-Dimensi Produktivitas Menurut Umar, (2001:11) menjelaskan ada enam faktor yang
menentukan produktivitas yaitu: 1. Dimensi sikap kerja: Dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian 1) Sikap dalam melayani, 2) Sikap dalam melaksanakan pekerjaan, 3) Sikap melakukan inisiatif kerja. 2. Tingkat keterampilan: Dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian 1) Keterampilan pencapaian tugas, 2) Keterampilan melaksanakan program, 3) Keterampilan mengevaluasi pencapaian program. 3. Dimensi hubungan antara lingkungan kerja: Dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian 1) Hubungan kerja dengan pimpinan, 2) Hubungan kerja dengan antar bagian, 3) Hubungan kerja dengan rekan kerja. 4. Dimensi manajemen Produktivitas: dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian 1) Koordinasi pekerjaan, 2) Komunikasi antar bagian, 3) Tanggung jawab pekerjaan. 5. Dimensi Efisiensi tenaga kerja: dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian 1) Jumlah tenaga kerja, 2) Pemanfaatan tenaga kerja, 3) Pemanfaatan waktu tenaga kerja. 6. Dimensi kewiraswastaan: dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian 1) Kemampuan melihat potensi daerah, 2) Kemampuan melihat potensi diri, 3) Kemampuan melihat potensi organisasi.
48
2.3
Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Herry Zainy Z (2011), Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran dengan judul Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV (DIKLATPIM IV) Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pemerintah Kota Cimahi. tujuan dari penelitian ini adalah menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan pegawai, selain itu juga adanya perubahan sikap pegawai terutama berkaitan dengan disiplin kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan. Hasil penelitian yang beliau dapatkan pada penelitian ini adalah Diklatpim IV berpengaruh terhadap kinerja pegawai pemerintah Kota Cimahi 38,3 %. Pengaruh motivasi sebesar 43,01% sedangkan secara simultan, Diklatpim IV dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai Pemerintah Kota Cimahi sebesar 81,3%. Penelitian selanjutnya pernah dilakukan oleh Edi Saputra Pakpahan (2014), dengan Judul Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang). Tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja pegawai yang meliputi pengetahuan dan keterampilan yang mendukung, serta pembentukan sikap setiap para pegawai sesuai yang diinginkan oleh organisasi dan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur. Hasil penelitian yang beliau dapatkan bahwa Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Untuk variabel pelatihan (X2) diperoleh nilai thitung sebesar 0.593 dengan signifikansi sebesar 0.556. Nilai thitung tersebut lebih kecil dari pada tabel (0.593 < 2.011) dan nilai signifikan lebih besar dari pada α = 0.05. Pengujian ini menunjukkan bahwa
49
variabel Pendidikan dan Pelatihan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Penelitian selanjutnya pernah dilakukan Riyan Trihadi (2012), dengan judul penelitian Pengaruh pelatihan pegawai terhadap produktivitas kerja pegawai di Dinas Koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Kabupaten Kubu Raya. Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui apakah pelatihan pegawai benar-benar mempengaruhi produktivitas kerja pegawai di Instansi Pemerintah, sehingga dapat memberikan masukan di Instansi Pemerintah tersebut dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai khususnya di Dinas Koperasi usaha mikro, kecil dan menengah. Hasil penelitian yang beliau dapatkan adalah ada pengaruh yang signifikan mengenai pelatihan pegawai terhadap produktivitas kerja pegawai dengan nilai 46,4 dan sisanya yakni 53,6% dipengaruhi oleh variable lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini misalnya kondisi fisik dan mental pegawai, hubungan antara atasan dan bawahan ataupun variable-variabel lain yang tidak dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya. (Sumber: Peneliti 2015)
50
2.4
Kerangka Berfikir Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti membahas tentang “Pengaruh Pendidikan -
Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Produktivitas Kerja di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten”, setelah peneliti melakukan observasi di lapangan dan melakukan wawancara, serta mendapatkan informasi dari berbagai sumber dan menyebar kuesioner, ditemukan beberapa masalah terkait dengan penelitian yang akan diteliti. Yakni diantaranya ialah sebagai berikut yang tertera dalam bagan di bawah ini:
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian
Variabel X1 (Pendidikan-Pelatihan) Variabel Y (Pengaruh Rae (1998:8) : Pelatihan) 1. Isi Pelatihan 2. Metode Pelatihan 3. Sikap dan Keterampilan Instruktur 4. Lama Waktu Pelatihan 5. Fasilitas Pelatihan Sumber peneliti 2015
Variabel Y (Produktivitas)
Umar (2001:11) : 1. Sikap Kerja 2. Tingkat Keterampilan 3. Hubungan Antara Lingkungan Kerja 4. Manajemen Produktivitas 5. Efisiensi Tenaga Kerja 6. Kewiraswastaan
51
2.5
Hipotesa Penelitian Secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu kata hypo dan
kata thesis. Hypo berarti kurang dan thesis adalah pendapat. Jadi, hipotesis merupakan sebagai kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian. Selain itu juga, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2008:64). Peneliti merumuskan hipotesis berdasarkan pengamatan di lapangan, pengumpulan data di lapangan, landasan teori yang digunakan sebagai dasar argumentasi. Hipotesis menggambarkan keyakinan peneliti tentang jawaban dari masalah yang akan ditelitinya. Dengan hipotesis, penelitian menjadi jelas arah pengujiannya dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan, baik sebagai objek pengujian maupun pengumpulan data (Burhan, 2009:75). Uji hipotesa dilakukan dengan berbagai macam uji statistik yang pada dasarnya menerima atau menolak Ho. Jika Ho diterima maka hipotesa peneliti benar, sedangkan jika Ho ditolak maka hipotesa peneliti ditolak dan Ha yang diterima.
52
Berdasarkan latar belakang masalah yang diperoleh dari observasi peneliti dan pengumpulan data di lapangan, serta berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka peneliti menggunakan hipotesis asosiatif yang merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah di atas bahwa Hipotesis nol (Ho) dalam penelitian ini, yaitu : Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Ho: Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pendidikan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Pendekatan dan Metode Penelitian Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat
digunakan
untuk
memahami,
memecahkan
dan
mengatasi
permasalahan (Sugiyono, 2005 : 3). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan kuantitatif asosiatif. Penelitian yang menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif merupakan metode penelitian yang berbentuk angka dengan cara perhitungan secara statistik dengan karakteristik masalah berupa hubungan antara dua variabel atau lebih (dalam Sugiyono 2007:12). Penelitian dengan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan kuantitatif asosiatif dimaksudkan untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh antara variabel atau membuat perkiraan berdasarkan hubungan antar variabel. Sedangkan pendekatan kuantitatif adalah penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat Pengaruh Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten.
53
54
3.2
Ruang Lingkup/Fokus Penelitian Fokus penelitian adalah pemusatan konsentrasi pada tujuan dari
penelitian yang dilakukan. Fokus penelitian harus dinyatakan secara eksplisit untuk memudahkan peneliti sebelum melakukan observasi. Fokus penelitian merupakan garis besar dari pengamatan penelitian, sehingga observasi dan analisa hasil penelitian lebih terarah. Di sini peneliti memfokuskan masalah penelitian pada “Pengaruh Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten”.
3.3
Lokasi Penelitian Banten adalah sebuah Provinsi di Tatar Pasundan, yang letaknya
paling barat di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi Banten pernah menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun menjadi wilayah pemekaran sejak tahun 2000 dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 dan pusat pemerintahannya berada di Kota Serang, Provinsi Banten. Provinsi Banten itu sendiri, terletak diantara 5o7’50”-7o1’11” Lintang Selatan dan 105o1’11”-106o7’12” Bujur Timur, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2000, dengan luas wilayah Provinsi Banten adalah 9.160,70 km2. Provinsi Banten terdiri dari 4 Kota yaitu, Kota Serang, Kota Cilegon, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Terdiri dari 4 Kabupaten yaitu, Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang,
55
Kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang, serta 154 Kecamatan, 262 Kelurahan dan 1273 Desa. Pada tahun 2001 berdiri Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, yang awal kantornya terletak di Kelurahan Cipocok Jaya Kota Serang kemudian pada tahun 2008 berpindah tempat di Jl. Lintas Timur, KM 4, Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten adalah lokasi atau lokus penelitian yang ditentukan peneliti untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten.
3.4
Variabel Penelitian 3.4.1
Definisi Konsep Definisi konseptual memberikan penjelasan tentang konsep
dari variabel yang akan diteliti menurut pendapat peneliti berdasarkan kerangka teori yang digunakan. Dengan demikian, definisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pelatihan Pada kajian penelitian ini kita akan memfokuskan makna pelatihan. Pelatihan mengandung makna yang lebih khusus (spesifik), dan berhubungan dengan pekerjaan atau tugas yang dilakukan seseorang. Mengartikan pelatihan ialah sebagai
56
proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisir. Para peserta pelatihan akan mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang sifatnya praktis untuk tujuan pengembangan bakat, keterampilan dan kemampuan pegawai guna menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tertentu. 2. Produktivitas Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Dengan kata lain bahwa produktivitas memliliki dua dimensi. Dimensi pertama adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian target berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Yang kedua yaitu efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaanya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Peningkatan
produktivitas
merupakan
tujuan
setiap
organisasi atau instansi pemerintahan.Sebagai konsep filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
57
3.4.2
Definisi Operasional Variabel yang menjadi indikator dalam penelitian Pengaruh
Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Berdasarkan teori pelatihan menurut Rae (1998:8), dimensi program pelatihan yang efektif yang diberikan perusahaan kepada pegawainya dapat diukur melalui: a) Dimensi isi pelatihan, dengan indikator: 1. Apakah isi program pelatihan relevan 2. Sejalan dengan kebutuhan pelatihan 3. Apakah pelatihan up todate. b) Dimensi metode pelatihan, dengan indikator: 1. Apakah metode pelatihan yang diberikan sesuai subjek 2. Apakah metode pelatihan sesuai dengan gaya belajar peserta pelatihan. c) Dimensi sikap dan keterampilan instruktur, dengan indikator: 1. Apakah instruktur mempunyai sikap dan Keterampilan penyampaian yang mendorong seseorang untuk belajar. d) Dimensi lama waktu pelatihan, dengan indikator: 1. Berapa lama waktu pemberian materi pokok yang dipelajari 2 Seberapa cepat tempo penyampaian materi tersebut e) Dimensi fasilitas pelatihan, dengan indikator: 1. Apakah tempat pelatihan dapat dikendalikan oleh instruktur 2. Apakah relevan dengan jenis pelatihan 3. Apakah makanannya memuaskan Selanjutnya, Umar (2001:11) menjelaskan ada enam faktor yang menentukan produktivitas yaitu:
58
a) Dimensi sikap kerja, dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian: 1. Sikap dalam melayani 2. Sikap dalam melaksanakan pekerjaan 3. Sikap melakukan inisiatif kerja. b) Dimensi tingkat keterampilan, dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian: 1. Keterampilan pencapaian tugas 2. Keterampilan melaksanakan program 3. Keterampilan mengevaluasi pencapaian program. c) Dimensi hubungan antara lingkungan kerja, Dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian: 1. Hubungan kerja dengan pimpinan 2. Hubungan kerja dengan antar bagian 3. Hubungan kerja dengan rekan kerja. d) Dimensi manajemen Produktivitas, dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian: 1. Koordinasi pekerjaan 2. Komunikasi antar bagian 3. Tanggung jawab pekerjaan. e) Dimensi Efisiensi tenaga kerja, dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian: 1. Jumlah tenaga kerja 2. Pemanfaatan tenaga kerja 3. Pemanfaatan waktu tenaga kerja. f)
3.4.3
Dimensi kewiraswastaan, dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian: 1. Kemampuan melihat potensi daerah, 2. Kemampuan melihat potensi diri 3. Kemampuan melihat potensi organisasi.
Operasionalisasi Variabel Penelitian ini menggunakan teori Rae (1998:8) dan Umar
(2011: 11) dengan temuan lapangan:
59
Tabel 3.1 Operasional Variabel X (Pendidikan - Pelatihan) Dimensi
Isi pelatihan
Metode pelatihan
Sikap dan Keterampilan Instruktur
Indikator
Operasional Temuan
1. Apakah isi program pelatihan relevan 2. Sejalan dengan kebutuhan pelatihan 3. Apakah pelatihan up todate.
1. Program pendidikan- pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten relevan 2. Setiap peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten mendapatkan pendidikanpelatihan yang dibutuhkan 3. Peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten membutuhkan pendidikanpelatihan guna meningkatkan Produktivitas 4. Pendidikan-Pelatihan terhadap peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten perlu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kerja 5. Pendidikan-Pelatihan yang didapatkan oleh peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sesuai dengan kebutuhan saat ini 6. Pendidikan -Pelatihan yang diadakan memberikan materi-materi terbaru
1. Apakah metode pelatihan yang diberikan sesuai subjek 2. Apakah metode pelatihan sesuai dengan gaya belajar peserta pelatihan.
1. Pendidikan-Pelatihan yang diberikan sesuai dengan keahlian peserta 2. Pendidikan-Pelatihan yang diberikan sesuai dengan bidangnya masing-masing peserta 3. Pendidikan-Pelatihan yang dilakukan sesuai dengan gaya belajar peserta
1. Apakah instruktur mempunyai sikap dan keterampilan penyampaian yang mendorong seseorang untuk belajar.
1. Sikap instruktur dalam pendidikan-pelatihan peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten baik 2. Instruktur menggunakan media penyampaian materi yang mudah dipahami 3. Dalam penyampaian materi pendidikan-pelatihan instruktur menggunakan teknologi yang sudah maju
60
1. Berapa lama waktu pemberian materi pokok yang dipelajari 2. Seberapa cepat tempo Lama Waktu penyampaian materi Pelatihan tersebut
Fasilitas pelatihan
1. Apakah tempat pelatihan dapat dikendalikan oleh instruktur 2. Apakah relevan dengan jenis pelatihan 3. Apakah makanannya Memuaskan
1. Waktu yang diberikan untuk pendidikanpelatihan cukup untuk memahami materi 2. Tempo dalam penyampaian materi dapat diikuti dengan baik
1. Tempat yang disediakan Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten nyaman digunakan 2. Fasilitas umum pada tempat penyelenggaraan Pendidikan-pelatihan sudah lengkap 3. Materi yang disampaikan relevan dengan jenis pelatihan 4. Konsumsi yang disediakan Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sudah memuaskan
Tabel 3.2 Operasional Variabel Y (Produktivitas) Dimensi
Indikator
Sikap kerja
1. Sikap dalam melayani 2. Sikap dalam melaksanakan pekerjaan 3. Sikap melakukan inisiatif kerja.
Tingkat keterampilan
1. Keterampilan pencapaian tugas 2. Keterampilan melaksanakan program 3. Keterampilan mengevaluasi pencapaian program.
Operasional Temuan 1. Dengan pelatihan sikap pegawai dalam melaksanakan pekerjaan lebih baik dibandingkan sebelum pendidikan-pelatihan 2. Sikap pegawai dalam melaksanakan pekerjaan akan meningkat dengan mendapatkan pelatihan 3. Inisiatif kerja pegawai akan meningkat dengan mendapatkan pendidikan-pelatihan 1. Keterampilan pegawai dalam pencapaian tugas meningkat dengan mendapatkan pendidikanpelatihan 2. Keterampilan pegawai dalam melaksanakan tugas meningkat dengan mendapatkan pendidikan- pelatihan 3. Keterampilan pegawai mengevaluasi pencapaian program meningkat dengan mendapatkan pendidikan-pelatihan
61
Hubungan antara lingkungan kerja
Manajemen Produktivitas
Efisiensi tenaga kerja
1. Hubungan kerja dengan pimpinan 2. Hubungan kerja dengan antar bagian 3. Hubungan kerja dengan rekan kerja. 1. Koordinasi pekerjaan 2. Komunikasi antar bagian 3. Tanggung jawab pekerjaan.
1. Jumlah tenaga kerja 2. Pemanfaatan tenaga kerja 3. Pemanfaatan waktu tenaga kerja.
1. Kemampuan melihat potensi daerah, 2. Kemampuan melihat potensi diri Kewiraswastaan 3. Kemampuan melihat potensi organisasi.
3.5
1. Hubungan dalam melaksanakan pekerjaan antara pegawai dan pimpinan baik 2. Hubungan kerja pegawai yang mendapatkan Pendidikan-pelatihan dengan antar bagiannya baik 3. Hubungan kerja pegawai yang mendapatkan Pendidikan- pelatihan dengan rekan kerja baik 1. Koordinasi pekerjaan yang dilakukan oleh para pegawai semakin baik dengan mendapatkan pendidikan-pelatihan 2. Komunikasi yang terjalin antar bagian baik dengan mendapatkan pendidikan-pelatihan 3. Tanggung jawab yang diberikan kepada pegawai meningkat dengan mendapatkan pendidikan- pelatihan 1. Dengan pendidikan-pelatihan efisiesi dalam melaksanakan pekerjaan meningkat 2. Efisiensi tenaga kerja berpengaruh erat jika mendapatkan pendidikan-pelatihan 3. Pendidikan-pelatihan yang diberikan Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sesuai dengan tugas dan fungsinya 1. Pegawai memiliki kemampuan melihat potensi Daerahnya 2. Pegawai dapat mengembangkan kemampuan yang ada dalam diri dengan mendapatkan pendidikan-pelatihan 3. Pegawai memiliki kemampuan melihat potensi dibidangnya dengan mendapatkan pendidikanpelatihan
Instrumen Penelitian Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap
fenomena sosial maupun alam. Karena pada prinsipnya, meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya disebut instrumen penelitian, jadi instrumen
62
penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Sugiyono, (2005:119). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk kuisioner, dengan jumlah variabel sebanyak dua variabel atau lebih. Sedangkan, skala pengukuran instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert, digunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif maka jawaban dari setiap item instrumen diberi skor, yakni sebagai berikut: Tabel 3.1 Skoring Item Instrumen Pilihan Jawaban Sangat Setuju Setuju
Skor 4 3
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
2 1
Sumber, Peneliti 2015 Peneliti
mencoba
membuat
instrumen
penelitian
dengan
mengetahui terlebih dahulu indikator-indikator yang mempengaruhi instrumen penelitian ini. Variabel yang digunakan yaitu variabel X (Pendidikan-Pelatihan) dan variabel Y (Produktivitas). Adapun rumusan
63
teori yang dapat digunakan sebagai indikator-indikator pada instrumen penelitian ini antara lain Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Pengaruh Pelatihan (Sofyandi, 2008:14)
Dimensi 1. Isi Pelatihan
2. Metode Pelatihan
3. Sikap dan Keterampilan Instruktur 4. Lama Waktu Pelatihan
5. Fasilitas Pelatihan
Peningkatan Produktivitas (Umar, 2001:11)
1. Sikap Kerja
2. Tingkat Keterampilan
Indikator 1. Program pelatihan relevan 2. Kebutuhan pelatihan 3. Pelatihan up todate 1. Pelatihan sesuai subjek 2. Pelatihan sesuai dengan gaya belajar peserta pelatihan 1. Sikap instruktur 2. Keterampilan instruktur dalam penyampaian materi 1. Lama waktu pelatihan 2. Tempo penyampaian materi 1. Tempat penyelenggaran pelatihan 2. Relevan dengan jenis pelatihan 3. Konsumsinya memuaskan 1. Sikap dalam melayani 2. Sikap dalam melaksanakan pekerjaan 3. Sikap melakukan inisiatif kerja 1. Keterampilan pencapaian tugas
No Item 1,2 3,4 5,6 7,8 9,10
11,12 13,14
15,16 17,18 19,20 21,22 23,24 25,26 27,28 29,30 31,32
64
3. Hubungan Antar Lingkungan
4. Manajemen Produktivitas
5. Efisiensi Tenaga Kerja
6. Kewiraswastaan
Sumber peneliti 2015
2. Keterampilan melaksanakan tugas 3. Keterampilan mengevaluasi pencapaian program 1. Hubungan kerja dengan pimpinan 2. Hubungan kerja dengan antar bagian 3. Hubungan kerja dengan rekan kerja 1. Koordinasi pekerjaan 2. Komunikasi antar bagian 3. Tanggung jawab pekerjaaan 1. Jumlah tenaga kerja 2. Pemanfaatan tenaga kerja 3. Pemanfaatan waktu tenaga kerja 1. Kemampuan melihat potensi daerah 2. Kemampuan melihat potensi diri 3. Kemampuan melihat potensi organisasi
33,34 35,36
37,38 39,40 41,42 43,44 45,46 47,48 49,50 51,52 53,54 55,56 57,58 59,60
65
3.6
Populasi dan Sampel Penelitian
3.6.1
Populasi Penelitian Menurut (Sugiyono, 2007:3), populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakterikstik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Dari penjelasan di atas maka peneliti memilih lokus penelitian di Kabupaten Pandeglang yaitu di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, dan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta yang mengikuti Diklat kepemimpinan tingkat IV di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari lokasi penelitian, peneliti menentukan populasi berdasarkan data yang diperoleh yaitu terdapat 40 peserta pelatihan. (Sumber: Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten)
3.6.2
Sampel Penelitian Menurut Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah (1997:121),
kata sampling berarti “mengambil sampel” atau mengambil sesuatu bagian populasi atau semesta sebagai wakil (representasi) populasi atau semesta itu. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki dari seluruh populasi, artinya sampel dianggap dapat menggambarkan keadaan atau ciri populasi. Teknik penarikan sampel adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan
66
sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel representatif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel jenuh.Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel (Sugiyono 2012:85). Maka yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh peserta yang mengikuti Diklat kepemimpinan tingkat IV di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, dengan jumlah responden sebanyak 40 orang.
Tabel 3.3 Kegiatan Dan Jenis Diklat Tahun 2016 Kegiatan
Jenis Diklat Peserta Keterangan Diklat Diklat Struktural Bagi 40 1 Kepemimpinan PNS Orang Tk.III 2 Diklat 40 Kepemimpinan Orang Tk.IV Sumber: Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, Peneliti 2016 . 3.7
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.7.1
Teknik Pengolahan Data Pengolahan data merupakan awal dari proses analisis data. Proses pengolahan data merupakan tahapan, dimana data dipersiapkan, diklarifikasikan dan diformat menurut aturan tertentu untuk keperluan proses berikutnya yaitu analisis data. Data yang telah terkumpul diolah melalui beberapa proses berikut ini :
67
1.
Coding, yaitu tahap mengklarifikasikan data berdasarkan kategori tertentu.
2.
Editing, yaitu tahap mengoreksi kesalahan yang ada pada data yang harus dilakukan secara berulang-ulang dan cermat.
3.
Tabulating, yaitu tahap penyusunan data berdasarkan jenisjenis data, serta perhitungan kualitas dan frekuensi data yang disajikan dalam bentuk tabel-tabel.
3.7.2
Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk sah atau valid tidaknya suatu
kuisioner.
Kevaliditasan
instrumen
menggambarkan
bahwa
suatu
instrumen benar-benar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian serta mampu menunjukkan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil pengukuran. Rumus Uji Validitas adalah sebagai berikut :
r =
(Husein, 2004:83)
Keterangan : r
= Koefisien Korelasi product moment
n
= Jumlah sampel
∑x = Jumlah skor dalam sebaran X
68
∑y= Jumlah skor dalam sebaran Y ∑xy = Jumlah hasil skor X dan Y yang berpasangan ∑x2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X ∑y2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
3.7.3
Uji Reliabilitas Peneliti melakukan uji reliabilitas guna untuk mengukur dari
sebuah instrumen, dimana uji reliabilitas terhadap instrumen yang dinyatakan valid, sedangkan instrumen yang dinyatakan tidak valid maka tidak bisa dilakukan uji reliabilitas. Dalam pengukuran reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan interval consistency dengan rumus Split half dengan bantuan SPSS versi 16:
α =2[αx2 - (αy12 αy22)] αx2
Keterangan : α
= Koefisien reliabitas split half
αx2
= Varians skor keseluruhan
αy12, αy2 = Varians skor bagian pertama dan kedua
3.7.4 Uji Normalitas Data Guna memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data hasil penelitian, normalitas data digunakan menjaga ketetapan metode statistik yang digunakan, karena apabila data yang dihasilkan tidak normal maka
69
statistika yang digunakan adalah statistika non parametrik sedangkan apabila data yang dihasilkan adalah normal maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan menggunaka Uji Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria pengujian adalah jika nilai signifikansi > 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikansinya <0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Sugiyono, 2012 : 241)
3.7.5
Uji Koefisien Korelasi Product Moment Tujuan analisa ini untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan
antara
variabel
X
(Pendidikan-Pelatihan)
dengan
variabel
Y
(Produktivitas), dan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya. Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi Product Moment dari Pearson dengan rumus sebagai berikut:
r =
n (n
Keterangan: r
= Koefisien Korelasi
x
= Variabel Predictor (Pelatihan)
y
= Variabel Kriteria (Produktivitas)
70
Selanjutnya untuk menguji apakah nilai koefisien korelasi r yang diperoleh signifikan atau tidak, perlu dilakukan uji signifikasi. Uji signifikasi korelasi Pearson moment dapat dilakukan secara langsung dengan mengkonsultasikan pada tabel r product moment dapat dilakukan secara langsung dengan mengkonsultasikan pada tabel r product moment pada taraf kesalahan 5% dengan ketentuan: 1. Bila rxy ≤ r tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X (Pendidikan-Pelatihan) dan variabel Y (Produktivitas) 2. Bila rxy > r tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel X (PendidikanPelatihan) dan variabel Y (Produktivitas) Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara dua variabel yang diteliti secara representatif di dalam penelitian ini, penelitian menggunakan pedoman interprestasi korelasi sebagai berikut: Tabel 3.4 Interpretasi Terhadap Nilai Koefisien Korelasi Interval Koefisien 0,00 - 0,199
Tingkat Hubungan Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, 2011:18
71
3.7.6 Uji Koefisien Determinasi Untuk
menghitung
(Pendidikan-Pelatihan)
besarnya
terhadap
pengaruh
variabel
Y
antara
variabel
(Produktivitas).
X
Dapat
dilakukan dengan cara menghitung koefisien determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan. Jadi, koefisien determinasinya dengan rumus sebagai berikut : Kd = r2 x 100% ( Sarwono, 2006:159) Keterangan : Kd = Koefisien Determinasi r2 = Kuadrat koefisien Pearson 3.7.7 Uji Regresi Linier Sederhana Regresi linier sederhana digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai dependen dimanipulasi (dirubah-rubah). Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Y =a + bX Keterangan : Y
= Nilai yang diprediksikan
a
= Konstanta atau bila nilai X = 0
b
= Koefisien regresi
72
X
= Variabel bebas
Nilai a dan b dapat dicari dengan rumus berikut: a=( n b= n n Keterangan: n
= Jumlah responden atau sampel
X
= Variabel bebas
Y
= Variabel terikat (Husein, 2004:130)
3.8
Jadwal Penelitian Dalam rangka memperoleh data dan informasi yang diperlukan,
peneliti mengadakan penelitian di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten yang terletak di Jalan Lintas Timur, KM. 4, Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Adapun waktu penelitian adalah sebagai berikut:
73
Tabel 3.5 Jadwal Penelitian
NO KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengajuan Judul Observasi Awal Pengajuan Bab I Pengajuan Bab II Pengajuan Bab III Seminar Proposal Revisi Proposal Penelitian Lapangan Pengolahan Data
TAHUN 2015 - 2016 JUNI
JULI AGST SEP OKT
NOV DES
JAN
FEB MMAR Aaaa APR
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1
Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1
Deskrpsi Provinsi Banten Provinsi Banten adalah sebuah Provinsi di Pulau Jawa, Indonesia.
Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 dan pusat pemerintahannya berada di Kota Serang. Provinsi ini memiliki delapan kabupaten/kota, yakni Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Tangerang ditambah Kota Tangerang, Kota Serang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang selatan. Wilayah Provinsi Banten berada pada batas astronomi 5º 7’ 50” – 7º 1’ 11” Lintang Selatan dan 105º 1’ 11” – 106º 7’ 12” Bujur Timur, berdasarkan UU RI Nomor 23 tahun 2000 luas wilayah Banten adalah 8.651,20 Km2 . Secara wilayah pemerintahan Provinsi Banten terdiri dari 4 Kota, 4 Kabupaten, 140 Kecamatan, 262 Kelurahan, dan 1.242 Desa. Secara geografis batas-batas wilayah Provinsi Banten adalah sebagai berikut: 1.
Sebelah Utara : Laut Jawa
2.
Sebelah Timur : Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat
3.
Sebelah Selatan : Samudra Hindia
74
75
4.
Sebelah Barat : Selat Sunda
Gambar 4.1 Peta Provinsi Banten Sumber: Profil Provinsi Banten Provinsi Banten merupakan jalur perlintasan/penghubung dua pulau besar di Indonesia, yaitu Jawa dan Sumatera. Bila dikaitkan posisi geografis dan pemerintahan maka wilayah Provinsi Banten terutama Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang merupakan wilayah penyangga bagi ibu kota Negara. Secara ekonomi wilayah Provinsi Banten mempunyai banyak industri. Wilayah Provinsi Banten juga memiliki beberapa pelabuhan laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas dari pelabuhan laut di Jakarta dan sangat mungkin menjadi pelabuhan alternatif dari Singapura.
76
4.1.2
Gambaran Umum Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
Banten Badan Pendidikan dan Pelatihan di Provinsi Banten berdiri pada tahun 2001 yang awal kantornya terletak di Cipocok Jaya Kota Serang kemudian pada Tahun 2008 berpindah tempat di Jl. Lintas Timur, KM. 4, Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Badan Pendidikan dan Pelatihan (Bandiklat) Provinsi Banten terakreditasi bedasarkan keputusan LAN RI Nomor 920/I/10/2005 tanggal 28 November 2005, sesuai dengan tupoksinya
Lembaga
Diklat
yang
memiliki
kewenangan
dan
menyelenggarakan pendidikan - pelatihan aparatur di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten. Berdasarkan peraturan Gubernur Banten Nomor 47 Tahun 2006 tentang pedoman pendidikan - pelatihan Aparatur di Provinsi Banten, bahwa pendidikan dan pelatihan aparatur pemerintah Provinsi Banten harus dilaksanakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Keberadaan Badan Diklat ini, searah dan selaras dengan pola perencanaan baik perencanaan jangka panjang, menengah maupun jangka pendek. Dengan demikian eksistensi Badan Diklat Provinsi Banten sebagai lembaga teknis daerah dalam meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumber daya aparatur daerah sangat diperlukan dalam konteks pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
77
4.1.2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 25 tahun 2002 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Badan Diklat Provinsi Banten, serta Peraturan Gubernur Nomor 27 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Banten, mempunyai tugas melaksanakan pendidikan - pelatihan di bidang pemerintahan dan pembangunan. Berdasarkan peraturan Gubernur Banten Nomor 47 Tahun 2006 tentang pedoman pendidikan dan pelatihan aparatur di Provinsi Banten, bahwa pendidikan - pelatihan harus dilaksanakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. 1. Tugas Pokok Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten Badan Diklat Provinsi Banten secara fungsional sebagai unsur penunjang penyelenggaraan pemerintahan mempunyai tugas pokok : 1.
Melaksanakan
perumusan
kebijakan
teknis
dan
pengembangan program kegiatan dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
78
2.
Melaksanakan koordinasi dalam penyusunan rencana dan program serta pelaksanaan kegiatan dibidang pendidikan dan pelatihan
3.
Merumuskan kebijakan teknis dan pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan
manajemen
pemerintahan,
teknis
fungsional dan kepemimpinan 4.
Melaksanakan tugas-tugas ketatausahaan, kepegawaian, kinerja, sarana dan prasarana serta rumah tangga.
2. Fungsi Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Badan Pendidikan dan Pelatihan mempunyai fungsi, yaitu 1. Merumuskan, mengkaji dan menetapkan kebijakan teknis diklat 2. Merumuskan dan menetapkan program kerja dan rencana pembangunan bidang diklat 3. Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan meliputi Perencanaan, Pelaksanaan dan pengembangan sistem kediklatan 4. Koordinasi dan fasilitasi manajemen diklat terhadap Pemerintah Banten
Kabupaten/Kota dalam lingkup Provinsi
79
5. Merumuskan dan menetapkan renstra Badan Pendidikan dan Pelatihan 6.
Pelaksanaan administrasi Badan Pendidikan dan Pelatihan.
4.1.2.2 Visi dan Misi Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten Sebuah organisasi tentunya harus memiliki Visi dan Misi dalam menjalankan arah dan tujuan organisasi tersebut. Perbedaan antara Visi dan Misi adalah bahwa Visi merupakan pandangan kedepan yang dapat diyakini oleh banyak orang untuk saling bekerjasama dalam mencapai sasaran ataupun tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan Misi adalah suatu yang disusun agar dapat mensukseskan visi yang telah ditetapkan. Adapun dalam penelitian tentang Visi dan Misi Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten: Visi “Badan Pendidikan dan Pelatihan yang Terpercaya dan Berdaya Saing” Visi tersebut mencerminkan keinginan atau cita-cita untuk menjadikan Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sebagai lembaga diklat yang terpercaya dalam upaya peningkatan kapasitas aparatur Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintahan Kabupaten/Kota di Banten melalui pendidikan pelatihan, serta cerminan komitmen organisasi sebagai elemen pelopor, penggerak
dan
motivator
untuk
menjadi
semakin
baik
dalam
80
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sebagai bagian integral dari manajemen sumber daya manusia. Misi Untuk mewujudkan visi, Badan Diklat Provinsi Banten mempunyai misi yang selaras dengan 5 (lima) misi daerah yang telah dirumuskan dalam RPJMD Banten Tahun 2012 – 2017 , yaitu pada “Misi kelima (5) Peningkatan Mutu Kinerja Pemerintahan Daerah yang Berwibawa Menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih” melalui pendidikan, pengajaran dan pelatihan sumber daya aparatur sebagai berikut: 1. Mengembangkan program diklat unggulan 2. Meningkatan kapasitas SDM tenaga pendiklatan 3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana diklat 4. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan 5. Meningkatkan
koordinasi
dan
kerjasama
dengan
lembaga
kediklatan. 4.2
Pengujian Persyaratan Statistik
4.2.1
Hasil Uji Validitas Dalam penelitian ini, hal yang pertama kali dilakukan adalah
melakukan uji validitas instrument. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan atau kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu
81
kuisioner. Pengujian validitas tiap butir pertanyaan digunakan analisis item. Yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah skor tiap butir. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kevaliditasan suatu data sebelum data tersebut diolah secara keseluruhan. Untuk menguji validitas instrument digunakan rumus pearson product moment dengan bantuan SPSS Statistic versi 16.
82
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrument Pendidikan - Pelatihan No. Item
Koefisien Korelasi (r hitung)
r tabel
Q1
0,617
0,374
Q2
0,567
0,374
Q3
0,603
0,374
Q4
0,452
0,374
Q5
0,797
0,374
Q6
0,473
0,374
Q7
0,420
0,374
Q8
0,382
0,374
Q9
0,438
0,374
Q10
0,666
0,374
Q11
0,635
0,374
Q12
0,580
0,374
Q13
0,583
0,374
Q14
0,733
0,374
Q15
0,659
0,374
Q16
0,612
0,374
Q17
0,805
0,374
Q18
0,696
0,374
Sumber: Hasil SPSS 16 for windows, 2016
Keputusan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
83
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Intrument Produktivitas No. Item
Koefisien Korelasi r (hitung)
r tabel
Q19
0,594
0,374
Q20
0,541
0,374
Q21
0,696
0,374
Q22
0,728
0,374
Q23
0,758
0,374
Q24
0,667
0,374
Q25
0,746
0,374
Q26
0,771
0,374
Q27
0,780
0,374
Q28
0,757
0,374
Q29
0,764
0,374
Q30
0,765
0,374
Q31
0,753
0,374
Q32
0,814
0,374
Q33
0,720
0,374
Q34
0,810
0,374
Q35
0,698
0,374
Q36
0,801
0,374
Sumber: Hasil SPSS 16 for windows, 2016
Keputusan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
84
Kriteria item atau butir instrument yang digunakan adalah apabila r hitung > r tabel, berati item atau butir instrument dinyatakan valid. Jika r hitung ≤ r tabel, berati item atau butir instrument dinyatakan tidak valid. Perolehan nilai r hitung diperoleh dari perhitungan statistik korelasi Product Moment dengan bantuan SPSS Statistic versi 16. Perolehan nilai 0,374 dari r tabel merupakan perolehan dari Product Moment dengan tingkat kesalahan 5% taraf signifikansi. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa seluruh item atau butir instrument dinyatakan seluruhnya valid sesuai hasil perhitungan dari SPSS versi 16. 4.2.2
Hasil Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas instrument dilakukan dengan internal konsistensi
dengan menggunakan teknik Split half. Split half adalah teknik pengujian reliabilitas instrument dengan cara membaginya membagi dua bagian. Indeks reliabilitas dicerminkan dari korelasi antara dua bagian instrument. Adapun hasil reliabilitasnya yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah nilai Split half 0,774. Suatu variabel dikatakan reliable jika nilai korelasinya lebih dari 0,60. Maka hal ini dapat diartikan bahwa 0,774 > 0,60 sehingga instrument yang diuji dapat reliable. Pengujian reliabilitas dibantu dengan perangkat lunak SPSS versi 16. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
85
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrument Pendidikan - Pelatihan Split Half
N of Items
0,774
18
Sumber: Hasil SPSS 16 For Windows, 2016 Sedangkan adapun hasil reliabilitasnya yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah nilai Split half 0,853. Suatu variabel dikatakan reliable jika nilai korelasinya lebih dari 0,60. Maka hal ini dapat diartikan bahwa 0,853 > 0,60 sehingga instrument yang diuji dapat reliable. Pengujian reliabilitas dibantu dengan perangkat lunak SPSS versi 16. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrument Produktivitas Split Half
N of Items
0,853
18
Sumber: Hasil SPSS 16 For Windows, 2016 4.2.3
Hasil Uji Normalitas Data Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Tes normalitas data pada penelitian ini menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria pengujian adalah jika nilai signifikansi >
86
0,05 maka data berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Sugiyono, 2012:241). Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dibantu dengan perangkat lunak SPSS versi 16 pada Pendidikan dan Pelatihan diperoleh hasil signifikansinya sebesar 0,918. Hal ini menunjukan bahwa hasil signifikansi lebih besar dari nilai signifikansi yaitu 0,918 > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa distribusi skor pada Pendidikan dan Pelatihan pada sampel yang telah diambil adalah normal (Sugiyono, 2012:241). Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Variabel X (Pendidikan - Pelatihan) N a Normal Parameters Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
a.
Test distribution is Normal
DIKLAT Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
40 55.5500 5.84830 .088 .088 -.068 .554 .918
87
Diagram 4.1 Kolmogorov-Smirnov Variabel X (Pendidikan - Pelatihan)
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, bahwa uji normalitas variabel pendidikan - pelatihan (Diklat) (X) menunjukkan angka sebesar 0,918 dan variabel produktivitas kerja pegawai (Y) menunjukkan angka sebesar 0,298. Hasil kedua variabel menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig lebih besar dari nilai taraf signifikansi 0,05 (5%) , maka dapat dinyatakan bahwa model uji normalitas dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov berdistribusi normal. Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Variabel Y (Produktivitas) N
Produktivitas
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a.
Test distribution is Normal
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
40 56.7750 6.85935 .154 .154 -.081 .975 .298
88
Diagram 4.2 Kolmogorov-Smirnov Variabel Y (Produktivitas)
4.3
Identitas Responden Responden pada penelitian yang berjudul Pengaruh Pendidikan -
Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten yang terdiri dari 40 responden. Dalam rangka memudahkan penelitian, peneliti mengelompokan dan mengolah data hasil penelitian, maka peneliti membagi pernyataan pernyataan dalam kuesioner sesuai dengan indikator-indikator yang akan diukur berdasarkan teori yang peneliti anggap sesuai dengan tujuan penelitian yang peneliti lakukan. Dalam pengisian kuesioner peneliti meminta responden untuk memberikan data identitas dirinya sebagai penunjang data. Adapun data
89
identitas diri responden yang diminta adalah jenis kelamin, usia, alamat responden, pendidikan dan pekerjaan. Berikut pemaparan data identitas diri responden yang terdapat dalam kuesioner: Diagram 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
Berdasarkan diagram 4.3 terlihat bahwa responden sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 68% (27 responden), dan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 33% (13 responden). Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden dari peserta Pendidikan dan Pelatihan yang mengikuti Diklat adalah laki-laki.
90
Diagram 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Usia
Sumber : Hasil penelitian lapangan, 2016 Berdasarkan diagram 4.4 identitas responden berdasarkan usia yaitu 20-40 tahun sebanyak 16 responden atau 40%, 41-60 tahun sebanyak 24 responden atau 60%, dan 60+ tahun sebanyak 0 responden. Jadi, terlihat bahwa responden sebagian besar berusia 41-60 tahun dan sebagian kecil berusia 20-40 tahun. Diagram 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan
91
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Berdasarkan diagram 4.5 identitas responden berdasarkan pendidikan yaitu, SMA sebanyak 0 responden, D3 sebanyak 2 responden atau 5%, S1 sebanyak 27 responden atau 67,5%, dan S2 sebanyak 11 responden atau 27,5%. Jadi, terlihat bahwa responden sebagian besar tingkat pendidikannya S1 dan sebagian kecil tingkat pendidikannya S2.
4.3.1
Analisis Data Dalam tahap ini peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil
penelitian yang dilakukan melalui metode penyebaran kuesioner. Kuesioner ini disebarkan kepada 40 responden. Dalam melakukan analisis data, peneliti menggunakan beberapa indikator Pendidikan dan Pelatihan (Sofyandi 208:14) dan Produktivitas Kerja (Umar 2001:11), yaitu untuk dijadikan pedoman dalam menilai Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Adapun indikator yang dimaksud adalah Isi pelatihan, Metode pelatihan, Sikap dan keterampilan instruktur, Lama waktu pelatihan dan Fasilitas pelatihan (Sofyandi, 2008:14), dan Sikap kerja, Tingkat keterampilan, Hubungan antara lingkungan kerja, Manajemen produktivitas, Efisiensi tenaga kerja dan Kewirausahaan. Skala yang dipakai dalam kuesioner adalah Skala Likert. Pilihan jawaban dalam kuesioner terdiri dari 4 item yaitu sangat setuju dengan nilai 4,
92
setuju dengan nilai 3, tidak setuju dengan nilai 2, dan sangat tidak setuju dengan nilai 1. Terkait dengan nilai jawaban, peneliti menggunakan kuesioner berbentuk pernyataan. Pemaparan tanggapan responden atas kuesioner ini akan digambarkan dalam bentuk diagram batang disertai pemaparan dan kesimpulan hasil jawaban dari pernyataan yang diajukan melalui kuesioner tersebut adalah sebagai berikut: Diagram 4.6 Pendidikan - Pelatihan Relevan 60%
\
Percent
50%
40% 30% 20%
45%
52%
10%
0%
Sangat Setuju
Setuju
2.5%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.6 di atas menunjukan bahwa terdapat 45% (18 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak
52% (21 responden)
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten relevan, sedangkan sebanyak 2,5% (1 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju.
93
Mayoritas responden menganggap bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten relevan, hal ini dapat dilihat dari program pelatihan - pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan peserta pelatihan, sedangkan responden yang menganggap bahwa program dan pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten tidak relevan dikarenakan program pelatihan - pendidikan belum sesuai dengan kebutuhan peserta pelatihan. Diagram 4.7 Pendidikan - Pelatihan Peserta Guna Meningkatkan Produktivitas 70%
60% Percent
50% 40% 63%
30% 20%
38%
10%
0%
Sangat Setuju
Setuju
2.5%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.7 di atas menunjukan bahwa terdapat 38% (15 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 63% (25 responden) menjawab setuju terhadap program pendidikan dan pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten guna meningkatkan produktivitas
94
kerja pegawai, sedangkan sebanyak 2,5% (1 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas responden menganggap bahwa peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten membutuhkan pelatihan guna meningkatkan produktivitas, dikarenakan dengan adanya pendidikan dan pelatihan, peserta dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas tentang kepemimpinan sehingga hal tersebut dapat meningkatkan produktivitas kerjanya, sedangkan tidak terdapat responden yang menganggap bahwa peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten tidak membutuhkan pelatihan guna meningkatkan produktivitas. Diagram 4.8 Pendidikan - Pelatihan Sesuai Kebutuhan Peserta 70%
60% Percent
50% 40%
62%
30% 20% 10%
0%
25% Sangat Setuju
Setuju
12.5%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.8 di atas menunjukan bahwa terdapat 25% (10 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 62% (25 responden)
95
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sesuai kebutuhan peserta, sedangkan sebanyak 12,5% (5 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas responden menganggap bahwa program pendidikan pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sesuai dengan kebutuhan peserta, hal ini dapat dilihat dari program Pendidikan dan Pelatihan yang dilakukan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten terkoordinir dengan baik sesuai kebutuhan peserta Diklat. Sedangkan terdapat 5 responden yang menganggap tidak setuju bahwa Pendidikan dan Pelatihan di Provinsi Banten dikarenakan pelatihan yang diadakan masih terdapat kekurangan untuk kebutuhan sesuai bidang pesertanya. Diagram 4.9 Pendidikan - Pelatihan Harus Dilakukan Untuk Meningkatkan Produktivitas 70%
60% Percent
50% 40%
30% 20%
57.5% 40%
10%
0%
Sangat Setuju
Setuju
2.5%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
96
Diagram 4.9 di atas menunjukan bahwa terdapat 40% (16 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 57,5% (23 responden) menjawab setuju terhadap program pendidikan dan pelatihan di Badan Pendidikan
dan
Pelatihan
Provinsi
Banten
harus
dilakukan
untuk
meningkatkan produktivitas, sedangkan sebanyak 2,5% (1 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten harus dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kerja, dikarenkan dengan adanya pendidikan dan pelatihan para peserta dapat lebih bertanggungjawab sesuai dengan tugas dan fungsinya, sedangkan responden yang menganggap bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten tidak perlu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kerja dikarenakan responden menganggap bahwa pendidikan dan pelatihan bukan sasaran utama dalam meningkatkan produktivitas kerja melainkan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta pelatihan itu sendiri.
97
Diagram 4.10 Pendidikan - Pelatihan Guna Kebutuhan Mendatang 80% 70% Percent
60% 50% 40%
67.5%
30% 20% 10%
0%
25% Sangat Setuju
Setuju
7.5%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2015 Diagram 4.10 di atas menunjukan bahwa terdapat 25% (10 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 67,5% (27 responden) menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sesuai kebutuhan yang akan datang, sedangkan sebanyak 7,5% (3 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju Mayoritas responden menganggap setuju bahwa pelatihan yang didapatkan oleh peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten guna kebutuhan yang akan datang, sedangkan responden yang menganggap bahwa pelatihan yang didapatkan oleh peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten tidak sesuai kebutuhan yang akan datang dikarenakan apa yang diberikan dari program pendidikan dan pelatihan di
98
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten belum memberikan sesuatu yang inovatif untuk pesertanya. Diagram 4.11 Pendidikan - Pelatihan Memberikan Materi Terbaru 80% 70% Percent
60% 50% 40%
68%
30% 20% 10%
0%
28% Sangat Setuju
Setuju
5%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.11 di atas menunjukan bahwa terdapat 28% (11 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 68% (27 responden) menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten memberikan
materi-materi terbaru, sedangkan
sebanyak 5% (2 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju Mayoritas responden menganggap setuju bahwa pelatihan yang dilakukan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten memberikan materi-materi terbaru, hal ini dikarenakan peserta pelatihan mendapatkan materi-materi yang sebelumnya belum dimiliki oleh peserta pelatihan namun
99
setelah mendapatkan pelatihan peserta memiliki pengetahuan baru dari materimateri terbaru. Sedangkan responden yang menganggap bahwa pelatihan yang dilakukan tidak memberikan materi-materi terbaru dikarenakan ada beberapa peserta menganggap bahwa bahan materi yang diberikan sudah mereka dapatkan pada pelatihan-pelatihan yang sebelumnya. Diagram 4.12 Pendidikan - Pelatihan Sesuai Dengan Keahlian Peserta
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.12 di atas menunjukan bahwa terdapat 13% (5 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 65% (26 responden) menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sesuai dengan keahlian peserta, sedangkan sebanyak 23% (9 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju.
100
Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pendidikan dan pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten yang diberikan sesuai dengan keahlian peserta, hal ini dapat dilihat dari kemampuan peserta dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diberikan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten ,Sedangkan terdapat 9 responden yang menjawab tidak setuju dengan pelatihan yang diberikan sesuai dengan keahlian peserta dikarenakan peserta tidak memahami pendidikan dan pelatihan yang diberikan. Diagram 4.13 Pendidikan - Pelatihan Yang Diberikan Sesuai Bidangnya 60%
Percent
50%
40% 30%
53%
20% 10%
0%
38%
10% Sangat Setuju
0 Setuju
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.13 di atas menunjukan bahwa terdapat 10% (4 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 38% (15 responden) menjawab setuju terhadap program pelatihan yang diberikan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sesuai dengan bidangnya masing-
101
masing, sedangkan sebanyak 53% (21 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas responden menganggap tidak setuju bahwa program pelatihan yang diberikan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten tidak sesuai dengan bidangnya masing-masing peserta, hal ini dapat dilihat dari program Pendidikan dan Pelatihan yang diberikan merupakan dari berbagai bidang atau bukan hanya satu bidang yang saat ini peserta fokuskan. Diagram 4.14 Pendidikan - Pelatihan Sesuai Gaya Belajar Peserta 80.0% 70.0% Percent
60.0% 50.0% 40.0%
73%
30.0% 20.0% 10.0%
0.0%
20%
7.5% Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
0 Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.14 di atas menunjukan bahwa terdapat 7,5% (3 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 73% (29 responden) menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten yang diberikan sesuai dengan gaya belajar peserta
102
pelatihan, sedangkan sebanyak 20% (8 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas responden menganggap bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten yang diberikan sesuai dengan gaya belajar peserta pelatihan , hal ini dapat dilihat dari para peserta pelatihan yang merasa nyaman dengan pelatihan yang diberikan atau tidak merasa bosan, Sedangkan terdapat 20% atau 8 responden yang menganggap bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten yang diberikan tidak sesuai dengan gaya belajar peserta pelatihan dikarenakan pelatihan yang diberikan dianggap terlalu monoton atau membosankan. Diagram 4.15 Sikap Instruktur Pendidikan dan Pelatihan Baik 80% 70% Percent
60% 50% 40%
68%
30% 20% 10%
0%
20% Sangat Setuju
Setuju
12.5%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
103
Diagram 4.15 di atas menunjukan bahwa terdapat 20% (8 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 68% (27 responden) menjawab setuju terhadap sikap instruktur dalam pelatihan peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten baik, sedangkan sebanyak (12,5%) (5 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang mejawab sangat tidak setuju. Mayoritas responden setuju menganggap bahwa sikap instruktur pada saat program pendidikan dan pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten baik, Sedangkan terdapat 12,5% atau 5 responden yang menganggap bahwa sikap instruktur dalam pelatihan peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten tidak baik dikarenakan kurang ramah dalam penyampaian materi saat pelatihan. Diagram 4.16 Penyampaian Materi Pelatihan Mudah Dipahami 80% 70% Percent
60% 50% 40%
68%
30% 20% 10%
0%
23% Sangat Setuju
Setuju
10%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
104
Diagram 4.16 di atas menunjukan bahwa terdapat 23% (9 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 68% (27 responden) menjawab setuju terhadap penyampaian materi yang diberikan instruktur mudah dipahami, sedangkan sebanyak 10% (4 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas responden setuju menganggap bahwa penyampaian materi yang diberikan instruktur mudah dipahami peserta pelatihan, Sedangkan terdapat 10% atau 4 responden yang menganggap penyampaian materi yang diberikan instruktur tidak mudah dipahami dikarenakan instruktur dalam memberikan materi pelatihan terlalu berbelit-belit sehingga beberapa responden menganggap bahwa materi pelatihan yang diberikan tidak mudah dipahami. Diagram 4.17 Penyampaian Materi Menggunakan Teknologi Yang Maju 70%
60% Percent
50% 40% 65%
30% 20% 10%
0%
28% Sangat Setuju
Setuju
7.5%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
105
Diagram 4.17 di atas menunjukan bahwa terdapat 28% (11 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 65% (26 responden) menjawab
setuju
terhadap
penyampaian
menggunakan teknologi yang sudah
materi
pelatihan
instruktur
maju, sedangkan sebanyak 7,5% (3
responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas responden menganggap bahwa dalam penyampaian materi pelatihan instruktur menggunakan teknologi yang sudah maju, sedangkan terdapat 7,5% atau 3 responden yang menganggap bahwa dalam penyampaian materi pelatihan instruktur tidak menggunakan teknologi yang sudah maju dikarenakan teknologi yang digunakan merupakan teknologi yang sudah biasa digunakan peserta pelatihan sehari-hari. Diagram 4.18 Waktu Pelatihan 80% 70% Percent
60% 50% 40%
70%
30% 20% 10%
0%
20% Sangat Setuju
Setuju
10%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
106
Diagram 4.18 di atas menunjukan bahwa terdapat 20% (8 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 70% (28 responden) menjawab setuju terhadapwaktu yang diberikan untuk pelatihan cukup untuk memahami materi , sedangkan sebanyak 10% (4 responden) mengatakan tidak setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas responden menganggap bahwa waktu yang diberikan untuk pelatihan cukup untuk memahami materi, sedangkan terdapat 10% atau 4 responden yang menganggap bahwa waktu yang diberikan untuk pelatihan tidak cukup untuk memahami materi dikarenakan waktu yang diberikan dalam satu kali pembahasan materi pelatihan terlalu singkat. Diagram 4.19 Tempo Penyampaian Materi 80% 70% Percent
60% 50% 40%
73%
30% 20% 10%
0%
20% Sangat Setuju
Setuju
7.5%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
107
Diagram 4.19 di atas menunjukan bahwa terdapat 20% (8 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 73% (29 responden) menjawab setuju terhadap tempo pembahasan dari instruktur dalam penyampaian materi dapat diikuti dengan baik, sedangkan sebanyak 7,5% (3 responden) mengatakan tidak setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang mejawab sangat tidak setuju. Mayoritas responden menganggap bahwa tempo pembahasan dari instruktur dalam penyampaian materi dapat diikuti dengan baik, sedangkan terdapat 7,5% atau 3 responden yang menganggap bahwa tempo dalam penyampaian materi tidak dapat diikuti dengan baik dikarenakan instruktur dalam memberikan materi pelatihan kepada peserta pelatihan terlalu cepat. Diagram 4.20 Tempat Pelatihan Nyaman 80% 70% Percent
60% 50% 40%
68%
30% 20% 10%
0%
18% Sangat Setuju
Setuju
15%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
108
Diagram 4.20 di atas menunjukan bahwa terdapat 18% (7 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 68% (27 responden) menjawab setuju terhadap tempat yang disediakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten nyaman digunakan, sedangkan sebanyak 15% (6 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas responden setuju menganggap bahwa tempat yang disediakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten nyaman digunakan untuk proses pembelajaran, sedangkan terdapat 15% atau 6 responden yang menganggap bahwa tempat yang disediakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten tidak nyaman digunakan dikarenakan tempat pelatihan yang digunakan kurang terjaga kebersihannya dan kerapihannya. Diagram 4.21 Fasilitas Pelatihan 70%
60% Percent
50% 40%
30%
60%
20% 10%
0%
25%
15% Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
0 Saangat Tidak Setuju
109
Diagram 4.21 di atas menunjukan bahwa terdapat 15% (6 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 60% (24 responden) menjawab setuju terhadap fasilitas yang disediakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sudah lengkap, sedangkan sebanyak 25% (10 responden) mengatakan tidak setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas responden setuju menganggap bahwa fasilitas yang disediakan untuk peserta oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sudah lengkap, hal ini dapat dilihat dari berbagai teknologi pendukung yang berada di ruang kelas atau ruang pelatihan guna menunjang program pendidikan dan pelatihan yang akan dilakukan, sedangkan terdapat 25% atau 10 responden tidak setuju yang menganggap bahwa fasilitas yang disediakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten belum memadai dan masih banyak kekurangan dan beberapa peserta yang mengalami sendiri bahwa fasilitas yang diberikan masih terdapat kerusakan sehingga tidak nyaman digunakan.
110
Diagram 4.22 Materi Relevan Dengan Jenis Pelatihan 80% 70% Percent
60% 50% 40%
70%
30% 20% 10%
0%
15% Sangat Setuju
Setuju
15%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.22 di atas menunjukan bahwa terdapat 15% (6 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 70% (28 responden) menjawab setuju terhadap materi yang disampaikan oleh instruktur pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sesuai dengan jenis pelatihan, sedangkan sebanyak 15% (6 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas responden setuju menganggap bahwa materi yang disampaikan oleh instruktur di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten relevan dengan jenis pelatihan yang diikuti peserta, hal ini dapat dilihat dari ketanggapan dan pemahaman peserta terhadap materi yang dijelaskan oleh instruktur, sedangkan terdapat 15% atau 6 responden yang
111
menganggap bahwa materi yang disampaikan kadang menyimpang dari jenis pelatihan yang diikuti oleh peserta. Diagram 4.23 Konsumsi Memuaskan 70%
60% Percent
50% 40%
30%
60%
20% 10%
0%
23%
18% Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
0 Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.23 di atas menunjukan bahwa terdapat 18% (7 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 60% (24 responden) menjawab setuju terhadap konsumsi yang disediakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sudah memuaskan, sedangkan sebanyak 23% (9 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju Mayoritas responden setuju menganggap bahwa konsumsi yang disediaan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sudah memuaskan, hal ini dapat dilihat dari tanggapan peserta pelatihan yang menilai Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sudah cukup mengkoordinir atau menyiapkan konsumsi untuk peserta, sedangkan terdapat
112
9 responden yang menganggap bahwa konsumsi yang disediakan masih biasa saja.
Percent
Diagram 4.24 Sikap Pegawai Lebih Baik 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
77.5%
20% Sangat Setuju
Setuju
2.50%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.24 di atas menunjukan bahwa terdapat 20% (8 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 77,5% (31 responden) menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat membentuk sikap pegawai lebih baik dalam pekerjaannya, sedangkan sebanyak 2,5% (1 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju Mayoritas responden menganggap setuju atas program pendidikan dan pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, hal ini dapat dilihat dari tanggapan beberapa responden yang menjawab setuju bahwa dengan program pendidikan dan pelatihan pastinya akan memberikan wawasan yang lebih kepada peserta pelatihan dalam melaksanakan tugas dan
113
kewajibannya dalam organisasi maupun pemerintahan, sedangkan terdapat 2,5% atau 1 responden yang menganggap tidak setuju bahwa dengan adanya program pendidikan dan pelatihan jika dari personal saja tidak memiliki kesiapan dalam mengikuti program pendidikan dan pelatihan. Diagram 4.25 Sikap Pegawai Meningkat 70%
60% Percent
50% 40% 65%
30% 20% 10%
0%
25% Sangat Setuju
Setuju
10%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.25 di atas menunjukan bahwa terdapat 25% (10 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 65% (26 responden) menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan sikap pegawai dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, sedangkan sebanyak 10% (4 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju
114
Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan sikap pegawai dalam melaksanakan tugasnya, hal ini dapat dilihat dari beberapa tanggapan responden yang menjawab setuju bahwa dengan program pendidikan dan pelatihan para peserta dapat mengetahui apa saja yang menjadi kekurangan dalam menjalankan tugasnya selama ini, sehingga dengan adanya pendidikan dan pelatihan para peserta dapat mengembangkan kualitas mereka dengan materi yang mereka dapat saat pelatihan. Sedangkan terdapat 10% atau 4 responden yang menganggap tidak setuju bahwa tidak hanya dengan pendidikan dan pelatihan saja untuk meningkatkan sikap pegawai dalam dalam melaksanakan tugasnya. Diagram 4.26 Inisiatif Kerja Meningkat 70% 60% Percent
50% 40% 30% 20% 10%
0%
58%
33% Sangat Setuju
Setuju
10%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
115
Diagram 4.26 di atas menunjukan bahwa terdapat 33% (13 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 58% (23 responden) menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan inisiatif pegawai, sedangkan sebanyak 10% (4 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan inisiatif kerja pegawai , hal ini dapat dilihat beberapa tanggapan responden bahwa program pendidikan dan pelatihan dapat mengajarkan para peserta pelatihan lebih inisiatif dalam melaksanakan tugasnya, sedangkan terdapat 10% atau 4 responden yang menganggap tidak setuju bahwa untuk meningkatkan inisiatif kerja pegawai ialah dengan memberikan reward atau bonus kepada para pegawainya. Diagram 4.27 Keterampilan Dalam Pencapaian 70%
60% Percent
50% 40%
30% 20% 10%
0%
60% 33%
Sangat Setuju
Setuju
7.5%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
116
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.27 di atas menunjukan bahwa terdapat 33% (13 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 60% (24 responden) menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan keterampilan pegawai dalam pencapaian tugas, sedangkan sebanyak 7,5% (3 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan keterampilan pegawai dalam pencapaian tugas, hal ini dapat dilihat dari tanggapan dari beberapa responden yang menganggap setuju bahwa program pendidikan dan pelatihan ialah suatu pembelajaran atau pembekalan untuk para pegawai dalam meningkatkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing pegawai salah satu contohnya dari segi keterampilan dalam pencapaian tugas, sedangkan terdapat 7,5% atau 3 responden yang menganggap tidak setuju hal ini dapat diartikan bahwa keterampilan dalam pencapaian tugas bukan menjadi tolak ukur pendidikan dan pelatihan yang diberikan.
117
Diagram 4.28 Keterampilan Dalam Melaksanakan 70%
60% Percent
50% 40%
30% 20% 10%
0%
60% 30%
Sangat Setuju
Setuju
10%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.28 di atas menunjukan bahwa terdapat 30% (12 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 60% (24 responden) menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan keterampilan pegawai dalam melaksanakan tugas, sedangkan sebanyak 10% (4 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan keterampilan pegawai dalam melaksankan tugas, hal ini dapat dilihat dari tanggapan beberapa responden yang menganggap setuju bahwa program pendidikan dan pelatihan yang diberikan sangat bagus sehingga dengan
118
mengikuti pendidikan dan pelatihan ini para peserta setuju dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam melaksanakan tugas, sedangkan terdapat 10% atau 4 responden yang menganggap tidak setuju hal ini dapat diartikan bahwa dengan pendidikan dan pelatihan bukan satu-satunya yang menjadi tolak ukur terhadap keterampilan para pesertanya. Diagram 4.29 Keterampilan Mengevaluasi 70%
60% Percent
50% 40% 63%
30% 20% 10%
0%
25% Sangat Setuju
Setuju
12.5%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.29 di atas menunjukan bahwa terdapat 25% (10 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 63% (25 responden) menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan keterampilan pegawai dalam mengevaluasi pencapain program yang dilakukan oleh pegawai, sedangkan sebanyak 12,5% (5 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju
119
Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan keterampilan pegawai dalam mengevaluasi pencapain program yang dilakukan oleh pegawai, hal ini dapat dilihat dari tanggapan beberapa responden yang menganggap setuju bahwa program pendidikan dan pelatihan yang diberikan mencakup berbagai aspek sehingga beberapa responden yang menganggap setuju salah satu aspek yang dipaparkan pada program pendidikan dan pelatihan ialah terkait dengan cara mengevaluasi program pada bidangnya, sedangkan terdapat 12,5% atau 5 responden yang menganggap tidak setuju bahwa dapat diartikan pendidikan dan pelatihan yang diberikan bukan menjadi tolak ukur dalam pencapaian mengevaluasi program. Diagram 4.30 Hubungan Melaksanakan Pekerjaan 70%
60% Percent
50% 40%
30%
58%
20% 10%
0%
23% Sangat Setuju
20% Setuju
Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
0 Saangat Tidak Setuju
120
Diagram 4.30 di atas menunjukan bahwa terdapat 23% (9 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 58% (23 responden) menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten meningkatkan hubungan dalam melaksanakan pekerjaan antara pegawai dan atasan, sedangkan sebanyak 20% (8 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten meningkatkan hubungan dalam melaksanakan pekerjaan antara pegawai dan atasan, hal ini dapat dilihat dari tanggapan beberapa responden yang menganggap setuju bahwa program pendidikan dan pelatihan dapat mengajarkan para pegawai bagaimana menjalin hubungan kerja yang baik terutama kepada atasannya, sedangkan terdapat 20% atau 8 responden yang menganggap tidak setuju bahwa hubungan yang terjalin antara pegawai dan atasan ialah bagaimana dari atasannya itu sendiri.
121
Diagram 4.31 Hubungan Antar Bagian 70%
60% Percent
50% 40% 63%
30% 20% 10%
0%
20% Sangat Setuju
17.5% Setuju
Tidak Setuju
0 Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.31 di atas menunjukan bahwa terdapat 20% (8 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 63% (25 responden) menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan hubungan kerja dengan antar bagiannya, sedangkan sebanyak 17,5% (7 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan hubungan kerja dengan antar bagiannya, hal ini dapat dilihat dari tanggapan responden yang menganggap setuju bahwa dari program pendidikan dan pelatihan para pegawai akan mendapat pengalaman baru, pengetahuan baru dan wawasan baru sehingga mereka menganggap akan berpengaruh positif
122
kepada hubungan kerja antar bagiannya. Sedangkan terdapat 17,5% atau 7 responden yang menganggap tidak setuju bahwa dengan program pendidikan dan pelatihan belum tentu dapat meningkatkan hubungan kerja pegawai dengan antar bagiannya jika salah satu bagiannya tidak mengikuti pendidikan dan pelatihan. Diagram 4.32 Hubungan Dengan Rekan Kerja 80% 70% Percent
60% 50% 40%
68%
30% 20% 10%
0%
30% Sangat Setuju
Setuju
2.5%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.32 di atas menunjukan bahwa terdapat 30% (12 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 68% (27 responden) menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan hubungan kerja pegawai yang mendapatkan pendidikan dan pelatihan, sedangkan sebanyak 2,5% (1 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju.
123
Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan hubungan kerja pegawai yang mendapatkan pendidikan dan pelatihan , hal ini dapat dilihat dari tanggapan beberapa responden yang menganggap setuju bahwa dengan program pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan hubungan kerja pegawai yang sesama mendapatkan pelatihan karena mereka yang mendapatkan pendidikan dan pelatihan akan mendapatkan pengalaman baru, pengetahuan baru dan wawasan baru sehingga berpengaruh positif terhadap pekerjaannya maupun hubungan kerjanya. Sedangkan terdapat 2,5% atau 1 responden yang menganggap bahwa program pendidikan dan pelatihan yang diberikan tidak akan berpengaruh terhadap hubungan kerja sesame pegawai. Diagram 4.33 Koordinasi Pekerjaan 80% 70% Percent
60% 50% 40%
67.5%
30% 20% 10%
0%
25% Sangat Setuju
Setuju
7.5%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016
124
Diagram 4.33 di atas menunjukan bahwa terdapat 25% (10 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 67,5% (27 responden) menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan koordinasi pekerjaan yang dilakukan oleh para pegawai dengan mendapatkan pelatihan, sedangkan sebanyak 7,5% (3 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju Mayoritas responden menganggap bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan koordinasi pekerjaan yang dilakukan oleh para pegawai dengan mendapatkan pelatihan, hal ini dapat dilihat dari tanggapan beberapa responden yang menganggap setuju bahwa pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan koordinasi pekerjaan yang dilakukan oleh para pegawai semakin baik, sedangkan terdapat 7,5% atau 3 responden yang menganggap bahwa artinya dengan pendidikan dan pelatihan saja tidak cukup untuk meningkatkan koordinasi pekerjaan sesama rekan kerja, karena dalam koordinasi pekerjaan atau program kegiatan butuh pertemuan berulang kali untuk membahas tujuaan tertentu.
125
Diagram 4.34 Komunikasi Terjalin Baik 80% 70% Percent
60% 50% 40%
75%
30% 20% 10%
0%
23% Sangat Setuju
Setuju
2.5%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.34 di atas menunjukan bahwa terdapat 23% (9 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 75% (30 responden) menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan komunikasi yang terjalin antar bagian, sedangkan sebanyak 2,5% (1 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan komunikasi yang terjalin antar bagian, hal ini dapat dilihat dari komunikasi yang terjalin pada saat program pendidikan dan pelatihan maupun di luar program diklat antar rekan kerja antusias saling memberikan masukan dan membagi pengalamannya selama di kantor, sedangkan terdapat 1 responden
126
yang menganggap bahwa komunikasi yang terjalin tergantung dari masingmasing personalnya bukan terpengaruh atas dasar pendidikan dan pelatihan.
Percent
Diagram 4.35 Tanggung Jawab 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
80%
13% Sangat Setuju
Setuju
7.5%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.35 di atas menunjukan bahwa terdapat 13% (5 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 80% (32 responden) menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten meningkatkan tanggung jawab yang diberikan kepada pegawai, sedangkan sebanyak 7,5% (3 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten meningkatkan tanggung jawab yang diberikan kepada pegawai, hal ini dapat dilihat dari sikap dan antusias peserta dalam mengikuti program pendidikan dan pelatihan secara
127
tidak langsung mereka menjalankan kewajibannya untuk memberikan output yang terbaik di organisasi, kantor maupun pemerintahan. Diagram 4.36 Pelatihan Meningkatkan Efisiensi 70%
60% Percent
50% 40%
30%
57.5%
20% 10%
0%
25% Sangat Setuju
17.5% Setuju
Tidak Setuju
0 Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.36 di atas menunjukan bahwa terdapat 25% (10 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 57,5% (23 responden) menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dengan pelatihan efisiensi dalam melaksanakan pekerjaan meningkat, sedangkan sebanyak 17,5% (7 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju Mayoritas responden menganggap setuju bahwa dengan pelatihan efisiensi dalam melaksanakan pekerjaan menjadi meningkat, sedangkan terdapat 7 responden atau 17,5% responden yang menganggap bahwa dengan
128
pelatihan
efisiensi
dalam
melaksanakan
pekerjaan
tidak
meningkat
dikarenakan mereka menganggap bahwa pendidikan dan pelatihan bukan menjadi tolak ukur utama untuk meningkatkan efisiensi dalam melaksanakan pekerjaan akan tetapi hal tersebut dipengaruhi oleh faktor dari masing-masing interpersonal. Diagram 4.37 Efisiensi Tenaga Kerja 70%
60% Percent
50% 40% 65%
30% 20% 10%
0%
23% Sangat Setuju
Setuju
12.5%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.37 di atas menunjukan bahwa terdapat 23% (9 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 65% (26 responden) menjawab setuju terhadap efisiensi tenaga kerja berpengaruh erat dengan mendapatkan pendidikan dan pelatihan, sedangkan sebanyak 12,5%
(5
responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju Mayoritas responden menganggap setuju bahwa efisiensi tenaga kerja berpengaruh erat dengan mendapatkan pendidikan dan pelatihan, sedangkan
129
terdapat 12,5% atau 5 responden yang menganggap bahwa efisiensi tenaga kerja tidak berpengaruh erat dengan mendapatkan pendidikan dan pelatihan hal tersebut dikarenakan responden menganggap bahwa pelatihan yang diberikan belum cukup untuk menciptakan efisiensi tenaga kerja. Diagram 4.38 Pendidikan dan Pelatihan sesuai Tupoksi 80% 70% Percent
60% 50% 40%
73%
30% 20% 10%
0%
23% Sangat Setuju
Setuju
5%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.38 di atas menunjukan bahwa terdapat 23% (9 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 73% (29 responden) menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, sedangkan sebanyak 5% (2 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju. Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sesuai dengan tugas pokok
130
dan fungsinya, dikarenakan widyaiswara (pelatih) sudah memberikan materi pelatihan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing peserta pelatihan, sedangkan terdapat 5% atau 2 responden yang menganggap program pendidikan dan pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten tidak sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Diagram 4.39 Kemampuan Melihat Potensi Daerah 70%
60% Percent
50% 40% 62.5%
30% 20% 10%
0%
25%
Sangat Setuju
Setuju
12.5%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.39 di atas menunjukan bahwa terdapat 25% (10 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 62,5% (25 responden) menjawab setuju terhadap pegawai memiliki kemampuan melihat potensi daerahnya, sedangkan sebanyak 12,5% (5 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju Mayoritas responden menganggap setuju bahwa program pendidikan dan pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat
131
menciptakan pegawai yang memiliki kemampuan melihat potensi daerahnya, sedangkan terdapat 12,5% atau 5 responden yang menganggap bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten tidak dapat menciptakan pegawai yang memiliki kemampuan melihat potensi daerahnya,
hal
tersebut
dikarenakan
responden
menganggap
bahwa
pendidikan dan pelatihan yang diberikan bukan sasaran utama dalam membentuk pegawai yang mampu melihat potensi daerahnya, melainkan terdapat faktor lain seperti pengalaman dan wawasan yang didapat selama bekerja. Diagram 4.40 Pelatihan dapat Mengembangkan Kemampuan
80% 70% Percent
60% 50% 40%
70%
30% 20% 10%
0%
25% Sangat Setuju
Setuju
5%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.40 di atas menunjukan bahwa terdapat 25% (10 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 70% (28 responden)
132
menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten yang diberikan dapat mengembangkan kemampuan yang ada dalam diri pegawai , sedangkan sebanyak 5% atau 2 responden mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju Mayoritas responden menganggap bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan
dan
Pelatihan
Provinsi
Banten
yang
diberikan
dapat
mengembangkan kemampuan yang ada dalam diri pegawai, dikarenakan dengan mendapatkan pendidikan dan pelatihan peserta diberikan pelatihanpelatihan yang bisa menjadi bekal peserta dalam mengembangkan kemampuan yang ada dalam diri peserta. sedangkan terdapat 5% atau 2 responden yang menganggap bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten yang diberikan tidak dapat mengembangkan kemampuan yang ada dalam diri pegawai dikarenakan Diagram 4.41 Kemampuan Melihat Potensi di Bidangnya 80% 70% Percent
60% 50% 40%
72.5%
30% 20% 10%
0%
25% Sangat Setuju
Setuju
2.5%
0
Tidak Setuju
Saangat Tidak Setuju
133
Sumber : Hasil penelitian Lapangan, 2016 Diagram 4.41 di atas menunjukan bahwa terdapat 25% (10 responden) yang menjawab sangat setuju, kemudian sebanyak 72,5% (29 responden) menjawab setuju terhadap program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat menciptakan pegawai yang memiliki kemampuan melihat potensi dibidangnya, sedangkan sebanyak 2,5% (1 responden) mengatakan kurang setuju dan sisanya tidak terdapat atau 0% yang menjawab sangat tidak setuju Mayoritas responden menganggap bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat menciptakan pegawai yang memiliki kemampuan melihat potensi dibidangnya, hal tersebut dikarenakan para peserta diberikan pendidikan dan pelatihan yang terkait dengan bagaimana cara pegawai melihat dan mengembangkan potensi yang ada pada bidangnya masing-masing sehingga hal tersebut dapat meningkatkan produktivitas kerja, sedangkan terdapat 2,5% atau 1 responden yang menganggap bahwa program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten tidak dapat menciptakan pegawai yang memiliki kemampuan melihat potensi dibidangnya.
134
4.4
Analisis Pendidikan dan Pelatihan Setelah dilakukan analisis dari 18 instrument terkait dengan pendidikan dan
pelatihan yang diberikan kepada responden di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, maka didapatkan hasil sebagai berikut: a. Bila setiap butir mendapatkan skor tertinggi, yaitu: 4x18x40 = 2.880 b. Bila setiap butir mendapatkan skor terendah, yaitu: 1x18x40 = 720 Keterangan: 4 = 1 = 40 = 2.222
Nilai Skor Tertinggi Nilai Skor Terendah Jumlah Responden = Jumlah skor pengumpulan data (X)
Menurut 40 Responden mengenai analisis pendidikan dan pelatihan, yaitu: Ʃ kuesioner Ʃ responden 2.222 2.880
100 % 100 %
= 77,15%
Dari hasil 77,15% kriteria yang diterapkan, hal ini secara kontinium dapat dibuat kategori sebagai berikut: 720
D
1440
C
2160 2222
B
2880
A
135
Keterangan: A B C D
= Sangat Baik = Baik = Kurang Baik = Tidak Baik
Nilai 2.222 termasuk dalam kategori interval baik dan sangat baik, maka hasil di atas masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati kategori baik. 4.4.1
Analisis Produktivitas Setelah dilakukan analisis dari 18 instrumen terkait dengan Produktivitas
Kerja Pegawai yang diberikan kepada responden di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, maka didapatkan hasil sebagai berikut: a. Bila setiap butir mendapatkan skor tertinggi, yaitu: 4x18x40 = 2880 b. Bila setiap butir mendapatkan skor terendah, yaitu: 1x18x40 = 720 Keterangan: 4 = Nilai Skor Tertinggi 1 = Nilai Skor Terendah 40 = Jumlah Responden 2271 = Jumlah skor pengumpulan data (Y) Menurut 40 Responden mengenai analisis Produktivitas Kerja, yaitu: Ʃ kuesioner Ʃ responden 2271 2880
100 % 100 % = 78,85%
Dari hasil 78,85% kriteria yang diterapkan, hal ini secara kontinium dapat dibuat kategori sebagai berikut:
136
720
D
1440
C
2160 2271
B
2880
A
Keterangan: A B C D
= Sangat Baik = Baik = Kurang Baik = Tidak Baik
Nilai 2.271 termasuk dalam kategori interval baik dan sangat baik, maka hasil di atas masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati kategori baik. . 4.5
Uji Koefisien Korelasi Product Moment Sebagaimana telah dikemukakan pada sebelumnya data yang dikumpulkan
melalui kuesioner digunakan untuk mengukur variabel bebas (pendidikan pelatihan) dan variabel terikat (produktivitas). Setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas ternyata data tersebut semuanya valid, reliabel, dan berdistribusi normal. Selanjutnya setelah dinyatakan memenuhi syarat maka selanjutnya untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh pendidikan - pelatihan (variabel x) terhadap peningkatan produktivitas kerja (variabel y), penulis menggunakan analisis korelasi product moment sebagai
137
rumusnya, uji signifikansi, dan koefisien determinasi sehingga dari hubungan yang diperoleh dapat menafsir variabel y apabila variabel x diketahui. Berdasarkan data diatas penulis memperoleh dua variabel yang dapat diukur yaitu : X = Pendidikan dan pelatihan Y = Produktivitas Untuk menghitung dua variabel tersebut penulis menggunakan analisis sebagai berikut : Tabel 4.46 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Correlations DIKLAT DIKLAT
Pearson Correlation
PRODUKTIVITAS 1
Sig. (2-tailed) N PRODUKTIVITAS
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.799
**
.000 40
40
**
1
.799
.000 40
40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari perhitungan menggunakan SPSS versi 16 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif sebesar 0,799 antara pendidikan dan pelatihan terhadap produktivitas kerja pegawai, untuk dapat memberikan interprestasi terhadap kuatnya hubungan maka dapat digunakan pedoman besar kecilnya angka korelasi menentukan
138
terdapat atau tidak terdapat pengaruh kedua variabel. Ukuran angkanya adalah sebagai berikut : Tabel 4.47 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, 2012:184 Mengacu pada tabel pedoman interpretasi terhadap koefisien korelasi maka koefisien korelasi antara pendidikan dan pelatihan (variabel X) dan produktivitas kerja (variabel Y) adalah kuat karena koefisien korelasinya menunjukan angka 0,799 yang tergolong pada interval koefisien antara 0,60 – 0,799. Korelasi antara variabel X dan variabel Y sebesar 0,799, artinya terdapat korelasi kuat antara pendidikan dan pelatihan (variabel X) dan produktivitas kerja (variabel Y), dengan arah positif. Dari hasil tersebut rhitung menunjukan angka 0,799 yang berada pada interval koefisien yang memiliki kategori kuat. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pendidikan dan pelatihan (variabel X) terhadap produktivitas kerja (variabel Y).
139
Setelah menghitung koefisien korelasi di atas yang dapat disimpulkan bahwa r hitungnya sebesar 0,799 yang artinya terdapat hubungan antara pendidikan dan pelatihan terhadap produktivitas kerja pegawai. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar signifikansi hubungan antara dua variabel tersebut dapat dihitung dengan menggunakan Uji t sebagai berikut: r t=
2
=
0,799 t=
t=
2
3,053319701 0,361599
= 8,444
Dari hasil perhitungan di atas ialah dapat diketahui bahwa perolehan nilai t hitung sebesar 8,444, kemudian t hitung dibandingkan dengan t tabel yang diperoleh nilai t tabel sebesar 1,685 dengan taraf kesalahan 5%. Yang artinya dapat dikatakan bahwa t hitung (8,444) > t tabel (1,685), maka kesimpulannya bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara pendidikan dan pelatihan terhadap produktivitas kerja pegawai.
140
4.5.1 Uji Koefisien Determinasi Untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel X (pendidikan pelatihan) terhadap variabel Y (produktivitas kerja) dapat dilakukan dengan cara menghitung koefisien determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan. Jadi, koefisien determinasinya adalah sebagai berikut : Tabel 4.48 Nilai Uji Koefisien Determinasi Model Summary Model 1
R .799
a
R Square .638
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.629
3.563
a. Predictors: (Constant), PRODUKTIVITAS
Kd = r2 x 100% = 0,7992x100% = 63,84% Berdasarkan hasil dari tabel 4.48, ditampilkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,799 dan koefisien detrminasi (Rsquare) sebesar 0,638 ( adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi yaitu R2 = 0,799). Hal ini menunjukan pengertian bahwa produktivitas kerja (variabel Y) dipengaruhi sebesar 63,84% oleh pendidikan - pelatihan (variabel X), sedangkan sisanya adalah sebesar (100% 63,84% = 36,16%) yang ditentukan oleh faktor lain seperti belum mendapatkan pendidikan - pelatihan secara kualitas dan penempatan latar belakang pendidikan pegawai yang tidak sesuai menyebabkan produktivitas kerja rendah.
141
4.5.2 Uji Regresi Linear Sederhana Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional maupun kausal satu variabel dependen dengan satu variabel dependen, persamaan umum regresi linier sederhana adalah sebagai berikut: Y2 = a + bX Keterangan: Y2 = Nilai yang diprediksikan a = Konstanta b = Koefisien Regresi X = Nilai variabel independent Untuk perhitungan, maka peneliti menggunakan SPSS Versi 16. Tabel 4.49 Nilai Regresi Linier Sederhana Coefficients Unstandardized
Standardi
Coefficients Model (Constant) 1 PRODUKTIVITAS
B
Y2 = a + bX Y2 = 16,876 + 3548X
zed Coefficients
Std. Error
Beta
16.876
4.756
.681
.083
a. Dependent Variable: DIKLAT
a
.799
T
Sig.
3.548
.001
8.189
.000
142
Keterangan: Y2 = Produktivitas kerja X = Pendidikan dan Pelatihan a = Konstanta sebesar 16,876 artinya Pendidikan - Pelatihan (X) nilainya 0, maka Produktivitas Kerja (Y) nilainya sebesar 16,876. b = Koefisien Regresi sebesar 3,548 artinya jika Pendidikan - Pelatihan (X) mengalami kenaikan, maka Produktivitas Kerja pegawai (Y) mengalami peningkatan sebesar 3,548. Tabel 4.50 b
ANOVA Model 1Regression Residual Total
Sum of Squares
Df
Mean Square
851.442
1
851.442
482.458
38
12.696
1333.900
39
F 67.062
Sig. .000
a. Predictors: (Constant), PRODUKTIVITAS b. Dependent Variable: DIKLAT
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan SPSS Versi 16 di atas, diketahui nilai sig 0,000 nilai p value sig adalah 0,00 artinya karena nilai p kurang dari kurang dari 0,05, sehingga Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap
a
143
Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Nilai hitung F sebesar 67.062. dengan menggunakan signifikansi 0,05 merupakan ukuran standar yang bisa digunakan dalam penelitian. Selanjutnya menentukan F tabel dengan cara melihat pada tabel distribusi F dengan derajat variabel (df1) = n = 40, maka F tabel yang diperoleh adalah 4,08. Sehingga dapat disimpulkan bahwa F hitung lebih besar dar F tabel (67,062 > 4,08), maka terdapat pengaruh yang signifikan antara Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV (X) Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja (Y) pada taraf signifikansi 5%. 4.6
Interpretasi Hasil Penelitian Berdasarkan pembahasan sebelumnya bahwa besarnya pengaruh Pendidikan -
Pelatihan (Variabel X) terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Variabel Y) adalah r hitung 0,799 terdapat hubungan positif. Jadi, dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV (X) Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Y) di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Dalam uji signifikansi korelasi product moment dapat langsung dihubungkan pada tabel r product moment dengan cara melihat taraf signifikansi 5% pada tabel tersebut dengan n = 40. Jadi r tabel yang didapat adalah 0,312. Ketentuannya jika r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel), maka Ha diterima dan Ho ditolak.
144
Tetapi sebaliknya, jika r hitung lebih kecil dari r tabel (r hitung < r tabel) maka Ha ditolak dan Ho diterima. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa r hitung adalah 0,799 lebih besar dari r tabel yang nilainya 0,312, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini terdapat hubungan mengenai Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Pengingkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan cara menghitung koefisien determinasi atau koefisien penentuan dengan cara mengkuadratkann koefisien korelasi dan mengkalikannya 100%. Sehingga dapat dihasilkan setelah perhitungan koefisien determinasi dalam penelitian ini adalah (0,799)2 X 100% = 63,84%. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang kuat antara Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV (X) Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai (Y) di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten adalah sebesar 63,84% dan terdapat 36,16% yang ditentukan oleh faktor lain seperti belum mendapatkan Pendidikan Pelatihan secara kualitas dan penempatan latar belakang pendidikan pegawai yang tidak sesuai dengan sistem pelatihan atau materi yang diberikan, sehingga menyebabkan produktivitas kerja pegawai rendah. Berdasarkan perhitungan uji F, didapatkan F hitung sebesar = 67,062. F hitung tersebut kemudian dibandingkan dengan F tabel dengan taraf kesalahan 5% dan jumlah sampel ialah 40. Dalam penelitian ini didapat F tabel sebesar 4,08, maka dapat disimpulkan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel yaitu (67,062 > 4,08) sehingga
145
pada kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima maka hasilnya adalah signifikan. Artinya bahwa, terdapat pengaruh yang signifikan antara Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV (X) terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Y) di Badan pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten.
4.7
Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan oleh peneliti, maka terbukti
bahwa Pendidikan - Pelatihan berpengaruh kuat dan signifikan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Dilihat dari teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teori Pelatihan (Variabel X) dalam Rae (1998:8) yang berguna untuk mengukur apakah terdapat pengaruh antara pendidikan - pelatihan terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, dengan indikator teori yaitu Isi pelatihan, Metode pelatihan, Sikap dan keterampilan instruktur, Lama waktu pelatihan dan Fasilitas pelatihan. 1. Isi Pelatihan Merupakan isi program pelatihan relevan dan sejalan dengan kebutuhan pelatihan, dan apakah pelatihan tersebut up todate. Dari hasil pengolahan data yang ada dalam indikator penelitian ini memuat 6 butir pernyataan untuk indikator Isi pelatihan didapatkan hasil yang diperoleh dari skor ideal dari indikator Isi pelatihan adalah 4 x 40 x 6 = 960 (4 nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan kepada responden, kriteria skor
146
pada skala likert, 40 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 6 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator Isi pelatihan ). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 788 : 960 = 0,82 x 100% = 82%. Hal ini dapat disimpulakan bahwa pendidikan - pelatihan yang dilaksanakan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten termasuk dalam kategori sangat baik dengan hasil skor 82%, yang artinya Pendidikan dan Pelatihan sudah berjalan relevan dan sejalan dengan kebutuhan peserta pelatihan kepemimpinan tingkat IV, pelatihan yang dilaksanakan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten tersebut up todate. 2. Metode Pelatihan Merupakan tentang metode pelatihan yang diberikan apakah sesuai subjek dan metode pelatihan yang diberikan sesuai dengan gaya belajar peserta pelatihan. Dari hasil pengolahan data yang ada dalam indikator penelitian ini memuat 3 butir instrument pernyataan untuk indikator metode pelatihan didapatkan hasil yang diperoleh dari skor ideal dari indikator metode pelatihan adalah 4 x 40 x 3 = 480 (4 nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan skala likert, 40 = jumlah sampel yang dijadikan, 3 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator metode pelatihan). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagi dengan riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 334 : 480 = 0,69 x 100% = 69%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa metode pelatihan yang
147
dilakukan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dilihat dari indikator metode pelatihan berjalan baik dengan hasil skor 69%, yang artinya metode pelatihan yang diberikan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sesuai subjek dan metode pelatihan yang diberikan sesuai dengan gaya belajar peserta pelatihan kepemimpinan tingkat IV. 3. Sikap dan Keterampilan Instruktur Merupakan hal yang berkenaan dengan sikap instruktur dalam pelatihan dan keterampilan penyampaian instruktur dalam mendorong peserta pelatihan untuk belajar. Dari hasil pengolahan data yang ada dalam indikator penelitian ini memuat 3 butir instrument pernyataan untuk indikator sikap dan keterampilan instruktur didapatkan hasil yang diperoleh dari skor ideal dari indikator sikap dan keterampilan instruktur adalah 4 x 40 x 3 = 480 (4 nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan skala likert, 40 = jumlah sampel yang dijadikan, 3 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator sikap dan keterampilan instruktur). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagi dengan riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 376 : 480 = 0,78 x 100% = 78%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sikap dan keterampilan instruktur pada saat pelatihan yang dilakukan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dilihat dari indikator sikap dan keterampilan instruktur berada dalam kategori baik dengan hasil skor yaitu 78%, yang artinya sikap instruktur dalam memberikan materi pada saat pelatihan peserta sudah baik dan keterampilan
148
instruktur dalam penyampaian materi mampu mendorong peserta pelatihan untuk belajar. 4. Lama Waktu Pelatihan Merupakan berkenaan dengan hal berapa lama waktu pemberian materi pokok yang harus dipelajari dan seberapa cepat tempo penyampaian materi tersebut. Dari hasil pengolahan data yang ada dalam indikator penelitian ini memuat 2 butir instrument pernyataan untuk indikator lama waktu pelatihan didapatkan hasil yang diperoleh dari skor ideal dari indikator lama waktu pelatihan adalah 4 x 40 x 2 = 320 (4 nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan skala likert, 40 = jumlah sampel yang dijadikan, 2 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator lama waktu pelatihan). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagi dengan riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 249 : 320 = 0,77 x 100% = 77%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa lama waktu pelatihan yang diberikan pada saat pendidikan - pelatihan sudah cukup untuk peserta pelatihan dalam memahami materi yang diberikan oleh instruktur dan tempo penyampaian materi pendidikan - pelatihan dari instruktur dapat diikuti dengan baik oleh peserta pelatihan kepemimpinan tingkat IV. Hasil dari indikator lama waktu pelatihan dapat disimpulkan sudah baik dengan hasil sebesar 77%.
149
5. Fasilitas Pelatihan Merupakan hal yang berkenaan dengan tempat penyelenggaraan pendidikan - pelatihan yang dapat dikendalikan oleh instruktur, relevan dengan jenis pelatihan, dan konsumsi yang disediakan memuaskan. Dari hasil pengolahan data yang ada dalam indikator penelitian ini memuat 4 butir instrument pernyataan untuk indikator fasilitas pelatihan didapatkan hasil yang diperoleh dari skor ideal dari indikator fasilitas pelatihan adalah 4 x 40 x 4 = 640 (4 nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan skala likert, 40 = jumlah sampel yang dijadikan, 4 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator fasilitas pelatihan). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagi dengan riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 475 : 640 = 0,74 x 100% = 74%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa fasilitas pendidikan - pelatihan yang disediakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dilihat dari indikator fasilitas pelatihan sudah baik dengan hasil skor 74%. Yang artinya tempat penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dapat dikendalikan oleh instruktur pada saat pendidikan - pelatihan dilakukan, pelatihan yang diberikan sudah sesuai dengan jenis pelatihan yang diikuti oleh peserta berdasarkan bidangnya masing-masing peserta pendidikan - pelatihan, dan konsumsi yang disedikan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sudah memuaskan untuk peserta pendidikan - pelatihan kepemimpinan tingkat IV.
150
Setelah membahas mengenai teori variabel X (pendidikan - pelatihan), maka dilanjutkan pembahasan mengenai variabel Y yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini (produktivitas kerja) dalam Umar (2001:11) yang terdiri dari enam indikator: Sikap kerja, Tingkat keterampilan, Hubungan antar lingkungan kerja, Manajemen produktivitas, Efisiensi tenaga kerja dan Kewirausahaan. 1. Sikap Kerja Merupakan berkenaan dengan hal sikap dalam melayani, sikap dalam melaksanakan pekerjaan dan sikap melakukan inisiatif kerja. Dari hasil pengolahan data yang ada dalam indikator penelitian ini memuat 3 butir instrument pernyataan untuk indikator sikap kerja didapatkan hasil yang diperoleh dari skor ideal dari indikator sikap kerja adalah 4 x 40 x 3 = 480 (4 nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan skala likert, 40 = jumlah sampel yang dijadikan, 3 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator sikap kerja). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagi dengan riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 382 : 480 = 0,79 x 100% = 79%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sikap kerja para pegawai baik dengan mendapatkan pendidikan - pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Yang artinya dengan mendapatkan pendidikan - pelatihan mampu meningkatkan sikap pegawai dalam melayani masyarakat sebagai Pegawai Negeri Sipil yang kompeten, pegawai dapat mencapai tujuan dalam pelaksanaan pekerjaannya dan inisiatif pegawai dapat
151
meningkat dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan mendapatkan pendidikan dan pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. 2. Tingkat Keterampilan Merupakan berkenaan dengan hal keterampilan pencapaian tugas kerja, keterampilan melaksanakan tugas dan keterampilan mengevaluasi pencapaian tugas kerja. Dari hasil pengolahan data yang ada dalam indikator penelitian ini memuat 3 butir instrument pernyataan untuk indikator tingkat keterampilan didapatkan hasil yang diperoleh dari skor ideal dari indikator tingkat keterampilan adalah 4 x 40 x 3 = 480 (4 nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan skala likert, 40 = jumlah sampel yang dijadikan, 3 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator tingkat keterampilan). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagi dengan riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 383 : 480 = 0,79 x 100% = 79%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tingkat keterampilan pegawai baik dengan mendapatkan pendidikan dan pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Yang artinya tingkat keterampilan pegawai dalam pencapaian tugas lebih maksimal dan lebih kreatif dalam melaksanakan tugas kerja yang menjadi pekerjaannya, dan keterampilan mengevaluasi tugas dapat lebih baik dikerjakan dengan mendapatkan pendidikan dan pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. 3. Hubungan Antar Lingkungan Kerja
152
Merupakan berkenaan dengan hal hubungan kerja pegawai dan hubungan kerja dengan rekan kerja. Dari hasil pengolahan data yang ada dalam indikator penelitian ini memuat 3 butir instrument pernyataan untuk indikator hubungan antar lingkungan kerja didapatkan hasil yang diperoleh dari skor ideal dari indikator hubungan antar lingkungan kerja adalah 4 x 40 x 3 = 480 (4 nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan skala likert, 40 = jumlah sampel yang dijadikan, 3 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator hubungan antar lingkungan kerja). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagi dengan riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 373 : 480 = 0,77 x 100% = 77%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hubungan antar lingkungan kerja para pegawai dengan mendapatkan pelatihan baik. Yang artinya terdapat beberapa hal dalam hubungan kerja salah satunya ialah hubungan kerja dengan rekan kerja, para pegawai mampu berinteraksi positif dalam hal pekerjaan sehingga dapat terjalin disiplin kerja dan loyalitas kerja sesama pegawai yang mendapatkan pendidikan dan pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. 4. Manajemen Produktivitas Merupakan
berkenaan
dengan
hal
koordinasi
pekerjaan
dan
tanggungjawab pekerjaan yang menjadi tugas para pegawai. Dari hasil pengolahan data yang ada dalam indikator penelitian ini memuat 3 butir instrument pernyataan untuk indikator manajemen produktivitas didapatkan hasil yang diperoleh dari skor ideal dari indikator manajemen produktivitas
153
adalah 4 x 40 x 3 = 480 (4 nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan skala likert, 40 = jumlah sampel yang dijadikan, 3 = jumlah pernyataan yang ada pada indicator manajemen produktivitas). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagi dengan riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 377 : 480 = 0,78 x 100% = 78%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa manajemen produktivitas baik, yang artinya pendidikan dan pelatihan sangat berpengaruh pada manajemen produktivitas pegawai. Manajemen produktivitas menjelaskan tentang koordinasi pekerjaan dan tanggung jawab pekerjaan yang dilakukan pegawai, dari hal tersebut dapat dikatakan dengan mendapatkan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai dapat memberikan pengaruh positif terhadap koordinasi pekerjaan sesama pegawai yang mendapatkan pelatihan dan tanggungjawab yang dilakukan pegawai atas tugasnya lebih maksimal dengan mendapatkan pendidikan - pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. 5. Efisiensi Tenaga Kerja Merupakan berkenaan dengan hal jumlah tenaga kerja, pemanfaatan tenaga kerja dan pemanfaatan waktu tenaga kerja. Dari hasil pengolahan data yang ada dalam indikator penelitian ini memuat 3 butir instrument pernyataan untuk indikator efisiensi tenaga kerja didapatkan hasil yang diperoleh dari skor ideal dari indikator efisiensi tenaga kerja adalah 4 x 40 x 3 = 480 (4 nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden,
154
kriteria skor berdasarkan skala likert, 40 = jumlah sampel yang dijadikan, 3 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator efisiensi tenaga kerja). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagi dengan riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 374 : 480 = 0,77 x 100% = 77%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa efisiensi tenaga kerja baik, yang artinya dengan mendapatkan pendidkan - pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat meningkatkan pemanfaatan tenaga kerja yang dapat dilakukan oleh organisasi dan pemanfaatan waktu tenaga kerja lebih baik, hal ini berhubungan dengan pendidikan - pelatihan yang didapatkan oleh para pegawai sehingga pegawai mendapatkan pengalaman baru dan mampu meningkatkan kualitas kerjanya sesuai yang mereka dapat pada saat pendidikan - pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. 6. Kewiraswastaan Merupakan berkenaan dengan hal kemampuan pegawai dalam melihat potensi daerah, kemampuan pegawai dalam melihat potensi diri setiap orang dan kemampuan melihat potensi organisasi. Dari hasil pengolahan data yang ada dalam indikator penelitian ini memuat 3 butir instrument pernyataan untuk indikator kewiraswastaan didapatkan hasil yang diperoleh dari skor ideal dari indikator kewiraswastaan adalah 4 x 40 x 3 = 480 (4 nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan skala likert, 40 = jumlah sampel yang dijadikan, 3 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator kewiraswastaan). Setelah menemukan
155
skor ideal kemudian dibagi dengan riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 382 : 480 = 0,79 x 100% = 79%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa jiwa kewiraswataan pegawai baik dengan mendapatkan pelatihan yang dibutuhkan, yang artinya dengan mendapatkan pendidikan dan pelatihan kemampuan pegawai melihat potensi daerah berkembang sesuai pendidikan dan pelatihan yang mereka dapatkan, dan kemampuan pegawai melihat potensi organisasi yang mereka tempati mampu memberikan kontribusi yang baik kepada organisasi atau pemerintahan dengan mendapatkan pendidikan - pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Tabel 4.51 Skor Masing-masing Dari Indikator Variabel X (Pendidikan - Pelatihan) No Indikator X (Pelatihan) Skor Persentase (%) 1 Isi Pelatihan 788 82,08 2 Metode Pelatihan 334 69,58 3 Sikap dan Keterampilan Instruktur 376 78,33 4 Lama Waktu Pelatihan 249 77,81 5 Fasilitas Pelatihan 475 74,21 Jumlah 2222 77,15 Indikator Y (Produktivitas) 1 Sikap Kerja 382 79,58 2 Tingkat Keterampilan 383 79,79 3 Hubungan Antar Lingkungan 373 77,70 4 Manajemen Produktivitas 377 78,54 5 Efisiensi Tenaga Kerja 374 77,91 6 Kewirausahaan 382 79,58 Jumlah 2271 78,85 Sumber: Pengolahan Data, Peneliti 2016
Tabel 4.52
156
Interpretasi Persentasi Skor No
Interval
Kategori
1
81% - 100%
Sangat Baik
2
61% - 80%
Baik
3
41% - 60%
Cukup
4
21% - 40%
Kurang
5
0% - 20%
Sangat Kurang
Sumber: Arikunto 2010 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil Interpretasi skor nilai Pendidikan Pelatihan (Variabel X) menunjukan nilai sebesar 77,15% berada pada kategori baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa Pendidikan - Pelatihan pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten bersifat baik dan pengaruhnya besar, tetapi ada beberapa masalah yang perlu ditingkatkan lagi seperti sisi pengalaman dan pengetahuan Pendidikan - Pelatihan harus dikembangkan dan dipelajari lagi dan harus diterapkan dalam bekerja sehingga dapat memberikan kontribusi yang baik untuk organisasi. Sedangkan untuk skor hasil Produktivitas (Variabel Y) menunjukan nilai sebesar 78,85% berada pada kategori baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja pegawai bersifat baik, dimana produktivitas berkenaan dengan perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya
157
yang digunakan (input). Artinya tingkat produktivitas kerja sudah berjalan dengan efektif dan efisien. Demikian hasil penelitian ini, bahwa Pendidikan - Pelatihan pengaruhnya kuat terhadap Produktivitas Kerja pegawai. Hal ini terbukti dalam pengujian hipotesis yang dinyatakan bahwa terdapat pengaruh antara Pendidikan - Pelatihan terhadap Produktivitas Kerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten dapat diterima, atau tidak terdapat perbedaan antara yang diduga dalam populasi dengan data yang terkumpul dari sampel, di mana hasil hipotesis yang didapat sebesar 63,84% dan sisanya 36,16% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan
mengenai
Pengaruh
Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, peneliti menggunakan teori Rae (1998:8) (variabel X) dengan indikator pelatihan adalah Isi pelatihan, Metode pelatihan, Sikap dan Keterampilan instruktur, Lama waktu pelatihan dan Fasilitas pelatihan. Dan teori Produktivitas (2001:11) (variabel Y) dengan indikator produktivitas adalah Sikap kerja, Tingkat keterampilan, Hubungan antar lingkungan kerja, Manajemen produktivitas, Efisiensi tenaga kerja dan Kewirausahaan. Dari teori yang digunakan pada penelitian ini mencakup beberapa peranan penting mengenai sistem pendidikan - pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV, tugastugas Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai Aparatur Negara dalam melakukan tugasnya dengan baik dan maksimal maka demikian akan berdampak positif bagi organisasi maupun pemerintahan dan pengaruh pendidikan - pelatihan terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan peneliti mengenai Pendidikan - Pelatihan mencapai 77,15% dan Produktivitas kerja mencapai 78,85%, dari kedua hasil indikator tersebut berada dalam kategori baik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh besar antara
158
159
Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten. Berdasarkan hasil uji F hitung yang telah dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh nilai sebesar 67,062 sedangkan F tabel yang menjadi ukurannya ialah sebesar 4,08. Jadi dapat disimpulkan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel (67,062 > 4,08) yang artinya hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dari hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Pendidikan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten.
5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang peneliti ajukan berupa rekomendasi, berikut : 1.
Pelaksanaan pendidikan - pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten diharapkan dapat berkoordinasi dengan Lembaga Administrasi Negara (LAN) terkait dengan pembaruan materi yang disajikan dalam pelatihan.
2.
Badan Diklat Provinsi Banten diharapkan lebih memperhatikan sarana dan prasarana penunjang pendidikan dan pelatihan seperti penambahan
160
asrama, kendaraan operasional, komputer dan mesin fotocopy agar mampu menunjang kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan. 3.
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten diharapkan dapat merencanakan untuk menanggulangi masalah pembiayaan pendidikan pelatihan pegawai yang direncanakan dalam anggaran daerah.
4.
Perlu adanya evaluasi yang dilakukan oleh instansi terhadap para pegawai yang sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan sehingga dapat mengetahui apa yang telah didapatkan pegawai semasa pendidikan pelatihan serta mengetahui apa yang perlu diperbaiki lagi untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai.
DAFTAR PUSTAKA Hasibuan, M (1994), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta. CV. Haji Mas agung. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Panggabean, Mutiara S. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia Indonesia. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia Indonesia. Hariandja Effendi Tua Marihot. 2002. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. PT. Grasindo. Jakarta. Mangkunegara Prabu Anwar. 2003. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Rosda karya Dessler. G. (1998). Manajemen Personalia. Terjemahan Agus Dharma. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga 1997, Human Resorce Management Sevent Edition (Edisi Bahasa Indonesia). 1997 Jakarta : Prenhallindo Siagian, SP. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Bumi Aksara (2002) Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Simamora, H, (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, Bagian Penerbitan STIE Sunyoto, Danang SH. SE., MM. 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Salemba empat Veithzal Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan : Dari Teori Ke Praktik. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Henry, Simamora. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi III). 2004. Yoyakarta : Aditya Media. Sofyandi, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama,. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. DR. Edy Sutrisno, M.Si
Muchdrasah Sinungan, Produktivitas, Apa Dan Bagaimana, Bumi Aksara, Jakarta, 2000. Vincent Gaspersz, 2000, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, , hal. 24. Umar Husein. (2001). Balai Pengembangan Produktivitas Daerah. Jakarta: PT Gramedia (2001). Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama (2004), Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Cet ke 6, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Anwar Prabu, (2000). Manajemen Produktivitas Total: Strategi Peningkatan Produktivitas, Bisnis Global, Jakarta. Gramedia Sukamto
(1995), dalam bukunya yang berjudul Manajemen Produksi Replasi
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta (2007). Metode Penelitian Administrasi, Bandung.Alfabeta (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu Bambang Prasetyo, Miftahul Jannah, 1997 Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi, Gunadi, Akuntansi Pajak, Jakarta: Grasindo Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 20 Tahun 2015, Tentang Pedoman Penyelenggarjaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Es Pakpahan (2014), Jurnal Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai, Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang Zainy. Henry (2011), Jurnal Pengaruh Diklatpim IV Terhadap Motivasi Kerja, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran.
Lampiran 1 Serang,
2016
Yth. Bapak/Ibu Peserta Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten Di Tempat Dengan Hormat, Sehubungan dengan kegiatan penelitian yang sedang saya lakukan, terkait mata kuliah Skripsi, maka saya yang bertandatangan di bawah ini membutuhkan data melalui kuisioner yang dibagikan kepada Bapak/Ibu. Nama/NIM
: Okky Mario Satria Perdana
Jurusan/Fak
: Ilmu Administrasi Negara/FISIP
Semester
: 10
Mata Kuliah : SKRIPSI Judul Skripsi : Pengaruh Pendidikan - Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten No Hp
: 085939039502 Untuk itu, saya berharap Bapak/Ibu dapat membantu saya untuk mengisi
pernyataan-pernyataan dalam kuisioner yang saya berikan. Demikian yang dapat saya sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya mengucapkan terima kasih. Hormat Saya
Okky Mario Satria P.
KUESIONER PENELITIAN
Kode Responden
:
(diisi oleh peneliti)
Tanggal Pengisian :
a. b. c. d. e. f.
Petunjuk Pengisian : Anda diharapkan mengisi seluruh pertanyaan dalam kuesioner ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Cara pengisiannya yaitu dengan memberikan tanda Check List (√) pada kolom jawaban yang menurut anda sesuai dengan jawaban pilihan anda. Mohon diisi informasi data responden. Setiap satu pertanyaan hanya boleh diisi dengan satu jawaban. Semua jawaban akan dijamin kerahasiaannya. Keterangan dari jawaban : SS = Sangat Setuju = Setuju S TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju INFORMASI DATA RESPONDEN (Peserta Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV)
Nama Lengkap (Beserta gelar)
:
Usia
:
Tahun
Jenis Kelamin
:
Perempuan
Pangkat/Jabatan
:
Instansi Terkait
:
Pendidikan
:
SMA
Laki-laki
DIII
S1
S2
Indikator 1: Isi Pelatihan
PELATIHAN
No
Pernyataan
1.
Program pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten relevan Setiap peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten mendapatkan pelatihan yang dibutuhkan Peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten membutuhkan pelatihan guna meningkatkan produktivitas Pelatihan terhadap peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten perlu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kerja Pelatihan yang didapatkan oleh peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sesuai dengan kebutuhan saat ini Pelatihan yang diadakan memberikan materi-materi terbaru
2. 3. 4. 5. 6.
Indikator 2: Metode Pelatihan 7. Pelatihan yang diberikan sesuai dengan keahlian peserta 8. Pelatihan yang diberikan sesuai dengan bidangnya masingmasing peserta 9. Pelatihan yang dilakukan sesuai dengan gaya belajar peserta Indikator 3: Sikap dan Keterampilan Instruktur 10. Sikap instruktur dalam pelatihan peserta di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten baik 11. Penyampaian materi yang diberikan instruktur mudah dipahami peserta 12. Dalam penyampaian materi pelatihan instruktur menggunakan teknologi yang sudah maju Indikator 4: Lama Waktu Pelatihan 13. Waktu yang diberikan untuk pelatihan cukup untuk memahami materi 14. Tempo dalam penyampaian materi dapat diikuti dengan baik Indikator 5: Fasilitas Pelatihan 15. Tempat yang disediakan Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten nyaman digunakan 16. Fasilitas umum pada tempat penyelenggaraan pelatihan sudah lengkap 17. Materi yang disampaikan relevan dengan jenis pelatihan 18. Konsumsi yang disediakan Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sudah memuaskan PRODUKTIVITAS Indikator 1: Sikap Kerja 19. Dengan pelatihan sikap pegawai dalam melaksanakan
S S
S
T S
S T S
pekerjaan lebih baik dibandingkan sebelum pelatihan 20. Sikap pegawai dalam melaksanakan pekerjaan akan meningkat dengan mendapatkan pelatihan 21. Inisiatif kerja pegawai akan meningkat dengan mendapatkan pelatihan Indikator 2: Keterampilan 22. Keterampilan pegawai dalam pencapaian tugas meningkat dengan mendapatkan pelatihan 23. Keterampilan pegawai dalam melaksanakan tugas meningkat dengan mendapatkan pelatihan 24. Keterampilan pegawai mengevaluasi pencapaian program meningkat dengan mendapatkan pelatihan Indikator 3: HubunganAntarLingkungan 25. Hubungan dalam melaksanakan pekerjaan antara pegawai dan pimpinan baik 26. Hubungan kerja pegawai yang mendapatkan pelatihan dengan antar bagiannya baik 27. Hubungan kerja pegawai yang mendapatkan pelatihan dengan rekan kerja baik Indikator 4: ManajemenProduktivitas 28. Koordinasi pekerjaan yang dilakukan oleh para pegawai semakin baik dengan mendapatkan pelatihan 29. Komunikasi yang terjalin antar bagian baik dengan mendapatkan pelatihan 30. Tanggung jawab yang diberikan kepada pegawai meningkat dengan mendapatkan pelatihan Indikator 5: Efisiensi Tenaga Kerja 31. Dengan pelatihan efisiesi dalam melaksanakan pekerjaan meningkat 32. Efisiensi tenaga kerja berpengaruh erat jika mendapatkan pelatihan 33. Pelatihan yang diberikan Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten sesuai dengan tugas dan fungsinya Indikator 6: Kewirausahaan 34. Pegawai memiliki kemampuan melihat potensi daerahnya 35. Pegawai dapat mengembangkan kemampuan yang ada dalam diri dengan mendapatkan pelatihan 36. Pegawai memiliki kemampuan melihat potensi dibidangnya dengan mendapatkan pelatihan
Perhitungan Uji Validitas Variabel X (Pendidikan dan Pelatihan) Butir Pertanyaan No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1
2 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4
3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4
4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
5 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4
6 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4
7 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4
8 3 3 3 4 2 2 2 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2
9 2 3 4 4 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3 2 3 4 2 3 2 3 2
10 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4
11 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4
12
13 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4
14 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
15
16 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
17 3 3 4 4 4 3 2 2 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4
TOTAL
18 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4
2 3 4 4 4 2 3 2 3 3 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4
55 57 62 67 64 51 52 57 54 59 42 68 53 53 58 49 58 58 54 55 54 54 57 48 59 60 61 68
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 JML MEAN STDEV T hitung JAWABAN "SS" JAWABAN "S" JAWABAN "TS" JAWABAN "STS"
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 52 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 63 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 46 4 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 47 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 51 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 51 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 49 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 51 4 2 3 3 3 4 4 2 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 56 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 55 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 57 137 125 135 135 127 129 116 103 115 123 125 128 124 125 121 116 120 118 2222 3.43 3.13 3.38 3.38 3.18 3.23 2.9 2.58 2.88 3.08 3.13 3.2 3.1 3.13 3.03 2.9 3 2.95 55.55 0.55 0.61 0.49 0.54 0.55 0.53 0.59 0.68 0.52 0.57 0.56 0.56 0.55 0.52 0.58 0.63 0.55 0.64 5.848296 18 21 1 0
10 25 5 0
15 25 0 0
16 23 1 0
10 27 3 0
11 27 2 0
5 26 9 0
4 15 21 0
3 29 8 0
8 27 5 0
9 27 4 0
11 26 3 0
8 28 4 0
8 29 3 0
7 27 6 0
6 24 10 0
6 28 6 0
7 24 9 0
Q1 Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Q2
1 0.405 0.026 30 30 0.405 1 0.026 30 30 0.234 0.327 0.214 0.078 30 30 0.327 -0.03 0.077 0.882 30 30 0.405 0.466 0.026 0.009 30 30 0.165 0.253 0.385 0.178 30 30 0.157 0.338 0.407 0.068 30 30 0.064 0.146 0.738 0.441 30 30 0.232 0.205 0.218 0.276 30 30 0.447 0.176 0.013 0.352 30 30 0.412 0.132 0.024 0.487 30 30 0.321 0.044 0.083 0.817 30 30 0.272 0.241 0.146 0.199 30 30 0.367 0.326 0.046 0.079 30 30 0.47 0.543 0.009 0.002 30 30 0.308 0.47 0.098 0.009 30 30
Q3 0.234 0.214 30 0.327 0.078 30 1
Q4
0.327 0.077 30 -0.03 0.882 30 0.412 0.024 30 30 0.412 1 0.024 30 30 0.446 0.396 0.013 0.03 30 30 0.207 -0.03 0.272 0.882 30 30 0.312 -0.02 0.093 0.917 30 30 0.327 0.024 0.078 0.901 30 30 0.103 -0.01 0.588 0.941 30 30 0.518 0.57 0.003 0.001 30 30 0.426 0.494 0.019 0.005 30 30 0.234 0.567 0.214 0.001 30 30 0.393 0.349 0.032 0.059 30 30 0.309 0.274 0.097 0.143 30 30 0.226 0.075 0.229 0.692 30 30 0.39 0.15 0.033 0.427 30 30
Q5 0.41 0.03 30 0.47 0.01 30 0.45 0.01 30 0.4 0.03 30 1
Q6
Q7
Correlations Q8 Q9
Q10
0.165 0.16 0.064 0.232 0.447 0.385 0.41 0.738 0.218 0.013 30 30 30 30 30 0.253 0.34 0.146 0.205 0.176 0.178 0.07 0.441 0.276 0.352 30 30 30 30 30 0.207 0.31 0.327 0.103 0.518 0.272 0.09 0.078 0.588 0.003 30 30 30 30 30 -0.03 -0.02 0.024 -0.014 0.57 0.882 0.92 0.901 0.941 0.001 30 30 30 30 30 0.466 0.24 0.235 0.205 0.507 0.009 0.2 0.211 0.276 0.004 30 30 30 30 30 30 0.47 1 0.24 0.414 0.524 -0.044 0.01 0.2 0.023 0.003 0.817 30 30 30 30 30 30 0.24 0.239 1 0.633 0.316 0.021 0.2 0.204 2E-04 0.088 0.914 30 30 30 30 30 30 0.24 0.414 0.63 1 0.362 0.037 0.21 0.023 0 0.05 0.847 30 30 30 30 30 30 0.21 0.524 0.32 0.362 1 0.088 0.28 0.003 0.09 0.05 0.645 30 30 30 30 30 30 0.51 -0.04 0.02 0.037 0.088 1 0 0.817 0.91 0.847 0.645 30 30 30 30 30 30 0.48 0.016 0.07 -0.111 0.124 0.889 0.01 0.935 0.73 0.561 0.515 5E-11 30 30 30 30 30 30 0.65 0.165 0.16 0.064 0.232 0.571 0 0.385 0.41 0.738 0.218 1E-03 30 30 30 30 30 30 0.5 0.241 0.12 -0.092 0.087 0.543 0 0.199 0.52 0.63 0.647 0.002 30 30 30 30 30 30 0.7 0.326 0.02 0.042 0.1 0.621 0 0.079 0.9 0.826 0.6 3E-04 30 30 30 30 30 30 0.42 0.29 0.19 0.18 0.301 0.182 0.02 0.12 0.32 0.342 0.106 0.335 30 30 30 30 30 30 0.37 0.174 0.11 0.102 0.111 0.285 0.04 0.357 0.56 0.592 0.558 0.127 30 30 30 30 30 30
0.483 0.429 0.334 Pearson Correlation 0.007 0.018 0.071 Sig. (2-tailed) 30 30 30 N 0.589 0.523 0.246 Q18 Pearson Correlation 6E-04 0.003 0.189 Sig. (2-tailed) 30 30 30 N 0.616 0.567 0.603 DIKLAT Pearson Correlation 3E-04 0.001 4E-04 Sig. (2-tailed) 30 30 30 N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Q17
0.436 0.016 30 0.036 0.848 30 0.453 0.012 30
0.71 0 30 0.43 0.02 30 0.8 0 30
0.289 0.122 30 0.248 0.187 30 0.473 0.008 30
0.1 -0.008 0.213 0.606 0.58 0.967 0.258 4E-04 30 30 30 30 0.2 0.253 0.328 0.341 0.28 0.177 0.076 0.066 30 30 30 30 0.42 0.383 0.438 0.666 0.02 0.037 0.015 6E-05 30 30 30 30
Q11 0.412 0.024 30 0.132 0.487 30 0.426 0.019 30 0.494 0.005 30 0.482 0.007 30 0.016 0.935 30 0.065 0.733 30 -0.111 0.561 30 0.124 0.515 30 0.889 5E-11 30 1
Q12
0.321 0.083 30 0.044 0.817 30 0.234 0.214 30 0.567 0.001 30 0.646 1E-04 30 0.165 0.385 30 0.157 0.407 30 0.064 0.738 30 0.232 0.218 30 0.571 1E-03 30 0.543 0.002 30 30 0.543 1 0.002 30 30 0.526 0.42 0.003 0.021 30 30 0.602 0.509 4E-04 0.004 30 30 0.165 0.185 0.383 0.328 30 30 0.294 0.085 0.114 0.654 30 30
Q13 0.272 0.146 30 0.241 0.199 30 0.393 0.032 30 0.349 0.059 30 0.504 0.004 30 0.241 0.199 30 0.123 0.519 30 -0.09 0.63 30 0.087 0.647 30 0.543 0.002 30 0.526 0.003 30 0.42 0.021 30 1
Q14
0.367 0.046 30 0.326 0.079 30 0.309 0.097 30 0.274 0.143 30 0.702 2E-05 30 0.326 0.079 30 0.023 0.903 30 0.042 0.826 30 0.1 0.6 30 0.621 3E-04 30 0.602 4E-04 30 0.509 0.004 30 0.772 6E-07 30 30 0.772 1 6E-07 30 30 0.233 0.504 0.215 0.005 30 30 0.223 0.44 0.236 0.015 30 30
Q15 0.4697 0.0088 30 0.5428 0.0019 30 0.2262 0.2294 30 0.0753 0.6923 30 0.4166 0.022 30 0.2903 0.1196 30 0.1881 0.3196 30 0.1796 0.3422 30 0.3014 0.1056 30 0.1823 0.3349 30 0.1653 0.3827 30 0.185 0.3276 30 0.2334 0.2146 30 0.5037 0.0045 30 1
Q16
0.308 0.098 30 0.47 0.009 30 0.39 0.033 30 0.15 0.427 30 0.372 0.043 30 0.174 0.357 30 0.11 0.562 30 0.102 0.592 30 0.111 0.558 30 0.285 0.127 30 0.294 0.114 30 0.085 0.654 30 0.223 0.236 30 0.44 0.015 30 0.805 8E-08 30 30 0.805 1 8E-08 30 30
Q17
Q18
0.483 0.589 0.007 6E-04 30 30 0.429 0.523 0.018 0.003 30 30 0.334 0.246 0.071 0.189 30 30 0.436 0.036 0.016 0.848 30 30 0.708 0.431 1E-05 0.017 30 30 0.289 0.248 0.122 0.187 30 30 0.104 0.205 0.584 0.277 30 30 -0.01 0.253 0.967 0.177 30 30 0.213 0.328 0.258 0.076 30 30 0.606 0.341 4E-04 0.066 30 30 0.6 0.38 5E-04 0.038 30 30 0.483 0.176 0.007 0.353 30 30 0.574 0.169 9E-04 0.371 30 30 0.689 0.495 3E-05 0.005 30 30 0.595 0.683 5E-04 3E-05 30 30 0.629 0.602 2E-04 4E-04 30 30
DIKLAT 0.61594 0.000291 30 0.567139 0.001083 30 0.603217 0.000418 30 0.452556 0.012037 30 0.79706 1.36E-07 30 0.47308 0.008284 30 0.420456 0.020696 30 0.382604 0.036914 30 0.438002 0.015485 30 0.66634 5.82E-05 30 0.635578 0.000161 30 0.580586 0.000769 30 0.583904 0.000705 30 0.733493 4E-06 30 0.659862 7.28E-05 30 0.612996 0.000317 30
0.6 5E-04 30 0.38 0.038 30 0.636 2E-04 30
0.483 0.007 30 0.176 0.353 30 0.581 8E-04 30
0.574 9E-04 30 0.169 0.371 30 0.584 7E-04 30
0.689 0.5948 0.629 1 0.648 3E-05 0.0005 2E-04 1E-04 30 30 30 30 30 0.495 0.683 0.602 0.648 1 0.005 3E-05 4E-04 1E-04 30 30 30 30 30 0.733 0.6599 0.613 0.805 0.696 4E-06 7E-05 3E-04 8E-08 2E-05 30 30 30 30 30
0.805299 8.01E-08 30 0.69648 1.91E-05 30 1 30
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN R HITUNG Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Q11
Q12
Q13
Q14
Q15
Q16
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
0.61594 0.000291 30 0.567139 0.001083 30 0.603217 0.000418 30 0.452556 0.012037 30 0.79706 1.36E-07 30 0.47308 0.008284 30 0.420456 0.020696 30 0.382604 0.036914 30 0.438002 0.015485 30 0.66634 5.82E-05 30 0.635578 0.000161 30 0.580586 0.000769 30 0.583904 0.000705 30 0.733493 4E-06 30 0.659862 7.28E-05 30 0.612996
R TABEL
KEPUTUSAN
0,374
VALID
0,374
VALID
0,374
VALID
0,374
VALID
0,374
VALID
0,374
VALID
0,374
VALID
0,374
VALID
0,374
VALID
0,374
VALID
0,374
VALID
0,374
VALID
0,374
VALID
0,374
VALID
0,374
VALID
0,374
VALID
Q17
Q18
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
0.000317 30 0.805299 8.01E-08 30 0.69648 1.91E-05 30
0,374
VALID
0,374
VALID
Perhitungan Uji Validitas Variabel Y (Produktivitas) Butir Pertanyaan NO RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
19
20 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4
2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4
21 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4
22
23 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4
3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4
24 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4
25 26 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
27 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
28 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
29 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
30 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
31 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4
32 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4
33 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4
34 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4
35 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4
36 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
Total 52 58 63 60 66 54 55 71 62 57 47 72 54 54 62 53 71 58 56 58 53 54 56 49 54 57 61 72
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 JML MEAN STDEV T HITUNG JAWABAN "SS" JAWABAN "S" JAWABAN "TS" JAWABAN "STS"
3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 55 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 58 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 65 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 48 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 49 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 50 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 4 4 3 2 50 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 49 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 47 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 57 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 2 3 51 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 2 2 3 3 2 3 3 53 127 126 129 130 128 125 121 121 131 127 128 122 123 124 127 125 128 129 2271 3 3.3 3.2 3.2 3.1 3.1 3.1 3.2 3.1 3.2 3.2 56.775 3.18 3.15 3.23 3.25 3.2 3.1 3 0.45 0.58 0.62 0.59 0.61 0.6 0.7 0.6 0.5 0.5 0.5 0.5 0.7 0.59 0.5 0.6 0.5 0.5 6.859347 48.26295 8 10 13 13 12 10 9 8 12 10 9 5 10 9 9 10 10 10 31 26 23 24 24 25 23 25 27 27 30 32 23 26 29 25 28 29 1 4 4 3 4 5 8 7 1 3 1 3 7 5 2 5 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Q19 Q19
Q20
Q21
Q22
Q23
Q24
Q25
Q26
Q27
Q28
Q29
Q30
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Q20
1 0.412 0.024 30 30 0.412 1 0.024 30 30 0.439 0.372 0.015 0.043 30 30 0.371 0.322 0.044 0.083 30 30 0.405 0.365 0.026 0.047 30 30 0.279 0.227 0.136 0.227 30 30 0.279 0.369 0.136 0.045 30 30 0.457 0.28 0.011 0.134 30 30 0.279 0.369 0.136 0.045 30 30 0.376 0.482 0.04 0.007 30 30 0.509 0.328 0.004 0.077 30 30 0.391 0.691 0.033 2E-05
Q21 0.439 0.015 30 0.372 0.043 30 1
Q22
0.371 0.044 30 0.322 0.083 30 0.569 0.001 30 30 0.569 1 0.001 30 30 0.511 0.896 0.004 2E-11 30 30 0.505 0.733 0.004 4E-06 30 30 0.356 0.318 0.053 0.087 30 30 0.439 0.371 0.015 0.044 30 30 0.356 0.456 0.053 0.011 30 30 0.354 0.584 0.055 7E-04 30 30 0.514 0.426 0.004 0.019 30 30 0.481 0.496 0.007 0.005
Q23 0.405 0.026 30 0.365 0.047 30 0.511 0.004 30 0.896 2E-11 30 1 30 0.638 1E-04 30 0.378 0.04 30 0.405 0.026 30 0.508 0.004 30 0.616 3E-04 30 0.451 0.012 30 0.497 0.005
Q24 0.28 0.14 30 0.23 0.23 30 0.5 0 30 0.73 0 30 0.64 0 30 1
Correlations Q25 Q26 Q27
0.279 0.136 30 0.369 0.045 30 0.356 0.053 30 0.318 0.087 30 0.378 0.04 30 0.365 0.047 30 30 0.37 1 0.05 30 30 0.43 0.866 0.02 6E-10 30 30 0.52 0.841 0 6E-09 30 30 0.5 0.499 0.01 0.005 30 30 0.34 0.642 0.07 1E-04 30 30 0.57 0.57 0 0.001
0.457 0.011 30 0.28 0.134 30 0.439 0.015 30 0.371 0.044 30 0.405 0.026 30 0.426 0.019 30 0.866 6E-10 30 1
0.279 0.136 30 0.369 0.045 30 0.356 0.053 30 0.456 0.011 30 0.508 0.004 30 0.524 0.003 30 0.841 6E-09 30 0.719 8E-06 30 30 0.719 1 8E-06 30 30 0.376 0.671 0.04 5E-05 30 30 0.791 0.489 2E-07 0.006 30 30 0.561 0.57 0.001 0.001
Q28 0.376 0.04 30 0.482 0.007 30 0.354 0.055 30 0.584 7E-04 30 0.616 3E-04 30 0.499 0.005 30 0.499 0.005 30 0.376 0.04 30 0.671 5E-05 30 1
Q29
Q30
Q31
Q32
Q33
Q34
Q35
Q36
TOTAL
0.5086 0.391 0.485 0.4471 0.367 0.487 0.321 0.477 0.5948 0.0041 0.033 0.007 0.0132 0.046 0.0064 0.083 0.008 0.0005 30 30 30 30 30 30 30 30 30 0.3281 0.691 0.439 0.2885 0.191 0.4558 0.28 0.275 0.5414 0.0767 2E-05 0.015 0.1221 0.311 0.0114 0.134 0.142 0.002 30 30 30 30 30 30 30 30 30 0.5145 0.481 0.569 0.4523 0.657 0.533 0.439 0.585 0.6964 0.0036 0.007 0.001 0.0121 8E-05 0.0024 0.015 7E-04 2E-05 30 30 30 30 30 30 30 30 30 0.4259 0.496 0.508 0.4914 0.426 0.5415 0.499 0.516 0.7289 0.0189 0.005 0.004 0.0058 0.019 0.002 0.005 0.004 5E-06 30 30 30 30 30 30 30 30 30 0.4511 0.497 0.43 0.6168 0.451 0.6443 0.646 0.423 0.7581 0.0124 0.005 0.018 0.0003 0.012 0.0001 1E-04 0.02 1E-06 30 30 30 30 30 30 30 30 30 0.3361 0.57 0.33 0.4298 0.489 0.4921 0.426 0.592 0.668 0.0694 0.001 0.075 0.0178 0.006 0.0057 0.019 6E-04 5E-05 30 30 30 30 30 30 30 30 30 0.6417 0.57 0.71 0.5641 0.489 0.6215 0.426 0.592 0.7467 0.0001 0.001 1E-05 0.0012 0.006 0.0002 0.019 6E-04 2E-06 30 30 30 30 30 30 30 30 30 0.7912 0.561 0.719 0.6955 0.509 0.487 0.457 0.629 0.7716 2E-07 0.001 7E-06 2E-05 0.004 0.0064 0.011 2E-04 6E-07 30 30 30 30 30 30 30 30 30 0.4889 0.57 0.583 0.6984 0.489 0.6215 0.572 0.592 0.7804 0.0061 0.001 7E-04 2E-05 0.006 0.0002 9E-04 6E-04 4E-07 30 30 30 30 30 30 30 30 30 0.5959 0.657 0.431 0.6694 0.43 0.7108 0.535 0.558 0.7578 0.0005 8E-05 0.018 5E-05 0.018 1E-05 0.002 0.001 1E-06 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 0.596 1 0.601 0.659 0.7498 0.559 0.5235 0.367 0.538 0.7642 5E-04 4E-04 7E-05 2E-06 0.001 0.003 0.046 0.002 9E-07 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 0.657 0.6014 1 0.47 0.5287 0.425 0.5397 0.561 0.609 0.7655 8E-05 0.0004 0.009 0.0027 0.019 0.0021 0.001 4E-04 8E-07
30 30 30 N 0.485 0.439 0.569 Pearson Correlation 0.007 0.015 0.001 Sig. (2-tailed) 30 30 30 N 0.447 0.288 0.452 Q32 Pearson Correlation 0.013 0.122 0.012 Sig. (2-tailed) 30 30 30 N 0.367 0.191 0.657 Q33 Pearson Correlation 0.046 0.311 8E-05 Sig. (2-tailed) 30 30 30 N 0.487 0.456 0.533 Q34 Pearson Correlation 0.006 0.011 0.002 Sig. (2-tailed) 30 30 30 N 0.321 0.28 0.439 Q35 Pearson Correlation 0.083 0.134 0.015 Sig. (2-tailed) 30 30 30 N 0.477 0.275 0.585 Q36 Pearson Correlation 0.008 0.142 7E-04 Sig. (2-tailed) 30 30 30 N 0.595 0.541 0.696 TOTAL Pearson Correlation 5E-04 0.002 2E-05 Sig. (2-tailed) 30 30 30 N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Q31
30 0.508 0.004 30 0.491 0.006 30 0.426 0.019 30 0.542 0.002 30 0.499 0.005 30 0.516 0.004 30 0.729 5E-06 30
30 0.43 0.018 30 0.617 3E-04 30 0.451 0.012 30 0.644 1E-04 30 0.646 1E-04 30 0.423 0.02 30 0.758 1E-06 30
30 0.33 0.08 30 0.43 0.02 30 0.49 0.01 30 0.49 0.01 30 0.43 0.02 30 0.59 0 30 0.67 0 30
30 0.71 1E-05 30 0.564 0.001 30 0.489 0.006 30 0.622 2E-04 30 0.426 0.019 30 0.592 6E-04 30 0.747 2E-06 30
30 0.719 7E-06 30 0.696 2E-05 30 0.509 0.004 30 0.487 0.006 30 0.457 0.011 30 0.629 2E-04 30 0.772 6E-07 30
30 0.583 7E-04 30 0.698 2E-05 30 0.489 0.006 30 0.622 2E-04 30 0.572 9E-04 30 0.592 6E-04 30 0.78 4E-07 30
30 0.431 0.018 30 0.669 5E-05 30 0.43 0.018 30 0.711 1E-05 30 0.535 0.002 30 0.558 0.001 30 0.758 1E-06 30
30 30 30 0.6593 0.47 1 7E-05 0.009 30 30 30 0.7498 0.529 0.58 2E-06 0.003 8E-04 30 30 30 0.5588 0.425 0.537 0.0013 0.019 0.002 30 30 30 0.5235 0.54 0.51 0.003 0.002 0.004 30 30 30 0.3674 0.561 0.25 0.0458 0.001 0.182 30 30 30 0.5383 0.609 0.64 0.0022 4E-04 1E-04 30 30 30 0.7642 0.766 0.753 9E-07 8E-07 2E-06 30 30 30
30 0.5795 0.0008 30 1
30 30 30 30 30 0.537 0.5105 0.25 0.64 0.753 0.002 0.004 0.182 1E-04 2E-06 30 30 30 30 30 0.621 0.5697 0.696 0.612 0.8145 3E-04 0.001 2E-05 3E-04 4E-08 30 30 30 30 30 30 0.6205 1 0.6481 0.509 0.697 0.7209 0.0003 0.0001 0.004 2E-05 7E-06 30 30 30 30 30 30 0.5697 0.648 1 0.607 0.662 0.811 0.001 1E-04 4E-04 7E-05 6E-08 30 30 30 30 30 30 0.6955 0.509 0.6067 1 0.629 0.6988 2E-05 0.004 0.0004 2E-04 2E-05 30 30 30 30 30 30 0.6124 0.697 0.662 0.629 1 0.8017 0.0003 2E-05 7E-05 2E-04 1E-07 30 30 30 30 30 30 0.8145 0.721 0.811 0.699 0.802 1 4E-08 7E-06 6E-08 2E-05 1E-07 30 30 30 30 30 30
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI
Q19
Q20
Q21
Q22
Q23
Q24
Q25
Q26
Q27
Q28
Q29
Q30
Q31
Q32
Q33
Q34
Q35
Q36
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
R HITUNG R TABEL 0.594845 0,374 0.000526 30 0.541415 0,374 0.002003 30 0.696362 0,374 1.92E-05 30 0.728916 0,374 4.92E-06 30 0.758094 0,374 1.22E-06 30 0.667974 0,374 5.5E-05 30 0.746692 0,374 2.15E-06 30 0.771635 0,374 5.97E-07 30 0.780428 0,374 3.65E-07 30 0.757847 0,374 1.24E-06 30 0.764177 0,374 8.9E-07 30 0.765547 0,374 8.28E-07 30 0.753013 0,374 1.58E-06 30 0.814472 0,374 4.33E-08 30 0.720881 0,374 7.01E-06 30 0.810956 0,374 5.51E-08 30 0.698839 0,374 1.74E-05 30 0.801745 0,374 1.01E-07 30
KEPUTUSAN VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
UJI RELIABILITAS VARIABEL X (PENDIDIKAN DAN PELATIHAN) Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 40
100.0
0
.0
40
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Part 1
Value N of Items
Part 2
Value N of Items
Total N of Items
.707 9
a
.873 9
b
18
Correlation Between Forms
.655
Spearman-Brown Coefficient Equal Length
.791
Unequal Length Guttman Split-Half Coefficient a. The items are: Q1, Q2, Q3, Q4, Q5, Q6, Q7, Q8, Q9. b. The items are: Q10, Q11, Q12, Q13, Q14, Q15, Q16, Q17, Q18.
(Sumber : SPSS 16 For Windows 2016)
.791 .774
Scale: ALL VARIABLES UJI RELIABILITAS VARIABEL Y (PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI)
Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 40
100.0
0
.0
40
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Part 1
Value N of Items
Part 2
Value N of Items
Total N of Items
.891 9
a
.883 9
b
18
Correlation Between Forms
.747
Spearman-Brown Coefficient Equal Length
.855
Unequal Length Guttman Split-Half Coefficient a. The items are: Q1, Q2, Q3, Q4, Q5, Q6, Q7, Q8, Q9. b. The items are: Q10, Q11, Q12, Q13, Q14, Q15, Q16, Q17, Q18.
(Sumber : SPSS 16 For Windows 2016)
.855 .853
Diklat
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
VAR00001 N
40
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Mean
55.5500
Std. Deviation
5.84830
Absolute
.088
Positive
.088
Negative
-.068
Kolmogorov-Smirnov Z
.554
Asymp. Sig. (2-tailed)
.918
a. Test distribution is Normal.
Produktivitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test VAR00001 N Normal Parameters
40 a
Most Extreme Differences
Mean
56.7750
Std. Deviation
6.85935
Absolute
.154
Positive
.154
Negative
-.081
Kolmogorov-Smirnov Z
.975
Asymp. Sig. (2-tailed)
.298
a. Test distribution is Normal.
UJI RELIABILITAS VARIABEL X (PENDIDIKAN DAN PELATIHAN) Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 40
100.0
0
.0
40
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Part 1
Value N of Items
Part 2
Value N of Items
Total N of Items
.707 9
a
.873 9
b
18
Correlation Between Forms
.655
Spearman-Brown Coefficient Equal Length
.791
Unequal Length Guttman Split-Half Coefficient a. The items are: Q1, Q2, Q3, Q4, Q5, Q6, Q7, Q8, Q9. b. The items are: Q10, Q11, Q12, Q13, Q14, Q15, Q16, Q17, Q18.
(Sumber : SPSS 16 For Windows 2016)
.791 .774
Scale: ALL VARIABLES UJI RELIABILITAS VARIABEL Y (PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI)
Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 40
100.0
0
.0
40
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Part 1
Value N of Items
Part 2
Value N of Items
Total N of Items
.891 9
a
.883 9
b
18
Correlation Between Forms
.747
Spearman-Brown Coefficient Equal Length
.855
Unequal Length Guttman Split-Half Coefficient a. The items are: Q1, Q2, Q3, Q4, Q5, Q6, Q7, Q8, Q9. b. The items are: Q10, Q11, Q12, Q13, Q14, Q15, Q16, Q17, Q18.
(Sumber : SPSS 16 For Windows 2016)
.855 .853
Diklat
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
VAR00001 N
40
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Mean
55.5500
Std. Deviation
5.84830
Absolute
.088
Positive
.088
Negative
-.068
Kolmogorov-Smirnov Z
.554
Asymp. Sig. (2-tailed)
.918
a. Test distribution is Normal.
Produktivitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test VAR00001 N Normal Parameters
40 a
Most Extreme Differences
Mean
56.7750
Std. Deviation
6.85935
Absolute
.154
Positive
.154
Negative
-.081
Kolmogorov-Smirnov Z
.975
Asymp. Sig. (2-tailed)
.298
a. Test distribution is Normal.
UJI KORELASI PEARSON PRODUCT MOMENT Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
DIKLAT
55.55
5.848
40
PRODUKTIVITAS
56.78
6.859
40
Correlations DIKLAT DIKLAT
Pearson Correlation
PRODUKTIVITAS 1
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
**
.000
N PRODUKTIVITAS
.799
40
40
**
1
.799
.000
N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
40
40
CORRELATIONS /VARIABLES=DIKLAT PRODUKTIVITAS /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Correlations Correlations DIKLAT DIKLAT
Pearson Correlation
PRODUKTIVITAS 1
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
40
40
**
1
.799
Sig. (2-tailed)
.000
N
40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Regression Variables Entered/Removed
b
Variables Model
Variables Entered
1
PRODUKTIVITAS
a
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: DIKLAT
Removed
**
.000
N PRODUKTIVITAS
.799
Method . Enter
40
sebesar 0,638 , yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah 63,8% , oleh variabel lain.
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
851.442
1
851.442
Residual
482.458
38
12.696
1333.900
39
Total
F
Sig.
67.062
.000
a
a. Predictors: (Constant), PRODUKTIVITAS b. Dependent Variable: DIKLAT
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) PRODUKTIVITAS
a. Dependent Variable: DIKLAT
Std. Error 16.876
4.756
.681
.083
Coefficients Beta
t
.799
Sig. 3.548
.001
8.189
.000
Distribusl F untuk PrC>babilita = 0,05
Titik Persentase
n~).
Ie: I
I
31 ..
:0.-3 17.
51
561
';'1
5.00 :>:'.9 5.32
S
512
10
.. ~
11
192~
1~.51
'.11'
$'2
""" 5.7S 51' ., 1'!
4><16
'.2(; ".10 3.98
63~ 519 .. 53 }.3! I '~.11
401 3.86 3.7J 359 3.49 341
12 13 14
~ 75 4.61 4..60
3.ao
'5
'.64
3.00
16
4 ••9 4.~5
3.53
3.2'
17
l.W
ta
".,
3.$5
11
4.U
20 21 !2 Zl
".35 4.32 .. :W 4.28
3.52 3..0
3.20 3-IG 3.13 310 3-07
.<
15 1e Z7 !5
2. 32
» )4
H1
3.39
".23 4.21 4.20 ".18 4.16
" 1[\ 4,'4 ..
13
4.12 .. II
31 U
4 11 _ 10
1$
3,~ 340
3S
.1 .2
J~"7
• .2"
1.
" 41
374
4.20
3D 4.ar 31
3JSI
...09 4.011
".08 4 ()1 •• 07
3$1 3.3.5 3.~ 3.33 :U2 330 32tl 3-~ 328 3.2; 3 i6 3.25
3.2' 3.2.. 3.23 3.23 3.22 3.21
33-0 329
3.05 303 3.01 Z.99 198
296 2Q5 2,93
lll2 1. 91
2.>0 2.113
188 2.81
< A1 286 2.85
2.85 284 263 263 2.82
J
nc
",10
so' nlii
I ')Ol 1933
I
8891
SI)< e to
.3,
I! 61'S'
500!<95 .. 3'5 , 21 ~ Y1 "J.ff1 \
"39
''-'40
tg40
8S'
6.79
H6
8.74
8w
594
591
_n
596 47_ _OIl
"70 4.03
468 ...00
'.66
• '0
Je!
JG4
3.~)'
357
355
1311
3.35
l.31
3.28
326
3.18
314
3.10
3,07
305
2(;4
19351,931
-sa .. l' 37a
6815
6041 -~ .. 1$ 373
I
~: ~.: ~:, I~: ~~ 3J)3
292
2.eJ
3.11
2.96
'M
llS
)06
z.go
2 19
301 1116 2 V3
us
2.7.1
2.71
2.66
2.8I Z.77
2.70 2.ee
2.61 2.55
2.00
2.14
'2.8_ ; "7 '" Z.08 282
2.66
2.eo 2.78
2.64
276 11' 273
271 2.70
U,S 258 2.a? 756
L6!> 264 .o>J 263 2.62
261 UI 2.00
U9 2.59
262 2.eo 2.59
z.$7
2.63 2);0 2.57 2.55 ?~ 2.51 2.49 ,47
235
246 245
2.65
243 z..4-Z
2.53 2.52 1" 2.40 251 2.50 . Z
2<9
z..c9
.91
~U
2.31 2. y)
2.54 251 2.49 248 2.44 2.4;1 240 2.30 Z.37
28Z
2.91 2.79
2.10
Z.75
2.rJ.
269
2.8~ 2.7G ~.66
2.77
2..1'
287
2511
'55
210 2 64
2.60
2.113 2.57
UD
2.(,5
253
2.51
2.MS
2.:>9 2.54
254
2.51
2.48
245
2.<9 z.45
2.48
14;1
2..1
2.38
2.42 2.31 2.33
2.34
2."
248 2.45 z.<2
2.42 2.311 2.31
2.38
2.34
23'
2..31
2.2.
2~
2.28
2.20
2.34
2>6
2.25 2.23
2.22
2.40
2.35 2.32 2.30 227
2.10
2.24
2.20
2.25
2.22
2.2'
UO
2.18 2.1G 2.1~ 2.13 Z.12 2.10
2.18 2.15 Z.1. 1.1Z.
2.17 2.tS 2.13 2.11 2.09
2.10
2.08
2.06
Z.OII
2.06 2.05 2.0.< 203
2.e.
Z.o.< 203 201 2.00 1.99
2.00
198
137
2.32
2.36 2.34
2.30 2.28
'32
2.27
2.31
2.16
2.11
2.211
2.10
235
2.28
2.22
2.33
227 125
2.21 2.20
2.09
2.2' 223
z.'$
2.11 216 2 IS 214
l.15 2.14 2.t3 ,,1 210
:US
213
2.09
2Ci6
, '1
2.12 Z.II
208 2. 07
206
2G7 206 2.05 2.1)4 2.04 2J)3
,30 2291 113 ,.29 I z.22 l28 2.2
2.15 lIS
,,2."
Z.OII
Z 45
2.26
419
2.Il8
245
1.3'
2.25
2.1& 211 2.11 2.16
2.13 Z.12 2.12 2.11
243
2.32
U4
2.24 z.23
2.53 ~ ... tt 240 2.35 2.31
2.<16
219
2....2.33 2.32
z.n I 2.62
2..37
2.49
2'"
2.'"
3.22
3.01 U5
2.S9 2.$S 2.51
2.27 2.2!;
HG
2 T.
3.51
2,40 2.35 2.31 2.28
238 2.35 2.~
2..41
370 0.110 <4.62 3.94
3 ~3 32' 3.03 '116
~
1.1'
~4!;
Hl"J
~.&4 300
z.as
2.20
23'
398
2.98
2.25 2.2'
232
1H..2
all 8/~ ~.8;; .87
),02
.22
2.3&
19."2
z.$O
~=~; ~:"~::;: I I 3 14
19.1
Z.IO
208
l.Ut 2.1)6
2J)3
2m
2.08 2.07
2.04 203 2.02 2. 02 2.01 2.00 2.00 1.&9
2.08 2.06 2.05 Z.04 2.03 2.02 2.01
2211 2.26 2. 2.Z
2.27 2.23 1.20 2.18 215 213 2.11 200 2,Uf
199
.97
199
1.1l6
200 200
, .98
1 ~!)
1 117
UlS
1.119 1.98
'.00 1.05 1.95 1.94
1.94 1 Dl 1 1.92
104
1.91
Ul7
197
1.93
n
Tabel NiIQi-ni:ai r Product Moment
i I
N
I
[Tarat Signifikansi~I 1_-,,5c...:Y,::co_ 1 % _
N
Taraf Signifilcansl 5%
~
-39 - 40.
38
0,320 0,316 0,312
'
3 4 5
0,997 0,950 0,878
0,999 0,990
6 7
0,306
42
O,3{)4
43
!l,30 I
9
0,666
44
10 11 12 13 14 15
0,632
0,917 0,874 0,634 0,798 0,765
41
8
0,811 0,754 0,707
45
0297 0,294
0,398 0,393 0,389 0,384 0,380
O,60~ 0,576 0,553 0,5.'32 0,514
0,7:~5 0,708 0,684 0,661 0,641
46 47 48 49 50
0,291 0,268 0284 0,281 0,279
0,376 0,372 0,358 0,364 0,361
16 17 18 19 20
0,497 0,482 0,468 0,456 0,444
0,623 0.606 0,590 0,575 0,561
55 6C 65 70 75
0266 0,244 '0,235 0,227
21 22 23 24
0,433 0,423 0,413 0,404 0,300
0,549 0.537 0,526 0,515 0,505
60 85 90 95 100
0,220 0,213 0,207 0.202 0,195
0,345 0,330 0,317 0,306 0.296 0,286 0,278 0,270 0,263 0,256
0,388 0,381 0,374 0,367 0,361
0,495 0,487 0,478 0,470 o ,463
125 150 175 200
soo
0.176 0,159 0,146 0,138 0,113
0,230 0,210 0.194 0,181 0,148
0,355 0,349 0,:>44 0,339 0,334
0,45fl 0,449 0,442 0,436 0,430
400 500 600 700 800
0,098 0,088 0,000 0,074 0,070
0,126 0,115
0,005
0,066 0,001
25 26 27 28
29 30 31 32
33 3-1 35
0,859
l__!~_-L_~_):_~~_; __ ! ~:_'~___: L-_(_~~
0,254
0,052
0,413 0,408 0,403
0,105 0,097 0.091
I ;
!I
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARJAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA, Menimbang : a. bahwa pendidikan dan pelatihan kepemimpinan kepada bagi pejabat yang akan dan/atau telah menduduki jabatan struktural eselon IV di seluruh Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah ditujukan untuk membentuk sosok pemimpin birokrasi yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam menyusun perencanaan kegiatan instansi serta memimpin pelaksanaannya;
Mengingat
b.
bahwa Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 22 Tahun 2014 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 13 Tahun 2013 tidak sesuai lagi dengan kondisi saat mi
c.
bahwa pedoman sebagaimana dimaksud dalam huruf b, ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara;
: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Repubi: k Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah dua k di diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor c Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3.
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019);
4.
Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 1972 tentang Tanggung Jawab Fungsional Pendidikan dan Latihan;
5.
Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 127);
6.
Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 193/XIII/ 10/6/200 1 tentang Pedoman Umum Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil;
7.
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1245); MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV. Pasal 1 Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV yang selanjutnya disebut Pedoman sebagaimana termuat dalam Lampiran Peraturan mi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan mi. Pasal 2 Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Pasal digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan program Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV. Pasal 3 Ketentuan mengenai proses pembelajaran yang tertuang dalam Bab VII Penyelenggaraan, huruf D Jadwal Pelaksanaan sebagaimana termuat dalam Lampiran Peraturan mi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini, berlaku sejak tanggal 1 Agustus 2015.
Pasal 4 Pada saat Peraturan mi mulai berlaku Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 22 Tahun 2014 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 13 Tahun 2013, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 5 Peraturan mi mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Lembaga mi dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Maret 2015 KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA, Ttd. AGUS DWIYANTO
Diundangkan di Jakarta pada tanggal 18 Agustus 2015 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Ttd. YASONNA H. LAOLY BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 1223
Salman mi sesuai dengan aslinya KEPALBLAN HUKUM DAN ORGANISASI,
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang ditandai dengan kekayaan alam yang melimpah, potensi sumber daya manusia, peluang pasar yang besar dan demokrasi yang relatif stabil. Namun prakondisi yang sudah terpenuhi itu belum mampu dikelola secara efektif dan efisien oleh para aktor pembangunan, sehingga Indonesia masih tertinggal dari cepatnya laju pembangunan global dewasa mi. Salah satu penyebab ketertinggalan tersebut adalah lemahnya kemampuan dalam menuangkan visi negara, pemerintahan pusat dan daerah ke dalam kebijakan strategis, termasuk lemahnya kapasitas dalam memimpin implementasi kebijakan strategis tersebut. Dalam sistem manajemen kepegawaian, pejabat struktural eselon IV memainkan peranan yang sangat menentukan dalam membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan instansi dan memimpin bawahan dan seluruh pemangku kepentingan stratejik untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara efektif dan efisien. Tugas mi menuntutnya memiliki kompetensi kepemimpinan operasional, yaitu kemampuan dalam membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan instansi dan kemampuan mempengaruhi serta memobilisasi bawahan dan pemangku kepentingan strategisnya dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan. Untuk dapat membentuk sosok pejabat struktural eselon IV seperti tersebut di atas, penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat IV yang bertujuan sebatas membekali peserta dengan kompetensi yang dibutuhkan menjadi pemimpin operasional dirasakan tidak cukup. Diperlukan sebuah penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV yang inovatif, yaitu penyelenggaraan Dikiat yang memungkinkan peserta mampu menerapkan kompetensi yang telah dimilikinya. Dalam
penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV seperti mi, peserta dituntut untuk menunjukkan kinerjanya dalam merancang suatu perubahan di unit kerjanya dan memimpin perubahan tersebut sehingga memberikan hasil yang signifikan. Dengan demikian, pembaharuan Diklatpim Tingkat IV mi diharapkan dapat menghasilkan alumni yang tidak hanya memiliki kompetensi kepemimpinan operasional, tetapi juga mampu menunjukkan kinerjanya dalam memimpin perubahan di unitnya. B. Tujuan Tujuan penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV adalah membentuk kompetensi kepemimpinan operasional dan membentuk pemimpin perubahan pada pejabat struktural eselon IV yang akan berperan dan melaksanakan tugas dan fungsi kepemerintahan di instansinya masing-masing. C. Kompetensi Kompetensi yang dibangun pada Diklatpim Tingkat IV adalah kompetensi kepemimpinan operasional yaitu kemampuan membuat perencanaan kegiatan instansi dan memimpin keberhasilan implementasi pelaksanaan kegiatan tersebut, yang diindikasikan dengan kemampuan: 1. membangun karakter dan sikap perilaku integritas sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kemampuan untuk menjunjung tinggi etika publik, taat pada nilai-nilai, norma, moralitas dan bertanggungjawab dalam memimpin unit instansinya; 2. membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan instansi; 3. melakukan kolaborasi secara internal dan eksternal dalam mengelola tugas-tugas organisasi ke arah efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan instansi; 4. melakukan inovasi sesuai bidang tugasnya guna mewujudkan pelaksanaan kegiatan yang lebih efektif dan efisien; 5. mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya internal dan eksternal organisasi dalam implementasi kegiatan unit instansinya.
BAB II KURIKULUM Kurikulum Diklatpim Tingkat IV secara keseluruhan terdiri dan 5 (lima) agenda pembelajaran yang akan diberikan dalam 5 (lima) Tahap Pembelajaran. A. Agenda Pembelajaran Untuk mencapai kompetensi kepemimpinan operasional seperti yang diuraikan pada Bab I, struktur icurikulum Diklatpim Tingkat IV terdiri dan 5 (lima) agenda pembelajaran yang diuraikan sebagai berikut: 1. Agenda Penguasaan Din (Self Mastery); Dalam agenda pembelajaran penguasaan din (self mastery) peserta diharapkan mampu menginternalisasi pilar-pilar kebangsaan dalam merencanakan dan mengimplementasikan seluruh kegiatan di unit organisasinya. Mata Dikiat dalam agenda mi adalah Pilar-Pilar kebangsaan, Integritas, Standar Etika Publik dan SANKRI. 2. Agenda Diagnosa Perubahan Organisasi; Agenda Diagnosa Perubahan Organisasi diberikan agar peserta mampu mengidentifikasi akar permasalahan dan isu strategis pada pengelolaan tugas dan fungsi instansinya serta dapat menyusun alternatif solusi pemecahannya. Dalam agenda mi, peserta akan dibekali dengan mata Dikiat Diagnostic Reading dan Isu-Isu Strategis. 3. Agenda Inovasi; Agenda inovasi diberikan agar peserta mampu merancang pengembangan potensi dirinya, melakukan inovasi terkait pengelolaan tugas dan fungsi pada unit instansinya, membangun budaya kerja untuk efektifitas kepemimpinanannya dan mengadopsi dan mengadaptasi keunggulan pengelolaan tugas 'dan fungsi organisasi lain ke unit kerjanya. Dalam Agenda ini, peserta akan dibekali dengan: Berpikir Kreatif dan Inovasi; Pengenalan Potensi Din, dan Benchmarking ke Best Practice. 4. Agenda Tim Efektif; Agenda Tim Efektif diberikan agar peserta mampu menata ulang jejaring kerja personal dan organisasi yang bertujuan untuk efektivitas pengelolan tugas dan fungsi unit di instansinya dan mampu membangun persepsi yang sama di antara para stakeholder (pemangku kepentingan) terkait sehingga mendapatkan dukungan untuk mewujudkan pengelolaan tugas
dan fungsi tersebut. Dalam Agenda ini, peserta akan dibekali dengan mata Dikiat: Membangun Tim Efektif, Koordinasi dan Kolaborasi, dan Kecerdasan Emosional. 5. Agenda Proyek Perubahan. Agenda Proyek Perubahan diberikan agar peserta mampu mengaktualisasikan kompetensi yang telah diperolehnya melalui agenda Self Mastery, Diagnosa Perubahan Organisasi, Inovasi, dan Tim Efektif untuk menyu sun rancangan dan implementasi Proyek Perubahan. Dalam Agenda mi, peserta akan dibekali dengan mata Dikiat Proyek Perubahan yang terdiri dan: Konsepsi Proyek Perubahan, Pembimbingan di kelas, Membangun Taking Ownership (Komitmen Bersama), Merancang Proyek Perubahan, Presentasi Rancangan Proyek Perubahan, Penjelasan Implementasi Proyek Perubahan, Laboratorium Kepemimpinan, Presentasi Proyek Perubahan, dan Evaluasi Kepemimpinan Peserta. B. Tahapan Pembelajaran dan Mata Dikiat PenyelenggaraanDiklatpim Tingkat IV dilaksanakan melalui 5 (lima) tahap pembelajaran. Setiap tahapan pembelajaran terdiri dan sejumlah mata agenda yang dijabarkan ke dalam beberapa mata Dikiat. Tahapan pembelajaran yang diberikan di Diklatpim Tingkat IV beserta sejumlah agenda dan mata Diklatnya diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap Diagnosa Kebutuhan Perubahan Organisasi. Tahap mi mengarahkan peserta untuk menentukan area kegiatan yang berhubungan dengan tugas dan fungsi unit yang akan mengalami perubahan. Tahap mi terdiri dan 4 (empat) agenda pembelajaran yang meliputi mata Dikiat sebagai berikut: a. Agenda Inovasi dengan mata Dikiat Berpikir Kreatif dan Inovasi dengan kekhususan Konsepsi Berpikir Kreatif dan Inovasi; b. Agenda Self Mastery dengan mata Dikiat: Pilar-Pilar Kebangsaan, Integritas, Standar Etika Publik, dan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI); c. Agenda Diagnosa Perubahan Organisasi dengan mata Dikiat Isu- Isu Strategis, dan Diagnostic Reading; dan d. Agenda Proyek Perubahan dengan mata Dikiat Proyek Perubahan dengan kekhususan Konsepsi Proyek Perubahan, dan Pembimbingan (Coaching). Produk pembelajaran dalam tahap mi adalah identifikasi individu terhadap area permasalahan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi unit.
2. Tahap Membangun Komitmen Bersama Tahap pembelajaran mi mengarahkan peserta untuk membangun komitmen bersama dengan sejumlah pemangku kepentingan untuk melaksanakan perubahan terkait dengan kegiatan yang berhubungan tugas dan fungsi unit. Agenda Pembelajaran dalam tahap mi adalah Proyek Perubahan dengan kegiatan pembelajaran pembimbingan (coaching dan mentoring), dan konseling. Produk pembelajaran dalam tahap mi adalah komitmen bersama antara peserta dengan pemangku kepentingan untuk melakukan perubahan terhadap area permasalahan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi unit. 3. Tahap Merancang Perubahan dan Membangun Tim. Tahap pembelajaran mi mengarahkan peserta untuk menyusun rancangan proyek perubahan yang inovatif dan cara membangun tim yang efektif untuk melaksanakan perubahan terkait dengan kegiatan yang berhubungan dengan tugas dan fungsi unit. Tahap mi terdiri dan 3 (tiga) agenda pembelajaran yang meliputi mata Dikiat sebagai berikut: a. Agenda Inovasi dengan mata Dikiat Berpikir Kreatif dan Inovasi dengan kekhususan Strategi Inovasi, Pengenalan Potensi Din, dan Benchmarking ke Best Practice; b. Agenda Tim Efektif dengan mata Dikiat: Membangun Tim Efektif, Koordinasi dan Kolaborasi, dan Kecerdasan Emosional; dan c. Agenda Proyek Perubahan dengan mata Dikiat merancang Proyek Perubahan, evaluasi Rancangan Proyek Perubahan, dan penjelasan Implementasi Proyek Perubahan. Produk pembelajaran dalam tahap mi adalah sebuah rancangan proyek perubahan termasuk pemetaan potensi pemangku kepentingan (stakeholder) terkait untuk melakukan perubahan pada area permasalahan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi unit.
4. Tahap Laboratorium Kepemimpinan (Leadership Laboratory). Tahap pembelajaran mi mengarahkan peserta untuk mengimplementasikan proyek perubahan sesuai dengan kegiatan yang berhubungan dengan tugas dan fungsi unit yang melibatkan stakeholders (pemangku kepentingan) sesuai dengan milestones yang disusun. Agenda pembelajaran dalam tahap mi adalah proyek perubahan dengan kegiatan pembelajaran sebagai berikut: pembimbingan (coaching dan mentoring), dan konseling. Produk pembelajaran dalam tahap mi adalah Implementasi Proyek Perubahan sesuai dengan kegiatan yang berhubungan
dengan tugas dan fungsi unit. Implementasi proyek perubahan dengan melibatkan pemangku berdasarkan milestone berupa bukti-bukti kepentingan, disertai dengan notulen/transkrip tertulis /audio/visual, foto, daftar hadir, dan sebagainya. 5. Tahap Evaluasi. Tahap pembelajaraan mi mengarahkan peserta untuk menyajikan proyek perubahan yang dihasilkan sesuai dengan milestone disertai dengan bukti-bukti berupa notulen/transkrip foto, daftar hadir, dan sebagainya. tertulis /audio/visual, Agenda pembelajaran dalam tahap mi adalah proyek perubahan dengan kegiatan pembelajaran sebagai berikut: a. pembimbingan (coaching); b. evaluasi Laboratorium Kepemimpinan; dan c. evaluasi Kepemimpinan Peserta. Produk pembelajaran dalam tahap mi adalah laporan hasil implementasi proyek perubahan sesuai dengan kegiatan yang berhubungan dengan tugas dan fungsi berdasarkan milestones serta sudah dievaluasi dan didiseminasikan kepada peserta lain. C. Ringkasan Mata Dikiat Penjelasan ringkasan mata Dikiat yang terdapat di masing-masing Agenda diuraikan sebagai berikut: 1. Ringkasan Mata Dikiat dalam Agenda Penguasaan Din (Self Mastery) , sebagai berikut: a. Pilar-Pilar Kebangsaan 1) Deskripsi Singkat Mata Dikiat mi membekali peserta dengan kemampuan mengaktualisasikan nilai dan semangat pilar-pilar kebangsaan dalam mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja melalui pembelajaran pilar-pilar kebangsaan. Proses pembelajaran mata Dikiat mi diberikan oleh tim pengajar. 2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi peserta diharapkan mampu mengaktualisasikan pilar-pilar kebangsaan dalam mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja. 3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat: a) menjelaskan pilar-pilar kebangsaan; b) menginternalisasi pilar-pilar kebangsaan; dan c) mengaktualisasikan pilar-pilar kebangsaan dalam mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja.
4) Materi Pokok Materi pokok mata Dikiat mi adalah: a) Konsep pilar-pilar kebangsaan; dan b) aktualisasi pilar-pilar kebangsaan dalam mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja. 5) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 18 Jam Pembelajaran (JP). b. Integritas 1) Deskripsi Singkat Mata Dikiat mi membekali peserta dengan kemampuan mengaktualisasikan integritas dalam mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja melalui pembelajaran akuntabilitas, etika, dan aktualisasi akuntabilitas dan etika. Proses pembelajaran mata Dikiat mi diberikan oleh tim pengajar. 2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi peserta diharapkan mampu mengaktualisasikan integritas pribadinya dalam mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja. 3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat: a) menginternalisasi akuntabilitas; b) menginternalisasi etika; dan c) mengaktualisasikan aktuntabilitas dan etika dalam mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja. 4) Materi Pokok Materi pokok mata Dikiat mi adalah: a) akuntabilitas; b) etika; dan c) aktualisasi akuntabilitas dan etika dalam mengelola tugas dan fungsi unit kerja. 5) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 18 JP. c. Stañdar Etika Publik 1) Deskripsi Singkat Mata Dikiat mi membekali peserta dengan kemampuan mengaktualisasikan etika publik dalam mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerjanya melalui pembelajaran akuntabilitas, etika, dan aktualisasi akuntabilitas dan etika. Proses pembelajaran mata Dikiat mi diberikan oleh tim pengajar.
2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi peserta diharapkan mampu mengaktualisasikan standar etika publik dalam mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerjanya. 3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi, peserta diharapkan dapat: a) menjelaskan standar etika publik; b) menginternalisasi standar etika publik; dan c) mengaktualisasikan standar etika publik dalam mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerjanya. 4) Materi Pokok Materi pokok mata Dikiat mi adalah: a) standar etika publik; b) internalisasi standar etika publik; dan c) aktualisasi standar etika publik dalam mengelola tugas dan fungsi unit kerjanya. 5) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 18 JP. d. Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia 1) Deskripsi Singkat Mata Dikiat mi membekali peserta dengan kemampuan menjelaskan posisi dan kedudukan unit organisasinya dalam Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui pembelajaran lembaga-lembaga negara, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lembaga non struktural. 2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi peserta diharapkan mampu menjelaskan posisi dan kedudukan unit organisasinya dalam Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat: a) menjelaskan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan b) menjelaskan kedudukan unit organisasinya dalam Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4) Materi Pokok Materi pokok mata Dikiat mi adalah: a) Lembaga-Lembaga Negara; b) Pemerintah Pusat;
c) Pemerintah Daerah; d) Lembaga Non Struktural; dan e) Tata Hubungan antar Pemerintah Pusat dan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. 5) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 9 JP. 2. Ringkasan Mata Dikiat dalam Agenda Diagnosa Perubahan Organisasi, sebagai berikut: a. Isu-isu Strategis 1) Deskripsi Singkat Isu strategis membahas isu-isu aktual strategis yang sedang berkembang saat mi yang bersifat instansional dan nasional dalam rangka memperdalam pemahaman dan memperluas wawasan peserta. 2) Hasil Belajar Setelah mengikuti Isu Strategis peserta mampu mengkontekstualkan isu-isu strategis sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerjanya. 3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembekalan isu strategis peserta dapat: a) menjelaskan isu strategis yang sedang berkembang; dan b) mengkontekstualkan isu aktual strategis ke dalam pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerjanya. 4) Materi Pokok Materi pokok Isu Strategis disesuaikan dengan isu strategis yang sedang berkembang. 5) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 9 JP. b. Diagnostic Reading 1) Deskripsi Singkat Mata Dikiat mi membekali peserta dengan kemampuan mengidentifikasi permasalahan pada pengelolaan tugas dan fungsi unit kerja dalam mencapai organisasi berkinerja tinggi yang memberi manfaat bagi pemangku kepentingan. Proses pembelajaran mata Dikiat mi diberikan oleh tim pengajar. 2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran i, peserta diharapkan mampu mengidentifikasi permasalahan pengelolaan tugas dan fungsi unit kerjanya dan menyusun alternatif solusi pemecahannya.
3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi, peserta dapat: a) mengidentifikasi permasalahan pengelolaan tugas dan fungsi unit kerja; dan b) mengidentifikasi alternatif pemecahan permasalahan pengelolaan tugas dan fungsi unit kerjanya. 4) Materi Pokok Materi pokok untuk mata Dikiat mi adalah: a) permasalahan pengelolaan tugas dan fungsi unit kerjanya; dan b) alternatif pemecahan masalah pengelolaan tugas dan fungsi unit kerjanya. 5) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 18 JP. 3. Ringkasan Mata Dikiat dalam Agenda Inovasi, sebagai berikut: a. Berpikir Kreatif dan Inovatif 1) Deskripsi Singkat Mata Dikiat mi membekali peserta dengan kemampuan berpikir kreatif dan inovatif dalam menyusun kegiatan organisasi melalui pembelajaran konsepsi, prinsip dan strategi berpikir kreatif dan inovatif terkait dengan program organisasi. Mata Dikiat mi disajikan secara interaktif melalui metode ceramah interaktif, diskusi, dan praktik. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya menginovasi kegiatan organisasi. 2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi, peserta diharapkan mampu menginovasi kegiatan organisasi. 3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi, peserta dapat: a) menjelaskan konsep, prinsip dan teori inovasi; b) menginovasi kegiatan organisasi. 4) Materi Pokok untuk Mata Dikiat mi adalah: a) konsepsi, prinsip, dan teori berinovasi; b) kegiatan berinovasi; dan c) praktik inovasi kegiatan. 5) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 18 JP. b. Pengenalan Potensi Din 1) Deskripsi Singkat Mata Dikiat mi membekali peserta dengan kemampuan mengidentifikasi potensi diri yang relevan dengan kepemimpinan, melalui pembelajaran pengertian potensi diri dan berbagai jenis potensi din.
2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran peserta mampu mengidentifikasi potensi diri yang relevan dengan kepemimpinan. 3) Indikator Hasil Belajar Setelah selesai mengikuti pembelajaran mi, peserta dapat: a) menjelaskan pengertian potensi din; b) menguraikan berbagai jenis potensi din; dan c) mengidentifikasi potensi diri yang relevan dengan kepemimpinan. 4) Materi Pokok Materi pokok pada mata Dikiat mi adalah: a) pengertian potensi din; b) berbagai jenis potensi din; dan c) identifikasi potensi diri yang relevan dengan kepemimpinan. 5) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 9 JP. c. Benchmarking ke Best Practice 1) Deskripsi Singkat Kegiatan Pembelajaran mi membekali peserta dengan kemampuan mengadopsi dan mengadaptasi keunggulan organisasi yang memiliki best practice dalam pengelolaan tugas dan fungsi organisasi, melalui pembelajaran benchmarking, knowledge replication, dan knowledge customization. 2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi, peserta mampu mengadopsi dan mengadaptasi keunggulan organisasi yang memiliki best practice dalam pengelolaan tugas dan fungsi organisasi dalam bentuk lesson learnt. 3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat: a) mengidentifikasi best practice pengelolaan tugas dan fungsi organisasi; b) penyu sun lesson learnt dari best practice; c) mengadopsi best practice; dan d) mengadaptasi best practice. 4) Materi Pokok Materi pokok untuk mata Dikiat mi adalah: a) identifikasi best practice; b) adopsi best practice; dan c) adaptasi best practice.
5) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 27 JP. 4. Ringkasan Mata Dikiat dalam Agenda Tim Efektif, sebagai berikut: a. Kecerdasan Emosional 1) Deskripsi Singkat Mata Dikiat mi membekali peserta dengan kemampuan menerapkan kecerdasan emosional melalui pembelajaran pengertian kecerdasan emosional, peranan kecerdasan emosional dalam kepemimpinan, praktik penerapan kecerdasan emosional. Proses pembelajaran mata Dikiat mi diberikan oleh tim pengajar. 2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran peserta mampu menerapkan kecerdasan emosional dalam melaksanakan tugas dan fungsi unit kerjanya. 3) Indikator Hasil Belajar Setelah selesai mengikuti pembelajaran mi, peserta dapat: a) menjelaskan pengertian kecerdasan emosial; b) menjelaskan peranan kecerdasan emosional dalam kepemimpinan; dan dalam c) menerapkan emosional kecerdasan kepemimpinan. 4) Materi Pokok Materi pokok pada mata Dikiat mi adalah: a) pengertian kecerdasan emosional; b) peranan kecerdasan emosional; dan c) penerapan kecerdasan emosional. 5) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 18 JP. b. Koordinasi dan Kolaborasi 1) Deskripsi Singkat Mata Dikiat mi membekali peserta dengan kemampuan menerapkan koordinasi dan kolaborasi melalui pembelajaran pengertian koordinasi dan kolaborasi, peranan koordinasi dan kolaborasi, dan penerapan koordinasi dan kolaborasi dalam mengelola tugas dan fungsi unit kerjanya. 2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi peserta diharapkan mampu melakukan koordinasi dan kolaborasi untuk efektivitas pengelolaan tugas dan fungsi unit kerjanya. 3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi peserta dapat: a) menjelaskan konsep koordinasi dan kolaborasi;
b) menjelaskan peranan koordinasi dan kolaborasi dalam pelaksanaan kegiatan; dan c) menerapkan koordinasi dan kolabroasi untuk efektivitas pelaksanaan kegiatan. 4) Materi Pokok Materi pokok mata Dikiat mi adalah: a) konsep koordinasi dan kolaborasi; b) peranan koordinasi dan kolaborasi; dan c) penerapan koordinasi dan kolaborasi. 5) Waktu Aloka.si waktu untuk mata Dikiat mi adalah 9 JP. c. Membangun Tim Efektif 1) Deskripsi Singkat Mata Dikiat mi membekali peserta dengan kemampuan membangun kolaborasi yang efektif dengan pemangku kepentingan internal dan eksternal untuk mengelola tugas dan fungsi unit kerjanya melalui pembelajaran identifikasi Pemangku Kepentingan, pemetaan nilai dan kepentingan Pemangku Kepentingan, dan strategi berkomunikasi. Proses pembelajaran mata Dikiat mi diberikan oleh tim pengaj ar. 2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu membangun persepsi yang sama di antara para pemangku kepentingan untuk mewujudkan pengelolaan tugas pokok dan fungsi unit kerjanya. 3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat: a) mengidentifikasi Pemangku Kepentingan dalam mengelola tugas pokok dan fungsi unit kerjanya; b) memetakan nilai dan kepentingan Pemangku Kepentingan; c) menyamakan persepsi Pemangku Kepentingan; d) mempengaruhi Pemangku Kepentingan; dan e) mengajak Pemangku Kepentingan membentuk tim efektif. 4) Materi Pokok Materi pokok untuk Mata Dikiat mi adalah: a) identifikasi Pemangku Kepentingan; b) nilai dan kepentingan Pemangku Kepentingan; c) strategi mempengaruhi Pemangku Kepentingan; dan d) strategi berkomunikasi. 5) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 18 JP.
5. Ringkasan Mata Dikiat dalam Agenda Proyek Perubahan, sebagai berikut: a. Proyek Perubahan 1) Deskripsi Singkat Mata Dikiat mi membekali peserta dengan konsepsi Teori Proyek Perubahan, penentuan area, ruang lingkup, dan muatan proyek perubahan, menyusun dan menyajikan rancangan proyek perubahan, mengimplementasikan dan menyajikan hasil implementasi proyek perubahan serta berbagi pengalaman memimpin perubahan. Proses pembelajaran mata Dikiat mi diberikan oleh tim pengajar. 2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi, peserta diharapkan mampu menjelaskan konsepsi Teori Proyek Perubahan, menentukan area, ruang lingkup, dan muatan proyek perubahan, menyusun dan menyajikan rancangan proyek perubahan, mengimplementasikan dan menyajikan hasil implementasi proyek perubahan serta berbagi pengalaman memimpin perubahan terkait dengan kegiatan organisasi. 3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat: a) menjelaskan konsepsi teori Proyek Perubahan; b) menentukan area, ruang lingkup, dan muatan Proyek Perubahan; c) menyusun rancangan Proyek Perubahan; d) menyajikan rancangan Proyek Perubahan; e) mengimplementasikan rancangan Proyek Perubahan (memimpin perubahan di instansi); f) menyajikan hasil implementasi Proyek Perubahan; dan g) berbagi pengalaman dalam memimpin perubahan di instansi. 4) Materi Pokok Materi pokok untuk mata Dikiat mi adalah: a) konsepsi Proyek Perubahan; b) area, ruang lingkup, dan muatan Proyek Perubahan; c) penyusunan rancangan Proyek Perubahan; d) penyajian rancangan Proyek Perubahan; e) implementasi rancangan Proyek Perubahan (memimpin perubahan di instansi); f) penyajian hasil implementasi Proyek Perubahan; dan g) berbagi pengalaman memimpin perubahan di instansi. 5) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah total agenda 47 JP.
D. Kegiatan pembelajaran di luar Mata Dildat Kegiatan Pembelajaran di luar Mata Dikiat terdiri dari Orientasi peserta Dikiat, Pembimbingan di kelas dan di tempat kerja dan Evaluasi yang meliputi Evaluasi Kepemimpinan. 1. Orientasi Peserta Orientasi peserta merupakan suatu kegiatan yang diberikan kepada peserta sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan Diklatpim Tingkat IV Orientasi peserta Dikiat terdiri dan: a. Orientasi awal dengan sejumlah kegiatan sebagai berikut: 1) Strategi dan Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur Sipil Negara (SDM ASN); a) Deskripsi Singkat Strategi dan Kebijakan Pengembangan SDM ASN membekali peserta dengan kemampuan memahami arah, strategi dan kebijakan pengembangan SDM ASN dalam mewujudkan aparatur yang berkelas dunia. b) Hasil Belajar Setelah mengikuti Strategi dan Kebijakan Pengembangan SDM ASN mi, peserta mampu menjelaskan kebijakan pengembangan SDM ASN baik di lingkup instansinya maupun nasional. c) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti Strategi dan Kebijakan Pengembangan SDM ASN, peserta dapat: i. menjelaskan dasar hukum kebijakan pengembangan SDM ASN; ii. menjelaskan arah dan strategi dalam pengembangan SDM ASN; dan iii. menjelaskan keterkaitan pengembangan SDM ASN dengan program Dikiat aparatur. d) Materi Pokok Materi pokok Strategi dan Kebijakan Pengembangan SDM ASN adalah: i. dasar hukum kebijakan pengembangan SDM ASN; dan ii. arah dan strategi dalam pengembangan SDM ASN. e) Waktu Alokasi waktu untuk Strategi dan Kebijakan Pengembangan SDM ASN mi adalah 3 JP.
2) Overview Kebijakan Dikiat a) Deskripsi Singkat Overview kebijakan Dikiat membekali peserta dengan kemampuan menjelaskan sistem penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV melalui penguasaan terhadap dasar hukum kebijakan penyelenggaraan, tujuan, sasaran dan kompetensi, kurikulum, evaluasi, fasilitas pendukung Dikiat dan pemanfaatannya, dan tata tertib penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV. b) Hasil Belajar Setelah mengikuti Overview Kebijakan Dikiat mi, peserta mampu menjelaskan aspek substansi dan administratif penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV. c) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti Overview kebijakan Dikiat peserta dapat: i. menjelaskan dasar hukum kebijakan penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV; ii. menjelaskan tujuan, sasaran, dan kompetensi yang dibangun dalam penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV; iii. menjelaskan kurikulum dan evaluasi Diklatpim Tingkat IV; iv. menjelaskan mekanisme penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV; v. memahami fasilitas pendukung Dikiat dan memanfaatkannya secara optimal; dan vi. mematuhi tata tertib penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV. d) Materi Pokok Materi pokok Overview Kebijakan Dikiat adalah: i. dasar hukum kebijakan penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV; ii. tujuan, sasaran, dan kompetensi dalam penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV; in. kurikulum dan evaluasi Diklatpim Tingkat IV; iv. mekanisme penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV; v. fasilitas pendukung Dikiat dan pemanfaatannya; dan vi. tata tertib penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV. e) Waktu Alokasi waktu untuk Overview Kebijakan Dikiat mi adalah 3 JP.
3) Dinamika Kelompok a) Deskripsi Singkat Dinamika Kelompok memfasilitasi peserta membangun kelompok yang dinamis dalam proses pembelajaran melalui penguasaan terhadap pengenalan diri sendiri, pemahaman terhadap orang lain, membangun kelompok dinamis, dan komitmen kelompok. b) Hasil Belajar Setelah mengikuti Dinamika Kelompok, peserta mampu membangun kelompok yang dinamis selama penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV. c) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti Dinamika Kelompok peserta dapat: i. mengidentifikasi nilai-nilai diri, kebiasaan din; ii. mengenal orang lain; iii. membangun kelompok yang dinamis; dan iv. menyepakati komitmen bersama dalam mencapai tujuan pembelajaran. d) Materi Pokok Materi pokok pada Dinamika Kelompok adalah: L pengenalan diri sendiri; ii. pemahaman terhadap orang lain; iii. kelompok dinamis; dan iv. komitmen kelompok. e) Waktu Alokasi waktu untuk Dinamika Kelompok adalah 3 JP. b. Orientasi Akhir dengan kegiatan Review dan Tindak Lanjut Proyek Perubahan sebagai berikut: a) Deskripsi Singkat Review dan Tindak Lanjut Proyek Perubahan adalah mengumumkan hasil secara keseluruhan pelaksanaan Dikiat serta membekali peserta dengan kemampuan menindakianjuti proyek perubahan terkait dengan hasil secara keseluruhan pelaksanaan Diklatpim Tingkat IV. b) Hasil Belajar Setelah mengikuti Review dan Tindak Lanjut Proyek Perubahan ini, peserta mampu menindakianjuti hasil secara keseluruhan program pelaksanaan Diklatpim Tingkat IV. c) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti Review dan Tindak Lanjut Proyek Perubahan peserta dapat: L menindaklanjuti Proyek Perubahan di lingkungan unit kerjanya; dan
ii. yang telah ditindakianjuti kepada mentor (atasannya). menjelaskan output Proyek Perubahan d) Materi Pokok Materi pokok Review dan Tindak Lanjut Proyek Perubahan adalah: i. surat penetapan hasil pelaksanaan Diklatpim Tingkat IV; ii. kurikulum dan evaluasi Diklatpim Tingkat IV; iii. mekanisme penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV; dan iv. fasilitas pendukung Dikiat dan pemanfaatannya; e) Waktu Alokasi waktu untuk Review dan Tindak Lanjut Proyek Perubahan mi adalah 3 JP. 2. Pembimbingan yang dilakukan selama pelaksanaan Diklatpim Tingkat IV terdiri dan: a. Pembimbingan di kelas 1) Deskripsi Singkat Kegiatan Pembelajaran mi membekali peserta dengan penjelasan tentang metode coaching, mentoring, dan pelaksanaan membangun komitmen bersama antara peserta dengan mentor dan pemangku kepentingan terkait dalam menentukan area proyek perubahan. 2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu melaksanakan tahap membangun komitmen bersama dan Laboratorium Kepemimpinan. 3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta: a) mampu memahami Tahap Membangun Komitmen Bersama dan Laboratorium Kepemimpinan; dan b) mampu menyusun hasil Tahap Membangun Komitmen Bersama dan Laboratorium Kepemimpinan. 4) Materi Pokok Materi pokok untuk Kegiatan Pembelajaran mi adalah: a) metode coaching, mentoring dan konseling dalam Tahap Membangun Komitmen Bersama; dan b) metode coaching, mentoring dan konseling dalam Tahap Laboratorium Kepemimpinan. 5) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 36 JP. b. Pembimbingan di tempat kerja 1) Deskripsi Singkat Kegiatan Pembelajaran mi peserta menentukan area Proyek Perubahan dan mengimplementasikan Rancangan
Proyek Perubahan bersama mentor dan coach melalui pembimbingan. 2) Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi, peserta diharapkan mampu menentukan area Proyek Perubahan dan mengimplementasikan Rancangan Proyek Perubahan. 3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi, peserta: a) mampu menentukan dan menjelaskan area Proyek Perubahan; b) mengimplementasikan Rancangan Proyek Perubahan; dan c) mendokumentasikan hasil Proyek Perubahan. 4) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 7 han kalender untuk Membangun Komitmen Bersama dan 60 hari kalender untuk Laboratorium Kepemimpinan. c. Koñseling 1) Deskripsi Singkat Kegiatan mi diberikan kepada peserta yang mengalami permasalahan interpersonal. Peserta akan dibekali kemampuan untuk membangun motivasi diri dalam melaksanakan tahap Membangun Komitmen Bersama melalui konsultansi peningkatan motivasi dalam menerapkan tahap tersebut di tempat tugas. 2) Hasil Belajar Setelah mengikuti kegiatan mi, bagi peserta yang mengalami permasalahan interpersonal diharapkan memiliki motivasi dalam melaksanakan tahap Membangun Komitmen Bersama di tempat kerjanya masing-masing. 3) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti kegiatan ini, peserta dapat: a) memiliki motivasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan Tahap Membangun Komitmen Bersama; dan b) melaksanakan tahap Membangun Komitmen Bersama. 4) Materi Pokok Materi pokok untuk Kegiatan mi adalah: a) mengenali menurunnya motivasi din; b) mengidentifikasi penyebab menurunnya motivasi; c) menyusun langkah-langkah pengembangan motivasi; dan d) menerapkan langkah-langkah pengembangan motivasi.
5) Waktu Alokasi waktu untuk mata Dikiat mi adalah 7 han kalender untuk dan 60 hari kalender untuk Laboratorium Kepemimpinan. 3. Evaluasi selama pelaksanaan Diklatpim Tingkat IV dengan kegiatan Evaluasi Kepemimpinan Peserta sebagai berikut: a. Deskripsi Singkat Kegiatan Pembelajaran mi adalah menilai dan mengevaluasi kelulusan dari presentasi proyek perubahan dengan melibatkan pimpinan Lembaga Dikiat Terakreditasi, Pembina Dikiat, penguji, dan coach, serta berbagi pengalaman memimpin perubahan oleh peserta. b. Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran mi, dihasilkan sejumlah penilaian dan evaluasi kelulusan peserta. c. Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat: 1) mengevaluasi kualitas kepemimpinan; 2) mengidentifikasi keunggulan pemimpin perubahan yang berhasil; 3) mengevaluasi kualitas kepemimpinan peserta lain; dan 4) mengevaluasi implementasi proyek perubahan. d. Materi Pokok 1) teknik mengidentifikasi keunggulan kepemimpinan; 2) teknik evaluasi kualitas kepemimpinan; 3) menyusun langkah peningkatan kapasitas kepemimpinan; dan 4) teknik evaluasi implementasi proyek perubahan. e. Waktu Alokasi waktu untuk mata Diklat mi adalah 6 JP. E. Pengalaman Belajar 1. Pengalaman Belajar di kelas Hasil belajar pada masing-masing mata Dikiat diperoleh melalui serangkaian pengalaman belajar yaitu membaca materi Dikiat, mendengar ceramah dari berbagai pakar, berdiskusi baik dengan para pakar maupun sesama peserta tentang isu strategis dan isu yang relevan dengan materi pokok, simulasi, menonton film pendek yang relevan dengan materi pokok, dan membahas kasus, benkunjung ke tempat yang dapat membantu proses internalisasi hasil belajar, mengidentifikasi best practice mengelola kebijakan organisasi, mengadopsi dan/atau mengadaptasi best practice dalam bentuk lesson learnt, mensintesakan materi-materi Diklat,mendapatkan bimbingan, sampai pada menulis kentas kerja dan mempresentasikan
proyek perubahan. 2. Pengalaman Belajar di tempat kerja Hasil belajar pada tahap mi diperoleh melalui serangkaian pengalaman belajar, yaitu melakukan proses pembimbingan, menetapkan area perubahan, mengimplementasikan rancangan dan mendokumentasikan hasil implementasi Proyek Perubahan (memimpin perubahan di tempat kerja). F. Media Pembelajaran 1. Media pembelajaran di kelas Media pembelajaran yang dipergunakan dalam proses pembelajaran di kelas adalah: a) bahan bacaan; b) bahan tayang; c) bahan permainan; d) film pendek; e) kasus; f) data; g) games; h) grafik; dan i) lokasi visitasi dan benchmarking. 2. Media pembelajaran di tempat kerja Media pembelajaran yang dipergunakan dalam proses pembelajaran di tempat kerja adalah: a) teknologi informasi (internet, telepon dan teknologi lainnya); b) diskusi; c) data; d) bahan bacaan; e) forum pertemuan; f) slide; dan g) audio visual.
BAB III PESERTA A. Persyaratan Sebelum mengikuti Diklatpim Tingkat IV, peserta harus menenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Memiliki potensi untuk dikembangkan yang dibuktikan dengan dokumen yang sesuai; 2. Telah memiliki kompetensi teknis sesuai dengan bidang jabatan struktural yang akan diduduki, dibuktikan dengan dokumen Yang sesuai; 3. Pangkat/golongan minimal Penata Muda Tingkat I (Ill/b) atau Yang disetarakan; 4. Mampu berkomunikasi dengan Bahasa Inggris yang dibuktikan dengan sertifikat Educational Testing Service, Test of English for International Communication (ETS TOEIC) dengan skor minimal 450, TOEFL ITP paper based test dengan score minimal 400 atau Lembaga Administrasi Negara English Communication Skills for Civil Service Test (LAN ECSCS test) dengan skor minimal 50; dan 5. Bagi peserta yang belum menduduki jabatan struktural eselon IV namun telah memenuhi persyaratan diatas, dapat direkomendasikan oleh Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) instansi untuk menduduki jabatan struktural eselon IV tertentu dan diberikan rekomendasi untuk melakukan perubahan pada unit eselon IV tersebut. B. Pencalonan dan Penetapan Mekanisme pencalonan dan penetapan peserta Diklatpim Tingkat IV diatur sebagai berikut: 1. Calon Peserta Diklatpim Tingkat IV yang telah memenuhi persyaratan, diseleksi oleh Tim Seleksi Peserta Diklat Instansi (TSPDI), dan dicalonkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian; 2. Tim Seleksi Peserta Diklat Instansi (TSPDI) adalah unsur Baperjakat dan unsur lain yang terkait baik secara fungsional maupun secara profesional menjadi penyelenggara seleksi peserta Diklatpim tingkat tertentu yang ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan bertugas memberi masukan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian tentang Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat untuk ditetapkan dan ditugaskan mengikuti Diklat; 3. Peserta dari provinsi/kabupaten/kota yang mengikuti Diklat di Surat luar provinsi melampirkan asal, agar Keterangan/Rekomendasi mengikuti Diklat dari Lembaga Diklat Pemerintah Terakreditasi Provinsi asal;
4. Pejabat Pembina Kepegawaian menyampaikan Calon Peserta Diklatpim Tingkat IV kepada Kepala Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi; dan S. Kepala Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi menetapkan Peserta Diklatpim Tingkat IV dalam Surat Keputusan. C. Penugasan Penugasan Peserta Diklatpim Tingkat IV dilaksanakan oleh pejabat yang berwenang di instansinya masing-masing dengan mempertimbangkan peraturan perundang-undangan yang berlaku: 1. Peserta dari instansi pusat ditugaskan oleh Sekretaris Jenderal/ Sekretaris Menteri/ Sekretaris Utama; 2. Peserta dari Pemerintah Provinsi ditugaskan oleh Sekretaris Daerah Provinsi; dan 3. Peserta dari kabupaten dan kota ditugaskan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/ Kota. D. Status Peserta Status Peserta selama pelaksanaan Diklatpim Tingkat IV adalah sebagai berikut: 1. Peserta yang mengikuti Diklatpim Tingkat IV pada saat mengikuti proses pembelajaran di kelas, maka semua tugas dan kewenangannya yang selama mi dijabatnya untuk sementara digantikan dengan menunjuk seorang pelaksana harian (Plh) pejabat structural yang setingkat atau satu tingkat dibawahnya; 2. Pada saat mengikuti proses pembelajaran membangun komitmen bersama dan laboratorium kepemimpinan peserta melakukan tugasnya kembali sesuai dengan jabatan yang diembannya; 3. Selama mengikuti membangun komitmen bersama dan laboratorium kepemimpinan hak dan kewajiban peserta dipulihkan kembali sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Peserta wajib memanfaatkan masa membangun komitmen bersama dan laboratorium kepemimpinan untuk mengimplementasikan proyek perubahan pada instansinya masing-masing. E. Jumlah 1. Jumlah peserta Diklatpim Tingkat IV paling banyak 40 orang dalam satu kelas per angkatan. 2. Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi dapat menerima peserta dari instansi lain untuk memenuhi jumlah paling banyak 40 orang tersebut dengan mempertimbangkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
F. Kode Sikap Perilaku Kode sikap perilaku adalah pedoman berperilaku peserta selama mengikuti Diklatpim Tingkat IV. Kode sikap perilaku meliputi sikap perilaku yang hams ditunjukan dan kode sikap perilaku yang dilarang selama penyelenggaraan Dikiat oleh peserta Diklatpim Tingkat IV. Kode sikap perilaku yang wajib ditunjukan selama penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV adalah sebagai berikut: 1. Menghormati tenaga pengajar, penyelenggara, dan sesama peserta lainnya; 2. Mengikuti kegiatan pembelajaran secara tepat waktu; 3. Menyelesaikan semua tugas yang diberikan oleh fasilitator dan penyelenggara Dikiat; 4. Berpakaian sopan selama mengikuti kegiatan Dikiat; dan 5. Berperilaku peduli dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan di lingkungan Dikiat. Pelanggaran terhadap kode sikap perilaku yang wajib ditunjukkan diberikan sanksi sebagai berikut: Jika peserta terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pelanggaran terhadap salah satu atau seluruh kode sikap perilaku yang hams ditunjukan selama Diklatpim Tingkat IV, untuk pelanggaran pertama diberikan peringatan lisan, pelanggaran kedua diberi surat teguran, dan pelanggaran ketiga peserta dipulangkan ke instansi asal peserta dengan diberikan surat pengantar dari Pimpinan Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi. Kode sikap perilaku yang dilarang selama penyelenggaraan Diklatpim. Tingkat IV adalah sebagai berikut: 1. Melakukan plagiarisme dalam bentuk apapun selama mengikuti Dikiat; 2. Melakukan pelanggaran norma, hukum, moral dan susila selama mengikuti Dikiat; 3. Memberi gratifikasi kepada Widyaiswara, Pengelola, dan Penyelenggara Dikiat; 4. Membawa senjata ke dalam lembaga Dikiat; 5. Merokok selama pembelajaran berlangsung; dan 6. Membawa dan mengkonsumsi minuman keras, narkoba, dan zat-zat adiktif lainnya di dalam lembaga Diklat. Pelanggaran terhadap kode sikap perilaku yang dilarang ditunjukkan diberikan sanksi sebagai berikut: 1. Untuk sanksi yang diberikan kepada peserta yang melakukan pelanggaran nomor 1 dan 2, peserta dipulangkan ke instansi asal peserta dengan diberikan surat pengantar dari Pimpinan Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi. 2. Jika peserta terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pelanggaran terhadap kode sikap perilaku yang dilarang selama
Diklatpim Tingkat IV pada nomor 3, 4, dan 5, pelanggaran pertama diberikan peringatan secara lisan, pelanggaran kedua surat teguran, dan pelanggaran ketiga peserta dipulangkan ke instansi asal peserta dengan diberikan surat pengantar dan Pimpinan Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi. Disamping kode sikap perilaku di atas, setiap Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi dapat memberlakukan tata tertib khusus sesuai dengan lingkungan masing-masing guna menambah kelancaran penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV. Setiap pelanggaran terhadap kode sikap perilaku dan tata tertib khusus diberikan sanksi sesuai dengan tingkat pelanggarannya oleh penyelenggara Dikiat/tim penegakan kode sikap perilaku, dengan mempertimbangkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB IV TENAGA KEDIKLATAN
A. Jenis Tenaga Kedikiatan Tenaga kedikiatan pada Diklatpim Tingkat IV adalah: 1. Penceramah adalah orang yang memberikan wawasan pengetahuan dan/atau sharing experience sesuai dengan keahliannya kepada peserta Dikiat pada kegiatan pendidikan dan pelatihan. 2. Pengajar adalah orang yang memberikan informasi dan pengetahuan kepada peserta dalam suatu kegiatan pembelajaran yang terdiri dari pengampu materi (widyaiswara atau pegawai lainnya), penguji, pembimbing (coach dan mentor) dan konselor. 3. Pengelola dan Penyelenggara Lembaga Dikiat Pemerintah yaitu Pejabat struktural dan Pejabat Fungsional Umum yang bertugas pada Lembaga Dikiat. B. Persyaratan Tenaga Kedikiatan 1. Penceramah Penceramah merupakan Pejabat Negara, Praktisi dan Pegawai Aparatur Sipil Negara/TNI/POLRI yang menduduki jabatan eselon III ke atas/setara dan memiliki keahlian/kepakaran pada bidang tertentu. 2. Pengajar a. Pengampu Materi Widyaiswara hams memiliki sertifikat kompetensi untuk mengajar pada Diklatpim Tingkat IV, sedangkan pegawai lainnya memiliki: 1) kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran yang diindikasikan dengan kualifikasi, pengalaman dan keahlian yang sesuai program Diklatpim Tingkat IV; dan 2) kemampuan dalam penguasaan substansi mata Dikiat yang diajarkan yang diindikasikan dengan kualifikasi, pengalaman dan keahlian untuk mengajar pada jenjang Diklatpim Tingkat IV. b. Penguji Penguji adalah pengajar yang memiliki kompetensi untuk memberikan penilaian terhadap hasil rancangan dan implementasi proyek perubahan peserta Dikiat. c. Pembimbing (Coach dan Mentor) 1) Pembimbing (coach) adalah widyaiswara/pegawai lainnya yang memiliki kompetensi dalam menggali potensi peserta untuk melaksanakan proyek perubahan. 2) Pembimbing (mentor) adalah atasan langsung peserta yang memiliki kompetensi dalam memberikan dukungan,
bimbingan dan masukan kepada peserta untuk melaksanakan proyek perubahan. d. Konselor Konselor adalah pengajar yang memiliki kompetensi dalam memberikan motivasi, saran dan masukan yang bersifat psikologis kepada peserta Dikiat yang membutuhkan. 3. Pengelola dan Penyelenggara Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi Pengelola dan penyelenggara Diklatpim Tingkat IV memiliki kemampuan dalam mengelola Dikiat yang dibuktikan dengan: a. Sertifikat Dikiat Management of Training bagi pengelola Dikiat; b. Sertifikat Training Officer Course bagi penyelenggara Dikiat. C. Penugasan Tenaga Kedikiatan pada Diklatpim Tingkat IV ditugaskan oleh Pimpinan Lembaga Dikiat yang Terakreditasi untuk menyelenggarakan Diklatpim Tingkat IV sesuai dengan persyaratan Yang telah ditentukan.
BABV FASILITAS DIKLAT
A. Prasarana Penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV menggunakan prasarana yang telah ditentukan dan responsive gender. Prasarana yang diperlukan untuk menyelenggarakan Diklatpim Tingkat IV meliputi: 1. aula; 2. ruang kelas; 3. ruang diskusi/seminar; 4. ruang sekretariat; 5. ruang kebugaran; 6. ruang komputer; 7. asrama; 8. wisma/asrama tenaga kedikiatan; 9. perpustakaan; 10. ruangmakan; 11. fasilitas olahraga; 12. fasilitas hiburan; 13. unit kesehatan/Poliklinik; dan 14. tempatibadah. Agar proses aktualisasi pengetahuan dapat berlangsung dengan mudah pada saat pembelajaran, maka layout atau tata letak ruangan kelas berbentuk islands atau kelompok-kelompok yang terdiri atas 5 (lima) orang, dengan flip chart stand pada masingmasing kelompok. Detail layout ruangan kelas seperti di bawah mi:
B. Sarana Penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV menggunakan sarana: I. meja dan kursi belajar; 2. papan tulis; 3. flip chart 4. sound system; 5. TV dan video; 6. kaset, compact disc; 7. perekam; 8. komputer/ Laptop; 9. LCD Projector, 10. j aringan Wireless fidelity (Wi-fl); 11. bulcu referensi; 12.modul/bahan ajar; dan 13. teknologi multimedia.
BAB VI PERENCANAAN, PEMBINAAN, DAN PEMBIAYAAN
A. Perencanaan Perencanaan Diklatpim Tingkat IV diatur sebagai berikut: 1. Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi melakukan pemanggilan peserta Diklatpim Tingkat IV yang telah ditetapkan sebagai peserta Dikiat. 2. Dalam perencanaan Diklatpim Tingkat IV, pengelola dan kebutuhan penyelenggara merencanakan Dikiat penyelenggaraan Dikiat yang meliputi peserta, jadwal pembelajaran, tenaga kedikiatan, dan fasilitas Dikiat. 3. Apabila perencanaan Diklatpim Tingkat IV dimaksud telah memenuhi ketentuan yang diatur dalam Pedoman mi, maka Pimpinan Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi menetapkan Penyelenggaraan Diklatpim dimaksud dalam Surat Keputusan. 4. Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi menyampaikan Surat Pemberitahuan Penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV untuk memperoleh ijin penyelenggaraan Dikiat, dengan melampirkan Surat Keputusan tersebut kepada Instansi Pembina Dikiat selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum Diklatpim Tingkat IV dilaksanakan. B. Pembinaan Pembinaan Diklatpim Tingkat IV diatur oleh Kedeputian yang membidangi Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Lembaga Administrasi Negara dengan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV, serta kualitas menyampaikan peningkatan rekomendasi penyelenggaraannya kepada Pimpinan Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi. C. Pembiayaan 1. Biaya program Diklatpim Tingkat IV dibebankan pada anggaran instansi pengirim peserta; 2. Untuk Kementerian/Lembaga, biaya penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV mengacu pada indeks biaya yang telah ditetapkan dalam Standar Biaya Masukan (SBM) oleh Kementerian Keuangan, sedangkan rincian biaya penyelenggaraan Dikiat ditetapkan oleh Lembaga Administrasi Negara; 3. Untuk Pemerintah Daerah, perencanaan biaya penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV dapat mengacu pada SBM oleh Kementerian Keuangan dan diatur tersendiri berdasarkan Peraturan Daerah masing-masing; dan
4. Biaya yang timbul dalam pembelajaran non kiasikal atau tempat kerja (membangun komitmen bersama dan laboratorium kepemimpinan) tidak termasuk dalam biaya program Diklatpim Tingkat IV.
BAB VII PENYELENGGARAAN A. Lembaga Penyelenggara Penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV dilaksanakan oleh Lembaga Dikiat Pemerintah yang Terakreditasi. B. Waktu Pelaksanaan Diklatpim Tingkat IV dilaksanakan dengan jumlah Jam Pembelajaran sebanyak 893 JP dengan rincian 290 JP untuk pembelajaran kiasikal, dan 603 JP atau 67 hari kalender untuk pembelajaran non kiasikal. Pada saat pembelajaran kiasikal, peserta diasramakan dan diberikan kegiatan penunjang kesehatan jasmani/mental sebanyak 24 JP. Rincian alokasi waktu per mata Dikiat dan/atau Kegiatan Pembelajaran adalah sebagai beriku t: No. Jumlah JP Mata Dikiat/Orientasi A Pelaksanaan di Kelas Pilar-Pilar Kebangsaan 18 JP 1. Integritas 18 JP 2. 18 JP Standar Etika Publik 3. 9 JP Sistem Administrasi Negara Kesatuan 4. Republik Indonesia 27 JP Diagnosa Perubahan Organisasi 5. C. ______ a.Isu Strategis: 9 JP _____ b. Diagnostic Reading: 18 JP Inovasi 54 jp 6. a. Inovasi: 18 JP b. Pengenalan Potensi Din : 9 JP c. Benchmarking ke Best Practice : 27 a JP Tim Efektif 45 JP a 7. a a. Kecerdasan Emosi: 18 JP n b. Membangun Tim Efektif :18 JP P c. Koordinasi dan Kolaborasi: 9 JP e 8. 47 JP Proyek Perubahan Orientasi Peserta 12 JP 9. Pembimbingan 36 JP 10. k 6 JP Evaluasi Kepemimpinan ______ Jumlah Jam Pelajaran 290 JP B Pelaksanaan di Tempat Kerja a. 7 han Pembimbingan dan Konseling pada a saat membangun komitmen bersama ______-60 han b. Pembimbingan dan Konseling pada _ saat_laboratonium_kepemimpinan 67 han ______ Jumlah hari pembimbingan
iklatpim Tingkat IV dikoordinasikan Kedeputian yang membidangi Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Lembaga Administrasi Negara, yang melakukan hal-hal berikut: 1. Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan tugas dan fungsi Diklatpim Tingkat IV meliputi antara lain jumlah peserta, Widyaiswara, sarana dan prasarana, jadwal, dan kegiatan pelaksanaan serta pembiayaan; 2. Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas dan fungsi serta evaluasi pasca Dikiat; 3. Menyampaikan laporan keseluruhan kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi kepada Kepala Lembaga Administrasi Negara; dan 4. Memantau persiapan pelaksanaan Dikiat sebagaimana pada formulir 1. D. Jadwal Pelaksanaan
Agar pelaksanaan Diklatpim Tingkat IV berjalan sesuai dengan urutan kegiatan yang disesuaikan dengan struktur kurikulum yang ada maka standar jadwal pelaksanaan kegiatan Diklatpim Tingkat IV adalah sebagai berikut: MASTER JADWAL DIKLATPIM TK IV
Hari 1 1. Strategi dan
Hari 2
1. Berpikir Kebijakan kreatif dan Pengembanga Inovasi n SDM ASN (Konsepsi (3 JP) Berpikir 2. Overview Kreatif dan Kebijakan Inovasi 6 JP) Dikiat (3 JP) 2. Pilar-pilar 3. Dinamika Kebangsaan Kelompok (3 3 JP) JP) - Hari 6 Hari 7 Standar Etika Standar Etika Publik (9 JP) Publik (9 JP)
Hari 11 Diagnostic Reading (9 JP) Konsep proyek perubahan (3JP)
Hari 15 sd 19 Kecerdasan Emosi (9 JP)
Hari 3 Pilar-pilar Kebangsaan (9 JP)
Hari 8
Hari 16 Kecerdasan Emosj (9 JP)
Hari 5 Integritas (12 JP)
Hari 10
Hari 9 Isu Strategis (9 JP)
Diagnostic Reading (9 JP)
Berpikir Kreatif dan Inovasi (12 JP)
Hari 13 Pengenalan Potensi Din (9 JP)
Koordinasi dan kolaborasi (gip)
Hari 17 Membangun Tim Efektif (gip)
Membangun Tim Efektif (gip)
SANKRI (9 JP)
Hari 12 Membangun Komitmen Bersama (7 han kalender efektif)
Hari 4 Pilar-pilar Kebangsaan (6 JP) Integritas (6 JP)
Hari 18
Hari 14
Hari 19 sd 23 Benchmarking (27 JP)
Hari 24 Merancang Proyek Perubahan (gip)
Hari 25 Meraricang Proyek Perubahan (9JP)
Hari 29 Seminar RPP (10 JP)
Hari 30 Pembekalan Implementasi Proyek Perubahan (6JP)
Hari 33 Persiapan Seminar
Hari 34 Seminar Laboratorium Kepemimpinan (1OJP)
Hari 26 Pembimbingan (gip)
Laboratorium Kepemimpinan (60 han kalender)
Hari 27 Pembimbingan (gip)
Hari 28 Pesiapan Seminar
Hari 31 Pembimbingan (9 JP)
Hari 32 Pembimbingan (9 JP)
Hari 36 Review Kebijakan Dikiat dan Tindak Lanjut (3JP) Keterangan: Jadwal pelaksanaan disesuaikan dengan han kalender. Hari 35 Evaluasi Kepemimpinan (6 JP)
BAB VIII EVALUASI
A. Evaluasi Peserta Penilaian terhadap kelulusan peserta pengembangan kompetensi kepemimpinan pengawas difokuskan pada aspek proyek perubahan. Komponen penilaian proyek perubahan terdiri atas perencanaan inovasi dan manajemen perubahan, dengan bobot sebagai berikut: No 1. 2.
Komponen Perencanaan Inovasi Manajemen Perubahan Jumlah
Bobot (%) 40 60 100
1. Perencanaan Inovasi Indikator penilaian komponen perencanaan inovasi meliputi jenis perubahan. cakupan manfaat perubahan. kejelasan tahap perubahan dan peta pemangku kepentingan. dengan bobot sebagai berikut: No 1 2 3 4
Indikator Jenis Perubahan Cakupan manfaat Perubahan Kejelasan Tahap Perubahan Peta Pemangku kepentingan Jumlah
Bobot (%) 10 10 10 10 40
Adapun level masing-masing indikator adalah sebagai berikut: a. Jenis Perubahan (Jenis Inovasi) Level jenis perubahan adalah sebagai berikut: Level 4 3 2 1
Kualitas jenis Perubahan Gagasan Orisinal (baru sama sekali) Sebagian gagasannya baru Replikasi dengan modifikasi adaptasi Replikasi tanpa modifikasi
b. Cakupan Manfaat Dari Perubahan Level cakupan manfaat dari perubahan adalah sebagai berikut: Level 4 3 2 1
Kualitas manfaat Perubahan Bermanfaat bagi pemangku kepentingan pengguna Organisasi secara keseluruhan Sebagian unit di organisasi Terbatas pada unit yang bersangkutan
c. Kejelasan Tahap Perubahan Level Kejelasan Tahap Perubahan adalah sebagai berikut: Level 4
3
2
1
Kualitas tahap Perubahan Keterkaitan antara perubahan (inovasi) dengan hasil yang diharapkan dan tahap perubahan tergambar secara jelas Keterkaitan antara perubahan (inovasi) dengan hasil yang diharapkan tergambar secara jelas dan tahap perubahan tidak tergambar dengan jelas Keterkaitan antara perubahan tergambar dengan jelas tetapi tahap perubahan tidak dirumuskan dengan jelas Keterkaitan antara perubahan dengan hasil tidak tergambar dengan jelas
d. Peta Pemangku kepentingan Level Peta Pemangku kepentingan adalah sebagai berikut: Level 4
3
2
1
Kualitas Peta Pemangku kepentingan Perubahan Semua pemangku kepentingan berikut potensi resistensi (kontra) dan dukungan (pro) tergambar dengan jelas Peta tidak pemangku kepentingan mencakup semua pemangku kepentingan. potensi resistensi dan dukungan tergambar dengan jelas Peta pemangku kepentingan mencakup semua pemangku kepentingan. Potensi resistensi dan dukungan tidak tergambar dengan jelas tidak Peta kepentingan pemangku mencakup semua pemangku kepentingan. potensi resistensi dan dukungan belum tergambar dengan jelas
Penguji memberikan penilaian perencanaan inovasi menggunakan Formulir 2., sedangkan mentor dan coach memberikan penilaian yang bersifat deskriptif tentang kemampuan peserta Dikiat dalam perencanaan inovasi. Penilaian deskriptif mi menggunakan Forrnulir 3
2. Manajemen Perubahan Indikator penilaian komponen manajemen perubahan meliputi jumlah kegiatan untuk memobilisasi dukungan, pemyataan dukungan. capaian tahap perubahan. dengan bobot sebagai berikut: No 1 2 3
Indikator Jumlah kegiatan Memobilisasi Dukungan Pernyataan Dukungan Capaian Tahap Perubahan Jumlah
Bobot (%) 15 15 30 60
Adapun level masing-masing indikator manajemen perubahan adalah sebagai berikut:. a. Jumlah Kegiatan Untuk Memobilisasi Dukungan Jumlah kegiatan yang dilakukan dalam rangka sosialisasi clan penguatan dukungan pada saat pelaksanaan laboratorium kepemimpinan yang dilengkapi dengan bukti yang jelas, seperti: notulen/ transkrip tertulis /audio /visual, output hasil mobilisasi, foto, daftar hadir, dsb. Level jumlah kegiatan untuk memobilisasi dukungan adalah sebagai berikut: Level 4 3 2 1
Kegiatan memobilisasi dukungan Lebih dari 5 kegiatan 4-5 kegiatan 2-3 kegiatan 0-1 kegiatan
b. Pernyataan Dukungan Pernyataan dukungan dart pemangku kepentingan terhadap gagasan/ inovasi yang direncanakan / dilaksanakan. Level pernyataan dukungan adalah sebagai berikut: Level 4 3 2 1
Pernyataan Dukungan kepentingan Semua pemangku mendukung Lebih banyak yang member dukungan pemangku Kira-kira separuh dari kepentingan membeni dukungan pemangku Sebagian dari kecil kepentingan member dukungan
c. Capaian Tahap Perubahan Capaian tahap perubahan seperti tergambar dalam tahap-tahap perubahan. Level capaian tahap perubahan adalah sebagai berikut: Level 4 3 2
1
Capaian Tahap Perubahan Capaian melebihi tahap perubahan tergambar dalam roadmap Mampu mencapai tahap perubahan Tidak mampu mencapai tahap perubahan karena faktor yang diluar kendalanya Tidak mampu tahap mencapai perubahan karena faktor yang ada di pesertanya
Penguji memberikan penilaian manajemen perubahan dengan menggunakan Formulir 4, sedangkan, mentor dan coach memberikan penilaian yang bersifat deskriptif tentang kemampuan peserta Dikiat dalam manajemen perubahan. Penilaian deskriptif mi menggunakan Formulir S. 3. Evaluasi Akhir Untuk evaluasi akhir ditetapkan nilai masing-masing level sebagai berikut: Level 4 3 2 1
Nilai 80,1-100 60,1-80 40,1-60 0-40,0
Evaluasi akhir dilakukan dengan memperhatikan hasil evaluasi terhadap komponen perencanaan inovasi dan manajemen perubahan dgn melakukan rekapitulasi sehingga memberikan nilai akhir. Untuk Penetapan Nilai Akhir menggunakan Formulir 6. Tim Evaluasi Akhir ditetapkan oleh pimpinan instansi penyelenggara Dikiat. Tim evaluasi berjumlah ganjil dengan unsur-unsur sebagai berikut: 1. Pimpinan Lembaga Diklat Penyelenggara; 2. Tim Penjamin Mutu Lembaga Dikiat setempat dan atau Pejabat dari Instansi Pembina Dikiat; 3. Penyelenggara; dan 4. Coach.
Dalam menetapkan nilai akhir, Tir n Evaluasi Akhir dapat mempertimbangkan penilaian deskriptif coach dan mentor tentang kemampuan peserta Dikiat dalam perencanaan inovasi dan manajemen perubahan. 4. Kualifikasi Kelulusan Kualifikasi kelulusan peserta Dikiat ditetapkan sebagai berikut Kualifikasi Sangat memuaskan Memuaskan Cukup memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan
Skor 90,1 - 100 80,1 - 90 70,1 - 80 60,1 - 70 <60
Peserta Diklatpim Tk. IV yang memperoleh kualifikasi tidak memuaskan atau kctidakhadiran lebih dari tiga sesi (9 JP) dinyatakan Tidak Lulus. Peserta Diklatpim 1k. IV yang memperoleh icualifikasi kurang memuaskan dinyatakan ditunda kelulusannya dan kepada yang bersangkutan diberikan waktu maksimal 60 hari kalender untuk menyempurnakan proyek perubahannya. B. Evaluasi Pengampu Materi (Widyaiswara/Pegawai Lainnya) Evaluasi Pengampu Materi dilakukan oleh peserta dan Tim Evaluasi Pengampu Materi. Aspek yang dinilai oleh peserta adalah: 1. Sistematika penyajian; 2. Kemampuan menyajikan; 3. Ketepatan waktu dan kehadiran; 4. Penggunaan metode dan sarana Dikiat; 5. Sikap dan perilaku; 6. Cara menjawab pertanyaan dari peserta; 7. Penggunaan bahasa; 8. Pemberian motivasi kepada peserta; 9. Kerapihan berpakaian; dan 10. Kerjasama antar Widyaiswara (dalam tim). Penilaian terhadap pengampu mateni yang dilakukan oleh peserta menggunakan Formulir 7.
Adapun aspek yang dinilai oleh Tim Evaluasi Pengampu Materi adalah implementasi dari sertifikat kompetensi yang dimiliki yang meliputi: I. Pengelolaan pembelajaran, dengan sub kompetensi kemampuan dalam: a. membuat Rencana Pembelajaran (RP); b. menyusun bahan ajar; c. menerapkan metode pembelajaran orang dewasa; d. melakukan komunikasi yang efektif dengan peserta; e. memotivasi semangat belajar peserta; dan f. mengevaluasi pembelajaran. 2. Kompetensi kepribadan dengan sub kompetensi kemampuan dalam: a. menampilkan pribadi yang dapat diteladani; dan b. melaksanakan kode etik dan menunjukkan etos kerja sebagai c. Widyaiswara yang profesional. 3. Kompetensi sosial dengan subkompetensi kemampuan dalam a. membina hubungan dan kerjasama dengan sesama Widyaiswara; dan b. menjalin hubungan dengan penyelenggara/pengelola Lembaga Dikiat. 4. Kompetensi substantif dengan subkompetensi kemampuan dalam: a. menguasai keilmuan dan keterampilan mempraktikkan sesuai dengan materi Dikiat yang diajarkan; dan b. menulis karya tulis ilmiah yang terkait dengan lingkup kedikiatan dan! atau pengembangan spesialisasi. Penilaian terhadap Pengampu Materi dilakukan oleh Tim Evaluasi Pengampu Materi, dengan mempertimbangkan masukan dari peserta sebagai pembanding, dengan menggunakan Formulir 8. Hasil penilaian diolah dan disampaikan oleh Tim Evaluasi Pengampu Materi kepada Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Dikiat LAN dan Pengampu Materi bersangkutan sebagai masukan untuk peningkatan kualitas pengajaran pada masa mendatang. Tim Evaluasi Pengampu Materi terdiri dari pejabat struktural di lingicungan Lembaga Dikiat Pemerintah Terakreditasi yang salah satu tugas dan fungsinya selama penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan adalah menilai proses pembelajaran yang berlangsung di kelas.
C. Evaluasi Penyelenggaraan Aspek yang dinilai dari pengelola dan penyelenggara adalah implementasi dari sertifikat kompetensi yang dimiliki. Untuk pengelola Dikiat, meliputi: 1. Perencanaan program Diklat,dengan indikator: a. kesesuaian perencanaan dengan standar program Dikiat; dan b. penyampaian rencana Dikiat kepada Kepala LAN. 2. Pengorganisasian program Diklat,dengan indikator: a. Keputusan Kepala Lembaga Dikiat tentang Panitia Penyelenggara Dikiat; dan b. uraian tugas Panitia Penyelenggara Dikiat. 3. Pelaksanaan program Dikiat, dengan Indikator: a. kesesuaian pelaksanaan dengan perencanaan; b. pengkoordinasian dengan pihak-pihak terkait; dan c. penyampaian laporan penyelenggaraan Dikiat kepada Kepala LAN. Untuk penyelenggara Diklat,meliputi: 1. Pelayanan kepada peserta, dengan indikator: a. kelengkapan informasi Dikiat; b. ketersediaan dan kebersihan asrama, kelas, ruang makan, toilet,dan prasarana lainnya; b. ketersediaan,kebersihan dan keberfungsian fasilitas olahraga, kesehatan,tempat ibadah dan sarana lainnya; dan c. ketersediaan, kelengkapan dan keberfungsian sarana dan bahan Dikiat. 2. Pelayanan kepada Widyaiswara dan tenaga kedikiatan lainnya, dengan indikator: a. kelengkapan informasi Dikiat; b. ketepatan waktu menghubungi Widyaiswara dan tenaga kedikiatan lainnya; dan c. ketersediaan, kelengkapan dan keberfungsian sarana pengajaran dalam kelas. 3. Pengadministrasian Diklat,dengan indikator: a. kelengkapan surat menyurat; b. ketersedian instrumen-instrumen penilaian; dan b. file keseluruhan dokumen setelah penyelenggaraan. Pen ilaian terhadap penyelenggaraan Dikiat dengan mengevaluasi pengelola dan penyelenggara dilakukan oleh Tim Evaluasi dengan menggunakan salah satu instrumennya adalah Formulir 9. Hasil penilaian diolah dan disampaikan oleh Tim Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Dikiat kepada Kepala Lembaga Dikiat dan
penyelenggara bersangkutan sebagai masukan untuk peningkatan kualitas pengelolaan dan penyelenggaraan pada masa mendatang. D. Evaluasi Pasca Diklat Mekanisme dan prosedur evaluasi pasca Diklat adalah sebagai berikut: 1. Antara 6 (enam) sampai dengan 12 (dua belas) bulan setelah penyelenggaraan Diklat berakhir, dilalcukan Evaluasi Pasca Diklat untuk mengetahui dan mengulcur: a. tingkat pemanfaatan alumni Diklat dalam jabatan struktural; b. perkembangan perubahan yang telah dilaksanakan; c. rencana perubahan yangakan dilaksanakan; d. tingkat peningkatan kinerja alumni; dan e. tingkat peningkatan kinerja instansi unit organisasi alumni. 2. Evaluasi Pasca Diklat dilaksanakan oleh penyelenggara Diklat bekerjasama dengan unit kepegawaian instansi; 3. Lembaga Diklat Pemerintah Terakreditasi dapat juga menyusun instrument Evaluasi Pasca Diklat dengan mengacu pada Formulir 10; 4. Hasil Evaluasi Pasca Diklat disampaikan oleh penyelenggara Kepada Pejabat Pembina Kepegawaian Alumni, Pimpinan Instansi Alumni, Instansi Pembina Diklat dan Instansi Pengendali Diklat; 5. Instansi Pembina Diklat menggunakan Hasil Evaluasi PascaDikiat sebagai masukan untuk penyempurnaan program Diklat selanjutnya.
BAB IX SURAT TANDA TAMAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, PIAGAM PENGHARGAAN, DAN KODE REGISTRASI A. Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan dan Piagam Penghargaan 1. Kepada peserta Diklatpim Tingkat IV yang telah menyelesaikan seluruh tugas dan fungsi dengan baik dan dinyatakan lulus, diberikan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP); 2. Jenis dan bentuk, serta ukuran STTPP ditetapkan oleh Kepala Lembaga Administrasi Negara sebagaimana termuat dalam Formulir 11 dan 1 la; 3. Penandatangan STTPP Diklat diatur sebagai berikut: a. Halaman depan ditandatangani oleh Pejabat Pembina Kepegawaian; b. Halaman belakang ditandatangani oleh Pimpinan Lembaga Diklat Pemerintah Terakreditasi. 4. Bagi lulusan terbaik diberikan Piagam Penghargaan sebagaimana termuat dalam Formulir 12; dan 5. Peserta yang tidak lulus diberikan surat keterangan telah mengikuti Diklatpim Tingkat IV Formulir 13. B. Kode Registrasi Untuk keperluan pengendalian dan database Alumni Diklatpim Tingkat IV secara nasional, peserta Dikiapim Tingkat IV yang lulus diberikan kode registrasi dari Instansi Pembina Diklat. Prosedur untuk memperoleh kode registrasi dari Instansi Pembina Diklat adalah sebagai berikut: 1. Lembaga Diklat menyampaikan surat permohonan kode registrasi beserta daftar hadir peserta kepada Instansi Pembina Diklat melalui Kedeputian yang membidangi Pendidikan dan PelatihanAparatur, selambat-lambatnya 6 hari kerja sebelum penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV berakhir; 2. Lembaga Diklat melalui Person In Charge (PlC) mengunggah nama peserta Diklatpim Tingkat IV ke database SIDA-LAN. 3. Instansi Pembina Diklat mengkonfirmasi ulang dan memastikan nama peserta Diklatpim Tingkat IV yang sudah diunggah sesuai dengan daftar hadir peserta Diklatpim Tingkat IV; 4. Instansi Pembina Diklat memastikan bahwa evaluasi terhadap penyelenggaraan Diklat telah dilaksanakan; 5. Instansi Pembina Diklat memberikan kode registrasi sesuai daftar yang sah/diajukan. Untuk membuat database alumni Diklatpim Tingkat IV secara internal, setiap Lembaga Diklat dapat membuat sistem informasi Diklat internal yang memuat kode registrasi setiap alumni Diklatpim Tingkat IV.Setelah penutupan Diklat, Penyelenggara Diklat menyampaikan laporan kepada Instansi Pembina Diklat dengan format yang mengacu pada Pedoman Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Diklat yang ditetapkan oleh Instansi Pembina Diklat.
BABX PENtJTUP
1. Pedoman mi merupakan panduan bagi Lembaga Dikiat terakreditasi dalam menyelenggarakan Diklatpim Tingkat IV. 2. Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman mi akan diatur tersendiri.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Maret 2015 KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA, Ttd. AGUS DWIYANTO
Salman mi sesuai dengan aslinya KEPALABIG,JN HUKUM DAN ORGANISASI,
2SMA DWIYANA
PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa keberadaan organisasi dan tata kerja perangkat daerah
Pemerintah
penyelenggara
Provinsi
pemerintahan
ketidaksesuaian
antara
Banten
sebagai
daerah
terdapat
kewenangan
dengan
kelembagaan, duplikasi tugas dan fungsi serta tugas yang tidak terwadahi, sehingga diperlukan penataan organisasi perangkat daerah agar efisien, efektif, dan rasional sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah; b. bahwa untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih dan terstruktur, sistematik, terorganisir, transparan
dan
akuntabel
diperlukan
organisasi
perangkat daerah Pemerintah Provinsi Banten yang bersinergi
dengan
Pemerintah,
Pemerintah
Daerah
Kab/Kota dalam melayani masyarakat; c. bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten; Mengingat :
1. Pasal
18
ayat
(6)
Undang-Undang
Dasar
Negara
2000
tentang
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Pembentukan
Nomor
Provinsi
23
Tahun
Banten
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4210);
1
3. Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2004
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
tentang Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian,
Perikanan
dan
Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
92,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Nomor 4660); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembangian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah
Provinsi
dan
Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5094). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BANTEN dan GUBERNUR BANTEN MEMUTUSKAN: Menetapkan :
PERATURAN
DAERAH
TENTANG
PEMBENTUKAN
ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI BANTEN. 2
DAFTAR RIWA¥AT HIDUP
1. ldcntitasl'ribadi NAMA
: Okky Mario Satria Perdana
NIM
: 6661 112183
rempat Tanggal Lahir: Serang, 02 Desembcr 19')2 Agama
: ISlAM
No Hp
: 085939039502
Alamat
: IL KID. Idris RTIR\\> 0041013 Kelorahan Cipare, Kecamatan Serang
:t. Nllmll Orang TUII
Nama Ayah
: Marn'llll Bakri
Nama 100
: Mimi Yosi
3. Raw_Yiltl'elldidikan SO
: SO l\'EGERI" Setang
SMP
: SMP NEGERJ I KOla Serang
SMA
: SMA NEGtKJ 2 Kora Serang