PENGARUH PENDAPATAN, BIAYA OPERASIOANAL, PERPUTARAN PERSEDIAN, TERHADAP LABA BERSIH PADA SPBU Se-PULAU BINTAN Hj. ASmaul Husna, Jack Febriand Adel, Inge Lengga S Munthe, Prima Aprilyani Universitas Maritim Raja Ali Haji, Fakultas Ekonomi Tanjungpinang, Kepulauan Riau 2016 ABSTRAK
ENNY SUSILAWATI. 2016. PENGARUH PENDAPATAN, BIAYA OPERASIOANAL, PERPUTARAN PERSEDIAN, TERHADAP LABA BERSIH PADA SPBU Se-PULAU BINTAN Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan apakah variabel pengaruh pendapatan, biaya operasional, perputaran persediaan, berpengaruh terhadapa laba bersih pada SPBU Se-Pulau Bintan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara mengambil data dari perusahaan di SPBU Se-Pulau Bintan. Metode analisis yang digunakan adalah Metode Kuantitatif yang rumus yaitu uji Reliabilitas, uji Normalitas, uji Multikoliniearitas, uji Heteroskedastisitas, Analisa Regresi Berganda, Uji T-test, Uji F serta Uji Koefisien Determinasi (R2) dengan bantuan software SPSS 22.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan, biaya operasional, perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada SPBU SePulau Bintan. Kata Kunci : Pendapatan, Biaya Operasional, Perputaran Persediaan Terhadap Laba Bersih PENDAHULUAN Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong perusahaan untuk semakin memperluas usaha nya dengan meraih pangsa pasar. Hal tersebut mendorong terjadinya persaingan ketat antar perusahaan. Perusahaan adalah suatu instansi yang terorganisir, berdiri dan berjalan yang tidak dapat terlepas dari hukum ekonomi dan prinsip dasar perusahaan pada umumnya. Tujuan utama dari perusahaan adalah memperoleh laba seoptimal mungkin serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu tujuan dari sebuah perusahaan adalah mendapatkan laba yang maksimal. Laba merupakan salah satu tujuan dari didirikannya suatu perusahaan. Laba terdapat pada laporan
laba rugi, dimana laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menunjukkan hasil kegiatan perusahaan pada suatu periode tertentu. Laba biasanya dihitung secara berkala, yaitu sebulan atau setahun sekali. Penetapan laba secara periodik memerlukan perhatian yang serius, sebab laba atau rugi harus benar-benar mencerminkan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita pada periode yang bersangkutan. Penetapan laba secara periodik mengandung konsekuensi bahwa didalamnya terdapat unsur-unsur taksiran bukan merupakan angka yang pasti. Oleh karena laba adalah hasil pengurangan biaya terhadap pendapatan maka menentukan jumlah pendapatan yang dihasilkan dan jumlah biaya yang terjadi dalam periode yang bersangkutan akan merupakan kunci kelayakan penetapan laba. Pendapatan merupakan pos yang penting dari laporan keuangan dan mempunyai penggunaan yang bermacam-macam untuk sebagai tujuan. Penggunaan informasi pendapatan yang paling utama adalah untuk tujuan pengambilan keputusan, baik itu keputusan untuk pembayaran deviden, keputusan investasi dan keputusan penting lainnya. Dengan meningkatnya tingkat pendapatan pada akhirnya akan meningkatkan laba bersih (net income), kemudian dengan laba bersih yang besar bank akan mampu menghadapi persaingan sekaligus melakukan ekspansi pasar dan kontinuitas usaha. Biaya adalah semua pegeluaran mulai dari (untuk) mendapatkan barang dagangan, baik yang diproduksi sendiri maupun hasil pembelian dari pihak lain (pemasok) hingga barang tersebut dapat terjual kepada pembeli (pelanggan) baik yang berkaitan dengan maupun diluar usaha pokok perusahaan. Perputaran persediaan menentukan berkali persediaan terjual atau digantikan dengan persediaan yang baru selama satu tahun, dan memberikan beberapa pengukuran mengenai likuiditas dan kemampuan suatu perusahaan untuk mengkonversikan barang persediaannya menjadi uang secara cepat. SPBU Sepulau Bintan adalah salah satu perusahaan yang dimana jenis kegiatan operasional usaha yang dijalankan adalah bergerak dibidang perdagangan BBM, khususnya minyak solar, premium dan pertamax plus. Perusahaan - perusahaan ini mensuplay bahan bakar minyak dari PT. Pertamina (persero)-UPMS I Instalasi Tanjung Uban dan PT. Pertamina (persero) Depot kijang. Yang kemudian disalurkan kepada konsumen berkendaraan yang ada di sekitar Tanjung pinang dan Bintan. Penelitian ini merupakan reflika dari penelitian sumaya (2011) yang berjudul pengaruh volume penjualan dan biaya produksi terhadap laba bersih pada PT. Metrodata Elektronik,Tbk. Hasil penelitiannya adalah dengan menggunakan teknik regresi linier berganda ,terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara volume penjualan, biaya produksi dan laba usaha hal ini disebabkan semakin tinggi penjualan serta diikuti biaya produksi yang seimbang maka laba
bersih akan meningkat. Artinya hubungan volume penjualan dan laba bersih termasuk sangat kuat ketika biaya produksi tidak mengalami perubahan.dan ketika biaya produksi menurun, selama volume penjualan tidak berubah maka akan meningkatkan laba bersih perusahaan kemudian besar pengaruh biaya produksi terhadap laba bersih perusahaan ketika volume penjualan tetap. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian mengenai permasalahan akan disajikan dalam bentuk proposal dengan judul : “PENGARUH PENDAPATAN, BIAYA OPERASIONAL DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA BERSIH PADA SPBU SE-PULAU BINTA.” Tinjauan Pustaka, Kerangka Pemikiran, Hipotesis Laba Laba merupakan pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai macam kegunaan dalam berbagai konteks, pengertian laba itu sendiri merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan. Laba perusahaan dalam hal ini dapat dilakukan dijadikan sebagai ukuran dari efisiensi dan efektifitas dalam sebuah unit kerja dikarenakan tujuan utama dari pendirian perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Laba merupakan tujuan perusahaan, dimana dengan laba perusahaan dapat memperluas usahanya. Kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba merupakan salah satu petunjuk tentang kualitas manajemen serta operasi perusahaan tersebut, yang berarti mencerminkan nilai perusahaan. Pendapatan Pendapatan merupakan unsur yang sangat penting dalam laporan keuangan, karena dalam melakukan suatu aktivitas usaha, manajemen perusahaan tentu ingin mengetahui nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode akuntansi yang diakui sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku umum. Menurut Toto Prihadi (2012: 32) pendapatan adalah barang atau jasa yang sudah diserahkan kepada pembeli. Artinya hak atas barang tersebut sudah pindah kepembeli, terlepas apakah sudah dibayar oleh pembeli ataupun belum. Sekali lagi perlu diingat bahwa cara pengakuan semacam ini adalah karena kita menggunakan konsep akrual. Biaya Operasional Menurut Mulyadi (2005: 76) “Biaya operasional adalah biaya usaha pokok perusahaan selain harga pokok penjualan. Biaya usaha terdiri dari biaya penjualan, biaya administrasi dan umum”.Ongkosadalah jumlah aktiva yang terpakai atau jasa yang digunakan dalam proses menghasilkan pendapatan,
sedangkan biaya adalah pengeluaran kas ( komitmen membayar kas dimasa depan) dengan tujuan menghasilkan pendapatan. Jumlah yang terpakai itu maksudnya adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh penghasilan selain dari biaya untuk memperoleh barang dan jasa (produksi), misalnya biaya penjualan, biaya gaji, dan penyusutan. Perputaran Persediaan Perputaran persediaan merupakan indikasi perusahaan untuk menyediakan persediaan dalam mendukung tercapainya penjualan. Tentu saja rasio ini terutama cocok untuk perusahaan yang menjual barang. Dan jenis usaha yang bisa diukur perputaran persediaannya adalah perusahaan perdagangan dan manufaktur. Menurut Munawir (2010: 77) perputaran persediaan merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Kerangka Pemikiran Untuk lebih menjelaskan hubungan antara variabel dependen dan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini, maka digambarkan model penelitian sebagai berikut : Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh atas kegiatan-kegiatan perusahaan dalam suatu periode atau merupakan kenaikan gross/kotor dari keuntungan ekonomi selama suatu periode dari aktivitas utama perusahaan yang menyebabkan kenaikan laba. Pendapatan timbul dari peristiwa ekonomi antara lain penjualan barang maupun jasa dan penggunaan aktiva perusahaan. Sedangkan biaya operasional merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Perputaran persediaan merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Laba merupakan pertambahan kekayaan dari suatu badan usaha dalam periode tertentu. Sedangkan pengertian lain, laba dapat didefinisikan sebagai peningkatan dalam kesejahteraan dalam hal suatu perusahaan dapat dioperasionalkan sebagai satuan usaha perubahan dalam nilai perusahaan tersebut. Pengembangan Hipotesis Menurut Admaja (2009: 111) Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang parameter suatu populasi. Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang didasarkan pada bukti sampel dan teori propabilitas yang digunakan untuk menetukan apakah suatu hipotesis adalah pernyataan beralasan atau tidak beralasan.
Berdasarkan masalah pokok yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapatdisajikan hipotesis sebagai jawaban sementara atas masalah pokok yaitu: Ha : Pendapatan tidak berpengaruh terhadap laba bersih pada SPBU Sepulau Bintan. H0 : Pendapatan berpengaruh terhadap laba bersih pada SPBU Sepulau Bintan. Ha : Biaya operasional tidak berpengaruh terhadap laba bersih pada SPBU Sepulau Bintan. H1 : Biaya operasional berpengaruh terhadap laba bersih pada SPBU Sepulau Bintan. Ha : Perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap laba bersih pada SPBU Sepulau Bintan. H1 : Perputaran persediaan berpengaruh terhadap laba bersih pada SPBU Sepulau Bintan. Ha : Pendapatan, biaya operasional, perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap laba bersih pada SPBU Sepulau Bintan. H1 : Pendapatan, biaya operasional, perputaran persediaan berpengaruh terhadap laba bersih pada SPBU Sepulau Bintan.
METODE PENELITIAN Objek dan Ruang Lingkup Penelitian Adapun objek penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah mengenai pengaruh pendapatan, biaya oprasioanal, dan perputaran persediaan terhadap laba bersih. Dimana lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah pada SPBU Sepulau Bintan.Penelitian ini dilakukan pada SPBU Sepulau Bintan yaitu di Tanjung pinang dan Bintan yang bergerak sebagai perusahaan dagang yang menjual Bahan Bakar Minyak (BBM). Data yang digunakan dalam penelitian adalah Laporan L/R SPBU Se-pulau Bintan periode 1 Januari 2009 – 31 Desember 2013. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuantitatif. Menurut Danang Sunyoto (2011:29) analisis kuantitatif adalah analisis yang menggunakan bantuan statistik untuk membantu dalam penelitian dalam penghitungan angka-angka untuk menganalisis data yang diperoleh. Menurut Sugiyono (2010:8) metode penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut: Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada sample filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunkan istrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskritip kuantitatif. Menurut Kuncoro (2009: 145), data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka) yang dapat dibedakan menjadi : 1. Data interval, yaitu data yang diukur dengan jarak diantara dua titik pada skala yang sudah diketahui. 2. Data rasio, yaitu data yang diukur dengan proporsi. Penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspekaspek relevan dengan fenomena perhatian perspektif seseorang.
Jenis dan Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah Data Sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Operasionalisasi Variabel Penelitian 1. Pendapatan pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran. Pendapatan dalam penelitian ini adalah pendapatan yang dihitung dan diukur dalam jutaan rupiah. 2. Biaya Operasional Biaya operasional sebagai biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin, equipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian baik yang langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. Biaya operasional dalam penelitian ini adalah biaya operasional yang dihitung dan diukur dalam jutaan rupiah.
3.
Perputaran Persediaan Perputaran persediaan adalah cara untuk mengetahui berapa kali dalam suatu periode tertentu sebuah perusahaan menjual persediaannya. Perusahaan-perusahaan menggunakan perputaran persediaan untuk menilai
kemampuan mereka dalam menghadapi persaingan, merencanakan laba usaha, dan secara umum mengetahui seberapa baiknya mereka menjalankan kegiatan perusahaan mereka. Perputaran persediaan dalam penelitian ini adalah perputaran persediaan yang dihitung dan diukur dalam kali 4. Laba Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik. Laba dalam penelitian ini adalah laba yang dihitung dan diukur dalam jutaan rupiah Teknik Analisis Data Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdiri dari pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan bantuan komputer yang menggunakan software SPSS 22.0.
1.
Uji Normalitas MenurutGhozali (2005:110) Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan melalui metode statistik yakni Kolmogorov- smirnov dan analisis grafik. a. Analisis Statistik Untuk menentukan uji ini, didasarkan pada Kolmogorov_smirnov dengan melakukan pengujian pada unstandardize residual pada model penelitian. Pedoman untuk pengambilan keputusannya didasarka pada: 1) Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka distribusi data normal. 2) Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka distribusi data tidak normal. b.
Analisis Grafik Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan kesimpulan: 1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2)
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2006:112).
2.
Uji Multikolonieritas Uji multikolinearitas bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2006: 91).Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji ini dilakukan dengan menggunakan metode Variance Inflation Factor (VIF). Ghozali (2005:91) mengemukakanbahwapengujianmultikolinieritasdapatdilakukandenganmelihatvar ians Inflation Factor (VIF) dankorelasidiantara variable independen.JikanilaiVIF < 10 ataunilaitolerance > 0.10,makatidakterjadimultikolinieritas. Disampingitu, suatu model dikatakanterdapatgejalamultikolonieritasyaitujikakorelasidiantara variable indenpendenlebihbesardari 0.9. 3.
Uji Autokorelasi Menurut Ghozali (2006:95) uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Menurut Ghozali (2006:96) terdapat beberapa cara untuk mendeteksi masalah autokorelasi, yaitu: Durbin Watson Test, LM Test, uji Statistik Q: Box Pierce dan Ljung Box, serta Run Test. Penelitian ini menggunakan uji Durbin Watsonuntuk menguji ada tidaknya autokolerasi. Durbin Watson digunakan untuk aotokorelasi tingkat satu (firs order autocorrelastion) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel indepenen. Model yang baik adalah model yang tidak terdapat autokorelasi dengan melihat (du < d < 4-du) maka tidak ada autokorelasi positif dan negatif (Ghozali, 2006:96). 4.
Uji Heteroskedastisitas Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, makadisebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut dengan
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjasi heteroskedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Dasar analisis: Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2005:105). Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari Debt To Equity Ratio (DER), Debt To Asset Ratio (DAR), Longterm Debt to Asset Ratio (LDAR),Longterm Debt to Equity Ratio (LDER), dan Equity to Asset Ratio (EAR)terhadap Return On Equity (ROE). Persamaan regresi berganda yang dipakai adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 +e Dimana: Y = Laba Bersih a = Konstanta b1 danb2 = Koefisien Regresi X1 = Pendapatan X2 = Biaya Operasional X = Perputaran Persediaan e = Faktor lain diluar model Pengujian Hipotesis Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisienregresi yang didapat signifikan. Ada dua jenis koefisien regresi yang dapat dilakukan yaitu uji F dan uji t. Uji t (t-test) Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan(bersama-sama) terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5%, dengan level of confidence 95% (α = 0.05) dan degree of freedom (n-k) dan (k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: Ho = Pendapatan, biaya operasional dan perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada SPBU se-Pulau Bintan
Ha = Pendapatan, biaya operasional dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada SPBU se-Pulau Bintan Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan Ftabel dengan ketentuan: a. Jika Fhitung< Ftabel, maka H0 tidak dapat ditolak dan Ha tidak dapat diterima untuk α = 5%, b. Jika Fhitung> Ftabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak untuk α.= 5%. Uji F (F-test) Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial (individu) terhadap variabel dependen. Untuk menentukan nilai ttabel ditentukan dengan tingkat signifikasi 5% dengan derajat kebebasan df= (n-k-1) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: Ho = Pendapatan, biaya operasional dan perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada SPBU se-Pulau Bintan Ha = Pendapatan, biaya operasional dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada SPBU se-Pulau Bintan Uji ini dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jika thitung< ttabel, atau -thitung> -ttabel maka H0 tidak dapat ditolak dan Ha tidak dapat diterima untuk α = 5%, b. Jika thitung> ttabel, atau -thitung< -ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak untuk α = 5%. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1 Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali 2005:169). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Perusahaan Setiap perusahaan dagang, sudah tentu kegiatan utamanya adalah jual beli barang dagangan karena dari kegiatan trsebut merupakan dasar untuk dapat merelisir tujuan didirikanya perusahaan. Demikian juga halnya dengan SPBU, dimana jenis kegiatan operasional usaha dijalankan adalah bergerak dibidang
perdagangan BBM, khususnya minyak solar,pre,ium dan pertamax plus. BBM yang disalurkan kepada masyarakat merupakan bahan bakar yang disubsidi oleh pemerintah. Perusahaan ini mensuplay bahan bakar minyak dari PT. Pertamina (persero)-UPMS I Istalasi Tanjung Uban dan PT. Pertamina (persero) Depot Kijang. Yang kemudian disalurkan kepada konsumen kendaraan bermotor yang ada disekitar Tanjungpinang,Bintan dan sekitarnya. Penjualan yang diberikan kepada konsumen pemakai kendaraan bermotor sudah sesuai dengan takarannya dimana konsumen tidak akan mengeluh kekurangan dalam pengisian kedalam tangki konsumen SPBU tanjungpinang dan bintan sudah mendapatkan predikat Pasti PAS dari PT. Pertamina (persero) dimana yang memberikan peredikat tersebut adalah PT. Pertamina (persero). Tidak semua SPBU yang ada bisa mengikuti program tersebut karena ada syarat tertentu yang harus dipenuhi. Adapun syarat-syarat tersebut secara keseluruhan adalah sebagi berikut : 1. Kondisi fisik bangunan harus sesuai format fisik SPBU tahun 2006 keatas. 2. Operator yang terlatih 3. Kebersihan 4. Perawatan fisik berkala 5. Takaran pas 6. Pelayanan Didalam aktifitas tersebut, hal yang dilakukan mencakup beberapa tahap yaitu: 1. Konfirmasi Pembelian Pihak perusahaan melakukan transaksi pembelian kepada pihak Pertamina dengan menstransfer sejumlah dana yang dibutuhkan melalui pihak Bank. 2. Proses Pengangkutan Sehari setelah diselesaikannya proses administrasi baru dilakukan pengangkutan BBM dari pertamina / instalasi yang kemudian menuju lokasi SPBU dengan menggunakan truk tangki dr pertamina. 3. Proses Pembongkaran Setelah minyak tiba di SPBU dialnjutakan dengan pembongkaran dari truk tangki persediaan. Pemindahan minyak ini dilakukan dengan menggunakan meteran. 4. Proses Penjualan Penjualan minyak kepada konsumen harus sesuai yang tertera pada surat rekomendasi. Konsumen yang telah melakukan pembelian langsung membayarnya melalui operator.
Struktur Organisasi Perusahaan Setiap perusahaan yang berorganisasi baik perusahaan negara maupun swasta haruslah mempunyai struktur organisasi. Karena dengan adanya struktur organisasi memungkinkan orang-orang yang terlibat didalamnya dapat bekerjasama dengan baikagar pekerjaan tersebut lebih mudah untuk dilaksanakan. Dalam mengorganisir suatu kegiatan langkah pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dikerjakan oleh masingmasing karyawan agar dapat merealisir apa yang menjaditujusn perusahaan. Pola yang ditetapkan disusun dalam bentuk suatu organisasi perusahaan yang merupakan alat untuk membantu pihak manajemen dalam upaya merelisasikan tujuan perusahaan. Struktur organisasi yang tepat bagi suatu perusahaan belum tentu baik bagi perusahaan lain, perbedaan struktur organisasi diantara berbagai perusahaan disebabkan oleh beberapa hal seperti jenis usaha yang dijalankan,luasnya perusahaan, banyaknya bagian-bagian / departemen yang sesuai dengan jenis usaha yang dijalankan,dan sebagainya. Penyusunan organisasi digambarkan dalam suatu hubungan antara fungsi dan wewenang serta tanggung jawab setiap orang atas pekerjaan yang diberikan kepadanya. Adapun struktur organisasi garis (line organisazation). Pada bentuk orgaisasi ini disebut juga bentuklurus, dimana bentuk struktur organisasi ini adalah struktur organisasi yang sangat sederhana, praktis karena tata hubungannya sangat sederhana. Didalam upaya merelisasikan tujuan yang ditetapkan oleh SPBU, pemberian tugas wewenag serta tanggungjawab kepada anggotanya. Adapun uraian tugas dan tanggungjawab dari setiap bagian dalam struktur perusahaan pada SPBUsebagai berikut : 1. Pemilik / Direktur SPBU memiliki seorang pemilik. Pemilikini merupakan pemegang saham yang mempunyai peran sebagai penanam modal secara umum dan atau khusus serta memberikan nasehat kepada manager dalam menjalankan perusahaan. 2. Manager Perusahaan ini dipimpin oleh seorang pengurus atau di sebut juga dengan manager. Adapun tugas dan tanggungjawab manager diantaranya : a. Mewakili perusahaan dalam komunikasi dengan pihak luar dan senantiasa memelihara hubungan yang baik dengan instansi pemerintah, pemasok,pelanggan dan pihak perbankan. b. Merencanakan jadwal pekerjaan disemua aktifitas organisasi. c. Memimpin semua kegiatan yang ada dalam organisasi agar terdapat suatu keharmonisan untuk mencapai tujuan perusahaan. d. Memutuskan kebijaksanaan perusahaan.
3.
4.
5.
6.
Supervisor Bertugas menangani BBM, mengontrol catatan perawatan harian dari bagian administrasi dan keuangan dan mengukur kualitas BBM disaat penerimaan. Bagian administrasi dan keuangan a. Bagian akuntansi dan pajak Bagian ini memiliki tugas menyelenggarakan aktivitas pengadministrasian perusahaan dalam rangka mengujikan tata tertip administrasi yang baik, antara lain : 1). Membuat surat pengantar pembelian BBM untuk disetor ke Bank maupun pertamina / Instalasi. 2). Menyelnggarakan buku-buku kas berdasarkan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran Bank. 3). Membuat laporan tentang keadaan persediaan minyak. 4). Bertanggungjawabatas laporan pajak dan menangani semua masalah yang berhubungan dengan pajak. b. Kasir 1). Bertugas dalam menangani penjualan. 2). Bertanggungjawab atas penggunaan keuangan perusahaan secara keseluruhan dan melaksanakan prosedur administrasi keuangan dalam rangka operasional perusahaan. 3). Membuat atau menyusun laporan keuangan bulanan. 4). Bagian Pemesanan (Delivery Order ) Bertugas melaksanakan setoran dan pengurusan / penyelesaian administrasi yang berhubungan dengan realisai BBM SPBU baik di Pertamina Depot Kijang maupun Pertamina Tanjung uban. Bagian Lapangan / Pengawasan Bagian lapangan ini mempunyai tugas mengurus DO penebusan atau pembelian BBM kedepot pertamina. Dan juga mempunyai tugas menyalurkan BBM kepada konsumen.Dan bertugas juga mengawasi keluar masuknya BBM yang didistribusikan kepada masyarakat. Bagian Pengangkutan Bertanggung jawab melaksanakan pengisian dan pengangkutan dari instalasi / Depot pertamina sesuai dengan yag tertera /tercantum pada Dokumen / Faktur / PNPB serta muatan tidak untukdikurangi / dipindahkan ataupun diperjual belikan selama dalam perjalanan sampai ketempat tujuan. Apabilaternyata terbukti melakukan penyimpangan / pelanggaran perusahaan ini akan menerima resiko sansi serta tindakan hukum yang berlaku.
7.
Operator Bertanggungjawab melaksanakan pengisian BBM kepada kendaraan bermotor dimana langsung menerima uang dan disetorkan kepada kasir saat pertukaran jam kerja. Dimana pembagian jam kerja operator dibagi dua pagi hari 07.00 s.d 14.00, 14.00 s.d 21.00. 8. Security Bertanggung jawab atas keamanan dankelancaran pengisian BBM dan mengatur keluar masuknya kendaraan bermotor masyarakat / konsumen yang akan mengisi bahan bakar minyak ke kendaraan di SPBU. 9. Clening Service Bertanggung jawab memberikan SPBU dan semua yang berhubungan dengan kebersihan mengelap, mengepel, memotong rumput dan lain sebagainya. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan data penelitian diatas, untuk selanjutnya akan dilakukan pengujian statistic dengan menggunakan alat bantu statistic SPSS Versi 22 dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh antar variable penelitian didalam penelitian ini. Berikut ini akan disajikan hasil pengujian tersebut. 4.2.1. Penelitian Berikut ini akan disajikan data penelitian untuk keseluruhan variabel dalam penelitian ini pada SPBU se-Pulau Bintan, sebagai berikut: 1. Pendapatan Pendapatan ( dalam jutaan rupiah ) Nama Tahun Perusahaan 2009 PT.Sinar 38.451 Mustika Bintan PT.Bintan Bakti 36.340 Putra PT.Sarana 30.819 Rusel Pictori PT.Bintan Inti 39.010 Sukses PT.Cahaya 42.490 Belawan Inhil PT.Kharisma 45.161 Petro Gemilang Sumber : SPBU Se-Pulau Bintan
Tahun 2010 34.282
Tahun 2011 38.331
Tahun 2012 38.346
Tahun 2013 38.224
41.266
33.572
30.981
34.411
32.569
28.761
29.165
33.830
43.004
43.292
40.366
39.897
41.010
48.027
44.183
44.714
45.612
46.068
46.529
47.087
Dari tabel diatas menunjukkan adanya fluktuasi untuk pendapatan yang diterima SPBU se-Pulau Bintan, namun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Pendapatan
Pendapatan X1 60,000 40,000 Pendapatan X1
20,000 1 4 7 10131619222528
Sumber: Data penelitian diolah Dari data diatas menunjukkan adanya fluktuasi perolehan pendapatan pada perusahaan, jika dilihat hal-hal yang menyebabkan berfluktuasi pendapatan tersebut adalah dikarenakan tingkat volume pemakaian kendaraan untuk wilayah kabupaten bintan tidak banyak dan volume tertinggi dirasakan oleh perusahaan adalah apabila ada acara-acara atau adanya hari liburan yang meningkatkan pengunjung ke arah bintan. Disamping itu juga menurunnya pendapatan BBM juga dikarenakan terkadang adanya stok BBM yang terbatas. 2.
Biaya Operasional Biaya Operasional ( dalam jutaan rupiah ) Nama Perusahaan PT.Sinar Mustika Bintan PT.Bintan Bakti Putra PT.Sarana Rusel Pictori PT.Bintan Inti Sukses PT.Cahaya Belawan
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 20012
Tahun 2013
168
173
184
182
159
116
133
122
146
110
188
170
188
155
152
169
187
163
130
126
147
149
171
165
167
Inhil PT.Kharisma Petro 169 Gemilang Sumber : SPBU Se-Pulau Bintan
171
172
174
176
Dari tabel diatas menunjukkan adanya fluktuasi untuk biaya operasional yang diterima SPBU se-Pulau Bintan, namun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Biaya Operasional
Biaya Operasional X2 200 1 6 11 16 21 26 31
Biaya Operasio nal X2
Sumber: Data penelitian diolah Dari data diatas menunjukkan adanya fluktuasi perolehan biaya operasional pada perusahaan, jika dilihat hal-hal yang menyebabkan berfluktuasi biaya operasional tersebut adalah dikarenakan adanya perubahan atas biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum yang dikeluarkan 3.
Perputaran Persediaan Perputaran Persediaan Tahun
Pendapatan
Persediaan
Perputaran Persediaan
2009
38.451.405.358
3.466.521.109
11
2010
34.282.443.225
2.937.220.217
12
2011
38.330.860.422
3.362.123.328
11
2012
38.346.151.649
3.300.039.797
12
2013
38.224.266.628
4.299.266.157
9
2009
36.340.337.858
4.489.917.302
8
2010
41.265.595.578
5.149.139.959
8
2011
33.572.266.526
4.729.856.195
7
2012
30.981.334.492
3.794.067.518
8
2013
34.410.729.292
4.260.810.936
8
2009
30.818.508.444
4.124.660.425
7
2010
32.568.579.815
4.008.753.238
8
2011
28.761.326.622
3.525.625.722
8
2012
29.165.402.212
4.720.445.498
6
2013
33.830.369.777
3.527.995.340
10
2009
39.010.252.230
4.688.692.866
8
2010
43.004.475.813
5.392.260.903
8
2011
43.291.536.308
6.313.087.214
7
2012
40.366.073.401
5.045.012.989
8
2013
39.896.538.928
4.897.488.428
8
2009
42.489.606.544
5.684.872.532
7
2010
41.009.622.207
5.776.542.209
7
2011
48.026.989.500
6.637.654.705
7
2012
44.183.308.802
6.411.797.969
7
2013
44.713.509.215
6.488.739.542
7
2009
45.160.644.307
6.553.627.033
7
2010
45.612.250.151
6.619.163.327
7
2011
46.068.372.367
6.685.354.926
7
2012
46.529.056.576
6.752.208.528
7
2013
47.087.404.479
6.833.235.019
7
Sumber : SPBU Se-Pulau Bintan Dari tabel diatas menunjukkan adanya fluktuasi untuk perputaran persediaan yang diterima SPBU se-Pulau Bintan, namun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Perputaran Persediaan
Perputaran Persediaan 20 1 6 11 16 21 26
Perputar an Persedia an
Sumber: Data penelitian diolah Dari data diatas menunjukkan adanya fluktuasi perolehan perputaran persediaan pada perusahaan, jika dilihat hal-hal yang menyebabkan berfluktuasi perputaran persediaan tersebut adalah dikarenakan turunnya jumlah harga pokok penjualan dan jumlah rata-rata persediaan. 4.
Laba Laba (dalam jutaan rupiah) Tahun Tahun 2010 2011
Nama Tahun Tahun Tahun Perusahaan 2009 2012 2013 PT.Sinar Mustika Bintan 4.529 4.038 4.514 4.516 4.502 PT.Bintan Bakti Putra 4.280 4.860 3.954 3.649 4.053 PT.Sarana Rusel Pictori 3.630 3.836 3.387 3.435 3.984 PT.Bintan Inti Sukses 4.594 5.065 5.099 4.754 4.699 PT.Cahaya Belawan Inhil 5.004 4.830 4.656 4.204 4.266 PT.Kharisma Petro Gemilang 4.319 4.372 4.426 4.480 4.546 Sumber : SPBU Se-Pulau Bintan Dari tabel diatas menunjukkan adanya fluktuasi untuk laba yang diterima SPBU se-Pulau Bintan, namun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Laba
Laba Bersih Y 10,000 Laba Bersih Y
1 6 11 16 21 26
Sumber: Data penelitian diolah Dari data diatas menunjukkan adanya fluktuasi perolehan laba perusahaan, jika dilihat hal-hal yang menyebabkan berfluktuasi laba tersebut adalah dikarenakan adanya flukuasi dari aktivitas penjualan yang diterima oleh perusahaan dan biaya-biaya usaha yang dikeluarkan 1.
Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data penelitian mengikuti atau mendekati normal, yakni distribusi data penelitian dengan bentuk lonceng. Cara yang paling sederhana adalah dengan melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal sebagaimana dapat dilihat dibawah ini: Uji Normalitas (Histogram)
Sumber: Data penelitian diolah Dari gambar histogram diatas dapat pula disimpulkan bahwa grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal. Yang mana jika dilihat polygon kecenderungan dalam keadaan seimbang dan tidak menceng ke kiri maupun ke kanan. Namun jika hanya melihat grafik histogram, hal ini dapat memberikan hasil yang meragukan, adapun metode lain yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot, dimana pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, sebagaimana ditampilkan pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.7. Uji Normalitas (Probability Plot)
Sumber: Data penelitian diolah Berdasarkan grafik normal probability plot, menunjukkan bahwa data berdistribusi normal yang terlihat dari titik-titik plot menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Model regresi ini layak dipakai dalam penelitian ini karena memenuhi asumsi normalitas. Untuk menentukan data dengan uji Kolmogrov-Smirnov, nilai signifikansi harus diatas 0,050 atau 5%. Pengujian terhadap normalitas data dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov dapat dilihat pada tabel dibawah ini Uji Normalitas (Kolmogorov Smirnov) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
30 0E-7 265,01376406 ,119 ,119 -,083 ,654 ,786
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Data penelitian diolah Untuk memastikan apakah data berdistribusi normal maka pengambilan keputusan data terdistribusi normal dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2-Tailed) jika nilai sig > 0,05 maka data terdistribusi normal. Pada table diatas menunjukkan bahwa nilai asymp sig. (2-tailed) diatas menunjukkan nilai 0,786 > 0,05. Dengan kata lain variable dalam penelitian ini dengan uji kolmogorov smirnov tersebut berdistribusi normal.
2.
Uji Multikolonieritas Tujuan uji ini adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya. pengujian terhadap ada tidaknya multikolonieritas dalam model regresi dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan lawannya, serta Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai tolerance value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil daripada 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas, adapun hasil pengujian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Uji Multikolonieritas Coefficients Model
a
Collinearity Statistics Tolerance
1
VIF
X1
,858
1,165
X2
,842
1,188
X3
,808
1,237
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data penelitian diolah Dari table diatas diketahui bahwa nilai tolerance semua variable independen yaitu pendapatan 0.858, biaya operasional 0.842 dan perputaran persediaan 0.808> 0,10 sedangkan nilai VIF variable independen yaitu pendapatan 1.165, biaya operasional 1.188 dan perputaran persediaan 1.237< 10. Dari hasil nilai tolerance dan VIF tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas. 3.
Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas., yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data penelitian diolah Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada gambar diatas menunjukkan bahwa data tersebar secara acak dan tidak memmbentuk suatu pola tertentu. Data tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas dalam model regresi yang digunakan. 4.
Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi.Uji Autokorelasi pada penelitian ini dapat dilihat dari nilai Durbin Watson, seperti terlihat pada Tabel dibawah ini: Uji Autokorelasi b
Model Summary Model 1
R ,818
R Square a
,669
Adjusted R Square ,631
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
279,886
1,724
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data penelitian diolah Hasil uji autokorelasi diatas menunjukkan tidak adanya autokorelasi dengan nilai hitung Durbin Watson sebesar 1,724 atau mendekati dan berada diangka 2. Persamaan Regresi Linier Berganda Tahapan selanjutnya setelah penulis melakukan uji asumsi klasik adalah melakukan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil pengujian, adapun persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Persamaan Regresi Coefficients Model
Unstandardized Coefficients B
(Constant)
Std. Error
1674,521
554,346
X1
,072
,010
X2
-5,798
X3
99,132
a
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
3,021
,006
,882
7,237
,000
2,523
-,283
-2,298
,030
36,723
,339
2,699
,012
1
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data penelitian diolah Dari table diatas dapat dibentuk persamaan regresi seperti dibawah ini: Y = 1.674,521+ 0,072X1 -5,798X2 + 99,132X3 + e Penjelasan tersebut dapat dijelaskan dibawah ini: a. Nilai B Constant =1.674,521 Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai variable bebas yaitu pendapatan, biaya operasional dan perputaran persediaan maka laba bersih sebesar 1.674,521 b. Nilai X1=0,072= Pendapatan Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap perubahan pendapatan sebesar 1 satuan, maka laba bersih akan meningkat sebesar 0,072 satuan dengan asumsi variable lain dianggap tetap. c. Nilai X2=5,798= Biaya Operasional Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap perubahan biaya operasional sebesar 1 satuan, maka laba bersih akan menurun sebesar 5,798 satuan dengan asumsi variable lain dianggap tetap. d. Nilai X3=99,132= Perputaran Persediaan Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap perubahan perputaran persediaan sebesar 1 satuan, maka laba bersih akan meningkat sebesar 99,132 satuan dengan asumsi variable lain dianggap tetap.
Uji Hipotesis Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan metode analisis regrei berganda. Adapun untuk menguji signifikan tidaknya hipotesis tersebut digunakan Uji t dan Uji F. Yang mana dapat dijelaskan dibawah ini: 1. Uji t (Parsial) Uji statistik t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen. Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial pendapatan (X1), biaya operasional (X2) dan perputaran persediaan (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih (Y), dan hasil penelitian tersebut dapat dilihat dibawah ini sebagai berikut: Uji t (Parsial) Coefficients Model
Unstandardized Coefficients B
(Constant)
Std. Error
1674,521
554,346
X1
,072
,010
X2
-5,798
X3
99,132
a
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
3,021
,006
,882
7,237
,000
2,523
-,283
-2,298
,030
36,723
,339
2,699
,012
1
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data penelitian diolah 1.
Pengaruh pendapatan (X1) terhadap laba bersih (Y). Berdasarkan table diatas menunjukkan variabel pendapatan (X1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih (Y) pada SPBU se-Pulau Bintan,hal ini ditunjukkan dengan probability siginikan 0,000 lebih kecil dari 0,050 dan nilai thitung 7,237> ttabel 2,04523. Untuk uji koefisien korelasi (r1) dari masing-masing variabel bebas menunjukkan pendapatan(X1) memiliki pengaruh terhadap laba bersih sebesar 77.79% yang manadapat
2.
3.
diartikan variabel pendapatan mempengaruhi laba bersih sebesar 77,79%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya. Pengaruh biaya operasional (X2) terhadap laba bersih(Y). Berdasarkan table diatas menunjukkan variabel biaya operasional (X2) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih (Y) pada SPBU sePulau Bintan, hal ini ditunjukkan dengan probability siginikan 0,030 lebih kecil dari 0,050 dan nilai thitung-2,298> ttabel-2,04523. Selain itu koefisien korelasi (r2) untuk variabel biaya operasional (X2) menunjukan pengaruh terhadap laba bersih sebesar 8.01% yang artinya variabel biaya operasional dapat mempengaruhi laba bersih sebesar 8,01% dan sisanya dipengaruhi variabel lainnya. Pengaruh perputaran persediaan (X3) terhadap laba bersih (Y). Berdasarkan table diatas menunjukkan variabel perputaran persediaan (X3) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih (Y) pada SPBU sePulau Bintan, hal ini ditunjukkan dengan probability siginikan 0,012 lebih kecil dari 0,050 dan nilai thitung2,699> ttabel 2,04523. Selain itu koefisien korelasi (r3) untuk variabel perputaran persediaan (X3) menunjukan pengaruh terhadap laba bersih sebesar 11.49% yang artinya variabel perputaran persediaan dapat mempengaruhi laba bersih sebesar 11,49% dan sisanya dipengaruhi variabel lainnya.
2.
Uji F (Simultan) Uji signifikan simultan (Uji F) pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji F digunakan untuk mengetahui apakah secara simultan pendapatan (X1), biaya operasional (X2) dan perputaran persediaan (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih (Y). Hasil Uji F dapat juga dilihat pada tabel dibawah ini: Uji F (Simultan) a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
4112204,408
3
1370734,803
Residual
2036736,559
26
78336,022
Total
6148940,967
29
F 17,498
Sig. ,000
b
a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
Dari table diatas menunjukkan pendapatan (X1), biaya operasional (X2) dan perputaran persediaan (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba
bersih (Y) karena probabilitas signifikan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 (0,000< 0,05) dan nilai Fhitung17,498> Ftabel 2.98 maka Ho ditolak dan H1 diterima yang dapat disimpulkan bahwa secara simultan pendapatan (X1), biaya operasional (X2) dan perputaran persediaan (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih (Y) pada SPBU se-Pulau Bintan. Koefisien Determinasai (R2) Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kontribusi seberapa besar pengaruh pendapatan (X1), biaya operasional (X2) dan perputaran persediaan (X3) terhadap laba bersih (Y) sebagaimana dapat dilihat pada table dibawah ini: 3.
Uji Koefisien Determinasi (R-Square) b
Model Summary Model 1
R ,818
R Square a
,669
Adjusted R Square ,631
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
279,886
1,724
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data penelitian diolah Dilihat dari nilai R Square diatas yaitu sebesar 0,669 atau 67%, artinya pengaruh pendapatan, biaya operasional dan perputaran persediaan secara simultan terhadap laba bersih sebesar 67%, sedangkan sisanya yaitu 33% merupakan dipengaruhi variable lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat pula ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pendapatan berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada SPBU sePulau Bintan. 2. Biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada SPBU se-Pulau Bintan. 3. Perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada SPBU se-Pulau Bintan. 4. Pendapatan, biaya operasional dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada SPBU se-Pulau Bintan. Saran Dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat pula diberi saran sebagai berikut:
1.
2.
3.
SPBU Sepulau Bintan sebaiknya memperbaiki sistem biaya perusahaan khususnya biaya operasional. Agar biaya yang telah dikeluarkan dapat efektif dan efisien atau tidak ada pemborosan serta menghasilkan laba bersih yang optimal. Maka perusahaan harus mengoptimalkan biaya yang telah dikeluarkan sehingga tidak ada pemborosan. Mengoptimalkan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat menghasilkan laba bersih yang optimal. Agar laba bersih yang diperoleh maksimal, maka perusahaan hendaknya lebih memperhatikan perputaran persediaan bahan bakar minyak. Agar hal-hal yang menyebabkan perputaran persediaan berjalan tidak baik dapat diketahui sehingga dampaknya terhadap laba bersih dikontrol. Hasil penelitian ini perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut untuk mengetahui adanya beda pengaruh antara ketiga variabel independen tersebut terhadap laba bersih SPBU Sepulau Bintan danuntuk mengetahui adanya faktor lain yang mempengaruhi laba bersih SPBU Sepulau Bintan. DAFTAR PUSTAKA
Admaja, Lukas Setia, 2009. Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Andi Ahmed Riahi, Belkaoui, 2006. Teori Akuntansi. Edisi Lima. Jakarta : Salemba Empat. Dewi Roseeha, 2010. Sukses Menulis Proposal Skripsi, Tesis, Disertasi. Jakarta. Keen Books. Danang Sunyoto, 2011. Metodologi Penelitian Ekonomi. Cetakan Pertama. Yogyakarta. CAPS. Dergibson Siagian dan Sugiarto, 2006. Metode statistic. Jakarta. PT. Gramedia pustaka Utama. Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan: Per 1 September 2007. Jakarta. Salemba Empat. Jumingan, 2008. Analisis Laporan Keuangan. Surakarta: Bumi Aksara. Jusup, Al Haryono, 2005. Dasar-dasar Akuntansi. Edisi keenam. Jakarta: YKPN. Kuncoro, Murajad, 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi ke tiga. Jakarta: Erlangga.
Kuswadi, 2009. Pencatatan Keuangan Untuk Orang-orang Awam. Jakarta: PT. Elex Media Komputndo. Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya. Edisi kelima. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Munawir,S, 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi keempat. Yogyakarta: Liberty. Ristono, Agus, 2009. Manajemen Persediaan Edisi 1. Jakarta : Graham Ilmu. Sofyan Syafri Harahap, 2011. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta. Rajawali Pers. Sofyan Syafri Harahap, 2011. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi 1. Rajawali Pers. Subramanyam, K.R dan Wild, John J, 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta. Toto Prihadi, 2012. Memahami Laporan Keuangan sesuai IFRS dan PSAK. Cetakan I. Jakarta. PPM.