1
PENGARUH BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA BERSIH PADA PERSUHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2012
Novita Djamalu Jurusan Akuntansi Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Abstrak Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012. Skripsi, Program Studi S1 Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Di bawah Bimbingan Bapak Rio Monoarfa, SE, Ak, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Hartati Tuli, SE, Ak, M.Si selaku pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh biaya produksi terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 131 perusahaan dan sampel dalam penelitian ini yaitu 45 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik stratified random sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas (biaya produksi) dan variabel terikat (laba bersih). Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi sederhana data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya produksi (X) berpengaruh signifikan terhadap laba bersih (Y). Koefisien determinasi atau R square adalah sebesar 98,47%.
Kata Kunci: Biaya Produksi, Laba Bersih
PENDAHULUAN Secara umum tujuan dari setiap perusahaan adalah untuk mencapai laba yang maksimum. Laba merupakan indikator keberhasilan bagi perusahaan yang
2
berorientasi pada laba, karena biasanya keberhasilan dari suatu perusahaan tersebut dilihat dari jumlah laba yang diperolehnya pada periode tertentu. Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Sedangkan laba bersih (net income) adalah selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua beban dan kerugian dan merupakan kenaikan bersih terhadap modal (Soemarso, 2004). Agar diperoleh laba sesuai dengan yang dikehendaki, perusahaan perlu menyusun perencanaan laba yang baik. Hal tersebut ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk memprediksi kondisi usaha pada masa yang akan datang yang penuh ketidakpastian, serta mengamati kemungkinan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laba. Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi laba perusahaan yaitu biaya, harga jual dan volume penjualan atau produksi (Halim & Supomo, 2009). Dari beberapa faktor tersebut, biaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh. Biaya merupakan komponen penting yang harus dipertimbangkan dalam menentukan harga jual produk atau jasa. Berdasarkan fungsinya biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (Mulyadi, 2012). Biaya produksi tersebut menjadi penentu besarnya harga jual dari suatu produk atau jasa yang nantinya akan mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh. Seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi dalam bukunya akuntansi biaya, menyatakan bahwa biaya produksi berpengaruh terhadap laba usaha. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tauhida (2009) dengan judul penelitiannya “Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Perolehan Laba pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bekasi”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa biaya produksi mempunyai pengaruh korelasi yang kuat terhadap laba bersih dan biaya produksi mempunyai pengaruh negatif terhadap laba bersih. Artinya semakin meningkat biaya produksi maka akan semakin menurun laba bersih yang diperoleh atau sebaliknya.
3
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang melakukan kegiatan produksi untuk mengelola bahan baku menjadi produk jadi. Sudah tentu, perusahaan-perusahaan ini berusaha untuk mencapai laba yang maksimum. Untuk memperoleh laba yang maksimum, setiap perusahaan harus dapat meningkatkan kegiatan/volume produksinya. Di sisi lain, jika volume produksi meningkat, maka akan berpengaruh pada biaya produksi, yang berarti biaya produksi yang dibutuhkan untuk membuat produk akan lebih besar. Selain itu peningkatan biaya produksi juga bisa diakibatkan oleh kenaikan harga bahan baku, kenaikan tarif dasar listrik (TDL), upah minimum provinsi, seperti yang diberitakan di situs rri.co.id tanggal 2 maret 2013. Selain itu, kenaikan biaya produksi juga diberitakan dalam situs Dunia Industri. Com tanggal 13 januari 2013 yang menjelaskan bahwa biaya produksi industri naik 25%. Berdasarkan fenomena tersebut, terlihat bahwa biaya produksi mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Kenaikan biaya produksi ini, dapat mengakibatkan laba yang diperoleh menurun. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Juwitasari dalam hasil penelitiannya yaitu biaya produksi berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang negatif terhadap laba bersih. Artinya semakin tinggi biaya produksi maka laba bersih akan semakin menurun. Kenaikan biaya produksi pada perusahaan manufaktur tersebut tidak sepenuhnya mengakibatkan laba bersih ikut menurun. Beberapa perusahaan tercatat mengalami peningkatan laba bersih, seperti yang dialami oleh PT Kalbe Farma Tbk sebagaimana diberitakan di Ciputra News tanggal 28 maret 2013.
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Biaya Produksi Menurut Halim
(2012), biaya produksi
adalah biaya-biaya
yang
berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan (dimatch-kan) dengan penghasilan (revenue) diperiode mana produk itu dijual. Menurut Ismaya (2010) dalam kamus akuntansi, biaya produksi adalah biaya untuk memproduksi yang terdiri dari bahan langsung, upah langsung, dan biaya tidak langsung.Mulyadi (2012: 14), mengemukakan bahwa biaya produksi
4
merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut Ardiyos (2010) dalam Kamus Besar Akuntansi, production cost (biaya produksi) adalah biaya yang terjadi untuk menghasilkan suatu produk atas jasa, biaya-biaya ini dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis: bahan langsung (direct material), tenaga kerja langsung (direct labour), dan overhead pabrik (factory overhead). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi yang digunakan untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Unsur-Unsur Biaya Produksi Untuk melakukan proses produksi, setiap perusahaan membutuhkan biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (Rudianto, 2009). 1.
Biaya bahan baku Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku
yang telah digunakan untuk menghasilkan suatu produk jadi dalam volume tertentu. 2.
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar pekerja yang terlibat secara langsung dalam proses produksi. 3.
Biaya Overhead pabrik
Biaya overhead pabrik adalah berbagai macam biaya selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang juga dibutuhkan dalam proses produksi.
Laba Bersih Menurut Ismaya (2010), laba bersih adalah selisih pendapatan atas biayabiaya yang dibebankan dan yang merupakan kenaikan bersih atas modal yang berasal dari kegiatan usaha. Sedangkan menurut Horngren, Datar dan Foster (2006: 478) Laba bersih (net income) adalah laba operasi ditambah pendapatan
5
nonoperasi (seperti pendapatan bunga) dikurangi biaya nonoperasi (seperti biaya bunga) dikurangi pajak penghasilan. Menurut Soemarso (2004: 234) laba bersih (net income) adalah selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua beban dan kerugian. Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal.
Faktor Yang Mempengaruhi Laba Besarnya laba yang diperoleh perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut (Halim & Supomo, 2009: 49): 1. Biaya Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan. 2. Harga Jual Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan. 3. Volume Penjualan dan Produksi Besarnya volume penjualan berpengruh terhadap volume produksi produk atau jasa tersebut, selanjutnya volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi.
Hubungan Biaya Produksi dengan Laba Mulyadi (2005: 11) mengemukakan biaya produksi merupakan suatu sumber ekonomi yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran, nilai keluaran diharapkan lebih besar daripada masukan yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran tersebut sehingga kegiatan organisasi dapat menghasilkan laba atau sisa hasil usaha” (Juwitasari, 2012). Berdasarkan teori tersebut, menunjukkan bahwa biaya produksi mempunyai pengaruh terhadap laba. Dimana untuk memperoleh laba, setiap perusahaan harus meningkatkan nilai keluarannya atau nilai keluaran lebih besar dari pada nilai masukan (biaya) yang dikorbankan, sehingga diperoleh laba yang maksimum.
6
Dengan kata lain, laba yang diperoleh akan semakin besar, jika biaya produksi yang dikeluarkan semakin kecil. Sedangkan menurut Carter (2008: 129) dalam bukunya “Akuntansi Biaya” menyatakan bahwa “tingkat laba yang diperoleh perusahaan dapat ditentukan oleh volume produksi yang dihasilkan, semakin banyak volume produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula biaya produksi. Semakin banyak volume produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula laba yang diperoleh” (Juwitasari, 2012). Berdasarkan teori tersebut, menjelaskan bahwa biaya produksi mempengaruhi laba, dimana ketika biaya produksi ditingkatkan maka akan menambah volume produksi yang nantinya akan mempengaruhi tingkat laba yang diperoleh perusahaan. Dengan kata lain semakin besar biaya produksi yang dikeluarkan maka jumlah produksi yang dihasilkan juga akan semakin besar yang pada nantinya meningkatkan potensi pendapatan perusahaan. Sebaliknya, biaya produksi yang meningkat namun tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan justru akan menekan laba yang bisa diperoleh perusahaan atau bahkan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat pengaruh biaya produksi terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012”.
METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian yang yang dilakukan adalah analisis kausal. Menurut Sekaran (2006), analisis kausal adalah analisis yang dilakukan untuk mendeteksi hubungan sebab akibat diantara dua atau lebih variabel. Jadi, disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi). Variabel independen dalam penelitian ini adalah biaya produksi dan variabel dependen yaitu laba bersih.
7
Definisi Operasional Variabel 1. Variabel independen (X) Variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas. Menurut Sekaran (2006: 117), variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi vaiabel terikat, entah secara positif atau negatif. Variabel X dalam penelitian ini adalah biaya produksi. Biaya produksi terdiridari Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung, Biaya Overhead Pabrik ( Mulyadi, 2005:14) 2.
Variabel dependen (Y) Variabel dependen disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti (Sekaran, 2006: 116). Variabel Y dalam penelitian ini adalah laba bersih. Laba bersih (net income) adalah laba operasi ditambah pendapatan nonoperasi (seperti pendapatan bunga) dikurangi biaya nonoperasi (seperti biaya bunga) dikurangi pajak penghasilan (Horngren dkk, 2006: 478).
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012 yang berjumlah 131 perusahaan. Sedangkan jumlah sampel sebanyak 45 yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Eriyanto, 2007: 295): Z 2 [p(1 − p)]N n= 2 Z [p(1 − p)] + (N − 1)E 2 Selanjutnya untuk pengambilan sampel, menggunakan teknik stratified random sampling.
Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linier sederhana. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data time series dan cross section. Menurut Umar (2011: 42) data time series merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu,
8
misalnya dalam waktu mingguan, bulanan atau tahunan. Sedangkan data cross section adalah sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam kurun waktu tertentu, sehingga tidak boleh ada data yang hilang diantara tahuntahun. Persamaan yang digunakan dalam analisis ini adalah sebagai berikut (Umar, 2011: 114):
Ŷ=a+bX Dimana: Ŷ
: Variabel dependen (Laba Bersih)
X
: Variabel independen (Biaya produksi)
b
: Angka arah atau koefisien regeresi
a
: Intercept atau konstanta Untuk memudahkan dalam perhitungan, digunakan jasa komputer berupa
softwere dengan program e-views.
Pengujian Asumsi Klasik Uji normalitas data Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi sederhana, data tersebut harus diuji kenormalannya. Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen dan independen, keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak (Umar, 2011: 181).
Hipotesis Statistik Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik sebagai berikut : 𝐻𝑂 :
β = 0, Biaya produksi tidak berpengaruh terhadap laba bersih pada
perusahaan manufaktur di BEI. 𝐻𝑎 : β ≠ 0, Biaya produksi berpengaruh terhadap laba bersih pada perusahaan manufakturdi BEI.
9
Hipotesis penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana (uji t). Uji Koefisien Determinan R2 Uji koofesien determinan R2 untuk mengukur besarnya proporsi atau persentase pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ 𝑅 2 ≤ 1) hal ini berarti R2 = 0 menunjukan tidak adanya pengaruh antar variabel independen terhadap variabel dependen, bila R2 semakin besar mendekati 1 menunjukan semakin kuatnya pengaruh variabel dependen dan bila R2 semakin kecil mendekati 0 maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Normalitas data Berdasarkan hasil di atas terlihat bahwa nilai JB untuk variabel laba bersih pada seluruh perusahaan manufaktur yang diamati mempunyai nilai signifikansi diatas 0.05 sehingga H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dari variabel laba bersih untuk seluruh perusahaan manufaktur yang diamati telah berdistribusi normal.
Hasil Analisis Regresi Data yang dianalisis berupa data pooled (gabungan antara data crosssection/perusahaan dengan data time series/tahun) maka analisis regresi yang digunakan adalah regresi data panel. Model yang digunakan adalah model pertumbuhan dengan mentransformasi variabel Y (laba bersih) ke dalam bentuk Ln. Tujuannya adalah agar interpretasi yang dihasilkan akan mengarah kekonsep pertumbuhan dan bukan perubahan mutlak/satuan. Hasil analisis regresi data panel adalah sebagai berikut:
10
Dependent Variable: LABA? Method: Pooled Least Squares Date: 07/01/13 Time: 00:31 Sample: 2010 2012 Included observations: 3 Cross-sections included: 45 Total pool (balanced) observations: 135 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C BIAYAPROD?
2.25E+11 0.050581
4.18E+10 0.021365
5.387574 2.367439
0.0000 0.0201
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.984659 0.976903 1.15E+11 1.18E+24 -3601.757 3.373812
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
3.21E+11 7.57E+11 54.04085 55.03080 126.9456 0.000000
Sumber: Data olahan, 2013
Berdasarkan hasil analisis di atas, maka model regresi antara biaya produksi dengan laba bersih adalah sebagai berikut: 𝒀 = 𝟐, 𝟐𝟓 + 𝟎, 𝟎𝟓𝟎𝟓𝟖 𝑿 Interpretasi dari hasil analisis regresi di atas adalah sebagai berikut: 1.
Rata-rata jumlah laba bersih perusahaan-perusahaan manufaktur yang diamati jika tidak terdapat pengaruh dari biaya produksi yang dimiliki selama tahun 2010-2012 adalah sebesar 225 milyar rupiah.
2.
Biaya produksi yang dimiliki perusahaan berpengaruh positif terhadap perubahan laba bersih. Setiap peningkatan biaya produksi sebesar 1 milyar rupiah akan mengakibatkan peningkatan laba bersih sebesar 50 juta rupiah.
Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui nilai t
hitung
untuk variabel biaya produksi adalah sebesar 2,367 dengan nilai
11
signifikansi sebesar 0,0201. Jika dibandingakan dengan nilai signfikansi yang digunakan sebesar 5% (0,05) maka nilai signifikansi yang diperoleh ini masih lebih kecil dari alpha sehingga Ho ditolak. Dengan demikian pada tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari biaya produksi yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur yang diamati terhadap jumlah laba bersih yang berhasil diperoleh perusahaan.
Interpretasi Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa nilai koefisien determinasi untuk model regresi antara biaya produksi terhadap laba bersih perusahaan manufaktur adalah sebesar 0,9847. Nilai ini berarti bahwa sebesar 98,47% laba bersih dari perusahaan-perusahaan manufaktur dipengaruhi oleh biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan, sedangkan sisanya sebesar 1,53% dipengaruhi oleh variabel lain.
Pembahasan Biaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh. Biaya merupakan komponen penting yang harus dipertimbangkan dalam menentukan harga jual produk atau jasa. Berdasarkan fungsinya biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Laba merupakan selisih antara biaya yang dikeluarkan dengan pendapatan yang diperoleh, maka untuk meningkatkan laba bersih perusahaan dapat melakukan pengendalian pada dua hal yakni sisi input (mengontrol biaya) atau pada sisi output (penetapan harga jual, dll). Kedua hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait. Perusahaan membutuhkan biaya untuk melakukan produksi. Semakin besar biaya produksi yang dikeluarkan maka jumlah produksi yang dihasilkan juga akan semakin besar yang pada nantinya meningkatkan potensi pendapatan perusahaan. Sebaliknya, biaya produksi yang
12
meningkat namun tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan justru akan menekan laba yang bisa diperoleh perusahaan atau bahkan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Hasil analisis mengenai keterkaitan biaya produksi dan laba perusahaan pada perusahaan manufaktur dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang positif. Koefisien regresi dari biaya produksi yang sebesar 0.050581 menunjukkan setiap kenaikan biaya produksi sebesar 1 milyar rupiah akan meningkatkan laba yang diperoleh perusahaan sebesar 0,0505 milyar rupiah atau sekitar 50,5 juta. Hasil pengujian secara statitistika baik terhadap model regresi maupun terhadap hipotesis juga menunjukkan hasil yang signifikan pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini berarti pengaruh dari biaya produksi terhadap laba bersih benar-benar kuat dan tidak dapat diabaikan. Besarnya pengaruh ini ditunjukkan dengan nilai koeifisien determinasi dari model regresi yang mencapai 0,9847. Nilai ini berarti bahwa sebesar 98,47% perubahan laba bersih dari perusahaan-perusahaan manufaktur dipengaruhi oleh biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan, sedangkan sisanya sebesar 1,53% dipengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan hasil analisis, terlihat bahwa peningkatan biaya produksi yang dialami oleh perusahaan manufaktur justru mampu meningkatkan laba yang berhasil diperoleh perusahaan. Ini berarti peningkatan biaya produksi dapat diimbangi dengan peningkatan pendapatan. Hal ini menyiratkan bahwa peningkatan biaya produksi yang dialokasikan untuk peningkatan jumlah barang produksi mampu diimbangi dengan peningkatan pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan barang produksi tersebut. Dengan kata lain tujuan perusahaan meningkatkan pendapatan dengan cara meningkatkan jumlah produksi dapat dicapai. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Carter (2008: 129) yang menyatakan bahwa tingkat laba yang diperoleh perusahaan dapat ditentukan oleh volume produksi yang dihasilkan, semakin banyak volume produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula biaya produksi. Semakin banyak volume produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula laba yang diperoleh. Jadi ketika
perusahaan
meningkatkan
volume
produksinya,
maka
otomatis
13
membutuhkan biaya produksi yang banyak atau biaya produksi akan mengalami peningkatan. Dengan adanya peningkatan biaya produksi, berimplikasi pada jumlah produk yang dihasilkan juga meningkat sehingga produk yang siap atau tersedia untuk dijual juga bertambah. Akibatnya volume penjualanpun ikut bertambah, dan akan mengakibatkan laba yang dihasilkan akan
mengalami
peningkatan. Jadi secara tidak langsung biaya produksi bertambah mengakibatkan bertambahnya pula laba yang diperoleh oleh perusahaan. Berdasarkan data laporan keuangan, rata-rata perusahaan manufaktur mengalami peningkatan biaya produksi setiap tahunnya, dan jika dilihat laba bersih juga mengalami peningkatan. Hal ini dikeranakan jumlah penjualan dari perusahaan tersebut juga mengalami peningkatan, yang dalam hal ini akan menambah laba yang diperoleh. Oleh karena itu, ketika perusahaan meningkatkan biaya produksinya dan dibarengi dengan peningkatan penjualan, dapat mengakibatkan laba yang diperoleh perusahaan juga ikut meningkat, karena semakin besar biaya produksi yang dikeluarkan maka jumlah produksi yang dihasilkan juga akan semakin besar yang pada nantinya meningkatkan potensi pendapatan perusahaan. Sebaliknya, biaya produksi yang meningkat namun tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan justru akan menekan laba yang bisa diperoleh perusahaan atau bahkan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya produksi berpengaruh signifikan positif (searah). Artinya semakin tinggi biaya produksi yang dikeluarkan maka maka dapat mengakibatkan laba bersih juga ikut naik. Hasil penelitian ini juga, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahyati (2011), yang menunjukkan bahwa biaya produksi berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang positif terhadap laba usaha. Selain itu mendukung penelitian yang dilakukan oleh Karinda (2012), yang menunjukkan bahwa biaya produksi berpengaruh signifikan dan positif terhadap laba operasional.
14
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh biaya produksi terhadap laba bersih, maka diperoleh hasil pengujian yang menujukkan bahwa biaya produksi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa nilai koefisien determinasi untuk model regresi antara biaya produksi terhadap laba bersih perusahaan manufaktur adalah sebesar 0,9847. Nilai ini berarti bahwa sebesar 98,47% laba bersih dari perusahaan-perusahaan manufaktur dipengaruhi oleh biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan, sedangkan sisanya sebesar 1,53% dipengaruhi oleh variabel lain. Saran Berdasarkan simpulan dan pembahasan di atas, maka saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk dapat memperoleh laba yang maksimal hendaknya perusahaan meningkatkan volume produksinya yang dalam hal ini akan meningkatkan jumlah biaya produksi yang harus dikeluarkan. Ketika volume produksi meningkat, maka perusahaan harus mampu meningkatkan jumlah penjualan, agar barang yang telah diproduksi tersebut dapat terjual sehingga dapat meningkatkan laba yang diperoleh. Untuk dapat meningkatkan jumlah penjualan, dapat dilakukan dengan meningkatkan strategi pemasaran misalnya melalui pemasangan iklan, menciptakan inovasi terhadap produk, dan lain sebagainya.
2.
Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian terkait dengan faktor-faktor lainnya
yang mempengaruhi laba, dan dapat
menambahkan varibel lain, karena variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terdiri satu variabel X dan Y.
15
DAFTAR PUSTAKA Ardiyos. 2010. Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima. Cahyati, Iis. 2011. Pengaruh Hutang dan Biaya Produksi terhadap Laba Usaha pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Skripsi. Bandung: Fakultas Ekonomi. Universitas Komputer indonesia. Eriyanto. 2007. Teknik Sampling. Yogyakarta: LkiS Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta. Halim, Abdul. 2012. Dasar-Dasar Akuntansi biaya. Yogyakarta:BPFE. Halim, Abdul dan Supomo, Bambang. 2009. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Harahap, Nakman dan Vera, Dwi Kumala. 2008. Pengaruh Efisiensi Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih (Studi Kasus PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan). Jurnal Akuntansi FE Usu, Vol. 20, No. 1. ISSN : 0852 – 1875. Horngren, Datar & Foster. 2006. Akuntansi Biaya. Dengan penekanan manajerial. Edisi ke 12. Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Irton. 2010. Handbook Of Accounting (buku pegangan akuntansi). Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Ismaya, Sujana. 2010. Kamus Akuntansi. Bandung: Pustaka Grafika. Juwitasari, Evi Dewi. 2012. Pengaruh Biaya Produksi dan Perputaran Total Aktiva Terhadap Laba Bersih pada Perusahaan Sektor Lumber Yang Terdaftar di BEI. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Komputer Indonesia. Karinda, Melisa. 2012. Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Operasional (Studi kasus pada Perusahaan Galunggung Raya Block). Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Siliwangi Tasikmalaya Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Berita Industri. Kuartal I, Industri Manufaktur Tumbuh 6,2%. Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Rudianto. 2009. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Erlangga. Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
16
Simatupang, Besty. 2013. Produksi manufaktur di Indonesia berada di posisi stagnan. RRI Kantor Berita Radio Nasional. http://rri.co.id/index.php/ berita/44571/Produksi-manufaktur-di-Indonesia-Berada-di#. UYnuU1ucnIU. Soemarso, 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku 1. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat. , 2008. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku 2. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat. Sumayah. 2011. Pengaruh Volume Penjualan dan Biaya Produksi terhadap Laba Bersih pada PT.Metrodata Electronics Tbk. Skripsi. Bandung: Fakultas Ekonomi. Universitas Komputer indonesia. Suwardjono. 2006. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE. Tauhida, Ika. 2009. Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Perolehan Laba pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bekasi. Skripsi. Bandung: Fakultas Ekonomi. Universitas Komputer indonesia. Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan tesis Bisnis. Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. www.idx.co.id