PRESS RELEASE
26 April 2016 PT Astra International Tbk (Grup Astra atau Perseroan) Laporan Keuangan Kuartal I Tahun 2016 Ikhtisar Laba bersih per saham menurun 22% menjadi Rp 77 Pasar otomotif secara moderat melemah Kenaikan provisi kerugian kredit di Bank Permata Penjualan alat berat Komatsu turun 35%
“Grup Astra masih mengalami rendahnya permintaan otomotif dan lemahnya harga komoditas, serta penurunan kualitas kredit korporasi di Bank Permata. Kondisi bisnis diperkirakan masih menantang.” Prijono Sugiarto Presiden Direktur Kinerja Keuangan Konsolidasian Pada Periode Yang Berakhir 31 Maret
Pendapatan bersih Laba bersih*
Laba bersih per saham
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk**
Nilai aset bersih per saham**
2016 Rp miliar
2015 Rp miliar
Perubahan %
41.887
45.187
(7)
3.112
3.992
(22)
77
99
(22)
31 Maret 2016 Rp miliar
31 Desember 2015 Rp miliar
Perubahan %
104.775
102.043
Rp
Rp
2.588
2.521
3
3
* Laba bersih adalah laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk, yaitu pemegang saham Astra International. ** Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan nilai aset bersih per saham didasarkan pada ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Kinerja keuangan selama tiga bulan pertama tahun 2016 dan 2015 serta posisi keuangan per 31 Maret 2016 disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan tidak diaudit. Posisi keuangan per 31 Desember 2015 telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan telah diaudit sesuai dengan standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.
Laporan Presiden Direktur Tinjauan Kinerja Grup Astra mengalami penurunan pendapatan alat berat dan pertambangan serta agribisnis. Bersamaan dengan itu, terdapat penurunan kontribusi pendapatan bersih dari Toyota Sales Operations, setelah pelaksanaan restrukturisasi model distribusi dua tingkat (two-tiered). Profitabilitas mengalami penurunan disebabkan oleh turunnya kontribusi dari alat berat dan pertambangan, jasa keuangan, teknologi informasi dan otomotif. Kinerja Pendapatan bersih konsolidasian Astra menurun 7% menjadi Rp 41,9 triliun, sementara itu laba bersih turun 22% menjadi Rp 3,1 triliun. Nilai aset bersih per saham Grup tercatat sebesar Rp 2.588 pada 31 Maret 2016, meningkat 3% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2015. Nilai kas bersih, di luar Grup Jasa Keuangan, mencapai Rp 3,1 triliun, dibandingkan nilai kas bersih pada akhir tahun 2015 sebesar Rp 1,0 triliun. Anak perusahaan Grup segmen Jasa Keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp 42,0 triliun, dibandingkan dengan Rp 44,6 triliun pada akhir tahun 2015. Kegiatan Bisnis Kontribusi dari tiap segmen bisnis terhadap laba bersih konsolidasian Astra International pada periode ini adalah sebagai berikut: Laba bersih yang diatribusikan kepada PT Astra International Tbk Untuk periode yang berakhir 31 Maret 2016 Rp Miliar
2015 Rp Miliar
Perubahan %
1.580
1.621
(3)
Jasa Keuangan
641
1.191
(46)
Alat Berat dan Pertambangan
442
983
(55)
Agribisnis
333
124
168
Infrastruktur, Logistik dan Lainnya
82
36
128
Teknologi Informasi
34
37
(8)
3.112
3.992
(22)
Otomotif
Laba Bersih Konsolidasian
Otomotif Laba bersih dari Grup bisnis otomotif menurun 3% menjadi Rp 1,6 triliun. Secara keseluruhan, permintaan otomotif melemah selama tiga bulan pertama tahun 2016, walaupun pengurangan diskon secara umum telah meningkatkan margin. Penjualan mobil secara nasional menurun sebesar 5% menjadi 267.000 unit. Penjualan nasional mobil Astra menurun sebesar 7% menjadi 127.000 unit, dengan pangsa pasar turun dari 49% menjadi 48%. Grup telah meluncurkan dua model baru dan lima model revamped selama periode ini. Penjualan sepeda motor nasional menurun sebesar 6% menjadi 1,5 juta unit. Penjualan sepeda motor dari PT Astra Honda Motor (AHM) hanya mengalami sedikit penurunan menjadi 1,1 juta unit, sehingga pangsa pasarnya meningkat dari 68% menjadi 72%. AHM telah meluncurkan dua model baru dan tujuh model revamped selama periode ini. Astra Otoparts, bisnis komponen Grup, mencatat penurunan laba bersih sebesar 8% menjadi Rp 81 miliar, yang disebabkan oleh menurunnya kontribusi bisnis pasar pabrikan otomotif (OEM/ Original Equipment Manufacturer) karena meningkatnya biaya operasional. Jasa Keuangan Laba bersih bisnis jasa keuangan Grup menurun sebesar 46% menjadi Rp 641 miliar. Kenaikan laba bersih PT Federal International Finance (FIF) dan PT Toyota Astra Financial Services (TAFS) diimbangi oleh penurunan kontribusi dari bisnis jasa keuangan lainnya, terutama Bank Permata. Sektor bisnis pembiayaan konsumen menunjukkan kenaikan total pembiayaan sebesar 4% menjadi Rp 16 triliun, termasuk melalui joint bank financing without recourse. PT Astra Sedaya Finance yang fokus pada pembiayaan roda empat mencatat penurunan laba bersih sebesar 27% menjadi Rp 213 miliar. Sementara pembiayaan roda empat lainnya, PT Toyota Astra Financial Services mencatat peningkatan laba bersih sebesar 10% menjadi Rp 80 miliar. FIF yang fokus pada pembiayaan roda dua mencatat kenaikan laba bersih sebesar 23% menjadi Rp 393 miliar, yang diuntungkan dari kenaikan pangsa pasar dan diversifikasi produk. Total pembiayaan yang dikucurkan oleh Grup pembiayaan alat berat meningkat 16% menjadi Rp 1,0 triliun. PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF) yang fokus pada pembiayaan alat berat kelas kecil dan menengah, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 47% menjadi Rp 20 miliar. PT Bank Permata Tbk, yang 44,6% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, mencatat kerugian bersih sebesar Rp 376 miliar (2015: laba bersih Rp 567 miliar), seiring dengan meningkatnya provisi kerugian kredit sebagai konsekuensi dari peningkatan kredit bermasalah menjadi 3,5% dari 2,7% pada akhir tahun lalu, meskipun pendapatan bunga bersih tercatat meningkat 3%. Perusahaan Grup asuransi, PT Asuransi Astra Buana, mencatat penurunan laba bersih sebesar 31% menjadi Rp 207 miliar yang disebabkan oleh penurunan laba dari investasi.
Perusahaan patungan bersama asuransi jiwa antara Grup Astra dan Aviva Plc, yang memasarkan produk dan jasa asuransinya dengan brand “Astra Life powered by Aviva”, telah berhasil menambah lebih dari 19.000 nasabah asuransi jiwa perorangan (sepanjang tahun 2015: 28.500) dan lebih dari 64.000 nasabah asuransi untuk program kesejahteraan karyawan selama kuartal pertama tahun 2016 (sepanjang tahun 2015: 186.000). Alat Berat dan Pertambangan Laba bersih Grup Astra dari segmen alat berat dan pertambangan menurun sebesar 55% menjadi Rp 442 miliar. PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, melaporkan laba bersih sebesar Rp 731 miliar, turun 55% disebabkan oleh penurunan pendapatan bersih akibat penurunan volume bisnis. Pada segmen usaha mesin konstruksi, pendapatan bersih mengalami penurunan sebesar 13% karena penjualan alat berat Komatsu menurun 35% menjadi 499 unit. PT Pamapersada Nusantara (PAMA), anak perusahaan UT di bidang kontraktor penambangan batu bara, mengalami penurunan pendapatan bersih sebesar 20% akibat menurunnya kontrak produksi batu bara sebesar 4% menjadi 24 juta ton disertai dengan penurunan kontrak pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 7% menjadi 163 juta bank cubic metres. Anak perusahaan UT dalam bidang pertambangan melaporkan peningkatan penjualan batu bara sebesar 2% menjadi 2 juta ton dengan penurunan pendapatan bersih sebesar 11%. PT Acset Indonusa Tbk, perusahaan kontraktor umum yang 50,1% sahamnya dimiliki UT, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 59% menjadi Rp 19 miliar dan mencatat penambahan kontrak baru senilai Rp 2,4 triliun sepanjang kuartal satu tahun 2016 dibandingkan dengan Rp 3,1 triliun sepanjang tahun 2015. Agribisnis Laba bersih dari segmen agribisnis Grup sebesar Rp 333 miliar, mengalami peningkatan sebesar 168%. PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), yang 79,7% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, membukukan laba bersih sebesar Rp 418 miliar, naik 168%. Meskipun penjualan CPO meningkat 5% menjadi 271.000 ton, dan penjualan olein meningkat 78% menjadi 106.000 ton, harga rata-rata CPO mengalami penurunan sebesar 16% menjadi Rp 6.593/kg. Sepanjang kuartal satu tahun 2016, keuntungan dari apresiasi mata uang rupiah terhadap kewajiban moneter AAL dalam mata uang dolar Amerika Serikat mampu mengimbangi dampak kerugian yang timbul atas pendapatannya yang terkait dengan mata uang dolar Amerika Serikat. Infrastruktur, Logistik dan Lainnya Laba bersih segmen infrastruktur, logistik dan lainnya meningkat sebesar 128% menjadi Rp 82 miliar, sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya laba bersih dari pengoperasian jalan tol dan pengembangan properti. PT Marga Mandala Sakti (MMS), operator jalan tol yang mengoperasikan jalur Tangerang-Merak sepanjang 72,5 km, yang 79,3% sahamnya dimiliki Perseroan, mencatat peningkatan volume trafik kendaraan sebesar 6% menjadi 11 juta kendaraan. Pembangunan konstruksi sepanjang 40,5 km di jalan tol Kertosono-Mojokerto yang berlokasi di dekat Surabaya terus berlanjut. Jalan tol seksi 1 sepanjang 14,7 km sudah mulai beroperasi pada bulan Oktober 2014, tahap
selanjutnya diharapkan dapat beroperasi pada tahun ini dan 2017, bergantung pada selesainya proses pembebasan lahan. Pada bulan Juli 2015, PT Astratel Nusantara mengakuisisi 25% kepemilikan pada jalan tol Semarang-Solo sepanjang 72,6 km. Seksi 1 dan 2, sepanjang 22,8 km, sudah beroperasi. Jika ditambahkan dengan kepemilikan 40% saham Astratel di jalan tol lingkar luar Kunciran-Serpong sepanjang 11,2 km, total jalan tol yang dimiliki Grup saat ini mencapai 196,8 km. PAM Lyonnaise Jaya, perusahaan penyedia air bersih yang melayani wilayah barat Jakarta mencatat kenaikan penjualan volume air bersih sebesar 3% menjadi 38 juta meter kubik. Pendapatan bersih PT Serasi Autoraya (SERA) mengalami kenaikan sebesar 1% dan laba bersih meningkat 29% menjadi Rp 22 miliar, dimana penurunan jumlah kontrak sewa kendaraan di bisnis rental kendaraan TRAC sebesar 11% menjadi 24.000 unit diimbangi dengan meningkatnya keuntungan dari penjualan kendaraan bekas dan volume logistik. Anandamaya Residences, proyek residensial eksklusif berlokasi di pusat bisnis Jakarta, yang 60% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, telah berhasil terjual 91%. Anandamaya Residences dan Menara Astra diharapkan dapat rampung sesuai rencana pada tahun 2018. Teknologi Informasi Laba bersih dari segmen teknologi informasi turun sebesar 8% menjadi Rp 34 miliar. PT Astra Graphia Tbk, yang 76,9% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, merupakan perusahaan yang aktif bergerak di bidang informasi dokumen dan solusi teknologi komunikasi serta agen tunggal penyalur peralatan kantor Fuji Xerox di Indonesia, melaporkan laba bersih sebesar Rp 44 miliar atau turun 8%.
Prospek Bisnis “Grup Astra masih mengalami rendahnya permintaan otomotif dan lemahnya harga komoditas, serta penurunan kualitas kredit korporasi di Bank Permata. Kondisi bisnis diperkirakan masih menantang.”
Prijono Sugiarto Presiden Direktur 26 April 2016
Untuk informasi lebih lanjut, mohon hubungi: PT Astra International Tbk Pongki Pamungkas, Chief of Corporate Communications, Social Responsibility & Security Tel: + 62 – 21 – 6530 4956