Jurnal zootek (“zootek journal”) Vol 34 No 2: 109 - 113 (Juli 2014)
ISSN 0852-2626
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK N-P-K TERHADAP HASIL BAHAN KERING DAN PROTEIN KASAR RUMPUT Brachiaria humidicola cv. Tully dan Pennisetum purpureum cv. Mott Novita V. F. Sigar, D. A. Kaligis, W. B. Kaunang dan S. S. Malalantang
Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115
ABSTRAK
Kata kunci : Pupuk N-P-K, Bahan Kering,
Telah dilakukan penelitian pengaruh
Protein, Brachiaria humidicola cv. Tully dan
kombinasi pemupukan unsur makro N,P,K
Pennisetum purpureum cv. Mott.
terhadap hasil bahan kering dan protein kasar pada rumput Brachiaria humidicola cv. Tully dan
Pennisetum
purpureum
cv.
ABSTRACT
Mott.
THE
EFFECT
OF
N-P-K
Penelitian ini menggunakan dua jenis rumput
FERTILIZER ON THE YIELD OF DRY
yaitu Brachiaria humidicola cv. Tully dan
MATTER AND CRUDE PROTEIN OF
Pennisetum
dan
GRASS (Brachiaria humidicola cv. Tully and
di
Pennisetum purpureum cv. Mott.). This
secara
research was done to evaluate the effect of
faktorial pada rancangan dasar acak lengkap
macro elements N-P-K on the dry matter and
(RAL) yang terdiri dari 2 faktor, 3 perlakuan
crude protein yield of grass (Brachiaria
dan 4 ulangan. Penerapannya faktor A yaitu
humidicola
rumput yang diuji, a1: Brachiaria humidicola
purpureum cv. Mott). The research used
cv. Tully, a2: Pennisetum purpureum cv. Mott
combination
sedangkan untuk faktor B kombinasi pupuk
treatments were arranged in factorial design
yaitu b1 : N, b2 : NP dan b3 : NPK. Variabel
based on the Completely Randomized Design
yang diamati yaitu bahan kering dan protein
with two factors, three treatments and four
kasar. Hasil analisis keragaman menunjukan
replications. The factor A was applied for
bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang
testing
nyata (P < 0,05) terhadap hasil bahan kering
humidicola cv. Tully (a1), and Pennisetum
dan protein kasar. Berdasarkan hasil tersebut
purpureum cv. Mott (a2). The factor B was
dapat disimpulkan bahwa kedua rumput uji
fertilizer combination of N (b1), NP (b2), and
memberikan
terhadap
NPK (b3). Variables observed were dry matter
kombinasi pemupukan N-P-K diukur dari hasil
and crude protein. The results of variance
bahan kering dan protein kasar.
analysis
menggunakan kombinasikan.
purpureum
cv.
pupuk
N-P-K
Perlakuan
respons
Mott yang
diatur
positif
significantly (P <0.05) dry matter and crude protein. Application of factor A indicated that 109
cv.
of
different
showed
Tully
and
N-P-K
grass
that
Pennisetum
fertilizer.
of
treatment
The
Brachiaria
affected
Jurnal zootek (“zootek journal”) Vol 34 No 2: 109 - 113 (Juli 2014)
ISSN 0852-2626
both grasses had positively response to the
Kesuburan tanah adalah salah satu
application of N-P-K fertilizer measured on
faktor yang menentukan hasil yang baik
the yield of dry matter and crude protein.
dari hijauan pakan. Ketersediaan unsur
Keywords:
hara di dalam tanah dapat dilakukan
Protein,
N-P-K Fertilizer, Dry Matter,
Brachiaria humidicola cv. Tully
dengan pemberian pupuk (Sutedjo, 2010).
and Pennisetum purpureum cv. Mott.
Besarnya jumlah pupuk yang diberikan tergantung respons dari tanaman pakan
PENDAHULUAN Untuk
menghasilkan
tersebut. Semakin lengkap unsur hara yang
produksi
diberikan dengan jumlah yang tepat,
ternak ruminansia harus ditunjang dengan tersedianya hijauan
semakin baik dan maksimal hasil yang
yang cukup dan
diperoleh (Syarif, 1985).
berkualitas baik sebagai makanan pokok.
Unsur hara nitrogen (N), fosfor (P),
Rumput Brachiaria humidicola cv. Tully
dan kalium
dan Pennisetum purpureum cv. Mott
makro yang sangat dibutuhkan untuk
merupakan rumput tropis yang tumbuh
pertumbuhan
dengan baik di areal pertanaman kelapa
mudah larut, mudah tercuci dan mudah
tinggi dan dapat tumbuh dengan baik pada
menguap (Baharsjah, 1983). Unsur ini juga
keadaan tanah yang berat (Aryanto dan
sebagai bahan penyusun protein tanaman,
Polakitan, 2009). Ginting dan Tarigan
Brachiaria
bahwa
humidicola
cv.
klorofil dan asam nukleat sehingga dapat
rumput
mamacu
Tully
yang
yang dinyatakan dalam bahan kering
penghasil
tanah
penting
menentukan
(Acehpedia,
2010).
Kelebihan unsur nitrogen pada rerumputan
g/kg, protein kasar 87,5 g/kg, NDF 709,1
tropis
g/kg, dan ADF 358,6 g/kg. Analisis
oxalate
proximate rumput Pennisetum purpureum
akan
meningkatkan
mudah
larut
kandungan (Mani
and
Kothandaraman, 1980). Selanjutnya, unsur
cv. Mott mengandung 89,66% protein serat
berperan
kesuburan
adalah bahan organik 916,2 g/kg, abu 83,6
41,34%,
tanaman
perkembangbiakan mikroorganisme tanah
berat segar. Kandungan nutrisi lainnya
BETN
produksi
hijauan pakan serta dapat meningkatkan
mengandung bahan kering 321,3 g/kg
kasar,
Nitrogen
sering defisien di lahan sebab sifatnya
memiliki kemampuan menahan air yang
melaporkan
tanaman.
merupakan faktor pembatas utama karena
(Kaligis dan Sumolang, 1991). Rumput ini
(2007)
(K) merupakan unsur hara
fosfor dan kalium juga dibutuhkan untuk
kasar
pertumbuhan
30,865%, lemak 2,24%, abu 15,96% dan
tanaman
terutama
pada
pastura yang terintegrasi dengan tanaman
TDN mencapai 51%.
kelapa, mengingat kelapa sebagai komoditi 110
Jurnal zootek (“zootek journal”) Vol 34 No 2: 109 - 113 (Juli 2014)
ISSN 0852-2626
utama banyak membutuhkan kedua jenis
b1 = N
unsur hara ini. Namun demikian kelebihan
b2= NP
pupuk K dapat meningkatkan kandungan
b3 = NPK
oxalate larut pada rumput P. purpureum
Dengan dosis pupuk urea = 150 Kg/Ha,
(Rahman et al, 2008b) yang dapat bersifat
TSP = 75 Kg/Ha, KCl = 75 Kg/Ha
racun bagi ternak (Rahman et al, 2010a).
Rancangan.
Perlakuan
diatur
secara
faktorial 2 x 3 dengan Rancangan dasar MATERI DAN METODE
Acak Lengkap (RAL) sebanyak empat
PENELITIAN
ulangan menurut petunjuk Steel dan Torrie (1994).
Tempat dan waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Kecamatan
Malalayang
1
Prosedur Kerja. Lahan yang digunakan
Barat
keseluruhan 50 x 50 meter atau sekitar
lingkungan 1 Kota Manado, berlangsung
2.500 m2. Lahan dibersihkan dari gulma.,
sejak bulan Oktober 2013 – Februari 2014.
tanah
Materi Penelitian
dapatkan partikel tanah yang lebih kecil
Bahan dan Alat. Bahan penelitian yang
kemudian
diperlukan adalah Bibit tanaman rumput
selama tiga minggu sampai semua gulma
Brachiaria humidicola cv. Tully dan bibit
bertumbuh
dan
rumput Pennisetum purpureum cv. Mott
herbisida.
Setelah lahan bersih dari
dalam bentuk anakan. Pupuk nitrogen (N)
gulma, selanjutnya dibuat bedengan seluas
dalam bentuk urea, pupuk fosfor (P) dalam
2,5 x 2,5meter .
bentuk TSP dan pupuk kalium (K) dalam
Pemupukan. Sesuai dosis yang ditetapkan
bentuk KCl. Sedangkan peralatan yang
maka jumlah pupuk TSP per petak
diperlukan adalah berupa cangkul, parang,
percobaan
pisau, gunting, timbangan, amplop ukuran
sedangkan pupuk KCl sebanyak 78,116
besar dan alat tulis – menulis.
gram / petak. Pupuk urea yang digunakan
Metode Penelitian
sebanyak 203,804 gram / petak.
Perlakuan. Perlakuan yang diuji dalam
Panen. Panen dilakukan setelah rumput uji
penelitian ini adalah
berumur tumbuh kembali 30 hari setelah
Jenis rumput sebagai Faktor A :
pemupukan. Panen dilakukan dengan cara
a1 = Brachiaria humidicola cv. Tully
memotong tanaman rumput Brachiaria
a2= Pennicetum purpureum cv. Mott
humidicola cv. Tully ± 5 cm dan rumput
Dan kombinasi unsur makro sebagai
Pennisetum purpureum cv. Mott ± 10 cm.
Faktor B :
Pengambilan sampel dilakukan pada setiap 111
dibongkar
dan
diratakan.
digaruk
Lahan
disemprot
sebanyak
101,89
untuk
dibiarkan
dengan
gram,
Jurnal zootek (“zootek journal”) Vol 34 No 2: 109 - 113 (Juli 2014)
ISSN 0852-2626
petak percobaan sebanyak dua cuplikan
dilihat dari aspek faktor rumput (A)
kemudian diambil sub sampel seberat ±
diperoleh bahwa kombinasi pemupukan
500 gram.
(faktor B) dengan faktor a2 nyata lebih
Variabel. Variabel yang diukur dalam
tinggi produksi bahan kering dibandingkan
penelitian ini adalah kandungan bahan
dengan faktor a1. Hal ini menerangkan
kering dan protein kasar kedua jenis
bahwa pemupukan N-P-K lebih direspons
rumput uji.
positif oleh rumput Pennisetum purpureum cv. Mott dibandingkan dengan rumput Brachiaria
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis
statistik
humidicola
cv.
Tully
menunjukan
Selanjutnya, bila dilihat dari aspek faktor
bahwa pengaruh perlakuan pemupukan
pupuk (faktor B), kedua jenis rumput uji
terhadap produksi bahan kering paling
menunjukkan bahwa kombinasi lengkap
tinggi diperoleh pada interaksi perlakuan
pupuk N-P-K memberikan hasil nyata (P <
a2b3 yakni sebesar 33,06 gram/petak yang
0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan
berbeda nyata lebih tinggi dibandingkan
pupuk
N
dan
atau
NP
saja.
dengan kombinasi perlakuan lainnya. Bila
Tabel 1. Pengaruh perlakuan terhadap produksi bahan kering dan kandungan protein kasar disajikan pada tabel berikut ini : Kombinasi Perlakuan
Rataan Bahan Kering
Rataan Protein Kasar
a1b1
19,27d
10,61b
a1b2
20,37d
10,33 b
a1b3
21,54c
11,57a
a2b1
26,51b
9,88 b
a2b2
27,10b
10,95 b
a2b3
33,06a
11,58a
Superskrib berbeda pada lajur yang sama nyata (P < 0,05)
112
Jurnal zootek (“zootek journal”) Vol 34 No 2: 109 - 113 (Juli 2014)
Secara
umum
pengaruh
interaksi
ISSN 0852-2626
Stenotaphrum secundatum and Brachiaria humidicola for goats JITV11(4): 273-279
perlakuan pemupukan terhadap protein kasar terlihat sejalan dengan produksi
Kaligis, D.A and C. Sumolang. 1990. Forage spesies for coconut plantation in North Sulawesi. In Forage for Plantation Corps. Ed. H. M. Shelton and W.W. Stur. ACIAR Proc. No. 32.
bahan kering. Perbedaannya adalah hasil protein kasar pada interaksi perlakuan pemupukan a1b3 ternyata relatif sama dan tidak berbeda dengan interaksi perlakuan a2b3. Hal ini menunjukan bahwa kedua
Rahman, M. M., Y. Ishii, M. Niimi and O. Kawamura. 2008b. Effects of levels of nitrogen fertilizer on oxalate and somemineral contents in napiergrass (Pennisetum purpureum Schumach). Grassl. Sci. 54:146150.
jenis rumput uji memberikan respons yang sama terhadap pemupukan unsur hara makro N-P-K secara lengkap.
KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat
Rahman, M. M., Y. Ishii, M. Niimi and O. Kawamura. 2010a. Interactive effects of nitrogen and potassium fertilization onoxalate content in napiergrass (Pennisetum purpureum). Asian-Aust. J. Anim. Sci. 23:719-723.
disimpulkan bahwa kedua rumput uji memberikan
respons
positif
terhadap
kombinasi pemupukan N-P-K diukur dari hasil bahan kering dan protein kasar.
Steel, R. G. D and Torrie, J. H. 1994. Prinsip dan Prosedur Statistik. Diterjemahkan oleh Bambang Sumantri Edisi ke-Dua. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Acehpedia. 2010. Fungsi Unsur Hara. Diakses dari http://acehpedia.org/ Fungsi Unsur Hara. Diakses 10 April 2011.
Sutedjo, M. M. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta : PT. Rieneka Cipta.
Aryanto dan D. Polakitan. 2009. Uji produksi rumput dwarf (Pennisetum purpureum CV. Dwarf). Jurnal ilmiah, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara, JL. Kampus Pertanian Kalasey.
Syarif, S. 1985. Kesuburan Tanah dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung. Mani, A. K. and G. V. Kothandaraman. 1980. Influence of nitrogenand stages of cutting on the oxalic acid content of hybridnapiergrass varieties. Madras Agric. J. 67:678-679.
Baharsjah, J.S., Darmawan . J. 1983. Dasar-dasar Fisiologi Tanaman. Penerbit : Suryahdau. Semarang. Ginting, S.P. and A. Tarigan. 2007. Nutritional quality of 113