Pengaruh Pembeian Konsentrat Basah dan…………….…………..…..Risyad Sidqi
PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT BASAH DAN KERING TERHADAP EFISIENSI PRODUKSI SUSU DAN EFISIENSI RANSUM TERHADAP SAPI PERAH PERANAKAN FH RESEARCH ON FEEDING EFFECTS OF WET AND DRY CONCENTRATES ON GROSS EFFICIENCY OF MILK PRODUCTION AND FEED EFFICIENCY FH CROSS BREED
Risyad Sidqi*Moch Makin**,Dwi Suharwanto** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Email:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian tentang pengaruh pemberian pakan konsentrat basah dan kering terhadap efisiensi produksi dan efisiensi pakan peranakan FH telah dilakukan di Kelompok SMD 2012 sapi perah, Kampung Hamparan Sawah Lega, Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, sejak bulan Desember 2013 - Februari 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Konsentrat Dengan Air (KDA) dan pemberian Konsentrat Tanpa Air (KTA) terhadap efisiensi produksi susu dan efisiensi pakan sapi perah peranakan Fries Holland. Pengamatan dilakukan selama 28 hari. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan Cross Over Design (Rancangan Beralih). Analisis data yang digunakan adalah analisis sidik ragam. Sapi perah yang digunakan sapi perah laktasi pertama sebanyak sepuluh ekor. Hasil penelitian menunjukan rataan efisiensi produksi susu untuk perlakuan KTA memilki respon yang sama yaitu sebesar 3,967% dengan perlakuan KDA yaitu sebesar 4,003%, rataan efisiensi pakan 51,482% dan 52,684%. Dari hasil penelitian menunjukan efisiensi produksi susu, dan efisiensi pakan tidak menunjukan perbedaan yang nyata.
Kata Kunci:
Kata kunci : Konsentrat, Kadar lemak, Produksi Susu, Produksi susu 4% FCM
ABSTRACT Research on feeding effects of wet and dry concentrates on gross efficiency of milk production and feed efficiency FH cross breed has been done in the Group 2012 dairy cows, SMD Village rice field relief, Cilembu Village, Pamulihan Subdistrict, Sumedang, since December of 2013-February 2014. The purpose of this research is to know the effect of granting the concentrate with water (KDA) and the granting of the concentrate without water (KTA) against the production and quality of dairy milk Fries Holland FH cross breed. Observations made during the 28 days. This research uses experimental methods with draft Cross Over Design (design of the Switch). Data analysis is the analysis of fingerprints. Dairy cows used the first 1
Pengaruh Pembeian Konsentrat Basah dan…………….…………..…..Risyad Sidqi
lactation dairy cows as much as ten tails. Results of the study showed equivalent gross efficiency of milk production for KTA treatment give the same response: 3,967% with treatment of KDA which amounted to 4,003%, equivalent levels of feed efficiency 51,482% and 52,684%. From the research showed that gross efficiency of milk production, and feed efficiency not show the real difference. Keywords:
concentrate, milk production, milk production of 4% FCM
PENDAHULUAN Produksi susu nasional masih tergolong rendah, hal tersebut dibuktikan dengan impor susu 70-80% dari luar negri yakni Australia dan New Zealand (Ditjen, 2007). Usaha untuk meningkatkan produksi dan kualitas susu selain melalui peningkatan jumlah dan kualitas ransum juga dapat ditempuh dengan perbaikan sistem pemberian ransum.
Upaya ini akan dapat
dilakukan oleh peternak karena produksi susu dapat ditingkatkan sehingga dengan biaya yang sama dapat dihasilkan penerimaan yang lebih besar. Ransum dalam usaha peternakan merupakan bagian yang penting dan menentukan tinggi rendahnya produksi, pertumbuhan, juga besar kecilnya keuntungan peternak. Dalam usaha peternakan sapi perah, 70-80% dari biaya produksi adalah biaya untuk ransum. Di Indonesia persentase biaya produksi itu cukup besar, sehingga sangat memberatkan bagi usaha peternakan sapi perah.
Di Negara- negara yang sudah maju dalam usaha peternakan dari seluruh
pengeluaran ternak perah biaya produksi berkisar antara 60-60,5%, sangat berbeda keadaanya seperti di Indonesia (Syariep, 1985). Pada usaha ternak sapi perah, pola pemberian ransum yang dilakukan masih bervariasi antara lain pemberian hijauan sepenuhnya dan pemberian hijauan ditambah konsentrat sebagai pelengkap. Sejauh ini pemberian ransum oleh peternak hanyalah ditujukan untuk peningkatan produksi susu saja tanpa mempertimbangkan efisiensi teknis yang sebenarnya sangat penting dalam peningkatan usaha peternakan. Efisiensi teknis dalam sistem pemberian ransum tersebut dapat diketahui diantaranya berdasarkan efisiensi produksi susu.
Efisiensi teknis dalam
peternakan sapi perah rakyat merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh guna peningkatan efisiensi ekonomis sehingga keuntungan yang maksimal pun dapat dicapai. Cara pemberian ransum konsentrat tanpa air diharapkan dapat meningkatakan efisiensi dalam produksi dan efisiensi ransum sehingga akan berpengaruh pada keuntungan usaha
2
Pengaruh Pembeian Konsentrat Basah dan…………….…………..…..Risyad Sidqi
peternakan. Pemberian konsentrat tanpa air diharapkan akan lebih efisien dibandingkan dengan pemberian konsentrat dengan air dilihat dari waktu pemberian ransum yang relatif singkat. Pemberian konsentrat tanpa air dapat membantu meningkatkan fermentasi pada rumen. Fermentasi rumen yang maksimum menjamin efisiensi produksi susu yang tinggi, dan pemanfaatan ransum yang maksimum pada kisaran pH 6,5-7,5 (Sukraeni, 2002). Tatalaksana mempunyai peran penting untuk meningkatkan kemampuan berproduksi susu sapi perah induk yang dipelihara oleh peternak. Perbaikan tatalaksana yang terjaga dan berkesinambungan dapat mempengaruhi produksi susu. Pada umumnya peternak sapi perah di Indonesia memberikan ransum konsentrat kepada sapi perahnya dengan dicampur air, Padahal di industri/perusahaan peternakan sapi perah, ransum konsentrat diberikan secara kering dan hal itu efektif dalam peningkatan produksi susu. Efisiensi ransum mempengaruhi keuntungan yang maksimal karena ransum merupakan komponen biaya produksi terbesar dalam usaha peternakan sapi perah. Manajemen pemberian ransum sangat berpengaruh terhadap keuntungan usaha peternakan sapi perah. Hal tersebut menjadi alasan penulis untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian konsentrat basah dan kering terhadap efisiensi produksi susu dan efisiensi ransum sapi perah FH.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Ternak Penelitian Ternak yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 10 ekor sapi perah jenis Fries Holands, periode laktasi pertama dan umur berkisar antara 2–3 tahun. Sapi yang digunakan untuk penelitian adalah milik Kelompok SMD 2012 Desa Cilembu Kecamatan Pamulihan, Sumedang.
Peralatan yang digunakan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Timbangan (untuk mengukur jumlah konsumsi ternak), Laktoscan (untuk mengukur kadar lemak susu), Laktodensimeter (untuk mengukur berat jenis susu), Gelas ukur (untuk mengukur jumlah susu yang dihasilkan dalam jumlah liter), Botol plastik (tempat sampel susu), dan Ember (untuk menampung susu hasil pemerahan).
3
Pengaruh Pembeian Konsentrat Basah dan…………….…………..…..Risyad Sidqi
Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental dengan rancangan percobaan crossover design (rancangan beralih). Sapi perah yang digunakan 10 ekor, dicatat berdasarkan nomor (eartag), mulai dari nomor 1 – 10. Terdapat 2 (dua) perlakuan yaitu 1. Konsentrat Tanpa Air (KTA) dan 2. Konsentrat Dengan Air (KDA). Uji Kualitas susu dilakukan untuk melihat kualitas susu dari dua perlakukan yang dilakukan.
Peubah yang Diamati 1. Standarisasi produksi susu 4% FCM : produksi susu selama penelitian dihitung rataanya dan standarisasikan pada 4% FCM ( Fat Corection Milk) yang dihitung dengan rumus : = (0,4 x Produksi Susu) + ( 15 x % Lemak x Produksi Susu) 2. efisiensi produksi susu : susu kalori yang di hasilkan di bagi pakan (TDN) yang dikonsumsi (Brody, 1945). produksi susu (liter) dicatat setiap kali pemerahan yaitu setiap pagi dan sore hari. rumus dari efisiensi produksi susu adalah : 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑆𝑢𝑠𝑢 4% 𝐹𝐶𝑀 (𝑘𝑔)𝑥 340 𝐸𝑃𝑆 = 𝑥 100% 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑇𝐷𝑁 𝑟𝑎𝑛𝑠𝑢𝑚 (𝑘𝑔)𝑥1814 3. Efisiensi Ransum Efisiensi Ransum sebagai hasil bagi antara jumlah unit produksi susu 4% FCM yang dihasilkan dibagi jumlah unit konsumsi bahan kering pakan (Campbell dan Lasley, 1975) a. Konsumsi Konsentrat Jumlah konsentrat yang diberikan dikurang sisa konsentrat yang tidak dikonsumsi. b. Konsumsi hijauan Jumlah hijauan yang diberikan dikurang sisa hijauan yang tidak dikonsumsi. 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑆𝑢𝑠𝑢 4% 𝐹𝐶𝑀(𝑘𝑔) 𝐸𝑃 = 𝑥 100% 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐵𝐾 𝑅𝑎𝑛𝑠𝑢𝑚 (𝑘𝑔)
4
Pengaruh Pembeian Konsentrat Basah dan…………….…………..…..Risyad Sidqi
Analisis Statistik Untuk mengetahui pengaruh perbedaan antar perlakuan digunakan analisis statistik dengan menggunakan rancangan percobaan crossover design (rancangan beralih).
Yijk = µ + αi + βj + Ƭk + €ijk
Keterangan: Yijk = nilai pengamatan dari perlakuan ke – k dalam baris ke – i dan kolom ke – j µ = nilai tengah populasi (rata – rata yang sesungguhnya) αi = pengaruh aditif dari baris ke – I (I = 1,2) βj = pengaruh aditif dari kolom ke – j ( j : 1,2,…,10) Ƭk = pengaruh aditif dari perlakuan ke – k (k : 1,2) €ijk = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke – k pada baris ke – I dan kolom ke – j Tabel 1. Analisis Varian Sumber
derajat
jumlah
kuadrat
Keragaman
bebas
kuadrat
tengah
Kolom/sapi
9
JKK
JKK/5
Baris/periode
1
JKB
JKB/1
Perlakuan
1
JKP
JKP/1
Galat(error)
8
JKG
JKG/4
Fhit
F tabel 0.05
0,01
KTP/KTG 5.32
11.26
Total 19 JKT Sumber : Vincent Grasperz, 1995
5
Pengaruh Pembeian Konsentrat Basah dan…………….…………..…..Risyad Sidqi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Pemberian Ransum Konsentrat Basah dan Kering Terhadap Efisiensi Produksi Susu Efisiensi produksi susu dari setiap sapi dapat dibandingkan dengan memperhitungkan kandungan energi dari pada susu yang diproduksi dengan energi dalam jumlah TDN bahan Ransum yang dikonsumsi. Hasil yang dinamakan : efisiensi produksi susu (gross efficiency of milk production), (Brody, 1945). Hasil penelitian mengenai pengaruh cara pemberian konsentrat dengan air (KDA) dan konsentrat tanpa air (KTA) terhadap efisiensi produksi susu dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata Efisiensi Produksi Susu Selama 14 hari Periode I
Periode II
No. Ternak
Rata-rata 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 %
Perlakuan
%
Kering
3,615 3,557 3,133 3,902
3,237
4,188 4,454 3,958 5,105 4,786
3,967
Basah
3,461 3,597 3,094
4,072 3,898
4,663 4,390 4,224 4,207 4,659
4,003
Dari Tabel 2 tersebut dapat dilihat bahwa antara kedua perlakuan tersebut, perlakuan pemberian Konsentrat Tanpa Air (KTA) mempunyai efisiensi produksi lsusu lebih kecil 0,036% dibandingkan pemberian Konsentrat Dengan Air (KDA), dengan rataan efisiensi produksi susu masing - masing sebesar 3,967% dan 4,003%. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antar perlakuan terhadap efisiensi produksi susu maka dilakukan analisis keragaman dan hasilnya disajikan Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antar perlakuan terhadap efisiensi produksi susu maka dilakukan analisis keragaman dan hasilnya disajikan dalam Tabel 3. Hasil analisis keragaman pengaruh cara pemberian konsentrat dengan air (KDA) dan konsentrat tanpa air 6
Pengaruh Pembeian Konsentrat Basah dan…………….…………..…..Risyad Sidqi
(KTA) menunjukan bahwa tidak memperlihat perbedaan. Tabel 3. Analisis Ragam Efisiensi Produksi Susu Sumber Db JK KT Keragaman 9 1,680 0,187 Kolom/Sapi 1 4,128 4,128 Baris/Periode 1 0,006 0,006 Perlakuan 8 45,022 5,628 Galat Total
19
F,Hit
0,001
F,Tabel 0,05
0,01
5,32
11,26
50,837
Dari analisis tersebut dapat diketahui bahwa perlakuan terhadap efisiensi produksi susu sapi perah penelitian menunjukan pengaruh yang tidak berbeda nyata (P > 0,05). Hal ini berarti cara pemberian KDA memperlihatkan respon yang sama dengan cara pemberian KTA. hal tersebut menunjukan bahwa kedua perlakuan menghasilkan efisiensi produksi susu yang sama. Hal ini disebabkan oleh konsumsi ransum hampir sama dan jumlah konsumsi ransum yang diberikan baik konsentrat kering ataupun basah dengan jumlah yang sama dengan demikian jumlah produksi susu 4% FCM dan konsumsi TDN tidak jauh berbeda sehingga efisiensi tidak memperlihatkan perbedaan. Hasil analisis keragaman pengaruh pemberian Konsentrat Tanpa Air (KTA) dan pemberian Konsentrat Dengan Air (KDA) menunjukan bahwa antar kedua perlakuan tersebut tidak berbeda nyata (P > 0,05).
Pengaruh Pemberian Ransum Konsentrat Basah dan Kering Terhadap Efisiensi Ransum Efisiensi ransum adalah perbandingan antara jumlah unit produksi yang dihasilkan dengan jumlah unit konsumsi ransum pada satu waktu yang sama.
Nilai efisiensi ransum
tergantung pada jumlah produksi dan konsumsi ransum, semakin besar jumlah produksi maka semakin besar nilai efisiensi ransum (Campbell dan Lasley, 1975).
7
Pengaruh Pembeian Konsentrat Basah dan…………….…………..…..Risyad Sidqi
Hasil penelitian mengenai pengaruh cara pemberian KDA dan KTA terhadap efisiensi ransum dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rata-rata Efisiensi Ransum Selama 14 hari Periode I
Period e II
No. Ternak
Rata-rata 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 %
Perlakuan
%
Kering
64,739 62,495 55,291 68,392 54,396
38,888 41,293 36,731 47,372 44,449
51,625
Basah
61,447 63,077 54,396 71,744 68,583
43,179 40,704 39,288 39,069 43,455
52,494
Dari Tabel 4 tersebut dapat dilihat bahwa antara kedua perlakuan tersebut, perlakuan pemberian Konsentrat Tanpa Air (KTA) mempunyai efisiensi ransum lebih kecil 1,202% dibandingkan dengan pemberian Konsentrat Dengan Air (KDA), dengan rataan efisiensi ransum sebesar 51,625% dan 52,494%. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antar perlakuan terhadap efisiensi ransum maka dilakukan analisis keragaman dan hasilnya disajikan dalam tabel 5. Hasil analisis keragaman pengaruh pemberian Konsentrat Tanpa Air (KTA) dan pemberian Konsentrat Dengan Air (KDA) menunjukan bahwa antar kedua perlakuan tersebut tidak berbeda nyata (P > 0,05). Tabel 5. Analisis Ragam Efisiensi Ransum Sumber Db JK KT Keragaman 9 310,750 34,528 Kolom/Sapi 1 2254,307 2254,307 Baris/Periode 1 3,779 3,779 Perlakuan 8 506,523 68,315 Galat Total 19 3075,359
F,Hit
F,Tabel 0,05 0,01
0,060
5,32
11,26
Dari analisis tersebut dapat diketahui bahwa perlakuan terhadap efisiensi ransum sapi perah peranakan FH yang digunakan untuk penelitian menunjukan bahwa pengaruh yang tidak berbeda nyata (P > 0,05). Hal ini berarti cara pemberian KTA memperlihatkan respon yang 8
Pengaruh Pembeian Konsentrat Basah dan…………….…………..…..Risyad Sidqi
tidak jauh berbeda dengan cara pemberian KDA terhadap efisiensi ransum sapi perah yang digunakan. Hal ini disebabkan oleh konsumsi ransum hampir sama dan jumlah konsumsi ransum yang diberikan baik konsentrat kering ataupun basah dengan jumlah yang sama dengan demikian jumlah produksi susu 4% FCM dan konsumsi BK tidak jauh berbeda sehingga efisiensi tidak memperlihatkan perbedaan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pemberian pakan Konsentrat Dengan Air (KDA) dan pemberian pakan Konsentrat Tanpa Air (KTA) tidak berpengaruh nyata atau menghasilkan respon yang tidak berbeda nyata terhadap efisiensi produksi susu. 2. Pemberian pakan Konsentrat Dengan Air (KDA) dan pemberian pakan Konsentrat Tanpa Air (KTA) tidak berpengaruh nyata atau menghasilkan respon yang tidak berbeda nyata terhadap efisiensi ransum
Saran Pemberian pakan konsentrat tanpa dicampur dengan air perlu diterapkan pada peternakan sapi perah rakyat, karena manajemen pakan seperti ini memiliki keuntungan dibandingkan dengan pemberian pakan konsentrat dicampur dengan air. keuntungan tersebut diantaranya adalah efisiensi tenaga kerja.
UCAPAN TERIMAKASIH Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Pembimbing utama Prof. Dr. Ir. H. Moch. Makin, MS. dan Dwi Suharwanto, S.Pt., MSi yang telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam penyusunan artikel ilmiah ini, Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua, kelompok ternak SMD 2012 desa Cilembu yang telah menemani selama penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Brody, s. 1945. Bionergetics and Growth. Reinhold Publishing Coporation 330 West Forty Second Street. New York. USA 9
Pengaruh Pembeian Konsentrat Basah dan…………….…………..…..Risyad Sidqi
Campbell. J.R. and J.F and J.F. Lasley. 1998. The Science of Animal That Serve Mankind, Mc Graw Hill Book, New York.
Ditjen Peternakan. 2007. Stastistik Peternakan 2007. Direktorat Jendral Pertanian RI. Jakarta.
Gaspersz, V. 1995. Teknik Analisis dalam penelitian percobaan 1. Ed I. Penerbit Tarsito. Bandung. 231 – 244 Sukraeni, E., 2002. Dasar Ternak Perah. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Hal 118. UNPAD. Sumedang
Syarief, M. Zein, 1985. Ternak Perah. Cet. 2. Yasaguna, 1985, Jakarta.
10