PENGARUH PEMAHAMAN FIQH MUAMALAT MAHASISWA TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK FASHION PALSU (Study Pada Mahasiswa Angkatan 2011 & 2012 Prodi Muamalat Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
OLEH : ANGGIE PUTRA WIJAYA NIM: 109046100001
PROGRAM STUDI MUAMALAT JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULAAH JAKARTA 1436 H/2015 M
i
TINGKAT PEMAIIAM.A.N FIQH MUAMALAT TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK FASHION PALSU !
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
Angei Putra Wijaya 109046100001
Pembimbing SkriPsi
o-J ,tr1
\tl
V \,
H. Muhammad FudhailRahman. Lc. MA NIP. 1 97508 102009121001
KONSENTRASI PERBANI(AN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436H I 2015
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul PENGARUH PEMAHAMAN FIQH MUAMALAT MAHASISWA TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK FASHION PALSU. Telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pada Tanggal 31 Maret 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada program studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah. Jakarta, 31 Maret 2015 Itas Syariah dan Hukum
din Jahar M 2161996031001
PANITIA SIDANG MT'NAQASYAH Ketua
H.Ah. Azharuddin Lathif. M.Ag. MH. NIP. 19740725 200112 1001
Sekretaris
Abdunauf. M.A. NrP. 1973 I 5 12200501 I 002
Pembimbing
H. Muh. Fudhail Rahman. Lc.. MA NIP. 1 97508 102009121 001
Penguji I
Dr. Syahrul A'dam. M.Ag NIP. 1 9730504200003 1 002
Penguji
II
Mu'min Roup. M.A NrP. 1 9701 6041997031004
lll
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama NIM
: Anggie Putra
Jurusan
: Perbankan Syariah
Fakultas
: Syariah
Wijaya
: 109046100001
& Hukum
Dengan ini Menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya
:
1. Tidak
2. 3. 4. 5.
menggunakan ide Orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggung j awabkan. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat di pertanggungjawabnkan, ternyata memang di temukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya,
I+karta,0l Februari2014 atakan
1V
ABSTRAK Anggie Putra Wijaya, 109046100001, “Pengaruh Pemahaman Fiqh Muamalat Mahasiswa Terhadap Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu”, Program Strata I, Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Problema yang muncul dalam membeli produk fashion palsu adalah banyaknya mahasiswa yang masih menggunakan produk produk palsu. Salah satu hal yang sangat penting adalah memberitahu bahwa produk palsu itu di larang oleh agama yang di ajarkan dalam fiqh muamalat dan juga dilarang oleh negara pada UU nomer 15 tahun 2001 tentang merk terhadap pemalsuan dan peniruan merk dagang terkenal perusahaan multinasional. Negara memandang pemalsuan merupakan tindakan yang ilegal. Diharapkan dengan mahasiswa yang mempunyai pengetahuan yang baik dalam fiqh muamalat khususnnya tentang keputusan membeli produk palsu bisa memberikan pemahaman kepada teman-temannya. Khususnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang merupakan lembaga pendidikan islam yang sejak dini telah mengajarkan nilai nilai syariah dalam kurikulumnya. Nantinya diharapkan kita semua mengerti bahwa mengkonsumsi barang palsu atau ilegal itu dilarang oleh agama dan negara. Skripsi ini meneliti bagaimana pengaruh pemahaman Fiqh Muamalat terhadap keputusan membeli produk fashion palsu. Dalam penelitian skripsi ini variabel yang digunakan satu variabel terikat dan satu variabel bebas, Variabel Pengaruh Pemahaman Fiqh Muamalat Mahasiswa (X), dan Variabel Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu (Y).Penulisan skripsi ini menggunakan metode kuantitatif. Data yang diperoleh adalah data sekunder dari kuisoner lalu diolah menggunakan regresi linier sederhana. Sebagai tambahan untuk memperkuat teori, penulis juga mengadakan studi kepustakaan. Melalui studi kepustakaan ini dilakukan dengan menelaah buku-buku, dokumen-dokumen, rujukan, artikel yang berkaitan dengan penelitian ini. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat pemahaman fiqh muamalat Mahasiswa Perbankan Syariah cukup baik dilihat dari pernyataan yang dijawab oleh responden. Pemahaman fiqh muamalah dapat berpengaruh secara nyata atau signifikan terhadap keputusan membeli produk fashion palsu. Hasil ini juga dapat dibuktikan dengan kofisien determinasi (R2) bahwa sebesar 23,7% keputusan membeli produk palsu/tiruan dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel tingkat pemahaman fiqh muamalat, sisanya sebesar 76,3% dijelaskan dan dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel lain yang tidak dilakukan dalam penelitian ini. Kata Kunci: Fiqh Muamalat, Fashion palsu dan Prilaku Konsumen Pembimbing: H. Muhammad Fudhail Rahman, Lc, MA Daftar Pustaka: Tahun 1986 sampai dengan Tahun 2014 Sumber: Buku, Jurnal, Skripsi, WEB 1436H/2015M.79 halaman + 25 lampiran
v
KATA PENGANTAR Assalamua’laikum.wr.wb Alhamdulillah, segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan hadirat-nya. Tidak ada kekuatan apapun dalam diri selain dengan kekuasaan Allah SWT. Dialah penguasa dari seluruh alam semesta ini, yang Maha Pengasih tanpa pilih kasih; Maha Penyayang bagi semua makhluk-Nya. Karena anugrah dan karunia yang diberikanNya kita memiliki kemampuan untuk berfikir dan menikmati duniawi yang terhingga jumlanya. Shalawat dan salam semoga tercurah ke hadirat Qudwah Hasanah Nabi Muhammad SAW, yang selalu kita nantikan syafa’atnya di hari pembalasan nanti, Amin. Dengan mengucapkan rasa syukur kehaditrat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “PENGARUH PEMAHAMAN FIQH
MUAMALAT MAHASISWA TERHADAP KEPUTUSAN MEBELI PRODUK FASHION PALSU”. Walaupun usaha dalam penyelesaian skripsi ini, penulis sudah merasa optimal namun
sudah pasti
banyak kekurangan dalam penulisan maupun dalam
pembahasannya. Untuk itu saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan. Sebagai suatu karya ilmiah, semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang membacanya serta pihak pihak yang terkait dengan masalah ini.
vi
Penulis sangat menyadari, bahwa selesainya penulisan skripsi ini bukanlah semata-mata dari buah tangan hasil penulis sendiri, akan tetapi dari hamba Allah yang senantiasa mendermawankan kemampuannya untuk kemaslahatan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Mereka yang dengan tulis hati meluangkan waktu mesti hanya sekedar menuangkan aspirasi bagi penulis, tentu tanggung jawab ini akan terasa kian berat, tanpa kehadiran mereka. Oleh karena itu tidak berlebihan kiranya jika pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih, khususnya kepada ; 1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar M.A. Phd, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Ah. Azharuddin Lathif M.Ag, MH., dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA., Ketua Prodi Program Studi Muamalat dan Sekertaris Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak M. Fudhail Rahman, M.A. Dosen pembimbing yang senantiasa membimbing dengan sabar dan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran-saran, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis semasa kuliah, semoga amal kebaikannya mendapat balasan di sisi Allah SWT.
vii
5. Pimpin dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas bagi penulis untuk mengadakan studi perpustakan. 6. Seluruh responden yang telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini, karena dari mereka telah meluangkan waktunya dalam pengisisan kuesioner yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Yang tercinta Ayahanda, Ibunda dan Kakak, yang disetiap nafasnya mengalir doa untuk kebahagian dan kesuksesan Ananda dalam meniti kehidupan dunia dan di akhirat kelak, dan selalu memberikan motivasi baik secara moril dan materil semata-mata untuk keberhasilan penulis. Semoga kesehatan dan keberkahan selalu tercurah untuk mereka. 8. Temen-teman seperjuangan, khususnya Agus Supriadi, Latu Perisa, Fitroh Abdul Malik, dan teman teman di kampus, kelas PS A 2009 teman seperjuanganku yang selalu ada baik dalam suka maupun duka. 9. Kepada wanita yang selalu menemani penulis yang selalu memberikan dukungan dan semaangat “Rifa Rahmaniar”, terimakasih pernah menjadi bagian dari sebuah kisah perjalanan hidup penulis. 10. Sahabat-sahabat rumah, Khususnya Tio Bagus, Odenk, Umam, Rojak, Eka Cahya, terimakasih telah memberikan pengalaman hidup yang luar biasa memberikam
pelajaran
berharga
persahabatan.
viii
tentang
kebersamaan
dan
tentang
11. Semua mahluk Allah yang membuat penulis terinspirasi dan semua pihak yang telah memberikan bantuannya kepada penulis, hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis hanya dapat memohon kepada Allah SWT. Semoga snantiasa menerima kebaikan dan ketulusan mereka serta memberikan sebaik-baiknya balasan atas amal baik mereka. Terakhir semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menambah keilmuan kita. Amin. Jakarta, 01 Februari 2014
Anggie Putra Wijaya
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA SIDANG ..............................................
iii
LEMBAR PERNYATAAN ...............................................................................
iv
ABSTRAK ...........................................................................................................
v
KATA PENGANTAR .........................................................................................
vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
xv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................
7
C. Pembatasan Masalah ....................................................................
7
D. Rumusan Masalah ........................................................................
8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................
8
F.
Review Studi Terdahulu ................................................................
9
G. Kerangka Konseptual ...................................................................
11
H. Teknik Penulisan ..........................................................................
11
I.
12
Sistematika Penulisan ...................................................................
x
BAB II
LANDASAN TEORI A. Jual Beli dalam Fiqh Muamalat ...................................................
13
1. Pengertian Fiqh Muamalat .....................................................
13
2. Pengertian Jual Beli ................................................................
14
3. Rukun dan Syarat Jual Beli ....................................................
15
4. Macam-Macam Jual Beli .......................................................
17
B. Perilaku Konsumen ......................................................................
20
1. Pengertian Perilaku Konsumen ..............................................
20
2. Perilaku Konsumen Muslim ...................................................
20
C. Proses Pengambilan Keputusan ...................................................
22
D. Pengertian Fashion Palsu ............................................................
24
1. Pengertian Fashion Palsu ......................................................
24
2. Barang Palsu Atau Barang Tiruan Dalam Islam ...................
26
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendeketan Penelitian ...................................................................
28
B. Lokasi ...........................................................................................
28
C. Jenis Penelitian ............................................................................
29
D. Kriteria dan Sumber Data .............................................................
29
E. Populasi dan Sampel .....................................................................
30
F. Variabel Penelitian .......................................................................
32
G. Teknik Analisis Data ....................................................................
33
H. Hipotesa ........................................................................................
40
xi
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Profil Responden ...........................................................................
41
1. Jenis Kelamin ..........................................................................
41
2. Semester ..................................................................................
42
3. Pendapatan Sebulam ................................................................
42
4. Sumber Pendapatan .................................................................
43
B. Penggunaan Produk Fashion Palsu Pada Mahasiswa .....................
44
1. Kepemilikan Produk Fashion Palsu .........................................
44
2. Produk Fashion Palsu Yang digunakan Oleh Mahasiswa .......
45
C. Hasil Penjelasan Responden ..........................................................
46
1. Variabel Pengaruh Pemahaman Fiqh Muamalat Mahasiswa (X) 46
BAB V
2. Variabel Keputusan Membeli Fashion Palsu (Y) ....................
52
D. Pembahasan Hasil Uji SPSS ..........................................................
58
1. Uji Normalitas .........................................................................
58
2. Analisis Regresi Linier Sederhana ..........................................
60
3. Koefesien Determinasi (R2) ....................................................
61
4. Uji Koefisien Regresi Sederhana (Uji t) ..................................
63
PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................
66
B. Saran ..............................................................................................
68
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
69
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Uji Validitas Variabel Pengaruh Pemahaman Fiqh Muamalat Mahasiswa .........................................................................................
34
Tabel 3. 2 Uji Validitas Variabel Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu ...
35
Tabel 3. 3 Uji Reliabilitas Variabel Pengaruh Pemahaman Fiqh Muamalat Mahasiswa .........................................................................................
37
Tabel 3. 4 Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu ..................................................................................................
37
Tabel 4. 1 Analisis Deskriptif Pengaruh Pemahaman Fiqh Muamalat Mahasiswa .........................................................................................
47
Tabel 4. 2 Analisis Deskriptif Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu .......
52
Tabel 4. 3 One Sample Test Kolgomorov – Smirnov Test ...............................
60
Tabel 4. 4 Coerrelation .......................................................................................
61
Tabel 4. 5 Model Summaryb ...............................................................................
62
Tabel 4. 6 Coefficientsa ......................................................................................
63
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Kerangka Konseptual .......................................................................
11
Gambar 4.1 Jenis Kelamin ...................................................................................
41
Gambar 4.2 Semester ...........................................................................................
42
Gambar 4.3 Pendapatan Sebulan ..........................................................................
42
Gambar 4.4 Sumber Pendapatan .........................................................................
43
Gambar 4.5 Pernyataan atas kepemilikan produk Fushion palsu .......................
44
Gambar 4.6 Kepemilikan atas jenis produk Fashion palsu .................................
45
Gambar 4.7 Normal P-P Plot Of Regression standardized Residul .....................
59
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I
(Hasil Uji Linear Sederhana)
Lampiran II
(Hasil Uji Olah Data Responden SPSS V.20)
Lampiran III (Kuisioner) Lampiran IV (Data Mahasiswa Perbankan Syariah Angkatan 2011 Lampiran V
(Data Mahasiswa Perbankan Syariah Angkatan 2012
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku pembelian konsumen memang merupakan suatu pembahasan yang unik dan menarik, sebab bahasan ini akan menyangkut pada berbagai faktor di berbagai dimensi kehidupan manusia yang berbeda-beda selama manusia melakukan kegiatan perekonomian (pembelian) dalam kehidupan maka selama itu kita akan selalu mendapatkan fenomena-fenomena baru dalam pola prilaku pembeliannya. Salah satu fenomena yang cukup menarik perhatian penulis dan mungkin pula menarik perhatian banyak orang yaitu fenomena peredaran produk produk imitasi (barang palsu) sebagai sebuah alternatif baru dalam pilihan konsumsi konsumen indonesia. “setiap orang Indonesia menggunakan produk imitasi, setidaknya sekali dalam seumur hidup” itulah sebuah setire yang mungkin pernah kita dengar. Pemalsuan barang bermerk memang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat jaman sekarang, hal itu sering sekali kita temui dan fenomena tersebut tidak hanya terjadi di indonesia saja khususnya, tetapi di seluruh belahan dunia juga terjadi pemalsuan barang. bahkan pemalsuan barang sudah menjadi hal yang biasa dan wajar bagi hampir seluruh orang. Sejak perjanjian pasar bebas dibuat pada tahun 2002 dan resmi dianut di Indonesia pada tahun 2009. Ditandatanganinya Persetujuan Kerja Sama Ekonomi Menyeluruh Tiongkok Dan ASEAN bulan
1
2
November tahun 2002 itu menandakan dihidupkannya secara resmi proses Kawasan Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN (CAFTA)1. Perkembangan pasar bebas terus mengarah pada pasar bebas Asean tahun 2015 yang benar-benar berlaku tanpa bea masuk sedikitpun. Perdagangan bebas antar negara ditunjukkan dengan tarif bea masuk relatif rendah. Indonesia memiliki rata-rata tarif bea masuk Most Favored Nation (MFN) relatif rendah pada tahun 2010, yaitu mencapai 7,69 persen. Rendahnya tarif bea masuk atas barang impor tersebut mendorong peningkatan impor Indonesia, sehingga terjadi juga perubahan pasar asal impor. Peningkatan importasi mengakibatkan adanya persaingan antara barang impor dan barang produksi dalam negeri, sehingga dituntut adanya daya saing produk dalam negeri untuk dapat bersaing di pasar negara tujuan dan pasar domestik2. Dampak yang ditimbulkan dari adanya pasar bebas adalah terjadinya impor yang lebih besar dibandingkan sebelum adanya pasar bebas. Selain itu, kontrol yang lemah atas impor barang akan mempermudah masuknya barang illegal dan barang palsu melalui impor. Menurut Wakil Menteri Perdagangan Bayu Khrisnamurti, sejak priode tahun 2012 sampai dengan april 2013, sedikitnya ditemukan 726 kasus dari hasil pengusutan impor barang palsu masuk ke
1
Pembangunan kawasan perdagangan bebas antara ASEAN dengan negara mitra dialog,http://indonesian.cri.cn/481/2013/05/31/1s138817.htm, terakhir diakses 06 juni 2014 2 Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, Kajian Dampak Kesepakatan Perdagangan Bebas Terhadap Daya Saing Produk Manufaktur Indonesia, http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2014/01/06/Full-Report-Kajian-Manufaktur.pdf, terakhir diakses 06 juni 2014
3
Indonesia3. Dampak negatif adanya produk palsu berimbas pada meningkatnya pengangguran dari 50.573 orang menjadi 124 ribu orang pada periode yang sama. Dampak negatif lainnya adalah berkurangnya penerimaan sektor pajak sebesar Rp202,76 miliar. Dampak buruk tersebut memang tidak memberi dampak buruk kepada konsumen secara langsung bahkan tidak sedikit yang sangat menerima dengan alasan harga murah. Dampak kerugian ekonomi pada Negara yang diakibatkan adanya pemalsuan produk sejak tahun 2004 hingga saat ini terus meningkat hamper sepuluh kali lipat dari Rp4 triliun menjadi Rp37 triliun ditahun 2014. Sikap masyarakat yang sangat welcome dengan produk tiruan membuat bisnis jual beli barang palsu semakin subur. Banyak alasan kenapa seseorang membeli barang palsu, dan alasan-alasan tersebut sudah dapat ditemukan di beberapa penelitian internasional. Pembeli barang palsu memberikan alasan bahwa mereka membeli barang palsu, karena hal tersebut tidak memberikan dampak langsung yang merugikan bagi mereka, harga barang palsu jauh lebih murah sehingga mereka merasa seolah-olah sebagai wise shoppers. Kemajuan dunia fashion yang semakin pesat dan beragam membuat para konsumen menginginkan berbagai produk fashion terbaru. Sayangnya, saat ini produk fashion khususnya produk fashion bermerek eksklusif mengalami berbagai peniruan. Di Indonesia, kasus pemalsuan atau kemiripan merek dagang 3
Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, Pemerintah Usut 726 Kasus Barang Palsu, http://www.kemenperin.go.id/artikel/6115/Pemerintah-Usut-726-Kasus-Barang-Palsu, Terakhir diakses 5juni 2014
4
cenderung meningkat dari tahun ke tahun dan para mahasiswa menjadi konsumen yang banyak membeli produk-produk fashion tiruan bermerek eksklusif. Barang palsu yang paling banyak beredar di Indonesia adalah produk fashion dan produk elektronik. Pemalsuan barang fashion yang merupakan pemalsuan paling banyak, hal ini disebabkan karena kurangnya pengawasan konsumen dan produk di Indonesia. Banyak usaha konveksi yang dapat membuat barang tiruan dari produk asli karena besarnya permintaan pasar. Bahkan pemalsuan barang fashion sudah dianggap menjadi sebuah epidemik yang merugikan jutaan dollar Amerika bagi industri fashion (Cheek and Easterling, 2008)4. Produk fashion tiruan bermerek eksklusif yang banyak dibeli oleh di antaranya adalah tas, pakaian, hingga kosmetik. Banyak para mahasiswa lebih untuk memilih membeli produk tiruan disebabkan harganya yang terjangkau serta kemiripan produk tersebut dengan produk aslinya. Alasan yang lainnya adalah adanya kemungkinan bahwa mahasiswa tidak mengetahui ternyata barang yang dibelinya merupakan produk tiruan. Semakin hari seiring dengan semakin meningkatnya produk-produk tiruan yang muncul di pasaran, semakin bertambah pula jumlah konsumen terutama para mahasiswa yang membeli produk tiruan. Hal ini dikarenakan harga yang murah, inovasi produk yang semakin beraneka macam dan mengikuti perkembangan zaman serta mampu memenuhi gaya hidup para Mahasiswa. 4
T.H. Trisdiarto, Pengaruh Faktor Sosial Dan Personal Terhadap Sikap Dan Niat Beli Konsumen untuk Barang Fashion Palsu Di Kota Denpasar Dan Kabupaten Badung, Universitas Udayana Denpasar. H. 1-2
5
Berbagai produk fashion seperti tas, pakaian, sepatu, hingga aksesoris menjadi kebutuhan yang selalu ingin dipenuhi oleh mahasiswa. Hal ini disebabkan karena para mahasiswa kebanyakan ingin selalu tampil menjadi pusat perhatian. Para mahasiswa memiliki kebutuhan terhadap produk fashion yang digunakan sebagai pelengkap penampilan yang sesuai dengan dirinya dan mempermudah mahasiswa untuk diterima di lingkungan sosialnya.mereka akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut baik dengan cara membeli produk fashion bermerek eksklusif yang asli maupun tiruan. Merasa tertarik terhadap produk fashion tiruan bermerek eksklusif sebab dengan harga yang jauh berbeda dari produk fashion bermerek yang asli, mahasiswa dapat memiliki produk fashion yang hampir mirip dengan produk fashion yang asli. mahasiswa yang merasa tertarik ini kemudian akan memiliki keinginan untuk membelinya atau dengan kata lain pengguna memiliki intensi untuk membeli produk fashion tiruan bermerek eksklusif. Pandangan Negara terhadap produk palsu dan tiruan dapat dilihat dalam Implementasi undang-undang nomor 15 tahun 2001 tentang merek terhadap pemalsuan dan peniruan merek dagang terkenal perusahaan multinasional. Negara memandang pemalsuan merupakan tidakan ilegal, namun belum ada upaya khusus untuk menekan pemalsuan yang banyak dilakukan baik didalam negri maupun membatasi impor produk palsu.. Jual beli dalam Islam harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan syara‟, yaitu harus memenuhi syarat dan rukun jual beli. Rukun jual beli yang tiga
6
harus ada yaitu Shighat Aqad, Aqid (penjual dan pembeli) dengan syarat mumayyiz dan sehat akal agar jual beli itu sah, selain itu dalam melakukan aqad penjual atau pembeli tidak ada paksaan dari siapapun. Dan yang terakhir dalam jual beli harus ada Ma‟qud alaih (barang yang menjadi objek jual beli). Syaratsyarat yang harus terpenuhi adalah barang harus suci, bermanfaat, dapat diserah terimakan, barang milik penjual dan dapat diketahui oleh kedua pihak tentang dzat, bentuk, kadar dan sifatnya5. Pada dua pandangan diatas baik secara undang-undang maupun syariat Islam, jual beli produk palsu atau tiruan merupakan hal yang dilarang. Kenyataan yang terjadi di Indonesia, meskipun sudah ada undang-undang yang mengatur serta syariat Islam yang seharusnya menjadi pertimbangan untuk tidak melakukan jual beli fashion dengan merek palsu atau tiruan. Melihat realita tersebut penulis tertarik untuk melakukan kajian lebih mendalam tentang bagaimana pemahaman masyarakat khususnya mahasiswa di Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum jurusan Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah dilihat dari tingkat pemahaman fiqh muamalat terhadap beli fashion tiruan atau palsu. Dalam penelitian ini penulis akan mengkaji judul penelitian yaitu “PENGARUH PEMAHAMAN
FIQH
MUAMALAT
MAHASISWA
TERHADAP
KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK FASHION PALSU”
5
Drs. H. Nazar Bakry, Problema Pelaksanaan Fiqh Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1994, h. 59
7
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan tema dalam penelitian ini, masalah yang akan di teliti adalah :
1. Mengenai pengaruh pemahaman fiqh muamalat mahasiswa terhadap keputusan membeli produk fashion palsu.
2. Apakah konsumen memperhatikan hukum Islam terhadap membeli produk fashion palsu.
C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan yang akan dibahas, maka dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkupnya agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Serta dapat mempermudah proses analisa itu sendiri. Oleh karena itu, penulis membatasi pembahasan atas permasalahan yang akan dikaji,antara lain : 1. Pembatasan ruang lingkup hanya pada Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Penelitian mengambil populasi mahasiswa Semester 5 dan semester 7 jurusan Perbankan Syariah 3. Isu yang diangkat adalah pengaruh pemahaman fiqh muamalat mahasiswa terhadap keputusan membeli produk fashion palsu, baik buruknya pandangan Mahasiswa terhadap barang fashion palsu.
8
D. Perumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang, Identifikasi Masalah, dan Batasan Masalah yang telah dipaparkan sebelumnya. Maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran penggunaan barang fashion palsu atau tiruan oleh mahasiswa prodi muamalat fakultas Syariah & Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ? 2. Bagaimana tingkat pemahaman fiqh muamalat mahasiswa Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap keputusan membeli produk fashion palsu ? E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penulisan Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut : a. Untuk mengetahui penggunan barang palsu pada mahasiswa Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta b. Melihat hubungan antara pemahaman atas Fiqh Muamalat mengenai hukum jual beli barang palsu terhadap keputusan melakukan pembelian fashion.
9
2. Manfaat Penulisan Adapun manfaat yang bisa didapat dari penelitian ini diantaranya adalah : a. Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat untuk memperluas khazanah keilmuan tentang keputusan membeli produk fashion palsu, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai tambahan referensi untuk penelitianpenelitian selanjutnya berkenaan dengan pengembangan ilmu pengetahuan baik bagi para mahasiswa perbankan syariah maupun kalangan akademisi lainnya. b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan untuk Mahasiswa perbankan syariah tentang tingkat pemahaman fiqh muamalat terhadap keputusan membeli produk fashion palsu. Dan juga sebagai gambaran tentang sejauh mana pemahaman Mahasiswa terhadap tingkat pemahaman fiqh muamalat terhadap keputusan membeli produk fashion palsu. c. Untuk pihak akademik, diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini maka dapat memberi masukan bahwa seberapa baik pemahaman mahasiswa UIN akan Fiqh Muamalat khususnya yang berhubungan dengan jual beli. F. Review Studi Terdahulu Darwin Haryatmoko, 2005, dengan judul “Sanksi Pelanggaran Merek Dalam Perspektif Hukum Pidana Islam (Telaah Undang-Undang No.15 Tahun 2001 tentang Merek)”. Skripsi ini di dalamnya membahas mengenai sanksi yang
10
diterima oleh seseorang akibat pelanggaran hak merk menurut perspektif hukum pidana Islam. Hak merk merupakan salah satu dari Hak atas Kekayan Intelektual6. Danu Winoto, 2005, dengan skripsi berjudul analisis hukum Islam terhadap praktek jual beli software komputer di kota Semarang. Dalam penelitiannya dibahas mengenai peran hukum Islam dalam mengurangi penjualan perangkat lunak tidak asli. Pembahasan penelitian yang penulis kaji dengan penelitian sebelumnya memiliki kesamaan tema yang membahas tentang penjualan merk atau produk palsu. Dimana judul ini difokuskan pada pembahasan tentang pelanggaran/saksi yang diterima oleh seseorang akibat pelanggaran hak merk menurut perspektif hukum pidana Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pengolahan data menggunakan metode kualitatif. Penelitian kedua, membahas tentang “analisis hukum Islam terhadap praktek jual beli software komputer di kota Semarang”.Perbedaannya dengan penelitian terdahulu terletak pada objek penelitian yang dimana dalam skripsi ini membahas tentang fashion palsu dan studi kasusnya berada di Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6
Darwin Haryatmoko, “Sanksi Pelanggaran Merek Dalam Perspektif Hukum Pidana Islam (Telaah Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek”, Skripsi Sarjana Syari‟ah, Semarang Perpustakaan Fak. Syari‟ah IAIN, 2005, td
11
G. Kerangka Konseptual
Pemahaman Atas Fiqh Muamalat Yang Tidak Membolehkan Proses Jual Beli Barang Palsu Dan Tiruan
Keputusan Tidak Melakukan pembelian
Keputusan Melakukan Pembelian
Pembelian Produk Palsu
Gambar 1.1.1 Kerangka Konseptual
H. Tehnik Penulisan Teknik penulisan penelitian ini merujuk pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2013.
12
I. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah serta teraturnya skripsi ini dan memberikan gambaran yang jelas serta lebih terarah mengenai pokok permasalahan skripsi ini, maka peneliti mengelompokkan dalam lima bab, yaitu sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan penelitian, Manfaat Penelitian, Penelitian Sebelumnya, Krangka Konseptual, Hipotesis, Metodologi Penelitian, Tekhnik Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab II menjelaskan pengertian fiqh muamalat, prilaku konsumen muslim dan pengertian fashion palsu serta teori lain yang berkaitan dengan hal tersebut. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang ruang lingkup penelitian, ukuran sampel, populasi penelitian serta metode penelitian yang digunakan untuk melakukan analisis. BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA Bab ini Menjelaskan tentang temuan yang diperoleh dari hasil penelitian menggunakan kuesioner yang kemudian dijelaskan secara deskriptif serta hasil pengujian hipotesis yang disimpulkan dari angka-angka statistik yang diperoleh. BAB V PENUTUP Bab ini merupakan tahap akhir dari penelitian skripsi yang berisikan mengenai kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Jual Beli dalam Fiqh Muamalat 1. Pengertian Fiqh Muamalat Secara etimologi fiqh berarti al-ilmu (tahu) atau al-fahmu (paham) sedangkan muamalah secara etimologi berarti perlakuan atau tindakan.7 Secara terminologi muamalah memiliki makna secara luas dan secara sempit. Makna luasnya adalah, muaalah merupakan suatu konsepsi Islam mengenai atura-aturan yang tertentu ditunjukan untuk mengatur urusan duniawi manusia yang dapat menguntungkan semua pihak yang terlibat didalamnya, sehingga akan berimplikasi terwujudnya kehidupan masyarakat yang harmonis yang mengedepankan nilai-nilai keberagamaan dan kemasyarakatan. Sedangkan makna muamalah dalam arti sempit ini, beberapa ulama yang mendefinisikan, diantaranya yaitu : a. Hudlari beik Mendefinisikan muamalah dengan “semua akad yang membolehkan manusia untuk saling menukar manfaat.” b. Idris Ahmad mendefinisikan muamalah dengan “aturan-aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam usahanya untuk mendapatkan alat-alat keperluan jasmaninya dengan cara yang paling baik.” 7
Isnawati Rais dan Hasanuddin, Fiqih Muamalah dan Aplikasinya Pada LKS (Ciputat:
Lembaga Penelitian Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 3.
13
14
c. Rasyid Rida mendefinisikan muamalah dengan “tukar menukar barang atau sesuatu yang bermanfaat dengan cara-cara yang telah ditentukan.” Jadi dapat didefinisikan bahwa fiqh muamalat adalah ilmu yang menjelaskan berbagai ketentuan-ketentuan yang mengatur prilaku manusia kepada manusia lainya, dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dengan cara-cara yang dibenarkan oleh syara. 2. Pengertian Jual Beli Jual beli merupakan bagian dari fiqh muamalat, jual beli secara bahasa ialah penerimaan sesuatu dengan sesuatu yang lain.8 Jual beli dalam istilah fiqh disebut dengan al-bai yang bermakna menjual, mengganti atau menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. Lafadz al-bai
dalam bahasa arab
kadangkala digunakan juga untuk pengertian lawannya yaitu asy-syira (beli). Dengan demikian, kata al-bai berarti adalah jual tetapi juga sekaligus berarti beli.9 Sedangkan menurut Sayyid Sabiq dalam fiqh sunnah menjelaskan arti jual beli sebagai pertukaran harta atas dasar saling rela atau memindahkan hak milik dengan ganti (imbalan) menurut cara yang dibenarkan.10 Dapat dipahami bahwa inti dari jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar barang yang memiliki nilai secara sukarela diantara kedua belah pihak yang menerima barang sedang pihak lainnya menerima gantinya sesuai
8
Wahbah Zuhaili, Fiqh Muamalah Perbankan Syariah, cet.I (Jakarta: PT. Bank Muamalat Tbk, 1999), h.2. 9 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, cet. II (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h.111. 10 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah jilid 12 (Bandung: PT. Alma arif, 1987), h. 45.
15
dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan oleh syara dan disepakati, baik dilakukan dengan cara pertukaran barang (barter) atau cara lain yang dibenarkan. 3. Rukun dan Syarat Jual Beli Jual beli dapat sah dikatakan sah oleh syara apabila dalam melakukan transaksi jual beli telah terpenuhi rukun dan syaratnya. Menurut jumhur ulama ada empat rukun jual beli yaitu: 11 a. Orang yang berakad atau al-muta aqidain (penjual dan pembeli). Orang yang melakukan akad jual beli itu harus memenuhi syarat: 1) Baligh dan berakal, apabila orang yang berakad itu masih mumayyiz, maka jual belinya tidak sah. 2) Adanya orang yang berbeda dalam akad tersebut, artinya seseorang tidak bisa bertindak dalam waktu yang bersamaan sebagai pembeli sekaligus penjual. b. Shighat (lafadz ijab dan qabul). Unsur utama dari jual beli adalah kerelaan kedua belah pihak. Kerelaandari kedua belah pihak dapat dilihat dari ijab dan qabul yangdilangsungkan. Maka syarat shighat adalah: 1) Qabul sesuai dengan ijab, apabila antara ijab dan qabul tidak sesuaimaka jual beli tidak sah. 2) Ijab dan qabul dilakukan dalam satu majelis diantara kedua pihak yang saling bertransaksi. 11
Opcit., h. 115-119.
16
c. Barang yang diperjual belikan (ma’qud alaih). Dibawah ini adalah syarat-syarat yang terkait dengan barang yang diperjualbelikan: 1) Barang tersebut ada, atau tidak ada ditempat, tetapi pihak penjual menyatakan kesanggupannya untuk mengadakan barang itu. 2) Barang tersebut halal dapat dimanfaatkan dan bermanfaat bagi manusia. 3) Sudah dimiliki oleh seseorang. Artinya tidak boleh memperjual belikan. sesuatu yang belum jelas kepemilikannya, seperti memperjual belikan ikan yang masih dilaut atau emas didalam tanah. 4) Boleh diserahkan saat akad berlangsung atau pada waktu yang disepakati bersama ketika transaksi berlangsung. d. Nilai tukar pengganti barang (harga barang) Para ulama fiqh menyatakan bahwa tsaman (harga pasar yang berlaku di tengah-tengah masyarakat secara aktual) itu ada dua, yaitu harga antar pedagang dan harga antara pedagang dengan pembeli (harga jual dipasar). Oleh karena itu, harga yang dapat dipermainkan oleh para pedagang adalah ats-tsaman. Berikut syarat-syaratnya sebagai berikut: 1) Harga yang disepakati kedua belah pihak harus jelas jumlahnya. Boleh diserahkan pada waktu akad, apabila pembayaran dilakuikan dengan cek atau kartu kredit juga diperbolehkan dan jika dibayar kemudian (berhutang) maka waktu pembayarannya harus jelas.
17
2) Apabila jual beli itu dilakukan dengan saling mempertukarkan barang (al-muqayyadhah), maka barang yang dijadikan nilai tukar bukan barang yang diharamkan dalam syara . Jadi, jual beli harus memenuhi rukun dan syarat jual beli agar tercapainya jual beli yang baik diantara penjual dan pembeli. Secara umum rukun-rukun jual beli adalah al-muta aqidain (penjual dan pembeli), shigat, objek yang diperjual belikan, serta harga yang jelas. 4. Macam - Macam Jual Beli a.
Jual beli ditinjau dari aspek pelaku akad (subjek), dibedakan menjadi tigamacam yaitu:12 1) Akad jual beli yang dilakukan dengan lisan seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Namun bagi orang yang bisu, dapat diganti dengan isyarat
yang merupakan ungkapan didalam hatinya
sebagaimana ucapan bagi orang yang dapat berbicara. 2) Akad jual beli melalui perantara atau tulisan. Dinyatakan sah hukumnya, hal ini sama dengan akad jual beli yang dilakukan secara lisan apabila kedua belah pihak tidak saling bertemu. 3) Jual beli dengan perbuatan atau dikenal dengan istilah mu athah, yaitu mengambil dan memberikan barang tanpa ijab qabul karena sudah tercantum label harga pada objek, sehingga dapat langsung dibayarkan harga barang tersebut. 12
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 77.
18
b.
Jual beli ditinjau dari sisi objek akad, dibedakan menjadi 4 macam yaitu: 1) Bai’ al-muthlaq, yaitu jual beli antara barang dengan uang. Seperti yang lazim digunakan sekarang ini. 2) Bai’ al-muqayadhah, yaitu jual beli barang dengan barang (barter). Misalnya tukar menukar buku dengan jam. 3) Bai’ al-sharf, yaitu jual beli mata uang dengan mata uang lainnya. Seperti tukar menukar rupiah dengan real.13 4) Bai’ al-salam,yaitu jual beli pesanan antara barang dengan harga/uang, dikarenakan barang tidak ada pada saat akad dan barukan ada dikemudian hari. Maka dalam hal ini barang tidak lagi dinilai sebagai ‟ain melainkan berupa dain (tanggungan).14
c.
Jual beli ditinjau dari penetapan harga, dibagi menjadi dua bagian yaitu:15 1) Bai’ al-musawamah (jual beli dengan tawar menawar), yaitu jual beli dimana pihak penjual tidak menyebutkan harga pokok barang, akan tetapi menetapkan harga tertentu dan membuka peluang untuk ditawar. 2) Bai’ al-amanah, yaitu jual beli dimana pihak penjual menyebutkan harga pokok barang lalu menyebutkan harga jual barang tersebut
13
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah cet.I (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h.
108-109. 14
Muhammad Sharif Chaudry, Sistem Ekonomi Islam Prinsip Dasar cet.I (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 125. 15 Opcit., h. 109-110.
19
d.
Adapun jual beli yang jual beli yang batal hukumnya: 1) Barang yang dihukumkan najis oleh agama seperti babi, berhala, dan bangkai. 2) Menentukan dua harga untuk satu barang yang diperjual belikan. 3) Jual beli gharar, yaitu jual beli yang tidak jelas mengenai objek, harga, besar atau kecilnya jumlah, maupun waktu penyerahan.
e.
Jual beli yang dilarang tetapi tetap sah hukumnya:16 1) Jual beli najasyi (false demand), yaitu seseorang menambah atau melebihi harga komoditas milik temannya atau orang lain dengan maksud memancing agar orang itu mau membeli barang tersebut. 2) Menjual diatas penjualan orang lain, artinya seorang penjual berkata kepada pembelinya untuk membeli barang dagangannya saja yang harganya lebih murah dari pada barang dagangan penjual lain. Padahal mengenai harga barang yang dijual oleh penjual lain belum diketahui jelas apakah memang lebih mahal atau ternyata sama harganya. Dapat dipahami bahwa dari aktifitas jual beli, menimbulkan bermacam-
macam kriteria yang membaginya kedalam beberapa aspek yang dapat ditinjau dari pelaku jual beli, objek jual beli, penetapan harga, dan hukum jual beli.
16
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, h.78.
20
B. Perilaku Konsumen 1. Pengertian Prilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau oganisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan.17 Ada Beberapa Definisi Prilaku Konsumen Menurut Engel et al, perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.18 Sementara itu, Loudon dan bitta lebih menekankan perilaku konsumen sebagai suatu proses pengambilan keputusan. Mereka mengatakan bahwa perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktifitas individu untuk mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, atau mengatur barang dan jasa.19 2. Perilaku Konsumen Muslim Perilaku konsumen mempelajari bagaimana manusia memilih di antara berbagai pilihan yang dihadapinya dengan memanfaatkan sumber daya (resources)yang dimilikinya. Teori perilaku konsumen muslim yang dibangun 17
A.A Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku Konsumen Edisi Revisi, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2002), h.4. 18 Bilson simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.2. 19 Bilson simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.3.
21
berdasarkan syari‟at Islam, memiliki perbedaan yang mendasar dengan teori konvensional. Perbedaan ini menyangkut nilai dasar yang menjadi fondasi, teori, motif dan tujuan konsumsi, hingga teknik pilihan dan alokasi anggaran untuk berkonsumsi. Ada tiga nilai dasar yang menjadi fondasi bagi perilaku konsumsi masyarakat muslim:20 a. Keyakinan akan adanya hari kiamat dan kehidupan akhirat, prinsip ini mengarahkan seorang konsumen untuk mengutamakan konsumsi untuk akhirat dari pada konsumsi duniawi. Konsumsi untuk ibadah merupakan future consumtion (karena terdapat balasan surga di akherat), sedangkan konsumsi duniawi adalah present consumption. b. Konsep sukses dalam kehidupan seorang muslim diukur dengan moral agama Islam, dan bukan dengan jumlah kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi moralitas semakin tinggi pula kesuksesan yang dicapai. Kebijakan, kebenaran dan ketaqwaan kepada Allah merupakan kunci moralitas Islam. Kebijakan dan kebenaran dapat dicapai dengn perilaku yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan dan menjauhkan diri dari kejahatan. c. Kedudukan harta merupakan anugrah Allah dan bukan sesuatu yang dengan sendirinya bersifat buruk (sehinga harus dijauhi secara berlebihan). Harta merupakan alat untuk mencapai tujuan hidup, jika diusahakan dan dimanfaatkan dengan benar. 20
Mufli Muhammad, Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h.44.
22
C. Proses Pengambilan Keputusan Menurut tujuan pembeliannya, konsumen dapat dikelompokkan menjadi konsumen akhir (individual) yaitu yang terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikomsumsi. Keputusan pembelian barang/jasa seringkali melibatkan dua pihak atau lebih. Umumnya ada lima peranan yang terlibat. Kelima peran tersebut meliputi:21 Pemprakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyarankan ide untuk membeli suatu barang/jasa. Pembawa pengaruh (influencer) yaitu orang yang memiliki pandangan atau nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi dan menggunakan barang/jasa yang dibeli. Dilihat dari proses pengambilan keputusan, proses keputusan pembelian sangat bervariasi, ada yang sederhana dan ada pula yang kompleks. Konsumen sering melakukan pencarian informasi dan evaluasi terhadap merek yang lain sebelum keputusan diambil. Dilain pihak ada pula konsumen yang jarang mencari informasi tambahan, karena konsumen ini telah terbiasa membeli merek tersebut. Pada dimensi kedua, konsumen dibedakan bedasarkan tingkat keterlibatan saat
21
Tatik Suryati, Perilaku Konsumen, Implikasi Pada Strategi Pemasaran (Yogyakarta: Graha Ilmu 2008),cet.pertama, hal.13
23
pemilihan suatu merk. Pada saat itu konsumen tidak jarang terlibat terlalu dalam. Semua itu dapat terjadi karena produk amat penting bagi konsumen sebab image pribadi dari konsumen terkait dengan produk, adanya keterkaitan secara terus menerus dengan konsumen, mengandung resiko yang cukup tinggi, pertimbangan emosional Pengaruh dari norma group.22 Faktor eksternal dapat menjadi input dan dapat berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan. faktor-faktor eksternal tersebut antara lain:23 Pertama mengenali kebutuhan. pada tahap ini konsumen merasakan bahwa ada hal yang dirasakan kurang dan menuntut untuk dipenuhi. Kedua mencari informasi, apa yang terbaik yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pertanyaan ini akan muncul ada konsumen. Konsumen umumnya mencari informasi dari berbagai sumber. Tidak hanya dari sumber resmi yang dikeluarkan perusahaan seperti iklan atau dari pemasar melalui tenaga penjual, tetapi juga informsi dari pihak lain (utamanya orang yang berpengalaman) untuk mendapatkan informasi yang benar-benar obyektif. Ketiga mengevaluasi alternative, informasi yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk mengambil keputusan. Selanjutnya mengambil keputusan, setelah melalui evaluasi dengan pertimbangan yang matang, konsumen akan mengambil
22
Tatik Suryati, Perilaku Konsumen, Implikasi Pada Strategi Pemasaran (Yogyakarta: Graha Ilmu 2008),cet.pertama, hal.14 23 Tatik Suryati, Perilaku Konsumen, Implikasi Pada Strategi Pemasaran (Yogyakarta: Graha Ilmu 2008),cet.pertama, hal.17
24
keputusan. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi keputusan membeli dan tujuan pembelian yaitu sikap orang lain, dan faktor situasional yang tidak dapat diprediksikan (tidak terduga). Dan yang terakhir adalah evaluasi Paska pembelian Setelah membeli, konsumen akan mengevaluasi atas keputusan dan tindakannya dalam membeli. Jika kosumen menilai kinerja produk atau layanan yang dirasakan sama atau melebihi apa yang diharapkan, maka konsumen akan puas dan sebaliknya. Kepuasan dan ketidakpuasan yang dialami konsumen akan berpengaruh terhadap perilaku selanjutnya. Jika konsumen puas, maka dia akan memperlihatkan sikap dan perilaku positif terhadap produk atau jasa yang dibelinya.
D. Fashion Palsu 1. Pengertian Fashion Palsu Fashion berasal dari bahasa Inggris, yang artinya suatu cara, kebiasaan atau mode. Menurut Troxell dan Stone, fashion didefinisikan sebagai gaya yang diterima dan digunakan oleh mayoritas anggota sebuah kelompok dalam satu waktu tertentu. Bertambah majunya perindustrian saat ini memberikan peluang kepada produsen produk fashion untuk membuat berbagai macam bentuk, warna serta kekhasan tersendiri pada produk yang dibuatnya. Seiring dengan pesatnya dunia usaha, para pesaing-pesaing baru yang muncul dengan produk-produk baru, hal ini memaksa para produsen yang telah ada untuk melakukan inovasi terhadap barang yang diproduksinya (melakukan inovasi
25
produk) bahkan hingga mengambil ide alternatif untuk memalsukan produk fashion asli. Arti kata tiruan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bukan yang sejati (tulen), palsu, dan imitasi.24 Proses membuat barang tiruan disebut peniruan, pengertian peniruan memiliki pengertian yang hampir sama dengan pemalsuan. Pemalsuan adalah proses pembuatan, beradaptasi, meniru atau benda, statistik, atau dokumen-dokumen, dengan maksud untuk menipu. Produk palsu menghilangkan nilai simbolik dari barang (mewah) asli dan menyamarkan brand equity. Barang palsu yang diproduksi dianggap sebagai versi murah dari barang aslinya, sehingga dimungkingkan tidak akan terlihat persepsi yang berbeda dalam hal kualitas. Banyak sekali macam-macam barang tiruan yang berdar di indonesia dalam lima tahun terakhir sudah tidak bisa dikategorikan dalam skala ringan, hal itu tercermin dari hasil studi LPEM Universitas Indonesia bahwa dampak pemalsuan terhadap 12 produk sektor industri di antaranya obat-obatan, minuman non alkohol, rokok, elektronik hingga fashion palsu diperkirakan mencapai Rp 37 triliun.25 Sekitar 90% produk fashion bermerk yang beredar di Indonesia adalah produk palsu atau imitasi berdasarkan data dari international apparel association (IAA). Produk fashion yang dipalsukan diantaranya tas, pakaian,
24
Depdikbud. 2001.Kamus Besar Bahasa Indonesia( Edisi Ketiga). Jakarta : BalaiPustaka http://iyoey .blogspot.com diakses tanggal 10 oktober 2014
25
26
celana jeans, behel, sepatu, sandal, bulu mata dan hampir semua barang dengan harga yang cukup tinggi dipalsukan. 2. Barang Palsu Atau Barang Tiruan Dalam Islam Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menetapkan Fatwa Nomor 1 Tahun
2003
tentang
Hak
Cipta
dan
Fatwa
Nomor
1/MUNAS
VII/MUI/15/2005 tentang HAKI. ''Setiap bentuk pelanggaran terhadap hak cipta, merupakan kezaliman yang hukumnya haram,'' papar Ketua Komisi Fatwa MUI, KH Ma'ruf Amin.26 Dalam butir pertimbangannya, MUI memandang praktik pelanggaran hak cipta sudah mencapai tahap yang meresahkan. Banyak pihak dirugikan, terutama pemegang hak cipta, negara dan masyarakat. Bukan hanya hukum negara yang diterabas,praktik ilegal itu juga dinilai melanggar ketentuan syariat. Surat an-Nisaa ayat 29 secara tegas melarang memakan harta orang lain secara batil (tanpa hak). "Hai orang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janglah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." Hak cipta yang harus dilindungi secara hukum adalah hak cipta yang
26
http://www.republika.co.id/berita/dunia-Islam/fatwa/12/01/25/lyc72l-inilah-hukum-tentanghak-cipta-dalam-Islam
27
tidak bertentangan dengan hukum Islam, jelas Kiai Ma'ruf.27 Dengan begitu, sebagaimana harta, maka hak cipta dapat dijadikan objek akad (al ma'qud 'alaih). Akad ini mencakup akad mu'awadhah (pertukaran, komersial) dan akad tabarru'at (non-komersial), bisa pula diwakafkan dan diwarisi. Begitulah Islam melindungi hak cipta. Setidaknya terdapat tiga pedoman, pertama, bahaya (kerugian) harus dihilangkan.
Kedua,
menghindarkan
mafsadat
didahulukan
atas
mendatangkan maslahat, dan ketiga, segala sesuatu yang lahir (timbul) dari sesuatu yang haram, adalah haram. Perilaku bisnis di atas tidaklah diperbolehkan oleh syariat, karena beberapa alasan yaitu mengambil hak orang lain tanpa seizinnya, membohongi dan menipu public, menyelisihi aturan pemerintah yang wajib ditaati, selama itu bukan maksiat.
27
http://www.republika.co.id/berita/dunia-Islam/fatwa/12/01/25/lyc72l-inilah-hukum-tentanghak-cipta-dalam-Islam
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian dalam penyusunan skripsi ini menggunakan metode penelitian survey dengan menggunakan pendekatan anilisis data kuantitatif, yaitu menggambarkan dengan menganalisis tingkat pemahaman fiqh muamalat terhadap keputusan membeli fashion palsu yang di lakukan oleh mahasiswa Prodi Muamalat Fakultas Syariah & Hukum Jurusan Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian survey yang dimaksud merajuk pada pengertian yang dikemukakan oleh Arikunto, informasi yang diperoleh dari penelitian survey dapat dikumpulkan dari seluruh populasi data, dapat pula dikumpulkan dari sebagian populasi. Survey yang dilakukan pada semua populasi dinamakan survey populasi atau penelitian sensus, sedangkan jika penelitian data hanya dilakukan pada sebagian populasi disebut sebagai survey sample.28
B. Lokasi Penelitian ini akan dilakukan pada Mahasiswa Prodi Muamalat Fakultas Syariah & Hukum Jurusan Perbankan Syariah semester 5 – 7 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
28
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:Rineka Cipta, 1998), hal, 245.
28
29
C. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif atau penelitian survey yaitu penelitian yang menggunakan kuisoner sebagai instrument penelitian.29 Penelitian ini akan meneliti tentang data kajian yang bersifat numeric/angka yang nantinya akan menghasilkan interpretasi data. Penelitian kuantitatif merupakan model keputusan yang menngunakan angka, angka mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembuatan, penggunaan, dan pemecahan model kuantitatif.30 D. Kriteria dan Sumber Data 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari para responden, melalui penyebaran angket, yaitu teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan-pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.31 Dalam hal ini responden yang peneliti tunjuk adalah mahasiswa mahasiswa Prodi Muamalat Fakultas Syariah & Hukum Jurusan Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Data Sekunder Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber-sumber sekunder dari data yang dibutuhkan dan berhubungan dengan 29
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif :Teori dan Aplikasi, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2006), Ed.1. hal, 49. 30 Muhammad Muslich, Metode Pengambilan Keputusan Kuantitatif (Jakarta Timur: Bumi Aksara, 2009), h.2 31 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: teori dan aplikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), Ed. 1 h.49
30
masalah yang sedang diteliti. Data tersebut didapatkan dengan cara mempelajari buku, dokumen, jurnal majalah dan internet yang dapat mendukung penelitian yang berkaitan dan relevan dengan masalah penelitian serta untuk melengkapi data primer. E. Populasi dan Sampel Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga.32 Pada pengertian lainnya populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang memiliki karateristik tertentu. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Muamalat Fakultas Syariah & Hukum Jurusan Perbankan Syariah semester 5 - 7 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang aktif kuliah pada tanggal 1 November - 30 November karena jumlah populasi yang ada terlalu banyak berjumlah 312 Mahasiswa, Maka penulis akan melakukan penelitian dengan cara menggunakan teknik Random Sampling. Teknik random sampling adalah teknik pengambilan sample secara acak, dengan sebuah sample yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elemen dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampelnya. Cara pengambilan sampel dengan random ada tiga cara: 1. Cara undian adalah pengambilan sampel dengan cara memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk menjadi anggota sampel. 32
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, Cet. Ke-19 (Jakarta: LP3ES, 2008), hal.152.
31
2. Cara ordinal adalah cara pengambilan sampel dengan cara kelipatan dari sampel sebelumnya, misalkan kelipatan dua, kelipatan tiga, dan seterusnya. 3. Cara randomisasi adalah pengambilan sampling melalui tabel bilangan random. Dalam penelitian ini penulis menggunakan cara nomer dua yaitu dengan cara ordinal dimana penulis menyusun populasi dengan menggunakan daftar mahasiswa semester lima dan semester tujuh lalu mengambil sampel dengan cara kelipatan yaitu dengan kelipatan tiga hingga jumlah sample terpenuhi. Adapun rumus menghitung besaran sample33 yaitu : ( ) Dimana : n = Jumlah sampel yang dicari N = Jumlah Populasi d = Nilai Presisi (penulis menggunakan 10%) Perhitungan sebagai berikut : ( ) (
33
)
M Burhan Bungin, Metedologi Kuantitatif. Komunikasi Ekonomi dan Kebikjakan Politik serta ilmu-ilmu lainnya, (jakarta:kKencana,2005)h.105
32
F. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan objek penggamatan atau fenomena yang diteliti.34 Adapun yang dijadikan variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (X) adalah variabel stimulus atau yang mempengaruhi variabel lain.35 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah variabel tingkat pemahaman mahasiswa terhadap ajaran fiqh muamalat (X1). 2. Variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah keputusan membeli prodak fashion palsu. Dari permasalahan yang akan diteliti maka variabel penelitian ini adalah sebagai berikut: X1 : pemahaman fiqh muamalat Mahasiswa Y : Keputusan terhadap membeli produk fashion palsu 1. Kognitif a. Pengetahuan terhadap Fashion Palsu b. Pemahaman terhadap Fashion Palsu c. Sikap terhadap Fashion Palsu 2. Afektif a. Penilaian terhadap Fashion Palsu b. Partisipasi terhadap Fashion Palsu 34
Ibnu Hajar, Dasar-dasar Penelitian Kuantitatif dalam Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), cet. 1, h. 156 35 Ety, Rochaety, dkk, Metode Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS, ed.1, (Jakarta: Mitra Kencana Media, 2007).
33
G. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi variable terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal. asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.36 2. Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur yang disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. validitas suatu instrument (kusioner) akan menggambarkan tingkat kemampuan alat ukur yang akan digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran. Uji validitas dilakukan dengan cara melihat korelasi skor butir pertanyaan dengan total skor variabel. Jadi
validitas
ingin
mengukur
apakah
pertanyaan
dalam
kuesioner/instrumen penelitian yang dibuat sudah betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain, jika sebuah
36
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009), h.110
34
kuesioner penelitian sudah dinyatakan valid berarti kuesioner mampu memperoleh data yang tepat dari yang hendak diteliti. Tabel 3.1 Uji Validitas Variabel Pengaruh Pemahaman Fiqh Muamalat Mahasiswa (X) Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
C1
Deleted 54,1667
Item Deleted 40,557
Total Correlation ,489
if Item Deleted ,833
C2
54,5000
34,672
,659
,817
C3
54,6000
36,524
,466
,834
C4
54,1333
41,154
,387
,837
C5
54,4333
35,151
,597
,823
C6
54,5000
35,017
,628
,820
C7
54,4333
39,357
,439
,833
C8
54,4667
38,326
,438
,834
C9
54,5000
36,397
,645
,820
C10
54,3333
38,368
,664
,823
C11
54,3000
39,666
,367
,838
C12
54,3667
40,033
,342
,839
C13
54,1667
41,592
,322
,839
C14
54,4667
39,706
,352
,839
Nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% (0,05) sebesar 0,2272. Pada lampiran uji validitas untuk pertanyaan variabel X sebanyak 14 butir dinyatakan valid karena lebih dari 0,2272.
35
Tabel 3.2 Uji Validitas Variabel Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu (Y) Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
D1
77,9000
43,334
,586
,767
D2
77,8333
45,454
,361
,781
D3
78,3000
43,252
,365
,783
D4
78,0667
42,478
,504
,771
D5
78,2667
45,720
,313
,785
D6
77,8667
44,602
,572
,771
D7
78,1000
46,990
,223
,790
D8
78,2667
43,582
,414
,778
D9
78,5000
46,328
,177
,798
D10
77,8333
45,316
,691
,771
D11
77,8667
46,051
,399
,780
D12
77,9000
49,886
-,013
,796
D13
77,7667
46,599
,464
,779
D14
77,9000
43,334
,586
,767
D15
77,9667
44,171
,519
,772
D16
77,9333
46,064
,469
,778
D17
77,8000
46,097
,551
,776
D18
77,9333
47,306
,268
,786
D19
77,9667
45,964
,443
,778
D20
79,2000
50,028
-,085
,823
Nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% (0,05) sebesar 0,2272. Pada lampiran uji validitas untuk pertanyaan variabel Y sebanyak 16 butir dinyatakan valid karena lebih dari 0,2272 dan empat pertanyaan harus dihapus karena dinyatakan tidak valid karena kurang dari 0,2272.
36
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel).37 Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu instrument penelitian yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kusioner dinyatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.38 Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi suatu alat pengukuran dalam gejala yang sama. Apabila alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat. Hasil penelitian dikatakan reliabel, apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Menghitung reliabilitas menggunakan rumus Alpha cronbach, maka batasan reliabilitas sebenarnya sudah ditentukan. Batasan tersebut adalah:
37
Koefisien alpha yang mendekati 1
sangat baik
Koefisien alpha yang berada diatas angka 0,8
baik
Koefisien alpha yang berada dibawah 0,6
tidak reliabel
Edwin Mustafa dan Hardius Usman, Proses Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2007), h. 116 38 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro,2009) h.71.
37
Tabel 3.3 Uji Reliabilitas Variabel Pengaruh Pemahaman Fiqh Muamalat Mahasiswa (X) Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha
Standardized Items
,841
,843
N of Items 14
Hasil print out menjelaskan bahwa Croanbach’s Alpha untuk uji realibilitas variabel tingkat pemahaman fiqh Muamalat sebesar 0.841 yang berarti variabel tingkat pemahaman fiqh muamalat reliable karena 0,841 > 0,8. Maka, variabel tingkat pemahaman fiqh muamalat pada penelitian ini reliable dan baik untuk diuji. Tabel 3.4 Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu (Y) Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha
Standardized Items
,791
,826
N of Items 20
Hasil print out menjelaskan bahwa Croanbach’s Alpha untuk uji realibilitas variabel keputusan membeli produk fashion palsu sebesar 0.791 yang berarti variabel keputusan membeli produk fashion palsu reliable karena 0,791 > 0,6. Maka, variabel keputusan membeli produk fashion palsu pada penelitian ini reliable untuk diuji.
38
3. Analisis Regresi Linier Sederhana Sesuai dengan tujuan penilitian dan rumusan hipoteses, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linier sederhana yang menurut suhardi adalah analisa yang digunakan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari satu variabel bebas terhadap variabel tidak bebas39. Adapun model persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut:
Dimana: Y = Keputusan Membeli Produk Fashion palsu a = Konstanta b = Koefisien Regresi X = Tingkat Pemahaman Fiqh Muamalat a. Uji t (Uji Parsial) Langkah-langkah untuk uji t adalah: 1) Perumusan hipotesis Ho = Variabel tingkat pemahaman fiqh muamalat yang tidak berpengaruh terhadap keputusan membeli produk fashion palsu
39
Suhardi dan Purwanto. Statistka Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Buku 2 (Jakarta. Salemba empat, 2004), h.507
39
H1 =
Variabel pengaruh pemahaman fiqh muamalat mahasiswa yang berpengaruh terhadap keputusan membeli produk fashion palsu.
2) Menentukan daerah keputusan thitung < ttable, maka menerima Ho thitung > ttable, maka menolak Ho 3) Mengambil keputusan Apabila Ho ditolak, maka variabel X tersebut memiliki kontribusi yang signifikan terhadap varibel terikat (Y) 2
b. Koefisien Determinasi (R ) Uji Koefisien Determinasi berguna untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas dalam merangkai variabel terikat, yaitu mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen (tingkat pemahaman fiqh muamalat) menjelaskan variabel dependen (keputusan membeli produk fashion palsu). Namun untuk regresi linear berganda sebaiknya menggunakan R square yang telah disesuaikan atau tertulis Adjusted R square, karena telah disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian.40
40
Hilda Arnas “tentang “Preferensi Guru SMK Berkulikulum Perbankan Syariah Terhadap Perbankan Syarih (Studi Sekolah Menengah Kejuruan Berkulikulum Perbankan Syariah di Wilayah DKI Jakarta)” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum 2012. h.42
40
H. Hipotesa Dengan melihat hipotesis diatas maka berikut hipotesis yang diajukan untuk selanjutnya diteliti dalam penelitian ini: Ho : Tidak ada hubungan antara pemahaman mahasiswa terhadap pemahaman fiqh muamalat mengenai jual beli terhadap keputusan membeli produk fashion palsu. H1 : Ada hubungan antara pemahaman mahasiswa terhadap pemahaman fiqh muamalat mengenai jual beli terhadap keputusan membeli produk fashion palsu.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Profil Responden Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu Mahasiswa Semster 5 & 7 Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebanyak 75 orang reponden diperoleh kondisi responden menurut jenis kelamin, Semester, Pendapatan sebulan, Sumber pendapata. Pengklasifikasian dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum responden sebagai objek penelitian . 1. Jenis Kelamin Gambar 4.1
Jenis Kelamin Laki-Laki : 32 0rg
Perempuan : 43 org
42,3% 57,7%
Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 4.1 menyatakan bahwa dari 75 responden didominasi oleh perempuan, yaitu sebanyak 43 orang responden atau sama dengan 57,7% dan sisanya sebanyak 32 orang atau sama dengan 42,3% adalah laki-laki.
41
42
Berdasarkan data diatas sebagian besar responden yang diambil secara acak oleh peneliti berjenis kelamin perempuan. 2. Semester Gambar 4.2 Semester
46,7% 53,3%
Semester 5 = 40 Mahasiswa Sumber: Data 7primer yang diolah Semester = 35 Mahasiswa
Dari gambar 4.2 dapat dilihat responden yang di ambil oleh peneliti sebagian besar Semester 5 yaitu sebanyak 40 Mahasiswa atau sekitar 53,3% dan Mahasiswa Semester 7 yaitu sebanyak 35 Mahasiswa atau sekitar 46,7%. 3. Pendapatan Sebulan Gambar 4.3
Pendapatan Sebulan < 1.000.000 = 19 Responden 1.100.000 - 3.000.000 = 49 Responden
3.100.000 - 5.000.000 = 7 Responden 9%
66%
25%
43
Dari tabel 4.3 menyatakan bahwa Mahasiswa Fakultas dari 75 responden, yaitu sebanyak 19 orang responden atau sama dengan 25,33% mempunyai pendapatan < 1.000.000 dalam sebulan dan sebanyak 49 orang atau sama dengan 65,33% mempunyai pendapatan antara 1.100.0003.000.000 dalam sebulan, sisanya sebanyak 7 orang responden atau sama dengan 9,33% mempunyai pendapatan antara 3.100.000-5.000.000 dalam sebulan. Berdasarkan data diatas sebagian besar responden rata-rata mempunyai pendapatan antara 1.100.000-3.000.000 dalam sebulan.. 4. Sumber Pendapatan Gambar 4.4
Sumber Pendapat Orang Tua = 53
Sendiri = 22
29,3% 70,7%
Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 4.4 menyatakan bahwa dari 75 responden sumber pendapatan berasal dari Orang tua, yaitu sebanyak 53 responden atau sama dengan 70,7% dan sisanya sebanyak 22 respnden atau sama dengan 29,3% bersumber dari pendapatan sendiri. Berdasarkan data diatas sebagian besar responden dalam hal ini Mahasiswa sumber pendapatan mahasiswa berasal dari orang tua.
44
B. Penggunaan Produk Fashion Palsu Pada Mahasiswa 1. Kepemilikan Produk Fashion Palsu Gambar 4.5
Pernyataan Kepemilikan Produk Fashion Palsu
44,33% 58,67%
Mengatakan YA : 31 Orang Mengatakan TIDAK : 44 Orang
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari data gambar 4.5 dapat kita ketahui bahwa sebagian besar responden dalam hal ini mahasiswa Perbankan Syariah sebanyak 31 orang atau sekitar 44,33% mengatakan “ya” atas pernyataan kepemilikan dalam produk fashion palsu, dan sebanyak 44 orang atau sekitar 58,67% mengatakan “tidak”. Sehingga dapat disimpulkan sebagian besar menyataka menyatakan tidak atas kepemilikan produk Fashion palsu atau tidak memiliki produk Fashion palsu yaitu sebesar 44 orang atau sekitar 58,67%. Tetapi minat mahasiswa terhadap produk fashion palsu dapat dikatan cukup tinggi karena perbedaan antara mahasiswa yang tidak memiliki produk Fashion palsu dan yang memiliki tidak terlalu besar yaitu 44 orang dan 31 orang atau sekitar 44,33% dan 58,67%.
45
2. Barang Fashion Palsu Yang Digunakan Mahasiswa Gambar 4.6
Jenis Produk Fashion Palsu Yang Dimliki Oleh Mahasiswa 30
25 20 15 10 5 0
Sepatu : 28
Jam Tangan : 15
Tas : 23
Baju : 9
Jaket : 12 Celana : 12
Lainnya : 16
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan gambar 4.6 dapat diketahui bahwa responden yaitu mahasiswa Perbankan Syariah memiliki beberapa jenis produk Fashion palsu, jenis kepemilikan produknya sebagai berikut: a. 28 orang memiliki produk Fashion palsu jenis sepatu b. 15 orang memiliki produk Fashion palsu jenis jam tangan c. 23 orang memiliki produk Fashion palsu jenis tas d. 9 orang memiliki produk Fashion palsu jenis baju e. 12 orang memiliki produk Fashion palsu jenis jaket f. 12 orang memiliki produk Fashion palsu jenis celana g. 16 orang memiliki produk Fashion palsu jenis lainnya
46
Dari data diatas dapat diketahui bahwa responden dalam hal ini mahasiswa Perbankan Syariah tidak begitu banyak yang memiliki produk Fashion palsu tetapi minat mahasiswa terhadap produk Fashion palsu cukup besar. Ini dibuktikan dengan adanya mahasiswa yang memiliki produk Fashion palsu. Paling banyak mahasiswa memiliki produk Fashion palsu yang bersifat pelengkap atau asesoris seperti jenis sepatu yang menempati urutan terbanyak pertama sebesar 28 orang, kemudian terbanyak kedua adalah jam tangan sebanyak 23 orang dan yang terbanyak ketiga adalah tas sebanyak 15 orang.
C. Hasil Penjelasan Responden Berikut adalah hasil pengolahan data dari penyebaran kuisioner tentang pengaruh tingkat pemahaman muamalat terhadap keputusan membeli produk fashion palsu studi kasus pada Mahasiswa Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum jurusan Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 1. Variabel Tingkat Pemahaman Muamalat (X) Dalam variabel tingkat pemahaman fiqh muamalat pada kuesioner peneliti membuat 14 butir pernyataan dengan 5 pilihan jawaban, berikut ini adalah hasil temuan yang diperoleh peneliti dengan keterangan jawaban, ST untuk „Sangat Tahu‟, T untuk „Tahu‟, KT untuk „Kurang Tahu‟, TT untuk „Tidak Tahu‟, dan STT untuk „Sangat Tidak Tahu‟.
47
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Pengaruh Pemahaman Fiqh Muamalat Mahasiswa PENGARUH PEMAHAMAN FIQH MUAMALAT MAHASISWA (X)
NO C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10
C11
C12
C13
C14
PERNYATAAN
STT 0,0%
PILIHAN JAWABAN TT KT T ST 1,3% 0,0% 65,3% 33,3%
Saya tahu pengertian dari Fiqh Muamalat Saya tahu pengertian dari jual beli dalam 5,3% 8,0% Islam Saya tahu rukun jual beli dalam fiqh 4,0% 1,3% muamalat Mahasiswa tahu macam-macam jual beli 0,0% 4,0% yang di larang Islam Saya tahu dalam jual beli harus ada 4,0% 8,0% shighat (lafadz ijab qabul) Saya tahu tentang macam jual beli bai al4,0% 6,7% muthalaq Saya tahu tentang macam jual beli bai al0,0% 5,3% muqayadah Saya tahu tentang macam jual beli bai al1,4% 5,3% sharf Saya tahu tentang macam jual beli bai as1,3% 4,0% salam Saya tahu bahwa Gharar dapat 0,0% 2,7% membatalkan hukum jual beli Saya tahu bahwa barang yang hukumnya najis dapat membatalkan atau 1,3% 0,0% menggugurkan hukum jual beli Jual beli yang merugikan pihak lain tidak 2,7% 2,7% di perbolehkan dalam fiqh muamalat Dalam Fiqh Muamalat menjual belikan barang palsu/imitasi merupakan 0,0% 2,7% perbuatan yang dapat merugikan pihak lain dan dilarang dalam Islam saya mengetahui Islam mengajarkan 1,3% 1,3% untuk menjauhi jual beli yang dilarang Sumber : Output data SPSS V.20
1,3%
56,0% 29,3%
2,7%
65,3% 26,7%
1,3%
61,3% 33,3%
2,7%
57,3% 28,0%
8,0%
60,0% 21,3%
6,7%
62,7% 25.3%
2,7%
65,3% 25.3%
2,7%
66,7% 25,3%
0,0%
68,0% 29,3%
0,0%
70,7% 28,0%
1,3%
58,7% 34,7%
0,0%
66.7% 30,7%
2,7%
62,7% 32,0%
48
Dari tabel 4.1 di atas, pada pertanyaan soal C1 menjelaskan bahwa, 1,3% Mahasiswa menyatakan sangat tidak tahu, 65,3% mahasiswa menyatakan tahu, dan 33,3% mahasiswa menyatakan sangat tahu tentang pengertian dari Fiqh Muamalat. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan tahu tentang pengertian dari Fiqh Muamalat. Jika dilihat dalam bentuk grafik dapat kita lihat dalam gambar dibawah ini. Dari tabel 4.1 di atas, pada pertanyaan soal C2 menjelaskan bahwa, 5,3% Mahasiswa menyatakan sangat tidak tahu, 8,0% Mahasiswa menyatakan tidak tahu, 1,3% Mahasiswa menyatakan kurang tahu, 56,0% Mahasiswa menyatakan tahu, dan 29,3% Mahasiswa Perbankan Syariah semester 5 dan 7 menyatakan sangat tahu pengertian dari jual beli dalam Islam. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa mayoritas Mahasiswa tahu tahu pengertian dari jual beli dalam Islam. Pada tabel 4.1 di atas, dari pada pertanyaan soal C3 menjelaskan bahwa, 4,0% Mahasiswa menyatakan sangat tidak tahu, 1,3% Mahasiswa menyatakan tidak tahu, 2,7% Mahasiswa menyatakan kurang tahu, 65,3% Mahasiswa menyatakan tahu, 26,7% Mahasiswa Perbankan Syariah menyatakan sangat tahu rukun jual beli dalam fiqh muamalat. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan tahu rukun jual beli dalam fiqh muamalat. Pada 4.1 di atas, dari pada pertanyaan soal C4 menjelaskan bahwa, 4,0% Mahasiswa Perbankan Syariah tidak tahu, 1,3% Mahasiswa menyatakan kurang tahu, 61,3% Mahasiswa menyatakan tahu, 33,3% Mahasiswa
49
menyatakan sangat tahu terhadap macam-macam jual beli yang di larang Islam. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa mayoritas Mahasiswa tahu tentang macam-macam jual beli yang di larang Islam. Dari tabel 4.1 di atas, pada pertanyaan soal C5 4,0% Mahasiswa menyatakan sangat tidak tahu, 8,0% menjawab tidak tahu, 2,7% Mahasiswa menyatakan kurang tahu, 57,3% Mahasiswa menjawab tahu, 28,0% Mahasiswa menyatakan sangat tahu. Maka dapat disimpulkan mayoritas Mahasiswa Perbankan Syariah semester 5 dan 7 menyatakan tahu dalam jual beli harus ada shighat (lafadz ijab qabul). Dari 4.1 di atas, dari pada pertanyaan soal C6 menjelaskan bahwa, 4,0% Mahasiswa menyatakan sangat tidak tahu, 6,7% Mahasiswa menjawab tidak tahu, 8,0% Mahasiswa menyatakan kurang tahu, 60,0% menjawab tahu, 21,3% menyatakan sangat tahu tentang hadist jual beli. Dapat kita ketahui mayoritas Mahasiswa Perbankan Syariah tahu tentang macam jual beli bai al-
muthalaq. Dari 4.1 di atas, dari pada pertanyaan soal C7 dapat kita ketahui bahwa, 5,3% Mahasiswa menjawab tidak tahu, 6,7% Mahasiswa menyatakan kurang tahu, 62,7% Mahasiswa menyatakan tahu, 25.3% Mahasiswa menjawab sangat tahu. Maka dapat disimpulkan mayoritas Mahasiswa Perbankan Syariah semester 5 dan 7 menyatakan tahu tentang macam jual beli bai almuqayadah.
50
Pada pertanyaan soal C8 yang dapat kita lihat dari table 4.1, 1,4% Mahasiswa Perbankan Syariah menjawab sangat tidak tahu tentang akad Istisna dalam Fiqh Muamalat, 5,3% Mahasiswa menyatakan tidak tahu, 2,7%
menyatakan kurang tahu, 65,3% Mahasiswa menyatakan tahu, 25.3% Mahasiswa menjawab sangat tahu. Maka dapat disimpulkan kebanyakan mahasiswa menyatakan tahu tentang macam jual beli bai al-sharf dalam Fiqh Muamalat. Pada pertanyaan soal C9 yang dapat kita lihat dari table 4.1, 1,3% Mahasiswa Perbankan Syariah menjawab sangat tidak tahu, 4,0% Mahasiswa menyatakan tidak tahu, 2,7% menjawab kurang tahu, 66,7% Mahasiswa menyatakan tahu, dan 25,3% Mahasiswa menyatakan sangat tahu. Maka dapat disimpulkan kebanyakan mahasiswa menyatakan tahu tentang macam jual beli bai as-salam dalam Fiqh Muamalat. Pada pertanyaan soal C10 yang dapat kita lihat dari table 4.1, 2,7% Mahasiswa Perbankan Syariah menjawab tidak tahu, 68,0% Mahasiswa menyatakan tahu, 29,3% menjawab sangat tahu, Maka dapat disimpulkan kebanyakan mahasiswa menyatakan tahu bahwa Gharar dapat membatalkan hukum jual beli dalam Fiqh Muamalat. Dari tabel 4.1 di atas, pada pertanyaan soal C11 dapat kita ketahui 1,3% Mahasiswa menyatakan sangat tidak tahu, 70,7% Mahasiswa menjawab tahu, 28,0% Mahasiswa menyatakan sangat tahu. Maka dapat disimpulkan
mayoritas Mahasiswa Perbankan Syariah semester 5 dan 7 menyatakan tahu
51
bahwa barang yang hukumnya najis dapat membatalkan atau menggugurkan hukum jual beli. Pada tabel 4.1 di atas, dari pada pertanyaan soal C12 menjelaskan bahwa, 2,7% Mahasiswa menyatakan sangat tidak tahu, 2,7% Mahasiswa menyatakan tidak tahu, 1,3% Mahasiswa menyatakan kurang tahu, 58,7% Mahasiswa menyatakan tahu, 34,7% Mahasiswa Perbankan Syariah menyatakan sangat tahu Jual beli yang merugikan pihak lain tidak di perbolehkan dalam fiqh muamalat. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan tahu Jual beli yang merugikan pihak lain tidak di perbolehkan dalam fiqh muamalat. Pada tabel 4.1 di atas, dari pada pertanyaan soal C13 menjelaskan bahwa, 2,7% Mahasiswa menyatakan tidak tahu, 66.7% Mahasiswa menyatakan tahu, 30,7% Mahasiswa Perbankan Syariah menyatakan sangat tahu dalam Fiqh Muamalat menjual belikan barang palsu/imitasi merupakan perbuatan yang dapat merugikan pihak lain dan dilarang dalam Islam. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan tahu bahwa dalam Fiqh Muamalat menjual belikan barang palsu/imitasi merupakan perbuatan yang dapat merugikan pihak lain dan dilarang dalam Islam. Dari 4.1 di atas, dari pada pertanyaan soal C14 dapat kita ketahui bahwa, 1,3% Mahasiswa menjawab sangat tidak tahu, 1,3% Mahasiswa menyatakan tidak tahu, 2,7% Mahasiswa menyatakan kurang tahu, 62,7% Mahasiswa menjawab tahu. 32,0% Mahasiswa menjawab sangat tahu bahwa
52
Islam mengajarkan untuk menjauhi jual beli yang dilarang. Maka dapat disimpulkan mayoritas Mahasiswa Perbankan Syariah semester 5 dan 7 mengetahui tentang Islam mengajarkan untuk menjauhi jual beli yang dilarang. 2. Variabel Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu (Y) Dalam variabel brand image pada kuesioner peneliti memasukan 5 butir pernyataan, berikut ini adalah hasil temuan yang diperoleh peneliti dengan keterangan jawaban, STS untuk „Sangat Tidak Setuju‟, TS untuk „Tidak Setuju‟, KS untuk „Kurang Setuju, S untuk „Setuju‟, dan SS untuk „Sangat Setuju‟. Tabel 4.2 Analisis Deskriptif keputusan Membeli Produk Fashion Palsu
NO D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8
KEPUTUSAN MEMBELI FASHION PALSU (Y) PILIHAN JAWABAN PERNYATAAN STS TS KS S SS Saya selalu bersemangat untuk membeli sebuah produk fashion yang menarik Saya memiliki produk dengan merk yang terkenal dalam jumlah banyak Saya mengikuti perkembangan dunia fashion Penting bagi saya untuk membeli merk yang banyak disukai orang lain Saya peduli terhadap harga dan kualitas dari suatu produk Saya mencoba untuk memaksimalkan kualitas untuk uang yang saya keluarkan Saya suka bercerita kepada orang lain mengenai produk yang di beli Menurut saya semakin banyak orang yang memberikan informasi mengenai produk, maka produk tersebut
5,3%
2,7%
1,3% 57,3% 33,3%
5,3%
0,0%
0,0% 58,7% 36,0%
5,3%
9,3%
1,3% 60,0% 24,0%
4,0%
1,3%
6,7% 63,7% 25,3%
2,7%
5,3%
9,3% 60,7% 20,0%
0,0%
4,0%
4,0% 65,3% 26,7%
8,0%
4,0%
5,3% 61,3% 21,3%
1,3%
4,0%
6,7% 60,0% 28,0%
53
D9 D10 D11
D12
D13 D14 D15
semakin berharga Menurut saya membeli produk fashion palsu merupakan 1,3% tidakan yang melanggar hukum Menurut saya membeli produk fashion palsu beresiko 0,0% tinggi Menurut saya barang fashion tiruan tidak memiliki 29,3% kualitas yang hampir sama dengan barang yang asli Menurut saya manfaat atau nilai guna barang fashion tiruan tidak sama atau tidak serupa sama dengan barang 24,0% yang asli Menurut saya barang fashion tiruan dapat diandalkan 28,0% seperti barang asli Menurut saya barang fashion tiruan melanggar hak cipta 1,3% Lingkungan saya mempengaruhi dalam pembelian barang 0,0% tiruan Sumber : Output data SPSS V.20
2,7%
4,0% 26,7% 65,3%
2,7%
9,3% 61,3% 26,7%
58,7% 6,7%
5,3%
0,0%
58,7% 8,0%
8,0%
1,3%
65,3% 4,0%
2,7%
0,0%
1,3%
1,3% 65,3% 30,7%
2,7% 68,0% 0,0% 29,3%
Dari tabel 4.2 di atas, pada pernyataan soal D1 menjelaskan bahwa, 5,3% Mahasiswa menyatakan sangat tidak setuju, 2,7% Mahasiswa menyatakan tidak setuju, 1,3% Mahasiswa kurang setuju, 57,3% Mahasiswa menyatakan setuju, 33,3% Mahasiswa menyatakan sangat setuju dengan pernyataan saya selalu bersemangat untuk membeli sebuah produk fashion yang menarik. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan selalu bersemangat untuk membeli sebuah produk fashion yang menarik. Dari tabel 4.2 di atas, pada pernyataan soal D2 menjelaskan bahwa, 5,3% Mahasiswa menyatakan sangat tidak serius, 58,7% Mahasiswa menyatakan setuju, 36,0% Mahasiswa menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan Mahasiswa Perbankan Syariah semester 5 dan 7 menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa Saya memiliki produk dengan merk yang terkenal dalam jumlah banyak.
54
Pada tabel 4.2 di atas, dari pada penyataan soal D3 menjelaskan bahwa, 5,3% Mahasiswa menyatakan sangat tidak setuju, 9,3% Mahasiswa menyatakan tidak setuju, 1,3% Mahasiswa menyatakan kurang setuju, 60,0% Mahasiswa menyatakan setuju, 24,0% Mahasiswa Perbankan Syariah menyatakan sangat setuju tentang pernyataan bahwa Saya mengikuti perkembangan dunia fashion. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden setuju tentang pernyataan yang menyatakan bahwa saya mengikuti perkembangan dunia fashion. Pada 4.2 di atas, dari pada pertanyaan soal D4 menjelaskan bahwa, 4,0% Mahasiswa menyatakan sangat tidak setuju, 1,3% Mahasiswa menyatakan tidak setuju, 6,7% Mahasiswa menyatakan kurang setuju, 63,7% Mahasiswa menyatakan setuju, 25,3% Mahasiswa Perbankan Syariah menyataakan sangat setuju. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa mayoritas Mahasiswa setuju dengan pernyataan bahwa Penting bagi saya untuk membeli merk yang banyak disukai orang lain.
Dari tabel 4.2 di atas, pada pertanyaan soal D5 2,7% Mahasiswa menyatakan sangat tidak setuju, 5,3% Mahasiswa menyatakan tidak setuju, 9,3% Mahasiswa menyatakan kurang setuju, 60,7% Mahasiswa menyatakan setuju, 20,0% Mahasiswa Perbankan Syariah menyataakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas Mahasiswa Perbankan Syariah semester 5 dan 7 menyatakan tahu tentang rukun dan syarat jual beli dalam Islam.
55
Dari 4.2 di atas, dari pada pernyataan soal D6 menjelaskan bahwa, 4,0% Mahasiswa menyatakan tidak setuju, 4,0% Mahasiswa menyatakan kurang setuju, 65,3% Mahasiswa menyatakan setuju, 26,7% Mahasiswa Perbankan Syariah menyataakan sangat setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa Saya mencoba untuk memaksimalkan kualitas untuk uang yang saya keluarkan. Dapat kita ketahui mayoritas Mahasiswa Perbankan Syariah setuju dengan
pernyataan
yang menyatakan bahwa
Saya mencoba untuk
memaksimalkan kualitas untuk uang yang saya keluarkan. Dari 4.2 di atas, dari pada pernyataan soal D7 dapat kita ketahui bahwa, 8,0% Mahasiswa menyatakan sangat tidak setuju,
4,0%. Mahasiswa
menyatakan tidak setuju, 5,3% Mahasiswa menyatakan kurang setuju, 61,3% Mahasiswa menyatakan setuju, 21,3% Mahasiswa Perbankan Syariah menyataakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas Mahasiswa Perbankan Syariah semester 5 dan 7 setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa Saya suka bercerita kepada orang lain mengenai produk yang di beli. Pada pertanyaan soal D8 yang dapat kita lihat dari table 4.2, 1,3% Mahasiswa Perbankan Syariah menjawab sangat tidak setuju tentang pernyataan yang menyatakan bahwa semakin banyak orang yang memberikan informasi mengenai produk , maka produk tersebut semakin berharga, maka produk tersebut semakin berharga, 5,3% Mahasiswa menyatakan tidak setuju, 6,7% Mahasiswa menyatakan kurang setuju, 60,0% Mahasiswa menyatakan
56
setuju, 28,0%. Mahasiswa Perbankan Syariah menyataakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan kebanyakan mahasiswa menyatakan setuju tentang pernyataan yang menyatakan bahwa semakin banyak orang yang memberikan informasi mengenai produk, maka produk tersebut semakin berharga. Pada pernyataan soal D9 yang dapat kita lihat dari table 4.2, 1,3% Mahasiswa menyatakan sangat tidak setuju, 2,7% Mahasiswa menyatakan tidak setuju, 4,0% Mahasiswa menyatakan kurang setuju, 26,7% Mahasiswa menyatakan setuju, 65,3% Mahasiswa Perbankan Syariah menyataakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan kebanyakan mahasiswa sangat setuju tentang pernyataan yang menyatakan bahwa saya membeli produk fashin palsu merupakan tidakan yang melanggar hukum. Pada pernyaatan soal D10 yang dapat kita lihat dari table 4.2, 2,7% Mahasiswa menyatakan tidak setuju, 9,3% Mahasiswa menyatakan kurang setuju, 61,3% Mahasiswa menyatakan setuju, 26,7% Mahasiswa Perbankan Syariah menyataakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas mahasiswa setuju tentang pernyataan yang menyatakan bahwa membeli produk fashion palsu beresiko tinggi. Dari tabel 4.2 di atas, pada pernyataan soal D11 dapat kita ketahui 5,3% Mahasiswa menyatakan setuju, 6,7% Mahasiswa menyatakan kurang setuju, 58,7% Mahasiswa menyatakan tidak setuju, 29,3% Mahasiswa Perbankan Syariah menyataakan sangat tidak setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas Mahasiswa Perbankan Syariah semester 5 dan 7 menyatakan tidak setuju
57
tentang pernyataan yang menyatakan bahwa barang fashion tiruan memiliki kualitas yang hampir sama dengan barang yang asli. Pada tabel 4.2 di atas, dari pada pertanyaan soal D12 menjelaskan bahwa, 1,3% Mahasiswa menyatakan sangat setuju, 8,0% Mahasiswa menyatakan setuju, 8,0% Mahasiswa menyatakan kurang setuju, 58,7% Mahasiswa menyatakan tidak setuju, 24,0% Mahasiswa Perbankan Syariah menyataakan sangat tidak setuju tentang pernyataan manfaat barang fashion tiruan sama dengan barang yang asli. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan tidak setuju manfaat barang fashion tiruan sama dengan barang yang asli. Pada tabel 4.2 di atas, dari pada pernyataan soal D13 menjelaskan bahwa, 2,7% Mahasiswa menyatakan setuju, 4,0% Mahasiswa menyatakan kurang setuju, 65,3% Mahasiswa menyatakan tidak setuju, 28,0% Mahasiswa Perbankan Syariah menyataakan sangat tidak setuju.. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan tidak setuju bahwa barang fashion tiruan dapat diandalkan seperti barang asli. Dari 4.2 di atas, dari pada pernyataan soal C14 dapat kita ketahui bahwa, 1,3% Mahasiswa menyatakan sangat tidak setuju, 1,3% Mahasiswa menyatakan tidak setuju, 1,3% Mahasiswa menyatakan kurang setuju, 65,3% Mahasiswa menyatakan setuju, 30,7% Mahasiswa Perbankan Syariah menyataakan sangat setuju bahwa barang fashion tiruan melanggar hak cipta. Maka dapat disimpulkan mayoritas Mahasiswa Perbankan Syariah semester 5 dan 7 setuju bahwa barang fashion tiruan melanggar hak cipta.
58
Dari tabel 4.2 di atas, pada pernyataan soal D15 dapat kita ketahui 2,7% Mahasiswa menyatakan tidak setuju, 68,0% Mahasiswa menyatakan kurang setuju, 29,3% Mahasiswa Perbankan Syariah menyataakan sangat setuju.. Maka dapat disimpulkan mayoritas Mahasiswa Perbankan Syariah semester 5 dan 7 menyatakan kurang setuju tentang pernyataan yang menyatakan bahwa Lingkungan saya mempengaruhi dalam pembelian barang tiruan.
D. Pembahan Hasil Uji SPSS 1. Uji Normalitas Suatu model dinyatakan baik apabila memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Uji normalitas pada penelitian bisa menggunakan metode grafik P-P plot. Yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram residualnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan distribusi normal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas41.
41
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2000), h.214
59
Gambar 4.7
Sumber : Output data SPSS V.20
Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui bahwa titik-titik yang ada pada gambar menyebar di sekitar garis dan mengikuti garis diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa residual pada model tersebut terdistribusi secara normal dan layak untuk digunakan. Uji normalitas juga dapat diketahui dengan cara uji Kolmogorov Sminorv-Test. Untuk menerima atau menolak hipotesis dengan cara membandingkan p-value dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0.05. Jika pvalue > 0.05 , maka data berdistribusi normal. Berikut adalah hipotesisnya : Ho : Populasi yang berdistribusi normal Ha : Populasi yang berdistribusi tidak normal Dalam asumsi kenormalan regresi, uji normalitas dilaksanakan terhadap residual dari regresi. Berikut ini disajikan tabel uji normalitas skor variabel kuesioner dari 75 Responden.
60
Tabel 4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a Normal Parameters
Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
75 .0000000 .28882484 .072 .055 -.072 .625 .830
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Output data SPSS V.20
Dari data di atas dapat terlihat nilai asysmtotic significant value uji Kolmogrov-Smirnov sebesar 0.830 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data di atas berdistribusi normal. 2. Analisis Regresi Linier Sederhana Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier Sederhana untuk pembuktian hipotesis penelitian, dan bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat pemahaman fiqh muamalat terhadap keputusan membeli produk fashion palsu di kalangan Mahasiswa Muamalat Jurusan Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Analisis ini akan menggunakan input berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner. Perhitungan statistik dalam analisis regresi linier sederhana yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi 20.0. Sebelumnya dapat dilihat hubungan antara tingkat pemahaman fiqh muamalat dan keputusan membeli produk fashion palsu pada tabel di bawah ini:
61
Tabel 4.4 Correlations Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu Pearson Correlation
Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu
1.000
.486
.486
1.000
.
.000
.000
.
Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu
75
75
Tingkat Pemahaman Fiqh Muamalat
75
75
Tingkat Pemahaman Fiqh Muamalat Sig. (1-tailed)
Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu Tingkat Pemahaman Fiqh Muamalat
N
Tingkat Pemahaman Fiqh Muamalat
Sumber : Output data SPSS V.20
Dari hasil perhitungan diperoleh angka korelasi 0,486, angka tersebut menunjukan korelasi yang positif artinya hubungan kedua variabel cukup kuat. Korelasi positif menunjukan bahwa hubungan yang searah. Untuk melihat hubungan antara kedua variabel tersebut signifikan atau tidak, dilihat dari angka probabilitas (sig) yaitu sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,5. Ketentuan yang berlaku jika angka probabilitas < 0,5 maka terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pemahaman fiqh muamalat dan keputusan membeli produk fashion palsu. 3. Koefesien Determinasi (R2) Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yaitu tingkat pemahaman fiqh muamalat (X) dapat dilihat pada tabel berikut :
62
Tabel 4.5 b
Model Summary
Model 1
R .486
R Square a
.237
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .226
.29080
a. Predictors: (Constant), Tingkat Pemahaman Fiqh Muamalat b. Dependent Variable: Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu
Sumber : Output data SPSS V.20
Untuk menentukan besarnya pengaruh tingkat pemahaman fiqh muamalat terhadap keputusan membeli produk fashion palsu, maka digunakan R Square atau Koefisien Determinasi (KD). Berdasarkan tabel diatas koefesien korelasi dalam perhitungan adalah sebesar 0,486. Ini artinya variabel tingkat pemahaman mempunyai hubungan yang positif. Hubungan positif ini artinya, jika variabel tingkat pemahaman fiqh muamalat meningkat maka pengaruh terhadap keputusan pembelian fashion palsu akan meningkat. Besarnya Koefesien determinasi (R square) adalah 0,237 Hal ini menunjukan bahwa 23,7% keputusan pembelian fashion palsu yang terjadi dapat dijelaskan oleh variabel tingkat pemahaman fiqh muamalat atau besarnya pengaruh tingkat pemahaman fiqh muamalat terhadap keputusan membeli produk fashion palsu sebesar 23,7%, sedangkan sisanya 76,3% (100% - 23,7%) dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel tingkat pemahaman fiqh muamalat yang tidak dilakukan dalam penelitian ini.
63
4. Uji Koefisien Regresi Sederhana (Uji t) Untuk model regresi dapat disusun sebagai berikut: Y= a+bx Keterangan: Y= Tingkat Pemahaman X= Keputusan Membeli a. Konstanta b. Koefisien regresi variabel Tingkat Pemahaman Perhitungan analisis regresi dalam penelitian ini menggunakan SPSS V. 20 sedangkan hasilnya seperti table dibawah ini : Tabel 4.6 Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constant) Pengaruh Pemahaman Fiqh Muamalat mahasiswa
Standardized Coefficients
Std. Error
2.297
.382
.438
.092
Beta
t
.486
Sig.
6.014
.000
4.757
.000
a. Dependent Variable: Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu
Sumber : Output data SPSS V.20
Dari hasil analisis regresi diperoleh persamaan regresi Y = 2.297+ 0.438X Persamaan regresi untuk positioning dengan citra bank syariah adalah: a. Artinya nilai konstanta sebesar 2.297 menunjukan bahwa jika variabel Tingkat pemahaman fiqh muamalat mahasiswa Perbankan Syariah
64
(dianggap 0), maka keputusan membeli produk fashion palsu meningkat sebesar 0.438 skala. b. Nilai koifisien variabel positioning bernilai positif yaitu 0.438 skala. Ini dapat diartikan bahwa pelaksanaan Tingkat pemahaman fiqh muamalat yang efisien, akan meningkatkan keputusan membeli produk sebesar 0.438 skala. c. Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel independent. Hipotesis: Ho = Koifisien Regresi tidak signifikan, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Tingkat pemahaman fiqh muamalat sebagai variabel bebas (X) terhadap variabel keputusan membeli produk fashion palsu (Y). Hi
= Koifisien Regresi Signifikan, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Tingkat pemahaman fiqh muamalat sebagai variabel bebas (X) terhadap variabel keputusan membeli produk fashion palsu (Y).
Berdasarkan Probabilitas: a. Jika Probabilitas >0,05 maka Ho diterima b. Jika Probabilitas <0,05 maka Ho ditolak dan thitung > ttabel yaitu 4.757 > 1.993 maka pengaruh Tingkat pemahaman fiqh muamalat terhadap variabel keputusan membeli produk fashion palsu signifikan.
65
Dengan demikian, Dilihat dari hasil print out nilai t hitung Tingkat pemahaman fiqh muamalat = 4.757 dengan tingkat signifikansi untuk variabel sosial sebesar 0,00 > 0,05. Nilai t hitung < ttabel sebesar 1.993. Hal ini berarti bahwa Ho ditolak dan Hi diterima, artinya variabel Tingkat Pemahaman fiqh Muamalat berpengaruh nyata terhadap keputusan membeli produk fashion palsu.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penelitian dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengetahuan mahasiswa tentang fiqh muamalat cukup baik karena sebagian besar responden menyatakan tahu tentang pengertian fiqh muamalat yaitu sebesar 65,3% dan 33,3% responden menyatakan sangat tahu. Sedangkan sebanyak 1,3% responden mengatakan kurang tahu, 8,0% tidak tahu dan 5,3% responden menyatakan sangat tidak tahu. Untuk pengetahuan didunia fashion mahasiswa tergolong cukup mengetahui dunia fashion, ini dapat digambarkan dengan pernyataan responden yang sebagian besar menyatakan setuju bahwa mereka mengikuti perkembangan dunia fashion yaitu sebesar 60,0% dan sebesar 24,0% menayatakan sangat setuju. 2. Dari hasil penelitian sebagian besar responden mempunyai Pemahaman tentang fiqh muamalat ini dapat digambarkan dengan pernyataan responden yang sebagian besar menyatakan tahu tentang akad-akad jual beli yang ada fiqh muamalat yaitu sebesar 62,7% dan 26,7% menyatakan sangat tahu, sisanya sebasar 6,7% menyatakan kurang tahu dan 5,3%menyatakan tidak tahu. 3. Kecenderungan responden dalam hal ini mahasiswa Perbankan Syariah ketika memilih keputusan untuk membeli produk fashion palsu mereka cenderung untuk tidak membeli produk fashion palsu, ini dapat digambarkan dengan
66
67
pernyataan responden yang sebagian besar menyatakan sangat setuju bahwa membeli produk fashion palsu merupakan tindakan melanggar hukum yaitu sebesar 65,3% responden dan 26,7% menyatakan setuju. Sebesar 4,0% menyatakan kurang setuju, 2,7% menyatakan tidak setuju dan 1,3% menyatakan sangat tidak setuju. Serta dalam pernyataan menurut saya barang fashion palsu melanggar hak cipta sebagian besar responden yaitu sebesar 65,3% menyatakan setuju dan 30,7% menyatakan sangat setuju. Sisanya sebesar 1,3% reponden menyatakan kurang setuju, 1,3% reponden lainnya menyatakan tidak setuju dan 1,3% reponden menyatakan sangat tidak setuju. 4. Dari hasil analisis linier sederhana uji t dan kofisien determinasi (R 2) didapatkan hasil bahwa yaitu variabel tingkat pemahaman fiqh muamalat berpengaruh secara nyata atau signifikan terhadap keputusan membelimi produk fashion palsu. Hasil ini juga dapat dibuktikan dengan kofisien determinasi (R2) bahwa sebesar 23,7% keputusan membeli produk perbankan syariah dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel tingkat pemahaman fiqh muamalat, sisanya sebesar 76,3% dijelaskan dan dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel lain yang tidak dilakukan dalam penelitian ini. 5. Dilihat dari hasil print out nilai t hitung Tingkat pemahaman fiqh muamalat = 4.757 dengan tingkat signifikansi untuk variabel sosial sebesar 0,00 > 0,05. Nilai t hitung < ttabel sebesar 1.993. Hal ini berarti bahwa Ho ditolak dan Hi diterima, artinya variabel Tingkat Pemahaman fiqh Muamalat berpengaruh nyata terhadap keputusan membeli produk fashion palsu.
68
B. Saran 1. Pengetahuan dan pemahaman mahasiswa Perbankan Syariah khususnya semester 5 dan 7 Universitas UIN Syarifhidayatullah Jakarta tentang fiqh muamalat cukup baik. Ini menjadi bukti bahwa mahasiswa cukup tertarik atau dapat mengerti tentang mata kuliah fiqh muamalat yang diajarkan di jurusan Perbankan Syariah. Diharapkan ini dapat terus terjaga atau bisa dikembangkan lagi dimasa mendatang tentang pengajaran fiqh muamalat pada mahasiswa Perbankan Syariah, dengan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa dalam bidang fiqh muamalat bisa menghasilkan Sumber Daya Manusia yang mempunyai pengetahuan dalam segi ekonomi Islam. Serta dapat memberikan kontribusi dalam kemajuan ekonomi Islam baik dalam bidang ilmu pengetahuannya maupun dalam praktiknya secara langsung. Sehingga kita dapat menegak-kan syariat-syariat Islam dalam bidang ekonomi. 2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti variabel lain atau menambahkan variabel-variabel lain diluar variabel tingkat pemahaman fiqh muamalat mengenai pengaruhnya terhadap keputusan membeli produk fashion palsu, agar dapat lebih menambah manfaat dalam pengetahuan, sehingga semakin berkembang di masa mendatang. Seiring dengan berkembangnya zaman, maka jual beli dalam dunia fashion akan semakin berkembang dan banyak jenisnya maka diharapkan pula dalam penelitianpenelitian selanjutnya haruslah mempunyai ruang lingkup yang lebih luas agar nantinya dapat memberikan khazanah pengetahuan yang lebih besar lagi.
DAFTAR PUSTAKA
A.A Anwar Prabu Mangkunegara. Perilaku Konsumen Edisi Revisi, Bandung: PT Refika Aditama, 2002. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rinerka Cipta, 1998. Arnas Hilda. Preferensi Guru SMK Berkulikulum Perbankan Syariah Terhadap Perbankan Syarih (Studi Sekolah Menengah Kejuruan Berkulikulum Perbankan Syariah di Wilayah DKI Jakarta), Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum 2012 Arikunto, Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2002 Dajan Anto. Pengantar Metode Statistika II, jilid 2, Edisi kesepuluh. Jakarta: LP3ES, 1986. Bungin M. Burhan. Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana, 2005. Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia( Edisi Ketiga). Jakarta : BalaiPustaka, 2001 Edwin Mustafa dan Hardius Usman. Proses Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2007. Ety Rochaety. dkk. Metodelogi Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009. Ghozali Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009. Hajar Ibnu. Dasar-dasar Penelitian Kuantitatif dalam Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003. Haryatmoko Darwin. Sanksi Pelanggaran Merek Dalam Perspektif Hukum Pidana Islam (Telaah Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek), Skripsi Sarjana Syari‟ah. Semarang: Perpustakaan Fak. Syari‟ah IAIN, 2005 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah cet.I, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012. Muhammad Mufli. Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.
69
70
Muhammad Muslich. Metode Pengambilan Keputusan Kuantitatif, Jakarta Timur: Bumi Aksara, 2009. Muhammad Sharif Chaudry. Sistem Ekonomi Islam Prinsip Dasar cet.I ,Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012. Nasrun Haroen. Fiqh Muamalah, cet. II, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007. Nazar Bakry. Problema Pelaksanaan Fiqh Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1994. Prasetyo Bambang dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif :Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2006. Rais Isnawati dan Hasanuddin, Fiqih Muamalah dan Aplikasinya Pada LKS, Ciputat: Lembaga Penelitian Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Sabiq Sayyid. Fiqih Sunnah jilid 12, Bandung: PT. Alma arif, 1987. Santoso Singgih. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2000. Simamora Bilson. Panduan Riset Perilaku Konsume, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2008. Singarimbun Masri dan Sofian Effend. Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES, 2008. Suhardi dan Purwanto. Statistka Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Buku 2. Salemba empat. Jakarta.2004. Suhendi Hendi. Fiqh Muamala,. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007. Suryati Tatik. Perilaku Konsumen, Implikasi Pada Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Graha Ilmu 2008. T.H. Trisdiarto, Pengaruh Faktor Sosial Dan Personal Terhadap Sikap Dan Niat Beli Konsumen untuk Barang Fashion Palsu Di Kota Denpasar Dan Kabupaten Badung, Universitas Udayana Denpasar. Zuhaili Wahbah. Fiqh Muamalah Perbankan Syariah, cet.I, Jakarta: PT. Bank Muamalat Tbk, 1999. http://iyoey .blogspot.com diakses tanggal 10 oktober 2014
71
Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, Kajian Dampak Kesepakatan Perdagangan Bebas Terhadap Daya Saing Produk Manufaktur Indonesia, http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2014/01/06/Full-Report-KajianManufaktur.pdf Pembangunan kawasan perdagangan bebas antara ASEAN dengan negara mitra dialog,http://indonesian.cri.cn/481/2013/05/31/1s138817.html Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, Pemerintah Usut 726 Kasus Barang Palsu,http://www.kemenperin.go.id/artikel/6115/Pemerintah-Usut-726-KasusBarang-Palsu http://www.republika.co.id/berita/dunia-Islam/fatwa/12/01/25/lyc72l-inilah-hukumtentang-hak-cipta-dalam-Islam
73
Lampiran I Hasil Uji Lampiran Linear Sederhana
a. Kofisien Determinasi b
Model Summary
Model 1
R .486
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.237
.226
.29080
a. Predictors: (Constant), Pengaruh Pemahaman Fiqh Muamalat Mahasiswa b. Dependent Variable: Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu
b. Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a Normal Parameters
Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
75 .0000000 .28882484 .072 .055 -.072 .625 .830
74
c. Correlation Correlations Pengaruh
Pearson Correlation
Keputusan
Pemahaman
Membeli Produk
Fiqh Muamalat
Fashion Palsu
Mahasiswa
Keputusan Membeli Produk 1.000
.486
.486
1.000
.
.000
.000
.
75
75
75
75
Fashion Palsu Pengaruh Pemahaman Fiqh Muamalat Mahasiswa Sig. (1-tailed)
Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu Pengaruh Pemahaman Fiqh Muamalat Mahasiswa
N
Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu Pengaruh Pemahaman Fiqh Muamalat Mahasiswa
75
d. Uji t
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 2.297
.382
.438
.092
Coefficients Beta
t
Sig.
6.014
.000
4.757
.000
Pengaruh Pemahaman Fiqh Muamalat Mahasiswa a. Dependent Variable: Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu
e. Uji Normalitas
.486
76
LAMPIRAN II (Frequencies) Tabel Hasil Olah Data Responden SPSS 20.0 a. Variabel Pengaruh Pemahaman Fiqh Muamalat Mahasiswa Saya tahu pengertian dari Fiqh Muamalat Frequency Valid
Tidak Tahu Tahu Sangat Tahu Total
1 49 25
Percent 1,3 65,3 33,3
Valid Percent 1,3 65,3 33,3
75
100,0
100,0
Cumulative Percent 1,3 66,7 100,0
tahu pengertian dari jual beli dalam islam Frequency Valid
Sangat Tidak tahu Tidak Tahu Kurang tahu Tahu Sangat Tahu Total
4 6 1 42 22
Percent 5,3 8,0 1,3 56,0 29,3
Valid Percent 5,3 8,0 1,3 56,0 29,3
75
100,0
100,0
Cumulative Percent 5,3 13,3 14,7 70,7 100,0
tahu rukun jual beli dalam fiqh muamalat Frequency Valid
Sangat Tidak tahu Tidak Tahu Kurang tahu Tahu Sangat Tahu Total
3 1 2 49 20
Percent 4,0 1,3 2,7 65,3 26,7
Valid Percent 4,0 1,3 2,7 65,3 26,7
75
100,0
100,0
Cumulative Percent 4,0 5,3 8,0 73,3 100,0
tahu macam-macam jual beli yang di larang Islam Frequency Valid
Tidak Tahu Kurang tahu Tahu
3 1 46
Percent 4,0 1,3 61,3
Valid Percent 4,0 1,3 61,3
Cumulative Percent 4,0 5,3 66,7
77
Sangat Tahu Total
25
33,3
33,3
75
100,0
100,0
100,0
tahu dalam jual beli harus ada shighat (lafadz ijab qabul) Frequency Valid
Tidak Tahu Kurang tahu Tahu Sangat Tahu Total
4 5 47 19
Percent 5,3 6,7 62,7 25,3
Valid Percent 5,3 6,7 62,7 25,3
75
100,0
100,0
Cumulative Percent 5,3 12,0 74,7 100,0
tahu tentang macam jual beli bai al-muthalaq Frequency Valid
Sangat Tidak tahu Tidak Tahu Kurang tahu Tahu Sangat Tahu Total
3 6 2 43 21
Percent 4,0 8,0 2,7 57,3 28,0
Valid Percent 4,0 8,0 2,7 57,3 28,0
75
100,0
100,0
Cumulative Percent 4,0 12,0 14,7 72,0 100,0
tahu tentang macam jual beli bai al-muqayadah Frequency Valid
Sangat Tidak tahu Tidak Tahu Kurang tahu Tahu Sangat Tahu Total
1 4 2 49 19
Percent 1,3 5,3 2,7 65,3 25,3
Valid Percent 1,3 5,3 2,7 65,3 25,3
75
100,0
100,0
Cumulative Percent 1,3 6,7 9,3 74,7 100,0
tahu tentang macam jual beli bai al-sharf Frequency Valid
Sangat Tidak tahu Tidak Tahu Kurang tahu Tahu Sangat Tahu Total
3 5 6 45 16
Percent 4,0 6,7 8,0 60,0 21,3
Valid Percent 4,0 6,7 8,0 60,0 21,3
75
100,0
100,0
Cumulative Percent 4,0 10,7 18,7 78,7 100,0
78
tahu tentang macam jual beli bai as-salam Frequency Valid
Sangat Tidak tahu Tidak Tahu Kurang tahu Tahu Sangat Tahu Total
1 3 2 50 19
Percent 1,3 4,0 2,7 66,7 25,3
Valid Percent 1,3 4,0 2,7 66,7 25,3
75
100,0
100,0
Cumulative Percent 1,3 5,3 8,0 74,7 100,0
tahu bahwa Gharar dapat membatalkan hukum jual beli Frequency Valid
Tidak Tahu Tahu Sangat Tahu Total
2 51 22
Percent 2,7 68,0 29,3
75
100,0
Valid Percent Cumulative Percent 2,7 2,7 68,0 70,7 29,3 100,0 100,0
tahu bahwa barang yang hukumnya najis dapat membatalkan atau menggugurkan hukum jual beli Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Sangat Tidak tahu 1 1,3 1,3 1,3 Tahu 53 70,7 70,7 72,0 Sangat Tahu 21 28,0 28,0 100,0 Total 75 100,0 100,0
Jual beli yang merugikan pihak lain tidak di perbolehkan dalam fiqh muamalat Cumulative Frequency Valid
Tidak Tahu
Percent
Valid Percent
Percent
2
2,7
2,7
2,7
Tahu
50
66,7
66,7
69,3
Sangat Tahu
23
30,7
30,7
100,0
Total
75
100,0
100,0
Dalam Fiqh Muamalat menjual belikan barang palsu/imitasi merupakan perbuatan yang dapat merugikan pihak lain dan dilarang dalam islam Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Sangat Tidak tahu 2 2,7 2,7 2,7 Tidak Tahu 2 2,7 2,7 5,3 Kurang tahu 1 1,3 1,3 6,7 Tahu 44 58,7 58,7 65,3 Sangat Tahu 26 34,7 34,7 100,0 Total 75 100,0 100,0
79
mengetahui islam mengajarkan untuk menjauhi jual beli yang dilarang Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Sangat Tidak tahu
1
1,3
1,3
1,3
Tidak Tahu
1
1,3
1,3
2,7
Kurang tahu
2
2,7
2,7
5,3
Tahu
47
62,7
62,7
68,0
Sangat Tahu
24
32,0
32,0
100,0
Total
75
100,0
100,0
b. Variabel Keputusan Membeli Produk Fashion Palsu Saya selalu bersemangat untuk membeli sebuah produk fashion yang menarik Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat Tidak Setuju
4
5,3
5,3
5,3
Tidak Setuju
2
2,7
2,7
8,0
Kurang Setuju
1
1,3
1,3
9,3
Setuju
43
57,3
57,3
66,7
Sangat Setuju
25
33,3
33,3
100,0
Total
75
100,0
100,0
memiliki produk dengan merk yang terkenal dalam jumlah banyak Frequency Valid
Sangat Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
4
5,3
5,3
5,3
Setuju
44
58,7
58,7
64,0
Sangat Setuju
27
36,0
36,0
100,0
Total
75
100,0
100,0
mengikuti perkembangan dunia fashion Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat Tidak Setuju
4
5,3
5,3
5,3
Tidak Setuju
7
9,3
9,3
14,7
Kurang Setuju
1
1,3
1,3
16,0
Setuju
45
60,0
60,0
76,0
Sangat Setuju
18
24,0
24,0
100,0
Total
75
100,0
100,0
80
Penting bagi saya untuk membeli merk yang banyak disukai orang lain Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Sangat Tidak Setuju
3
4,0
4,0
4,0
Tidak Setuju
1
1,3
1,3
5,3
Kurang Setuju
5
6,7
6,7
12,0
Setuju
47
62,7
62,7
74,7
Sangat Setuju
19
25,3
25,3
100,0
Total
75
100,0
100,0
peduli terhadap harga dan kualitas dari suatu produk Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Sangat Tidak Setuju
2
2,7
2,7
2,7
Tidak Setuju
4
5,3
5,3
8,0
Kurang Setuju
7
9,3
9,3
17,3
Setuju
47
62,7
62,7
80,0
Sangat Setuju
15
20,0
20,0
100,0
Total
75
100,0
100,0
mencoba untuk memaksimalkan kualitas untuk uang yang saya keluarkan Frequency Valid
Tidak Setuju Kurang Setuju
Percent 3
Cumulative Percent
Valid Percent
4,0
4,0
4,0
3
4,0
4,0
8,0
Setuju
49
65,3
65,3
73,3
Sangat Setuju
20
26,7
26,7
100,0
Total
75
100,0
100,0
suka bercerita kepada orang lain mengenai produk yang di beli Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat Tidak Setuju
6
8,0
8,0
8,0
Tidak Setuju
3
4,0
4,0
12,0
Kurang Setuju
4
5,3
5,3
17,3
Setuju
46
61,3
61,3
78,7
Sangat Setuju
16
21,3
21,3
100,0
Total
75
100,0
100,0
81
semakin banyak orang yang memberikan informasi mengenai produk, maka produk tersebut semakin berharga Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,3
1,3
1,3
Tidak Setuju
3
4,0
4,0
5,3
Kurang Setuju
5
6,7
6,7
12,0
Setuju
45
60,0
60,0
72,0
Sangat Setuju
21
28,0
28,0
100,0
Total
75
100,0
100,0
membeli produk fashin palsu merupakan tidakan yang melanggar hukum Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,3
1,3
1,3
Tidak Setuju
2
2,7
2,7
4,0
Kurang Setuju
3
4,0
4,0
8,0
Setuju
20
26,7
26,7
34,7
Sangat Setuju
49
65,3
65,3
100,0
Total
75
100,0
100,0
membeli produk fashion palsu beresiko tinggi Frequency Valid
Tidak Setuju Kurang Setuju
Percent 2
Cumulative Percent
Valid Percent
2,7
2,7
2,7
7
9,3
9,3
12,0
Setuju
46
61,3
61,3
73,3
Sangat Setuju
20
26,7
26,7
100,0
Total
75
100,0
100,0
barang fashion tiruan memiliki kualitas yang hampir sama dengan barang yang asli Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Setuju
4
5,3
5,3
5,3
Kurang Setuju
5
6,7
6,7
12,0
Tidak Setuju
44
58,7
58,7
70,7
Sangat Tidak Setuju
22
29,3
29,3
100,0
Total
75
100,0
100,0
82
barang fashion tiruan memiliki manfaat yang hampir sama dengan barang yang asli Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Sangat setuju
1
1,3
1,3
1,3
Setuju
6
8,0
8,0
9,3
Kurang Setuju
6
8,0
8,0
17,3
Tidak Setuju
44
58,7
58,7
76,0
Sangat Tidak Setuju
18
24,0
24,0
100,0
Total
75
100,0
100,0
barang fashion tiruan dapat diandalkan seperti barang asli Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Setuju
2
2,7
2,7
2,7
Kurang Setuju
3
4,0
4,0
6,7
Tidak Setuju
49
65,3
65,3
72,0
Sangat Tidak Setuju
21
28,0
28,0
100,0
Total
75
100,0
100,0
Menurut saya barang fashion tiruan melanggar hak cipta Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Sangat Tidak Setuju
1
1,3
1,3
1,3
Tidak Setuju
1
1,3
1,3
2,7
Kurang Setuju
1
1,3
1,3
4,0
Setuju
49
65,3
65,3
69,3
Sangat Setuju
23
30,7
30,7
100,0
Total
75
100,0
100,0
Lingkungan saya mempengaruhi dalam pembelian barang tiruan Frequency Valid
Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
2,7
2,7
2,7
Setuju
51
68,0
68,0
70,7
Sangat Setuju
22
29,3
29,3
100,0
Total
75
100,0
100,0
83
Memiliki atau menggunakan produk Fashion palsu Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
YA
31
41.3
41.3
41.3
TIDAK
44
58.7
58.7
100.0
Total
75
100.0
100.0
Jam Tangan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
0
58
77.3
77.3
77.3
1
17
22.7
22.7
100.0
Total
75
100.0
100.0
Tas Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
0
52
69.3
69.3
69.3
1
23
30.7
30.7
100.0
Total
75
100.0
100.0
Baju Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
0
66
88.0
88.0
88.0
1
9
12.0
12.0
100.0
75
100.0
100.0
Total
Jaket Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
0
63
84.0
84.0
84.0
1
12
16.0
16.0
100.0
Total
75
100.0
100.0
84
Celana Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
0
62
82.7
82.7
82.7
1
13
17.3
17.3
100.0
Total
75
100.0
100.0
Sepatu Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
0
47
62.7
62.7
62.7
1
28
37.3
37.3
100.0
Total
75
100.0
100.0
Lainnya Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
0
59
78.7
78.7
78.7
1
16
21.3
21.3
100.0
Total
75
100.0
100.0
85
LAMPIRAN III
KUESIONER Yth. Saudara/i
No....
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Responden
Di tempat
Dengan Hormat, Dalam rangka pengumpulan data penelitian untuk penyusunan skripsi mengenai “PENGARUH PEMAHAMAN FIQH MUAMALAT MAHASISWA TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK FASHION PALSU (Studi Pada Mahasiswa Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”, sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjan Ekonomi Syariah (SE.Sy) di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, maka peneliti mohon kerjasama kepada saudara/i untuk mengisi kuisioner ini. Semua jawaban dan identitas yang diberikan dijamin kerahasiaannya. Jawaban dari Saudara/i sangat membantu keberhasilan penelitian ini, oleh karena itu Saudara/i tidak perlu takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang sejujurnya. Artinya semua jawaban yang diberikan oleh Saudara/i adalah benar dan jawaban yang diminta adalah sesuaidengan kondisi yang dirasakan Saudara/i selama ini. Setiap jawaban Saudara/i berikan, merupakan bantuan yang tidak ternilai harganya bagi penelitian ini. Atas perhatian dan kesediaan Saudara/i mengisi kuesioner ini, peneliti mengucapkan banyak terima kasih. Hormat Saya,
Anggie Putra Wijaya
86
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER 1) Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Saaudara/i untuk menjawab seluruh pernyataan yang ada 2) Berilah tanda (√ ) pada kolom yang tersedia. Saudara/i pilih sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 3) Kuesioner berikut dirancang untuk mengukur pengaruh pemahaman Fiqh Muamalat Mahasiswa Prodi Muamalat Perbankan Syaraiah Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap keputusan membeli produk fashion palsu. Ada dua Indikator untuk menilai pernyataan kuesioner dibawah ini adalah :
a) ST
b)
= Sangat Tau (Dengan Skor 5)
T
= Tau (Dengan Skor 4)
KT
= Kurang Tau (Dengan Skor 3)
TT
= Tidak Tau (Dengan Skor 2)
STP
= Sangat Tidak Paham (Dengan Skor 1)
SS
= Sangat Setuju (Dengan Skor 5)
S
= Setuju (Dengan Skor 4)
KS
= Kurang Setuju (Dengan Skor 3)
TS
= Tidak Setuju (Dengan Skor 2)
STS
= Sangat Tidak Setuju (Dengan Skor 1)
87
A. PROFIL RESPONDEN Nama
:
Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Perempuan
Semester
:
V (Lima)
VII (Tujuh)
Sumber Pendapatan
:
Orang Tua
Sendiri
Pendapatan Sebulan
:
< 1.000.000 1.100.000 – 3.000.000 3.100.000 – 5.000.000
Berilah tanda [√] pada kolom yang anda pilih ST T KT TT STT
= Sangat Tau = Tau = Kurang Tau = Tidak Tau = Sangat Tidak Tau
PEMAHAMAN FIQH MUAMALAT (X)
NO
PERNYATAAN
1
Saya tahu pengertian dari Fiqh Muamalat
2 3 4 5 6 7 8
Saya tahu pengertian dari jual beli dalam islam Saya tahu rukun jual beli dalam fiqh muamalat Saya tahu syarat-syarat jual-beli dalam fiqh muamalat Saya tahu dalam jual beli harus ada shighat (lafadz ijab qabul) Saya tahu tentang macam jual beli bai al-muthalaq Saya tahu tentang macam jual beli bai al-muqayadah Saya tahu tentang macam jual beli bai al-sharf
PILIHAN JAWABAN ST T KT TT STT
88
9 10 11 12 13 14
Saya tahu tentang macam jual beli bai as-salam Saya tahu bahwa Gharar dapat membatalkan hukum jual beli Saya tahu bahwa barang yang hukumnya najis dapat membatalkan atau menggugurkan hukum jual beli Jual beli yang merugikan pihak lain tidak di perbolehkan dalam fiqh muamalat Dalam Fiqh Muamalat menjual belikan barang palsu/imitasi merupakan perbuatan yang dapat merugikan pihak lain dan dilarang dalam islam saya mengetahui islam mengajarkan untuk menjauhi jual beli yang dilarang
Berilah tanda [√] pada kolom yang anda pilih SS = Sangat Setuju S = Setuju KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju KEPUTUSAN MEMBELI FASHION PALSU (Y) NO
PERNYATAAN
2
Saya selalu bersemangat untuk membeli sebuah produk fashion yang menarik Saya memiliki produk dengan merk yang terkenal dalam jumlah banyak
3
Saya mengikuti perkembangan dunia fashion
4
Penting bagi saya untuk membeli merk yang banyak disukai orang lain Saya peduli terhadap harga dan kualitas dari suatu produk
1
5 6
Saya mencoba untuk memaksimalkan kualitas untuk uang yang saya keluarkan
7
Saya suka bercerita kepada orang lain mengenai produk yang di beli Menurut saya semakin banyak orang yang memberikan informasi mengenai produk, maka produk tersebut semakin berharga Menurut saya membeli produk fashin palsu merupakan tidakan yang melanggar hukum Menurut saya membeli produk fashion palsu beresiko tinggi Menurut saya barang fashion tiruan memiliki kualitas yang hampir sama dengan barang yang asli
8 9 10 11
PILIHAN JAWABAN SS S KS TS STS
89
12 13 14 15
Menurut saya barang fashion tiruan memiliki manfaat yang hampir sama dengan barang yang asli Menurut saya barang fashion tiruan dapat diandalkan seperti barang asli Menurut saya barang fashion tiruan melanggar hak cipta Lingkungan saya mempengaruhi dalam pembelian barang tiruan
Berilah tanda [√] pada jawaban yang anda pilih 16. Apakah anda memiliki atau menggunakan produk Fasion palsu Ya
Tidak
Jika anda menjawab YA produk apa saja yang anda miliki (Jawaban boleh lebih dari satu) Sepatu
Baju
Jam Tangan
Jaket
Tas
Celana
Lainnya ...............
TERIMA KASIH Waktu mengisi kuisioner : Pukul
. WIB ___s/d
. WIB
Tangaal ....... / ....... / .......
TTD Responden