Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
PENGARUH LIFESTYLE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK FASHION SECARA ONLINE Rusniati 1, Gt. Rina Fariany 2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2
[email protected] 1
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lifestyle berupa activity, interest dan opinion secara simultan terhadap keputusan pembelian produk fashion secara online. Kemudian juga menganalisis pengaruh lifestyle berupa activity, interest dan opinion secara parsial terhadap keputusan pembelian produk fashion secara online. Populasi dalam penelitian adalah konsumen yang telah melakukan pembelian produk fashion secara online. Jumlah sampel sebanyak 100 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lifestyle berupa activity, interest dan opinion berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian produk fashion secara online. Besarnya pengaruh secara simultan adalah 46,8% dan sisanya 53,2 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Kata kunci : lifestyle, keputusan pembelian secara online
ABSTRACT
Lifestyle is a pattern of life which is reflected in the activities, interests and opinion. The changes of lifestyle can lead to changes in consumer behavior in making a purchase.This research is to analyze the influence of lifestyle consisting activity, interest dan opinion simultaneously and partially on product purchasing decisions online fashion. The population is consumers purchase fashion product online. Total sample is 100 people. Sampling technique used is purposive sampling. Data were analyzed using multiple linear regression. The result show that lifestyle consisting activity, interest dan opinion influence simultaneously and partially on product purchasing decisions online fashion. The marketers of fashion product online must provide clear information about the products it offers, offering fashion products are up to date and diverse. Keywords : lifestyle, purchase decisions online PENDAHULUAN
Perkembangan tekhnologi informasi di era sekarang ini sangat pesat dan melanda ke seluruh lapisan masyarakat. Penggunaan internet sebagai salah satu sumber informasi sudah tidak asing lagi di tengah masyarakat. Penggunaan internet yang tepat sudah tentu membawa manfaat yang besar. Manfaat yang diperoleh tidak hanya berdampak pada penggunanya sebagai individu, tetapi dapat pula menimbulkan manfaat sosial lainnya. Menurut Damar (2016), Indonesia sering disebut sebagai pasar potensial digital. Sebab, sampai saat ini sudah ada sekitar 88,1 juta pengguna internet aktif di Indonesia. Jumlah itu pun diperkirakan dapat terus bertambah. ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
330
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
Adanya perkembangan tekhnologi informasi yang terus bergulir juga mendorong masyarakat untuk terus mengikutinya. Kesibukan sehari-hari tidak menjadi alasan untuk ketinggalan dalam mengakses berbagai informasi. Lifestyle (gaya hidup) masyarakat mulai bergeser seiring dengan adanya perubahan dalam cara menghabiskan waktu dan menghabiskan uang mereka. Masyarakat sebagai individu yang merupakan pelaku dalam pasar konsumen menunjukkan gaya hidupnya masing-masing dalam kesehariannya. Menurut Kotler (2003 : 191), a lifestyle is a person’s pattern of living in the world as expressed in activities, interests, and opinions. Kemudian Kotler dan Kevin Lane Keller (2009 : 175) mengemukakan bahwa gaya hidup (lifestyle) adalah pola hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan, minat dan pendapat. Gaya hidup memotret interaksi “seseorang secara utuh” dengan lingkungannya. Sumarwan (2015 :45) menyatakan bahwa gaya hidup didefinisikan sebagai pola di mana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya (patterns in which people live and spend time and money (Engel, Blackwell, dan Miniard) Selanjutnya kembali ditegaskan Sumarwan (2015 : 45) bahwa gaya hidup mencerminkan pola konsumsi yang menggambarkan pilihan seseorang bagaimana ia menggunakan waktu dan uang (lifestyle refers to a pattern of consumption reflecting a person’s choices of how he or she spend time and money, Solomon). Kemudian dinyatakan bahwa lifestyle denotes how people live, how they spend their money, and how they allocate their time (Mowen dan Minor 1998 : 220) Kemudian Engel et al (1994 : 383) menyatakan bahwa gaya hidup didefinisikan sebagai pola di mana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Mowen dan Minor (2002 : 282) menjelaskan bahwa “gaya hidup” didefinisikan secara sederhana sebagai “bagaimana seseorang hidup”. Konsep gaya hidup konsumen cukup berbeda dengan kepribadian. Gaya hidup (lifestyle) menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka. Sumarwan (2015 : 45) mengemukakan bahwa gaya hidup lebih menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana ia hidup, menggunakan uangnya, dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya. Sumarwan (2015 : 45) menegaskan bahwa gaya hidup sering kali digambarkan dengan kegiatan, minat, dan opini dari seseorang (activities, interests, and opinions). Menurut Reynold dan Darden dalam Engel et al (1994 : 385), activities (kegiatan) adalah tindakan nyata seperti menonton suatu medium, berbelanja di toko, atau menceritakan kepada tetangga mengenai pelayanan yang baru. Mowen dan Minor (2002 : 283) mengemukakan bahwa pertanyaan aktivitas (activity questions) meminta kepada konsumen untuk mengindikasikan apa yang mereka lakukan, apa yang mereka beli, dan bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka. Kemudian Reynold dan Darden dalam Engel et al (1994 : 385) menyatakan bahwa interest (minat) akan semacam objek, peristiwa, atau topik adalah tingkat kegairahan yang menyertai perhatian khusus maupun terus menerus kepadanya. Mowen dan Minor (2002 : 283) mengemukakan bahwa pertanyaan minat (interest questions) memfokuskan pada preferensi dan prioritas konsumen. Selanjutnya menurut Reynold dan Darden dalam Engel et al (1994 : 385), opinion (opini) adalah “jawaban” lisan atau tertulis yang orang berikan sebagai respons terhadap situasi stimulus di mana semacam “pertanyaan” diajukan. Opini digunakan untuk mendeskripsikan penafsiran, harapan, dan evaluasi-seperti kepercayaan mengenai maksud orang lain, antisipasi sehubungan dengan peristiwa masa datang, dan penimbangan konsekuensi yang memberi ganjaran atau menghukum dari jalannya tindakan alternative. Mowen dan Minor (2002 : 283) menyatakan bahwa pertanyaan opini (opinion questions) menyelidiki pandangan dan perasaan konsumen mengenai topik-topik peristiwa dunia, lokal, moral, ekonomi, dan sosial. Perubahan gaya hidup (lifestyle) konsumen biasanya berdampak pula pada perubahan perilaku konsumen dalam melakukan pembelian. Lifestyle dapat mendorong keputusan pembelian suatu produk. Konsumen menyukai untuk membeli produk berdasarkan gaya hidupnya. Lifestyle berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Warayuanti dan AMA Suyanto,2015; Husnain dan M Waheed Akhtar,2015; Krishnan ,2011; Joseph dan Vibhuti Singh,2013). ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
331
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
Gaya hidup mampu menciptakan keputusan pembelian konsumen. Hal ini harus dicermati dengan baik oleh para pemasar. Terlebih pada saat sekarang ini, jika ingin melakukan pembelian, konsumen tidak harus meluangkan waktu untuk mengunjungi tempat belanja dengan bertatap muka serta berinteraksi langsung dengan penjual, tetapi pembelian juga dapat dilakukan tanpa bertatap muka dengan penjual. Aktivitas pembelian seperti ini dikenal dengan istilah pembelian secara online. Para pemasar dapat memasarkan produk mereka pada situs-situs belanja online melalui internet. Internet dapat menjadi mediator antara perusahaan dan konsumen (Salehi, 2012). Perkembangan internet yang pesat dapat membuat konsumen membeli produk secara online. Perkembangan internet meningkatkan jumlah online shop (Ling et al, 2010; Keisidou et al, 2011). Bagi para pemasar, tentu saja hal ini merupakan toko online mereka. Makmur (2016 :1) menjelaskan bahwa toko online dapat diartikan sebagai toko yang mempresentasikan suatu produk atau jasa melalui media internet. Banyak pemasar yang sudah meramaikan situs jual beli online, seperti Lazada, Tokopedia, Bukupedia, OLX, Berniaga, Elevenia, Zalora. Selain itu, banyak pula pemasar yang memanfaatkan sosial media dan aplikasi tertentu sebagai sarana untuk jual beli online, seperti Instagram, Facebook, Twitter, BBM, LINE dan WhatsApp. Banyak sekali produk yang sudah ditawarkan pemasar untuk dibeli secara online, seperti produk fashion, barang elektronik, buku, tiket pesawat, kue kering dan kue basah, aneka camilan, peralatan rumah tangga. Rudiantara dalam Adhi (2016) menyatakan bahwa pengguna internet itu sekitar 77 persen mencari informasi produk dan belanja online. Paling populer di internet itu produk pakaian, sepatu, tas, tiket pesawat, ponsel, dan lainnya. Khusus untuk produk fashion, banyak sekali ragam jenis produk fashion yang dijual untuk berbagai usia, baik untuk pria maupun wanita dan untuk berbagai kesempatan penggunaannya. Ma’ruf (2006 : 65) menjelaskan bahwa produk fashion adalah produk ritel yang mengisi departemen store toko pakaian, dan gerai butik. Gerai-gerai lainnya juga mengisi ruangannya dengan produk fashion meski terbatas. Selain produk pakaian, produk fashion mencakup juga semua aksesori, seperti ikat pinggang. Sepatu, topi, tas, kaus kaki, pakaian dalam, juga termasuk sebagai produk fashion. Nisrina (2015 : 76-77) mengemukakan bahwa menurut sebuah survei, produk barang berupa pakaian adalah produk yang pertama kali dibeli secara online oleh pembeli. Banyak orang yang membeli pakaian melalui toko online karena menghemat waktu. Meski tak menghemat uang, pembelian lewat online membantu sekali mereka yang mempunyai kesibukan padat setiap hari. Selain pakaian, asesoris pelengkap pakaian seperti jam tangan, sepatu dan tas banyak diperjualbelikan di toko online Indonesia. Pada umumnya memang jenis produk yang terbanyak ditawarkan adalah produk fashion, seperti pakaian, tas, sepatu, sandal, aksesoris, dan lan-lain. Tera (2016) menjelaskan bahwa lebih dari 60% online shop Indonesia menjual produk yang berkaitan dengan fashion. Perubahan tren yang cepat, misalnya perubahan berdasarkan musim, membuat toko baik toko konvensional ataupun toko online bersaing untuk menyediakan berbagai jenis fashion misalnya baju, sepatu, tas ataupun jenis asesoris yang lainnya agar konsumen yang membeli produk di online shop tersebut akan terus datang membeli, menjadi pelanggan setia dan pelanggan tidak bosan. Konsumen yang tertarik dengan produk yang ditawarkan para pemasar dapat menghubungi pemasar sesuai dengan nomor kontak yang sudah disediakan pemasar. Jika terjadi kesepakatan, maka uang ditransfer oleh konsumen ke rekening pemasar, kemudian identitas konsumen diberikan kepada pemasar dan konsumen tinggal menunggu kedatangan produk yang mereka order dalam waktu yang telah ditentukan. Kenyataan menunjukkan bahwa bagi kelompok konsumen tertentu , khususnya bagi konsumen yang menyukai untuk menghabiskan waktu dengan mengakses internet dan menghabiskan uang dengan melakukan pembelian secara online, maka hal ini mereka pandang sebagai sesuatu yang dapat membantu mereka dalam mempermudah urusan berbelanja tanpa secara real harus mengunjungi tempat berbelanja untuk bertemu penjualnya. ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
332
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
Pada saat sekarang ini pemasar semakin banyak membuat situs-situs yang bisa dikunjungi konsumen dan semakin banyak pula jenis produk yang dijual oleh pemasar untuk menarik perhatian konsumen sehingga akhirnya membuat konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian secara online. Produk fashion merupakan produk yang terbanyak ditawarkan kepada konsumen. Hal ini mengingat bahwa berbicara produk fashion memang tidak akan ada habisnya. Banyak konsumen yang menggemari untuk mengurus dan memperhatikan produk fashion mereka untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Produk fashion memang selalu menarik untuk dicermati. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka selanjutnya dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu : (1) Apakah lifestyle berupa activity, interest dan opinion berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian produk fashion secara online ?, (2) Apakah lifestyle berupa activity, interest dan opinion berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian produk fashion secara online ?. Adapun tujuan penelitian ini adalah : (1) menganalisis pengaruh lifestyle berupa activity, interest dan opinion secara simultan terhadap keputusan pembelian produk fashion secara online, (2) menganalisis pengaruh lifestyle berupa activity, interest dan opinion secara parsial terhadap keputusan pembelian produk fashion secara online. METODE PENELITIAN
Populasi Dan Sampel Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Umar, 2013 :77). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah melakukan pembelian produk fashion secara online. Kemudian Umar (2013 :77) menyatakan bahwa sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi. Adapun teknik sampling diartikan sebagai teknik pengambilan sampel. Penelitian ini menggunakan teknik sampling berupa purposive sampling. Ferdinand (2014 : 179) menyatakan bahwa pada teknik ini peneliti memilih sampel purposif atau sampel bertujuan secara subjektif. Pemilihan “sampel bertujuan” ini dilakukan karena mungkin saja peneliti telah memahami bahwa informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dari satu kelompok sasaran tertentu yang mampu memberikan informasi yang dikehendaki karena mereka memang memiliki informasi seperti itu dan mereka memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Adapun kriteria sampel untuk penelitian ini adalah : (1) berusia minimal 17 tahun. (2) pembeli adalah pengambil keputusan. (3) pernah melakukan pembelian produk fashion secara online minimal sebanyak dua kali. Selanjutnya ukuran sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini mengacu kepada saran yang dikemukakan Roscoe dalam Sugiyono (2015 :164-165) bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah 30 sampai dengan 500. Kemudian dijelaskan pula bahwa bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Berdasarkan pendapat tersebut, maka ditentukan jumlah sampel untuk penelitian ini sebanyak 100 orang. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Menurut Sujarweni (2014 : 93), data kuantitatif merupakan data berupa angka dalam arti sebenarnya, jadi berbagai operasi matematika dapat dilakukan pada data kuantitatif. Selanjutnya Sujarweni (2014 : 89) mengemukakan bahwa data kualitatif secara sederhana dapat disebut sebagai data hasil kategori (pemberian kode) untuk isi data yang berupa kata atau dapat didefinisikan sebagai data bukan angka tetapi diangkakan. Kemudian sumber data dalam penelitian ini berasal dari data primer dan data sekunder. Umar (2013 : 42) mengemukakan bahwa data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
333
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1) kuesioner. Menurut Umar (2013 : 49), kuesioner merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut. (2) wawancara. Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang lain. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai (Umar, 2013 : 51). Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah regresi linear berganda. Lupiyoadi dan Ridho Bramulya Ikhsan (2015 : 158) menyatakan bahwa penggunaan regresi linier berganda dalam penelitian bertujun untuk mendeskripsikan dan memprediksi bagaimanakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen dengan menggunakan data primer hasil penyebaran kuesioner. Selain itu, penggunaan regresi linier berganda digunakan juga untuk menjawab pernyataan hipotesis yang telah dirumuskan dengan merujuk pada uji F dan uji t. Selanjutnya Trihendradi (2013 : 141) mengungkapkan bahwa bahwa uji regresi linear dengan dua atau lebih variabel independen digunakan untuk meramalkan suatu variabel dependen Y berdasar dua atau lebih variabel independen dalam suatu persamaan linear. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1. Karakteristik Responden No. Usia Jumlah (orang) 1. 17 s/d 20 tahun 47 2. 21 s/d 30 tahun 32 3. 31 s/d 40 tahun 14 4. >40 tahun 7 No. Jenis Kelamin Jumlah (orang) 1. Laki- laki 25 2. Perempuan 27 No. Pekerjaan Jumlah (orang) 1. PNS 20 2. Swasta 21 3. Wiraswasta 6 4. Ibu Rumah Tangga 26 5. Mahasiswa 27 No. Pengeluaran Per Bulan untuk Jumlah (orang) Pembelian secara Online 1. ≤ Rp.500.000,45 2. > Rp.500.000,- s/d Rp.1.000.000,47 3. >Rp.1.000.000,- s/d Rp.2.000.000,5 4. >Rp.2.000.000,3 Sumber : Data primer diolah ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
Persentase (%) 47 32 14 7 Persentase (%) 25 27 Persentase (%) 20 21 6 26 27 Persentase (%) 45 47 5 3
334
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
Berdasarkan tabel tersebut di atas, Berdasarkan usia, sebagian besar responden sebanyak 47 orang atau sebanyak 47% berusia antara 17 s/d 20 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok usia tersebut biasanya sangat memperhatikan penampilan dengan menggunakan produk fashion yang beraneka ragam dan biasanya mereka menggemari trend fashion terbaru serta biasanya mereka secara cepat dapat mengetahui perkembangan trend fashion baru tersebut melalui akses internet. Ketika mereka menemukan produk yang mereka sukai biasanya pembelian produk fashion secara online pun segera mereka lakukan. Kemudian berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar responden dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 75 orang atau sebanyak 75% adalah perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan memang cenderung menyenangi untuk memperhatikan penampilan mereka dengan menggunakan aneka produk fashion yang banyak sekali dijual secara online. Meskipun demikian, tak menutup kemungkinan juga untuk laki-laki menggemari dan menggunakan aneka produk fashion dengan membelinya secara online. Selanjutnya berdasarkan pekerjaan, sebagian besar responden dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 27 orang atau 27% adalah mahasiswa dan diikuti sebanyak 26 orang atau 26% adalah ibu rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa biasanya lebih menyenangi memperhatikan penampilan dengan menggunakan beraneka produk fashion yang up to date. Kemudian untuk ibu rumah tangga biasanya adalah ibu rumah tangga muda yang juga memperhatikan penampilan fashion yang trendy pada berbagai kesempatan. Kemudian berdasarkan pengeluaran per bulan untuk pembelian secara online, sebagian besar responden dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 47 orang atau sebanyak 47% mengeluarkan uangnya untuk melakukan pembelian secara online antara > Rp.500.000,- sampai dengan Rp.1.000.000,-. Kemudian diikuti sebanyak sebanyak 45 orang atau sebanyak 45% mengeluarkan uangnya untuk melakukan pembelian secara online sebesar
335
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
bahan jeans (kemeja jeans dan celana jeans), sweater, jilbab, pashmina, cardigan, baju koko, gamis, tunik, rok, gaun, jilbab syar’i, stelan baju syar’i, T-shirt, kemeja, kaos oblong, celana panjang, jam tangan, kosmetik, kacamata, topi, kalung, gelang, bros, sepatu, tas, sandal, jaket, aneka pakaian anak-anak, aneka tas anak-anak dan aneka sepatu anak-anak. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Menurut Sugiyono (2013 : 203), instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Selanjutnya Sugiyono (2013 : 218 – 219) menegaskan bahwa biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Hasil uji validitas semua indikator memiliki nilai r > 0,3. Dengan demikian maka semua indikator dalam penelitian ini dinyatakan valid. Hal ini berarti bahwa pertanyaan pada kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Kemudian Sugiyono (2013 : 203) menjelaskan bahwa instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Selanjutnya menurut Sugiyono ( 2013 : 220) suatu instrument dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitas minimal 0,6. Hasil uji reliabilitas untuk semua variabel dalam penelitian ini mempunyai nilai Cronbach Alpha > 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa semuanya dinyatakan reliabel dan berarti pula bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini handal. Hasil Uji Asumsi Klasik Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dapat dilakukan dengan cara melihat nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 maka menunjukkan adanya multikolonieritas (Ghozali, 2013 : 105-106). Hasil pengujian menunjukkan semua variabel tidak ada yang memiliki nilai tolerance ≤ 0,10 dan tidak ada yang memiliki nilai VIF ≥ 10. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas dalam model regresi ini. Selanjutnya Ghozali (2013 : 139) menjelaskan bahwa uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Hasil pengujian menunjukkan bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi ini. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2013 :160). Hasil pengujian menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa model regresi ini memenuhi asumsi normalitas. Konsep sederhana dari uji linieritas, yaitu untuk melihat apakah model regresi dapat didekati dengan persamaan linier. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi ataupun regresi linier. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
336
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
signifikansi (linearity) kurang dari 0,05. Dengan kata lain, uji linieritas dalam pengujian asumsi regresi dapat terpenuhi, yaitu variabel Y merupakan fungsi linier dari gabungan variabel-variabel X (Lupiyoadi dan Ridho Bramulya Ikhsan (2015 : 146). Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua nilai signifikansi linier kurang dari 0,05, berarti dapat dinyatakan terdapat hubungan yang linier antara variabel X dengan variabel Y. Analisis Regresi Linier Berganda Rangkuman hasil regresi untuk penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.18. berikut ini. Tabel 2. Rangkuman Hasil Regresi Berganda Variabel Variabel Bebas (X) Terikat (Y) Keputusan Activity (X1) Pembelian Interest (X2) Produk Opinion (X3) Fashion Secara Online Konstanta = 1,343 R = 0,696 R Square = 0,484 Adjusted R Square = 0,468 Sumber : Hasil olahan data, 2014 (Lampiran IV)
Koef. Regresi 0,180 0,257 0,155
t hitung 2,392 2,963 2,096 F hitung Sig. F F tabel t tabel SEE
= = = = =
Sig.
r parsial
0,005 0,004 0,006
0,237 0,289 0,180
30,018 0,000 2,699 1,985 1,09224
Berdasarkan tabel 5.13. dapat diketahui persamaan regresi adalah: Y = 1,343 + 0,180X1 + 0,257X2 + 0,155X3. Nilai konstanta pada persamaan regresi tersebut adalah sebesar 1,343. Artinya jika variabel activity, interest dan opinion dianggap konstan, maka besarnya variabel keputusan pembelian produk fashion secara online tetap. Selanjutnya dapat pula diketahui bahwa semua nilai koefisien regresinya bernilai positif. Hal ini berarti bahwa ada hubungan searah antara variabel independen dengan variabel dependen. Jika variabel independen meningkat maka variabel dependen juga meningkat dan sebaliknya. Hasil uji simultan (uji F) menunjukkan bahwa nilai F adalah sebesar 30,018 pada signifikansi 0,000. Besarnya F tabel adalah sebesar 2,699. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai F hitung > F tabel atau 30,018 > 2,699. Dengan demikian maka Ho ditolak atau hipotesis pertama (H1) dalam penelitian ini diterima. Artinya bahwa lifestyle berupa activity, interest dan opinion berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian produk fashion secara online. Kemudian untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah dengan melihat nilai adjusted R square . Ghozali (2013 : 97) menegaskan bahwa nilai adjusted R square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Selanjutnya Ferdinand (2014 : 242) menjelaskan bahwa secara umum bila tambahan variabel independen merupakan prediktor yang baik, maka akan menyebabkan nilai varians naik dan pada gilirannya Adjusted R2 meningkat. Sebaliknya, bila tambahan variabel baru tidak meningkatkan varians, maka Adjusted R2 akan menurun. Artinya tambahan variabel baru tersebut bukan merupakan prediktor yang baik bagi variabel dependen. Adapun nilai adjusted R square dalam penelitian ini adalah sebesar 0,468. Hal ini berarti bahwa besarnya sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 46,8%. Dengan demikian dapat pula dinyatakan bahwa lifestyle berupa activity, interest dan opinion berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian produk fashion secara online sebesar 46,8% dan sisanya sebesar 53,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
337
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
Adapun variabel lain yang tidak diteliti yang turut mempengaruhi keputusan pembelian produk fashion secara online misalnya berupa harga dan kepercayaan konsumen. Seiring dengan pesatnya perkembangan tekhnologi dan semakin mudahnya setiap orang dapat mengakses internet, maka pada saat sekarang ini, jika seseorang melakukan pembelian produk secara online bukanlah hal yang asing lagi. Salah satu kategori produk yang banyak dibeli konsumen adalah produk fashion. Adanya tawaran yang menarik dari aneka produk fashion yang telah ditampilkan pemasar melalui laman di internet memudahkan konsumen untuk dapat dengan cepat mengetahui perkembangan produk fashion tersebut. Trend produk fashion memang tak ada surutnya. Produk fashion menarik untuk terus dilirik dan dicermati untuk dipilih dari waktu ke waktu. Pembelian produk fashion secara online dapat dilakukan oleh konsumen sebagai suatu perpaduan dari activity, interest dan opinion sebagai lifestyle dari konsumen itu sendiri. Konsumen yang suka menghabiskan banyak waktu untuk mengakses internet guna mendapatkan informasi tentang produk fashion yang sesuai untuk dirinya, biasanya akan memutuskan untuk membeli produk fashion secara online. Adanya kesibukan yang padat dengan berbagai aktivitas yang terus dijalani sepanjang hari dan ini terus terjadi dari hari ke hari, membuat konsumen mempunyai waktu yang sedikit untuk mengunjungi toko-toko yang menjual produk fashion. Pembelian produk fashion secara online merupakan suatu cara berbelanja yang sangat membantu mereka untuk mendapatkan produk fashion yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka tanpa harus mengganggu aktivitas mereka sehari-hari. Mereka tidak harus meluangkan waktu khusus untuk menemukan toko-toko yang menjual produk fashion yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Konsumen merasakan bahwa mengikuti perkembangan produk fashion merupakan hal yang menarik dan mereka merasa senang menyisihkan sebagian uang mereka untuk berbelanja produk fashion secara online. Pembelian produk fashion secara online yang mereka lakukan memang tidak sekedar untuk mengikuti trend semata, tetapi mereka merasakan bahwa produk fashion tersebut dapat menunjang penampilan mereka. Dengan demikian konsumen merasakan bahwa keputusan untuk membeli produk fashion secara online merupakan suatu pilihannya dalam berbelanja. Hasil uji parsial (uji t) menunjukkan bahwa nilai t hitung > t tabel. Dengan demikian maka Ho ditolak atau hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini diterima. Artinya bahwa lifestyle berupa activity, interest dan opinion berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian produk fashion secara online. Nilai t hitung untuk variabel X1 menunjukkan bahwa t hitung > t tabel atau 2,392 > 1,985. Dengan demikian berarti bahwa activity berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian produk fashion secara online. Besarnya kontribusi variabel activity terhadap variabel keputusan pembelian produk fashion secara online adalah 5,62%. Konsumen yang suka menghabiskan banyak waktu untuk mengakses internet dan mereka gunakan untuk menemukan informasi yang terkait dengan produk fashion, maka biasanya mereka dapat memutuskan melakukan pembelian produk fashion secara online ketika mereka menemukan produk yang memang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Konsumen yang suka berbelanja produk fashion tak akan pernah ketinggalan informasi untuk terus memantau produk fashion melalui internet. Konsumen cukup mengakes internet dan melihat aneka produk fashion yang ditawarkan pemasar kemudian memilih dan membeli produk yang mereka sukai. Bagi konsumen yang menyenangi berbelanja produk fashion, hal ini sudah tentu merupakan seseuatu yang yang sangat menarik dan menjadi hiburan tersendiri bagi mereka. Berbelanja produk fashion secara online disela-sela kesibukan sehari-hari merupakan hal yang menyenangkan dan dapat menjadi hiburan di tengah kepenatan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Nilai t hitung untuk variabel X2 menunjukkan bahwa t hitung > t tabel atau 2,963 > 1,985. Dengan demikian berarti bahwa interest berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian produk fashion secara online. Besarnya kontribusi variabel interest terhadap variabel keputusan pembelian produk fashion secara online adalah 8,35%. Konsumen yang memiliki rasa ketertarikan terhadap sesuatu yang baru sudah tentu akan selalu berusaha mengetahui berbagai ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
338
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
informasi yang baru. Mereka tidak akan pernah ketinggalan informasi. Salah satu cara menemukan informasi baru untuk produk fashion adalah melalui akses internet. Banyak sekali produk fashion yang ditawarkan melalui laman internet. Bagi mereka yang menggemari untuk mengikuti perkembangan produk fashion yang terus berubah dari waktu ke waktu, hal ini merupakan sesuatu yang sangat menarik. Ketertarikan konsumen ini tidak berakhir hanya sekedar mengetahui, tetapi konsumen bersedia untuk menyisihkan sebagian uangnya untuk melakukan pembelian secara online atas produk fashion yang mereka sukai. Lebih dari itu, biasanya mereka juga sangat menyenangi untuk bergabung dengan komunitas yang membahas produk fashion yang saat sekarang ini banyak dibentuk melalui group atau berbagai komunitas dalam BBM, LINE, WhatsApp, Facebook dan lain-lain. Mereka tidak hanya sekedar mengetahui produk fashion apa saja yang sedang trend saat ini, tetapi lebih jauh lagi, biasanya mereka juga terus mencermati untuk memilih produk fashion yang memang cocok untuk mereka beli. Dengan demikian, maka pembelian produk fashion secara online pun akan tercipta seiring dengan banyaknya tawaran produk fashion yang terus di tampilkan oleh pemasar dan dapat dikatakan bahwa tawaran tersebut seakan tak ada hentinya. Nilai t hitung untuk variabel X3 menunjukkan bahwa t hitung > t tabel atau 2,096 > 1,985. Dengan demikian berarti bahwa opinion berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian produk fashion secara online. Besarnya kontribusi variabel opinion terhadap variabel keputusan pembelian produk fashion secara online adalah 3,24%. Konsumen sangat jelas merasakan adanya perkembangan produk fashion yang semakin pesat dari waktu ke waktu. Informasi akurat tentang perkembangan produk fashion ini dapat dengan mudah diperoleh dengan mengakses internet. Banyaknya tawaran produk fashion secara online akhirnya mampu membuat konsumen merasakan bahwa memperhatikan produk fashion apa yang mereka pakai saat ini merupakan suatu hal yang penting. Hal ini berarti pula bahwa berbelanja produk fashion itu juga menjadi suatu hal yang penting bagi mereka. Pilihan membeli produk fashion secara online akhirnya mereka lakukan seiring dengan adanya tawaran produk fashion yang menurut mereka memang cocok untuk mereka pakai dan produk fashion tersebut benar-benar mampu menggambarkan pemiliknya. Adanya produk fashion yang mereka nilai mampu menunjang penampilan mereka juga tak luput dari incaran mereka untuk langsung melakukan pembelian produk fashion tersebut secara online. Implikasi Hasil Penelitian Implikasi yang berkaitan dengan variabel activity dapat dilihat pada uraian berikut ini. Pada saat sekarang ini akses internet sudah sangat familiar bagi setiap orang. Hal ini merupakan suatu kesempatan bagi pemasar yang menawarkan produk fashionnya secara online untuk terus memberikan informasi terbaru terkait dengan produk fashion yang mereka jual. Namun perlu diingat bahwa pada saat sekarang ini juga sudah ramai dikampanyekan tentang pentingnya menjadi konsumen yang cerdas. Teliti sebelum membeli merupakan suatu pesan yang sebaiknya dipegang teguh oleh setiap konsumen yang akan melakukan pembelian. Terlebih jika mereka ingin membeli produk secara online, dimana mereka tidak dapat melihat secara langsung produk tersebut, dan hanya dapat melihatnya melalui informasi yang disajikan oleh pemasar. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pihak pemasar harus selalu memperhatikan informasi yang jelas untuk produk fashion yang mereka tawarkan. Ketidakjelasan informasi tentang produk fashion yang ditawarkan sudah tentu membuat konsumen malas untuk mencermatinya dan bahkan menghentikan untuk melihat laman tersebut serta segera berpindah ke laman yang lain. Kenyataan menunjukkan bahwa adanya kejelasan informasi tentang produk fashion yang ditawarkan pemasar akhirnya mampu membuat konsumen mendapat tambahan informasi yang berguna tentang produk fashion tersebut. Bagi konsumen, adanya informasi yang jelas tentang produk fashion yang ditawarkan pemasar biasanya mampu membuat mereka lebih mudah untuk menilai apakah produk fashion tersebut sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Jika konsumen telah menilai produk fashion tersebut memang dirasakan cocok untuknya, maka akhirnya mereka segera memutuskan untuk melakukan pembelian produk fashion secara online. ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
339
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
Selain adanya informasi yang jelas tentang produk fashion yang pemasar tawarkan, maka pihak pemasar juga harus mampu menyajikan tampilan informasi yang menarik untuk produk fashion yang mereka tawarkan. Adanya tampilan informasi yang jelas dan menarik merupakan perpaduan yang sangat baik agar produk fashion yang mereka tawarkan mampu membuat konsumen tertarik untuk mencermatinya lebih lama. Hal ini mengingat bahwa ketertarikan konsumen mencermati produk fashion yang dijual secara online tak terlepas dari adanya tampilan gambar produk fashion yang benar-benar menarik dengan informasi yang jelas tentang spesifikasi produk tersebut. Hal ini juga diharapkan mampu membuat konsumen yang menggemari berselancar di internet menjadi lebih senang dan merasakan ada manfaat dari akses internet yang mereka lakukan dengan menemukan produk fashion yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka untuk mereka beli secara online. Kemudian implikasi yang berkaitan dengan variabel interest dapat dilihat pada uraian berikut ini. Perkembangan produk fashion tak akan ada habisnya bahkan dikatakan tak akan pernah ada matinya selama dunia ini masih berputar. Pihak pemasar harus terus menawarkan produk fashion yang up to date dari waktu ke waktu. Produk yang ditawarkan hendaknya adalah sesuatu yang baru dan pantas untuk segera dibeli oleh konsumen. Adanya tawaran produk fashion sedang up date pada saat tertentu biasanya sangat digemari konsumen. Pada dasarnya, seperti kita ketahui bahwa adanya sesuatu yang baru, sudah tentu menarik untuk dicermati. Demikian juga halnya dengan produk fashion. Jika ada muncul suatu trend produk fashion, maka biasanya orang akan segera mencermatinya. Konsumen yang merasakan pentingnya mengikuti perkembangan produk fashion biasanya selalu menyisihkan sebagian uangnya untuk dapat membeli produk fashion yang mereka sukai. Adanya tawaran produk fashion secara online yang sesuai dengan perkembangannya dan terus disajikan pemasar ke hadapan konsumen sudah tentu mampu membuat konsumen akhirnya tergoda untuk membelinya. Selanjutnya diharapkan juga kepada pemasar untuk memperhatikan komunitas yang suka membahas produk fashion. Pihak pemasar dapat membuat sebuah group pada aplikasi media sosial yang khusus membahas tentang produk fashion yang mereka jual. Melalui group ini biasanya konsumen dipersilakan dengan bebas untuk menanyakan segala sesuatu yang berkaitan dengan produk fashion yang sedang dipasarkan guna memperoleh informasi tambahan tentang produk yang bersangkutan. Kemudian konsumen juga bebas untuk mengemukakan ide-ide yang terkait dengan produk fashion yang mereka inginkan. Cara seperti ini biasanya dapat juga membuat konsumen akhirnya merasa terpenuhi apa yang diinginkannya sehingga mereka akhirnya memutuskan untuk membeli produk fashion secara online. Selanjutnya implikasi yang berkaitan dengan variabel opinion dapat dilihat pada uraian berikut ini. Adanya perkembangan produk fashion yang semakin pesat dari waktu ke waktu setidaknya mampu membuat konsumen juga memperhatikan produk fashion yang pantas untuk mereka pakai. Pihak pemasar hendaknya dapat menawarkan produk fashion yang beraneka ragam secara online sehingga konsumen dapat dengan bebas memilih produk fashion mana yang pantas untuk mereka gunakan. Seperti kita ketahui bahwa tidak semua orang cocok untuk memakai satu jenis produk fashion tertentu. Ada kalanya suatu produk fashion tertentu cocok untuk seorang konsumen, tetapi tidak cocok untuk konsumen yang lain. Kemudian perlu diingat bahwa berbelanja produk fashion berarti pula bahwa konsumen harus mengeluarkan uang mereka. Konsumen yang memutuskan untuk membeli produk fashion secara online sudah tentu sangat cermat memilih produk fashion yang memang cocok untuk mereka gunakan dan benar-benar menggambarkan pemiliknya. Kemudian konsumen juga biasanya memutuskan untuk membeli produk fashion secara online jika produk fashion tersebut mampu menunjang penampilan mereka. KESIMPULAN
Kesimpulan penelitian ini adalah : (1) lifestyle berupa activity, interest dan opinion berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian produk fashion secara online, (2) lifestyle berupa activity, interest dan opinion berpengaruh secara parsial terhadap keputusan ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
340
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
pembelian produk fashion secara online. Adapun saran- saran adalah : (1) Pihak pemasar produk fashion secara online harus menyajikan tawaran produknya disertai dengan informasi yang jelas dan menarik untuk dicermati konsumen. Konsumen yang banyak menghabiskan waktu untuk mengakses internet guna mendapatkan informasi tentang produk fashion yang cocok untuk mereka biasanya akan memilih untuk mencermati tawaran produk fashion dengan informasi yang jelas dan tampilan yang menarik. Mereka akan menjadi senang mencermati informasi yang disajikan pemasar dan terus berusaha menemukan produk fashion yang cocok bagi mereka. (2) Pihak pemasar produk fashion secara online hendaklah menawarkan produk fashion yang sesuai dengan perkembangannya. Kemudian pihak pemasar juga dapat membentuk sebuah komunitas yang khusus membahas tentang produk fashion yang mereka tawarkan, seperti pada aplikasi media sosial berupa BBM, WhatsApp, LINE dan Facebook. Melalui komunikasi di dalam komunitas tersebut, biasanya konsumen juga dapat menemukan produk fashion yang mereka sukai. (3) Pihak pemasar produk fashion secara online hendaklah selalu menyajikan produk fashion yang beraneka ragam. (4) Agenda penelitian yang akan datang sebaiknya dapat menambahkan variabel independen lainnya yang turut mempengaruhi keputusan pembelian produk fashion secara online, seperti harga dan kepercayaan konsumen. DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri, 2015, Manajemen Pemasaran, Edisi 1, Cetakan ke-4, Rajawali Pers, Jakarta Adhi.
2016. 2016, Transaksi eCommerce di Indonesia Tembus Rp 68 Triliun. http://www.money.id/digital/2016-transaksi-ecommerce-di-indonesia-tembus-rp-68triliun-160104k.html. Diakses tanggal 17 April 2016. Damar, Agustinus Mario. 2016. 3 Fakta Mengejutkan Pengguna Internet di Indonesia. (Online). http://tekno.liputan6.com/read/2435997/3-fakta-mengejutkan-pengguna-internet-diindonesia . Diakses tanggal 19 April 2016. Engel, James F., Blackwell, Roger D. dan Miniard, Paul .W, 1994, Perilaku Konsumen, Edisi Keenam, Jilid 1, Binarupa Aksara, Jakarta
Ferdinand, Augusty, 2014, Metode Penelitian Manajemen. Pedoman Peneitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen, Edisi Kelima, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Ghozali, Imam, 2013, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21, Edisi 7, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Husnain, Mudassir dan M Waheed Akhtar, 2015, Impact of Lifestyle on Brand Preferences (Genuine versus Counterfeits Smartphone), Journal of Business Administration Research, Vol.4, No.2, 30-39 Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta Joseph, Sonu dan Vibhuti Singh, 2013, Changing Lifestyles Influencing Indian Consumers : Cenceptualizing and Identifying Future Directions, Global Journal of Management and Business Studies, Vol.3, No.8, 861-866.
Keisidou, Ellisavet, Lazaros Sarigiannidis dan Dimitrios Maditinos, 2011, Consumer Characteristics and Their Effect on Accepting Online Shopping, in The Context of Different Product Types, Int. Journal of Business and Applied Management, Vol.6, Issue 2, 31-51 Kotler, Philip. 2003. Marketing Management. Eleventh Edition. Prentice Hall. New Jersey. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2007, Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid 1, PT. INDEKS ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
341
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
______________________________, 2008, Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid 2, PT. INDEKS ______________________________, 2009, Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta Krishnan, Jayasree, 2011, Lifestyle – A Tool for Understanding Buyer Behavior, Int. Journal of Econimics and Management 5(1), 283-298
Ling, Kwek Choon, Lau Teck Chai dan Tan Hoi Piew, 2010, The Effects of Shopping Orientations, Online Trust and Prior Online Purchase Experience toward Customer’s Online Purchase Intention, International Business Research, Vol.3, No.3, 63-76
Lupiyoadi, Rambat dan Ridho Bramulya Ikhsan, 2015, Praktikum Metode Riset Bisnis, Salemba Empat, Jakarta Makmur, Rakhmat, 2016, Bisnis Online. Mengenal, Memulai, dan Mengelola Bisnis Online Melalui Berbagai Media Seperti : Internet, Twitter, Facebook, Whatsapp, Line, BBM, Path, Instagram, Pinteres, dan lain-lainnya, Cetakan Pertama, Penerbit Informatika, Bandung Ma’ruf, Hendri, 2006, Pemasaran Ritel, Cetakan Kedua, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Mowen, J. C. dan Minor, M. 1998. Consumer Behavior. 5th Edition. Prentice Hall. New Jersey
_______________________. 2002. Perilaku Konsumen, Jilid I, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta
Nisrina M, 2015, Bisnis Online : Manfaat Media Sosial dalam Meraup Uang, Cetakan 1, Kobis, Yogyakarta Salehi, Mehrdad, 2012, Consumer Buying Behavior toward Online Shopping Stores in Malaysia, International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, Vol.2, No.1, 393-403 Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business : A Skill Building Approach. Edisi Keempat. John Willey & Sons, Inc. United States
Stanton, William J. dan Y. Lamarto, 1988, Prinsip Pemasaran, Jilid 1, Edisi Ketujuh, Cetakan Kedua, Penerbit Erlangga. Jakarta Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Manajemen, Cetakan Ke-1, Penerbit Alfabeta, Bandung Sujarweni, V. Wiratna, 2014, Metodologi PUSTAKABARUPRESS. Yogyakarta
Penelitian,
Cetakan
Pertama,
Sumarwan, Ujang, 2015, Perilaku Konsumen. Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, Cetakan Ketiga, Edisi Kedua, Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor
Tera, Rida, 2016, Jenis Produk Terbanyak yang Dijual di Online Shop Indonesia. http://idolatekno.com/2016/01/25/jenis-produk-terbanyak-yang-dijual-di-online-shopindonesia/. Diakses tanggal 15 April 2016 Trihendradi, C, 2013, Step by Step IBM SPSS 21 : Analisis Data Statistik, Penerbit ANDI, Yogyakarta
Umar, Husein, 2013, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi Kedua, Cetakan Kedua Belas, PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta
Warayuanti, Wike dan AMA Suyanto, 2015, The Influence of Lifestyles and Consumers Attitudes on Product Purchasing Decision via Online Shopping in Indonesia, European Journal of Business and Management, Vol. 7, No. 6, 74-80.
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
342