Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober 16
PENGARUH PELATIHAN MELOMPAT SATU KAKI DAN MELOMPAT DUA KAKI TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN Ramadhany Hananto Puriana Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas di Buana Surabaya
[email protected] ABSTRAK Kondisi fisik daya ledak otot tungkai dan kelincahan merupakan bagian yang diperlukan dalam cabang olahraga Bolabasket. Pada saat pertandingan, pemain tidak hanya berlari dengan bola atau tanpa bola, tetapi bisa berbalik arah untuk menghindari dari hadangan pemain lawan. Adanya hambatan tersebut, pemain Bolabasket menggiring bola wajib mempunyai kelincahan untuk melindungi bola dan melewati hambatan tersebut. Daya ledak otot tungkai diperlukan ketika melakukan gerakan rebound, lay up shoot dan jump shoot, dimana gerakan-gerakan tersebut didominasi untuk menghasilkan angka dalam permainan Bolabasket. Salah satu pelatihan yang digunakan untuk meningkatkan kedua kondisi fisik tersebut adalah dengan jenis pelatihan plyometric. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, Desain menggunakan match subject design yaitu mahasiswa yang ikut unit kegiatan mahasiswa Bolabasket berdasarkan kemampuan dengan teknik ordinal pairing. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yaitu matching-only design. Penelitian ini menggunakan populasi berjumlah 30 orang dengan jumlah sampel kelompok perlakuan I adalah 10 orang diberikan pelatihan melompat satu kaki, kelompok perlakuan II adalah 10 orang diberikan pelatihan melompat dua kaki dan 10 orang kelompok kontrol hanya melakukan latihan konvesional. Tes yang digunakan adalah tes vertical jump untuk mengukur daya ledak otot tungkai dan T-test untuk mengukur kelincahan. Dari perhitungan analisis data memakai paired sampel test memperoleh hasil untuk kelompok I dan kelompok II ada peningkatan terhadap daya ledak otot tungkai dan kelincahan. Adanya perbedaan peningkatan maka dilanjutkan dengan analisis post hock dengan LSD. Sehingga pelatihan melompat satu kaki lebih efektif dari pada pelatihan melompat dua kaki. Kata Kunci: Melompat satu kaki dan melompat dua kaki, Daya ledak otot tungkai dan Kelincahan.
69
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
PENDAHULUAN
jenis
Olahraga
pelatihan
yang
Bolabasket
mengembangkan kemampuan otot
merupakan jenis olahraga yang
untuk menghasilkan kekuatan pada
akhir-akhir
kecepatan tinggi (daya ledak). Pelatihan plyometric adalah
ini
begitu
berkembangnya
cepat
dan
banyak
menarik
perhatian
dalam
kehidupan
manusia
jenis
pelatihan
yang
(Ahmadi,
mengembangkan kemampuan otot
2007). Bolabasket dimainkan oleh
untuk menghasilkan daya ledak
dua
masing-masing
(Radcliffe dan Farentinos, 1985).
terdiri dari lima pemain. Tujuan
Hasil penelitian Adams, dkk dalam
dari masing-masing tim adalah
Singh (2011) melaporkan bahwa
untuk
angka
plyometric dapat berkontribusi pada
memasukkan bola ke keranjang
peningkatan melompat, kecepatan,
lawan dan berusaha mencegah tim
dan kekuatan otot. Shallaby (2010)
lawan
menemukan
tim
yang
mencetak
mencetak
2010).
angka
Olahraga
(FIBA,
pelatihan
plyometric
dapat meningkatkan kemampuan
Bolabasket yang
fisik dan keterampilan Bolabasket.,
memerlukan kordinasi mata dan
Matavulj dalam Faigenbaum (2007)
tangan,
bahwa
merupakan
olahraga
kecepatan,
kelenturan,
pelatihan
keakuratan, kelincahan, daya ledak,
meningkatkan
daya tahan, stamina dan kebugaran
dan kecepatan pemain Bolabasket
jasmani
remaja begitu juga dengan hasil
yang
tinggi
(Swadesi,
kinerja
plyometric melompat
penelitian (Rimmer dan Sleivert,
2007). Salah satu jenis pelatihan
2000)
menunjukkan
pengaruh
untuk meningkatkan kualitas otot
pelatihan plyometric terhadap lari
dengan menggunakan beban diri sendiri adalah metode pelatihan
sprint 40 meter. Menurut
plyometric. Menurut Chu (1998)
Farentinos, (1985) pelatihan untuk
plyometric adalah teknik pelatihan
pemula
yang
untuk
pelatihan-pelatihan sedang seperti
meningkatkan kekuatan dan daya
menggunakan dua kaki dan satu
ledak. Sedangkan menurut Rimmer
kaki untuk meningkatkan daya
dan Sleivert (2000) plyometric adalah
ledak
digunakan
atlet
70
Readcliffe
sebaiknya
dan
dan
memulai
kelincahan.
Hasil
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
penelitian
McCurdy
(2005)
kaki
dan
melompat
dua
kaki
pelatihan satu kaki dan dua kaki
terhadap peningkatan daya ledak
sama-sama efektif untuk perbaikan
otot tungkai dan kelincahan pada
fase
cabang olahraga Bolabasket.
awal
daya
ledak
dan
kelincahan satu kaki dan dua kaki
KAJIAN PUSTAKA
pada pria dan wanita. Pola dari gerakan
satu
memberikan
kaki
gaya
Pelatihan
akan
output
program
dan
dan
meningkatkan pola output tinggi pergelangan
(Kariyama,
2011).
pelatihan
satu
suatu
kaki
tujuan
tertarik
dan
pelatihan
penyempurnaan
ilmiah,
teratur
memakai
sehingga
meningkatkan
kesiapan
dapat dan
kemampuan olahragawan.
memperoleh
untuk
1988).
prinsip pendidikan yang terencana
Pengertian
kekuatan dengan cepat. Berdasarkan uraian di atas, penulis
proses
pendekatan
jangka pendek akan bermanfaat dengan
(Harsono,
atau
kemampuan berolahraga dengan
dalam Vaczi (2013) pelatihan satu program
pelatihan
dan Muluk, (2011) pelatihan adalah
untuk diangkat. Impellizzeri, dkk dalam
yang
Menurut Harre dalam Sukadiyanto
pelaksanaanya tidak terlalu sulit
kaki
Pelatihan
bekerja,
beban
pekerjaan
sedangkan dua
atau
jumlah
sendiri
sukar atau sulit akibat adanya dengan
penting.
dengan kian hari kian menambah
sehingga pelatihan satu kaki lebih
pelatihan
untuk
dilakukan secara berulang-ulang,
kaki walaupun sama-sama dengan
jongkok
jasmani
terutama
berlatih
berat dengan menggunakan dua
proses
kesegaran
adalah proses yang sistematis dari
akan
badan
membantu
keterampilan,
pertandingan
menyebabkan beban yang lebih
menggunakan
yang
mempersiapkan atlet dalam suatu
kaki
Gerakan kaki
untuk
memperbaiki
sedangkan pola gerakan dua kaki
suatu
fisik
mempelajari
pergelangan kaki relatif rendah
sendi
pelatihan
direncanakan
pinggul relatif tinggi dan sekitar
pada
adalah
plyometric
menurut beberapa penulis, seperti Radcliffe
meneliti
&
Ferentinos
(1985)
Plyometric adalah suatu jenis untuk
keefektifan dari pengaruh metode
mengembangkan
pelatihan plyometric melompat satu 71
daya
ledak.
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
Pelatihan Plyometric penting untuk
merupakan
atlet yang memerlukan lompatan
meningkatkan kualitas kondisi fisik
(Chu,
dengan
1998).
Bentuk
Pelatihan
pelatihan
untuk
tujuan
utama
untuk meningkatkan daya ledak
meningkatkan daya ledak. Pelatihan
adalah
tersebut
pelatihan
menurut
plyometric
memberikan
pengaruh
(Ambarukmi,
2007).
yang lebih baik terhadap nilai
dilakukan
dengan
dinamis jika dibandingkan dengan
Plyometric
melakukan gerakan lompat-lompat
pelatihan kekuatan saja.
dengan satu atau dua kaki, baik
lompatan memberikan peran yang
dengan rintangan maupun tanpa
sangat
rintangan.
dibutuhkan dalam gerakan rebound,
Pelatihan
plyometric
adalah salah satu pelatihan yang
menentukan
Tinggi karena
jump shoot, dan lay up.
favorit yang dilakukan oleh pelatih
Kelincahan
merupakan
saat ini, terutama kepada cabang
kondisi fisik yang penting harus
olahraga
dimiliki oleh semua atlet olahraga.
yang
kemampuan
membutuhkan
daya
ledak
otot
Karena
dengan
memiliki
tungkai atau otot lengan (Lubis,
kelincahan yang baik maka para
2007). Dari beberapa pengertian
atlet akan dapat bergerak dengan
yang
baik
telah
disebutkan,
prinsipnya
pelatihan
digunakan
untuk
pada
saat
menghindar
ataupun
plyometric
untuk menyerang dan mengubah
meningkatkan
arah langkah secara tepat dan cepat
daya ledak otot. Hasil
penelitian
dengan
Sankey,
pelatihan
Menurut Jones (2007) agility adalah
dkk
(2012)
tubuh
tetap
seimbang.
plyometric
dengan intensitas yang
kemampuan
berbeda
dapat
meningkatkan
merubah posisi dalam pergerakan,
melompat.
dengan kendali dan koordinasi.
peningkatan
Kelincahan sering dianggap sebagai
kemampuan (Sankarmani,
2012)
seseorang
yang lebih signifikan menggunakan
keterampilan
pelatihan plyometric terhadap daya
seorang
ledak
perubahan arah. Jenis gerakan yang
otot
tungkai
dari
pada
pelatihan beban biasa.
lokomotor
untuk
pemain
dimana
melakukan
sering diamati di lapangan seperti
Pelatihan kombinasi antara
sepakbola dan Bolabasket.
kekuatan dan kecepatan METODE PENELITIAN
Strategi dan Rancangan Penelitian 72
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
Penelitian
ini
adalah
memasangkan subjek satu dengan
penelitian eksperimen semu (quasi experiment)
dengan
yang
rancangan
penelitian menggunakan matchingonly
design
(Maksum,
2012).
design
adalah
matching-only
M
lain
berdasarkan
variabel
tertentu
(Maksum,
2012).
Rancangan
penelitian
tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut.
Kelompok eksperimen 1
T1
X1
T2
Kelompok eksperimen 2
T1
X2
T2
-
T2
T1
Kelompok kontrol
Keterangan: T1 : Pretest kelompok melompat satu kaki T1 : Pretest kelompok melompat dua kaki T1 : Pretest kelompok kontrol X1 : Perlakuan kelompok eksperimen melompat satu kaki X2 : Perlakuan kelompok eksperimen melompat dua kaki T2 : Posttest kelompok eksperimen melompat satu kaki T2 : Posttest kelompok eksperimen melompat dua kaki T2 : Posttest kelompok kontrol Populasi dan Sampel Penelitian Populasi
yang
Teknik
pengelompokan
sampel
digunakan
dibagi 3 kelompok melalui cara
sebagai subjek dalam pelaksanaan
match subject design. Pembagian
adalah
grup
mahasiswa
putra
yang
untuk
penelitian
ini
mengikuti unit kegiatan mahasiswa
menggunakan tiga kelompok yaitu,
(UKM)
kelompok
UNIPA
Surabaya
yang
eksperimen
1,
berjumlah 30 anak. Mengacu pada
eksperimen
desain penelitian di atas, maka
kontrol. Berdasarkan teknik match
populasi di atas akan dijadikan
subject design, dan pengelompokan
anggota sampel secara keseluruhan,
sampel untuk penelitian ini adalah
dengan kata lain penelitian ini
kelompok A = 10 orang diberi
merupakan
perlakuan pelatihan melompat satu
penelitian
populasi.
73
2,
dan
kelompok
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
kaki, kelompok B = 10 orang diberi
tanggal 17 Januari – 16 Maret 2017,
perlakuan pelatihan melompat dua
maka jadwal penelitian, 8 minggu
kaki. Kelompok C = 10 orang
untuk pemberian treatment dengan
sebagai kelompok kontrol.
frekuensi 24 kali perlakuan yang diterapkan 3x dalam seminggu,
Tempat dan Waktu Penelitian
Untuk memperjelas rincian proses
Penelitian ini dilakukan di UNIPA
Surabaya
dilaksanakan
8
pengumpulan data dan program
Penelitian
minggu
pelatihan dalam penelitian dalam
dari
tabel dibawah ini.
Tabel Rincian Rencana Proses Pengumpulan Data
N
Januar
Kegiatan
o 1.
Persiapan
1
2.
penelitian Pre Test
1 1
Bulan dan Tanggal Febuari Maret
7 3.
Treatment
2
2
(Pelaksanaan
0 2
7 2
2 2
9 3
4
1
Pelatihan)
4.
3
1
1
2
5
0 1
7 1
4 2
7
2 1
9 2
6 2
4
1
8
3
1
5
0 1
7
2 1
Post Test
4 1 6
5.
Pengolahan Data
Instrumen Penelitian 1. Pengukuran daya ledak tungkai
menggunakan
2. Pengukuran otot
menggunakan T-test
jump Teknik Analisis Data
DF.
74
kelincahan
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
Analisis digunakan
statistik
untuk
yang
sebelum
mengetahui
(pretest)
dan
sesudah
(posttest) diberikan perlakuan pada
pengaruh pelatihan melompat satu
masing-masing
kaki
kaki
meliputi: kelompok I melompat
terhadap peningkatan daya ledak
satu kaki, kelompok II melompat
otot tungkai dan kelincahan pada
dua kaki, Penelitian ini dilakukan
pemain Bolabasket, adalah uji-t
pada
dan
paired
melompat
sample
test,
dua
keputusan
kelompok
mahasiswa
mengikuti
UKM
putra
yang
yang
Bolabasket
penolakan hipotesis pada α= 0,05.
diambil sebanyak 30 anak dan
Untuk hipotesis satu sampai empat
dibagi menjadi 3 kelompok, dan
yang membandingkan dua sampel
masing-masing
dan untuk hipotesis lima dan enam
berjumlah 10 orang.
menggunakan Analisis of Varians
kelompok
Dalam penelitian ini akan
(Anova) dengan taraf signifikansi 5
dibahas
% karena membandingkan lebih
mencakup deskripsi data, analisis
dari dua sampel.
data, pengujian prasyarat analisis, dan
HASIL PENELITIAN
penelitian
pengujian
yang
hipotesis
berdasarkan hasil dan interprestasi
Deskripsi data yang akan
data
disajikan berupa data hasil tes daya
dengan
menggunakan
microsoft excel 2010 dan SPSS 16.
ledak otot tungkai dan kelincahan Analisis 1.
hasil
Data hasil melompat satu kaki
75
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
1000 900 800 700 600
pree power post power pree kelincahan post kelincahan
500 400 300 200 100 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
.
Dari tabel diatas melihatkan hasil pengukuran bahwa kelompok I mendapat peningkatan nilai rerata pretest dan posttest pada variabel dependent. Hal ini terbukti dari nilai rerata posttest dan nilai rerata pretest. Dimana dapat di lihat bahwa nilai rerata untuk kelincahan hasil pengukuran posttest (4.13), ini terlihat lebih cepat dibanding dengan hasil pengukuran pretest (4.44) dan daya ledak otot tungkai dari hasil pengukuran posttest (100.80), ini terlihat lebih tinggi dibanding dengan hasil pengukuran pretest sebesar (99.70). Hasil tersebut dapat di ambil sebuah simpulan bahwa dalam pemberian treatment pada kelompok I dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai dan kelincahan. 2.
Data hasil melompat dua kaki
76
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
1000 900 800 700 600
pree powe post power pree kelincahan post kelincahan
500 400 300 200 100 0 1
Hasil
2
3
dari
4
tabel
5
6
diatas
7
8
9
menunjukkan
10
variabel
dependent
meningkatan nilai rerata antara pree test dan post. Dimana dapat di lihat bahwa nilai rerata untuk kelincahan hasil pengukuran posttest (4.40), ini terlihat lebih cepatl dibanding dengan hasil pengukuran pretest (4.50) dan daya ledak otot tungkai dari hasil pengukuran posttest (97.80), ini terlihat lebih tinggi dibanding dengan hasil pengukuran pretest sebesar (95.80). Hasil tersebut dapat di ambil sebuah simpulan bahwa dalam pemberian 77
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
treatment pada kelompok II dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai dan kelincahan. Pengujian Hipotesis Untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan, maka uji analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah uji beda rerata (uji beda mean) dengan menggunakan analisis uji-t paired t-test. Nilai yang digunakan dalam penghitungan uji-t paired t-test adalah nilai pretest dan posttest dari masing-masing kelompok (kelompok I, kelompok II, dan kelompok III), dengan penyajian datanya (seperti pada lampiran) maka hasil perhitungan uji-t paired t-test adalah sebagai berikut. Kelincahan Kelompok pre-test I
post-test
Kelompok pre-test II
post-test
Kelompok pre-test III
post-test
Daya ledak otot tungkai Kelompok pre-test I
post-test
Kelompok pre-test II
post-test
Kelompok pre-test III
post-test
Mean 4.44 4.13 4.40 4.44 4.74 4.67 Mean 99.70 100.80 95.80 97.80 102.91 103.68
78
Sig. (2tailed)
Keterangan
0,000
Signifikan
0,000
Signifikan
0.000
Signifikan
Sig. (2tailed)
Keterangan
0,000
Signifikan
0,000
Signifikan
0.015
Signifikan
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
Berdasarkan tabel di atas hasil perhitungan uji beda rerata sampel berpasangan menggunakan uji-t paired t-test sebagai berikut. Kelompok I (Melompat satu kaki) dan Kelompok II (Melompat dua kaki). Hasil perhitungan uji-t paired t-test pada pemberian pelatihan melompat satu kaki dan melompat dua kaki dengan melihat nilai Sig. (2tailed) 0,000, Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima karena nilai Sig. 0,000 < nilai α = 0,05. Dengan kata lain terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian pelatihan melompat satu kaki dan melompat dua kaki terhadap daya ledak otot tungkai dan kelincahan pada mahasiswa putra yang mengikuti UKM Bolabasket di UNIPA Surabaya. 1. Uji Beda Rerata antar Kelompok (Anova) Pengujian beda rerata antar kelompok secara serempak dilakukan dengan menggunakan Analisis varian (Anova). Menurut Maksum (2012) One Way Anova adalah teknik statistik parametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan antara tiga atau lebih kelompok data. Adapun langkah-langkah dalam perumusan uji hipotesis sebagai berikut: Tabel Hasil Perhitungan Uji Beda antar Kelompok kecepatan dan daya ledak otot tungkai Sumber Variasi
Df
F
F hitung
hitun
Sig.
Keterangan
0,000
Signifikan
g
Antar Kelompok Dalam Kelompok Total
2 27
30.536
16.546
29
Berdasarkan tabel di atas hasil perhitungan uji beda antar kelompok menggunakan One Way Anova dapat disimpulkan bahwa terdapat hasil rerata yang beda antar kelompok, karena hasil perhitungan menunjukkan 79
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
nilai Sig. 0,000 < nilai α 0,05, maka dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pelatihan kelompok melompat satu kaki, kelompok melompat dua kaki, dan kelompok kontrol terhadap daya ledak otot tungkai dan kelincahan. 2. Perhitungan Post Hoc Test
80
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
Multiple Comparisons LSD Kelincahan 95% Confidence Interval Lowe Uppe Mean Difference
Std.
(I-J)
Error
(I) kelompok (J) kelompok melompat
melompat dua
satu kaki
kaki Kontrol
melompat
melompat satu
dua kaki
kaki Kontrol
Kontrol
r
melompat satu kaki melompat dua kaki
r
Boun Boun Sig.
d
d
.05846* .02459
.023 .0086 .1083
.14077* .02459
.000 .0909 .1906
-.05846* .02459
.023 -.1083 -.0086
.08231* .02459
.002 .0324 .1322
-.14077* .02459
.000 -.1906 -.0909
-.08231* .02459
.002 -.1322 -.0324
LSD Daya ledak otot tungkai 95% Confidence Interval
Mean (J) kelompok melompat
Difference
Std.
(I-J)
Error
melompat 81
Sig.
Lower
Upper
Bound
Bound
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
1) Kelompok melompat satu kaki dan
melompat
mempunyai
dua nilai
Besarnya
mean
perbedaan
kaki
antara kelompok 08231 dan
pada
daya ledak otot tungkai 1.25538.
kelincahan sig. 0,023 < nilai α
a. Simpulan
0,05 dan daya ledak otot tungkai
Hasil analisis LSD di atas
sig. 0,000 < nilai α 0,05 berarti
menunjukan
H0 ditolak dan H1 diterima
pelatihan
berarti
melompat dua kaki dan kontrol
ada
perbedaan
bahwa
melompat
satu
signifikan
antara
kedua
ternyata
berbeda
kelompok.
Besarnya
mean
signifikan.
Nilai
perbedaan
antara
kelompok
rerata
hasil kaki secara
perbedaan
yang
dihasilkan
untuk kelincahan 05846 dan
menunjukkan bahwa pelatihan
daya ledak otot tungkai 1.26846.
melompat satu kaki mempunyai
2) Kelompok melompat satu kaki
pengaruh yang lebih baik dari
dan kontrol mempunyai nilai
pada pelatihan melompat dua
sig. 0,000 < nilai α 0,05 dan
kaki dan kontrol terhadap daya
daya ledak otot tungkai sig.
ledak
0,000 < nilai α 0,05 berarti H0
kelincahan
ditolak dan H1 diterima berarti
Bolabasket
ada perbedaan yang signifikan
Surabaya.
antara
kelompok.
kelompok
I
mempunyai
perbedaan
pengaruh yang
lebih besar
Besarnya
kedua mean
otot
tungkai pada
putra
dan UKM
di
UNIPA
Pelatihan
pada
antara kelompok 14077 dan
dalam meningkatkan kelincahan
daya ledak otot tungkai 2.52385.
pada mahasiswa putra UNIPA
3) Kelompok melompat dua kaki
Surabaya yang mengikuti UKM
dan kontrol mempunyai nilai
Bolabasket.
sig. 0,002 < nilai α 0,05 dan
DISKUSI HASIL PENELITIAN
daya ledak otot tungkai sig. 0,000
Daya ledak otot tungkai dan
< nilai α 0,05berarti H0 ditolak
kelincahan merupakan komponen
dan H1 diterima berarti ada perbedaan antara
yang kedua
kondisi fisik yang sangat penting
signifikan
untuk
kelompok.
menunjang
keberhasilan
dalam bermain Bolabasket. Untuk 82
Jurnal Buana Pendidikan
menguasai
Tahun XII, No. 22. Oktober
dalam
satu kaki dan melompat dua kaki
permainan Bolabasket seseorang
terhadap daya ledak otot tungkai
harus mempunyai daya ledak otot
dan
tungkai
Bolabasket
teknik
teknik
dan
dasar
kelincahan
dasar
dalam
karena
permainan
kelincahan
pada
putra
UKM
di
UNIPA
Surabaya.
Bolabasket seperti menggiring bola,
Hasil
pelatihan
melompat
lay-up, jump shoot dan perebutan
satu kaki memberikan peningkatan
bola (rebound) merupakan teknik
yang
dasar yang ditunjang oleh
dengan pelatihan melompat dua
daya
lebih
besar
ledak otot tungkai dan kelincahan
kaki
untuk
dalam
melompat
karena
menyebabkan beban yang lebih
keberhasilan
permainan
Bolabasket
akibat
dibandingkan
gerakan satu
pelatihan
kaki
akan
dalam banyak pertandingan, tim
berat
yang melakukan paling banyak
melompat
rebound selama pertandingan akan
sama-sama dengan menggunakan
memperoleh kemenangan (Oliver,
badan sendiri sehingga pelatihan
2007).
sangat
melompat satu kaki lebih sukar
pemain
atau sulit akibat adanya proses
Oleh
penting
karena
bagi
itu
setiap
dibandingkan dua
kaki
dengan walaupun
Bolabasket mempunyai daya ledak
jongkok
otot tungkai dan kelincahan.
dengan dua kaki pelaksanaanya
Pemberian melompat
satu
sedangkan
pelatihan
pelatihan
tidak terlalu sulit untuk diangkat,
dapat
Pola dari gerakan satu kaki akan
kaki
memberikan hasil yang lebih baik
memberikan
daripada
pemberian
pelatihan
pinggul relatif tinggi dan sekitar
melompat
dua
terhadap
pergelangan kaki relatif rendah
peningkatan hasil daya ledak otot
sedangkan pola gerakan dua kaki
tungkai dan kelincahan pada UKM
meningkatkan pola output tinggi
Bolabasket
pada
kaki
putra
di
UNIPA
gaya
sendi
output
pergelangan
(Kariyama,
menggunakan
penelitian pelatihan melompat satu
menyatakan
bahwa
hoc
test
terdapat
kaki
dan
perbedaan yang signifikan antara
mempunyai
pemberian
peningkatan
pelatihan
melompat
83
Dari
kaki
Surabaya. Dari hasil uji signifikansi post
2011).
dan
melompat
dua
pengaruh daya
hasil kaki
terhadap
ledak
otot
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
tungkai dan kelincahan, sesuai dari
pengaruh
hasil penelitian McCurdy, (2005)
peningkatan kelincahan. Pelatihan
pelatihan satu kaki dan dua kaki
melompat satu kaki menghasilkan
sama-sama efektif untuk perbaikan
peningkatan
fase
Program perlakuan melompat satu
awal
daya
ledak
dan
kelincahan satu kaki dan dua kaki
kaki
pada pria dan wanita.
signifikan
signifikan
terhadap
sebesar
memberikan
4.74%. pengaruh
terhadap
peningkatan
Dengan demikian pelatihan
daya ledak otot tungkai. Pelatihan
melompat satu kaki lebih baik
melompat satu kaki menghasilkan
dalam meningkatkan daya ledak
peningkatan
otot tungkai dan kelincahan. Hasil
Program perlakuan melompat dua
temuan
ini
kaki
temuan
hasil
relevan.
Bahwa
konsisten
dengan
penelitian
yang
pada
memberikan
signifikan
wanita
sebesar
pengaruh
terhadap
kelincahan.
3.29%.
peningkatan
Pelatihan
terlatih pelatihan melompat satu
dua
kaki meningkatkan tinggi lompatan
peningkatan
yang lebih singkat dibandingkan
Program perlakuan melompat dua
dengan
kaki
pelatihan
dua
kaki
kaki
melompat
menghasilkan sebesar
memberikan
3.37%. pengaruh
(Makaruk, dkk dalam Vaczi, 2013).
signifikan
Hasil yang sama dilaporkan oleh
daya ledak otot tungkai. Pelatihan
Dalacore, dkk dalam McCurdy, dkk
melompat dua kaki menghasilkan
(2005) pelatihan plyometric satu kaki
peningkatan
lebih baik dari dua kaki untuk
Terdapat
meningkatkan
antara melompat satu kaki dan
daya
ledak
otot
terhadap
peningkatan
sebesar
perbedaan
melompat
pada
wanita,
peningkatan kelincahan. Program
sehingga dapat dijadikan sebagai
perlakuan melompat satu kaki lebih
acuan
efektif
pada
peningkatan
bolavoli
pelatihan-pelatihan daya
ledak
otot
SIMPULAN Program
dalam
kelincahan
tungkai dan kelincahan.
terhadap
meningkatkan
bila
dibandingkan
dengan
program
melompat
dua
perbedaan
perlakuan
kaki
pengaruh
tungkai satu kaki dan dua kaki pemain
dua
2.10%.
perlakuan
kaki.
Terdapat
pengaruh
antara
melompat satu kaki dan melompat
melompat satu kaki memberikan 84
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
dua kaki terhadap peningkatan
United
daya ledak otot tungkai. Program
Kinetics.
perlakuan melompat satu kaki lebih
Dimic,
ledak
bila program
dibandingkan
tungkai dengan
:
Human
Bubanj,S., Stankovic, R., Bubanj, R.,
efektif dalam meningkatkan daya otot
States
A.,
Bednarik,
J.,
Kolar,E.
2010.,”One-leg
vs
Two-legs
Vertical
Jumping Physical
Performance”.
perlakuan melompat dua kaki.
Education and Sport Vol. 8, DAFTAR PUSTAKA Ahmadi,
N.
2007.
No 1, 2010, pp. 89 - 95
Permainan
Chelly,M.S.,Ghenem,M.A,.Abid,K.,
Bolabasket. Solo : Era Intermedia.
Hermassi,S.,Tabka,Z.,
Ambarukmi,D.H.,Pasurney.P.,Sidik.
and
Shephard.R.J, 2010. “Effects
D.Z.,Irianto,D.P.,Dewanti.,Su
of
nyoto.,Sulistyanto.D.,dan
Plyometric Training Program
Harahap.2007.
Pelatihan
on Leg Daya ledak, Jump- and
Pelatih Fisik Level 1. Jakarta :
Sprint performance of Soccer
Asdep
Players”. Journal of Strength
Tenaga
Pengembangan dan
Pembinaan Prestasi
Short-Term
and Conditioning Research.
Keolahragaan Deputi Bidang Peningkatan
In-Season
24(10)/2670–2676.
dan
Chu,
D,A.1992.
Jumping
Into
IPTEK Olahraga Kementrian
Plyometrics. United States :
Pemuda dan Olahraga.
Human Kinetics.
Asadi,A.,and Arazi,A. 2012.“ Effects
Chu, D,A.,and Myer, G,D., 2013.
of High Intensity Plyometric
Plyometrics. United States :
Training
Human Kinetics.
on
Dynamic
Balance,Agility, Vertical Jump
Faigenbaum,A.D.,Farland,
J.E,.
and Sprint Performance In
Keiper,F.B,.
W.,
Young
Male
Basketball
Tevlin,.
Ratamess,W.E., Kang ,J.,and
Players”. Journal of Sport
Hoffman,J.R. 2007.“ Effects of
and Health Research. 2012,
a short-term Plyometric and
4(1):35-44.
Resistance Training Program
Bompa, and Haff,G, 2009. Theory
on Fitness Performance in Boys
and Methodology of Training.
age 12 to 15 Years”. Journal of
85
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
Sports Science and Medicine
Universitas
(2007) 6, 519-525.
Indonesia.
FIBA. 2010.
Pendidikan
Jones, R. 2007. Speed, Agility, &
Peraturan Resmi Bola
Basket. Jakarta : Perbasi.
Quickness
Fox,E.,Bowers,R.,Foss,M., 1993. The
Performa
physiological basis for evercise
Drill.
High Health.
www.ronjones.org
and sport. United States :
Kariyama,Y.,Mori,K.,Ogata,M.,2011.
Human Kinetics.
”
Grosser., Starischka., & Zimermann.
The
Differences
Between
Double and Single Leg Takeoff
2001, Pelatihan Fisik Olahraga.
On
Koni : Pusat Pendidikan &
Rebound-type
Penataran Bidang Penelitian
Portuguese Journal of Sport
&
Sciences 11 (Suppl. 2), 2011.
Pengembangan
Koni
Joint
Kinetics
Kemenegpora.
Pusat.
2005.
During Jump”.
Panduan
Hadi, S. 2004. Metodologi Research.
Penetapan Parameter Tes Pada
Yogyakarta : Andi
Pusat
Hadi, S. 2004. Statistik.Yogyakarta :
Pelatihan Pelajar Dan Sekolah
Andi
Khusus Olahragawan. Jakarta :
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-
Kemenegpora.
Pendidikan
Dan
dalam
Kusnanik, N.W., Nasution, J., &
Coaching. Jakarta : PPLPTK,
Hartono, S. 201l. Dasar-Dasar
Dirjen. Dikti. Departemen
Fisiologi Olahraga. Surabaya :
Pendidikan
UNESA University Press.
aspek
Psikologis
dan
Lubis, J. 2007. Mengenal Pelatihan
Kebudayaan.
Pliometrik.
Harsono. 2001. Pelatihan Kondisi Fisik.
Jakarta:
http://www.koni.or.id/
Depdikbud
documents/
Dirjen Dikti PPLTK.
fles/ journal/
4.%20Mengenal
Hartono, S. 2007. Anatomi Dasar dan Kinesiology. Surabaya : Unesa
%20Pelatihan
University Press.
%20Pliometrik .pdf. Diakses pada tanggal 18 September
Imanudin, I. 2008. Ilmu Kepelatihan Olahraga.
Bandung
2013.
:
86
Jurnal Buana Pendidikan
Makaruk
Tahun XII, No. 22. Oktober
H,
Winchester
JB,
Oliver, J. 2007. Dasar-Dasar Bola
Sadowski J, Czaplicki A,
Basket.
Sacewicz T.2011.” Effects of
Raya.
unilateral
and
Bandung
:
Pakar
bilateral
Radclifee, J,C,. Farentinos,R,C, .
plyometric training on daya
1985. “Explosive Daya ledak
ledak and jumping ability in
Training”. Amerika : Human
women. Journal of Strength
Kinetics.
and Conditioning Research,
Radclifee, J,C,. Farentinos,R,C, .
2011; 25: 3311‐3318
1999. “High Daya ledaked
Markovic,G.,Jukic,I.,Milanovic,D., And Metikos,D 2007.“ Effects of
Sprint
and
Amerika
Plyometrics”.
:
Human Kinetics.
Plyometric
Raj,X.M. 2013. “Comparative Effects
Training on Muscle Function
of Plyometric, Circuit Training
and
and Circuit Breaker
Athletic
Journal
of
Performance”. Strength
and
Programmes on Selected Motor
Conditioning Research. 2007,
Components of School Level
21(2), 543–549.
basketball players” Indian
Maksum,
A.
Penelitian
2012.
Metodologi
dalam
Journal of Movement
Olahraga.
Education and Exercises
Surabaya : Unesa University
Sciences (IJMEES), Bi-annual
Press.
Refereed Journal Vol. III No.
Nala, N. 1998. Prinsip Pelatihan Fisik Denpasar
Olahraga. Program Program
1 January-June 2013
:
Rimmer, E and Sleivert,G., 2000.
Pascasarjana Studi
Olahraga
“Effects
of
a
Intervention
Fisiologi
Plyometrics
Program
on
Sprint Performance” Journal
Universitas
of
Udayana.
Strength
and
Conditioning Research, 2000,
Nosek, J. 1982. General Of Training.
14(3), 295–301.
Logis National Institut For
Roesdiyanto & Budiwanto, S. 2008.
Sport, Pans Americans Press,
Dasar-dasar
Ltd. Hal: 19.
Olahraga. Laboratorium
87
Kepelatihan Malang
: Ilmu
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
Keolahrgaan
Universitas
Journal of Sports Sciences
Malang.
2008, 2(1-4): 123-130.
Sajoto, M. 1988. Peningkatan Dan Pembinaan
Kekuatan
Shallaby, H.K. 2010. “The Effect of
Dan
Plyometric Exercises Use on the
Kondisi Fisik Dalam Olahraga,
Physical
Depdikbud,
Performance
Jakarta.
Hal:
of
Basketball
Sport Sciences, 3 (4): 316-324,
Sajoto, M. 1995. Pembinaan Kondisi
2010.
Fisik Dalam Olahraga. Jakarta :
Shankar,R.,Rajpal,H.,Arora,M.,
Departemen Pendidikan dan
“Effect of High Intensity and
Kebudayaan.
Low Intensity Plyometric on
Sandler, David. 2005. Sports Daya ledak. North Shore City
VerticalJump
:
Contractionin
Sankarmani,B., Alagesan.J.,
Football
Science and Physiotherapy,
2012.
Vol. 4 No. 2, 81-87, 2008.
“Effectiveness of Plyometrics Training
Daya
and
Players”. Journal of Exercise
Sheriff,I.,Rajeev,K.R.,
Weight
Height
Maximum Voluntary Isometric
Human Kinetics.
Anaerobic
Skillful
Players” World Journal of
38,59,150.
and
and
ledak
Singh, B.. 2011. “Effects of a Short
in
Term Plyometric training
and
Muscle Strength in Female
program Of agility in Young
International
Basketball Players” Brazilian
Athletes”
Journal Of Pharmaceutical
Journal of Biomotricity, v. 5, n.
Science And Health Care
4, p. 271-278, 2011 (ISSN
Issue 2, Volume 2 (April
1981-6324). Stojanovic.T,and Kostic,R. ,. 2002.
2012). Sankey,
P.S.,
Jones,
Bampouras,T.M
P.A.,
And
“The Effects of The Plyometric
..
2011.
Sport Training Model on the
“Effects Of Two Plyometric
development of the vertical
Training
jump of Volleyball Players”
programmes
of
different Intensity n Vertical
Physical Education and
Jump Performance In High
Sport Vol. 1, No 9, 2002.
school
athletes”
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Serbian
Pendidikan 88
Pendekatan
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
Kuantitatif
Kualitatif
Dan
R&D. Bandung : Alfabeta. Sukadiyanto dan Muluk, D. 2011. Penghantar
Teori
dan
Metodologi
Melatih
Fisik.
Jakarta : Lubuk Agung. Swadesi,
K.I.
(2007).
Pelatihan
“Pengaruh
Sirkuit
Periode
Istirahat 30 Detik Dan 60 Detik
Terhadap
Kecepatan,
Daya ledak , Dan Volume Oksigen
Maksimal
Pada
Pemain Bola Basket”. Singaraja : JPPSH Lembaga Penelitian Undiksha. Váczi,M.Tollár,J.,Meszler., Juhász,T.,Karsai,I. “Short‐Term
High
2013. Intensity
Plyometric Training Program Improves Strength, Daya ledak and Agility in Male Soccer Players” Journal of Human Kinetics volume 36/2013, 17‐ 26. Wiriawan,O.
2005.
Panduan
Penetapan Parameter Tes Pada Pusat
Pendidikan
Dan
Pelatihan Pelajar Dan Sekolah Khusus Olahragawan. Jakarta : Kemenegpora.
89