PENGARUH PELATIHAN BEBAN LEG PRESS TERHADAP KECEPATAN LARI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI Oleh Made Mahayasa Hadiwijaya Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected] Abstrak: Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pelatihan beban leg press terhadap kecepatan lari dan daya ledak otot tungkai. Jenis penelitian eksperimen sungguhan (true experimental) dengan rancangan The Randomized PretestPosttest Control Group Design. Sampel penelitian siswa putra kelas X SMK Negeri 1 Singaraja tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 60 orang yang ditentukan dengan teknik random sampling. Kecepatan lari diukur dengan tes lari sprint 50 meter dan daya ledak otot tungkai diukur dengan tes vertical jump, selanjutnya data dianalisis dengan uji-t independent pada taraf signifikansi (α) 0,05. Nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (0,05), dengan demikian hipotesis penelitian “pelatihan beban leg press berpengaruh terhadap kecepatan lari dan daya ledak otot tungkai” diterima. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa; (1) pelatihan beban leg press berpengaruh terhadap kecepatan lari siswa putra kelas X SMK Negeri 1 Singaraja tahun pelajaran 2012/2013. (2) pelatihan beban leg press berpengaruh terhadap daya daya ledak otot tungkai siswa putra kelas X SMK Negeri 1 Singaraja tahun pelajaran 2012/2013. Disarankan bagi pelaku olahraga (pembina, pelatih, guru olahraga dan atlet) untuk menggunakan pelatihan beban leg press sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kecepatan lari dan daya ledak otot tungkai. Abstract: The aim of this study to determine the effect of weight training on leg press towards running speed and explosive power leg muscle. Type of this research is real experimental (true experimental) with draft of The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design. 60 samples from class X of SMK Negeri 1 Singaraja school year 2012/2013 are determined by random sampling technique. Running speed was measured with a 50 meters sprint test and leg muscle explosive power measured by the vertical jump test, then the data were analyzed by independent t-test at significance level (α) of 0.05. Calculated significance value smaller than the value of α (0.05), thus the research hypothesis "leg press weight training affects the running speed and explosive power of the leg muscles" acceptable. From the results of this study concluded that: (1) leg press weight training affect men's running speed class X students of SMK Negeri 1 Singaraja school year 2012/2013. (2) training load effect on the leg press leg muscle explosive power class X student son SMK Negeri 1 Singaraja school year 2012/2013. Recommended for sports people (coaches, trainers, athletes and gym teacher) to use the leg press weight training as an alternative to increasing running speed and explosive power leg muscle. Key words: leg press weight training, running speed, explosive power leg muscle. 1
Salah
satu
yang
terdiri sebagian besar otot serat
mempengaruhi kemampuan seorang
lintang adalah otot yang terdapat
atlet dalam suatu cabang olahraga
pada tungkai bawah dan tungkai atas.
adalah daya ledak otot tungkai dan
Daya ledak otot tungkai terjadi
kecepatan. Daya ledak otot tungkai
akibat
merupakan gerakan yang dihasilkan
memanjang otot tungkai atas dan
secara eksplosif dan berlangsung
bawah yang didukung oleh dorongan
dalam kondisi dinamis. Gerakan-
otot kaki dengan kekuatan dan
gerakan ini dapat terjadi pada waktu
kecepatan maksimal. Daya ledak otot
memukul, menarik, menendang dan
tungkai
pemindahan tempat sebagian atau
ditingkatkan melalui pelatihan fisik
seluruh tubuh. Daya ledak otot
yang
merupakan bagian dari komponen
terencana dengan baik. Selain daya
biomotorik
ledak
yang
faktor
sangat
penting
saling
memendek
dapat
sistematis,
otot
dilatih
terprogram
tungkai,
dan
dan
dan
kecepatan
dalam menunjang segala aktivitas
merupakan komponen fisik yang
fisik seseorang dalam kehidupannya.
mendasar,
Menurut (Nala 1992: 5), daya ledak
merupakan faktor penentu dalam
otot
cabang olahraga.
tungkai
kekuatan
dipengaruhi
otot
dan
oleh
kecepatan.
sehingga
Kecepatan
kecepatan
mengandung
Pelatihan daya ledak otot tungkai
unsur adanya jarak tempuh dan
dititik beratkan pada sekelompok
waktu tempuh terhadap rangsang
otot yang akan digunakan dalam
yang muncul. Untuk itu kecepatan
pelatihan. Dengan adanya massa otot
adalah kemampuan untuk berpindah
dan kualitas otot yang yang terjadi
atau
pada saat pelatihan, hampir dapat
anggota tubuh dari stu titik ke titik
dipastikan mempunyai daya ledak
lainnya
yang besar.
suatu aktivitas berulang yang sama
Daya ledak otot tungkai dapat diperoleh
berdasarkan
serta
bergerak
atau
dari
tubuh
atau
untuk mengerjakan
berkesinambungan
dalam
kerja
waktu yang sesingkat – singkatnya
sekelompok otot atau sejumlah otot
(Nala, 1998: 66). Dengan demikian,
untuk
menahan
diangkatnya.
Otot
berat
yang
kecepatan kuantitas kondisional yang
tungkai
yang
memungkinkan
seseorang
untuk 3
melakukan gerakan dan bereaksi
tahun. Pada umur ini mereka sedang
secara
memasuki masa adolesensi, masa
cepat
terhadap
suatu
rangsangan.
adolesensi pada laki-laki mulai umur
Untuk memiliki kecepatan
12 tahun dan berakhir pada 20 tahun.
daya
besar
Pada massa adolisensi merupakan
diperlukan pembinaan biomotorik,
massa yang paling tepat dalam
pembinaan biomotorik merupakan
meningkatkan kemampuan fisik yang
pembinaan awal sebagai dasar pokok
optimal. Masa ini merupakan masa
dalam mengikuti pelatihan olahraga.
pertumbuhan
Pembinaan biomotorik yang baik
ditandai
akan mampu menghasilkan kondisi
biologis
fisik yang baik pula. Biomotorik
Perkembangan
adalah
yang paling menonjol dalam masa ini
dan
ledak
satu
yang
kesatuan utuh dari
komponen-komponen
yang
tidak
yaitu
yang
dengan
pesat,
yang
perkembangan
yang
kompleks.
kemampuan
kekuatan,
fisik
kecepatan,
dan
dapat dipisahkan begitu saja, baik
ketahanan kardiorespirasi. Kekuatan
peningkatan
meningkat
maupun
sejalan
dengan
pemeliharaannya (Sajoto, 1995: 16).
perkembangan jaringan otot yang
Artinya bahwa di dalam usaha
cepat.
peningkatan
seluruh
dengan peningkatan jaringan otot-
harus
otot dan ukuran memanjang pada
dikembangkan, yang membedakan
tulang-tulang rangka yang berperan
hanya persentase kebutuhan dari tiap
sebagai organ penggerak tubuh dan
komponen
ketahanan
biomotorik
komponen
tersebut
yang
dikembangkan.
Kecepatan
berkembang
kardiorespirasi
Dalam aktivitas olahraga tertentu
berkembang
sejalan
dengan
hanya
perkembangan
besarnya
rongga
beberapa
komponen
biomotorik yang dominan sesuai dengan
cabang
olahraga
yang
digelutinya. Sampel
dada. SMK Negeri 1 Singaraja merupakan
penelitian
salah
satu
sekolah
pada
menengah kejuruan di Kabupaten
penelitian ini adalah siswa putra
Buleleng. Para siswa SMK Negeri 1
kelas X SMK Negeri 1 Singaraja
Singaraja sering ikut serta dalam
yang rata-rata berumur 16 sampai 18
beberapa pertandingan, perlombaan, 4
dan kejuaraan dalam bidang olahraga
yang terlibat dalam olahraga voli
yang diadakan baik itu dalam tingkat
khususnya daya ledak otot tungkai
Kecamatan,
dan
bahkan
ditingkat
kecepatan
yaitu
dengan
Kabupaten. Belakangan ini prestasi
penerapan pelatihan beban. Pelatihan
dari siswa SMK Negeri 1 Singaraja
beban
dalam bidang olahraga tidak mampu
pelatihan yang selain menghasilkan
meraih hasil yang maksimal. Dari
perubahan-perubahan positif pada
sekian jenis extrakurikuler yang ada
kemampuan
di SMK Negeri 1 Singaraja seperti
memperbaiki
sepak bola, futsal, voli, basket,
kesegaran
pencak silat, renang, dan tenis meja,
Pelatihan beban alalah latihan-latihan
hanya olahraga voli yang menonjol
yang sistematis di mana beban hanya
dengan meraih juara III pada pada
dipakai
ajang pekan olahraga dan seni pelajar
menanmbah
tingkat kabupaten, sementara cabang
mencapai berbabagai tujuan tertentu,
olahraga yang lain belum mampu
seperti
berprestasi. Berdasarkan hasil awal
kondisi fisik kesehatan, kekuatan,
pengamatan, siswa
merupakan
suatu
motorik secara jasmani
juga serempak
dari
sebagi
alat
kekuatan otot
misalnya
sistem
tubuh.
untuk guna
memperbaiki
kurangnya
prestasi
prestasi dalam suatu cabang olahraga
cabang
olahraga
dan sebagainya (Harsono, 185:1988).
kurangnya
Pelatihan beban akan dapat menjaga
dalam
disebabkan
oleh
pembinaan kondisi fisik. Untuk itu
kekuatan
perlu adanya suatu pembinaan yang
meningkatkan koordinasi otot saraf
tepat
dan densitas tulang (menghindarkan
dan
sesuai
serta
dapat
meningkatkan kondisi fisik yang dimiliki
siswa
Singaraja,
SMK
siswa
1
daya
tahan
otot,
tulang rapuh). Pelatihan
beban
akan
SMK
menyebabkan dua cara peningkatan
Negeri 1 Singaraja akan mampu
daya tahan otot, yaitu meningkatkan
meraih prestasi yang lebih maksimal
sifat-sifat anaerobik dalam otot serta
di cabang olahraga yang lain.
mengurangi jumlah serat otot yang
yang
sehingga
Negeri
dan
Salah satu metode pelatihan
terlibat aktivitas permulaan sehingga
tepat
menyimpan
untuk
komponen-komponen
meningkatkan biomotorik
sejumlah
serat
otot
sebagai cadangan jika suatu saat 5
aktivitas berkelanjutan. Dalam hal
juga dikatakan salah satu pelatihan
ini, beban yang akan digunakan
terbaik untuk melatih paha depan
dalam peneltian ini adalah leg press.
yang terdiri dari anterior superior
Leg press merupakan salah satu
iliac
pelatihan yang sangat baik untuk
musculus tensor latae, musculus
membangun massa otot tungkai,
pectineus, musculus adductor longus,
yang terdiri dari otot tungkai bagian
musculus
atas, otot-otot tungkai bagian bawah
musculus rectus femoris, musculus
dan otot-otot kaki. Otot tungkai
lateralis,
bagian atas terdiri dari muskulus
Pelatihan ini merupakan bagian dari
sartorius, muskulus vastus lateralis,
semua pelatihan kaki dan sangat
muskulus vastus medialis, muskulus
membantu bagi mereka yang ingin
rektus femoralis, muskulus abduktor
mendapatkan otot kaki yang baik.
longus,
muskulus
spine,
pectineus,
musculus
gracilis,
medialis.
Bertolak dari hal di atas, peneliti
muskulus
mengembangkan
maksimus,
sartorios,
musculus
muskulus tensor facia latae, dan gluteus
hiopsoas,
merasa lebih
jauh
dengan
judul
sedangkan otot tungkai bagian bawah
penelitian
terdiri dari muskulus tibialis anterior,
“pengaruh pelatihan beban leg press
muskulus peroneus longus, muskulus
terhadap daya ledak otot tungkai dan
gastroknemius, muskulus soleus dan
kecepatan pada siswa putra SMK
muskulus
Negeri
extensor
digitorium
communis longus, dan Otot-otot kaki terdiri hallucis
dari dan
muskulus
abductor
adductor
hallucis,
dan muskulus quadratus plantae. Latihan-latihan pembentukan otot kaki atas, secara fisik dianggap sangat
dibutuhkan
karena
menyangkut daerah otot yang sangat luas. Pelatihan beban leg press dapat
1
Singaraja
tahun
2012/2013”. METODE PENELITIAN Jenis
muskulus fleksor hallucis brevis, muskulus fleksor digitorum brevis,
ini
tertarik
merupakan
penelitian jenis
ini
penelitian
eksperimen lapangan yang bertujuan untuk
mengetahui
kemungkinan
hubungan sebab akibat dengan cara memberikan
satu
atau
lebih
perlakuan kepada satu atau lebih kelompok
eksperimental,
dan
membandingkannya dengan satu atau 6
lebih kelompok kontrol yang tidak
diberikan selama 4 minggu atau 12
diberikan
I
kali pelatihan dengan frekuensi 3 kali
Nyoman, 2006: 52). Pada rancangan
perminggu. Setelah 12 kali pelatihan,
eksperimental lapangan memiliki 3
kedua kelompok diberikan test akhir
prinsip, yaitu: randomisasi, replikasi,
post-test (T2) dengan test yang sama
dan adanya kelompok control atau
seperti pada pre-test yaitu tes vertical
banding (Kanca I Nyoman, 2006:52).
jump untuk daya ledak otot tungkai
Rancangan
yang
dan tes lari sprint 50 meter untuk
digunakan dalam penelitian ini yaitu
kecepatan. Lokasi penelitian yaitu
” the modifide randomized pre-test
Gedung Sport Smart “M” Singaraja.
post tes control group design (Kanca
Dengan menggunakan sampel siswa
I Nyoman, 2006: 73). Berdasarkan
putra kelas X SMK Negeri 1
rancangan penelitian tersebut, maka
Singaraja tahun pelajaran 2012/2013.
penelitian dilakukan sebagai berikut:
Sampel adalah himpunan bagian
pengambilan
dari
(sebagian) populasi yang diambil
populasi (P) dengan teknik random
secara representatif dari populasi
sampling (R), melalui teknik undian.
(Kanca I Nyoman, 2006: 14). Teknik
Kemudian sampel diberikan test awal
pengambilan
atau pre-test (T1), dengan hasil pre-
penelitian ini menggunakan random
test tersebut sampel dibagi menjadi
sampling.
dua kelompok secara ordinal pairing
digunakan
(OP).
populasi dari mana sampel diambil
perlakuan
(Kanca
penelitian
sampel
Setelah
kelompok,
(S)
didapatkan maka
dua
dilakukan
sampel
dalam
Random oleh
merupakan
sampling
peneliti
populasi
apabila
homogenitas
randomisasi lagi untuk menentukan
yang hanya mengandung satu ciri.
kelompok mana yang akan menjadi
Dengan
kelompok perlakuan dan kelompok
dikehendaki dapat diambil secara
mana yang akan menjadi kelompok
sembarang
kontrol.
menggunakan teknik sampling ini
Kelompok
perlakuan
demikian
sampel
(acak)
saja.
yang
Dalam
diberikan perlakuan pelatihan beban
peneliti
leg
yang sama kepada tiap-tiap sampel
press,
sedangkan
kelompok
memberikan
kesempatan
kontrol diberikan aktivitas olahraga
untuk
konvensional.
kelompok. Dalam penelitian ini yang
Perlakuan
akan
terambil
sebagai
anggota
7
di random
adalah
kelas
X
A
Akutansi, X B Akutansi, X CD
Dari hasil yang diperoleh
Akutansi, X D Akutansi, X A
sampel
yang
digunakan
U.P.W, X C U.P.W, X C U.P.W, X
sebanyak 64. Untuk menentukan
A Administrasi, X B Administrasi, X
representatif atau tidaknya jumlah
C Administrasi, X A Pemasaran, X B
sampel yang diambil dari jumlah
Pemasaran, dan X C Pemasaran
populasi
SMK Negeri 1 Singaraja. Dalam
standard error proportion
penelitian ini sampel yang akan
dengan menggunakan rumus:
maka
akan
adalah
dihitung (σ p )
digunakan sebanyak 40% dari jumlah
populasi sebanyak 160 orang karena
p
N n N 1
=
PO n
dengan jumlah sampel 40% jumlah (Cochran, 1977: 75)
sampel sudah representatif terhadap populasi yang dicari dengan standar error proportion
(SEP),
dimana
jumlah rentangan kelas yang akan digunakan sebanyak 4 - 8 kelas yang akan diambil secara acak yang berjumlah 64 orang siswa. Jadi jumlah sampel untuk
Keterangan: σ p : Standard Error Proportion. P : Proporsi kejadian tertentu dari populasi (sukses). Q : Proporsi kejadian gagal (1 - P). N : Jumlah populasi. n : Jumlah sampel. Jumlah sampel dianggap representatif jika σ
siswa putra kelas X SMK Negeri 1 Singaraja tahun pelajaran 2012/2013
p
=
160 64 x 64 1
p
=
96 x 63
p
= 1,23 x 0,038
p
= 0,047 atau 4,7 %
n = P. N
Keterangan: n : Jumlah Sampel P : Proporsi Sampel N : Jumlah Populasi
<5%
adalah:
(Arikunto, 1989: 130)
p
40%(1 0,4) 160
0,4(1 0,4) 160
Karena standar error populasi sampel (
p
) yaitu 4,8% berarti
n : P.N
berada di bawah 5% atau
n : 40% x 160 orang
4,7% < 5%, maka sampel dalam
n : 64 orang
penelitian ini sebanyak 64 orang
p
=
8
dianggap
representatif
untuk
mewakili keseluruhan dari populasi penelitian. orang
Sampel
akan
sebanyak
dibagi
menjadi
64 2
1. Sampel direngking berdasarkan hasil tes awal 2. Kemudian sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
kelompok setelah melakukan tes
a. Kelompok 1............kelompok
awal dengan cara ordinal pairing
perlakuan pelatihan beban leg
agar
press.(K1)
nantinya
setiap
kelompok
memiliki kemampuan yang hampir
b. Kelompok 2.............kelompok
sama dan untuk menjaga jika ada peserta
yang sakit
atau
karena
sesuatu hal yang tidak diharapkan maka diberikan cadangan 2 orang tiap kelompok sesuai hasil tes awal dan
juga
di
ordinal
kontrol. (K2) Pembagian Anggota Kelompok Berdasarkan Ordinal Pairing Kelompok 1 (K1) 1
Kelompok 2 (K2) 2
4
3
5
6
8 seterusnya
7 seterusnya
pairing.
Pembagian kelompok tersebut adalah sebagai berikut : kelompok 1 adalah kelompok
perlakuan
dengan
pelatihan beban leg press.(K1) = 32 orang
dan
kelompok
kelompok kontrol
2
atau
adalah aktivitas
olahraga selain leg press. (K2) = 32 orang.
Pembagian
dilakukan
dengan
kelompok cara
ordinal
pairing yang ditunjukan pada tabel bertujuan
agar
tiap
kelompok
memiliki
anggota
kemampuan
yang sama. Dalam penelitian ini sampel dibagi menjadi 2 kelompok, berdasarkan rengking pada saat tes awal
dengan
sebagai berikut:
langkah-langkah
Kelompok kelompok
1
sebagai
perlakuan
diberikan
pelatihan beban leg press selama 4 minggu (12 kali pelatihan dan tidak termasuk pre-test dan post-test). Sedangkan kelompok 2 bertindak selaku
kelompok
kontrol
akan
diberikan aktivitas olahraga selain pelatihan beban leg press. Instrumen yang digunakan untuk mengukur daya
ledak otot tungkai dalam
penelitian ini adalah instrumen tes vertical jump dengan validitas 0,78 dan
reliabilitas
0,93
(Nurhasan,
2000: 130), sedangkan kecepatan 9
diukur
dengan
menggunakan
homogenitas data dalam penelitian
instrumen tes lari sprint 50 meter
ini menggunakan uji Levene dengan
dengan validitas face validity
bantuan
dan
SPSS
16.0
pada
taraf
reliabilitas 0,94. Petugas pencatat
signifikansi
adalah mahasiswa yang membantu
pengambilan keputusan jika nilai
dalam penelitian ini.
signifikansi Levene >
()
0,05.
Kriteria
, maka
sampel berasal dari populasi yang Teknik Analisis Data
sama atau homogen sedangkan jika
Sebelum melakukan analisis data beberapa persyaratan yang harus dipenuhi adalah uji normalitas data
normalitas
sampel berasal dari populasi yang
data
2011: 193). Jika
dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk melakukan pengujian normalitas data mempergunakan
uji
lilliefors
kolmogrov-smirnov dengan bantuan program
SPSS 16,0
signifikansi
α
=
pada
0,05.
taraf
Kriteria
pengambilan keputusan jika nilai signifikan yang diperoleh > α, maka sampel
penelitian
berdistribusi
normal,
sedangkan
jika
nilai
signifikan yang diperoleh < α, maka sampel penelitian tidak berdistribusi
homogenitas
data
dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel
berasal
populasi
yang
dari
populasi-
homogen.
sampel
Uji
berasal
dari
populasi yang sama atau homogen maka akan dilakukan uji hipotesis dengan
menggunakan
parametrik,
statistik
sedangkan
jika,
sedangkan jika sampel berasal dari populasi
yang
tidak sama
atau
heterogen maka uji hipotesis akan dilakukan
dengan
menggunakan
statistik non-parametrik. Untuk mengetahui kebenaran dari hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan instrumen uji-t independen.
normal (Santoso, 2011: 190). Uji
, maka
tidak sama atau heterogen (Santoso,
dan uji homogenitas data. Uji
signifikansi Levene <
independen
Instrumen digunakan
uji-t untuk
menguji perbedaan dua mean sampel bebas (Santoso, 2011: 251). Data penelitian yang diuji adalah hasil gaint score kecepatan lari dan daya 10
ledak otot tungkai dari masing-
test, dengan demikian nilai rata-rata
masing
kelompok perlakuan meningkat 0,93.
kelompok
pada
taraf
signifikansi α = 0,05.
Dari data pre-test dan post-test
Hipotesis ini diuji dengan bantuan
SPSS
16,0
pada
taraf
signifikansi (α) 0,05. Pada kriteria
tersebut diperoleh data beda (gaint score) yang akan dianalisis untuk mengadakan uji hipotesis penelitian.
pengambilan keputusan yaitu jika signifikansi < α berarti terdapat pengaruh
yang
signifikan
dari
perlakuan yang diberikan, sedangkan jika signifikansi > α berarti tidak ada pengaruh
dari
perlakuan
yang
diberikan HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Diagram Histogram Data Gaint Score Kecepatan Lari Kelompok Perlakuan
Analisis data hasil penelitian untuk
variabel terikat
menunjukan
adanya
penelitian peningkatan
nilai rata-rata (mean) untuk masingmasing variabel. Dari deskripsi data variabel
kecepatan
lari
terlihat
kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan mengalami peningkatan nilai
rata-rata.
Nilai
pre-test
kelompok kontrol memiliki nilai
Diagram Histogram Data Gaint Score Kecepatan Lari Kelompok Kontrol Untuk variabel daya ledak
rata-rata 8,49 dan rata-rata nilai 8,20 post-test dengan demikian nilai rata-
otot
tungkai
juga
rata kelompok kontrol meningkat
peningkatan
0,29. Kelompok perlakuan untuk
kelompok kontrol maupun kelompok
variabel kecepatan lari mengalami
perlakuan.
Kelompok
kontrol
peningkatan nilai rata-rata, 8,50 pada
mengalami
peningkatan
rata-rata
saat pre-test dan 7,57 pada saat post-
sebesar 4,94 dari rata-rata pre-test
rata-rata
mengalami baik
pada
11
35,03 menjadi 39,97 pada saat post-
Smirnov dengan bantuan program
test. Sedangkan kelompok perlakuan
SPSS 16.0 pada taraf signifikansi (α)
mengalami
rata-rata
0,05. Data akan berdistribusi normal
14,8 dari rata-rata pre-test 36,33
jika nilai signifikansi hitung data
menjadi 51,13 pada saat post-tes.
yang diujikan lebih besar dari pada α
Dari data pre-test dan post-test
(sig > 0,05).
peningkatan
tersebut diperoleh data beda (gaint
Dari hasil uji normalitas data
score) yang akan dianalisis untuk
dengan
Instrumen
Uji
Lilliefors
mengadakan uji hipotesis penelitian.
Kolmogorof- Smirnov program SPSS 16,0 diperoleh hasil untuk variabel kecepatan lari kelompok perlakuan 0,105 dengan signifikansi 0,200, sedangkan variabel kecepatan lari kelompok signifikansi
kontrol 0,123 dengan 0,200.
Hasil
untuk
variabel daya ledak otot tungkai Diagram Histogram Data Gaint Score Daya Ledak Otot Tungkai Kelompok Perlakuan
kelompok perlakuan 0,140 dengan signifikansi 1,38, sedangkan variabel daya ledak otot tungkai kelompok kontrol 0,150 dengan signifikansi 0,85. Pada taraf signifikansi α = 0,05 signifikansi thitung variabel kecepatan lari dan variabel daya ledak otot tungkai lebih besar dari pada α (sig > 0,05)
Diagram Histogram Data Gaint Score Daya Ledak Otot Tungkai Kelompok Kontrol
sehingga
data
yang diuji
merupakan data yang berdistribusi normal. Pengujian homogenitas data
Pengujian terhadap normalitas data penelitian dilakukan pada data gaint-score dari data kecepatan lari dan
daya
otot
tungkai
dengan
dilakukan terhadap data gaint-score kecepatan lari dan daya ledak otot tungkai. Dari hasil analisis uji Levene dengan bantuan SPSS 16,0 pada taraf
instrumen uji Lilliefors Kolmogorov12
signifikansi (α) 0,05. Dari hasil uji
nilai signifikansi hitung lebih besar
didapatkan nilai signifikansi hitung
dari α (Sig > 0,05), hipotesis
untuk kedua data tersebut lebih besar
penelitian ditolak. Data yang diuji
dari pada
α (sig >0,05), dengan
adalah data gaint score kelompok
demikian data yang diuji berasal dari
perlakuan dan kelompok kontrol
data dengan variansi yang homogen.
untuk kecepatan lari dan daya ledak
Dari
otot
hasil
uji
homogenitas
tungkai.
Dari
hasil
uji-t
didapat
nilai
thitung
menggunakan instrumen uji levene
independent
dengan bantuan program SPSS 16,0
variabel kecepatan lari sebesar 4,744
pada pelatihan beban leg press
dengan signifikansi thitung = 0,000.
diperoleh nilai uji untuk variabel
Pada taraf signifikansi α = 0,05
kecepatan
dengan
signifikansi thitung variabel kecepatan
signifikansi 0,131, sedangkan nilai
lari = 0,000 lebih kecil dari nilai α
uji untuk variabel daya ledak otot
(Sig < 0,05), sehingga hipotesis
tungkai 1,289 dengan signifikansi
penelitian pelatihan beban leg press
0,261. Pada taraf signifikansi α =
variabel kecepatan lari diterima.
0,05
variabel
Sedangkan untuk variabel daya ledak
kecepatan lari dan variabel daya
otot tungkai hasil uji-t independent
ledak otot tungkai lebih besar dari
didapat nilai thitung 12,805 dengan
pada α (sig > 0,05) sehingga data
signifikansi thitung = 0,000. Pada taraf
yang diuji berasal dari data yang
signifikansi α = 0,05 signifikansi
homogen.
thitung
lari
2,346
signifikansi
Berdasarkan
thitung
daya
ledak
otot
hipotesis
tungkai = 0,000 lebih kecil dari nilai
press
α (Sig < 0,05), sehingga hipotesis
berpengaruh terhadap peningkatan
penelitian pelatihan beban leg press
kecepatan
variabel daya ledak otot tungkai
pelatihan
beban
lari
independent program
uji
variabel
leg
dengan
dengan
SPSS
bantuan
Dari deskripsi di atas, terlihat
Hipotesis
adanya peningkatan nilai variabel
penelitian diterima apabila nilai uji-t
kecepatan lari dan daya ledak otot
memiliki signifikansi lebih kecil dari
tungkai pada kelompok perlakuan
α (Sig < 0,05). Sedangkan apabila
maupun control. Dengan peningkatan
(α)
0,05.
pada
diterima.
taraf
signifikansi
16,0
uji-t
13
rata-rata kelompok perlakuan yang
salah
satu
alternatif
lebih tinggi dari pada kelompok
meningkatkan kecepatan lari dan
kontrol untuk variabel kecepatan lari
daya ledak otot tungkai. Bagi peneliti
dan peningkatan rata-rata kelompok
lain yang ingin melakukan penelitian
perlakuan yang lebih tinggi dari pada
sejenis
kelompok kontrol untuk variabel
menggunakan variabel dan sampel
daya ledak otot tungkai. Hal ini
penelitian yang berbeda.
disarankan
dalam
untuk
menunjukkan adanya pengaruh dari pelatihan yang diberikan terhadap peningkatan kecepatan lari dan daya ledak otot tungkai pada sampel penelitian. kelompok
Peningkatan perlakuan
pada
diakibatkan
oleh pemberian pelatihan beban leg
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1989. Manajemen Penelitian. Jakarta :PT. Renika Cipta. Cochran, William G. 1977. Sampling Techniques Third edition. New York: Emeritus Harvard University.
press selama 4 minggu 12 kali pelatihan. Sedangkan peningkatan pada
kelompok
kontrol
lebih
diakibatkan oleh adanya peningkatan aktivitas olahraga yang dilakukan oleh
seluruh
sampel
penelitian
selama kegiatan berlangsung. Kesimpulan
Kanca, I Nyoman. 2006. Metodologi Penelitian Keolahragaan. Singaraja: Fakultas Pendidikan Ilmu Keolahragaan UNDIKSHA. Nala,
Pelatihan beban leg press berpengaruh terhadap kecepatan lari dan daya ledak otot tungkai siswa putra kelas X SMK Negeri 1 Singaraja tahun pelajaran 2012/2013. Bagi
Harsono. 1988. Coaching dan AspekAspek Psikologis Dalam Coaching: Jakarta. C.V. Tambak Kusuma.
pembina
olahraga,
Ngurah.1992. Kumpulan Tulisan Olahraga. Denpasar: UNUD.
-------. 1998. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: UNUD. Nurhasan. 2000. Tes Dan Pendidikan Pengukuran Olahraga. Bandung: IKIP Bandung.
pelatih olahraga, guru penjasorkes dan atlet serta pelaku olahraga lainya disarankan
dapat
menggunakan
Santoso, Singgih. 2011. Mastering SPSS 16,0. Jakarta: Gramedia.
pelatihan beban leg press sebagai 14