Kontribusi Kecepatan Reaksi Kaki, Daya Ledak Otot...(Muh. Akmal Almy)
KONTRIBUSI KECEPATAN REAKSI KAKI, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP KEMAMPUAN LARI 100 METER Oleh: Muh. Akmal Almy (Dosen Universitas PGRI Palembang)
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui kontribusi kecepatan reaksi kaki, daya ledak otot tungkai dan keseimbangan terhadap kemampuan lari 100 meter mahasiswa PO Universitas PGRI Palembang. Instrumen dalam penelitian ini berupa tes kecepatan reaksi kaki dengan face validity dan reliabilitas sebesar 0,85, tes daya ledak otot tungkai dengan validitas 0,60 dan reliabilitas 0,96, tes keseimbangan validitas sebesar 0,75 dan reliabilitas sebesar 0,46, tes kecepatan lari 100 meter dengan construct validity dan reliabilitas 0,94. Kesimpulan hasil penelitian: (1) terdapat kontribusi yang signifikan kecepatan reaksi kaki terhadap kemampuan lari 100 meter mahasiswa PO sebesar 17,98%, (2) terdapat kontribusi yang signifikan daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan lari 100 meter mahasiswa PO sebesar 16,28%, (3) terdapat kontribusi yang signifikan keseimbangan terhadap kemampuan lari 100 meter mahasiswa PO sebesar 9,49%, (4) terdapat kontribusi yang signifikan secara bersama kecepatan reaksi kaki, daya ledak otot tungkai dan keseimbangan terhadap kemampuan lari 100 meter mahasiswa PO Universitas PGRI Palembang. Kata Kunci: Kecepatan Reaksi Kaki, Daya Ledak Otot Tungkai, Keseimbangan, Kemampuan Lari 100 Meter. THE CONTRIBUTIONS SPEED OF FOOT REACTION, EXPLOSIVE POWER OF LEG MUSCLE, AND THE BALANCE OF THE ABILITY TO RUN 100 METERS Abstract The purpose of this research is to determine the contributions speed of foot reaction, explosive power of leg muscle, and the balance of the ability to run 100 meters students of sport education of PGRI Palembang University. The instruments used in this research were speed of foot reaction test with validity: face validity and reliability in the amount of 0,85, explosive power of leg muscle test validity 0,60 and reliability 0,96, balanced validity tes in the amount of 0,75 and reliability in the amount of 0,46, the ability to run 100 meter’s test validity construct validity and reliability 0,96. Data analysis techniques using regression analysis and correlation, either simple or double, through prerequiste test for normality and linearity. The conclusion of this research are: (1) There is a significant contribution speed of foot reaction to the ability to run 100 meter from students of sport education in the amount of 17,98 %, (2) There is a significant 1
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 3 September 2014 : 1-18
contribution explosive power of leg muscle to the run ability 100 meter students of sport education in the amount of 16,28 %, (3) There is a significant contribution balance of the ability to run 100 meters students of sport education in the amount 9,49 %, (4) There is a significant contribution together speed of foot reaction, explosive power of leg muscle, and the balance of the ability to run 100 meters students of sport education of PGRI Palembang University. Keywords: Peed of Foot Reaction, Explosive Power of Leg Muscle, And The Balance of The Ability To Run 100 Meters. A. PENDAHULUAN Atletik adalah salah satu cabang olahraga tertua yang dilakukan semenjak zaman dahulu, di mana atletik merupakan induk dari cabang olahraga yang telah ada saat ini. Atletik dapat dikatakan seuatu olahraga yang memprakarsai hadirnya olimpiade, yang mana olimpiade pertama Negara Yunani menjadi tuan rumah peyelenggaraannya. Perkembangan atletik di Indonesia juga ditandai dengan semakin banyaknya klub-klub atletik di bawah naungan PASI. Klub-klub tersebut saling bersaing dalam membina atletnya untuk berprestasi dalam bidang olahraga khususnya atletik. Atletik adalah olahraga yang dalam setiap gerakanya menggunakan aktivitas fisik atau jasmani, di mana dalam melakukanya seluruh anggota tubuh akan ikut bergerak, baik itu kaki, tangan atau anggota tubuh yang lain. Gerakan-gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga atletik seperti: berjalan, berlari, melompat dan melempar adalah gerakan yang dilakukan oleh manusia di dalam kehidupan sehari hari (Syarifudin, 1992:1) Bidang olahraga atletik merupakan salah satu aspek
yang
perlu
diperhatikan di mana dengan kemajuan bidang olahraga atletik suatu daerah akan dapat membawa nama daerah tersebut terkenal, terutama prestasi yang dicapai oleh atletnya. Permasalahan yang timbul adalah sulitnya mencari atlet yang potensial untuk dapat dilatih dan dibina untuk berprestasi dalam suatu cabang olahraga. Untuk menjadi atlet lari jarak pendek 100 meter yang berprestasi ada beberapa aspek yang harus dikembangkan melalui latihan, aspek-aspek tersebut adalah: (1) persiapan fisik, (2) persiapan taktik, (3) persiapan teknik dan, (4) persiapan mental (Bompa, 1999:49).
2
Kontribusi Kecepatan Reaksi Kaki, Daya Ledak Otot...(Muh. Akmal Almy)
Peranan kemampuan fisik dalam menunjang prestasi lari 100 meter sangat penting, sehingga atlet yang mempunyai kemampuan fisik yang baik tentu akan lebih berpeluang untuk berprestasi. Demikian pula sebaliknya apabila atlet tidak memiliki kemampuan fisik yang baik tentunya sulit untuk berprestasi. Begitu pentingnya fisik bagi seorang atlet lari 100 meter, sehingga sebelum terjun ke arena perlombaan harus sudah dalam kondisi fisik yang baik. Keberadaan kondisi fisik yang siap bertujuan agar dalam suatu perlombaan dapat menghadapi intensitas kerja dan gejala stress yang bakal dihadapinya dalam suatu perlombaan. Berdasarkan pengamatan dan wawancara di lapangan dengan dosen mata kuliah atletik awal semeter genap kemarin pada bulan Maret-April 2014, Yogi Metra menyatakan bahwa “motivasi mahasiswa pendidikan olahraga dalam mengikuti mata kuliah atletik sangatlah tinggi” hal ini terbukti dengan semangat yang tinggi untuk hadir di dalam mengikuti perkuliahan, namun dari keseluruhan populasi masih ada sebagian dari mahasiswa yang masih kurang dalam hal melakukan teknik lari, terutama saat melakukan lari dengan kecepatan maksimal (lari 100 meter). Hal ini terbukti pada saat kuliah atletik pada materi lari pendek 100 meter dan pada pengambilan nilai mid-semester yang diikuti oleh mahasiswa banyak yang tidak masuk dalam kategori pencapaian lari yang baik pada lari 100 meter (sprint), hal ini tentu tidak dikuasai akibat rendah dan kurangnya kemampuan penguasaan teknik lari dan melakukan tolakan yang baik dan efektif. Lari 100 meter (sprint) sangat dibutuhkan keseimbangan yang baik agar lebih terarah dan seimbang dalam berlari, untuk kecepatan reaksi dan daya ledak yang bagus dapat memberi tolakan (lecutan) pada tubuh saat melakukan start. Beranjak dari studi tersebut peneliti berkeinginan untuk meneliti tentang sumbangan komponen-komponen lari seperti: (1) kecepatan sprint, (2) kecepatan reaksi kaki, (3) kekuatan otot tungkai, (4) daya ledak otot tungkai, (5) panjang tungkai. Bertolak dari uraian di atas maka penulis tertarik ingin mengadakan penelitian yang berjudul “kontribusi kecepatan reaksi kaki, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan terhadap kecepatan lari 100 meter (studi deskriptif pada mahasiswa PO-Univ. PGRI Palembang.
3
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 3 September 2014 : 1-18
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifkasi masalah sebagai berikut: (1) pasang surutnya perkembangan dan prestasi atletik di Univ. PGRI Palembang, terkhusus pada cabang lari pendek (sprint) lari 100 meter, (2) Perlunya pembinaan atlit dalam pencapaian prestasi, (3)
Belum
diktahuinya kontribusi kecepatan reaksi kaki terhadap kemampuan lari 100 meter, (4) Belum diketahuinya kontribusi daya ledak otot tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter, (5) Belum diketahui kontribusi keseimbangan terhadap kemampuan lari 100 meter, (6) Belum diketahui secara bersama-sama kontribusi kecepatan reaksi kaki, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan terhadap kemampuan lari 100 meter. Mengingat terbatasnya kemampuan, tenaga, biaya dan waktu, maka penelitian ini dibatasi pada kontribusi kecepatan reaksi kaki, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan terhadap kemampuan lari 100 Meter (Studi deskriptif pada mahasiswa PO-Univ. PGRI Palembang). Penelitian ini menitikberatkan pada variabel-variabel: (1) kontribusi kecepatan reaksi kaki, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan sebagai variabel bebas, dan (2) kemampuan lari 100 meter sebagai variabel terikatnya. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu: (1) Apakah ada kontribusi kecepatan reaksi kaki terhadap kemampuan lari 100 meter pada mahasiswa POUniv. PGRI Palembang?, (2) Apakah ada kontribusi daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan lari 100 meter pada mahasiswa PO-Univ. PGRI Palembang, (3) Apakah ada keseimbangan terhadap kemampuan lari 100 meter pada mahasiswa PO-Univ.PGRI Palembang?, (4) Apakah ada kontribusi secara bersama-sama kecepatan reaksi kaki, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan terhadap kemampuan lari 100 meter pada mahasiswa PO-Univ. PGRI Palembang. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah diungkapkan sebelumnya, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: (1) Untuk mengetahui apakah ada kontribusi kecepatan rekasi kaki terhadap kemampuan lari 100 meter pada mahasiswa PO-Univ. PGRI Palembang, (2) Untuk mengetahui apakah ada kontribusi daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan lari 100 meter pada mahasiswa PO-Univ. PGRI Palembang, (3)
4
Kontribusi Kecepatan Reaksi Kaki, Daya Ledak Otot...(Muh. Akmal Almy)
Untuk mengetahui apakah ada kontribusi keseimbangan terhadap kemampuan lari 100 meter pada mahasiswa PO-Univ. PGRI Palembang, (4) Untuk mengetahui apakah ada kontribusi secara bersama-sama kecepatan reaksi kaki, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan terhadap kemampuan lari 100 meter pada mahasiswa PO-Univ. PGRI Palembang. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: (1) Bagi program studi pendidikan olahraga, rekan sejawat, dan mahasiswa sebagai masukan kepada dosen olahraga dalam membantu pengembangan wawasan keilmuan tentang ilmu keolahragaan dan sebagai sumber penelitian selanjutnya dalam penelitian dosen terkhusus tentang variabel-variabel yang saat ini diteliti oleh peneliti, (b) Bagi masyarakat dan penelti sendiri untuk menambah pengetahuan dan wacana keilmuan dalam penelitian ilmu keolahragaan, khususnya pada penelitian cabang olahraga atletik, (c) Sebagai informasi kepada atlit dan pelatih bahwa kelincahan raeksi kaki, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan dapat menopang kecepatan lari 100 meter.
B. KAJIAN PUSTAKA 1. Hakikat Lari 100 Meter Lari cepat jarak pendek 100 Meter adalah merupakan salah satu nomor lari yang tergolong sebagai lari sprint (jarak pendek) selain itu ada juga lari 200 meter dan 400 meter yang termasuk dalam kategori lari cepat (sprint). Lari cepat 100 Meter dalam pelaksanaannya terdapat beberapa rangkaian gerakan yang dimulai dari tolakan, melayang dan mendarat. Serangkaian gerakan tersebut merupakan satu kesatuan urutan gerak yang tidak terputus-putus, artinya antara gerakan yang satu dengan gerakan yang lainnya merupakan suatu koordinasi gerakan yang dilakukan dalam waktu yang sangat cepat dan relatif singkat. Sehingga dalam pelaksanaannya hampir tidak terlihat adanya perbedaan gerakan. Lari cepat dalam jarak pendek adalah lari yang dilakukan dengan kecepatan penuh (sprint) atau kecepatan maksimal, sepanjang yang harus ditempuh sampai jarak 100 meter Adisasmita, (1992:35) sehingga lari 100 Meter termasuk lari jarak pendek. Untuk dapat berprestasi dalam lari 100 meter (sprint)
5
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 3 September 2014 : 1-18
diperlukan banyak unsur, pada dasarnya ada dua unsur yang melandasi yaitu unsur pokok dan penunjang. Unsur pokok adalah tehnik, sedangkan unsur penunjangnya adalah: (1) Pengembangan fisik (physical build-up), (2) pengembangan mental (mental build-up), (3) kematangan juara. Ada beberapa hal dalam lari cepat yang perlu diperhatikan dan harus dikuasai oleh seorang pelari (sprinter) serta dapat dilakukan dengan benar, cepat, tepat, luwes dan lancar, menurut Aip Syarifuddin (1992:44) adalah sebagai berikut: (1) lari dengan memakai ujung kaki, (2) lutut atau paha diangkat tinggi, (3) ayunan lengan atau tangan dari belakang ke depan, (4) badan condong ke depan.
2. Pengertian Kecepatan Reaksi Kaki Kecepatan reaksi mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan dalam melakukan teknik lari pada pencapaian kemampuan lari 100 meter, karena pemain sangat membutuhkan unsur tersebut dalam pada awalan sikap permulaan melakukan start. Suharno HP (1993:20) berpendapat bahwa “kecepatan reaksi adalah waktu antara rangsangan dan jawaban gerak pertama. Suharjana (2013:140) berpendapat bahwa “kecepatan reaksi adalah kecepatan menjawab suatu rangsangan dan jawaban gerak pertama”. Kecepatan reaksi ditentukan oleh hantaran impuls pada sistem saraf, dan ketajaman panca indera, ketengan otot, dan kelelahan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kecepatan reaksi adalah kecepatan menjawab suatu rangsangan atau stimulus dengan cepat yang dapat berupa penglihatan, suara melalui pendengaran, dan juga berarti kemampuan suatu otot atau sekelompok otot untuk bereaksi secepat mungkin setelah mendapat stimulus.
3. Pengertian Daya Ledak Daya ledak merupakan salah satu dari komponen biomotorik yang penting dalam kegiatan olahraga, karena daya ledak akan menentukan seberapa keras orang dapat memukul, seberapa jauh melempar, seberapa tinggi melompat, seberapa cepat berlari dan sebagainya. Tanaka dalam Arsil, (1999:71)
6
Kontribusi Kecepatan Reaksi Kaki, Daya Ledak Otot...(Muh. Akmal Almy)
mengemukakan bahwa ”daya ledak sangat berperan dalam usaha-usaha pelolosan final sprint”. Beberapa pendapat yang memberikan pengertian daya ledak adalah kemampuan menampilkan, mengeluarkan kekuatan secara explosive dengan cepat dan merupakan perpaduan kekuatan, kecepatan, kontraksi otot secara dinamis dalam waktu yang sangat singkat. Selanjutnya Harre dalam Arsil, (1999:71) menyatakan bahwa daya ledak yaitu kemampuan olahragawan untuk mengatasi tahanan dengan suatu kecepatan kontraksi tinggi. Kontraksi tinggi diartikan sebagai kemampuan otot yang kuat dan cepat dalam berkontraksi. Pendapat yang senada dari Jansen dalam Arsil, (1999:72) mengemukakan ”daya ledak adalah semua gerakan exsplosive yang maksimum secara langsung tergantung pada daya. Daya otot adalah sangat penting untuk menampilkan prestasi yang tinggi”. Dengan pengertian ini berarti power menunjukkan kemampuan seseorang untuk melakukan suatu gerakan secara mendadak yang dihasilkan kerja otot secara keseluruhan. Oleh karena itu daya ledak atau power sangat diperlukan atau dapat dikatakan hal yang sangat penting untuk semua cabang olahraga. Karena di dalam daya ledak ada tenaga juga terdapat kecepatan otot dalam mengerahkan tenaga maksimal untuk mengatasi suatu tahanan dengan kontraksi yang cepat. Berdasarkan beberapa pendapat dan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa daya ledak adalah kemampuan mengarahkan kekuatan dengan cepat dalam waktu yang singkat untuk memberikan objek momentum yang paling baik pada tubuh atau objek dalam suatu gerakan explosive yang utuh mencapai tujuan yang dikehendaki.
4. Pengertian Keseimbangan Keseimbangan merupakan kemampuan seseorang mempertahankan sistem tubuh baik dalam posisi gerak dinamis di mana keseimbangan juga merupakan hal yang sangat penting di dalam melakukan suatu gerakan karena dengan kseimbangan yang baik, maka seseorang mampu mengkordinasikan gerakangerakan dan dalam beberapa ketangkasan unsur kelincahan, seperti dikemukakan Suharjana (2013:52) berpendapat bahwa “keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan sistem neuromuscular dalam kondisi statis atau
7
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 3 September 2014 : 1-18
mengontrol sistem neuromuscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang stabil ketika bergerak”. Keseimbangan berhubungan dengan kordinasi diri, dan dalam beberapa keterampilan, juga dengan agilitas”. Dengan demikian untuk menjaga keseimbangan dalam melakukan kegiatan jasmani, maka gerakangerakan yang dilakukan perlu dikordinasikan dengan baik sebagai usaha didalam mengontrol semua gerakan.
5. Kerangka Konseptual Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas, kecepatan reaksi merupakan salah satu bagian dari komponen kecepatan. Kecepatan reaksi kaki merupakan suatu rangsangan atau stimulus dengan cepat yang dapat berupa penglihatan, suara melalui pendengaran, dan juga berarti kemampuan suatu otot atau sekelompok otot untuk bereaksi secepat mungkin setelah mendapat. Daya ledak otot tungkai adalah kemampuan otot-otot berkontraksi untuk menghasilkan suatu kekuatan dalam waktu yang sangat cepat. Keseimbangan merupakan kemapuan seseorang mengendalikan organorgan syaraf otot untuk menahan beban atau tahanan yang dilakukan di dalam beraktivitas baik secara statis maupun dinamis. Seseorang yang memiliki kecepatan reaksi, daya ledak otot tungkai dan keseimbangan yang baik akan dapat meningkatkan akselerasi kecepatan dan kemampuan lari 100 meter serta akan menunjang dalam pencapaian prestasi. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa kecepatan reaksi kaki, daya ledak otot tungkai dan keseimbangan merupakan kemampuan yang sangat dibutuhkan saat melakukan akselerasi kecepatan maksimal pada saat lari 100 Meter di dalam kegiatan atletik nomor lari jarak pendek 100 meter (spint).
C. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat “deskriptif kuantitatif” studi korelasi dengan teknik regresi yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kontribusi kecepatan reaksi kaki, daya ledak otot tungkai dan
8
Kontribusi Kecepatan Reaksi Kaki, Daya Ledak Otot...(Muh. Akmal Almy)
keseimbangan terhadap kemampuan lari 100 meter, baik secara bersama-sama maupun secara terpisah.
1. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di Lapangan SONS Sriwijaya yang terletak di Jln. Maluku V kompleks OPI Jakabaring Palembang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2014.
2. Populasi dan Sampel Saifuddin Azwar (2010:77) menyatakan bahwa “populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian”. Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa universitas PGRI Palembang yang mengikuti perkuliahan mata kuliah atletik pada semester 2 (genap) yang berjumlah 66 orang mahasiswa putra aktif pada mata kuliah atletik. Oleh karena keterbatasan penelitian, maka untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara bertahap: (1) Menentukan sampel secara purposive sampling, teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:126). Mendata pemain aktif tersebut yang berusia antara 19-20 tahun, adapun hasil penentuan sampel dari populasi yang ada tersebut diperoleh 32 orang mahasiswa putra yang akan dijadikan sampel. (2) Tahap berikutnya adalah mengadakan tes kecepatan reaksi kaki, daya ledak tungkai, keseimbangan yang merupakan variabel bebas serta tes kecepatan lari 100 meter sebagai variabel terikat.
No
TABEL 1. POPULASI PENELITIAN Jenis Kelamin Kelas Jumlah Laki-laki Perempuan
1
2.K
30
2
32
2
2.L
30
4
34
Sumber: TU Prodi Pendidikan Olahraga 2013/2014 3. Desain Penelitian
9
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 3 September 2014 : 1-18
Adapun desain penelitian regresi yang digunakan adalah “Model Regresional”, sebagai berikut:
X1
X2
Y
R X3
Gambar. Desain Penelitian Sugiyono (2010:69) Ket: X1 X2 X3 Y R
4.
= Kecepatan reaksi kaki = Data ledak otot tungkai = Keseimbangan = Kemampuan lari 100 meter = Gabungan kecepatan reaksi kaki, daya ledak otot tungkai dan keseimbangan terhadap kecepatan lari 100 meter
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini adalah hasil tes yang diberikan setelah
melakukan pengukuran. Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan instrumen tes pengukuran kecepatan reaksi kaki, daya ledak otot tungkai, keseimbangan dan tes kemampuan lari 100 meter.
TScore 67 66 65 64 63 62 60 59 58 57 56
TABEL 2. NORMA PENILAIAN Modified Bass Test of Dynamic Balance N.Me TN. TN. Tntah Score Mentah Score Mentah Score 100 40 60 53 79 27 98 39 59 52 78 26 97 38 57 51 76 25 95 37 56 50 75 24 94 36 54 49 73 23 93 35 53 48 72 22 91 34 51 47 70 20 90 33 50 46 69 19 88 32 48 45 67 18 85 31 47 44 66 17 84 30 45 43 64 16
10
N. Mentah 41 39 38 36 35 34 32 30 29 27 26
Kontribusi Kecepatan Reaksi Kaki, Daya Ledak Otot...(Muh. Akmal Almy)
55 54
82 29 44 42 63 15 81 28 42 41 62 14 Sumber: Iskandar, dkk (1999) dalam (Halim, 2011:147)
24 23
Instrumen penelitian untuk mengukur kecepatan reaksi kaki adalah nelson reaction timer kemudian dimodifikasi dengan menggunakan penggaris = mistar reaksi,
Instrumen tes pengukuran tes daya ledak otot tungkai menggunakan
standing long jump test/tes loncat jauh tanpa awalan, Instrumen tes pengukuran tes
keseimbangan dengan menggunakan modified bass stick test of dinamic
balance yang dimodifikasi dengan bass test, dan Instrumen tes pengukuran tes kemampuan lari 100 meter dengan pengukuran lari 100 meter. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode tes sesudah pengambilan dari beberapa data instrumen tes.
5. Teknik Analisa Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Analisis data secara deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum tentang data yang meliputi total nilai, range, rata-rata, standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum, (2) Uji Normalitas Data, menggunakan uji chi-kuadrat, untuk mengetahui apakah data mempunyai sebaran normal. (3) Uji Linieritas, pengujian untuk mengetahui apakah variabel bebas yang dijadikan prediktor mempunyai kontribusi linier atau tidak dengan variabel terikat, dan (4) Untuk menguji hipotesis, bertujuan untuk mengetahui kontribusi antara variabel bebas (X1, X2, X3) dengan variabel terikatnya (Y) baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan analisis korelasi dan regresi baik sederhana maupun ganda. Adapun untuk menguji hipotesis yang pertama, kedua, ketiga dan keempat menggunakan korelasi baik sederhana maupun ganda. Data di peroleh dari korelasi sederhana korelasi sederhana antara kecepatan reaksi kaki (X1) terhadap kemampuan lari 100 meter (Y) sebesar 0,462,
11
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 3 September 2014 : 1-18
daya ledak otot tungkai (X2) terhadap kemampuan lari 100 meter (Y) sebesar 0,470, keseimbangan (X3) terhadap kemampuan lari 100 meter (Y) sebesar 0,402. Dan data dari korelasi ganda antara kecepatan reaksi kaki, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan terhadap kemampuan lari 100 meter sebesar 0,662. (1) Pengujian Hipotesis 1 Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai thitung 2,854 > ttabel 1,696. Sehingga hipotesis pertama yang menyatakan”terdapat kontribusi yang signifikan antara kecepatan reaksi kaki terhadap kemampuan lari 100 meter mahasiswa PO Universitas PGRI Palembang”, diterima. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ”terdapat kontribusi yang signifikan antara kecepatan reaksi kaki terhadap kemampuan lari 100 meter mahasiswa PO Universitas PGRI Palembang. (2) Pengujian Hipotesis 2 Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai thitung 2,918 < ttabel 1,696. Sehingga hipotesis kedua yang menyatakan ”terdapat kontribusi yang signifikan antara daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan lari 100 meter mahasiswa PO Universitas PGRI Palembang”, diterima. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ”terdapat kontribusi yang signifikan antara daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan lari 100 meter mahasiswa PO Universitas PGRI Palembang”. (3) Pengujian Hipotesis 3 Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai thitung 2,405 > ttabe1,969. Sehingga hipotesis ketiga yang menyatakan “terdapat kontribusi yang signifikan antara keseimbangan terhadap kemampuan lari 100 meter mahasiswa PO Universitas PGRI Palembang”. diterima. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa”terdapat kontribusi yang signifikan antara keseimbangan terhadap kemampuan lari 100 meter mahasiswa PO Universitas PGRI Palembang”. (4)Pengujian Hipotesis 4 Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai sebesar 7,277. Sedangkan harga Ft (α = 0.05)(3,31) sebesar 2,911. Karena harga Fhitung lebih besar dari Ftabel, (F hitung > F
12
Kontribusi Kecepatan Reaksi Kaki, Daya Ledak Otot...(Muh. Akmal Almy)
tabel) maka hipotesis yang menyatakan terdapat kontribusi yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat, diterima. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ”secara bersama–sama terdapat kontribusi yang signifikan antara kecepatan reaksi kaki, daya ledak otot tungkai dan keseimbangan terhadap kemampuan lari 100 meter mahasiswa PO Universitas PGRI Palembang”. (5) Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Terhadap Variabel Terikat Besarnya sumbangan relatif dan efektif masing-masing prediktor dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3. Sumbangan Relatif dan Efektif No. 1
Variabel
Korelasi
Prediktor
Sederhana
Parsial
Relatif
Efektif
0,462
0,456
41,1 %
17,98 %
0,470
0,399
37,2%
16,28%
0,402
0,285
21,7%
9,49%
100%
43,75%
Kecepatan reaksi kaki
2
Daya
ledak
otot tungkai 3
Keseimbangan
Korelasi Sumbangan Sumbangan
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa keempat variabel bebas memberikan sumbangan sebesar 43,75%. Secara rinci, besarnya sumbangan variabel kecepatan reaksi kaki sebesar 17,98 % terhadap kemampuan lari 100 meter, daya ledak otot tungkai sebesar 16,28% terhadap kemampuan lari 100 meter, keseimbangan sebesar 9,49% terhadap kemampuan lari 100 meter. Dengan memperhatikan besarnya sumbangan dari ketiga variabel bebas terhadap variabel terikat di atas, menunjukkan bahwa kemampuan lari 100 meter tidak hanya dipengaruhi oleh faktor kecepatan reaksi kaki, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan saja, namun di luar mempengaruhinya sebesar 56,25%.
PEMBAHASAN
13
itu masih ada faktor lain yang
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 3 September 2014 : 1-18
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan pemikiran dan penafsiran yang lebih lanjut mengenai hasil-hasil analisis yang telah dikemukakan. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh kontribusi kecepatan reaksi kaki, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan terhadap kemampuan lari 100 meter sebagai berikut: 1. Terdapat kontribusi yang signifikan antara kecepatan reaksi kaki terhadap kemampuan lari 100 meter mahasiswa PO Universitas PGRI Palembang. Berdasarkan hasil analisis data dan nilai korelasi antara kecepatan reaksi kaki terhadap kemampuan sangat besar, yaitu 0,462. Berdasarkan pengujian hipotesis kontribusinya signifikan. kecepatan reaksi adalah kecepatan menjawab suatu rangsangan atau stimulus dengan cepat yang dapat berupa penglihatan, suara melalui pendengaran, dan juga berarti kemampuan suatu otot atau sekelompok otot untuk bereaksi secepat mungkin setelah mendapat stimulus. Kecepatan reaksi dalam cabang olahraga atletik khususnya pada nomor lari 100 meter, berkenaan dengan kemampuan merubah posisi tubuh dalam situasi tertentu dengan cepat, tepat dan cermat untuk melakukan teknik lari pada awalan sikap permulaan melakukan start, dalam hal ini pencapaian kemampuan lari 100 meter. Dalam lari 100 meter, kecepatan reaksi kaki dibutuhkan karena dengan kecepatan reaksi kaki perpindahan kaki atau langkah pada saat lari dengan gerakan cepat. Nilai korelasi sederhana yang dihasilkan memang besar, nilai korelasi parsialnya besar, yaitu 0,456 sehingga hal ini mempengaruhi sumbangan yang diberikan variabel kecepatan reaksi kaki terhadap kemampuan lari 100 meter, yaitu 17,98 %. Memperhatikan hal ini, maka dapat kita simpulkan bahwa variabel kecepatan reaksi kaki memiliki kontribusi terhadap kemampuan lari 100 meter.
2. Terdapat kontribusi yang signifikan antara daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan lari 100 meter mahasiswa PO Universitas PGRI Palembang. Berdasarkan hasil analisis data dan nilai korelasi antara daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan lari 100 meter besar, yaitu 0,470. Ternyata nilai
14
Kontribusi Kecepatan Reaksi Kaki, Daya Ledak Otot...(Muh. Akmal Almy)
korelasi yang dihasilkan lebih besar daripada korelasi antara kecepatan reaksi kaki terhadap kemampuan lari 100 meter. Berdasarkan pengujian hipotesis kontribusinya signifikan. Nilai korelasi sederhana yang dihasilkan memang cukup besar, dan korelasi parsialnya pun juga cukup besar, yaitu 0,399 sehingga hal ini mempengaruhi sumbangan yang diberikan variabel daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan lari 100 meter, yaitu 16,28%. Sumbangan sekian memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan lari 100 meter. Daya ledak merupakan salah satu dari komponen biomotorik yang penting dalam kegiatan olahraga, karena daya ledak akan menentukan seberapa keras orang dapat memukul, seberapa jauh melempar, seberapa tinggi melompat, seberapa cepat berlari dan sebagainya. Banyak cabang olahraga yang memerlukan daya ledak untuk melakukan aktivitasnya dengan baik. Dalam beberapa cabang olahraga seperti: atletik, sepakbola, bolavoli, bolabasket, tinju, senam dan lain sebagainya merupakan kegiatan yang membutuhkan daya ledak yang betul-betul baik dalam pelaksanaannya. Daya ledak adalah kemampuan mengarahkan kekuatan dengan cepat dalam waktu yang singkat untuk memberikan objek momentum yang paling baik pada tubuh atau objek dalam suatu gerakan explosive yang utuh mencapai tujuan yang dikehendaki.
3. Terdapat kontribusi yang signifikan antara keseimbangan terhadap kemampuan lari 100 meter mahasiswa PO Universitas PGRI Palembang Berdasarkan hasil analisis data dan nilai korelasi antara keseimbangan terhadap kemampuan lari 100 meter cukup besar, yaitu 0,402. Berdasarkan pengujian hipotesis kontribusinya signifikan. Nilai korelasi sederhana yang dihasilkan memang cukup besar, sehingga hal ini mempengaruhi sumbangan yang diberikan variabel keseimbangan terhadap kemampuan lari 100 meter, yaitu sebesar 9,49%. Ternyata sumbangan yang diberikan lebih kecil daripada sumbangan yang diberikan variabel kecepatan reaksi kaki, dan daya ledak otot tungkai. keseimbangan merupakan kemapuan seseorang mengendalikan organorgan syaraf otot untuk menahan beban atau tahanan yang dilakukan di dalam beraktivitas baik secara statis maupun dinamis.
15
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 3 September 2014 : 1-18
Keseimbangan adalah kemampuan untuk menjaga equilibrium (keadaan kesetimbangan) baik secara dinamis maupun statis. “sebagaimana atletik diketahui sebagai olahraga yang selalu gerak, maka dibutuhkan keseimbangan yang dinamis. Sangat penting bagi pelatih untuk mengamati apakah pemain menjaga astraight line (suatu garis lurus/vertical axis/poros vertikal) dari kepala sampai ke tanah yang memungkinkan perpindahan momentum linear ataupun angular. Lazimnya olahraga banyak mengharuskan olahragawan (atlet) memacu kecepatan dalam waktu singkat dalam posisi diam. Apabila hal ini diperlukan, olahragawan sedapat mungkin menempatkan posisi tubuhnya dalam posisi bergerak sehingga tidak mudah kehilangan keseimbangan, untuk kemudian dapat melakukan gerakan yang baru. Sebagai contoh pada saat start pada cabang olahraga atletik secepatnya dapat bergerak meninggalkan balok start dan melanjutkan lari secepat mungkin, disini apelari bergerak atau bertindak secepatnya dapat menimbang untung dan ruginya apabila menempatkan posisi badannya yang tidak seimbang dibandingkan dengan posisi badan yang lebih seimbang guna lebih mengefektifkan gerakan. dibutuhkan keseimbangan yang tinggi dan meletakkan titik berat yang sekecil mungkin untuk dapat meningkatkan kemampuan lari cepat 100 meter secara maksimal.
4. Terdapat kontribusi yang signifikan antara kecepatan reaksi kaki, daya ledak otot tungkai dan keseimbangan terhadap kemampuan lari 100 meter mahasiswa PO Universitas PGRI Palembang Berdasarkan hasil analisis data dan nilai korelasi antara kecepatan reaksi kaki, daya ledak otot tungkai dan keseimbangan secara bersama-sama terhadap kemampuan lari 100 meter mahasiswa PO Universitas PGRI Palembang sangat besar, yaitu 0,662. Ternyata korelasinya sangat kuat. Berdasarkan pengujian hipotesis kontribusi dari ketiga variabel bebas secara bersama-sama terhadap kemampuan lari 100 meter signifikan. Kecepatan reaksi kaki, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan secara bersama-sama mempunyai sumbangan yang sangat besar terhadap kemampuan lari 100 meter, yaitu 43,75%.
16
Kontribusi Kecepatan Reaksi Kaki, Daya Ledak Otot...(Muh. Akmal Almy)
Lari cepat jarak pendek 100 meter adalah merupakan salah satu nomor lari yang tergolong sebagai lari sprint (jarak pendek) selain itu ada juga lari 200 meter dan 400 meter yang termasuk dalam kategori lari cepat (sprint). Lari cepat 100 meter dalam pelaksanaannya terdapat beberapa rangkaian gerakan yang dimulai dari tolakan, melayang dan mendarat. Serangkaian gerakan tersebut merupakan satu kesatuan urutan gerak yang tidak terputus-putus, artinya antara gerakan yang satu dengan gerakan yang lainnya merupakan suatu koordinasi gerakan yang dilakukan dalam waktu yang sangat cepat dan relatif singkat. Sehingga dalam pelaksanaannya hampir tidak terlihat adanya perbedaan gerakan. Kecepatan reaksi kaki, daya ledak otot tungkai, dan keseimbangan secara bersama-sama mempunyai sumbangan yang sangat besar terhadap kemampuan lari 100 meter, sebesar 43,75%, ini berarti bahwa kemampuan lari 100 meter tidak hanya dipengaruhi oleh ketiga variabel dalam penelitian ini, namun masih ada 56,25% dipengaruhi variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
E. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam pembahasan yang telah diuraikan dapat ditarik kesimpulan bahwa: Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa: (1) terdapat kontribusi yang signifikan kecepatan reaksi kaki terhadap kemampuan lari 100 meter mahasiswa PO Universitas PGRI Palembang, (2) terdapat kontribusi yang signifikan daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan lari 100 meter mahasiswa PO Universitas PGRI Palembang, (3) terdapat kontribusi yang signifikan keseimbangan terhadap kemampuan lari 100 meter mahasiswa PO Universitas PGRI Palembang, (4) terdapat kontribusi secara bersama-sama yang signifikan kecepatan reaksi kaki, daya ledak otot tungkai dan keseimbangan terhadap kemampuan lari 100 meter mahasiswa PO Universitas PGRI Palembang.
2. Saran
17
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 3 September 2014 : 1-18
Berdasarkan hasil kesimpulan dan implikasi di atas, berikut disampaikan beberapa saran, antara lain: (1) Bagi dosen atau pelatih, hendaknya memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan lari 100 meter saat membina atlet atau siswa, (2) Bagi mahasiswa agar menambah latihan-latihan lain yang mempengaruhi kemampuan lari 100 meter, (3) Peneliti berikutnya, agar dapat melakukan penelitian terhadap kemampuan lari 100 meter dengan mengganti ataupun dengan menambah variabel-variabel yang lain, dan juga memperluas lingkup penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, Yusuf. 1992. Olahraga Pilihan Atletik. Jakarta: Dirjen Dikti. Arsil. 1999. Pembinaan Kondisi Fisik. Padang: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang Bompa, Tudor. O. 1999. Periodization of Strength, The New Wave in Strength Training. Toronto: veritas Publishing. Halim, Ichsan. Nur. 2011. Tes dan Pengukuran Kesegaran Jasmani. Universitas Negeri Makassar. Saifuddin, Azwar. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Suharjana. 2013. Kebugaran Jasmani. Yogyakarta: Jogja Global Media. Suharno HP.1993. Ilmu Choaching Atletic Umum. Edisi Revisi. Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Syarifuddin, Aip. 1992. Atletik. Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti, Proyek Pembangunan Tenaga Kependidikan.
18