eJournal Ilmu Pemerintahan , 2017, 5 (2): 775-786 ISSN 2477-2458 (Online), ISSN 2477-2631 (Cetak), ejournal.ipfisip-unmul.ac.id © Copyright 2017
PENGARUH MOTIVASI PEMIMPIN TERHADAP DISPLIN KERJA PEGAWAI DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN BERAU Andriansyah1 Dr. Iman Surya, M.Si2 Dr. Anwar Alaydrus, M.Si3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Untuk menganalisis pengaruh antara motivasi pemimpin terhadap displin kerja pegawai di dinas kependudukan catatan sipil kabupaten berau. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini terdiri atas motivasi pemimpin dan disiplin kerja pegawai. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai negeri sipil di lingkungan kantor dinas kependudukan catatan sipil kabupaten berau sebanyak 42 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik sampling yang dilakukan dengan teknik jenuh karena jumlah populasi kurang dari 100 maka populasi langsung di jadikan subjek penelitian. Teknik pengambilan data menggunakan angket masing masing 20 butir untuk motivasi pemimpin dan disiplin kerja pegawai. Berdasarkan hasil perhitungan di peroleh hasil sebagai berikut data motivasi pemimpin memiliki nilai rata-rata 70,07 berkategori sedang, disiplin kerja pegawai nilai rata-rata 74,83 berkategori sedang,. Dari hasil analisis inferensial menggunakan uji F dan uji t. berdasarkan nilai signifikan uji F adalah 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh motivasi pemimpin terhadap disiplin kerja pegawai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi pemimpin berpengaruh terhadap dispilin kerja pegawai. Kata Kunci: Motivasi, pemimpin, disiplin, kerja, pegawai. Pendahuluan Dalam masa reformasi sekarang ini Indonesia merupakan Negara berkembang sehingga banyak didirikan lembaga – lembaga pemerintah, pendirian instansi tersebut dilakukan oleh suatu Negara dalam meningkat suatu kinerja dari tahun ketahun, sehingga tujuan pembangunan nasional dapat tercapai dengan cepat, maka dari itu diperluakan adanya sumber daya manusia (SDM) yang 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected] 2 Dosen Pembimbing I, Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. 3 Dosen Pembimbing II, Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman.
eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 5, Nomor 2, 2017: 775-786
handal disegala bidang , sumber daya manusia adalah factor dalam menentukan berhasil atau tidak mengola organisasi, dan Nampak pada manejemen sekarang ini sumber daya manusia merupakan inti dari sekaligus kunci keberasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan – tujuan yang telah di tetapkan pada dasarnya dirikan organisasi itu mempunyai tujuan –tujuan tertentu. Kepemimpinan (leadership) dapat dikatakan sebagai dari cara Seorang pemimpin (Leader) dalam mengarahkan mendorong dan mengatur seluruh unsur –unsur didalam kelompok atau organisasinya untuk mencapai tujuan dan organisasinya yang diinginkan sehingga mehasilkan displin kerja pegawai yang maksimal, meninggkatkan displin kerja pegawai berarti tercapainya hasil kerja seorang atau pegawai dalam mewujudkan tujuan organisasi. Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau jabatan seorang, kepemimpinan adalah suatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk menjadi seorang pemimpin, baik dari dirinya sendiri, keluarga, lingkungan pekerjaan maupun bagi linkungan sosial, menurut Kartono (2005; 10) kepemimpinan merupakan kekuatan aspirisional, kekuatan semangat dan kekuatan moral yang kreatif yang mampu mempengaruhi anggota untuk megubah sikap sehingga menjadi conform (sesuai) dengan keinginan pemimpin, pimpinan mempunyai tugas yang berat karena iya bertangung jawab terhadap maju atau mundurnya dari pada organisasi mempunyai kemampuan untuk mengarahkan orang-orang yang bergabung dalam organisasi, disamping seorang pemimpin adalah pelaksana dan pengola fungsi manajemen secara keseluruhan. Memberikan motivasi yang dilakukan oleh pemimpin akan dapat mengerakkan atau dapat memberikan dorongan kepada bawahan agar dapat berkerja dengan segala daya dan upayanya. Seperti yang di ungkakan Manullang (2001: 1500) sebagai berikut dengan pemberian motivasi dimaksudkan pemberian daya peransang pada pegawai yang bersankutan agar pegawai tersebut berkerja dengan segala dan upaya. Dari penjelasan diatas maka akan adapat dikatakan bahwa pengaruh antara pemimpin dan bawahan akan berjalan baik apa bila semua pihak pihak menyadari tugas dan tanggung jawabnya masing –masing .untuk mencapai tujuan tersebut tehadap displin kerja pegawai di dinas kependudukan catatan sipil kabupaten berau berupa memberikan motivasi kepada bawahaan untuk menumbuhkan semangat kerja .adanya displin kerjabaik kepada bawahan di harapkan dapat mendorong tercapainya tujuan instansi. Kerangka Dasar Teori Motivasi Motivasi adalah suatu kumpulan kekuatan tenaga yang berasal baik dari dalam maupun luar individu yang memulai sikap dan menetapkan bentuk, arah serta intensitasnya (Fahmi, 2009:14). Motivasi adalah kondisi atau energi yang mengerakan diri karyawan yang tearah dan tertuju untuk mencpai tujuan 776
Pengaruh Motivasi Pemimpin terhadap Disipilin Kerja Pegawai (Ardiansyah)
organisasi (Siagian sondang,2007:67). Motivasi suatu hal yang menyebabkan dan mendukung tindakan atau prilaku seseorang (Hamzah B Uno2007, 838). Menurut Sedarmayanti (2009:267) motivasi adalah sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan atau mengerakan dan mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi tidak keseimbangan. Jenis – Jenis Motivasi Menurut Hasibuan (2006:222),mengatakan bahwa jenis-jenis motivasi sebagai berikut: 1. Motivasi positif yaitu pimpinan memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahanakan meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima baik-baik saja. 2. Motivasi negatif yaitu pimpinan memotivasi bawahannya dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjannya kurang baik (prestasinya rendah). Dengan motivasi negatif ini semngat kerja bwahan dalam jangka waktu pendek akan meningkatkan, karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik. Dalam praktek kedua jenis motivasi di atas sering digunakan oleh pemimpin suatu instansi. Penggunaanya harus tepat dan seimbang, supaya dapat meningkatkan semangat kerja pegawai. Yang menjadi masalah ialah kapan motivasi positif tau motivasi negatif itu efektif merangsang gairah kerja pegawai. Motivasi positif efektif untuk jangka panjang, sedangakan motivasi negatif efektif untuk jangka pendek saja. Tetapi pmpinan harus konsisten dan adil dalam menerapkannya. Tujuan Motivasi Dalam hal ini Hasibuan (2005: 146) merincian tujuan pemeberian motivasi sebagai berikut : 1) Mendorongnya gairah dan semangat kerja pegawai 2) Meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai 3) Meningkatkan produktivitas kerja pegawai 4) Mempertahankan loyalitas dan kesetabilan pegawai pada instansi 5) Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingat absensi pegawai 6) Mengefektifkan pengaadan pegawai 7) Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik 8) Meningkatkan kreativitas dan partisipasi pegawai 9) Meningkatkan tingkat kesejateraan pegawai 10) Mempertinggi rasa tangung jawab pegawai pada tugas – tugasnya
777
eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 5, Nomor 2, 2017: 775-786
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi dimana berkaitan dengan kemampuan internal dan pengaruh isternal, yaitu (Endang, 2002:52): 1. Faktor Ekstern Lingkungan kerjaPemimpin dan kepemimpinannya Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas Dorongan atau bimbingan atasan. 2. Faktor Intern Pembawaan individu Tingkat pendidikan Pengalaman masa lampau Keinginan atau harapan masa depan. Indikator Motivasi 1. Tingkat Partisipasi Tingkat partisispasi adalah keterlibatan seseorang baik mental maupun emosional dalam suatu aktifitas kelompok dalam rangka mencapai tujuan tertentu.Dengan diikut sertakannya pegawai dalam keseluruhan aktifitasorganisasi, diharapkan dapat menimbulkan rasa puas.Wujud daripartisipasi itu sendiri meliputi diikutsertakannya dalam pengambilan keputusan, diberi kesempatan untuk mengemukakan ide-ide yangberhubungan dengan tugas pekerjaan untuk membuat pegawai yangbersangkutan lebih mengetahuii tujuan organisasi. 2. Tingkat Komunikasi Komunikasi merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dilakukn dalamorganisasi.Dengan komunikasi yang baik diharapkan tidak terjadikesalahpahaman antara pemimpin dan bawahan dalam menjalankan tugaspekerjaannya.Sehingga antara pimpinan dan bawahan ada salingketerbukaan yang dapat menimbulkan saling pengertian dalam mencapaitujuan tertentu.Cara-cara yang dapat dilakukan untuk berkomunikasi yaitudengan memberikan informais berkenaan dengan pekerjaan yang baik,memberikan buku pedoman kerja melakukan komuniaksi timbal balik danmemberikan kebebasan komunikasi dengan pimpinan maupun antarsesama bawahan. 3. Tingkat Pengembangan Diri Tingkat pengembangan diri dapat dilakukan denagn diberinya kesempatanpada pegawai untuk mengikuti pendidikan dan latihan kerja.Latihandimaksudkan juga untuk menyesuaikan kebutuhan-kebutuhan yang baruatas sikap, tingkah laku, ketrampilan dan pengetahuan.Upaya-upaya yangdapat dilakukan dengan jalan memberikan ceramah-ceramah yangmeningkatkan kualitas kerja, memberikan kemudahan bagi pegawai untukmemahami pengetahuan yang diberikan. Disiplin Kerja Peraturan pemerintah No. 53 tahun 2010 tentang Displin pegawai negeri sipil adalah kesanggupan pegawai negeri sipil untuk menaati kewajiban dan mehindari larangan yang di tentukan dalam peraturan perundangan-perundangan dan /atau 778
Pengaruh Motivasi Pemimpin terhadap Disipilin Kerja Pegawai (Ardiansyah)
peraturan kedinasan yang apa bila tidak ditaati atau di langgar dijatuhi hukuman displin. Pengertian Displin Kerja Kata displin itu sendri berasal dari kata latin discipline yang berarti latihan atau pendidkan kesopanan dan kerohanian serta mengembangkan tabiat hal ini menekankan pada bantuan kepada pegawai untuk mengembangkan sipat yang layak terhadap pekerjanya. Displin merupakan suatu kekuatan yang berkembang di dalam pekerja itu sendiri yang menyebabkan dia dapat meyesuaikan diri dengan sukarela kepada keputusan – keputusan, peraturan peraturan, dan nilai nilai tinggi dari pekerjan dan prilaku (Asmirasih 2006:23). Menurut Fathoni (2006). Kedisplinan adalah kesadaran dan kesedian seorang menanti peraturan perusahan dan norma- norma sosial yang berlaku. Kedisplinan dapat diartikan bilamana karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjan dengan baik , mematuhi semua peraturan perushan dan norma – norma sosial yang berlaku, harus di tegakan dalam suatu organisasi perushan, karna tampa dukungan displin karyawan yang baik sulit perushan untuk mewujudkan tujuanya, Ruang lingkup Disiplin Kerja Meneurut Irmin (2004:25) dikatakan bahwa displin mempunyai berapa ruang lingkup: 1) Displin terhadap waktu 2) Displin terhadap perencanan 3) Displin terhadap anggaran 4) Displin terhadap aturan dan prosudur 5) Displin terhadap mekanisme kerja 6) Displin terhdap hearki kepangkatan 7) Displin terhadap hasil kesepakatan Menurut Fathoni (2007: 126) displin dapat diartikan bilamana pegawai selalu datatang dan pulang pada tepat waktunya menegrjakan semua pekerjanya dengan baik, baik mematuhi semua peraturan perusahan perusahan dan norma-norma social yang berlaku .Dari kedua pendapat diatas .ruang linkup displin kerja dapat dilihat terutama dalam displin waktu, displin terhadap peraturan dan kualitas kinerja. displin kerja dapat dilihat dari absensi pegawai, yaitu finger print.memakai atribut dan seragam lenkap, serta menyelesaikan semua dengan baik perintah tugas yang diberikan atasan dapat menjadi salah satu indikator dari displin terhadap peraturan .sedangkan salah satu yang menjadi tolak ukur kualitas kinerja adalah meneyelesaikan stiap pekerjaanya yang ada tepat waktu. Indikator Disiplin Kerja Menurut Hasibuan (2006:193), “Kedisplinan adalah kesadaran dan kesedian seorang menanti semua peraturan dan norma – norma social yang berlaku” 779
eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 5, Nomor 2, 2017: 775-786
Kemudian hasibuan megemukaan berapa indicator yang mempegaruhi tinggat displin pegawai atau aparatur yaitu: 1. Tujuan dan kemampuan 2. Teladan pimpinan 3. Balas jasa 4. Keadilan 5. Waskat 6. Sanksi hukuman 7. Ketegasan 8. Hubungan kemanusian Hipotesis H1 Ho
Terdapat pengaruh motivasi pemimpin terhadap displin kerja pegawai di dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten berau Tidak terdapat pengaruh motivasi pemimpin terhadap displin kerja pegawai di dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten berau.
Metode Penelitian Jenis Penelitian Metode yang di gunakankan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan menggunakan metode survai yaitu penelitian yang mengabil sampel dari satu populasi dan mengunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Masri Singarimbun Effendi, 1989:3) dan menurut tingkat eksplantasinya merupakan penelitian asosiatif. Definisi Oprasional Berikut ini penulisan menetukan indikator – indikator yang digunakan dalam menentukan gejala yang dihadapi dalam mengukur variabel – variable diantranya adalah sebgai brikut: 1. Motivasi a. Partisipasi b. Tingkat Komunikasi c. Tingkat Pengembangan Diri 2. Displin kerja a. Ketaatan Pegawai pada Jam Kerja b. Ketaatan dalam Mengikuti Aturan Bekerja yang telah ditentukan c. Tangung Jawab Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Berau yang berjumlah 42 orang termasuk kepala dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten berau. Semua populasi di jadikan
780
Pengaruh Motivasi Pemimpin terhadap Disipilin Kerja Pegawai (Ardiansyah)
responden dengan mengunakan metode sensus, dimana dalam pengumpulan data seluruh populasi diselidiki tanpa terkecuali. Hasil Penelitian Deskripsi Data Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data Motivasi pemimpin (X), serta disiplin pegawai (Y). Data dari dua penelitian masing-masing dideskripsikan sebagai berikut: Motivasi Pemimpin Berdasarkan hasil skor angket disiplin pegawai diperoleh hasil dapat dilihat nilai terendah adalah 45 dan nilai tertinggi sebesar 85. Standar deviasi dari data disiplin pegawai sebesar 9,251. Nilai rata-rata dari data disiplin pegawai sebesar 70,07. Standar deviasi lebih kecil dari pada rata-rata maka data tidak menyimpang pada data disiplin pegawai. Untuk mengetahui lebih jelas distribusi frekuensi data disiplin pegawai dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini. Dari 42 responden yang mempunyai motivasi pemimpin dengan kategori rendah sebanyak 1 (2,4%), kategori sedang sebanyak27 (64,3 kategori tinggi sebanyak 14 (33,3%) . Disiplin Pegawai Skor maksimum 92dan skor minimum 59. Data hasil disiplin pegawai diproleh penyebaran skor merata, hal ini terlihat dari rata-rata sebesar 74,83 dengan standar deviasi 7,312. Standar deviasi lebih kecildaripada rata-rata maka data tidak menyimpang pada data disiplin pegawai. Untuk mengetahui lebih jelas distribusi frekuensi data disiplin pegawai dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini: Dari 42 responden yang mempunyai disiplin pegawai dengan kategori rendah sebanyak0 (0%), kategori sedang sebanyak 23 (54,8) kategori tinggi sebanyak 19 (45,2%) . Statistik Inferensial Sebelum pengujian hipotesis penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis sebagai berikut: Uji Multikolineritas Uji multikolineritas ini bertujuan untuk mengetahui apakah tidak terdapat hubungan yang erat antara variabel-variabe lbebasnya. Untuk pengujian Multikolinearitas data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 20 dengan criteria apakah nilai VIF (Varians Inflations Factors) kurang dari 10 maka berarti tidak tejadi Multikolinearitas atau tidak terdapat hubungan yang erat antara kedua variable bebasnya. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada table berikut: Nilai VIF = 1,000< 10. Ini berarti tidak terjadi multikolinearitas atau tidak terdapat hubungan yang erat antara kedua variable bebasnya Dari hasil uji asumsi781
eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 5, Nomor 2, 2017: 775-786
asumsi uji regresi linier ganda ternyata sudah dipenuhi, maka uji regresi linier ganda dapat memberikan informasi yang optimal tentang hubungan antara variable - variabel bebas dengan variable terikatnya. Uji Heteroskedastisits Untuk melihat adanya masalah hetero kedastisitas adalah dengan Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variable independen dengan nilai absolutresi dualnya dengan hipotesis sebagai berikut: H0 =varians populasi adalah identik/sama Ha =varians populasi adalah tidak identik Dasar Pengambilan Keputusan jika probabilitas (bilangan sig.) > 0.05, maka H0 diterima, Jikaprobabilitas (bilangan sig.) < 0.05, maka H0 ditolak untuk hasil Uji Glejser dapatdilihatpadatabelberikut: Tabel Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser Variabel α Nilai Signifikansi X1 terhadap Y
0,05
0,276
X2terhadap Y
0,05
0,859
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi kedua variable indepen denden gannilaisignifikansi lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima yaitu varians identik/sama atau tidak terjadi heterokedastisitas. Uji Normalitas Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah residual data pada penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas data dilakukan terhadap residual data dengan menggunakan program SPSS versi 20. Berdasarkan hasil analisis pengujian normalitas data diperoleh hasil yang disajikan dalam table berikut : Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Statistik Nilai Kolmogrov-Smirnov Z Probabilitas
0,975 0,298
Berdasarkan table diatas diperoleh nilai probablitas, ρ= 0,298 > α = 0,05. Ini berarti bahwa asumsi residual data berdistribusi normal Uji Hipotesis Penelitian Berdasarkan hasil analisis paket program SPSS 20.00 dari data hasil penelitian dapat disusun persamaan penduga yaitu: Ŷ = 11,638 + 0,781X 1) Uji Model dan Pengaruh Hipotesis statistik: H0 : β; = 0 Tidak ada pengaruh motivasi pemimpin terhadap disiplin pegawai 782
Pengaruh Motivasi Pemimpin terhadap Disipilin Kerja Pegawai (Ardiansyah)
H1 : β ≠ 0 Ada pengaruh motivasi pemimpin terhadap disiplin pegawai Dengan keputusan sebagai berikut: Jikanilai p > dengan = 0,05 maka H0 diterima. Jikanilai p < dengan = 0,05 maka H0 ditolak. Sebesar 24,608 (anova dengan memberikan nilai probabilitas 0,000 (kurang dari 0,05) maka H0 ditolak. Berarti bahwa daya ramal model dan sumbangan X terhadap Y bersifat signifikan. Indeks daya ramal model yaitu R2 = 0,381 menunjukkan bahwa kontribusi sebesar 38,1%. Dengan demikian, diperoleh kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS 20.00, harga Fhitung bahwa motivas ipemimpin berpengaruh terhadap disiplin pegawai sebesar 38,1% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. 2) Uji Pengaruh Parsial Pengaruh parsial suatu variable bebas dimaksudkan untuk mencari pengaruh variable bebas tersebut terhadap variable terikat dengan memperhitungkan pengaruh variable bebas lain dalam model. Analisis pengaruh parsial setiap variable bebas dilakukan dengan cara membandingkan nilai probabilitas yang diberikan oleh thitung dengan taraf signifikan yang dipilih yaitu 5%. a) Pengaruh motivasi pemimpin terhadap disiplin pegawai. Hipotesis statistik: H0: α1 = 0 : tidak ada pengaruh motivasi pemimpin terhadap disiplin pegawai Hα: α1 ≠ 0 : ada pengaruh efektifitas motivasi pemimpin terhadap disiplin pegawai. Dengan keputusan sebagai berikut: Jika nilai p > dengan = 0,05 maka H0 diterima. Jika nilai p < dengan = 0,05 maka H0 ditolak. Berdasarkan hasil perhitungan dengan program spss 20,00 (lampiran 10. Hasil analisis regresi SPSS 20,00), diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000 dengan thitung sebesar 4,961. Hal ini berarti p = 0,000< α = 0,05 maka H0 di tolak. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien a1 tidak sama dengan nol yang berarti motivasi pemimpin mempengaruhi disiplin pegawai. Pada nilai B menunjukkan 0,781 menyatakan nilai positif dimana ketika motivasi pemimpin terhadap disiplin pegawai akan meningkat. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi pemimpin dan komunikasi interpersonal terhadap disiplin pegawai. Dalam penelitian ini populasi berjumlah 42 orang pegawai negeri sipil (PNS) maka diambil sampel penelitian
783
eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 5, Nomor 2, 2017: 775-786
dengan jumlah 42 orang dengan taraf kesalahan 5 %. Berdasarkan hasil analisis data, persamaan regresi penduga yang diperoleh adalah : Ŷ = 11,638 + 0,781X. Dari hasil perhitungan yang dapat dilihat, diperoleh F hitung sebesar 24,608 dengan tingkat signifikansi 0,000, maka model regresi yang diperoleh dapat dipakai untuk memprediksi disiplin pegawaiatau dapat dikatakan motivasi pemimpin dan berpengaruh terhadap disiplin pegawai. Dari persamaan regresi diatas, harga konstanta sebesar 11,638menyatakan bahwa jika tidak ada motivasi pemimpinmaka disiplin pegawai adalah 11,638. Koefisien regresi X1 sebesar 0,781 menyatakan bahwa setiap perubahan motivasi pemimpin sebesar 1 satuan maka akan meningkat disiplin pegawai sebesar 0,781 Motivasi pemimpin sebagai faktor yang mempengaruh idisiplin pegawai hendaknya perlumen dapat perhatian yang lebih agar disiplin pegawai dapat meningkat. Semakin baik motivasi pemimpin maka semakin tinggi pula keinginan untuk meningkatkan kinerja. Berkaitan dengan motivasi pemimpin, ada beberapa indikator yang mempengaruhi terhadap disiplin pegawai, diantaranya: partisipasi, komunikasi dan pengembangan diri. Tingkat partisispasi adalah keterlibatan pemimpin baik mental maupun emosional disuatu aktifitas kelompok dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Bentu kpartisipasi yang dapat dilakukan oleh pemimpin diantaranya memberikan kesempatan kepada bawahan untuk adil dalam pengambilan sebuah keputusan. Selain itu dengan bebas memberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat bawahan demi mencapai tujuan yang diharapkan. Semakin sering seorang pemimpin melakukan interaksi baik secara langsung dan tidak langsung akan sangat mempengaruhi kinerja para bawahannya. Komunikasi merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dilakukn dalam organisasi. Dengan komunikasi yang baik diharapkan tidak terjadi kesalah pahaman antara pemimpin dan bawahan dalam menjalankan tugas pekerjaannya. Sehingga antara pimpinan dan bawahan ada saling keterbukaan yang dapat menimbulkan saling pengertian dalam mencapai tujuan tertentu. Interaksi yang sering dilakukan akan membuat bawahan merasa dihargai dan didengar. Komunikasi dua arah antara pemimpin dan bawahan akan terjalin kepercayaan satu sama lain, terkait masalah pedoman dalam melaksanakan pekerjaan. Tingkat pengembangan diri dapat dilakukan denagn diberinya kesempatan pada pegawai untuk mengikuti pendidikan dan latihan kerja. Pemimpin memberikan pelatihan guna mengembangkan para bawahan yang di pimpin. Tujuan diadakan pengembangan diri diantaranya adalah untuk meningkatkan skill pegawai sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Semakin meningkat skill para pegwai secara tidak langsung akan meningkatkan kinerja pegawai dan akan berimbas kepada pencapain tujuan organisasi. Melalui penelitian ini, peneliti menemukan beberapa hal diantaranya dengan adanya motivasi yang baik dari pemimpin akan membuat para bawahan merasa dihargai dan didengar. Ketika ikatan terjalin anatara pemimpin dan bawahan akan 784
Pengaruh Motivasi Pemimpin terhadap Disipilin Kerja Pegawai (Ardiansyah)
membuat masing-masing memahami tugas masing-masing demi mencapai tujuan organisasi. Melalui kesadaran bawahan tersebut akan meningkatkan kedisiplinan pegawai dari berbagai aspek. Kedisiplinan sangat diperlukan dalam kinerja bawahan. Dengan kedisiplinan yang baik, akan menghasilkan kinerja yang optimal dan hasil kerja yang memuaskan. Dari segi waktu, ketepatan, semua telah diperhitungkan dan dipikirkan. Dari pemaparan diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa Terdapat Pengaruh Motivasi Pemimpin Terhadap Displin Kerja Pegawai Di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil KabupatenBerau. Kesimpulan 1. Terdapat pengaruh Motivasi pegawai tehadap displin kerja pegawai di dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten berau.dengan jumlah 42 responden yang di buktikan dengan stastistik deskritif sebesar rs hitung > Fhitung> Ftabel artinya antara motivasi pemimpin dengan displin kerja pegawai menunjukan bahwa adanya pengaruh besarnya hubungan dari hasil uji stastic deskriptif dan stastistic inferensial menunjukan 4,961 > Ftabel 24, 608 dengan tes satu sisi terdapat pengaruh yang di signifikasikan dengan taraf rendah 1(2, 4%)katagori sedang sebanyak 27 (64, 3) katogiri tinggi sebanyak 19 ( 45,2%) sehingga hipotesis H1, Diterima Ho.ditolak 2. Dari hasil perhitungan stastic deskrisptif yang terdapat yaitu sebesar 24. 608 Sampai dengan interprestasi terhadap koefisien korelasi dari yang termasuk tinggi 14 (33.3% dapat dikatakan bahwa motivasi pemimpin 14( 33.3% mempengaruhi displin kerja pegawai ini berati bahwa suatu kegiatan atau organisasi atau pekerjaan tampa adanya motivasi pemimpin dapat menurungkan tingkat displin pekerjaan tersebut. Dan hasil yang tidak optimal atau bahkan tidak baik . 3. Berdasarkan hasil perhitungan data kuesioner yang telah dihimpun penulis. Dapat disimpulkan indikator – indikator yang termasuk kata gori top middle dan dwon yaitu : 1) Untuk variabel motivasi pemimpin ( X ) indikator yang masuk ke dalam katagori : a. Partisipasi karna hal ini adalah tingkat partisipasi adalah keterlibatan pemimpin baik mental mau pun emosional disesuatu aktifitas kelompok dalam rangka mencapai tujuan tertentu. b. Komunikasi komunikasi merupakan suatu yang sangat penting untuk dilakukan dalam organisasi dengan komunikasi yang baik di harapkan tidak terjadi kesalah pahaman antara pemimpin dan bawahan dalam menjalankan tugas dan pekerjaan. c. Tinggkat pengembangan diri dengan diberinya kesempatan pada pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan kerja. 4. Untuk variabel displin kerja ( Y ) indikator yang termasuk kedalam katagori top adalah: 785
eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 5, Nomor 2, 2017: 775-786
1) Ketaatan dalam mengikuti aturan jam bekerja yang telah di tentukan. Untuk katagori midlle mehasilkan indikator tanggung jawab terhadap pekerjaan kulitas kinerja pegawai dalam menyelesaikan pegawai cukup tinggi dan dapat menyelesaikan pekerjaan cukup tepat waktu. 2) Sedakan untuk katagori down .ketaatan pegawai pada jam kerja masuk didalamnya. Saran 1. Dari hasil penelitian ini dapat nilai motivasi sudah pada katagori cukup sesuai, motivasi dan displin kerja pegawai dimna dengan memperhatikan kedua faktor tersebut diharapkan diperoleh hasil yang maxsimal ditandai dengan hasil kerja yang baik seperti adanya tingkat komunikasi antara bawahan dan atasan yang di lakukukan secara efesien dan efektif sesuai dengan standar serta terjalinya tangung jawab dari tugas tugas yang diberikan atasan . 2. Agar memperthankan dan meningkatkan displin kerja tersebut. Terutama pada ketaatan pegawai pada jam kerja .hendaknya atasan lebih tegas dalam memberikan pemhaman motivasi atau tugas –tugas dan tanggung jawab pegawai . agar kualitas perkerjan sesuai dengan standar yang di inginkan dan dapat berjalan secara berkeseimbangan dalam ketatan pegawai mengikuti aturan pegawai dalam bekerja dalam meneyelesaikan tanggung jawabnya. 3. Perlunya adanya motivasi dari atasan yang di tunjukan oleh staf atau bawahan terutama dalam ketaatan dalam jam kerja . misalnya atasan memebrikan reward untuk pegawai yang tidak pernah terlambat dan jarang keluar kantor . hal ini berpeluang untuk memotivasi pegawai lainya agar lebih displin menati jam kerja atau perturan jam kerja. Daftar Pustaka Fahmi. 2009. “Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Hamzah B Uno. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Bumi Aksara, Jakarta Hasibuan, SP. Melayu, 2006: Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas. Bumi Hasibuan Melayu SP, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia: Dasar pengertian dan Masalah . PT Bumi askara , Jakarta. Sarwoto.1991. Perilaku administrasi, Penerbit Alumni, Bandung. Sedarmayanti. 2009. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. CV Mandar Maju. Siagian, Sondaag P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Siagian Sondang P. 2007. Organisasi Kepemimpinan dan prilaku Admistrasi , PT. Gunung agung, jakarta Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, R dan D. Bandung : Alfabeta
786