e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN BERBASIS TRI HITA KARANA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V Ni Kadek Kisri Ani1, Drs. I Wyn. Darsana, M.Ed2, Dr. IGA. Agung Sri Asri3, M.Pd, 123 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail : {Kisriani@gmail.com1, w_darsana@ymail.com2, xgungasrix@gmail.com3}@undiksha.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pengetahuan IPS kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Time Token berbasis Tri Hita Karana dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional di SD Gugus VIII Kecamatan Gianyar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan metode Quasi Experimental Design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V di SD Gugus VIII Kecamatan Gianyar yang berjumlah 166 orang. Sampel pada penelitian ini berjumlah 69 siswa yang terdiri dari 35 siswa kelas V SD N 1 Suwat sebagai kelompok eksperimen dan 34 siswa kelas V SD N 2 Sumita. Sampel diambil dengan menggunakan teknik Purposive sampling. Purposive Sampling merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh sampel, yaitu dilakukan dengan cara memilih secara langsung sesuai dengan pertimbangan dari peneliti tersebut. Data hasil belajar pengetahuan IPS diperoleh dengan menggunakan teknik tes, bentuk tes adalah tes pilihan ganda biasa kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik uji-t. Berdasarkan hasil analisis diperoleh thitung= 4.939 > ttabel = 2.000 pada taraf signifikansi 5% (dk = 35+34-2 = 67) sehingga H0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Time Token berbasis Tri Hita Karana dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Rerata penguasaan kompetensi IPS pada kelompok eksperimen yaitu 81.78 dan kelompok control yaitu 70.01. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Time Token berbasis Tri Hita Karana berpengaruh terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IV SD Gugus VIII Kecamatan Gianyar tahun ajaran 2016/2017. Kata kunci : Time Token, Tri Hita Karana, hasil belajar IPS ABSTRACT This study aims to determine the difference outcomes of social studies learning groups of students who were taught by Time Token learning model based Tri Hita Karana and students groups who were taught by conventional learning in Gianyar VIII Cluster. This research is an experimental research by using quasy experiment desaign. The population in this study were all fifth grade of SD Gugus VIII Gianyar year 2016/2017, amounting to 166 people. The sample in this study amounted to 35 students consisting of fifth grade of SDN 1 Suwat as experiment group and 34 fifth grade of SDN 2 Sumita. Samples were taken using purpusive sampling technique. Data on outcomes of social studies learning is obtained by using the test technique, the test form is the usual multiple choice test then analyzed by using t-test statistic. Based on the results of analysis thitung= 4.939 > ttabel = 2.000 at 5% significance level (dk = 35+34-2 = 67), so H0 rejected, which means there is a significant difference in the outcomes of social studies learning of students who are taught by using Time Token learning model based Tri Hita Karana with students who are taught by conventional learning . The average outcomes of Social learning in experimental group is 81.87 and control group is 70.01. Thus it can be concluded that the Time Token learning model based Tri Hita Karana influence on the outcomes of
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
social studies learning of fifth grade students of SD Gugus VIII Gianyar Sub-district of the academic year 2016/2017. Keywords: Time Token, Tri Hita Karan, outcomes of social studies learning
PENDAHULUAN
pendidikan sekolah menengah pertama, pendidikan sekolah menengah atas, hingga sampai pada perguruan tinggi. Dari beberapa jenjang pendidikan tersebut, salah satu jenjang pendidikan yang memegang peranan penting yaitu pendidikan anak sekolah dasar. Pendidikan sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang berperan penting dalam membentuk keterampilan serta kemampuan dasar peserta didik dalam berbagai aspek pengetahuan, dan menjadi bagian dari proses dimulainya seseorang dalam menempuh dunia pendidikan. Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Jadi selain untuk mencerdaskan siswa pendidikan karakter dipandang perlu untuk diberikan kepada siswa sebagai bekal dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam mencapai tujuan tersebut banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah, salah satunya adalah mengembangkan kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (BSNP,2006:3). Pemerintah telah menerapkan beberapa kurikulum untuk menunjang pendidikan di Indonesia yaitu kurikulum KTSP. KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. (BSNP,2006:5).
Pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, pendidikan dipandang perlu demi kehidupan yang lebih baik. Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya. Sementara itu, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini tidak lepas dari peran pendidikan, dan pendidikan merupakan bagian terpenting dari kehidupan masyarakat. Kusno (2004: 21) menyatakan, Guru dituntut untuk mampu mengikuti dan mengantisipasi berbagai perubahan masyarakat, sehingga program pembelajaran yang dilakukannya dapat membantu siswa dalam mempersiapkan dirinya sebagai warga masyarakat dan warga negara untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sendiri ditetapkan jenjang-jenjang pendidikan bagi peserta didik, yaitu diantaranya adalah pendidikan anak usia dini, pendidikan anak sekolah dasar, 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Pembelajaran dalam kurikulum KTSP akan berjalan efektif jika dalam penerapannya dibantu dengan penggunaan model pembelajaran. Menurut Marlina (2015:2) “Model pembelajaran dalam proses pembelajaran tentunya harus memiliki sebuah rencana. Rencana tersebut memuat berbagai langkah-langkah yang sistematis dan logis. Langkah tersebut memberikan sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang diinginkan”. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan dengan kepala sekolah dan guru kelas V di SD Gugus VIII Kecamatan Gianyar, ditemukan bahwa dalam proses pembelajaran IPS masih kurangnya antusias dan partisipasi siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran dengan metode ceramah dan penugasan. Siswa terkesan enggan dalam mengemukakan pendapatnya sehingga pembelajaran menjadi kurang menye-nangkan. Susanto (2013:138) menyatakan bahwa, Pendidikan IPS saat ini dihadapkan pada upaya peningkatan kualitas pendidikan, khususnya kualitas sumber daya manusia, sehingga eksistensi pendidikan IPS benarbenar dapat mengembangkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis. Sayangnya kenyataan di lapangan bahwa masih banyak yang beranggapan bahwa pendidikan IPS kurang memiliki kegunaan yang besar bagi siswa dibandingkan pendidikan IPA dan matematika yang mengkaji bidang pengembangan dalam sains dan teknologi. Tentu anggapan tersebut kurang tepat, karena disadari bahwa pendidikan IPS dikembangkan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang nilai dan sikap, pengetahuan, serta kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kehidupan nyata, khususnya kehidupan sosial masyarakat pada umumnya.
Selama ini pembelajaran IPS di SD Gugus VIII Kecamatan Gianyar dirasa belum maksimal. Metode pembelajaran yang sering digunakan adalah metode ceramah atau yang sering disebut dengan pembelajaran konvensional. Namun hal tersebut tidak serta merta membuat semua siswa untuk aktif dalam kegiatan diskusi. Hasil belajar siswa untuk mata pelajaan IPS selama ini juga belum menggembirakan. Terbukti dari hasil observasi yang dilakukan penulis bahwa pada materi pembelajaran pengetahuan IPS, hasil belajar siswa di kelas V masih jauh dari kata sempurna yaitu hanya sekitar 50% siswa yang dapat mencapai KKM. Ada kekhawatiran bila hal ini dibiarkan akan berdampak buruk bagi perkembangan belajar siswa. Setelah memahami keadaan tersebut penulis ingin mencobakan salah satu model pembelajaran kooperatif tipe Time Token berbasis Tri Hita Karana dan sebagai pembandingnya penulis akan menerapkan model pembelajaran konvensional. Penerapan model Time Token mengharuskan siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya sehingga siswa tidak hanya menjadi pendengar. Harapannya adalah agar hasil belajar siswa khususnya ranah kognitif dapat meningkat. Penerapan pembelajaran kooperatif menekankan kepada proses kerja sama dan saling berinteraksi dalam kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif siswa diberi kesempatan untuk bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam kelompoknya sehingga dapat merangsang siswa secara aktif untuk mengemukakan apa yang mereka pikirkan selama proses pembelajaran. Menurut Ernawati (2012:225) teknik dalam pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar maupun hubungan atau relasi sosial dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar individual atau kompetitif. Model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token adalah model pembelajaran yang bertujuan agar masing-masing anggota kelompok 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
diskusi mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi dalam menyampaikan pendapatnya dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lain. Tipe pembelajaran ini dimaksudkan sebagai alternatif untuk mengajarkan keterampilan sosial yang bertujuan untuk menghindari peserta didik mendominasi atau peserta didik diam sama sekali dan menghendaki peserta didik saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada individu. Dalam kehidupan sosialnya manusia tentu harus memiliki hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitarnya. Dewasa ini dapat kita rasakan sendiri bahwa telah terjadinya ketidak harmonisan antara manusia dengan lingkungan maupun sesamanya, hal tersebut tentu menjadi sorotan bagi peneliti, maka dirasa perlu untuk mengenalkan konsep Tri Hita Karana kepada peserta didik selaku penerus bangsa. Tri Hita Karana itu sendiri merupakan salah satu kearifan lokal yang mengemukakan tentang hubungan baik manusia dengan Tuhan, sesama manusi, dan lingkungan tempat tinggalnya. Konsep Tri Hita Karana mengajarkan manusia untuk senantiasa menjaga keharmonisan di dunia mulai dari diri sendiri dan segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Sedangkan model pembelajaran Time Token berbasis Tri Hita Karana adalah pelaksanaan pembelajaran dimana pada saat kegiatan pembelajaran siswa diberikan kesempatan yang sama dalam mengemukakan pendapat dan tidak saling mendominasi pembicaraan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena dengan saling menyampaikan pendapat tentang materi pelajaran yang diketahui. Siswa dapat menggali hal-hal baru dari informasi yang disampaikan oleh siswa lain tentu saja hal tersebut dapat menambah wawasan siswa itu sendiri. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Musyayati yang
berjudul Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Time Token Berbasis Flashcard pada Siswa Kelas IIIB SD Hj. Isriati Baiturrahman 1 Kota Semarang. Menyatakan bahwa Model time token berbasis flashcard dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan pada data tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Time Token Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Gugus VIII Kecamatan Gianyar Tahun Ajaran 2016/2017. METODE Jenis penelitian ini merupakan pene-litian eksperimen semu menggunakan rancangan non equivalent control group design. Langkah-langkah tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut.
O1 O3
X
O2 O4
Gambar 3.1 Rancangan Nonequivalent Control Group Desain (sumber: Sugiyono, 2011:79) Keterangan : O1 : pre-test pada kelompok eksperimen O2 : post-test pada kelompok eksperimen O3 : Pre-test pada kelompok kontrol O4 : Post-test pada kelompok kontrol Perlakuan (Treatment) dengan model pembelajaran Time Token berbasis Tri Hita Karana Pada bagan tersebut menyatakan bahwa terdapat dua kelompok, yaitu satu kelas yang merupakan kelompok eksperimen dan satu kelas merupakan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa model pembelajaran Time Token berbasis Tri Hita Karana sedangkan kelompok 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
kontrol diberikan perlakuan berupa model pembelajaran konvensional.
Kecamatan Gianyar. Sampel dipilih dengan teknik Purpusive sampling. ,
Penelitian ini dilaksanakan di SD gugus VIII Kecamatan Gianyar. Waktu
Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono: 2014: 96). dalam
pelaksanakan penelitian pada semester genap tahun ajaran 2016/2017. Variabel
penelitian ini sampel berjumlah 69 orang siswa yang terdiri dari 35 siswa kelas IV SD N 1 Suwat dan 34 siswa Kelas V SD. N 2 Sumita. Kedua kelompok diuji kesetaraannya de-ngan mengadakan pretest dan meng-gunakan uji-t untuk mengetahui bahwa kemampuan kedua sampel relatif sama. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, diperoleh rata-rata hasil pre-test kelompok eksperimen = 60,00 dan rata-rata hasil pre-test kelompok kontrol = 57,41, thitung = 0.976, sedangkan ttabel = 2.000. Hal ini berarti thitung lebih kecil daripada ttabel; sehingga sampel dinyatakan setara. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah hasil belajar IPS yang dilakukan dengan menggunakan metode tes. Tes yang digunakan adalah tes obyektif (pilihan ganda biasa) sebanyak 30 butir soal. Uji coba instrument yang dilakukan adalah uji validitas oleh guru kelas yang mengajar di sekolah kelompok kontrol serta dosen pengampu mata kuliah yang berkaitan. Selanjutnya dilakukan uji validitas empirik yang dianalisis dengan menggunakan uji validitas, uji daya beda, indeks kesukaran, dan uji reliabilitas.
yang dimanipulasi pada penelitian ini adalah variabel bebas (indevendent variabel) dan variabel terikat (devendent variabel). Variabel bebas adalah satu atau lebih dari variabel-variabel yang sengaja dipelajari pengaruhnya oleh variabel terikat, (Agung, 2011:43). Variabel bebas dari penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Time Token berbasis Tri Hita Karana. Menurut Darmadi (2012:19) menyatakan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dari penelitian ini adalah hasil belajar IPS. Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Time Token berbasis Tri Hita Karana terhadap hasil belajar pengetahuan IPS siswa kelas V, dengan memanipulasi variabel bebas yaitu model pembelajaran Time Token berbasis Tri Hita Karana, dan variabel terikat yaitu hasil belajar. Menurut Setyosari (2015:208) Dalam kaitannya dengan pemilihan subjek penelitian, peneliti tidak selalu dapat melakukan pemilihan subjek secara random (individual random). Dalam penetapan random (random assignment), peneliti tidak memungkinkan memilih dan memilah subjek sesuai dengan rancangannya. Akan tetapi peneliti terpaksa harus menerima kelas atau kelompok subjek yang telah ditentukan oleh sekolah, sesuai dengan kebijakan sekolah. Penelitian ini dipilih karena dilakukan pada kelas dengan siswa yang ada atau sebagaimana adanya, untuk mengetahui kemampuan awal siswa peneliti melakukan pre-test pada siswa kelas V. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD Gugus VIII
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan berupa model pembelajaran Time Token berbasis Tri Hita Karana pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. Setelah diberikan perlakuan, kedua kelompok diberikan post-test. Data yang di-peroleh kemudian dianalisis dengan meng-gunakan teknik analisis deskriptif dengan mencari mean, standar deviasi dan varian dari data sampel. Sebelum diuji hipotesis dilakukan uji prasyarat analisis data, yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varians.
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Uji normalitas sebaran data dilakukan untuk membuktikan bahwa sampel benar-benar berasal dari populasi yang berdis-tribusi normal. Untuk menghitung uji normalitas kelompok siswa, digunakan ana-lisis Chi-Kuadrat. Sedangkan uji homo-genitas dilakukan untuk mengetahui homo-genitas sebaran data. Uji homogenitas untuk kedua kelompok digunakan uji F. Setelah uji prasyarat dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Teknik analisis data yang di-gunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan analisis uji-t.
Data hasil belajar IPS pada kelompok kontrol diperoleh melalui post-test terhadap 34 orang siswa menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 83,dan skor terendah adalah 50. Dari skor yang diperoleh dapat dideskripsikan yaitu: rata-rata = 70.01, standar deviasi= 8.81, varians = 77.67. Berdasarkan data tersebut kemudian dikonversikan pada tabel PAP skala Lima sehingga dapat diketahui penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa kelo-mpok control pada kategori cukup baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Data hasil belajar IPS pada kelompok eksperimen yang diperoleh melalui posttest terhadap 35 orang siswa menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 97, dan skor terendah adalah 57. Dari skor yang diperoleh dapat dides-kripsikan yaitu: rata-rata = 81.78, standar deviasi = 9.99, varians = 99.84. Berda-sarkan data tersebut kemudian dikonversikan pada tabel PAP skala lima sehingga dapat diketahui hasil belajar IPS siswa kelompok eksperimen pada kategori baik.
Tabel 2. PAP Skala Lima Kelompok Kontrol Persentase 90 – 100 80 – 89 65 – 79 55 – 64 0 – 54
Tabel 1. PAP Skala Lima Kelompok Eksperimen Persentase 90 – 100 80 – 89 65 – 79 55 – 64 0 - 54
Tingkat Kemampuan Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang baik
Tingkat Kemampuan Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang baik
Berikut adalah penyajian data hasil belajar kelompok kontrol dalam bentuk histogram.
Berikut adalah penyajian data hasil belajar kelompok eksperimen dalam bentuk histogram.
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
mengikuti pembelajaran menggunakan model Time Token berbasis Tri Hita Karana dan siswa kelas V di SD N 2 Sumita yang mengikuti pembelajaran konvensional. Adapun per-bedaan yang signifikan menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Time Token berbasis Tri Hita Karana berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa. PEMBAHASAN Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t, terlebih dahulu dila-kukan uji prasyarat yang meliputi uji nor-malitas sebaran data dan uji homogenitas varians. Berdasarkan tabel analisis tersebut, thitung > ttabel yaitu 4.97 > 2,000 sehingga Ho ditolak yang disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa kelas V di SDN 1 Suwat yang mengikuti pem-belajaran menggunakan model pembe-lajaran Time Token berbasis Tri Hita Karana dan siswa kelas V di SD N 2 Sumita yang mengikuti pembelajaran kon-vensional pada materi pelajaran “Proklamasi Kemerdekaan”.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji-t. Namun, sebelumnya perlu diuji prasyarat analisis dengan uji normalitas dan homogenitas. Berdasarkan hasil perhi-tungan uji normalitas dengan menggunakan tumus Chi-kuadrat, diperoleh bahwa data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal. Uji homogenitas ter-hadap varians antar kelompok eksperimen dan kontrol menggunakan uji-F, diperoleh bahwa varian data hasil belajar IPS kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen. Hasil dari uji prasyarat analisis data telah diperoleh, dilanjutkan dengan analisis uji-t dengan rumus polled varians. Rangkuman hasil perhitungan uji- t antara kelompok eksperimen dan kelompok control disajikan pada tabel 3.
Dari perolehan hasil belajar IPS pada kedua kelompok tersebut, dapat diketahui bahwa kedua kelompok yang awalnya memiliki kemampuan yang setara, kemudian setelah diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen dengan model pembelajaran Time Token berbasis Tri Hita Karana maka perolehan nilai hasil belajar IPS mengalami perbedaan. Hasil belajar IPS siswa pada kelompok eksperimen lebih baik apabila dibandingkan dengan hasil belajar IPS siswa pada kelompok kontrol. Hal ini dise-babkan oleh pembelajaran yang diterapkan pada kelompok eksperimen memiliki banyak kelebihan.
Tabel 3. Hasil Uji-t
N x S2 Thitung Ftabel
Kelompok Ekperimen 35 81.78 100.72 4.939 2.000
Kelompok Kontrol 34 70.01 77.59
Berdasarkan nilai thitung > ttabel yaitu 4.939 > 2,000 sehingga Ho ditolak yang di-simpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa kelas V di SD N 1 Suwat yang
Perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol karena pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan sedangkan kelompok kontrol 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
tidak diberikan perlakuan pada saat pembelajaran. Kelompok ekspe-rimen diberikan perlakuan berupa model pembelajaran Time Token berbasis Tri Hita Karana memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang menerapkan pembelajaran konven-sional. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran Time Token berbasis Tri Hita Karana dapat membuat siswa menjadi lebih giat dalam belajar, membuat siswa aktif, termotivasi, dan mampu berinteraksi dalam pembelajaran. Selama kegiatan pembelajaran siswa lebih aktif karena kegiatan pembelajaran menggunakan model pembe-lajaran Time Token berbasis Tri Hita Karana dapat menciptakan lingkungan belajar yang memberikan kesempatan yang sama ke-pada setiap siswa.
diperoleh rata-rata 69,12 dengan ketuntasan klasikal 56%, meningkat pada siklus II diperoleh rata-rata 80,14 dengan ketuntasan klasikal 68%, dan mengalami peningkatan pada siklus III diperoleh rata-rata 89,6 dengan ketuntasan klasikal 89%. Hal ini berarti penggunaan model pembelajaran Time Token dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran Time Token dan meneliti hasil belajar ranah kognitif pada mata pelajaran IPS, sedangkan perbedaannya adalah penetian tersebut menggunakan media flashcard sedangkan peneliti tidak. Kemudian penelitian yang mendukung pula adalah penelitian yang dilakukan oleh Dwi Ratna Ningzaswati (2015) dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Time Token Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI SD yang menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Time Token dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Yaitu dengan memperoleh rata-rata hasil belajar kelompok yang dibelajarkan dengan model Time Token adalah 83,75 sedangkan pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional memperoleh rata-rata hasil belajar sebesar 72,9. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran Time Token dan meneliti hasil belajar ranah kognitif, sedangkan perbedaannya adalah penetian tersebut meneliti aktivitas belajar dan meneliti mata pelajaran IPA sedangkan peneliti meneliti mata pelajaran IPS.
Berbeda dengan pembelajaran konven-sional yang terjadi selama pembelajaran IPS di kelompok kontrol. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan cara menyampaikan se-jumlah materi kepada siswa yang diselingi dengan sedikit Tanya jawab kemudian diikuti dengan pemberian tugas secara individu. Dengan pembelajaran seperti ini siswa tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan kesempatan menyampaikan pendapatnya untuk bekerjasama dengan teman sebaya, sehingga siswa akan merasa bosan saat pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian ini diperkuat oleh pene-litian yang dilakukan oleh Musyayati (2015). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Musyayati yang berjudul Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Time Token Berbasis Flashcard pada Siswa Kelas IIIB SD Hj. Isriati Baiturrahman 1 Kota Semarang. Menyatakan bahwa Model time token berbasis flashcard dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari data pra siklus dengan nilai rata-rata 68 dan nilai ketuntasan klasikal 36%. Hasil belajar pada ranah kognitif pada siklus I
SIMPULAN DAN SARAN Hasil posttest IPS siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Time Token berbasis Tri Hita Karana pada siswa kelas V SD Negeri 1 Suwat memperoleh nilai mean 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Kepada Siswa Dari penelitian ini, diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu siswa, diharapkan dapat selalu meningkatkan rasa ingin tahu dan siswa tidak malu serta tidak ragu dalam bertanya maupun memberi masukan, agar pengembangan pola pikir siswa dapat lebih luas, kritis dan inovatif. Kepada Guru Para guru dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai masukan dan sebagai bahan pertimbangan untuk menerapkan model pembelajaran Time Token berbasis Tri Hita Karana. Kepada Kepala Sekolah Diharapkan dengan hasil penelitian ini sekolah mampu mengadakan kebijakan baru terkait dengan meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah demi kualitas mutu pendidikan yang lebih baik.
atau rata-rata yaitu = 81,78. Ini berarti persentase pada tingkat kemampuan siswa termasuk kategori baik. Hasil post-test IPS siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sumita memperoleh nilai mean atau rata-rata yaitu = 71,23. Ini berarti persentase pada tingkat kemampuan siswa termasuk kategori cukup baik. Berdasarkan analisis data, diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar dari nilai ratarata kelas kontrol yaitu = 81,78 > = 70,01. Selanjutnya melalui uji hipotesis diperoleh thitung = 4.939 dengan taraf signifikansi 5% dan dk = 67 diperoleh harga ttabel = 2,000. Dengan demikian, thitung = 4.939 > ttabel = 2.000 sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Time Token berbasis Tri Hita Karana dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus VIII Kecamatan Gianyar Tahun Alajaran 2016/2017. Berdasarkan perbedaan nilai rata-rata kedua kelompok dan hasil uji hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan dengan model pembelajaran Time Token berbasis Tri Hita Karana berpengaruh terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas V SD Gugus VIII Kecamatan Gianyar Tahun Alajaran 2016/2017.
Daftar Rujukan Agung, A.A.G. 2015. Statistika Dasar Untuk Pendidikan. Singaraja: Depublish Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Umum KTSP. Jakarta: Depdiknas Darmadi, Hamid. 2013. Motode Penelitian Pendidikan Dan Sosial. Bandung: Alfabeta Ernawati, Ninik. 2012. “Membelajarkan Konsep Identifikasi Benua dengan TPS dan Peta Konsep untuk Peningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VI Semester Gasal”. Jurnal Ilmu Pendidikan Sekolah Dasar. Vol. 1 No. 2, ISSN: 2085-7519.
SARAN Penelitian ini dilakukan pada sampel yang terbatas. Para peneliti lain yang tertarik disarankan untuk melakukan penelitian terhadap model dengan sampel yang lebih luas dan subjek yang berbeda untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Time Token berbasis Tri Hita Karana. Serta akan lebih baik lagi jika peneliti dapat menerapkan model tersebut berbantuan media.
Kusno. 2014. “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Jigsaw Tentang Kenampakan Alam Negara-negara Tetangga Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VI SD Negeri 5 Cingebul Semester Ganjil Tahun 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Ajaran 2014/2015”. Academy Of Education Journal, Vol. 1 No. 03, ISSN: 1907-2341. Marlina, Ina. 2015. Pengembangan “Model Pembelajaran Karakter Berbasis Saintifik di Sekolah Dasar”. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. 1 No. 1, ISSN: 2477-5673. Musyayati, Siti. 2015. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Time Token Berbasis Flashcard pada Siswa Kelas IIIB SD Hj Isriati Baiturrahman 1. Tugas Akhir (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Semarang. Semarang. Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan pengembangan. Jakarta: Kencana Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group
10