PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT, OBSERVE, AND EXPLANATION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DI KELAS X SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI
KARYA ILMIAH
OLEH: DESI HARDIYANTI A1C110029
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI NOVEMBER 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT, OBSERVE, AND EXPLANATION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DI KELAS X SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI
Oleh: Desi Hardiyanti1), M. Dwi Wiwik Ernawati2), Fuldiaratman3) 1) Mahasiswa pendidikan kimia 2) Dosen pendidikan kimia 3) Dosen pendidikan kimia Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas jambi E-mail:
[email protected] ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi kurangnya motivasi belajar, siswa terlihat kurang bersemangat dalam belajar. Selain itu, proses pembelajaran yang berlangsung cenderung didominasi oleh guru, dengan model pembelajaran penyampaian informasi atau diskusi kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar melalui penerapan model Predict,Observe and Explanation (POE) pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit kelas X SMAN 10 Kota Jambi. Sebagai penelitian eksperimen, ada dua kelas sampel yang digunakan yaitu kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X2 sebagai kelas kontrol. Metode yang digunakan adalah Quasi Eksperiment. Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik Cluster Random Sampling. Instrumen penelitian berupa tes soal objektif, yaitu tes awal (pretest) untuk melihat kemampuan awal siswa dan tes akhir (posttest) untuk melihat hasil belajar kedua kelas sampel yang dianalisis dengan uji-t. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa selisih rata-rata nilai pretest dan posttest kelas kontrol sebesar 49,76 dan kelas eksperimen sebesar 54,78. Pada uji hipotesis diperoleh hasil analisis thitung = 2,34 dan ttabel = 1,661 atau thit>ttab. Maka hipotesis penelitian (H1) diterima atau disetujui. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model Predict, Observe and Explanation (POE) memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit kelas X SMAN 10 Kota Jambi.
Kata kunci : Model Pembelajaran Predict, Observe, and Explanation dan Hasil Belajar
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang didalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, administrator, masyarakat, dan orang tua peserta didik. Agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat didalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu, kelompok, maupun sosial sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif dan efisien dalam proses pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik (Slameto, 2010). Dalam hal ini guru mempunyai peran yang sangat penting untuk menciptakan proses belajar yang dapat mengembangkan pengetahuan siswa. Berbagai faktor dipandang dapat mempengaruhi hasil belajar/pemahaman konsep siswa. Salah satu faktor penting adalah model pembelajaran yang diterapkan guru. Pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru, dimana pembelajaran masih didominasi oleh pembelajaran dengan pemprosesan informasi pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif (Trianto, 2007). Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang strukur, susunan, sifat, perubahan materi, serta energi yang menyertainya. Sebagai bagian dari ilmu sains, kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini sulit untuk dipahami baik konsep maupun penerapannya. Materi larutan elektrolit dan nonelektrolit merupakan materi kimia
yang diajarkan pada kelas X semester genap. Pada larutan elektrolit dan nonelektrolit terdapat konsep yang memerlukan pengamatan siswa sehingga diharapkan siswa dapat mengamati gejalagejala, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, dan menarik kesimpulan. Hasil survei yang dilakukan di SMAN 10 Kota Jambi berdasarkan dari wawancara guru kimia kelas X didapatkan berbagai permasalahan dalam pembelajaran kimia. Hal yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu kurangnya motivasi belajar, siswa terlihat kurang bersemangat dalam belajar, yaitu dilihat dari rasa ingin tahu yang rendah dan kurang kritis terhadap pelajaran IPA. Selain itu, proses pembelajaran yang berlangsung cenderung didominasi oleh guru, dengan model pembelajaran penyampaian informasi atau diskusi kelas. Hanya sebagian siswa yang aktif sehingga tidak ada interaksi antara guru dan siswa, serta siswa dan siswa secara merata. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil belajar untuk sebagian siswa khususnya pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dimana rata-rata hasil belajar siswa tahun ajaran 2012/2013 pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit yaitu 60,71. Nilai tersebut masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dimana KKM yang ditetapkan oleh guru kimia kelas X SMA N 10 Kota Jambi pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit yaitu 70. Guru ikut menentukan keberhasilan belajar siswa, dalam hal ini guru dituntut untuk menguasai materi yang akan disampaikan kepada siswa, menentukan pendekatan proses belajar mengajar, memilih model yang sesuai dengan konsep yang diberikan, mengelola kelas dengan baik, memilih media yang mendukung proses belajar mengajar serta membuat alat evaluasi yang sesuai dengan baik
khususnya dalam materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Berkaitan dengan hal di atas, perlu diupayakan suatu bentuk pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dan penyajian materi kimia yang lebih menarik, sehingga dapat membantu siswa mengatasi kesulitan belajar dan menghilangkan persepsi buruk siswa terhadap pelajaran kimia. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit adalah Predict, Observe and Explanation (POE). Dengan model pembelajaran POE siswa diarahkan dan diajak menemukan sendiri konsep pengetahuan dari pengamatan melalui metode demonstrasi maupun eksperimen di laboratorium (White dan Gunstone (dalam Keeratichamroen, 2007)). Model POE juga dapat membantu siswa mengatasi salah pengertian karena kemampuan POE dapat menyelidiki gagasan siswa dan cara mereka dalam menerapkan pengetahuan pada keadaan yang sebenarnya (praktikum), dan untuk menyelidikinya, diperlukan soal-soal yang dapat menggali ketiga kemampuan ini, yaitu soal-soal prediksi, observasi, dan eksplanasi atau penjelasan. Menurut Hintzman (1978) dalam psikologi pendidikan, belajar yang efektif adalah melalui pengalaman. Dalam proses pembelajaran, seseorang berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan menggunakan semua alat indranya. Melaui POE ini juga dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa karena mereka akan menjadi lebih kritis dan menjadi ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi sehingga dapat membuktikan sendiri keadaan yang sebenarnya. Berdasarkan uraian diatas penulis menyusun skripsi dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe, and Explanation (POE) terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit di Kelas X SMAN 10 Kota Jambi “
KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar menurut Slameto (2010) secara psikologis adalah”Suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalamanpengalaman (Baharudin dan Esa, 2010). Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami (Hamalik, 2011). Menurut Chaplin (1972), belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Tidak jauh berbeda dengan definisi diatas, Hintzman (1978) dalam Education Psychology menjelaskan belajar yang efektif adalah melalui pengalaman. Dalam proses belajar, seseorang berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan menggunakan semua alat indranya. B.
Model Pembelajaran Model pembelajaran menurut Joice dan Weil (dalam Isjoni, 2009) adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan member petunjuk kepada pengajar di kelasnya. Dalam penerapannya model pembelajaran ini harus sesuai dengan kebutuhan siswa. Menurut Rooijakkers (dalam Sagala, 2013) menjelaskan bahwa keberhasilan seorang pengajar akan terjamin, jika pengajar itu dapat mengajak para muridnya mengerti suatu masalah melalui semua tahap proses belajar, karena dengan cara
begitu murid akan memahami hal yang akan diajarkan. Dengan begitu dalam proses pembelajaran pengajar harus dapat menggunakan model-model dan pendekatan mengajar yang dapat menjamin pembelajaran berhasil sesuai yang direncanakan. Model mengajar dan proses belajar dalam pembelajaran merupakan masalah yang kompleks, karena itu bagi para guru dan tenaga kependidikan lainnya perlu memperkaya pemahamannya yang berkaitan dengan model mengajar. C.
Model Pembelajaran Predict, Observe, and Explanation (POE) POE adalah singkatan dari PredictObiserve-Explain. POE ini sering juga disebut sebagai strategi pembelajaran dimana guru menggali pemahaman peserta didik dengan cara meminta mereka untuk melaksanakan tiga tugas utama yaitu prediksi, observasi dan memberikan penjelasan. (Haryono, 2013). POE pertama kali diperkenalkan oleh white dan gustone pada tahun 1995 dalam bukunya martini (2010). POE dinyatakan sebagai strategi yang efisien untuk memperoleh dan meningkatkan konsepsi sains peserta didik. Strategi ini mensyaratkan prediksi peserta didik melakukan eksperimen untukmencari tahu kecocokan prediksinya, dan akhirnya peserta didik menjelaskan kecocokan atau ketidak kecocokan antara hasil dan prediksinya. Menurut Haryono (2013) langkahlangkah model pembelajaran POE, yaitu: a. Predict Membuat prediksi atau membuat dugaan sementara terhadap suatu topik pembelajaran. Dalam membuat dugaan, peserta didik diminta memikirkan alasan mengapa ia membuat dugaan seperti itu. b. Observe Melakukan penelitian, peserta didik melakukan eksperimen berkaitan dengan pemasalahan yang diberikan dan mengamati apa yang terjadi c. Explain
Memberi penjelasan, yaitu penjelasan terutama tentang kesesuaian antara dugaan (prediksi) yang dibuat peserta didik dengan apa yang dihasilkan pada saat pengamatan.
D.
Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang relative menetap dalam diri seseorang sebagai akibat interaksi seseorang dengan lingkungannya. Hasil belajar memiliki beberapa ranah atau kategori dan secara umum merujuk kepada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hasil belajar siswa yang tampak dalam sejumlah kemampuan atau kompetensi setelah melewati kegiatan belajar mengajar sering hanya dinilai dari aspek kognitif saja. Padahal dalam kenyataannya siswa yang belajar pengetahuan tertentu sebenarnya tidak hanya memperoleh keterampilan kognitif saja, tetapi pada saat yang sama juga memperoleh keterampilan lain seperti keterampilan psikomotorik. Jadi, tampak bahwa antara ranah kognitif dan ranah psikomotorik sebenarnya saling melengkapi, bahkan disertai oleh hasil belajar dalam ranah afektif (sikap). Begitu juga sebaliknya, siswa yang belajar keterampilan psikomotorik sebenarnya juga belajar secara kognitif dan pembentukkan sikap (Uno, 2007: 213). E.
Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit 1. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.Larutan elektrolit dapat berupa asam, basa maupun garam.Contoh : HCl, H2SO4, NaOH, NaCl. Larutan elektrolit dibedakan menjadi 2 yaitu : a. Larutan elektrolit kuat =ditandai dengan lampu yang menyala terang. b. Larutan elektrolit lemah=ditandai dengan lampu yang menyala redup atau lampu yang tidak menyala namun dalam larutan timbul
gelembung gas (contoh:larutan amonia, asam cuka). Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.Contoh : larutan gula, larutan urea, larutan alkohol.
a b c Gambar 2.5 larutan teh (a) susu (b) dan minyak sayur (c) merupakan larutan nonelektrolit. Jadi tidak dapat menghantarkan arus listrik. 2. Sifat Hantar Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit a. Proses Terjadinya Hantaran Listrik Contoh : Hantaran listrik melalui larutan HCl. Dalam larutan, molekul HCl terurai menjadi ion H+ dan Cl- : HCl (aq) H+(aq) + Cl(aq)
Gambar. 2.2 proses hantaran listrik Ion-ion H+ akan bergerak menuju Katode (elektrode negatif / kutub negatif), mengambil elektron dan berubah menjadi gas hidrogen. 2H+(aq) + 2eH2(g) Ion-ion Cl- bergerak menuju Anode (elektrode positif / kutub positif), melepas elektron dan berubah menjadi gas klorin.
2Cl-(aq)Cl2(g) + 2e Jadi : arus listrik menguraikan HCl menjadi H2 dan Cl2 (disebut reaksi elektrolisis). 2H+(aq) + 2Cl-(aq)H2(g) + Cl2(g)
METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah Quasi-Eksperimental yaitu penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabelvariabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Cluster Random Sampling. Pada penelitian ini digunakan 2 kelas sampel, X1 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Predict, Observe, and Explanation (POE) dan kelas X2 sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction (Penyampaian Langsung). Adapun instrumen yang digunakan adalah tes objektif. Data diuji kenormalan dengan uji Liliefors dan diuji homogenitas dengan uji Fischer kemudian menguji hipotesis menggunakan uji kesamaan dua rata-rata, uji satu pihak yaitu uji pihak kanan. HASIL DAN PEMBAHASAN Proses pembelajaran dalam penelitian ini memberikan perlakuan yang berbeda pada kedua kelas sampel. Sebelum diberikan perlakuan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka masing-masing kelas terlebih dahulu diberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Selanjutnya proses pembelajaran kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran Predict, Observe And Explanation, sedangkan pada kelas kontrol dengan pembelajaran Direct Instruction.
Setelah diberikan posttest, hasil belajar kedua sampel dianalisis dengan uji-t untuk menjawab hipotesis penelitian. Pegujian hipotesis ini dilakukan setelah uji prasyarat dengan uji normalitas dan uji homogenitas yang menunjukkan kedua kelas sampel berdistribusi normal dan memiliki varian yang homogen Berdasarkan analisis statistik diketahui bahwa uji normalitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masingmasingLhitung
ttabel (2.34>1,661) sehingga H1 diterima. Dengan demikian ini dapat menguji kebenaran hipotesis,yaitu terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Predict, Observe And Explanation terhadap hasil belajar siswa pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit di kelas X SMAN 10 kota jambi. Pembelajaran yang berpusat pada siswa ini menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran Direct instruction. Tingginya hasil belajar siswa disebabkan adanya kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengeksplorasikan dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Belajar dikatakan menjadi bermakna (meaningful learning) seperti yang dikemukakan oleh Ausubel adalah bila informasi yang akan dipelajari siswa disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa itu sehingga siswa itu mampu mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya (Trianto: 2007: 25). Peneliti menggunakan model pembelajaran Predict,Observe and Explain
pada proses pembelajaran dengan langkah awal, guru dapat mengkondisikan siswa terlebih dahulu , baik memberikan apersepsi pada pembelajaran, motivasi atau membagi kelompok agar dapat berdiskusi dengan yang lain dan bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan yang diberi guru.dalam proses pembelajaran ini guru hanya sebagai fasilitator dan mediator, hal ini tentunya akan mendorong siswa dalam pembelajaran yang mandiri. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari siswa pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelketrolit, proses pembelajaran yang dilakukan dengan model Predict,Observe and Explain akan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran langsung. Ini dikarenakan pada kelas dengan model pembelajaran Predict,Observe and Explain memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengobservasi secara langsung dan nyata terhadap materi yang sedang dipelajari sehinggga siswa dapat berpartisipasi dengan aktif. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Khantavy dan Yuenyong (2009: 11) dalam jurnalnya yang berjudul ”The Grade 1 Student’s Mental Model Of Force and Motion Through Predict-Observe-Explain (Predict, Observe And Explanation) Strategi” yang menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran Predict,Observe and Explain merupakan strategi yang dapat memberikan pengetahuan baru kepada siswa secara nyata serta dapat meningkatkan partisipasi siswa agar lebih aktif dan kreatif sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan. Menurut Kearney e. Al (2001: 590) dalam Desi Nuranisa, untuk menciptakan proses pembelajaran yang memenuhi model pembelajaran Predict,Observe and Explain harus didukung dengan observasi oleh siswa secara langsung. Observasi yang biaasa dilakukan ialah melalui kegiatan praktikum. Model pembelajaran
Predict,Observe and Explain adalah pembelajaran yang berusaha membewa peserta didik agar memiliki pemahaman yang cukup sehingga dapat meminimalkan miskonsepsi pada materi yang sedang dipelajari. Keberhasilan model Predict, Observe and Explain tidak terlepas dari tiga hal penting yang ada dalam Predict, Observe And Explanation ini sendiri, yaitu prediksi, observasi dan penjelasan. Tahapan prediksi memberikan kesempatan siswa untuk menduga masalah yang diberikan dan memikirkan alasan mengapa memiliki dugaan seperti itu. Pada langkah observasi siswa diberikan kebebasan untuk menguji dugaannya melalui kegiatan praktikum atau observasi lain untuk mengamati apakah hasil dugaan sesuai dengan hasil observasinya dan siswa dapat menyimpulkan apakah hasilnya sesuai atau tidak atau untuk membangun pemahaman siswa agar materi yang dipelajari tidak bersifat abstrak. Tahap ketiga adalah penjelasan untuk memberikan pembenaran apabila dugaan dan hasil observasi siswa berbeda. Dengan ketiga tahap tersebut memungkunkan pemahan lebih baik lagi dan hasiil belajar siswa juga akan meningkat. Selain dari model pembelajaran terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar, Menurut slameto (2003) bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil dan prestasi belajar, yaitu : a. Faktor yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri, b. Faktor-faktor yang ada pada lingkunga keluarga c. Faktor-faktor yang ada di lingkungan sekolah d. Faktor-faktor pada lingkungan sosial dan lebih besar Pencapaian hasil belajar yang optimal dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : Kesiapan belajar Motivasi Keaktifan siswa Mengalami sendiri
Pengulangan Balikan dan penguatan
Pembelajaran Predict, Observe And Explanation dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dengan pengamatan langsung dan keterampilan intelektual. Belajar berbagai peran orang dewasa melalui perlibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan pembelajaran yang mandiri. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: Hasil pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran Predict, Observe and Explanation dalam materi larutan elektrolit dan nonelektrolit terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA N 10 Kota Jambi, yang ditunjukkan dengan thitung > ttabel. DAFTAR RUJUKAN Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta Asep, J dan Haris, A. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Pressindo Baharudin dan Wahyuni E.N. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Darmadi, H. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, O. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Haryono. 2013. Pembelajaran IPA yang Menarik dan Mengasyikkan. Yogyakarta: Amara book http://www.recsam.edu.my/cosmed/cosme d09/AbstractsFullPapers2009/Abstrac t/Science%20Parallel%20PDF/Full% 20Paper/10.pdf Indrawati dan Wanwan S. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan untuk Guru SD. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPTK IPA). Isjoni. 2009. Cooperative Bandung: Alfabeta
Sagala, S. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D). Bandung: Alfabeta. Syah, M. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Learning.
Joyce, Bruce ;Weil , Marsha, and Showers, Bweverly.1992. Models of Teaching. Fourth Edition. Boston: Allyn and Bacon. Joyce, C. 2006. “Predict, Observe, Explain (POE).” Tersedia pada http://arb.nzcer.org.nz/strategies/p oe.php Keeratichamroen, W. 2007. Using the Predict–Observe–Explain (POE) to Promote students’ learning of tapioca bomb And chemical reactions http://repository.upi.edu/operator/upload/t _fis_0706337_chapter.pdf. Purba, M. 2007. Kimia SMA Untuk Kelas X Semester 2. Jakarta: Erlangga Qoryana, D. 2012. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Predict, Observe, and Eksplanation pada Materi Gerak Lurus di kelas X SMAN 8 Batanghari.Skripsi. Jambi: Universitas Jambi
Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Uno, H.B. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Wah Liew, C. & Treagust, D. 2004. The Effectiveness Predict – Observe – Explain (POE) Technique in Diagnosing Studen’s Understanding of Science and Identifying Their Level of Achievement. Yamin, M. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada