1
Pengaruh Metode Drama Berbahasa Inggris Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Inggris dan Kepercayaan Diri Engkus Kusriah Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
[email protected] Abstract : The study was particularly aimed at investigating the effect of English drama on the students’ English academic achievement and self confidence. A total of 38 pupils of the fifth grade of MI Alfitroh Surabaya participated in this project taken by purposive sampling, with two separated groups, 19 students as experimental group and 19 students as control group. t test analysis was used to show the difference of the students’ English academic performance and self confidence between the two groups. The result of t test analysis showed the effectiveness of drama on the students English academic achievement, it was 2,885 (p < 0,05). Meanwhile, the value t test analysis on the students’ self confidence was 5,203 (p < 0,05). It means that drama is very significant in increasing the students’ self confidence. Wholly, it is concluded that English drama appeared to be ideal method for students to develop the English academic achievement and self confidence. Key words : Academic Achievement , Drama Method, Self Confidence yang kurang tepat, dapat berdampak
PENDAHULUAN Bahasa Inggris kini bukan saja
terhadap keberlangsungan pembelajaran
menjadi materi ajar siswa SMP dan SMA,
bahasa Inggris pada jenjang pendidikan
melainkan
berikutnya.
menjadi
bagian
dari
pembelajaran siswa pada sekolah-sekolah
Ditengarai bahasa
menjadi pelajaran tambahan bagi usia pra
membosankan siswa. Model pembelajaran
sekolah. Anak-anak yang sudah mengenal
Bahasa
bahasa Inggris sejak dini diharapkan saat
seringkali membuat siswa tidak berani dan
lulus SMA berkemampuan komunikasi
kurang percaya diri untuk berbicara bahasa
Bahasa Inggris dengan lancar.
Inggris. Keberhasilan pembelajaran bahasa
menghambat
faktor
kesuksesan
dapat pengajaran
secara
mengajarkan
tertentu sejak Sekolah Dasar bahkan
Beberapa
Inggris
guru
Inggris
yang
monoton
tidak
dan
variatif
Inggris akan terukur keberhasilannya, salah satunya
adalah
siswa
mampu
bahasa Inggris sejak dini, salah satunya
berkomunikasi dalam bahasa Inggris secara
adalah kredibilitas guru dalam pengajaran
lisan dengan baik. Sebagaimana telah
bahasa
SD
dipercaya para ahli pengajaran di berbagai
memperoleh pembelajaran bahasa Inggris
negara bahwa metode yang paling efektif
Inggris.
Apabila
siswa
2
dalam pengajaran bahasa yaitu melalui pendekatan
komunikatif
(Canale
dan
Kepercayaan
diri siswa
akan
merangsang timbulnya dorongan untuk
Swain, 1980). Artinya dalam pembelajaran
berprestasi.
Kinney
bahasa Inggris kemampuan berbicara harus
menyatakan kepercayaan diri merupakan
diutamakan.
modal
utama
(Samsiah,
bagi
2009)
individu
guna
Keterampilan berbicara (speaking
mewujudkan potensi yang dimilikinya.
skill) dalam bahasa Inggris akan sulit
Kepercayaan diri bukan sifat yang dapat
berkembang apabila tidak dilatih secara
diturunkan,
terus menerus dan biasa dilakukan siswa
pengalaman hidup, serta dapat diajarkan
dengan teman-temannya di dalam kelas,
oleh pendidik melalui upaya tertentu guna
guru-guru bahasa Inggris, atau guru-guru
membentuk
lainnya yang bisa berbahasa
kepercayaan
Inggris.
melainkan
diperoleh
dan diri
dari
meningkatkan (Mikkessel
Beberapa siswa terkadang mahir berbahasa
Syamsiah,
Inggris, tetapi mengalami kesulitan untuk
kepercayaan
berbahasa Inggris secara aktif, karenanya
ditingkatkan sejak dini, salah satu caranya
diperlukan
melalui permainan drama. Kegiatan drama
model
pembelajaran
yang
1994).Oleh
dalam
diri
sebab
pada
anak
itu perlu
menuntut siswa untuk berani berbicara.
dapat memicu emosi
Menurut Jenep (Wirman, 2011) there are
harga diri bagi anak, karena mereka aktif
two factors that cause low levels of student
secara fisik, emosional, intelektual, sosial
skills in speaking that is, external factors
dan nilai moral.
and internal factors. External factors,
sebagai terapi bagi anak
including the use of Indonesian and the use
kesulitan keterampilan sosial, misalnya
of mother tongue in family environment and
sulit bersosialisasi dan merasa rendah diri
society communication. Internal factors
(Hawadi, 2003).
include, lack of interest to learn and speak
kegembiraan dan
Permainan drama juga mengalami
Metode pembelajaran
English and lack confidence to express
Inggris
publicly.
sering muncul di sekolah. Guru
Belajar
merupakan permasalahan yang harus
berbicara
menguasai bahan pelajaran yang disajikan
berbahasa Inggris bagi siswa, dibutuhkan
dan memiliki metode yang tepat dalam
persiapan yang matang dari guru dan siswa.
mengajar. Banyak metode pembelajaran
Guru
memberikan
bahasa Inggris yang bisa diterapkan dalam
pembelajaran yang menarik minat siswa
proses pembelajaran di kelas, diantaranya
untuk mengikuti kegiatan belajar tanpa
melalui kegiatan seni
bosan.
keterampilan
bahasa
diharapkan
dapat
membaca puisi,
3
bernyanyi, bercerita, diskusi kelompok,
cangggung, tidak berani mengemukakan
dan bermain peran atau drama.
ide, dan hanya melihat serta menunggu
Pembelajaran
bahasa
Inggris
kesempatan yang diberikan.
dengan metode drama lebih disukai anak-
Menurut
Fatimah
(2006)
anak seusia SD dibanding metode lainnya
kepercayaan diri adalah sikap positif
karena mengandung unsur seni. Sementara
individu yang memampukan dirinya untuk
metode membaca puisi atau cerita membuat
mengembangkan penilaian positif terhadap
siswa
untuk
diri sendiri maupun terhadap lingkungan
tampil
atau sistuasi yang dihadapinya. Seseorang
seorang diri. Padahal untuk membangun
yang memiliki kepercayaan diri akan
kepercayaan diri pada anak
dibangun
optimis dalam melakukan semua aktivitas,
secara perlahan yaitu tampil bersama
mempunyai tujuan yang realistik. Lauster
terlebih dahulu sehingga akhirnya anak
(2011)
akan berani tampil seorang diri. Sedangkan
kepercayaan diri meliputi : ambisi, mandiri,
metode debat lebih cocok untuk usia
optimis, toleransi, kemampuan bergaul,
SMP/SMA yang sudah mengenal banyak
tidak mementingkan diri sendiri, dan
kosa kata, berbagai pola kalimat yang
kemampuan menerima kritik. Menurut
kompleks dan daya nalar yang tinggi.
Kumara (Yulianto dan Nashori 2006)
merasa
menampilkannya
cemas karena
siswa
Permainan drama membantu siswa
memerinci
aspek-aspek
menyatakan kepercayaan diri terdiri dari
belajar bekerja sama dalam sebuah team,
empat
(1)
kemampuan
berkomunikasi, berinteraksi secara aktif
menghadapi masalah, (2)
bertanggung
dan menampilkannya di depan umum,
jawab terhadap keputusan dan tindakannya,
sehingga akan menumbuhkan kepercayaan
(3) kemampuan dalam bergaul, dan (4)
diri siswa. Karena kepercayaan diri dapat
kemampuan menerima kritik.
terbentuk melalui proses interaksi dengan
aspek
yaitu
Walgito
(1993)
menyatakan
lingkungan yang melibatkan emosi dan
percaya diri terbentuk melalui proses
perasaannya.
perkembangan manusia pada umumnya,
Kepercayaan
diri
ini
merupakan modal dasar dalam aktualisasi
khususnya
diri siswa.
Iswidharmanjaya
lingkungan. Percaya diri terbentuk dan
(2004) bahwa seseorang yang memiliki
berkembang melalui proses belajar secara
rasa percaya diri yang memadai, akan
individual maupun sosial. Dengan kata lain
berani bertindak dan mengambil suatu
secara
keputusan. Sebaliknya orang yang tidak
berkembang
percaya diri akan bersikap malu-malu,
psikologis.
Menurut
dalam
individual,
interaksi
dengan
kepercayaan
melalui Sedangkan
diri
pengalaman proses
belajar
4
secara sosial kepercayaan diri diperoleh
(2012) bahwa drama membuat siswa lebih
melalui
aktif, karena terdapat dinamika kelompok.
interaksi
kegiatannya
individu
dengan
orang
dalam lain.
Dinamika
kelompok tersebut membuat
Meningkatkan kepercayaan diri siswa
siswa yang diberi tugas untuk memainkan
dalam belajar dapat dilakukan dengan
peran berusaha mengekplorasi perilaku
memberikan pengalaman baru pada siswa.
sesuai dengan perannya, sehingga siswa
Pengalaman merupakan hal terpenting
yang semula pemalu dapat belajar berbicara
yang dapat meningkatkan kepercayaan diri.
di depan kelas dan temannya. Siswa yang
Untuk
mendapatkan
semula kurang berani mengemukakan
pengalaman
pendapat dapat belajar berpendapat dan
sukses/berhasil dalam kehidupan, mulai
memberi masukan kepada teman yang
dari hal-hal yang kecil. Karena untuk
kurang sempurna dalam memainkan peran
merasakan
yang
yang diperoleh. Siswa yang semula kurang
sesungguhnya, anak-anak perlu mengalami
aktif dalam belajar lebih aktif dalam
dan
memerankan perannya bersama lawan
itu,
anak
sebanyak
perlu
mungkin
rasa
percaya
merasakan
diri
keberhasilan
mereka
sendiri.
mainnya. Bahasa Inggris sering dianggap
sebagai pelajaran
Sehingga
kegiatan
darma
membantu siswa untuk lebih peraya diri.
menakutkan dan sulit
Beberapa aspek kebahasaan juga
untuk dipelajari, karena antara pengucapan
dapat ditemukan dalam kegiatan drama
(pronunciation) dan tulisan (writing)
seperti
berbeda. Penggunaan metode pembelajaran
menyimak, dan aspek lainnya sebagaimana
yang tepat akan memudahkan siswa untuk
Slade and Way (Ukessay, 2014) Teaching
memahaminya.
pembelajaran
language skills through drama gives
menjadi alat penunjang bagi tercapainya
students a context for listening and
proses pembelajaran. Metode pembelajaran
meaningful language production provides
tersebut
praktek
opportunities for reading and writing.
untuk
Drama is a good way of teaching second
mengaplikasikan teori kebahasaan yang
language because students are learning
didapat dalam proses belajar. Salah satu
and
media pembelajaran Bahasa Inggris yang
communicative activities in a real context.”
cukup bermanfaat untuk pemahaman siswa
Ini berarti jika
adalah melalui kegiatan drama.
menampilkan drama, berarti anak telah
nyata/riil
Metode
harus bagi
memberikan siswa
Beberapa manfaat kegiatan drama telah dikemukakan Djannah dan Yulita
pelafalan,
practicing
the
struktur
bahasa,
language
with
anak berhasil dalam
belajar bahasa dengan baik sehingga akan
5
meningkatkan
kemampuan
dalam
berbahasa.
reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,930. Artinya perbedaan (variasi) yang tampak pada skor skala kepercayaan diri ini mampu mencerminkan 93,00% dari variasi yang
METODE PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah anak
terjadi pada skor murni kelompok subjek
berusia 9-11 tahun yang duduk di kelas V
yang bersangkutan, dan 7,00% perbedaan
Madrasah Ibtidaiyah Alfitroh Surabaya
skor yang tampak disebabkan oleh variasi
berjumlah 38 siswa yang terbagi menjadi 2
kesalahan pengukuran.
kelompok. 19 siswa sebagai kelompok
Penelitian
ini
menggunakan
eksperimen dan 19 siswa sebagai kelompok
experimen Posttest Only Non-Equivalent
kontrol.
Control Group Design dengan satu Tes
Ulangan
Akhir
Semester
kelompok eksperimen dan satu kelompok
digunakan untuk mengukur prestasi bahasa
kontrol.
Inggris siswa. Materi soal bahasa Inggris
memperoleh
disusun oleh Kelompok Kerja
pembelajaran
Bahasa
Inggris
Kecamatan
Guru Kenjeran
Surabaya.
Kelompok
berdasarkan
Lauster
bahasa
berupa
Inggris
dengan
masing-masing
pertemuan
memerlukan waktu 2 kali 40 menit.
(1997)
Kelompok
meliputi aspek : (1) ambisi, (2) mandiri, (3)
perlakuan
optimis, (4) toleransi,
(5) kemampuan
eksperimen. Setelah proses pemberian
tidak mementingkan diri
perlakuan dinyatakan berakhir, selanjutnya
bergaul, (6)
konsep
perlakuan
metode drama sebanyak 9 kali pertemuan, dan
Skala kepercayaan diri disusun
eksperimen
kontrol
tidak
memperoleh
sebagaimana
kelompok
sendiri, (7) kemampuan menerima kritik.
kedua
Skala kepercayaan diri dalam penelitian ini
eksperimen dan kelompok kontrol diukur
tidak memuat aspek nomor 6 dan 7 yaitu
kepercayaan diri dan tes prestasi belajar
tidak mementingkan
bahasa Inggris. Teknik analisis data dengan
diri sendiri dan
kelompok
antar
yaitu
kemampuan menerima kritik. Alasannya
t-test
adalah kedua aspek tersebut belum nampak
membandingkan skor
bagi responden yang masih berada di kelas
kelompok
5 SD.
kontrol.
kelompok
kelompok
eksperimen
untuk
post-test dan
antara
kelompok
Skala kepercayaan diri terdiri dari 50 aitem dengan koefisien korelasi aitem dengan skor total yang dikoreksi berkisar antara
0,259-0,660
dan
koefisien
HASIL PENELITIAN Data penelitian sebelum dianalisis t-test, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi.
6
Hasil uji asumsi menunjukkan bahwa data
Capaian nilai rata-rata
penelitian memiliki syarat distribusi normal
belajar
dan homogenitas variansi antara kelompok
eksperimen 72,26 lebih tinggi daripada
eksperimen dengan kelompok kontrol.
kelompok kontrol 66,53. Temuan ini
Hasil analisis t-test sebagai berikut :
bahasa
Ingrris
prestasi kelompok
menunjukkan bahwa kelompok
Tabel 1 Skor Mean Prestasi Akademik
diberi
Bahasa Inggris dan Kepercayaan Diri
prestasi belajar bahasa Inggris lebih
Mean
Mean
Kelompok
Kelompok
Eksperimen
Kontrol
Variabel
Prestasi
72,26
perlakukan
metode
yang drama
tinggi dariapada kelompok kontrol yang tidak memperoleh perlakuan. 2. Hasil analisis t-test diperoleh koefisien t
66,53
sebesar 5,203 dan sig.= 0,000 (p < 0,05).
Bahasa
Berarti ada perbedaan
signifikan
Inggris
kepercayaan
kelompok
Kepercay
153,53
136,37
diri antara
eksperimen dengan kelompok kontrol.
aan Diri
Skor rata-rata kepercayaan diri kelompok eksperimen
157,53 lebih
Tabel 2 Hasil t-test Prestasi Akademik
tinggi daripada
Bahasa Inggris dan Kepercayaan Diri
kelompok kontrol 136,37. Temuan ini
Variabel
t
Sig.
Prestasi
2,885
0,007
menunjukkan bahwa kelompok diberi
perlakuan
kepercayaan
Bahasa
metode
dirinya
lebih
yang drama tinggi
daripada kelompok kontrol.
Inggris Kepercayaan
kepercayaan diri
5,203
0,000 PEMBAHASAN
Diri
Nilai rata-rata UAS bahasa Inggris 1. Hasil analisis t-test diperoleh koefisien t sebesar 2,885 dan sig. = 0,007
(p<
0,05). Berarti ada perbedaan signifikan prestasi belajar bahasa Inggris antara kelompok
eksperimen
kelompok kontrol.
dengan
kelompok eksperimen menunjukkan lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Artinya siswa kelompok eksperiman memperoleh manfaat dari pembelajaran bahasa Inggris melalui kegiatan drama. Kegiatan drama memberi kesempatan siswa belajar bahasa Inggris dengan mudah untuk mengingat dan menghafalkan. Siswa praktek langsung
7
dalam
kegiatan
drama
yang
menyenangkan, sehingga membantu siswa
can play, move, act and learn at the same time. “
mengingat lebih alami terhadap apa yang dipelajari.
Temuan ini sejalan pendapat
Siswa merasakan manfaat dari pembelajaran drama dalam
berbahasa
Krashen and Terrell (Shand, 2008) bahwa
Inggris. Ketika membaca naskah drama,
kegiatan drama membantu siswa belajar
siswa belajar ungkapan, struktur bahasa,
kosakata
kosa kata,
baru
bermakna,
dalam
kontek
yang
menarik dan menyenangkan
siswa. Demikian pula Fawlie
(Achmat,
pelafalan, pengucapan yang
benar. Ssiwa mempelajari bagaimana dan kapan suatu ungkapan diterapkan dalam
2006) bahwa pembelajaran berpusat pada
suatu
partisipasi peserta didik akan membuat
belajar bahasa non verbal seperti gerak
siswa
tubuh, body language dan mimik atau
mampu
mengingat
hampir
keseluruhan materi yang diberikan. Siswa tidak hanya mendengar kemudian lupa atau
dialog/percakapan.
Siswa
juga
ekspresi. Metode
drama
terbukti
melihat dan mencoba ingat, tetapi siswa
memengaruhi kepercayaan diri. Bahwa
melakukan sesuatu yang membuat siswa
dalam kegiatan drama siswa
mengerti.
berinteraksi dengan temannya, terbiasa
sering
Fenomena selama proses kegiatan
diingatkan dan mengingatkan temannya
belajar mengajar di kelas eksperimen,
yang secara alami mampu meningkatkan
ditemukan bahwa motivasi belajar bahasa
kepercayaan diri, karena siswa merasa
Inggris siswa meningkat,
antusias dan
dihargai dan diterima oleh kelompoknya.
semangat mengikuti pembelajaran. Siswa
Kegiatan drama menstimulasi siswa untuk
merasa
dari
saling memotivasi antara satu dan lainnya
pembelajaran. Siswa yang awalnya terlihat
yang berguna meningkatkan kepercayaan
pasif berubah menjadi lebih aktif untuk
diri. Temuan ini mendukung pendapat
bekerja
Walgito (1993)
terlibat
sama
sebagai bagian
dengan
kelompoknya
bahwa percaya diri
menampilkan drama. Siswa menjadi serius
terbentuk
melalui
interaksi
berusaha untuk menjadi yang terbaik
lingkungan.
dibanding kelompok lain. Siswa mulai
dalam bermain drama dapat membantu
berani berbicara bahasa Inggris, tampak
siswa lebih percaya diri, membantu siswa
ceria, rileks namun tetap semangat dan
merasa lebih nyaman dalam situasi sosial,
sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran.
dan selama proses berkomunikasi siswa
Temuan ini mendukung pendapatn Philips
memelihara kontak mata dan menjadi
(Fuentes, 2010) bahwa “ with drama we
pendengar yang baik.
Ketrampilan
dengan
percakapan
8
Interaksi
sesama
anggota
memahami, saling membantu, dan tidak
kelompok drama membantu siswa saling
saling menertawakan dan menjatuhkan.
mengajari antar temannya (peer teaching),
Keadaan
menyadarkan
kecemasan
siswa
bahwa
mereka
ini
berperan
siswa
dan
mengurangi menumbuhkan
memiliki kecakapan dan prestasi yang bisa
kepercayaan diri, sebagimana
diraih
(1993)
dengan
mudah.
Setelah
bahwa
Walgito
kepercayaan diri siswa
menampilkan drama siswa merasa bangga
dapat ditingkatkan dengan menciptakan
terhadap dirinya dan juga kelompoknya
suasana yang aman, demokratis
yang secara otomatis akan mendorong satu
menyenangkan
dengan yang lainnya untuk menumbuhkan
pembelajaran. Hasil ini mempertegas apa
kepercayaan diri. Saling memberi motivasi
yang dikemukakan Fowlie (Achmat 2006)
untuk
kelompok,
bahwa proses kegiatan yang berpusat pada
sebagaimana pendapat Fatimah (2006)
peserta (participant centered) mampu
bahwa cara meningkatkan kepercayaan diri
meningkatkan rasa percaya diri
salah satunya dengan self affirmation
pesertanya. Fowlie juga menyatakan bahwa
bahwa “aku pasti bisa”.
faktor-faktor
diri
sendiri
dan
Prinsip-prinsip
pembelajaran
dalam
yang
dan
kegiatan
dianggap
para
dapat
meningkatkan kepercayaan diri meliputi
bermain drama berperan sebagai metode,
proses
terapi meningkatkan percaya diri siswa.
kelompok, melakukan proses evaluasi diri,
Siswa menjadi lebih realistis memandang
kebebasan dalam bertindak serta proses
diri
penyesuaian diri terhadap situasi baru.
sendiri,
mengetahui
kompetensi-
komunikasi,
Melalui
bisa menyesuaikan diri dan tidak merasa
disimpulkan bahwa kondisi kelas yang
takut
situasi.
kondusif yang diciptakan melalui kegiatan
Sebagaimana dikemukakan oleh Hurlock
drama tersebut telah mampu meningkatkan
(2004), bahwa mengidentifikasi terhadap
prestasi belajar bahasa Inggris siswa dan
domain-domain kompetensi yang penting
kepercayaan diri siswa. Yang berarti secara
dan meningkatkan kemampuan mengatasi
keseluruhan dapat dikatakan bahwa drama
masalah
mempu meningkatkan prestasi belajar
adalah
berbagai
cara-cara
untuk
meningkatkan kepercayaan diri.
diatas
kerja
kompetensi dan kelemahan diri, sehingga
menghadapi
penjabaran
melakukan
dapat
bahasa Inggris sekaligus meningkatkan
Kegiatan drama berbahasa Inggris
kepercayaan diri. Hal ini ditunjukkan
dilakukan dalam suasana santai tanpa
berdasarkan
tekanan. Seluruh anggota merasa sebagai
perbedaan yang sangat signifikan antara
keluarga,
saling
memercayai,
saling
data
analisis
diperoleh
9
kelompok experimen dengan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, direkomendasikan agar guru
Djannah,W. dan Yulita, A.W.A.N. (2012). Teknik Sosiodrama untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Kelas VIII B SMP Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012, jurnal, 1, 1, 295 – 2911.
bahasa Inggris menerapkan secara intensif metode drama dalam pembelajaran bahasa Inggris, karena terbukti metode drama meningkatkan capaian prestasi belajar bahasa Inggris dan kepercayaan diri siswa. Peneliti
selanjutnya
disarankan
menerapkan rancangan eksperimen yang lebih memadai daripada
Posttest Only
Non-Equivalent Control Group Design yang diterapkan dalam penelitian ini. Misalnya menggunakan Pre-test Post-test Control Group Design untuk membuktikan
Fatimah, E. (2006). Psikologi Perkembangan ; Perkembangan Peserta Didik, Bandung : Pustaka Setia. Fuentes, A.G. (2010). Break a Leg ! he Use of Drama in the Teaching of English to Young Learners. Journal, Universidad de Santiago de Compostela, Vigo: Universidade,de Vigo (Servizo de Publicacións), 320-329. Hakim, T. (2005). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta : Puspa Swara. Hawadi, (2001). Psikologi Perkembangan Anak, Mengenal Sifat, Bakat, dan Kemampuan Anak . Jakarta: Grasindo.
efektifitas perlakuan yang diberikan. PUSTAKA ACUAN Achmat, Z. (2006). Efektivitas Pelatihan Pengembangan Kepribadian dan kepemimpinan dalam Meningkatkan Kepercayan Diri Mahasiswa Baru UMM Tahun 2005/2006, journal of HUMANITY, 1, 2, 117 – 121. Arikunto, S. (2006). Prosesdur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta : Bina Aksara. Azwar, S. (2003). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset. Canale M., Swain M. (1980). Theoretical bases of Communicative Approaches to Second Language Teaching and Testing. Applied Linguistics 1, 1-47. Chaplin, J.P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi (Penerjemah Kartini Kartono). Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Hurlock, E.B. (2004). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Iswidharmanjaya, D. (2004). Satu Hari Menjadi Lebih Percaya Diri. Jakarta : P.T Elex Media Komputindo. Lauster, P. (1997). Test Kepribadian. (Terjemahan Cecilia, G. Sumekto). Yokyakarta: Kanisius. Samsiah. (2009). Peran Guru TK dalam Menumbuhkan Percaya Diri Anak Melalui Bermain Peran (jurnal), 1,1, 152-157
Syamsiah. (1994). Pengembangan Pribadi Terhadap Percaya Diri. Yogyakarta : Sigma Alfa. Ukessay, (2014) Toward Speaking English Through Creative Drama English language Essay. Diakses
10
dari http://www.ukessays.com tanggal 23-3-2014.
internet pada
Wirman, V. (2011). Using Drama to Improve Student Ability in Speaking. (journal) diakses pada tanggal 18 Januari 2014. http://wirmanvalkinz.blogspot.com/201 2/12/kumpulan-skripsi-bahasa inggrisusing.html.
Walgito, B. (1994). Psikologi Sosial. Yogyakarta : Andi Offset
Yulianto, F dan Nashori, H.F. (2006). Kepercayaan diri dan Prestasi Atlet TaeKwondo Daerah Istimewa Yogyakarta
11