PENERAPAN METODE EKSPOSITORI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS Peni Rusminingsih SMP Negeri 2 Kalipuro Banyuwangi Email:
[email protected].
Abstract The purpose of the study are: (a) By applying the expository method can improve student’s learning achievement of English for class 8 B SMP Negeri 2 Kalipuro first semester of academic year 2013/2014, (b) Describe the implementation steps of the expository method in improving achievement of studying English for students class 8 B SMP Negeri 2 Kalipuro first semester of academic year 2013/2014. The methodology of this research is Classroom Action Research and the research conducted at SMP Negeri 2 Kalipuro. The researcher’s reason is as a teacher at SMP Negeri 2 Kalipuro , so get to know and understand the conditions of the students and the environment. The time of this classroom action research, in the 1st half -year class 8 B of academic year 2013/2014, for 5 months from August to December 2013. The reason appropriate material taught at first semester. The research subject in learning process of class 8 B SMP Negeri 2 Kalipuro by totaling one class that is class 8 B. With the number of students 40 children, the number of male students are18 and female are 22. Results of the study consisted of two cycles: it is known that before the action / condition initial obtained value of English for students class 8 B SMP Negeri 2 Kalipuro who got score 9 there is 1 student 2.5%, score 8 there are 3 students 7.5 %, score 7there are 3 students 7.5 %, score 6 there are 5 students 12.5 %, score 5 there are 8 students 20%, score 4 there are 10 students 25 %, score 3there are 10 students 25%. Research result of Cycle I students who got score 9 there are 3 students 7.5 %, score 8 there are 4 students 10 % , score 7 there are 5 students 12.5 % , score 6there are 8 students 20% , score 5there are 9 students 22 , 5 % , score 4 there are 7 students 17.5 % , score 3 there are 4 students 10 %. Research result of Cycle I students who got score 9 there are 7 students 17.5 % , score 8 there are 7 students 17.5 % , score 7there are 8 students 20% , score 6 there are 12 students 30% , score 5 there are 6 students 15 % . Keywords: learning achievement, student’s activity, expository method. Pada awalnya bagi siswa pelajaran Bahasa Inggris adalah pelajaran yang memerlukan pemikiran yang begitu mendalam, karena itu guru dalam menyampaikan pelajaran Bahasa Inggris hanya sekedar memakai metode ceramah. Padahal pelajaran Bahasa Inggris itu merupakan pelajaran yang sangat penting dan memerlukan demonstrasi serta praktek dalam penyampaiannya. Pada kondisi awal seperti ini hasil belajar siswa untuk pelajaran Bahasa Inggris pun rendah, itu dikarenakan guru masih menggunakan
metode ceramah yang monoton dan kurang bervariasi serta tidak adanya media dialog yang mendukung, sehingga siswa sulit memahami pelajaran yang disampaikan. Untuk mendidik siswa agar lebih baik, guru harus mau memperdalam diri sendiri. Khususnya dibidang Bahasa Inggris guru harus memperbaiki cara mengajarnya. Ia harus mampu menyesuaiakan metode mengajarnya dengan tuntutan situasi. Didalam melaksanakan tugasnya seharihari, tentu seorang guru selalu 877
878
Kolaborasi Volume: 1 Nomor: 9 Nopember 2015 Hal: 877-885
mengharapkan agar ia berhasil dalam mengajarnya. Semua ilmu pengetahuan, kecakapan, dan ketrampilan yang disajikan diharapkan diterima, dicamkan, diingat, dan direproduksikan oleh siswanya. Pada dasarnya kegiatan belajar mengajar didalam pendidikan yang berlangsung disekolah yaitu terdapatnya interaksi antara siswa dan guru,. Hubugan antara guru dan siswa memadukan dua populasi yang tidak sederajat. Berkaitan dengan masalah diatas guna mencapai keberhasilan didalam pendidikan ada beberapa unsur yang saling berhubugan yaitu siswa sebagai pihak belajar guru sebagai pengajar, dan sekolah sebagai pihak penyelenggaraan program. Keberhasilan siswa didalam belajar berarti berhasilnya sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan. Didalam proses belajar mengajar siswa merupakan sasaran yang mendapat pengajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Maka dalam proses belajar mengajar siswa harus aktif dalam melaksanakan belajar dibawah bimbingan guru. Dalam seluruh kegiatan megajar komponen metode mempunyai peranan sangat penting, tanpa metode yang tepat seluruh proses dan pemahaman belajar kurang berhasil. Jadi metode mengajar yang baik dan tepat sangat berperan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu perlu dikembangkan metode yang sesuai dengan hakekat Bahasa Inggris misalnya metode ekspositori. Metode ekspositori adalah merupakan metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, dan penugasan. Metode ini dinilai lebih praktis dan mudah dilaksanakan. Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan usaha peningkatan prestasi belajar Bahasa Inggris telah diungkapkan didepan, maka masalahmasalah tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut: (a) Metode yang
digunakan oleh guru dalam pelajaran Bahasa Inggris kurang bervariasi. (b) Tingkat kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran Bahasa Inggris variatif. Dari beberapa identifikasi masalah diatas kami berharap guru dalam memberikan pelajaran Bahasa Inggris menggunakan metode ekspositori dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Inggris. Jadi didalam penelitian ini agar lebih jelas dan terarah akan kami batasi permasalahannya yaitu ”Apakah ada peningkatan prestasi belajar Bahasa Inggris siswa kelas 8 B dengan menggunakan metode ekspositori?”. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian tindakan kelas (PTK) tentang penerapan metode ekspositori untuk meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris bagi siswa kelas 8 B di SMP Negeri 2 Kalipuro semester I tahun 2013/2014. Rumusan masalah dalam penelitian ini: (a) Apakah dengan menerapkan metode ekspositori dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris bagi siswa? (b) Bagaimana penerapan metode ekspositori dalam meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris? Penelitian ini bertujuan: (1) Dengan menerapkan metode ekspositori dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris bagi siswa, (2) Mendeskripsikan langkah-langkah penerapan metode ekspositori dalam meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris. LANDASAN TEORI Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan prestasi belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai ditingkat mana prestasi belajar yang dicapai. Menurut Suratinah Tirtonegoro (1998:43) mengatakan,”Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha bentuk
Peni Rusminingsih, Penerapan metode ekspositori…
simbol, angka, ataupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai setiap anak dalam periode tertentu”. Sedangkan Anton Sukarno (1994:16) mengatakan bahwa,”Pretasi belajar adalah suatu hasil maksimal yang diperoleh dengan usahanya dalam rangka mengaktualisasikan dan mempotensikan diri lewat belajar”. Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai secara maksimal dalam proses memperoleh aktivitas mental atau spikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya demi menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan dan nilai. Dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai oleh masing-masing siswa dalam periode waktu tertentu sebagai hasil dari belajar biasanya berupa angka, simbol maupun kalimat sebagai perwujudan dari prestasi diri. Pembelajaran (learning) merupakan suatu proses pengembangan pengetahuan ketrampilan atau sikap baru pada seseorang individu berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Pembelajaran adalah istilah yang kadang-kadang mengundang kontroversi baik di kalangan para ahli maupun lapangan, terutama diantara guru-guru disekolah. Metode ekspositori sering disamakan dengan metode ceramah karena sama-sama sifatnya memberikan informasi pengajaran yang berpusat pada guru. Hal ini kurang tepat karena dalam metode ekspositori terdapat kegiatan belajar mengajar yang bukan termasuk kegiatan dari metode ceramah, misalnya demonstrasi ketrampilan guru dan tanya jawab. Metode ekspositori ini pengajarannya pada guru, dimana guru memberikan informasi, menerangkan suatu konsep, mendemonstrasikan ketrampilan mengenai pola, aturan dalil,
879
memberikan kesempatan siswa bertanya, guru memberikan contoh soal siswa diminta mengerjakan soal secara individu atau secara bersama-sama. Gambaran mengajar secara konvensional adalah contoh menggunakan metode ekspositori. Metode ekspositori ini akan menjadi efektif dan efisien yang dapat menyebabkan siswa belajar secara bermakna, bila dipergunakan sebagaimana mestinya sesuai dengan situasi dan kondisi (Sumanto, 1999:2829), Sedangkan Rini Budiharti (1999:24-26) mengatakan bahwa, ”Metode ekspositori merupakan metode yang paling efisien untuk pelajaran yang sifatnya hafalan”. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode ekspositori adalah metode campuran dari metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi dan metode pemberian tugas. Dari analisis diatas dan perumusan masalah yang ada, apakah melalui penggunaan metode ekspositori dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata Pelajaran Bahasa Inggris dapat dikemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut : ”Melalui penerapan metode ekspositori dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris”. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini waktu penelitian dilaksanakan secara bertahap, secara garis besarnya dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap penelitian, dan tahap penyelesaian. Penelitian ini dimulai dari bulan Agustus 2013 sampai dengan bulan Desember 2013. Jadi penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 5 bulan atau satu semester, khususnya dilaksanakan pada semester I sebab pokok bahasan yang sedang diteliti termasuk semester I. Tempat penelitian
880
Kolaborasi Volume: 1 Nomor: 9 Nopember 2015 Hal: 877-885
dilakukan dikelas 8 B SMP Negeri 2 Kalipuro pada tahun pelajaran 2013/ 2014, alasannya karena peneliti juga guru yang mengajar di SMP tersebut. Subyek penelitian disini adalah siswa kelas 8 B yang berjumlah 40 siswa, terdiri dari 18 laki-laki dan 22 perempuan. Peneliti sebagai guru kelas 8 B meneliti bagaimana cara menerapkan metode ekspositori. Data yang penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam peneliti ini sebagian besar berasal dari subyek penelitian yaitu siswa kelas 8 B SMP Negeri 2 Kalipuro dan sumber data lain dari guru atau teman sejawat yang ditunjuk sebagai rekan dalam berkolaborasi. Tehnik Pengumpulan Data: (1) Tes, dengan tes yang digunakan adalah tes tertulis yang dikerjakan oleh siswa kelas 8 B SMP Negeri 3 Kalipuro dalam bentuk pilihan ganda dan uraian untuk mengetahui sejauh mana materi yang diberikan dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa. (2) Observasi, observasi yang dilakukan adalah proses perekaman data dengan mengamati semua kejadian yang ada selama berlangsungnya proses pembelajaran. (3) Wawancara, Wawancara yaitu mengadakan dialog atau wawancara secara langsung kepada siswa kelas 8 B SMP Negeri 2 Kalipuro mengenai kesulitan dan hambatan dalam belajar Bahasa Inggris untuk mengumpulkan data masalah yang dihadapi siswa. Alat Pengumpulan Data: (a) Lembar Tes, untuk tes tertulis menggunakan butir-butir soal yang dibuat oleh guru sesuai dengan materi yang diberikan, soal berupa pilihan ganda uraian yang diberikan pada siswa dikerjakan di siklus I dan siklus II. (b) Lembar Wawancara, untuk wawancara menggunakan pedoman wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa mengenai masalah atau kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran Bahasa
Inggris. (c) Lembar Observasi, untuk observasi mengamati siswa selama proses belajar mengajar berlangsung dalam pembelaajaran Bahasa Inggris. Sebagaimana bentuk penelitian ini, maka tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif, komparatif dengan membandingkan nilai ulangan harian dari kondisi awal, hasil siklus I maupun hasil siklus II. Sedangkan untuk wawancara dengan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi. Dari hasil itu akan dideskripsikan kearah kecenderungan tindakan guru dan reaksi serta hasil belajar siswa. Deskripsi-deskripsi itu dalam bentuk kategori dan satuan uraian dasar dalam bentuk penilaian kualitatif seperti: (1) Aktif / Sedang / Pasif. (2) Meningkat / Tetap / Menurun, (3) Menarik / Cukup Menarik / Membosankan, (4) Baik / Sedang / Buruk dan lain sebagainya. Pada indikator ini sesungguhnya tidak ditargetkan bahwa siswa harus mencapai nilai yang sangat tinggi, namun yang diharapkan keterlibatan/partisipasi/keaktifan siswa dalam proses pembelajaran itu meningkat, maka dengan sendirinya prestasi belajar siswa juga naik. Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar bahwa ketuntasan seseorang siswa adalah dapat meraih nilai 6,0. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Banyaknya siklus dalam penelitian ini adalah sebanyak dua kali siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: Planning, Acting, Observing, Reflecting. Siklus 1: (1) Tahap Perencanaan Tindakan: (a) Guru membuat rencana pembelajaran yang berisikan langkahlangkah yang dilakukan dan bentukbentuk kegiatan dalam implementasi tindakan. (b) Mempersiapkan media dialog dan fasilitas lain yang akan digunakan dikelas. (c) Mempersiapkan
Peni Rusminingsih, Penerapan metode ekspositori… 881
lembar observasi. (2) Tahap Pelaksanaan Tindakan: (a) Guru menerapkan pembelajaran dengan metode ceramah dan demonstrasi dalam pembelajaran Bahasa Inggris dikelas 8 B khususnya pokok bahasan writing. (b) Guru membentuk kelompok untuk melakukan praktek (1kelompok 10 anak). (c) Siswa belajar dengan menggunakan pembelajaran dalam pelajaran Bahasa Inggris. (3) Tahap Observasi Tindakan: (a) Guru memantau siswa selama pembelajaran dialog, (b) Guru menilai hasil pembelajaran Bahasa Inggris melalui lembar observasi. (4) Tahap Refleksi: Guru mengadakan refleksi dan evaluasi yang diperoleh lewat lembar observasi dan pekerjaan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi berupa tes tertulis pilihan ganda. Dalam refleksi ini guru mengadakan pengkajian terhadap keberhasilan atau peningkatan prestasi belajar Bahasa Inggris untuk menentukan perencanaan tindakan kelas pada siklus. Siklus II: (1) Tahap Perencanaan Tindakan: (a) Guru membuat rencana pembelajaran untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I, (b) Mempersiapkan media dialog yang akan digunakan dikelas, (c) Mempersiapkan lembar observasi. (2) Tahap Pelaksanaan Tindakan: (a) Guru menerapkan pembelajaran dengan metode ceramah, metode demonstrasi, (b) metode tanya jawab, metode pemberian tugas. (c) Guru membentuk kelompok kerja 1 kelompok 5 anak. (d) Siswa belajar dengan menggunakan pembelajaran dialog pada pelajaran Bahasa Inggris. (3) Observasi Tindakan: (a) Guru memantau siswa selama pembelajaran, (b) Guru menilai hasil dialog melalui lembar observasi. (4) Tahap Refleksi: Guru mengadakan evaluasi yang diperoleh lewat lembar observasi dan pekerjaan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi pilihan ganda, uraian dan pemberian tugas
dirumah. Dalam evaluasi ini guru mengadakan pengkajian terhadap keberhasilan prestasi belajar Bahasa Inggris siswa apakah ada peningkatan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kondisi Awal: Berawal dari latar belakang masalah yang ada peneliti melaksanakan penelitian yang dimulai dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi mengungkapkan bahwa pembelajaran Bahasa Inggris pada siswa kelas 8 B SMP Negeri 2 Kalipuro tahun pelajaran 2013/2014 khususnya semester I prestasi belajarnya masih rendah. Proses pembelajaran Bahasa Inggris pada siswa kelas 8 B SMP Negeri 2 Kalipuro tahun pelajaran 2013/2014, guru masih menggunakan metode ceramah padahal diharapkan dalam pembelajaran Bahasa Inggris kelas 8 B menggunakan metode ekspositori yaitu perpaduan antara metode ceramah, metode demostrasi, metode tanya jawab, dan metode pemberian tugas, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Inggris khususnya pokok bahasan Dialog advanced technology. Dari permasalahan yang ada, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode ekspositori untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 8 B dalam dua siklus. Hasil evaluasi belajar siswa kelas 8 B dalam pelajaran Bahasa Inggris sebelum dilakukan tindakan (lihat Tabel 1.Berdasarkan table diatas, ternyata nilai yang dicapai paling banyak adalah nilai antara 3-5 berarti masih rendah, dengan nilai rata-rata 4,8. Deskripsi Hasil Siklus I: (1) PerencanaanTindakan: Dalam siklus I ini mempersiapkan rencana sebagai
882
Kolaborasi Volume: 1 Nomor: 9 Nopember 2015 Hal: 877-885
berikut: (a) Membuat rencana pembelajaran dan alat evaluasi pelajaran Bahasa Inggris Kelas 8 B dengan pokok bahasan Dialog advanced technology. (b) Mempersiapkan media dialog. (c) Membuat lembar observasi sebagai alat pengamatan, (d) Meminta bantuan seorang rekan guru Bahasa Inggris sebagai observator. (2) Pelaksanaan Tindakan: Langkah-langkah pembelajaran: (a) Mengawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama, (b) Menyuruh siswa untuk membuka buku paket Bahasa Inggris pada pokok bahasan Dialog advanced technology, (c) Memberi motivasi dan apresiasi, (d) Membacakan tujuan pembelajaran yang tertera pada rencana pembelajaran pada siklus I, (e) Menjelaskan pengertian Dialog advanced technology, (f) Memperkenalkan media dialog yang digunakan beserta nama-namanya, (g) Memberi kesempatan siswa untuk bertanya, (h) Membuat kelompok untuk melakukan dialog tiap kelompok 10 anak, (i) Menyuruh siswa untuk menulis hasil observasi dan menyimpulkan hasil dialog pada lembar observasi, (j) Mengadakan evaluasi materi dengan tes tertulis pilihan ganda dan langsung dicocokkan, (k) Memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah soal-soal tentang Dialog advanced technology dilanjutkan dengan menutup pelajaran. (3) Observasi: Ternyata pada hasil observasi siklus I didapat hasil sebagai berikut: ada 10 siswa yang bertanya, ada 5 siswa yang tidak memperhatikan pelajaran, ada 25 siswa yang tidak bertanya, semua siswa mengerjakan evaluasi. Hasil Pengamatan Siklus I Melalui tes Tertulis. (4) Refleksi: Berdasarkan hasil analisa data siklus II dalam penelitian tindakan kelas, kegiatan belajar mengajar sudah ada peningkatan, baik guru maupun siswanya. Hasil prestasi belajar ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kondisi awal adalah 4,8 nilai rata-rata siklus I
adalah 5,7 nilai rata-rata siklus II adalah 6,925. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa sudah ada peningkatan prestasi belajar Bahasa Inggris siswa kelas 8 B pada kondisi awal, siklus I, siklus II tetapi dari siklus I ke siklus II nilai rataratanya meningkat sedikit karena soal agak sulit berupa pilihan ganda dan uraian. Kalau ditinjau dari keaktifan siswa sudah lebih banyak yang aktif karena kelompok kerjanya terdiri dari 5 anak jadi semua siswa dapat aktif melakukan percobaan. Pembahasan siklus I: Langkah– langkah pembelajaran sebagai berikut: (a) Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam kemudian melakukan presentasi siswa yang mengikuti pelajaran. (b) Guru memotivasi siswa dengan pertanyaan apa yang kamu ketahui tentang Dialog advanced technology, (c) Guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan itu guna membangkitkan semangat belajar, (d) Siswa yang ditunjuk oleh guru dapat menjawab pertanyaan mengenai Dialog advanced technology, (e) Guru memperkenalkan media dialog dan bahan yang akan digunakan untuk praktek Bahasa Inggris tentang Dialog advanced technology, (f) Guru membentuk kelompok kerja tiap kelompok terdiri 10 anak, (g) Guru memberi teguran kepada siswa yang tidak memperhatikan tadi dengan pertanyaan, (h) Guru melanjutkan penjelasan dan demonstrasinya tentang Dialog advanced technology, (i) Guru membuat tabel pengamatan untuk diisi siswa sesuai dengan praktek yang diamati, (j) Guru membagi media dialog dan bahan kepada siswa yang akan digunakan dalam percobaan/kegiatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas siklus I mulai dari planning, acting, observing, dan reflecting ternyata prestasi belajar Bahasa Inggris siswa kelas 8 B belum berhasil. Siswa mengalami kesulitan sehingga hanya sebagian siswa saja
Peni Rusminingsih, Penerapan metode ekspositori… 883
yang mencapai ketuntasan. Dari 40 siswa hanya tiga siswa yang mendapat nilai sembilan, empat siswa mendapat nilai delapan, lima siswa mendapat nilai tujuh, delapan siswa mendapat nilai enam, sembilan siswa mendapat nilai lima, tujuh siswa mendapat nilai empat, lima siswa mendapat nilai tiga. Berdasarkan kenyataan ini ternyata pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris belum memuaskan, karena guru belum sepenuhnya menerapkan metode pembelajaran ekspositori dalam membuat soal evaluasi berupa pilihan ganda dan dalam pembagian kelompok kerja terlalu banyak siswa tiap kelompok 10 siswa jadi masih banyak siswa yang tidak aktif dalam percobaan. Pembahasan Siklus II: Langkahlangkah pembelajaran sebagai berikut: (a) Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam dan dilanjutkan presensi siswa yang mengikuti pelajaran semuanya masuk, (b) Guru menyuruh siswa untuk mengeluarkan buku paket Bahasa Inggris ternyata semua membawa, (c) Guru menyuruh siswa megumpulkan PR ternyata semua mengerjakan, setelah itu membahas PR secara singkat, (d) Guru melakukan tanya jawab pelajaran yang lalu dengan menunjuk siswa secara berurutan, (e) Guru menyuruh siswa untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 5 anak, (f) Guru membagikan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktek, (g) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya, (h) Guru membagikan lembar kerja dan tabel yang harus diisi setelah selesai percobaan, (i) Guru menyuruh siswa untuk mempraktekan melalui percobaan yang sudah disiapkan, (j) Guru memantau dan mengawasi selama siswa melakukan percobaan agar siswa dapat aktif semuanya, (k) Guru memberi tugas PR, (l) Guru memberi evaluasi berupa tes tertulis pilihan ganda dan uraian, diawasi dengan sungguhsungguh, (m) Guru mencocokkan
evaluasi secara langsung, (n) Guru memberikan penekanan untuk mengerjakan PR dengan sungguhsungguh, (o) Guru menutup pelajaran Berdasarkan data-data yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas pada siklus II ternyata prestasi belajar Bahasa Inggris siswa kelas 8 B ada peningkatan, karena metode pembelajaran ekspositori sudah diterapkan secara kongkrit dengan memberikan soal evaluasi pilihan ganda dan uraian serta dalam pembagian kelompok kerja tiap kelompok 5 siswa, jadi semua siswa dapat aktif melakukan percobaan dan menguasai materi. Dari 40 siswa ada tujuh siswa mendapat nilai sembilan, tujuh siswa mendapat nilai delapan, delapan siswa mendapat nilai tujuh, duabelas siswa mendapat nilai enam, dan enam siswa mendapat nilai lima. Berdasarkan kenyataan ini pelaksanaan pembelajaran siklus II dengan menerapkan metode ekspositori secara kongkrit dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 8 B dalam pelajaran Bahasa Inggris dengan hasil yang memuaskan. Berdasarkan data pada saat belum diadakan tindakan kelas kondisi awal banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah itu dapat dilihat dari hasil nilai evaluasi rata-ratanya 4,8. setelah diadakan tindakan pada siklus I ada peningkatan prestasi belajar Bahasa Inggris degan nilai rata-rata 5,7. Kemudian tindakan ini dilakukan perbaikan dan penyempurnaan metode pada siklus II ada peningkatan lagi dengan nilai rata-rata 6,925. Keadaan seperti ini kami diskusikan dengan teman sejawat/kolabulator, ternyata pada siklus I soal evaluasi masih berupa pilihan ganda dan kelompok kerja jumlah siswanya terlalu banyak yaitu 10 anak, sehingga masih banyak siswa yang pasif dan tidak aktif dalam percobaan. Sedangkan pada siklus II kami perbaiki dalam membuat soal evaluasi berupa pilihan ganda dan
884
Kolaborasi Volume: 1 Nomor: 9 Nopember 2015 Hal: 877-885
uraian serta kelompok kerjanya terdiri dari 5 anak saja agar siswa dapat aktif dalam percobaan. Siswa dapat lebih menguasai materi sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Berdasarkan penelitian tindakan kelas dan hasil tes kondisi awal, siklus I, dan siklus II ternyata dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode ekspositori secara kongkrit pada pembelajaran Bahasa Inggris dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 8 B 3 Kalipuro dalam pelajaran Bahasa Inggris. Dan perkembangan penigkatan hasil belajar siswa kelas 8 B dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Hasil nilai pembelajaran Bahasa Inggris pada kondisi awal sebagai berikut : (Lihat Tabel) Berdasarkan tabel diatas (kondisi awal), diperoleh hasil nilai pembelajaran Bahasa Inggris siswa kelas 8 B SMP Negeri 2 Kalipuro yang mendapat nilai 9 ada 1 siswa atau 2,5 %, nilai 8 ada 3 siswa atau 7,5%, nilai 7 ada 3 siswa atau 7,5%,nilai 6 ada 5 siswa atau 12,5%, nilai 5 ada 8 siswa atau 20%, nilai 4 ada 10 siswa atau 25%, nilai 3 ada 10 siswa atau 25%. Berdasarkan tabel diatas (siklus 1), siswa yamg mendapat nilai 9 ada 3 siswa atau 7,5%, nilai 8 ada 4 siswa atau 10%, nilai 7 ada 5 siswa atau 12,5%, nilai 6 ada 8 siswa atau 20%, nilai 5 ada 9 siswa atau 22,5 %, nilai 4 ada 7 siswa atau 17,5%, nilai 3 ada 4 siswa atau 10%. Berdasarkan tabel diatas (siklus II), siswa yang mendapat nilai 9 ada 7 siswa atau 17,5%, nilai 8 ada 7 siswa atau atau 17,5%, nilai 7 ada 8 siswa atau 20%, nilai 6 ada 12 siswa atau 30%, nilai 5 ada 6 siswa atau 15 %. SIMPULAN Setelah dilakukuan evaluasi dan analisa dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode ekspositori
secara kongkrit dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris, terlihat dari peningkatan aktifitas siswa dalam percobaan, meningkatnya minat dan kemampuan berfikir siswa. Ditambah dengan penggunaan media dialog Bahasa Inggris dapat merangsang perhatian siswa terhadap materi pelajaran membangkitkan motivasi belajar siswa, meningkatkan pengetahuan siswa, sehingga penguasaan terhadap materi pelajaran baik dan meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris. IMPLIKASI Implikasi dari hasil penelitian ini adalah bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar secara optimal dalam pembelajaran Bahasa Inggris khususnya pokok bahasan Dialog advanced technology tidak hanya tergantung dari kecerdasan yang dimiliki siswa, minat dan kemapuan siswa tetapi hal yang tidak kalah pentingnya adalah pengajaran melalui penerapan metode ekspositori secara kongkrit. Hal ini tampak dari hasil evalusi siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. SARAN Pada akhir penelitian tindakan kelas ini, penulis dapat memberikan saran–saran sebagi berikut: (1) Kepada Guru: (a) Hendaknya menggunakan media dialog dalam pembelajaran Bahasa Inggris khususnya Dialog advanced technology agar pembelajaran berhasil. (b) Menggunakan metode yang bervariasi dalam menyampaikan materi palajaran Bahasa Inggris agar pelajaran jadi lebih mudah dan menarik bagi siswa. (c) Memberikan kesempatan pada siswa untuk selalu aktif dalam pembelajaran. (d) Selalu mengadakan tukar pendapat dengan teman sejawat dan kepala sekolah untuk tercapainya keberhasilan balajar. (2) Kepada siswa:
Peni Rusminingsih, Penerapan metode ekspositori… 885
(a) Siswa sebaiknya dalam mengikuti proses belajar mengajar diharapkan dapat dengan penuh semangat memperhatikan demonstrasi percobaan yang dilakukan oleh guru agar siswa dapat memahami konsep-konsep yang dijelaskan dan motivasi siswa lebih aktif. (b) Siswa hendaknya untuk belajar sungguh-sungguh agar hasil belajarnya meningkat. DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad, 1990, Konsep dan Penerapan CBSA Dalam Pengajaran, Bandung: PT. Soraya Panca Karya. Budiharti, Rini, 1999, Strategi Belajar Mengajar Bidang Studi, Surakarta : UNS Press. Bukhari, M, 1977, Pengantar Psikologi Pendidikan,Bandung: JeanMars. Daryanto, 1981, Petunjuk Praktek Mengajar, Bandung : Bina Karya. Engkosworo, 1995, Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran, Bandung : BinaKarya. Gredler Bell, 1986, Optimalisasi Media Pembelajaran, Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia. Hasibuan, Moedjiono, 1995, Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remadja Rosdakarya. Poerwadarminto, W.J.S, 1985, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Pratiwi, dkk, 1980, Pengajaran Bahasa Inggris SMP/MTS Kelas 8, Bandung : Erlangga.
Simanjuntak, Hasibuan B, 1986. Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remadja Karya. Soekartawi, 1996, Meningkatkan Efektifitas Mengajar, Jakarta : Pustaka Jaya. Sukarno, Anton, 1994, Efektivitas Sistem Pengajaran Pelayanan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Surakarta : UNS Press. Sumanto, 1999, Strategi Belajar Mengajar, Surakarta : UNS Press. Sunyoto, Lithon, 1997, Perencanaan dan Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi, Surakarta : UNS Press.