Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015
Pengaruh Metode Brainstroming Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Materi Pembelajaran Wujud Zat Di Kelas VII MTs Thoha Firdaus Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Nurul Huda *Email:
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan metode brainstroming terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pembelajaran wujud Zat di Kelas VII MTs dan mengetahui penerapan metode brainstroming pada pembelajaran fisika. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs Nurul A’la Jatimulyo II tahun pembelajaran 2014/2015 dua kelas diambil sebagai sampel yaitu kelas VII-B sebagai kelas kontrol dan kelas VII-A sebagai kelas eksperimen. Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan metode brainstroming dan pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Teknik pengumpulan data mengunakan tes. Pengujian hipotesis menggunakan rumus t-test. Berdasarkan hasil analisis data penelitian diperoleh skor rata-rata pada kelas eksperimen adalah 81,66 kelas kontrol adalah 71,00. Dari pengujian hipotesis diperoleh harga t hitung = 4,595 dengan harga t tabel = 2,000, menunjukkan bahwa harga t hitung tidak berada pada daerah penerimaan H0 penerimaan H0 (antara - t tabel = 2,000 sampai dengan t tabel = 2,000) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh penggunaan metode brainstroming yang signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pembelajaran wujud zat di kelas VII MTs. Kata Kunci : Metode Brainstroming, Hasil Belajar Fisika Siswa, Wujud Zat
PENDAHULUAN Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia merupakan realisasi dari salah satu didirikannya Negara Indonesia, yaitu dalam mencerdaskan kehidupan bangsa diselenggarakan mengingat perkembangan era globalisasi yang demikian pesat, perubahan yang sangat cepat dan dramatis dibidang teknologi informasi menuntut seorang guru untuk profesional dalam menguasai materi yang akan diberikan dan mampu mengelola kelas, sehingga tercipta suasana kelas yang menyenangkan. Dalam pembelajaran siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar tetapi juga berinteraksi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang di inginkan. Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor dari dalam diri siswa (intern) dan faktor dari luar siswa (ekstern). Menurut Slameto (2010:54) ada beberapa faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat, selain itu metode juga menyebabkan salah satu faktor ekstern yang mempengaruhi lingkungan dan penggunaan pembelajaran. Pemilihan metode terkait
86
Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015
langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga pencapaian tujuan pembelajaran diperoleh secara maksimal, Pembelajaran fisika siswa harus mengacu pada penggalian ide berdasarkan kreativitas berpikir manusia. Siswa bebas menyampaikan pendapat tanpa rasa takut terhadap kritik dan penilaian sebab selama tahap pengumpulan ide semua gagasan akan ditampung tanpa terkecuali. Dalam prosesnya, tidak boleh dilangsungkan perdebatan atau diberikan kritik terhadap suatu ide yang dilontarkan yaitu dengan metode Brainstroming. Metode Brainstorming adalah teknik penyelesaian masalah yang dapat digunakan baik secara individual maupun kelompok. Hal ini mencakup pencatatan gagasan-gagasan yang terjadi spontan dengan cara tidak menghakimi. Setiap orang menawarkan ide yang dicatat, kemudian dikombinasikan dengan berbagai macam ide yang lain. Pada akhirnya kelompok tersebut setuju dengan hasil akhirnya”. Selanjutnya, menurut Sudjana (2010: 74), curah pendapat (Brainstorming) adalah “teknik pembelajaran dilakukan dalam kelompok yang peserta didiknya memiliki latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda”. Kegiatan ini dilakukan untuk menghimpun gagasan dan pendapat dalam rangka menemukan, memilih, dan menentukan berbagai pernyataan sebagai jawaban terhadap pertanyaan yang berkaitan dengan kebutuhan belajar, sumber- sumber, hambatan, dan lain sebagainya. Istarani (2011:29) : “Menerapkan model brainstorming dalam mengajar mempunyai empat tahap pokok, yaitu : (1) guru menjelaskan persoalan yang dihadapi dan menjelaskan kepada siswa bagaimana cara berpatisipasi, (2) merumuskan kembali persoalan dengan jelas sehingga siswa dapat mengerti, (3) mengembangkan persoalan yang telah dirumuskan kembali dengan melemparkan ide-ide, (4) mengevaluasi ide yang dikemukakan oleh siswa dan memilih ide yang paling baik.” Penggunaan metode pembelajaran yang tepat pada materi pembelajaran yang sesuai akan menjadikan hasi belajar siswa lebih baik. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru di MTs sebagian
besar
pembelajarannya masih dominan menggunakan metode ceramah pada pembelajaran ini guru sebagai pengendali dan aktif menyampaikan informasi, sedangkan siswa sebagai penerima (pendengar) dari penyampaian informasi tersebut. Hal ini terutama dalam mata pelajaran IPA Terpadu khususnya materi pembelajaran fisika, dari hal tersebut hasil belajar yang di capai masih menunjukan sebagian besar masih di bawah standar keriteria ketuntasan minimum (KKM) (7,00) yang telah ditentukan, dari berapa siswa hanya 50% yang mencapai keiteria 87
Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015
kentuntasan minimum, oleh karena itu penting bagi guru mengubah pola pembelajaran konvensional dengan yang lebih aktif yaitu dengan metode Brainstroming. Berdasarkan permasalah yang telah diuraikan di atas, telah dilakukan penelitian dengan tujuan: 1) mengetahui hasil belajar fisika dengan menggunakan metode Brainstroming pada materi Wujud Zat di MTs. 2) mengetahui Pengaruh metode Brainstroming terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VII pada materi pembelajaran Wujud Zat di MTs. 3) mengetahui penerapan metode Brainstroming pembelajaran fisika siswa kelas VII materi pembelajaran Wujud Zat di MTs. METODE PENELITIAN Merujuk pada tujuan penelitian yang ingin dicapai, penelitian ini merupakan penelitian (Quasi experimental design). Menurut Sugiyono (2012), kuasi eksperimen adalah penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan sebab akibat yang dilakukan pada variabel bebas dan menguji perubahan yang diakibatkannya. Hasilnya dapat terlihat dari variabel terikatnya yaitu hasil belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs yang terdiri dari 3 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Nurul A’la Jatimulyo II tahun pembelajaran 2014/2015 dari tiga kelas diambil dua kelas yaitu kelas VII-A dan VII-B. Selanjutnya dari dua kelas tersebut 1 kelas (VII-A) belajar menggunakan metode pembelajaran Brainstroming dan 1 kelas (VII-B) menggunakan metode pembelajaran ceramah. Desain penelitian dalam penelitian ini adalah Postest-Only Control Design (Sugiyono, 2012:112). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes. Tes digunakan untuk mendapatkan data berupa sekor hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika siswa pada materi pembelajaran Wujud Zat di kelas VII MTs. Tes disusun sebanyak 20 butir soal dengan tipe soal yang diberikan dalam penelitian ini adalah pilihan ganda yang telah divalidasi. Tes diberikan kepada seluruh siswa yang menjadi sampel penelitian dan dilakukan di akhir pembelajaran. reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ho
: Tidak terdapat pengaruh pengunaan metode pembelajaran Brainstroming terhadap Hasil Belajar fisika siswa pada materi pembelajaran Wujud Zat di kelas VII MTs.
Ha
:Terdapat pengaruh pengunaan metode pembelajaran Brainstroming terhadap Hasil Belajar fisika siswa pada materi pembelajaran Wujud Zat di kelas VII MTs.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 88
Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis ttes terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, karena syarat pengunaan statistik ttes data harus berdistribusi normal dan homogen. Uji normalitas perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan normal atau tidak. Adapun hasil dari analisis data normalitas ditunjukkan pada tabel 1. Tabel. 1 Uji Normalitas data Uji Normalitas
Kriteria
0,78
Berdistribusi normal
Dikatakan distribusi normal apabila harga km terletak antara -1 dan +1. (Sudjana, 2005: 77). Dari pernyataan tersebut maka siswa kelas kontrol dapat dikatakan normal karena nilai km adalah 0,78 berada diantara -1 dan +1. Perhitungan homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui homogen atau tidaknya sampel penelitian. Analisis yang digunakan untuk menguji kesamaan varians dalam penelitian adalah dengan menggunakan Uji F. Varians kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam tabel 2 berikut. Tabel 2 Varians Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas
N
Eksperimen
31
Kontrol
F hitung
F tabel
1,094
1,84
Kriteria Homogen
31
Homogen
Membandingkan harga F hitung dengan harga F tabel. Dari hasil perhitungan harga F hitung = 1,09, kemudian dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk pembilang (30) dan dk penyebut (30) dengan taraf kesalahan 5%, maka harga F tabel = 1,84. Karena harga F hitung (1,09) lebih kecil dari harga F tabel (1,84) maka H0 diterima dan Ha ditolak, jadi dapat dinyatakan bahwa data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari data yang homogen. Berdasarkan hasil analisis data sebelumnya diperoleh nilai rata-rata dan standar deviasi untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data kedua sampel berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen sehingga dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t. Adapun hasil perhitungan nilai rata-rata, varians, standar deviasi, dan standar deviasi gabungan kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dalam tabel 5 berikut ini: Tabel 3 Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
89
Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015
Kelas
X
S2
N
Eksperimen
81,66
89,81
31
Kontrol
71,00
82,12
31
2 S gab
S gab
85,97
9,27
Dari perhitungan uji hipotesis diperoleh harga t hitung = 4,595 selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel dengan dk = n1 + n2 – 2 = 31 + 31 – 2 = 60 dan taraf signifikansi 5%. Untuk mencari niai ttabel dengan memperhatikan pengujian hipotesis menggunakan uji dua pihak maka harga harga t tabel adalah = 2,000. Tabel 4 Hasil Perhitungan Uji Statistik Uji-t
Kriteria
Nilai thitung
Nilai ttabel
4,595
2,000
pengujian
hipotesis
adalah
terima
H0
jika t tabel t hitung t tabel atau
t11 / 2 t t11 / 2 . Adapun kurva daerah penerimaan dan penolakan hipotesis nol
dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini:
- 2,000
2,000
4,595
Gambar 1 Kurva Penerimaan dan Penolakan H0 Gambar 1 terlihat bahwa ternyata harga thitung tidak berada pada daerah penerimaan H0 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi terdapat pengaruh pengunaan metode pembelajaran Brainstroming yang signifikan terhadap hasil Belajar fisika siswa pada materi pembelajaran Wujud Zat di kelas VII MTs Nurul A’la Jatimulyo II Tahun pembelajaran 2014/2015. Pembahasan Hasil observasi terhadap pelaksanaan metode Brainstorming yang dilaksanakan di kelas eksperimen menunjukkan bahwa sintaks dan kegiatan pembelajaran telah terlaksana dengan baik meskipun persentase keterlaksanaannya belum 100%. Keterlaksanaan sintaks 90
Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015
metode Brainstorming pada kelas eksperimen yang tidak seluruhnya terlaksana disebabkan pembelajaran pada kelas eksperimen membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan metode pembelajaran pada kelas kontrol (metode Ceramah). Menurut Rahman (2009) dalam Septiana (2011) terkait metode Brainstorming, pembelajaran dengan metode ini mudah terlepas dari kontrol karena pendapat-pendapat yang diajukan memungkinkan untuk memunculkan permasalahan baru sehingga diperlukan kontrol yang besar dari guru agar pelaksanaan diskusi kelompok tetap fokus dan tersebut menyebabkan pembelajaran menyita lebih banyak waktu. Pengaruh hasil belajar fisika siswa yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran Brainstorming dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran ceramah ditinjau dari persentase skor kategori tinggi, sedang dan rendah. Dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat skor dalam kategori tinggi untuk siswa yang diberi pembelajaran menggunakan metode pembelajaran brainstorming
persentasenya sebesar
22,58% sedangkan siswa yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran ceramah persentasenya sebesar 3,23%. Hal ini menyatakan bahwa persentase pada pemberian metode pembelajaran brainstorming untuk kategori skor tinggi lebih besar dibandingkan dengan yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran ceramah. Siswa yang mendapat skor dalam kategori sedang untuk siswa yang diberi pembelajaran menggunakan metode pembelajaran brainstorming
persentasenya sebesar 70,97 % sedangkan siswa yang
pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran ceramah persentasenya sebesar 58,06 %. Hal ini menyatakan bahwa persentase pada pemberian metode pembelajaran brainstorming untuk kategori skor sedang lebih besar dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran ceramah. Sedangkan siswa yang mendapat skor dalam kategori rendah untuk siswa yang diberi pembelajaran menggunakan metode pembelajaran brainstorming persentasenya sebesar 6,45 %sedangkan siswa yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran ceramah persentasenya sebesar 38,71 %. Data tersebut juga relevan dengan penelitian kuriniawan (2012 ) menunjukkan nilai rata-rata siswa sebelum penelitian yaitu 5,7. Setelah menerapkan metode Brainstorming nilai rata-rata siswa menjadi 5,86 pada siklus I dan meningkat menjadi 7,01 pada siklus II. Berdasarkan uraian tentang hasil belajar siswa ditinjau dari persentase skor kategori tinggi, sedang dan rendah dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran brainstorming lebih berhasil daripada penggunaan metode pembelajaran ceramah dengan mengunakan metode brainstorming siswa dapat aktif berfikir untuk memberikan pendapat, 91
Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015
melatih siswa berfikir dengan cepat dan tersusun logis dalam menyumbangkan pendapatnya serta
merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubung dengan materi
pembelajaran yang diberikan guru. Perbedaan hasil belajar fisika siswa pada kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan metode brainstorming dengan siswa pada kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan metode ceramah ditinjau dari rata-rata skor hasil belajar siswa, pada kelas eksperimen diperoleh skor rata-rata 81,66 dan pada kelas kontrol diperoleh skor rata-rata 71,00. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode brainstorming lebih berhasil daripada penggunaan metode pembelajaran ceramah, hal ini disebabkan metode brainstorming yang di gunakan pada kelas eksperimen memiliki keunggulan yaitu siswa aktif berfikir untuk memberikan pendapat, berfikir dengan cepat dan tersusun logis dalam menyumbangkan pendapatnya, meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran agar dalam penerimaan materi pembelajaran, siswa mampu mengeluarkan pendapat dan untuk siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari siswa lain yang lebih pandai atau dari guru (Roestiyah, 2012:74). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penggunaan metode brainstorming (curah pendapat) adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman siswa yang berbeda-berbeda sehingga mendorong munculnya gagasan – gagasan yang kreatif dan meningkatkan daya ingat siswa terhadap materi pembelajaran dengan demikian metode brainstorming dapat berpengaruh terhadap rata-rata hasil belajar siswa yang lebih tinggi (kelas eksperimen) dari pada siswa pada yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran ceramah (kelas kontrol). PENUTUP Berdasarkan analisis data hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan metode pembelajaran brainstorming terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pembelajaran wujud zat di kelas VII MTs Nurul A’la Jatimulyo II Tahun Pelajaran 2014/2015 yang telah dilaksanakan peneliti dapat disimpulkan bahwa: 1.
Hasil
belajar Fisika siswa yang pembelajarannya dengan mengunakan
metode
pembelajaran brainstorming memiliki rata-rata sebesar 81,66 yang terdiri dari 22,58 % berkategori tinggi, 70,97 % berkategori sedang dan 6,45 % berkategori rendah. 2.
Hasil belajar Fisika siswa yang pembelajarannya dengan mengunakan metode ceramah memiliki rata-rata sebesar 71,00 yang terdiri dari 3,23 % berkategori tinggi, 58,06 % berkategori sedang dan 38,71 % berkategori rendah. 92
Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015
3.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pengunaan metode pembelajaran brainstroming yang signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pembelajaran wujud zat di kelas VII MTs Nurul A’la Jatimulyo II Tahun Pembelajaran 2014/2015 dengan harga thitung = 4,595 dan harga - ttabel = -2,000 atau ttabel = 2,000 dan menunjukkan bahwa harga t hitung tidak berada pada daerah penerimaan H0 (antara - ttabel = - 2,000 sampai dengan ttabel = 2,000) maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Saran Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya dapat dilakukan berbagai penelitian terkait efektivitas penerapan metode pembelajaran brainstroming dalam pembelajaran fisika. Penelitia juga dapat menggabungkan metode brainstroming dengan metode yang lain. Seorang peneliti harus bisa mengalokasikan waktu. Perlu adanya sebuah konsep fisika yang menarik sehingga ide-ide dalam pemahaman konsep siswa dapat muncul. Sebagai seorang guru harus mampu memunculkan ide-ide peserta didik dan membawa peserta didik untuk mengaplikasikan sebuah ide dalam bentuk observasi dan penelitian. .
DAFTAR PUSTAKA Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada Septiana, L. 2011. Penerapan Teknik Brainstorming untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang.Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. 2010. Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung : Falah Production.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
93