EFEKTIVITAS METODE DEMONSTRASI TERHADAP PEMBELAJARAN BIDANG STUDI FIQIH PADA SISWA KELAS VII DI MTS AL FALAH Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh DIAN AMALIA NIM: 104011000133
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431 H
EFEKTIVITAS METODE DEMONSTRASI TERHADAP PEMBELAJARAN BIDANG STUDI FIQIH PADA SISWA KELAS VII DI MTS AL FALAH
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi SyaratSyarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: Dian Amalia NIM: 104011000133
Di Bawah Bimbingan:
Heny Narendrany Hidayati, M. Pd NIP: 19710512 199603 002
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431 H
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Dian Amalia
Nim
: 104011000133
Fakultas/ Jurusan
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/PAI
Judul Skripsi
: EFEKTIVITAS METODE DEMONSTRASI TERHADAP PEMBELAJARAN BIDANG STUDI FIQIH PADA SISWA KELAS VII DI MTS AL FALAH
Dengan ini menyatakan: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya dengan sebenar-benarnya untuk diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian skripsi saya telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya, maka saya pun bersedia menerima sangsi yang berlaku di Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 17 Mei 2010
Penulis
ABSTRAK Dian Amalia 10401100133 (Efektivitas Metode Demonstrasi Terhadap Pembelajaran Bidang Studi Fiqih Pada Siswa Kelas VII di MTs Al-Falah)
Metode merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat penting dan besar peranannya dalam menentukan keberhasilan suatu pendidikan. Oleh karena itu seorang guru diharapkan dapat memilih metode yang tepat, sehingga metode-metode tersebut dapat berfungsi secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Penggunaan metode demonstrasi sebagai salah satu metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu dengan jalan mendemonstrasikannya terlebih dahulu kepada siswa, dapat menghilangkan verbalisme sehingga siswa akan semakin memahami materi. Agar materi dapat berjalan dengan efektif dan efisien, maka materi yang didemonstrasikan perlu ditindak lanjuti oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari maupun dengan latihan yang kontinyu sehingga siswa tidak lupa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran fiqih siswa kelas VII di MTs Al Falah. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan bentuk metode deskriptif. Dan menggunakan instrument kuesioner dan wawancara sebagai sumber datanya. Dalam menganalisa data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih siswa kelas VII di MTs Al Falah ini termasuk dalam kategori sangat tinggi. Selain itu sekolah juga memainkan peranannya sebagai lembaga pendidikan dengan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya, juga nikmat Iman, Islam dan Ihsan kepada penulis, Sholawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, dan semoga kita sebagai umatnya mendapat syafaatnya pada hari kiamat nanti. Dan karena izin Allah lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari skripsi ini tidaklah mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan dan dorongan baik dari segi moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam. 4. Ibu Heny Narendrany Hidayati, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan, evaluasi dan saran kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 5. Pimpinan dan seluruh staff akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis sehingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. 6. Pimpinan dan seluruh staff karyawan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu meminjamkan buku-buku yang penulis butuhkan
selama
penyusunan skripsi ini. 7. Perpustakaan umum Gandaria Jakarta Selatan, yang telah membantu meminjamkan buku-buku yang penulis butuhkan. 8. Kepala sekolah MTS Al Falah Jakarta beserta jajarannya yang telah membantu penulis dengan memberikan izin untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut. 9. Kedua orang tuaku yang tercinta (Bp. Manhal dan Ibu Arwatih) yang selalu
membimbingku dan selalu memberikan dukungannya baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sampai ke perguruan tinggi, serta kakak dan adikku (khususnya Mala) yang telah membantu meminjamkan bukubukunya. 10. Kedua orang yang kucintai dan kusayangi, suamiku (Badroin, S.Ag) dan putriku (Ghina Aulia Fithri) yang telah memberikan dukungannya baik moril maupun materil. 11. Sahabat-sahabatku, Ahmad Dahlan (PAI 2004), Awwalina Khairunnisa (PAI 2005), Jihan Thoyibah (PBI 2004) dan semua pihak-pihak yang telah memberikan bantuannya selama penulisan skripsi ini.
Akhirnya penulis hanya bisa memanjatkan doa kepada Allah SWT semoga budi baik tersebut dan bantuan-bantuan yang tak ternilai harganya dibalas oleh Allah SWT sebagai amal kebaikan. Amiin Yaa Rabbal ‘alamiin. Penulis juga menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang membacanya.
Jakarta, 17 Mei 2010
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................
i
KATA PENGANTAR .......................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................... iv DAFTAR TABEL ................................................................................. vi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xi BAB I
PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F.
BAB II
Latar Belakang Masalah……………………………………….. Identifikasi Masalah……………………………………………. Pembatasan Masalah…………………………………………… Perumusan Masalah……………………………………………. Tujuan Penelitian………………………………………………. Kegunaan Penelitian……………………………………………
1 3 4 4 5 5
ACUAN TEORITIK A. Efektivitas Metode Demonstrasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pengertian Efektivitas……………………………………… 6 Pengertian Metode Pengajaran……………………………. 8 Macam-macam Metode Pengajaran ……………………… 9 Pengertian Metode Demonstrasi…………………………… 11 Langkah-langkah Metode Demonstrasi …………………… 12 Kelebihan Metode Demonstrasi…………………………… 15 Kelemahan Metode Demonstrasi………………………….. 16
B. Proses Belajar Mengajar 1. Pengertian Proses Belajar Mengajar………………………. 18 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Proses Belajar Mengajar………………………………………….. 20 C. Bidang Studi Fiqih 1. Pengertian Fiqih…………………………………………… 21 2. Tujuan Fiqih di MTs………..................………………….. 22 3. Ruang Lingkup Fiqih di MTs……………………………… 23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A B C D E F
BAB IV
Tempat dan Waktu Penelitian………………………………… Metode Penelitian…………………………………………….. Unit Analisa Data……………………………………………... Instrumen Penelitian………………………………………….. Tekhnik Pengumpulan Data.…………………………………. Tekhnik Analisa Data...………………………………………..
26 26 27 27 36 37
HASIL PENELITIAN A Hasil Penelitian …………. ………………………….………. 38 B Deskripsi Data ………………………………………………. 41 C Pembahasan Tentang Temuan Penelitian …………………… 71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A Kesimpulan ………………………………………………….. 77 B Saran ………………………………………………………… 79
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 80 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Kisi-kisi instrumen efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih untuk siswa kelas VII MTs al falah Jakarta ………………………………………………….
Tabel 2
: Kisi-kisi
wawancara
efektivitas
metode
27
demonstrasi
terhadap pembelajaran bidang studi fiqih untuk siswa kelas VII MTs al falah Jakarta …………………………………… Tabel 3
32
: Penetapan skor untuk skala efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih pada siswa kelas VII …………………………………………………………...
Tabel 4
: Skor inventori efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih ……………………………..
Tabel 5
37
38
: Guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya demonstrasi, sebelum melakukan demonstrasi tahaharah dan sholat ………………………………………...
Tabel 6
: Alat-alat untuk mendemonstrasikan sholat dapat diperoleh dengan mudah ……………………………...
Tabel 7
40
: Metode demonstrasi yang digunakan guru fiqih pada pembahsan
materi
sholat
sudah
berjalan
efektif
……………………………………………………….. Tabel 8:
39
40
Jumlah siswa yang ada di dalam kelas sangat memungkinkan guru fiqih untuk menggunakan metode demonstrasi pada materi sholat dengan baik ……………………..
Tabel 9:
Sebelum
melakukan
demonstrasi
guru
41 fiqih
mempraktekkannya terlebih dahulu ………………………
41
Tabel 10:
Saat siswa diminta untuk mendemonstrasikan sholat di depan kelas, guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu langkahlangkah dan materi sholat ……………
Tabel 11
42
: Ketika siswa diminta mendemonstrasikan sholat guru fiqih akan mengulangi langkah demi langkah apa yang
harus
dilakukan siswa ……………………… Tabel 12
43
: Waktu yang diberikan untuk siswa melakukan demonstrasi sudah memadai atau cukup ………………………………
Tabel 13
: Saat
pembelajaran
sholat
guru
fiqih
lebih
43
banyak
menggunakan waktunya untuk memberikan penjelasan dari pada mempraktekkan materi ………………... Tabel 14
: Alat
peraga
yang
digunakan
guru
44 fiqih
ketika
mendemonstrasikan materi sholat dapat terlihat dengan jelas oleh siswa ……………………………………… Tabel 15
: Posisi guru fiqih ketika melakukan demonstrasi sholat sudah tepat …………………………………………….
Tabel 16
45
: Guru fiqih memberikan contoh dengan praktek tentang sholat dengan baik ……………………………..
Tabel 18
45
: Penjelasan secara lisan yang disampaikan guru fiqih dapat terdengar dengan jelas oleh siswa ……………………………
Tabel 17
44
46
: Guru fiqih meminta siswa membuat catatan yang dianggap perlu selama demonstrasi berlangsung ………………………
46
Tabel 19
: Guru fiqih mengajar dengan suara keras dan jelas …………..
47
Tabel 20
: Kualitas guru fiqih dipapan tulis maupun dikertas dapat dibaca dengan jelas …………………………………………..
Tabel 21
48
: Sesudah demonstrasi berakhir, guru fiqih akan mengadakan diskusi mengenai apa yang telah siswa demonstrasikan di depan kelas …………………………………………………
48
Tabel 22
: Guru fiqih akan meminta siswa untuk mendemonstrasikan kembali, untuk mengetahui apakah siswa mampu menghafal langkah-langkah yang telah dicontohkan guru ………………
Tabel 23
: Dalam proses pembelajaran guru fiqih mengajar dengan antusias ……………………………………………………….
Tabel 24
49
50
: Contoh praktek sholat yang diberikan guru fiqih dalam menyampaikan materi sholat menambah pengetahuan saya …………………………………………….
50
Tabel 25
: Guru fiqih menguasai materi sholat dengan baik.
51
Tabel 26
: Guru fiqih menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan.
52
Tabel 27
: Saya memahami maksud dan tujuan yang disampaikan guru fiqih pada pembahasan sholat ………………….
Tabel 28
: Bila
ada
siswa
yang
salah
ketika
52 melakukan
demonstrasi,guru fiqih akan menegur dan memperbaiki kesalahannya ……………………………………………… Tabel 29
53
: Guru fiqih akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dari apa yang dilihat dan didengarnya selama demonstrasi berlangsung ……………………………………..
Tabel 30
54
: Guru fiqih akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dari apa yang dilihat dan didengarnya sesudah demonstrasi berakhir …………………………………………
Tabel 31
: Guru fiqih pandai berkomunikasi dengan siswa sehingga suasana kelas terasa hidup …………………………………
Tabel 32
54
55
: Siswa tidak merasa tegang mengikuti pembelajaran fiqih di dalam kelas karena guru fiqih pandai menciptakan suasana di dalam kelas ……………………………………………….
Tabel 33
: Setelah
demonstrasi
berakhir
guru
fiqih
56
akan
memberikantugas kepada siswa …………………………...
56
Tabel 34
: Setelah siswa mengamati proses demonstrasi yang telah dilakukan siswa lain maka siswa diminta untuk membuat laporan
secara
individu
atau
berkelompok
guna
membandingkan hasil kerja dari demonstran yang lain …….. Tabel 35
57
: Setelah demonstrasi berakhir maka guru fiqih akan mengadakan diskusi untuk memperbaiki hal-hal yang telah didemonstrasikan di depan kelas……………………………
Tabel 36
: Guru fiqih ahli dalam menyampaikan pelajaran sehingga tidak menjenuhkan ……………………….........................
Tabel 37
59
: Sarana dan prasarana di sekolah memadai untuk melakukan proses demonstrasi sholat ……………………..
Tabel 39
58
: Gaya dan suara guru fiqih ketrika mengajar baik dan terdengar jelas ……………………………………………..
Tabel 38
58
59
: Saat menjelaskan pelajaran guru fiqih mengunakan papan tulis sebagai media untuk menyampaikan materi kepada siswa ……………………………………………………….
Tabel 40
: Guru fiqih memberikan waktu kepada siswa kapan saatnya untuk mengajukan pertanyaan atau berkomentar ……………
Tabel 41
61
: Guru fiqih memberikan waktu untuk berdiskusi setelah demonstrasi berakhir ………………………………………
Tabel 42
60
61
: Menurut anda dengan jumlah siswa yang ada, penggunaan metode demonstrasi pada materi taharah dan sholat efektif untuk dilaksanakan ………………………………………...
Tabel 43
62
: Dengan jumlah siswa yang ada dalam satu kelas, penggunaan metode demonstrasi pada pembahasan materi sholat berjalan dengan tertib dan lancar ………
Tabel 44
62
: Pada waktu melakukan demonstrasi alat peraga yang digunakan sudah memadai …………………………………..
63
Tabel 45
: Proses pembelajaran yang disampaikan guru fiqih sangat jelas dan memenuhi rasa ingin tahu saya ………………….
64
Tabel 46
: Suasana di dalam kondusif saat demonstrasi berlangsung …..
65
Tabel 47
: Setelah siswa memperhatikan dan memperagakan sholat di kelas, pengetahuan siswa jadi bertambah ……..
Tabel 48
: Setelah
melakukan
demonstrasi
sholat
siswa
65 dapat
mempraktekkannya menjadi lebih baik lagi ………….. Tabel 49
66
: Pengunaan metode demonstrasi pada pembelajaran sholat sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi siswa ………………………………..
67
LAMPIRAN
Lampiran 1
: Instrumen Penelitian Efektivitas Metode Demonstrasi Terhadap Pembelajaran Bidang Studi Fiqih Pada Siswa Kelas VII di MTs Al Falah.
Lampiran 2
: Data Hasil Instrumen Penelitian Efektivitas Metode Demonstrasi Terhadap Pembelajaran Bidang Studi Fiqih Pada Siswa Kelas VII di MTs Al Falah.
Lampiran 3
: Berita Wawancara.
Lampiran 4
: Data Hasil Berita Wawancara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang diharapkan dapat memberikan peranan dalam usaha menumbuhkembangkan sikap beragama siswa. Sikap dan kemampuan siswa dalam beragama merupakan cerminan dari keberhasilan guru agama di sekolah dalam menyalurkan ajaran agama melalui usaha pendidikannya Salah satu bidang studi yang termasuk dalam pendidikan agama adalah fiqih. Secara umum fiqih merupakan salah satu bidang studi agama yang banyak membahas tentang hukum-hukum yang mengatur pola hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungannya. Fiqih diharapkan menjadi alat kontrol bagi siswa dalam mengarungi kehidupannya dan dengan materi fiqih diharapkan aktivitas siswa tidak lepas dari norma-norma agama. Tentunya harapan-harapan yang ingin dicapai dari pengajaran fiqih ini harus didukung oleh proses belajar mengajar yang efektif yang dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap bidang studi fiqih. Faktor-faktor
yang
ikut
menentukan
berhasil atau
tidaknya
tujuan
pembelajaran yaitu anak didik, pendidik, tujuan pendidikan, sarana dan prasarana juga metode pembelajaran. Kelima faktor tersebut hubungannya sangat erat. Semua aspek yang berkaitan dengan pendidikan ini dapat dipahami dari surat Al ‘Alaq sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an sebagai berikut:
1
2
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan pena; Dia mengajar manusia tentang sesuatu yang belum diketahuinya.” 1 Dengan demikian guru memiliki posisi yang sangat penting dalam pendidikan untuk mencapai suatu keberhasilan dalam proses belajar mengajar seorang guru diharapkan dapat memilih metode yang tepat. Karena metode mengajar merupakan komponen dari proses pendidikan yang harus dikuasai oleh seorang guru dalam mengajar . Selain itu, karena metode merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat penting dan besar peranannya dalam menentukan keberhasilan suatu pendidikan. Maka dituntut adanya suatu kemampuan pada setiap pendidik untuk dapat memilih dan mempergunakan metode-metode pendidikan yang ada, sehingga metode-metode tersebut dapat berfungsi secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Di dalam pembelajaran terdapat banyak metode yang digunakan oleh seorang guru untuk mendukung keberhasilan belajar, maka dalam pembelajaran fiqih selain metode ceramah yang sering digunakan oleh guru fiqih untuk menyampaikan isi materi, metode demonstrasi juga tepat untuk diterapkan dan digunakan khususnya pada materi-materi tertentu seperti sholat. dengan demikian jika guru fiqih menggunakan metode demonstrasi dalam menyampaikan materi di mana guru harus mempertunjukkan atau memperagakan isi materi pelajaran yang sedang dipelajari kepada siswa dengan disertai penjelasan lisan, maka tidak akan terjadi kekeliruan pada diri siswa dalam mempraktekkannya, selain itu siswa akan 1
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 88
3
lebih mudah memahami dan menangkap materi yang disampaikan guru fiqih. Oleh karena itu, jika guru salah dalam memilih suatu metode pembelajaran maka hal ini dapat menimbulkan situasi belajar yang membosankan diri siswa, juga hilangnya pusat perhatian terhadap materi yang disampaikan. Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas dalam skripsi dengan judul
“EFEKTIVITAS
METODE
DEMONSTRASI
TERHADAP
PEMBELAJARAN BIDANG STUDI FIQIH PADA SISWA KELAS VII DI MTS AL-FALAH”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah keberhasilan penggunaan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran bidang studi fiqih di MTs Al Falah? 2. Kendala apa sajakah yang terjadi dalam pelaksanaan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran bidang studi fiqih di MTs Al Falah? 3. Bagaimana pelaksanaan metode demonstrasi pada bidang studi fiqih di MTs Al Falah? 4. Langkah-langkah apa sajakah yang digunakan agar metode demonstrasi dalam pembelajaran bidang studi fiqih dapat berjalan efektif di MTs Al Falah? 5. Apakah metode demonstrasi efektif dipergunakan dalam proses belajar mengajar bidang studi fiqih pada materi shalat di MTs Al Falah? 6. Faktor apa sajakah yang dapat mendukung dan menghambat penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran bidang studi fiqih di MTs Al Falah?
C. Pembatasan Masalah
4
1. Karena di dalam pembelajaran banyak metode yang digunakan, maka penulis hanya menekankan pada pelaksanaan metode demonstrasi pada pembelajaran bidang studi fiqih. 2. Materi yang terdapat pada pelajaran fiqih sangatlah banyak dan tidak semua materi tersebut menggunakan metode demonstrasi. Oleh karena itu penulis membatasi pada materi yang dapat menggunakan metode demonstrasi seperti pada materi sholat yang terdapat di kelas VII MTs Al Falah.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat diungkapkan perumusan masalahnya, sebagai berikut: 1. Langkah-langkah apa sajakah yang digunakan agar metode demonstrasi dalam pembelajaran bidang studi fiqih khususnya pada materi sholat dapat berjalan efektif di MTs Al Falah? 2. Faktor-faktor apa sajakah yang mendukung dan menghambat dalam penggunaan metode demonstrasi pada bidang studi fiqih di MTs Al Falah? 3. Bagaimana keberhasilan penggunaan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran bidang studi fiqih pada materi sholat di MTs Al Falah?
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode demonstrasi yang meliputi: 1. Pelaksanaan penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqih di MTs Al Falah. 2. Langkah-langkah strategis yang diwujudkan agar penggunaan metode demonstrasi di MTs Al Falah dapat berjalan efektif. 3. Keberhasilan
penggunaan
metode
demonstrasi
pembelajaran bidang studi fiqih di MTs Al Falah.
F. Kegunaan Penelitian
dalam
kegiatan
5
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik sebagai kajian ilmiah maupun sebagai bentuk aplikasi langsung terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan. Beberapa pihak diharapkan dapat merasakan manfaatnya baik secara langsung maupun tidak langsung, pihak-pihak tersebut adalah: 1. Kepala sekolah MTs Al Falah, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pelaksanaan penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih. 2. Seluruh tenaga kependidikan, khususnya guru bidang studi fiqih MTs Al Falah, dalam menggunakan metode dalam pembelajaran fiqih. 3. Peneliti selanjutnya agar dapat membantu dalam menulis penelitian tentang efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih.
BAB II ACUAN TEORITIK
A. Efektivitas Metode Demonstrasi 1. Pengertian Efektivitas Kata “efektivitas” merupakan kata sifat dari kata “efektif” yang berarti ada efeknya (akibat, pengaruh, kesan), manjur, mujarab, dapat membawa hasil, berhasil guna. Efektivitas yang terdapat dalam Ensiklopedi Indonesia berarti, menunjukkan tercapainya suatu tujuan. suatu usaha dikatakan efektif jika usaha tersebut tercapai tujuannya.1 Sedangkan menurut T. Hani Handoko, efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.2 Dengan kata lain, seorang guru harus dapat memilih metode yang tepat untuk mencapai tujuan. Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa efektivitas dalam suatu kegiatan, berkenaan dengan ”sejauh mana ketepatan sasaran dari suatu proses yang direncanakan atau diinginkan dapat terlaksana atau tercapai”. Keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar. Menurut Tim Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya bahwa efisiensi dan keefektifan 1
Hasan Sadily, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru, Van Hoev), jilid 2, h. 883 Dr. T. Hani Handoko, MBA, Manajemen Edisi Kedua, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 1998), Cet XIII, h.7 6 2
7
mengajar dalam proses interaksi belajar yang baik adalah segala daya upaya guru untuk membantu para siswa agar bisa belajar dengan baik. Untuk mengetahui keefektifan mengajar bisa dengan memberikan tes, sebab hasil tes dapat dipakai untuk mengevaluasi berbagai aspek pengajaran. Suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama keefektifan pengajaran, yaitu: 1) Presentase waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM. 2) Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa. 3) Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa (orientasi keberhasilan belajar) diutamakan. 4) Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif.3
Sedangkan menurut Tim Penyusun Didaktik Metodik kurikulum IKIP Surabaya, bahwa demi ketepatan dan keobjektivan di dalam pengamatan dan penilaian terhadap proses belajar mengajar seorang guru, maka perlu digunakan sebuah daftar pertimbangan dan penilaian efektivitas mengajar yang berisi 10 kriteria efektivitas mengajar yang perlu diperhatikan oleh para pengajar yaitu sebagai berikut: 1) Persiapan: seperti peralatan mengajar dan buku pegangan. 2) Sikap, gaya dan suara mengajar. 3) Perumusan tujuan intruksional. 4) Bahan pelajaran. 5) Penguasaan bahan pelajaran. 6) Penguasaan situasi kelas. 7) Pilihan dan pelaksanaan metode mengajar. 8) Penggunaan alat-alat peraga pengajaran. 9) Jalan pengajaran. 10) Tekhnik evaluasi.4 Selain itu guru yang efektif adalah guru yang menemukan cara dan selalu berusaha agar anak didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata pelajaran
3 Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Media Kencana, 2009), Cet I, h.20 4 Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta: CV. Rajawali, ), h.164-166
8
dengan presentase waktu belajar akademis yang tinggi dan pelajaran berjalan tanpa menggunakan tekhnik yang memaksa, negative atau hukuman. Selain itu guru yang efektif adalah orang-orang yang dapat menjalin hubungan simpatik dengan para siswa, menciptakan lingkungan kelas yang mengasuh, penuh perhatian, memiliki suatu rasa cinta belajar, menguasai sepenuhnya bidang studi mereka dan dapat memotivasi siswa untuk bekerja tidak sekadar mencapai suatu prestasi namun juga menjadi anggota masyarakat yang pengasih. Menurut Roseshine dan Frust, ada 5 variabel proses guru yang memperlihatkan keajegan hubungan dengan pencapaian tujuan, yaitu: 1) 2) 3) 4) 5)
Kejelasan dalam penyajian. Kegairahan mengajar. Ragam kegiatan. Perilaku siswa akan melaksanakan tugas dan kecekatannya. Kandungan bahan pengajaran yang diliput siswa.5
Salah satu strategi yang membantu siswa belajar dari teks tertulis dan sumbersumber informasi yang lain adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan, sehingga siswa harus berhenti dari waktu ke waktu untuk menilai pemahaman mereka sendiri terhadap teks atau apa yang diucapkan gurunya.
2. Pengertian dan Macam-macam Metode Pengajaran a. Pengertian Metode Pengajaran Metode berasal dari bahasa latin “meta” yang berarti melalui, dan “hodos” yang berarti jalan atau ke atau cara ke. Dalam bahasa Arab metode disebut “thariqah” artinya jalan, cara, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut istilah ialah suatu sistem atau cara yang mengatur suatu citacita. 6 Pengertian pengajaran, adapun mengenai istilah “pengajaran” menurut kamus besar bahasa Indonesia berasal dari kata “ajar”, artinya petunjuk yang diberikan
5 Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif , (Jakarta: Media Kencana, 2009), Cet I h.21 6 Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), Cet III, h. 123
9
kepada orang supaya diketahui (diturut). Berdasarkan arti ini kemudian kamus besar bahasa Indonesia itu mengartikan pengajaran sebagai proses perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan. Selanjutnya dalam bahasa Arab, pengajaran disebut “taklim” yang berasal dari kata “allama”. Dalam kamus Arab-Inggris susunan Elias dan Elias kata-kata tersebut berarti to educate, to train, to teach, to instruct, yakni mendidik, melatih, dan mengajar selanjutnya istilah pengajaran dalam bahasa Inggris disebut instruction atau teaching. Akar kata instruction adalah to instruct, artinya to direct to do something, to teach todo something, to purnish with information yakni memberi pengarahan agar melakukan sesuatu, mengajar agar melakukan sesuatu, memberi informasi. Istilah instruction atau pengajaran menurut Reber berarti pendidikan atau
proses perbuatan mengajarkan
pengetahuan. Sementara itu Tardif memberi arti instruction secara rinci yaitu a preplanned, goal directed educational process designed to facilitate learning, artinya pengajaran adalah proses kependidikan yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan serta dirancang untuk mempermudah belajar. 7 Dari uraian tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa metode pengajaran adalah suatu usaha atau cara yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pengajaran kepada siswa yang bertujuan agar murid dapat menerima dan menanggapi serta mencerna pelajaran dengan mudah secara efektif dan efisien, sehingga apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik.
b. Macam-macam Metode Pengajaran Agar proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik dan mencapai sasaran, maka salah satu faktor yang diperhatikan adalah menentukan cara mengajarkan bahan pelajaran kepada siswa dengan memperhatikan tingkat kelas, umur dan lingkungannya tanpa mengabaikan faktor-faktor lainnya.
7
Muhibin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet X, h.32-34
10
Banyak metode yang digunakan dalam mengajar. Untuk memilih metodemetode mana yang tepat digunakan dalam menyampaikan materi pengajaran ada beberapa syarat yang harus diperhatikan di dalam menggunakan satu atau lebih metode, yaitu sebagai berikut : 1) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa. 2) Metode mengajar yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa. 3) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya. 4) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan). 5) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik murid dalam tehnik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi. 6) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan. 7) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari. 8 Di dalam Al Qur’an dapat dijumpai berbagai metode pendidikan seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan, teladan, pembiasaan, karya wisata, cerita, hukuman, nasihat, dan sebagainya. Berbagai metode tersebut dapat digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan, dan dimaksudkan demikian agar pendidikan tidak membosankan anak didik.9 Dari banyak metode pengajaran maka sesuai dengan judul penelitian, dalam hal ini penulis hanya akan menjelaskan lebih rinci macam metode yakni metode demonstrasi yang meliputi pengertian metode demonstrasi, langkah-langkah metode demonstrasi, kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi serta cara mengatasi kelemahannya.
8 Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), Cet I, h.53 9 Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.88
11
3)
Pengertian
Metode
Demonstrasi,
Kekurangan
dan
Kelebihannya a. Pengertian Metode Demonstrasi Kata demonstrasi berasal dari bahasa Inggris yaitu demonstration, secara bahasa
demonstrasi
berarti
“mempertunjukkan
atau
mempertontonkan”.
Sedangkan menurut Armai Arief yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah “ metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa.”10 Dari pengertian tersebut dapat difahami bahwa metode demonstrasi adalah suatu metode atau cara mengajar di mana seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta untuk memperlihatkan atau murid sendiri memperlihatkan atau mempertunjukkan kepada seluruh kelas suatu proses kaifiyat melakukan sesuatu. Memperjelas pengertian tersebut dalam praktiknya metode demonstrasi dapat dilakukan oleh guru sendiri ataupun oleh siswa di depan kelas. Dalam masalah fiqih, metode demonstrasi digunakan untuk menerangkan tentang sholat, thaharah, haji dan sebagainya. Metode demonstrasi sangat tepat digunakan jika bertujuan: 1) Memberikan keterampilan tertentu. 2) Memudahkan berbagai jenis penjelasan, sebab penggunaan bahasa lebih banyak. 3) Menghindari verbalisme. 4) Membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian, sebab lebih menarik. 11
10 Dr. Armai Arief, MA, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet I, h.190 11 Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), cet ke 1, h.62
12
b. Langkah-Langkah Metode Demonstrasi Menurut Armai Arief, dalam bukunya Pengantar Ilmu dan Metodologi Studi Islam bahwa terdapat beberapa langkah dalam melakukan demonstrasi, diantaranya: 1. Perencanaan 1) Merumuskan tujuan yang jelas, baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat tercapai setelah metode demonstrasi berakhir. a) Mempertimbangkan apakah metode itu wajar dipergunakan dan merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. b) Apakah alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa diperoleh dengan mudah dan apakah alat-alat itu sudah dicoba terlebih dahulu agar sewaktu melakukan demonstrasi tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. c) Apakah jumlah siswa memungkinkan untuk mengadakan demonstrasi dengan baik. 2) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. Dan sebaiknya sebelum melakukan metode demonstrasi hendaknya melakukan percobaan terlebih dahulu agar sesuatu yang tidak diinginkan tidak akan terjadi di saat demonstrasi berlangsung. 3) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. Apakah tersedia waktu untuk memberi kesempatan kepada siswa menanyakan beberapa hal dan komentar selama dan sesudah demonstrasi, menyiapkan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk merangsang observasi. 4) Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya instropeksi diri, apakah: a) Keterangan-keterangannya dapat didengar dengan jelas oleh siswa. b) Semua media yang dipergunakan telah ditempatkan pada posisi yang baik sehingga setiap siswa dapat melihatnya dengan jelas. c) Siswa disarankan untuk membuat catatan yang dianggap perlu.
13
d) Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik. Namun sebaiknya terlebih dahulu mengadakan diskusi dan siswa mencoba melakukan demonstrasi kembali agar mereka memperoleh kecakapankecakapan yang lebih baik. 2. Pelaksanaan 1) Memeriksa hak tersebut di atas untuk kesekian kalinya. 2) Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian siswa. 3) Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar demonstrasi mencapai sasaran. 4) Memperhatikan keadaan siswa. Apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik. 5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarkannya dalam bentuk mengajukan pertanyaan,
membandingkannya
dengan
yang
lain,
dan
mencoba
melakukannya sendiri dengan bantuan guru. 6) Menghindari ketegangan. Oleh karena itu, guru hendaknya selalu menciptakan suasana yang harmonis. 3. Evaluasi Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering diiringi dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa pemberian tugas seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut, apakah di sekolah atau di rumah. Selain itu guru dan siswa mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang dilakukan. Apakah efektif sesuai dengan tujuan yang diharapkan ataukah ada kelemahan-kelemahan tertentu beserta faktor penyebabnya. Evaluasi dapat dilakukan pada semua aspek yang terlibat dalam demonstrasi tersebut, baik yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan, maupun tindak lanjutnya.
14
Menurut Basyiruddin Usman dan Asnawir, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan demonstrasi yaitu:
1) Mengetahui latar belakang dan keperluan yang akan dihadapi. 2) Melukiskan pokok persoalan yang diperbincangkan di papan tulis atau di kertas untuk di bagi-bagikan. 3) Mengatur waktu sedemikian rupa sehingga demonstrasi dapat dijelaskan dan didiskusikan pada waktu yang ditentukan. 4) Adakan diskusi setelah demonstrasi berakhir, karena diskusi banyak manfaatnya untuk mengevaluasi hal-hal yang akan dilakukan kemudian. 5) Sediakan waktu untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan demonstrasi yang dilakukan. 6) Mengambil kesimpulan dan melakukan ulangan termasuk hal-hal yang diperlukan untuk menanamkan pengertian yang lebih baik terhadap anakanak12. Menurut Oemar Hamalik, demonstrasi itu efektif bila dilakukan sebagai berikut: 1) Setiap langkah dari demonstrasi harus dapat dilihat dengan jelas oleh siswa. 2) Semua penjelasan secara lisan hendaknya dapat didengar secara jelas pula oleh siswa. 3) Anak-anak mengikuti dan pada prinsipnya mereka harus tahu apa yang sedang diamati. 4) Demonstrasi harus direncanakan dengan teliti. 5) Guru sebagai demonstrator harus mengerjakan tugasnya dengan lancar dan efektif. 6) Demontrasi hendaknya dilaksanakan pada saat yang tepat. 7) Beri kesempatan kepada anak-anak untuk berlatih apa yang telah mereka amati. 8) Siapkan semua alat yang diperlukan sebelum demonstrasi di mulai. 9) Demonstrasi hendaknya disertai dengan ringkasan di papan tulis. 10) Jangan melupakan tujuan pokok. 11) Lakukan try out terlebih dahulu sebelum demonstrasi dilaksanakan. 12) Buat laporan tentang demonstrasi itu.13
12 Prof. Dr. H. Asnawir dan Drs. Basyiruddin Usman, M.Pd, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet I, h. 107 13 Drs. Basyiruddin Usman, M.Pd, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002 ), Cet I, h.107-108
15
Menurut Roestiyah N.K. dalam bukunya “Proses Belajar Mengajar” disebutkan, bahwa agar demonstrasi berjalan efektif maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: 1) Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar. 2) Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan tekhnik anda mampu menjamin tercapainya tujuan yang telah dirumuskan. 3) Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstrasi yang berhasil, bila tidak anda harus mengambil kebijaksanaan lain. 4) Apakah guru telah meneliti alat-alat dan bahan yang akan digunakan mengenai jumlah, kondisi dan tempatnya. 5) Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan. 6) Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda dapat memberi keterangan bila perlu, dan siswa bisa bertanya. 7) Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya. 8) Guru perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang dilakukan itu berhasil, dan bila perlu demonstrasi bisa diulang.14
C. Kebaikan dan Kelemahan Metode Demonstrasi serta Cara Mengatasi Kelemahannya 1. Segi-segi kebaikan metode demonstrasi adalah: a) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. b) Dapat membantu siswa untuk mengingat lebih lama tentang materi pelajaran yang disampaikan karena siswa tidak hanya mendengar tetapi juga melihat bahkan mempraktekannya secara langsung. c) Dapat memfokuskan pengertian siswa terhadap materi pelajaran dalam waktu yang relatif singkat. d) Dapat memusatkan perhatian anak didik. e) Dapat menambah pengalaman anak didik.
14
h.83-84
Dra. Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), Cet VI,
16
f) Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran menjadi lebih jelas dan konkrit. g) Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena mereka ikut serta berperan secara langsung. 15 h) Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.16 i) Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan siswa akan dapat dijawab waktu mengamati proses demonstrasi.17 j) Memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar.18
Banyak keuntungan psikologis pedagogis yang dapat diraih dengan menggunakan metode demonstrasi, antara lain yang terpenting adalah: a) Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan. b) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. c) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.19
2. Adapun segi-segi kelemahan metode demonstrasi adalah: a) Memerlukan waktu yang cukup banyak. b) Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi jadi tidak efektif. c) Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk pembelian alatalat. d) Memerlukan tenaga yang tidak sedikit. 15 Dr. Armai Arief, MA, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet I, h. 191 16 Drs. H. Mansyur, Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar Modul 1-6, (Jakarta: Direktorat jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, 2000), Cet VI, h. 114 17 Drs. J.J. Hasibuan, Dip, Ed dan Drs. Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: CV Remaja Karya, 1988), h. 30 18 Dra. Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001) Cet VI, h. 84 19 Muhibin Syah, M. Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Riosdakarya, 2004), Cet ke X, h. 209
17
e) Bila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif.20 f) Tidak semua hal dapat di demonstrasikan di dalam kelas. g) Kadang-kadang proses yang didemonstrasikan di dalam kelas akan berbeda jika proses itu didemonstrasikan dalam situasi nyata atau sebenarnya. h) Agar demonstrasi mendapatkan hasil yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran. Kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu diabaikan, sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya. i) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. Dan sebaiknya sebelum demonstrasi itu dimulai guru telah mengadakan uji coba supaya kelak dalam melakukannya tepat dan secara otomatis.21
3. Sedangkan cara untuk mengatasi kelemahan metode demonstrasi dapat dengan cara sebagai berikut: a) Lakukan dengan metode demonstrasi dalam hal-hal yang bersifat praktis dan urgen dalam masyarakat. b) Arahkan pendemonstrasian agar murid-murid dapat memperoleh pengertian yang lebih jelas, pembentukan sikap, serta kecakapan praktis. c) Usahakan agar anak dapat mengikuti demonstrasi. d) Berilah pengertian sejelas-jelasnya landasan teori dari apa yang hendak didemonstrasikan.22
20 Dr. Armai Arief, MA, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet I, h. 192 21 Drs. H. Mansyur, Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar Modul 1-6, (Jakarta: Direktorat jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, 2000), Cet VI, h. 114 22 Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CVPustaka Setia, 19970, cet ke 1, h, 63
18
B.
Proses Belajar Mengajar 1. Pengertian Proses Belajar Mengajar a. Makna Proses Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang berarti
berjalan ke depan. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan.23 Dalam psikologi belajar, Reber mengartikan
proses
yaitu
cara-cara
atau
langkah-langkah khusus yang
dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu. Sedangkan menurut Chaplin, proses adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan. Jadi proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya.
b. Makna Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. oleh karenanya pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar
yang dialami siswa, baik ketika ia berada
di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Definisi belajar itu sendiri menurut Skinner yang dikutip Barlow dalam bukunya Educational Psychology The Theaching Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Sedangkan menurut Hintzman, belajar yaitu suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme manusia atau hewan disebabkan oleh
23
Muhibin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2004), Cet X, h,113
19
pengalaman yang dapat mempengaruhi perubahan tingkah laku organisme tersebut.24 Menurut Witherington dalam buku Educational Psychology mengemukakan, belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.25 Sedangkan menurut Jerome Brunner belajar adalah suatu proses aktif di mana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimilikinya. 26 Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang menyebabkan adanya perubahan dalam pengetahuan dan perilaku makhluk hidup sebagai hasil latihan, pendidikan dan pengalaman.
c. Makna Mengajar Didaktik berasal dari bahasa Yunani “didoskein”, yang berarti pengajaran atau “didaktos” yang berarti pandai mengajar.27 Menurut Arifin bahwa mengajar sebagai”...suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu”. Menurut Tardif bahwa mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini guru) dengan tujuan membantu atau memudahkan siswa melakukan kegiatan belajar”. 28 Jadi, mengajar bukanlah semata-mata menyampaikan pelajaran kepada anak didik tetapi sama halnya dengan belajar, mengajarpun sama hakikatnya adalah suatu proses yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada 24
Muhibin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2004), Cet X, h. 90 25 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2005), Cet II, h. 210 26 Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2009), Cet I, h.15 27 Drs. Abu Ahmadi dan Drs. Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997), Cet ke 1, h 39 28 Muhibin Syah, M.Ed, Muhibin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004), Cet ke 10, h 182
20
disekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa untuk melakukan proses belajar. Dari pengertian-pengertian di atas maka pengertian proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan terencana yang dilakukan oleh guru dan murid, yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas dalam suasana edukatif serta saling mempunyai hubungan timbal balik guna tercapainya tujuan belajar mengajar yang ditandai dengan berubahnya tingkah perilaku anak didik baik kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. Dan dapat dikatakan bahwa, proses belajar mengajar dalam suatu lembaga pendidikan formal dikatakan efektif apabila tujuan yang ditentukan oleh sekolah tersebut dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Proses Belajar Mengajar Selain dari sistem pengolahan dan administrasi yang baik dalam suatu sekolah ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektif tidaknya kegiatan belajar mengajar tersebut, diantaranya: a. Faktor murid atau subjek belajar Murid atau anak didik merupakan potensi yang harus dikembangkan. Sebagai subjek belajar, murid memiliki kepribadian yang unik. Oleh karena itu di dalam mendidik atau membimbingnya harus melihat potensi-potensi yang ada pada diri anak didik tersebut, sehingga potensi-potensi tersebut dapat dikembangkan dengan baik pula. b. Faktor guru Belajar mengajar adalah aktivitas interaksi antara guru dan murid. Dimana interaksi itu bukan hanya membutuhkan keterlibatan dari pihak murid saja melainkan juga keterlibatan seorang guru, sehingga tidak berat sebelah atau dalam artian harus saling mengisi sehingga terdapat feed back (Umpan balik) diantara keduanya. Sebagai guru, ia harus memiliki pandangan yang luas mengenai substansi yang berhubungan dengan pengajarannya. Ia harus memahami beberapa
21
kondisi baik di dalam, maupun di luar kelas. Kondisi yang berada di luar kelas antara lain teman sejawat, murid, dan lingkungan masyarakat. Sedangkan kondisi dalam kelas yang dimaksud disini adalah sikap guru terhadap pelajaran yang akan disampaikan kepada subjek didik. Di samping itu, satu hal yang tak boleh dilupakan adalah kenyataan bahwa fungsi guru di kelas adalah sebagai pemimpin. Sebagai pemimpin, ia harus membuat perencanaan pengajaran yang baik sekaligus mengoperasikannya di kelas. Ia juga harus memotivasikan subjek didik sedemikian rupa agar dapat terjadi proses belajar semaksimal mungkin. Ia juga perlu menciptakan pendekatan yang manusiawi, baik terhadap teman sejawatnya, maupun anak didiknya. Guru perlu juga mengkoordinasikan dan mengaktifkan kelompok kelas. Ia juga dituntut untuk dapat menemukan sekaligus menerapkan ide-ide baru sebagai bahan inovasi bagi terciptanya proses belajar mengajar yang baik. Kemauan guru untuk menerapkan ide-ide baru hendaknya mempertimbangkan keadaan murid sehingga tidak terjadi penolakan oleh murid. c. Faktor lingkungan sekolah Yang dimaksud dengan lingkungan sekolah adalah bagaimana menciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan di lingkungan sekolah, sehingga membantu kegiatan belajar mengajar.
C. Bidang Studi Fiqih 1. Pengertian Fiqih Fiqih adalah bahasa Arab dalam bentuk masdar, fiilnya َﻓَﻘَﮫَ – ﺗَﻔَﻘﱠَﮫ. Kata fiqih semula berarti ُ( َاْﻟﻌِﻠْﻢpengetahuan) dan ُ( اَﻟْﻔَﮭْﻢpemahaman). Jadi fiqih menurut bahasa berarti: “mengerti, faham dan pintar”. 29 Selain itu fiqih secara etimologis berarti: “faham yang mendalam.” 30 Dalam al – Qur’an disebutkan:
29 30
I, h. 2
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1990), h. 321 Prof. Dr. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid I, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet
22
(
).
...Apakah tidak lebih baik dari tiap-tiap golongan ada segolongan yang berangkat untuk memperdalam faham/pengertian dalam urusan agama... (QS. At Taubah: 122)31
Menurut para fuqaha fiqih berarti: “ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ dari dalil-dalil yang rinci.”32 Sedangkan definisi ilmu fiqih menurut istilah syara’ adalah pengetahuan tentang hukum-hukum syariat Islam mengenai perbuatan manusia, yang diambil dari dalil-dalilnya secara rinci. 33 Dari definisi tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan fiqih yaitu ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hukum-hukum perbuatan mukallaf yang diperoleh dari dalil-dalil yang rinci.
2. Tujuan Fiqih di MTs a. Tujuan Fiqih Menurut Abdul Wahhab Khallaf, tujuan ilmu fiqih adalah “menerapkan hukum-hukum syariat Islam terhadap perbuatan dan ucapan manusia. 34” Sedangkan tujuan pembelajaran fiqih di MTs yang dikutip dari I. W. Ahmad dalam delapan perangkat pembelajaran MTs adalah: 1. Membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokokpokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam fikih ibadah dan hubugan manusia dengan sesama yang diatur dalam fiqih muamalah. 2. Membekali peserta didik agar dapat melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengamalan tersebut diharapkan menumbuhkan
31
Departemen Agama Republik Indonesia, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:PT Arga Printing,2008), Juz 10, h. 263 32 Hasbi Ash Shiddieqy, Pengantar Ilmu Fiqih, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), Cet VIII, h. 17 33 Prof. Dr. Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam Ilmu Ushulul Fiqih, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), Cet Ke VIII, h. 2 34 Prof. Dr. Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam Ilmu Ushulul Fiqih, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), Cet Ke VIII, h.6
23
ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.
3. Ruang Lingkup Fiqih di MTs Ruang lingkup bidang studi fiqih MTs yang dikutip dari I. W. Ahmad dalam delapan perangkat pembelajaran MTs meliputi ketentuan pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesama manusia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran fiqih di MTs adalah: a. Aspek fiqih ibadah: ketentuan dan tata cara thaharah, sholat fardhu, sholat sunah, dan sholat dalam keadaan darurat, sujud , azan dan iqomah, berdzikir dan berdoa setelah sholat, puasa, zakat, haji dan umrah, qurban dan aqiqah, makanan, perawatan jenazah dan ziarah kubur. b. Aspek fiqih muamalah: ketentuan hukum jual-beli, qiradh, riba, pinjammeminjam, utang-piutang, gadai dan borg serta upah.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat yang akan dijadikan sebagai tempat untuk meneliti adalah MTs Al Falah Jakarta, yang terletak di Jl. Pos Pengumben No. 18, Kecamatan Kebun Jeruk, Jakarta Barat.
B. Metode Penelitian Untuk memudahkan penulis dalam pengumpulan data, fakta dan informasi dalam penelitian tentang efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih di Mts Al Falah, maka penulis menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, dengan bentuk metode deskriptif; yaitu menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat 1. Sedangkan menurut Gay mendefinisikan bahwa metode penelitian deskriptif sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Adapun untuk memperoleh data yang dibutuhkan, penulis menggunakan dua macam metode pengumpulan data, pengumpulan data ini dilakukan melalui: 1
Moh. Nazir, Ph. D., Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), Cet. VI, h. 54
24
25
1. Penelitian lapangan di pergunakan agar penulis dapat memperoleh fakta, data dan informasi yang lebih obyektif dan akurat mengenai penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqih. 2. Penelitian kepustakaan penulis gunakan agar memperoleh teori-teori yang relevan dan teori-teori tersebut memiliki kaitan yang erat dengan masalah yang akan di bahas yaitu efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih.
C. Unit Analisa Data Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Subjek yang di gunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Al Falah dengan populasi sasaran adalah siswa-siswi kelas VII sampai kelas IX. Sedangkan yang menjadi populasi terjangkau adalah siswasiswi kelas VII yang berjumlah 140 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan tekhnik random sampling yaitu dengan memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk dijadikan responden dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dalam bentuk undian. Pada penelitian ini penulis mengambil 43% dari populasi terjangkau yaitu kelas VII yang seluruhnya berjumlah 140 siswa/siswi, sehingga diperoleh sampel sebanyak 60 siswa/siswi yang terdiri dari 4 kelas yang ada.
D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Adapun instrumen penelitian yang akan digunakan untuk memperoleh data mengenai efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran pada mata pelajaran fiqih kali ini dibuat dalam bentuk non test yaitu dengan menggunakan angket. Angket ini dibuat dalam bentuk quisioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Jenis quisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah quisioner tertutup. Dimana
26
jawaban sudah disediakan oleh peneliti sehingga responden tinggal memilih, dan ini diperuntukkan kepada siswa untuk mendapat informasi mengenai efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran siswa pada mata pelajaran fiqih. Kemudian instrumen non test dalam bentuk wawancara diperuntukkan kepada guru bidang studi fiqih, yang juga dipergunakan untuk mendapatkan informasi mengenai efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran siswa pada mata pelajaran fiqih. Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Efektivitas Metode Demonstrasi Terhadap Pembelajaran Bidang Studi Fiqih Untuk Siswa Kelas VII MTs Al Falah Jakarta No.
1.
Pokok
Sub Pokok
Indikator / Aspek Yang
No.
Pertanyaan
Pertanyaan
Diungkap
Item
Langkah-
1. Perencanaan 1. Merumuskan
1, 2,
langkah yang
tujuan yang jelas, baik 3, 4
digunakan
dari sudut kecakapan
dalam
atau kegiatan untuk
metode
mencapai tujuan.
Jumlah
4
demonstrasi pada pembelajaran fiqih. 2. Menetapkan garisgaris besar langkahlangkah demonstrasi yang akan
5, 6,
dilaksanakan.
7
3
3. Memperhitungkan waktu dibutuhkan.
yang
8, 9
2
27
4. Selama demonstrasi
10,
berlangsung seorang
11,
guru harus instropeksi
12,
diri.
13,
7
14, 15, 16 5. Menetapkan rencana
penilaian
terhadap kemampuan 17, anak didik.
2
18
2. Pelaksanaan 1. Memulai demonstrasi menarik
dengan perhatian 19,
siswa.
2
20
2. Mengingat pokok-pokok
materi
yang
akan
didemonstrasikan agar demonstrasi mencapai 21, sasaran.
2
22
3. Memperhatikan keadaan siswa ketika melakukan
23
1
4. Memberikan
24,
3
kesempatan
kepada 25,
demonstrasi.
siswa untuk aktif.
26
28
5. Menciptakan suasana
kelas
yang 27,
harmonis. 3. Evaluasi
2
28
1. Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi, selanjutnya siswa diberikan tugas seperti membuat laporan,
29,
menjawab pertanyaan
30,
dan mengulang
31
3
kembali apa yang telah dipelajari. 2a.
Faktor pendukung
1. Tenaga pengajar
dalam
1. Gaya dan suara guru dalam menyampaikan
32,
pelajaran.
33
2
penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran fiqih. 1. Peralatan yang 2. Sarana
34,
tersedia di sekolah.
Prasarana 3. Waktu
1. Kemampuan guru
fiqih
dalam
membagi waktu kapan untuk
melakukan
demonstrasi,
untuk
35
2
29
berdiskusi,
untuk
mengajukan
36,
2
pertanyaan dan waktu 37 untuk berkomentar. 4.Jumlah siswa
1. Berdasarkan jumlah siswa yang ada,
38,
apakah penggunaan
39
2
metode demonstrasi dapat berjalan efektif. 2b.
Faktor
1. Peralatan
1. Alat peraga yang
penghambat
kurang lengkap untuk
dalam
menunjang proses
penggunaan
pembelajaran.
40
1
41
1
42
1
43
1
metode demonstrasi pada pembelajaran fiqih. 2. Siswa.
1. Tidak semua siswa berminat dalam mengikuti proses pembelajaran fiqih.
3. Suasana di dalam kelas.
1. Suasana di dalam kelas tidak tertib ketika demonstrasi berlangsung.
3.
Keberhasilan
1. Dampak
1. Setelah siswa
penggunaan
langkah-
memperhatikan dan
metode
langkah
memperagakan sholat
demonstrasi
metode
di kelas, pengetahuan
30
dalam
demonstrasi
siswa akan
kegiatan
terhadap
bertambah.
pembelajaran
peserta didik.
fiqih. 2. Setelah melakukan demonstrasi sholat, siswa dapat mempraktekkan-nya dengan lebih baik dari sebelumnya.
44
1
45
1
3. Penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran fiqih pada materi sholat sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi siswa. Jumlah
45
31
Tabel 2 Kisi-kisi Wawancara Efektivitas Metode Demonstrasi Terhadap Pembelajaran Bidang Studi Fiqih Untuk Guru Bidang Studi Fiqih MTs Al Falah Jakarta No
Pokok
Sub Pokok
Indikator / Aspek Yang
No.
.
Pertanyaan
Pertanyaan
Diungkap
Item
1.
Langkah-langkah yang
1. Perencanaan 1. Merumuskan
digunakan
tujuan yang jelas, baik
metode
dari sudut kecakapan
dalam demonstrasi
pada
pembelajaran fiqih.
atau
kegiatan
Jumlah
1, 2
2
3
1
4
1
5, 6,
3
untuk
mencapai tujuan. 2. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. 3. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. 4. Selama demonstrasi berlangsung seorang
7
guru harus instropeksi diri. 5. Menetapkan rencana terhadap
8, 9
2
10
1
penilaian kemampuan
anak didik. 2. Pelaksanaan 1.Memulai
demonstrasi
dengan
menarik
perhatian siswa.
32
2. Mengingat pokok-pokok
1
12
1
13,
2
materi
yang
akan
didemonstrasikan
agar
demonstrasi
11
mencapai
sasaran. 3. Memperhatikan keadaan siswa ketika melakukan demonstrasi. 4. Memberikan kesempatan
kepada 14
siswa untuk aktif. 5. Menciptakan suasana
kelas
15
1
16
1
17
1
yang
harmonis. 3. Evaluasi
1. Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi, selanjutnya siswa diberikan tugas seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan dan mengulang kembali apa yang telah dipelajari.
2a.
Faktor pendukung 1. Tenaga dalam penggunaan metode demonstrasi
pengajar
1. Gaya dan suara guru dalam menyampaikan pelajaran.
pada
pembelajaran fiqih.
33
2. Sarana Prasarana 3. Waktu
1. Peralatan yang
18
1
19
1
20
1
21
1
22
1
23
1
tersedia di sekolah. 1. Kemampuan guru
fiqih
dalam
membagi waktu kapan untuk
melakukan
demonstrasi,
untuk
berdiskusi,
untuk
mengajukan pertanyaan dan
waktu
untuk
berkomentar. 4.Jumlah siswa
1. Berdasarkan jumlah siswa yang ada, apakah penggunaan metode demonstrasi dapat berjalan efektif.
2b.
Faktor penghambat 1. Peralatan
1. Alat peraga yang kurang
dalam penggunaan
lengkap untuk
metode
menunjang proses
demonstrasi
pada
pembelajaran.
pembelajaran fiqih.
2. Siswa
1. Tidak semua siswa berminat dalam mengikuti proses pembelajaran fiqih.
4. Suasana di dalam kelas.
1. Suasana di dalam kelas tidak tertib ketika demonstrasi berlangsung.
34
3.
Keberhasilan
1. Dampak
1. Setelah siswa
penggunaan
langkah-
memperhatikan dan
metode
langkah
memperagakan sholat di
demonstrasi dalam
metode
kelas, pengetahuan
kegiatan
demonstrasi
siswa akan bertambah.
pembelajaran fiqih.
terhadap
24
1
25
1
26
1
peserta didik. 2. Setelah melakukan demonstrasi sholat, siswa dapat mempraktekkan-nya dengan lebih baik dari sebelumnya. 3. Penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran fiqih pada materi sholat sangat bermanfaat untuk menambah pengalaman bagi siswa. Jumlah
26
E. Tekhnik Pengumpulan Data Dalam menghimpun dan mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, tekhnik yang digunakan adalah: 1) Wawancara, yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan wawancara secara langsung dengan guru fiqih, untuk memperoleh informasi mengenai efektivitas penggunaan metode demonstrasi.
35
2) Angket, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Angket ini ditujukan kepada siswa-siswi MTs Al Falah, digunakan untuk memperoleh data tentang efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih.
F. Tekhnik Analisa Data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan insrument wawancara, dan angket. Tiap-tiap instrument tersebut berguna untuk melengkapi data yang diperoleh peneliti. Setelah mengkategorikan hasil angket, perhitungan yang peneliti gunakan adalah untuk mengetahui besar kecilnya efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih di MTs Al Falah, maka tekhnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekhnik analisis deskriptif yang harus melalui beberapa tahapan yaitu: 1) Mengolah hasil wawancara dengan mendeskripsikannya. 2) Melakukan klasifikasi data yang terkumpul melalui angket. 3) Melakukan prosentase terhadap data sesuai klasifikasi masing-masing dengan menggunakan rumus distribusi frekwensi yaitu:
P = f x 100% N Keterangan : P = Angka Prosentasenya F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya N = Number of cases atau banyaknya individu 100% = Bilangan tetap 2
2
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan,( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h.43
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran umum tentang efektivitas metode demonstrasi terhadap
pembelajaran bidang studi fiqih kelas VII MTs
Al Falah Jakarta Dalam penelitian ini penulis mengambil data dengan populasi terjangkau yaitu siswa kelas VII-I sampai dengan siswa kelas VII-4 yang berjumlah 140 siswa, dan yang di jadikan responden atau sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang. Angket diberikan kepada responden tersebut untuk mendapatkan data tentang efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih kelas VII di MTs Al Falah. Angket ini berisi 45 pertanyaan dengan empat alternativ jawaban yang beragam. Kemudian melakukan wawancara kepada guru bidang studi fiqih untuk mendapatkan informasi tentang efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih. Tekhnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan statistika deskriptif dalam bentuk distribusi frekwensi.
36
37
P = F x 100% N Keterangan: F = frekwensi yang sedang dicari presentasenya. N = number of case (jumlah frekwensi/ banyaknya individu). P = angka presentase. Setelah hasil angket dimasukkan dalam tabulasi yang merupakan proses mengubah data instrument pengumpulan data (angket) menjadi angka (prosentase),
kemudian
langkah
selanjutnya
adalah menghitung
tingkat
efektivitasnya untuk mengetahui sejauh mana efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih pada siswa kelas VII di MTs Al Falah. Tabel 3 Penetapan skor untuk skala efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih pada siswa kelas VII Selalu/ Sangat
Sering/ Sesuai/
Kadang-kadang/
Tidak pernah/
sesuai/ Sangat
Setuju
Tidak sesuai/
Sangat Tidak
Tidak setuju
Sesuai/ Sangat
setuju
tidak setuju 4
3
2
1
Dengan demikian skor maksimal skala efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih adalah jumlah butir instrument efektivitas metode demonstrasi dikalikan 4 diberi simbol 4x (4 x 45 = 180). Sedangkan skor minimalnya adalah jumlah butir pernyataan dalam instrument efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih dikalikan 1. karena jumlah angket efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi sebanyak 45 butir, maka dapat diketahui skor minimalnya adalah 45. dan skor maksimalnya adalah 180. Kemudian dapat dihitung daerah jangkauan (range) untuk membuat rentang skala, yaitu dengan rumus:
38
R = Xmaksimal – Xminimal
Keterangan: X max = skor maksimum
X min
= skor minimum
Dengan rumus di atas, maka akan didapat daerah jangkauan (range) sebagai berikut: R = 180 – 45 R = 135 Kemudian hasil dari perhitungan tersebut, dibagi menjadi 3 kelompok. Yaitu: Tabel 4 Skor inventori efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih pada materi sholat Kategori
Skor
Frekuensi
Prosentase
Tinggi
137 – 180
46
76,66%
Sedang
91 – 136
14
23,34%
Rendah
45 – 90
0
0%
60
100%
Total
Dari tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar siswa MTs Al Falah mendapat skor tinggi sebanyak 76,66%. Skor sedang sebanyak 23,34%. Dan skor terendah 0%. Kemudian berdasarkan penelitian terdapat skor tertinggi yang diperoleh subyek penelitian pada inventory efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih yaitu 173, skor sedangnya yaitu 117, dan tidak ada skor terendah.
39
2. Deskripsi data Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hasil angket, maka penulis akan mendeskripsikan data dalam bentuk tabel-tabel.
Tabel 5 Guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya demonstrasi, sebelum melakukan demonstrasi sholat No. item
Alternative jawaban
frekwensi
Prosentase
1
Selalu
31
51,7
Sering
5
8,3
Kadang-kadang
19
31,7
Tidak pernah
5
8,3
60
100
Total
Pada item no. 1, ditegaskan bahwa sebanyak 51,7% siswa menjawab selalu, guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya demonstrasi sebelum melakukan demonstrasi sholat. 31,7% siswa yang menyatakan kadang-kadang. Dan 8,3% siswa yang menyatakan sering dan tidak pernah. Ini menunjukkan bahwa guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya demonstrasi sebelum melakukan demonstrasi sholat itu selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih, bahwa dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuannya diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran selanjutnya dengan lebih baik.1
1
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta : 17 Februari 2010.
40
Tabel 6 Alat-alat untuk mendemonstrasikan sholat dapat diperoleh dengan mudah. No. item
Alternative jawaban
Frekwensi
Prosentase
2
Sangat sesuai
12
20
Sesuai
40
66,7
Tidak sesuai
8
13,3
Sangat tidak sesuai
0
0
Total
60
100
Pada item pernyataan no. 2 ditegaskan bahwa pernyataan mengenai alat-alat untuk mendemonstrasikan sholat dapat diperoleh dengan mudah itu sesuai hal ini terbukti dari banyaknya jawaban siswa sebanyak 66,7%. Dan yang menyatakan sangat sesuai hanya 20%. Dan sedikit sekali siswa yang menyatakan tidak sesuai yaitu hanya 13,3%. Dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak sesuai. Tabel 7 Metode demonstrasi yang digunakan guru fiqih pada pembahsan materi sholat sudah berjalan efektif. No. item
Alternative jawaban
frekwensi
Prosentase
3
Sangat sesuai
21
35
Sesuai
37
61,7
Tidak sesuai
1
1,7
Sangat tidak sesuai
1
1,7
Total
60
100
Pada item pernyataan no. 3 ditegaskan bahwa pernyataan mengenai metode demonstrasi yang digunakan guru fiqih pada pembahasan materi sholat sudah berjalan efektif, itu sesuai hal ini terbukti dari banyaknya jawaban siswa sebanyak 61,7%. Dan yang menyatakan sangat sesuai 35%. Dan sedikit sekali siswa yang
41
menyatakan tidak sesuai dan sangat tidak sesuai yaitu hanya 1,7%. Hal ini juga dibenarkan berdasarkan hasil wawancara dengan guru fiqih.
Tabel 8 Jumlah siswa yang ada di dalam kelas sangat memungkinkan guru fiqih untuk menggunakan metode demonstrasi pada materi sholat dengan baik. No. item
Alternative jawaban
frekwensi
Prosentase
4
Sangat sesuai
21
35
Sesuai
30
50
Tidak sesuai
9
15
Sangat tidak sesuai
0
0
Total
60
100
Pada item pernyataan no. 4 menegaskan bahwa sebanyak 50% siswa menyatakan sesuai dengan jumlah siswa yang ada didalam kelas, yang memungkinkan guru fiqih untuk menggunakan metode demonstrasi pada materi sholat dengan baik. 35% siswa menyatakan sangat sesuai. 15% siswa menyatakan tidak sesuai dengan jumlah siswa yang ada. Dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak sesuai.
Tabel 9 Sebelum melakukan demonstrasi guru fiqih mempraktekkannya terlebih dahulu. No. item
Alternative jawaban
Frekwensi
Prosentase
5
Selalu
37
61,7
Sering
7
11,7
Kadang-kadang
16
26,7
Tidak pernah
0
0
60
100
Total
Pada item no. 5 bahwa, sebanyak 61,7% siswa menyatakan selalu, jika sebelum melakukan demonstrasi guru fiqih mempraktekkannya terlebih dahulu.
42
26,7% siswa yang menyatakan kadang-kadang, 11,7% siswa menyatakan sering, dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah. Hal ini dipertegas pula dari hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa dengan memberikan contoh terlebih dahulu apa yang akan dipraktekkan siswa, diharapkan agar siswa dapat menghafal langkah-langkahnya dengan baik. Sehingga ketika siswa mendemonstrasikannya siswa tidak merasa canggung.2
Tabel 10 Saat siswa diminta untuk mendemonstrasikan sholat di depan kelas, guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu langkah-langkah dan materi sholat No. item
Alternative jawaban
Frekwensi
Prosentase
6
Selalu
39
65
Sering
7
11,7
Kadang-kadang
13
21,7
Tidak pernah
1
1,7
60
100
Total
Pada item no. 6 ditegaskan bahwa sebanyak 65% siswa yang menyatakan selalu. 21,7% siswa yang menyatakan kadang-kadang. 11,7% siswa yang menyatakan sering. Dan hanya 1,7% siswa yang menyatakan tidak pernah. Jadi, kebanyakan
siswa
menyatakan
selalu
jika
saat
siswa
diminta
untuk
mendemonstrasikan sholat didepan kelas, guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu langkah-langkah dan materi sholat. Hal ini juga dipertegas dari hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa, dengan menjelaskan materi terlebih dahulu dan menjelaskan langkah-langkah yang harus dipraktekkan siswa, diharapkan siswa dapat memahami dan mendemonstrasikannnya dengan baik.3
2 3
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010. Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
43
Tabel 11 Ketika siswa diminta mendemonstrasikan sholat guru fiqih akan mengulangi langkah demi langkah apa yang harus dilakukan siswa. No. item
Alternative jawaban
Frekwensi
Prosentase
7
Selalu
33
55
Sering
14
23,3
Kadang-kadang
10
16,7
Tidak pernah
3
5
60
100
Total
Pada
item
no.
7
mengenai
pernyataan,
ketika
siswa
diminta
mendemonstrasikan sholat, guru fiqih akan mengulangi langkah demi langkah apa yang harus dilakukan siswa. Ditegaskan bahwa 55% dari siswa menyatakan selalu. 23,3% siswa menyatakan sering. 16,7% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 5% siswa yang menyatakan tidak pernah.
Tabel 12 Waktu yang diberikan untuk siswa melakukan demonstrasi sudah memadai atau cukup. No. item
Alternativ jawaban
Frekwensi
Prosentase
8
Sangat sesuai
8
13,3
Sesuai
41
68,3
Tidak sesuai
11
18,3
Sangat tidak sesuai
0
0
Total
60
100
Pada item no. 8 pada pernyataan mengenai waktu yang diberikan untuk siswa melakukan demonstrasi sudah memadai atau cukup. Dapat dilihat bahwa sebanyak 68,3% siswa menyatakan sesuai. 18,3% siswa menyatakan tidak sesuai. 13,3% siswa menyatakan sangat sesuai. Dan tidak ada siswa yang menyatakan
44
sangat tidak sesuai. Hal ini dapat diketahui bahwa kebanyakan siswa menjawab sangat sesuai bahwa waktu yang diberikan untuk melakukan demonstrasi sudah cukup. Tabel 13 Saat pembelajaran sholat guru fiqih lebih banyak menggunakan waktunya untuk memberikan penjelasan dari pada mempraktekkan materi. No. item
Alternative jawaban
frekwensi
Prosentase
9
Selalu
30
50
Sering
13
21,7
Kadang-kadang
17
28,3
Tidak pernah
0
0
60
100
Total
Pada item no.9 pada pernyataan ini sebanyak 50% siswa yang menyatakan selalu. 28,3% siswa yang menyatakan kadang-kadang. 21,7% siswa menyatakan sering dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah. Berarti pada item ini dapat dinyatakan selalu jika saat pembelajaran sholat guru fiqih lebih banyak menggunakan waktunya untuk memberikan penjelasan daripada mempraktekkan materi. Tabel 14 Alat peraga yang digunakan guru fiqih ketika mendemonstrasikan materi sholat dapat terlihat dengan jelas oleh siswa No. item
Alternative jawaban
frekwensi
Prosentase
10
Selalu
27
45
Sering
9
15
Kadang-kadang
20
33,3
Tidak pernah
4
6,7
60
100
Total
Pada item no.10 mengenai pernyataan bahwa alat peraga yang digunakan guru fiqih ketika mendemonstrasikan materi sholat dapat terlihat dengan jelas oleh
45
siswa. Sebanyak 45% siswa menyatakan selalu. 33,3% siswa menyatakan kadangkadang. 15% siswa menyatakan sering. Dan 6,7% siswa yang menyatakan tidak pernah. Tabel 15 Posisi guru fiqih ketika melakukan demonstrasi sholat sudah tepat No. item
Alternative jawaban
frekwensi
Prosentase
11
Selalu
34
56,7
Sering
14
23,3
Kadang-kadang
11
18,3
Tidak pernah
1
1,7
60
100
Total
Pada item no. 11 siswa yang menyatakan selalu sebanyak 56,7%. 23,3% menyatakan sering. 18,3% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 1,7% siswa yang menyatakan tidak pernah. Sehingga dapat diketahui bahwa posisi guru fiqih ketika melakukan demonstrasi sholat sudah tepat dinyatakan selalu oleh siswa. Tabel 16 Penjelasan secara lisan yang disampaikan guru fiqih dapat terdengar dengan jelas oleh siswa No. item
Alternative jawaban
frekwensi
Prosentase
12
Selalu
41
68,3
Sering
11
18,3
Kadang-kadang
8
13,3
Tidak pernah
0
0
60
100
Total
Pada item no. 12 mengenai pernyataan penjelasan secara lisan yang disampaikan guru fiqih dapat terdengar dengan jelas oleh siswa. Sebanyak 68,3% siswa menyatakan selalu. 18,3% siswa menyatakan sering. 13,3% siswa
46
menyatakan kadang-kadang. Dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah. hal ini juga dipertegas oleh guru fiqih karena bagi seorang guru menyampaikan pelajaran dengan suara yang keras dan jelas akan dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran yang disampaikan.4 Tabel 17 Guru fiqih memberikan contoh dengan praktek tentang sholat dengan baik No. item
Alternative jawaban
frekwensi
Prosentase
13
Selalu
41
68,3
Sering
15
25
Kadang-kadang
5
5
Tidak pernah
1
1,7
60
100
Total
Pada item no. 13 dinyatakan guru fiqih memberikan contoh dengan praktek tentang sholat dengan baik. Diketahui sebanyak 68,3% siswa menyatakan selalu. 25% siswa menyatakan sering. 5% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 1,7% siswa yang menyatakan tidak pernah.
Tabel 18 Guru fiqih meminta siswa membuat catatan yang dianggap perlu selama demonstrasi berlangsung No. item
Alternativ jawaban
Frekwensi
Prosentase
14
Selalu
34
56,7
Sering
13
21,7
Kadang-kadang
9
15
Tidak pernah
4
6,7
60
100
Total
4
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta:17 Februari 2010.
47
Pada item no.14 sebanyak 56,7% siswa menyatakan selalu. 21,7% siswa menyatakan sering. 15% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 6,7% siswa menyatakan tidak pernah. Sehingga dapat diketahui bahwa kebanyakan siswa menyatakan selalu mengenai pernyataan guru fiqih meminta siswa membuat catatan yang dianggap perlu selama demonstrasi berlangsung. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa dengan meminta siswa membuat catatan yang dianggap perlu siswa dapat mengetahui apa yang dianggap penting dari apa yang telah didemonstrasikan di depan kelas.5
Tabel 19 Guru fiqih mengajar dengan suara keras dan jelas No. item
Alternative jawaban
Frekwensi
Prosentase
15
Selalu
44
73,3
Sering
6
10
Kadang-kadang
10
16,7
Tidak pernah
0
0
60
100
Total
Pada item no.15 dari pernyataan guru fiqih mengajar dengan suara keras dan jelas diketahui bahwa sebanyak 73,3% siswa yang menyatakan selalu. Hal ini sesuai dengan pernyataan guru fiqih bahwa mengajar dengan suara keras dan jelas itu sangat penting bagi seorang guru. Ini dikarenakan agar siswa dapat memfokuskan diri terhadap pelajaran yang disampaikan guru fiqih.6 Hal ini juga sesuai dengan pendapatnya Oemar Hamalik bahwa demonstrasi itu dikatakan efektif bila keterangan-keterangan yang disampaikan oleh guru harus dapat terdengar dengan jelas oleh siswa. 7 16,7% siswa menyatakan kadang-kadang. 10% siswa menyatakan sering. Dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah. 5
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010. Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta:17 Februari 2010. 7 Drs. Basyirudin Usman, M.Pd, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet I, h. 46 6
48
Tabel 20 Kualitas guru fiqih dipapan tulis maupun dikertas dapat dibaca dengan jelas No. item
Alternativ jawaban
Frekwensi
Prosentase
16
Selalu
30
50
Sering
6
10
Kadang-kadang
21
35
Tidak pernah
3
5
60
100
Total
Pada item no. 16 sebanyak 50% siswa yang menyatakan selalu mengenai pernyataan kualitas tulisan guru fiqih dipapan tulis maupun dikertas dapat dibaca dengan jelas. 35% siswa menyatakan kadang-kadang. 10% siswa menyatakan sering. Dan hanya 5% siswa yang menyatakan tidak pernah.
Tabel 21 Sesudah demonstrasi berakhir, guru fiqih akan mengadakan diskusi mengenai apa yang telah siswa demonstrasikan di depan kelas No. item
Alternativ jawaban
frekwensi
Prosentase
17
Selalu
21
35
Sering
14
23,3
Kadang-kadang
19
31,7
Tidak pernah
6
10
60
100
Total
Pada item no. 17 bahwa pada pernyataan ini siswa yang menjawab selalu sebanyak 35%. 31,7% siswa menyatakan kadang-kadang. 23,3% siswa menyatakan sering, dan 10% siswa menyatakan tidak pernah. Dapat diketahui bahwa sesudah demonstrasi berakhir, guru fiqih akan mengadakan diskusi mengenai apa yang telah siswa demonstrasikan di depan kelas itu benar selalu
49
dilakukan. Hal ini juga dipertegas dari hasil wawancara dengan guru fiqih, bahwa benar jika demonstrasi berakhir guru akan mengadakan diskusi dengan Tanya jawab kepada siswa mengenai hal-hal yang telah didemonstrasikan di depan kelas.8 Tabel 22 Guru fiqih akan meminta siswa untuk mendemonstrasikan kembali, untuk mengetahui apakah siswa mampu menghafal langkah-langkah yang telah dicontohkan guru No. item
Alternativ jawaban
Frekwensi
Prosentase
18
Selalu
31
51,7
Sering
12
20
Kadang-kadang
17
28,3
Tidak pernah
0
0
60
100
Total
Pada item no. 18 dinyatakan sebanyak 51,7% siswa menyatakan selalu, guru fiqih akan meminta siswa untuk mendemonstrasikan kembali, untuk mengetahui apakah siswa mampu menghapal langkah-langkah yang telah dicontohkan guru. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa benar jika siswa akan diminta unuk mendemonstrasikan kembali apa yang telah dicontohkan guru. Hal ini guan mengetahui apakah siswa benar-benar memahami apa yang telah didemonstrasikan oleh guru fiqih.9
28,3% siswa menyatakan kadang-kadang.
20% siswa menyatakan sering. Dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah.
8 9
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010. Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
50
Tabel 23 Dalam proses pembelajaran guru fiqih mengajar dengan antusias No. item
Alternativ jawaban
Frekwensi
Prosentase
19
Selalu
38
63,3
Sering
13
21,7
Kadang-kadang
7
11,7
Tidak pernah
2
3,3
60
100
Total
Pada item no. 19 bahwa dalam proses pembelajaran guru fiqih mengajar dengan antusias dinyatakan siswa dengan selalu yaitu sebanyak 63,3%. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa setiap mengajar fiqih guru fiqih selalu bersemangat. Ini dilakukan agar siswa juga termotivasi untuk bersemangat mengikuti proses pembelajaran sehingga berjalan dengan baik10. Sedangkan menurut Roseshine dan Frust, kegairahan dalam mengajar juga termasuk dalam lima variabel proses guru yang memperlihatkan keajegan hubungan dengan pencapaian tujuan. 11 21,7% siswa menyatakan sering. 11,7% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 3,3% siswa yang menyatakan tidak pernah. Tabel 24 Contoh praktek sholat yang diberikan guru fiqih dalam menyampaikan materi sholat menambah pengetahuan saya No. item
Alternativ jawaban
frekwensi
Prosentase
20
Selalu
36
60
Sering
17
28,3
Kadang-kadang
6
10
Tidak pernah
1
1,7
60
100
Total 10
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010. Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif , (Jakarta: Media Kencana, 2009), cet I, h. 20 11
51
Pada item no. 20 ditegaskan bahwa 60% siswa menyatakan selalu. 28,3% siswa menyatakan sering. 10% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 1,7% siswa menyatakan tidak pernah. Ini berarti bahwa pernyataan mengenai contoh praktek sholat yang diberikan guru fiqih dalam menyampaikan materi sholat menambah pengetahuan siswa dinyatakan selalu oleh sebagian besar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa setiap proses pembelajaran harus berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu seorang guru harus mampu menyampaikan pelajaran dengan sejelas-jelasnya , agar apa yang ingin disampaikan itu mencapai sasaran.12
Tabel 25 Guru fiqih menguasai materi sholat dengan baik No. item
Alternativ jawaban
frekwensi
Prosentase
21
Sangat sesuai
44
73,3
Sesuai
15
25
Tidak sesuai
1
1,7
Sangat tidak sesuai
0
0
Total
60
100
Pada item no. 21 bahwa guru fiqih menguasai materi sholat dengan baik dinyatakan sangat sesuai oleh siswa sebanyak 73,3%. Hal ini juga sesuai dengan pendapatnya Roseshine dan Frust bahwa dengan menguasai materi dengan baik berarti seorang guru telah memperlihatkan keajegan hubungan dengan pencapaian tujuan yakni kejelasan dalam penyajian.13 25% siswa menyatakan sesuai. 1,7% siswa menyatakan tidak sesuai. Dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak sesuai.
12
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta:17 Februari 2010. Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif , (Jakarta: Media Kencana, 2009), Cet I, h. 20 13
52
Tabel 26 Guru fiqih menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan No. item
Alternativ jawaban
frekwensi
Prosentase
22
Selalu
48
80
Sering
5
8,3
Kadang-kadang
6
10
Tidak pernah
1
1,7
60
100
Total
Pada item no. 22 ditegaskan bahwa guru fiqih menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan dinyatakan oleh siswa dengan selalu sebanyak 80%. Hal ini juga sesuai dengan pendapatnya Roseshine dan Frust bahwa dengan menguasai materi dengan baik berarti seorang guru telah memperlihatkan keajegan hubungan dengan pencapaian tujuan yakni kejelasan dalam penyajian. 14
10% siswa
menyatakan kadang-kadang. 8,3% siswa menyatakan sering. Dan 1,7% siswa menyatakan tidak pernah. Tabel 27 Saya memahami maksud dan tujuan yang disampaikan guru fiqih pada pembahasan sholat No. item
Alternativ jawaban
Frekwensi
Prosentase
23
Setuju
50
83,3
Sangat setuju
10
16,7
Tidak setuju
0
0
Sangat tidak setuju
0
0
Total
60
100
14
Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif , (Jakarta: Media Kencana, 2009), Cet I, h. 20
53
Pada item no. 23 bahwa sebanyak 83,3% siswa menyatakan setuju pada pernyataan siswa memahami maksud dan tujuan yang disampaikan guru fiqih pada pembahasan sholat. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa siswa memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh guru fiqih karena sebagai pendidik seorang guru itu harus benar-benar menyampaikan pelajaran dengan sebaik-baiknya.15 16,7% siswa menyatakan sangat setuju jika siswa memahami maksud dan tujuan yang disampaikan guru fiqih pada pembahasan sholat. Dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Tabel 28 Bila ada siswa yang salah ketika melakukan demonstrasi, guru fiqih akan menegur dan memperbaiki kesalahannya No. item
Alternativ jawaban
frekwensi
Prosentase
24
Selalu
47
78,3
Sering
8
13,3
Kadang-kadang
5
8,3
Tidak pernah
0
0
60
100
Total
Pada item no. 24 bahwa sebanyak 78,3% siswa menyatakan selalu. 13,3% siswa menyatakan sering. 8,3% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah. Ini berarti bila ada siswa yang salah ketika melakukan demonstrasi, guru fiqih akan menegur dan memperbaiki kesalahannya dinyatakan selalu oleh siswa sebanyak 78,3%. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa dengan menegur dan memperbaiki kesalahan siswa diharapkan siswa dapat memperbaiki kesalahannya sehingga siswa tidak salah nantinya jika mereka melakukannya di lingkungan rumah.16
15 16
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010. Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
54
Tabel 29 Guru fiqih akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dari apa yang dilihat dan didengarnya selama demonstrasi berlangsung No. item
Alternativ jawaban
frekwensi
Prosentase
25
Selalu
43
71,7
Sering
6
10
Kadang-kadang
11
18,3
Tidak pernah
0
0
60
100
Total
Pada item no. 25 bahwa guru fiqih akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dari apa yang dilihat dan didengarnya selama demonstrasi berlangsung dinyatakan oleh siswa sebanyak 71,7%. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih. Bahwa guru akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah didemonstrasikan di depan kelas. Agar siswa tidak salah paham mengenai apa yang didemonstrasikannya.17 18,3% siswa menyatakan kadang-kadang. 10% siswa menyatakan sering. Dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah.
Tabel 30 Guru fiqih akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dari apa yang dilihat dan didengarnya sesudah demonstrasi berakhir No. item
Alternativ jawaban
frekwensi
Prosentase
26
Selalu
42
70
Sering
9
15
Kadang-kadang
8
13,3
Tidak pernah
1
1,7
60
100
Total
17
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
55
Pada item no. 26 dinyatakan 70% siswa menyatakan selalu mengenai guru fiqih akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dari apa yang dilihat dan didengarnya sesudah demonstrasi berakhir. 15% siswa menyatakan sering.13,3% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 1,7% siswa yang menyatakan tidak pernah. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih. Bahwa guru akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah didemonstrasikan di depan kelas. Agar siswa tidak salah paham mengenai apa yang didemonstrasikannya.18
Tabel 31 Guru fiqih pandai berkomunikasi dengan siswa sehingga suasana kelas terasa hidup No. item
Alternativ jawaban
Frekwensi
Prosentase
27
Selalu
32
53,3
Sering
19
31,7
Kadang-kadang
6
10
Tidak pernah
3
5
60
100
Total
Pada item no. 27 bahwa 53,3% siswa menyatakan selalu. 31,7% siswa menyatakan sering. 10% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 5% siswa menyatakan tidak pernah. Ini berarti bahwa guru fiqih pandai berkomunikasi dengan siswa sehingga suasana kelas terasa hidup dinyatakan selalu oleh siswa. Karena menciptakan dan mengembangkan suasana kelas yang akrab dan positif merupakan salah satu persyaratan utama keefektifan pengajaran.19
18
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif , (Jakarta: Media Kencana, 2009), cet I, h. 20 19
56
Tabel 32 Siswa tidak merasa tegang mengikuti pembelajaran fiqih di dalam kelas karena guru fiqih pandai menciptakan suasana di dalam kelas No. item
Alternativ jawaban
frekwensi
Prosentase
28
Selalu
21
35
Sering
15
25
Kadang-kadang
24
40
Tidak pernah
0
0
60
100
Total
Pada item no. 28 bahwa pada pernyataan siswa tidak merasa tegang mengikuti pembelajaran fiqih di dalam kelas karena guru fiqih pandai menciptakan suasana di dalam kelas dinyatakan 40%, ini berarti bahwa guru fiqih pandai berkomunikasi dengan siswa sehingga suasana kelas terasa hidup dinyatakan selalu oleh siswa. Karena menciptakan dan mengembangkan suasana kelas yang akrab dan positif merupakan salah satu persyaratan utama keefektifan pengajaran.20 Siswa menyatakan kadang-kadang. 35% siswa menyatakan selalu. 25% siswa menyatakan sering. Dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah. Tabel 33 Setelah demonstrasi berakhir guru fiqih akan memberikan tugas kepada siswa No. item
Alternativ jawaban
frekwensi
Prosentase
29
Selalu
15
25
Sering
14
23,3
Kadang-kadang
29
48,3
Tidak pernah
2
3,3
60
100
Total 20
Trianto, M.Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif , (Jakarta: Media Kencana, 2009), cet I, h. 20
57
Pada item no. 29 bahwa 48,3% siswa menyatakan kadang-kadang. 25% siswa menyatakan selalu. 23,3% siswa menyatakan sering. Dan 3,3% siswa menyatakan tidak pernah. Ini berarti bahwa pada pernyataan setelah demonstrasi berakhir guru fiqih akan memberikan tugas kepada siswa dinyatakan kadang-kadang oleh siswa. Tabel 34 setelah siswa merngamati proses demonstrasi yang telah dilakukan siswa lain, maka siswa diminta untuk membuat laporan secara individu atau berkelompok guna membandingkan hasil kerja dari demonstran yang lain No. item
Alternativ jawaban
Frekwensi
Prosentase
30
Selalu
11
18,3
Sering
9
15
Kadang-kkadang
21
35
Tidak pernah
19
31,7
60
100
Total
Pada item no. 30 ditegaskan bahwa 31,7% siswa menyatakan tidak pernah. 35% siswa menyatakan kadang-kadang. 18,3% siswa menyatakan selalu. Dan 15% siswa yang menyatakan sering. Ini berarti bahwa setelah siswa merngamati proses demonstrasi yang telah dilakukan siswa lain maka siswa diminta untuk membuat laporan secara individu atau berkelompok guna membandingkan hasil kerja dari demonstran yang lain dinyatakan tidak pernah oleh siswa.
58
Tabel 35 Setelah demonstrasi berakhir maka guru fiqih akan mengadakan diskusi untuk memperbaiki hal-hal yang telah didemonstrasikan di depan kelas No. item
Alternativ jawaban
Frekwensi
Prosentase
31
Selalu
17
28,3
Sering
17
28,3
Kadang-kadang
20
33,3
Tidak pernah
6
10
60
100
Total
Pada item no. 31 ditegaskan bahwa 33,3% siswa menyatakan kadang-kadang. 28,3% siswa menyatakan selalu dan sering. 10% siswa yang menyatakan tidak pernah. Ini berarti bahwa pada pernyataan setelah demonstrasi berakhir maka guru fiqih akan mengadakan diskusi untuk memperbaiki hal-hal yang telah didemonstrasikan di depan kelas dinyatakan siswa dengan kadang-kadang.
Tabel 36 Guru fiqih ahli dalam menyampaikan pelajaran sehingga tidak menjenuhkan No. item
Alternativ jawaban
Frekwensi
Prosentase
32
Sangat sesuai
19
31,7
Sesuai
31
51,7
Tidak sesuai
9
15
Sangat tidak sesuai
1
1,7
Total
60
100
Pada item no. 32 bahwa pernyataan mengenai guru fiqih ahli dalam menyampaikan pelajaran sehingga tidak menjenuhkan dinyatakan siswa dengan sesuai sebanyak 51,7%. Hal ini dikarenakan guru fiqih menguasai bahan pelajaran
59
yang akan disampaikan dan bisa menguasai suasana di dalam kelas.21 31,7% siswa menyatakan sangat sesuai. 15% siswa menyatakan tidak sesuai. Dan 1,7% siswa yang menyatakan sangat tidak sesuai. Tabel 37 Gaya dan suara guru fiqih ketika mengajar baik dan terdengar jelas No. item
Alternativ jawaban
frekwensi
Prosentase
33
Selalu
40
76,7
Sering
11
18,3
Kadang-kadang
3
5
Tidak pernah
0
0
60
100
Total
Pada item no. 33 dinyatakan bahwa gaya dan suara guru fiqih ketika mengajar baik dan terdengar jelas dinyatakan oleh siswa dengan selalu sebanyak 76,7%. Karena guru fiqih setiap mengajar selalu berpenampilan sopan dan menyampaikan pelajaran dengan suara yang lantang sehingga siswa dapat memahami maksud dan tujuan yang ingin disampaikan oleh guru fiqih.22 18,3% siswa menyatakan sering. 5% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah. Tabel 38 Sarana dan prasarana di sekolah memadai untuk melakukan proses demonstrasi sholat No. item
Alternativ jawaban
Frekwensi
Prosentase
34
Sangat sesuai
18
30
Sesuai
34
56,7
Tidak sesuai
8
13,3
Sangat tidak sesuai
0
0
Total
60
100
21 22
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010. Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
60
Pada item no. 34 bahwa pernyataan mengenai sarana dan prasarana di sekolah memadai untuk melakukan proses demonstrasi sholat dinyatakan oleh siswa sebanyak 56,7% dengan sesuai. Hal ini juga dipertegas oleh guru fiqih bahwa di sekolah ini memang sarana dan prasarana untuk melakuakan demonstrasi sholat sudah memadai karena mushola yang biasa digunakan untuk melakukan demonstrasi masih berada dalam lingkungan sekolah. 23 30% siswa menyatakan sangat sesuai. 13,3% siswa menyatakan tidak sesuai. Dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak sesuai.
Tabel 39 Saat menjelaskan pelajaran guru fiqih mengunakan papan tulis sebagai media untuk menyampaikan materi kepada siswa No. item
Alternativ jawaban
frekwensi
Prosentase
35
Selalu
36
60
Sering
12
20
Kadang-kadang
12
20
Tidak pernah
0
0
60
100
Total
Pada item no. 35 ditegaskan bahwa 60% siswa menyatakan selalu. 20% siswa yang menyatakan sering dan kadang-kadang. Dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah. Ini berarti bahwa pada pernyataan saat menjelaskan pelajaran
guru
fiqih
menggunakan
papan
tulis
sebagai
media
untuk
menyampaikan materi kepada siswa, dinyatakan siswa dengan selalu. Menurut Oemar Hamalik demonstrasi itu dikatakan efektif bila demonstrasi itu disertai dengan memberikan ringkasan di papan tulis.24
23
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 Drs. Basyirudin Usman, M.Pd, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet I, h. 46 24
61
Tabel 40 Guru fiqih memberikan waktu kepada siswa kapan saatnya untuk mengajukan pertanyaan atau berkomentar No. item
Alternativ jawaban
Frekwensi
Prosentase
36
Selalu
40
66,7
Sering
9
15
Kadang-kadang
10
16,7
Tidak pernah
1
1,7
60
100
Total
Pada item no. 36 bahwa pada pernyataan guru fiqih memberikan waktu kepada siswa kapan saatnya untuk mengajukan pertanyaan atau berkomentar dinyatakan siswa dengan selalu sebanyak 66,7%. Hal ini dikarenakan tidak semua siswa dapat memahami apa yang telah didemonstrasikan sehingga dengan siswa mengajukan pertanyaan siswa akan mendapatkan jawaban yang dapat mereka pahami mengenai apa yang telah didemonstrasikan di depan kelas.25 16,7% siswa menyatakan kadang-kadang. 15% siswa menyatakan sering. Dan 1,7% siswa yang menyatakan tidak pernah.
Tabel 41 Guru fiqih memberikan waktu untuk berdiskusi setelah demonstrasi berakhir No. item
Alternativ jawaban
Frekwensi
Prosentase
37
Selalu
15
25
Sering
24
40
Kadang-kadang
14
23,3
Tidak pernah
7
11,7
60
100
Total
25
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
62
Pada item no. 37 ditegaskan bahwa pada pernyataan mengenai guru fiqih memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi setelah demonstrasi berakhir dinyatakan siswa dengan sering sebanyak 40%. 25% siswa menyatakan selalu. 23,3% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 11,7% siswa menyatakan tidak pernah. Tabel 42 Menurut anda dengan jumlah siswa yang ada, penggunaan metode demonstrasi pada materi sholat efektif untuk dilaksanakan No. item
Alternativ jawaban
Frekwensi
Prosentase
38
Sangat sesuai
21
35
Sesuai
26
43,3
Tidak sesuai
11
18,3
Sangat tidak sesuai
2
3,3
Total
60
100
Pada item no. 38 pada pernyataan mengenai menurut siswa dengan jumlah siswa yang ada, penggunaan metode demonstrasi pada materi sholat efektif untuk dilaksanakan sebanyak 43,3% siswa menyatakan sesuai. 35% siswa menyatakan sangat sesuai. 18,3% siswa yang menyatakan tidak sesuai. Dan 3,3% siswa menyatakan sangat tidak sesuai. Tabel 43 Dengan jumlah siswa yang ada dalam satu kelas, penggunaan metode demonstrasi pada pembahasan materi sholat berjalan dengan tertib dan lancar No. item
Alternativ jawaban
Frekwensi
Prosentase
39
Selalu
28
46,7
Sering
16
26,7
Kadang-kadang
13
21,7
Tidak pernah
3
5
60
100
Total
63
Pada item no. 39 ditegaskan bahwa pada pernyataan dengan jumlah siswa yang ada dalam satu kelas, penggunaan metode demonstrasi pada pembahasan materi sholat berjalan dengan tertib dan lancar, dinyatakan siswa dengan selalu sebanyak 46,7%. Hal ini dikarenakan sebelum melakukan demonstrasi guru fiqih terlebih dahulu mengelola kelas dengan baik dan memberikan penjelasan yang disertai contoh-contoh. Sehingga ketika siswa diminta untuk melaksanakan demonstrasi, siswa dapat melakukannya dengan lebih baik.26 Siswa yang menyatakan sering sebanyak 26,7%. 21,7% siswa menyatakan kadang-kadang. Dan 5% siswa yang menyatakan tidak pernah.
Tabel 44 Pada waktu melakukan demonstrasi alat peraga yang digunakan cukup memadai No. item
Alternativ jawaban
Frekwensi
Prosentase
40
Selalu
24
40
Sering
16
26,7
Kadang-kadang
17
28,3
Tidak pernah
3
5
60
100
Total
Pada item no. 40 sebanyak 40% siswa menyatakan selalu. 28,3% siswa yang menyatakan kadang-kadang. 26,7% siswa menyatakan sering. Dan 5% siswa yang menyatakan tidak pernah. Hal ini berarti bahwa ketika pelaksanaan demonstrasi peralatan yang digunakan memang sudah memadai. Sehingga siswa tidak akan menemui kesulitan untuk melakukan demonstrasi dikelas maupun diluar kelas. Dipertegas pula oleh guru fiqih bahwa di MTs Al Falah ini peralatan untuk siswa melakukan demonstrasi sholat memang sudah memadai karena mushola yang berada dalam satu lingkungan sekolah.27
26 27
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010. Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
64
Tabel 45 Proses pembelajaran yang disampaikan guru fiqih sangat jelas dan memenuhi rasa ingin tahu saya No. item
Alternativ jawaban
Frekwensi
Prosentase
41
Sangat sesuai
30
50
Sesuai
24
40
Tidak seasuai
5
8,3
Sangat tidak sesuai
1
1,7
Total
60
100
Pada item no. 41. Pada pernyataan proses pembelajaran yang disampaikan guru fiqih sangat jelas dan memenuhi rasa ingin tahu. Dinyatakan siswa dengan sangat sesuai sebanyak 50%. 40% siswa menyatakan sesuai. 8,3% siswa menyatakan tidak sesuai. Dan 1,7% siswa yang menyatakan sangat tidak sesuai. Hal ini juga dipertegas oleh guru fiqih bahwa semua guru mengharapkan apa yang disampaikan ketika mengajar adalah murid dapat memahami maksud dan tujuan yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran itu tercapai pada sasarannya.28 Selain itu dalam buku karangan Muhibin Syah dijelaskan bahwa banyak keuntungan psikologis dan pedagogis yang dapat diraih bagi seorang guru bila menggunakan metode demonstrasi, salah satunya adalah pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.29
28
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 Muhibin Syah, M. Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet X, h. 209 29
65
Tabel 46 Suasana di dalam tidak kondusif saat demonstrasi berlangsung No. item
Alternativ jawaban
Frekwensi
Prosentase
42
Sangat sesuai
24
40
Sesuai
28
46,7
Tidak sesuai
8
13,3
Sangat tidak sesuai
0
0
Total
60
100
Pada item no. 42 bahwa sebanyak 46,7% siswa menyatakan sesuai. 40% siswa menyatakan sangat sesuai. 13,3% siswa menyatakan tidak sesuai. Dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak sesuai. Hal ini berarti pada saat pelaksanaan demonstrasi suasana kelas tidak kondusif. Ini berdasarkan apa yang dikatakan oleh guru fiqih bahwa memang terkadang suasana kelas tidak kondusif dikarenakan banyak siswa ketika melakukan demonstrasi banyak yang bertanya dan berkomentar. Tapi meskipun demikian dapat teratasi dengan pandai dalam berkomunikasi dengan siswa.30
Tabel 47 Setelah siswa memperhatikan dan memperagakan sholat di kelas, pengetahuan siswa jadi bertambah No. item
Alternativ jawaban
Frekwensi
Prosentase
43
Sangat sesuai
33
55
Sesuai
26
43,3
Tidak sesuai
1
1,7
Sangat tidak sesuai
0
0
Total
60
100
30
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
66
Pada item no. 43 bahwa sebanyak 55% siswa menyatakan sangat sesuai. 43,3% siswa menyatakan sesuai. 1,7% siswa menyatakan tidak sesuai. Dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak sesuai. Ini berarti bahwa pada pernyataan setelah siswa memperhatikan dan memperagakan sholat di kelas, pengetahuan siswa jadi bertambah dinyatakan siswa dengan sangat sesuai. Hal ini juga dipertegas oleh guru fiqih bahwa
semua guru mengharapkan apa yang
disampaikan ketika mengajar adalah murid dapat memahami maksud dan tujuan yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran itu tercapai pada sasarannya.31 Selain itu dalam buku karangan Muhibin Syah dijelaskan bahwa banyak keuntungan psikologis dan pedagogis yang dapat diraih bagi seorang guru bila menggunakan metode demonstrasi, salah satunya adalah pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.32
Tabel 48 Setelah melakukan demonstrasi sholat siswa dapat mempraktekkannya menjadi lebih baik lagi No. item
Alternativ jawaban
Frekwensi
Prosentase
44
Sangat sesuai
26
43,3
Sesuai
32
53,3
Tidak sesuai
2
3,3
Sangat tidak sesuai
0
0
Total
60
100
Pada item no. 44 bahwa sebanyak 53,3% siswa menyatakan sesuai. 43,3% siswa menyatakan sangat sesuai. 3,3% siswa menyatakan tidak sesuai. Dan tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak sesuai. Ini berarti bahwa pada pernyataan setelah melakukan demonstrasi sholat siswa dapat mempraktekkannya menjadi 31
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 Muhibin Syah, M. Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), cet x, h. 209. 32
67
lebih baik lagi, dinyatakan siswa dengan sesuai. Karena pengunaan metode demonstrasi ini pada hakikatnya adalah
agar dapat membantu siswa untuk
mengingat lebih lama tentang materi pelajaran yang disampaikan karena siswa tidak hanya mendengar tetapi juga melihat bahkan mempraktekkannya secara langsung. Dan dapat menambah pengalaman bagi siswa.33 Tabel 49 Pengunaan metode demonstrasi pada pembelajaran sholat sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi siswa No. item
Alternativ jawaban
Frekwensi
Prosentase
45
Sangat sesuai
39
65
Sesuai
21
35
Tidak sesuai
0
0
Sangat tidak sesuai
0
0
Total
60
100
Pada item no. 45 bahwa sebanyak 65% siswa menyatakan sangat sesuai. 35% siswa menyatakan sesuai. Dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak sesuai dan sangat tidak sesuai. Ini berarti bahwa pada pernyataan mengenai penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran sholat sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa dinyatakan siswa dengan sangat sesuai. Hal ini juga dipertegas oleh guru fiqih bahwa semua guru mengharapkan apa yang disampaikan ketika mengajar adalah murid dapat memahami maksud dan tujuan yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran itu tercapai pada sasarannya. Dan agar dapat membantu siswa untuk mengingat lebih lama tentang materi fiqih mengenai pembahasan sholat seperti yang disampaikan guru, karena pada dasarnya
siswa tidak hanya mendengar tetapi juga melihat bahkan
mempraktekkannya secara langsung. Dan dapat pula menambah pengalaman bagi siswa.34 Selain itu dalam buku karangan Muhibin Syah dijelaskan bahwa banyak keuntungan psikologis dan pedagogis yang dapat diraih bagi seorang guru bila 33 34
Dra. Roestiyah, N.K., Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, h. 84. Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010.
68
menggunakan metode demonstrasi, salah satunya adalah pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.35 Karena pengunaan metode demonstrasi ini pada hakikatnya adalah agar dapat membantu siswa untuk mengingat lebih lama tentang materi pelajaran yang disampaikan karena siswa tidak hanya mendengar tetapi juga melihat bahkan mempraktekkannya secara langsung. Dan dapat menambah pengalaman bagi siswa.36
B. Pembahasan Tentang Temuan Penelitian Berdasarkan data keseluruhan yang telah diuraikan pada temuan penelitian di atas, dapat diketahui bahwa tingkat efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih “tinggi”, hal ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian jawaban dari skor total siswa yang kemudian di prosentasekan sehingga mendapatkan prosentase sebesar 76,66%. Selanjutnya berdasarkan penelitian melalui penyebaran angket yang diberikan kepada siswa di dapat kesimpulan bahwa efektivitas metode demonstrasi pada pembelajaran bidang studi fiqih kelas VII MTs Al Falah sudah berjalan sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan. Yang pertama dapat dilihat dari perencanaan metode demonstrasi, pada dimensi merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan untuk mencapai tujuan, dengan prosentase jawaban siswa sebesar (51,7%) menjawab dengan selalu bahwa guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya demonstrasi sebelum melakukan demonstrasi. Pernyataan ini juga diperkuat dari hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuannya diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran selanjutnya dengan lebih baik. 37 Pada dimensi menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan sebanyak (61,7%) siswa menyatakan selalu, bahwa guru fiqih sebelum melakukan demonstrasi mempraktekkannya terlebih dahulu. Hal ini 35 Muhibin Syah, M. Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet X, h. 209. 36 Dra. Roestiyah, N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 84. 37 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
69
juga dipertegas dari hasil wawancara denngan guru fiqih bahwa sebelum guru meminta siswa mendemonstrasikan di depan kelas, guru fiqih akan terlebih dahulu melakukannya, ini dikarenakan agar siswa tidak salah dalam mempraktekkannya di depan kelas.38 Pada dimensi memperhitungkan waktu yang dibutuhkan sebanyak (50%) siswa menjawab selalu, bahwa guru fiqih lebih banyak mengunakan waktunya untuk praktek daripada menyampaikan materi. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa waktu untuk praktek itu memang lebih banyak karena untuk memberikan siswa pemahaman yang lebih mendalam tentang sholat. Karena materi ini sangat penting dalam kehidupan sehari-sehari, sehingga siswa tidak salah paham dalam mengerjakannya. 39 Pada dimensi selama demonstrasi berlangsung seorang guru harus instropeksi diri (73,3%) siswa menjawab selalu mengenai pernyataan guru fiqih mengajar dengan suara keras dan jelas. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa menyampaikan pelajaran dengan suara keras jelas itu sangat penting bagi seorang guru dikarenakan agar siswa mendengar dan memahami apa yang ingin disampaikan oleh guru.40 Pada dimensi menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik (51,7%) siswa menjawab selalu bahwa guru fiqih akan meminta siswa untuk mendemonstrasikan kembali guna mengetahui apakah siswa mampu menghafal langkah-langkah yang telah dicontohkan guru. Hal ini juga dipertegas dari hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa dengan meminta siswa mendemonstrasikan kembali, guru fiqih dapat melihat seberapa jauh keberhasilan siswa dalam menyerap pelajaran.41 Yang kedua pada pelaksanaan demonstrasi. Pada dimensi memulai demonstrasi dengan menarik perhatian siswa. sebanyak (63,3%) siswa menjawab selalu, bahwa ketika mengajar guru fiqih selalu bersemangat. Hal ini sesuai
38
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 40 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 39
41
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
70
dengan hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa mengajar dengan penuh semangat itu diharuskan agar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran tidak merasa jenuh.42 Pada dimensi mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar demonstrasi mencapai sasaran sebanyak (80%) siswa menjawab selalu. Bahwa guru fiqih menguasai bahan pelajaran yang disampaikan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa ketika menyampaikan pelajaran seorang guru itu harus benar-benar menguasai bahan yang akan diajarkan kepada siswa agar pelajaran yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik.43 Pada dimensi memperhatikan keadaan siswa ketika melakukan demonstrasi (83,3%) siswa menjawab selalu. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa siswa memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh guru fiqih karena sebagai pendidik seorang guru itu harus benar-benar menyampaikan pelajaran dengan sebaik-baiknya. Pada dimensi memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif sebanyak (78,3%) siswa menjawab selalu, penyataan mengenai guru fiqih akan menegur dan memperbaiki kesalahan siswa. Sebanyak (71,7%) siswa menjawab selalu mengenai pernyataan bahwa guru fiqih akan memberikan kesempatan untuk berdiskusi setelah demonstrasi berakhir. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa dengan menegur dan memperbaiki kesalahan siswa ketika melakukan demonstrasi itu sangat baik karena praktek yang dilakukan pada materi sholat ini sangat penting digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian melakukan diskusi setelah demonstrasi berakhir juga sangat penting dilakukan agar
siswa
dapat
mengetahui
didemonstrasikan di depan kelas.
lebih
mendalam
dari
apa
yang
telah
44
Menciptakan suasana kelas yang harmonis (53,3%). Hal ini juga membuktikan apa yang dikatakan oleh guru fiqih bahwa dengan menciptakan suasana yang harmonis dan pandai dalam berkomunikasi dengan siswa suasana belajar menjadi kondusif dan siswa menjadi tidak tegang ketika mengikuti pembelajaran fiqih. 42
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 44 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 43
71
Suasana kelas yang harmonis dapat diciptakan misalnya dengan mengadakan game berupa tanya jawab seputar pelajaran yang telah disampaikan.45 Yang ketiga, evaluasi. Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi, selanjutnya siswa diberikan tugas seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan dan mengulang kembali apa yang telah dilakukan sebesar (48,3%). Hal ini juga dibuktikan dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa setelah guru fiqih mengadakan demonstrasi guru fiqih akan memberikan evaluasi kepada siswa dengan memberikan tugas mengenai apa yang telah didemonstrasikan didepan kelas. Hal ini dilakukan guna mengetahui seberapa besar pengetahuan yang telah diterima oleh siswa mengenai apa yang telah didemonstrasikan.46 Selain dari perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang baik. Faktor pendukung dan penghambat penggunaan metode demonstrasi juga sangat berpengaruh terhadap penggunaan metode demonstrasi itu sendiri guna mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Yang pertama faktor pendukung metode demonstrasi dari segi tenaga pengajar. Dari prosentase jawaban siswa sebesar (76,7%) bahwa guru fiqih selalu mengajar dengan gaya dan suara guru fiqih ketika mengajar baik dan terdengar jelas. Dan faktor pendukung yang lain adalah mengenai sarana prasarana tentang peralatan yang tersedia di sekolah. Sebanyak (60%) siswa menjawab selalu, hal ini juga dibultikan dari hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa sarana dan prasarana yang ada di MTs Al Falah ini untuk siswa melakukan demonstrasi sudah memadai seperti adanya musholla yang masih berada di dalam lingkungan sekolah.47 Selain itu, kemampuan guru fiqih dalam membagi waktu untuk melakukan demonstrasi, diskusi, mengajukan pertanyaan dan berkomentar sebesar (40%) siswa menjawab sering. Pada dimensi ini berdasarkan hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa guru fiqih tidak membeda-bedakan kapan waktu untuk bertanya, berkomentar atau berdiskusi. Dikarenakan waktu yang tidak cukup.48 Dan dari jumlah siswa yang ada demonstrasi dapat berjalan efektif hal ini sesuai dengan prosentase jawaban 45
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 47 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 48 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 46
72
siswa sebesar (46,7%) menyatakan selalu, bahwa dengan jumlah siswa yang ada demonstrasi dapat berjalan tertib dan lancar. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara oleh guru fiqih bahwa dengan jumlah siswa yang ada proses demonstrasi dapat dikatakan tertib dan lancar karena para siswa mengikuti proses pembelajaran ini dengan antusias serta adanya komunikasi yang baik antara guru dan siswa.49 Dan dari jawaban-jawaban tersebut sudah dapat terlihat bahwa faktor-faktor pendukung dalam penggunaan metode demonstrasi sudah cukup baik. Yang kedua yaitu faktor penghambat, mengenai alat peraga. Prosentase jawaban siswa sebesar (40%). Bahwa alat peraga yang ada disekolah cukup memadai. Kemudian suasana di dalam kelas yang tidak tertib ketika demonstrasi berlangsung (46,7%). Dari hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa dari faktor penghambat ini sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi. Karena dari segi peralatan untuk demonstrasi di sekolah ini sudah memadai. Meskipun terkadang suasana di dalam kelas yang tidak tertib ketika demonstrasi berlangsung.terkadang masih terjadi. Meskipun demikian pelaksanaan pembelajaran fiqih dapat berjalan dengan baik.50 Langkah-langkah metode demonstrasi yang terarah dan terstruktur akan menghasilkan dampak yang positif, yang baik bagi siswa dan pelaksanaan proses pembelajaran. Sehingga dapat diketahui sejauh mana tingkat keberhasilan dari penggunaan metode demonstrasi tersebut. Dan dari hasil temuan penelitian yang penulis dapatkan bahwa setelah siswa melakukan demonstrasi pengetahuan siswa menjadi
bertambah
(55%)
siswa
menjawab
sesuai.
Siswa
jadi
bisa
mempraktekkannya dengan lebih baik lagi dari sebelumnya (53,3%) siswa menjawab pernyataan ini dengan sesuai. dan penggunaan metode demonstrasi juga sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa (65%). Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi pada pembahasan materi sholat memang sangat membantu siswa untuk lebih memahami bukan hanya sekedar 49 50
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010 Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februaru 2010
73
mendengarkan materi saja melainkan siswa dapat melihat secara langsung peragaannya di depan kelas. Sehingga pengetahuan dan pengalaman siswa jadi bertambah.51 Berdasarkan dari data yang diperoleh, penulis mengambil kesimpulan bahwa efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih pada siswa kelas VII di MTs Al Falah telah memiliki tingkat efektivitas yang tinggi (76,66%). Hal ini dapat terlihat dari perencanaan sampai evaluasi yang baik, yang berjalan secara sistematis dan didukung pula oleh sarana prasarana belajar yang memadai serta guru fiqih yang berkompeten dalam bidangnya. Sehingga proses pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode demonstrasi dapat berjalan dengan efektif.
51
Moh. Yasin Yahya, Wawancara Pribadi, Jakarta: 17 Februari 2010
BAB V KESIMPULAN Setelah melakukan penelitian dan melakukan pengolahan terhadap data yang penulis peroleh, selanjutnya penulis akan memberikan kesimpulan dan saran.
A. Kesimpulan Berdasarkan data yang dihimpun, ditabulasikan dan diinterpretasikan, maka penulis dapat memperoleh kesimpulan bahwa tingkat efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih pada siswa kelas VII di MTs Al Falah termasuk dalam kategori tinggi. Semua ini dapat ditunjukkan berdasarkan hasil prosentase jawaban siswa yang berada pada tingkatan tinggi (76,66%). Tingkatan sedang (23,34%). Dan tingkatan rendah (0%). Selanjutnya dapat dilihat dari hasil prosentase jawaban siswa yang meliputi ; 1. Langkah-langkah
yang
digunakan
dalam
metode
demonstrasi
pada
pembelajaran fiqih. Yang pertama perencanaan, guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan
diadakannya demonstrasi sebelum
melakukan demonstrasi sholat (51,7%). Dan jika sebelum melakukan demonstrasi guru fiqih mempraktekkannya terlebih dahulu (61,7%). Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya demonstrasi serta guru fiqih
74
75
mempraktekkannya terlebih dahulu sebelum siswa melakukan demonstrasi dapat membantu siswa untuk memahami dan mengikuti proses pembelajaran selanjutnya. Yang kedua, pelaksanaan. Pada pelaksanaan peran guru fiqih adalah menegur dan memperbaiki kesalahan siswa bila ada siswa yang salah ketika melakukan demonstrasi di depan kelas (78,3%). Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara dengan guru fiqih, bahwa dengan menegur dan memperbaiki kesalahan siswa dapat membantu siswa untuk lebih memahami apa yang didemonstrasikan di depan kelas agar nantinya siswa tidak keliru untuk melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya yang ketiga adalah evaluasi. Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi guru fiqih akan memberikan tugas kepada siswa (48,3%). Menurut hasil wawancara dengan guru fiqih bahwa dengan adanya evaluasi, guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa mengikuti proses pembelajaran. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran fiqih dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, pendukung dan penghambat. Pada faktor pendukung yang meliputi tenaga pengajar (76,7%), sarana prasarana (60%), waktu (66,7%). Dan jumlah siswa (46,7%). Disini dapat terlihat dari prosentase jawaban siswa dari alternativ jawaban “selalu, sangat sesuai, dan sesuai”. Yang menunjukkan adanya faktor pendukung yang disediakan sekolah tersebut yang sudah memadai untuk diadakannya penggunaan metode demonstrasi. Dan dari faktor penghambat bahwa Suasana didalam kelas tidak tertib ketika demonstrasi berlangsung (46,7%). Dari prosentase jawaban siswa dapat diketahui bahwa faktor penghambat pelaksanaan metode demonstrasi masih dapat ditemukan. 3. Keberhasilan penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran fiqih. Dapat dilihat dari, dampak langkah-langkah metode demonstrasi terhadap peserta didik adalah siswa jadi bisa mempraktekkannya dengan lebih baik dari sebelumnya (53,3%). Penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran fiqih pada materi sholat sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman (65%). Dan kesimpulan dari penelitian yang penulis lakukan, terlihat bahwa di MTs Al Falah telah menggunakan langkah-langkah metode
76
demonstrasi yang baik sehingga dampak dari langkah-langkah tersebut dapat mencapai keberhasilan yang baik.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas,
selanjutnya penulis akan
memberikan saran-saran antara lain sebagai berikut: 1. Kepada kepala sekolah agar memperhatikan dan selalu mendukung penggunaan metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih, salah satunya dengan cara memberikan sarana prasana yang lebih memadai untuk penggunaan metode demonstrasi di dalam kelas, sehingga penggunaan metode demonstrasi dapat seoptimal mungkin untuk dilaksanakan. 2. Kepada guru bidang studi fiqih agar tetap berusaha dengan baik lagi dalam meningkatkan penggunaan metode demonstrasi khususnya pada pembahasan materi sholat, agar siswa tidak salah paham dalam mengerjakannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Kepada para siswa, diharapkan dapat mengikuti proses pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode demonstrasi ini dengan lebih baik lagi sehingga apa yang telah didemonstrasikan didepan kelas dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan dan pengalaman siswa.
77
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV Pustaka Setia, 1997, Cet I Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, Cet I Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, Cet I Depag RI, Mushaf Al Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: PT Arga Printing, 2008 Handoko, T. Hani, Manajemen Edisi 2, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 1998 Hasibuan, J.J. dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung: CV Remaja Karya, 1988 Khallaf, Abdul Wahhab, Kaidah-Kaidah Hukum Islam Ilmu Ushulul Fiqih, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, Cet VIII Mansyur, Materi Pokok Proses Belajar Mengajar Modul 1-6, Jakarta: direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag, 2000, Cet VI Munandar, Ashar Sunyoto, Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta: UI, 2001 Nata, Abudin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007 Nazir, Mohammad, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005, Cet VI N.K., Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2001 Sadily, Hasan, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baru, Van Hoev, Jilid 2 Shaleh, Abdul Rahman, dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Prenada Media, 2005, Cet II Shiddieqy, Hasbi Ash, Pengantar Ilmu Fiqih, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, Cet VIII Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006 Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004, Cet II Syarifudin, Amir, Ushul Fiqh Jilid I, Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1997, Cet I
78
Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, Jakarta: CV Rajawali Trianto,
Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Media
Kencana, 2009, Cet I Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia, 2005, Cet III Usman, Basyirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, Cet I Yunus, Mahmud, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1990
Inform Consent Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah Anda berikan untuk mengisi angket ini. Dengan ini izinkanlah saya Mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk melakukan penelitian yang dilaksanakan sebagai pemenuhan tugas akhir (Skripsi). Dalam menjawab angket ini tidak ada jawaban salah atau benar, maka Anda bebas menentukan jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Setiap jawaban yang Anda berikan akan terjamin kerahasiaannya. Bacalah petunjuk pengisian terlebih dahulu, kemudian setelah selesai mohon diteliti kembali jawaban Anda agar tidak ada pernyataan yang tidak terjawab atau terlewati.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Hormat Saya,
Dian Amalia
Petunjuk Pengisian Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan “Efektivitas Metode Demonstrasi terhadap Pembelajaran Bidang Studi Fiqih”. Anda diminta untuk menjawab pernyataan-pernyataan yang telah disediakan yang sesuai dengan diri anda pada kolom jawaban dengan memberi tanda silang (x). dalam memilih atau menjawab pernyataan cukup satu saja yang anda anggap paling tepat. 1.
Guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya demonstrasi, Sebelum melakukan demonstrasi sholat. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2.
Alat-alat untuk mendemonstrasikan sholat dapat diperoleh dengan mudah. a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai
3.
Metode demonstrasi yang digunakan guru fiqih pada pembahasan materi shalat sudah berjalan efektif. a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai
4.
Jumlah siswa yang ada di dalam kelas, sangat memungkinkan guru fiqih untuk menggunakan metode demonstrasi pada materi sholat dengan baik. a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai
d. Sangat tidak sesuai 5.
Sebelum melakukan demonstrasi guru fiqih mempraktekkannya terlebih dahulu. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
6.
Saat siswa diminta untuk mendemonstrasikan sholat di depan kelas, guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu langkah-langkah dan materi sholat. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
7.
Ketika siswa diminta mendemonstrasikan sholat, guru fiqih akan mengulangi langkah demi langkah apa yang harus dilakukan siswa. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
8.
Waktu yang diberikan untuk siswa melakukan demonstrasi sudah memadai atau cukup. a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai
9.
Saat pembelajaran sholat guru fiqih lebih banyak menggunakan waktunya untuk memberikan penjelasan dari pada mempraktekan materi. a. Selalu b.Sering c. Kadang-kadang d.Tidak pernah
10. Alat peraga yang digunakan guru fiqih ketika mendemonstrasikan materi sholat dapat terlihat dengan jelas oleh siswa. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 11. Posisi guru fiqih ketika melakukan demonstrasi sholat sudah tepat. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 12. Penjelasan secara lisan yang disampaikan guru fiqih dapat terdengar dengan jelas oleh siswa. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 13. Guru fiqih memberikan contoh dengan praktek tentang sholat dengan baik. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 14. Guru fiqih meminta siswa membuat catatan yang dianggap perlu selama demonstrasi berlangsung. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 15. Guru fiqih mengajar dengan suara keras dan jelas. a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 16. Kualitas tulisan guru fiqih dipapan tulis maupun di kertas dapat dibaca dengan jelas. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 17. Sesudah demonstrasi berakhir, guru fiqih akan mengadakan diskusi mengenai apa yang telah siswa demonstrasikan di depan kelas. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 18. Guru fiqih akan meminta siswa untuk mendemonstrasikan kembali, untuk mengetahui apakah siswa mampu menghapal langkah-langkah yang telah dicontohkan guru. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 19. Dalam proses pembelajaran guru fiqih mengajar dengan antusias. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 20. Contoh praktek sholat yang diberikan guru fiqih dalam menyampaikan materi sholat menambah pengetahuan saya. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah 21. Guru fiqih menguasai materi sholat dengan baik. a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai 22. Guru fiqih menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 23. Saya memahami maksud dan tujuan yang disampaikan guru fiqih pada pembahasan sholat. a. Setuju b. Sangat setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju 24. Bila ada siswa yang salah ketika melakukan demonstrasi, guru fiqih akan menegur dan memperbaiki kesalahannya. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 25. Guru fiqih akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dari apa yang dilihat dan didengarnya selama demonstrasi berlangsung. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 26. Guru fiqih akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dari apa yang dilihat dan didengarnya sesudah demonstrasi berakhir.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 27. Guru fiqih pandai berkomunikasi dengan siswa sehingga suasana kelas terasa hidup. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 28. Siswa tidak merasa tegang mengikuti pembelajaran fiqih di dalam kelas karena guru fiqih pandai menciptakan suasana di dalam kelas. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 29. Setelah demonstrasi berakhir guru fiqih akan memberikan tugas kepada siswa. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 30. Setelah siswa mengamati proses demonstrasi yang telah dilakukan siswa lain maka siswa diminta untuk membuat laporan secara individu atau berkelompok guna membandingkan hasil kerja dari demonstran yang lain. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 31. Setelah demonstrasi berakhir maka guru fiqih akan mengadakan diskusi untuk memperbaiki hal-hal yang telah didemonstrasikan di depan kelas.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 32. Guru
fiqih
ahli
dalam
menyampaikan
pelajaran
sehingga
tidak
menjenuhkan. a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai 33. Gaya dan suara guru fiqih ketika mengajar baik dan terdengar jelas. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 34. Sarana dan prasarana di sekolah memadai untuk melakukan proses demonstrasi sholat. a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai 35. Saat menjelaskan pelajaran guru fiqih menggunakan papan tulis sebagai media untuk menyampaikan materi kepada siswa. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 36. Guru fiqih memberikan waktu kepada siswa kapan saatnya untuk mengajukan pertanyaan atau berkomentar. a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 37. Guru fiqih memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi setelah demonstrasi berakhir. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 38. Menurut anda dengan jumlah siswa yang ada, penggunaan metode demonstrasi pada materi sholat efektif untuk dilaksanakan. a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai 39. Dengan jumlah siswa yang ada dalam satu kelas, penggunaan metode demonstrasi pada pembahasan materi sholat berjalan dengan tertib dan lancar. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 40. Pada waktu melakukan demonstrasi alat peraga yang digunakan sudah memadai. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 41. Proses pembelajaran fiqih yang disampaikan guru fiqih sangat jelas dan memenuhi rasa ingin tahu saya. a. Sangat sesuai b. Sesuai
c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai 42. Suasana di dalam kelas tidak kondusif saat demonstrasi berlangsung. a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai 43. Setelah siswa memperhatikan dan memperagakan sholat di kelas, pengetahuan siswa jadi bertambah. a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai 44. Setelah melakukan demonstrasi sholat siswa dapat mempraktekkannya menjadi lebih baik lagi. a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai 45. Penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran sholat sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa. a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Tidak sesuai d. Sangat tidak sesuai
BERITA WAWANCARA DENGAN GURU BIDANG STUDI FIQIH KELAS VII MTS AL FALAH Nama Responden
: M. Yasin Yahya, S.Pd.I
Latar Belakang Pendidikan
: S1
Jabatan
: Wakil Kepala Sekolah/ Guru Fiqih
Masalah : Seputar Efektivitas Metode Demonstrasi Terhadap Pembelajaran Bidang Studi Fiqih Di MTs Al Falah. 1. Apakah sebelum melakukan demonstrasi sholat, bapak menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya demonstrasi tersebut? 2. Apakah metode demonstrasi yang bapak gunakan untuk pembahasan materi sholat dapat berjalan dengan efektif? 3. Ketika bapak meminta siswa untuk melakukan demonstrasi, apakah bapak menjelaskan terlebih dahulu langkah-langkahnya? 4. Saat pembelajaran fiqih, mana waktu yang lebih banyak bapak gunakan untuk menyampaikan materi atau praktek? 5. Apakah ketika mengajar fiqih, suara bapak keras dan jelas? 6. Apakah bapak memberikan contoh praktek sholat dengan baik? 7. Apakah bapak meminta siswa untuk membuat catatan yang dianggap perlu selama demonstrasi berlangsung? 8. Apakah bapak melakukan diskusi setelah demonstrasi berakhir? 9. Setelah bapak memberikan contoh sholat, apakah bapak meminta siswa untuk mempraktekkannya kembali? 10. Apakah bapak mengajar fiqih dengan penuh semangat?
11. Ketika bapak menyampaikan pelajaran, apakah bapak menggunakan buku pegangan sebagai panduan? 12. Menurut bapak, apakah siswa akan memahami maksud dan tujuan sholat yang disampaikan oleh bapak? 13. Apakah bapak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya sesudah atau selama demonstrasi berlangsung? 14. Apakah bapak akan menegur dan memperbaiki kesalahan siswa bila salah dalam melakukan demonstrasi? 15. Bagaimanakah cara yang bapak lakukan agar suasana kelas terasa nyaman pada saat pembelajaran fiqih? 16. Apa yang bapak lakukan setelah demonsrasi sholat selesai? 17. Bagaimana gaya dan suara bapak ketika menyampaikan pelajaran? 18. Menurut bapak, apakah sarana dan prasarana di sekolah memadai untuk diadakannya demonstrasi sholat? 19. Apakah bapak membedakan kapan waktu untuk siswa berdiskusi, berkomentar atau mengajukan pertanyaan pada saat demonstrasi? 20. Menurut bapak apakah dengan jumlah siswa yang ada, penggunaan metode demonstrasi dapat berjalan tertib dan lancar? 21. Menurut bapak, apakah alat peraga yang digunakan untuk melakukan metode demonstrasi sudah memadai? 22. Apakah bapak menyampaikan pelajaran sesuai dengan rasa ingin tahu siswa? 23. Menurut bapak, apakah suasana di dalam kelas tidak kondusif saat demonstrasi berlangsung?
24. Menurut bapak, apakah dengan menggunakan metode demonstrasi pada pembahasan sholat pengetahuan siswa akan bertambah? 25. Apakah menurut bapak, setelah melakukan demonstrasi sholat siswa dapat mempraktekkannya dengan lebih baik lagi? 26. Apakah menurut bapak penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran fiqih ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa?
Interviwee,
M. Yasin Yahya, S.Pd.I Nip. 150385315
Interviwer,
Dian Amalia NIM. 104011000133
BERITA WAWANCARA DENGAN GURU BIDANG STUDI FIQIH KELAS VII MTS AL FALAH Nama Responden
: M. Yasin Yahya, S.Pd.I
Latar Belakang Pendidikan
: S1
Jabatan
: Wakil Kepala Sekolah/ Guru Fiqih
Masalah : Seputar Efektivitas Metode Demonstrasi Terhadap Pembelajaran Bidang Studi Fiqih Di MTs Al Falah. 1 Apakah sebelum melakukan demonstrasi sholat, bapak menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya demonstrasi tersebut? Jawab
: Ya, bahwa dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuannya
diharapkan
siswa
mampu
mengikuti
pelajaran
selanjutnya dengan lebih baik. 2 Apakah metode demonstrasi yang bapak gunakan untuk pembahasan materi sholat dapat berjalan dengan efektif? Jawab
: Ya, hal ini dikarenakan sebelum melakukan demonstrasi guru fiqih
terlebih dahulu mengelola kelas dengan baik dan
memberikan penjelasan yang disertai contoh-contoh. Sehingga ketika siswa diminta untuk melaksanakan demonstrasi, siswa dapat melakukannya dengan lebih baik. 3 Ketika bapak meminta siswa untuk melakukan demonstrasi, apakah bapak menjelaskan terlebih dahulu langkah-langkahnya?
Jawab
: Ya, dengan menjelaskan materi terlebih dahulu dan menjelaskan langkah-langkah yang harus dipraktekkan siswa, diharapkan siswa dapat memahami dan mendemonstrasikannya dengan baik.
4 Saat pembelajaran fiqih, mana waktu yang lebih banyak bapak gunakan untuk menyampaikan materi atau praktek? Jawab
: Kedua-duanya, karena antara penyamapaian materi dan praktek itu harus seimbang.
5 Apakah ketika mengajar fiqih, suara bapak keras dan jelas? Jawab
: Ya, bagi seorang guru menyampaikan pelajaran dengan suara yang keras dan jelas akan dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran yang disampaikan.
6 Apakah bapak memberikan contoh praktek sholat dengan baik? Jawab
: Ya, bahwa dengan memmberikan contoh terlebih dahulu apa yang akan dipraktekkan siswa, diharapkan agar siswa dapat menghapal langkah-langkahnya
dengan
baik.
Sehingga
ketika
siswa
mendemonstrasikannya siswa tidak merasa canggung. 7 Apakah bapak meminta siswa untuk membuat catatan yang dianggap perlu selama demonstrasi berlangsung? Jawab
: Ya, dengna meminta siswa membuat catatan yang diangap perlu siswa dapat mengetahui apa yang dianggap penting dari apa yang telah didemonstrasikan di depan kelas.
8 Apakah bapak melakukan diskusi setelah demonstrasi berakhir?
Jawab
: Ya, bahwa benar jika demonstrasi berakhir guru akan mengadakan diskusi dengan tanya jawab kepada siswa mengenai hal-hal yang telah didemonstrasikan di depan kelas.
9 Setelah bapak memberikan contoh sholat, apakah bapak meminta siswa untuk mempraktekkannya kembali? Jawab
: Benar jika siswa akan diminta untuk mendemonstrasikan kembali apa yang telah dicontohkan guru. Hal ini guna mengetahui apakah siswa benar-benar memahami apa yang telah didemonstrasikan oleh guru fiqih.
10 Apakah bapak mengajar fiqih dengan penuh semangat? Jawab
: Ya, hal ini dilakukan agar siswa juga termotivasi untuk bersemangat mengikuti proses pembelajaran sehingga berjalan dengan baik.
11 Ketika bapak menyampaikan pelajaran, apakah bapak menggunakan buku pegangan sebagai panduan? Jawab
: Ya, karena buku pegangan itu juga penting demi efektifnya proses pembelajaran.
12 Menurut bapak, apakah siswa akan memahami maksud dan tujuan sholat yang disampaikan oleh bapak? Jawab
: Ya, bahwa siswa memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh guru fiqih karena sebagai pendidik seorang guru itu harus benar-benar menyampaikan pelajaran dengan sebaikbaiknya.
13 Apakah bapak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya sesudah atau selama demonstrasi berlangsung? Jawab
: Ya, bahwa guru akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah didemonstrasikan di depan kelas. Agar siswa tidak salah paham mengenai apa yang didemonstrasikannya.
14 Apakah bapak akan menegur dan memperbaiki kesalahan siswa bila salah dalam melakukan demonstrasi? Jawab
: Ya, bahwa dengan menegur dan memperbaiki kesalahan siswa diharapkan siswa dapat memperbaiki kesalahannya sehingga siswa tidak salah nanyinya jika mereka melakukannya di lingkungan rumah.
15 Bagaimanakah cara yang bapak lakukan agar suasana kelas terasa nyaman pada saat pembelajaran fiqih? Jawab
: pandai berkomunikasi dengan siswa sehingga suasana kelas terasa hidup dan dengan menciptakan dan mengembangkan suasana kelas yang akrab dan positif merupakan salah satu persyaratan utama keefektifan pengajaran.
16 Apa yang bapak lakukan setelah demonsrasi sholat selesai? Jawab
: Guru fiqih akan meminta siswa mempraktekkannya kembali, atau dengan meminta siswa membuat laporan, dan mengadakan diskusi.
17 Bagaimana gaya dan suara bapak ketika menyampaikan pelajaran?
Jawab
: Guru fiqih setiap mengajar selalu berpenampilan sopan dan menyampaikan pelajaran dengan suara yang lantang sehingga siswa dapat memahami maksud dan tujuan yang ingin disampaikan oleh guru fiqih.
18 Menurut bapak, apakah sarana dan prasarana di sekolah memadai untuk diadakannya demonstrasi sholat? Jawab
: Di sekolah ini memang sarana dan prasarana untuk melaksanakan demonstrasi sholat sudah memadai karena mushola yang biasa digunakan untuk melakukan demonstrasi masih berada dalam lingkungan sekolah.
19 Apakah bapak membedakan kapan waktu untuk siswa berdiskusi, berkomentar atau mengajukan pertanyaan pada saat demonstrasi? Jawab
: Ya, hal ini dikarenakan tidak semua siswa dapat memahami apa yang telah didemonstrasikan sehingga dengan siswa mengajukan pertanyaan siswa akan mendapatkan jawaban yang dapat mereka pahami mengenai apa yang telah didemonstrasikan di depan kelas.
20 Menurut bapak apakah dengan jumlah siswa yang ada, penggunaan metode demonstrasi dapat berjalan tertib dan lancar? Jawab
: Ya, hal ini dikarenakan sebelum melakukan demonstrasi guru fiqih terlebih dahulu mengelola kelas dengan baik dan memberikan penjelasan yang disertai contoh-contoh. Sehingga ketika siswa diminta
untuk
melaksanakan
melakukannya dengan lebih baik.
demonstrasi,
siswa
dapat
21 Menurut bapak, apakah alat peraga yang digunakan untuk melakukan metode demonstrasi sudah memadai? Jawab
: Ya, bahwa di MTs Al Falah ini peralatan untuk siswa melakukan demonstrasi sholat memang sudah memadai karena mushola yang berada dalam satu lingkungan sekolah.
22 Apakah bapak menyampaikan pelajaran sesuai dengan rasa ingin tahu siswa? Jawab
: Ya, bahwa semua guru mengharapkan apa yang disampaikan ketika mengajar adalah murid dapat memahami maksud dan tujuan yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran itu tercapai pada sasarannya.
23 Menurut bapak, apakah suasana di dalam kelas tidak kondusif saat demonstrasi berlangsung? Jawab
: Ya, memang terkadang suasana kelas tidak kondusif dikarenakan banyaknya siswa yang bertanya dan berkomentar. Tapi meskipun demikian dapat teratasi dengan pandai dalam berkomunikasi dengan siswa.
24 Menurut bapak, apakah dengan menggunakan metode demonstrasi pada pembahasan sholat pengetahuan siswa akan bertambah? Jawab
: Ya, bahwa setiap proses pembelajaran harus berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu seorang guru harus mampu menyampaikan pelajaran dengan sejelas-jelasnya, agar apa yang ingin disampaikan mencapai sasaran.
25 Apakah menurut bapak, setelah melakukan demonstrasi sholat siswa dapat mempraktekkannya dengan lebih baik lagi? Jawab
: Ya, karena pengunaan metode demonstrasi ini pada hakikatnya adalah agar dapat membantu siswa untuk mengingat lebih lama tentang materi pelajaran yang disampaikan karena siswa tidak hanya mendengar tetapi juga melihat bahkan mempraktekkannya secara langsung. Dan dapat menambah pengalaman bagi siswa.
26 Apakah menurut bapak penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran fiqih ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa? Jawab
: Ya, bahwa semua guru mengharapkan apa yang disampaikan ketika mengajar adalah murid dapat memahami maksud dan tujuan yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran itu tercapai pada sasarannya. Dan karena penggunaan metode demonstrasi ini pada hakikatnya adalah agar dapat membantu siswa untuk mengingat lebih lama tentang materi pelajaran yang disampaikan karena siswa tidak
hanya
mendengar
tetapi
juga
melihat
bahkan
mempraktekkannya secara langsung. Dan dapat menambah pengalaman bagi siswa. Interviwee,
M. Yasin Yahya, S.Pd.I Nip. 150385315
Interviwer,
Dian Amalia NIM. 104011000133
Skala Efektivitas Metode Demonstrasi terhadap Pembelajaran Bidang Studi Fiqih 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 1 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 2 4 2 2 3 3 2 4 2 3 2 4 3 4 4 2 4 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 2 3 4 4 3 2 2 3 4 3 4 3 2 3 3 4 4 2 2 3 2 2 4 4 3 2 4 1 3 3 3 2 4 4 4 4 2 2 2 4 2 4 2 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 2 2 2 4 2 3 2 4 2 3 2 2 4 4 3 2 3 2 2 3 4 2 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 2 4 4 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 1 3 4 2 4 4 3 2 3 4 2 2 4 2 4 1 3 4 3 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 2 2 3 4 4 4 2 4 2 4 2 3 3 3 4 3 2 3 3 2 2 4 4 4 4 2 3 4 4 2 2 3 3 4 2 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 2 2 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 2 2 4 1 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 2 4 3 3 4 4 3 2 2 3 4 3 4 4 4 2 3 3 3 2 4 4 3 2 4 2 3 3 4 4 2 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 1 3 3 4 4 4 4 3 4 1 3 3 1 4 4 2 3 2 4 2 1 2 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 2 4 3 4 2 4 2 4 4 2 4 2 3 2 4 2 1 2 4 2 1 4 3 4 4 4 2 3 2 4 4 2 3 4 2 4 4 3 3 4 4 2 3 2 4 2 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 4 1 2 4 4 2 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4 2 4 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 4 2 2 2 4 2 4 4 2 4 3 4 4 2 4 3 3 4 2 3 2 2 2 2 4
17 4 2 4 4 4 4 4 2 3 2 2 2 4 2 2 2 2 4 3 3 1 3 1 2 4 4 4 4 2 1 2 1 2 2 3 1 2 3 4 2 4 4
18 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 2 3 2 4 2 2 2 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 2 4 3 3 2 4
19 4 2 3 4 4 4 4 2 4 3 2 3 4 4 3 3 2 1 3 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
20 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 3 2 3 1 3 4 3 3 4 4 2 2 4 3 4 3
21 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4
4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 2 4 4 2 4 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 2 4 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 2 3 4 4 3 2 4 2 3 4 3 4 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 3 3 2 4 4 4 1 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 2 3 1 3 2 4 4 3 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 2 3 4 4 2 4 4 2 3 3 3 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 2 3 4 4 2 2 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 1 3 1 3 4 4 4 2 2 4 3 2 3 1 3 2 4 2 4 4 4 182 184 198 192 201 204 197 177 193 179 201 213 216 197 214 183 170 194 207 208 223
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4
23 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4
25 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 2
26 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 3 4 2 2 3 1 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4
27 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 3 4 1 2 3 2 2 3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4
28 4 4 2 4 4 3 3 2 4 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 4 3 2 2 4 4 2 2 2 4 2 3 4 3 4 3 4 2 2 2 2 2
29 4 4 4 3 4 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 4 2 3 2 3 1 3 2 2 4 3 2 1 2 4 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2
30 4 4 4 4 3 2 2 1 2 3 2 1 4 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 4 4 2 4 2 4 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1
31 4 2 4 3 3 4 4 2 3 2 3 3 3 1 3 2 1 4 3 4 2 3 1 2 2 1 3 4 2 4 2 3 3 2 4 1 2 2 4 3 2 4
32 3 2 4 2 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 1 4 4 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3
33 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
34 3 4 3 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3
35 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2
36 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 1 4 2 4 2 4 2 4 3 2 3 3 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4
37 4 3 2 3 4 4 2 4 4 3 3 3 4 1 4 3 2 3 2 4 1 3 1 3 2 4 3 3 4 2 3 3 2 3 4 3 3 1 2 1 2 1
38 3 4 3 4 4 4 3 3 4 2 2 2 4 2 3 2 3 3 4 2 3 3 4 1 3 1 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
39 4 3 4 4 3 4 4 2 3 3 2 3 3 2 3 1 2 2 4 4 2 3 1 4 4 3 4 4 4 2 2 4 3 4 4 4 3 3 2 2 3 4
40 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 1 4 4 3 1 4 3 3 2 4 3 2 4 4 2 4 4 2 3 3 2 2 3 2 4 2
41 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 2 4 4 4 3 2 4 1 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3
42 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 4 4 2 3 2 4 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3
4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 3 4 3 2 2 3 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 3 4 3 2 2 4 3 4 2 3 3 2 4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 2 2 3 4 3 3 4 3 3 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 1 3 4 3 4 4 3 2 1 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 2 2 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 1 2 2 2 4 2 4 2 2 4 2 2 2 2 3 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 3 4 4 4 4 2 4 2 2 3 4 3 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 1 2 2 2 4 2 4 2 2 4 2 2 2 2 3 2 220 230 222 212 212 200 177 162 132 165 188 223 190 204 208 167 186 189 181 203 196
43 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4
44 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3
45 Total 3 168 4 155 3 164 4 165 4 173 4 167 4 167 3 128 4 160 4 126 3 132 4 138 3 147 4 128 4 147 4 118 4 119 4 146 4 155 4 161 4 137 3 134 3 117 4 141 4 164 3 144 3 153 4 143 3 151 3 142 4 145 4 153 4 146 4 147 3 158 4 147 4 131 4 133 4 135 3 134 3 140 3 144
3 4 3 143 4 3 4 147 3 3 3 142 3 4 3 146 4 3 4 159 4 4 4 164 4 4 4 168 3 3 3 147 4 3 4 172 3 4 3 145 4 4 4 166 4 3 4 160 4 3 4 160 3 3 3 130 4 4 4 155 3 4 4 148 4 4 4 153 3 4 4 127 212 204 219 8835