Efektivitas Metode Pembelajaran Demonstrasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Sub Kompetensi Perbaikan Dan Perawatan Sistem Kopling
Abdul Fatah (10320076) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang
Abstrak Materi pelajaran sistem kopling pada sub kompetensi perbaikan system kopling akan membahas prosedur pembongkaran, pemeriksaan, perbaikan dan perakitan sistem kopling. Kegiatan pembelajaran tersebut secara visual sulit dilihat secara lansung maka seharusnya dalam penyampaian materi dipilih metode pembelajaran yang benar-benar tepat agar semua pesan yang ingin disampaikan guru dapat diterima secara total oleh siswa. Metode Demonstrasi (Demonstration Method) merupakan metode yang mengacu pada pembaharuan dalam proses pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan siswa sehingga materi pembelajaran dapat dimengerti oleh siswa dan prestasi belajar siswa dapat meningkat. Dari hasil analisis metode demonstrasi yang diterapkan pada sub kompetensi Perbaikan dan Perawatan Sistim Kopling di SMK Muhammadiyah Belik Pemalang tahun ajaran 2011 – 2012 berdasarkan data yang diperoleh dari 68 responden melalui angket penggunaan Metode Demonstrasi diperoleh 67,7 % siswa menjawab “ya” atau setuju dengan penerapan metode demonstrasi dan 32,3 % siswa menjawab “tidak” atau tidak setuju dengan penerapan metode demontrasi. Hal ini membuktikan bahwa dengan penerapan Metode Demonstrasi pada Sub Kompetensi Perawatan dan Perbaikan Sistim Kopling dapat diterima oleh siswa kelas XI di SMK Muhammadiyah Belik. Berdasarkan data yang diperoleh dari 68 responden melalui nilai hasil belajar Perawatan dan Perbaikan sistim kopling diperoleh sebelum diterapkan metode demonstrasi jumlah siswa yang belum tuntas 36 siswa dan yang sudah tuntas 32 siswa, sedangkan setelah menggunakan metode demonstrasi jumlah siswa yang sudah tuntas menjadi 62 siswa dan yang belum tuntas 6 siswa. Hal ini membuktikan bahwa dengan penerapan Metode Demonstrasi pada Sub Kompetensi Perawatan dan Perbaikan Sistim Kopling dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI di SMK Muhammadiyah Belik.Deskripsi data prestasi belajar siswa kelas XI TKR pada SMK Muhammadiyah Belik Pemalang. Dengan Metode demonstrasi dalam pembelajaran perbaikan dan perawatan system kopling perlu diterapkan sebagai visualisasi dan simulasi dari konsep kopling serta mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana dalam bengkel praktek, sehingga siswa dapat memahami dan menguasai konsep kopling dengan baik. Selain itu metode demonstrasi sangat efektif digunakan dalam pembelajaran kopling, sehingga perlu penelitian dan pengembangan yang lebih mendalam mengenai penggunaan metode demonstrasi. Selain itu dapat menjadi bahan pertimbangan sebagai metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa serta dapat menjadi bahan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kata Kunci: Metode demonstrasi, perbaikan dan perawatan sistem kopling, prestasi belajar PENDAHULUAN Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan pendidikan menengah merupakan lanjutan dari pendidikan dasar, terdiri atas pendidikan menengah
umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Jenjang pendidikn menengah terdapat dua alternatif pilihan yaitu SMA atau SMK. Perbedaan keduanya adalah bahwa untuk SMA merupakan pendidikan menengah yang masih bersifat umum dan belum menjurus ke keahlian tertentu, sedangkan untuk SMK merupakan pendidikan yang bersifat khusus dan sudah menjurus pada keahlian tertentu berdasarkan program keahliannya. Melihat kondisi siswa ini menunjukkan bahwa minat belajar siswa masih rendah. Minat belajar siswa ditunjukkan dengan adanya perasaan senang, perhatian dan adanya aktivitas yang merupakan akibat dari rasa senang dan perhatian. Banyak hal yang menyebabkan kondisi di atas terjadi, misalnya berasal dari diri pribadi siswa sendiri dan dari luar pribadi siswa sendiri yang kemudian dapat mempengaruhi minat belajar siswa ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Beberapa contoh yang berasal dari dalam pribadi siswa misalnya: siswa mengalami masalah pribadi yang bisa menurunkan minat belajarnya, atau yang berasal dari luar pribadi siswa misalnya: metode pembelajaran hanya ceramah dan mencatat di papan tulis atau bahkan bisa berasal dari guru sendiri sebagai pemberi materi pelajaran. Minat belajar siswa penting untuk ditingkatkan karena mempermudah proses belajar serta untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi dari sebelumnya. Metode dan alat bantu pendidikan yang baik akan mempermudah proses belajar dan mengajar. Materi pelajaran sistem kopling pada sub kompetensi perbaikan system kopling akan membahas prosedur pembongkaran, pemeriksaan, perbaikan dan perakitan sistem kopling. Kegiatan pembelajaran tersebut secara visual sulit dilihat secara lansung maka seharusnya dalam penyampaian materi dipilih metode pembelajaran yang benar-benar tepat agar semua pesan yang ingin disampaikan guru dapat diterima secara total oleh siswa. Efektivitas dari suatu metode pembelajaran dapat dilihat dari seberapa besar daya serap siswa dalam memahami suatu konsep yang diperoleh dari data hasil tes dan praktek sebagai aplikasi dari pemahaman dan konsep yang didapatkan siswa. Efektivitas juga dapat diketahui melalui presentase keberhasilan siswa yang berupa aspek kognitif (penguasaan konsep), aspek afektif (tanggapan siswa) dan aspek psikomotorik (kerja siswa) pada saat melakukan proses pembelajaran. Berpijak dari hal-hal tersebut diatas, maka penulis memandang penting untuk mengetahui Efektivitas Metode Pembelajaran Demonstrasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Sub Kompetensi Perbaikan dan Perawatan Sistem Kopling Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) di SMK Muhammadiyah Belik Pemalang.
TINJAUAN PUSTAKA 1. Belajar dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian yang disebabkan oleh situasi stimulus yang berupa latihan atau pengalaman yang berulang-ulang. Belajar merupakan suatu proses, sebagai suatu proses sudah barang tentu harus ada yang diproses (masukan atau input), dan hasil dari pemrosesan (keluaran atau output). Jadi dalam menganalisis kegiatan belajar dapat dilakukan dengan pendekatan analisis sistem. Dalam proses belajarmengajar turut berpengaruh pula sejumlah faktor lingkungan yang merupakan masukan lingkungan (environmental input). Berfungsi pula sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan (instrumental input). Instrumental input atau faktor-faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan adalah kurikulum atau bahan pelajaran, guru yang memberikan pengajaran, sarana, dan fasilitas, serta manajemen yang berlaku di sekolah yang bersangkutan. Dalam keseluruhan sistem, maka intrumental input merupakan faktor yang sangat penting dan paling menentukan dalam pencapaian hasil/output yang dikehendaki karena instrumental input inilah yang menentukan bagaimana prosesbelajar-mengajar itu akan terjadi di dalam diri pelajar. 2. Perawatan dan perbaikan sistem kopling Pelajaran tentang perbaikan sistem kopling membahas tentang prinsip kerja sistem kopling, komponen-komponen sistem kopling, fungsi dari masing-masing komponen, langkah kerja perbaikan/servis komponen pada sistem kopling yang sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), peraturan dan prosedur/kebijakan perusahaan. Materi pokok pembelajaran perbaikan dan perawatan system kopling meliputi: 1) Sikap a) Mengikuti prosedur perbaikan/servis komponen sistem kopling b) dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP). c) Memperhatikan faktor keselamatan kerja dan lingkungan. 2) Pengetahuan a) Prosedur perbaikan/servis komponen sistem kopling. b) Persyaratan keamanan perlengkapan kerja. c) Kebijakan pabrik/perusahaan. d) Prinsip kerja sistem kopling. e) Prosedur penanganan secara manual. f) Persyaratan keselamatan diri. 3) Keterampilan Melaksanakan perbaikan sistem kopling secara berkala.
METODE PENELITIAN Latar Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Belik Pemalang siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan, Standar Kompetensi Perbaikan Sistem Kopling. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan terhadap kelas XI semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012, yaitu pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2012. Populasi dan Sampel 1. Populasi penelitian Populasi adalah keseluruhan sumber data yang memungkinkan memberikan informasi yang berguna bagi permasalahan yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Muhammadiyah Belik Pemalang yang berjumlah 82 siswa. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode pemilihan sampel sendiri dengan menggunakan metode random sampling. Adapun metode pengambilan sampel dengan teknik ini adalah menggunakan simple random sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam suatu populasi. Berdasarkan jumlah populasi sebanyak 82 orang, sampel dihitung dengan menggunakan tabel Krejcie dengan tingkat kesalahan 5% diperoleh sampel sebanyak 68 orang. Adapun distribusi sampel dapat dilihat pada tabel. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (independen) yaitu penerapan metode demonstrasi dan variabel terikat (dependen) yaitu prestasi belajar siswa.
Variabel Bebas (independen)
Variabel Terikat (dependen)
Penerapan metode demonstrasi
Prestasi belajar siswa
Gambar 1. Hubungan antar variable
HASIL PENELITIAN 1. Analisis Uji Instrumen Tes a. Uji validitas butir Pengujian validitas butir soal dilakukan dengan korelasi product moment menggunakan program microsoft excel 2007. Hasil uji validitas butir soal tes yang terdiri dari 20 butir soal dan dinyatakan valid. Selanjutnya seluruh butir soal yang dinyatakan valid digunakan sebagai instrumen penelitian. b. Uji reliabilitas Reliabilitas butir soal dalam penelitian ini diuji keandalannya (reliabilitasnya) menggunakan uji reliabilitas teknik Kuder Richardson-20, dinyatakan semua butir soal reliabel. 2. Penerapan Metode Pembelajaran Dalam penelitian ini siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Pemalang melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi pada materi perbaikan sistem kopling. Berikut penjelasan mengenai kegiatan pembelajaran dengan metode demonstrasi tersebut. a. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan: 1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir. 2. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. 3. Lakukan uji coba demonstrasi. b. Tahap Pelaksanaan 1) Merumuskan Tujuan Demonstrasi Tujuan pembelajaran diharapkan siswa dapat membongkar, memeriksa, memperbaiki dan memasang kembali unit kopling dan komponen-komponennya. 2) Menyiapkan alat dan bahan Unit kendaraan
Kertas gosok
Tool Box, Set kunci sok
Vet
Jangka Soroang,Feller Gauge, DTI
Lap
Alat pemusat kopling 3) Melakukan kegiatan demonstrasi Langkah-langkah kegiatan demonstrasi pembongkaran kopling adalah sebagai berikut:
Pembongkaran Lepas transmisi dari engine Sebelum unit penekan dilepas, beri tanda pada unit penekan kopling dengan roda gaya Lepas baut – baut unit penekan, Plat Kopling
Unit Penekan
satu putaran secara bergantian sampai tekanan pegas kopling bebas.
Pemasangan Pemasangan unit kopling dengan pegas spiral adalah diawali dengan merakit unit plat penekan dan rumah kopling. Pemasangan adalah dengan urutan sebagai berikut: (a) Letakkan pressure plate pada dudukan alat penekan. (b) Pasangkan pegas penekan pada dudukannya di plat penekan. (c) Pasangkan clutch cover dibelakang pegas penekan dengan posisi yang tepat. (d) Pasangkan pressure lever pada dudukannya di clutch cover. (e) Lakukan penekanan clutch cover dengan alat penekan sehingga pegas penekan tertekan sehingga baut pemegang/ enyetel pressure lever dapat dipasangkan. c. Tahap Akhir Memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu. 3. Analisis Metode Pembelajaran Demonstrasi Dari hasil analisis metode demonstrasi yang diterapkan pada sub kompetensi Perbaikan dan Perawatan Sistim Kopling di SMK Muhammadiyah Belik Pemalang tahun ajaran 2011 – 2012 berdasarkan data yang diperoleh dari 68 responden melalui angket penggunaan Metode Demonstrasi diperoleh 67,7 % siswa menjawab “ya” tau setuju dengan penerapan metode demonstrasi dan 32,3 % siswa menjawab “tidak” atau tidak setuju dengan penerapan metode demontrasi. Hal ini membuktikan bahwa dengan penerapan Metode Demonstrasi pada Sub Kompetensi Perawatan dan Perbaikan Sistim Kopling dapat diterima oleh siswa kelas XI di SMK Muhammadiyah Belik.
4. Analisis Prestasi Belajar Siswa Dari hasil analisis metode demonstrasi yang diterapkan pada sub kompetensi Perbaikan dan Perawatan Sistim Kopling di SMK Muhammadiyah Belik Pemalang tahun ajaran 2011 – 2012 berdasarkan data yang diperoleh dari 68 responden melalui nilai hasil belajar Perawatan dan Perbaikan sistim kopling diperoleh sebelum diterapkan metode demonstrasi jumlah siswa yang belum tuntas 36 siswa dan yang sudah tuntas 32 siswa, sedangkan setelah menggunakan metode demonstrasi jumlah siswa yang sudah tuntas menjadi 62 siswa dan yang belum tuntas 6 siswa. Hal ini membuktikan bahwa dengan penerapan Metode Demonstrasi pada Sub Kompetensi Perawatan dan Perbaikan Sistim Kopling dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI di SMK Muhammadiyah Belik.Deskripsi data prestasi belajar siswa kelas XI TKR pada SMK Muhammadiyah Belik Pemalang. Dengan menerapkan metode demonstrasi adalah sebagai berikut: nilai tertinggi yang dicapai 100, sedangkan nilai terendah yang dicapai 60, total nilai 1910, sehingga diperoleh nilai rata-rata kelas 79,58. Grafik histogram prestasi belajar siswa dengan menerapkan metode demonstrasi pada siswa kelas XI TKR pada SMK Muhammadiyah Belik Pemalang dapat dilihat pada grafik 1 di bawah ini:
Histogram 25
Frekuensi
20 15 10 5 0 50
60
70
80
90
100
More
Nilai
Grafik 1. Histogram Prestasi Belajar Siswa dengan Menerapkan Metode Demonstrasi Sedangkan deskripsi data prestasi belajar siswa sebelum menerapkan metode demonstrasi adalah sebagai berikut: nilai tertinggi yang dicapai 85, sedangkan nilai terendah yang dicapai 50, total nilai 1660, sehingga diperoleh nilai rata-rata kelas 69,17. Grafik histogram prestasi belajar siswa kelas XI TKR
pada SMK Muhammadiyah Belik Pemalang sebelum menerapkan metode
demonstrasi dapat dilihat pada grafik 2 di bawah ini:
Histogram 25
Frekuensi
20 15 10
5 0 50
60
70
80
90
100
More
Nilai
Grafik 2. Histogram Prestasi belajar Siswa Sebelum Menerapkan Metode Demonstrasi Perbandingan Prestasi belajar siswa kelas XI TKR pada SMK Muhammadiyah Belik Pemalang sebelum dan sesudah menerapkan metode demonstrasi dapat dilihat pada tabel 1 dan grafik 3 berikut: Tabel 1. Data Prestasi Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Menerapkan Metode Demonstrasi
No
Prestasi Belajar Siswa
Sebelum
Setelah
Pembelajaran
Pembelajaran
Demonstrasi
Demonstrasi
1.
Nilai terendah
50
60
2.
Nilai tertinggi
85
100
3.
Rata-rata nilai tes
69,17
79,58
120
100
80
Sebelum
60
Ses udah 40
20
0 Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Nilai Rata-rata
Grafik 3. Data Prestasi Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Menerapkan Metode Demonstrasi
KESIMPULAN Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: penerapan pembelajaran dengan metode demonstrasi pada konsep perbaikan dan perawatan sistem kopling dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI TKR pada SMK Muhammadiyah Belik Pemalang.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju. Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arsyad, A. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Djamarah, (1997). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. , (2006) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. PT. Rineka Cipta. Dalyono, M. (2001). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka cipta. Djamarah, S. B. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta Erika Aprilia, Irya. (2008). Peningkatan Aktivitas Belajar dan Penguasaan Konsep Gerak Menggunakan Model Konstruktivisme Dengan Motode Demonstrasi. Laporan Skripsi. UNY Yogyakarta. Hadi, Sutrisno. 1987. Metodologi Research I, II, III. Yogyakarta: Andi Offset Ishafit. 2005. Metode Riset Pendidikan Fisika. Yogyakarta: FKIP UAD
Naimah, A. 2005. Peranan Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran Fisika Terhadap Motivasi dan Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa kelas II Semester 2 SMP Islam Sultan Agung 3 Jepara. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: UAD Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Notoatmodjo, Soekidjo 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Hamalik, Oemar. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Purnami, Sri. 2008. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Bidang Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Purwanto, Ngalim. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta Rubiyo. 2011. Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Demonstrasi Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas XI pada Sub Kompetensi Perbaikan Sistem Kopling di SMK Ma’arif Nanggulan. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta : UNY. Ruseffendi. 1994. Dasar-Dasar penelitian Pendidikan Dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press. Sanaky, Hujair 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insani Press. Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sevilla, Consuelo.Dkk. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Sugiyono. 2010. Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta Sujanto, Agus. 2004. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Suryabrata. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Susilo. 2004. Peningkatan Prestasi Belajar Fisika Siswa Ditinjau Dari Aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Pada Pokok Bahasan Kalor Berdasarkan KBK dengan menggunakan Alat Peraga Pada siswa Kelas 2 SLTP Muhammadiyah 4 Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: UAD Syah, Darwyn. (2007). Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Gaung Persada Press. Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan Dalam Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Wardiman, 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: PT. Jayakarta Agung Offset. Wibawa, Basuki. 1993. Media Pengajaran. Jakarta: Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.