e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 2 - Tahun 2017)
PENGARUH METODE BERMAIN BERBANTUAN MEDIA KARTU ANGKA BERGAMBAR TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B Luh Sekartini1, I Nyoman Wirya2, Mutiara Magta3 123
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected], m
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar dengan metode konvensional terhadap perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada anak kelompok B (5-6 Tahun) TK Gugus V Kecamatan Buleleng semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu yang menggunakan desain post-test only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelompok B TK Gugus V Kecamatan Buleleng pada tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 264 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah kelompok B TK Widya Sanggraha yang berjumlah 31 anak sebagai kelompok eksperimen dan Kelompok B TK Laksamana yang berjumlah 23 anak sebagai kelompok kontrol. Data hasil penelitian dikumpulkan dengan metode observasi.Dari hasil perhitungan uji-t ditemukan sig. (2-tailedd) yaitu 0,002<0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar dengan metode konvensional terhadap perkembangan kognitif pada anak kelompok B (5-6 tahun) TK Gugus V Kecamatan Buleleng semester genap tahun pelajaran 2016/2017.Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar berpengaruh positif terhadap hasil perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan. Kata-kata kunci: lambang bilangan, metode bermain, perkembangan kognitif. Abstract This study aims to determine the difference between the method of playing assisted media card with the figure of conventional method of cognitive development in recognizing the symbol of the number of children in group B (5-6 Years) Kindergarten TK V Buleleng District even semester year 2016/2017. This study included quasi-experimental research using post-test only control group design. The population in this study were all students of group B TK Cluster V Buleleng District in the 2016/2017 school year which amounted to 264 people. The sample in this research is group B TK Widya Sanggraha which amounts to 31 children as experiment group and Group B TK Laksamana which amounts to 23 children as control group. The data of the research were collected by observation method. From the result of t-test calculation found sig. (2-tailedd) that is 0.002 <0.05. These results indicate that there is a difference between the method of playing media-assisted picture-card scores with conventional methods of cognitive development in group B children (5-6 years) TK Gugus V Buleleng sub-district even the 2016/2017 academic year. The significant difference indicates that the method Playing media-assisted picture number cards positively affect the cognitive development results in recognizing the symbol of numbers. Keywords: Symbol of numbers, play methods, cognitive development.
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 2 - Tahun 2017) PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan manusia untuk dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Melalui pendidikan manusia akan memperoleh beberapa pengetahuan dan keterampilan-keterampilan hidup. Pendidikan pada hakekatnya sangat berperan penting dalam mengembangkan kualitas kehidupan masyarakat indonesia dimasa yang akan datang. Pendidikan seharusnya di tanamkan kepada setiap individu agar tercapai sebuah kesejahteraan dalam kehidupan masyarakat indonesia. Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan perlu mendapatkan perhatian agar dapat berjalan optimal, terutama pendidikan untuk anak usia dini. Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (dalam Permendikbud No.146 Tahun 2014) menyatakan, Pendidikan anak usia dini, yang selanjutnya disingkat PAUD, merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Perkembangan kognitif menurut Piaget (dalam Santrock, 2007:48) menyatakan bahwa, “Anak secara aktif membangun pemahaman mengenai dunia dan melalui empat tahap perkembangan kognitif”. Kemudian menurut Piaget (dalam Pratisti, 2008:41) perkembangan kognitif terdiri atas empat tahap yaitu, “Tahap sensorimotor (sejak lahir hingga usia sekitar 2 tahun), tahap praoperasional (usia sekitar 2-7 tahun), tahap operasional konkrit (usia 711 tahun), tahap operasional formal (usia sekitar 11-15 tahun).” Berdasarkan uraian tentang perkembangan kognitif tersebut, anak TK berada pada tahap praoperasional, pada tahap ini adalah anak sudah dapat mengklasifikasikan sekelompok objek, menata letak benda-benda menurut urutan tertentu, dan membilang. Pada tahap ini
pemikiran anak lebih berdasarkan pada pengalaman konkrit daripada pemikiran logis, sehingga jika anak melihat objek-objek yang kelihatannya berbeda, maka anak akan mengatakan berbeda pula. Pada tahap ini pula anak mulai menjelaskan dunia dengan kata-kata dan gambar yang mencerminkan pada peningkatan pemikiran simbolis. Menurut Permendikbud 137 (2014:26) menyatakan, Anak usia 5-6 tahun sudah mampu, Belajar dan pemecahan masalah antara lain, menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik (seperti: apa yang terjadi ketika air ditumpahkan), memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang yang fleksibel dan diterima sosial, menerapkan pengetahuan atau pengalaman dalam konteks yang baru, menunjukkan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah (ide, gagasan di luar kebiasaan), Berpikir logis yaitu mengenal perbedaan berdasarkan ukuran: lebih dari; kurang dari; dan paling/ter, menunjukkan inisiatif dalam memilih tema permainan, menyusun perencanaan kegiatan yang akan dilakukan, mengenal sebab-akibat tentang lingkungannya, mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran (tiga variasi), Berpikir simbolik diantaranya menyebutkan lambang bilangan 1-10, menggunakan lambang bilangan untuk menghitung, mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan, mengenal berbagai macam lambang huruf vocal dan konsonan, serta merepresentasikan berbagai macam benda dalam bentuk gambar atau tulisan (ada benda pensil yang diikuti tulisan dan gambar pensil). Menurut Mariani, dkk (2014) mengenal lambang bilangan diasumsikan penting untuk diajarkan kepada anak usia dini, karena anak memerlukan pemahaman mengenal bilangan dan keterampilan matematika bukan hanya pada pembelajaran matematika melainkan juga dalam ilmu alam, pelajaran sosial dan berbagai mata pelajaran lainnya kelak dalam tahap pendidikan di jenjang pendidikan lebih
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 2 - Tahun 2017) lanjut. Mengingat betapa pentingnya mengenal lambang bilangan dalam kehidupan manusia, maka pembelajaran mengenal lambang bilangan perlu diperkenalkan kepada anak sedini mungkin. Pembelajaran mengenal bilangan pada anak usia dini harus dilakukan secara bertahap mulai dari yang termudah sampai dengan yang tersulit. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pada usia 5-6 tahun anak seharusnya sudah mulai mengenal lambang bilangan. Selain itu dalam standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini pun kemampuan mengenal lambang bilangan tersebut sudah tercantum menjadi salah satu tolak ukur dalam perkembangan kognitif anak. Berdasarkan hasil observasi, ternyata pendekatan pembelajaran dalam proses belajar mengajar masih menekankan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Guru sebagai satusatunya pusat informasi dan siswa menerima informasi secara baku dari guru dan mengikuti semua yang diperintahkan oleh guru. Tidak hanya itu, guru juga selalu menggunakan majalah dan buku tulis untuk proses pembelajaran dikelas, majalah digunakan untuk mengajarkan anak belajar mewarnai, dan buku tulis digunakan untuk mengajarkan anak belajar menulis angka dan huruf. Sehingga pembelajaran hanya monoton itu-itu saja. Dalam proses pembelajaran guru kurang memanfaatkan media pembelajaran dan permainan yang tepat yang dapat menumbuhkan motivasi belajar anak. Sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi masalah perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan, perlu dilakukan inovasi terhadap proses pembelajaran. Inovasi dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Salah satu metode pembelajaran yang bisa diterapkan yaitu metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar sehingga anak lebih termotivasi dan lebih tertarik mengikuti pembelajaran dan dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan.
Menurut Montalalu (dalam Mariani, dkk., 2014:4) menyatakan, “Metode bermain dalam pembelajaran di TKadalah suatu teknik penyampaian informasi yang ditujukan pada anak melalui alat permainan/kegiatan yang dapat memberikan kenyamanan dan kesenangan pada anak”. Kemudian menurut Vera (2012:126), metode bermain merupakan, “Cara menyajikan mata pelajaran di luar maupun di dalam kelas sesuai dengan kondisi kelas.” Media kartu angka bergambar merupakan salah satu media visual yang bersifat nonproyeksi. Menurut Musfiqon (2012:73), jenis media visual merupakan, “Media yang dapat digunakan untuk menggambarkan dan memperjelas materi pembelajaran melalui gambar, tulisan, serta bentuk visual lainnya.” Media ini cukup efektif dan mudah digunakan dalam pembelajaran khususnya pembelajaran di TK. Berdasarkan uraian di atas, tentang metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar diharapkan mempunyai pengaruh terhadap perkembangan kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan, untuk itu peneliti melakukan penelitian eksperimen yang berjudul “Pengaruh Metode Bermain Berbantuan Media Kartu Angka Bergambar Terhadap Perkembangan Kognitif Pada Anak Kelompok B (5-6 Tahun) TK Gugus V Kecamatan Buleleng Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017”. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini adalah, “Apakah terdapat perbedaan antara metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar dengan metode konvensional terhadap perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada anak kelompok B (56 Tahun) TK Gugus V Kecamatan Buleleng semester genap tahun pelajaran 2016/2017”? Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar dengan metode konvensional terhadap perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada anak
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 2 - Tahun 2017) kelompok B (5-6 Tahun) TK Gugus VKecamatan Buleleng semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Bermain merupakan kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup. Melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Menurut Mutiah (2010:91), bermain adalah, “Kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermain harus dilakukan atas inisiatif anak dan atas keputusan anak itu sendiri.” Selanjutnya metode bermain menurut Vera (2012:126) merupakan, “Cara menyajikan mata pelajaran di luar maupun di dalam kelas sesuai dengan kondisi kelas”. Setiap metode pembelajaran yang diterapkan di masing-masing sekolah secara umum bertujuan untuk membantu mengembangkan aspek perkembangan anak. Metode bermain sangat cocok dalam proses belajar mengajar. Adapun tujuan dari metode bermain menurut Vera (2012:128) yaitu, tujuan metode bermain adalah dapat menjabarkan pengertian (konsep) dalam bentuk praktik dan contoh-contoh yang menyenangkan, dapat menanamkan nilai kejujuran dari diri siswa, menanamkan semangat dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membangkitkan minat siswa terhadap pembelajaran yang diajarkan, memupuk dan mengembangkan kerjasama antar siswa, dapat mengembangkan kreatifitas siswa. Menurut Hildayani (dalam Putri, dkk 2016:3), manfaat metode bermain dalam perkembangan kognitifyaitu, “Melalui metode bermain, anak akan belajar berbagai pengetahuan dan konsep dasar. Pengetahuan akan konsep-konsep ini jauh lebih mudah diperoleh melalui kegiatan bermain”. Setiap metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran di TK tentunya memiliki suatu kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu pula dengan metode bermain. Vera (2012:130) menyatakan, Kelebihan metode bermain yaitu: Merangsang perkembangan motorik anak, karena dalam bermain membutuhkan gerakan gerakan; Merangsang perkembangan berfikir anak, karena dalam bermain membutuhkan pemecahan
masalah bagaimana melakukan permainan itu dengan baik dan benar; Melatih kemandirian anak dalam melakukan sesuatu secara mandiri tidak menggantungkan diri pada orang lain; Melatih kedisiplinan anak, karena dalam permainan ada aturan-aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan; Anak lebih semangat dalam belajar, karena naluri anak usia dini belajar adalah bermain yang didalamnya mengandung pelajaran. Selain kelebihan metode bermain yang sudah dipaparkan di atas, sebuah metode bermain juga memiliki kekurangan. Vera (2012:130) menyatakan, Terdapat tiga kekurangan dari metode bermain yaitu, membutuhkan biaya yang lebih, karena dalam metode bermain membutuhkan alat atau media yang harus dipersiapkan terlebih dahulu; membutuhkan ruang atau tempat yang khusus sesuai dengan tipe permainan yang dilakukan; sering terjadi saling berebut alat atau media bermain antara anak yang satu dengan yang lainnya apabila alat atau medianya tidak mencukupi. Vera (2012:130-134) berpendapat terdapat tiga langkah-langkah metode bermain. Tahap persiapan. yang terdiri dari: menentukan topik, merumuskan tujuan pembelajaran khusus, mempersiapkan alat dan bahan permainan yang dibutuhkan, dan menyusun petunjuk pelaksanaan metode bermain. Dalam pelaksanaan, ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu, menjelaskan maksud dan tujuan permainan, siswa dibagi atas beberapa kelompok, siswa diminta menjelaskan hasil permainan. Evaluasi harus menyeluruh, yaitu dari awal permainan hingga akhir. Media kartu angka bergambar merupakan media yang mudah dibawa kemana-mana, permainannya cukup kompetitif dan tidak membuat anak menjadi ketagihan, karena hanya dapat dimainkan kurang lebih satu jam. Beragam cara yang dapat dimainkan melalui permainan ini. Melalui permainan ini, seorang anak tidak hanya sekedar bermain, akan tetapi secara tidak langsung anak akan belajar mengembangkan kemampuannya dalam mengenal lambang bilangan. Tujuan media kartu angka bergambar adalah untuk mempermudah proses belajar mengajar dikelas, anak mudah menangkap apa yang diajarkan oleh
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 2 - Tahun 2017) guru, sehingga tercipta suatu pembelajaran yang menyenangkan anak dan tidak membosankan. Sementara manfaat media kartu angka menurut Nurjatmika, (2012;16) adalah: anak belajar mengenal beberapa konsep, seperti bentuk, warna, angka, dan kelompok; mengasah kemampuan bersosialisasi; menjalin kedekatan. Saat kumpul bersama keluarga, permainan kartu, angka, bisa menjadi aktivitas alternative. Kartu dapat dimainkan oleh semua orang, baik si kecil, orang tua, kakak, dan yang lainnya; Belajar mengikuti aturan permainan. Mematuhi dan memahami aturan yang berlaku pada permainan; Belajar sportivitas. Di dalam suatu permainan pasti ada kalah dan menang, sehingga anak diajarkan untuk sportif; Mengasah kemampuan kognitif; Menambah wawasan anak tentang lambang bilangan. Kelebihan dari media gambar foto dalam media pembelajaran kartu angka bergambar menurut Sadiman (2006:29-31) yaitu: Sifatnya konkrit; gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata; Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu anak-anak dibawa ke objek/ peristiwa tersebut; Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau foto. Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah pahaman. Gambar atau foto harganya murah dan gampang didapat serta serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus. Kelemahan dari media bergambar menurut Sadiman (2006:31), adalah sebagai berikut, “Gambar hanya menekankan persepsi indra mata, gambar dan angka adalah benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran, ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. Langkah-langkah untuk pelaksanaan media kartu angka bergambar sangat penting untuk diketahui, agar nantinya guru ataupun anak-anak mengetahui bagaimana
cara melaksanakan media yang telah dibuat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Cucu Eliyawati (dalam Putri, dkk., 2016:4) yang menyatakan adanya langkah-langkah dalam penggunaan media pembelajaran yaitu: guru menunjukkan gambar-gambar yang sesuai dengan tema, guru menyiapkan dan membagikan kartu angka bergambar, guru menanyakan gambar-gambar tersebut, guru menunjukkan kartu angka bergambar, anak mencoba bermain kartu angka gambar, membiarkan anak mencoba untuk mencocokkan kartu bergambar dan mengurutkan bilangan 1-10. Selanjutnya, anak membuat urutan bilangan 1-10 dengan benda-benda, anak menghubungkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10, anak membedakan dan membuat 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya dan tidak sama jumlanya, guru menunjukkan kartu angka bergambar dengan cara ditempel pada papan tulis, dan terakhir guru menunjukkan angka tanpa gambar, kemudian anak diminta untuk menunjukkan angka tersebut lalu guru menempelkan pada papan tulis. Tugas anak adalah menyebutkan kartu yang sesuai dengan kata yang ditunjukkan guru sebelumnya, anak mengungkapkan angkaangka yang telah ditempelkan pada papan tulis, menyusun kartu angka dan kartu bergambar yang terdiri dari kartu angka bergambar sesuai dengan permintaan guru. Perkembangan kognitif Piaget menyatakan, “Anak secara aktif membangun pemahaman mengenai dunia dan melalui empat tahap perkembangan kognitif” (Santrock, 2007:48). Perkembangan kognitif anak menunjukkan perkembangan dari cara berpikir anak. Ada faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut. Faktor yang mempengaruhi transisi tahap perkembangan anak menurut Piaget (dalam Hastuti, 2012:49) yaitu, “Faktor kematangan, pengalaman fisik/lingkungan, transmisi sosial, dan equilibrium.” Pengenalan lambang bilangan pada anak dapat dimulai dari pengenalan bilangan kemudian mengajarkan anak tentang pengertian lambang bilangan atau angka. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan berbagai macam benda yang menarik yang ada disekitar anak dan melalui
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 2 - Tahun 2017) penggunaan media untuk mendorong anak memahami lambang bilangan dengan baik. Mengenal lambang bilangan pada anak usia dini sangat penting untuk diketahui, agar nantinya guru ataupun anakanak mengetahui bagaimana cara mengenal lambang bilangan. Sejalan dengan hasil penelitian Jean Piaget tentang intelektual, yang menyatakan bahwa anak usia 2-7 tahun berada pada tahap pra operasional, maka penguasaan kegiatan berhitung/matematika pada anak usia taman kanak-kanak akan melalui tiga tahapan (Susanto, 2011:100-101) yaitu, Tahap Konsep/pengertian: Pada tahap ini anak berekspresi untuk menghitung segala macam benda-benda yang dapat dihitung dan yang dapat dilihatnya. Pada tahap ini guru atau orang tua harus dapat memberikan pembelajaran yang menarik dan berkesan, sehingga anak tidak menjadi jera atau bosan. Tahap Tansisi: Tahap transisi merupakan masa peralihan dari konkret ke lambang, tahap ini ialah saat anak mulai benar-benar memahami. Untuk itulah maka tahap ini diberikan apabila tahap konsep sudah dikuasai anak dengan baik, yaitu saat anak mampu menghitung yang terdapat kesesuaian antara benda yang dihitung dan bilangan yang disebutkan. Tahap transisi ini pun terjadi dalam waktu yang cukup untuk dikuasai anak. Tahap Lambang: Tahap dimana anak sudah diberi kesempatan menulis sendiri tanpa paksaan, yakni berupa lambang bilangan, bentukbentuk, dan sebagainya jalur-jalur dalam mengenalkan kegiatan berhitung atau matematika. Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, hipotesis dalam penelitian adalah terdapat perbedaan antara anak yang belajar metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar dengan anak yang belajar metode konvensional terhadap perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada anak kelompok B (5-6 Tahun) TK Gugus V Kecamatan Buleleng semester genap tahun pelajaran 2016/2017.
METODE Penelitian ini dilakukan di Gugus V Kecamatan Buleleng, dengan waktu
pelaksanaan pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimen semu (kuasi eksperimen). Penelitian eksperimen semu merupakan jenis penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabelvariabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2016). Desain penelitian ini menggunakan Design Post-Test Only Control Group Design. Tabel 1. Design Post-Test Only Control Group Design Kelompok KE KK
Treatment X
Posttest O1 O4
(Sugiyono, 2009:76) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelompok B Taman Kanakkanak Gugus V Kecamatan Buleleng pada tahun pelajaran 2016/2017. Gugus ini terdiri dari 7 sekolah dengan jumlah seluruh siswanya adalah 264 orang. Sehingga dari 7 sekolah tersebut akan diambil 2 sekolah, 1 sekolah sebagai kelompok eksperimen dan 1 sekolah sebagai kelompok kontrol. sampel penelitian dalam penelitian ini adalah TK Widya Sanggraha sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah 31 orang dan TK Laksamana sebagai kelompok kontrol dengan jumlah 23 orang. Identifikasi variabel penelitian yang pertama ada variabel bebas, variabel bebas yaitu satu atau lebih dari variabel-variabel yang sengaja dipelajari pengaruhnya terhadap variabel tergantung. Dalam penelitian, yang menjadi variabel bebas adalah metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar. Kemudian yang kedua variabel terikat, variabel tergantung (terikat) yaitu, “Variabel yang keberadaannya atau munculnya bergantung pada variabel bebas” (Agung, 2014:42). Variabel terikat dalam penelitian yang dilakukan yaitu perkembangan kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan. Metode pengumpulan data, data yang ingin diketahui dalam penelitian ini
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 2 - Tahun 2017) adalah data tentang hasil pemberian traitment metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar terhadap perkembangan kognitif anak kelompok B di gugus V. Untuk mengumpulkan data tersebut, dalam penelitian ini menggunakan metode observasi. Definisi operasional variabel penelitian yang pertama yaitu metode bermain, metode bermain merupakan suatu pembelajaran yang dirancang menyenangkan, aktif, efektif, dan aman bagi anak, sehingga menimbulkan timbal balik antara pengajar dengan siswa, siswa dengan pengajar dengan menggunakan metode serta media pembelajaran dapat mempermudah guru dalam mengirim pesan pembelajaran kepada siswa, membangkitkan minat siswa untuk belajar dan dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, serta tenaga. Pembelajaran yang menarik tidak akan membuat anak bosan. Yang kedua, metode konvensional, metode konvensional merupakan metode yang biasa dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar disekolah. Pembelajaran konvensional atau tradisional pada umumnya memiliki ciri khas yang tertentu, misalnya lebih mengutamakan hafalan daripada pengertian, mengutamakan hasil dari pada proses dan pengajaran berpusat pada guru. Yang ketiga, perkembangan kognitif, perkembangan kognitif adalah perkembangan dasar yang dimiliki oleh anak dengan tujuan agar anak mampu mengembangkan kemampuan yang sudah diketahui dengan pengetahuan yang baru diperoleh, serta dapat mengembangkan kemampuan anak dalam berpikir.Yang keempat, mengenal lambang bilangan, pengenalan lambang bilangan pada anak dapat dimulai dari pengenalan bilangankemudian mengajarkan anak tentang pengertian lambang bilangan atau angka, dalam penelitian ini menggunakan berbagai macam benda yang menarik yang ada disekitar anak dan melalui penggunaan media untuk mendorong anak memahami lambang bilangan dengan baik. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan satu instrument yaitu lembar observasi. Untuk mendapatkan data yang diinginkan maka disusunlah kisi-kisi instrumen penelitian
untuk memudahkan dalam proses penelitian. Pengujian instrument penelitian, a) uji validitas isi, validitas isi yang menyangkut dengan isi dan format instrument. Pengujian validitas isi dalam penelitian ini digunakan rumus yang dikembangkan oleh Gregory (dalam Candiasa, 2010:24) diperoleh hasil yaitu 1,00 yang memiliki kriteria validitas isi sangat tinggi b) uji validitas butir item, Rumus korelasi yang digunakan untuk menguji validitas lembar observasi adalah dengan menggunakan rumus teknik product moment (Koyan, 2012:35). Hasil uji validitas butir item menunjukkan bahwa dari sepuluh butir item instrument peqrkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan yang diuji validitasnya dengan program Microsoft Office Excel 2007. Analisis semua butir memenuhi kriteria sebagai butir yang valid dengan taraf signifikansi < 0,05. c) uji reliabilitas, Pengujian Reliabilitas merupakan kelanjutan uji validitas yang telah dilakukan pada 35 orang anak di TK Varistha Kids Singaraja. Perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 For Windows Hasil pengujian reliabilitas instrument perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan dengan Alpa Cronbach menunjukkan nilai α sebesar 0,715. Hal tersebut menunjukkan bahwa, instrument perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan yang diuji memiliki derajat reliabilitas tinggi. Metode dan teknik analisis data, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah perkembangan kognitif. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan statistik inferensial. Statistik inferensial berfungsi untuk menggeneralisasikan hasil penelitian yang dilakukan pada sampel bagi populasi. Statistik inferensial ini digunakan untuk menguji hipotesis melalui uji-t yang diawali dengan analisis prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas sebaran dilakukan untuk menyajikan bahwa sampel benarbenar berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas sebaran data untuk skor perkembangan kognitif anak kelompok B Gugus V digunakan analisis Kolmogorov-Smirnov yang menggunakan bantuan program SPSS 16.0 For Windows.
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 2 - Tahun 2017) Uji homogenitas ini dilakukan untuk mencari tingkat kehomogenan secara dua pihak yang diambil dari kelompok-kelompok terpisah dari satu populasi yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dalam penelitian ini, uji homogenitas varians dihitung dengan menggunakan uji Levene dengan bantuan program SPSS 16.0 For Windows. Kriterian pengujian uji homogeny jika nilai probabilitas (sig) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti data diasumsikan homogeny. Sementara apabila nilai probabilitas (sig) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti data diasumsikan tidak homogen. Dengan dipenuhinya prasyarat uji normalitas dan homogenitas, maka pengujian hipotesis menggunakan statistic t-test dalam penelitian dapat dilakukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan uji-t diperoleh taraf sig. (2-tailedd) yaitu 0,002<0,05 yang berarti terdapat perbedaan antara penggunaan metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar dengan metode konvensional terhadap perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada anak kelompok B (56 Tahun) TK Gugus V Kecamatan Buleleng semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa penerapan metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar lebih berpengaruh terhadap perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan dibandingkan dengan metode konvensional. Hal ini sesuai dengan teori yang dikatakan oleh Mutiah (2010) menyatakan kelebihan bermain yaitu, dapat merangsang perkembangan motorik anak, karena dalam bermain membutuhkan gerakan gerakan, merangsang perkembangan berfikir anak, karena dalam bermain membutuhkan pemecahan masalah bagaimana melakukan permainan itu dengan baik dan benar, serta dapat melatih perkembangan sosial emosional anak. Selain itu teori yang dikatakan oleh Nurjatmika (2012) bermain kartu angka bergambar memiliki banyak manfaat yaitu, anak belajar mengenal beberapa konsep, seperti bentuk, warna, dan angka; mengasah kemampuan
bersosialisasi; menjalin kedekatan; belajar mengikuti aturan permainan, mematuhi dan memahami aturan yang berlaku pada permainan; mengasah kemampuan kognitif; dan menambah wawasan anak. Metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar dapat mempengaruhi perkembangan kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikatakan oleh Jerome Singer (dalam Mutiah, 2010:107) bermain bertujuan, “Untuk membantu memajukan kecepatan masuknya rangsangan (stimulasi), baik dari dunia luar maupun dari dalam yaitu aktifitas otak yang konstan memainkan kembali dan merekam pengalaman”. Selain itu teori yang dikatakan oleh Sanaky (dalam Putri, dkk., 2016:3-4) mengenai tujuan media kartu angka bergambar sebagai pembelajaran adalah, “Untuk mempermudah proses pembelajaran di kelas, meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar dan membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.” Menurut Dockett dan Fleer (dalam Sujiono, 2009) menyatakan, bermain merupakan kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Metode bermain juga merupakan suatu aktivitas yang menyenangkan, memberikan kepuasan pada diri anak yang bersifat nonserius namun pembelajarannya masih tetap mendidik. Hal tersebut nampak saat anak mampu menyebut lambang bilangan baik secara berurutan maupun acak, menggunakan lambang bilangan untuk menghitung gambar ataupun benda-benda, mencocokkan banyaknya benda dengan lambang bilangan, merepresentasikan dalam bentuk gambar ataupun tulisan, dan menulis lambang bilangan. Mengenal lambang bilangan pada anak usia dini sangat penting untuk diketahui, agar nantinya guru ataupun anakanak mengetahui bagaimana cara mengenal lambang bilangan. Sejalan dengan hasil penelitian Jean Piaget tentang intelektual, yang menyatakan bahwa anak usia 2-7 tahun berada pada tahap pra operasional, maka penguasaan kegiatan
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 2 - Tahun 2017) berhitung/matematika pada anak usia taman kanak-kanak akan melalui tiga tahapan (Susanto, 2011:100-101) yaitu, tahap konsep/pengertian, tahap transisi, dan tahap lambang. Hal ini sesuai dengan kenyataan di lapangan bahwa anak pada usia 2-7 tahun berada pada tahap pra operasional. Hal tersebut nampak saat penelitian anak pada tahap konsep/pengertian sudah mampu menyebutkan lambang bilangan baik secara berurutan maupun acak, kemudian pada tahap transisi anak sudah mampu mencocokkan banyaknya benda dengan lambang bilangan, dan pada tahap lambang anak sudah mampu menulis lambang bilangan baik secara berurutan maupun acak. Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nadhiroh (2016) Hasil penelitian ini dibuktikan bahwa media kartu angka bergambar dapat memperkaya hasil belajar anak, maka dapat disimpulkan bahwa dalam potensi mengenal lambang bilangan anak dengan mengunakan media kartu angka bergambar tersebut bisa membuat anak tertarik dalam belajar. Begitupula dengan hasil temuan Yuliana (2014) hasil penelitian inimembuktikan bahwa metode bermain kartu angka bergambar dapat mengembangkan kemampuan matematika pada anak. Berdasarkan paparan tersebut, menunjukkan bahwa metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi masalah perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan yang di hadapi oleh guru dilapangan. Menggunakan metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar adalah suatu cara mengajar dalam bentuk kegiatan bermain aktif. Sehingga terlihat jelas bahwa metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar berpengaruh terhadap perkembangan kognitif pada anak kelompok B TK Gugus V Kecamatan Buleleng Semester Genap tahun pelajaran 2016/2017. PENUTUP Berdasarkan pemaparan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
antara metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar dengan metode konvensional terhadap perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada anak kelompok B (5-6 Tahun) TK Gugus V Kecamatan Buleleng semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan uji hipotesis dengan uji-t ditemukan sig. (2tailedd) yaitu 0,002<0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa penerapan kegiatan metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar berpengaruh positif terhadap hasil perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan. Kepada anak disarankan agar memiliki pemahaman yang mendalam tentang perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangandan saling bekerjasama dalam memecahkan masalah serta menciptakan rasa kebersamaan dalam proses pembelajaran sehingga mampu menyelesaikan kegiatan pembelajaran secara maksimal. Guru disarankan agar dapat mengoptimalkan kegiatan pembelajaran di kelas melalui kegiatan metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar agar anak tertarik dan aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Selain itu dalam proses belajar mengajar di kelas agar nantinya lebih menggunakan metodemetode serta media-media yang bervariasi agar tidak menimbulkan kebosanan bagi anak saat belajar mengajar. Sekolah; Sebagai penentu kebijakan di sekolah disarankan untuk lebih memaksimalkan program-program yang sudah ditentukan agar terlaksana dengan maksimal dan memberikan bimbingan teknis pembelajaran kepada guru agar lebih berinovasi dan menginspirasi dalam menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak, khususnya metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar. Kepada peneliti lain disarankan agar mampu mengembangkan dan lebih menyempurnakan hal-hal yang
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 2 - Tahun 2017) belum terjangkau dalam penelitian ini khususnya dalam metode bermain berbantuan media kartu angka bergambar untuk menstimulasi kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan. DAFTAR RUJUKAN Agung, A. A. Gede. 2014. Buku Ajar Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Undiksha. Candiasa, I.M. 2010. Pengujian Instrumen Penelitian Desertai Aplikasi ITEMAN dan BIGSTEPS. Singaraja: Unit Penerbit Universitas Pendidikan Ganesha. Hastuti. 2012. Psikologi Perkembangan Anak. Yogyakarta: TUGU PUBLISHER Koyan, I. W. 2012. Statistik Pendidikan (Teknik Analisis Data Kuantitatif). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press. Mariani, D., dkk. 2014. Penerapan Metode Bermain Berbantuan Media Kolam Pancing Untuk Meningkatkan Perkembangan Kognitif dalam Mengenal Lambang Bilangan. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 2, Nomor 1. Tersedia pada https://ejournal.undiksha.ac.id/index. php/JJPAUD/issue/archive Musfiqon. 2012. Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Nadhiroh, Solihatun. 2016. Pengaruh Media Kartu Angka Bergambar Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Anak Usia Dini Di Kelompok A TK Azzahroh Serang Tahun Ajaran 2015/2016”. Infantia, Volume 4, Nomor 2 (hlm. 1-9).
Nurjatmika, Yusep. 2012. Ragam Aktivitas Harian Untuk TK. Jogjakarta: DIVA Press. Sadiman, Arief S. 2006. Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Santrock. J.W. 2007. Perkembangan Anak Edisi Kesebelas Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga. Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta -------. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sujiono. Yuliani Nuraini. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks. Pratisti, Wiwien Dinar. 2008. Psikologi Anak Usia Dini. Surakarta: PT Indeks. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, No. 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, No. 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Putri, Supadma, dkk. 2016. Penerapan Bermain Kartu Angka Bergambar Untuk Meningkatkan Perkembangan Kognitif Kelompok A TK Kumara Wiyata Manukaya. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 4, Nomor 2. Tersedia pada https://ejournal.undiksha.ac.id/index. php/JJPAUD/issue/archive Vera, Adelia. 2012. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (Outdoor Study). Jogjakarta: DIVA Press.
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 5. No. 2 - Tahun 2017) Yuliana, Eni. 2014. Metode Bermain Kartu Angka Bergambar Dapat Mengembangkan Kemampuan Matematika Pada Anak Kelompok B Tk Aisyiyah Kratonan Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi (tidak diterbitkan) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.