“PENGARUH MENGGUNAKAN KARTU INDEKS DAN MEDIA VIDEO INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI HIDROSFER” Risman Jaya, Fitryane Lihawa*, Citron S. Payu** Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Geografi F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini merupakan studi penelitian di SMA Negeri 1 Kwandang Kab. Gorontalo Utara, mengkaji tentang pembelajaran dengan menggunakan “Kartu Indeks dan Media Video Interaktif” yang bertujuan untuk mengetahui perbedaa hasil belajar siswa antara kelas eksperimen (X3) yang menggunakan Kartu Indeks Dan Video Interaktif dan kelas kontrol (X1) yang menggunakan pembelajaran Kooperatif dengan media gambar. Seluruh siswa kelas X yang berjumlah 9 kelas menjadi populasi penelitian ini, kemudia ditentukan 2 kelas untuk menjadi sampel penelitian dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan instrument tas objektif. Data hasil penelitian di uji normalitasnya dengan menggunakan statistik Uji Lielifors dan diperoleh nilai L0 ≤ Ldaftar yaitu untuk kelas eksperimen sebesar 0,1459 ≤ 0,1498 dan untuk kelas kontrol sebesar 0,1396 ≤ 0,1437. Data hasil uji satistik menunjukan bahwa kedua kelas tersebut dapat terdistribusi secara normal. Berdasarkan hasil pengujian normalitas data, pengujian hipotesis diuji secara statistik dengan menggunakan statistik uji t. dari hasil pengujian hipotesis pada taraf signifikan diperoleh thitung ≤ ttabel yaitu 3,305 ≤ 2,00 yang berarti menerima hipotesis alternatif (H1 diterima) dan H0 ditolak, hal ini berarti terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada hasil belajar siswa. Sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas yang diberikan perlakuan dengan menggunakan Kartu Indeks dan Media Video Interaktif dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran Kooperatif dengan media gambar. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran denga menggunakan metode kartu indeks dan media video interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelaran geografi materi hidrosfer. Kata Kunci : Metode Kartu Indeks dan Media Video Interaktif, Hasil Beajar Siswa. I. PENDAHULUAN
Pendidikan pada saat ini sangat diperlukan, guna untuk memberikan pengetahuan dan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui aspek-aspek pengetahuan itu sendiri. Kemajuan pendidikan dalam suatu bangsa pada dasarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya para pendidik harus terampil dan mampu mengendalikan situasi yang ada sehingga dapat memberikan konstribusi kepada dunia pendidikan. Kegiatan pembelajaran bukan lagi berpacu pada seluruh aktivitas guru melainkan monoton ke arah 1
peserta didik, artinya siswalah yang beperan aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran tersebut dengan mengasah kemampuan berfikir kreatif yang menghasilkan output intelektual dan emosional melalui kegiatan menganalisis, berbuat dan membentuk sikap kepribadian yang aktif dan kreatif selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Ketidakmampuan tersebut disebabkan karena kurang terampilnya pedidik dalam memanfaatkan media dan menerapkan berbagai cara/strategi pembelajaran seperti guru harus mampu menggunakan metode, alat dan media pembelajaran yang tepat dengan melibatkan peserta didik untuk berperan secara akif dalam mengikuti proses pembelajaran secara evektif. Menurut Arsyad (2011: 9), untuk menarik perhatian peserta didik maka guru atau pendidik harus berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indra melalui media pembelajaran. Media adalah salah satu sumber pengajaran dalam pembelajaran geografi yang dapat mengaitkan unsur lingkungan fisik dalam dimensi keruangan. Media tersebut dapat berupa media animasi, video/film dan media visual lainya. Gejala geosfer dalam materi pelajaran geografi yang cenderung bersifat abstrak akan lebih mudah dipahami jika menggunakan media yang tepat. Salah satu inovasi pembelajaran yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan kartu indeks dan media video interaktif. Kartu indeks dipergunakan sebagai upaya memudahkan peserta didik untuk mengingat konsep-konsep materi yang sedang dipelajari sedangkan video/film merupakan media yang dapat menjelaskan dengan lebih konkrit tentang fenomena yang terjadi di bumi. Aktivitas belajar peserta didik tidak selamanya berlangsung baik dan wajar. Sehingga menimbulkan permasalahan lain yang terdapat pada hasil belajar siswa yang sangat rendah, hal tersebut terjadi karena peserta didik merasa tidak memahami materi yang diberikan oleh guru. Sedangkan hasil belajar yang diharapkan adalah mencakup kemampuan kognitif yaitu kemampuan berpikir. Hal ini disebabkan karena kurang tepatnya seorang guru dalam memilih media pembelajaran yang digunakan dalam proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) sehingga siswa merasa sulit untuk memahami dan menguasai konsep pembelajaran geografi secara menyeluruh. Peristiwa ini merupakan salah satu masalah yang muncul namun menjadi tantangan seorang pendidik untuk meningkatkan pemahaman,
2
penguasaan materi dan hasil belajar siswa pada mata pelajran geografi terkhususnya pada meteri hidrosfer yang menjadi indikator keberhasilan dalam pembelajaran tersebut. Menurut Arsyat (2011: 3) mengemukakan bahwa: kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harafiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Dalam bahasa arab (wasail), media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Menurut Gagne dan Briggs dalam bukunya Arsyat (2011: 4) mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, televise, dan computer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dilain pihak, National Edukation Association memberikan devinisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audio-visual dan peralatanya; dengan demikian media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar atau dibaca. Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audiens (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan hasil belajar mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Video interaktif adalah suatu sistem penyampaian pengajaran dimana materi video rekaman disajikan dengan pengendalian computer kepada penonton (siswa) yang tidak hannya mendengar dan melihat video dan suara, tetapi juga memberikan respon yang aktif,
3
dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian. Peralatan yang diperlukan antara lain computer, videodisc laser, dan layar monitor (Arsyad 2011: 36). Menurut Arsyat (2011: 49) Film, video atau gambar hidup merupakan gambargambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinu. Sama halnya dengan film dan video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau yang sesuai. Kemampuan film dan video untuk melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri. Video atau film adalah serangkaian gambar yang diproyeksikan ke layar pada kecepatan tertentu sehingga menjadi urutan tingkatan yang berjalan terus sehingga menggambarkan pergerakan yang tampak normal. Film dan video pada hakikatnya merupakan penemuan baru dalam interaksi belajar mengajar yang mengkombinasikan dua macam indra pada saat yang sama. Salah satu inovasi pembelajaran yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan kartu indeks. Kartu indeks dipergunakan sebagai upaya memudahkan peserta didik untuk mengingat konsep-konsep materi yang sedang dipelajari. Kartu indeks yang digunakan dalam proses pembelajaran ini adalah kartu-kartu yang berisi kata-kata penting untuk membantu peserta didik memahami konsep yang sedang dipelajari yang dinarasikan melalui bahasa atau kata-kata sendiri. Kegiatan pemilahan kartu indeks dilakukan melalui kinerja kelompok. Kartu indeks (card sort) adalah merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengerjakan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek, atau mengulangi informasi. (Silberman 2009: 157). Prosedur atau langkah-langkah : 1.
Berilah masing-masing peserta didik kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih kategori.
2.
Mintalah peserta didik untuk berusaha mencari temannya di ruang kelas dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan kategori yang sama (anda bisa mengumumkan kategori tersebut sebelum atau biarkan peserta mencarinya.
4
3.
Biarkan peserta didik dengan kartu kategorinya yang sama mensajikan sendiri pada orang lain.
4.
Selagi masing-masing kategori dipresentasikan, buatlah beberapa poin mengajar yang anda rasa penting.
II.
METODOLEGI PENELITIAN Metode atau jenis penelitian yang akan digunakan adalah metode eksperimen dengan
desain penelitian Posttes Only Control Design karena kemampuan siswa di setiap kelas dianggap sama, serta sumber bahan ajar yang diberikan sama sehingga dapat dikatakan siswa di setiap kelas memiliki kemampuan yang sama (Sugiyono, 2011: 112). Berikut ini adalah desain penelitian yang merupakan salah satu jenis penelitian eksperimen yang dapat digambarkan sebagai berikut : R1 R2
X1 X2
O1 O2
Gambar 1. Desain Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kwandang di kelas X3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X1 sebagai kelas kontrol. Lokasi SMA Negeri 1 Kwandang terletak di Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo dengan titik koordinat 0°50’35.04” N 122°54’47.45” E. Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan No
Kegiatan
1
Persiapan: Penyusunan Proposal dan Proses Pembimbingan Pelaksanan: Pelaksanaan Penelitian berlangsung Pelaporan: Penyusunan Laporan dan Proses bimbingan Persiapan Seminar Ujian Hasil dan Ujian Sarjana
2
3
Bulan Ke Bulan Ke Bulan Ke Bulan Ke I II III IV Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
5
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Hasil Validasi RPP Sebelum pelaksanaan penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Kwandang maka peneliti wajib untuk memvalidasi perangkat pembelajaran, dalam hal ini Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
sebelum
digunakan
sebagai
panduan
dalam
keterlaksanaan proses pembelajaran maka peneliti harus melakukan proses validasi kepada salah satu vasilidator yang di tunjuk melalui saran pembimbing dan dianggap sebagai ahli dalam memvalidasi perangkat pembelajaran dalam hal ini adalah RPP, validator yang dimaksud adalah ibu Tirtawaty Abdjul S.Pd., M.Pd. yang merupakan salah satu dosen di jurusan fisika dan Ibu Susanti Kantu, S.Pd. yang merupakan guru geografi SMA Negeri 1 Kwandang. Kedua validator tersebut dianggap mampu dan dapat memvalidasi perangkat pembelajaran. Tabel 1 dan tabel 2 berikut ini adalah hasil dari validasi perangkat RPP : Tabel 1. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Validator : Tirtawaty Abjul S.Pd., M.Pd. Pekerjaan : Dosen Fisika Tabel Perumusan Validasi RPP Aspek Penilaian Rata-Rata Skala Penilaian Kriteria Identitas Mata Pelajaran 100 4 Baik Perumusan Tujuan Pembelajaran 87,5 3,5 Baik Fase Pembelajaran 45,4 3,63 Baik Tabel 2. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Validator : Susanti Kantu S.Pd. Pekerjaan : Guru Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri 1 Kwandang Tabel Hasil Perumusan Validasi RPP Aspek Penilaian Identitas Mata Pelajaran Perumusan Tujuan Pembelajaran Fase Pembelajaran
Rata-Rata 100 93.75 49,44
Skala Penilaian 4 3,75 3,88
Kriteria Baik Baik Baik
Dari hasil validasi RPP di atas oleh kedua validator yaitu Ibu Tirtawaty Abjul S.Pd., M.Pd sebagai dosen fisika dan Ibu Susanti Kantu S.Pd sebagi guru geografi di SMA Negeri
6
1 Kwandang, menyatakan bahwa RPP yang digunakan untuk penelitian di anggap relevan dan dapat digunakan sebagai panduan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Adapun yang disarankan oleh kedua validator yaitu dalam menyusun RPP harus disesuaikan dengan sintaks yang menjadi langkah-langkah dalam proses pembelajaran. Hasil Validasi Instrumen Tes Tes yang digunakan telah disusun dan dirumuskan serta dikembangkan dalam ruang lingkup pelajaran geografi pada materi hidrosfer pokok siklus hidrologi dan perairan darat. Berdasarkan pokok materi tersebut disusunlah butir-butir instrumen tes yang berbentuk tes pilihan ganda yang terdiri dari 26 butir soal. Tes tersebut disusun guna untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah pelaksanaan proses pembelajaran atau biasa disebut dengan posttes. Hasil validasi instrument dapat dilihat melalui tabel 3 dan tabel 4 yaitu tabel penilaian terhadap validasi isi, bahasa dan penulisan soal serta rekomendasi kelayakan sosal yang digunakan sebagai instrument. Tabel 3 dan tabel 4 yang dimaksud adalah sebagai berikut : Tabel 3. Penilaian Terhadap Validitas Isi, Bahasa dan Penulisan Soal Serta Rekomendasi Nama Validator : Tirtawaty Abjul S.Pd., M.Pd. Pekerjaan : Dosen Fisika Hasil Perumusan Validasi Istrumen Tes Aspek Penilaian Rata-Rata Skala Kriteria Penilaian Isi Soal 100 4 Baik Bahasa Penulisan Soal 78 3 Baik
Kesimpulan Tanpa Revisi Revisi Kecil
Tabel 4. Penilaian Terhadap Validitas Isi, Bahasa dan Penulisan Soal Serta Rekomendasi Nama Validator : Susanti Kantu S.Pd. Pekerjaan : Guru Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri 1 Kwandang Hasil Perumusan Validasi Istrumen Tes Aspek Penilaian Rata-Rata Skala Kriteria Penilaian Isi Soal 100 4 Baik Bahasa Penulisan Soal 78 3 Baik
7
Kesimpulan Tanpa Revisi Revisi Kecil
Berdasarkan tabel 3 dan tabel 4 di atas dapat disimpulkan bahwa ke 26 instrumen tes yang di kembangkan dan dirumuskan dapat digunakan sebagai instrument tes yaitu alat pengumpul data. Hasil validasi dari kedua validator atau para ahli mengemukakan melalui lembar validasi bahwa ke 26 butir soal yang dirumuskan untuk validasi isi berstatus valit, untuk bahasa dan penulisan soal dapat dikategoriakan sebagai kreteria dapat dipahami, sehingga dari kedua kriteria tersebut maka instrument tes dapat digunakan dengan revisi kecil. Data hasil belajar siswa dapat di ketahui melalui proses pemberian tes evaluasi postes, baik itu pada siswa kelas eksperimen maupun pada siswa di kelas kontrol. Jumlah item soal yang digunakan sebagai instrumen adalah berbentuk soal pilihan ganda dengan jumlah 23 butir soal. Adapun jumlah siswa pada kedua kelas ini yaitu berjumlah 35 siswa untuk kelas X3 (eksperimen) dan 38 siswa untuk kelas X1 (kontrol). Berdasarkan lampiran proses numerik pengujin normalitas data hasil belajar siswa maka dapat di peroleh data hasil belajar siswa dengan menggunakan instrumen tes hasil belajar yang terdiri atas 23 butir soal pilihan ganda, yang diperoleh skor minimum 6 dan skor maksimum 23 untuk kelas eksperimen yang diberikan pemberlakuan dengan menggunakan Kartu Indeks dan Media Video Interaktif, rentang skor minimum dan skor maksimum diperoleh skor rata-rata 17,4 dan simpangan baku sebesar 3,94. Berikut ini adalah data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang dapat dilihat pada Gambar 2. Distribusi Frekuensi kelas eksperimen sebagai berikut :
Frekuensi
Nilai Hasil Belajar Siswa 14 12 10 8 6 4 2 0
12 8
7 5 1 (6 - 8)
2
(9 - 10)
(12 - 14)
(15 - 17)
(18 - 20)
Gambar2. Distribusi Frekuensi kelas Eksperimen
8
(21 - 23)
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa terdapat 8 orang siswa yang dapat menjawab soal dengan benar dan memperoleh skor tertnggi pada rentang 35-36, sebanyak 12 siswa yang menjawab soal dengan benar pada rentang 18-20, 7 orang siswa yang menjawab soal dengan benar pada rentang 15-17, 5 orang siswa yang menjawab soal dengan benar pada rentang 12-14, 2 orang siswa yang dapat menjawab soal dengan benar pada rentang 9-10, dan 1 orang siswa memperoleh skor terendah pada rentang 6-8. Sedangkan untuk kelas pembanding yaitu kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan media gambar, yang memiliki jumlah siswa sebanyak 38 orang. Data hasil belajar siswa diperoleh dengan menggunakan instrumen tes hasil belajar yang terdiri atas 23 butir soal soal pilihan ganda. Diperoleh skor minimum 7 dan skor maksimum 24 dari rentang skor minimum diperoleh skor rata-rata 14,24 dan untuk nilai simpangan baku sebesar 4,21. Berikut ini adalah data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang dapat dilihat pada Gambar 3. Distribusi Frekuensi sebagai berikut :
Nilai Hasil Belajar 12
10
Frekuensi
10 8
7
7
6
8
6 4 2
0
0 7–9
10 – 12
13 – 15
16 – 18
19 – 21
22 – 24
Gambar 3. Distribusi Frekuensi kelas Kontrol Berdasarkan data frekuensi kelas kontrol di atas diketahui bahwa untuk skor yang tertnggi terdapat pada rentang 19-21 dengan jumlah 8 orang siswa, sebanyak 7 siswa yang menjawab soal dengan benar pada rentang 16-18, 10 orang siswa yang menjawab soal dengan benar pada rentang 13-15, 6 orang siswa yang menjawab soal dengan benar pada rentang 10-12, dan 7 orang siswa memperoleh skor terendah pada rentang 6-8. Dalam artian, hal ini dapat diketahui bahwa berdasarkan kedua gambar histogram distribusi
9
frekuensi untuk nilai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan kartu indeks dan media video interaktif lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan media gambar. 2. Pembahasan Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan Kartu Indeks Dan Video Interaktif dengan yang menggunakan model pembelajaran kooperatif. Hipotesis ini dijabarkan dalam hipotesis statistik yaitu H0 adalah tidak terdapat perbedaan antara hasil siswa yang diberikan perlakuan dengan menggunakan Kartu Indeks dan Video Interaktif dengan hasil belajar yang menerapkan model pembelajaran kooperatif. Sedangkan H1 adalah terdapat perbedaan antara hasil siswa yang diberikan perlakuan dengan menggunakan Kartu Indeks dan Video Interaktif dengan hasil belajar yang menerapkan model pembelajaran kooperatif. Adapun perbedaan hasil belajar tersebut ditunjukan pada distribusi rata-rata skor hasil belajar pada kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan Kartu Indeks dan Video Interaktif dan kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan media gambar. Hasil beajar yang dimaksud adalah hasil belajar dalam ranah kognitif yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan analisis. Distribusi rata-rata skor hasil belajar ranah kognitif tipe pengetahuan, pemahaman,
Rata-Rata Skor Hasil Belajar Siswa (%)
aplikasi, dan analisis dapat dilihat pada Gambar 4 sebagai berikut :
90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
81.43%
80% 67.63%
75%
65.71%
51.97%
45.26%
pengetahuan
Pemahaman Eksperimen Kontrol
67.86%
Aplikasi
Analisis
Gambar 4. Distrbusi rata-rata skor hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol pada kegiatan postes untuk setiap tingkatan kognitif. Berdasarkan gambar 4 di atas. Dapat diketahui bahwa pada kegiatan postes untuk aspek pengetahuan rata-rata skor hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen sebesar 80%
10
dan kelas kontrol sebesar 67,63%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar untuk aspek pengetahuan pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Untuk aspek pemahaman, rata-rata skor hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen sebesar 65,71% dan kelas kontrol sebesar 45,26%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar untuk aspek pemahaman pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada aspek aplikasi rata-rata skor hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen sebesar 81,43% dan kelas kontrol sebesar 75%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar untuk aspek aplikasi pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada aspek analisis rata-rata skor hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen sebesar 67,86% sedangkan untuk kelas konrol sebesar 51,97%, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar untuk aspek analisis pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Denga demikian tampak bahwa kelas yang menggunakan pembelajaran dengan Kartu Indeks dan Video Interaktif (kelas eksperimen) pada tingkat kognitif (pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan analisis) hasil belajar lebih tinggi dibandingkan kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif (kelas kontrol). Distribusi rata-rata skor hasil belajar siswa kelas kontrol dan eksperimen untuk 23
Rata-Rata Skor Hasil Belajar Siswa
butir soal dapat dilihat pada Gambar 5 sebagai berikut : Hubungan Antara Rata-Rata Skor Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
100
74
60
50
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
0 kelas eksperimen
kelas kontrol
Gambar 5. Distribusi rata-rata skor hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk 23 butir soal. Berdasarkan grafik rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 74 sedangkan rata-rata hasil belajar untuk kelas kontrol sebesar 60. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari peda kelas
11
kontrol. Hal tersebut dapat terjadi karena pada kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan kartu indeks dan media video interaktif memiliki kelebihan sehingga siswa dapat lebih aktif dalam mengikuti proes pembelajaran yang di sajikan oleh guru atau peneliti dan dapat membangkitkan minat serta motivasi belajar siswa yang dapat berdapak pada hasil akhir pembelajaran. Perbedaan antara kedua kelas dapat dilihat pada interpretasi data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif yang menggunakan Kartu Indeks dan Media Video Interaktif dan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan gambar. Dari data yang diperoleh proses pembelajaran yang menggunakan Kartu Indeks dan Media Video Interaktif dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran geografi pada materi pokok hidrosfer sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa yang lebih baik. Hal tersebut dapat ditunjukan melalui hasil pengujian normalitas data yang diperoleh melalui statistik uji yang relevan, untuk pengujian hipotesis yaitu dengan menggunakan uji statistik uji t. IV. SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen yang menggunakan Kartu Indeks dan Media Video Interaktif dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan media gambar. Proses pembejaran dengan menggunakan metode Kartu Indeks dan Media Video Interaktif hasil belajar siswa lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif dengan media gambar. 2.
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti megajukan
beberapa saran sebagai berikut: Dalam upaya meningkatkan minat, partisipasi dan kretivitas siswa yang berdampak peda hasil belajar siswa maka dalam proses pembelajaran dapat menggunakan metode Kartu Indeks dan Media Video Interaktif. 12
Diharapkan dalam perlaksanaan pembelajaran guru dapat terampil dalam memilih dan menggunakan media sebagai sumber belajar dan daya tarik minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2012. Media Pembelajaran, (Online). Tersedia http://griyadownload. blogspot.com/2012/01/.html Anonim. Tanpa tahun. : Siklus Hidrologi. Trsedia : http://soerya.surabaya.go.id/AuP/eDU.KONTEN/edukasi.net/Geografi/Hidrosfera/ Arsyad, Anzhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers Asdak, Chay. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS). Yogyakarta. Gajah Mada Univercity Press Purnama, Setyawan. 2000. Geohirologi. Yogyakarta. UGM Rafdhi, Faiz Ch. 2012. Media Pembelajaran. UMJ Kampus Bekasih. Rahayu.
2012. Media Video Interaktif, (Online). Tersedia http://rahayuteoribelajar.blogspot.com /2012/02/media-video-interaktif.html. Diakses tanggal 16 Maret 2013
Setiawan, Wawan. Dkk. Tanpa Tahun. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (PTIK). Bandung. Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI. Silberman, Mel. 2009. Active Liarning : 101 Strategi Pembelajararan Aktif. Penerjemah Sarjuli, dkk. Yogyakarta. Insan Madani. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sudjana, Nana. 2006, Penilaian Proses Hasil Belajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sujana. 2005. Metode Statistika Edisi Enam. Bandung: Tarsito Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta. Puataka Pelajar Taruh, Enos. 2008. Penilaian Hasil Belajar. UNG. Gorontalo Triatmodjo, Bambang. 2008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta. Beta Offset Widiyanti Anan. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Geografi pada Materi Sejarah Pembentukan Bumi dengan Kartu Indeks dan Media Film. Bogor
13