Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Melalui Pembelajaran Paikem Pada Materi Lingkungan Hidup Sarto Doka, Mohamad Jahja, Ahmad Zainuri Jurusan Fisika, Prodi Pendidikan Geografi FMIPA Universitas Negeri Gorontalo Email
[email protected]
ABSTRAK Sarto Doka, (2013) “Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi melalui pembelajaran Paikem pada materi lingkungan hidup”. Skripsi Jurusan Pendidikan Georafi Program Pendidikan Strata I ( S1 ) Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. rer. nat. Mohamad Jahja dan Pembimbing II Ahmad Zainuri, S.Pd, MT. Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi melalui pembelajaran paikem pada materi lingkungan hidup. Siswa kelas XI IPS SMA Tridharma Kota Gorontalo yang menjadi subjek dalam penelitian ini berjumlah 19 orang yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu lembar hasil pengamatan kegiatan pembelajaran guru, lembar hasil pengamatan kegiatan siswa. Hasil belajar siswa serta refleksi tindakan siklus I dan siklus II. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah teknik analisis deskriptif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pada siklus I presentase siswa yang tuntas sebesar 42,11 % dari seluruh siswa yang dikenai tindakan. Presenase ini menunjukkan bahwa penelitian belum berhasil sebab belum memenuhi indikator kinerja. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan pada siklus II. Aspek-aspek pengamatan yang belum terlaksanakan dengan baik diperbaiki pada siklus ini. Hasilnya, seluruh siswa yang dikenai tindakan memiliki ketuntasan sebesar 89,47% dengan daya serap klasikal 75 %. Jadi, “melalui pembelajaran PAIKEM dalam mempelajari lingkungan hidup, maka hasil belajar siswa meningkat”. - Kata kunci: Hasil Belajar, Lingkungan Hidup, Pembelajaran PAIKEM.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Berlakunya kurikulum tingkat satuan pendidikan di sekolah menuntut siswa untuk bersikap aktif, kreatif dan inovatif dalam menanggapi setiap pelajaran yang diajarkan dengan menempatkan siswa sebagai subyek pendidikan. Siswa dapat memanfaatkan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, untuk itu pelajaran selalu dikaitkan dengan lingkungan sosial masyarakat agar tidak terjadi kebosanan dan kejenuhan dalam proses pembelajaran. Aspek penting yang menentukan keberhasilan pendidikan adalah proses pembelajaan yang di setting pendidik baik metode, strategi maupun situasi belajar siswa. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar siswa. Faktor lain yang menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran antara lain fasilitas belajar yang memadai, ragam mengajar guru yang profesional serta kemauan dan kemampuan siswa untuk belajar. Peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan sumber utama pembelajaran. Guru memfasilitasi aktivitas siswa dalam mengembangkan kompetensinya sehingga memiliki kecakapan hidup (life skill) untuk bekal hidup sebagai insan mandiri. Dalam proses pembelajaran geografi, kemampuan siswa dalam mengikuti dan menerima materi lingkungan hidup perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh, mengingat materi geografi tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Namun kenyataanya masih banyak siswa yang kurang menguasai materi pelajaran dengan baik, serta kurangnya partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar. Disebabkan karena siswa masih kurang percaya diri dalam mengungkapkan pertanyaan, seperti yang dialami oleh siswa yang ada di SMA Tridharma. Berdasarkan hasil observasi peneliti dengan guru geografi di SMA Tridharma diperoleh informasi hasil belajar siswa kelas XI IPS pada materi lingkungan hidup tahun 2011/2012 masih banyak jumlah siswa yang tidak tuntas yakni 68,53 %. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran yang dilakukan masih banyak didominasi oleh guru, serta siswa kurang percaya diri dalam mengungkapkan serta memecahkan masalah sendiri. Salah satu penyebab rendahnya
perolehan hasil belajar siswa pada materi lingkungan hidup adalah penggunaan ragam mengajar yang belum sesuai dan tidak menarik perhatian siswa. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan menggunakan ragam pembelajaran PAIKEM dalam pelajaran geografi hasil belajar siswa meningkat? 1.3 Pemecahan Masalah Ada beberapa hal yang perlu dicermati dalam menciptakan pola KBM yang mengarah pada situasi kemandirian belajar siswa pada pelajaran geografi di Sekolah Menengah Atas (SMA) antara lain: a. Perlunya menciptakan suasana belajar yang kondusif guna untuk mengoptimalkan aktivitas belajar siswa. Bertolak dari hal-hal yang dikemukakan diatas, sebagai guru geografi yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan proses belajar mengajar dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, peneliti menetapkan ragam pembelajaran PAIKEM dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran materi lingkungan hidup. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran PAIKEM pada mata pelajaran geografi 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut; 1. Sebagai bahan dasar perbandingan bagi pengajar dalam menentukan ragam pembelajaran yang akan digunakan dalam mengajar. 2. Sebagai referensi bagi pengajar dalam menerapkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. 3. Sebagai bahan dasar untuk menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa serta meningkatkan keterlibatan dan perhatian siswa dalam kegiatan belajar mengajar konsepkonsep geografi, sehingga diharapkan prestasi siswa pada pelajaran tersebut meningkat.
II. KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 KAJIAN TEORI 2.1.1 Pengertian PAIKEM PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan, Menyenangkan. PAIKEM bukanlah ragam pembelajaran yang baru, tetapi merupakan perpaduan dari beberapa strategi belajar yang sering dipraktekkan oleh guru dalam kegiatan mengajar. PAIKEM menitik beratkan pada siswa, artinya siswa diusahakan untuk lebih banyak berperan daripada guru. Pembelajaran PAIKEM adalah pembelajaran bermakna yang dikembangkan dengan cara membantu peserta didik membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah dimiliki dan dikuasai peserta didik ( Suprijono, 2009: xi). 2.1.2 Pendekatan Pembelajaran PAIKEM Pendekatan adalah seperangkat asumsi tentang hakikat bahasa, hakikat belajar bahasa dan hakikat mengajarkan bahasa. Pendekatan merupakan cara pandang, filsafat atau segala sesuatu yang diyakini kebenarannya, sehingga ingin diwujudkan. Pendekatan berada pada tingkat yang tertinggi, yang kemudian diturunkan atau dijabarkan dalam bentuk metode. Selanjutnya metode diturunkan dalam bentuk strategi atau tahap pelaksanaan pengajaran. Pendekatan adalah proses, perbuatan, atau cara mendekati. Dikatakan bahwa pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan. Jadi tiap pendekatan pembelajaran yang dipilih haruslah mengungkapkan berbagai realitas kehidupan yang sesuai dengan situasi kelas. Pembelajaran, menunjuk pada proses yang menempatkan peserta didik sebagai center stage performance. Pembelajaran lebih menekankan bahwa peserta didik sebagai makhluk berkesadaran memahami arti penting interaksi dirinya dengan lingkungan yang menghasilkan pengalaman adalah kebutuhan. Kebutuhan baginya mengembangkan seluruh potensi kemanusiaan yang dimilikinya (Suprijono, 2011:x).
2.1.3 PAIKEM Dalam Pembelajaran Geografi A. Pembelajaran Aktif Pembelajaran aktif bukanlah hal baru dalam teori proses belajar mengajar sebab dalam setiap proses belajar mengajar menuntut keaktifan, baik dari guru sebagai pengajar maupun siswa sebagai subjek yang menerima pelajaran geografi. Persoalannya terletak pada kadar keaktifan siswa yang selama ini masih rendah. B. Pembelajaran Inovatif Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang merupakan proses pemaknaan atas realitas kehidupan yang dipelajari. Makna itu hanya bisa dicapai jika pembelajaran dapat memfasilitasi kegiatan belajar yang memberi kesempatan kepada peserta didik menemukan sesuatu melalui aktivitas belajar yang dilakoninya. C. Pembelajaran Kreatif Pembelajaran kreatif yaitu pembelajaran yang mendorong siswa untuk melakukan proses pembelajaran yang kreatif. Jerry Wennstrom (2005) mengatakan proses kreatif adalah suatu format explorasi yang berbeda dari yang lain, yaitu proses yang dihubungkan dalam pengalaman hidup dan bukan merupakan suatu model umum. Proses pembelajaran yang kreatif adalah adalah suatu tindakan untuk penemuan terus menerus, penggalian yang mendalam dengan hati, pikiran dan semangat untuk mendapatkan keindahan dan pengalaman baru yang dapat ia rasakan. D. Pembelajaran Efektif Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru kepada siswa membentuk kompetensi siswa, serta mengantar mereka ketujuan yang ingin dicapai secara optimal. Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan siswa secara aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi (Rusman, 2011: 325). E. Pembelajaran Menyenangkan Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang nyaman, sehingga siswa dapat memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar dan waktu curah perhatiannya menjadi tinggi. Salah satu ciri dari akibat tidak terpenuhinya kebutuhan mental seperti yang nampak pada seorang murid adalah kecemasan. Kecemasan yang dimaksud adalah ketidak nyamanan terhadap situasi yang tidak menyenangkan yang dihadapi atau terhadap sesuatu yang dibenci.
Salah satu ciri khas PAIKEM adalah memberikan pelayanan kepada siswa dengan kemampuan berbeda-beda serta mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Dengan PAIKEM, anak pandai, sedang, dan kurang semuanya diusahakan meningkatkan kemampuan masingmasing. Dalam PAIKEM, berbagai kemampuan siswa belajar mandiri, berbagi tugas dan bekerjasama, berfikir kritis, mencari informasi, memecahkan masalah, serta mengambil keputusan dikembangkan untuk memberikan bekal bagi siswa untuk terjun kedunia modern yang penuh tantangan dan persaingan antar bangsa. 2.1.4 Group Investigation Group investigation adalah penyeledikan yang dilakukan secara berkelompok, yakni siswa secara berkelompok melakukan penyelidikan dengan aktif sehingga memungkinkan menemukan prinsip. Group investgaton merupakan pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil, siswa menggunakan inkuiri koperatif (perencanaan dan diskusi kelompok) kemudian mempresentasikan penemuan mereka di kelas. Tujuan akademik dari pembelajaran group investigation adalah pembelajaran yang berdasarkan rasa ingin tahu siswa sekaligus mengembangkan keterampilan berfikir tingkat tinggi. Selain itu, juga membangun kemampuan siswa untuk memecahkan masalah dalam kelompok kecil. 2.2 Hasil Belajar Belajar pada hakikatnya merupakan proses alami dan komplek karena proses belajar terjadi dalam diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Menurut Gagne (dalam Dimiyati dan Mudjiono, 2006:10), hasil belajar adalah kapasitas yang memungkinkan beragam penampilan. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar yakni timbulnya pengertian-pengertian baru dari tidak tahu menjadi tahu, terjadinya perubahan sikap, keterampilan baru, dan perkembangan sifat-sifat sosial. 2.3 Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah, yang menjadi hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika dalam pembelajaran lingkungan hidup guru menggunakan ragam pembelajaran PAIKEM, maka hasil belajar siswa akan tuntas.
2.4 Indikator Keberhasilan Keberhasilan penelitian tindakan kelas ini ditentukan oleh adanya peningkatan kualitas pembelajaran, meningkatnya aktivitas belajar serta dampaknya terhadap peningkatan hasil belajar siswa, dengan indikator-indikator sebagai berikut. 1. Minimal 85 % dari keseluruhan unsur-unsur pembelajaran yang dilakukan guru selama proses belajar mengajar mencapai kriteria pengamatan sangat baik. 2. Minimal 85 % dari keseluruhan aktivitas belajar siswa dalam kelompok selama proses belajar mengajar mencapai kriteria baik. 3. Minimal 85 % dari keseluruhan siswa yang dikenakan tindakan memperoleh nilai minimal 75 pada materi yang diajarkan sesuai KKM yang ada.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 SettingPenelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMA Tridharma, pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. 3.1.2 Karakteristik Penelitian Kelas yang dikenai tindakan dalam penelitian ini adalah kelas XI IPS dengan jumlah siswa 19 orang yang terdiri atas 13 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. 3.2 Variabel Peneltian Variabel dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi variabel input, proses, dan output. a. Variabel input berupa: 1) Kegiatan guru dalam membelajarkan materi lingkungan hidup 2) Aktivtas belajar siswa b. Variabel proses berupa penerapan metode mengajar. c. Variabel output berupa hasil belajar siswa. 3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Tahap Persiapan / Observasi Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti dan guru mata pelajaran dalam mempersiapkan pembelajaran menyangkut hal-hal berikut:
Menyusun rencana pembelajaran yang disesuaikan dengan model pembelajaran yang akan diteliti, yaitu pembelajaran PAIKEM dan pelajaran Geografi.
Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan ketika di kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Mempersiapkan
dan
membuat
alat
evaluasi
yang
dijadikan
dasar
untuk
mempertimbangkan pelaksanaan tindakan selanjutnya yang disesuaikan dengan materi yang diberikan, guna untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan siswa.
Mendiskusikan kriteria acuan dalam lembar pengamatan.
3.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Siklus I
Siklus Lanjutan Apabila pada siklus I, ketuntasan belajar siswa yang dilihat pada hasil evaluasi akhir
belum mencapai kriteria 85 % dengan skor minimal 75 dari seluruh siswa yang dikenai tindakan dan proses pembelajaran belum mencapai kriteria 85 %, maka pelaksanaan tindakan dilanjutkan pada siklus II sambil memperhatikan point-point yang ada dalam lembar pengamatan yang belum dilaksanakan. 3.3.3. Tahap Pemantauan dan Evaluasi Pada tahap ini, peneliti melakukan dua jenis kegiatan sekaligus, yakni pemantauan ketika proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan pembelajaran PAIKEM dan pelajaran geografi kemudian mengevaluasi hasil-hasil belajar siswa dengan mengerjakan soal-soal yang diberikan. 3.3.4 Tahap Analisis dan Refleksi Pada tahap terakhir ini adalah tahap analisis dan refleksi. Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang akurat, serta untuk mengetahui sejauh mana kemajuan yang dicapai dari siklus yang dijalankan, hal apa yang sudah sempurna dan hal apa yang perlu diperbaiki pada siklus I sehingga dapat dilanjutkan pada siklus II. 3.4 Rancangan Tindakan Rancanagan tindakan ini dilaksanakan berdasarkan pembelajaran group investigation.
3.5 Kriteria Keberhasilan Pencapaian Tindakan Dalam keberhasilan dari siswa suatu tindakan dalam penelitian ini menggunakan lembar pengamatan kegiatan belajar mengajar guru berupa cek list dan ketuntasan belajar minimal 85 % secara keseluruhan siswa dengan skor minimal 75 keatas. 3.6 Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa tehnik pengumpulan data antara lain sebagai berikut: a) Lembar observasi berupa lembar pengamatan kegiatan guru dan kegiatan siswa pada waktu proses belajar mengajar, yang berisi hal-hal yang berkaitan dengan proses tindakan. b) Tes yang dibuat oleh peneliti sendiri yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam pencapaian indikator yang telah ditentukan yaitu 85%. 3.7 Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis secara bertahap dan berkesinambungan pada setiap akhir siklus. Evaluasi hasil belajar siklus I (tahap akhir) dalam bentuk tes. Tes yang diberikan beupa essay yang berjumlah 7 item. Kemudian data yang diperoleh lalu dideskripsikan. Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar maka menggunakan rumus : 1. Ketuntasan Individu = 2. Ketuntasan Klasikal =
100 %
100 %
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Proses Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Tridharma pada materi lingkungan hidup di kelas XI IPS. 4.1.2 Siklus I 4.1.2.1 Hasil Pengamatan Guru Siklus I Pengamatan kegiatan guru (peneliti) dalam penelitian ini berpijak pada lembar pengamatan guru. Aspek-aspek penelitian terhadap kegiatan guru dimulai dari tahap persiapan perangkat pembelajaran, prosedur pembelajaran, kemampuan personal dan sosial guru. 4.1.2.2 Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Selain melakukan pengamatan terhadap kegiatan pengelolaan pembelajaran melalui pembelajaran paikem oleh peneliti sebagai guru. 4.1.2.3 Hasil Belajar Pada Siklus I Hasil belajar siswa pada siklus I merupakan gambaran hasil belajar pada kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Tingkat penguasaan siswa pada materi lingkungan hidup diukur melalui tes tertulis. 1.1.2.4 Analisis Dan Refleksi Hasil Tindakan Siklus I Analisis dan refleksi terhadap kegiatan dilakukan melalui diskusi dengan guru mitra. Analisis dan refleksi ini dilakukan guna memperoleh gambaran apakah tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi yang diajarkan melalui pembelajaran paikem. 4.1.3
Siklus II
4.1.3.1 Hasil Pengamatan Guru Siklus II Pembelajaran siklus II yang dilaksanakan oleh peneliti diamati oleh guru mitra. Pengamatan yang dilakukan dituangkan dalam lembar pengamatan yang terdiri dari 21 aspek.
4.1.3.2 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II Pengamatan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran dilakukan oleh guru mitra. 4.1.3.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II Setelah tindakan pada siklus 2 dilaksanakan, untuk mengetahui keberhasilan siswa terhadap materi yang telah diajarkan melalui pembelajaran PAIKEM, maka siswa diberikan evaluasi dalam bentuk tes essay. 4.1.3.4 Analisis dan Refleksi Hasil Tindakan Siklus II Pada kegiatan siklus II, peneliti dan guru mitra juga melakukan analisis dan refleksi. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, ditemukan bahwa terjadi peningkatan baik pada hasil pengamatan kegiatan guru, hasil pengamatan kegiatan siswa, maupun hasil belajar siswa. 4.2 Pembahasan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk perbaikan proses belajar mengajar utamanya peningkatan keaktifan belajar siswa yang akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi melalui pembelajaran PAIKEM pada materi lingkungan hidup. Penerapan pembelajaran PAIKEM ini dapat membantu siswa untuk lebih berfikir kritis, mampu mengembangkan potensi secara optimal dan terlibat aktif selama pembelajaran berlangsung. Dasar dari pembelajaran yang menggunakan PAIKEM adalah berorientasi pada proses mencari dan menemukan serta mampu memecahkan masalah. Penulis menggunakan ragam PAIKEM sebagai alternatif peningkatan aktivitas siswa sekaligus hasil belajar siswa dalam pelajaran geografi pada materi lingkungan hidup. Prosedur pembelajaran PAIKEM kemudian diramu dalam hasil kegiatan pembelajaran yang terdiri dari dua siklus. Dengan instrument lembar observasi kegiatan guru dan siswa serta hasil evaluasi siswa. 4.2.1 Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran materi lingkungan hidup difokuskan pada silabus dan RPP yang akan digunakan dan disesuaikan dengan pendekatan paikemyang diterapkan. Perencanaan pembelajaran dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
4.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan siklus I dan siklus II dilaksanakan di kelas XI IPS SMA Tridharma pada pukul 10.15 dalam ruang kelas secara berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari dua siklus. 4.2.3 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pemberian tes terhadap hasil belajar siswa dilakukan sebanyak dua siklus. Dari hasil pemberian tes yang dilakukan guru, diperoleh data terjadinya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Untuk lebih jelasnya perbandingan ketuntasan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 4.7. Dari gambar 4.7 dapat dilihat perbedaan tinggi grafik dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I, diagram batang untuk hasil belajar yang tuntas lebih rendah dari hasil belajar yang tidak tuntas. Pada siklus II terjadi perubahan yaitu diagram batang untuk hasil belajar yang tuntas lebih tinggi dari hasil belajar yang tidak tuntas.
Perbandingan Ketuntasan Siswa 89.47%
100.00% Persentase
80.00% 60.00%
57.89% 42.11%
Tuntas
40.00% 10.53%
20.00% 0.00%
Siklus I
Tidak Tuntas
Siklus II Siklus
Gambar 4.7 Perbandingan ketuntasan siswa siklus I dan Siklus II
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan ragam PAIKEM pada materi lingkungan hidup dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar pada siswa pada siklus II. Pada siklus I persentase ketuntasan sebesar 42,11% sedangkan pada siklus II persentase ketuntasan sebesar 89,47%. Selisih peningkatan sebesar 47,37% maka hasil belajar telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. 5.2 Saran a. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti menyarankan kepada guru yang akan mengajar di kelas khususnya pada materi lingkungan hidup untuk dapat menggunakan ragam paikem dalam pembelajaran guna untuk meningkatkan hasil belajar siswa. b. Menjadikan PAIKEM sebagai salah satu ragam pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. c. Perlu adanya pengembangan dalam penerapan ragam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran sehingga siswa mengalami sendiri dan menyimpulkan sendiri tentang konsep-konsep yang dibelajarkan.
VI. DAFTAR PUSTAKA Asmani, Ma’mur Jamal, 2010. 7 Tips Aplikasi Pakem: Menciptakan Metode Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jogjakarta: Diva Press. Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar: dari Sentralisasi menuju Desentralisasi. Bumi Aksara: Jakarta. Moeslich, R, 1999. Metode Pengajaran di Taman Anak-anak. Jakarta: Rineka Cipta Muslich, Mansur. 2007. KTSP: Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyasa, E, DR.MPd 2010. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenanagkan. Bandung: PT. Rosdakarya. Marsaja. 2008. Pembelajaran Inovatif. (http://www.google.com) Purwanto, DR. M.Pd. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Pelajar. Rusman, 2010. Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesional Guru. Bandung: PT Rajagrapindo Persada. Suprijono, Agus, 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Celeban Timur UH III/548. _____2009: Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Yogyakarta: Diva Press. Soekartawi, 1995. Meningkatkan Efektivitas Mengajar, Jakarta: Pustaka Jaya Sudjana. Nana, 1989. Penilaian Hasil Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sumarmi, 2012. Model-model Pembelajaran Geografi, Yogyakarta: Aditya Media Publishing. Sagala Syaiful, 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: CV Alfabeta. Tika Pabundu, Moh, 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT.Bumi Aksara. Underwood, Mary. 2000. Pengelolaan Kelas yang Efektif: Suatu Pendekatan yang Praktis. Jakarta: Arcan Zaini, Hasyim. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakartas: Pustaka Insan Madani.