Artikel
PENGEMBANGAN MEDIA REALIA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI LINGKUNGAN HIDUP
Oleh
NUSLAN NASRUN
NIM. 451409048
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI 2015
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
PENGEMBANGAN MEDIA REALIA PADA MATA PELAJARAN GOGRAFI MATERI LINGKUNGAN HIDUP Oleh Nuslan Nasrun NIM: 451409048 Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian Program Studi S1 Pend. Geografi F. MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email:
[email protected] Pembimbing : (1). Dr. Masri Kudrat Umar, M.Pd (2). Raghel Yunginger, S.Pd, M.Si ABSTRAK Nuslan Nasrun. 2015.Pengembangan Media Realia Pada Mata Pelajaran Geografi Materi Lingkungan Hidup. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang dilakukan untuk mengembangkan media pembelajaran yang bahannya berasal dari lingkungan sekitar. Hasil pengembangan berupa Pengembangan Media Realia pada Mata Pelajaran Geografi Materi Lingkungan Hidup, dengan objek penelitian tujuh belas orang yang terdiri dari dosen, guru mata pelajaran geografi dan mahasiswa. Dengan aspek yang dinilai dalam media realia adalah ; 1) kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran, 2) kesesuaian media dengan karakteristik siswa, 3) kemudahan pembuatan media, 4) kelayakan media yang dirancang dapat digunakan atau dioprasikan, 5) kesesuaian waktu pembelajaran, 6) murah, 7) menarik, 8) mendorong siswa belajar, 9) media yang dirancang menggunakan bahan dari lingkungan sekitar, 10) media mampu menjelaskan lingkungan hidup. Penelitian pengembangan ini menilai materi yang disajikan dalam pengembangan media realia. Adapun aspek yang dinilai adalah sebagai berikut. 1). Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran, 2) Lingkungan biotic dan abiotik, 3). Manusia, 4). Hewan, 5). Tumbuhan, 6). Air, 7). Tanah, 8). Udara, 9). Produsen, 10). Konsumen, 11). Bakteri pengurai, 12). Individu, 13). Populasi, 14). Komunitas. Kata kunci: Pengembangan, media realia 1. PENDAHULUAN Geografi merupakan salah satu mata pelajaran hubungan manusia dengan lingkungannya yang sangat penting untuk dipelajari. Dalam proses pembelajaran geografi, tidak hanya mempelajari bentuk teori tetapi juga dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Selain itu juga Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
dapat mengembangkan keterampilan serta sikap percaya diri yang tinggi dalam diri siswa. Untuk membelajarkan materi geografi, dibutuhkan kreativitas guru agar dalam proses pembelajaran, termasuk pengguna media, sehingga menumbuhkan perhatian, serta meningkatkan minat siswa untuk belajar. Alam semesta kaya akan keanekaragaman sumber daya alam yang terkandung didalamnya. Keanekaragaman tersebut dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran. Alam raya beserta aneka ragam wujud yang ada merupakan petunjuk. Alam adalah guru yang sesungguhnya. Alam memberikan pelajaran yang begitu lembut dalam kehidupan manusia. Alam merupakan salah satu media pembelajaran yang saat ini hampir dilupakan oleh praktisi pendidikan. Mereka kurang menyadari jika alam sangat baik digunakan sebagai media dan tempat untuk melakukan proses belajar. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tidak mesti menggunakan satu media tetapi bisa digunakan lebih dari satu media. Sehingga guru dalam menggunakan media pembelajaran yang sesuai dapat memudahkan siswa menerima informasi yang akan disampaikan sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik pula. Dengan demikian penggunaan media realia dapat memberikan pengalaman langsung bagi siswa. Media realia berfungsi sebagai pendukung terlaksananya pembelajaran menggunakan metode eksperimen sehingga pengalaman yang diperoleh siswa bersifat langsung dan nyata sehingga dapat menjembatani gaya belajar siswa dalam menyerap bahan pelajaran dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. 2. KAJIAN TEORETIS 2.1 Pengertian media pembelajaran Kata media berasal dari kata latin “medius” yang secara harfiah berarti „tengah‟, „pearantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (dalam Arsyad 2013:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondidsi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Latuheru (dalam Arsyad 2013:4) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Hamalik (dalam Arsyad 2013: 4) mengemukakan bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil maksimal apabila menggunkan alat bantu yang disebut dengan media komunikasi. Media adalah suatu perantara untuk menyampaikan pesan kepada si penerima pesan dalam memberikan informasi ilmu pengetahuan.
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
Sujarwo (2012:4) dalam makalahnya menyatakan bahwa dalam pemiliham media pembelajaran, sebanarnya sudah sejak lama dikenal adanya kriteria yang harus dipatuhi dalam prosedur penyusunan/ pengembangan media atau bahan ajar. criteria tersebut sebagai berikut: 1.
Mudah, artinya mudah membuatnya, mudah memperoleh bahan dan alatnya, serta mudah menggunakannya. 2. Murah, artinya dengan biaya sedikit, jika memungkan bahkan tanpa biaya, media pembelajaran dapat dubuat dan dimanfaatkan. 3. Menarik, artinya dapat meransang peserta paserta didik, baik dari sisi bentuk, isi, warna, maupun bahasa 4. Mendorong, artinya isinya mendorong peserta didikuntuk bersikap atau berbuat sesuatu yang positif, baik untuk dirinya sendiri maupun lingkungannya sesuai tujuan pembelajaran yang dicapai 5. Secara Manfaat, artinya isinya bernilai, mengandung manfaat, dan tidak merusak. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. 2.2 Jenis-jenis Media Pembelajaran Dalam proses pembelajaran, banyak jenis media yang dimanafaatkan untuk memproseskan bahan kajian. mulai dari media yang sederhana, menggunakan teknologi, dan murah harganya, hingga media yang kompleks, rumit, modern yang harganya sangat mahal. Pengelompokan berbagai jenis media dari segi perkembangan teknolgi oleh Seel & Glasgow (dalam Arsyad 2013:35) dibagi dalam dua kategori, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir. 1. Pilihan Media Tradisional a. Visual diam yang diproyeksikan proyeksi tak tembus pandang slides filmstrips b. Visual yang tak diproyeksikan gambar, poster foto charts, grafik, diagram pameran, papan info c. Audio
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
rekaman piringan pita kaset, reel, cartridge d. Penyajian Multimedia slide plus suara multi image e. Visual dinamis yang diproyeksikan film televise vidio f. Cetak buku teks modul, teks terprogram workbook majalah ilmiah, berkala lembaran lepas g. Permaianan teka teki simulasi permaianan papan h. Realia model specimen (contoh) manipulative (peta, boneka) 2. Pilihan Media Teknologi Mutakhir a. Media berbasis telekomunikasi Telekonferen kuliah jarak jauh b. Media berbasis mikroprosesor Permaian computer Sistem tutor intelejen Interaktif Hypermedia Compac (vidio) Menurut Sadiman, dkk (2012:83-84) media di kelompokan dalam dua jenis, yaitu media jadi karena sudah merupakan komoditi perdagangan dan terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai, dan media rancangan karena perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud atau tujuan pembelajaran tertentu. Masing-masing jenis media ini mempunyai kelebihan dan keterbatasan. kelebihan dari media jadi adalah hemat dalam waktu, tenaga dan biaya untuk pengadaannya. Sebaliknya, mempersiapkan media yang dirancang secara khusus
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
untuk memenuhi kebutuhan tertentu akan memerasa banyak waktu, tenaga maupun biaya karena untuk mendapatkan keandalan dan kesahihannya diperlukan serangkaian kegiatan validasi prototipnya. Kekurangan media jadi ialah kecilnya kemungkinan untuk mendapatkan media jadi yang dapat sepenuhnya dengan tujuan atau kebutuhan pembelajaran setempat. 2.3
Media Realia Media realia adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar Endriani (dalam Sarini 2012:7). Kata realia sendiri maksudnya adalah nyata. Jadi guru harus bisa menyiapkan dan menggunakan media yang nyata atau konkrit sesuai dengan tujuan pembelajaran. Contohnya foto, gambar, model, dan masih banyak lagi yang ada dilingkungan sekitar siswa. Realia dapat digunakan dalam kegiatan belajar dalam bentuk sebagai mana adanya, tidak ada pengubahan, kecuali dipindahkan dari kondisi lingkungan hidup aslinya. Menurut Endriani (dalam Sarini 2012:7) ciri media realia adalah benda asli yang masih ada dalam keadaan utuh, dapat dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang sebenarnya, dan dapat dikenali sebagaimana wujud aslinya. Selain dalam bentuk aslinya, penggunakan realia dapat dimodifikasi. Modifikasi media realia berupa, potongan benda, contoh benda, dan pameran. a. Potongan Benda tidak digunakan secara utuh atau menyeluruh tetapi hanya diambil sebagian saja yang dianggap penting yang dapat mewakili aslinya sehingga dapat dipelajari oleh siswa. b. Contoh benda Benda asli tanpa dikurangi sedikitpun yang dipakai contoh untuk mewakili karakter dari sebuah dalam jenis atau kelompok tertentu. c. Pameran Menampilkan benda tertentu yang dirancang seolah-olah berada dalam lingkungan atau situasi aslinya. Pemanfaatan media realia dalam proses pembelajaran merupakan cara yang cukup efektif, karena dapat memberikan informasi yang lebih akurat. Walaupun tidak semua benda nyata dapat digunakan sebagai media realia karena keterbatasan penyediaannya, misalnya karena ukuran ataupun biayanya. Alternatip pemanfaatan media yang menyerupai relia adalah model. 2.4
Langkah-langkah Pembuatan Media Realia Sebelum melakasanakan pembelajaran peneliti akan merancang terlebih dahulu rancangan media yang digunakan. Rancangan media yang ingin peneliti
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
kembangkan adalah berupa pengembangan media realia dengan menggunakan alat peraga tentang materi lingkungan hidup untuk SMA kelas XI IPS semester ganjil. Pada proses pembelajaran ini peneliti ingin membuat media pembelajaran tersebut agar para siswa dapat mengerti, dan memahami dengan baik bagaimana mengkaji apa saja yang dalam materi lingkungan hidup. Dalam pembuatan media ini peneliti ingin menyajikannya secara rinci dan sistematis, bukan seperti yang biasa disajikan oleh guru yang bahan untuk kegiatan pembelajaran hanya dari buku teks saja. Bisa diambil contoh tentang media yang berasal dari lingkungan pada pelajaran lingkungan hidup. Hal inilah yang membuat peneliti ingin mengembangkan media pembelajaran yang lebih variatif tentang sumber daya alam. Hal-hal yang perlu disiapkan untuk membuat media pembelajaran adalah sebagai berikut: Langkah-langkah pembuatan media pembelajaran berbasis lingkungan dalam pelajaran geografi a. Persiapan pembuatan Adapun persiapan pembuatan media pembelajaran meliputi: mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan media merancang desain media pembelajaran yang digunakan merancang letak bahan-bahan media tentang sumber daya alam. b. Pelaksanaan pembuatan Pelaksanaan pembuatan merupakan aplikasi dari persiapan pembuatan. Proses pembuatan media ini menggunakan peralatan sederhana seperti kayu, paku, serbuk kayu, spon, lem pox, miatur ramah, batu, pasir, air, tanah, batu barah, emas, batu kapur, hewan, rumput, tumbuhan, dan manusia serta beberapa bahan pembuat gunung meletus diantaranya pewarna makanan merah dan kuning, cuka, soda kue, sabun cuci piring c. Langkah-langkah pembuatan media Menyiapakan tempat untuk tumpuan media Serbuk kayu dimasukan ke dalam wadah yang berisi air Kemudian di masukan lem pox, setelah itu diaduk sampai menyatu antara serbuk kayu dengan lem pox Selanjutnya serbuk kayu yang sudah menyatu disimpan diatas tumpuan media, kemudian diratakan itulah yang menjadi tanah Spon dihaluskan kemudian dihamburkan pada tanah yang sudah diberi lem agar bisa tahan lama itulah yang menjadi rumput Kemudian dimasukanlah batu, air, hewan, tumbuhan, pegungan, rumah dan manusia. 2.5
Penelitian Pengembangan
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
Sugiyono (2011 : 407) metode peneletian dan pengembangan atau dalam bahasa inggris research and development adalah metode penelitian yang digunakan umtuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Metode penelitian dan pengembangan telah banyak digunakan pada bidangbidang ilmu alam dan teknik. Hampir semua produk teknologi, seperti alat-alat teknologi, kendaraan bermotor, pesawat terbang, kapal laut, senjata, alat-alat kedokteran, bangunana gedung bertingkat, dan alat-alat rumah tangga yang modern diproduk dan dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan. Namun demekian metode penelitian dan pengembangan bisa juga digunakan dalam bidang ilmu-ilmu sosial seperti psikologi, sosiologi, pendidikan, manajemen, dan lain-lain. Menurut Gall dan Borg (dalam Emzir 2010: 260) education research and development is a process used to develop and validate education product atau dapat diartikan bahwa penelitian pengembangan pendidikan adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidkan. Hasil dari penelitian pengembangan tidak hanya pengembangan sebuah produk yang sudah ada melainkan juga untuk menemukan pengetahuan atau jawaban atas permasalahan. Dalam kajian ini dipaparkan media penelitian dan pengembangan sistem pembelajaran yaitu model 4D. Model 4D merupakan singkatan dari Define, Design, Development and Dissemination yang dikembangkan oleh Thiagarajan 1974 dalam Mulyaningsih, (2012:195-199). 1. a.
Model Penilitian Pengembbangan Four-D (4D) Define (Pendefinisian) Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pengembangan. Dalam media lain, tahap ini sering dinamakan analisis kebutuhan. Tiap-tiap produk tentu membutuhkan analisis yang berbedabeda. Secara umum, dalam pendefinisian ini dilakukan kegiatan analisis kebutuhan pengembangan, syarat-syarat pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna serta media penelitian dan pengembangan (model R & D) yang cocok digunakan untuk mengembangkan produk. Analisis bisa dilakukan melalui studi literature atau penelitian pendahuluan. b.
Design (Perancangan) Thiagrajan dalam Mulyatiningsih, (2012:195-199) membagi tahap design dalam empat kegiatan, yaitu: menyusun tes kriteria, memilih media, pemilihan bentuk penyajian, mensimulasikan penyajian materi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap tersebut antara lain:
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
1)
2) 3) 4)
Menyusun tes kriteria, sebagai tindakan pertama untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik, dan sebagai alat evaluasi setelah implementasi kegiatan. Memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik. Pemilihan bentuk penyajian pembelajaran disesuaikan dengan media pembelajaran yang digunakan. Mensimulasikan penyajian materi dengan media dan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang. Pada saat simulasi pembelajaran berlangsung, dilaksanakan juga penilaian dari teman sejawat.
3.
Develop (Pengembangan) Thiagarajan dalam Mulyatiningsih, (2012:195-199) membagi tahap pengembangan dalam dua kegiatan yaitu: expert appraisal dan developmental testing. Expert appraisal merupakan teknik untuk memvalidasi atau menilai kelayakan rancangan produk. Dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi oleh ahli dalam bidangnya. Saran-saran yang diberikan digunakan untuk memperbaiki materi dan rancangan pembelajaran yang telah disusun. Developmental testing merupakan kegiatan uji coba rancangan produk pada sasaran subjek yang sesungguhnya. Pada saat uji coba ini dicari data respon, reaksi atau komentar dari sasaran pengguna media. Hasil uji coba digunakan memperbaiki produk. Setelah produk diperbaiki kemudian diujikan kembali sampai memperoleh hasil yang efektif. Dalam konteks pengembangan media pembelajaran, kegiatan pengembangan (develop) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Validasi media oleh ahli/pakar. Hal-hal yang divalidasi meliputi panduan penggunaan media dan perangkat media pembelajaran. Tim ahli yang dilibatkan dalam proses validasi terdiri dari: pakar teknologi pembelajaran, pakar bidang studi pada mata pelajaran yang sama. 2. Revisi media berdasarkan masukan dari para pakar pada saat validasi 3. Uji coba terbatas dalam pembelajaran di kelas, sesuai situasi nyata yang akan dihadapi. 4. Revisi media berdasarkan hasil uji coba 5. Implementasi media pada wilayah yang lebih luas. Selama proses implementasi tersebut, diuji efektivitas media dan perangkat media yang dikembangkan. 4.
Disseminate (Penyebarluasan) Thiagarajan dalam Mulyatiningsih, (2012:195-199) membagi tahap dissemination dalam tiga kegiatan yaitu: validation testing, packaging, diffusion and adoption. Pada tahap validation testing, produk yang sudah direvisi pada
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
tahap pengembangan kemudian diimplementasikan pada sasaran yang sesungguhnya. Pada saat implementasi dilakukan pengukuran ketercapaian tujuan. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas produk yang dikembangkan. Setelah produk diimplementasikan, pengembang perlu melihat hasil pencapaian tujuan. Tujuan yang belum dapat tercapai perlu dijelaskan solusinya sehingga tidak terulang kesalahan yang sama setelah produk disebarluaskan. Kegiatan terakhir dari tahap pengembangan adalah melakukan packaging (pengemasan), diffusion and adoption. Tahap ini dilakukan supaya produk dapat dimanfaatkan oleh orang lain. Pengemasan media pembelajaran dapat dilakukan dengan mencetak buku panduan penerapan media pembelajaran. 2.6
Materi Pembelajaran Lingkungan hidup merupakan keseluruhan unsur atau komponen yang berada disekitar individu yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia memiliki keterkaitan dengan udara, tanah, dan air. Disamping itu masih banyak hal lain yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita, misalnya hewan dan tumbuhan, yang merupakan bagian dari lingkungan hidup. Air, tanah, udara, hewan, tumbuhan, dan manusia merupakan bagian dari sebuah ekosistem. Lingkungan hidup dapat diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelansungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Komponen lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi komponen makhluk hidup (biotik) dan komponen benda mati (abiotik). Contoh komponen biotik adalah manusia, hewan, dan tumbuhan, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah udara, tanah, dan air. Komponen biotic dan abiotik membentuk satu kesatuan atau tatanan yang disebut okosistem. 3.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kampus Universitas Negari Gorontalo yang melibatkan unsur ahli media, dan ahli mata pelajaran. Waktu penelitian selama ± 2 bulan terhitung mulai Oktober sampai dengan bulan Januari 2015. Adapun rincian kegiatan sebagai berikut : a. Tahap persiapan b. Tahap pengumpulan data c. Tahap analisis data d. Tahap penyusunan data
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
Penelitian ini tergolong penelitian pengembangan, yaitu pengembangan media realia pada mata pelajaran geografi materi lingkungan hidup dengan menggunakan pendekatan deskriptif yang berorientasi pada pengembangan produk. Penelitian ini akan dilaksanakan dengan cara pembagian angket dan yang menjadi subjek penelitian ini adalah tujuh belas orang yang terdiri dari dosen, guru mata pelajaran, dan mahasiswa yang mempunyai kompoten dibidang ahli media, dan mata pelajaran. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Analisis data hasil observasi akan dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan persentase sebagai berikut: 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑋 100 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙𝑖𝑠 Penilaian patokan kriteria, dilakukan dengan melihat deskriptor yang ada pada lembar penilaian. Pedoman skala penilaiannya dapat dilihat berikut ini: 4 = jika semua deskriptor tampak dengan kriteria sangat baik 3 = jika terdapat 2 deskriptor yang tampak dengan kriteria baik 2 = jika terdapat 1 deskriptor yang tampak dengan kriteria cukup 1 = jika tidak ada deskriptor yang tampak dengan kriteria kurang Hasil penilaian dilakukan untuk masing-masing indicator yaitu untuk mengetahui seberapa besar penilaian oleh para ahli terhadap media yang dikembangkan. 4.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Gambar Media Realia pada materi lingkungan hidup Penelitian ini dilaksanakan pada tujuh belas orang penilai yang terdiri dari dosen, guru mata pelajaran geografi dan mahasiswa. Dari hasil pengembangan produk maka dihasilkan pengembangan media realia pada mata pelajaran geografi
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
materi lingkungan hidup. Dalam penelitian pengembangan media realia pada pelajaran geografi materi lingkungan hidup, terdapat beberapa sebagai suatu acuan dalam pelaksanaan penelitian, untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi dan teknik kuesioner (angket) kemudian data yang diperoleh dari teknik tersebut dapat amati oleh tujuh orang pengamat, setelah dinilai dilanjutkan dengan penilaian Sepuluh orang untuk hasil dapat dideskripsikan dengan angka-angka dan kata-kata atau kalimat seterusnya dapat disajikan dalam bentuk tabel dan histogram pada setiap indikator. Pembahasan Hasil penilaian untuk setiap indikator pada media realia yang dikembangakan adalah sebagai: 1.
Kesesuaian Media dengan Tujuan Pembelajaran
Persentase 100,00%
70,00% 30,00%0,00% 0%
0,00% sangatsesuaicukup tidak sesuai sesuaisesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 70%, kriteria sesuai 30%, kriteria cukup sesuai 0%, dan kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada kriteria sangat sesuai 70% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih kriteria sangat sesuai karena dalam indikator kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran ada sub indikator yang menjadi acuan para penilai yaitu apabila hanya dua indikator yang terpenuhi dalam tujuan pembelajaran yang dapat dijelaskan dalam media pembelajaran. tapi dalam media realia yang dirancang dapat menjelaskan semua tujuan pembelajaran.
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
2.
Kesesuaian media dengan karakteristik siswa
Persentase 50,00% 0,00%
50,00%50,00% 0,00% 0% sangatsesuaicukup tidak sesuai sesuai sesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa kesesuaian media dengan karakteristik siswa dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 50%, kriteria sesuai 50%, kriteria cukup sesuai 50%, kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada kriteria sangat sesuai dan sesuai yaitu 50% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih kriteria sangat sesuai dan sesuai karena dalam indikator kesesuaian media dengan karakteristik siswa ada sub indikator yang menjadi acuan para penilai yaitu apabila hanya beberapa karakteristik siswa yang terpenuhi dalam pembelajaran. 3.
Kemudahan pembuatan media
Persentase 100,00% 50,00% 0,00%
60,00% 20,00% 20,00% 0% sangat sesuai cukup tidak sesuai sesuai sesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa kemudahan pembuatan media dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 20,00%, kriteria sesuai 60,00%, kriteria cukup sesuai 20,00%, dan kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada kriteria sesuai 60,00% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih kriteria sesuai karena dalam indikator kemudahan pembuatan media ada sub indikator yaitu media yang dirancang mudah dibuat dan dapat menjelaskan materi yang diajarkan.
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
4.
Kelayakan media yang dirancang dapat digunakan atau dioperasikan
Persentase 100,00% 50,00% 0,00%
40,00%60,00%
0%
0%
sangat sesuai cukup tidak sesuai sesuai sesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa kelayakan media yang dirancang dapat digunakan atau dioperasikan dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 40,00%, kriteria sesuai 60,00%, kriteria cukup sesuai 0%, dan kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada kriteria sesuai 60,00% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih kriteria sesuai karena dalam indikator kelayakan media yang dirancang dapat digunakan atau dioperasikan ada sub indikator yang menjadi acuan para penilai yaitu media yang dirancang kualitas baik, dan mudah dipahami sehingga peserta didik dapat mengerti apa yang sedang dipelajari, pada media realia yang dirancang bisa memberikan pemahaman baru untuk siswa karena siswa bisa melihat lansung materi yang disajikan. 5.
Kesesuaian waktu pembelajaran
Persentase 50,00% 50,00% 50,00%
0,00% 0%
0,00% sangatsesuaicukup tidak sesuai sesuaisesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa kesesuaian waktu pembelajaran dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 50,00%, kriteria sesuai 50,00%, kriteria cukup sesuai 0%, dan kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada kriteria sangat sesuai dan sesuai50,00% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih criteria sangat sesuai dan karena dalam indikator kesesuaian waktu pembelajaran ada sub indikator yang menjadi acuan para penilai yaitu media yang digunakan sesuai dengan waktu pembelajaran.
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
6.
Murah
Persentase 100,00% 50,00% 0,00%
60,00% 30,00% 10%
0%
sangatsesuai cukup tidak sesuai sesuai sesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa murah dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 30,00%, kriteria sesuai 60,00%, kriteria cukup sesuai 10,00%, dan kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada criteria sesuai 60,00% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih criteria sesuai karena dalam indikator murah ada sub indikator yang menjadi acuan para penilai yaitu media yang dibuat murah. Dari penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya dalam pembuatan produk masih bisa dijangkau, karena sebagian bahannya berasal dari bahan-bahan dilingkungan sekitar kita. 7.
Menarik
Persentase 100,00% 50,00%
80,00% 10,00%10,00% 0%
0,00% sangat sesuai cukup tidak sesuai sesuai sesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa menarik dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 80,00%, kriteria sesuai 10,00%, kriteria cukup sesuai 10,00%, dan kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada kriteria sangat sesuai 80,00% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih kriteria sangat sesuai karena dalam indikator menarik ada sub indikator yang menjadi acuan para penilai yaitu media yang dibuat menarik. Dari penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa media realia yang dirancang menarik karena yang dipelajari terlihat pada media yang dirancang.
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
8.
Mendorong siswa belajar
Persentase 100,00% 50,00% 0,00%
70,00% 20,00% 10%
0%
sangatsesuai cukup tidak sesuai sesuai sesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa indikator mendorong siswa belajar dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 70,00%, kriteria sesuai 20,00%, kriteria cukup sesuai 10,00%, dan kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada kriteria sangat sesuai 70,00% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih kriteria sangat sesuai karena dalam indikator mendorong siswa belajar ada sub indikator yang menjadi acuan para penilai yaitu media yang digunakan mendorong siswa untuk belajar. Dari penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa media realia yang dirancang dapat mendorong siswa untuk belajar karena siswa bisa melihat lansung tidak menghayal tentang apa yang sedang dipelajari. 9.
Media yang dirancang menggunakan bahan dari lingkungan sekitar
Persentase 100,00%
60,00%40,00%
0%
0%
0,00% sangat sesuai cukup tidak sesuai sesuai sesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa indikator media yang dirancang menggunakan bahan dari lingkungan sekitar dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 60,00 kriteria sesuai 40,00%, kriteria cukup sesuai 0%, dan kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada kriteria sangat sesuai 60,00% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih kriteria sangat sesuai karena dalam indikator media yang dirancang menggunakan bahan dari lingkungan sekitar ada sub indikator yang menjadi acuan para penilai yaitu media yang dirancang menggunakan bahan-bahan dari lingkungan. Dari penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa media realia yang dirancang menggunakan bahan dari lingkungan sekitar sehingga biaya untuk
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
pembuatan media realia dapat terjangkau dan proses pembuatan juga cukup mudah karena bahannya tidak sulit didapatkan 10.
Media mampu menjelaskan lingkungna hidup
Persentase 50,00%50,00% 50,00%
0%
0%
0,00% sangat sesuai cukup tidak sesuai sesuai sesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa indikato media mampu menjelaskan sumber daya alam yang ada dilingkungan sekitar dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 50,00%, kriteria sesuai 50,00%, kriteria cukup sesuai 0%, dan kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada kriteria sangat sesuai dan sesuai yaitu 50,00% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih kriteria sangat sesuai karena dalam indikator media mampu menjelaskan lingkungan hidup ada sub indikator yang menjadi acuan para penilai yaitu media dapat menjelaskan lingkungan hidup. Dari penilaian tersebut diatas dapat disimpilkan bahwa media realia yang dirancang dapat menjelaskan tujuan pembelajaran yang dicapai karena dalam media realia tersebut dapat dilihat komponen-komponen yang dipelajari. Hasil penilaian untuk materi lingkungan hidup terhadap media realia yang di kembangkan dapat dilihat sebagai berikut: 1. Kesesuaian Materi dengan Tujuan Pembelajaran
Persentase 100,00% 50,00% 0,00%
55,56%44,44%
0,00%
0%
sangat sesuai cukup tidak sesuai sesuai sesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 55.56%, kriteria sesuai 44.44%, kriteria cukup sesuai 0%, dan kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada kriteria
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
sangat sesuai 55.56% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih kriteria sangat sesuai karena dalam indikator kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran ada sub indikator yang menjadi acuan para penilai yaitu apabila semua indikator yang terpenuhi dalam tujuan pembelajaran. Dari hasil penelian diatas dapat disimpulkan bahwa materi yang diajarkan dapat dijelaskan melalui media realia yang dirancang. 2. Lingkungan Biotik dan Abiotik
Persentase 88,89% 100,00% 50,00% 0,00%
11,11%
0,00%
0%
sangat sesuai cukup tidak sesuai sesuai sesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa lingkungan biotic dan abiotik dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 11.11%, kriteria sesuai 88.89%, kriteria cukup sesuai 0%, kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada kriteria sesuai 88.89% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih kriteria sesuai karena dalam indikator lingkungan biotic dan abiotik dapat dilihat melalui media realia yang dirancang, sehingga siswa dapat membedakan mana yang termasuk komponen biotic dan abiotik. 3. Manusia
Persentase 100,00% 50,00% 0,00%
66,67% 33,33% 0,00% 0% sangat sesuai cukup tidak sesuai sesuai sesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa kemudahan pembuatan media dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 66.67%, kriteria sesuai 33.33%, kriteria cukup sesuai 0%, dan kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada kriteria sangat sesuai 66.67% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih kriteria sangat sesuai karena para penilai melihat bahwa indicator manusia yang dinilai ada pada media realia yang dirancang. Dari penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa materi yang disajikan dapat dijelaskan melalui media realia yang dirancang.
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
4. Hewan
Persentase 100,00% 50,00% 0,00%
44,44%55,56% 0%
0%
sangat sesuai cukup tidak sesuai sesuai sesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa hewan dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 44.44%, kriteria sesuai 55.56%, kriteria cukup sesuai 0%, dan kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada kriteria sesuai 55.56% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih kriteria sesuai karena para penilai melihat bahwa indicator hewan yang dinilai ada pada media realia yang dirancang. Dari penilalain diatas dapat disimpulkan bahwa materi yang disajikan mengenai komponen biotic dapat dijelaskan melalui media realia yang dirancang contohnya hewan 5. Tumbuhan
Persentase 100,00% 50,00% 0,00%
55,56%44,44% 11,11% 0% sangat sesuai cukup tidak sesuai sesuai sesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa kesesuaian waktu pembelajaran dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 55.56%, kriteria sesuai 44.44%, kriteria cukup sesuai 0%, dan kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada kriteria sangat sesuai 55.56% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih kriteria sangat sesuai karena para penilai melihat bahwa indicator tumbuhan yang dinilai ada pada media realia yang ditampilkan. Dari penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa materi yang yang diajarkan dapat dijelaskan melalui media realia yang dirancang.
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
6. Air
Persentase 100,00% 50,00% 0,00%
77,78% 22,22% 0%
0%
sangat sesuai cukup tidak sesuai sesuai sesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa murah dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 22.22%, kriteria sesuai 77.78%, kriteria cukup sesuai 0%, dan kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada criteria sesuai 77.78% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih kriteria sesuai karena para penilai melihat bahwa indicator air yang dinilai ada pada media realia yang ditampilkan. Dari penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa media yang dirancang bisa menjelaskan materi yang diajarkan seperti air yang mengalir selain itu dapat juga dijelaskan bahwa semua mahkluk hidup membutukan air untuk kelansungan hidup. 7. Tanah
Persentase 100,00% 50,00% 0,00%
66,67% 33,33% 0,00% 0% sangat sesuai cukup tidak sesuai sesuai sesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa tanah dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 66.67%, kriteria sesuai 33.33%, kriteria cukup sesuai 0%, dan kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada kriteria sangat sesuai 66.67% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih kriteria sangat sesuai karena para penilai melihat bahwa indicator tanah yang dinilai ada pada media realia yang ditampilkan. Dari penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa media yang dirancang dapat menjelaskan materi yang diajarkan, contohnya tanah yang menjadi tempat untuk semua mahkluk hidup melakukan aktivitasnya.
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
8. Udara
Persentase 100,00% 50,00% 0,00%
33,33%
55,56%
11%
0%
sangat sesuai cukup tidak sesuai sesuai sesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa indikator udara dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 33.33%, kriteria sesuai 55.56%, kriteria cukup sesuai 11.11 0%, dan kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada kriteria sesuai 55.56% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih kriteria sesuai karena para penilai melihat bahwa indicator udara tidak dapat dilahat tapi dapat dirasakan. Dari penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa materi yang diajarkan dpat dijelaskan pada media realia yang dirancang, karena udara kita tidak bisa melihatnya dengan jelas tapi kita dapat merasakan dan bisa melihat daun-daun yang bergerak. 9. Produsen
Persentase 88,89% 100,00% 50,00% 0,00%
11,11% 0%
0%
sangat sesuai cukup tidak sesuai sesuai sesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa indikator Produsen dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 88.89, kriteria sesuai 11.11%, kriteria cukup sesuai 0%, dan kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada kriteria sangat sesuai 88.89% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih kriteria sangat sesuai karena para penilai melihat bahwa indicator produsen yang dinilai ada pada media realia yang ditampilkan. Dari hasil penilaian dapat disimpulkan bahwa materi yang diajarakan ada padam media yang dirancang. Contohnya, adanya tumbuhan yang hidup dan dapat menghasilkan makanan sendiri.
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
10. Konsumen
Persentase 100,00% 50,00% 0,00%
66,67% 33,33%
0%
0%
sangatsesuai cukup tidak sesuai sesuai sesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa indicator konsumen dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 66.67%, kriteria sesuai 33.33%, kriteria cukup sesuai 0%, dan kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada kriteria sangat sesuai 66.67 hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih kriteria sangat sesuai karena para penilai melihat bahwa indicator konsumen yang dinilai ada pada media realia yang ditampilkan. Dari penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa materi yang disajikan dapat dijelaskan melalui media yang dirancang. Contohnya adanya makhluk hidup yang hidup dan dapat berkembang sehingga memanfaatkan bahan-bahan organic sebagai bahan makan seperti hewan dan manusia. 11. Bakteri Pengurai
Persentase 100,00% 50,00% 0,00%
55,56%44,44%
0%
0%
sangat sesuai cukup tidak sesuai sesuai sesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa indicator bakteri pengurai dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 55.56%, kriteria sesuai 44.44%, kriteria cukup sesuai 0%, dan kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada criteria sesuai 55.56% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih kriteria sangat sesuai karena para penilai melihat bahwa indicator konsumen yang dinilai ada pada media realia yang ditampilkan. Dari penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa materi yang disajikan dapat dijelaskan melalui media yang dirancang.Contohnya adanya mahkluk hidup yang akan mati dan membusuk, dari mahkluk hidup yang mati tersebut dapat di rurai oleh bakteri dan jamur.
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
12. Individu
Persentase 100,00% 50,00% 0,00%
55,56%44,44% 0,00% 0% sangat sesuai cukup tidak sesuai sesuai sesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa individu dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 55.56%, kriteria sesuai 44.44%, kriteria cukup sesuai 0%, dan kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada kriteria sangat sesuai 55.56% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih kriteria sangat sesuai karena para penilai melihat bahwa indicator individu yang dinilai ada pada media realia yang ditampilkan. Dari penilaian diatas dapat dijelaskan bahwa materi yang disajikan dapat dijelaskan melalui media yang dirancang seperti adanya mahkluk hidup yang hidup hanya sendiri, tetapi mahkluk hidup tersebut dapat bertahan hidup dengan cara membela diri dari musuhnya. 13. Populasi
Persentase 100,00%
50,00%
66,67% 33,33% 0%
0%
0,00% sangat sesuai cukup tidak sesuai sesuai sesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa indikator populasi dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 33.33%, kriteria sesuai 66.67%, kriteria cukup sesuai 0%, dan kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada kriteria sesuai 66.67% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih kriteria sesuai karena para penilai melihat bahwa indicator populasi ada pada media realia yang dikembangkan. Dari penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa materi yang disajikan dapat dijelaskan melalui media yang dirancang. Contohnya adanya mahkluk hidup yang sejenis yang hidup dan menempati daerah- daerah tertentu.
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
14. Komunitas
Persentase 100,00% 50,00% 0,00%
55,56%44,44%
0%
0%
sangat sesuai cukup tidak sesuai sesuai sesuai
Berdasarkan hasil penilaian bahwa indikator komunitas dapat dilihat bahwa kriteria sangat sesuai 55.56%, kriteria sesuai 44.44%, kriteria cukup sesuai 0%, dan kriteria tidak sesuai 0%. Dari hasil persentase pada indikator ini untuk kategori yang tampak terdapat pada kriteria sangat sesuai 55.56% hal ini tampak ketika para penilai lebih memilih kriteria sangat sesuai karena para penilai melihat bahwa indicator komunitas yang dinilai ada pada media realia yang ditampilkan. Dari penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa materi yang dijelaskan dapat dijelaskan melalui media realia yang dirancang. Contohnya, adanya semua organisme hidup bersama-sama disuatu tempat dan dari komunitas itu maka terjadilah hubungan yang saling membutuhkan antara makhluk hidup satu dengan mahkluk hidup lainnya. Keterbatasan Media Ada baberapa hal yang diduga sebagai keterbatasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Ditinjau dari metodologi penelitian pengembangan, maka pengembangan media ini telah memenuhi tahapan penelitian pengembangan tetapi masih perlu dilakukan uji coba media secara meluas. b. Media realia ini dirancang dan dikembangkan pada materi lingkungan hidup, masih perlu diuji coba keterlaksanaannya pada materi yang lain. c. Media ini masih perlu dibutikan efektifitasnya diantaranya melalui penelitian eksperimen. 5.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengembangan media realia pada mata pelajaran geografi materi lingkungan hidup maka diperoleh simpulan bahwa media realia yang dikembangkan dapat digunakan sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran geografi materi lingkungan hidup yang diajarkan pada kelas XI IPS 1 semeter ganjil. Media telah dikembangkan memiliki beberapa keterbatasan yaitu sebagai berikut:
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
1. 2. 3.
Masih perlu dilakukan uji coba media secara meluas. Masih perlu diuji coba keterlaksanaannya pada materi yang lain. Masih perlu dibutikan efektifitasnya diantaranya melalui penelitian eksperimen.
Saran Setelah memahami secara keseluruhan hasil penelitian, maka disarankan hal-hal sebagai berikut ini: 1. Dengan berkembangkannya teknologi pembelajaran sekarang ini maka makin berkembang juga jenis media pembelajaran, olehnya itu para guru dapat mengembangkan media pembelajaran berdasarkan kebutuhan pembelajarannya. 2. Media-media pembelajaran yang perlu dikembangkan adalah media pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga pembelajaran menjadi berpusat pada peserta didik, Diharapkan dengan berpusatnya pembelajaran pada peserta didik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. 3. Pengembangan media realia membutuhkan pengujian lapangan dalam pembelajaran. Sangat dibutuhkan masukan perbaikan-perbaikan agar media ini dapat memberikan hasil yang baik dalam pembelajaran geografi. DAFTAR PUSTAKA Arsyad. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo persada Azwar. 2012.Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar Basuki Wibawa dan Farida Mukti. 1992/1993. Media Pengajaran. Jakarta: Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikti Dipdikbud Budiyono Saputro. 2010. Inovasi Pembelajaran Sains Berbasis Alam dan Lingkungan. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga Degeng, I Nyoman Sudana. 1993 Media Pendidikan. Malang: FIP IKIP Malang Djamarah, dkk.2010. Stategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi). Jakarta : Penerbit Rineka cita Endarto, Danang, dkk. 2009. Geografi untuk SMA/MA Kelas XI. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta Endriani, Ani. 2011. Jenis-jenis Media. http://aniendriani. blogspot.com/ 2011/13/jeni-jinis media. html. (diakses tanggal 5 Januari 2014) Emzir . 2010. Metodolologi penelitian pendidikan. Jakarta: PT Rajawali Persada Hamalik , Oemar 1986. Media Pendidikan. Bandung. Alumni Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015
http://aristorahadi.wordpress.com/2008/05/17/pemanfaatan-lingkungan-sebagaisumber-belajar/ diakses 24 januari 2013 Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung : Alfabet Nana, Sujana dan Rifai, Ahmad.2002. Media Pengajaran.BANDUNG: CV Sinar baru Regina, (2013). Pemilihan dan Penggunaan Media Dalam Proses Pembelajaran. Makalah Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Rina Monalisa Tamara, 2012. Pemanfaatan Kebun Raya Cibodas Sebagai Sumber Belajar Pada Pelajaran Geografi.Universitas Pendidikan Indonesia Sadiman.dkk.2012. Media pendidikan (pengertian pengembangan dan pemanfaatan) .Jakarta: CV Rajawali Sarini, 2012. Penggunaan Media Realia Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas 1 SDN 11 Segarau Kabupaten Sambas PGSD. FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Sujarwo,2010. Pemanfaatan Media Pembelajaran PNF. Makalah PLS FIP UY Semiawan, Conny dkk. 1989. Pendekatan Keterampilan Proses : bagaiamana mengaktifkan siswa dalam belajar. Jakarta : PT. Gramedia Suleiman, Amir Hamzah. 1981. Media Audio Visual : Untuk pengajaran penerangan dan penyuluhan, Jakarta : PT. Gramedia Soerjani, Moh; Ahmad, Rofiq; dan Munir, Rozy. 1987. Lingkungan : Sumberdaya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan.. Jakarta : Universitas Indonesia Press Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Wardiyatmoko. 2013. Geografi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: penerbit Erlangga
Nuslan Nasrun, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, UNG. 2015