MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SAINS MATERI PENYESUAIAN MAKHLUK HIDUP TERHADAP LINGKUNGAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE AN MATCH DI KELAS V SDN 163/I BULIAN JAYA
Oleh : SITI ZAHARA AL ZUMROH NIM : A12D109068
ABSTRAK Penelitian ini berlatar belakang pada kenyataan guru selalu menggunakan metode ceramah tanpa media yang sesuai dengan materi, sehingga dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, dari 20 siswa yang mendapat nilai 65-80 hanya 10 orang (50%), yang mendapat nilai 60 kebawah adalah 10 orang atau (50%) dengan nilai rata-rata 50 dan siswa mengalami kesulitan-kesulitan dan hambatan dalam mempelajari materi penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sains materi Penyesuaian Makhluk Hidup Terhadap Lingkungan, dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Penyesuaian Makhluk Hidup Terhadap Lingkungan. Sains menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada siswa kelas V SD N 163/1 Bulian Jaya. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus sampai dengan 29 September 2012. Setiap siklus terdapat perbedaan pertanyaan dan tindakan yang disesuaikan dengan program pembelajaran, hasil observasi, dan evaluasi. Dimana pada siklus III merupakan revisi dari siklus II dan siklus II merupakan revisi dari siklus I. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa terjadinya peningkatan ketuntasan secara klasikal dimna pada siklus I jumlah siswa yang tuntas adalah 10 orang dengan persentase 50% dengan rata-rata kelas 63,25 dan meningkat menjadi 75% dengan siswa yang tutas sesuai dengan KKM sebanyak 15 orang dari 20 siswa
1
dengan rata-rata kelas 68,75 pada siklus II. Pada siklus III jumlah siswa yang tuntas adalah 20 orang dari 20 orang dengan persentase 100%. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match.
PENDAHULUAN Pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap di dalam yang kebiasaan-kebiasaan, pemikiran, sikap-sikap, dan tingkah laku (Thompson, dalam Hera Lestari Mikarsa ;2007:1.3). Senada dengan itu, Tilaar (1999 :28) merumuskan hakikat Pendidikan sebagai suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi peserta-didik yang memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi local, nasional, dan global. Mata pelajaran Sains merupakan salah satu pelajaran yang di anggap sulit tetapi penting dalam kehidupan sehari-hari. Adapun cara mengajar guru pada umumnya hanya menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah, kemudian sesudah itu siswa disuruh mengerjakan soal latihan, sehingga timbul kejenuhan dan siswa kurang aktif yang mengakibatkan tidak ada interaksi yang terjalin antara guru dan siswa. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang penggunaan model cooperative tipe Make An Match (mencari pasangan) pada pembelajaran sains dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul “Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran SAINS materi penyesuaian
makhluk
hidup
terhadap
lingkungan
dengan
model
pembelajaran kooperatif tipe Make An Match dikelas V SDN 163/I Bulian Jaya.”
Pengertian Belajar Menurut Winkel (1999 : 53) Belajar merupakan aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Senada dengan itu, Mujiono (dalam Purwanto ; 2009 : 43) Mengemukakan bahwa belajar merupakan proses melibatkan manusia secara orang per orang sebagai satu kesatuan organisme sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan, keterampilan, 2
dan sikap. Belajar merupakan proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar termasuk komponen pendidikan yang harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan, karena hasil belajar diukur untuk mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan melalui proses belajar-mengajar. ( Winkel : 1999 : 51 ) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Berdasarkan teori di atas hasil belajar adalah perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran. Untuk mengetahui keberhasilan suatu proses pembelajaran ditandai oleh hasil belajar siswa yang di peroleh dari suatu penilaian. Pengertian Sains Sebenarnya tidaklah mudah mendefenisikan apakah Sains itu, Ada yang Mendefenisikan bahwa “Sains Merupakan ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi” ( H.W Fower et – al, 1951) Sedangkan Nokes didalam bukunya “Science In Education” Menyatakan Sains adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus.
Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolah kelas (Arends, 1997 ; 7)
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi
belajar
untuk
3
mencapai
tujuan
belajar
(Depdiknas,2003:5). Bern dan Erickson (2001:5) mengemukakan bahwa Cooperative
Learning
(Pembelajaran
Kooperatif)
merupakan
strategi
pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil dimana siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model Make An Match (Mencari Pasangan) ‘Model pembelajaran Model Make An Match (Mencari Pasangan) dikembangkan oleh Lorra Curran pada tahun 1994. Menurut Lorra Curran Langkah-langkah Model pebelajaran Model Make An Match (Mencari Pasangan) adalah : 1.
Guru menyampaikan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
2.
Setiap peserta didik mendapat satu kartu
3.
Tiap peserta didik memikirkan jawaban / soal dari kartu yang dipegang
4.
Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai katu yang cocok dengan kartunya ( Soal Jawaban ).
5.
Setiap peserta didik yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
6.
Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.
7.
Demikian seterusnya
8.
Kesimpulan /Penutup’
Hubungan Pembelajaran Sains Dengan Model Pembelajaran Penggunaan model Make Match dalam proses pembelajaran Sains di SD Negeri 163/I Bulian Jaya harus sesuai dengan materi yang kita ajarkan, karena penggunaan model pembelajaran akan meningkatkan efektifitas dan efesiensinya karena indikasi dalam proses pembelajaran mengajar dan siswa akan lebih mudah memahami bahan ajar yang disampaikan.
4
Materi Penyesuaian Bentuk Tubuh Terhadap Lingkungan Penyesuaian bentuk tubuh terhadap lingkungan disebut juga dengan adaptasi. Daryanto ( 1997 : 17) menjelaskan adaptasi adalah penyesuaian terhadap keadaan atau kondisi tertentu. Organisasi.Org Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia menyatakan bahwa adaptasi adalah kemampuan atau kecendrungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat hidup dengan baik.
Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan Hasil penelitian yang dilaksanakan dikelas V SD Negeri 163 /I Bulian Jaya dalam pembelajaran Sains materi penyesuaian bentuk tubuh pada lingkungan pada siklus pra tindakan tanpa menggunakan model make a macth, hasil belajar yang diperoleh secara individu maupun klasikal tidak tercapai. Kerangka Berfikir Kerangka berfikir dalam penelitian ini diperoleh dari perencanaan pelaksanaan tindakan, refleksi, dan mengacu pada rumusan masalah. Guru melaksanakan pembelajaran dalam menyampaikan metode kepada siswa secara klasikal melalui model cooperative learning tipe make an match pada materi penyesuaian bentuk tubuh pada lingkungan dan hasil belajar diperoleh melaui tes diakhiri proses pembelajaran. Maka dapat disimpulkan bahwa : dengan menggunakan model cooperative learning tipe make an match dapat meningkatkan semangat berkompetisi siswa. Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini maka hipotesis tindak penelitian adalah dengan menggunakan model pebelajaran kooperatif tipe make an match dapat ditingkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 163/I Bulian Jaya, Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batanghari.
RUMUSAN MASALAH Dari uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan penggunaan model pebelajaran kooperatif tipe Make An Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sains materi
5
penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungan dikelas V SDN 163/I Bulian Jaya.?” METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 163 /I Bulian Jaya Kecamatan Muaro Sebo ilir. Waktu perencanaan dan penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester I tahun ajaran 2012/2013. Waktu untuk melaksanakan tindakan kelas ini dilaksanakan mulai dari siklus I, siklus II, dan siklus III.
Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 163/I Bulian Jaya Kecamatan Maro Sebo Ilir, yang berjumlah 20 orang siswa.
Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini merupakan kerja berulang (Siklus) sehingga diperoleh pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam menyelesaikan soal tentang penyesuaian bentuk tubuh pada lingkungan di kelas V. Penelitian ini dilaksanakan dengan tiga siklus. Tiap siklus dilakukan tiga kali pertemuan. Pada setiap siklus terdapat perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Perencanaan Perencanaan tindakan kelas adalah kegiatan mempersiapkan segala sesuatu yang akan dilakukan pada setiap siklus. Persiapan dilakukan mulai dari awal sampai akhir kegiatan pada setiap siklus. Pada tahap perencanaan peneliti telah mengerjakan kegiatan seperti mengobservasi untuk menentukan masalah yang akan diteliti, menentukan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Adapun masalah yang ditetapkan oleh peneliti yaitu, rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
6
Pelaksanaan Tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan ini langkah-langkah yang dilakukan yaitu: 1. Kegiatan Awal a. Apersepsi, guru meninjau kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya pada kehidupan sehari-hari mengenai materi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai materi yang akan dipelajari. c. Guru
memberikan
motivasi kepada
siswa
tentang
pentingnya
mempelajari materi yang akan diajarkan dalam kehidupan sehari-hari dengan memberikan contoh yang kongkrit. 2. Kegiatan Inti a. Guru menyampaikan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi reviuw, sebaliknya salah satu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu. c. Setiap siswa memikirkan jawaban / soal dari kartu yang dipegang. d. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban). e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. f. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. g. Demikian seterusnya 3. Kegiatan Akhir a. Siswa dan guru membuat kesimpulan / penutup. b. Guru memberikan umpan balik dengan melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. c. Guru dan siswa sama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari. d. Guru memberikan tindak lanjut dengan memberi tugas kepada siswa.
7
Observasi Observasi yang dilakukan adalah untuk aktivitas guru dan siswa. Aktivitas guru akan dilkukan oleh guru kolaborator dan observasi siswa akan dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran yaitu selama 70 menit (2x35) jam pelajaran. Adapun hal-hal yang diamati di dalam kelas yaitu tentang aktivitas siswa. Adapun aktivitas guru dan siswa yang diamati dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2 berikut:
Tabel 3.1 : Lembar observasi aktifitas siswa No
Aspek yang diamati
1. 2. 3. 4. 5.
Memperhatikan penjelasan guru. Bertanya kepada teman. Menjawab pertanyaan teman Mengerjakan tugas atau pertanyaan sendiri. Kecepatan dalam bekerjasama mengerjakan tugas berpasangan. Adanya persaingan dalam menjawab pertanyaan dan soal dari guru.
6.
Skor (%)
Ket
Skor (%)
Ket
Jumlah Persentase Tabel 3.2 Lembar observasi aktifitas Guru No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Indikator yang diamati Apersepsi Pemberian motivasi Menjelaskan tujuan pembelajaran Penjelasan materi Pengelolaan kelas Penggunaan media Bimbingan pada siswa Pemberian kuis atau pertanyaan Kemampuan mengevaluasi Menentukan nilai idividu Memberikan penghargaan pada individu dan pasangan Menyimpulkan materi pelajaran Menutup pembelajaran Jumlah Persentase
8
Refleksi Hasil yang telah dicapai pada tahap observasi dikumpulkan untuk dianalisis. Apakah kegiatan pembelajaran yang dilakukan sudah mencapai keberhasilan atau kegagalan. Kemudian peneliti akan melakukan refleksi diri dan melakukan refisi guna mencari pemecahan masalah dan mencari alternative perbaikan pada siklus berikutnya.
Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuantitatif. 1. Data kualitatif, berupa hasil observasi yang diperoleh dari lembar observasi setiap pembelajaran yang bersumber dari keadaan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. 2. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Data ini berupa nilai dalam bentuk angka. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 163/I Bulian Jaya yang berjumlah 20 orang. Data penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar dan evaluasi. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan observasi, nilai tugas dan laporan lembar kerja siswa. Instrumen yang akan digunakan dengan dasar melihat prestasi siswa secara keseluruhan adalah lembar kerja siswa, hasil tes tertulis, lembar observasi, hasil kerja siswa dan aktivitas siswa. Analisa Data Untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran dan hasil penyajian materi diambil data. Data yang diolah adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data ini diolah dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Mainar, 2010:35). Rumus =
JumlahSkor Jumlah Kegiatan
9
× 100 %
Kriteria Keberhasilan Yang menjadi kriteria keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah jika hasil belajar siswa mencapai nilai rata-rata kelas 70, dan dikatakan tuntas apabila hasil belajar yang diperoleh minimal mencapai nilai 70. Tingkat keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Daryanto ( 1997:215) Skala Nilai 80 % - 100% 66 % - 79 % 56 % - 65 % 40 % – 55 % 30 % - 39 %
Nilai Angka 5 4 3 2 1
Predikat Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif
Hasil Penelitian SIKLUS I Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I No
Indikator yang diamati
Skor (%)
Ket
1.
Apersepsi
62,5
CA
2.
Pemberian motivasi
62,5
CA
3.
Menjelaskan tujuan pembelajaran
75
A
4.
Penjelasan materi
75
A
5.
Pengelolaan kelas
62,5
CA
6.
Penggunaan media
75
A
7.
Bimbingan pada kelompok
62,5
CA
8.
Pemberian kuis atau pertanyaan
75
A
9.
Kemampuan mengevaluasi
75
A
10.
Menentukan nilai idividu
62,5
CA
11.
Memberikan penghargaan pada individu dan kelompok
75
A
12.
Menyimpulkan materi pelajaran
75
A
13.
Menutup pembelajaran
75
A
10
Jumlah
912,5
Persentase Rata-rata
70,19
Tabel 4.2 Hasil observasi aktifitas siswa siklus I No
Aspek yang diamati
Skor (%)
Ket
77.25
A
70
A
1.
Memperhatikan penjelasan guru.
2.
Bertanya kepada teman.
3.
Menjawab pertanyaan teman
58.75
CA
4.
Mengerjakan tugas atau pertanyaan secara sendiri.
56.25
CA
5.
Kecepatan dalam bekerjasama mengerjakan tugas berpasangan.
57.5
CA
53.75
CA
6.
Adanya persaingan dalam menjawab pertanyaan dan soal dari guru.
294 Persentase
61.25
CA
Hasil penelitian tindakan kelas ini berdasarkan hasil yang diperoleh dari tes setiap akhir siklus, kemudian langsung diolah dan dianalisis. Kendala yang ditemui dilapangan digunakan untuk merevisi tindakan berikutnya. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober s/d 11 November 2012 di kelas V SDN No. 163/I Bulian Jaya dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang, 9 orang laki-laki dan 11 orang perempuan pada mata pelajaran sains materi Penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya. Dari tabel 4.2 hasil observasi aktivitas siswa diatas terlihat bahwa terdapat aktivitas siswa yang belum terlaksana dengan baik.
11
Tabel 4.3 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I Ketuntasan No
Nama Siswa
Rata-rata Ya
Tidak
ü
-
-
ü
70
ü
-
Eka Pebriana Dewi PB
55
-
ü
5.
Epi Pebriyanti
55
-
ü
6.
Indah Nayla Sari
72.5
ü
-
7.
Jhuandika Aryapratama
70
ü
-
8.
Jawelson Alfandi
55
-
ü
9.
Mahipal Parmansyah
60
-
ü
ü
-
1.
Abelia Puspita Sari
2.
Agri Septiana
3.
Difa Pajar Saputra
4.
70 57.5
10. Nindia Retno Ayu S
72.5
11. Nurul Istiqomah
60
-
ü
12. Pilyana
55
-
ü
13. Putri Natalia S
70
ü
-
14
55
-
ü
15. Riko Putra
70
ü
-
16. Riski Setiawan
70
ü
-
17. Rizka Adriana
57.5
-
ü
45
-
ü
Rizki Adelia
18. Silviyanova Julianti 19. Trixi Maulistya
72.5
ü
-
20. Wahyu Hidayat
72.5
ü
-
Jumlah
1265
10
Rata – rata
63.25
12
10
Tabel 4.4 Hasil Evaluasi Siklus I No. 1. 2. 3. 4. 5.
Hal yang Diamati Nilai rata-rata kelas Banyak siswa yang tuntas Banyak siswa yang belum tuntas Persentase siswa yang tuntas Persentase siswa yang belum tuntas
Hasil Evaluasi siklus I 63,25 10 10 50 % 50 %
Siklus II Tabel 4.5 Hasil Obsevasi Aktivitas Guru Siklus II No
Kegiatan
Skor (%)
Ket
87,5
SA
75
A
87,5
SA
1.
Apersepsi
2.
Pemberian motivasi
3.
Menjelaskan tujuan pembelajaran
4.
Penjelasan materi
75
A
5.
Pengelolaan kelas
87,5
SA
6.
Penggunaan media
75
A
7.
Bimbingan pada kelompok
100
SA
8.
Pemberian kuis atau pertanyaan
75
A
9.
Kemampuan mengevaluasi
75
A
10.
Menentukan nilai idividu
75
A
11.
Memberikan penghargaan pada individu dan kelompok
87,5
SA
12.
Menyimpulkan materi pelajaran
100
SA
13.
Menutup pembelajaran
75
A
Jumlah
1075
Persentase Rata-rata
82,69
13
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa persentase aktivitas guru secara keseluruhan pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, yaitu dari 70,19% naik menjadi 82,69%. Sedangkan indikator-indikator dari aktivitas guru terdapat 7 indikator dari 13 indikator yang perlu lebih ditingkatkan lagi karena masih memperoleh nilai 75%. Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II No
Aspek yang diamati
Skor (%)
Ket
1.
Memperhatikan penjelasan guru.
75
A
2.
Bertanya kepada teman.
75
A
3.
Menjawab pertanyaan teman
75
A
4.
Mengerjakan tugas atau pertanyaan sendiri.
71.25
A
5.
Kecepatan dalam bekerjasama mengerjakan tugas berpasangan.
73.75
A
6
Adanya persaingan dalam menjawab pertanyaan dan soal dari guru.
70 A
Jumlah
352
Persentase Rata-rata
73.33
A
Dari hasil observasi terlihat bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah mengalami peningkatan dari siklus I.
14
Tabel Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Nama Siswa Abelia Puspita Sari Agri Septiana Difa Pajar Saputra Eka Pebriana Dewi PB Epi Pebriyanti Indah Nayla Sari Jhuandika Aryapratama Jawelson Alfandi Mahipal Parmansyah Nindia Retno Ayu S Nurul Istiqomah Pilyana Putri Natalia S Rizki Adelia Riko Putra Riski Setiawan Rizka Adriana Silviyanova Julianti Trixi Maulistya Wahyu Hidayat Jumlah Persentase Rata-rata
Nilai 72.5 65 72.5 57.5 70 72.5 70 70 70 70 70 62.5 70 60 70 72.5 65 72.5 72.5 70 1375 68,75
Ketuntasan Ya Tidak ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü 15 5
Tabel 4.8 Hasil Evaluasi Siklus II No. 1. 2. 3. 4. 5.
Hal yang Diamati Nilai rata-rata kelas Banyak siswa yang tuntas Banyak siswa yang belum tuntas Persentase siswa yang tuntas Persentase siswa yang belum tuntas
15
Hasil Evaluasi siklus II 68,75 15 5 75 % 25 %
Siklus III Tabel 4.9 Hasil Observasi Atifitas Guru Siklus III No
Indikator yang diamati
Skor (%)
Ket
1.
Apersepsi
100
SB
2.
Pemberian motivasi
100
SB
3.
Menjelaskan tujuan pembelajaran
100
SB
4.
Penjelasan materi
100
SB
5.
Pengelolaan kelas
100
SB
6.
Penggunaan media
87,5
SB
7.
Bimbingan pada kelompok
100
SB
8.
Pemberian kuis atau pertanyaan
100
SB
9.
Kemampuan mengevaluasi
100
SB
10.
Menentukan nilai idividu
100
SB
11.
Memberikan penghargaan pada individu dan kelompok
100
SB
12.
Menyimpulkan materi pelajaran
100
SB
13.
Menutup pembelajaran
87,5
SB
Jumlah
1275
Persentase Rata-rata
98,07
Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa persentase aktivitas guru secara keseluruhan pada siklus III mengalami peningkatan dari siklus II, yaitu dari 82,69% naik menjadi 98,07%. Sedangkan indikator-indikator dari aktivitas guru tidak ada lagi yang perlu diperbaiki dan sudah hamper mencapai sempurna.
16
Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III No
Aspek yang diamati
Skor (%)
Ket
1.
Memperhatikan penjelasan guru.
77.5
B
2.
Bertanya kepada teman.
88.75
A
3.
Menjawab pertanyaan teman
81.25
A
4.
Mengerjakan tugas atau pertanyaan sendiri.
82.5
A
5.
Kecepatan dalam bekerjasama mengerjakan tugas 81.25 berpasangan.
6.
Adanya persaingan dalam menjawab pertanyaan 81.25 dari guru. Jumlah
394
Persentase Rata- rata
82.08
A
A
Tabel 4.11 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Nama Siswa
Rata-rata
Abelia Puspita Sari Agri Septiana Difa Pajar Saputra Eka Pebriana Dewi PB Epi Pebriyanti Indah Nayla Sari Jhuandika Aryapratama Jawelson Alfandi Mahipal Parmansyah Nindia Retno Ayu S Nurul Istiqomah Pilyana Putri Natalia S Rizki Adelia Riko Putra Riski Setiawan Rizka Adriana Silviyanova Julianti Trixi Maulistya Wahyu Hidayat
85 77.5 85 75 75 82.5 85 72.5 75 85 75 75 80 70 85 80 80 85 90 80
17
Ketuntasan Ya Tidak ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü -
Jumlah Persentase Rata – rata
1597.5 79.88
20
-
Tabel 4.12 Hasil Evaluasi Siklus III No. 1. 2. 3. 4. 5.
Hal yang Diamati Nilai rata-rata kelas Banyak siswa yang tuntas Banyak siswa yang belum tuntas Persentase siswa yang tuntas Persentase siswa yang belum tuntas Dari hasil pengamatan terlihat
Hasil Evaluasi siklus II 79,88 20 100% bahwa aktivitas siswa dalam
pembelajaran sudah mengalami peningkatan dari siklus II. Hal ini menunjukan bahwa aktivitas siswa dalam belajar semakin meningkat. Sehingga upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dapat terlaksana dengan baik.
Tabel 4.13 Rekapitulasi
Nilai
Hasil
Belajar
Siswa
Pada
Materi
Penyesuaian mahluk hidup terhadap lingkunannya di Kelas V SDN No. 163/I Bulian Jaya. Persentase (%) Ketuntasan Klasikal
Nilai RataRata Kelas
No.
Siklus
Nilai
Jmlh Siswa
1.
Siklus I
70 - 100
10
50
63,25
2.
Siklus II
70 - 100
15
75
68,75
3.
Siklus III 70 - 100
20
100
79,88
Dari tabel 4.13 yang diukur hasil belajar siswa secara keseluruhan menunjukkan adanya peningkatan pada setiap siklus.
18
Tabel 4.14 Rekapitulasi Aktivitas Guru Pada Materi Penyesuaian mahluk hidup terhadap lingkunannya di Kelas V SDN No. 163/I Bulian Jaya. No.
Siklus
Nilai
Persentase (%)
Keterangan
Ketuntasan Klasikal 1.
Siklus I
70 – 100
73.33
B
2.
Siklus II
70 – 100
82.69
SA
3.
Siklus III
70 – 100
98.07
SA
Dari table 4.14 yang diukur hasil observasi aktivitas guru secara keseluruhan adanya peningkatan pada setiap siklus. Berdasarkan hasil penelitian 3 siklus yang dilakukan dari tanggal 13 oktober sampai 11 September 2012 terlihat adanya peningkatan perolehan hasil belajar siswa dalam pelaksanaan penelitian ini pada setiap siklus yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran yang sama tetapi tindakan yang dilakukan mengalami perubahan yang disebabkan adanya perubahan sikap siswa. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas V SDN No. 163/I Bulian Jaya pada pembelajaran Sains dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make an match dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif yang aktif, efektif dan sistematis yang dilaksanakan dalam 3 siklus dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa khususnya pada pembelajaran sains penyesuaian mahluk hidup terhadap ingkungannya di kelas V SDN No. 163/I Bulian Jaya. Saran Dengan meningkatnya aktivitas dan hasil belajar sains siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make an match yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik,
19
diharapkan para guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make an match pada kompetensi ataupun mata pelajaran lain. Selain itu guru juga diharapkan dapat menerapkan model-model pembelajaran yang lain dalam proses belajar mengajar guna membantu guru dan keberhasilan yang diperoleh siswa. DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard I. 1997. Learning to teach. Buku II. Jakarta: Pustaka Pelajar. Bern dan Erikson. 2012. pengertian-pembelajaran-kooperatif-tipe. (http://onrong marokinarisal.blogspot.com/2012/06/pengertian-pembelajarankooperatif-tipe.html Dahar, Ratna Wilis. 1982. Teori – Teori Belajar. Jakarta : P2LPTK. Daryanto. 1997. Evaluasi Hasil Belajar. Bandung: Rajawali Pers. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2003. Kamus besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. 1990. cetakan ke-3 Dimyati & Mudjiono.. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Hanafiah, dan Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama. Hilgard, Ernest. R. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar Baru Algensindo. Lorra, Curan I. 1994. Learning to teach. Buku Terjemahan. Jakarta: Pustaka Pelajar. Komalasri. 2010. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tngkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT, Raja Grafindo.
20