e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
PENGARUH MEDIA KARTU BERSERI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE WEBBED TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA PERMULAAN Ni Md. Suwaryantini1, Md. Sulastri2, Ni Kt. Suarni3 1
Jurusan PGSD, 2,3JurusanBK, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
email :
[email protected],
[email protected] 2,
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar membaca permulaan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan media kartu berseri melalui model pembelajaran terpadu tipe webbed dan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa media kartu berseri pada kelas II Gugus X Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian ini adalah kelas II Gugus X Kecamatan Buleleng, Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 164 orang. Sampel penelitian ini yaitu kelas II SDN 4 Kaliuntu yang berjumlah 31 orang dan kelas II SDN 1 Kaliuntu yang berjumlah 28 orang. Pengumpulan data hasil belajar membaca permulaan dilakukan menggunakan metode tes dan instrumen berbentuk tes objektif. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji-t). Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar membaca permulaan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media kartu berseri melalui model pembelajaran terpadu tipe webbed dan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan media kartu berseri pada siswa kelas II Gugus X Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini dibuktikan dari hasil uji-t, diperoleh thitung sebesar 5,089 dan ttabel sebasar 1,672 (thitung > ttabel). Rata-rata hasil belajar membaca permulaan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan media kartu berseri melalui model pembelajaran terpadu tipe webbed, 16,50, lebih besar dari rata-rata hasil belajar membaca permulaan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa media kartu berseri, yaitu 13,14. Hal ini menunjukkan penggunaan media kartu berseri melalui model pembelajaran terpadu tipe webbed berpengaruh terhadap hasil belajar membaca permulaan siswa kelas II Gugus X Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2013/2014. Kata-kata kunci: kartu berseri, hasil belajar membaca permulaan, pembelajaran terpadu tipe webbed Abstract The aim of this research is to find out the difference of early reading stage learning result between students treated with flash card media through webbed guided learning model and students treated without flash card media in grade II of Gugus X Kecamatan Buleleng in the academic year 2013/2014. This study is a quasi experiment. The population is 164 students in grade II of Gugus X Kecamatan Buleleng in the academic year 2013/2014. The samples are grade II of SDN 4 Kaliuntu, which is 31 students, and grade II of SDN 1 Kaliuntu which is 28 students. The collection of early reading stage learning result was done by test method and objective test instrument. The data collected analyzed using descriptive and inferential statistic (t-test). The result of this research found that there is a difference of early reading stage learning result between students treated with flash card media through webbed guided learning model and students treated without flash card media in grade II of Gugus X Kecamatan Buleleng in the
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) academic year 2013/2014. This case was attested from t-test resut, the thitung was 5,089 and ttabel was 1,672 (tvalue > ttable). The average of early reading stage learning result of students treated flash card media through webbed guided learning model is 16.50, which is bigger than the average of early reading stage learning result of students treated without flash card media, which is only 13.14. This means that the using of flash card affects the students’ early reading stage learning result of grade II Gugus X Kecamatan Buleleng in the academic year 2013/2014. Keywords: flash card, early reading stage learning result, webbed guided learning model
PENDAHULUAN Tujuan nasional yang terus diperjuangkan oleh Bangsa Indonesia hingga sekarang adalah membangun dan mengembangkan kualitas generasi muda dalam berbagai aspek. Hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia IV yang menyebutkan “...mencerdaskan kehidupan bangsa...”. Dalam upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, tidak dapat dilepaskan dari pendidikan. Pendidikan merupakan usaha dalam memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan keahlian kepada individuindividu untuk mengembangkan bakat serta kepribadian yang mereka miliki. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menghasilkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, lembaga pendidikan selalu berusaha meningkatkan kualitas pendidikannya sebagai usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan menciptakan masyarakat yang gemar membaca. Burns, dkk. (dalam Rahim, 2011:1) menyatakan bahwa, “kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam masyarakat terpelajar”. Masyarakat yang gemar membaca dapat memperoleh berbagai informasi, pengetahuan, dan wawasan baru yang semakin meningkatkan kecerdasannya, sehingga masyarakat yang gemar membaca lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa mendatang. Kesenangan dan motivasi yang tinggi sangat dibutuhkan dalam membaca, terutama pada awal anak mengenal atau belajar membaca. Menurut Abbas (2006:101), “membaca merupakan salah satu jenis kemampuan yang bersifat reseptif”. Sebagai salah satu keterampilan reseptif membaca
merupakan komponen pemahaman. Selanjutnya, Pandawa, dkk. (2009:4) berpendapat bahwa “membaca merupakan proses pengucapan tulisan untuk mendapatkan isinya”. Membaca tidak hanya sekadar menyuarakan bunyi-bunyi bahasa atau mencari arti kata-kata sulit dalam suatu teks bacaan, lebih dari itu, membaca melibatkan pemahaman mengenai bacaan yang dibacanya. Berdasarkan Depdikbud (dalam Abbas, 2006:103), “pembelajaran membaca di sekolah dasar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu membaca permulaan untuk kelas I, II dan membaca lanjut untuk kelas III-VI”. Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas rendah, yaitu kelas 1 dan kelas 2 sekolah dasar. Membaca permulaan mempunyai tujuan agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang tepat. Keterampilan tersebutlah yang digunakan sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut. Oleh karena itu, guru-guru memegang peranan yang penting dalam membimbing siswa agar mereka memiliki minat baca yang tinggi. Guru harus merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang menyenangkan. Dalam pembelajaran membaca, selain guru dituntut untuk memahami dan menguasai materi pembelajaran, guru juga harus mampu merancang pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Mengingat bahwa karakteristik anak sekolah dasar yang masih berada pada tahap operasional konkret, guru perlu merancang pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran agar kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan lebih menarik dan materi pelajaran lebih mudah dimengerti oleh siswa. Media pembelajaran harus digunakan
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) pada setiap kegiatan pembelajaran, begitu pula pada pelajaran membaca. Fleming (dalam Haryanto, 1991) menyatakan bahwa media pembelajaran merupakan alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dapat membantu guru dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi pelajaran kepada siswanya, agar pesan lebih mudah dimengerti, lebih menarik, dan lebih menyenangkan kepada siswa. Media dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk konsentrasi kepada isi pembelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar, turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Mengingat besarnya peranan media pembelajaran dalam proses pembelajaran, maka guru perlu memilih media yang tepat dan menarik agar siswa termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Dengan digunakannya media pembelajaran dalam pelajaran membaca, siswa dapat lebih tertarik dan merasakan bahwa membaca merupakan pelajaran yang menyenangkan. Hasil belajar membaca permulaan di kelas II juga dapat mencapai ketuntasan yang ditentukan karena siswa diajak belajar sambil bermain dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik. Pada kenyataannya, pembelajaran membaca yang dilaksanakan belum terlaksana sesuai dengan harapan. Hal ini didukung oleh hasil observasi di Gugus X Kecamatan Buleleng yang terdiri dari SD No. 1 Kaliuntu, SD No. 2 Kaliuntu, SD No. 3 Kaliuntu, SD No. 4 Kaliuntu, dan SD K Karya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru Kelas II Gugus X Kecamatan Buleleng pada tanggal 29 November 2013, dapat diketahui bahwa terkadang guru mengalami kesulitan untuk membelajarkan siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia, khususnya membaca permulaan di kelas 2 sekolah dasar. Proses pembelajaran membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia jarang menggunakan media pembelajaran. Sehingga, terkadang masih banyak anak
yang merasa jenuh belajar membaca karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada pembelajaran membaca menjadi kurang bervariasi. Siswa yang merasa bosan menjadi kurang memperhatikan saat guru mengajar dan tidak mau membaca teks bacaan yang ditugaskan. Bahkan beberapa siswa asyik mengobrol dengan temannya sambil berlarian di kelas saat proses pembelajaran berlangsung. Akibatnya ada siswa kelas 2 yang belum mampu membaca dengan baik. Dari hasil studi dokumen juga diketahui rata-rata nilai membaca siswa masih di bawah KKM. Karena adanya permasalahan tersebut, guru perlu menemukan dan menentukan cara terbaik dalam menumbuhkan minat dan membimbing siswa kelas 2 dalam pelajaran membaca, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan lebih bermakna bagi siswa. Salah satu upaya dalam menarik perhatian siswa adalah dengan menentukan dan menggunakan media pembelajaran yang menarik dan dapat digunakan dalam bentuk permainan. Salah satu media pembelajaran yang efektif digunakan dalam pembelajaran membaca adalah kartu berseri. Media kartu berseri atau sering disebut dengan media flash card merupakan media pembelajaran berupa kartu permainan. Kartu berseri dapat berupa kartu huruf, kartu kata, kartu kalimat, maupun kartu gambar. Melalui kartu berseri, siswa dapat belajar membaca sambil bermain kartu-kartu yang disiapkan. Indriana (dalam Purwoko, 2012:12) mengemukakan bahwa “kelebihan dari media flashcard adalah bersifat portabel, praktis pembuatan dan penggunaannya, gampang diingat karena warna-warna sangat menarik perhatian, menyenangkan sebagai media pembelajaran bahkan bisa digunakan dalam bentuk permainan. Penggunaan media pembelajaran yang menarik pada suatu pembelajaran perlu dibarengi dengan model pembelajaran yang relevan agar pembelajaran menjadi lebih bermakna. Mengingat bahwa pada dasarnya siswa sekolah dasar masih memandang dan mempelajari segala sesuatu sebagai suatu kesatuan yang utuh (holistik), pembelajaran membaca harus dilaksanakan secara terpadu.
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) Menurut Daryanto (2013:336), pembelajaran terpadu adalah suatu pembelajaran yang mengkaitkan tema-tema yang overlapping untuk dikemas menjadi satu tema besar kemudian dibahas dalam suatu pembelajaran. Salah satu tipe pembelajaran terpadu yang dapat diterapkan di sekolah dasar adalah pembelajaran terpadu tipe webbed. Model pembelajaran terpadu tipe webbed adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pengembangannya dimulai dengan menentukan tema yang diambil dari kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran terpadu tipe webbed lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Berdasarkan uraian di atas, dilakukan penelitian eksperimen yang berjudul “Pengaruh Media Kartu Berseri Melalui Model Pembelajaran Terpadu Tipe Webbed terhadap Hasil Belajar Membaca Permulaan Siswa Kelas II Gugus X Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2013/2014” METODE Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk menguji keefektifan suatu teori/model/strategi dengan cara menerapkan perlakuan (treatment) pada suatu kelompok subyek penelitian yang disebut kelompok eksperimen, dengan menggunakan kelompok pembanding yang biasa disebut kelompok kontrol (Agung, 2011:4). Dalam penelitian ini yang diuji keefektifannya adalah penerapan pembelajaran dengan menggunakan media kartu berseri dan pembelajaran tanpa menggunakaan media kartu berseri terhadap hasil belajar membaca permulaan siswa kelas II SD. Dalam penelitian ini unit eksperimennya berupa kelas sehingga digunakan desain eksperimen semu (quasi
eksperiment). “Eksperimen semu (Quasi eksperiment) terjadi bila randomisasi dan kontrol terhadap faktor-faktor yang tidak diinginkan tidak bisa dilaksanakan secara ketat” (Hadeli, 2006:62). Dalam desain eksperimen semu, penempatan subjek ke dalam kelompok yang dibandingkan tidak dilakukan secara acak. Subjek yang akan diteliti sudah ada dalam kelompok-kelompok tertentu, sebelum dilaksanakannya penelitian. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Gugus X Kecamatan Buleleng pada rentang waktu semester II (genap) tahun pelajaran 2013/2014 mulai dari bulan April sampai Mei. Populasi penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II di Gugus X Kecamatan Buleleng pada tahun pelajaran 2013/2014. Di gugus ini terdapat enam kelas II dari lima sekolah, dengan jumlah seluruh siswa sebanyak 164 orang.. Dari enam sekolah dasar yang ada di Gugus X Kecamatan Buleleng tersebut dilakukan uji kesetaraan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan sampel penelitian. Berdasarkan hasil uji kesetaraan diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar membaca permulaan yang signifikan pada siswa kelas II semester 1 Gugus X Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2013/2014. Keenam kelas yang setara tersebut kemudian diundi untuk diambil 2 kelas yang selanjutnya akan digunakan sebagai sampel penelitian. Berdasarkan hasil random sampling, diperoleh sampel yaitu siswa kelas II SD No. 1 Kaliuntu yang berjumlah 28 orang dan siswa kelas II SD No. 4 Kaliuntu yang berjumlah 31 orang. Kedua kelas ini diundi lagi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil pengundian, maka didapatkan siswa kelas II SD No. 4 Kaliuntu sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas II SD No. 1 Kaliuntu sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan media kartu berseri dan kelas kontrol diberikan perlakuan pembelajaran tanpa menggunakan media kartu berseri. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non equivalent post-test only control group design.
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) Penelitian ini melibatkan 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media pembelajaran. Pembelajaran menggunakan media kartu berseri diterapkan pada kelompok eksperimen dan pembelajaran tanpa media kartu berseri yang diterapkan pada kelompok kontrol sebagai suatu perlakuan. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar membaca permulaan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode tes. Jenis instrumen yang digunakan adalah berupa tes obyektif. Tes tersebut kemudian diuji coba lapangan untuk mencari validitas, reabilitas, taraf kesukaran, daya beda, dan hasil dari analisis pengecohnya, sehingga didapatkan butir tes untuk post-test sebanyak 20 soal. Hasil tes uji lapangan akan diberikan kepada siswa kelas eksperimen dan kontrol. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial melalui Uji-t.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data dalam penelitian ini adalah skor hasil belajar membaca permulaan siswa sebagai akibat dari penggunaan media kartu berseri melalui model pembelajaran terpadu tipe webbed pada kelompok eksperimen dan tanpa media kartu berseri pada kelompok kontrol. Data hasil belajar membaca permulaan yang diperoleh melalui post-test terhadap 31 orang siswa pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 20 dan skor terendah adalah 11. Dalam penyajian data ke dalam tabel distribusi frekuensi, terlebih dahulu ditentukan rentangan (range) dan kelas interval data. Dalam penyajian data ke dalam tabel distribusi frekuensi, terlebih dahulu ditentukan rentangan (range) dan kelas interval data. Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan hasil rentangan (range) = 9, banyaknya kelas interval = 6, dan panjang kelas interval = 2. Distribusi data post-test hasil belajar membaca permulaan siswa disajikan pada Tabel 1.
. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Skor Post-test Kelompok Eksperimen
Interval (i)
Nilai Tengah (xi)
10-11 12-13 14-15 16-17 18-19 20-21
10,5 12,5 14,5 16,5 18,5 20,5 Jumlah
Frekuensi (f) 1 3 7 7 10 3 31
Berdasarkan tabel di atas, dapat dihitung mean (M), median (Md), modus (Mo), dan standar deviasi (s) dari data hasil post-test kelompok eksperimen. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa mean (M) = 16,50; median (Md) = 16,79; modus (Mo) = 18,10; dan standar deviasi (s) = 2,42. Berdasarkan Tabel 1. juga dapat diketahui bahwa sebagian besar skor siswa cenderung tinggi. Frekuensi relatif skor yang berada di atas rata-rata lebih besar dibandingkan frekuensi relatif skor yang berada di bawah rata-rata. Rata-rata hasil
Frekuensi relatif 3,23 9,68 22,58 22,58 32,26 9,68
Frekuensi kumulatif 1 4 11 18 28 31
fixi 10,5 37,5 101,5 115,5 185,0 61,5 511,5
belajar membaca permulaan kelompok eksperimen berada pada interval 16-17 dengan frekuensi 7. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 22,58% siswa memperoleh skor di sekitar rata-rata, sebanyak 41,94% siswa memperoleh skor di atas rata-rata, dan sebanyak 35, 49% siswa memperoleh skor di bawah rata-rata. Data hasil post-test kelompok eksperimen, dapat disajikan ke dalam bentuk kurva poligon seperti pada Gambar 1. berikut.
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
Gambar 1. Kurva Poligon Data Hasil Posttest Membaca Permulaan Kelompok Eksperimen Berdasarkan Gambar 1, diketahui modus lebih besar dari median dan median lebih besar dari mean (Mo>Md>M). Dengan demikian, kurva di atas adalah kurva juling negatif yang berarti sebagian besar skor cenderung tinggi.
Untuk mengetahui kualitas dari variabel hasil belajar membaca permulaan siswa, skor rata-rata hasil belajar membaca permulaan siswa dikonversikan dengan menggunakan kriteria rata-rata ideal (Xi) dan standar deviasi ideal (SDi). Berdasarkan hasil konversi, diperoleh bahwa skor rata-rata hasil belajar matematika siswa kelompok eksperimen dengan M = 16,50 tergolong kriteria sangat tinggi. Data hasil belajar membaca permulaan yang diperoleh melalui post-test terhadap 28 orang siswa pada kelompok kntrol menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 19 dan skor terendah adalah 9. Dalam penyajian data ke dalam tabel distribusi frekuensi, terlebih dahulu ditentukan rentangan (range) dan kelas interval data. Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan hasil rentangan (range) = 10, banyaknya kelas interval = 6, dan panjang kelas interval = 2. Distribusi data post-test hasil belajar membaca permulaan siswa disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Post-test Kelompok Kontrol
Interval (i)
Nilai Tengah (xi)
9-10 11-12 13-14 15-16 17-18 19-20
9,5 11,5 13,5 15,5 17,5 19,5 Jumlah
Frekuensi (f) 5 8 6 6 2 1 28
Berdasarkan tabel di atas, dapat dihitung mean (M), median (Md), modus (Mo), dan standar deviasi (s) dari data hasil post-test kelompok eksperimen. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa mean (M) = 13,14; median (Md) = 12,83; modus (Mo) = 11,70; dan standar deviasi (s) = 2, 65. Berdasarkan Tabel 2. juga dapat diketahui bahwa sebagian besar skor siswa cenderung rendah. Frekuensi relatif skor yang berada di bawah rata-rata lebih besar dibandingkan frekuensi relatif skor yang berada di atas rata-rata. Berdasarkan Tabel
Frekuensi relatif 17,86 28,57 21,43 21,43 7,14 3,57
Frekuensi kumulatif 5 13 19 25 27 28
fixi 47,5 92,0 81,0 93,0 35,0 19,5 368
2. di atas, rata-rata hasil belajar membaca permulaan kelompok kontrol berada pada interval 13-14 dengan frekuensi 6. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 21,43% siswa memperoleh skor di sekitar rata-rata, sebanyak 32,14% siswa memperoleh skor di atas rata-rata, dan sebanyak 46,43% siswa memperoleh skor di bawah rata-rata. Data hasil post-test kelompok kontrol, dapat disajikan ke dalam bentuk kurva poligon seperti pada Gambar 2. berikut.
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
Gambar 2. Kurva Poligon Data Hasil Posttest Membaca Permulaan Kelompok Kontrol Berdasarkan Gambar 2, diketahui mean lebih besar dari median dan median lebih besar dari modus (M>Md>Mo). Dengan demikian, kurva di atas adalah kurva juling positif yang berarti sebagian besar skor cenderung rendah. Untuk mengetahui kualitas dari variabel hasil belajar matematika siswa, skor rata-rata hasil belajar matematika siswa dikonversikan dengan menggunakan kriteria rata-rata ideal (Xi) dan standar deviasi ideal (SDi). Berdasarkan hasil
konversi, diperoleh bahwa skor rata-rata hasil belajar membaca permulaan siswa kelompok kontrol dengan M = 13,14 tergolong kriteria tinggi. Perbandingan hasil perhitungan ratarata hasil belajar membaca permulaan kelas eksperimen adalah 15,89, lebih besar dari rata-rata hasil belajar membaca permulaan kelompok kontrol, yaitu sebesar 12,19. Hasil penelitian berdasarkan tes prestasi belajar matematika akan diuji hipotesis menggunakan Uji-t. Namun sebelum diuji hipotesis dilakukan, hasil penelitian tersebut akan diuji prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat yang dimaksud adalah uji normalitas dan homogenitas. Berdasarkan uji prasyarat yang dilakukan didapatkan hasil bahwa hasil penelitian dengan tes hasil belajar membaca permulaan berdistribusi normal, dan varians kedua kelompok homogen. Untuk itu, pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t sampel independent (tidak berkorelasi) dengan rumus polled varians. Rangkuman hasil perhitungan uji-t antar kelompok eksperimen dan kontrol disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji-t Data Hasil post-test
Kelompok Eksperimen Kontrol
N 31 28
M 16,50 13,14
s2 5,852 7,037
thitung
ttabel
5,089
1,672
Keterangan: N = jumlah data, M = mean, s2 = varians Berdasarkan tabel hasil perhitungan uji-t di atas, diperoleh nilai thitung sebesar 5,089. Sedangkan nilai ttabel dengan taraf signifikansi 5% adalah 1,672. Hal ini berarti nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (thitung > ttabel), sehingga H0 ditolak atau H1 diterima. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang hasil belajar membaca permulaan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media kartu berseri melalui
model pembelajaran terpadu tipe webbed dengan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan media kartu berseri pada siswa kelas II di Gugus X Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2013/2014 Berdasarkan hasil perhitungan, dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar membaca permulaan kelompok eksperimen adalah 16,50, sedangkan rata-rata hasil belajar membaca permulaan kelompok kontrol adalah 13,14. Hal ini berarti, rata-rata
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) (M) eksperimen lebih besar dari rata-rata (M) kontrol (M eksperimen > M kontrol). Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kartu berseri melalui model pembelajaran terpadu tipe webbed berpengaruh terhadap hasil belajar membaca permulaan siswa kelas II di Gugus X Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 3013/2014. Pembahasan Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian, kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media kartu berseri melalui model pembelajaran terpadu tipe webbed memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibanding kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan media kartu berseri. Tinjauan ini didasarkan pada rata-rata skor hasil belajar siswa. Rata-rata skor hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media kartu berseri melalui model pembelajaran terpadu tipe webbed adalah 16,50 yang berada pada kategori sangat tinggi. Sedangkan rata-rata skor hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan media kartu berseri adalah 13,14 yang berada pada kategori tinggi. Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan uji-t, diketahui bahwa thit = 5,089 dan ttab dengan taraf signifikansi 5% dan dk 31 28 2 57 , diketahui = 1,672. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thit lebih besar dari ttab (thit > ttab), sehingga hasil penelitian adalah signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar membaca permulaan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media kartu berseri melalui model pembelajaran terpadu tipe webbed dengan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan media kartu berseri. Perbedaan hasil belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media kartu berseri melalui model pembelajaran terpadu tipe webbed dan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan media kartu berseri disebabkan karena perbedaan perlakuan pada penggunaan media pembelajaran dan
kegiatan yang dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Penggunaan media pembelajaran dapat membantu guru dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi pelajaran kepada siswanya, agar pesan lebih mudah dimengerti, lebih menarik, dan lebih menyenangkan kepada siswa. Media dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk konsentrasi kepada isi pembelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pembelajaran. Media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar, juga mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Pembelajaran menggunakan media kartu berseri melalui model pembelajaran terpadu tipe webbed dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sambil bermain. Hal tersebut tentunya akan membuat siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar membaca. Siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran karena mereka diberikan kesempatan untuk bermain kartu saat proses pembelajaran berlangsung. Interaksi antarsiswa terjadi lebih intensif karena mereka memainkan kartu-kartu berseri tersebut secara berkelompok. Dalam kegiatan kelompok, siswa yang belum mampu membaca dapat belajar membaca dan bertanya kepada siswa yang sudah mampu membaca apabila ia mengalami kesulitan. Siswa yang belum mampu membaca menjadi lebih giat belajar karena mereka juga harus ikut berpartisipasi saat memainkan kartu berseri. Dengan penggunaan media kartu berseri, akan memudahkan siswa untuk mengingat pesanpesan daam bentuk gambar, huruf, kata, maupun kalimat yang terdapat pada kartu. Dalam pembelajaran menggunakan media kartu berseri melalui model pembelajaran terpadu tipe webbed, pelajaran membaca dilaksanakan secara terpadu dengan pelajaran lain yang relevan. Anak diarahkan untuk mengaitkan pelajaran yang diterima dengan pelajaran lainnya maupun dengan kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini tentunya sesuai dengan karakteristik anak sekolah dasar yang mempelajari semua hal secara holistik, bukan secara parsial (terpisah-pisah).
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) Berbeda halnya dalam pembelajaran yang dilaksanakan tanpa penggunaan media kartu berseri, yang membuat siswa lebih banyak belajar membaca dengan teks bacaan saja. Dalam penelitian ini, siswa lebih bersikap pasif. Siswa tidak memperoleh kesempatan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan dapat memotivasi siswa untuk belajar membaca. Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru, kemudian siswa membaca teks bacaan yang diberikan serta menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan teks bacaan tersebut. Antarsiswa sangat jarang terjadi interaksi. Pada saat belajar membaca, guru dan siswa tidak melakukan permainan seperti pada proses pembelajaran dengan menggunakan kartu berseri. Guru juga jarang mengaitkan isi teks bacaan dengan kejadian sehari-hari yang mereka alami karena pelajaran hanya terpaku pada teks bacaan ataupun buku saja. Pembelajaran seperti ini membuat siswa bosan dan pelajaran yang diperoleh kurang bermakna bagi siswa. Siswa menjadi tidak terbiasa untuk mengaitkan pelajaran yang mereka pelajari dengan pelajaran yang telah mereka peroleh ataupun dengan kehidupannya sehari-hari. Hal ini tentunya akan menyulitkan anak yang masih memandang dan mempelajari semua hal secara keseluruhan. Perbedaan cara pembelajaran antara pembelajaran menggunakan media kartu berseri melalui model pembelajaran terpadu tipe webbed dan pembelajaran tanpa menggunakan media kartu berseri tentunya akan memberikan dampak yang berbeda pula terhadap hasil belajar siswa. Penggunaan media kartu berseri dalam pembelajaran sangat sesuai dengan karakteristik siswa kelas II yang masih senang bermain. Dengan menggunaan media kartu berseri pada kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa untuk belajar sambil memainkan kartu berseri yang disediakan. Permainan dengan kartu berseri membuat siswa menjadi lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar membaca. Siswa juga akan menganggap belajar membaca sebagai hal yang menyenangkan karena pelajaran membaca tidak hanya dilakukan dengan membaca teks bacaan yang diberikan ataupun teks bacaan yang ada di
buku, melainkan dengan memainkan kartukartu berseri yang tentunya lebih menyenangkan bagi anak sekolah dasar. Dengan demikian, hasil belajar membaca permulaan siswa yang diajar dengan menggunakan media kartu berseri melalui model pembelajaran terpadu tipe webbed akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan media kartu berseri. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil dari beberapa penelitian tentang penggunaan media kartu berseri (flashcard). Lukman Septembara (2013) melakukan penelitian tindakan kelas mengenai penggunaan media flashcard di Kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif 2 Jatisari Kebumen. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan media flashcard dalam pembelajaran bahasa Indonesia mampu meningkatkan kemampuan membaca siswa. Penelitian lain yang dilaksanakan oleh Yuliati (2012) pada Anak Kelompok B Taman Kanak-kanak Kuncup Melati I Grogol VIII, Parangtritis, Bantul menunjukkan peningkatan kemampuan penguasaan kosakata siswa yang diakibatkan oleh penggunaan mdia flashcard. Oleh karena itu, hasil penelitian ini berhasil memperkuat penelitian-penelitian tentang penggunaan media kartu berseri (flashcard) sebelumnya. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, maka simpulan penelitian ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar membaca permulaan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media kartu berseri melalui model pembelajaran terpadu tipe webbed dengan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan media kartu berseri pada siswa kelas II di Gugus X Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2013/2014. Kualifikasi hasil belajar membaca permulaan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media kartu berseri melalui model pembelajaran terpadu tipe webbed berada pada kategori sangat tinggi sedangkan hasil belajar membaca permulaan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa media kartu berseri berada pada kategori tinggi. Perbandingan hasil perhitungan rata-rata hasil belajar
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) membaca permulaan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media kartu berseri melalui model pembelajaran terpadu tipe webbed adalah 16,50 lebih besar dari rata-rata hasil belajar membaca permulaan yang mengikuti pembelajaran tanpa media kartu berseri sebesar 13,14. Berdasarkan hasil temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kartu berseri melalui model pembelajaran terpadu tipe webbed berpengaruh terhadap hasil belajar membaca permulaan siswa kelas II Gugus X Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2013/2014. Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah, para siswa sekolah dasar agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan terus mengembangkan kemampuannya dengan menemukan sendiri konsep-konsep melalui pengalaman langsung serta mengaitkannya dengan pengalaman yang telah dimiliki. Kepada para guru di sekolah dasar, disarankan untuk menggunakan media pembelajaran yang inovatif dan didukung dengan model pembelajaran yang relevan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kepada sekolah-sekolah yang mengalami permasalahan rendahnya hasil belajar membaca permulaan, disarankan untuk menggunakan media kartu berseri melalui model pembelajaran terpadu tipe webbed dalam pembelajaran di sekolah. Kepada peneliti yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang media kartu berseri dalam pelajaran bahasa Indonesia maupun bidang ilmu lainnya yang sesuai,
agar memperhatikan kendala-kendala yang dialami dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian yang akan dilaksanakan. DAFTAR RUJUKAN Agung, A. A. Gede. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Undiksha Singaraja. Abbas, Saleh. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Daryanto. 2013. Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung:Yrama Widya. Hadeli. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan I. Padang: Ciputat Pres. Haryanto. 1991. Kajian Konseptual Media Pembelajaran. Yogyakarta : UNY Pandawa, Nurhayati dkk. 2009. Pembelajaran Membaca. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Purwoko, Ardi Bangkit. 2012. Efektivitas Penggunaan Media Gambar Flashcard dalam Meningkatkan Penguasaan Vocabulary Bahasa Inggris Siswa Kelas II SDN Salatiga 06 Kota Salatiga. Skripsi (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Rahim, Farida. 2011. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.