WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014
PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN UNTUK BERBELANJA DI BSM (BANDUNG SUPER MODEL) SENGKALING MALANG Oleh : Masfuri , Rois Arifin 2), Agus Widarko 3) 1) Alumni FE Unisma; 2) Dosen tetap FE Unisma; 3) Dosen tetap FE Unisma Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Malang 1)
ABSTRACT The goal of this research is to know the influence of product, price, place, promotion, stimulant and partially on consumer decision that make taking fashion Bandung Super Model Sengkaling Malang, and to know between the variable influencing a consumer decision that use Bandung Super Model Sengkaling Malang. Based on their goal, this research is the Explanatory Research and based on problem characteristic that is research of cash study. Date’s that are taken in research are a primary. Primary date got by spreading questionnaire to a responder (sample). This research use the liniear of multiple regression variable has a significant on the consumer decision. And from F test is gotten value 0,000 that means free variable has significant influence on specific variable. From t test is gotten significant value t less from 0,05 that means free variable has significant influence on consumer buying decision partially. From value of coefficient beta gotten X2 (price) that has the high value is 0,475,so it can be conclude that price has dominant influence on a consumer decision by make taking clothes Bandung Super Model Sengkaling Malang. Key word : Product, Price, Place, Promotion, Consumer Decision
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan industri yang menghasilkan barang yang sama atau menjual barang yang sama, mau tidak mau dituntut untuk mampu bersaing jenis barang yang sama, mau tidak mau dituntut untuk mampu bersaing dalam usaha memperkenalkan produknya kepada khalayak ramai, baik itu kepada pedagang besar, ataupun kepada pengusaha dibidang bisnis ritel. Pada umumnya pengusaha ritel mendapatkan barang atau produk dari pedagang besar lalu dijual kembali melalui toko-toko besar seperti supermarket, hypermarket maupun swalayan. Disamping toko-toko besar dapat juga dijual melalui toko-toko ritel ataupun ritel jaringan yang masing-masing mempunyai pangsa pasar tersendiri. Disinilah letak pentingnya bagaimana penggunaan sistem pemasaran yang baik dan dibutuhkan letak pentingnya bagaimana pengguna sistem pemasaran yang baik dan dibutuhkan oleh masing-masing toko untuk membuat perencanaan kedepan dalam rangka menarik lebih banyak konsumen. Toko ritel perseorangan tidaklah terlalu sulit dalam pengelolaannya, karena biasanya toko ritel tidak mempunyai banyak karyawan, akan tetapi berbeda dengan toko-toko besar, selain mempunyai banyak karyawan juga mempunyai banyak konsumen. Oleh karena, itu tentu membutuhkan penanganan dan pengelolaan serta sistem manajemen yang baik agar memberikan pelayanan yang baik dan dapat bersaing dengan toko-toko besar lainnya. Seperti toko pakaian Bandung Super Model Sengkaling Malang adalah salah satu contoh toko pakaian selain memiliki jumlah karyawan yang banyak juga mempunyai konsumen yang banyak pula, sebab toko pakaian Bandung Super Model Sengkaling Malang merupakan pusat perbelanjaan, mempunyai letak strategis yakni berada di pusat kota, sehingga toko pakaian ini banyak dikunjungi oleh konsumen dari berbagai tingkat golongan ekonomi. Dengan demikian marketing mix merupakan salah satu acuan yang dapat dijadikan patokan dalam mengatasi masalah perilaku konsumen kaitannya dengan keputusan pembelian
77
78
WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014
konsumen terhadap suatu barang. Ada beberapa komponen-komponen yang terdapat dalam marketing mix meliputi; produk, harga, tempat dan promosi. dan sekaligus merupakan empat buah kombinasi yang saling berhubungan dalam menciptakan pertukaran terhadap keputusan pembelian konsumen Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah: a) Bagaimanakah marketing mix yang terdiri atas; produk, harga, tempat dan promosi mempengaruhi keputusan pembelian konsumen secara simultan dan parsial pada toko Bandung Super Model Sengkaling Malang?, b) Diantara marketing mix yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi mana yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian konsumen untuk membeli pakaian di Bandung Super Model Sengkaling Malang? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis : a) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh marketing mix yang terdiri atas; produk, harga, tempat dan promosi terhadap keputusan pembelian konsumen secara simultan dan parsial pada toko pakaian Bandung Super Model Sengkaling Malang, b) Untuk mengetahui pengaruh dominan marketing mix yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi terhadap keputusan pembelian konsumen pada toko Bandung Super Model Sengkaling Malang. Kontribusi Penelitian a. Diharapkan manfaat dari penelitian ini yakni sebagai bahan pertimbangan pihak manajemen perusahaan tentang bagaimana mempelajari perilaku konsumen. b. Sebagai tambahan perbendaharaan ilmu pengetahuan khususnya bidang manajemen pemasaran dan sekaligus dapat menjadi bahan acuan bagi peneliti-peneliti berikutnya. KERANGKA TEORITIS DAN PANGEMBANGAN HIPOTESIS Hasil Penelitian Terdahulu Melisa (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa bauran pemasaran ritel yang terdiri dari persediaan barang, harga, lokasi, bauran komunikasi, desain dan tampilan toko berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ulang konsumen Mega Prima Swalayan Payakumbuh.Variabel harga dikatakan sebagai variabel yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Sebagai saran, perusahaan hendaknya mempertahankan strategi penetapan harga, yang berarti harga yang ditawarkan harus sesuai dengan kualitas yang diharapkan konssumen. Pratiwi dan Sudiksa (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa secara serempak marketing mix berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Secara parsial product, price, place, promotion berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Variabel Price dikatakan sebagai variabel yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian. Sebagai saran, perusahaan hendaknya mempertahankan strategi penetapan harga, yang berarti harga yang ditawarkan harus sesuai dengan kualitas yang diharapkan konsumen serta memperhatikan harga kompetitif dari pesaing Khasanah, Anantayu dan Sutarto (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa produk (X1), harga (X2), tempat (X3) dan promosi (X4) berpengaruh terhadap keputusan pembelian jamu Tolak Angin di Surakarta sebesar 46,8%, sedangkan sisanya 53,2% tidak dimasukkan dalam model. Variabel promosi (X4) memberikan kontribusi paling besar terhadap keputusan pembelian jamu Tolak Angin yaitu sebesar 64,4 %. Pamungkas dan Saino (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa secara simultan dan parsial variable independen bauran ritel yang terdiri dari Lokasi (X1), Pelayanan (X2),
WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014
Produk (X3), Harga (X4), SuasanaToko (X5), Karyawan (X6) dan Promosi (X7) tidak berpengaruh siginifikan terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian (Y). Nilai Adjusted R Square = 0,028 yang berarti 2,80% faktor-faktor keputusan pembelian konsumen dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam penelitian ini dan sisanya sebesar 97,20%dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini Marketing Mix Menurut Kotler dan Amstrong (1997:48), “marketing mix perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran”. Menurut Rusmiati (2001:190), “marketing mix dapat juga diartikan sebagai kombinasi dari segi empat kegiatan perusahaan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni produk, struktur harga, sistem distribusi dan promosi”. Sedangkan menurut Tjiptono (2004:30), “Marketing mix seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan”. Dari pengertian marketing mix di atas dapat dijelaskan lebih lanjut satu persatu dari beberapa elemen marketing mix adalah sebagai berikut: a. Produk (Product) Menurut Lupiyadi (2001:58), “produk keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen”. Sedang Tjiptono (1997:95): menyatakan produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. b. Harga (Price) Menurut Kotler dan Amstrong (2001:439), “harga sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah dari yang ditukarkan konsumen atas manfaat karena memiliki atau menggunakan produk tersebut”. Menurut Tjiptono (2001:151), “harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya”. Sedang menurut Asri (1993:274), “harga adalah suatu nilai tukar untuk manfaat yang ditimbulkan oleh barang/jasa tertentu maka semakin tinggi nilai tukar barang/jasa tersebut, dan semakin besar pula alat penukar yang bersedia dikorbankan”. c. Tempat (Place) Tempat (place) gabungan antara lokasi dan saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara menyampaikan produk kepada konsumen dan dimana tempat strategis, yang mana lokasi berhubungan dengan tempat perusahaan berproduksi dan melakukan operasi. Strategi lokasi yang dapat digunakan menurut Tjiptono (2001:199) adalah strategi right place: Strategi tempat (right place) adalah menyangkut pemilihan dan penentuan lokasi yang strategis mudah dijangkau, di daerah pusat perbelanjaan, atau dekat tempat pemukiman, dan sebagainya, desain interior dan exterior yang indah dan menarik, ruang yang luas dan nyaman bagi pelanggan untuk berbelanja, fasilitas pendukung yang memadai (tempat parkir, AC dan sebagainya). d. Promosi (Promotion) Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperkenalkan produk. Produk bermanfaat, akan tetapi jika tidak dikenal konsumen maka produk tersebut tidak akan diketahui kemanfaatannya dan mungkin tidak akan dibeli. Menurut Tjiptono (2001:219) mengemukakan Promosi merupakan suatu bentuk komunikasi, yaitu suatu aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya, agar bersedia menerima, membeli dan loyal terhadap produk yang ditawarkan perusahaan bersangkutan.
79
80
WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014
Keputusan Pembelian Keputusan adalah salah satu yang dilakukan oleh setiap orang dalam setiap waktu di segala tempat. keputusan tersebut memang disengaja dan bukannya tidak disengaja. Tetapi bagaimana keputusan tersebut diambil, pasti terdapat banyak faktor yang mempengaruhi. Menurut Engel et All (1994:222), “pengambilan keputusan sebagai suatu proses yang dimulai dari pemikiran suatu masalah, merumuskan sebagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif untuk mencapai sasaran”. Konsumen itu adalah manusia yang memiliki proses penentuan, pengambilan keputusan yang diambil masih memerlukan beberapa tahap/proses, pertimbangan, pengalaman yang mungkin bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan, agar nantinya keputusan yang diambil dalam melakukan pembelian produk tidak menyesal dan bahkan merasa tidak terpuaskan. Proses pengambilan keputusan konsumen melalui beberapa tahap, dari pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan bahkan sampai pasca pembelian. Menurut Swastha dan Handoko (1990:115) proses keputusan pembelian dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: a. Pengambilan inisiatif (Inisiator), Adalah orang yang pertama menyarankan atau memikirkan gagasan untuk membeli produk atau jasa tertentu. b. Orang yang akan mempengaruhi (Influencer), adalah orang yang mempengaruhi atau memberikan nasehat dan nasehat tersebut dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan terakhir. c. Pembuatan keputusan (Decision Marker), Adalah orang yang pada akhirnya menentukan sebagian besar atau keseluruhan keputusan pembeli. d. Pembeli (Buyer), Adalah orang yang melakukan pembelian yang sebenarnya. e. Pemakai (User), Adalah orang yang menikmati atau memakai produk atau jasa tertentu. Hipotesis Berdasarkan konsep diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian dengan variabel yang diperkirakan. Dalam penelitian hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Marketing mix yang terdiri dari variabel produk, harga, tempat dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen baik secara simultan maupun secara parsial. b. Variabel harga berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian konsumen. METODE PENELITIAN Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam hal ini jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Explanatory research (Penelitian Penjelasan) yang mengumpulkan informasi secara langsung dari responden dengan kuesioner dan menjelaskan hubungan antara perubahan-perubahan melalui pengujian hipotesis. Penelitian dilakukan pada konsumen Toko Bandung Super Model Jl. Raya Sengkaling No.190 Kabupaten Malang Jawa Timur. Penelitian dilakukan bulan April 2014 sampai bulan Juli 2014 Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen yang pernah membeli pakaian di toko Bandung Super Model Sengkaling Malang dengan kriteria berbelanja lebih dari Rp. 200.000. Jadi rata-rata setiap hari ada 25 konsumen. Sehingga populasi yang diambil dalam waktu satu bulan adalah 750 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode accidental sampling. Sedangkan penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini, menggunakan rumus Slovin (Umar,1999:52) yaitu sebagai berikut:
WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014
𝑁
n = 1+𝑁𝑒 2 n : ukuran sample N : jumlah populasi e2 : nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan menurut Slovin adalah sebesar 10% (0,1) Dari perhitungan dapat diambil sampel sebesar: 750 750 750 750 n = 1+750(0,1)2 = 1+750(0.01) = 1+7.5 = 8.5 = 88,23 =dibulatkan menjadi 88 Jadi sampel yang diambil adalah 88 responden Operasionalisasi Variabel a. Produk (X1), Adalah apapun yang bisa ditawarkannya pakaian ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan pelanggan Bandung Super Model Sengkaling Malang. Indikatornya yaitu: Kualitas Produk, Keragaman merek pakaian, Kesesuaian fashion b. Harga (X2), Merupakan salah satu penentu keberhasilannya toko Bandung Super Model Sengkaling Malang karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh toko Bandung Super Model Sengkaling Malang dari penjualan produknya. Indikatornya yaitu: Harga lebih murah, Harga sesuai mutu fashionnya, Mendapatkan potongan harga dalam pembelian tertentu c. Tempat (X3), Adalah tanggapan konsumen terhadap tempat dimana toko Bandung Super Model Sengkaling Malang bertempat dan beroperasi atas dasar strategi tempat yang beralokasinya Bandung Super Model Sengkaling Malang. Indikatornya yaitu: Tempat yang strategis, Tempat lingkungan yang mendukung dekat Taman Rekreasi Pemandian Sengkaling, Fasilitas yang memadai (tempat parkir yang luas) d. Promosi (X4) Adalah penyampaian informasi dari Bandung Super Model Sengkaling Malang kepada pembeli untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku konsumen agar mencoba dan membeli produk yang dijual, dalam hal ini adalah promosi oleh Bandung Super Model Sengkaling Malang. Indikatornya yaitu: Promosi penjualan yang menarik, Media luar ruangan yang berupa spanduk jelas (mudah dibaca), Media iklan tv yang luas jangkauannya e. Keputusan pembelian (Y) adalah kecenderungan untuk membeli yang merupakan tindakan nyata mengarah pada keputusan pembelian konsumen. Keputusan pembelian dalam hal ini adalah keputusan pembelian konsumen untuk senantiasa memilih Bandung Super Model Sengkaling Malang.Indikatornya yaitu; Pengaruhi keadaan ekonomi, Mencari informasi, Inisiatur konsumen lain Model Penelitian Produk Harga Tempat Promosi Gambar 1 Model Penelitian
Keputusan Pembelian
81
82
WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014
Sumber dan Metode Pengumpulan Data Sumber data yang digunakan dalan penelitian ini adalah data primer. Sedang pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner. Metode Analisis Data Teknik analisis menggunakan analisis Regresi Linier Berganda adapun tahap-tahap adalah sebagai berikut: 1. Uji Instrumen a. Uji Validitas Teknik yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur validitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunaan teknik korelasi pearson product moment, yaitu dengan membandingkan indeks korelasi pearson product moment dengan taraf signifikansi sebesar 0.05 (5%) dan membandingkan nilai r hasil dengan nilai r tabel. Jika signifikansi hasil korelasi kurang dari 0.05 maka butir-butir pernyataan tersebut dinyatakan valid dan begitu pula sebaliknya. b. Uji Reliabilitas Menurut Singarimbun dan Effendi (1995;140), “Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan atau sejauh mana suatu hasil pengukuran diulangi dua kali atau lebih”. Kriteria dalam pengukuran ini adalah jika cronbach alpha-nya memiliki nilai ≥ 0,60 maka data dikatakan reliabel. 2. Uji Normalitas Menurut Mardani (2001:57), “Normalitas adalah salah satu uji yang dilakukan untuk menguji kenormalan suatu distribusi data”. Dalam penelitian ini untuk mengetahui data yang tersebar normal atau tidak digunakan metode Kolmogorof-Smirnov, jika signifikansi atau probabilitas > 0,05, maka model regresi dikatakan normal. 3. Model Regresi Linier Berganda Dari data yang terkumpul selanjutnya kita akan mengelola data tersebut. Analisa yang digunakan adalah analisa regresi berganda. Menurut Santoso (2001:324) adalah Persamaan Regresi Linier Berganda Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e Keterangan: Y = Pengambilan a = Bilangan Konstanta bi = Koefisien Regresi X1 = Produk X2 = Harga X3 = Tempat X4 = Promosi e = Error 4. Uji Asumsi Klasik a. Multikolinearitas Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi, maka dinamakan problem multikolinearitas hal ini disebabkan oleh koefisien korelasi antar variabel independent kuat. Untuk ada tidaknya gejala multikolinearitas, maka menggunakan nilai Variance Internal Factor (VIF). Menurut Mardani (2001:32) bahwa suatu model regresi dikatakan bebas multikolinearitas apabila nilai VIF di sekitar angka 1 dan tidak melebihi 10 (1
WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014
b.
Heteroskedastisitas Sugiono (2001:46), mengungkapkan “Heteroskedastisitas terjadi jika tiap unsur gangguan stokhastik (UI) mempunyai variabel yang berlebihan”. Gejala heteroskedastisitas dapat diuji dengan menggunakan uji Glejser yaitu dengan meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen (Ghozali, 2007:107). Heteroskedastisitas dengan uji Glejser apabila tingkat signifikansi X1, X2, X3 dan X4 dibawah 0,05 maka menunjukan adanya masalah heteroskedastisitas, sebaliknya jika tingkat signifikansi X1, X2, X3 dan X4 diatas 0,05 maka tidak ada masalah heteroskedastisitas. 5. Uji Hipotesis a. Uji Simultan (uji F) Menurut Mardani (2001:23), menyajikan pengujian hipotesis untuk uji F adalah sebagai berikut: 1) Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima. 2) Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima. Jadi kesimpulannya adalah jika F pada tingkat signifikasi atau probabilitas < 0,05, maka variabel-variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Menurut Santoso (2000:100) uji hipotesis ini dilakukan dengan melihat perbandingan signifikan F dengan α = 5 %, apabila signifikan F > 0.05 maka hipotesis nol (H1) ditolak, sedangkan apabila signifikan F < 0.05 maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. b. Uji Parsial (uji t) Untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan program SPSS for windows. Mardani (2001:23), menyajikan pengujian hipotesis uji t adalah sebagai berikut: 1) Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima 2) Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima Jadi kesimpulannya adalah jika t uji pada tingkat signifikansi atau probabilitas > 0,05, maka variabel bebas parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (variabel bebas bisa mengukur variabel terikat). HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada 88 responden yaitu konsumen toko Bandung Super Model Sengkaling Malang, maka dapat diperoleh gambaran mengenai jenis kelamin, usia, dan pekerjaan sebagaimana dijelaskan pada bagian berikut ini: a. Jenis Kelamin Responden Untuk mengetahui jenis kelamin responden yaitu konsumen toko Bandung Super Sengkaling Malang dapat dilihat pada tabel 1 dibawah : Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden Prosentase Laki-laki 42 47,8% Perempuan 46 52,2% Jumlah 88 100% Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2014 Dari tabel 1 dapat diuraikan bahwa jumlah responden laki-laki yaitu sebanyak 42 orang atau 47,8% dari 88 responden dan sebanyak 42 orang perempuan atau 52,2% dari 88 responden. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dari 88 responden yaitu konsumen toko Bandung Super Model Sengkaling Malang yang paling
83
84
WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014
b.
c.
banyak adalah perempuan yaitu sebanyak 46 responden atau 52,2%. Usia Responden Untuk mengetahui rentang usia responden toko Bandung Super Model Sengkaling Malang dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini: Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah Responden Prosentase 16-25 tahun 28 31,8% >25-35 tahun 36 40,9% >35-45 tahun 16 18,2% >45 tahun ke atas 8 9,1% Jumlah 88 100% Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2014 Dari tabel 2 dapat diuraikan bahwa jumlah responden berusia antara 16-25 tahun sebanyak 28 orang atau 31,8% kemudian 36 orang atau 40,9% berusia >25-35 tahun, 16 orang atau 18,2% berusia >35-45 tahun dan 8 orang atau 9,1% berusia >45 tahun ke atas. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dari 88 responden yaitu konsumen toko Bandung Super Model Sengkaling Malang yang paling banyak berusia >25-35 tahun yaitu sebanyak 36 orang atau 40,9%. Jenis Pekerjaan Responden Untuk mengetahui jenis pekerjaan responden toko Bandung Super Model Sengkaling Malang dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan Jumlah Responden Prosentase Pelajar/Mahasiswa 56 63,7% Wiraswasta 13 14,8% Petani-Perternak 19 21,5% Jumlah 88 100% Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2014 Dari tabel 3 dapat diuraikan bahwa jumlah responden yang bekerja sebagai pelajar/mahasiswa sebanyak 56 orang atau 63,7%, sedangkan yang bekerja sebagai wiraswasta adalah sebanyak 13 orang atau 14,8%, dan 21,5% atau 19 orang bekerja sebagai petani-peternak. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dari 88 responden yaitu konsumen toko Bandung Super Model sengkaling Malang yang paling banyak membeli adalah yang bekerja sebagai pelajar/mahasiswa dengan 56 responden atau 63,7%.
PEMBAHASAN Hasil Uji Instrumen a. Hasil Uji Validitas Uji validitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4 Hasil Uji Validitas Variabel Item r hitung Signifikansi Produk(X1) X1.1 0,933 0,000 X1.2 0,903 0,000 X1.3 0,925 0,000 Harga (X2) X2.1 0,739 0,000 X2.2 0,849 0,000 X2.3 0,741 0,000 Tempat (X3) X3.1 0,767 0,000 X3.2 0,787 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014
b.
X3.3 0,857 0,000 Valid Promosi(X4) X4.1 0,811 0,000 Valid X4.2 0,864 0,000 Valid X4.3 0,873 0,000 Valid Keputusan Pembelian (Y) Y1 0,944 0,000 Valid Y2 0,964 0,000 Valid Y3 0,932 0,000 Valid Sumber : Data Primer Diolah, 2014 Berdasarkan Tabel 4 di atas, seluruh item penelitian dikatakan valid nilai probabilitas semua item kurang dari 0,05. Hasil Uji Reliabilitas Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Koefisien Reliabilitas Keterangan Produk (X1) 0,909 Reliabel Harga (X2) 0,670 Reliabel Tempat (X3) 0,725 Reliabel Promosi (X4) 0,807 Reliabel Keputusan Pembelian (Y) 0,938 Reliabel Sumber : Data Primer diolah, 2014 Hasil pengujian reliabilitas pada Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa nilai koefisien reliabilitas untuk semua variabel lebih besar dari 0,6. Sehingga instrumen yang digunakan dapat diandalkan (reliabel).
Hasil Uji Normalitas Hasil uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat tabel 6 Tabel 6 Tabel Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extreme Dif f erences
Mean St d. Dev iation Absolute Positiv e Negativ e
Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)
Produk 88 12.82 1.034 .195 .180 -.195 .558 .914
Harga 88 12.35 1.406 .197 .110 -.197 .661 .775
Tempat 88 13.59 1.609 .328 .191 -.328 .364 .999
Promosi 88 13.51 1.844 .298 .210 -.298 .809 .530
Keputusan Pembelian 88 12.02 3.066 .315 .166 -.315 .735 .652
a. Test distribution is Normal. b. Calculated f rom data.
Berdasarkan pengujian normalitas tersebut, didapatkan asymp. Sig(2-tailed) sebesar 0,914; 0,775; 0,999; 0,530; dan 0,652 dimana nilai tersebut lebih besar daripada α = 0,05. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar daripada α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas telah terpenuhi sehingga dapat dinyatakan bahwa model regresi tersebut telah layak digunakan. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Analisis Regresi Linier Berganda untuk mengetahui pengaruh dari peubahan bebas terhadap peubah terikat berdasarkan koefisien regresi. Tabel 7 Hasil Uji Regresi Berganda
85
86
WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014
Coeffici entsa
Model 1
(Constant) Produk Harga Tempat Promosi
Unstandardized Coef f icients B Std. Error -17.110 3.217 .409 .205 .990 .160 .400 .197 .461 .178
Standardized Coef f icients Beta .138 .454 .210 .277
t -5.318 1.994 6.173 2.028 2.584
Sig. .000 .049 .000 .046 .012
Correlations Zero-order .251 .630 .573 .632
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber : Data Transformasi diolah, 2014 Dari tabel di atas, maka persamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = -17.110 +0.409X1+ 0.990X2+ 0.400X3 + 0.461X4 + e di mana : Y : Keputusan Pembelian X1 : Produk X2 : Harga X3 : Tempat X4 : Promosi Koefisien Determinasi Tabel 8 Hasil Uji Regresi Berganda Model Summary Model 1
R .785a
R Square .616
Adjusted R Square .598
St d. Error of the Estimate 1.945
a. Predictors: (Constant), Promosi, Produk, Harga, Tempat
Besarnya sumbangan atau kontribusi dari variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen, berdasarkan hasil perhitungan dengan nilai koefisien determinasi atau Adjusted R Square = 0,598 maka sumbangan atau kontribusi dari variabel independen yaitu: Produk , Promosi, Tempat, Harga secara simultan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen, adalah sebesar 59,8%, sedangkan 40,2% lainnya disumbangkan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam persamaan ini. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas Hasil Uji Multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 9 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel VIF Hasil Produk 1.015 Tidak multikolinieritas Harga 1.015 Tidak multikolinieritas Tempat 1.040 Tidak multikolinieritas Promosi 1.016 Tidak multikolinieritas Sumber : Data Primer diolah, 2014 Dari hasil analisis dapat diambil kesimpulan bahwa terlihat besaran VIF untuk semua variabel < 10, sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi tidak terdapat problem multikolinieritas.
WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014
b. Uji Heteroskedastisitas Hasil Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 10 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coeffi ci entsa
Model 1
(Constant) Produk Harga Tempat Promosi
Unstandardized Coef f icients B St d. Error 2.909 2.038 -.147 .142 .008 .011 .155 .137 -.132 .119
St andardized Coef f icients Beta -.114 .079 .186 -.181
t 1.428 -1.033 .729 1.132 -1.105
Sig. .157 .304 .468 .261 .273
a. Dependent Variable: absresid
Dari tabel 10 tersebut dapat diketahui bahwa masing-masing koefisien model regresi tidak signifikan secara keseluruhan, sehingga dapat dikatakan tidak terdapat heteroskedastisitas pada residual model regresi yang terbentuk. Hasil Uji Hipotesis 1. Uji F Hasil Uji F dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 11 Hasil Uji F No Hipotesis Nilai Status 1 terdapat pengaruh yang signifikan antara F = 33.303 H0 ditolak / variabel Tempat , Promosi, Produk, Harga Sig F = 0,000 H1 diterima terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Ftabel = 2,48 Sumber : Data Primer diolah, 2014 Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa diperoleh nilai Fhitung sebesar 33.303 sedangkan Ftabel sebesar 2,48 karena Fhitung> Ftabel dan memiliki sig F < 0,05 yaitu sebesar 0,000 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya bahwa secara simultan variable Produk(X1), Harga (X2), Tempat(X3), Promosi (X4) berpengaruh signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian Konsumen (Y). 2. Uji t Hasil Uji t dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 12 Hasil Uji F No Hipotesis Nilai Status 1 Variabel Produk berpengaruh secara t = 1,994 H0 ditolak / H1 signifikan terhadap Keputusan Sig t = 0,049 diterima Pembelian Konsumen. ttabel = 1,99 2 Variabel Harga berpengaruh secara t = 6,173 H0 ditolak / H1 signifikan terhadap Keputusan Sig t = 0.000 diterima Pembelian Konsumen. ttabel = 1,99 3 Variabel Tempat berpengaruh secara t = 2.028 H0 ditolak / H1 signifikan terhadap Keputusan Sig t = 0.046 diterima Pembelian Konsumen. ttabel = 1,99 4 Variabel Promosi berpengaruh secara t = 2,584 H0 ditolak / H1 signifikan terhadap Keputusan Sig t = diterima Pembelian Konsumen . 0,012ttabel = 1,99 Sumber : Data Primer diolah, 2014 Berdasarkan Tabel 12 secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
87
88
WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014
a. Variabel Produk (X1) Dengan menggunakan test dua arah dan taraf nyata 5%, diperoleh nilai ttabel sebesar 1,99 sedangkan dengan pengujian statistik diperoleh thitung sebesar 1,994karena nilai |thitung| >|ttabel| maka dapat disimpulkan tolak H0atau disimpulkan bahwa variabel Produk (X1)berpengaruh secara parsial terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Y). b. Variabel Harga(X2) Dengan menggunakan test dua arah dan taraf nyata 5%, diperoleh nilai ttabel sebesar 1,99 sedangkan dengan pengujian statistik diperoleh thitung sebesar 6,173 karena nilai |thitung> ttabel| maka dapat disimpulkan tolak H0 atau disimpulkan bahwa variabel Harga (X2) berpengaruh secara parsial terhadap Keputusan Pembelian Konsumen(Y). c. Variabel Tempat (X3) Dengan menggunakan test dua arah dan taraf nyata 5%, diperoleh nilai ttabel sebesar 1,99. sedangkan dengan pengujian statistik diperoleh thitung sebesar 2.028 karena nilai |thitung> ttabel| maka dapat disimpulkan tolak H0 atau disimpulkan bahwa variabel Harga (X3) berpengaruh secara parsial terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Y). d. Variabel Promosi (X4) Dengan menggunakan test dua arah dan taraf nyata 5%, diperoleh nilai ttabel sebesar 1,99. sedangkan dengan pengujian statistik diperoleh thitung sebesar 2,584 karena nilai |thitung> ttabel| maka dapat disimpulkan terima H0 atau disimpulkan bahwa variabel Promosi (X4) berpengaruh secara parsial terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Y). Kesimpulan bahwa semua variabel Produk(X1), Harga (X2), Tempat (X3) dan Promosi (X4) secara sendiri-sendiri (parsial) berpengaruh secara signifikan terhadap Y (Keputusan Pembelian Konsumen). Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dominan pada Keputusan Pembelian Konsumen, maka digunakan Standardized Coefficient Beta tertinggi yang menunjukkan variabel bebas yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat. Tabel 13 Variabel yang berpengaruh Dominan Variabel Standarized Koefisien Beta Signifikansi X1 .138 .049 X2 .454 .000 X3 .210 .046 X4 .277 .012 Sumber : Data Primer diolah 2014 Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa variabel yang memiliki nilai Standardized Coefficient Beta tertinggi adalah Harga (X2) sebesar 0,454, hal ini menunjukkan bahwa variabel Harga (X2) memiliki pengaruh paling dominan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Y) dibandingkan variabel bebas yang lain (Produk, Promosi dan Tempat). Implikasi Penelitian Dari persamaan regresi di atas dihasilkan R sebesar .785a, ini berarti bahwa hubungan antara keputusan pembelian konsumen membeli pakaian di toko Bandung Super Model Sengkaling Malang dan variabel produk, harga, tempat dan promosi tergolong sangat kuat. Dari nilai Adjusted R Square sebesar 0.598, berarti bahwa 59,8% variasi keputusan pembelian konsumen membeli pakaian di toko Bandung Super Model Sengkaling Malang dapat dijelaskan oleh variasi produk. harga, tempat dan promosi, sedang yang lainnya sebesar 40,2%
WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014
disebabkan oleh variabel lain. Dengan kata lain bahwa setiap kenaikan produk. intensifikasi harga, pengelolaan tempat dan kegiatan promosi dapat secara signifikan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen membeli pakaian di toko Bandung Super Model Sengkaling Malang. Keanekaragaman atau perbedaan hasil penelitian diatas dapat terjadi dikarenakan adanya perbedaan populasi yang diteliti maupun model analisis data dan alat ukur yang dipergunakan dalam penelitian. Pada pengujian pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat, nilai signifikansi F=0.000 <0,05. Ini berarti bahwa secara simultan variabel produk, harga, tempat dan promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Dalam pengujian t juga diperoleh nilai probabilitas untuk masing-masing variabel sebesar X1= 0,049, X2 = 0,000, X3 = 0,046 dan X4 = 0,012 (<0,05), yang berarti bahwa secara parsial variabel produk, harga, tempat dan promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Berarti bahwa variabel produk, harga, tempat dan promosi secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen sebagaimana hasil penelitian terdahulu. Dari perhitungan uji t mendapatkan bahwa beta yang paling tinggi adalah X2 yaitu sebesar 0,454, ini berarti bahwa harga merupakan faktor utama yang menjadi perhatian konsumen untuk membeli pakaian di toko Bandung Super Model Sengkaling Malang. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa pendapat Pratiwi dan Sudiksa (2013) yang menyebutkan variabel yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah harga. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Melisa (2012) yang menyatakan variabel harga yang mempunyai dominasi terhadap pembelian konsumen. Berdasarkan hasil analisis terhadap variabel dominasi di atas yang menyatakan harga sebagai variabel dominan, maka toko Bandung Super Model Sengkaling Malang harus mempunyai strategi dalam menetapkan harga yang relatif dapat diterima oleh konsumen. Agar menjadikan daya tarik tersendiri bagi konsumen untuk membeli pakaian di toko Bandung Super Model Sengkaling Malang. Penetapan strategi harga tersebut dapat berupa harga yang sesuai dengan kualitas yang dipakai konsumen atau potongan harga.Intensifikasi lain adalah adanya diskon untuk beberapa hari besar atau harga yang relatif lebih rendah dari harga pesaing. Konsep marketing mix dalam bisnis toko ini juga dapat diterapkan dengan pemberian harga yang relatif lebih rendah dari pesaing. Karena pemasukan sedikit dari konsumen dengan banyak kunjungan itu lebih baik dari pada pemasukan banyak dari konsumen dengan satu kali kunjungan. Konsep ini muncul karena pemberi pengaruh terbesar konsumen adalah lingkungan dari konsumen itu sendiri (promosi dari mulut ke mulut), karena konsumen yang senang akan memberikan informasi kepada yang lain tentang keunggulan suatu produk, tetapi jika sebaliknya maka konsumen akan cenderung menginformasikan tentang kekurangan suatu produk. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh marketing mix yang terdiri atas; produk, harga, tempat, dan promosi mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada toko Bandung Super Model Sengkaling.Semakin tinggi nilai marketing mix yang terdiri atas; produk, harga, tempat dan promosi dimata konsumen maka semakin besar minat belinya terhadap pemakaian produk.Dengan ini berarti bahwa marketing mix yang terdiri atas; produk, harga, tempat dan promosi mampu mempengaruhi minat beli dalam pembelian produk. 2. Dari hasil analisis diketahui bahwa variabel yang memiliki nilai Standardized Koefisien Beta tertinggi adalah Harga (X2) , hal ini menunjukkan bahwa variabel Harga (X2) memiliki pengaruh paling dominan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Y) dibandingkan variabel bebas yang lain (Produk, Promosi dan Tempat)
89
90
WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014
Saran Berdasarkan hasil dari penelitian ini, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: a. Kualitas produk, keragaman merek pakaian, dan kesesuaian fashion harus dipertahankan dan di tingkatkan supaya minat beli di Bandung Super Model Sengkaling Malang bertahan dan mengalami peningkatan. b. Harga lebih murah, harga sesuai mutu fashionnya, dan mendapatkan potongan harga dalam pembelian tertentu harga harus dipertahankan dan ditingkatkan supaya minat beli di toko Bandung Super Model Sengkaling Malang bertahan dan mengalami peningkatan. c. Tempat yang strategis (mudah dijangkau), tempat lingkungan yang mendukung dekat Taman Rekreasi Pemandian Sengkaling Malang, fasilitas yang memadai ( tempat parkir yang luas) harus dipertahankan dan ditingkatkan supaya minat beli di toko Bandung Super Model Sengkaling Malang bertahan dan mengalami peningkatan. d. Promosi penjualan menarik konsumen, Media luar ruangan berupa spanduk yang jelas( mudah dibaca ), dan Media iklan TV yang luas jangkauannya harus dipertahankan dan ditingkatkan supaya minat beli di toko Bandung Super Model Sengkaling Malang bertahan dan mengalami peningkatan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini, 2002, Prosedur Penelitian, Metode Kuantitatif, Jakarta: Rinika cipta. Assuri, S, 1999, Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep, dan Strategi, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Engel, James F, Roger. D. Blackwell & Paul W. Miniard, perilaku konsumen, terjemahnya Budijanto, 1994. Jakarta: Binarupa Aksara, Edisi keenam.. Kotler, Philip dan Armstrong 2001, Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi ke Delapan, Jilid I, Jakarta, Penerbit Erlangga. Khasanah, Anantayu, Sutarto, 2013, Pengaruh Pelaksanaan Bauran Pemasaran ( Marketing Mix) Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Pembelian jamu Tolak Angin di Surakarta.Solo; Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Edisi 1 vol.1.Jurnal Lupiyoadi, Rambat, 2001 Manajemen Pemasaran Jasa : Teori Dan Praktek, Penerbit Salemba Empat. Lovelock, dalam Yazid, 2001, Konsep Dan Implementasi Pemasaran Jasa, Pemasaran Jasa, Yogyakarta: Ekonisia Fakultas Ekonomi UII. Mardani, 2001, Petunjuk Praktis Operasional Spss 10.0, Malang. BPFE Universitas Islam Malang Pratiwi, Sudiksa, 2013, Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Mobil Toyota Avanza pada PT Agung Automal Denpasar, Bali: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana(Unud).Jurnal Singarimbun, Effendi, 1995. Metode Penelitian Survei, Cetakan II, Jakarta, LP3ES. Sugiyono, 200, Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Ketiga, Bandung, CV. Alvabeta. Tjiptono, Fandy, 2001. Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Penerbit Andi Swastha dan Handoko, 1997. Manajemen Perusahaan Analisis perilaku konsumen. Yogyakarta : Rajawali Pers. Yuda Melisa, 2013. Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap keputusan Pembelian Ulang Konsumen Mega Prima Swalayan Paya Kumbuh,Padang; Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.