PENGARUH MARKETING MIX RITEL TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA BANDUNG SUPER MODEL (BSM) SENGKALING MALANG Oleh: Manti Ariska *) Abdul Qadir Jailani **) N. Rahma ***) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Unisma Malang ABSTRACT This research aims to determine how the effect of the retail marketing mix consists of variable location, range of products offered (merchandise), price of products, services, and promotions to the purchase decision in Bandung Super Model (BSM) Sengkaling Malang. Retail Marketing Mix is a strategy of a company or a retail retailer to achieve success, both engaged in the sale of goods or services. Bandung Super Model (BSM) is engaged in the retail sale of goods that need to pay attention to the behavior of consumers to make decisions.As for the technique of data analysis using multiple linear regression analysis for the variables used more than two variables, the dominant F test and the results. The results showed that the location variable (X1), the completeness of the products offered (merchandise) (X2), the price of the product (X3), services (X4), convenience shop (X5), promotion (X6) simultaneously significantly influence purchasing decisions on Bandung Super Model (BSM) Sengkaling Malang (Y). F test was obtained from the calculation of F = 32.139 with a significance of 0.000 <0.05. Additionally Adjusted R2 value of 0.687 which means that the influence of independent variables on the dependent variable is 687%. And the most dominant variable is the variable range of products offered (marcdanhise) to standardize coefficients value (β) at = 0.289 Keywords: Retail Marketing Mix, Purchase Decision. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Bisnis ritel selain menawakan barang dagangan juga sangat erat kaitannya dengan jasa yang diberikan. Oleh kerena itu pelayanan yang diberikan kepada konsumen harus menjadi perhatian yang utama bagi pembisnis ritel. Semakin baik pelayanan yang diberikan maka akan semakin baik pula citra sebuah perusahaan dimata konsumen. Salah satu diantara yaitu distro Bandung Super Model (BSM) Sengkaling Malang. Bandung Super Model merupakan suatu pasar modern atau usaha eceran (Ritel) yang menyediakan kebutuhan masyarakat dari bahan makanan (beras, jajan, mie, kripik, dll), minuman (aqua, sprite, fanta, florodina, es krim, big cola, cocacola, teh kotak, dll), fashion (kemeja, rok, sandal, sepatu, krudung, iner, longdres, calana kantor, jens, celana olahraga, jaket, dll) dan sudah banyak membuka cabang di Kota Malang dan kabupaten Malang. Dengan adanya berbagai produk yang ditawarkan dari produk-produk baru dan harga yang lumayan terjangkau menimbulkan banyak alternatif yang dapat dipilih oleh pelanggan dalam membeli di Bandung super Model (BSM). Dimana pelanggan akan mengambil suatu keputusan dengan berbagai faktor yang ada kaitanya dengan lokasi, kelengkapan produk yang ditawarkan (merchandise), harga produk, pelayanan, kenyamanan berbelanja, dan promosi.
Manti Ariska, Abdul Qadir Jailani dan N. Rahma
289
PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Apakah Marketing Mix Ritel yang terdiri dari variabel Lokasi, kelengkapan Produk yang ditawarkan, Harga Produk, pelayanan, Kenyamanan Berbelanja dan Promosi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian pada Bandung Super Model (BSM) Sengkaling Malang?; 2) Diantara Variabel Marketing Mix Ritel yang terdiri dari variabel Lokasi, kelengkapan Produkyang ditawarkan, Harga Produk, pelayanan, Kenyamanan Berbelanja dan Promosi. Variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap pengambilan keputusan pembelian pada Bandung Super Model (BSM) Sengkaling Malang? TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui pengaruh Marketing Mix Ritel yang terdiri dari variabel Lokasi, kelengkapan Produk yang ditawarkan, Harga Produk, pelayanan, Kenyamanan Berbelanja, Promosi terhadap pengambilan keputusan pembelian pada Bandung Super Model (BSM) Sengkaling Malang; 2) Untuk mengetahui Diantara Variabel Marketing Mix Ritel yang terdiri dari variabel Lokasi, kelengkapan Produk yang ditawarkan, Harga Produk, pelayanan, Kenyamanan Berbelanja, Promosi. yang berpengaruh dominan terhadap pengambilan keputusan pembelian pada Bandung Super Model (BSM) Sengkaling Malang. KONTRIBUSI PENELITIAN 1. Dapat dijadikan pertimbangan bagi pengusaha ritel dalam menentukan srtategi yang tepat dengan sasaran yang hendak dibidik sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan referensi bagi peneliti lebih lanjut dan menambah hasil kajian ilmiah serta memberikan sumbangan terhadap kemajuan ilmu pengetahuan khususnya ilmu manajemen pemasaran. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS PENELITIAN TERDAHULU Natalia (2010) yang meneliti analisis faktor marketing mix ritel yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk berbelanja pada giant hypermat bekasi menunjukkan bahwa variabel lokasi, kelengkapan produk, kualitas produk, harga, pelayana, kenyamanan berbelanja, dan promosi secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen untuk berbelanja. Dan diantara variabel-variabel tersebut yang paling berpengaruh adalah variabel promosi. Ramli (2011) sudah meneliti pada alfamart Jl. MT Haryono Dinoyo Malang dan sudah membuktikan bahwa bauran pemasaran ritel yang terdiri dari variabel store location, product caracteristik, costemer service, retail comunication, store ambianc, retail price consideration, store deseign, visual, marcendaicing. Berpengaruh terhadap pengambilan keputusan baik secara simultan maupun parsial. Exwanto (2011) sudah meneliti pengaruh bauran pemasaran terhdap keputusan pembelian pada counter A3 cell turen plasa kabupaten Malang yang menggunakan variabel produk, harga, promosi dan tempat dan menyimpulkan bahwa secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dengan F hitung sebesar 31.0125 dengan Pvaleu<0,0000 dan diantara variabel tersebut variabel produk yang memiliki pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian pada counter A3 cell turen plasa kabupaten malang.
290
Manti Ariska, Abdul Qadir Jailani dan N. Rahma
MARKETING MIX RITEL Marketing mix ritel adalah beberapa konbinasi dari beberapa faktor seperti yang disebutkan dari beberapa ahli dan hal ini merupakan strategi yang digunakan oleh peritel untuk menarik pelanggan dalam pengambilan keputusan pembelian. Menurut Utami (2006: 57) Bauran ritel (retail mix) adalah kombinasi elemen-elemen produk, harga, lokasi, personalia, promosi, dan presentasi atau tampilan untuk menjual barang dan jasa pada konsumen akhir yang menjadi pasar sasaran.” Menurut Delozier dan Lewison (2007:380). “Marketing mix ritel adalah konbinasi faktor khusus dari faktor-faktor : lokasi toko, prosedur operasi, barang atau jasa yang ditawarkan, taktik pembelian harga, kondisi toko dan layanan konsumen, metode promosi’. Ma'ruf, (2005) berpendapat bahwa bauran pemasaran ritel yaitu lokasi toko. Kelengkapan produk yang ditawarkan (merchandise). Harga produk. Periklanan atau Promosi. Atmosfer dalam Gerai dan retail Service. Berdasarkan pendapat diatas maka variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Lokasi Menurut Utami, (2006: 60), menyatakan” lokasi adalah faktor utama dalam pemilihan toko konsumen. Ini juga keunggulan yang tidak dengan mudah ditiru”. Menurut Lopiyoadi (2001: 136): “yang dimaksud dengan lokasi adalah tempat yang pasti atau tetap di mana suatu lembaga pendidikan berada, keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan”. 2. Produk yang di tawarkan (Merchandise) Menurut Ma’ruf (2005:135) hal-hal yang menjadi perhatian dalam merchandise antara lain: Melakukan pesanan dan menerima kiriman pesanan sebisa mungkin secara mudah, akurat, dan memuaskan; Dapat segera memenuhi kebutuhan konsumen secara efesien; Menerima barang yang di kelukan pelanggan dan meminimalisir produk-produk yang rusak. 3. Harga Produk Menurut Nitisemito dalam Isnaini (2005: 87) adalah suatu nilai barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki oleh pihak lain. 4. Pelayanan Menurut Kotler dalam jurnal studi manajemen & organisasi (2006:179) ”Pelayanan merupakan setiap tindakan yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak benwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun“. 5. Kenyamanan Berbelanja (atmosfer) Menurut Simamora (2008:178)”Atrnosfer toko adalah keseluruhan efek emosional yang diciptakan oleh akibut fisik toko”. Menurut Lewison dalam Simamora (2008:176) “menguraikan store atmospherics ke dalam empat aspek: Sight appeal, sound appeal, scent appeal dan touch appeal”. 6. Promosi Promosi adalah mengkomunikasikan informasi antara penjual dan pembeli untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Menginformasikan, membujuk dan atau mengingatkan para pelanggan target pada perusahaan dan bauran pemasaranya. Menurut Newman dan Cullen (2002:34) “promosi penjualan adalah aktivitas yang dibatasi oleh waktu, bersifat khusus dan bertujuan untuk meningkatkan perrnintaan akan produk yang tersedia di toko.
Manti Ariska, Abdul Qadir Jailani dan N. Rahma
291
KEPUTUSAN PEMBELIAN Menurut Amirullah (2002:61) keputusan pembelian adalah: suatu proses penilaian dan pemeliharaan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan. proses pemilihan dan penilain itu biasanya diawali dengan mengidentifikasi masalah utama yang mempengaruhi tujuan, menyusun, menganalisis, dan memilihberbagai alternatif tersebutdan mengambil keputusan yang dianggap paling baik. Sedang Menurut Schiffman dan Kanuk (2004:547) Keputusan pembelian adalah: pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan. Menurut Kotler (2009:184) mengemukakan bahwa proses keputusan pembeli terdiri dari lima tahapan yaitu: 1. Pengenalan masalah Proses pembelian diawali dengan pengenalan masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat timbul ketika pembeli merasakan adanya rangsangan eksternal atau internal yang mendorong dirinya untuk mengenali kebutuhan. Rangsangan internal timbul dari dalam diri manusia itu sendiri, sedangkan dorongan eksternal berasal dari luar diri manusia atau lingkungan. 2. Pencarian informasi Konsumen yang merasakan rangsangan akan kebutuhannya kemudian akan terdorong untuk mencari dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya. Rangsangan tersebut dibagi dalam dua level. Level pertama adalah penguatan perhatian dimana pada level ini orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Level selanjutnya adalah pencarian informasi secara aktif dimana pada level ini orang mulai mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. 3. Evaluasi alternative Setelah menerima banyak informasi, konsumen akan mempelajari dan mengolah informasi tersebut untuk sampai pada pilihan terakhir. Terdapat banyak proses evaluasi atau penilaian konsumen terhadap produk. Namun model yang terbaru adalah orientasi kognitif yang memandang konsumen sebagai pembuat pertimbangan mengenai produk terutama berlandaskan pada pertimbangan yang standar dan rasional. 4. Keputusan pembelian Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga memnugkinkan membentuk maksud untuk membeli merek yang paling disukai. 5. Perilaku pasca pembelian Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian selanjutnya. Jika konsumen puas kemungkinan besar akan melakukan pembelian ulang dan begitu juga sebaliknya. Ketidak puasan konsumen akan terjadi jika konsumen mengalami pengharapan yang tak terpenuhi. Ketidak puasan akan sering terjadi jika terdapat jurang antara pengharapan dan prestasi. HIPOTESIS Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
292
Manti Ariska, Abdul Qadir Jailani dan N. Rahma
1. H1 : Lokasi, kelengkapan produk yang ditawarkan, harga produk, pelayanan, kenyamanan berbelanja, promosi, berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Bandung Super Model (BSM) Sengkaling Malang. 2. H2 : kelengkapan produk yang ditawarkan paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Bandung Super Model (BSM) Sengkaling Malang. METODE PENELITIAN JENIS, LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Jenis penelitian yang di gunakan adalah jenis penelitian explanative yang mengumpulkan informasi secara langsung dari responden dengan kuesioner dan menjelaskan hubungan antara perubahan-perubahan melalui hipotesis. Penelitian ini dilakukan di ritel Bandung Super Model (BSM) Sengkaling Malang pada pelanggan yang membeli di Ritel Bandung Super Model (BSM) Sengkaling Malang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2014 sampai bulan Juli 2014 POPULASI DAN SAMPEL Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung atau pembeli Bandung Super Model (BSM) Sengkaling Malang atau konsumen yang pernah mengunjungi atau membeli di Bandung Super Model (BSM) Sengkaling Malang. Populasi dalam penelitian ini berdasarkan bulan Februari 2014 sebanyak 2089 orang. Cara penentuan besarnya sampel memurut Slovin dalam Umar (1999: 59) dengan formula sebagai berikut : n= n=
2089 1+2089(10%)2
n = 95.4 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Untuk menghindari kesalah pahaman maka dari variabel-variabel penelitian, akan dioperasionalkan sebagai berikut : 1. Variabel Lokasi, Lokasi adalah tempat yang tepat untuk berdirinya toko atau ritel yang menyangkut kemudahan pelanggan untuk menjangkaunya dengan indikator sebagai berikut: Mudah untuk dijangkau transportasi secara umum, Lokasi dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan, Tempat parkir yang gratis 2. Variabel kelengkapan Produk yang ditawarkan (Merchandise), merupakan kegiatan pengadaan barang-barang yang sesuai dengan bisnis yang dijalani toko (produk berbasis makanan, pakaian, barang kebutuhan rumah, produk umum, dan lain-lain atau kombinasi) untuk di sediakan dalam toko pada jumlah, waktu, dan harga yang sesuai untuk mencapai sasaran toko atau perusahaan ritel dengan indikator sebagai berikut: Produk yang disediakan setara dengan hypermart, Produk yang disediakan produk yang lengkap, Produk yang disediakan merupakan kebutuhan sehari-hari 3. Variabel Harga, Harga adalah sejumlah nilai (uang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari produk atau jasa dan pelayanannya dengan Indikator yang digunakan dalam variabel harga adalah: Harga terjangkau oleh pelanggan, Memberikan harga yang murah tiap hari, Terdapat potongan harga untuk member
Manti Ariska, Abdul Qadir Jailani dan N. Rahma
293
4. Variabel Pelayanan, Aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat langsung dalam ritel tersebut dan fasilitas yang diberikan oleh ritel untuk mempermudah pelanggan dalam pembelian. Indikator pelayanan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Pramuniaga atau karyawan yang terampil dalam melayani pelanggan, Fasilitas toko menyediakan tangga masuk dan tangga keluar, Jam operasioanal toko yang lebih panjang, Pelayanan yang ramah 5. Variabel Kenyamanan Berbelanja (atmosfer), Tempat yang sudah disediakan oleh perusahaan atau peritel sehingga membuat konsumen merasa nyaman dan betah berbelanja ditempat tersebut dengan indikator sebagai berikut: Interior toko yang harum, Barang tertata dengan rapi, Terdapat musik yang menemani selama pembelian 6. Varibel promosi, Komunikasi yang dilakukan oleh suatu peritel kepada pelanggan untuk mengimformasikan, mengingatkan produk yang ditawarkan didalam ritel tersebut dan. Indikator yang digunakan dalam promosi sebagai berikut: Penjualan secara langsung sering ditemui pelanggan, Pengiklanan dengan pemasangan Baliho mudah di ingat oleh pelanggan, Promosi melalui tayangan Televisi (batu tv & malang tv), Publisitas melalui siaran radio 7. Keputusan pembelian, merupakan perilaku konsumen untuk memberikan keputusan tepat tidaknya pembelian yang telah dilakukan sehingga konsumen berkenan melakukan pembelian kembali dengan Indikator yang muncul pada variabe keputusan pembelian adalah sebagai berikut: Akan Selalu membeli baju pada Bandung Super Model, Setiap membutuhkan fashion selain baju selalu membeli pada Bandung Super Model, Akan membeli dilain waktu MODEL PENELITIAN Lokasi produk yang ditawarkan
Harga produk
Pelayanan Keyamanan berbelanja
Promosi Gambar 1 Model Penelitian 294
Manti Ariska, Abdul Qadir Jailani dan N. Rahma
Keputusan pembelian
SUMBER DAN METODE PENGUMPULAN DATA Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Sedang pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuisioner METODE ANALISIS DATA Analisis data dalam penelitian adalah menggunakan analisis regresi linier berganda. Adapun tahap analisisnya adalah sebagai berikut: Uji Instrumen, Uji Normalitas, Regresi Linier Berganda, Uji Asumsi Klasik, Uji Hipotesis. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL ANALISIS DATA Sebelum dilakukan pengujian Uji Regresi Linier Berganda, terlebih dahulu dilakukan beberapa tahap pengujian sebagai berikut: Hasil Uji Instumen Data 1. Uji Validitas Hasil pengujian validitas dalam penelitian ini dapat digambarkan pada tabel 1 berikut: Tabel 1 Hasil Uji Validitas Validitas
Variabel Lokasi (X1) Kelengkapan produk yang ditawarkan (X2) Harga produk (X3) Pelayanan (X4) Kenyamanan berbelanja (X5) Promosi (X6) Kaputusan Pembelian (Y)
KMO-MSA 0,670 0,646 0,597 0,752 0,652 0,659 0,622
Keputusan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data diolah 2014 Berdasarkan tabel 1 hasil pengujian validitas yang telah dilakukan terhadap 95 sampel yang diperoleh hasil pengujian seperti pada tabel di atas. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian adalah valid karena. Karena nilai Kaiser Mayer Olkin Measure of Sampling Adequacy hasil pengujian menunjukkan nilai > 0,50 2. Uji Reliabilitas Hasil pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dapat digambarkan pada tabel 2 berikut: Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Lokasi (X1) Kelengkapan produk yanng ditawarkan (X2) Harga Produk (X3) Pelayanan (X4) Kenyamanan Berbelanja (X5) Promosi (X6) Kaputusan Pembelian (Y)
Reliabilitas Cronbach' Alpha 0,708 0,773 0,738 0,773 0,772 0,714 0,768
Keputusan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber: Data diolah 2014
Manti Ariska, Abdul Qadir Jailani dan N. Rahma
295
Berdasarkan tabel 2 hasil pengujian reliabilitas yang dilakukan terhadap 95 sampel diperoleh nilai Cronbach' Alpha hasil pengujian > 0,6. Hal ini berarti data dalam penelitian ini adalah reliabel. UJI NORMALITAS Hasil pengujian uji normalitas yang telah dilakukan dalam penelitian ini disajikan dalam table 3 berikut: Tabel 3 Uji Normalitas Data Variabel Lokasi (X1) kelengkapan produk yang ditawarkan (X2) harga produk (X3) pelayanan (X4) kenyamanan berbelanja (X5) Promosi (X6) Kaputusan Pembelian (Y)
Normalitas Asymp.Sig (2-tailed) Keputusan 0,061 Normal 0,112 Normal 0,102 Normal 0,069 Normal 0,077 Normal 0,168 Normal 0,074 Normal
Sumber: Data diolah 2014 Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 3 maka terlihat jika variabel Lokasi (X1), kelengkapan produk yang ditawarkan (X2), harga produk (X3), pelayanan (X4), kenyamanan berbelanja (X5), promosi (X6) dan keputusan pembelian (Y) memiliki nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan jika data yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. UJI ASUMSI KLASIK 1. Uji Multikolinearitas Hasil pengujian uji Multikolinearitas yang telah dilakukan dalam penelitian ini disajikan dalam table 4 berikut: Tabel 4 Uji Multikolinearitas Variabel Lokasi (X1) Kelengkapan produk yang ditawarkan (X2) Harga produk (X3) Pelayanan (X4) Kenyamanan berbelanja (X5) promosi (X6)
Multikolinearitas Tolerance VIF ,798 1,254 ,651 1,537 ,708 1,411 ,721 1,387 ,690 1,450 ,706 1,417
Sumber: Data diolah 2014 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa variabel dalam penelitian ini setelah dilakukan uji multikolinearitas diperoleh nilai tolerance> 0,1 dan VIF < 10 untuk masingmasing variabel penelitian. Hal ini berarti dalam penelitian ini terbebas dari masalah multikolinearitas. 2. Uji Heterokedastisitas Hasil Uji Heterokedastisitas dapat dilihat pada table 5 berikut:
296
Manti Ariska, Abdul Qadir Jailani dan N. Rahma
Tabel 5 Hasil Uji Heterokedastisitas Coeffi ci entsa
Model 1
(Constant) Lokasi (x1) Kelengkapan produk y ang ditawarkan (x2) Harga produk (x3) Pelay anan (x4) Key amanan berbelanja (x5) Promosi (x6)
Unstandardized Coef f icients B St d. Error .597 .195 -.046 .043
St andardized Coef f icients Beta -.124
t 3.066 -1.072
Sig. .003 .287
-.025
.036
-.089
-.700
.486
.031 .033
.034 .038
.111 .106
.908 .871
.366 .386
-.038
.037
-.126
-1.015
.313
-.029
.036
-.101
-.826
.411
a. Dependent Variable: Absolute Residual
Sumber: Data diolah 2014 Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi keenam variabel independen (lokasi, kelengkapan produk yang ditawarkan, harga produk, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi) lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi. PERSAMAAN REGRESI LINEAR BERGANDA Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang telah dilakukan (dapat dilihat pada tabel 6) maka persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut: Y = -0,863+0,173X1+0,270X2+0,143X3+0,219X4+0,164X5+0,213X6+e Tabel 6 Hasil Analisis Regresi Variabel Constant Lokasi (X1) Kelengkapan produk yang ditawarkan (X2) Harga Produk (X3) Pelayanan (X4) Kenymanan berbelanja (X5) Promosi (X6) F hitung Signifikansi F R R Square Sumber: Data SPSS diolah 2014
B -,863 ,173 ,270 ,142 ,219 ,164 ,213 : 32,139 : 0,000 (a) : 0,829(a) : 0,687
Uji t Statistk T Sig. -2,326 ,022 2,115 ,037 3,911 ,000 2,199 ,031 2,993 ,004 2,321 ,023 3,139 ,002
Model regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut : a. Jika variabel lokasi, kelengkapan produk yang ditawarkan, harga produk, pelayanan, kenyamanan berbelanja, dan promosi = 0 maka keputusan pembelian diperkirakan sebesar. -,863 b. b1=0,173 artinya, jika kelengkapan produk yang ditawarkan (X2), harga Produk(X3) pelayanan (X4), kenyamanan berbelanja (X5), dan promosi (X6) dianggap tetap, setiap
Manti Ariska, Abdul Qadir Jailani dan N. Rahma
297
c.
d.
e.
f.
g.
kenaikan variabel lokasi (X1), maka tingkat keputusan pelanggan dalam membeli pada Bandung Super Model akan meningkat. b2 = 0,270 artinya, lokasi (X1), harga Produk(X3) pelayanan (X4), kenyamanan berbelanja (X5), dan promosi (X6) dianggap tetap, setiap kenaikan variabel kelengkapan produk yang ditawarkan (X2), maka tingkat keputusan pembelian pada Bandung Super Model akan meningkat juga. b3 = 0,142 artinya, lokasi (X1), kelengkapan produk yang ditawarkan (X2), pelayanan (X4), kenyamanan berbelanja (X5), dan promosi (X6) dianggap tetap, setiap kenaikan variabel harga produk(X3), maka tingkat keputusan pembelian pada Bandung Super Model akan meningkat juga. b4 = 0,219 artinya, lokasi (X1), kelengkapan produk yang ditawarkan (X2), harga produk(X3), kenyamanan berbelanja (X5), dan promosi (X6) dianggap tetap, setiap kenaikan variabel pelayanan (X4), maka tingkat keputusan pembelian pada Bandung Super Model akan meningkat juga. b5 = 0,164 artinya, lokasi (X1), kelengkapan produk yang ditawarkan (X2), harga produk(X3), pelayanan (X4), dan promosi (X6) dianggap tetap, setiap kenaikan variabel kenyamanan berbelanja (X5), maka tingkat keputusan pembelian pada Bandung Super Model akan meningkat juga. b6 = 0,213 artinya, lokasi (X1), kelengkapan produk yang ditawarkan (X2), harga produk(X3), pelayanan (X4), kenyamanan berbelanja (X5), dianggap tetap, setiap kenaikan variabel promosi (X6) maka tingkat keputusan pembelian pada Bandung Super Model akan meningkat juga
PENGUJIAN HIPOTESIS 1. Uji Simultan ( Uji F) Hasil uji simultan dapat dilihat pada table berikut : Tabel 7 Uji Simultan (uji F) ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 24.989 11.404 36.393
df 6 88 94
Mean Square 4.165 .130
F 32.139
Sig. .000a
a. Predictors: (Const ant), Promosi (x6), Lokasi (x1), Key amanan berbelanja (x5), Harga produk (x3), Pelay anan (x4), Kelengkapan produk y ang ditawarkan (x2) b. Dependent Variable: Keputusan pembelian (y )
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa Fhitung sebesar 32,139 > Ftabel (6; 88;0,05) sebesar 2,203. Jadi Fhitung >Ftabel atau signifikan <5% (0,000<0,05) bahwa secara bersamasama (simultan) keenam variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan atau H0 ditolak dan H1 diterima 2. Hasil Uji Variabel Dominan Dari tabel 6 diketahui bahwa nilai standardize koefficients (β) yang terbesar yaitu pada variabel kelengkapan produk yang ditawarkan dengan nilai sebesar 0,289. Ini menunjukkan bahwa variabel kelengkapan produk yang ditawarkan berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian 298
Manti Ariska, Abdul Qadir Jailani dan N. Rahma
SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh marketing mix ritel yang terdiri dari (lokasi, kelengkapan produk yang ditawarkan, harga produk, pelayanan, kenyamanan berbelanja, dan promosi) terhadap keputusan pembelian. Dari hasil analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan secara simultan marketing mix ritel yang terdiri dari variabel (lokasi, kelengkapan produk yang ditawarkankan, harga produk, pelayanan, kenyamanan berbelanja, dan promosi) berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Bandung Super Model Sengkaling Malang. 2. Variabel kelengkapan produk yang ditawarkan mempunyai pengaruh yang dominan terhadap keputusan pembelian dengan pada Bandung Super Model Sengkaling Malang standardize koefficients (β) 0,289. SARAN-SARAN Berdasarkan hasil yang diperoleh ada beberapa saran yang diharapkan mampu memberikan sumbangan dalam bentuk gagasan atau pemikiran sehingga nanti dapat meningkatkan kemajuan dalam bidang usaha ritel dan ilmu pengetahuan. Adapun saran yang dapat diberikan adalah: 1. Usaha ritel hendaknya lebih memperhatikan media promosi dan barang-barang yang berkualitas karena kalau promosi sudah menjangkau luas dan di ketahui oleh masyarakat maka akan mendorong penjualan meningkat. 2. Bagi peneliti yang akan datang jika meneliti dengan topik yang sama hendaknya lebih memperbanyak variabel yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dan menambah sampel penelitian agar penelitiannya lebih baik dan bermamfaat. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta. Rineka Cipta Exwanto, 2011. Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Pada Counter A3 Cell Turen Plasa Kabupaten Malang, Fakultas Ekonom Unisma. Malang Ghozali, L. 2005, Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Univrsitas Diponegoro. Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Gramedia. Ma’aruf Hendri, 2005, Pemasaran Ritel, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Natalia, Lia,2010, Analisis Faktor Marketing Mix Ritel Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Untuk Berbelanja Pada Giant Hypermart Bekasi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma.Bekasi. Ramli, 2011, Bauran Pemasaran Ritel pada alfamart Jl. MT Haryono Dinoyo Malang, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Malang Simamora, Bilson. 2003. Membongkar Kotak Hilam Konsumen. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sufiah dan Syihabuddin. 2008.Manajemen Bisnis Ritel,penerbit Andi Yogyakarta
Manti Ariska, Abdul Qadir Jailani dan N. Rahma
299
Utami, Christina Whidya. 2006, Manajemen Ritet Strategi dan Implementasi Ritel Modern, Salemba Empat, Jakarta. Utami, Christina Whidya. 2010. Manajemen Ritel : Strategi dan Implementasi Operasional Ritel Modern di Indonesia. Edisi II. Jakarta. Penerbit Salemba Empat.
*) Manti Ariska adalah alumnus Fakultas Ekonomi Unisma **) Abdul Qadir Jailani adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Unisma ***) N. Rachma adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Unisma
300
Manti Ariska, Abdul Qadir Jailani dan N. Rahma