Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA UD GLAGAH WANGI DI MAGETAN Puryono
[email protected] Tri Yuniati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research is meant to find out the influence of marketing mix which consists of product, price, place, and promotion to the purchasing decision. The respondents in this research are 50 customers of UD Glagah Wangi Magetan. The multiple linear regressions, F-test, and t-test are used as the analysis technique. Based on the test which has been done by using F-test it has been found that simultaneously product, price, place, and promotion have an influence to the purchasing decision. Based on the test which has been done by using t-test it has been found that partially product, price, place, and promotion to the purchasing decision. It has also been found from the t-test that price has dominant influence to the purchasing decision. Keywords: product, price, place, promotion, purchasing decision
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh marketing mix yang terdiri dari produk, harga, tempat, dan promosi terhadap keputusan pembelian. Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan UD Glagah Wangi Magetan yang berjumlah 50 orang. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, uji F, dan uji t. Berdasarkan pengujian dengan uji F diketahui bahwa secara simultan produk, harga, tempat, dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan pengujian dengan uji t diketahui bahwa secara parsial produk, harga, tempat, dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dari pengujian dengan uji t juga diketahui bahwa harga berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian. Kata kunci: produk, harga, tempat, promosi, keputusan pembelian
PENDAHULUAN Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya lebih memusatkan perhatiannya pada produk. Hal ini sangat terasa tatkala perusahaan melontarkan iklan-iklannya dengan slogan yang mengakui bahwa produknya adalah yang terbaik. Dengan berjalannya waktu, era produk ini mulai surut dan beralih ke era konsumen. Perusahaan mulai berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Beralihnya orientasi ini seiring dengan munculnya produk-produk pengikut. Bila suatu perusahaan berhasil menerapkan strateginya, maka dengan cepat akan diikuti oleh perusahaan yang lain dengan modifikasi yang lebih baik. Keadaan itu berulang terus, karena setiap perusahaan menyatakan dirinya sebagai produk yang terbaik dan tidak mau kalah dengan produk baru perusahaan pesaingnya. Dengan demikian, strategi yang hanya memusatkan perhatian pada produk saja pada dasarnya tidak efektif lagi.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
2 Semakin ketatnya persaingan dunia usaha dalam memasarkan produknya dewasa ini ditandai dengan semakin banyaknya produk-produk baru yang terus bermunculan di pasaran dengan tawaran kualitas produk yang beragam, harga yang terjangkau serta didukung oleh dana promosi dan dana saluran distribusi yang cukup besar. Untuk dapat memenangkan persaingan setiap perusahaan dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam mencari terobosan-terobosan baru, khususnya dalam bidang pemasaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satunya yaitu dengan berusaha mengoptimalkan laba melalui peningkatan penjualannya. Untuk mencapai tujuannya tersebut berbagai langkah ditempuh, di antaranya melalui bauran pemasaran atau marketing mix. Marketing mix menurut (Swastha, 2009:42) adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Dari keempat kegiatan pemasaran tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinir agar perusahaan dapat melakukan tugas pemasarannya seefektif mungkin. Namun meski perusahaan sudah menetapkan kebijakan produk, harga, dan promosi yang tepat, tetapi perusahaan juga masih bisa mengalami kegagalan hanya karena konsumen mengalami kesulitan untuk mendapatkan produk di pasar. Untuk itu perusahaan dituntut untuk dapat menetapkan kebijakan pemasaran yang tepat agar dapat mempengaruhi konsumen dalam pemilihan produk yang akan menciptakan permintaan. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada UD Glagah Wangi di Magetan? 2. Apakah harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada UD Glagah Wangi di Magetan? 3. Apakah tempat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada UD Glagah Wangi di Magetan? 4. Apakah promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada UD Glagah Wangi di Magetan? 5. Apakah harga berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian pada UD Glagah Wangi di Magetan? Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh signifikan produk terhadap keputusan pembelian pada UD Glagah Wangi Di Magetan. 2. Untuk mengetahui pengaruh signifikan harga terhadap keputusan pembelian pada UD Glagah Wangi Di Magetan. 3. Untuk mengetahui pengaruh signifikan tempat terhadap keputusan pembelian pada UD Glagah Wangi Di Magetan. TINJAUAN TEORETIS Pemasaran Kotler dan Armstrong (2007:7) mengartikan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang dibutuhkan dan yang diinginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. Sedangkan (Mursid, 2008:26) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses perpindahan barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. Atau dapat dikatakan pula bahwa pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang bertalian dengan arus penyerahan barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen. Swastha (2009:42) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Marketing mix menurut (Kotler dan Armstrong, 2007:79) terdiri dari empat elemen utama yaitu:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
3 1. 2. 3. 4.
Produk (product) adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar sasaran. Harga (Price) adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk tadi. Distribusi (Place) merupakan aktivitas perusahaan untuk meyediakan produk bagi konsumen sasaran. Promosi (Promotion) adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.
Produk Kotler dan Keller (2009:4) menyatakan produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan suatu keinginan/semua kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang, tempat, properti, organisasi, dan gagasan. Menurut Swastha (2009:94) produk adalah suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2007:8), produk adalah segala yang ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang bisa memuaskan kebutuhan atau keinginan. Kotler (dalam Mursid, 2008:71) mendefinisikan produk sebagai hasil akhir yang mengandung elemen-elemen fisik, jasa dan hal-hal yang simbolis yang dibuat dan dijual oleh perusahaan untuk memberikan kepuasan dan keuntungan bagi pembelinya. Kualitas mempunyai arti sangat penting dalam keputusan pembelian konsumen. Apabila kualitas produk yang dihasilkan baik maka konsumen cenderung melakukan pembelian ulang sedangkan bila kualitas produk tidak sesuai dengan yang diharapkan maka konsumen akan mengalihkan pembeliannya pada produk sejenis lainnya. Sering kali dibenak konsumen sudah terpatri bahwa produk perusahaan tertentu jauh lebih berkualitas daripada produk pesaing dan konsumen akan membeli produk yang mereka yakini lebih berkualitas. Meskipun konsumen mempunyai persepsi yang berbeda terhadap kualitas produk, tetapi setidaknya konsumen akan memilih produk yang dapat memuaskan kebutuhannya. Menurut Kotler dan Armstrong (2007:347) kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya, kemampuan tersebut meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan dioperasikan dan diperbaiki, dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan. Menurut (Sviokla dalam Lupiyoadi dan Hamdani, 2009:176) kualitas memiliki delapan dimensi pengukuran yang terdiri dari : 1. Kinerja (performance). Merujuk pada karakter produk inti yang meliputi merek, atribut yang dapat diukur dan aspek-aspek kinerja individu 2. Keragaman Produk (features). Diukur secara subjektif oleh masing-masing individu. 3. Keandalan (reliability). Harus handal dalam pemeliharaan dan penggantian produk jika barang mengalami kerusakan. 4. Kesesuaian (conformance). Diukur dari tingkat akurasi dan waktu penyelesaian termasuk juga perhitungan kesalahan yang terjadi,dll. 5. Ketahanan atau daya tahan (durability). Ketahanan suatu produk meliputi segi teknis maupun ekonomis. 6. Kemampuan pelayanan (servicebility). Kemampuan pelayanan suatu produk menghasilkan suatu kesimpulan akan kualitas produk yang dinilai secara subjektif oleh konsumen.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
4 7. Estetika (aesthetits). Pengukuran yang paling subjektif, estetika dilihat dari bagaimana suatu produk terdengar oleh konsumen, bagaimana penampilan luar suatu produk, rasa maupun bau. 8. Kualitas yang dipersepsikan (perveiced quality). Konsumen tidak selalu memiliki informasi yang lengkap mengenai atribut-atribut produk. Namum umumnya konsumen memiliki informasi tidak langsung melalui merek, nama dan Negara produsen. Harga Harga adalah satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan semua elemen bauran pemasaran yang lainnya merupakan biaya. Harga juga merupakan salah satu bauran pemasaran yang paling fleksibel, karena harga dapat berubah dengan cepat. Menurut Swastha (2009:147) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Sedangkan (Kotler dan Armstrong, 2007:430), mendefinisikan harga sebagai sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang atau jasa. Pada umumnya penjual mempunyai beberapa tujuan dalam penetapan harga produknya. Tujuan penetapan harga menurut (Swastha, 2009:148) adalah: 1. Mendapatkan laba maksimum Terjadinya harga ditentukan oleh penjual dan pembeli. Makin besar daya beli konsumen, semakin besar pula kemungkinan penjual untuk menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi. Dengan demikian penjual mempunyai harapan untuk mendapatkan keuntungan maksimum sesuai dengan kondisi yang ada. 2. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian pada penjualan bersih Harga yang dapat dicapai dalam penjualan dimaksudkan untuk menutup investasi secara berangsur-angsur. Dana yang dipakai untuk mengembalikan investasi hanya bisa diambil dari laba perusahaan dan laba hanya bisa diperoleh bilamana harga jual lebih besar dari jumlah biaya seluruhnya. 3. Mencegah atau mengurangi persaingan Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat dilakukan melalui kebijakan harga. Hal ini dapat diketahui jika para penjual menawarkan barang dengan harga yang sama. Oleh karena itu persaingan hanya mungkin dilakukan tanpa melalui kebijakan harga. 4. Mempertahankan atau memperbaiki market share Dalam hal ini harga merupakan faktor yang penting. Bagi perusahaan kecil yang mempunyai kemampuan sangat terbatas, biasanya penentuaan harga ditujukan untuk sekedar mempertahankan market share. Perbaikan market share kurang diutamakan lebihlebih apabila persaingan sangat ketat. Tempat atau Lokasi Lokasi berpengaruh terhadap dimensi-dimensi strategik, seperti fleksibilitas, competitive positioning, manajemen permintaan, dan focus strategic. Fleksibilitas sebuah lokasi merupakan ukuran sejauh mana sebuah jasa mampu bereaksi terhadap situasi perekonomian yang berubah. Keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek yang sifatnya kapital intensif, karena itu penyedia jasa harus mempertimbangkan, menyeleksi dan memilih lokasi yang responsif terhadap kemungkinan perubahan ekonomi, demografis, budaya, persaingan dan peraturan di masa mendatang. Competitive Positioning adalah metode-metode yang digunakan agar perusahaan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
5 dapat mengembangkan posisi relatifnya dibandingkan dengan para pesaing. Jika perusahaan berhasil memperoleh dan mempertahankan lokasi yang strategis, maka itu dapat menjadi rintangan yang efektif bagi para pesaing untuk mendapatkan akses ke pasar Suatu lokasi disebut strategis bila berada dipusat kota, kepadatan populasi, kemudahan mencapainya menyangkut kemudahan transportasi umum, kelancaran lalu lintas dan arahnya tidak membingungkan konsumen. Sejalan dengan semakin menjamurnya bisnis atau usaha yang menawarkan produk atau jasa yang sejenis, perbedaan yang sangat tipis sekalipun pada lokasi dapat berdampak kuat pada pangsa pasar dan kemampulabaan sebuah usaha. Disamping itu, keputusan pemilihan suatu lokasi juga mencerminkan komitmen jangka panjang perusahaan dalam hal keuangan, karena merubah lokasi yang buruk kadangkala sulit dilakukan dan sangat mahal (Nugroho dan Paramita, 2009). Menurut Alma (2010:109), faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen untuk mendatangi sebuah lokasi bisnis adalah sebagai berikut: 1. Kenyamanan, artinya suasana yang nyaman dalam berbelanja. 2. Waktu tempuh, artinya waktu tempuh dari rumah menuju ke lokasi belanja. 3. Biaya, artinya terjangkaunya biaya untuk menuju ke lokasi belanja. 4. Kepercayaan, artinya kepercayaan yang terbangun tentang lokasi belanja. 5. Kualitas, yaitu kualitas produk yang ditawarkan. 6. Layanan, yaitu pelayanan prima yang diberikan. Promosi Produk yang telah direncanakan dengan baik serta telah ditentukan harga jualnya secara tepat, belum menjamin keberhasilan dalam pemasarannya, oleh karenanya itu produk tersebut haruslah diperkenalkan kepada konsumen. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumennya melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Menurut Kotler dan Armstrong (2007:79) promosi adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan rnembujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Mursid (2008:95) menyatakan bahwa promosi adalah komunikasi yang persuasif, mengajak, mendesak, membujuk, dan meyakinkan. Sedangkan pengertian promosi menurut (Swastha, 2009:237) adalah arus informasi atau persuasi satu arah untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran di dalam pemasaran. Promosi juga merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk melengkapi strategi pemasaran, dengan memberikan informasi kepada konsumen tentang kegunaan, ciri-ciri produk, jasa yang disediakan. Disamping itu dengan promosi perusahaan berusaha meyakinkan konsumen tentang keunggulan dan kegunaan dari produk ditawarkan. Menurut Mursid (2008:95) tujuan promosi terbagi menjadi dua yaitu tujuan jangka pendek (misalnya membangun nama baik perusahaan, mendidik konsumen dan menciptakan reputasi tinggi dari suatu produk), dan tujuan jangka panjang (misalnya menaikkan penjualan, mengumuman lokasi agen dan mengumumkan perubahan/penyempurnaan produk). Variabel-variabel yang ada dalam promotion mix menurut (Swastha, 2009:350) ada 4 (empat) yaitu sebagai berikut: 1. Periklanan Periklanan atau advertesing merupakan suatu bentuk dorongan yang tidak bersifat pribadi, untuk meningkatkan permintaan barang dan jasa. Periklanan atau advertesing merupakan komunikasi yang dilakukan oleh sponsor dan bersifat massal karena menggunakan media massa seperti televisi, surat kabar, radio dan sebagainya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
6 2. Personal Selling Personal selling merupakan presentasi lisan melalui percakapan langsung dengan satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan. Jadi personal selling merupakan interaksi secara langsung antara pihak penjual dengan calon pembeli yang tujuannya untuk menciptakan transaksi atau penjualan. 3. Publisitas Publisitas merupakan dorongan permintaan secara non pribadi untuk suatu jenis produk, jasa ataupun ide dengan mempergunakan berita komersial dalam media masa dimana sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung. Menurut Swastha (2009:273) publisitas adalah sejumlah informasi tentang seseorang barang atau organisasi yang disebar luaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya atau tanpa pengawasan dari sponsor. 4. Promosi Penjualan Promosi penjualan adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publisitas yang mendorong efektivitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi dan sebagainya. Keputusan Pembelian Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Proses pengambilan keputusan pembelian menurut (Kotler dan Armstrong, 2007:224) melalui 5 tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian dan perilaku setelah pembelian. Kelima tahap proses pengambilan keputusan pembelian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengenalan kebutuhan Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan. 2. Pencarian informasi Konsumen yang tergerak mungkin mencari dan mungkin pula tidak mencari informasi tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang memenuhi kebutuhan terjangkau, maka konsumen terdorong untuk membelinya. Jika tidak, konsumen akan menyimpan kebutuhan itu ke dalam ingatan atau mengerjakan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan itu. Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber yang meliputi sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan kerja), sumber komersial (iklan, penjual, pengecer, bungkus, situs Web), sumber publik (media massa, organisasi pemberi peringkat, dan sumber berdasarkan pengalaman (memegang, meneliti menggunakan produk). 3. Pengevaluasian alternatif Tahap proses keputusan pembelian di mana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan. Pada tahap ini konsumen menyusun peringkat merek dan membentuk kecenderungan (niat) pembelian. 4. Keputusan pembelian Merupakan tahap proses keputusan, di mana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. 5. Perilaku setelah pembelian Tahap proses keputusan pembelian, konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan kepuasan dan ketidakpuasan. Konsumen yang puas akan membeli produk, berbicara yang menyenangkan tentang produk, lebih sedikit memperhatikan merek dan iklan pesaing, serta membeli produk lain dari perusahaan yang sama.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
7
Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada UD Glagah Wangi di Magetan. 2. Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada UD Glagah Wangi di Magetan. 3. Tempat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada UD Glagah Wangi di Magetan. 4. Promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada UD Glagah Wangi di Magetan. 5. Harga berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian konsumen pada UD Glagah Wangi di Magetan. METODA PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus dengan menggunakan data kuantitatif. Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik/kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan (Sugiyono, 2011:8). Rancangan dalam penelitian ini merupakan penelitian field research yang dikelompokkan ke dalam jenis penelitian survey karena peneliti menggunakan survey dalam memperoleh data dan keterangan langsung pada obyek penelitian dengan cara penyebaran kuesioner. Gambaran dari populasi (obyek) penelitian adalah UD Glagah Wangi di Magetan. Teknik Pengambilan Sampel Menurut Sugiyono (2011:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditunjuk oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditambah kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan UD Glagah Wangi di Magetan yang jumlahnya tidak dapat dihitung. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Dasar dalam pengambilan jumlah sampel didasarkan atas pendapat (Roscoe dalam Sugiyono, 2011:91) yang menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Dalam penelitian ini sampel diambil sebanyak 50 orang, hal ini dilakukan karena telah memenuhi syarat sampel minimal. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Untuk menghindari kesalahan dalam pengertian pada variabel-variabel yang dianalisis maka terlebih dahulu perlu dijelaskan definisi operasional dari masing-masing variabel yaitu: 1. Variabel bebas terdiri dari: a. Produk (Pk) Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginan. Dalam penelitian ini indikator produk yang digunakan adalah:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
8 1) Variasi produk artinya UD Glagah Wangi di Magetan menyediakan berbagai macam produk pakan ternak yang lengkap. 2) Kualitas produk artinya produk pakan ternak yang dijual UD Glagah Wangi di Magetan mempunyai kualitas produk yang baik. 3) Kemasan produk artinya kemasan produk pakan ternak yang dijual UD Glagah Wangi di Magetan mempunyai tipe, ukuran, dan pilihan warna yang menarik b. Harga (H) Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang atau jasa. Dalam penelitian ini indikator harga yang digunakan adalah: 1) Harga yang jelas artinya terdapat daftar harga yang jelas di UD Glagah Wangi Magetan sehingga dapat membandingkan merek yang satu dengan yang lain. 2) Pengembalian barang artinya apabila terdapat barang yang rusak dapat dikembalikan. 3) Pembayaran artinya terdapat kemudahan dalam periode pembayaran di UD Glagah Wangi Magetan. c. Tempat atau Lokasi (L) Lokasi adalah tempat untuk melaksanakan suatu usaha dan merupakan faktor krusial berhasil atau tidaknya sebuah usaha. Dalam penelitian ini indikator lokasi adalah: 1) Waktu tempuh artinya waktu yang diperlukan untuk menuju ke UD Glagah Wangi Magetan tidak lama 2) Biaya transportasi artinya untuk menuju ke UD Glagah Wangi Magetan tidak memerlukan biaya yang banyak 3) Pelayanan artinya UD Glagah Wangi Magetan memberikan pelayanan yang lebih baik daripada di tempat lain d. Promosi (Pm) Promosi adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan rnembujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Dalam penelitian ini indikator promosi adalah: 1) Brosur artinya brosur yang dibagikan berisi penjelasan kualitas dan harga yang jelas 2) Potongan harga artinya adanya potongan harga setiap pembelian dalam jumlah tertentu 3) Hadiah langsung artinya adanya pemberian hadiah berupa barang setiap pembelian dalam jumlah tertentu 2. Variabel terikat adalah keputusan pembelian (KP) Keputusan pembelian konsumen adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk membeli barang di UD Glagah Wangi Magetan. Variabel keputusan pembelian dijabarkan dengan indikator: a. Pengenalan kebutuhan artinya pembelian dilakukan karena mengetahui bahwa UD Glagah Wangi Magetan menyediakan produk pakan ternak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. b. Pencarian informasi artinya pembelian dilakukan atas saran dari teman atau keluarga. c. Pengevaluasian alternatif artinya pembelian dilakukan setelah membandingkan dengan toko yang lain. d. Keputusan pembelian artinya konsumen tidak ragu untuk membeli produk di UD Glagah Wangi Magetan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
9 Teknik Analisa Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Uji Instrumen a. Uji Validitas Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Sugiyono (2011:134) bila koefisien korelasi sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3), maka butir instrumen dinyatakan valid. b. Uji Reliabilitas Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas variabel ditentukan berdasarkan nilai alpha cronbach, apabila nilai alpha lebih besar dari 0,6 maka dikatakan variabel tersebut reliabel atau dapat diandalkan. 2. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya hubungan antara produk, harga, tempat, dan promosi sebagai variabel independent (bebas) terhadap keputusan pembelian sebagai variabel dependent (terikat). Rumus regresi linier berganda menurut Sugiyono (2011:192) adalah: KP = a + b1 Pk + b2 H + b3 L + b4 Pm Keterangan: KP : Variabel terikat keputusan pembelian a : Konstanta b1,… b4 : Koefisien regresi variabel bebas 1 sampai 4 Pk : Variabel bebas produk H : Variabel bebas harga L : Variabel bebas tempat Pm : Variabel bebas promosi 3. Pengujian Model dengan Uji F Uji F dilakukan untuk menguji kesesuaian model regresi linear berganda. Kriteria pengujian dengan uji F adalah dengan membandingkan tingkat signifikansi dari nilai F (α = 0,05) dengan ketentuan: a. Jika nilai signifikansi uji F < 0,05, maka terdapat pengaruh simultan antara produk (Pk), harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) terhadap keputusan pembelian (KP) hal ini menunjukkan bahwa model diterima. b. Jika nilai signifikansi uji F > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh simultan antara produk (Pk), harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) terhadap keputusan pembelian (KP) hal ini menunjukkan bahwa model ditolak. 4. Pengujian Pengaruh Parsial dengan Uji t Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh parsial antara produk, harga, tempat, dan promosi terhadap keputusan pembelian. Kriteria pengujian dengan uji t adalah dengan membandingkan nilai signifikansi dari nilai t (α= 0,05) dengan ketentuan: a. Jika nilai signifikansi uji t < 0,05, maka terdapat pengaruh parsial antara produk (Pk), harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) terhadap keputusan pembelian (KP). b. Jika nilai signifikansi uji t > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh parsial antara produk (Pk), harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) terhadap keputusan pembelian (KP). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur (kuesioner) layak untuk mengukur apa yang diinginkan. Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
10 Sugiyono (2011:134) adalah jika koefisien korelasi sama dengan 0,3 0,3), maka butir instrumen dinyatakan valid. Adapun hasil menggunakan program SPSS sebagai berikut: Tabel 1 Uji Validitas Variabel Pernyataan Koefisien Korelasi Produk Pk.1 0,6786 Pk.2 0,5517 Pk.3 0,5219 Harga H.1 0,4813 H.2 0,3797 H.3 0,6867 Tempat atau Lokasi L.1 0,5930 L.2 0,5987 L.3 0,6217 Promosi Pm.1 0,4621 Pm.2 0,5816 Pm.3 0,6649 0,4203 Keputusan pembelian KP.1 KP.2 0,5526 KP.3 0,4035 KP.4 0,5047
atau lebih (paling kecil uji validitas dengan
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data diolah peneliti
Dari tabel 1 di atas diketahui bahwa semua variabel mempunyai koefisien korelasi di atas 0,3 sehingga kuesioner yang disebarkan dinyatakan valid. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan kata lain hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap obyek dan alat pengukur yang sama. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas variabel ditentukan berdasarkan nilai alpha cronbach, apabila nilai alpha lebih besar dari 0,6 maka dikatakan variabel tersebut reliabel atau dapat diandalkan (Umar, 2005:207). Tabel 2 Uji Realibilitas Variabel Pk
Alpha Cronbach 0,7520
Nilai Kritis 0,6
Keterangan Reliabel
H L
0,6864
0,6
Reliabel
0,7630
0,6
Reliabel
Pm
0,7400
0,6
Reliabel
KP
0,6859
0,6
Reliabel
Sumber: Data diolah peneliti
Dari tabel 2 di atas diketahui bahwa nilai Alpha Cronbach masing-masing variabel lebih dari 0,6 sehingga jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan/reliabel, sehingga analisa kuantitatif dengan kuesioner yang telah ditentukan dapat dilanjutkan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
11 Pengujian Kelayakan Model Uji F dilakukan untuk menguji kesesuaian model regresi linear berganda. Kriteria pengujian dengan uji F adalah dengan membandingkan signifikansi signifikansi dari nilai F (α = 0,05) dengan ketentuan: 1. Jika nilai signifikansi uji F < 0,05, maka terdapat pengaruh simultan antara produk (Pk), harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) terhadap keputusan pembelian (KP). 2. Jika nilai signifikansi uji F > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh simultan antara produk (Pk), harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) terhadap keputusan pembelian (KP). Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS adalah sebagai berikut: Tabel 3 Uji Kelayakan Model ANOVAb Model 1
Regression
Sum of Squares 4,835
Residual
df 4
3,665 8,500
Total
Mean Square 1,209
45 49
F 14,839
Sig. ,000 a
,081
a. Predictors: (Constant), Pm, L, Pk, H b. Dependent Variable: KP
Sumber: Data diolah peneliti
Dari tabel 3 di atas diketahui bahwa nilai signifikasi < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa secara simultan produk (Pk), harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (KP). Analisis Regresi Linear Berganda Regresi linier berganda merupakan suatu persamaan yang menggambarkan hubungan antara lebih dari satu variabel bebas dengan satu variabel terikat. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya hubungan antara produk, harga, tempat, dan promosi sebagai variabel independent (bebas) terhadap keputusan pembelian sebagai variabel dependent (terikat). Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan Program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4 Koefisien Regresi Linier Berganda Coefficientsa
Model 1
(Constant) Pk H L Pm
Unstandardized Coefficients B Std. Error ,491 ,426 ,150 ,070
Standardized Coefficients Beta ,233
t 1,153 2,140
Sig. ,255 ,038
,286
,093
,347
3,076
,004
,178 ,229
,081 ,075
,231 ,315
2,207 3,072
,032 ,004
a. Dependent Variable: KP
Sumber: Data diolah peneliti
Tabel 4 menunjukkan persamaan regresi yang dapat menjelaskan hubungan antara variabel bebas produk (Pk), harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) terhadap variabel terikat keputusan pembelian (KP). Dari tabel 4 diperoleh model regresi linier berganda yaitu: KP = 0,491 + 0,150 Pk + 0,286 H + 0,178 L + 0,229 Pm
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
12 Berdasarkan model regresi di atas dapat dijelaskan bahwa : 1. Nilai konstanta sebesar 0,491 Menunjukkan bahwa jika variabel bebas produk (Pk), harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) sama dengan nol, maka keputusan pembelian (KP) akan meningkat sebesar 0,491 satuan. Artinya dengan tanpa melihat produk, harga, tempat, dan promosi, maka diprediksikan keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,491 satuan. 2. Nilai koefisien produk (Pk) sebesar 0,150 Menunjukkan bahwa jika produk (Pk) meningkat satu satuan, maka akan dapat meningkatkan keputusan pembelian (KP) sebesar 0,150 satuan dengan asumsi variabel harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) konstan. Artinya jika produk meningkat satu satuan, maka diperkirakan keputusan pembelian meningkat sebesar 0,150 satuan. 3. Nilai koefisien harga (H) sebesar 0,286 Menunjukkan bahwa jika harga (H) meningkat satu satuan, maka akan dapat meningkatkan keputusan pembelian (KP) sebesar 0,286 satuan dengan asumsi variabel produk (Pk), tempat (L), dan promosi (Pm) konstan. Artinya jika harga meningkat satu satuan, maka diperkirakan keputusan pembelian meningkat sebesar 0,286 satuan. 4. Nilai koefisien tempat (L) sebesar 0,178 Menunjukkan bahwa jika tempat (L) meningkat satu satuan, maka akan dapat meningkatkan keputusan pembelian (KP) sebesar 0,178 satuan dengan asumsi variabel produk (Pk), harga (H), dan promosi (Pm) konstan. Artinya jika tempat meningkat satu satuan, maka diperkirakan keputusan pembelian meningkat sebesar 0,178 satuan. 5. Nilai koefisien promosi (Pm) sebesar 0,229 Menunjukkan bahwa jika promosi (Pm) meningkat satu satuan, maka akan dapat meningkatkan keputusan pembelian (KP) sebesar 0,229 satuan dengan asumsi variabel produk (Pk), harga (H), dan tempat (L) konstan. Artinya jika promosi meningkat satu satuan, maka diperkirakan keputusan pembelian meningkat sebesar 0,229 satuan. Dari model tersebut diketahui adanya pengaruh produk (Pk), harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) terhadap keputusan pembelian (KP) yang dilihat dari koefisien regresi ≠ 0, namun pengaruh tersebut harus diuji lagi dengan uji F dan uji t. Pengujian Hipotesis dengan Uji t Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh parsial antara produk, harga, tempat, dan promosi terhadap keputusan pembelian. Kriteria pengujian dengan uji t adalah dengan membandingkan nilai signifikansi dari nilai t (α= 0,05) dengan ketentuan: 1. Jika nilai signifikansi uji t < 0,05, maka terdapat pengaruh parsial antara produk (Pk), harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) terhadap keputusan pembelian (KP). 2. Jika nilai signifikansi uji t > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh parsial antara produk (Pk), harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) terhadap keputusan pembelian (KP). Dari hasil pengolahan data dengan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 5 Uji Parsial dengan Uji t Coefficientsa
Model 1
(Constant) Pk H L Pm
Unstandardized Coefficients B Std. Error ,491 ,426 ,150 ,070
Standardized Coefficients Beta ,233
t 1,153 2,140
,286
,093
,347
3,076
,004
,178 ,229
,081 ,075
,231 ,315
2,207 3,072
,032 ,004
a. Dependent Variable: KP
Sumber: Data diolah peneliti
Sig. ,255 ,038
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
13
1. Uji parsial antara variabel bebas produk (Pk) terhadap keputusan pembelian (KP), dengan nilai signifikasi = 0,038. Nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,038, hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 2. Uji parsial antara variabel bebas harga (H) terhadap keputusan pembelian (KP), dengan nilai signifikasi = 0,004. Nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,004, hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 3. Uji parsial antara variabel bebas tempat (L) terhadap keputusan pembelian (KP), dengan nilai signifikasi = 0,032. Nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,032, hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas tempat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 4. Uji parsial antara variabel bebas promosi (Pm) terhadap keputusan pembelian (KP), dengan nilai signifikasi = 0,004. Nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,004, hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Dari hasil uji t juga diketahui bahwa variabel harga (H) berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian (KP) karena mempunyai t hitung yang lebih besar dari pada variabel lainnya yaitu sebesar 3,076. Interpretasi Hasil Penelitian Dari analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa seluruh variabel bebas produk, harga, tempat, dan promosi secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan uji F yang menunjukkan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini dibuktikan dengan uji t yang menunjukkan nilai signifikansi 0,038 lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini berarti mendukung hipotesis yang diajukan bahwa “Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada UD Glagah Wangi di Magetan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh produk. Pembeli menginginkan suatu produk yang dibeli dalam kondisi selalu ada (ready stock), tersedia cukup banyak dan lengkap. Dengan demikian, pembeli tidak perlu mencari di tempat lain apabila pembeli membutuhkan suatu produk. Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini dibuktikan dengan uji t yang menunjukkan nilai signifikansi 0,004 lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini berarti mendukung hipotesis yang diajukan bahwa “Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada UD Glagah Wangi di Magetan”. Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian karena harga memegang peranan penting dalam bidang usaha atau pemasaran. Tidak ada usaha yang berdiri tanpa memperhatikan unsur harga. Harga sangat menentukan dalam persaingan usaha di antara produk yang sejenis. Tempat atau lokasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini dibuktikan dengan uji t yang menunjukkan nilai signifikansi 0,032 lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini berarti mendukung hipotesis yang diajukan bahwa “Tempat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada UD Glagah Wangi di Magetan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan pembelian dapat dilakukan apabila tempat yang dituju memiliki lokasi yang mudah terjangkau atau berlokasi strategis. Tempat yang mudah dijangkau dengan sarana angkutan yang lancar memberikan kemudahan pembeli untuk menjangkau tempat tersebut. Dengan adanya alasan tersebut pembeli membutuhkan waktu yang sedikit untuk sampai pada tempat itu dan dapat menunjang kebutuhan lain.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
14 Promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini dibuktikan dengan uji t yang menunjukkan nilai signifikansi 0,004 lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini berarti mendukung hipotesis yang diajukan bahwa “Promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada UD Glagah Wangi di Magetan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fungsi utama dari suatu strategi promosi para pemasar adalah untuk meyakinkan target pelanggan bahwa barang dan jasa yang ditawarkan tersebut memiliki keunggulan yang berbeda dibandingkan pesaing, sehingga hal ini dapat menarik minat pembeli untuk melakukan pembelian. Apabila perusahaan ingin berhasil terhadap produk atau jasa yang ditawarkan, perusahaan harus mengkomunikasikan sejumlah informasi tentang perusahaan, produk, struktur harga, dan sistem distribusi kepada sejumlah pemirsa yang meliputi pembeli, perantara perdagangan, dan media. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini dibuktikan dengan uji t yang menunjukkan nilai signifikansi 0,038 lebih kecil dari 0,05. 2. Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini dibuktikan dengan uji t yang menunjukkan nilai signifikansi 0,004 lebih kecil dari 0,05. 3. Tempat atau lokasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini dibuktikan dengan uji t yang menunjukkan nilai signifikansi 0,032 lebih kecil dari 0,05. 4. Promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini dibuktikan dengan uji t yang menunjukkan nilai signifikansi 0,004 lebih kecil dari 0,05. 5. Dari hasil uji t juga diketahui bahwa variabel harga (H) berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian (KP) karena mempunyai t hitung yang lebih besar dari pada variabel lainnya yaitu sebesar 3,076. Saran 1. UD Glagah Wangi Magetan sebaiknya memperhatikan produk, harga, tempat, dan promosi karena dari hasil penelitian terbukti bahwa produk, harga, tempat, dan promosi baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian. 2. UD Glagah Wangi Magetan sebaiknya lebih memperhatikan harga, karena dari hasil penelitian terbukti bahwa harga berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian. 3. Untuk mendukung hasil penelitian ini disarankan kepada peneliti-peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian serupa dengan menambahkan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian agar hasil penelitian dapat lebih lengkap. 4. Peneliti selanjutnya agar menambah jumlah sampel yang lebih banyak daripada penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Alma, B. 2010. Pengantar Bisnis. Edisi Revisi. Cetakan Keempat belas. Penerbit Alfabeta. Bandung. Kotler, P. dan G. Armstrong. 2007. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan. Alih Bahasa: Alexander Sindoro. Penerbit Indeks. Jakarta. ________ dan K.L Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1. Alih Bahasa. Bob Sabran. Penerbit Erlangga. Jakarta. Lupiyoadi, R dan A. Hamdani. 2009. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi 2. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Mursid. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi 1. Cetakan 4. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
15 Nugroho, M dan R. Paramita. 2009. Analisis Pengaruh Lokasi, Keanekaragaman Barang Terhadap Keputusan Berbelanja dan Loyalitas Konsumen di Carrefour Semarang. Jurnal EKOBIS Vol. 2 No. 1. Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan Ke-13. Penerbit Alfabeta. Bandung. Swastha, B. 2009. Azas-Azas Marketing. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Umar, H. 2005. Metode Riset Bisnis. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.