KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT BANK CENTRAL ASIA, Tbk CABANG CINERE Oleh : Fransiska Deci Natalia Umi Rusilowati
ABSTRAK Penelitian ini berjudul Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Bank Central Asia, Tbk Cabang Cinere. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Lingkungan kerja pada PT Bank Central Asia, Tbk Cabang Cinere (2) Kinerja Karyawan pada PT Bank Central Asia, Tbk Cabang Cinere (3) Seberapa besar Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Bank Central Asia, Tbk Cabang Cinere. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode survey. Penarikan sampel dengan menggunakan teknik sampel jenuh sebanyak 65 orang. Metode untuk pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Metode untuk mengolah data dan menganalisis data menggunakan uji korelasi product moment, uji koefisien determinasi dan uji signifikan koefisien korelasi. Dari hasil analisa statistik yang diperoleh, maka terdapat hubungan yang positif antara lingkungan kerja dengan kinerja karyawan sebesar 0,607, hasil uji determinasi 36,8%. Dari perhitungan uji-t diperoleh hasil hitung thitung (6,060) > ttabel (1,980) dan nilai koefisien korelasi product moment 0,607. Sehingga hipotesis yang dapat diterima yaitu “Adanya pengaruh yang signifikan antara Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT Bank Central Asia, Tbk Cabang Cinere.” Kata kunci : Lingkungan Kerja dengan Kinerja Karyawan.
manusia merupakan bagian yang cukup
PENDAHULUAN
penting
Latar Belakang
dalam
pencapaian
tujuan
perusahaan dan juga sebagai penggerak
Perkembangan dunia usaha saat ini
utama seluruh kegiatan dalam mencapai
bertambah pesat, sehingga perusahaan di
tujuan perusahaan. Suatu perusahan dapat
dalam mengelola usaha diharapkan mampu
mempertahankan
menggunakan
bila
sumber
daya
manusia
dengan baik dan benar. Sumber daya
manajemen
eksistensi
perusahaan
dalam
menjalankan
operasinya tetap berpegangan pada tujuan
72
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
perusahaan serta didukung dengan kualitas
Manfaat Penelitian
sumber daya manusia yang dimilikinya.
Penelitian ini bermanfaat untuk
Peranan sumber daya manusia dalam perusahaan
sangatlah
penting
pengembangan lembaga perbankan baik
karena
secara teoritis maupun praktis. Manfaat
sebagai penggerak utama seluruh kegiatan perusahaan
dalam
mencapai
Teoritis: Bagi Penulis (1) penelitian ini
tujuan
untuk membandingkan pengetahuan teori
perusahaan.
dengan kenyataan yang ada dalam praktek,
Penelitian ini difokuskan kepada
sehingga dapat diketahu sejauh mana
aspek Lingkungan Kerja yang mempe-
pengetahuan teori dapat diterapkan dalam
ngaruhi Kinerja Karyawan dalam men-
praktek. (2) untuk memenuhi salah satu
capai kualitas sumber daya manusia yang
persyaratan
baik. Lingkungan kerja mempunyai kon-
Sarjana
tribusi
dalam
Pamulang. Bagi Universitas Pamulang
peningkatan kerja serta dapat memberikan
yaitu sebagai masukan yang bermanfaat
motivasi terhadap karyawan sehingga
bagi sesama rekan mahasiswa dan sebagai
mempengaruhi karyawan agar berperilaku
bahan pertimbangan bagi peneliti dengan
disiplin
terhadap
masalah yang sama. Manfaat Praktis : Bagi
kedisiplinan seseorang serta kualitas hasil
Perusahaan yaitu (1) hasil penelitian ini
pekerjaan.
diharapkan dapat menambah kelengkapan
yang
dan
cukup
besar
berpengaruh
Ekonomi
memperoleh pada
gelar
Universitas
hasil penelitian mahasiswa dan sebagai
Tujuan Penelitian
ahan pertimbangan bagi penelti dengan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
masalah yang sama. (2) diharapkan hasil
mengetahui :
penelitian ini bisa memberikaninformasi tentang lingkungan kerja dan kinerja
1. Lingkungan Kerja Karyawan PT
karyawan PT Bank Central Asia Cabang
Bank Central Asia, Tbk Cabang
Cinere.
Cinere. 2. Kinerja Karyawan PT Bank Central
Pembatasan Masalah
Asia, Tbk Cabang Cinere. 3. Pengaruh
untuk
Lingkungan
Pembatasan masalah dilakukan dengan
Kerja
tujuan agar pokok permasalahan yang
Terhadap Kinerja Karyawan PT
diteliti tidak meluas dari yang telah
Bank Central Asia, Tbk Cabang
ditetapkan atau dengan kata lain agar
Cinere.
peneltian terfokus pada tujuan yang ada.
73
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Dalam hal ini penulis hanya membahas
Perumusan Masalah
permasalahan pada Pengaruh Lingkungan
Berdasarkan latar belakang masalah,
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan yaitu
identifikasi
sebagai berikut : dimaksud
dengan
pembatasan
penelitian ini sebagai berikut :
Lingkungan Kerja adalah segala
1. Bagaimanakah Lingkungan Kerja
sesuatu yang ada disekitar para meliputi
eksternal
yaitu
komunikasi,
internal :
PT Bank Central Asia, Tbk Cabang
dan
tata
ruang,
keamanan
dan
Cinere.? 2. Bagaimanakah Kinerja Karyawan PT Bank Central Asia, Tbk Cabang
ketertiban. Dalam penelitian ini
Cinere.?
lingkungan kerja para karyawan
3. Seberapa
pada PT Bank Central Asia, Tbk
dimaksud
penelitian
kinerja
dalam
adalah
hasil
ini
besar
pengaruh
Lingkungan Kerja terhadap Kinerja
Cabang Cinere. 2. Yang
dan
masalah, dapat penulis rumuskan masalah
1. Yang
pekerja
masalah
Karyawan PT Bank Central Asia, Tbk Cabang Cinere.?
pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja
atau
karyawan,
baik
LANDASAN TEORI
perseorangan ataupun kelompok Pengertian Manajemen
yang berhubungan dengan kualitas dan
produktivitas
dari
hasil
Dari beberapa definisi para ahli
pelaksanaan tugas yang dibebankan
maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kepadanya.
manajemen adalah ilmu, seni dan proses
3. Objek peneltian ini diambil pada
perencanaan,
PT Bank Central Asia, Tbk Cabang
pengorganisasian,
penga-
rahan dan pengawasan sumber daya
Cinere dari berbagai unit.
organisasi
4. Penelitian ini dilakukan di PT Bank
yang
dilaksanakan
dengan
orang-orang untuk mencapai tujuan yang
Central Asia, Tbk Cabang Cinere
sudah ditetapkan. Pengertian Manajemen
selama dua bulan yaitu terhitung
Sumber Daya Manusia menurut T. Hani
dari 1 April 2013 – 31 Mei 2013.
Handoko
(2000:4)
yaitu
Manajemen
sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia untuk 74
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
mencapai
tujuan
individu
maupun
Pengertian Kinerja
organisasi. Fungsi
Istilah kinerja berasal dari kata job
Manajemen
Sumber
peerformance atau actual performance
Daya
yang berarti prestasi kerja atau prestasi
Manusia
sesungguhnya yang dicapai seseorang.
Fungsi manajemen sumber daya
Kinerja karyawan pada dasarnya terbentuk
manusia meliputi berbagai aktivitas yang mempengaru keseluruhan,
organisasi berikut
ini
setelah karyawan merasa adanya kepuasan,
secara
karena kebutuhannya terpenuhi dengan
fungsi-fungsi
kata lain apabila kebutuhan karyan belum
manajemen sumber daya manusia menurut
terpenuhi maka kepuasan kerja tidak akan
Bambang Wahyudi (2002:12) yaitu : Perencanaan, Pengorganisasian,
tercapai.
Penga-
rahan, Pengendalian.
Indikator Kinerja Karyawan Indikator
Pengertian Lingkungan Kerja Menurut
Nitisemito
menurut
(2002:25)
Kinerja
Simamora
Karyawan
dan
Heryanto
(2004:21) adalah : Loyalitas, Tanggung
Lingkungan Kerja adalah segala sesuatu
Jawab,
yang ada disekitar para pekerja dan dapat
Ketrampilan,
Kerja
Sama
(Teamwork).
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan. Indikator Lingkungan Kerja
METODOLOGI PENELITIAN
Indikator Lingkungan Kerja dalam penelitian
ini
menurut
Ruang Lingkup Penelitian
Sedarmayanti
Ruang
(2001:46) adalah Pencahayaan, Ventilasi
adalah
Udara, Suara Bising, Kebersihan.
Sedarmayanti
Pengaruh
peneltian
Lingkungan
ini Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Bank Central Asia, Tbk Cabang Cinere
Jenis - jenis Lingkungan Kerja Menurut
Lingkup
dan yang menjadi objek dalam penelitian
(2001:21)
ini adalah PT Bank Central Asia, Tbk
menyatakan bahwa secara garis besar,
Cabang Cinere yang beralamat di Jl.
jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2
Cinere Raya Blok-A No: 18-19 Cinere,
bagian yaitu : Lingkungan Kerja fisik dan
Depok. Waktu Peneltian ini dilakukan
Lingkungan Kerja Non Fisik.
75
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
selama dua bulan yaitu April 2013 – Mei
devisa pada tahun 1977 dan mampu
2013.
membuka Kantor Perwakilan di Hongkong dan Singapura pada tahun 1984-1985.
Metode Penentuan Sampel
Sejalan
Metode Penentuan Sampel yang
dengan
deregulasi
sektor
perbankan di Indonesia di tahun 1988,
digunakan penulis yaitu menggunakan
BCA
teknik sampel jenuh atau disebut juga
kantor cabangnya secara luas dan agresif.
dengan metode sensus yang artinya bahwa
Tahun 1990an BCA mulai mengembankan
seluruh anggota populasi dijadikan sampel.
jaringan layanan yang berbasis teknologi
jaringan
Visi PT Bank Central Asia, Tbk
Metode Pengumpulan Data yang gunakan
mengembangkan
yaoitu melalui jaringan ATMnya.
Metode Pengumpulan Data
penulis
terus
yaitu
dengan
Yaitu Bank Pilihan Utama andalan
menggunakan metode observasi, metode
masyarakat, yang berperan sebagai pilar
wawancara, metode kepustakaan, teknik
penting perekonomian Indonesia.
kuesioner. Misi PT Bank Central Asia, Tbk Metode Analisis Data Metode
Analisis
1. Membangun institusi yang unggul Data
yang
di bidang penyelesaian pembayaran
digunakan penulis dalam penelitian ini
dan solusi keuangan bagi nasabah
adalah Uji Validitas, Uji Reliabilitas,
bisnis dan perseorangan.
Koefisien Determinasi dan Uji Hipotesis.
2. Memahami
beragam
kebutuhan
nasabah dan memberikan layanan finasial HASIL DAN PEMBAHASAN
yang
tepat
demi
tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah.
Sejarah PT Bank Central Asia, Tbk
3. Meningkatkan nilai francais dan BCA secara resmi berdiri pada
nilai stakeholder BCA.
tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV sejak tahun 1957 sampai
dengan
1990-an,
BCA
Analisis Lingkungan Kerja PT Bank
telah
Central Asia, Tbk Cabang Cinere
mengalami pertumbuhan yang cepat dalam aktiva dan pasivanya, hal ini terbukti
Berdasarkan data pada kuesioner
dengan diangkatnya BCA menjadi bank
dapat dilihat bahwa seluruh responden 76
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
yang berjumlah 65 orang menjawab
=
“sangat setuju” sebanyak 132 orang atau 20,31%, jawaban “setuju” sebanyak 146 orang atau 22,46%, jawaban “cukup setuju” sebanyak 129 orang atau 19,85%, jawaban “tidak setuju” sebanyak 178
Yang kemudian diketahui hasil dari
orang atau 27,38% dan jawaban “sangat
adalah
tidak setuju” sebanyak 178 orang atau
pengaruh yang kuat antara Lingkungan
27,38% dan jawaban “sangat tidak setuju”
Kerja
sebanyak 65 orang atau 10%.
Selanjutnya
Analisis Kinerja Karyawan PT Bank
determinasi yaitu menggunakan rumus :
0,607
yang
terhadap
berarti
Kinerja
terdapat
Karyawan.
menggunakan
Central Asia, Tbk Cabang Cinere
koefisien
KD = r² x 100%
Berdasarkan data pada kuesioner Berdasarkan perhitungan koefisen
dapat dilihat bahwa seluruh responden
determinasi, didapatkan hasilnya adalah
yang berjumlah 65 orang menjawab
36,8%, maka lingkungan kerja mempe-
“sangat setuju” sebanyak 280 orang atau
ngaruhi terhadap kinerja karyawan sebesar
43,08%, jawaban “setuju” sebanyak 154
36,8%
orang atau 20,92%, jawaban “cukup
dan
sisanya
sebesar
63,2%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
setuju” sebanyak 136 orang atau 20,92%, jawaban “tidak setuju” sebanyak 69 orang
Selanjutnya
dilakukan
uji
atau 10,62% dan jawaban “sangat tidak
signifikan korelasi dengan menggunakan
setuju” sebanyak 178 orang atau 27,38%
uji-t untuk mengetahi apakah lingkungan
dan
kerja
jawaban
“sangat
tidak
setuju”
sebanyak 11 orang atau 1,69%. Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja
mempunyai
signifikan
terhadap
karyawan
maka
uji
pengaruh
yang
lingkungan
kerja
hipotesis
dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan
Terhadap Kinerja Karyawan PT Bank
rumus :
Central Asia, Tbk Cabang Cinere Analisis ini menggunakan analisis
t=
koefisien korelasi product moment yaitu menggunakan rumus sebagai berikut :
Jadi,
perhitungan
dapat dilihat bahwa
77
uji
hipotesis
>
atau
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
6,060
>
1,980
signifikan.
maka
Maka
menunjukkan
hipotesis
terhadap
dalam
hasil
terhadap
penghitungan
korelasi
“Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kerja
karyawan.
Besarnya hubungan terlihat pada
penelitian ini ialah :
Lingkungan
kinerja
yaitu
koefisien
sebesar
0,607.
Sedangkan pengaruh lingkungan
Kinerja
kerja dalam menciptakan kinerja
Karyawan PT Bank Central Asia, Tbk
karyawan
Cabang Cinere.”
sebesar
Selanjutnya
36,8%.
pengaruh
dan
signifikasi antara lingkungan kerja dengan kinerja karyawan pada PT
PENUTUP
Bank Central Asia Tbk Cabang Kesimpulan
Cinere, berpengaruh positif dan signifikan, hal ini dapat dilihat dari
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
uji
signifikasi
dengan
tingkat
pembahasan yang telah dilakukan dalam
kesalahan sebesar 5% atau 0,05.
penelitian mengenai Pengaruh Lingkungan
Dari perhitungan uji-t diperoleh
Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT
hasil hitung
Bank Central Asia Tbk Cabang Cinere
(1,980)
maka penulis dapat menarik kesimpulan
dan
(6,060) > nilai
koefisiensi
korelasi product moment (r) 0,607
yaitu :
berlaku
untuk
populasi.
Oleh
1. Lingkungan Kerja yang kondusif
karena itu penulisan hipotesis yang
akan menghasilkan kinerja yang
diajukan penulis pada BAB I dapat
baik dan lebih maksimal.
diterima, yaitu “Adanya pengaruh perlu
yang signifikan antara Lingkungan
sumber
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
daya manusia agar mampu mening-
pada PT Bank Central Asia Tbk
katkan kualitas dan kinerja hasil
Cabang Cinere.
2. Perusahaan meningkatkan
juga kualitas
kerja karyawan. 3. Berdasarkan
Saran hasil
pengujian
statistik yang dilakukan, Lingkung-
Berdasarkan kesimpulan yang
an Kerja pada PT Bank Central
telah
Asia
penulis dapat memberikan saran-saran
Tbk
Cabang
Cinere
mempunyai hubungan yang kuat
dikemukakan
sebagai berikut :
78
diatas,
maka
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
1. Faktor – faktor yang ada pada
terdiri dari faktor-faktor sebagai
Lingkungan kerja PT Bank Central
berikut :
Asia Tbk Cabang Cinere terdiri
a. Loyalitas
dari :
Dapat
a. Pencahayaan
penghargaan untuk karyawan
Pencahayaan
yang
ada
di
tinggi terhadap perusahaan.
terlalu terang tetapi juga tidak gelap,
kesalahan
b. Tanggung Jawab
sehingga
karyawan
sebuah
yang memiliki loyalitas yang
hampir setiap ruangan tidak
terlalu
diberikan
Agar setiap atasan untuk setiap
dalam
masing-masing
bekerja dapat diperkecil
memberikan
b. ventilasi udara
tanggung
Ventilasi Udara yang ada sudah
unit
dapat
arahan
akan
jawab
pekerjaan
masing-masing karyawan.
cukup baik sehingga sirkulasi
c. Ketrampilan
udara dapat berjalan dengan
Adanya
lancar dan kesehatan karyawan
diberikan perusahaan kepada
pun dapat terjamin.
karyawan untuk meningkatkan
c. suara bising
kesempatan
kemampunnya
yang
dalam bekerja
Suara bising yang ada sangat
untuk mencoba hal baru di unit
minimalis
yang berbeda.
karena
kurang
adanya gangguan suara bising
d. Kerja sama (Teamwork)
dari luar ataupun dalam kantor
Adanya kesadaran yang tinggi
sehingga
untuk saling membantu antar
karyawan
dapat
bekerja dengan konsentrasi.
unit
d. Kebersihan
untuk mencapai kerja
sama tim guna mencapai tujuan
Kebersihan yang ada sudah
perusahaan.
baik hanya saja masih ada beberapa
karyawan
yang
3. Penelitian ini masih dapat dikem-
kurang peduli akan pentingnya
bangkan dengan penelitian lain
kebersihan lingkungan.
yaitu lingkungan kerja non fisik dengan mengubah atau menambah
2. Kinerja karyawan pada PT Bank
variabel
Central Asia Tbk Cabang Cinere
bebas
sehingga
dapat
diketahui faktor-faktor lain yang
79
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
juga mempengaruhi secara signi-
Mangkunegara,
fikan terhadap kinerja karyawan.
”Evaluasi
A.A
Kinerja
Anwar
Prabu,
Sumber
Daya
Manusia”, Refika Aditama, Bandung, 2006. DAFTAR PUSTAKA James E, Neal Jr. “Panduan Evaluasi Desseller, Gray, “Manajemen Sumber
Kinerja Karyawan”, penerbit Prestasi
Daya Manusia”, Edisi ke sepuluh Jilid
Pustaka, Jakarta, 2004.
Dua PT Macana Jaya Cemerlang, Jakarta,
Hasan, Iqbal, “Analisa Data Penelitian
2009.
dengan Statistik”, cetakan keempat, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2009.
Fahmi, Irham, “Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi”, Alfabeta, Bandung, 2010. Herujito,
Yayat
Manajemen”,
PT.
M.,
Hani Handoko T, “Manajemen”, Edisi ke 2, Penerbit, BPEE, Yogyakarta, 2000.
“Dasar-dasar
Grasindo,
Jakarta,
Reksu Hadiprodjo Sukanto,”Manajemen
2001.
Strategi”,
Manajemen Sumber Daya Manusia”, PT
Malayu,
Penerbit
Sudjana, M.A.,M.Sc, “Metode Statistika”,
Rineka Cipta, Jakarta, 2006. S.P.
Kedua,
Yogyakarta BPFE, Yogyakarta, 2000.
Fathoni, Abdurahman, “Organisasi dan
Hasibuan,
Edisi
Tarsito, Bandung, 2005. H.
Drs,
Simamora, Henry, “Manajemen Sumber
“Manajemen Sumber Daya Manusia”,
Daya Manusia”, STIE YKPN, Jakarta
penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2002.
2004.
Alex S. Nitisemito, “Wawasan Sumber
Personalia”,
Winardi,”Manajemen
Daya Manusia”, Pustaka Utama Grafiti,
Mandar Madju, Bandung, 2003.
Jakarta, 2002. Sugiyono,”Metode Simmamora, “Manajemen Kinerja”, PT
Penelitian
Bisnis”,
cetakan ke-15, Alfabeta, Bandung, 2010.
Grafindo Persada, 2004. Sugiyono, “Metode Penelitian Kombinasi Sedamayanti, “Sumber Daya Manusia
(Mixed
dan Profuktifitas Kerja”, Salepa Empat,
Methods)”,
cetakan
pertama,
Alfabeta, Bandung, 2011.
Jakarta, 2001. Sugiyono, Kuantitatif
80
“Metode Kualitatif
Penelitian dan
R&D”,
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
cetakan
ke-13,
penerbit
Alfabeta,
Bandung, 2011. Edwin
B.
Flippo,
”Manajemen
Personalia”, Erlangga, Jakarta, 2003. Situs “Definisi Lingkungan Kerja”
Http://www.google.co.id/searchdefinisilingkun gankerja)
Situs”Jenis-jenis Lingkungan Kerja”
(http://www.google.co.id/searchjenisjenislingk ungankerja)
Situs”Indikator Lingkungan Kerja”
(http://www.google.co.id/searchindikatorlingk ungankerja)
81
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
BUDAYA ORGANISASI. MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN PT BPR PRIMA KREDIT SEJAHTERA. TANGERANG SELATAN. ` Oleh : I Nyoman Marayasa ABSTRAK Penelitian ini bertujuan , untuk mengetahui kecenderungan dan memperoleh bukti empirik, serta kesimpulan tentang pengaruh faktor-faktor seperti variabel budaya organisasi `dan motivasi kerja yang berdampak pada kinerja karyawan serta implikasinya pada PT. `Bank Perkreditan Rakyat Prima Kredit Sejahtera. Penelitian dilakukan dengan mengunakan `metode survei deskriptif analitik dengan sampel jenuh sebanyak 35 responden. Instrument `pengumpulan data disusun dalam angket yang menggunakan skala Likert, dengan Uji `koefisien korelasi. koefisein determinasi dan uji hipotesis Setelah melalui proses pengolahan data dan analisis menunjukkan hubungan antar variable penelitian sebagai berikut : (1) Terdapat hubungan yang kuat antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja karyawan PT. Bank Prekreditan Rakyat Prima Kredit Sejahtera. `(2) Terdapat hubungan yang kuat antara Motivasi terhadap Kinerja karyawan PT. Bank `Prekreditan Rakyat Prima Kredit Sejahtera; (3) Terdapat hubungan sangat kuat antara `Budaya Organisasi dan Motivasi secara simultan terhadap Kinerja karyawan PT. Bank `Perkreditan Rakyat Prima Kredit Sejahtera Hasil penelitian ini disarankan bahwa perlu ditingkatkan terus menerus Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja yang impikasinya dapat meningkatkan Kinerja karyawan pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Prima Kredit Sejahtera. Hendaknya menjadi perhatian Direksi sebagai pengambil kebijakan manajemen perusahaan. Kata Kunci : Budaya Organisasi, Motivasi dan Kinerja.
kecil dan menengah dengan lokasi
PENDAHULUAN
yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuh-
Latar Belakang
kan. BPR sudah ada sejak jaman
Bank Perkreditan Rakyat yang
sebelum kemerdekaan yang dikenal
biasa disingkat dengan BPR adalah
dengan sebutan Lumbung Desa, Bank
salah satu jenis bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro,
82
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Desa, Bank Tani dan Bank Dagang
organisasi sebagai sistem sosial. (e)
Desa atau Bank Pasar.
Menemukan pola pedoman perilaku
Landasan hukum BPR adalah
sebagai
hasil
Undang-Undang No. 7 tahun 1992
kebiasaan
tentang Perbankan dan sebagaimana
keseharian.
telah diubah menjadi Undang-Undang
dari
yang
norma-norma
terbentuk
Berdasarkan
dalam
pengamatan
No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan.
penulis yang kebetulan penulis juga
Fungsi BPR adalah menghimpun dana
bekerja pada PT. Bank Perkreditan
masyarakat dalam bentuk simpanan
Rakyat Prima Kredit Sejahtera bahwa
tabungan dan deposito, serta sebagai
Budaya organisasi yang berkembang
penyalur dana dalam bentuk kredit
saat ini yaitu tidak adanya pelatihan
investasi, kredit modal kerja dan
serta pengenalan pedoman kerja bagi
kredit perdagangan.
karyawan baru dari pihak manajemen
PT. Bank Perkreditan Rakyat
dan koordinasi antar bagian kurang
Prima Kredit Sejahtera adalah salah
komonikatif. Di sisi lain tidak ada
satu BPR dengan kategori sehat
personil di bagian HRD (Human
dengan jumlah debitur sampai akhir
Resources Development), lingkungan
bulan Desember 2011 sebanyak 904
kerja kurang nyaman dimana ruangan
debitur,
antar
dengan
rasio
kredit
bagian
tidak
dipisahkan
bermasalah atau NPL sebesar 1,73%,
sehingga dapat menyebabkan menu-
yang berarti jauh dibawah batas yang
runnya motivasi dan kinerja karyawan
ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu
serta pembatasan wilayah kerja bagi
NPL maksimal 5%. Keberhasilan
marketing kredit (account officer).
suatu perusahaan atau organisasi dapat dipengaruhi oleh beberapa antara
lain
Selain
faktor
keberhasilan
Budaya
Organisasi
sebuah
organisasi
salah satunya Budaya
dipengaruhi oleh kinerja karyawan
Organisasi. Budaya Organisasi dapat
atau hasil kerja yang dicapai oleh
berperan dalam membantu antara lain:
seorang karyawan dalam melakukan
(a) Menciptakan rasa memiliki terha-
tugas sesuai dengan tanggung jawab
dap
yang diberikan kepadanya. Karyawan
organisasi
jatidiri
anggota
(b)
Menciptakan (c)
merupakan sumber daya yang penting
Menciptakan keterikatan emosional
bagi perusahaan, karena memiliki
antara organisasi dan karyawan. (d)
bakat, tenaga, dan kreativitas yang
Membantu
organisasi;
menciptakan
stabilitas 83
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
sangat dibutuhkan oleh perusahaan
Pendekatan yang digunakan dalam
untuk mencapai tujuannya.
memberikan motivasi pada karyawan
Setiap perusahaan
organisasi akan
maupun
berusaha
perlu
untuk
memperhatikan
karyawan
yang
karakteristik bersangkutan.
meningkatkan kinerja karyawan untuk
Motivasi kerja karyawan, khususnya
mencapai tujuan organisasi yang telah
karyawan
ditetapkan. Berbagai cara ditempuh
Rakyat Prima Kredit Sejahtera dapat
untuk meningkatkan kinerja karyawan
menentukan kinerja karyawan tersebut
misalnya
dan
dan kinerja organisasi, yaitu sejauh
pelatihan, pemberian kompensasi dan
mana hasil perkerjaan yang telah
motivasi
dicapai atau dihasilkan.
melalui
pendidikan
serta
menciptakan
lingkungan kerja yang baik.
Jadi
Oleh karena itu, karyawan merupakan
kunci
PT.
ada
Perkreditan
korelasi
antara
Budaya Organisasi, Motivasi dan
keber-
Kinerja Karyawan dimana ketiga-
hasilan perusahaan. Untuk itu setiap
tiganya mampu menyelaraskan keku-
karyawan
atan individu dan pengelolaan sum-
selain
penentu
Bank
dituntut
untuk
memiliki pengetahuan, keterampilan,
berdaya
dan kemampuan, juga harus mem-
tujuan perusahaan atau organisasi.
lainnya
untuk
mencapai
punyai pengalaman, motivasi, disiplin diri,
dan
semangat
kerja
tinggi,
Identifkasi Masalah
sehingga jika kinerja karyawan baik,
Berdasarkan
latar
belakang
maka kinerja perusahaan juga akan
masalah yang telah diuraikan diatas,
meningkat
maka dapat diidentifikasikan perma-
yang
menuju
pada
pencapaian tujuan perusahaan. Kinerja
salahan sebagai berikut :
merupakan perilaku yang nyata yang
1. Adanya
ditampilkan
operasional bagi Account Officer
prestasi kerja yang dihasilkan oleh
sehingga tidak tercapainya target
karyawan. Namun hal tersebut kurang
yang diharapkan organisasi.
di
Perkreditan
orang
wilayah
sebagai
terlihat
setiap
pembatasan
kantor Rakyat
PT.
Bank
2. Kualitas dan jumlah sumber daya
Prima
Kredit
manusia (SDM) masih terbatas
Sejahtera.
sehingga kinerja tidak optimal.
Selain
budaya
organisasi,
3. Tidak
adanya
pelatihan
serta
motivasi juga menjadi salah satu
pengenalan pedoman kerja bagi
prediktor
karyawan
bagi
kinerja
karyawan. 84
baru
dari
pihak
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
manajemen, sehingga menurunnya
atas,
kinerja karyawan.
kerancuan dalam pembahasan maka
4. Tidak ada personil pada bagian HRD
(human
dapat
mempe1.
5. Koordinasi antar bagian kurang sehingga
beberapa penelitian
ini
Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Budaya Organisasi
kinerja
terhadap Kinerja Karyawan pada PT.
menurun. 6. Suasana
pada
terjadinya
sebagai berikut :
ngaruhi motivasi kerja karyawan. komunikatif,
mencegah
dirumuskan
permasalahan
resources
development) sehingga
untuk
Bank Perkreditan Rakyat Prima Kredit kerja
tidak
nyaman,
Sejahtera?.
sehingga motivasi kerja menurun.
2.
7. Kurangnya kerjasama antar bagian
Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara
Motivasi
Kerja
sehingga menghambat pelayanan
terhadap Kinerja Karyawan pada PT.
dan mempengaruhi target yang
Bank Perkreditan Rakyat Prima Kredit
diharapkan organisasi.
Sejahtera?. 3.
Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Budaya Organisasi
Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan
dan Motivasi Kerja secara bersama-
identifikasi masalah serta keterbatasan
sama terhadap Kinerja Karyawan pada
waktu, tenaga dan biaya, selain itu
PT. Bank Perkreditan Rakyat Prima
agar dalam penelitian ini lebih terarah
Kredit Sejahtera?.
dan tidak menyimpang dari yang diharapkan dibatasi
maka
pada
penelitian
lingkup
Tujuan Penelitian.
ini
Tujuan dari penelitian ini adalah
Pengaruh
sebagai berikut :
Budaya Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
1. Untuk mengetahui seberapa besar
Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat
pengaruh positif dan signifikan
Prima Kredit Sejahtera di Tangerang
antara Budaya Organisasi terhadap
Selatan.
Kinerja Karyawan pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Prima Kredit Sejahtera ?.
Perumusan Masalah
2. Untuk mengetahui seberapa besar
Berdasarkan pada identifikasi
pengaruh positif dan signifikan
masalah dan pembatasan masalah di
85
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
antara Motivasi
Kerja terhadap
perilaku
organisasi
dan
kinerja
Kinerja Karyawan pada PT. Bank
karyawan organisasi yang kemudian
Perkreditan Rakyat Prima Kredit
menentukan kinerja organisasi.
Sejahtera?. 3. Untuk mengetahui seberapa besar
2.
Motivasi.
pengaruh positif dan signifikan
Keberhasilan
pengelolaan
antara Budaya Organisasi dan
sebuah organisasi sangat ditentukan
Motivasi Kerja secara bersama-
oleh kegiatan pendayagunaan sumber
sama terhadap Kinerja Karyawan
daya
pada PT. Bank Perkreditan Rakyat
dalamnya, sehingga sangat penting
Prima Kredit Sejahtera?
untuk diketahui bahwa ada teknik-
manusia
yang
terlibat
di
teknik yang dapat memelihara dan mempertahankan organisasi
Deskripsi Teoritik 1.
melalui
diri seseorang baik secara sadar
budaya organisasi adalah persepsi
maupun tidak sadar untuk melakukan
anggota organisasi (secara individual
sesuatu
dan kelompok) dan mereka yang
perbuatan
dengan
tujuan
tertentu (2) usaha-usaha yang dapat
secara tetap berhubungan dengan
menyebabkan
pemasok,
seseorang
atau
sekelompok orang tertentu bergerak
konsumen, konsultan dan kontraktor) mengenai
lain
keinginan, dorongan yang timbul pada
Menurut Wirawan (2007:122)
(misalnya
antara
anggota
motivasi. Motivasi yang berarti (1)
Budaya Organisasi.
organisasi
loyalitas
untuk melakukan sesuatu karena ingin
yang ada atau terjadi di
mendapatkan kepuasan akan tujuan
lingkungan internal organisasi secara
yang
rutin, yang mempengaruhi sikap dan
dikehendaki
perbuatannya.
86
dengan
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Menurut
Maslow,
tingkat
tingkat. Hal tersebut dapat terlihat
kebutuhan manusia mengalami per-
pada gambar di bawah ini :
kembangan dari 5 tingkat menjadi 8
`Sumber : T. Hani Handoko, 2000:15 Gambar 1.1 Perkembangan Teori Maslow tentang Hierarkhi Kebutuhan Manusia
Rekan kerja terhadap pekerjaan-
3. Kinerja Kinerja merupakan seperangkat
nya.
perasaan seseorang tentang me-
yang
nyenangkan atau tidak menye-
digunakan Job Descriptive Index
nangkan pekerjaannya. Seperti
(JDI)
dikemukakan oleh Husein Umar
seperti
(2008:36)
(2008:36)
yang
dikutip
Handoko
dan
menyatakan
bahwa
merupakan
penilaian
dari
Asa’ad,
Untuk mengetahui faktor mempengaruhi yang
kinerja
upah,
atau
menurut
dikutip ada
pembayaran,
kinerja,
Husein lima,
seperti
pekerjaan
Luthan
itu
Umar yaitu
gaji
:
dan
sendiri,
promosi pekerjaan, kepenyeliaan
cerminan dari perasaan pekerja.
(supervisi),
87
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
beralamat di Jl. Ir. H. Juanda
METODOLOGI PENELITIAN
No. 47E, Ciputat, Tangerang Selatan.
Metode Penelitian 1. Tempat Penelitian
2. Waktu penelitian dilaksanakan
Penelitian ini dilaksanakan di
dari bulan Maret 2012 sampai
PT. Bank Perkreditan Rakyat
dengan bulan Juni 2012.
Prima Kredit Sejahtera yang
3.
sebab timbulnya atau berubahnya
Jenis Penelitian
Tipe
penelitian
penelitian
ini
verifikatif
adalah
variabel dependen atau variabel
dengan
terikat. Variabel independen dalam
metode penelitian kuantitatif, yang
penelitian
ini
bertujuan
organisasi
dan motivasi kerja.
untuk
memperoleh
adalah budaya
kejelasan pengaruh variabel dalam
Peneliti memperoleh data dengan
menguji hipotesis yang ada. Dari
angket
hasil
likert.
data
kuesioner
yang
di
bagikan kemudian dijadikan bukti
tertutup dengan skala
b. Variabel Dependen.
empirik untuk menguji hipotesis
Variabel dependen atau varibel
yang dibuat penulis.
terikat
4.
karena
Dalam penelitian ini dibagi menjadi
yang
adanya
variabel
bebas
(independen). Variabel dependen
dua kelompok yaitu variabel bebas
dalam penelitian ini adalah kinerja
(independent variable) dan variabel (dependent
variabel
dipengaruhi atau menjadi akibat
Variabel Penelitian
terikat
adalah
karyawan.
variable).
Diukur menggunakan
skala likert.
Variabel independent (X1 dan X2) adalah budaya organisasi (X1) dan motivasi
kerja
(X2)
sedangkan
Populasi dan Sampel
variabel terikat(Y) adalah kinerja
Populasi
karyawan.
dalam
penelitian
ini
adalah karyawan PT. Bank Perkreditan
a. Variabel Independen
Rakyat Prima Kredit Sejahtera yang
Variabel independen atau variabel
berjumlah 35 (tiga puluh lima) orang,
bebas adalah variabel yang menjadi
metode 88
pengambilan
sampel
yang
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
digunakan adalah teknik sensus sampel
Menurut
jenuh.
disebarkan kepada sampel yaitu karyawan
atau
Sugiyono
PT. Bank Perkreditan
Rakyat Prima
Kredit Sejahtera sebanyak 35 orang.
(2005:85) menjelaskan bahwa, Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila
b.
Data Sekunder
semua populasi digunakan sebagai sampel.
Data sekunder atau metode dokumentasi
Maka dalam
seluruh
merupakan
sampel
pengumpulkan data dengan mempelajari
penelitian, yaitu sebanyak 35 (tiga puluh
dokumen yang ada. Dokumen adalah
lima) orang. Secara rinci dapat dilihat pada
sesuatu yang tercetak atau tertulis yang
tabel berikut:
dapat
anggota
penelitian ini,
populasi
dijadikan
suatu
dipakai
cara
sebagai
keterangan-keterangan. Tabel 2.3
dengan
cara
(library
research),
untuk
bukti
Data
penelitian
dan
sekunder
perpustakaan
merupakan
suatu
dilakukan
untuk
Karyawan PT. BPR Prima Kredit
penelitian/riset
Sejahtera (Responden)
mendapatkan data sekunder dengan cara
yang
membaca, meneliti, mencari, menentukan NO
JABATAN
dan
BANYAKNYA
mempelajari
teori
yang
ada
1
DIREKSI
2 ORANG
2
KEPALA BAGIAN
7 ORANG
3
Ka/ KANTOR KAS
3 ORANG
4
Account T Officer
4 ORANG
5
OPERASIONAL
16 ORANG
sehingga data yang ada akan saling
6
KOLEKTOR
3 ORANG
melengkapi.
JUMLAH :
hubungannya dengan pembahasan tesis ini melalui
buku-buku
dengan
masalah
yang
yang
menunjang
akan
diteliti
35 ORANG
Metode Analisis Data Sumber : PT. BPR Prima Kredit Sejahtera
1. Analisis Deskriptif
(2012)
Analisis
deskriptif
dilakukan
untuk
mendapatkan deskripsi tentang budaya Teknik Pengumpulan Data
organisasi, motivasi kerja dan kinerja dari
Data yang dikumpulkan berupa
objek yang diteliti yaitu karyawan PT.
data yang terdiri dari data primer dan data
Bank Perkreditan Rakyat Prima Kredit
sekunder.
Sejahtera a. Data Primer
Data
primer
responden
diperoleh
terhadap
yang
diperoleh
pengolahan data kuesioner. dari
jawaban
kuesioner
yang
89
dari
hasil
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
variabel
2. Analisis Kausal. Tujuan dari analisis ini adalah untuk
bebas/
independen
terhadap
variabel terikat.
menguji secara empiris pengaruh dari variable budaya organisasi dan motivasi
Berdasarkan pengaruh antar variabel pada
kerja terhadap kinerja karyawan secara
hipotesis, digunakan model analisis regresi
parsial maupun simultan. Teknik analisis
linier berganda sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2 X2
data yang digunakan dalam menganalisis pengaruh variable independen terhadap
Dimana :
variable dependent menggunakan analisis
Y
= Kinerja Karyawan
regresi dengan aplikasi software SPSS ver
X1
= Budaya Organisasi
17.
X2
= Motivasi Kerja
b1b2b3 = Koefisien regresi a
3. Regresi Berganda. Analisis regresi berganda (Multivariate Regression)
merupakan
suatu
model
dimana variabel terikat tergantung pada dua atau lebih variabel bebas. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
90
= Konstanta
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
HASIL PENELITIAN DAN
Sebaran responden dilihat dari
PEMBAHASAN
jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel berikut:
Hasil penelitian dan pembahasan
Tabel 3. 1.
ini terdiri dari analisis deskriptif dan
Karakteristik Responden dilihat dari Jenis
kausal berdasarkan data primer. Interaksi dari
dua
analisis
kelamin
selanjutnya
dikombinasikan dengan data sekunder dan
No
dijadikan dasar untuk melakukan suatu analisa strategi Budaya Organisasi dan Motivasi
Kerja
karyawan
PT.
Bank
Prekreditan Rakyat Prima Kredit Sejahtera
Jenis
Frekuensi
kelamin
Prosentase (%)
1
Laki laki
24
71,43
2
Perempuan
11
28,57
Jumlah
35
100,00
Sumber : Hasil pengolahan Data Primer
untuk meningkatkan Kinerja di tengah persaingan era bisnis dewasa ini.
Jumlah responden terbanyak adalah berjenis kelamin laki-laki
Deskripsi Unit Analisis
yaitu sebanyak 25 orang sebesar
Dilihat dari Karakteristik
71,43% dan jumlah responden
responden dari pengolahan data 35
berjenis
responden yang dijadikan sample. Analisis
deskriptif
yang
berisi
tentang
Dari data ini menunjukan bahwa jumlah
jenis
Karakteristik
berdasarkan
data-data
data
Sejahtera
diolah
PT.
mayoritas
kelamin laki-laki.
kuesioner,
digambarkan
secara lengkap dapat dilihat sebagai
sebagai berikut :
berikut: 1.
karyawan
Bank
Prekreditan Rakyat Prima Kredit
kelamin, usia, pendidikan dan masa kerja.
perempuan
sebanyak 10 orang atau 28,57 %.
karakteristik
responden terdiri dari diagram dan tabel
kelamin
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis kelamin.
91
berjenis
Lebih jelas
melalui
grafik
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Sumber : Hasil pengolahan Data Primer Gambar 3.1. Diagram Gafik jumlah responden dilihat dari jenis kelamin
2.
Jumlah responden terba-
Responden Berdasar-kan Usia.
nyak adalah yang berusia antara 30 – Sebaran responden dilihat dari
No 1 2 3
40 tahun yaitu sebanyak 21 orang
usia dapat dilihat pada Tabel
sebesar
berikut :
responden yang berusia ≤ 30 tahun
Umur
Tabel 3.2 USIA Responden Frekuen Prosentas
≤ 30 th 30 th – 40 th > 40 th Jumlah
si
e (%)
10
28,57
60,00
%
dan
jumlah
adalah sebanyak 10 orang atau 28,57 %, sedangkan responden yang berusia diatas 40 tahun sebanyak 4 orang atau 11,43 %. Dari data ini menunjukan bahwa jumlah karyawan PT. Bank
21
60,00
4
11,43
35
100,00
Prekreditan
Rakyat
Prima
Kredit
Sejahtera mayoritas berumur antara 30-40 tahun. Lebih jelas digambarkan melalui grafik sebagai berikut :
Sumber : Hasil pengolahan Data Primer
Sumber : Hasil pengolahan Data Primer Gambar 3.2 Diagram grafik jumlah responden dilihat dari Usia
92
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
3.
Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan. Sebaran responden dilihat dari tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel 3.3. Karakteristik Responden dilihat dari Pendidikan No
Pendidikan
Frekuensi
Prosentase (%)
1
Sarjana (S1)
16
45,71
2
Diploma
13
37,14
3
SMA
6
17,14
35
100,00
Jumlah
Sumber : Hasil pengolahan Data Primer
atau
Jumlah responden terbanyak
17,14%.
Dari
data
ini
adalah yang berpendidikan Sarjana
menunjukan bahwa jumlah karyawan
(S1) yaitu sebanyak 16 orang sebesar
PT. Bank Prekreditan Rakyat Prima
45,71% dan jumlah responden yang
Kredit
berpendidikan Diploma sebanyak 13
berpendidikan Sarjana.
orang
digambarkan melalui grafik sebagai
atau
37,14%
dan
yang
berpendidikan SMA sebanyak 6 orang
Sejahtera
mayoritas Lebih jelas
berikut :
Sumber : Hasil pengolahan Data Primer Gambar 3.3 Diagram Gafik jumlah responden dilihat dari Pendidikan
93
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
4.
Deskripsi Responden
Sebaran responden dilihat dari masa
Berdasarkan Masa Kerja.
kerja karyawan
dapat dilihat pada
Tabel berikut : Tabel 3. 4. Karakteristik Responden dilihat dari lama menjadi anggota No
Masa kerja
Frekuensi
Prosentase (%)
1
< 5 th
22
62,86
2
5 – 10 th
11
31,43
3
> 10 th
2
5,71
35
100,00
Jumlah
Sumber : Hasil pengolahan Data Primer Jumlah responden terbanyak
tahun sebanyak 2 orang atau 5,71 % .
adalah yang masa kerja karyawan 5
Dari data ini menunjukan bahwa
tahun yaitu sebanyak 22 orang sebesar
jumlah
62,86 % dan jumlah responden yang
Prekreditan
masa kerja karyawan 5 - 10 tahun
Sejahtera mayoritas masa kerja 5
sebanyak 11 orang atau 31 ,43%,
tahun.
sedangkan yang masa kerjanya > 10
melalui grafik sebagai berikut :
karyawan Rakyat
PT.
Bank
Prima
Kredit
Lebih jelas digambarkan
Sumber : Hasil pengolahan Data Primer Gambar 3.4. Diagram Gafik jumlah responden dilihat dari masa kerja karyawan
94
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis 1. Analisis Pengaruh Budaya Organisasi (X1) secara parsial terhadap Kinerja (Y). a.
Uji persyaratan analisis. Untuk uji normalitas digunakan Normal Probability Plot (NPP) of
Regression Standardized Residual.
Sumber : Hasil olah data SPSS
Dari grafik di atas terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti garis diagonal berarti bahwa model regresi layak digunakan untuk memprediksi variabel terikat yaitu Kinerja berdasarkan masukan variabel Budaya Organisasi. b.
Analisis Regresi
1) Koefisien determinasi (nilai r square). Tabel 4.15. Nilai koefisien Determinasi (R square) Model Summaryb Adjusted R
Std. Error of the
Model
R
R Square
Square
Estimate
1
.830a
.689
.679
5.722
a. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Hasil Olah Data SPSS.
95
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Angka R square atau koefisien
Ha : bi ≠
0 variabel Budaya
determinasi adalah 0,689. Hal ini
Organisasi,
berarti 68,9 % variasi dari Kinerja
terhadap variabel Kinerja karyawan
karyawan PT. Bank Prekreditan
PT. Bank Prekreditan Rakyat Prima
Rakyat Prima Kredit Sejahtera
Kredit Sejahtera
dijelaskan oleh
berpengaruh
signifikan
variabel Budaya
Organisasi, sedangkan sisanya 100
Dasar pengambilan keputusan :
% - 68,9 % = 31,1 % dijelaskan
Jika t hitung < t tabel maka Ho
oleh sebab-sebab lain.
diterima
2) Uji parsial (Uji t)
Jika t hitung > t tabel maka Ho
Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi variabel
seberapa
ditolak.
pengaruh Organisasi
Dengan program software SPSS
terhadap variabel terikat (Kinerja).
didapatkan nilai t hitung dan signifikan-
Adapun hipotesa pada uji t adalah :
sinya .
Ho
Budaya
: bi = 0
variabel Budaya
Organisasi,
tidak
signifikan
terhadap
Kinerja
karyawan
berpengaruh variabel PT.
Bank
Prekreditan Rakyat Prima Kredit Sejahtera Tabel 4.16. t-Hitung dan Signifikansi Variabel Budaya Organisasi(X1) Terhadap Kinerja (Y). Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Budaya Organisasi
Std. Error
19.049
6.658
.744
.087
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data Hasil Pengolahan SPSS
96
Coefficients Beta
t
.830
Sig.
2.861
.007
8.541
.000
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Dari tabel di atas dapat dilihat
tabel (8,541
> 2,345), maka Ha
bahwa nilai t hitung untuk variabel
diterima artinya Budaya Organisasi
Budaya Organisasi = 8,541 Untuk df
berpengaruh
= n – 1 (35 – 1 = 34)
Kinerja
dengan
signifikansi (α) 0,05 dan uji dua sisi
Prekreditan
diperoleh t tabel = 2,345. t hitung > t
Sejahtera.
signifikan
terhadap
karyawan
PT.
Bank
Rakyat
Prima
Kredit
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penolakan Ho
½ α = 0,025
½ α = 0,025 Daerah Penerimaan Ho
-8,541
-2,345 -2
-1
0
1
2
2,345 8,541
Gambar 4.6. : Kurva Normal Budaya Organisasi terhadap Kinerja 3)
Persamaan Regresi Persamaan regresi yang dibentuk dari pengaruh variabel Budaya Organisasi terhadap variabel Kinerja adalah :
Ŷ = 19,049 + 0,744 X1 Y = f (X1) Y = Kinerja X1 = Budaya Organisasi
Angka konstanta 19,049 menyatakan
Persamaan regresi tersebut di atas
apabila tidak ada nilai dari variabel X1
dapat digunakan untuk memprediksi
pada dasarnya Y sudah mempunyai
besaran skor variabel Kinerja jika skor
nilai sebesar 19,049.
variabel Budaya Organisasi ditentukan. Angka
97
koefisien
regresi
0,744
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
menjelaskan
Bank Prekreditan Rakyat Prima Kredit
bahwa setiap penam-
bahan satu nilai variabel X1 akan
Sejahtera sebesar 0,744 kali.
meningkatkan Kinerja karya-wan PT.
2. Analisis Pengaruh Motivasi (X1) secara parsial terhadap Kinerja (Y) a.
Uji persyaratan analisis.
Pengujian
normalitas
normalitas ini biasanya dilakukan sebelum
analisis
dilakukan untuk melihat apakah
regresi.
Untuk uji normalitas
data setiap variabel bersumber dari
digunakan Normal Probability Plot
populasi yang berdistribusi normal
(NPP) of Regression Standardized
atau
Residual.
mendekati
normal.
data
Uji
korelasi
dan
Sumber : Hasil olah data SPSS Dari grafik di atas terlihat titik-
digunakan
titik menyebar di sekitar garis
variabel terikat yaitu Kinerja
diagonal
berdasarkan
serta
penyebarannya
mengikuti garis diagonal berarti bahwa
model
regresi
Motivasi.
layak
98
untuk
memprediksi
masukan
variabel
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
b.
Analisis Regresi 1)
Koefisien determinasi (nilai r square). Tabel 4.17. Nilai koefisien Determinasi (R square) Model Summaryb Std. Error of the Model
R
R Square .706a
1
Adjusted R Square
.499
Estimate
.483
7.260
a. Predictors: (Constant), Motivasi b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Hasil Olah Data SPSS. Angka R square atau koefisien
Prekreditan Rakyat Prima Kredit
determinasi adalah 0,499. Hal ini
Sejahtera.
berarti 49,9 % variasi dari Kinerja
Ha : bi ≠
karyawan PT. Bank Prekreditan
Organisasi, berpengaruh signifikan
Rakyat Prima Kredit Sejahtera
terhadap
dijelaskan
karyawan PT. Bank Prekreditan
oleh
variabel
Motivasi, sedangkan sisanya 100
0 variabel Budaya variabel
Kinerja
Rakyat Prima Kredit Sejahtera
% - 49,9 % = 50,1% dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
Dasar pengambilan keputusan : - Jika t hitung < t tabel maka Ho
2) Uji parsial (Uji t)
diterima
Uji t dilakukan untuk menguji
- Jika t hitung > t tabel maka Ho
signifikansi
ditolak.
seberapa
pengaruh
variabel Motivasi terhadap variabel terikat (Kinerja). Adapun hipotesa
Dengan
pada uji t adalah :
didapatkan
Ho : bi = 0
variabel Budaya
Organisasi,
tidak
signifikan
terhadap
Kinerja
karyawan
nilai
signifikansinya .
berpengaruh variabel PT.
program
Bank
99
software t
hitung
SPSS dan
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Tabel 4.18. t-Hitung dan Signifikansi Variabel Motivasi (X2) Terhadap Kinerja (Y). Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients
Coefficients
Model
B
1
11.578
11.192
.842
.147
(Constant) Motivasi
Std. Error
Beta
t
.706
Sig.
1.034
.308
5.729
.000
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data Hasil Pengolahan SPSS
Dari tabel di atas dapat dilihat
artinya
Motivasi
berpengaruh
bahwa nilai t hitung untuk variabel
signifikan
Motivasi = 5,729. Untuk df = n –
karyawan PT. Bank Prekreditan
1 (35 – 1 = 34) dengan signifikansi
Rakyat Prima Kredit Sejahtera.
terhadap
Kinerja
(α) 0,05 dan uji dua sisi diperoleh t tabel = 2,345. t hitung > t tabel (5,729 > 2,345), maka Ha diterima
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penolakan Ho
½ α = 0,025
½ α = 0,025 Daerah Penerimaan Ho
-5,729
-2,345 -2
-1
0
1
2
2,729 5,729
Gambar 4.7. Kurva Normal Motivasi terhadap Kinerja
100
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
bahwa setiap penambahan satu nilai
3) Persamaan Regresi Persamaan regresi yang dibentuk
variabel
X1
akan meningkatkan
dari pengaruh variabel Motivasi
Kinerja
karyawan
PT.
Bank
terhadap variabel Kinerja adalah :
Prekreditan
Rakyat
Prima
Kredit
Ŷ = 11,578 + 0,842 X1
Sejahtera sebesar 0,842 kali.
Y = f (X1) Y = Kinerja
3.
X2 = Motivasi
Pengaruh Budaya Organisasi (X1) dan Motivasi
(X2
)
secara
simultan
Angka konstanta 11,578 menyatakan
terhadap variabel Kinerja pegawai (Y)
apabila tidak ada nilai dari variabel X1
a. Uji persyaratan analisis
pada dasarnya Y sudah mempunyai
Grafik
NPP
nilai sebesar 11,578
Standardized
Residual
Persamaan regresi tersebut di atas
Budaya Organisasi dan Motivasi
dapat digunakan untuk memprediksi
secara simultan terhadap variabel
besaran skor variabel Kinerja jika skor
Kinerja adalah sebagai berikut :
Regression variabel
variabel Motivasi ditentukan. Angka koefisien regresi 0,842 menjelaskan
Sumber : Hasil olah data SPSS Dari grafik di atas terlihat titik-titik
garis diagonal berarti bahwa model
menyebar di sekitar garis diagonal
regresi layak digunakan untuk
serta
memprediksi
penyebarannya
mengikuti
101
variabel
Kinerja
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
berdasarkan
masukan
variabel
Besarnya koefisien korelasi dan
Budaya Organisasi dan Motivasi.
koefisien determinasi variabel Budaya
b. Uji Korelasi dan Regresi
Organisasi dan Motivasi secara simultan
1) Koefisien Korelasi dan
terhadap variabel Kinerja dapat dilihat
Deter minasi
pada tabel berikut ini : Tabel 4.19.
Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Variabel Budaya Organisasi (X1) dan Motivasi (X2) terhadap Variabel Kinerja (Y) Model Summaryb Std. Error of the Model
R
R Square .859a
1
Adjusted R Square
.737
Estimate
.721
5.339
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Budaya Organisasi b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : hasil pengolahan SPSS
Besarnya
koefisien
26,3% dipengaruhi oleh faktor lain
korelasi
di luar penelitian.
Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kepuasan Kerja sebesar 0,859 artinya Budaya Organisasi dan
Motivasi
2) Uji Simultan (Uji-F)
mempunyai
Besarnya
nilai
Fhitung
variabel
hubungan yang positif dan kuat
Budaya Organisasi dan Motivasi
terhadap Kinerja.
secara simultan terhadap variabel
Besarnya nilai R square atau
Kinerja dapat dilihat pada tabel
koefisien determinasi sebesar 0,737
berikut ini :
artinya variabel Budaya Organisasi dan Motivasi mampu menerangkan variasi variabel Kinerja sebesar 73,7% dan sisanya 100% - 73,7% =
102
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Tabel 4.20. F Hitung dan Signifikansi Variabel Budaya Organisasi (X1) dan Motivasi (X2) terhadap Variabel Kinerja (Y) ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Regression Residual Total
df
Mean Square
2557.275
2
1278.638
912.267
32
28.508
3469.543
34
F
Sig. .000a
44.851
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Budaya Organisasi b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : hasil pengolahan SPSS
Dari tabel di atas, nilai Fhitung =
0,000 maka Ho ditolak atau Ha
44,851. Untuk df = n – k – 1 = 32
diterima. Hal ini berarti bahwa
dengan signifikansi (α) 0,05 dan
variabel Budaya Organisasi dan
uji dua sisi diperoleh Ftable = 3,295.
Motivasi secara simultan mempu-
Terlihat bahwa nilai Fhitung (44,851)
nyai pengaruh yang signifikan
> Ftable (3,295) dengan signifikansi
terhadap variabel Kinerja.
3)
Persamaan Regresi Tabel 4.21. t Hitung Variabel Budaya Organisasi (X1) dan Motivasi (X2) terhadap Variabel Kinerja (Y) Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients
Model 1
(Constant)
B
Std. Error
Coefficients Beta
t
Sig.
5.659
8.304
.681
.500
Budaya Organisasi
.575
.107
.642 5.386
.000
Motivasi
.345
.142
.290 2.430
.021
103
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constant)
Coefficients
Std. Error
Beta
t
Sig.
5.659
8.304
.681
.500
Budaya Organisasi
.575
.107
.642 5.386
.000
Motivasi
.345
.142
.290 2.430
.021
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : hasil pengolahan SPSS
Dari tabel di atas tampak bahwa
atas tampak jelas bahwa bila skor
nilai a = 5,659, b1 = 0,575 dan b2
variabel
= 0,345.
Dengan demikian
bertambah sebesar 1 (satu) kali
persamaan regresi linier berganda
maka skor variabel Kinerja akan
variabel Budaya Organisasi dan
bertambah sebesar 0,575.
Motivasi secara simultan terhadap
bila
variabel Kinerja adalah :
bertambah sebesar 1 (satu) kali
Ŷ = 5,659 + 0,575 X1 + 0,345 X2.
maka skor variabel
Y = f (X1,X2)
bertambah sebesar 0,345.
Budaya
skor
Organisasi
variabel
Dan
Motivasi
Kinerja akan
Y = Kinerja X1 = Budaya Organisasi X2 = Motivasi
2. Pembahasan
Konstanta
a. Koefisien Determinasi (R2 dan adjusted R2). Koefisien determinasi
sebesar
5,695
menyatakan bahwa jika tidak ada nilai
Budaya
Organisasi
ditujukan untuk mengetahui seberapa
dan
besar
Motivasi, maka kepuasan kerja
atau dua variabel bebas terhadap
di atas dapat digunakan untuk
variabel terikat, koefisien determinasi
memprediksi besaran skor variabel
yang digunakan adalah R2 (R square)
Kinerja jika skor variabel Budaya ditentukan.
prosentase
variabel terikat. Untuk pengaruh satu
Persamaan regresi tersebut
dan
atau
pengaruh variabel bebas terhadap
pegawai nilainya 5,695.
Organisasi
kontribusi
yang merupakan hasil pengkuadratan
Motivasi
dari nilai R.
Dari persamaan di
104
Sedangkan untuk
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
hubungan lebih dari dua variabel
adalah adjusted R2. Nilai adjusted R2
bebas
selalu lebih kecil dari R2 (Santoso,
terhadap
variabel
terikat,
koefisien determinasi yang dipakai
2000).
Tabel 4.22. Koefisien determinasi (R2 dan Adjusted R2), hasil uji t dan F (Anova) antar variabel bebas dan variabel terikat. Pengaruh Antar
R2
Variabel
t
Adjus ted R
2
t tabel
F
hitung
F tabel
hitung
X1 dan X2 --- Y
0,737
-
-
-
44,851
3,295
X2 - Y
0,499
-
5,729
2,345
-
-
X1 - Y
0,689
-
8,541
2,345
-
-
Hal ini juga berarti bahwa variasi
variabel
karyawan Rakyat
PT. Prima
memiliki hubungan
(Kinerja)
yang kuat dan pengaruh signifikan
Prekreditan
terhadap variabel terikat (Kinerja).
Sejahtera
Variabel Budaya Organisasi memiliki
terikat Bank
variabel bebas
Kredit
ditentukan paling nyata oleh variabel
korelasi positif
bebas secara bersama-sama sebesar
Kinerja, yang berarti jika semakin
73,7 %. Sedangkan pengaruh secara
besar nilai variabel Budaya Organisasi
terpisah (parsial) dari variabel bebas
akan meningkatkan Kinerja karyawan
terhadap variabel terikat, prosentase
PT. Bank Prekreditan Rakyat Prima
paling besar adalah pengaruh variabel
Kredit Sejahtera. Begitu juga dengan
Budaya
terhadap
variabel Motivasi memiliki korelasi
variabel terikat yaitu sebesar 68,9 %
positif terhadap Kinerjakaryawan PT.
jika dibandingkan dengan variabel
Bank Prekreditan Rakyat Prima Kredit
bebas lainnya yaitu Motivasi sebesar
Sejahtera.
Organisasi
(X1)
49,9 %
terhadap variabel
Pada analisa regresi ganda
b. Analisa Regresi. Dari hasil
(secara simultan) kedua
variabel
analisa
data
bebas
bahwa
pada
signifikan terhadap variabel terikat.
analisa regresi sederhana (terpisah),
Hal ini menunjukkan bahwa Budaya
diperoleh
kenyataan
105
terlihat
memiliki
pengaruh
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Organisasi dan
Motivasi secara
Secara
lengkap
persamaan
simultan memberikan pengaruh atau
regresi dari setiap model dapat dilihat
kontribusi signifikan terhadap Kinerja
sebagai berikut :
karyawan
PT.
Bank
Prekreditan
Rakyat Prima Kredit Sejahtera. Tabel 4.23. Persamaan Regresi Nomor
Pengaruh Antar Variabel
Model Persamaan Regresi
1
X1 dan X2 --- Y
Y = 5,659 + 0,574 X1 + 0,345 X2
2
X2 - Y
Y = 11,578 + 0,842 X2
3
X1 - Y
Y = 19,049 + 0,744 X1
Sumber : Hasil Olah Data SPSS
Kredit Sejahtera yaitu sebesar 0.706 dimana nilai koefisien determinasi 49.9% yang berarti 49,9 % variasi dari Kinerja karyawan PT. Bank Prekreditan Rakyat Prima Kredit Sejahtera dijelaskan oleh variabel Motivasi, sedangkan sisanya 100 % 49,9 % = 50,1 % dijelaskan oleh sebab-sebab lain. 3. Terdapat hubungan sangat kuat antara Budaya Organisasi dan Motivasi secara simultan terhadap Kinerja karyawan PT. Bank Perkreditan Rakyat Prima Kredit Sejahtera yaitu sebesar 0,859 dimana nilai koefisien determinasi 73,7% yang berarti 73,7 % variasi dari Kinerja karyawan PT. Bank Prekreditan Rakyat Prima Kredit Sejahtera dijelaskan oleh variabel Budaya Organisasi dan Motivasi secara simultan, sedangkan sisanya 100 % - 73,7 % = 26,3 % dijelaskan oleh sebab-sebab lain seperti
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil pengujian hipotesa dan analisa pada bab terdahulu dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan yang kuat antar Budaya Organisasi terhadap Kinerja karyawan PT. Bank Prekreditan Rakyat Prima Kredit Sejahtera yaitu sebesar 0.830 dimana nilai koefisien determinasi 68.9% yang berarti 68,9 % variasi dari Kinerja karyawan PT. Bank Prekreditan Rakyat Prima Kredit Sejahtera dijelaskan oleh variabel Budaya Organisasi, sedangkan sisanya 100 % - 68,9 % = 31,1 % dijelaskan oleh sebab-sebab lain. 2. Terdapat hubungan yang kuat antara Motivasi terhadap Kinerja karyawan PT. Bank Prekreditan Rakyat Prima
106
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
kompensasi, kurangnya perhatian pimpinan 4. Terdapat pengaruh signifikansi variabel Budaya Organisasi dan Motivasi secara bersama-sama terhadap variabel Kinerja yaitu: F-hitung > F tabel (44,851 > 3,295).
hasil penelitian kedua variable bebas
5. Persamaan regresi variabel Budaya Organisasi dan Motivasi secara bersama-sama terhadap variabel Kinerja yaitu : Y = 5,659 + 0,575 X1 + 0,345 X2
yang direncanakan dapat tercapai
yaitu Budaya Organiasi dan Motivasi Kerja, mampu meningkatkan Kinerja karyawan, sehingga dengan adanya kedua variable bebas tersebut kinerja karyawan meningkat, program kerja dengan kinerja karyawan yang tinggi. Penelitian ini perlu dilakukan kajian lebih
mendalam
mengambil 6. Angka konstanta 5,659 menyatakan apabila tidak ada pengaruh dari variabel X1 dan X2 secara simultan pada dasarnya Y sudah mempunyai nilai sebesar 5,659 dan angka koefisien regresi 0,575 menjelaskan bahwa setiap penambahan satu nilai variabel X1 akan meningkatkan Kinerja karyawan PT. Bank Prekreditan Rakyat Prima Kredit Sejahtera sebesar 0,575 kali dengan asumsi variabel X2 tetap, sedangkan angka koefisien regresi 0,345 menjelaskan bahwa setiap penambahan satu nilai variabel akan meningkatkan Kinerja X2 karyawan PT. Bank Prekreditan Rakyat Prima Kredit Sejahtera sebesar 0,345 kali dengan asumsi variabel X1 tetap.
jumlah
dengan
sampel
lebih
banyak dan dengan menggunakan variable
lain
selain
yang
sudah
peneliti gunakan.
Saran Berdasarkan kesimpulan dan inplikasi diatas maka dapat disarankan sebagai berikut: 1. Budaya
Organisasi
mempunyai
dominasi dalam mempengaruhi Kinerja karyawan PT. Bank Prekreditan Rakyat Prima Kredit Sejahtera, agar pimpinan memperhatikan
suasana
Budaya
Organisasi yang ada saat ini, khususnya masalah kualitas Budaya Organisasi tersebut, terutama masalah sarana dan
Implikasi
prasarana,
Berdasarkan hasil penelitian,
berkesinambungan
pengaruh variabel Budaya Organisasi Bank
pula
faktor
dengan
materi
sesuai keibutuhan.
dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja PT.
demikian
pendidikan dan pelatihan dilakukan
implikasi penelitian ini adalah pada
karyawan
lagi
2.
Prekreditan
Motivasi karyawan dapat ditingkatkan menjadi lebih kondusif dengan
Rakyat Prima Kredit Sejahtera. Dari
107
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
jalan memberikan penghargaan dan
karyawan yang berprestasi.
kompensasi yang memadai bagi
DAFTAR PUSTAKA Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2008.
Mangkunegara, Anwar Prabu, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, PT. Refika Aditama,.Bandung, 2007.
S.P.
Maslow, Abraham, A Dale Timpe Seri Manajemen Sumber Daya Manusia, (Memotivasi Pegawai ) PT. Elek Media Komputindo, Jakarta, 2002. Pabunda
Hasibuan, Malayu, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2003.
Umar, Husein, Riset SDM Dalam Organisasi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998, tentang Perbankan.
Tika, H. Moh, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2006.
Wisnu UR, Dicky dan Siti Nurhasanah, Teori Organisasi, Struktur dan Desain, Penerbit Universitas Muhamadiyah, Malang, 2005
Santoso, Singgih, Buku Latihan SPSS Statistik Non Parametrik, PT. Elex Komputindo, Jakarta, 2001.
108
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
PENGARUH CELESTIAL INCENTIVES DAN ECONOMIC INCENTIVES TERHADAP MOTIVASI DAN DAMPAKNYA PADA KUALITAS JASA DAN KELUHAN PELANGGAN (Studi Kasus Kartu SHAR-E Bank Muamalat Indonesia) Oleh: Milwani
ABSTRACT
The result of this research show that the celestial incentives positively associated with motivation, the economic incentives positively associated with motivation, the economic incentives positively associated with service quality, motivation positively associated with service quality and service quality positively associated with customer complain. Contrary, the celestial incentives negatively associated with service quality, the celestial incentives negatively associated with customer complain and the economic incentives negatively associated with customer complain. This result of this research show that economic incentives factors still dominated in sharia bank. This result indicates that customer will satisfy or complain associated of service quality factors. This service quality factors associated of motivation, and motivation factors associated with incentive. Keywords : celestial incentives, economic incentives., motivation, service quality and customer complain. tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia.
LATAR BELAKANG Dalam perbankan
beberapa syariah
tahun
terus
Bank Indonesia sendiri telah membentuk
terakhir,
satu bidang tersendiri yang mengurusi
menunjukkan
masalah
perkembangan yang lebih cepat dari
perbankan
syariah
dibawah
struktur/ naungan Direktorat Perbankan
perkiraan. Lahirnya Undang-Undang No.
Syariah. Saat ini terdapat 27 Bank syariah,
10 tahun 1998 tentang perubahan atas
yang terdiri dari 3 bank umum syariah,
Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang
yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank
perbankan pada bulan November 1998,
Syariah Mandiri dan Bank Syariah Mega
telah memberi peluang sangat baik bagi 109
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Indonesia, dan 24 bank unit usaha syariah
1998 tentang perubahan atas Undang-
yaitu Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat
Undang No. 7 tahun 1992 tentang
Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank
perbankan. Memberi peluang sangat baik
Bukopin,
bagi tumbuhnya bank-bank syariah di
Bank
Internasional
Danamon,
Indonesia,
Bank
Bank CIMB
Indonesia.
Niaga, Bank Permata, Bank HSBC, Bank
Pada
DKI, Bank Jabar, Bank Jatim, Bank Riau,
dibentuk satu bidang tersendiri yang
Bank Sumut, Bank Sumsel, Bank Kalbar,
mengurusi masalah perbankan syariah
Bank Kalsel, Bank Kaltim, BPD Aceh,
yaitu Direktorat Perbankan Syariah
BPD NTB, BPD DIY, Bank Nagari (BPD
Saat ini ada 27 Bank syariah, yang terdiri
Sumbar), Bank Sulsel. (www.mui.go.id).
dari 3 bank umum syariah yaitu Bank
BMI termasuk cepat perkembang-annya,
Muamalat
dibuktikan dengan kinerjanya.
Mandiri Bank Syariah Mega Indonesia, 24
Bank
Indonesia
Indonesia,
sendiri
Bank
telah
Syariah
Per Februari 2006 :
bank unit usaha syariah
– Asset BMI : meningkat 20,08 %
Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat
(dari Rp 7,07 triliun. menjadi Rp
Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank
8,48 triliun).
Bukopin,
– Dana
pihak
ketiga
(DPK)
Bank
Internasional
Danamon,
Indonesia,
Bank
Bank CIMB
meningkat 24,36 % (dari Rp 5,44
Niaga, Bank Permata, Bank HSBC, Bank
triliun menjadi Rp 6,78 triliun).
DKI, Bank Jabar, Bank Jatim, Bank Riau,
– Pembiayaan tercatat meningkat
Bank Sumut, Bank Sumsel, Bank Kalbar,
8,39 % (dari Rp 5,96 triliun
Bank Kalsel, Bank Kaltim, BPD Aceh,
menjadi Rp 6,46 triliun)
BPD NTB, BPD DIY, Bank Nagari (BPD
– Hingga akhir Februari lalu, BMI telah
mencetak
laba
Sumbar), Bank Sulsel. (www.mui.go.id).
bersih
sebesar Rp 48,66 mil PENELITIAN Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan
Produk unggulan BMI yaitu Kartu Shar-e.
53,84 % dibandingkan perolehan laba
Kartu tabungan yang dapat digunakan
bersih pada periode sama tahun lalu
untuk penarikan tunai (bebas biaya) di
sebesar Rp 31,63 miliar(Republika; 2008 ).
lebih dari 8.888 ATM yang dimiliki lebih dari 50 bank, dan dapat diguna kan sebagai
Profil Industri Perbankan
kartu debit di lebih dari 18.000 merchant.
Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 110
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
customer Faktor-faktor Pemicu
-celestial
incentives
customer
Insentif.
-dan
yang berasal dari Allah SWT yg ibadah
complain
service
customer
lebih ke Long Term Oreantation, karena
terhadap (keluhan
pelanggan),
Celestial Insenves : Insentif
bekerja
(keluhan
pelanggan),
Dalam konsep Bank Syariah terdapat dua 1.
complain
quality
terhadap
complain
(keluhan
pelanggan).
dan
semangat Ukhrowi.
RUANG LINGKUP PENELITIAN
2 Economic incentive : Insentif yang berdasar
kan
pada
Kantor Bank Muamalat Indonesia yang dijadikan penelitian : – Kantor pusat operasional beserta
nilai-nilai
ekonomi lebih
ke
Oreantation,
arah
Short-Term
faktor
yg
dilandasi
cabang pembantu.
hanya
–
ekonomi
cabang pembantu. Data Primer :
(gaji,tunjangan,bonus dsb) – TUJUAN PENELITIAN 1.Tujuan umum untuk mengetahui
pada
kuesioner
yang
karyawan
Bank
Muamalat kantor pusat dan cabang Kalimalang,
menggunakan kartu shar-e.
pertanyaan
2. Tujuan khususnya untuk mengetahui
berupa yang
pertanyaansesuai
untuk
mengukur variabel penelitian, seperti
perngaruh atau interaksi variabel-
celestial dan economic incentives,
variabel : incentives
motivasi,
motivasi, kualitas jasa dan keluhan
terhadap
penggan.
conomic incentives –
terhadap motivasi,
yang dibahas.
(kualitas jasa) incentives
Hasil studi pustaka terhadap teori yang relevan dengan permasalahan
-motivasi terhadap service quality -celestial
Menggunakan dibagikan
tingkat kepuasan konsumen setelah
-celestial
Kantor cabang Kalimalang beserta
terhadap
KAJIAN PUSTAKA
service quality (kualitas jasa) -economic
incentives
terhadap
Meskipun
kepuasan
konsumen
service quality (kualitas jasa)
merupakan titik sentral rencana perusa-
-economic
haan, kepuasan karyawan merupa-kan hal
incentives
terhadap
111
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
yang tidak kalah pentingnya untuk menjadi
–
Economic incentives berpengaruh secara langsung terhadap service quality (kualitas jasa)
–
Economic incentives berpengaruh secara langsung terhadap customer complain (keluhan pelanggan)
–
Celestial incentives berpengaruh secara langsung terhadap customer complain (keluhan pelanggan)
–
Service quality berpengaruh secara langsung terhadap customer complain (keluhan pelanggan).
perhatian perusahaan. Karyawan yang termotivasi dengan baik akan melaksanakan tugasnya untuk mem berikan yang terbaik kepada konsumen. Insentif yang layak, motivasi kerja yang baik, pelatihan-pelatihan yang dilakukan, penghargaan yang diberikan, kepastian dalam perencana an karir dan ikut mendapat perolehan dari laba. (Jasfar, 2005:52).
Model Penelitian Model penelitian terdiri dari lima variabel yaitu : * * * * *
Celestial incentives Economic Incentives. Motivation Service quality Customer complain
Model Konseptual : Model Path Analysis / Paradigma jalur (Sugiono 2003 : 48)
Kelima variabel tersebut dibentuk/dicari hubungan antara satu dengan yang lainnya. Hubungan tersebut adalah : –
Celestial incentives berpengaruh secara langsung terhadap motivasi
–
Economic incentives berpengaruh secara langsung terhadap motivasi
Formulasi 1 dan 2
Gambar 2
Celestial Incentives
–
Motivasi berpengaruh langsung terhadap service quality (kualitas jasa)
H1(+)
Motivasi
H2(+)
–
Economic Incentive
Celestial incentives berpengaruh langsung terhadap service quality (kualitas jasa), 112
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
dari celestial incentives terhadap
Hipotesis • Celestial incentives seperti telah
motivasi ”. / H1(+)
didefinisikan merupakan konsep ilahiah yang mendorong seseorang
•
bekerja lebih giat. Amin (2004:59)
short-term
menyebutkan bekerja bukan hanya
gaji, tunjangan, bonus dan lainnya.
celestial
Dapat dikatakan apabila karyawan
incentives., faktor ini lebih ke long-
mendapat kan insentif ekonomi
term orientation (jangka panjang).
yang baik maka akan berdampak
Faktor bekerja dilandasi dengan
positif terhadap motivasi.
nilai-nilai ilahiyah, bekerja secara
•
ikhlas, bekerja merupakan ibadah,
Dalam
semangat
interpretasi semata,
tetapi
yang
baik
motivasi juga
diformulasikan
ini
hipotesis
dua
sebagai berikut:
bekerja bukan mencari kepuasan materi
ekonomi
meningkat. Dengan demikian dapat
ukhrowi.
konsep
Insentif
diyakini akan
serta faktor-faktor lainnya yang merupakan
(jangka
dilandasi faktor ekonomi yaitu :
lebih kepada aspek jangka panjang Dalam
orientation
pendek). Dalam faktor ini hanya
mencari aspek keduniaan tetapi (ukhrowi).
Economic insentive lebih ke arah
H2 : “Terdapat pengaruh positif
pada
dari economic incentives terhadap
kepuasan batin dan ketenangan.
motivasi” / H2(+).
Jika pemahaman terhadap konsep Formulasi 3, 4 dan 5
celestial baik maka akan menim-
Gambar 3
bulkan motivasi dalam bekerja.
Celestial Incentives
H4(+) H1(+)
•
Celestial Insentives
yang baik
Motivasi
H3(+)
Cervice Quality
H2(+)
akan
berdampak
motivasi.
positif pada
Pengaruh
H5(+) Economic Incentive
celestial
incentives yang baik diyakini akan menyebabkan
motivasi
•
juga
Motivasi ini harus berasal dari
meningkat. Berdasarkan argumen-
dalam
tasi tersebut maka dapat diformula-
Kepuasan
sikan hipotesis sebagai berikut:
terletak pada kepuasan karyawan. –
perusahaan
sendiri.
konsumen
kuncinya
Apabila
keryawan
termotivasi dalam bekerja
H1: “ Terdapat pengaruh positif
113
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
maka
mereka
sehingga memberikan kualitas jasa
akan
yang baik.
memberikan kualitas jasa yang –
sama
atau
•
lebih
Kualitas
internal
menunjukkan
kepada konsumen.
suasana atau lingkungan tempat
Sebaliknya apabila mereka
karyawan
bekerja,
termasuk
tidak
pakaian
muslim,
kondisi
termotivasi
maka
besar kemung kinan mereka
keikhlasan dalam bekerja. Amin
akan
(2000:73) menyatakan dalam teori
berperilaku
atau
memberikan kualitas jasa
celestial-nya,
jika
karyawan
dengan tidak sepenuh hati.
mempunyai hati yang tenang dalam bekerja, maka akan berdampak
•
Maka apabila karyawan berada
positif pada kualitas jasa yang
pada kondisi motivasi yang baik
diberikan
akan
kepada
nasabah.
positif,
maka
Berdasarkan argumentasi tersebut
juga
akan
dapat diformulasikan
memberikan kualitas jasa yang
empat sebagai berikut:
baik
H4 : “Terdapat pengaruh positif
berdampak
karyawan
tersebut
pula
Dengan
terhadap
pelanggan.
demikian
hipotesis
dari celestial incentives terhadap
dapat
disimpulkan hipotesis tiga sebagai
kualitas jasa (service quality)”,
berikut:
atau H4 (+).
H3 : “Terdapat pengaruh positif dari motivasi (motivation) terhadap
•
•
•
Kualitas
jasa
kualitas jasa service quality)” atau
kepada
pelanggan
H3 (+)
terletak pada kepuasan karyawan.
Apabila seorang karyawan sudah
•
Apabila
yang
diberikan kuncinya
karyawan
puas
dan
nyaman dalam bekerja, maka akan
diperlakukan baik oleh perusahaan
memberikan output yang baik bagi
maka mereka akan memberikan
perusahaan.
kualitas
Dalam
konteks
bank
syariah
jasa
yang
setimpal.
Kepuasan karyawan ini salah satu faktornya adalah insentif ekonomi.
seseorang nyaman bekerja jika ia bekerja dilandasi nilai-nilai •
/lahiah. Kualitas internal akan menciptakan kepuasan karyawan
Heskett
dalam
Fitzsimmons
(2001:62) dalam Quality Wheel 114
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Heskett,
kepuasan
berarti
konsumen
nilai
(value)
islami
terpenuhi.
kuncinya terletak pada kepuasan karyawan. • •
Amin
(2000 :77)
menyatakan
Jika insentif ekonomi terpenuhi
bahwa bekerja harus dilandasi
dengan cukup dan memuaskan
aspek-aspek ruhaniah. la menyata-
maka
kan konsep ini dengan sebutan
akan
berpengaruh
pada
kualitas jasa yang baik.
celestial incentives, konsep ini menyatakan bahwa dalam bekerja
•
Kualitas jasa ini yang nantinya
seseorang dilandasi oleh nilai-nilai
akan menentukan apakah konsu
spiritual. Nilai-nilai spiritual ini
men puas atau tidak.
akan berpengaruh pada kualitas kerja.
•
Berdasarkan argumentasi tersebut maka
dapat
diformulasikan
•
hipotesis lima sebagai berikut:
Jika celestial incentives terpenuhi atau positif, maka akan berbanding
H5 : "Terdapat pengaruh positif
lurus dengan kepuasan nasabah.
dari economic incentives terhadap
•
service Quality" /(5+)
Sebaliknya jika celestial incentives tidak terpenuhi atau negatif maka akan
Formulasi 6, 7 dan 8
menimbulkan
customer
complain (keluhan pelanggan).
Gambar 4
Celestial Incentives
•
H6(-) H1(+)
H4(+)
H3(+) Motivasi
H2(+)
Dengan
demikian
dapat
H8(-) Cervice Quality
diformulasikan
Customer Complaint
hipotesis
enam
H5(+) H7(-)
sebagai berikut:
Economic Incentive
H6 : “Terdapat pengaruh negatif •
dari celestial incentives terhadap
Dalam bekerja seseorang pasti
customer
ingin mendapatkan kenyamanan merasa
nyaman,
(keluhan
pelanggan)”, atau H6 (-)
dalam bekerja. Apabila seseorang sudah
complain
maka
•
apapun akan di berikan kepada
Kepuasan
karyawan
akan
mendorong terciptanya produkti-
perusahaan. Dalam bekerja di bank
vitas kerja dan sedikitnya tingkat
syariah, kebutuh an nyaman ini
keluar masuk karyawan (employee 115
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
satisfaction drives retention and •
productivity).
Citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau
•
Heskett
dalam
(2001:73)
persepsi
Fitzsimmons
menyatakan
pihak
melainkan
contact
penyedia
berdasarkan
jasa, sudut
pandang atau persepsi konsumen.
person sangat penting, maka model Heskett ini lebih mengutamakan •
kualitas internal (Internal quality) sebagai
kunci
memberikan
perusahaan, sehingga merekalah
kesuksessan
pelayanan
Konsumenlah yang menikmati jasa yang menentukan kualitas jasa.
yang
Jika persepsi konsumen tidak baik
berkualitas.
maka •
Karyawan
harus
kepada
yang
apabila kesannya positif, berarti konsumennya merasa puas atau
dapat
sangat puas, yang merupakan suatu
mengurangi keluhan.
indikator
Semakin baik atau positif
jasa
yang
baik. Apabila apa yang dirasakan
maka akan mengurangi tingkat
konsumen
keluhan dari pelanggan. jika
bahwa
diberikan mempunyai kualitas yang
insentif ekonomi yang diberikan,
Sebaliknya
keluhan
Dengan perkataan lain,
diberikan
konsumen
terjadi
(complain) oleh konsumen.
diberikan
kepuasan terlebih dahulu sehingga produktivitas
akan
masih
di
bawah
harapannya, maka berarti kualitas
insentif
jasa itu masih rendah.
ekonomi yang diberikan perusahaan tidak memuaskan atau negatif, maka
akan
berdampak
•
pada
Dengan demikian dapat disimpulkan hipotesis delapan sebagai
meningkatnya keluhan pelanggan.
berikut: •
H8: ”Terdapat pengaruh negatif
Berdasarkan argumentasi tersebut maka
dapat
dari
diformulasikan
customer
hipotesis tujuh sebagai berikut:
quality
complain
pelanggan)” atau H8 (-).
H7 : “Terdapat pengaruh negatif dari economic incentives
service
ter-
hadap customer complain (keluhan pelanggan)” atau H7 (-). 116
terhadap (keluhan
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
kualitas jasa dan keluhan pelang
METODE PENELITIAN •
Menggunakan penelitian
metodologi Kuantitatif
didasarkan
filsafat
gan : studi kasus pada tabungan
yang
Shar-e Bank Muamalat Indonesia.
positivisme PENGOLAHAN DATA DENGAN PROG RAM SPSS 15.0 :
yakni dengan pola pikir ” logika hepotetika, verifikatif ” –
Pengolahan data dilakukan dengan tiga cara sbb.: – Operasionalisasi variabel &
Proses penelitian berangkat dari masalah yang jelas.
–
Menggunakan hasil
teori
penelitian
dan
pengukur an.
yang
–
Model Analisis Faktor.
relevan untuk merumuskan
–
Model Analisis Regresi
hypotesis. –
Berganda
Pengumpulkan
data
menggunakan instrumen
Operasionalisasi Variabel dan
dan menggunakan teknik
Pengukuran
statistik
(dalam
hal
ini
•
software SPSS versi 15.0)
Operasionalisasi variabel menggunakan skala Likert berdasarkan point 7.
•
Metode survei : menggunakan beberapa
pertanyaan
•
terstruktur
tidak setujuh dan sangat rendah.
untuk mendapatkan informasi seca-
•
ra spesifik (Malhotra 2004:204). Melalui
kuisioner
Sedangkan angka 7 adalah sangat setujuh dan sangat tinggi.
yang
dibagikan pada karyawan (dari 200
Analisis Faktor
kuisioner yang dibagikan pada
•
Dimana angka 1 adalah sangat
•
Perhitungan dilakukan terhadap
karyawan, yang diterima kembali
tiap variabel yang meliputi jumlah
setelah diisi oleh karyawan 151
kasus yang valid, realibel,rata-rata
kuisioner)
dan standar deviasi.
Informasi spesifik yang dibutuhkan dalam
dilakukan : menghitung matriks
Pengaruh celestial insentive dan
korelasi variabel yang antara lain
insentive
ini
Untuk tiap analisis faktor
adalah
economic
penelitian
•
terhadap
–
motivasi dan dampaknya pada
meliputi tingkat signifikansi, determinan
117
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
dan invers. –
1998:111)
Ada beberapa hal yang harus dipenuhi dalam
Uji Reliabilitas :
melakukan analisis faktor,
- Realibel, jika Koefisien Cronbach’s
yaitu:
Alpha Realibility > 0,7
a. Data
-
Variabel dependen harus berupa
Cranbach’s Alpha Realibility < 0,7
data
kuantitatif
pada
Tidak
Realibel,
tingkat
jika
Koefisien
( Hair et al, 1998 : 111)
pengukuran interval atau rasio. Data kategori tidak dapat dibuat analisis faktor.
ANALISIS REGRESI BERGANDA
b. Asumsi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh ;
Data harus berdistribusi normal
Variabel
bivariasi
incentives & Economic incentives
untuk
tiap
pasangan
variabel lain dan observasi harus
terhadap
saling bebas.
Motivasi ) Variabel
Analisis Faktor :
independen variabel
(Celestial
dependen
independen
(
(Celestial
Tujuannya; mengiliminasi variabel
incentives, Economic incentives
independen yg berkorelasi utk
dan Motivasi) terhadap veriabel
mendapat kan variabel / faktor yg
dependen (Pelayanan Jasa).
terpilih Variabel
independen
(Celestial
incentives, Economic incentives &
Pengolahan : Tiap variabel yg meliputi jumlah
Service Quality) terhadap variabel
kasus yg valid merupakan rata-rata
dependen
standar deviasi.
(Customer complain)
Keluhan
pelanggan
Uji variabel ; - Valid,jika nilai faktor loading 05/>0,5
Analisis Regresi
- Tidak valid, jika faktor loading
Analisis data regresi yang dilakukan
(Hair, Anderson, Tatham & Black
berasal dari tiga persamaan regresi sebagai 118
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
berikut:
jabatan dan devisi dsb. Hasilnya akan
M = β0 + β1 CI+ β2 EI + ε1 (1) SQ=β0 + β3 M + β4 CI + β5 EI+ε2 (2) CC=β0 + β6 CI + β7 EI + β8 SQ+ε3 (3)
menampilkan
Frofil
Responden. •
Dengan analisa faktor kompensasi langsung
Dimana : • M = Motivation • CI = Celestial Incentives • El = Economic Incentives • SQ = Service Quality • CC = Customer Complain • β0 = Koefisien Intercept • β1 = Koefisien regresi Celestial Incentives terhadap Motivation • β2 = Koefisien regresi Economic Incentives terhadap Motivation • β3 = Koefisien regresi Motivation terhadap Service Quality • β4 = Koefisien regresi Celestial Incentives terhadap Service Quality • β5 = Koefisien regresi Economic incentives terhadap Service Quality • β6 = Koefisien regresi Celestial Insentives terhadap Customer Complain • β7 = Koefisien regresi Economic Incentives terhadap Customer Complain • β8 = Koefisien regresi Service Quality terhadap Customer Complain • ε1 = Error dari hubungan variabel dependent dan independent (i = 1,2,3)
dan
kompensasi
tak
langsung, merupakan suatu faktor. •
Faktor-faktor akan diuji dengan analisis first order (Uji Validitas) dan uji analisis second order (Uji Realibel) Faktor yang Valid (Faktor loading > 0,5) dipakai sebagai alat ukur untuk analisis selanjutnya. Faktor yang Realibel (Koefisien a >0,7) yang digunakan penelitian selanjutnya.
•
Jawaban
responden
untuk men cari
digunakan
Standar Deviasi
nya, maka proses analisis dapat dilanjutkan
Model Analisis Faktor Analisis
Faktor
menggunakan
program SPSS 15.0 menghasilkan : •
Tabel hasil analisis faktor celestial incentivess terhadap responden
•
Tabel
hasil
economic
Merupakan hasil kecocokan model dan koefisien determinan dari persamaan regresi
analisis
incentivess
faktor terhadap
responden •
Tabel hasil analisis faktor motivasi terhadap responden
•
Pembahasan Penelitian • Profil responden berdasarkan jenis kelamin,
usia,
lama
Tabel hasil analisis faktor kualitas jasa terhadap responden
bekerja,
• 119
Tabel hasil analisis faktor keluhan
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
pelanggan terhadap responden
Hi: β1 > 0 : Terdapat pengaruh positif dari celestial incentives terhadap motivasi.
Hasil kecocokan model dan koefisien determinan dari persamaan regresi yang
•
diperoleh dengan perhitungan SPSS 15.0 •
Persamaan I : Hasil Analisis Regresi Pengaruh Celestial Insentive dan Economic Insentive terhadap Motivasi
•
Persamaan II: Hasil Analisis Regresi Pengaruh Celestial
Insentive,
Economic
Insentive dan Motivasi terhadap qualitas Jasa (Service Quality) •
•
Persamaan III: Hasil Analisis Regresi Pengaruh Celestial
Insentive,
Insentive
dan
Economic
Kualitas
Jasa
(Service
Quality}
terhadap
Keluhan
Pelanggan
(Customer
Complain)
HIPOTESIS •
Hipotesis 1 Hipotesis 1 adalah untuk menguji apakah terdapat pengaruh celestial incentives terhadap motivasi. Sehingga hipotesis nol yang diajukan adalah sebagai berikut: Ho: β1 < 0 : Tidak terdapat pengaruh positif dari celestial incentives terhadap motivasi.
•
120
Hipotesis 2 Hipotesis 2 adalah untuk menguji apakah terdapat pengaruh economic incentives terhadap motivasi. Sehingga hipotesis nol yang diajukan adalah sebagai berikut: Ho: β2 < 0 : Tidak terdapat pengaruh positif dari economic incentives terhadap motivasi. H2: β 2 > 0 : Terdapat pengaruh positif dari economic incentives terhadap motivasi. Hipotesis 3 Hipotesis 3 adalah untuk menguji apakah terdapat pengaruh motivasi terhadap kualitas kerja (service quality). Sehingga hipotesis nol yang diajukan adalah sebagai berikut: : Tidak Ho: β3 < 0 terdapat pengaruh positif dari motivasi terhadap kualitas kerja (service quality). Hs: β3 > 0 : Terdapat pengaruh positif dari motivasi terhadapkualitas kerja (service quality). Hipotesis 4 Hipotesis 4 adalah untuk menguji apakah terdapat pengaruh celestial incentives terhadap service quality. Sehingga hipotesis nol yang diajukan adalah sebagai berikut: Ho: β4 > 0 : Tidak uh negatif dari celestial incentives terhadap kualitas jasa (service
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
quality). H3: β 4 < 0 : Terdapat pengaruh negatif dari celestial incentives terhadap kualitas jasa (service quality). •
•
•
terhadap keluhan pelanggan (customer complain). Sehingga hipotesis nol yang diajukan adalah sebagai berikut: Ho : β7 > 0 : Tidak terdapat pengaruh negatif dari economic incentives terhadap keluhan pelanggan (customer complain) . H7: β7 < 0 : Terdapat pengaruh negatif dari economic incentives terhadap keluhan pelanggan (customer complain).
Hipotesis 5 Hipotesis 5 adalah untuk menguji apakah terdapat pengaruh economic incentives terhadap kualitas jasa (service quality). Sehingga hipotesis nol yang diajukan adalah sebagai berikut: Ho: β5 < 0 : Tidak terdapat pengaruh positif dari economic incentives terhadap kualitas jasa (service quality). H4: β5 > 0 : Terdapat pengaruh positif dari economic incentives terhadap kualitasjasa (service quality).
.
Hipotesis 8 Hipotesis 8 adalah untuk menguji apakah terdapat pengaruh kualitas jasa (service quality) terhadap keluhan pelanggan (customer complain). Sehingga hipotesis nol yang diajukan adalah sebagai berikut: Ho: β8 < 0 : Tidak terdapat pengaruh positif dari kualitas jasa (service quality) terhadap keluhan pelanggan (customer complain). : Terdapat H8: β 8 > 0 pengaruh positif dari kualitas jasa (service quality) terhadap keluhan pelanggan (customer complain).
Hipotesis 6 Hipotesis 6 adalah untuk menguji apakah terdapat pengaruh celestial incentives terhadap keluhan pelanggan (customer complain}. Sehingga hipotesis nol yang diajukan adalah sebagai berikut: Ho: β6 > 0 : Tidak terdapat pengaruh negatif dari celestial incentives terhadap keluhan pelanggan (customercomplain). H3: β6 < 0 : Terdapat pengaruh negatif dari celestial ap keluhan pelanggan (customer complain).
PEMBAHASAN Menampilkan unstandardized coefficients, standardized coefficients, p-value, dan kriteria uji dari ketiga persamaan pada penelitan ini dengan menggunakan SPSS
Hipotesis 7 Hipotesis 7 adalah untuk menguji apakah terdapat pengaruh economic incentives
15.0
121
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
•
terbentuk
•
(taraf nyata = α = 0,05).
koefisiun persamaan regresi yang dan
standardized
coefficients menunjukkan besarnya
Hasil Model Analisis Faktor
korelasi antara variabel dependen
Hasil analisis faktor dengan menggunakan
dan variabel independen.
SPSS 15.0 :
Sedangkan p-value menunjukkan
1. Celestial incentivess 6 dari 7 variabel penelitian valid ( factor
besarnya
signifikansi
dalam
loading
pengujian antara variabel dependen besarnya
kekeliman
pada
yang
Hasil
unstandardized
coefficients,
semua memiliki
korelasi antara variabel dependen
semua
variabel
variabel penelitian valid karena factor loading dan measures
variabel pada penelitian ini dapat sebagai alat ukur untuk analisis selanjutnya.
Sedangkan p-value menunjukkan dalam
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa
pengujian antara variabel dependen
semua variabel penelitian reliabel karena
dan variabel independen, dalam hal kekeliman
reliabilitas
of sampling adequacy (MSA) > 0.5
dan variabel independen.
besarnya
uji
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa
coefficients menunjukkan besarnya
ini
analisis
2. Economic incentives :
standardized
signifikansi
untuk
analisis selanjutnya.
koefisiun persamaan regresi yang
besarnya
digunakan
secara konsisten dapat digunakan untuk
SPSS 15.0
•
ukur
dapat
Sehingga variabel pada penelitian ini
penelitan ini dengan menggunakan
dan
alat
ini
cronbach alpha lebih besar dari 0.7 )
uji dari ketiga persamaan pada
terbentuk
sampling
penelitian reliabel (koefisien reliabilitas
standardized
coefficients, p-value, dan kriteria
•
of
selanjutnya.
(taraf nyata = α = 0,05). Menampilkan
penelitian
sebagai
ditetapkan adalah sebesar 0,05
•
measures
adequacy (MSA) > 0.5 Sehingga variabel
dan variabel independen, dalam hal ini
dan
memiliki koefisien reliabilitas
yang
alpha > 0.7(Hair et al,1998).
ditetapkan adalah sebesar 0,05
122
cronbach
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Sehingga semua variabel pada penelitian
0.5
ini secara konsisten dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. : -
Hasil
uji
reliabilitas
menunjukkan
12 dari 15 variabel penelitian
bahwa semua variabel penelitian reliabel
valid karena memiliki factor
karena memiliki koefisien reliabilitas
loading dan measures of
cronbach alpha > 0.7
sampling adequacy (MSA) > 0.5
.Sehingga
variabel
5. Keluhan Pelanggan :
penelitian ini dapat diguna kan
- Hasil uji validitas 14 dari 15 variabel
sebagai alat ukur untuk analisis
menunjukkan valid karena memiliki factor
selanjutnya.
loading
dan
measures
of
sampling
adequacy (MSA) > 0.5 -
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel
- Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa
penelitian reliabel karena
semua variabel penelitian reliabel karena
Memiliki koefisien reliabilitas
memiliki koefisien reliabilitas cronbach
cronbach alpha > 0.7
alpha > 0.7 Sehingga semua variabel pada penelitian
3. Motivasi : 12 dari 15 variabel penelitian valid
ini secara konsisten dapat digunakan untuk
karena
analisis selanjutnya.
memiliki
factor
loading
dan
measures of sampling adequacy (MSA) > 0.5 Sehingga variabel penelitian ini dapat
Hasil Model Analisis Regresi
digunakan sebagai alat ukur untuk analisis selanjutnya.
Analisis data regresi yang dilakukan
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa
berasal dari tiga persamaan regresi
semua variabel penelitian reliabel karena
sebagai berikut:
memiliki koefisien reliabilitas cronbach
Hasil kecocokan model dan koefesien
alpha > 0.7
determinan dari persamaan regresi yang diperoleh dengan perhitungan
4. Kualitas Jasa :
SPSS 15.0 seperti terdapat pada :
14 dai 15 variabel penelitian karena
memiliki
factor
valid loading
dan
measures of sampling adequacy (MSA) > 123
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
p-value = 0.000) Persamaan I : Hasil
Analisis
Regresi
Pengaruh
Hasil perhitungan hipotesis 3, p-value
Celestial Insentive, Economic Insentive
= 0,009 atau < 0,05, maka kriteria uji
terhadap Motivasi (Motivation)
untuk ;hipotesis 3, tolak Ho. Artinya terdapat pengaruh positif motivasi pada kualitas jasa (service
M= 1.75E-017 + 0.179 CI +0.307 El +
quality).
(R² = 0.152; F = 13.271; p-value =
Hasil perhitungan hipotesis 4,p-value
0.000)
= 0,300 > 0,05, maka kriteria uji untuk Untuk
celestial
incentive
,Hasil
hipotesis 4, terima Ho.
perhitungan Hipotesis 1,
Artinya tidak terdapat pengaruh
p-value = 0,023 atau <0,05, maka
negatif
tolak Ho.
kualitas jasa (service quality)
celestial
incentives
pada
Artinya terdapat pengaruh positif
Hasil perhitungan hipotesis 5, p-value
celestial incentives pada motivasi kerja
= 0,021 atau < 0,05, maka kriteria uji
karyawan Bank Muamalat.
untuk hipotesis 5, tolak Ho.
Pada
economic
incentive,
hasil
Artinya terdapat pengaruh positif
perhitungan hipotesis 2
economic incentives pada kualitas
p-value, = 0,000 atau <0,05, maka
jasa.
kriteria uji untuk hipotesis 2 adalah
Persamaan III:
tolak Ho.
Hasil Analisis Regresi Pengaruh ive,
Artinya terdapat pengaruh positif
Economic Insentive, motivasi dan Kualitas
economic incentives pada motivasi
Jasa (Service Quality} terhadap Keluhan
kerja karyawan Bank Muamalat.
Pelanggan (Customer Complain) CC = 1.98E-017 + 0.078 CI
0.036 El + -0.452 SQ + ε (R²
Persamaan II: Hasil
Analisis
+-
Regresi
Pengaruh
=
Celestial Insentive, Economic Insentive
0.207; F = 12.756; p-
value = 0.000)
dan Motivasi terhadap Kualitas Jasa (Service Quality)
Hasil perhitungan hipotesis H6, p-value =
SQ = -8.6.E-018 + 0.083 CI + 0.193
0,305 atau >0,05, maka kriteria uji untuk
EI
hipotesis 6, terima Ho. Artinya tidak +0.220 M + ε (R²= 0.139; F = 7.909; 124
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
terdapat pengaruh negatif antara celestial
berpengaruh pada kualitas jasa
incentives terhadap keluhan pelanggan
yang diberikan
(customer complain). •
Penelitian
ini
menggunakan
Hasil perhitungan Hipotesis 7, p-value =
hubungan antara celestial incen-
0,647 atau >0,05, maka kriteria uji untuk
tives, economic incentives, moti-
hipotesis 7 adalah terima Ho. Artinya tidak
vasi, kualitas jasa dan keluhan
terdapat pengaruh negatif antara economic
pelanggan sebagai konteks dengan
incentives
metode survey kepada karyawan
terhadap
eluhan
pelanggan
(customer complain)
Bank Muamalat yang diperoleh dari kuisioner sebanyak 151 respon
Hasil perhitungan Hipotesis H8, p-value =
den.
0,000 atau <0,05, maka kriteria uji untuk hipotesis 8 adalah tolak Ho. Artinya
Penelitian menunjukkan bahwa :
terdapat pengaruh positif kualitas jasa (service
quality)
terhadap
•
keluhan
Pertama, secara signifikan terbukti bahwa celestial incentives ber-
pelanggan (customer complain).
pengaruh positif terhadap motivasi (β1 = 0.179; p-value<0.05 ). •
HASIL FORMULASI
Kedua, secara signifikan terbukti bahwa economic incentives ber-
Gambar 5
pengaruh positif terhadap motivasi Celestial Incentives
(β2 = 0,307; p-value<0.05 )
H6(-)
H4(+) H1(+)
H8(+)
H3(+) Cervice Quality
Motivasi
Customer Complaint
•
H2(+) H5(+)
Ketiga, secara signifikan terbukti
H7(-)
bahwa
motivasi
berpengaruh
Economic Incentive
positif terhadap kualitas jasa (service
quality)
(β3-0.220;
p-
value<0.05 ). PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN •
•
Keempat, hasil regresi menyatakan
Penelitian ini telah menguji secara
bahwa
empiris tentang pengaruh celestial
berpengaruh terhadap kualitas jasa
incentives dan economic incentives
(service quality) atau tidak signifikan
terhadap motivasi yang selanjutnya
(β4= 0.083; p-value>0.05) 125
celestial
incentives
tidak
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
karyawan. •
Kelima, secara signifikan terbukti bahwa
economic
•
Selanjutnya
motivasi
kerja
ini
incentives
berpeng aruh terhadap kualitas jasa
berpengaruh positif terhadap kualitas
(service quality) penjualan produk
jasa (service quality)
shar-e. •
(β5 = 0.193; p-value<0.05 ).
Hasil kualitas jasa (service quality) akan berpengaruh untuk memper-
•
Keenam, hasil regresi menyatakan
kecil keluhan nasabah (customer
bahwa
complain).
celestial
berpengaruh
incentives
terhadap
tidak keluhan
pelanggan (customer complain) atau tidak signifikan (β6 = 0.078; p-
HASIL PENELITIAN
value>0.05 ). Secara spesifik Hasil penelitian ini telah •
Ketujuh, hasil regresi menyatakan
membuktikan adanya keterkaitan/hubung-
bahwa economic incentives tidak
an antara :
berpengaruh
–
terhadap
keluhan
signifikan
(β7
=
–
-0.036;
dengan
economic
incentives
dengan
motivasi
p~value>0.05 ). – •
incentives
motivasi
pelanggan (customer complain) atau tidak
celestial
celestial
incentives
dengan
kualitas jasa
Kedelapan, secara signifikan terbukti –
bahwa kualitas jasa (service quality)
economic
incentives
dengan
kualitas jasa ,
berpengaruh positif terhadap keluhan pelanggan (customer complain)
–
motivasi dengan kualitas jasa
(β8 = -0.452; p-value<0.05 ).
–
celestial
incentives
dengan
keluhan pelanggan – –
Penelitian ini telah menguji secara empiris
peran
dari
incentivesdengan
keluhan pelanggan
IMPLIKASI MANEJERIAL •
economic
kualitas jasa terhadap keluhan pelanggan
celestial
incentives dan economic incentives dalam menentukan motivasi kerja
126
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
On the Neglect on Volition in Consumer Research: A Critique and Proposal. Psychology & Marketing, 10 (May/June), 215237. Bearden, William O dan Teel, Jesse E., (1983), "Selected Determinants of Consumer Satisfaction and Complaint Reports,"Journal of marketing Research, Vol 20 (Febr). 21-28 Bern, D.J. (1967). Self-Perception: An Alternative Interpretation of Cognitive Dissonance Phenomena. Psychological Review 74, 183-200. Cronin, J Joseph & S.A. Taylor (1992). Measuring Service Quality: A Re-examination and Extension. Journal of Marketing, 56, 55-68. De Wulf, K., G. Odekerken-Schroder & D. lacobucci (2001). Investments in Consumer Relationships: a CrossCountry and CrossIndustry Exploration. Journal of Marketing, 65, 33-50. Festinger, L. (1957). A theory of cognitive dissonance. Stanford, CA: Stanford University Press Freedman, J.L. (1964)., Involvement, Discrepancy and Change. Journal of Abnormal & Scocial Psychology 68, 290-295. Fitzsimmons, James A. dan Mona J. Fitzsimmons (1998), Service Management for Competitive Advantage, McGraw-Hill, New York. Gibson, Ivancevich and Donelly, (1997)., Organizations, Edisi IX, USA, Irwin Gibson, James L, (1996). Organization and Management, Erlangga, Jakarta. Gruen, T. (1995). The outcome set of relationship marketing in consumer markets. International Business Review, 4, 447-469.
HASIL AKHIR FORMULASI Gambar 5
Celestial Incentives
H6(+)
H4(+) H1(+)
H8(+)
H3(+) Cervice Quality
Motivasi
Customer Complaint
H2(+) H5(+) H7(+)
Economic Incentive
DAFTAR PUSTAKA Agung,
I Gusti Ngurah. (2005). Penulisan Skripsi, Tests dan Disertasi, PT. Rajagrafindo Persada. Alien, J.P. & J.P. Meyer (1990). The measurement and antecedents of affective, continuance, and normative commitment to the organization. Journal of Occupational Psychology, 63, 118. Amin, Riawan, (2004). The Celestial Management, Senayan Abadi Publishing, Jakarta. Andi, (2004), Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 12, Penerbit Andi dan Wahana Komputer, Semarang. Antonio, Muhammad Syafi'I, (1999). Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendekia. Bank Indonesia dan Tazkia Institute, Jakarta. Bagozzi, R.P. (1975). Marketing as Exchange. Journal of Marketing, 39, 32-9. Bagozzi, R.P. (1993).
127
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Hair, J.F.Jr, R.E Anderson, R.L Tatham, W.E. Black., (1998), Multivariate Data Analysis, 7t/2 edition, Elglewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc. Hart, Christopher W. L., Heskett, James L. dan Sasser, W. earl, Jr., (1990), "The Profitable Art of Service Recovery," Harvard Business
Review, (July-August), 148-156 Hasibuan, Malayu, (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi revisi, Bumi Aksara, Jakarta. Hasibuan, Malayu, (2000), Manajemen Dasar. Pengertian dan Masalah, CV. Haji Masagung, Jakarta.
128
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
HUBUNGAN KOMPETENSI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PENDIDIK Studi Kasus di Pusat Pendidikan CIKAL HARAPAN Bumi Serpong Damai – Kota Tangerang Selatan Gatot Kusjono
ABSTRACT The objective of this research is to find out the relationship between the competency, motivation with the job satisfaction. The research was conducted at the Pusat Pendidikan Cikal Harapan in Tangerang Selatan city. The research concludes that: (1) there is a positive correlation between the competency with the job satisfaction ; (2) there is a positive correlation between motivation with the job satisfaction ; (3) there is a positive correlation between those two independent variables (the competency and motivation) with the job satisfaction. Result of the research gives implication to increase job satisfaction of the teacher. Its can be done by the way of increasing teacher competency covering improvement of pedagogic, personality, social, and also professional. While for improvement of motivation job activity the teachers can be done by the way: push teacher to increase its career, increase teacher prosperity, gives reward to teacher achievement, makes work environment conducive, and open communications. Benefit of this research can be used as scientific information regarding the variables of competency, motivation and job satisfaction in education.. More over, it can be used as a quality of education. Keywords: competency, motivation, job satisfaction. proses
belajar
mengajar
dan
tempat
terselenggara-nya pembudayaan kehidupan umat manusia. Oleh karena itu sebagai
PENDAHULUAN
organisasi sekolah memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi antar personilnya,
Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga yang
baik itu unsur pimpinan maupun tenaga
bersifat kompleks dan unik, yaitu di
pendidiknya yaitu guru.
dalamnya selain terdapat berbagai dimensi
Menurut Undang-Undang Republik
yang berkaitan satu dengan lainnya dan
Indonesia no. 20 Tahun 2003 tentang
saling menentukan. Selain itu sekolah juga
Sistem Pendidikan Nasional, “Pendidik
memiliki
merupakan
ciri-ciri
khusus
yang
tidak
tenaga
professional
yang
dimiliki oleh lembaga lain. Ciri-ciri yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan
menempatkan sekolah memiliki karakter
proses
tersendiri yaitu bahwa di sekolah terjadi
pembelajaran, melakukan pembim-bingan 129
pembelajaran,
menilai
hasil
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
dan pelatihan, …” (Depdiknas,2003:25).
pendidikan formal yang diangkat sesuai
Untuk dapat melaksanakan tugas dan tang-
dengan
gungjawab tersebut guru bekerja-sama
guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
dengan orang tua dan masyarakat. Selain
kompetensi,
itu
jasmani
seorang guru dituntut memiliki
peraturan
perundang-undangan,
sertifikat
dan
pendidik,
rohani,
serta
sehat
memiliki
beberapa kemampuan dan keterampilan
kemampuan untuk mewujudkan tujuan
tertentu sebagai bagian dari kompetensi
pendidikan nasional. Oleh karena itu,
profesionalismenya.
Kompetensi
usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk
merupakan suatu kemampuan yang mutlak
meningkatkan profesionalisme guru tidak
dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai
hanya dalam peningkatan kompetensinya
pendidik dapat terlaksana dengan baik.
saja melalui kegiatan penataran, pelatihan
Profesional menurut Undang-undang
maupun kesempatan untuk belajar lagi.
nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Akan tetapi perlu diperhatikan juga segi-
Dosen
segi
mempunyai pengertian: “Profesi-
yang
lainnya
seperti
pemberian
tonal adalah pekerjaan atau kegiatan yang
bimbingan melalui supervisi pimpinan
dilakukan oleh seseorang yang menjadi
sekolah, pemberian motivasi, pemberian
sumber
insentif dan gaji yang layak dengan
penghasilan
kehidupan
yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau
keprofesionalannya.
kecakapan yang memenuhi standar mutu
mungkinkan guru menjadi puas dalam
atau norma tertentu serta memerlukan
melaksanakan
pendidikan profesi” (Depdiknas, 2006:4).
jawabnya sebagai pendidik.
Untuk
menjadikan
guru
sebagai
Sehingga
tugas
dan
me-
tanggung-
Motivasi kerja sangatlah diperlukan
tenaga profesional maka perlu diadakan
guru
pembinaan secara terus menerus dan
kompetensi dan keberhasilan dalam proses
berkesinambungan, selain itu guru sebagai
belajar
tenaga kerja perlu diperhatikan, dihargai
merupakan unsur psikologis yang harus
dan diakui keprofesionalannya. Dengan
dimiliki guru. Guru yang tidak punya
demikian pekerjaan sebagai guru bukan
motivasi mengajar yang baik maka ia tidak
semata-mata pekerjaan pengabdian namun
akan
guru adalah pekerja profesional seperti
mengajarnya,
halnya pekerja lainnya seperti: arsitek,
dilakukannya tidak dikarenakan kecintaan
akuntan, pengacara, pengusaha, dokter dan
terhadap dunia kerjanya melainkan karena
sebagainya.
keterpaksaan. Keberhasilan guru dalam
Sebagai tenaga profesional pada jalur
dalam
rangka
mengajar.
berhasil
peningkatkan
Motivasi
kerja
dalam
proses
belajar
karena
apa
yang
mengajar dikarenakan dorongan/ motivasi 130
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
kerja merupakan pertanda bahwa apa yang
Tangerang Selatan”.
telah dilakukan oleh guru telah sesuai dengan
kebutuhannya.
Menurut
Dedi
Identifikasi Masalah
Supriadi :”Motivasi berkaitan dengan erat dengan
kesejahteraan,
kondisi
Berdasarkan latar belakang masalah
kerja,
maka dapat diidentifikasi masalah
yang
kesempatan untuk pengembangan karir,
akan diteliti yaitu : 1). Apakah terdapat
dan pelayanan tambahan terhadap guru,
hubungan antara kompetensi pimpinan
….” (HAR,1999:104).
dengan kepuasan kerja
Guru akan mempunyai motivasi kerja
pendidik? 2).
Apakah terdapat hubungan antara supervisi
yang baik apabila segala kebutuhan-
pimpinan
kebutuhannya
pendidik? 3). Apakah terdapat hubungan
ter-penuhi.
Guru
yang
dengan
kepuasan
kerja
termotivasi dalam bekerja dan mencintai
antara kompetensi pendidik
pekerjaannya maka akan menimbulkan
kepuasan kerja pendidik? 4). Apakah
kepuasan
karena
terdapat hubungan antara motivasi kerja
kebutuhan-kebutuhan guru yang terpenuhi
dengan kepuasan kerja pendidik? 5).
mendorong guru meningkatkan motivasi
Apakah
kinerjanya. Kepuasan kerja berkenaan
kepuasan kerja perdidik dengan kinerja ?
dalam
dengan
bekerja,
kesesuaian
seseorang disediakan, berdampak
antara
dengan
yang
Batasan Masalah
kerja
Guru
Dalam
antara
kerja
penelitian
ini
penulis
dan
membatasi masalah yang diteliti pada
kualitas kerjanya serta akan berdampak
kepuasan kerja pendidik sebagai variabel
positif
terikat (variable dependent), kompetensi
terhadap
prestasi
hubungan
harapan
imbalan
Kepuasan pada
terdapat
dengan
pe-ningkatan
mutu
pendidikan. Sebaliknya, jika kepuasan
dan
kerja guru rendah maka akan berdampak
variabel bebas (variable independen) pada
negatif
pendidik di
terhadap
perkembangan
mutu
pendidikan.
kerja
dengan
sebagai
Permata
Sari
Bumi
Serpong Damai – Kota Tangerang Selatan
penulis berusaha untuk mengkaji dan penelitian
pendidik
Pusat Pendidikan Cikal
Harapan-Yayasan
Terdorong dari permasalahan di atas, menggali
motivasi
Banten.
judul
”Hubungan Kompetensi dan Motivasi
Perumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang
Kerja dengan Kepuasan Kerja Pendidik Pusat Pendidikan Cikal
telah diuraikan di atas, maka permasalahan
Harapan Bumi Serpong Damai – Kota
yang akan diteliti yaitu: 1). Apakah
- Survei di
131
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
kompetensi pendidik memiliki pengaruh
mobilising
yang positif terhadap kepuasan kerja
(including skills and attitudes) in a
pendidik pada Pusat Pendidikan Cikal
particular
Harapan Bumi Serpong Damai?; 2).
DS.,Salganik LH., 2003:5)
Apakah motivasi kerja pendidik memiliki
psychosocial
resources (
context.”
Reychen
Kompetensi disini lebih dari sekedar
pengaruh yang positif terhadap kepuasan
pengetahuan
kerja pendidik pada Pusat Pendidikan
meliputi kemampuan untuk memenuhi
Cikal Harapan Bumi Serpong Damai?; 3).
tuntutan yang kompleks serta berhubung-
Apakah kompetensi dan motivasi kerja
an dengan pengembangan psikososial dan
bersama-sama memiliki pengaruh yang
sumber daya (termasuk keterampilan dan
positif terhadap kepuasan kerja pendidik
sikap) dalam konteks tertentu.
pada Pusat Pendidikan Cikal Harapan
dan
keterampilan,
yang
Alain Mitran (1995 : 21) dalam
Bumi Serpong Damai?
bukunya Manusia
Manajemen Berdasarkan
mengemukakan
KAJIAN TEORITIS
Sumber
Daya
Kompetensi
pengertian
kompetensi
yaitu : Kompetensi atau kemampuan didefinisikan sebagai suatu sifat dasar
Kompetensi Pendidik Kompetensi
atau
kemampuan
seseorang
yang
didefinisikan sebagai suatu sifat dasar
berkaitan
dengan
seseorang
yang
pekerjaan
secara
berkaitan
dengan
pekerjaan
secara
dengan
sendirinya
pelaksanaan efektif
atau
suatu
dengan
sendirinya
pelaksanaan efektif
atau
suatu sangat
berhasil.
sangat
Menurut Nursalam Ferry (2008:54)
berhasil. Ketidaksamaan dalam kompetensi
dalam
inilah yang membedakan seseorang pelaku
Keperawatan, Kompetensi memiliki empat
unggul dari pelaku rata-rata. Selain itu
karekteristik, yang meliputi: 1) Motif,
kompetensi
yaitu
keterampilan,
juga
berarti perilaku,
kelompok atau
bukunya
sesuatu
Pendidikan
yang
secara
dalam
konsisten
dipikirkan atau diinginkan oleh seseorang
pengetahuan yang diidentifikasi sebagai
yang
standar kinerja untuk pekerjaan tertentu.
tindakan. Motif akan mengarahkan dan
menyebabkan
munculnya
suatu
Menurut Ds. Reychen dan LH
menyeleksi sikap menjadi tindakan atau
Salganik kompetensi didefinisi-kan: “A
tujuan sehingga lain dari yang lain; 2)
competency is more than just knowledge
Bawaan, dapat berupa karakteristik fisik
and skills. It involves the ability to meet
atau kebiasaan seseorang dalam merespon
complex demands, by drawing on and
suatu situasi atau informasi tertentu; 3) 132
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Pengetahuan
akademik,
merupakan
kognitif
meliputi
pemikiran
pengetahuan
analitis
kompetensi yang kompleks yang harus
(memproses
atau
data,
dimiliki oleh seseorang secara spesifik
menentukan sebab dan pengaruh, serta
yang digunakan dalam pekerjaan; 4)
mengorganisasi data dan rencana) juga
Keahlian (skill), merupakan kemampuan
pemikiran konseptual (pengenalan pola
untuk melakukan aktivitas secara fisik dan
data kompleks).
mental. Kompetensi secara mental atau Adapun karakteristik setiap individu dapat ditunjukkan dalam bagan berikut ini. Model Gunung es
Keahlian Konsep diri Bawaan Motif
Keahlian Pengetahuan
Sikap, nilai
Konsep diri
Pengetahuan
Sifat bawaan Motif
Berdasarkan
Lebih mudah dikembangkan atas,
mengatakan bahwa: ”Kompetensi adalah
pengetahuan dan keahlian relatif mudah
seperangkat pengetahuan, ke-terampilan,
dikembangkan dan cara efektif untuk
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
mempertahankan kemampuan ini yaitu
dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
dengan
melaksanakan
cara
bagan
pelatihan.
di
Lebih Sulit dikembangkan
Motif
inti,
tugas
kompetensi, dan sifat bawaan pada dasar
(Depdiknas, 2006:5)
gunung es sulit untuk diketahui dan
Tanggung
keprofesionalan”.
jawab
profesional
dikembangkan karena membutuhkan lebih
pendidik (professional respon-sibilities)
banyak biaya untuk memilih karakteristik
diartikan sebagai: 1) Bertanggung jawab
ini.
secara khusus untuk selalu menambah dan Berkaitan dengan tugas dan tanggung
memperbaharui (updating) pengetahuan;
jawab guru sebagai tenaga profesional,
2)
kompetensi
meningkatkan
menurut
Undang-Undang
Mencari
cara-cara
baru
efektivitas
untuk aktivitas
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Undang-
intruksional
Undang
Mengembangkan bidang keilmuan yang
Guru
dan
Dosen
Pasal
1 133
dan
edukatif;
3)
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
diampu melalui riset dan kajian ilmiah; 4)
berkelanjutan
Mengembangkan
melalui
kompetensi sosial, yaitu kompetensi guru
pengembangan
dilihat dari segi kemampuannya menjadi
kurikulum, dan; 5) Memainkan peran aktif
bagian dalam dan memberi pengaruh
dalam
terhadap masyarakat. Untuk mengukur
konstribusi
kolegalitas
untuk
melindungi
dan
meningkatkan
kompetensi
professional and academic standing. Dalam bahasa Undang-Undang Guru
(sustainable).
ini
unsur-unsur:
dapat
Ketiga,
memperhatikan
kecakapan
dalam
dan Dosen, kompetensi guru dikategorikan
berkomunikasi lisan-tulisan atau isyarat
menjadi empat kompetensi (Bedjo Sujanto,
(communication
2009:65-67), yang meliputi: Pertama,
teknologi
kompetensi pedagogis, yaitu kemampuan
secara fungsional, mampu membaur dan
menyangkut kepiawaian pendidik dalam
bergaul secara aktif dan efektif dengan
mengelola pem-belajaran. Beberapa unsur
peserta didik, rekan pendidik/guru, tenaga
yang termasuk dalam kompetensi ini
kependidikan yang lain, pimpinan, orang
diantaranya: memahami wawasan atau
tua/wali, bergaul dengan sopan dan santun
landasan
dalam arti bisa menempatkan diri dalam
kependidikan,
me-mahami
,
skill)
komunikasi
pemanfaatan
dan
informasi
peserta didik, pengembang-an kurikulum
masyarakat
dan silabus, merancang pembelajaran,
menjunjung norma atau nilai-nilai, serta
pelaksanaan
yang
melaksanakan dan menularkan semangat
melibatkan dan menghargai siswa sebagai
persaudaraan dan kebersamaan. Keempat,
subyek,
kompetensi
pem-belajaran
penggunaan
teknologi
dalam
sekitar
dengan
tetap
profesional,
yaitu
belajar mengajar, penilaian terhadap proses
kemampuan guru yang berkaitan dengan
dan hasil belajar, serta mendorong siswa
penguasaan pengetahuan bidang ilmu,
agar mengembangkan dan meningkatkan
teknologi,
berbagai potensi yang dimiliki. Kedua,
penguasaan:
materi
kompetensi kepribadian, yaitu kualitas
komprehensif
sesuai
individu atau personalitas guru yang
instrumennya, menguasai konsep-konsep
bersangkutan. Kompetensi ini meliputi:
dan metode keilmuan, teknologi, atau seni
akhlak luhur, arif dan bijaksana, mantap,
yang relevan yang konseptual sesuai dan
punya pamor/ wibawa, stabil, dewasa,
berkaitan dengan satuan pendidikan, mata
jujur, mampu menjadi contoh bagi siswa
pelajaran,
dan masyarakat, mampu menilai performa
pelajaran yang diajarkan.
kerja sendiri dengan obyektif, dan sanggup mengembang-kan
potensi
diri
atau
seni
dan/atau
yang
mencakup
pelajaran standar
secara isi
kelompok
dan
mata
Keempat kompetensi tersebut bersifat
secara
holistic 134
(menyeluruh)
dan
integrative
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
(saling berkaitan dan mendukung) dalam
(1979:19) : “… bahwa beraneka ragam
memompa kinerja guru. Oleh karena itu
kebutuhan timbul akibat adanya beberapa
secara
macam hubungan dengan
utuh
hendaknya peserta
sosok
kompetensi
mempunyai:1)
didik
secara
guru
Pengenal-an
mendalam;
Selain
2)
organisasi.
kebutuhan-kebutuhan
bercorak
fisik
biologis
yang
dan
sosial
Penguasaan bidang studi secara mantap
ekonomis, yang lebih adalah terdapatnya
dan komprehensif baik disiplin ilmu
kebutuhan-kebutuhan yang bersifat sosial
maupun
psikis”.
kurikulum
Kemampuan pembelajaran
ajarnya;
3)
menyelenggarakan yang
fungsional
Motivasi berasal dari kata latin
dan
yang
movere
berarti
dorongan
atau
mendidik dengan cakupan perencanaan
menggerakkan.
dan pelaksana-an pembelajaran, evaluasi
dalam manajemen hanya ditujukan pada
proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut
sumber daya manusia umumnya dan
untuk perbaikan, dan; 4) Pengembangan
bawahan
kepribadian dan profesionalisme secara
mempersoalkan
berkesinambungan.
mengarahkan daya dan potensi bawahan,
Motivasi
(motivation)
khususnya.
Motivasi
bagaimana
caranya
Berdasarkan uraian di atas ruang
agar mau bekerja secara produktif berhasil
lingkup kompetensi guru dapat ditentukan
mencapai dan wewujudkan tujuan yang
indikator-indikator yang diteliti meliputi:
telah ditentukan (Malayu SP. Hasibuan
1) Kompetensi pedagogik; 2) Kompetensi
1999:131).
kepribadian; 3) Kompetensi profesional,
menggerakkan seseorang untuk bertindak
dan 4) Kompetensi sosial.
dengan
Motif
cara
kurangnya
adalah
tertentu
apa
atau
mengem-bangkan
yang
sekurangsuatu
kecenderungan tertentu.
Motivasi Kerja unsur
Malayu SP. Hasibuan (1999: 131)
psikologis bagi seorang guru dalam rangka
mendefenisikan motivasi adalah pemberian
menunjang keberhasilan dalam proses
daya
mengajar. Guru yang tidak punya motivasi
kegairahan kerja seseorang, agar mereka
mengajar maka ia tidak akan berhasil
mau bekerja sama, efektif dan terintegrasi
dalam
Motivasi
merupakan
penggerak
yang
menciptakan
mengajar.
Guru
mempunyai
dengan segala upayanya untuk mencapai
karena
terpenuhi
kebutuhan-
kepuasan. Sedang Gibson dkk (1996:185),
kebutuhannya yang timbul akibat dari
mendefinisikan motivasi adalah kekuatan
hubungannya dengan organisasi/ lembaga.
yang mendorong seseorang karyawan yang
Seperti disampaikan oleh Buchari Zainun
menimbul-kan dan mengarahkan perilaku
motivasi
135
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Jadi
motivasi
penggerak
seseorang
daya
penghormatan,
dan
status
sosial,
untuk
merupakan jenis terakhir dari kebutuhan
melakukan tindakan mengarahkan pada
yang mendorong orang untuk bekerja.
tujuan. Oleh karena itu untuk memotivasi
Dengan
guru agar berkerja dengan profesional
mempunyai motif keinginan (want) dan
haruslah diketahui motif dan motivasi yang
kebutuhan
diinginkan oleh guru. Pada dasarnya
mengharapkan
seseorang mau bekerja adalah untuk
kinerjanya
memenuhi kebutuhan baik kebutuhan yang
1999:142).
disadari
bagi
merupakan
(conscious
demikian,
setiap
(needs)
pekerja
tertentu
kepuasan
(Malayu
dan
dari
SP.
hasil
Hasibuan,
maupun
Teori motivasi berhubungan dengan
disadarai
usaha pemuasan kebutuhan manusia. Teori
(unsconscious needs), berbentuk materi
yang paling terkenal antara lain sebagai
atau nonmateri, kebutuhan fisik maupun
berikut:
kebutuhan
needs)
yang
tidak
rohani. Peterson dan Plowman mengatakan
Hierarki kebutuhan Maslow.
bahwa orang mau bekerja karena faktor-
Abraham Maslow. dalam Soewarno
faktor berikut : 1) The Desire to Live
Handayaningrat
(keinginan untuk hidup). Keinginan untuk
kebutuhan
manusia
hidup merupakan keinginan utama dari
kebutuhan,
bahwa
setiap orang, manusia bekerja untuk dapat
berhubungan
makan
dapat
yaitu: 1) Kebutuhan fisik (physiological
melanjutkan hidupnya; 2) The Desire for
need); 2) Kebutuhan untuk memperoleh
Position (keinginan untuk suatu posisi).
keamanan dan ke-selamatan (security of
Keinginan untuk suatu posisi dengan
safety need); 3) Kebutuhan bermasyarakat
memiliki sesuatu merupakan keinginan
(social
manusia yang kedua dan ini salah satu
memperoleh kehormatan (esteem need); 5)
sebab mengapa manusia mau bekerja; 3)
Kebutuhan
The Desire for Power (keinginan akan
kebanggaan (self actualization need).
dan
makan
untuk
(1982:
dengan
4)
need);
membagi
dalam
hirarki
motivasi
manusia
lima
kebutuhan,
Kebutuhan
untuk
Kebutuhan
kekuasaan). Keinginan akan kekuasaan
10)
untuk
mem-peroleh
fisiologis
merupakan
merupakan keinginan selangkah di atas
kebutuhan dasar, yang bersifat primer dan
keinginan
vital,
untuk
memiliki,
yang
yang
menyangkut
mendorong orang mau bekerja; 4) The
biologis
Desire for Recognation (keinginan akan
sandang dan papan, kesehatan fisik, seks,
pengakuan). Keinginan akan pengakuan,
dan lain-lain. Kebutuhan rasa aman dan 136
seperti
fungsi-fungsi
kebutuhan
pangan,
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
perlindungan,
seperti
terjaminnya
terdapat
sepuluh
faktor
yang
perlu
keamanan, terlindung dari bahaya dan
diperhatikan, yaitu: 1) kebijaksana;
ancaman penyakit, perang, kemiskinan,
supervisi
kelaparan, perlakuan tidak adil, dan lain
manusia dengan atasan; 4) hubungan
sebagainya. Kebutuhan sosial, meliputi
manusia
kebutuh-an akan dicintai, diperhitungkan
hubungan
sebagai pribadi, diakui sebagai anggota
bawahannya;
kelompok dan lain sebagainya. Kebutuhan
kestabilan kerja; 8) kehidupan pribadi; 9)
akan penghargaan, termasuk kebutuhan
kondisi
dihargai
kemampuan,
(Sedarmayanti:195).
sebagainya.
Menurut
karena
kedudukan,
prestasi,
pangkat,
dan
teknis; dengan antara 6)
tempat
3)
hubungan
antar
Pembina-nya; manusia gaji
dan
kerja;
E.
2)
J.
5)
dengan upah;
7)
10)
status
Donal
dalam
Kebutuhan akan aktualisasi diri, seperti
Komaruddin
kebutuhan mempertinggi potensi yang
motivasi dalam dua jenis: 1) Motivasi
dimiliki,
secara
intrinsik adalah motivasi yang timbul dari
maksimum, kreativitas, ekspresi diri, dan
dalam diri seseorang. Motivasi ini sering
sebagainya. Kebutuhan tertinggi menurut
disebut
Maslow adalah kebutuhan transenden,
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan
yaitu kebutuhan yang meliputi untuk
akan perasaan diterima; 2) Motivasi
berperilaku mulia, memberi arti bagi orang
ekstinsik adalah motivasi yang datang dari
lain, terhadap sesama, terhadap alam dan
luar diri seseorang. Misalnya, kenaikan
sebagainya.
pangkat, pujian, hadiah dan sebagainya.
pengembangan
diri
(1983:100)
“motivasi
Manullang
murni”
membagi
misalnya,
(1998:130)
Motivasi Frederyck Herzberg/ Teori
mendefinisikan motivasi intrinsik adalah
Hygiene
motivasi yang berasal dari perasaan puas
Frederich Herberg menyatakan pada
dalam melaksanakan pekerjaan sendiri. Ia
manusia berlaku faktor motivasi dan faktor
merupakan bagian yang langsung dari
pemeliharaan di lingkungan pekerjaanya.
kandungan kerja. Oleh sebab itu, motivasi
Dari hasil penelitiannya menyimpulkan
intrinsik datang dari dalam diri individu.
adanya enam faktor motivasi yaitu: 1)
Sedang motivasi ekstrinsik adalah motivasi
prestasi; 2) pengakuan; 3) kemajuan
yang ada kaitannya dengan imbalan atau
kenaikan pangkat; 4) pekerjaan itu sendiri;
maslahat yang diterima seseorang sesudah
5)
melakukan pekerjaan. Oleh karena itu,
kemungkinan
untuk
tumbuh;
6)
motivasi ekstrinsik timbul dari luar dirinya.
tanggung jawab. Sedangkan
untuk
Berdasarkan beberapa pendapat dan
pemeliharaan 137
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
uraian tentang teori motivasi tersebut maka
pekerjaannya yang didasarkan atas aspek-
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
aspek
dengan
macam (Moeljono M, 2006:113). Lebih
motivasi
kerja
bagi
seorang
dorongan
guru
adalah
guru
untuk
pekerjaannya
lanjut
Wexly
yang
dan
bermacam-
Yukl
(1977)
melakukan pekerjaan agar tercapai tujuan
mengemukakan ada tiga dimensi kepuasan
pekerjaan
rencana.
kerja: 1) Kepuasan kerja dalah sebuah
Pekerjaan guru dalam kegiatan belajar
repons emosional terhadap situasi kerja; 2)
mengajar
guru
Kepuasan kerja sering ditentukan oleh
mempunyai motivasi yang kuat, sedang
bagaimana outcomes (hasil/keluarga) dapat
guru yang kurang termotivasi dalam
sesuai atau melebihi harapan; 3) Kepuasan
bekerja maka keinginan/ minatnya pada
kerja akan mempresen-tasikan sikap-sikap
pekerjaan akan kurang.
yang berhubungan dengan hal tersebut.
sesuai akan
dengan tercapai
jika
Indikator-indikator yang digunakan
Menurut Tangkilisan (2007: 164),
untuk mengukur motivasi kerja guru
kepuasan kerja adalah tingkat kesenangan
meliputi
yang dirasakan se-seorang atas peranan
:
1)
Berusaha
unggul;
2)
Menyelesaikan tugas dengan baik; 3)
atau
Rasional dalam meraih keberhasilan; 4)
Kepuasan kerja kerja adalah tingkat rasa
Menyukai
Menerima
puas individu bahwa mereka mendapat
tanggung jawab untuk sukses; dan 6)
imbalan yang setimpal dari berbagai
Menyukai
macam
tantangan; situasi
5)
pekerjaan
dengan
tanggungjawab pribadi, umpan balik, dan
pekerjaannya
aspek
dalam
situasi
organisasi.
pekerjaan
dari
organisasi tempat mereka bekerja.
resiko tingkat menengah.
Menurut Handoko dan Asa’ad (1987) dalam Husein Umar (2005: 36) bahwa kepuasan kerja merupakan penilaian atau
Kepuasan Kerja
cerminan dari perasaan pekerja terhadap Kepuasan kerja adalah seperangkat
pekerjaannya.
Sedang
menurut
perasaan pegawai tentang menyenangkan
Schermerhorn Hunt dan Osborn (1995:
atau tidaknya pekerjaan mereka (Keith
144) bahwa kepuasan kerja adalah tingkat
Davis & John W, 200:105). Seperti yang
dimana seseorang merasa positif atau
dinyatakan oleh Wexley dan Yukl (1977)
negatif
dalam Moeljono, kepuasan kerja adalah
pekerjaan, tempat kerja dan hubungannya
cara
dengan teman kerja. Kepuasan adalah
seorang
karyawan
merasakan
tentang
berbagai
segi
dari
pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan
keadaan
generalisasi
mengevaluasi pengalaman kerja seseorang.
sikap-sikap
terhadap 138
emosi
yang
positif
dari
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Ketidakpuasan kerja akan muncul saat
tersebut tidak mendapatkan informasi yang
harapan-harapan
dibutuhkan
ini
tidak
dipenuhi.
untuk
melakukan
pe-
Sebagai contoh, jika seorang tenaga kerja
kerjaannya. Yang kedua, apabila hubungan
mengharapkan kondisi kerja yang aman
sesama teman sekerja kurang baik. Atau
dan bersih, maka tenaga kerja mungkin
dengan kata lain ketidakpuasan kerja ini
bisa menjadi tidak puas jika tempat kerja
berhubungan dengan masalah komunikasi.
tidak aman dan kotor (Robert Marthias,
Malayu SP. Hasibuan (1999:203) menyebutkan
2000: 98). Berdasarkan atas beberapa pendapat
karyawan
bahwa
kepuasan
di-pengaruhi
kerja
faktor-faktor
ahli tersebut maka dapat disimpulkan
berikut: 1) Balas jasa yang adil dan layak;
bahwa yang dimaksud dengan kepuasan
2) Penempatan yang tepat sesuai dengan
kerja adalah refleksi perasaan seseorang
keahlian; 3) Berat-ringannya pekerjaan; 4)
yang menyenangkan mengenai pekerjaan
Suasana dan lingkungan pekerjaan; 5)
berdasarkan atas harapan dengan imbalan
Peralatan yang menunjang pelaksanaan
yang diterima. Dengan kata lain kepuasan
pekerjaan; 6) Sikap pimpinan dalam
kerja akan membentuk sikap dan perilaku
kepemimpinannya; 7)
yang
monoton atau tidak.
positif
terhadap
pekerjaannya.
Selanjutnya karyawan akan lebih bergairah dalam
melaksanakan
pekerjaan
Sifat pekerja-an
Berdasarkan beberapa pendapat dan
serta
beberapa uraian teori kepuasan kerja
mencurahkan segenap kemampuan atau
tersebut maka dapat ditarik kesimpulan
perhatian pada pekerjaan sehingga hasil
bahwa kepuasan kerja guru adalah refleksi
kerjanya akan bertambah baik dan lebih
perasaan
efisien.
melakukan evaluasi terhadap lingkungan
Kepuasan kerja guru ditunjukkan
guru
yang
timbul
pekerjaannya. Guru yang
setelah
merasa puas
oleh sikapnya dalam bekerja/ mengajar.
dengan pekerjaanya akan memiliki sikap
Jika
yang
yang positif dengan pekerjaan sehingga
mempengaruhi dia maka dia akan bekerja
akan memacu untuk melakukan pekerjaan
dengan baik/mengajar dengan baik. Tetapi
dengan sebaik-baiknya, sebaliknya adanya
jika guru kurang puas maka dia akan
kemangkiran, hasil kerja yang buruk,
mengajar sesuai kehendaknya.
mengajar kurang bergairah me-rupakan
guru
Arni
puas
akan
keadaan
Muhammad
(2006:79)
akibat dari ketidakpuasan kerja guru.
menyebutkan ada dua hal yang mungkin menyebabkan orang tidak puas
Berdasarkan atas ruang lingkup kerja
dengan
guru dengan tugas utama sebagai pengajar
pekerjaannya. Hal pertama, apabila orang
maka survai kepuasan kerja guru dapat 139
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
ditentukan indikator-indikatornya sebagai
dengan kepuasan kerja guru. Dengan
berikut : 1) Kerja yang secara mental
perkataan lain, makin baik kompetensi
menantang; 2) Dukungan atasan dan rekan
guru
kerja; 3) Kondisi kerja yang mendukung;
semakin meningkat.
dan 4) Ganjaran yang pantas.
Hubungan Antara Motivasi Kerja (X2) dengan Kepuasan Kerja (Y)
KERANGKA BERFIKIR
Motivasi merupakan suatu bentuk reaksi terhadap kebutuhan manusia yang
Berdasarkan kajian teori dari ketiga
menimbulkan
variabel penelitian Kompetensi, Motivasi yang
digunakan
eksistensi
dalam
diri
manusia yaitu keinginan terhadp sesuatu
dan Kepuasan Kerja guru maka kerangka pemikiran
maka kepuasan kerja guru akan
yang belum terpenuhi dalam hidupnya
dalam
sehingga
penelitian ini dapat digambarkan sebagai
terdorong
untuk
melakukan
tindakan guna memenuhi dan memuaskan
berikut :
keinginannya. Dengan tingkat penghargaan yang
Hubungan Antara Kompetensi (X1)
diberikan oleh sekolah kepada guru-guru
dengan Kepuasan Kerja (Y)
dalam
Kompetensi yang dimiliki oleh guru
menjalankan
tugasnya
secara
sangat erat kaitannya dengan keberhasilan
memadai sesuai tingkat profesionalisme
guru dalam melaksana-kan tugas dan
yang dimiliki akan menjamin ketenangan
tanggungjawabnya
pendidik.
guru sebagai pendidik dan pengajar.
tenaga
Imbalan yang diterima guru tidak harus
berpengaruh
bersifat ekonomis belaka, tetapi juga dalam
terhadap keberhasilan dalam proses pem-
bentuk lain misalnya ucapan, piagam atau
belajaran yang dilakukan, karena dengan
yang lainnya. Dengan adanya penghargaan
peningkatan kompetensi yang dimilikinya
baik dalam bentuk prestasi, terutama dalam
akan memberikan dampak positif bagi
menjalankan
keberhasilan
meningkatkan motivasi kerja. Motivasi
Kompetensi profesional
sebagai
pendidik akan
sebagai
sangat
dalam
proses
belajar
kepuasan terhadap hasil kinerja yang sudah
menyebabkan seorang guru bersemangat
dilakukannya.
dalam mengajar karena telah terpenuhi bahwa,
diduga
motivasi
dapat
kerja
disimpulkan
adalah
akan
mengajar, sehingga akan memberikan
Dari uraian tersebut di atas dapat
guru
tugasnya
yang
kebutuhannnya.
terdapat
Dari uraian tersebut di atas dapat
hubungan yang posistif antara kompetensi
disimpulkan bahwa, diduga ada hubungan
140
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
positif antara motivasi kerja guru dengan
rasa tanggung jawab dan rasa senang,
kepuasan kerja guru dalam menjalankan
sehingga menimbulkan komunikasi yang
tugasnya. Dengan perkataan lain makin
kondusif
tinggi motivasi kerja maka makin tinggi
sekolah. bahwa
Hubungan Antara Kompetensi (X1) dan
mutu
pendidikan.
pendidik
baik Kompetensi Guru, makin tinggi kepuasan kerja guru. 2) Diduga terdapat
dan sikap guru. Kepuasan kerja yang beban
hubungan yang positif motivasi kerja
jawabnya
profesionalisme
dengan kepuasan kerja di Pusat Pendidi-
yang
kan Cikal Harapan. Dengan perkataan lain
diembannya. Indikasi bahwa kepuasan
makin tinggi motivasi kerja maka makin
kerja akan meningkat apabila kompetensi
tinggi pula kepuasan kerja guru. 3) Diduga
dan motivasi yang dimilikinya cukup
terdapat hubungan yang positif secara
tinggi..
bersama-sama
Kepuasan kerja guru juga akan
Pendidikan
meningkat. Hal ini terlihat bahwa guru-
pekerjaan
yang
jawab,
dan
Harapan.
Dengan
kompetensi dan motivasi kerja secara
penghargaan,
menantang
Cikal
perkataan lain, makin baik makin tinggi
guru yang memiliki motivasi tinggi dalam tanggung
antara kompetensi dan
motivasi dengan kepuasan kerja di Pusat
meningkat apabila motivasi kerja guru
hal
di Pusat Pendidikan Cikal
Harapan. Dengan perkataan lain, makin
dimensi kedisiplinan, kualitas, kuantitas
kepada
dan
antara kompetensi dengan kepuasan kerja
dalam bekerja yang dapat dilihat dalam
tanggung
kompetensi
1) Diduga terdapat hubungan positif
merupakan salah satu ukuran keberhasilan
rasa
antara
HIPOTESIS PENELITIAN
akan
Dengan demikian kepuasan kerja guru
ditunjukkan
secara
guru ber-sangkutan.
akan meningkatkan kualitas pengajaran pula
positif
tinggi tingkat kepuasan kerja yang dimiliki
tinggi
kompetensi dan motivasi dalam bekerja
meningkatkan
hubungan
yang diberikan kepada guru, maka semakin
guru adalah penunjang dalam peningkatan
sehingga
diduga
Semakin baik kompetensi dan motivasi
Kompetensi yang dimiliki oleh oleh
dilaksanakan,
komponen
motivasi kerja dengan kepuasan kerja.
Kerja (Y)
Semakin
ada
bersama-sama
Motivasi Kerja (X2) dengan Kepuasan
yang
semua
Dapat disimpulkan bahwa,
pula kepuasan kerja guru.
profesionalismenya.
dengan
bersama-sama,
lain
maka
kepuasan kerja pendidik.
sebagainya, akan dikerjakan dengan penuh
141
makin
tinggi
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
data-data numerikal (angka) yang diolah dengan
METODOLOGI PENELITIAN Metodologi
penelitian
metode
statistik.
Pendekatan
kuantitatif ini dilakukan pada penelitian
meliputi
keseluruhan proses yang dilakukan dalam
inferensial
penelitian guna mendapatkan data-data
hipotesa) dan me-nyadarkan kesimpulan
penelitian yang dibutuhkan serta cara
hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan
menganalisis data penelitian, sehingga
penolakan hipotesis nihil. Dengan metode
diperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip
kuantitatif akan diperoleh signifikansi
hasil penelitian dengan sabar, hati-hati, dan
perbedaan kelompok atau signifikansi
sistematis untuk mewujudkan kebenaran.
hubungan antar variabel yang diteliti.
Tujuan
yang
diinginkan
dua variabel atau lebih, dengan tujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi
kompetensi dan motivasi kerja pendidik
pada suatu variabel berkaitan dengan
dengan kepuasan kerja pendidik.
variasi pada satu atau lebih variabel lain.
Pendekatan yang digunakan dalam
Metode yang digunakan dalam penelitian
metode penelitian ini adalah pendekatan
ini adalah metode survei (kuantitatif)
Menurut Saifuddin Azwar
penelitian
dengan
pengujian
korelasional yang menghubungkan antara
seberapa jauh signifikansi hubungan antara
(2004)
rangka
Jenis penelitian ini adalah penelitian
dari
penelitian ini adalah untuk me-ngetahui
kuantitatif.
(dalam
dengan
pendekatan
teknik
korelasional.
Variabel
penelitian meliputi dua variabel bebas
kuantitatif, menekankan analisisnya pada
yaitu
Kompetensi
Pendidik
(X1)
Motivasi Kerja pendidik (X2) dan variabel terikat Kepuasan Kerja (Y). Hubungan antara variabel penelitian tersebut dapat digambarkan dalam konstelasi masalah sebagai berikut:
X1
Keterangan :
ry1
Y = Kepuasan kerja X1 = Kompetensi Pendidik
Y X2
X2 = Motivasi Kerja Pendidik
ry2
ry1, ry2 / Ry12 : Koefisien korelasi
Ry12
142
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Populasi dalam penelitian ini adalah guru-
negatifnya korelasi antara variabel bebas
guru Pendidikan Formal mulai jenjang
dengan variable terikat. Analisis regresi
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
digunakan untuk mencari seberapa besar
Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah
korelasi antara variabel bebas dengan
Atas (SMA)
variabel
di Pusat Pendidikan Cikal
Harapan-Yayasan
dilakukan
analisis, terlebih dahulu dilakukan uji
berada di Perumahan Bumi Serpong
persyaratan analisis berupa uji normalitas,
Damai – Kota Tangerang Selatan Provinsi
uji
Banten yang berjumlah 64 orang. Karena
Pengujian normalitas dilakukan dengan
populasi
hanya
pengujian kolmogorov-Smirnov, pengujian
berjumlah kurang dari 100, maka dalam
homogenitas varians dilakukan dengan uji
penelitian ini menggunakan penelitian
Bartett, sedangkan uji linearitas meng-
populasi. (Suharsimi Arikunto, 1983:107)
gunakan uji scaterplot.
penelitian
Sari
Sebelum
yang
dalam
Permata
terikat.
ini
Pengumpulan data dalam penelitian
homogenitas
dan
uji
linearitas.
HASIL PENELITIAN
ini yaitu menggunakan instrumen peneliti-
Hubungan antara Kompetensi Pendidik
an berbentuk kuesioner, yang meliputi: 1)
(X1) dengan Kepuasan Kerja Pendidik
Kompetensi Pendidik; 2) Motivasi Kerja,
(Y) Hipotesis pertama dalam penelitian
dan 3) Kepuasan Kerja. Sebelum kuesioner dibuat terlebih dahulu dibuat kisi-kisi
ini berbunyi
untuk setiap variabel.
antara
terdapat hubungan positif
kompetensi
pendidik
dengan
Data yang diperoleh dari hasil
kepuasan kerja pendidik. Penghitungan
pengukuran dianalisis dengan mengguna-
analisis regresi dan korelasi sederhana
kan dua cara, yaitu analisis deskriptif dan
terhadap
analisis inferensial. Analisis deskriptif
Pendidik atas Kepuasan Kerja Pendidik
dilakukan untuk mencari nilai rata-rata,
menghasilkan arah regresi b sebesar 0,765
simpangan
frekuensi,
dan konstanta atau a sebesar 11,748.
modus dan median, serta pembuatan
Dengan demikian bentuk hubungan antara
histogram dari skor setiap variabel. Untuk
kedua variabel tersebut dapat digambarkan
menguji ketiga hipotesis dalam penelitian
oleh persaman regresi Ŷ = 11,748 + 0,765
ini
inferensial
X1. Sebelum digunakan untuk keperluan
dengan metode korelasi dan regresi.
prediksi, persamaan regresi ini harus
Analisis korelasi dilakukan untuk mencari
memenuhi syarat uji signifikansi dan uji
kuat lemahnya korelasi serta positif dan
kelinearan.
baku,
menggunakan
distribusi
statistic
143
dua
variabel
Kompetensi
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Selanjutnya untuk mengetahui derajat
seperti
signifikansi dan kelinearan persamaan
disajikan
pada Tabel
Anova
berikut ini :
regresi, dilakukan Uji F dan hasilnya
Tabel 1.1. ANOVA Uji Signifikansi dan Linearitas Regresi Ŷ= 11,748 + 0,765 X1
Sumber
dk
JK
Total
55
961.915,000
Koefisien (a)
1
943.331,107
Regresi (b|a)
1
Sisa
Ftabel
RJK
Fhitung
7.678,966
7678,966
37,321**
4,023
7,139
53
10.904,927
205,754
Tuna Cocok
27
7.109.045
263,298
1,803ns
1,921
2,540
Galat
26
3.795,917
145,997
Varians
α = 0,05
α = 0,01
Keterangan : **
=
Regresi Sangat Signifikan. Fhitung (37,321) > Ftabel (7,139) pada α = 0,01 .
ns
=
non signifikan,Regresi berbentuk linier Fhitung (1,083) < Ftabel (1,921) pada α = 0,05
dk
=
derajat Kebebasan
JK
=
Jumlah Kuadrat
RJK =
Rata-Rata Jumlah Kuadrat
pengujian
satuan, maka Kepuasan Kerja Pendidik
signifikansi dan linieritas pada table di
cenderung meningkat 0,765 satuan pada
atas, dapat disimpulkan regresi Ŷ= 11,748
konstanta 11,748.
+ 0,765 X1, dengan Fhitung (37,321) > Ftabel
Gambaran
Berdasarkan
hasil
hubungan
antara
(7,139) pada α = 0,01 dan Fhitung (1,803) <
variabel Kompetensi Pendidik (X1) dengan
Ftabel (1,921) pada α = 0,05 adalah sangat
Kepuasan Kerja Pendidik (Y) dengan
signifikan dan linier. Persamaan regresi ini
menggunakan
mengandung
11,748 + 0,765 X1
arti
bahwa
apabila
Kompetensi Pendidik ditingkatkan satu
persamaan
pada grafik berikut:
144
regresi
Ŷ=
dapat digambarkan
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Gambar 1.1. Garis Regresi Hubungan Antara Kompetensi Pendidik (X1) Dengan Kepuasan Kerja (Y)
Ŷ= 11,748 + 0,765 X1 50
Kepuasan Kerja (Y)
40
30
20
Ŷ= 11,748 + 0,765 X1
10
0
10
20
30
40
50
Kompetensi Pendidik (X1)
Tingkat keeratan hubungan antara Kompetensi Pendidik (X1) dengan Kepuasan Kerja Pendidik (Y) ditunjukkan oleh Koefisien Korelasi (ry1) sebesar 0,643. Berdasarkan uji signifikansi koefisien korelasi dengan menggunakan uji-t diperoleh harga thitung sebesar 6,110. Harga ttabel dengan dk = 53 pada α = 0,01 sebesar 2,672 dan pada α = 0,05 sebesar 2,006. Dengan demikian thitung > ttabel , sehingga koefisien korelasi sangat signifikan. Pada Tabel berikut dapat dilihat dengan jelas kekuatan hubungan antara X1 dengan Y. Tabel 1.2. Rangkuman Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Antara Kompetensi Pendidik (X1) dengan Kepuasan Kerja (Y)
N
Koefisien Korelasi (ry1)
55
0,643
t tabel
t hitung
6,110**
α = 0,05
α = 0,01
2,006
2,672
Keterangan : **
=
Koefisien sangat signifikan thitung (6,110) > ttabel (2,672) pada α = 0,01
ry1
=
koefisien korelasi X1 dengan Y
145
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Berdasarkan
hasil
pengujian
Hubungan
Antara
Motivasi
Kerja
signifikansi seperti pada tabel di atas,
Pendidik (X2) dengan Kepuasan Kerja
ternyata bahwa koefisien korelasi antara
(Y)
Kompetensi
Pendidik
(X1)
dengan
Hipotesis kedua dalam penelitian
Kepuasan Kerja Pendidik (Y) sangat
ini berbunyi
signifikan. Dengan demikian hipotesis
positif antara motivasi kerja pendidik
penelitian
yang
dengan kepuasan kerja pendidik.
hubungan
positif
menyatakan antara
terdapat
terdapat hubungan yang
Kompetensi
Penghitungan analisis regresi dan
Pendidik dengan Kepuasan Kerja Pendidik
korelasi sederhana terhadap dua variabel
terbukti
sangat
Motivasi Kerja Pendidik atas Kepuasan
signifikan. Berarti makin baik Kompetensi
Kerja Pendidik menghasilkan arah regresi
yang dimiliki oleh seorang pendidik akan
b sebesar 0,758 dan konstanta a sebesar
berdampak
28,473.
kebenarannya
kepada
dan
kepuasan
kerja
pendidik dalam melakukan pekerjaannya.
Dengan
demikian
bentuk
hubungan antara kedua variabel tersebut
Koefisien determinasi merupakan
dapat digambarkan oleh persaman regresi
kuadrat dari koefisien korelasi antara
Ŷ = 28,473 + 0,758X2. Sebelum digunakan
Kompetensi
untuk
Pendidik
(X1)
dengan
keperluan
prediksi,
persamaan
Kepuasan Kerja Pendidik (Y) dan hasil
regresi ini harus memenuhi syarat uji
yang diperoleh yaitu (ry1)2 = 0,6432 =
signifikansi dan uji kelinearan.
0,413 berarti bahwa 41,3 % varians yang terjadi pada Kepuasan Kerja Pendidik (Y)
Selanjutnya signifikansi
untuk
mengetahui
dapat dijelaskan oleh varians Kompetensi
derajat
dan
kelinearan
Pendidik (X1) melalui regresi Ŷ= 11,748 +
persamaan regresi, dilakukan Uji F dan
0,765 X1.
hasilnya seperti disajikan pada Tabel berikut ini :
Tabel 1.3. Daftar ANOVA Untuk Regresi Linier Ŷ= 28,473 + 0,758 X2
Sumber Varians Total
dk
Jk
55
961.915,000
RJk
146
Fhitung
Ftabel α = 0,05
α = 0,01
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Koefisien (a)
1
943.331,173
Regresi (b|a)
1
Sisa
53
14.388,594
271,483
Tuna Cocok
24
7.420.844
309,202
Galat
29
6.967,750
240,267
4.195,333 4.195,333
15,453**
4,023
7,139
1,287ns
1,901
2,495
Keterangan : **
=
Regresi Sangat Signifikan. Fhitung (15,453) > Ftabel (7,139) pada α = 0,01 .
ns
=
non signifikan, Regresi berbentuk linier Fhitung (1,287) < Ftabel (1,901) pada α = 0,05
dk
=
derajat Kebebasan
JK
=
Jumlah Kuadrat
RJK =
Rata-Rata Jumlah Kuadrat
Berdasarkan
hasil
pengujian
maka Kepuasan Kerja Pendidik cenderung
signifikansi dan linieritas pada tabel di
meningkat 0,758 satuan pada konstanta
atas, dapat disimpulkan regresi Ŷ= 28,473
28,473.
+ 0,758 X2, dengan Fhitung (15,453) > Ftabel
Gambaran
hubungan
(7,139) pada α = 0,01 dan Fhitung (1,287) <
variabel Motivasi Kerja
Ftabel (1,901) pada α = 0,05 adalah sangat
dengan Kepuasan Kerja Pendidik (Y)
signifikan dan linier. Persamaan regresi ini
dengan menggunakan persamaan regresi
mengandung arti bahwa apabila Motivasi
Ŷ= 28,473 + 0,758 X2 dapat digambarkan
Kerja Pendidik ditingkatkan satu satuan,
pada grafik berikut:
Gambar 1.2. Garis Regresi Hubungan Antara Motivasi Kerja (X2) Dengan Kepuasan Kerja (Y) Ŷ= 28,473 + 0,758 X2 100
Kepuasan Kerja (Y)
80
60
Ŷ= 28,473 + 0,758 X2 40
20
0
20
40
147
60
Motivasi Kerja (X2)
80
100
antara
Pendidik (X2)
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Tingkat keeratan hubungan antara
ttabel dengan dk = 53 pada α = 0,01 sebesar
Motivasi Kerja Pendidik (X2) dengan
2,672 dan pada α = 0,05 sebesar 2,006.
Kepuasan Kerja Pendidik (Y) ditunjukkan
Dengan demikian thitung > ttabel , sehingga
oleh Koefisien Korelasi (ry2) sebesar 0,475.
koefisien korelasi sangat signifikan. Pada
Berdasarkan uji
Tabel dapat dilihat dengan jelas kekuatan
korelasi
dengan
signifikansi
koefisien
menggunakan
hubungan antara X2 dengan Y.
uji-t
diperoleh harga thitung sebesar 3,930. Harga Tabel 1.4. Rangkuman Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Antara Motivasi Kerja (X2) dengan Kepuasan Kerja (Y)
Koefisien Korelasi
N
t hitung
(ry2)
55
0,475
3,930**
t tabel α = 0,05
α = 0,01
2,006
2,672
Keterangan : **
=
Koefisien sangat signifikan thitung (3,930) > ttabel (2,672) pada α = 0,01
ry2
=
Koefisien korelasi X2 dengan Y
Berdasarkan
hasil
pengujian
pendidik dalam melakukan pekerjaannya.
signifikansi seperti pada tabel di atas,
Koefisien determinasi merupakan
ternyata bahwa koefisien korelasi antara
kuadrat dari koefisien korelasi antara
Motivasi Kerja Pendidik (X2) dengan
Motivasi Kerja Pendidik (X2) dengan
Kepuasan Kerja Pendidik (Y) sangat
Kepuasan Kerja Pendidik (Y) dan hasil
signifikan. Dengan demikian hipotesis
yang diperoleh yaitu (ry2)2 = 0,4752 =
penelitian
terdapat
0,226 berarti bahwa 22,6 % varians yang
hubungan positif antara Motivasi Kerja
terjadi pada Kepuasan Kerja Pendidik (Y)
Pendidik dengan Kepuasan Kerja Pendidik
dapat dijelaskan oleh varians Kompetensi
terbukti
Pendidik (X1) melalui regresi Ŷ= 28,473 +
yang
menyatakan
kebenarannya
dan
sangat
signifikan. Berarti makin baik Motivasi
0,758 X2 .
kerja yang dimiliki oleh seorang pendidik
Hubungan Antara Kompetensi Pendidik
akan berdampak kepada kepuasan kerja
(X1) dan Motivasi Kerja (X2) Secara
148
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Bersama-Sama Dengan Kepuasan Kerja
arah regresi b1 sebesar 0,655 untuk variabel
Pendidik (Y)
Kompetensi Pendidik (X1), b2 sebesar
Hipotesis ketiga yang diajukan
0,259
untuk
variabel
Motivasi
kerja
dalam penelitian ini menyatakan bahwa
Pendidik (X2), serta konstanta a sebesar -
terdapat hubungan yang positif secara
6,191. Dengan demikian bentuk hubungan
bersama-sama antara kompetensi pendidik
antara variabel bebas dengan variabel
dan
dengan
terikat tersebut dapat digambarkan oleh
kepuasan kerja pendidik. Dengan demikian
persamaan regresi Ŷ = -6,191 + 0,655 X1 +
dapat
baik
0,259 X2. Sebelum digunakan untuk
dan makin tinggi
keperluan prediksi, persamaan regresi ini
Motivasi Kerja Pendidik, maka akan
harus memenuhi syarat uji signifikansi dan
semakin meningkatkan Kepuasan Kerja.
uji kelinearan.
motivasi
kerja
dikatakan
pendidik
bahwa
Kompetensi Pendidik
Penghitungan
makin
analisis
Selanjutnya
regresi
untuk
ganda antara variabel Kepuasan Kerja
derajat
sederhana
variabel
persamaan regresi, dilakukan Uji F dan
independen Kompetensi Pendidik dan
hasilnya seperti disajikan pada Tabel
Motivasi Kerja Pendidik menghasilkan
berikut ini :
dengan
kedua
signifikansi
me-ngetahui
dan
kelinearan
Tabel 1.5. Daftar ANOVA Untuk Regresi Linier Ŷ = -6,191 + 0,655 X1 + 0,259 X2
Sumber Varians
dk
Jk
RJk
Regresi
2
8.011,458
4005,729
Sisa
52
10.572,470
203,317
Total
54
18.583,927
Ftabel
Fhitung
α = 0,05
α = 0,01
3,175
5,038
19,702**
Keterangan : **
= Regresi Sangat Signifikan( Fhitung = 19,702 > Ftabel =5,038) pada α= 0,01
dk
= Derajat Kebebasan
JK
= Jumlah Kuadrat
RJK
= Rata-Rata Jumlah Kuadrat
Berdasarkan
hasil
pengujian
adalah
sangat
signifikan.
Persamaan
signifikansi dan linieritas pada tabel di
regresi ini mengandung arti bahwa terdapat
atas, dapat disimpulkan regresi ganda Ŷ = -
hubungan
6,191 + 0,655X1 + 0,259X2, dengan Fhitung
Pendidik (X1) dan Motivasi Kerja Pendidik
(19,702) > Ftabel (5,038) pada α = 0,01
(X2) 149
positif
secara
antara
Kompetensi
bersama-sama
dengan
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Kepuasan Kerja (Y).
kepuasan kerja pendidik belum mencapai kepuasan yang baik. Ketiga, terdapat hubungan yang
KESIMPULAN Temuan yang diperoleh dari penelitian ini
positif
adalah :
kompetensi pendidik dan motivasi kerja
Pertama, terdapat hubungan positif antara
kompetensi
pendidik
secara
bersama-sama
antara
pendidik dengan kepuasan kerja. Artinya,
dengan
semakin positif kompetensi yang dimiliki
kepuasan kerja pendidik. Artinya, semakin
pendidik, dan motivasi kerja semakin
positif kompetensi yang dimiliki pendidik
tinggi, maka kepuasan kerja pendidik
maka kepuasan kerja pendidik terhadap
terhadap
hasil kinerja akan semakin meningkat.
meningkat. Demikian sebaliknya, semakin
Demikian sebaliknya, semakin negatif
negatif kompetensi yang dimiliki pendidik
kompetensi yang dimiliki pendidik maka
dan
semakin berkurang kepuasan terhadap
pendidik, maka semakin kepuasan kerja
hasil kerja yang dilakukan. Hasil penelitian
pendidik
menunjukkan bahwa kompetensi pendidik
dilakukan akan semakin berkurang. Hasil
dan kepuasan kerja berada pada tingkat
penelitian menunjukkan bahwa kompetensi
korelasi yang cukup kuat, berarti bahwa
pendidik, motivasi kerja dan kepuasan
kepuasan kerja pendidik sudah mencapai
kerja pendidik berada pada tingkat korelasi
kepuasan yang baik.
yang cukup kuat, berarti bahwa kepuasan
Kedua, terdapat hubungan yang
semakin
kinerja
rendah
terhadap
akan
semakin
motivasi
hasil
kerja
kerja yang
kerja pendidik sudah mencapai kepuasan
positif antara motivasi kerja pendidik
yang baik.
dengan kepuasan kerja pendidik. Artinya, semakin positif motivasi kerja
hasil
Dengan demikian dapat disimpul-
yang
kan bahwa kepuasan kerja pendidik di
dimiliki pendidik maka kepuasan kerja
Pusat Pendidikan Cikal Harapan dapat
pendidik terhadap hasil kinerja akan
ditingkatkan
semakin meningkat. Demikian sebaliknya,
kompetensi dan motivasi kerja pendidik.
semakin negatif motivasi kerja
yang
Sesuai dengan peringkat dominasinya,
dimiliki pendidik maka semakin berkurang
maka bilamana Sekolah Cikal Harapan
kepuasan
akan
terhadap
hasil
kerja
yang
dengan
meningkatkan
meningkatkan
kepuasan
kerja
dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan
pendidiknya, maka prioritas yang utama
bahwa
dan
adalah dengan meningkatkan kompetensi
tingkat
tenaga pendidiknya, sesudah itu mening-
motivasi
kepuasan
kerja
kerja berada
pendidik pada
korelasi yang cukup lemah, berarti bahwa
katkan motivasi kerja pendidik. 150
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
pendidik Pusat Pendidikan Cikal Harapan
IMPLIKASI Implikasi hasil penelitian pada
untuk selalu meningkatkan kompetensi
masalah kompetensi pendidik dan motivasi
profesional yang yang berkaitan dengan
kerja
penguasaan pengetahuan dalam bidang
pendidik
dalam
hubungannya
dengan kepuasan kerja ialah bahwa kedua
ilmu, teknologi, ataupun.
variabel tersebut ternyata berhubungan dengan kepuasan kerja. Oleh karena itu,
Implikasi Meningkatkan motivasi Kerja
untuk
Pendidik.
menunjang
keberhasilan
dalam
proses belajar mengajar seorang pendidik hendaknya
selalu
kompetensi
yang
Mengembangkan motivasi kerja di
meningkatkan dimilikinya
sekolah sangat penting bagi sekolah,
serta
lembaga,
maupun
bagi
guru
sendiri.
meningkatkan motivasi dalam mencapai
Karena untuk menjadi guru tidak hanya
keberhasilan tujuan pendidikan.
diperlukan kompetensi keguruan semata namun yang penting mereka mempunyai
Implikasi Meningkatkan Kompetensi
semangat bekerja yang tinggi sehingga
Pendidik.
tujuan pendidikan dapat tercapai secara
Pertama,
mengharuskan
sekolah
optimal.
tenaga pendidik untuk selalu meningkatkan kompetensi
pedagogis
yang
Oleh karena itu untuk meningkat-
berkaitan
kan motivasi kerja pendidik, sekolah
dengan kepiawaian guru Pusat Pendidikan
maupun
Cikal
memberikan motivasi secara terus menerus
Harapan
pembelajaran. sekolah
dan
dalam
mengharuskan
Kedua, tenaga
mengelola
pendidik
kepada
Pusat
kompetensi
tenaga
hendaknya
pendidiknya,
selalu sehingga
memacu semangat yang tinggi dalam
Pendidikan Cikal Harapan untuk selalu meningkatkan
lembaga
bekerja.
kepribadian
yang berhubungan dengan kualitas guru
SARAN-SARAN.
individu guru yang bersangkutan. Ketiga, mengharuskan
sekolah
dan
Saran Meningkatkan Kompetensi Pen-
tenaga
didik.
pendidik Pusat Pendidikan Cikal Harapan
Pertama,
untuk selalu meningkatkan kompetensi
kompetensi
social, yaitu kemampuan guru sebagai
mengadakan
bagian dari masyarakat dan memberi sekolah
dan
pedagogis
meningkatkan sekolah
perlu
pelatihan-pelatihan
yang
berhubungan dengan kepiawaian pendidik
pengaruh terhadap masyarakat. Keempat, mengharuskan
untuk
dalam
tenaga 151
mengelola
pembelajaran
yang
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
meliputi: landasan kependidikan, pema-
baik lagi.
haman mengenai peserta didik, pengem-
Kedua. meningkatkan kesejahtera-
bangan kurikulum dan silabus, merancang
an guru. Peningkatan kesejahteraan ini
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
akan memotivasi kerja
yang melibatkan dan menghargai siswa
dengan
sebagai subyek pendidikan.
kasejahteraan maka guru akan merasa
Kedua, untuk peningkatan kompe-
terpenuhinya
tenang
dan
guru, karena kebutuhan
nyaman
dalam
akan
bekerja,
tensi kepribadian dan sosial perlu dise-
sehingga guru tidak akan berusaha untuk
lenggarakan forum diskusi dan workshop
mencari kerja tambahan.
mengenai manajemen diri yang memuncul-
Ketiga.
memberikan
reward/
kan sikap positif posistif dalam hidup. Hal
penghargaan
ini mencakup selft awareness, percaya diri,
prestasi.
motivasi dan ledership. Model pelatihan
wujud perhatian dari lembaga/sekolah,
yang memunculkan sikap-sikap positif
sehingga
dapat diselenggarakan secara periodik
tersebut motivasi kerja guru akan semakin
dengan bekerjasama lembaga pelatihan
meningkat.
manajemen.
kepada guru yang ber-
Penghargaan dengan
ini
adanya
me-rupakan penghargaan
Keempat. menciptakan iklim kerja
Ketiga, untuk meningkatkan kompe-
yang kondusif. Lingkungan kerja yang
tensi professional perlu diadakan pelatihan
harmonis, kekeluargaan dan menyenang-
dan workshop berkaitan dengan pengu-
kan akan memotivasi guru dalam bekerja,
asaan pengetahuan bidang ilmu, teknologi,
karena iklim kerja yang kondusif akan
atau seni yang mencakup penguasaan:
membuat guru merasa nyaman berada di
materi pelajaran secara komprehensif,
lingkungan kerja.
sehingga keahlian yang dimiliki pendidik
Kelima. menciptakan komunikasi
akan semakin bertambah.
yang
terbuka.
komunikasi
bagi
Keterbukaan semua
dalam
komponen
Saran Meningkatkan Motivasi Kerja
komponen di sekolah akan membuat
Pendidik.
suasana kerja di sekolah menjadi tenang
Pertama. mendorong guru untuk
dan damai, serta
jauh dari prasangka
meningkatkan karirnya dan melanjutkan
buruk. Sebagai suatu organisasi yang
pendidikan lebih tinggi. Karena dengan
dikelola secara terbuka, maka guru akan
peningkatan karir yang lebih tinggi guru
mengetahui keadaan yang sebenarnya.
akan merasa dihargai dan akan mening-
Sehingga guru di-harapkan dapat turut
katkan motivasi guru dalam bekerja lebih
serta 152
membantu
mencarikan
solusi
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
pemecahan masalah yang dihadapi oleh sekolah. Adiarni, Bina Rupa Aksara, Jakarta. H.A.R, 1999, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional, Dalam Perspektif Abad 21, Tera Indonesia, Magelang. Hariandja Marohat T.E., 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan keempat, PT. Gramedia, Jakarta. Hidayat, Anang, 2007, Strategi Six Sigma, Peta Pengembangan Kualitas dan Kinerja Bisnis, Gramedia, Jakarta. Hasan, Iqbal., 2004, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Bumi Aksara, Jakarta. Keith Davis & John W. Newstrom, 2000, Perilaku Dalam Organisasi, Erlangga, Jakarta. Komaruddin,1983, Ensiklopedia Manajemen, Alumni, Bandung.
DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad, 1985, Penelitian Pendidikan , Rineka Cipta, Jakarta. Arikunto, Suharsimi, 1983, Metode Research, Rajawali Pers, Jakarta. Arikunto, Suharsimi, 1988, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rajawali Pers, Jakarta. Arni Muhammad, 2006, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta. BNSP, 2007, Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Jakarta. Budiarto, Sandra. 2002. Skripsi : Pengaruh Pelaksanaan Periklanan di Televisi Terhadap Volume Penjualan Televisi Merek LG di Bandung, Universitas Maranatha, Bandung. Buchari Zainun, 1979, Manajemen dan Motivasi, Balai Aksara, Jakarta. Depdiknas, 2003, Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sostem Pendididkan Nasional, Fokusmedia, Bandung. Depdiknas,2006, Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Jakarta.
Malayu Hasibuan, 1999, Organisasi dan Motivasi, Bumi Aksara, Jakarta. Manullang, M, 1998, Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta. Mathias, Robert L. dan Kohn H. Jacksons, 2000, Human Resource Management, Penerjemah: Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira Hie, Salemba Empat, Jakarta. Mitran, Alain, 1995, Manajemen Sumber Daya Manusia Berdasarkan Kompetensi. Moeljono Djokosantoso, 2006, Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi, Edisi Revisi, PT. Gramedia, Jakarta, Cetakan kelima.
Depdiknas, 2006, Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Cetakan kedua, Jakarta. Djaali,H., dkk., 2008, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. Ferry, Nursalam, 2008, Pendidikan dalam Keperawatan, Salemba Medika. Gibson, James L. et all,1996, Organization, terjemah: Ninuk
Reychen DS.,Salganik LH., 2003, Key competencies for a successful life and a well-functioning society, www.oecd.org/edu/statistics/deseco m
153
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Shermerhorn, Jihn R. James G.Hunt dan Richard N. Osborn, 1995, Managing Organizational Behaviour, New York : Prentice Hall. Singgih, Santoso. 2000, SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Jakarta: Media Komputindo. Soewarno H., 1982, Pengantar Studi Administrasi dan Manajemen, Jakarta: GunungAgung. Sudjana, 1987, Metode Statistika, Bandung: Tarsito. Sugiyono, 2000, Statistik Untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta. Sujanto, Bedjo, 2009, Cara Efektif Menuju Sertifikasi Guru, Jakarta, Raih Asah Sukses
Sunyoto, Danang..2009, Analisis Regresi Dan Uji Hipotesis, Yogyakarta, MedPress. Tangkilisan Hessel Nogi S.,2007, Manajemen Publik, Cetakan kedua, PT. Gramedia, Jakarta. Umar Husein, 2005, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Cetakan ketujuh Universitas Negeri Jakarta, Program Pascasarjana, 2004, Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi 2005. Wibowo H.B., Buku Panduan Thesis Program Pasca Sarjana S-2 Magister Manajemen (MM), Universitas Pamulang.
154
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
Para Penulis UDIN AHIDIN, lahir di Kuningan 6 Juli 1976 memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE) dan Magister Manajemen (MM) dari Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang. Sejak 2009 sebagai dosen tetap pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang. Sekarang menjabat sebagai Sekretaris Program Studi Manajemen. Mengampu mata kuliahmanajemen pemasaran dan teori ekonomi mikro. TRI HARJAWATI, lahir di Bandung 14 Nopember 1980, lulus S-1 Pendidikan Akuntansi dari UPI Bandung 2004, M.Si konsentrasi Manajemen Keuangan dari UNPAD Bandung 2007. Mengajar di beberapa Universitas sejak 2010 sebagai dosen tetap di Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang. Mengampu mata kuliah akuntansi biaya. FIKRON AL CHOIR, lahir di Banyumas, 20 Agustus 1965, pendidikan strata satu diselesaikan di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1991), gelar MM dari Program Magister Manajemen UNPAM tahun 2009 dan M.Pd dari UNINDRA ( 2012). Profesi sebagai PNS pendidik /guru SMA sejak 1993, sebagai staf pengajar(dosen) pada Fakultas Ekonomi UNPAM sejak tahun 2010 dan telah menulis buku Matematika Ekonomi. Mengampu mata kuliah matematika ekonomi. YOYON M DARUSMAN, lahir di Ciamis 16 Agustus 1958, gelar SH diperoleh dari Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta jurusan Hukum Perdata (1986). Gelar Doktor Ilmu Hukum diperoleh dari UNISBA Bandung (2012). Jabatan sekarang adalah Wakil Rektor II merangkap Direktur Panca Sarjana Universitas Pamulang. Mengampu mata kuliah hukum perdata. FRANSISKA DECI NATALIA, lulus sarjana ekonomi dengan konsentrasi SDM Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang (2013) UMI ROSILOWATI, lahir di Jakarta 19 Juni 1959, lulus S-1 dari Institut Pertanian Bogor (1984), mendapatkan gelar S-3 Ilmu Manajemen dari Universitas Pasundan Bogor (2012). Aktif menulis dan mengikuti berbagai seminar nasional maupun internasional, sejak 2005 sampai sekarang menjadi dosen tetap Fakultas Ekonomi UNPAM dan mengajar pada Program Magister UNPAM. Mengampu mata kuliah Manajemen sumberdaya manusia. I NYOMAN MARAYASA, lahir di Gianyar (Bali), 4 Mei 1968. Menyelesaikan studi strata satu di STIE - TRI DHARMA WIDYA Jakarta, jurusan Manajemen Keuangan dan Perbankan, tahun 1999. Strata dua dari Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, tahun 2012. Pernah bekerja di PT. Bank Dagang Bali (1990 s/d 2004), PT. Bank Perkreditan Rakyat Laksana Lestari Serpong -BSD (2005 s/d 2010). PT. Bank Perkreditan Rakyat Prima Kredit Sejahtera - Tangerang Selatan (20112013). Saat ini sebagai dosen tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang, dengan mengampu mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (BLKL), Kewirausahaan dan Pengantar Manajemen.
155
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 1, No. 1, Oktober 2013
GATOT KUSJONO, lahir di Malang tanggal 02 Juli 1967, Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar sampai SMA di Malang melanjutkan studi ke IKIP Malang (Fakultas Pendidikan Teknik Kejuruan – Jurusan Teknik Mesin) tahun 1990. Pada tahun 2010 menyelesaikan jenjang S2 program Magister Manajemen Jurusan Sumber Daya Manusia di Universitas Pamulang Tangerang Selatan. Profesi sebagai pendidik dan guru Matematika di SMA Islam Cikal Harapan Yayasan Permata Sari BSD. Sejak tahun 2010 sekarang juga sebagai staf pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang Kota Tangerang Selatan Banten. Mengampu mata kuliah statistik. MILWANI. lahir di Plaju, 18 Juni 1953. Lulus sarjana matematika dari MIPA-UNPAM (2006), S-2 Magister Manajemen UNPAM (2009). Pensiunan PNS tahun 2009 sekarang aktif sebagai dosen mengampu mata kuliah matematika sejak tahun 2010.
156