PENGARUH LATIHAN PUSH UP TANGAN MENUMPU BANGKU DAN PUSH UP KAKI DITINGGIKAN TERHADAP PASSING ATAS (Terhadap Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015)
SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kepelatiahan Olahraga pada Universitas Negeri Semarang
OLEH NUR ULIN ANWAR 6301411039
PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
ABSTRAK Nur Ulin Anwar. 2015. Pengaruh Latihan Push Up Tangan Menumpu Bangku dan Push Up Kaki Ditinggikan Terhadap Passing Atas (Terhadap Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015). Skripsi Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Dr.H. NASUKA, M.Kes.; Pembimbing II : TRI AJI, S.Pd, M.Pd. Kata kunci : passing atas, push up tangan menumpu bangku, push up kaki ditinggikan Passing atas adalah salah satu teknik dasar yang sangat dibutuhkan dalam permainan bolavoli oleh seorang atlet. Kurangnya penguasaan passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang yang akan diberi metode latihan kekuatan berupa push up yang bertujuan untuk melatih otot lengan agar dapat melakukan passing atas dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS kabupaten Semarang tahun 2015. Penelitian Eksperimen dengan desain penelitian berpola M-S (Macthed by Subject Desain). Populasi berjumlah 50 orang. Untuk sampel berjumlah 20 orang dengan metode pusposive sampling dalam penarikan sampelnya. Untuk analisis data menggunakan rumus t-test yang dikutip dari buku Sutrisno Hadi (2000 : 282). Hasil penelitian: a.) Hasil analisis data tes awal dan tes akhir passing atas pada kelompok eksperimen I (push up tangan menumpu bangku) diperoleh nilai t hitung = 5,019 > t tabel = 2,262. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku. b.) Hasil analisis data tes awal dan tes akhir passing atas pada kelompok eksperimen II (push up kaki ditinggikan) diperoleh nilai t hitung = 6,679 > t tabel = 2,262. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan. c.) Hasil analisis data tes akhir kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II diperoleh nilai t hitung = 0,198 < 2,262. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara metode latihan yang diberikan pada kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. d.) Presentase kenaikan antara kelompok eksperimen I < kelompok eksperimen II atau 16,38 % < 18,26 %. Maka latihan push up kaki ditinggikan lebih baik dari pada latihan push up tangan menumpu bangku. Simpulan hasil penelitian : Ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015. Saran : semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pelatih bolavoli, khususnya pelatih diklub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang, supaya dapat dijadikan sebagai perbandingan dalam pembuatan program latihan, serta dapat bermanfat bagi peneliti lain khususnya peneliti dibidang olahraga.
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto: “Barang siapa menginginkan kebahagiaan didunia maka haruslah dengan ilmu, barang siapa yang menginginkan kebahagian diakhirat haruslah dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kebahagiaan keduanya maka haruslah dengan ilmu.” (HR. ibn Asakir)
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk : Kedua orang tuaku Bapak Munawar dan Ibu Asmanah Adik-adikku Arif Taufiqqurrohman dan Dimas Faiz Lutfi Teman-teman seangkatan PKLO FIK UNNES Tahun 2011 Bapak Ibu Guru SD N Waru Teman-teman PPL MAIGA, KKN Kaligawe, serta Perdana Jaya FC.
vi
KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian tentang : “Pengaruh Latihan Push Up tangan menumpu bangku dan Push Up Kaki Ditinggikan Terhadap Passing Atas (Terhadap Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015)”. Penelitian ini dapat dilaksanakan berkat bantuan dari berbagai pihak : 1.
Rektor UNNES yang telah memberikan kesempatan dan izin kepada peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian.
2.
Dekan FIK UNNES yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian.
3.
Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.
4.
Dr. H. Nasuka, M. Kes sebagai pembimbing I dan Tri Aji, S.Pd, M.Pd. sebagai pembimbing II yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
5.
Bapak / Ibu dosen dan karyawan FIK UNNES yang telah membantu dan telah memberi dorongan.
6.
Atlet putra klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini.
7.
Jajaran pelatih klub bolavoli
IVOKAS Kabupaten Semarang yang telah
membantu dan memberikan ijin dalam penelitian ini. 8.
Teman – teman kuliah terutama teman di jurusan PKLO angkatan 2011 yang telah membantu secara sukarela dalam pelaksanaan penelitian
9.
Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu yang telah membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini.
vii
Atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan, dengan ini peneliti menyampaikan terima kasih yang sebesar - besarnya. Mudah – mudahan kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan ini dapat bermanfaat. Peneliti berharap agar penelitian ini dapat mengunggah peneliti lain untuk melakukan kegiatan seperti ini pada masa – masa mendatang, sehingga kegiatan penelitian akan lebih bermakna dalam memberikan sumbangan yang nyata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
viii
DAFTAR ISI Halaman JUDUL .......................................................................................................... i ABSTRAK ..................................................................................................... ii PERNYATAAN ............................................................................................. iii PERSETUJUAN ........................................................................................... iv PENGESAHAN ............................................................................................. v MOTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................. ix DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................ 1.2 Identifikasi Masalah ............................................................... 1.3 Pembatasan Masalah ............................................................ 1.4 Rumusan Masalah ................................................................. 1.5 Tujuan Penelitian ................................................................... 1.6 Manfaat Penelitian ................................................................. BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori ...................................................................... 2.1.1 Permainan Bolavoli ................................................................ 2.1.2 Teknik Dasar Permainan Bolavoli .......................................... 2.1.2.1 Servis ..................................................................................... 2.1.2.2 Passing .................................................................................. 2.1.2.3 Umpan (Set-Up) ..................................................................... 2.1.2.4 Smash ................................................................................... 2.1.2.5 Block ...................................................................................... 2.1.3 Teknik Dasar Passing ............................................................ 2.1.4 Passing Atas .......................................................................... 2.1.4.1 Passing Atas Bola Rendah .................................................... 2.1.4.2 Passing Atas dengan Bola Di samping Badan ....................... 2.1.4.3 Passing Atas dengan Bergeser Mundur ................................. 2.1.4.4 Passing Atas dengan Melompat ............................................. 2.1.4.5 Passing Atas ke Belakang ..................................................... 2.1.5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Melakukan Passing Atas .......................................................................... 2.1.6 Peningkatan Kondisi Fisik ...................................................... 2.1.7 Latihan Penguatan Otot Lengan ............................................ 2.1.7.1 Komponen – Komponen Latihan ............................................ 2.1.7.2 Latihan Push Up .................................................................... 2.1.8 Otot Bahu............................................................................... 2.1.9 Otot Lengan Atas ................................................................... 2.1.10 Otot Lengan Bawah ............................................................... 2.1.11 Otot – Otot yang Bekerja Saat Melakukan Passing Atas ........ 2.1.12 Otot – Otot yang Bekerja Saat Melakukan Push Up ...............
ix
1 6 7 7 8 8
10 10 11 12 12 13 13 13 14 14 18 19 19 20 20 21 21 23 23 24 27 27 29 31 32
2.1.13 2.2 2.3
Kesinambungan Otot Saat Passing Atas dan Push Up .......... Kerangka Berpikir .................................................................. Hipotesis ................................................................................
33 33 35
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian ................................................... 3.2 Variabel Penelitian ................................................................. 3.2.1 Variabel Bebas....................................................................... 3.2.2 Variabel Terikat ...................................................................... 3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel .................. 3.3.1 Populasi ................................................................................. 3.3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............................. 3.4 Prosedur Penelitian ................................................................ 3.5 Instrumen Penelitian .............................................................. 3.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian ......................... 3.6.1 Faktor Kehadiran Sampel Penelitian ...................................... 3.6.2 Faktor Kesungguhan .............................................................. 3.6.3 Faktor Kemampuan .............................................................. 3.6.4 Faktor Kesehatan................................................................... 3.6.5 Faktor Tempat........................................................................ 3.6.6 Faktor Cuaca ......................................................................... 3.7 Teknik Analisis Data............................................................... 3.7.1 Uji Prasarat Analisis ............................................................... 3.7.1.1 Uji Normalitas......................................................................... 3.7.1.2 Uji Homogenitas..................................................................... 3.7.2 Analisis Data dengan Uji Perbedaan (Uji t) ............................
37 37 38 38 38 38 38 39 40 43 43 43 43 43 44 44 44 44 44 46 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ...................................................................... 4.1.1 Deskripsi Data........................................................................ 4.1.2 Hasil Uji Persyarat Analisis .................................................... 4.1.2.1 Uji Normalitas......................................................................... 4.1.2.2 Uji Homogenitas..................................................................... 4.1.3 Hasil Analisis Data ................................................................. 4.1.3.1 Hasil Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas pada kelompok Eksperimen I (Push Up Tangan Menumpu Bangku)................................................................. 4.1.3.2 Hasil Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas pada kelompok Eksperimen II (Push Up Kaki Ditinggikan) ..... 4.1.3.3 Hasil Analisis Data Tes Akhir Passing Atas pada Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II ........... 4.1.3.4 Hasil Presentase Analisis data Pre-test dan Post-test pada kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II ............ 4.1.4 Uji Hipotesis ........................................................................... 4.2 Pembahasan Hasil Analisis Data ........................................... 4.2.1 Pembahasan Uji Hipotesis I ................................................... 4.2.2 Pembahasan Uji Hipotesis II .................................................. 4.2.3 Pembahasan Uji Hipotesis III ................................................ 4.2.4 Pembahasan Uji Hipotesis IV ................................................. 4.2.5 Faktor-faktor Penyebab Tidak Terujinya Hipotesis .................
x
53 53 53 54 54 55
55 56 56 57 57 59 59 60 60 61 61
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ................................................................................ 5.2 Saran ..................................................................................... 5.2.1 Bagi Pelatih Klub Bolavoli IVOKAS ........................................ 5.2.2 Bagi Pembaca........................................................................ 5.2.3 Bagi Peneliti Lain ...................................................................
63 64 64 64 64
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... LAMPIRAN ...................................................................................................
65 67
xi
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1. 2. 3. 4.
Penilaian AAHPER Volleyball Setting Test .......................................... Pengolahan Data Untuk Uji Normalitas ................................................ Pengolahan Data ................................................................................. Deskripsi Data Hasil Tes Passing Atas Bolavoli Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II .......................................... 5. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data.................................................... 6. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data................................................ 7. Daftar Nama Atlet Putra Usia 15-18 Tahun Klub Bolavoli IVOKAS Yang Menjadi Sampel .......................................................................... 8. Hasil Pre-test Passing Atas.................................................................. 9. Rangking Hasil Pre-test Passing Atas ................................................. 10. Hasil Matching ..................................................................................... 11. Daftar Nama Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II .....................
xii
42 45 47 53 54 55 73 76 77 78 79
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
1. Posisi Lengan dan Jari saat Passing Atas ........................................... 2. Sikap Badan Saat Passing Atas........................................................... 3. Passing Atas Normal atau Bola Kedepan ............................................ 4. Passing Atas pada Bola Rendah.......................................................... 5. Passing Atas dengan Bola disamping Badan ....................................... 6. Passing Atas dengan Bergerak Mundur ............................................... 7. Passing Atas dengan Melompat........................................................... 8. Passing Atas ke Belakang ................................................................... 9. Push Up Tangan Menumpu Bangku atau Meja .................................... 10. Push Up Kaki Ditinggikan..................................................................... 11. Otot-otot Bahu Kanan dan Lengan Tampak Posterior ......................... 12. Otot-otot Bahu Kanan dan Lengan Atas Tampak Anterior.................... 13. Otot-otot Lengan Bawah Kanan Tampak Anterior ................................ 14. Otot-otot Lengan Bawah Kanan Tampak Posterior .............................. 15. AAHPER Volleyball Setting Test .......................................................... 16. Gambar Istrument Setting Test dalam Ukuran Meter ........................... 17. Tabel Penilaian AAHPER Volleyball Setting Test ................................
xiii
16 17 18 18 19 19 20 20 26 27 28 29 30 31 41 42 42
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Halaman
Usulan Topik Skripsi .......................................................................... Usulan Dosen Pembimbing ............................................................... Surat Keterangan Penetapan Dosen Pembimbing ............................. Surat Ijin Penelitian ............................................................................ Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ............................ Daftar Nama Atlet Putra Usia 15-18 Tahun Klub Bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015 yang menjadi Sampel ................ Daftar Penilaian Pre-test .................................................................... Daftar Hasil Pre-test Passing Atas Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015 .................................................... Daftar Rangking Hasil Pre-test Passing Atas Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015 ...................................... Daftar Hasil Matching yang Digunakan Dalam Pembagian Kelompok .......................................................................................... Daftar Nama Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II..................................................................................... Uji Prasarat Analisis Data Pre-test (Uji Normalitas)............................ Tabel Standar Normal Untuk z-Score Negatif .................................... Tabel Standar Normal Untuk z-Score Positif ..................................... Tabel Nilai Kritis Untuk Uji LILIEFORS .............................................. Uji Homogenitas ................................................................................ Nilai-nilai F pada Taraf Signifikansi 5 % ............................................. Daftar Penilaian Post-test .................................................................. Daftar Hasil Post-test Passing Atas Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015 .................................................... Daftar Nama Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksprimen II Dari Hasil Perolehan Nilai Post-test ................................................... Analisis Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas Kelompok Eksperimen I (Push Up tangan Menumpu Bangku)........... Analisis Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas Kelompok Eksperimen II (Push Up Kaki Ditinggikan) ......................... Analisis Data Hasil Tes Akhir Passing Atas Antara Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II ....................................... Tabel Nilai-nilai t ................................................................................ Program Latihan Push Up Tangan Menumpu Bangku dan Push Up Kaki Ditinggikan ................................................................. Daftar Hadir Sampel .......................................................................... Dokumentasi......................................................................................
xiv
68 69 70 71 72 73 74 76 77 78 79 80 85 86 87 88 91 92 94 95 96 98 100 102 103 104 105
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Olaharaga merupakan kebutuhan manusia yang merupakan unsur
pokok dan sangat berpengaruh dalam pembentukan jiwa (rohani) dan jasmani (raga atau tubuh) yang kuat. Sehingga setiap manusia yang sering melakukan kegiatan olahraga akan memiliki kesehatan rohani dan jasmani yang lebih baik dibanding manusia yang jarang atau tidak pernah melakukan kegiatan olahraga. Olahraga juga suatu aktifitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat, keberadaannya sudah menjadi bagian dari kegiatan di masyarakat. Sebagai contoh olahraga yang banyak digemari dimasyarakat adalah cabang bolavoli. Permainan bolavoli sudah berkembang menjadi cabang olahraga yang sangat digemari dan menurut para ahli saat ini bolavoli tercatat sebagai olahraga yang menempati urutan kedua olahraga yang paling digemari didunia. Permainan bolavoli diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1895 yang diberi nama Mintonette, yang kemudian diusulkan oleh Prof. H. T. Halsted pada tahun 1896 dengan nama Volleyball. Permainan bolavoli sudah dikenal di Indonesia sejak tahun 1928, dibawa oleh guru – guru Belanda yang mengajar di H.B.S. dan H.M.S., tetapi pada waktu itu permainan ini belum popular dimasyarakat. Setelah zaman kemerdekaan, banyak bekas tentara angkatan perang Belanda yang bergabung dengan tentara NKRI, mereka inilah yang turut mempopulerkan permainan bolavoli di masyarakat. Di Indonesia terdapat organisasi kepengurusan bolavoli
1
2
yang semuanya berinduk pada P.B.V.S.I (Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia), berdiri pada tanggal 22 januari 1955 di Jakarta. Dalam permainan bolavoli untuk meningkatan kualitas permainan yang bertujuan untuk memperoleh prestasi maksimal membutuhkan beberapa aspek yang harus dicapai. Menurut M. Sajoto (1995:7) apabila seseorang ingin mencapai prestasi optimal perlu dimilliki empat macam kelengkapan yang meliputi: 1) pengembangan fisik, 2) pengembangan teknik, 3) pengembangan mental, 4) kematangan juara. Teknik sendiri merupakan salah satu dasar dari aspek untuk memperoleh prestasi yang maksimal. Menurut M. Yunus (1992:68), teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif. Teknik bolavoli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai tujuan yang optimal. Menurut Nuril Ahmadi (2007:20), teknik - teknik dalam permainan bolavoli terdiri atas servis, passing bawah, passing atas, block, dan smash. Menurut M. Yunus (1992:79) passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. Passing atas adalah cara pengambilan bola atau mengoper bola dari atas kepala dengan jari-jari tangan. Menurut Muhammad Muhyi Faruq (2009:53), passing atas adalah dengan menggunakan kedua tangan yang diangkat keatas lurus agak kedepan kepala, jari – jari tangan agak dibuka lebar sehingga kedua jari tangan siap menerima bola, setelah itu bola didorong keatas agak kedepan, dimana posisi bola yang datang berasal dari arah atas.
3
Pada dasarnya permainan bolavoli adalah melewatkan bola kearah lawan melalui atas net dan berusaha mematikan bola didaerah lawan. Tujuan utama orang bermain bolavoli adalah untuk mencari kesenangan dalam mengisi waktu luang. Bukan hanya itu saja, bermain bolavoli juga untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan bahkan bercita – cita ingin menjadi pemain bolavoli yang berprestasi tinggi. Salah satu modal dasar untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam suatu cabang olahraga adalah memiliki bibit yang berbakat yang sesuai dengan tuntutan dan spesifikasi masing-masing cabang olahraga. Maka dari itu untuk menjadi pemain bolavoli yang baik menurut M. Yunus (1992:11), harus memenuhi syarat - syarat fisik berupa : a). kesehatan fisik yang baik, b). tidak memiliki cacat fisik, c) Mempunyai postur tubuh yang baik, d) memiliki unsure kondisi fisik yang baik (kekuatan, kecepatan, kelincahan, daya tahan, power, koordinasi, dan kelincahan). Kekuatan merupakan salah satu syarat fisik yang berguna untuk menjadikan seorang atlit bolavoli memiliki teknik yang bagus, seperti dapat melakukan passing atas dengan mahir karena memiliki kekuatan otot lengan yang kuat. Akan tetapi untuk memperoleh kekuatan yang bagus seorang atlit haruslah melakukan latihan yang rutin sesuai dengan program yang telah dibuat seorang pelatih. Pengembangan kekuatan otot tergantung dari beberapa faktor, meliputi tingkat perkembangan dan pengalaman si atlet, tipe kekuatan yang harus dikembangkan serta sarana-prasana yang tersedia, (PASI, 1993:104). Latihan menggunakan beban berat badan saja sebagai tahanan adalah suatu cara yang baik untuk memulai latihan kekuatan, terutama bagi atlet – atlet yang masih
4
muda dan belum berpengalaman. Latihan – latihan menggunakan beban berat badan sebagai tahanan dapat dilakukan dengan berbagai variasi latihan. Seperti variasi latihan dengan melakukan push up. Menurut Taryono (2008), push up adalah gerakan latihan mengangkat tubuh dari bawah ke arah atas dengan menggunakan tubuh bagian lengan. Push up merupakan jenis latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan. Menurut Sadoso
(1994:43),
latihan
push
up
adalah
salah
satu
latihan
untuk
mengembangkan otot-otot dada, bahu, dan lengan. Menurut Sadoso (1994: 45), ada beberapa macam variasi push up yaitu: 1). push up dengan tangan menumpu pada bangku, 2). push up dengan lutut menumpu pada lantai (wanita), 3). push up dengan kaki dan tangan menumpu pada lantai (normal), 4). push up dengan kaki ditinggikan. Latihan kekuatan berupa push up ini, merupakan jenis latihan yang dibutuhkan seorang atlet, seperti halnya atlet di klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang. Klub bolavoli
IVOKAS merupakan salah satu klub terbaik di
Kabupaten Semarang . Klub ini berdiri sejak 20 Desember 2003 yang dirintis oleh Bapak Kartono seorang guru olahraga yang berpengaruh di Kabupaten Semarang, serta Bapak Alex yang menjabat sebagai ketua PBVSI Kabupaten Semarang. Klub IVOKAS merekrut atlit - atlitnya dari kalangan pelajar, yang terdiri dari pelajar sekolah maupun perguruan tingggi serta dari kalangan orang yang tidak mampu untuk di bina dan dilatih pada klub ini agar menjadi atlit bolavoli yang berprestasi dan membanggakan. Untuk sekarang ini klub IVOKAS memiliki kurang lebih 50 atlet bolavoli yang terdiri dari 30 orang atlet putra dan 20 orang atlet putri. Klub IVOKAS didirikan benar – benar untuk mencetak atlit yang potensial kemudian akan
5
menghasilkan atlit - atlit berbakat dan berprestasi. Hal ini dibuktikan dengan peraihan prestasi yang dimiliki klub IVOKAS selama 12 tahun sejak didirikanya diantaranya juara POPDA SMP se –Jawa Tengah, Juara 1 POPDA SMA tingkat Jawa Tengah, Juara PORPROV Tahun 2013, 4 atlet binaan Klub IVOKAS masuk sebagai atlit junior kejurnas yunior, serta masih banyak prestasi lainnya. Dalam latihan yang dilakukan tim IVOKAS ini masih banyak yang kurang menguasai teknik bolavoli, seperti passing atas yang cenderung didominasi atlet putranya. Ini terjadi dikarenakan latihan passing yang dilakukan didominasi dengan passing bawah. Memang passing bawah sangatlah penting untuk melakukan reserve atau mengembalikan bola dari hasil smash maupun servis dari lawan. Tetapi sebagai atlet yang potensial hendakya dapat menguasai berbagai macam teknik dasar secara maksimal agar dapat bermain bolavoli dengan baik serta dapat mencapai prestasi yang maksimal. Hal ini dibuktikan pada saat latihan passing berpasangan banyak atlet yang melakukan passing atas yang kurang sempurna berupa bola tidak sampai pada teman, hasil passing atas masih melenceng dan banyak lainnya. Bukan hanya itu saja, saat game berlangsung seorang atlet kurang bisa menguasai passing atas yang ditandai dengan kurangnya ketepatan dan akurasi bola, saat menerima bola sentuhan kedua untuk mengumpan pada spiker
untuk
menyerang lawan ketika posisi seorang pengumpan atau tosser berada diposisi sulit atau jauh dari bola. Kesalahan tadi terjadi salah satunya dikarenakan kurangnya kekuatan otot lengan yang dipunyai seorang atlet. Sementara itu untuk melatih kekuatan otot lengan ada banyak metode latihannya, maka peneliti akan melakukan eksperimen dengan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki
6
ditinggikan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan passing atas atlet putra di klub bolavoli IVOKAS. Dalam melakukan kedua jenis latihan, berupa latihan kekuatan otot lengan, yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan passing atas. Dengan memperhatikan uraian diatas, peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul : “Pengaruh Latihan Push up Tangan Menumpu Bangku dan Push up
Kaki
Ditinggikan Terhadap Passing Atas” “(Terhadap Klub Bolavoli Putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015)”. Adapun alasan pemilihan judul tersebut diatas adalah sebagai berikut : 1.1.1
Passing atas merupakan salah satu teknik dasar permainan bolavoli
1.1.2 Peningkatan kemampuan passing atas untuk tujuan prestasi 1.1.3 Metode latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan dapat meningkatkan kemampuan passing atas.
1.2
Identifikasi Masalah Setelah melakukan Observasi oleh peneliti, ada beberapa masalah yang
terjadi di klub Bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang yaitu: 1.2.1
Metode latihan passing atas pada klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten
Semarang belum menunjukkan hasil yang maksimal. 1.2.2
Kurangnya penguasaan teknik dasar passing atas yang telah diajarkan
oleh pelatih. 1.2.3
Belum diketahui latihan yang baik dan efektif antara push up tangan
menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap hasil dari kemampuan passing atas.
7
1.2.4
Kemampuan passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten
Semarang belum diketahui.
1.3
Pembatasan Masalah Menindaklanjuti Identifikasi Masalah diatas, maka peneliti melakukan
pembatasan masalah pada penelitian ini yaitu : 1.3.1
Peneliti lebih menekankan pada masalah metode latihan untuk passing
atas. 1.3.2
Peneliti hanya meneliti tentang passing atas.
1.3.3
Metode latihan untuk passing atas yang diberikan adalah push up tangan
menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan.
1.4
Rumusan Masalah Berdasarkan pada pembatasan masalah, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : 1.4.1
Apakah ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap
passing atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015 ? 1.4.2
Apakah ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing
atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015 ? 1.4.3
Apakah ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku
dan latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015 ? 1.4.4
Manakah yang lebih baik antara latihan push up tangan menumpu
bangku dan latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015 ?
8
1.5
Tujuan Penelitian Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui :
1.5.1
Pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing
atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015. 1.5.2
Pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas
permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015. 1.5.3
Membedakan antara hasil latihan push up tangan menumpu bangku dan
latihan push up dengan kaki ditinggikan terhadap passing atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015. 1.5.4
Manakah yang lebih baik antara latihan push up tangan menumpu
bangku dan latihan push up dengan kaki ditinggikan terhadap passing atas permainan bolavoli putra klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015.
1.6
Manfaat Penelitian Pada penelitian ini, peneliti mengaharapkan manfaat setelah penelitian
berupa : 1.6.1
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi
mahasiswa dalam bidang olahraga pada khususnya tentang metode latihan passing atas bolavoli. 1.6.2
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk
menela’ah sejauh mana materi yang telah diajarkan dan dipelajari apakah telah sesuai dengan prakteknya. 1.6.3
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan
perbandingan bagi pembaca yang sedang mengadakan penelitian. 1.6.4
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Klub bolavoli IVOKAS
Kabupaten Semarang, khususnya untuk pelatih, diharapkan penelitian ini dapat
9
dijadikan gambaran untuk membuat program latihan sesuai dengan kemampuan atletnya.
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori 2.1.1
Permainan Bolavoli Permainan bolavoli pada hakekatnya adalah memvoli bola dengan
menggunakan seluruh anggota badan dan menyeberangkan bola melewati net ke lapangan lawan. Permainan bolavoli merupakan permainan beregu dengan tujuan melewatkan bola secara teratur melalui atas net dan mencegah bola menyentuh lantai
atau lapangan permainan serta setiap regu hanya boleh
memvoli bola tiga kali dan setiap pemain tidak melakukan sentuhan dua kali berturut-turut, kecuali karena melakukan bendungan atau blocking (Suhadi, 2005). Sedangkan menurut M. Yunus (1992 : 1), permainan bolavoli adalah memasukkan bola ke daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan dengan mematikan bola di daerah lawan. Pada dasarnya permainan bolavoli adalah permainan tim atau regu, meskipun sekarang sudah mulai dikembangkan permainan bolavoli dua lawan dua dan satu lawan satu yang lebih mengarah kepada tujuan rekreasi seperti voli pantai yang mulai berkembang akhir – akhir ini. Aturan dasar lainnya, bola boleh dimainkan atau dipantulkan dengan temannya secara bergantian tiga kali berturut – turut sebelum diseberangkan didaerah lawan ( tanpa mengenai block). Bola dinyatakan dalam permainan setelah bola dipukul oleh pelaku servis melewati atas net ke daerah lawan. Permainan dilanjutkan hingga bola menyentuh lantai, bola keluar atau satu tim gagal mengembalikan bola secara
10
11 sempurna. Dalam permainan bolavoli, tim yang memenangkan sebuah reli memperoleh satu angka (rally point system). Apabila tim sedang menerima servis dan memenangkan reli, akan memperoleh satu angka dan berhak untuk melakukan
servis
selanjutnya,
serta
para
pemainnya
akan
melakukan
pergeseran satu posisi searah jarum jam. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bolavoli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam satu lapangan yang dipisahkan sebuah net untuk memperoleh nilai dalam usaha mencapai kemenangan yang menggunakan rally point system. Ukuran lapangan permainan bolavoli memiliki panjang 18 m dan lebar 9 meter dengan net selebar 1 m dan panjangnya 9,5 m, untuk tinggi net untuk putra 2,43 m dan tinggi net untuk putrid 2,24 m. Untuk bola biasanya digunakan dengan ukuran berdiameter 165 – 167 cm dan berat 200 – 280 gram (Nuril Ahmadi, 2007 : 16).
2.1.2 Teknik Dasar Permainan Bolavoli Menurut Nuril Ahmadi (2007:20), permainan bolavoli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah dilakukan oleh seseorang. Sebab, dalam permainan bolavoli dibutuhkan koordinasi gerak yang benar – benar bisa diandalkan untuk melakukan semua gerakan yang ada dalam permainan bolavoli. Walaupun begitu permainan bolavoli sangat cepat berkembang dan merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat popular di Indonesia Sesudah cabang olahraga sepak bola dan bulu tangkis. Seperti yang dikemukakan M. Yunus (1992:68), penguasaan teknik dasar dalam permainan bolavoli sangat penting mengingat hal hal sebagai berikut : 1). Kesalahan teknik : membawa bola, mendorong bola, mengangkat bola, dan pukulan ganda. 2). Akan terjadi kesalahan yang besar bila tidak
12 menguasai teknik mengingat bolavoli merupakan permainan dengan tempo yang cepat. 3). Tiap tim dalam permainan bolavoli dipisahkan oleh net, sehingga wasit lebih mudah mengawasi kesalahan teknik yang dilakukan oleh setiap pemain. Teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien (M. Yunus, 1992: 79). Teknik permainan bolavoli adalah suatu proses dasar tubuh untuk melakukan keaktifan jasmani dan suatu penguasaan keterampilan dalam hal praktek yang sebaik-baiknya untuk dapat melakukan gerakan dalam permainan bolavoli dan menyelesaikan permainan bolavoli dengan baik (Novi Dian, dkk : 2014). Teknik dalam permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan – peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Teknik dasar dasar dalam permainan itu sendiri terdiri dari berbagai macam. Teknik dasar permainan bolavoli tersebut antara lain : 2.1.2.1 Servis Menurut pendapat
M. Yunus (1992:68) “servis merupakan suatu
pukulan pembukaan untuk memulai permainan. Servis adalah pukulan bola yang dilakukan dari belakang garis akhir lapangan permainan melampaui net ke daerah lawan (Nuril Ahmadi, 2007 : 20). Sesuai dengan kemajuan permainan, teknik servis saat
ini tidak hanya sebagai permulaan permainan, tetapi jika
ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapat nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan”. 2.1.2.2 Passing Passing menurut pendapat M. Yunus ( 1992 : 79) adalah “mengoper bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu,
13 sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan”. Passing adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri (Nuril Ahmadi, 2007 : 22). Dalam permainan bolavoli passing dapat dilakukan dengan cara passing bawah dan passing atas. 2.1.2.3 Umpan (Set-Up) Umpan menurut pendapat M. Yunus (1992:79) adalah “menyajikan bola kepada teman dalam satu regu, yang kemudian diharapkan bola tersebut dapat diserangkan ke daerah lawan dalam bentuk smash”. Set-up atau umpan adalah usaha atau upaya seorang pemain bolavoli dengan menggunakan suatu teknik tertentu yang memiliki tujuan menyajikan bola yang dimainkannya kepada teman seregu yang selanjutnya dapat melakukan serangan atau smash (Nuril Ahmadi, 2007 : 23). 2.1.2.4 Smash Smash menurut pendapat M. Yunus (1992:79) adalah “pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan, untuk mencapai keberhasilan yang gemilang dalam melakukan smash ini diperlukan raihan yang tinggi dan kemampuan meloncat yang tinggi”. Smash merupakan bentuk serangan yang paling banyak dipergunakan dalam upaya memperoleh nilai oleh suatu tim (Nuril Ahmadi, 2007:31). 2.1.2.5 Block atau Bendungan Block menurut pendapat
M. Yunus (1992:79) adaah “ benteng
pertahanan yang utama untuk menangkis lawan “. Block atau bendungan merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis serangan lawan (Nuril Ahmadi, 2007:30). Block dapat dilakukan dengan pergerakan tangan aktif
14 (saat melakukan block tangan digerakkan ke kanan maupun ke kiri) atau juga pasif (tangan pemain hanya dijulurkan ke atas tanpa digerakkan). 2.1.3
Teknik Dasar Passing Passing dilakukan untuk dapat memainkan bola di udara dalam jangka
waktu yang lama dalam permainan bolavoli. Passing merupakan gerakan yang paling sering digunakan dalam jalannya permainan bolavoli, sehingga passing harus benar-benar dikuasai oleh setiap pemain bolavoli (Tegar Bayu, 2014). Menurut M. Yunus (1992: 79), passing adalah pengoperan bola pada teman sendiri dalam suatu regu dengan suatu teknik tertentu sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. Jadi awal sentuhan bola oleh seorang pemain dalam permainan bolavoli, untuk dioperkan kepada teman seregunya yang biasanya adalah pengumpan yang selanjutnya dimainkan dilapangan sendiri yaitu diumpankan kepada smasher untuk melakukan serangan terhadap regu lawan. Sedangkan menurut Nuril Ahmadi (2007:22), Passing adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri. Dari pendapat tersebut diatas peneliti berharap semua atlet Bolavoli putra klub IVOKAS dapat menguasai teknik dasar passing atas sebab sangat diperlukan dalam taktik permainan bolavoli sehingga permainan tampak lebih hidup dan bervariasi. Dalam permainan bolavoli,
passing dapat dilakukan
dengan cara passing bawah dan passing atas (Nuril Ahmadi, 2007:23). 2.1.4
Passing Atas Passing atas merupakan teknik penguasaan bola yang penting untuk
dipelajari. Menurut
Muhammad Muhyi Faruq (2009:53) Passing atas adalah
15 dengan menggunakan kedua tangan yang diangkat ke atas lurus agak di depan kepala, jari-jari tangan
agak dibuka lebar sehingga kedua jari tangan siap
menerima bola. Setelah itu bola didorong ke atas agak ke depan, dimana posisi bola yang datang berasal dari arah atas. Passing atas merupakan penyajian bola atau mengoper bola dengan menggunakan jari tangan kepada teman atau langsung kelapangan lawan, disamping itu passing atas yang baik akan mempengaruhi didalam pertandingan tetapi hal ini lebih menonjol dalam pertandingan tingkat tinggi dibandingkan pada pertandingan tingkat yang lebih rendah. Barbara L.Veira & Bonnie Jill Fergusen (2004:51) berpendapat bahwa teknik overhead passing (passing atas) adalah salah satu teknik
dimana
seseorang dapat menguasai bola dengan efisiensi tinggi dan terkontrol dengan baik. Cara melakukan passing atas menurut Nuril Ahmadi (2007:25) adalah jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada dimuka setinggi hidung. Sudut antara siku dan badan
45 . Bola
disentuh dengan cara meluruskan kaki dan tangan. Sedangkan
menurut
Muhammad
Muhyi
Faruq
(2009:53),
cara
melakukan teknik passing atas adalah dengan mengambil posisi berdiri tegak, kedua kaki dibuka lebar selebar bahu, kedua lutut kaki agak ditekuk sedikit sehingga posisi badan berada dalam keseimbangan badan yang baik. Selanjutnya lakukan gerakan mengangkat kedua tangan ke atas agak ke depan, jari-jari tangan agak dibuka, begitu ada bola datang fokuskan pandangan mata pada bola yang datang dari atas sehingga perkenaan bola akan tepat pada
16 kedua jari-jari tangan yang akan menerima bola tersebut dan mendorong bola tersebut kearah teman yang siap untuk melakukan smash. Posisi kedua kaki agak sedikit ditekuk pada saat akan menerima bola, begitu bola diterima dan didorong oleh kedua tangan, kedua kaki di luruskan dan tumit sedikit diangkat agar dorongan semakin baik. Passing atas merupakan salah satu teknik yang sering digunakan sebagai umpan (set up) untuk menyajikan bola dalam melakukan smash. Agar teman seregu dapat memainkan atau melakukan serangan dengan baik terhadap lawannya, maka teknik passing atas tersebut harus dilakukan dengan baik dan tepat. Passing atas yang baik dan tepat akan memberikan kemudahan bagi temannya dalam memainkan bola atau melakukan serangan sehingga hasilnya lebih sempurna. Untuk dapat melakukan passing atas dengan baik dan benar pemain harus menguasai teknik gerakan dengan benar. Sesuai dengan Jurnal karangan Sapulete (2012), bahwa passing atas merupakan awal pembentukan serangan/smash, agar mendapatkan serangan dengan baik, maka diperlukan penguasaan teknik passing atas yang baik. Teknik passing secara visual dapat dillihat pada gambar berikut :
Gambar : 2.1 Posisi lengan dan jari saat passing atas (M. Yunus, 1992:91)
17
Gambar : 2.2 Sikap badan saat passing atas (M. Yunus, 1992: 91) Menurut M. Yunus, (1992: 122) langkah-langkah melakukan passing atas adalah sebagai berikut : (1.) Sikap permulaan, ambil sikap siap normal dalam perminan bolavoli, yaitu: kedua kaki berdiri selebar dada, berat badan menumpu pada telapak kaki bagian depan, lutut ditekuk dengan badan merendah, tempatkan badan secepat mungkin dibawah bola, dengan kedua tangan diangkat lebih tinggi dari dahi, dan jari-jari tangan terbuka lebar membentuk cekungan seperti setengah lingkaran bola. (2.) Gerak pelaksanaan, tepat
saat bola berada diatas dan sedikit didepan dahi, lengan diluruskan
dengan gerak agak eksplosif untuk mendorong bola. Perkenaan bola pada permukaan jari-jari ruas pertama dan kedua, yang dominan mendorong bola adalah ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Pada waktu perkenaan dengan bola, jari-jari agak ditegangkan, kemudian diikuti dengan gerakan pergelangan tangan agar bola dapat memantul baik. (3.) Gerak lanjutan, setealah bola memantul dengan baik, lanjutkan dengan meluruskan lengan kedepan atas sebagai suatu gerakan lanjutan, diikuti dengan memindahkan berat badan kedepan dengan
18 melangkahkan kaki kebelakang kedepan dan segera mengambil sikap siap dalam posisi normal.
Gambar : 2.3 Passing atas normal atau bola kedepan (M. Yunus, 1992: 92) Dalam pelaksanaan passing atas biasanya ada beberapa variasi-variasi yang dilakukan oleh seorang pemain atau atlet. Menurut M. Yunus (1992:81) menyatakan bahwa posisi dan jarak bola dengan badan tidak selalu dalam keadaan yang ideal untuk melakukan passing atas dengan posisi normal. Dari situasi bola yang bermacam-macam itu menurut M. Yunus (1992: 81), maka secara garis besar macam-macam passing atas dapat dibagi sebagai berikut : 2.1.4.1 Passing Atas Bola Rendah Pelaksanaannya yaitu segera merendah dengan menekuk lutut hingga salah satu lutut menyentuh lantai agar dapat menempatkan badan dibawah bola.
Gambar : 2.4 Passing atas pada bola rendah (M. Yunus, 1992: 93)
19 2.1.4.2 Passing Atas Dengan Bola Di Samping Badan Pelaksanaannya adalah segera geser badan kebawah bola dengan melakukan langkah samping.
Gambar : 2.5 Passing atas dengan bola di samping badan (M. Yunus, 1992: 94). 2.1.4.3 Passing Atas Dengan Bergeser Mundur Pelaksanaannya adalah bergerak dengan cepat melangkah ke belakang dengan merendahkan badan hingga posisi boa tepat di depan atas dari dahi.
Gambar : 2.6 Passing atas dengan bergerak mundur (M. Yunus, 1992: 95)
20 2.1.4.4 Passing Atas Dengan Melompat (Overhead Jumping Pass) Pelaksanaannya adalah cepat bergerak ke bawah bola, meloncat setinggi mungkin dan dorongkan bola dengan meluruskan lengan kemudian mendarat dengan mengeper.
Gambar : 2.7 Passing atas dengan melompat (M. Yunus, 1992: 97) 2.1.4.5 Passing Atas Ke Belakang (Overhead Back Pass) Pelaksanaannya adalah tempatkan badan tegak lurus dengan bola, tekuk lutut agak rendah, dorongkan bola dengan meluruskan lengan ke atas belakang hingga badan membusur kebelakang, pandangan mengikuti arah bola.
Gambar : 2.8 Passing Atas ke Belakang (M. Yunus, 1992: 98)
21 2.1.5
Kesalahan Yang Sering Dilakukan Saat Melakukan Passing Atas Menurut Nuril Ahmadi (2007: 28), menyebutkan bahwa kesalahan umum
pemain dalam melakukan passing atas meliputi : 2.1.5.1 Kurang cepat menempatkan badan dibawah bola dan malas menekuk lutut dalam sikap persiapan pelaksanaan. 2.1.5.2 Membuka jari-jari terlalu lebar dan lurus sehingga tidak terbentuk suatu cekungan setengah linngkaran dari jari-jari dan telapak tangan. 2.1.5.3 Siku terlalu keluar ke samping atau terlalu rapat ke dalam sehingga bentuk cekungan jari dan telapak tangan datar. 2.1.5.4 Perkenaan bola waktu passing pada ujung jari sehingga kuku sering sobek. 2.1.5.5 Lengan telah lurus keatas sebelum perkenaan bola, sehingga tidak ada kekuatan untuk mendorong bola kedepan atas. 2.1.5.6 Kurang harmonisnya gerak beraturan antara jari, pergelangan tangan, lengan, badan, dan kaki. 2.1.5.7 Penguasaan koordinasi gerakan yang sangat kurang akibat kurangnya latihan – latihan fisik. 2.1.5.8 Perkenaan bola pada telapak tangan, bukan pada ujung – ujung jari, sehingga terdengar bunyi “plak” dalam melakukan passing atas. 2.1.6
Peningkatan Kondisi Fisik Menurut M. Sajoto (1995 : 7), bahwa dalam pencapaian prestasi yang
optimal dibutuhkan empat macam kelengkapan yaitu pengembangan fisik, pengembangan
teknik,
pengembangan
mental,
dan
kematangan
juara.
Diperjelas dengan teori menurut M. Yunus (1992: 61), bahwa dalam usaha meningkatkan prestasi atlet, khususnya pemain bolavoli, perlu ditingkatkan unsur
22 – unsur, kondisi fisik, teknik, taktik, kematangan mental kerjasama dan kekompakan serta pengalaman dalam bertanding. Kondisi fisik adalah suatu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dijadikan sebagai keperluan yang sangat mendasar bagi seorang atlet. Tanpa persiapan kondisi fisik yang memadai maka akan sulit mencapai prestasi yang tinggi. Sebagai contoh untuk mempelajari teknik passing atas dalam permainan bolavoli, seorang atlet harus mempunyai kekuatan otot lengan dan kelincahan untuk mengoperkan bola dalam kondisi sesulit apapun. Jika kondisi ini tidak dipersiapkan secara khusus sebelumnya, maka akan sulit dan terlalu lama bagi atlet untuk dapat menguasai teknik dan taktik dalam bermain. Kondisi Fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen – komponen yang
tidak
dapat
dipisahkan
begitu
saja,
baik
peningkatan
maupun
pemeliharaannya. Artinya bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun disana sini dilakukan dengan system prioritas sesuai keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk keperluan sesuai keadaan atau status yang dibutuhkan (M. Sajoto, 1995: 8). Komponen – komponen kondisi fisik meliputi kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan reaksi (M.Sajoto, 1995: 8). Secara garis besar sasaran latihan kondisi fisik diarahkan pada peningkatan kualitas sistem alat tubuh yang meliputi sistem cardiovascular dan sistem respirasi serta peningkatan kualitas otot yang meliputi kekuatan otot, kecepatan kontraksi otot, dan ketahanan otot (M. Yunus, 1992: 62). Komponen kondisi fisik didasarkan atas kebutuhan gerak teknik dan taktik dalam permainan bolavoli misalnya dalam melakukan passing atas dalam
23 permainan bolavoli dibutuhkan kekuatan otot lengan dan otot bahu yang maksimal serta perasaan control dan akurasi yang tinggi untuk memperoleh hasil passing atas yang baik. 2.1.7
Latihan Penguatan Otot Lengan Latihan merupakan suatu kondisi eksternal yang berupa pengulangan
suatu respon dalam penyajian suatu rangsangan gerakan (Heri Siswanto,2012). Latihan berfungsi sebagai balikan atau penguatan dan merupakan kondisi yang diperlukan untuk mengembangkan keterampilan yang kompleks. Perubahan yang terjadi dalam tubuh manusia akibat latihan harus tetap dijaga dengan baik agar tidak terjadi penurunan kemampuan (Devi Tirtawirya,2012). 2.1.7.1 Komponen - Komponen Latihan Pencapaian Prestasi olahraga yang maksimal perlu memperhatikan beberapa komponen – komponen latihan. Komponen – komponen dari latihan tersebut meliputi : 1.) Intensitas Latihan, adalah fungsi dari kekuatan implus saraf seorang atlet yang sedang bekerja saat latihan (Devi Tirtawirya,2012). Intensitas merupakan suatu dosis atau jatah latihan yang harus dilakukan seorang atlet menurut program latihan yang ditentukan. Apabila intensitas latihan tidak memadahi, maka pengaruh latihan sangat kecil atau bahkan tidak sama sekali. Sebaliknya, apabila intensitas latihan terlalu tinggi kemungkinan dapat menimbulkan cidera atau sakit (M. Sajoto, 1995 :133). 2.) Volume Latihan bisa diartikan jumlah aktivitas total dalam latihan yang secara mendasar dapat dipahami bahwa volume latihan adalah jumlah total aktivitas yang dihitung dari durasi, jarak tempuh, maupun pengulangan latihan (Devi Tirtawirya,2012). Penentuan volume latihan untuk menggunakan system step type approach atau tangga, dimana
24 setiap garis vertikal menunjukkan perubahan (penambahan beban) sedangkan garis horizontal adalah tahap adaptasi terhadap beban yang baru dinaikkan. 3.) Repetisi dan Set. Repetisi adalah jumlah ulangan untuk mengangkat suatu beban, sedangkan set adalah suatu rangkaian kegiatan dari satu repetisi (M.Sajoto,1995:34). 4.) Durasi,
adalah lamanya latihan dilakukan, sampai
berapa minggu, atau beberapa bulan program latihan tersebut dijalankan (M.Sajoto, 1995:139). 5.) Frekuensi Latihan, adalah beberapa kali seseorang melakukan latihan yang intensif dalam satu minggunya (M. Sajoto, 1995:137). 2.1.7.2 Latihan Push up Dalam upaya menghasilkan prestasi yang optimal, seorang atlet harus mempersiapkan semua faktor yang menunjang prestasi termasuk faktor fisik. Apalagi perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh sangat penting bagi pemain atau atlet bolavoli, termasuk untuk menampilkan kemampuan passing atas. Faktor fisik yang utama yaitu kekuatan, daya tahan, kecepatan dan kelentukan harus dipersiapkan pada level yang memungkinkan seorang atlet siap untuk bertanding (Kemenpora, 2009:70). Dari keempat komponen fisik dasar tersebut kekuatan merupakan salah satu komponen fisik yang penting karena berhubungan dengan kualitas gerak dari seorang atlet. Kekuatan merupakan kemampuan otot atau sekumpulan otot untuk melakukan suatu tegangan terhadap beban. Secara
umum
definisi
kekuatan
adalah
menggunakan
atau
mengarahkan daya dalam mengatasi suatu tahanan atau hambatan tertentu (Kemenpora, 2009:71). Untuk menunjang semua aktifitas agar bisa dilakukan dengan maksimal maka penggerak tubuh yaitu otot rangka harus dilatih untuk meningkatkan kualitas kerjanya, salah satunya adalah otot lengan.
Menurut
25 M.Sajoto (1995:8 ), kekuatan otot lengan adalah kemampuan serabut otot lengan untuk menahan beban tertentu dalam jangka waktu yang tertentu. Untuk mempermudah, biasanya latihan kekuatan dapat dimodifikasi jumlah bebannya. Pengembangan kekuatan otot sendiri seperti pengembangan otot lengan dapat dilakukan dengan beban atau tanpa beban. Banyak yang melakukan latihan dengan menggunakan berat badan diri sendiri sebagai beban. Sebagai contoh latihan kekuatan untuk otot lengan yang menggunakan beban berat badan diri sendiri adalah latihan push up. Menurut Rosmaini Hasibuan (2008), bahwa kekuatan otot lengan dapat ditingkatkan dengan beberapa latihan kekuatan tertentu, seperti push up yang akan mengakibatkan pembesaran pada otot yang secara otomatis akan menambah kemampuan kekuatan otot tersebut baik mendorong maupun menarik. Menurut Charles Simonian dalam bukunya yang berjudul “ Fundamental of Sport and Biomechanics” (1873: 172), Push up adalah satu latihan yang paling sering dilakukan dan dapat dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan individu. Push
up
sudah
banyak
dikenal
dan
dilakukan
karena
tidak
membutuhkan alat apapun. Salah satu keuntungan melakukan push up antara lain untuk mengembangkan otot-otot dada, bahu dan lengan (Sadoso Sumosardjuno, 1994: 43). Menurut Sadoso (1994: 43) bahwa saat melakukan push up, otot gelang bahu berupa otot deltoid (otot segitiga) dan otot persendian siku yang berupa otot trisep brachii terlibat dalam gerakan ini. Cara melakukan push up yang benar adalah mengahadap kelantai dengan siku lurus, kedua telapak tangan terpisah selebar bahu atau sedikit lebih lebar, putarlah tangan kedalam membentuk sudut 30-45 derajat sehingga sikunya menuju keluar, badan diusahakan lurus dalam satu baris dari kepala
26 sampai kaki (Sadoso Sumosardjuno, 1994: 44). Sikap awal Push up ini bermula dari tiarap, bertumpu dengan punggung lurus dan kepala pada garis lurus wajar dengan ruas – ruas tulang belakang, kedua lengan terpisah selebar bahu (PASI,1993: 104). Menurut Sadoso Sumosardjuno (1994:43), ada beberapa variasi dalam melakukan push up, diantaranya : 1.) Push up tangan menumpu pada bangku, variasi push up ini bisanya dilakukan oleh pemula, atau yang belum kuat mengangkat badannya, karena prinsip push up ialah makin vertikal badannya makin mudah melakukan push up. Cara melakukan push up ini ialah taruhlah kedua tangan diatas kursi yang rendah atau meja yang rendah kemudian kedua kaki berada dilantai sehingga membentuk sudut 45 – 60 derajat. 2.) Push up kaki ditinggikan, Variasi push up ini biasanya dilakukan oleh orang yang sudah mampu mengangkat tubuhnya sendiri dalam melaksanakan push up. Untuk menambah beban latihan dapat dilakukan variasi push up dengan cara posisi kaki lebih tinggi dari posisi tangan. Kaki dapat ditinggikan ± 45 cm dari lantai atau dapat menggunakan anak tangga, dimana posisi tangannya berada dibawah dan kakinya berada dianak tangga.
Gambar : 2.9 Push up tangan menumpu pada bangku atau meja (Sadoso, 1994 : 47)
27
Gambar : 2.10 Push up Kaki Ditinggikan (Sadoso, 1994:47) 2.1.8
Otot Bahu Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang
pangkal lengan dan tulang belikat akromion yang teraba dari luar. Menurut Syaifuddin (2006 : 90) bagian otot bahu dibagi menjadi : 2.1.8.1 M. Deltoid (Otot Segitiga) Fungsinya adalah mengangkat lengan sampai mendatar. 2.1.8.2 M. Subskapularis (Otot Depan Tulang Belikat) Fungsinya menengahkan dan memutar tulang hemerus ke dalam. 2.1.8.3 M. Supraspinatus (Otot Atas Balung Tulang Belikat) Fungsinya mengangkat lengan. 2.1.8.4 M. Teres Mayor (Otot Lengan Bulat Besar) Fungsinya untuk memutar lengan ke dalam. 2.1.8.5 M. Teres Minor (Otot Lengan Belikat Kecil) Fungsinya untuk memutar lengan ke luar. 2.1.9
Otot Lengan Atas
2.1.9.1 Otot – Otot ketul (Fleksor) :
28 M. Biseps Braki (Otot Lengan Berkepala 2), fungsinya adalah membengkokkan lengan bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat lengan; M. Brakialis (Otot Lengan Dalam), fungsinya adalah membengkokkan lengan bawah siku; M. Korakobrakialis, fungsinya mengangkat lengan. 2.1.9.2 Otot – Otot Kedang (Ekstensor) : M. Triseps Braki (Otot Lengan Berkepala Tiga), Kepala luar berpangkal disebelah belakang tulang pangkal lengan dan menuju ke bawah kemudian bersatu dengan yang lain, kepala dalam dimulai disebelah dalam tulang pangkal lengan, kepala panjang dimulai pada tulang di bawah sendi dan ketiganya mempunyai sebuah urat yang melekat di olekrani.
Gambar : 2.11 Otot - otot Bahu kanan dan lengan tampak posterior (Syaifuddin, 2006: 96)
29
Gambar : 2.12 Otot – otot bahu kanan dan lengan atas tampak anterior (Syaifuddin, 2006 : 97) 2.1.10 Otot Lengan Bawah 2.1.10.1
Otot – Otot Kedang
Yang memainkan perannya dalam pengentulan diatas sendi siku, sendi – sendi tangan, sendi - sendi jari, dan sebagian dalam gerak silang hasta : 1.) Muskulus Ekstensor Karpi Radialis longus; Muskulus Ekstensor Karpi Radialis Brevis; Muskulus Ekstensor Karpi Ulnaris. Ketiga otot ini fungsinya sebagai ekstensi lengan (menggerakkan lengan). 2.) Digitonum Karpi Radialis, fungsinya adalah ekstensi jari tangan kecuali ibu jari. 3.) Muskulus Ekstensor Policis Longus, fungsinya adalah ekstensi ibu jari. 2.1.10.2
Otot – Otot Ketul Yang mengedangkan siku
dan tangan serta ibu jari dan meratakan
hasta tangan. Otot – otot ini berkumpul sebagai berikut :
30 Otot – Otot Di Sebelah Tapak Tangan berupa 1.) Muskulus Pronator Teres, Fungsinya dapat mengerjakan silang hasta dan membengkokkan lengan bawah siku. Otot – Otot Ketul Untuk Otot Tangan Dan Jari Tangan, terdiri dari 1.) Muskulus Palmaris Ulnaris Fungsinya mengentulkan lengan; 2.) Muskulus Palmaris Longus, Muskulus Fleksor Karpi Radialis, Muskulus Fleksor digitor Sublimis, ketiga otot ini fungsinya untuk fleksi jari kedua dan kelingking; 3.) Muskulus fleksor digitorum profundus fungsinya untuk fleksi semua jari kecuali ibu jari; 4.) Muskulus fleksor policis longus fungsinya fleksi ibu jari. Otot yang bekerja Memutar Radialis (Pronator dan Supinator), terdiri dari : 1.) Muskulus Pronator Teres Equadratus fungsinya pronasi tangan, Muskulus Spinator Brevis, fungsinya supinasi tangan. Otot – otot di sebelah tulang pengumpil, fungsinya membengkokkan lengan disiku, membengkokkan tangan ke arah tulang pengumpil atau tulang hasta. Otot – otot di sebelah punggung atas, disebut otot kendang jari bersama yang meluruskan jari tangan. Sedangkan otot – otot yang lain meluruskan ibu jari.
Gambar : 2.13 Otot – Otot Lengan Bawah Kanan Tampak Anterior (Syaifuddin, 2006 : 98)
31
Gambar : 2.14 Otot – Otot Lengan Bawah Kanan Tampak Posterior (Syaifuddin, 2006 : 99)
2.1.11 Otot – Otot Yang Bekerja Saat Melakukan Passing Atas Dalam gerakan passing atas adapun otot-otot yang bekerja. Pada saat jari-jari yang memegang bola, otot-otot yang bekerja meliputi : fasial palmaris kemudian otot ekstensor retinakulum kemudian otot ekstensor dan abductor ibu jari dalam ekstensi pergelangan tangan sedangkan untuk ekstensi lengan ekstensor digitorium, fleksor carpiulnaris, ekstensor karpi radialis longus. Gerakan selanjutnya untuk melontarkan bola otot yang digunakan adalah brachioradialis kemudian lengan bisep dan anterior deltoid dan pectoral sentral dan lateral setelah jari-jari menyentuh bola posisi tangan diatas adalah posisi menjauhi tubuh (abduksi) adapun otot-otot yang bekerja adalah pada pergelangan tangan meliputi : pada pergelangan tangan adalah ekstensor digitorium, abductor policius longus,ekstensor policius brevis, fleksor policius longus, sehingga berkontraksi pada tulang humerus adapun otot-otot yang
32 bekerja fleksor carpi radialis brevis dari otot-otot yang berada ditulang humerus berkontraksi di scapula adapun otot-otot yang bekerja di scapula meliputi trapezius teres mino, teres major, latimun dorsi (Frederic Delv, 2005 : 73) 2.1.12 Otot Yang Bekerja Saat Melakukan Push Up Menurut Hasmyati (2009) otot yang bekerja saat push up meliputi : Erector Spinae, Pectoralis Major, Deltoideus, Triceps, Pronator Terres, Infraspinatus, Rhomboid Major. Berikut ini berbagai otot yang dapat dilatih dengan melakukan push up : 2.1.12.1
Otot Pectoralis Major Otot ini terletak dibagian dada dan otot utama yang berfungsi untuk
mendorong otot-otot bagian saat kita melakukan push up. Ketika posisi tubuh saat turun rendah, maka saat itu pula otot pectoralis major yang mendapat manfaatnya. 2.1.12.2
Otot Triceps Terletak dibagian belakang lengan atas. Fungsinya mendorong tubuh
dan sekaligus menahan beban. 2.1.12.3
Otot Deltoid Terletak pada bagian bahu manusia dan membantu otot pectoralis major
dalam mendorong dan menurunkan tubuh selama melakukan push up. Latihan push up dapat membentuk otot deltoid yang bermanfaat untuk membentuk bahu agar dapat menjadi lebih kuat dan lebar. 2.1.12.4
Otot Serratus Anterior Berada pada posisi dinding lateral dada. Ketika push up otot ini
berfungsi mendorong bahu depan otot sekitar tulang rusuk. Manfaat melakukan push up secara rutin otot ini akan membentuk kekuatan pada lengan.
33 2.1.12.5
Otot Coracobrachialis Posisinya sangat dekat dengan otot biceps, pada lengan bagian atas.
Ketika melakukan push up akan mendorong lengan atas dan bermanfaat membentuk otot tubuh bagian atas menjadi kuat. 2.1.13 Kesinambungan Otot Yang Bekerja Saat Passing Atas Dan Push Up Saat melakukan passing atas ada beberapa otot yang bekerja saat melontarkan bola yang berfungsi untuk memberikan bola kesasaran yang diinginkan. Beberapa otot yang bekerja meliputi otot biceps, otot deltoid dan otot pectoralis. Untuk melakukan passing atas yang bagus maka harus lah mempunyai otot-otot yang berfungsi secara kuat dan maksimal. Untuk itu peneliti menggunakan metode push up yang dapat melatih beberapa otot seperti otot pectoralis major dan otot deltoid yang berfungsi untuk mendorong, serta otot deltoid yang fungsinya membantu otot pectoralis major selama bekerja. Jadi peneliti mengharapkan metode latihan push up dapat memberikan solusi untuk mengatasi kurangnya penguasaan passing atas. Metode Push up yang dipakai meliputi : push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan. 2.2
Kerangka Berpikir Permainan bolavoli merupakan jenis permainan yang membutuhkan
kemampuan penguasaan teknik yang matang dan kondisi fisik yang bagus. Mengingat bahwa dalam pencapaian prestasi atlet bolavoli, harus ada berbagai aspek yang perlu ditingkatkan. Tidak hanya aspek penguasaan teknik dasar permainan, namun juga harus didukung dengan unsur – unsur peningkatan yang lain, salah satunya adalah kondisi fisik atlet (M. Yunus, 1992:61). Dalam hal tersebut harus ada keselarasan antara penguasaan teknik yang matang dengan dukungan kondisi fisik seorang atlet yang prima. Teknik
34 dasar permainan bolavoli meliputi servis, passing (passing bawah dan passing atas), umpan (set up), smash (spike), dan bendungan (block). Passing merupakan suatu aspek teknik yang harus dikuasai oleh seorang pemain bolavoli dikarenakan passing bertujuan untuk mengoperkan bola dalam satu tim saat permainan bolavoli berlangsung. Salah satu jenis passing yang terdapat di permainan bolavoli adalah passing atas. Cara melakukan passing atas adalah jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada dimuka setinggi hidung. Sudut antara siku dan badan
45 . Bola disentuh dengan cara
meluruskan kaki dan tangan (Nuril Ahmadi, 2007:25). Passing atas banyak fungsinya, selain untuk
mengoperkan bola
kepada teman biasanya passing atas juga digunakan sebagai penyusun suatu serangan kepada tim lawan. Yang biasanya sering dilakukan oleh seorang tosser atau set upper pada saat sentuhan bola kedua. Untuk memperoleh hasil passing atas yang tepat dan akurat dibutuhkan aspek kondisi fisik yang bagus salah satunya adalah kekuatan otot lengan yang kuat. Untuk itu dibutuhkan berbagai jenis latihan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan. Salah satunya adalah latihan push up. Cara melakukan push up yang benar adalah mengahadap kelantai dengan siku lurus, kedua telapak tangan terpisah selebar bahu atau sedikit lebih lebar, putarlah tangan kedalam membentuk sudut 30-45 derajat sehingga sikunya menuju keluar, badan diusahakan lurus dalam satu baris dari kepala sampai kaki (Sadoso Sumosardjuno,
1994: 44). Untuk pemula push up dapat dilakukan variasi
dengan tangan menumpu pada bangku dan posisi kaki dibawah atau dilantai.
35 Variasi push up ini cocok untuk pemula dikarenakan beban yang didapat lebih ringan. Apabila ingin memperoleh hasil yang maksimal dapat melakukan push up dengan kaki ditinggikan sehingga posisi kepala dibawah atau dekat lantai dan posisi kaki diatas menumpu pada tangga atau bangku. Variasi push up ini membutuhkan beban yang lebih, sehingga lebih cocok untuk menambah kekuatan otot lengan. Karena prinsip push up adalah semakin tinggi posisi tangan dari pada kaki maka push up makin mudah sebaliknya semakin tinggi posisi kaki daripada tangan maka push up semakin sulit (Sadoso, 1994:46). Dari uraian diatas, maka dalam melakukan passing atas dibutuhkan kekuatan otot lengan yang maksimal yang dapat diperoleh dengan latihan push up yang dapat divariasikan dengan push up dengan tangan menumpu pada bangku dan push up dengan kaki ditinggikan. 2.3
Hipotesis Hipotesis merupakan anggapan dasar yang dilakukan peneliti setelah
melakukan penelaahan yang mendalam terhadap berbagai sumber, kemudian melakukan hasil uji kebenarannya terhadap anggapan dasar tadi (Suharsimi, 2010: 110).
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin mengajukan
hipotesis sebagai berikut : 2.13.1 Ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015. 2.13.2 Ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015. 2.13.3 Ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku dengan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015.
36 2.13.4 Latihan push up kaki ditinggikan lebih baik daripada latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Dan Desain Penelitian Berdasarkan datanya penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif.
Menurut pengambilan datanya penelitian ini termasuk “eksperimen”. Menurut perlakuan pada sampel penelitian ini adalah penelitian eksperimen.Design penelitian ini menggunakan Matched by Subject design, dimana design penelitian yang menggambarkan terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan, namun sebelum yang diberi perlakuan, dilakukan pretest (tes awal) terlebih dahulu. Menurut Jonathan Sarwono pre-test – post-test design merupakan design dengan cara melakukan satu kali pengukuran didedapan
(pre-test)
sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test). Dengan demikian hasil perlakuan dapat
diketahui lebih akurat,
karena dapat dibandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Pembagian kedua kelompok tersebut menggunakan cara Ordinal pairing yaitu menggunakan cara ABBA yang didasarkan atas hasil tes awal yang telah dirangking, sehingga di dapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II (Sutrisno hadi, 2000: 445). Subjek akan diberi treatment atau perlakuan selama 6 minggu dengan frekuensi 3 kali latihan perminggu. Suatu siklus latihan jangka pendek atau meso-cycle dapat dilakukan selama 6 minggu atau lebih (M. Sajoto, 1995:35). 3.2
Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi (Suharsimi Arikunto,
2010 : 159). Sedangkan menurut Sugioyono (2009:38), bahwa vaiabel adalah
37
38 segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehigga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian yang mempelajari pengaruh suatu treatment, terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat (Suharsimi Arikunto, 2010 : 169). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab timbulnya perubahan pada variabel depenpen (terikat). Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009:39). 3.2.1 Variabel Bebas 3.2.1.1 Push up tangan menumpu bangku 3.2.1.2 Push up kaki ditinggikan. 3.2.2 Variabel Terikat 3.2.2.1 Hasil passing atas dalam permainan bolavoli.
3.3
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah atlet bolavoli klub IVOKAS Kabupaten Semarang yang berjumlah 50 orang yang terdiri dari 20 orang atlet putri dan 30 orang atlet putra. Alasan peneliti memilih populasi ini adalah populasi telah mendapat latihan teknik dasar bolavoli dan menerima latihan bolavoli dari pelatih yang sama. 3.3.2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini peneliti memilih sampel dari klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015 yang berjumlah 20 orang yang nantinya akan
39 dibagi menjadi dua kelompok yaitu 10 orang kelompok eksperimen I dan 10 orang kelompok eksperimen II dengan ketentuan : 3.3.2.1 Bersedia menjadi sampel dalam penelitian. 3.3.2.2 Memiliki jenis kelamin yang sama yaitu laki – laki. 3.3.2.3 Berumur sekitar 15 - 18 tahun. 3.3.2.4 Sampel telah mendapatkan pelatihan bolavoli dan memiliki keterampilan bermain bolavoli yang rata – rata seimbang. Berdasarkan kriteria atau ketentuan dalam pengambilan sampel diatas, diperoleh 20 orang yang sesuai dengan kriteria pengambilan sampel. Maka sesuai dengan Suharsimi Arikunto (2010:183) mengatakan bahwa “sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009: 85). Maka sampel yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah dengan mengikutsertakan semua pemain bolavoli klub IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015, yang telah memenuhi ketentuan sampel sebanyak 20 orang.
3.4
Prosedur Penelitian Penelitian ini akan dilakukan selama 6 minggu yang bertempat di gor
bolavoli WUJIL Kabupaten Semarang. Tahap dalam pelaksanaan pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut : 3.4.1
Tahap Pendahuluan
3.4.1.1 Melakukan Pendataan Identitas pada subjek penelitian.
40 3.4.1.2 Memberikan pengarahan tentang kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan penelitian kepada subjek selama penelitian berlangsung. 3.4.1.3 Menyiapkan peralatan pembantu dalam penelitian berupa meteran serta memeriksa alat ukur terhadap tingkat ke validannya. 3.4.2
Tahap Pengambilan Data Awal (pre-test) dan data akhir (post-test) pada
tahap pengambilan data awal dan data akhir menggunakan tes passing atas 3.4.3
Tahap pelaksanaan penelitian
Setelah semua data awal (pre-test) dari masing-masing subjek diketahui, selanjutnya subjek akan diberi perlakuan (treatment) latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan. 3.4.3.1 Tujuan Untuk mengetahui pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas permainan bolavoli. 3.4.3.2 Pelaksanaan Teste mengikuti perlakuan (treatment) selama penelitian berlangsung dan mengikuti semua program latihan yang sudah dibuat oleh peneliti. 3.4.4
Dalam bentuk latihan pada penelitian ini pemberian beban latihan dibuat
dua kelompok untuk melakukan program latihan yang telah ditetapkan. 3.4.5
Pelaksanaan latihan dilakukan selama 6 minggu, yaitu terdiri dari 3 hari
dalam seminggu.
3.5
Intrument Penelitian Instrument penelitian adalah suatu
alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiono, 2010:348). Dalam penelitian
41 ini, peneliti menggunakan instumen tes dari AAHPER (1969), yaitu AAHPER Volleyball Setting Test. Untuk pelaksanaanya, sampel menerima umpan dari pelempar yang kemudian bola harus di passing atas, kemudian bola harus melalui net (tali) dan berada di zona target area. Sampel akan melakukan percobaan sebanyak 10 kali ke sasaran sebelah kanan dan 10 kali ke sasaran sebelah kiri. Apabila bola yang diberikan oleh pelempar keluar dari zona passing (set up) dapat diulang kembali. Penilaiannya adalah 1 poin diberikan untuk setiap hasil passing atas yang berada di zona target area. Total skornya adalah total dari 20 kali percobaan yang dilakukan. Tes ini belum diketahui koefisien validitasnya akan tetapi mempunyai koefisien reliabilitas .70 (Bradford N. Strand dan Rolayne Wilson., 1993: 136).
Gambar 3.1 AAHPER Volleyball Setting Test (Bradford N. Strand dan Rolayne Wilson., 1993: 136)
42 Gambar Instrumen tes AAHPER Volleyball Setting Test. dalam ukuran meter 1,22 m 1,5 m
Set-up Position X
3,5 m
1,8 m
Pelempar (T)
Tali Setinggi 3,5 m
1,5 m
3,5 m
Target Area
1,8 m
1,5 m
1,22 m Gambar 3.2 Gambar instrument Setting Test dalam Ukuran meter
Gambar 3.3 Tabel penilaian AAHPER Volleyball Setting Test (Bradford N. Strand dan Rolayne Wilson., 1993: 140)
43 3.6
Faktor–faktor yang Mempengaruhi Penelitian Beberapa faktor yang mempengaruhi penelitian adalah sebagai berikut :
3.6.1
Faktor Kehadiran Sampel Penelitian Jumlah kehadiran sampel penelitian, akan mempengaruhi terhadap hasil
penelitian. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti mengadakan pertemuan dengan sampel penelitian bahwa untuk pelaksanaan penelitian sudah terprogram sesuai dengan jadwal latihan berupa pemberian perlakuan (tratmen) yang berupa latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditingggikan yang sudah ditentukan saat pre-test, perlakuan hingga post-tes. 3.6.2
Faktor kesungguhan Faktor kesungguhan sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian dari
peserta tes yang diteliti, karena kemampuan setiap sampel berbeda-beda. Maka untuk mengatasi hambatan ini, peneliti memberikan motivasi yang berupa semangat dan dukungan kepada sampel agar melakukan tes dengan sungguhsungguh. 3.6.3
Faktor kemampuan Tidak dapat dipungkiri, bahwa kemampuan setiap sampel terhadap hasil
tes dan pengukuran akan berbeda. Mungkin ini akan terjadi suatu kendala, untuk menghadapi hal tersebut peneliti memberi masukan kepada sampel untuk tidak terpengaruh akan hasil tes dan pengukuran yang dicapai oleh sampel lain. Karena setiap sampel memiliki kemampuan yang berbeda-beda 3.6.4
Faktor kesehatan Faktor kesehatan sampel sangat berpengaruh terhadap hasil tes.
Peneliti menghimbau kepada sampel untuk menjaga kesehatan, istirahat yang
44 cukup dan menjaga asupan makanan yang bergizi. Dari awal hingga akhir penelitian, kondisi sampel sangat baik dan tidak mengalami sakit. 3.6.5
Faktor tempat Faktor tempat adalah kelayakan tempat penelitian, untuk itu peneliti
memilih lapangan bolavoli di GOR WUJIL Kabupaten Semarang yang dianggap layak. 3.6.6
Faktor Cuaca Faktor cuaca merupakan salah satu faktor yang fital dalam pelaksanaan
penelitian, sebab sampel dapat terhalang pergantian cuaca baik saat musim panas maupun musim hujan yang berpengaruh terhadap kemauan atlet untuk berlatih. Untuk itu peneliti memberi motivasi agar menjaga kondisi tubuh saat perbedaan cuaca yang kapanpun akan terjadi.
3.7
Teknik Analisis Data Dalam suatu penelitian ada dua jenis analisis data yang dapat
digunakan yaitu analisis statistik dan analisis non statistik. Analisis statistik adalah cara-cara ilmiah yang diterapkan untuk menganalisis, mengumpulkan, menyusun, dan menyajikan data yang berwujud angka-angka untuk menjawab hipotesis penelitian (Sutrisno Hadi, 1996:221). Penggunaan metode analisis data dengan analisis statistik dalam penelitian ini karena data yang telah diperoleh berupa angka-angka. 3.7.1
Uji Prasarat Analisis
3.7.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors dari Sudjana (2002 : 466). Misalkan kita mempunyai sampel acak dengan hasil
45 pengamatan x1, x2, … xn . Berdasarkan sampel ini akan di uji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa distribusi tidak normal. Prosedur pengujian normalitas tersebut sebagai berikut : Pengamatan x1, x2, ……. xn dijadikan bilangan baku z1, z2,…..zn dengan menggunakan rumus :
Zi =
̅
Keterangan : x
= Dari variabel masing - masing sample
̅
= Rata – rata
S
= Simpangan baku
Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z ≤ zi); selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, …. Zn yang lebih kecil atau sama dengan z1. Jika proporsi dinyatakan oleh S(zi). Maka
;
=
hitung selisih F(zi) – S(zi)
kemudian ditentukan harga mutlaknya; ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Berikut ini merupakan table untuk uji normalitas Tabel 3.6.1 Tabel Pengolahan Data Untuk Uji Normalitas Xi
zi
F(zi)
S(zi)
F(zi) – S(zi)
1
2
3
4
5
Keterangan : Xi
= Nilai dari sampel
46 zi
= Transfomasi dari angka ke notasi pada distribusi normal
F(zi)
= Distribusi normal baku
S(zi)
= Probabilitas komulatif empiris
F(zi) – S(zi)
= Selisih dari F(zi) dikurangi S(zi)
Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, kita bandingkan L0 ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata
yang dipilih. Kriterianya adalah
tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima (Sujdana, 2002 : 467). 3.7.1.2 Uji Homogenitas Dalam Uji Homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang lebih besar dengan varians yang lebih kecil. Menurut Sutrisno Hadi (2004 : 321) rumusnya adalah
Fdb Vb : db Vk = Keterangan :
Fdb Vb : db Vk
= Derajat Kebebasan K 1 dan K2 = Standar Deviasi yang lebih besar antara KE I dan KE II = Standar Deviasi yang lebih kecil antara KE I dan KE II
Untuk rumus standar deviasi sendiri menurut Strisno Hadi (2004:89) adalah sebagai berikut : SD2 = Keterangan : SD2
= Standar Deviasi kuadrat
47 Σƒx
= jumlah deviasi
Σƒx2
= Jumlah deviasi kuadrat
N
= Jumlah individu / kejadian dalam distribusi.
3.7.2
Analisis Data dengan Uji Perbedaan (Uji t) Untuk pengetesan signifikan digunakan t-test untuk sampel-sampel yang
berkorelasi dengan menggunakan rumus pendek. Karena rumus pendek adalah rumus yang dipersiapkan untuk menyelesaikan penyidikan dengan cara yang lebih singkat dan efisien (Sutrisno Hadi, 1996:278). Untuk mengetahui pengolahan data selanjutnya maka diperlukan table persiapan perhitungan Statistik dengan data dengan menggunakan rumusan t-tes sebagai berikut :
No
Pasangan Subjek
XA
Σ?
ΣXA
Tabel 3.3 Tabel pengolahan data D XB (XA – XB)
Keterangan : XA
= Nilai kelompok eksperimen I
XB
= Nilai kelompok eksperimen II
ΣXB
ΣD
D (D-MD)
d2
Σd
Σd 2
48 D
= Perbedaan dari tiap-tiap pasangan
d
= Deviasi perbedaan Cara pengisian table tersebut :
Catat nomor subjek kolom 1; Pasangan subjek kolom 2; Nilai kelompok eksperimen 1 pada kolom 3; Nilai kelompok eksperimen 2 pada kolom 4; Selisih nilai XA dan XB pada kolom 5; Selisih antara D dan MD (Mean perbedaan) pada kolom 6; Kuadrat dari deviasi perbedaan pada kolom 7. (Sutrisno Hadi, 2000 : 282) Sebelum sampai pengolahan data terlebih dahulu harus diketahui nilai dari mean perbedaan (MD) yang harus dicari dengan rumus :
MD = ΣD n Dan perlu dibuktikan bahwa :
ΣD = XA – XB dan d=0 Sebagai langkah untuk analisis data selanjutnya digunakan rumus t-test sebagai berikut :
t
= √
= √ Keterangan : MD
= Mean defferent (semua dianggap positif)
Σd2
= Jumlah deviasi kuadrat dari pasangan
49
N
= Jumlah pasangan subjek
Σ
= Sigma / jumlah (Sutrisno Hadi, 1990 : 455) Sebelum analisis data dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti mengubah
hipotesis (Ha) menjadi Hipotesis nihil : “ada perbedaan antara push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap kemampuan passing atas Klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015’”, diubah menjadi hipotesis nihil (HO) yaitu “tidak ada perbedaan antara push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap kemampuan passing atas Klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015’”. Untuk selanjutnya hipotesis nihil akan diuji kebenarannya berdasarkan taraf signifikan 5%. Hal ini berarti kita percaya bahwa 95% dari keputusan kita adalah benar dan kemungkinan akan menolak hipotesis yang benar 5 diantara 100. Menolak hipotesis atas dasar taraf signifikan 5% sama halnya menolak hipotesis atas dasar kepercayaan 95%. Jadi kita telah menolak hipotesis atas dasar taraf 5% atau dasar taraf kepercayaan 95%, berarti kita mengambil resiko salah dalam keputusan ini sebanyak – banyaknya 5% atau benar dalam keputusan sedikitnya 95%. Dalam perhitungan ini kemungkinan hasilnya adalah sebagai berikut : a.) Apabila nilai t-hitung yang diperoleh sama besar atau lebih besar dari t-tabel maka hipotesis nihil ditolak (Sutrisno Hadi,1990:445). b.) Apabila nilai t-hitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai t-tabel hipotesis nihil diterima (Sutrisno hadi, 1990 : 457). Hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya pada penelitian ini adalah
50 3.7.2.1 Ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang. Pertama rubahlah H1 berupa “ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas” di ubah menjadi H0 berupa “tidak ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas”. Setelah itu cari nilai t
hitung
dengan rumus sama dengan penjelasan diatas, yaitu
pertama membuat tabel sepert diatas kemudian dicari MD dengan cara : MD = Mean pre-test EK I – Mean post-test EK I Kemudian dicari d dengan cara hasil selisih nilai pre-test – nilai post-tes, setelah itu hasilnya dikuadratkan dan dijumlah. Dan dimasukkan ke dalam rumus inti yaitu :
t
= √
Setelah ketemu nilai t
hitung,
maka hasilnya akan dibandingkan dengan nilai t pada
tabel dengan derajat kebebasan (db) = N -1 = 10 – 1 = 9 pada taraf signifikansi 5% dengan nilai t
tabel
sebesar 2,262. Jika nilai t
hitung
< t
tabel
maka H0 diterima
selain itu jika t hitung > / = t tabel maka H0 ditolak. 3.7.2.2 Ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang. Pertama rubahlah H1 berupa “ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas”
di ubah menjadi H0 berupa “tidak ada
pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas”. Setelah itu cari nilai t
hitung
dengan rumus sama dengan penjelasan diatas, yaitu pertama
membuat tabel sepert diatas kemudian dicari MD dengan cara : MD = Mean pre-test EK II – Mean post-test EK II
51 Kemudian dicari d dengan cara hasil selisih nilai pre-test – nilai post-tes, setelah itu hasilnya dikuadratkan dan dijumlah. Dan dimasukkan ke dalam rumus inti yaitu :
t
= √
Setelah ketemu nilai t
hitung,
maka hasilnya akan dibandingkan dengan nilai t pada
tabel dengan derajat kebebasan (db) = N -1 = 10 – 1 = 9 pada taraf signifikansi 5% dengan nilai t
sebesar 2,262. Jika nilai t
tabel
hitung
< t
tabel
maka H0 diterima
selain itu jika t hitung > / = t tabel maka H0 ditolak. 3.7.2.3 Ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang. Pertama rubahlah H1 berupa “ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas” di ubah menjadi H0 berupa “tidak ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas”. Setelah itu cari nilai t
hitung
dengan rumus sama dengan penjelasan diatas, yaitu pertama
membuat tabel sepert diatas kemudian dicari MD dengan cara : MD = Mean post-test EK I – Mean post-test EK II Kemudian dicari d dengan cara hasil selisih nilai, setelah itu hasilnya dikuadratkan dan dijumlah. Dan dimasukkan ke dalam rumus inti yaitu :
t= √ Setelah ketemu nilai t
Σ
hitung,
maka hasilnya akan dibandingkan dengan nilai t pada
tabel dengan derajat kebebasan (db) = N -1 = 10 – 1 = 9 pada taraf signifikansi
52 5% dengan nilai t
tabel
sebesar 2,262. Jika nilai t
hitung
< t
tabel
maka H0 diterima
selain itu jika t hitung > / = t tabel maka H0 ditolak. 3.7.2.4 Latihan push up kaki ditinggikan lebih baik daripada latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang. Pertama cari dulu mean pre-test dan post-test masing kelompok kemudian cari selisihnya (cari MD-nya) kemudian masukkan kedalam rumus : Presentase =
x 100 %
Setelah ketemu hasilnya maka dibandingkan, manakah yang lebih baik.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Deskripsi Data Deskripsi hasil analisis data passing atas bolavoli yang dilakukan
dengan volleyball setting test dari AAHPER yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Tes Passing Atas Bolavoli Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II Kelompok
Tes
N
Mean
Eksperimen I
Awal
10
58
(K E I)
Akhir
10
67,5
Eksperimen II
Awal
10
57,5
(K E II)
Akhir
10
68
s
SD2
12,52
1726
12,3
2201,25
Dari penghitungan data yang diperoleh dari kedua kelompok adalah kelompok eksperimen I dengan jumlah sampel (N) = 10, untuk tes awal dengan rata-rata sebesar 58, simpangan baku sebesar 12,52 dan standar deviasi kuadrat sebesar 1726. Sedangkan tes akhir dengan rata-rata sebesar
67,5. Untuk kelompok
eksperimen II dengan jumlah sampel (N) = 10, diperoleh data tes awal dengan rata-rata sebesar 57,5;
simpangan baku sebesar 12,3 dan standar deviasi
sebesar 2201,25 sedangkan tes akhir dengan rata-rata sebesar 68. 4.1.2
Hasil Uji Prasarat Analisis Sebelum dilakukan analisis t-tes (uji beda), data perlu dilakukan
pengujian prasarat analisis. Pengujian prasarat analisis dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas. 53
54 4.1.2.1 Uji Normalitas Sebelum dilakukan analisis data perlu di uji distribusi kenormalannya. Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan metode liliefors yang dikutip dari buku Sudjana (2002 :466). Hasil uji normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes awal pada kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kelompok N M S
Lhitung
L t5%
Eksperimen I
10
58
12,52
0,0315
0,258
Eksperimen II
10
57,5
12,30
0,0793
0,258
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KE I diperoleh L
hitung
=
0,0315 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5 % yaitu 0,258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data kelompok eksperimen I termasuk berdistribusi normal. Sedangkan dari hasil uji normalitas data pada KE
II
diperoleh L
hitung
=
0,0793 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf kesalahan 5 % yaitu 0,258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada data kelompok eksperimen II termasuk berdistribusi normal. 4.1.2.2 Uji Homogenitas Untuk uji homogenitas bertujuan untuk menguji kesamaan varians antara kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Uji homogenitas ini berfungsi sebagai persyaratan dalam pengujian perbedaan, dimana jika perbedaan itu benar-benar
merupakan perbedaan rata-rata. Hasil uji
homogenitas data antara kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II adalah sebagai berikut :
55 Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Kelompok
N
SD2
Eksperimen I
10
1726
Eksperimen II
10
2201,25
F hitung
F t 5%
1,275
3,18
Dari hasil uji homogenitas diperoleh nilai F sama-sama = 10 – 1 = 9, pada Ftabel
t 5%
hitung
= 1,275 ; sedangkan db
= 3,18. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II memiliki varians yang homogen atau sama. 4.1.3
Hasil Analisis Data Setelah pelaksanaan tes akhir (post-test) dari kelompok eksperimen I
dan kelompok eksperimen II, diperoleh
hasil dari tiap-tiap subjek kedua
kelompok tersebut. Data tes post-test tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel penghitungan statistik. Dari hasil perhitungan statistik diperoleh hasil sebagai beriikut : 4.1.3.1 Hasil Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas pada Kelompok Eksperimen I (Push Up Tagan Menumpu Bangku) N
M x1
M x2
MD
Σd2
t hitung
t tabel t 5%
10
58
67,5
‒ 9,5
322,5
5,019
2,262
dari perhitungan statistik diperoleh t
hitung
sebesar 5,019 dengan derajat
kebebasan (d.b) N ‒ 1 = 10 ‒ 1 = 9, pada taraf signifikansi 5% pada tabel diperoleh t
tabel
sebesar 2,262. Berarti nilai t
analisis data didapatkan 5,019
>
hitung
lebih besar dari t
tabel
, maka
2,262. Karena t berada pada daerah
penolakan H0, maka dapat disimpulkan bahwa “ada perbedaan hasil latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas”.
56 4.1.3.2 Hasil Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas pada Kelompok Eksperimen II (Push Up Kaki Ditinggikan) N
M x1
M x2
MD
Σd2
t hitung
t tabel t 5%
10
57,5
68
‒ 10,5
222,5
6,679
2,262
dari perhitungan statistik diperoleh t
hitung
sebesar 6,679 dengan derajat
kebebasan (d.b) N ‒ 1 = 10 ‒ 1 = 9, pada taraf signifikansi 5% pada tabel diperoleh t
tabel
sebesar 2,262. Berarti nilai t
hitung
lebih besar dari t
tabel
, maka
analisis data didapatkan 6,679 > 2,262. Karena t berada pada daerah penolakan H0, maka dapat disimpulkan bahwa “ada
perbedaan hasil latihan push up kaki ditinggikan
terhadap
passing atas”.
4.1.3.3 Hasil Analisis Data Tes Akhir Passing Atas pada Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II N
M xK
M xE
MD
Σd2
t hitung
t tabel t 5%
10
67,5
68
‒ 0,5
572,5
0,198
2,262
dari perhitungan statistik diperoleh t
hitung
sebesar 0,198 dengan derajat
kebebasan (d.b) N ‒ 1 = 10 ‒ 1 = 9, pada taraf signifikansi 5% pada tabel diperoleh t
tabel
sebesar 2,262. Berarti nilai t
hitunng
lebih kecil dari t
tabel
, maka
analisis data didapatkan 0,198 < 2,262. Karena t berada pada daerah penerimaan H0, maka dapat disimpulkan bahwa “ tidak ada perbedaan antara hasil latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas”.
57 4.1.3.4 Hasil Presentase Analisis Data Pre-Test dan Data Post-Test pada Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II
Kelompok
Mean
Mean
Mean
Presentase
Pre-test
Post-test
Different
Peningkatan
N
Eksperimen I
10
58
67,5
9,5
16,38 %
Eksperimen II
10
57,5
68
10,5
18,26 %
Berdasarkan data pada tabel di atas kelompok eksperimen I mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan berupa “push up tangan menumpu bangku” sebesar 16,38%. Sedangkan pada kelompok eksperimen II mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan berupa “push up kaki ditinggikan” sebesar 18,26%. 4.1.4
Uji Hipotesis Pengujian hipotesis pada dasarnya merupakan langkah untuk menguji
apakah pernyataan yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis dapat diterima atau ditolak. Setelah diadakan penaksiran terhadap hasil analisis data seperti diatas, maka pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, Berdasarkan hasil uji t data tes awal dan tes akhir pada kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II diperoleh : 4.1.4.1 Uji Hipotesis I Hipotesis I berbunyi : “ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap hasil passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015”. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil t
hitung
=
5,019 > t tabel t 5% = 2,262 atau t hitung lebih besar dari t tabel. Sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan maka hipotesis diterima dan hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi
58 “ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap hasil passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015” diterima kebenarannya. 4.1.4.2 Uji Hipotesis II Hipotesis II berbunyi : “ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap hasil passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015”. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil t t
tabel t 5%
hitung
= 6,679 >
= 2,262 atau t hitung lebih besar dari t tabel. Sesuai dengan aturan
yang telah dijelaskan maka hipotesis diterima dan hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi
“ada
pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap hasil passing atas klub bolavoli
putra
IVOKAS
Kabupaten
Semarang
tahun
2015”
diterima
kebenarannya. 4.1.4.3 Uji Hipotesis III Hipotesis III berbunyi : “ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap hasil passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015”. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil t
hitung
= 0,198 < t
tabel t 5%
= 2,262 atau t hitung
lebih kecil dari t tabel. Sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan maka hipotesis ditolak dan hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi : “ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap hasil passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015” ditolak kebenarannya. 4.1.4.4 Uji Hipotesis IV
59 Hipotesis IV
berbunyi : “latihan push up kaki ditinggikan lebih baik
daripada latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015”. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil presentase pada EK I (push up tangan menumpu bangku) sebesar 16,38% < EK II (push up kaki ditinggikan) sebesar 18,26% atau hasil presesntase EK I lebih kecil dari presentase EK II. Sesuai dengan perbandingan hasil presentase tersebut maka hipotesis diterima dan hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi: “latihan push up kaki ditinggikan lebih baik daripada latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang Tahun 2015” diterima kebenarannya.
4.2
Pembahasan Hasil Analisis Data
4.2.1
Pembahasan Uji Hipotesis I Berdasarkan hasil dari analisis data tersebut dapat dilihat bahwa ada
pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015, secara teori menurut pandangan peneliti bahwa jika seseorang melakukan latihan secara rutin dan terus-menerus berdasarkan program latihan yang telah ditentukan, maka akan berdampak baik terhadap berkembangnya kemampuan seorang atlet. Dalam prakteknya atlet putra klub bolavoli IVOKAS pada kelompok eksperimen I secara rutin melakukan latihan push up tangan menumpu bangku dan dilanjutkan latihan passing atas berpasangan selama 16 kali pertemuan yang telah diprogramkan oleh peneliti. Maka dampaknya atlet dapat melakukan passing atas secara baik
60 dan bola hasil passing atas dapat sesuaikan dengan jarak yang ingin dipassingkan. 4.2.2
Pembahasan Uji Hipotesis II Berdasarkan hasil dari analisis data tersebut dapat dilihat bahwa ada
pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015, sama halnya pada perlakuan pada kelompok eksperimen I, pada kelompok eksperimen II diberikan latihan push up kaki ditinggikan. Dalam pelaksanaannya peneliti memberikan program latihan selama 16 kali pertemuan. Selama pertemuan itu atlet pada kelompok eksperimen II juga melakukan latihan push up secara rutin. Maka dampaknya atlet dapat melakukan passing atas secara baik dan bola hasil passing atas dapat sesuaikan dengan jarak yang ingin dipassingkan. 4.2.3
Pembahasan Uji Hipotesis III Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada
perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS. Secara teori menurut peneliti latihan push up tangan menumpu bangku lebih mudah dilakukan dari pada latihan push up kaki ditinggikan. Karena menurut Sadoso (1994 : 43) bahwa prinsip ialah makin vertikal badannya maka makin mudah melakukan push up. Menurut pandangan peneliti selama pelaksanaan program latihan yang telah diberikan semangat dan antusias atlet pada kelompok eksperimen I (push up tangan menumpu bangku) lebih tinggi daripada pada kelompok eksperimen II (push up kaki ditinggikan) dalam pelaksanaan program latihan. Sehingga hasil latihan push up yang dilakukan tidak jauh berbeda walaupun secara teori lebih berat saat melakukan push up kaki ditinggikan.
61 4.2.4
Pembahasan Uji Hipotesis IV Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa latihan
push up kaki ditinggikan lebih baik dari pada latihan push up tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015. Menurut pandangan peneliti bahwa pelaksanaan program latihan yang telah diberikan pada kedua kelompok sudah lumayan berhasil. Ini dibuktikan dengan adanya presentase kenaikan kemampuan yang diukur dengan melakukan tes akhir passing atas. Untuk hasil manakah yang lebih baik, peneliti sudah memprediksi bahwa latihan push up kaki ditinggikan lebih baik daripada latihan push up tangan menumpu bangku. Alasan peneliti adalah sesuai dengan prinsip latihan push up yaitu semakin vertikal badannya semakin mudah push up dilakukan (Sadoso, 1994 : 43). Dalam prakteknya atlet pada dasarnya memang sudah mempunyai kondisi fisik yang sangat bagus, ditambah metode latihan push up, baik push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan, maka semakin menambah kondisi fisik atlet semakin bagus khususnya pada kekuatan otot lengannya. Walaupun hasil yang diperoleh ketika melakukan kedua variasi push up tersebut tidak jauh berbeda, setidaknya latihan push up dapat digunakan untuk menambah kemampuan dalam melakukan passing atas khususnya untuk latihan push up kaki ditinggikan dapat meningkatkan kemampuan passing atas lebih baik daripada latihan push up kaki ditinggikan. 4.2.5
Faktor-Faktor Penyebab Tidak Terujinya Hipotesis Dari penelitian yang dilakukan ada salah satu hipotesis yang tidak teruji
kebenarannya. Hal ini dapat disebabkan beberapa faktor-faktor yang sulit terkontrol oleh peneliti, misalnya :
62 4.2.5.1 Diluar aktivitas penelitian, peneliti tidak bisa mengontrol kegiatan yang dilakukan sampel, apakah salah satu kelompok melakukan latihan sendiri dirumah ataukah tidak. 4.2.5.2 Ada kemungkinan sampel melakukan aktivitas fisik
yang
dapat
mempengaruhi hasil latihan yang dilakukan. Semua itu tidak dapat dikontrol tetapi bisa mempengaruhi hasil latihan yang dilakukan siswa. Sehingga hipotesis tidak teruji kebenarannya. 4.2.5.3 Kondisi psikologis dari sampel, ada kemungkinan psikologis dari salah satu sampel dari kelompok lebih baik dari kelompok lain. Jadi saat pelaksanaan tes salah satu kelompok memiliki mental yang lebih baik. 4.2.5.4 Kondisi sampel sebelum pelaksanaan tes passing atas yang tidak bisa dikontrol oleh peneiti, peneliti hanya bisa menyarankan agar dipersiapkan kondisi tubuhnya untuk menghadapi tes.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan
dapat diperoleh simpulan sebagai berikut : 5.1.1
Ada pengaruh latihan push up tangan menumpu bangku bangku terhadap
passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015. Dari analisis data menunjukkan bahwa t hitung = 5,019 > t tabel = 2,262. 5.1.2
Ada pengaruh latihan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub
bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa t hitung = 6,697 > t tabel = 2,262. 5.1.3
Tidak ada perbedaan antara latihan push up tangan menumpu bangku
dan push up kaki ditinggikan terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa t hitung
= 0,198 < t tabel = 2,262.
5.1.4
Latihan push up kaki ditinggikan lebih baik daripada latihan push
up
tangan menumpu bangku terhadap passing atas klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang tahun 2015. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa presentase perbedaan sesudah diberi perlakuan pada kelompok eksperimen I yang diberi perlakuan push up tangan menumpu bangku memiliki presentase peningkatan sebesar 16,38 %. Sedangkan dari hasil analisis data menunjukkan bahwa presentase perbedaan sesudah diberi perlakuan pada kelompok Eksperimen II
yang diberi perlakuan push up kaki ditinggikan memiliki
presentase peningkatan sebesar 18,26%.
63
64 5.2
Saran
5.2.1
Bagi Pelatih Klub Bolavoli IVOKAS Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka bagi pelatih klub
bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang disarankan sebagai berikut : 5.2.1.1 Latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan dapat diterapkan dalam latihan peningkatan passing atas pada klub bolavoli putra IVOKAS Kabupaten Semarang dan subjek yang lain dengan syarat memiliki karakteristik yang sama dengan atlet putra klub bolavoli IVOKAS Kabupaten Semarang karena memiliki pengaruh yang relatif signifikan dalam peningkatan kemampuan passing atas. Sehingga kedua jenis variasi latihan tersebut dapat dilakukan semua. 5.2.1.2 Kedua jenis variasi latihan dapat dikombinasikan secara bergantian supaya atlet tidak bosan dengan salah satu bentuk latihan. Kombinasi dapat dilakukan secara bergantian atau juga salah satu latihan dapat digunakan sebagai selingan pada akhir minggu.
5.2.2
Bagi Pembaca Semoga Skripsi ini dapat dijadikan sebagai wawasan ilmu dalam
kepelatihan
khususnya
dalam
kepelatihan
bolavoli
dalam
peningkatan
kemampuan passing atas yang dapat dikembangkan melalui variasi latihan push up tangan menumpu bangku dan push up kaki ditinggikan.
5.2.3
Bagi Peneliti Yang Lain Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai bahan
pembanding dalam pembuatan karya ilmiah atau skripsi.
65
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi Nuril. 2007. Panduan olahraga bolavoli. Solo : Era Pustaka Utama Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Renika Cipta. Baebara L. Veira dan Bonnie Jill Fergusson. 2004. Bola Voli Tingkat Pemula. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. Bradford N. Strand, and Rolayne Wilson. 1993. Assessing Sport Skills. United State of America : Human Kinetics Publishers. Fakultas Ilmu Keolahragaan. 2014. Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program Strata 1. Semarang : FIK UNNES. Hadi Sutrisno. 2004. Metodelogi Researsh jilid IV. Yogyakarta : Andi Offset. __________. 2000. Statistik 1. Yogyakarta : Andi Offset. __________. 2004. Statistik 2. Yogyakarta : Andi Offset. __________. 2004. Statistik 3. Yogyakarta : Andi Offset. Kharisma Bayu T. “Pengembangan Pembelajaran Permainan Bolavoli Mini”. Jurnal Olahraga Pendidikan. 01/Th.I/Mei, 2014: 8- 14. Novi Dian A., dkk. Pengembangan Pembelajaran Teknik Dasar Service. Jurnal Olahraga Pendidikan. 01/TH. I/Mei, 2014 : 81-87. Sajoto, M. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta : FPOK – IKIP Semarang. Sapulete Janje J. “Hubungan Daya Ledak Lengan dan Daya Ledak Tungkai Terhadap Kemampuan Passing Atas”. Jurnal ILARA. 01/TH. III/Januari - Juni, 2012: 51 – 59. Siswanto Heri. “Peningkatan Ketrampilan Smash Permainan Bolavoli Melalui Metode Resiprokal”. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. 02/TH. II/Desember, 2012: 82-88. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D).Bandung : Alfabeta. Suhadi. “Pengaruh Model Pembelajaran Bolavoli Suhadi Terhadap Kemampuan Kognitif Anak Sekolah Dasar”. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. 01/TH. III, 2005. Sujdana. 2002. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
66 Strand, Bradford N. dan Wilson Rolayne. 1993. Assessing Sport Skills. South Australia : Human Kinetics Publishers. Sumosardjuno Sadoso. 1994. Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga 2.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC. Taryono. “Perbandingan Antara Latihan Kekuatan Otot Lengan dengan Gerakan Bench Press dan Push Up Terhadap Hasil Tembakan Free Throw dalam Permainan Bolabasket”. Motion.01/TH.I/September, 2010 : 1-12. Tirtawirya Devi.”Itensitas dan Volume dalam Latihan Olahraga”. Jurnal ISSA. 01/TH.I/Februari, 2012 : 91 – 99. Yunus, M. 1992. Olahraga Pilihan Bolavoli. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan TInggi Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan.
67
LAMPIRAN - LAMPIRAN
68 Lampiran 1 USULAN TOPIK SKRIPSI
69 Lampiran 2 USULAN DOSEN PEMBIMBING
70 Lampiran 3 SURAT KETERANGAN PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING
71 Lampiran 4 SURAT IJIN PENELITIAN
72 Lampiran 5 SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN
73 Lampiran 6 DAFTAR NAMA ATLET PUTRA USIA 15 – 18 TAHUN KLUB BOLAVOLI IVOKAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 YANG MENJADI SAMPEL NO
NAMA
TEMPAT, TANGGAL LAHIR
USIA
1.
ARDIAN ANGGA S
Wonogiri, 5 April 1997
18 Tahun
2.
M. GIAN PANGESTU
Kab. Semarang, 15 Desember 2000 15 Tahun
3.
AFRIZAL F. P. P.
Kab. Semarang, 24 Desember 2000 15 Tahun
4.
NUR ARIFIN
Kab. Semarang, 18 Juli 2000
5.
ROBY FIRMANSYAH
Kab. Semarang, 28 November 1999 16 Tahun
6.
ISLAM SURYO AJI
Kab. Semarang, 14 Mei 1999
16 Tahun
7.
IPUNG INDRO B.
Purwokerto, 4 Agustus 2000
15 Tahun
8.
OKI INDRA G.
Semarang, 8 Oktober 1998
17 Tahun
9.
MUHAMMAD AMIN
Kab. Semarang, 26 Agustus 1998
17 Tahun
10.
ANTON WAHYU P.
Kab. Semarang, 5 Maret 2000
15 Tahun
11.
AGUS L. W
Kab. Semarang, 17 Maret 1998
17 Tahun
12.
BAYU LUKITO
Kab. Semarang, 14 Juni 2000
15 Tahun
13.
SURYO AJI PRASETYO
Wonosobo, 11 Maret 2000
15 Tahun
14.
ERIK SETIAWAN
Kab. Semarang, 4 Mei 2000
15 Tahun
15.
DIKA F. T.
Semarang, 23 Februari 1999
16 Tahun
16.
M. FERIYAN
Kab. Semarang, 31 Desember 1998 17 Tahun
17.
JOHAN ARDANA
Kab. Semarang, 12 April 1997
18 Tahun
18.
BAYU KURNIAWAN
Semarang, 2 September 2000
15 Tahun
19.
FREDI J.
Surakarta, 29 Juni 1998
17 Tahun
20.
DICKY BERLIANDO
Semarang, 22 Oktober 1997
18 Tahun
15 Tahun
74 Lampiran 7 DAFTAR PENILAIAN PRE-TEST
75
76 Lampiran 8 DAFTAR HASIL PRE-TEST PASSING ATAS KLUB BOLAVOLI PUTRA IVOKAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015
Bola yang masuk
No
Nama
Usia
Urut Tes
target area
Total (Kanan + Nilai
Kanan
Kiri
Kiri)
Peringkat ke -
1.
1.
ARDIAN ANGGA S.
18 Th
8
1
9
50
14
2.
2.
M. GIAN PANGESTU 15 Th
3
6
9
65
8
3.
3.
AFRIZAL F. P. P.
15 Th
3
5
8
55
12
4.
4.
NUR ARIFIN
15 Th
4
3
7
50
16
5.
5.
ROBY FIRMANSYAH 16 Th
5
5
10
70
5
6.
6.
ISLAM SURYO AJI
16 Th
5
3
8
55
13
7.
7.
IPUNG INDRO B.
15 Th
2
4
6
45
17
8.
8.
OKI INDRA G.
17 Th
6
4
10
60
11
9.
9.
MUHAMMAD AMIN
17 Th
5
2
7
35
20
10.
10.
ANTON WAHYU P.
15 Th
1
4
5
35
19
11.
11.
AGUS L. W.
17 Th
6
5
11
70
3
12.
12.
BAYU LUKITO
15 Th
4
5
9
65
6
13.
13.
SURYO AJI P.
15 Th
2
4
6
45
18
14.
14.
ERIK SETIAWAN
15 Th
4
5
9
65
7
15.
15.
DIKA F. T.
16 Th
8
4
12
75
2
16.
16.
M. FERIYAN
17 Th
6
5
11
70
4
17.
17.
JOHAN ARDANA
18 Th
5
5
10
60
10
18.
18.
BAYU KURNIAWAN
15 Th
4
4
8
60
9
19.
19.
FREDI J.
17 Th
2
7
9
50
15
20.
20.
DICKY BERLIANDO
18 Th
5
8
13
75
1
77 Lampiran 9 DAFTAR RANGKING HASIL PRE-TEST PASSING ATAS KLUB BOLAVOLI PUTRA IVOKAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 No.
Nilai Hasil Tes
Urut
Passing Atas
1.
75
20
DICKY BERLIANDO
A
2.
75
15
DIKA F. T.
B
3.
70
11
AGUS L. W.
B
4.
70
16
M. FERIYAN
A
5.
70
5
ROBY FIRMANSYAH
A
6.
65
12
BAYU LUKITO
B
7.
65
14
ERIK SETIAWAN
B
8.
65
2
M. GIAN PANGESTU
A
9.
60
18
BAYU KURNIAWAN
A
10.
60
17
JOHAN ARDANA
B
11.
60
8
OKI INDRA
B
12.
55
3
AFRIZAL F. P. P.
A
13.
55
6
ISLAM SURYO AJI
A
14.
50
1
ARDIAN ANGGA S.
B
15.
50
19
FREDI J.
B
16.
50
4
NUR ARIFIN
A
17.
45
7
IPUNG INDRO B.
A
18.
45
13
SURYO AJI PRASETYO
B
19.
35
10
ANTON WAHYU P.
B
20.
35
9
MUHAMMAD AMIN
A
No. Tes
Nama
Keterangan
78 Lampiran 10 DAFTAR HASIL MATCHING YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBAGIAN KELOMPOK
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
NAMA
No Urut
Nilai Hasil Rumusan Pasangan Tes
MC
20
DICKY BERLIANDO
75
A
15
DIKA F. T.
75
B
11
AGUS L. W.
70
B
16
M. FERIYAN
70
A
5
ROBY FIRMANSYAH
70
A
12
BAYU LUKITO
65
B
14
ERIK SETIAWAN
65
B
2
M. GIAN PANGESTU
65
A
18
BAYU KURNIAWAN
60
A
17
JOHAN ARDANA
60
B
8
OKI INDRA G.
60
B
3
AFRIZAL F. P. P.
55
A
6
ISLAM SURYO AJI
55
A
1
ARDIAN ANGGA S.
50
B
19
FREDI J.
50
B
4
NUR ARIFIN
50
A
7
IPUNG INDRO B.
45
A
13
SURYO AJI PRASETYO
45
B
10
ANTON WAHYU P.
35
B
9
MUHAMMAD AMIN
35
A
Tes
Hasil Matching
20
15
75
75
16
11
70
70
5
12
70
65
2
14
65
65
18
17
60
60
3
8
55
60
6
1
55
50
4
19
50
50
7
13
45
45
9
10
35
35
79 Lampiran 11 DAFTAR NAMA KELOMPOK EKSPERIMEN I DAN EKSPERIMEN II DARI HASIL MATCHING PEROLEHAN NILAI PRE-TEST
Kelompok Eksperimen I
Kelompok Eksperimen II
(push up tangan menumpu bangku)
(push up kaki ditinggikan)
Nomor
Nama
Nilai
Nomor
Nama
Nilai
Tes
Urt
Tes
DICKY BERLIANDO
75
11.
15
DIKA F. T.
75
16
M. FERIYAN
70
12.
11
AGUS L. W.
70
3.
5
ROBY F.
70
13.
12
BAYU LUKITO
65
4.
2
M. GIANPANGESTU
65
14.
14
ERIK SETIAWAN
65
5.
18
BAYU KURNIAWAN
60
15.
17
JOHAN ARDANA
60
6.
3
AFRIZAL F. P. P.
55
16.
8
OKI INDRA
60
7.
6
ISLAM SURYO AJI
55
17.
1
ARDIAN ANGGA S.
50
8.
4
NUR ARIFIN
50
18.
19
FREDI J.
50
9.
7
IPUNG INDRO B.
45
19.
13
SURYO AJI P.
45
10.
9
MUHAMMAD AMIN
35
20.
10
ANTON WAHYU P.
35
Urt
Tes
1.
20
2.
Tes
80 Lampiran 12 UJI PRASARAT ANALISIS DATA PRE-TEST Uji Normalitas Untuk menguji hipotesis, harus di hitung normalitas datanya dengan rumus :
ǀ F(z) – S(z) ǀ H0 diterima apabila thitung < ttabel TABEL DAFTAR HITUNG NILAI UNTUK UJI NORMALITAS ANALISIS DATA KELOMPOK EKSPERIMEN I
NO Urut Tes I
2
ZK
F(Z)
S(Z)
F(Z) – S(Z)
IV
V
VI
VII
VIII
XK
XK - ̅
(xK - ̅)
II
III
1.
9
35
‒ 23
529
‒ 1,84
0,0329
0,10
‒ 0,0671
2.
7
45
‒ 13
169
‒ 1,04
0,1492
0,20
‒ 0,0508
3.
4
50
‒ 8
64
‒ 0,63
0,2643
0,30
‒ 0,0357
4.
6
55
‒ 3
9
‒ 0,24
0,4052
0,40
0,0052
5.
3
55
‒ 3
9
‒ 0,24
0,4052
0,50
‒ 0,0948
6.
18
60
2
4
0,16
0,5636
0,60
‒ 0,0364
7.
2
65
7
49
0,56
0,7123
0,70
0,0123
8.
5
70
12
144
0,96
0,8315
0,80
0,0315
9.
16
70
12
144
0,96
0,8315
0,90
‒ 0,0685
10. 20
75
17
289
1,36
0,9131
1,00
‒ 0,0869
Σƒ(xi) =
Σƒ(xi - ̅)2 =
580
1410
̅ = 58
̅
s =√
ZK =
̅
=√
=√
= 12,52
(Sudjana, 2002 :93)
(Sudjana, 2002 : 138)
Untuk mengisi kolom nomor I, merupakan nomor urut dan nomor tes sampel saat melakukan tes passing atas.
81 Untuk mengisi kolom nomor II, diperoleh dari nilai hasil tes awal passing atas yang diurutkan atau dirangking dari nilai yang paling rendah ke nilai yang paling tinggi berdasarkan kelompok eksperimen I. Untuk mengisi kolom nomor III, diperoleh dari nilai xi dikurangi nilai rata-rata sampel, contoh : x8 –
̅ = xi - ̅ = 70 – 58 = 12.
Untuk mengisi kolom nomor IV, diperoleh dari nilai xi dikuadratkan, contoh : (x8 -
̅
yang
̅)2 = (12)2 = 144
Untuk mengisi kolom nomor V, diperoleh dari hasil kolom III dibagi dengan simpangan baku dari data tersebut. Contoh baris 10 : z8 =
̅
=
= 0,96
Untuk mengisi kolom nomor VI diperoleh dari hasi kolom V kemudian dicocokan dengan tabel hitung z . F (z) = luas dibawah kurva normal dari kiri sampai ke zi sama dengan luas kurva normal diatas z. Z8
= 0,96
F (z8) = 0,8315
Untuk mengisi kolom nomor VII, diperoleh dari hasil peringkat atau no urut sampel dibagi dengan total sampel S (z8) = S (z13) = 0, 80 Untuk mengisi kolom nomor VIII diperoleh dari hasil Selisih kolom VI dan kolom VII.
82 ǀ F(z8) – S(z8) ǀ
= ǀ 0,8315 – 0,80 ǀ = 0,0315
UNTUK UJI NORMALITAS PADA KELOMPOK EKSPERIMEN I DI PEROLEH : Pada kolom VIII antara nilai selisih kolom VI dan kolom VII diambil nilai yang paling besar antara selisih tersebut adalah 0,0315. Maka L0 = 0,0315. Nilai L0 di atas dibandingkan dengan Tabel nilai Kritis Untuk uji Liliefors, sebagai berikut : Karena L0 = 0,0315 < 0,258; maka H0 diterima. Ini berarti data dari sampel Kelompok Eksperimen I diatas dapat dianggap berasal dari populasi berdistribusi normal.
Uji Normalitas Untuk menguji hipotesis, harus di hitung normalitas datanya dengan rumus :
ǀ F(z) – S(z) ǀ H0 diterima apabila thitung < ttabel TABEL DAFTAR HITUNG NILAI UNTUK UJI NORMALITAS ANALISIS DATA KELOMPOK EKSPERIMEN II
NO Urut Tes I
2
ZE
F(Z)
S(Z)
F(Z) – S(Z)
IV
V
VI
VII
VIII
XE
XE - ̅
(xE - ̅)
II
III
1.
10
35
‒ 22,5
506,25
‒ 1,83
0,0336
0,10
‒ 0,0664
2.
13
45
‒ 12,5
156,25
‒ 1,02
0,1539
0,20
‒ 0,0461
3.
19
50
‒ 7,5
56,25
‒ 0,61
0,2709
0,30
‒ 0,0291
4.
1
50
‒ 7,5
56,25
‒ 0,61
0,2709
0,40
‒ 0,1291
5.
8
60
2,5
6,25
0,20
0,5793
0,50
0,0793
6.
17
60
2,5
6,25
0,20
0,5793
0,60
‒ 0,0207
7.
14
65
7,5
56,25
0,61
0,7291
0,70
0,0291
8.
12
65
7,5
56,25
0,61
0,7291
0,80
‒ 0,0709
83 11
70
12,5
156,25
1,02
0,8461
0,90
‒ 0,0539
10. 15
75
17,5
306,25
1,42
0,9222
1,00
‒ 0,0778
9.
Σƒ(xi) =
Σƒ(xi - ̅)2 =
575
1362,5
̅ = 57,5
̅
s =√
Zi =
=√
̅
=√
= 12,3
(Sudjana, 2002 :93)
(Sudjana, 2002 : 138)
Untuk mengisi kolom nomor I, merupakan nomor urut dan nomor tes sampel saat melakukan tes passing atas. Untuk mengisi kolom nomor II, diperoleh dari nilai hasil tes awal passing atas yang diurutkan atau dirangking dari nilai yang paling rendah ke nilai yang paling tinggi berdasarkan kelompok eksperimen II. Untuk mengisi kolom nomor III, diperoleh dari nilai xi dikurangi nilai rata-rata sampel, contoh : x5 –
̅ = xi - ̅ = 60 – 57,5 = 2,5 .
Untuk mengisi kolom nomor IV, diperoleh dari nilai xi dikuadratkan, contoh : (x5 -
̅
yang
̅)2 = (2,5)2 = 6,25
Untuk mengisi kolom nomor V, diperoleh dari hasil kolom III dibagi dengan simpangan baku dari data tersebut. Contoh baris 10 : z5 =
̅
=
= 0,20
Untuk mengisi kolom nomor VI diperoleh dari hasi kolom V kemudian dicocokan dengan tabel hitung z .
84 F (z) = luas dibawah kurva normal dari kiri sampai ke zi sama dengan luas kurva normal diatas z. Z8
= 0,20
F (z13) = 0, 5793
Untuk mengisi kolom nomor VII, diperoleh dari hasil peringkat atau no urut sampel dibagi dengan total sampel S (z5) = S (z5) = 0, 50 Untuk mengisi kolom nomor VIII diperoleh dari hasil Selisih kolom VI dan kolom VII. ǀ F(z5) – S(z5) ǀ
= ǀ 0,5793 – 0,50 ǀ = 0, 0793
UNTUK UJI NORMALITAS PADA KELOMPOK EKSPERIMEN II DIPEROLEH : Pada kolom VIII antara nilai selisih kolom VI dan kolom VII diambil nilai yang paling besar antara selisih tersebut adalah 0,0793. Maka L0 = 0,0793. Nilai L0 di atas dibandingkan dengan Tabel nilai Kritis Untuk uji Liliefors, sebagai berikut : Karena L0 = 0,0315 < 0,258; maka H0 diterima. Ini berarti data dari sampel dari Kelompok Eksperimen II diatas dapat dianggap berasal dari populasi berdistribusi normal.
85 Lampiran 13 TABEL STANDAR NORMAL UNTUK Z-SCORE NEGATIF
www. stat. ufl.edu / ../ztable.pdf
86 Lampiran 14 TABEL STANDAR NORMAL UNTUK Z-SCORE POSITIF
www. stat. ufl.edu / ../ztable.pdf
87 Lampiran 15 TABEL NILAI KRITIS UNTUK UJI LILIEFORS Taraf nyata 0.01
0.05
0.10
0.15
0.20
n = 4
0.417
0.381
0.352
0.319
0.300
5
0.405
0.337
0.315
0.299
0.285
6
0.364
0.319
0.294
0.277
0.265
7
0.348
0.300
0.276
0.258
0.247
8
0.331
0.285
0.261
0.244
0.233
9
0.311
0.271
0.249
0.233
0.223
10
0.294
0.258
0.239
0.224
0.215
11
0.284
0.249
0.230
0.217
0.206
12
0.275
0.242
0.223
0.212
0.199
13
0.268
0.234
0.214
0.202
0.190
14
0,261
0.227
0.207
0.194
0.183
15
0.257
0.220
0.201
0.187
0.177
16
0.250
0.213
0.195
0.182
0.173
17
0.245
0.206
0.289
0.177
0.169
18
0.239
0.200
0.184
0.173
0.166
19
0.235
0.195
0.179
0.169
0.163
20
0.231
0.190
0.174
0.166
0.160
25
0.200
0.173
0.158
0.147
0.142
30
0.187
0.161
0.144
0.136
0.131
n > 30
1.031
0.886
0.805
0.768
0.736
(Sudjana, 2002: 467)
88 Lampiran 16 UJI HOMOGENITAS Untuk menguji hipotesis, harus di hitung kesamaan variannya dengan rumus :
Fdb Vb ; db =
SD2 =
H0 diterima apabila thitung < ttabel TABEL DAFTAR HITUNG NILAI UNTUK UJI HOMOGENITAS ANALISIS DATA KELOMPOK EKSPERIMEN I NO
X
ƒ
ƒ.x
(ƒ . x)2
1.
75
1
75
5625
2.
70
2
140
19600
3.
65
1
65
4225
4.
60
1
60
3600
5.
55
2
110
12100
6.
50
1
50
2500
7.
45
1
45
2025
8.
35
1
35
1225
N = 10
SD2
=
SD2
=
Σƒ . x = 580
Σ(ƒ.x)2 = 50900
(Sutrisno Hadi, 2000: 95)
= 5090
‒
= 5090 ‒ 3364 SD2
= 1726 Jadi standar deviasi untuk data kelompok eksperimen I adalah 1726
89 TABEL DAFTAR HITUNG NILAI UNTUK UJI HOMOGENITAS ANALISIS DATA KELOMPOK EKSPERIMEN II NO
X
ƒ
ƒ.x
(ƒ . x)2
1.
75
1
75
5625
2.
70
1
70
4900
3.
65
2
130
16900
4.
60
2
120
14400
5.
50
2
100
10000
6.
45
1
45
2025
7.
35
1
35
1225
N = 10
Σƒ . x = 575
Σ(ƒ.x)2 = 55075
. SD2
=
SD2
=
(Sutrisno Hadi, 2000: 95)
= 5507, 5
‒
= 5507,5 ‒ 3306,25 SD2
= 2201, 25
Jadi standar deviasi untuk data kelompok eksperimen II adalah 2201, 25
Uji Homogenitas data untuk menentukan apakah sampel berasal dari populasi yang sama ataukah tidak. Untuk itu digunakan tes varians dari rumus (2004: 312).
F db Vb ; db Vk =
Sutrisno Hadi
90 Diketahui :
= 1726 = 2201,25
Antara SD2 kelompok eksperimen I dan SD2 kelompok eksperimen II lebih besar SD2 kelompok Eksperimen II, berarti untuk tes homogenitas varians SD2 kelompok Eksperimen II dibagi dengan SD2 Kelompok Eksperimen I, dengan masing – masing N = 10 maka db. = 10 -1 = 9.
F db Vb ; db Vk = F 9;9
=
= 1, 275
Dengan melihat tabel III A pada derajat kebebasan 9 melawan 9 ditemukan F0 = 1, 275 dan Ftabel = 3,180 dengan taraf signifikansi 5 %, maka : F0 = 1, 275 < F tabel = 3,180 Karena F0 lebih kecil dari pada Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa Varians dari Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II itu tidak berbeda secara signifikan, selain itu varians dari kedua kelompok dalam populasinya masingmasing adalah tidak berbeda atau sama.
91 Lampiran 17 NILAI – NILAI F PADA TARAF SIGNIFIKANSI 5%
Nilai nilai F pada taraf signifikansi 5% (Sutrisno hadi, 2004 : 413)
92 Lampiran 18 DAFTAR PENILAIAN POST-TEST
93
94 Lampiran 19 DAFTAR HASIL POST-TEST PASSING ATAS KLUB BOLAVOLI PUTRA IVOKAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015
Bola yang masuk
No
Nama
Usia
Urut Tes
target area Kanan
Kiri
Total (Kanan + Kiri)
Nilai
1.
1.
ARDIAN ANGGA S.
18 Th
7
3
10
60
2.
2.
M. GIAN PANGESTU
15 Th
4
7
11
75
3.
3.
AFRIZAL F. P. P.
15 Th
4
4
8
60
4.
4.
NUR ARIFIN
15 Th
6
3
9
65
5.
5.
ROBY FIRMANSYAH
16 Th
6
7
13
80
6.
6.
ISLAM SURYO AJI
16 Th
4
5
9
65
7.
7.
IPUNG INDRO B.
15 Th
3
4
7
50
8.
8.
OKI INDRA G.
17 Th
8
6
14
80
9.
9.
MUHAMMAD AMIN
17 Th
6
3
9
50
10.
10.
ANTON WAHYU P.
15 Th
3
3
6
45
11.
11.
AGUS L. W.
17 Th
8
5
13
75
12.
12.
BAYU LUKITO
15 Th
6
6
12
80
13.
13.
SURYO AJI P.
15 Th
5
2
7
50
14.
14.
ERIK SETIAWAN
15 Th
6
4
10
75
15.
15.
DIKA F. T.
16 Th
9
6
15
90
16.
16.
M. FERIYAN
17 Th
4
7
11
70
17.
17.
JOHAN ARDANA
18 Th
5
6
11
70
18.
18.
BAYU KURNIAWAN
15 Th
3
6
9
65
19.
19.
FREDI J.
17 Th
7
3
10
60
20.
20.
DICKY BERLIANDO
18 Th
9
8
17
95
95 Lampiran 20 DAFTAR NAMA KELOMPOK EKSPERIMEN I DAN EKSPERIMEN II DARI HASIL PEROLEHAN NILAI POST-TEST
Kelompok Eksperimen I Nomor
Nama
Kelompok Eksperimen II Nilai
Nomor
Nama
Nilai
Tes
Urt
Tes
DICKY BERLIANDO
95
11.
15
DIKA F. T.
90
16
M. FERIYAN
70
12.
11
AGUS L. W.
75
3.
5
ROBY F.
80
13.
12
BAYU LUKITO
80
4.
2
M. GIANPANGESTU
80
14.
14
ERIK SETIAWAN
65
5.
18
BAYU KURNIAWAN
65
15.
17
JOHAN ARDANA
70
6.
3
AFRIZAL F. P. P.
60
16.
8
OKI INDRA
80
7.
6
ISLAM SURYO AJI
65
17.
1
ARDIAN ANGGA S.
60
8.
4
NUR ARIFIN
70
18.
19
FREDI J.
60
9.
7
IPUNG INDRO B.
60
19.
13
SURYO AJI P.
50
10.
9
MUHAMMAD AMIN
50
20.
10
ANTON WAHYU P.
45
Urt
Tes
1.
20
2.
Tes
96 Lampiran 21 ANALISIS DATA HASIL TES AWAL DAN TES AKHIR PASSING ATAS KELOMPOK EKSPERIMEN I (PUSH UP TANGAN MENUMPU BANGKU) Uji Hipotesis untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
t = √ H0 diterima apabila t hitung < t tabel D
d
(X i – X II)
(D-MD)
d2
No
Subjek
Xi
X II
1.
20
75
95
‒ 20
‒ 10,5
110,25
2.
16
70
70
0
9,5
90,25
3.
5
70
80
‒ 10
‒
0,5
0,25
4.
2
65
75
‒ 10
‒
0,5
0,25
5.
18
60
65
‒
5
4,5
20,25
6.
3
55
60
‒
5
4,5
20,25
7.
6
55
65
‒ 10
‒
0,5
0,25
8.
4
50
65
‒ 15
‒
5,5
30,25
9.
7
45
50
‒
4,5
20,25
10.
9
35
50
‒ 15
5,5
30,25
ΣX I =
ΣX II =
ΣD = ‒ 95
580
675
M I = 58
M II= 67,5
N = 10
MD
=
5
MD = ‒ 9,5
‒
Σd 2 = 322,5
(Sutrisno Hadi, 2004:226)
= ‒9,5
=
d
= D ‒ MD
(Sutrisno Hadi, 2004:226)
t
=
(Sutrisno Hadi, 2004:226)
√
97
t
=
=
√
=
√
√
=
= 5,019
Pada taraf signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan (d.b) = N ‒ 1 = 10 ‒ 1 = 9 diperoleh nilai pada tabel adalah 2,262. Sedangkan nilai t hitung adalah 5,019 maka :
t hitung = 5,019
>
ttabel = 2,262
Ini berarti thitung berada dalam daerah penolakan H0, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara hasil pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen I.
98 Lampiran 22 ANALISIS DATA HASIL TES AWAL DAN TES AKHIR PASSING ATAS KELOMPOK EKSPERIMEN II (PUSH UP KAKI DITINGGIKAN) Uji Hipotesis untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
t = √ H0 diterima apabila t hitung < t tabel D
d
(X i – X II)
(D-MD)
No
Subjek
Xi
X II
1.
15
75
90
‒ 15
2.
11
70
75
‒
3.
12
65
80
‒ 15
4.
14
65
70
‒
5.
17
60
6.
8
7.
‒
d2
4,5
20,25
5,5
30,25
4,5
20,25
5
5,5
30,25
70
‒ 10
0,5
0,25
60
80
‒ 20
9,5
90,25
1
50
60
‒ 10
0,5
0,25
8.
19
50
60
‒ 10
0,5
0,25
9.
13
45
50
‒
5
5,5
30,25
10.
10
35
45
‒ 10
0,5
0,25
ΣX I =
ΣX II =
ΣD = ‒ 105
575
680
M I = 57,5
M II= 68
N = 10
MD
=
=
d
5
MD = ‒10,5
‒
‒
Σd 2 = 222,5
(Sutrisno Hadi, 2004:226)
= ‒10,5
= D ‒ MD
(Sutrisno Hadi, 2004:226)
99
t
=
(Sutrisno Hadi, 2004:226)
√
t
=
=
√
=
√
√
=
= 6,679
Pada taraf signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan (d.b) = N ‒ 1 = 10 ‒ 1 = 9 diperoleh nilai pada tabel adalah 2,262. Sedangkan nilai t hitung adalah 6,679 maka :
t hitung = 6,679
>
ttabel = 2,262
Ini berarti thitung berada dalam daerah penolakan H0, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara hasil pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen II.
100 Lampiran 23 ANALISIS DATA HASIL TES AKHIR PASSING ATAS ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN I DAN KELOMPOK EKSPERIMEN II Uji Hipotesis untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
t = √ H0 diterima apabila t hitung < t tabel Pasangan
No
subjek
XEI
X E II
1.
20
15
95
90
2.
16
11
70
75
3.
5
12
80
4.
2
14
5.
18
6.
3
7.
6
8.
D
d
(XE I – X E II)
(D-MD)
d2
5
5,5
30,25
5
‒ 4,5
20,25
80
0
0,5
0,25
75
70
5
5,5
30,25
17
65
70
‒
5
‒ 4,5
20,25
8
60
80
‒ 20
‒ 19,5
380,25
1
65
60
5
5,5
30,25
4
19
65
60
5
5,5
30,25
9.
7
13
50
50
0
0,5
0,25
10.
9
10
50
45
5
5,5
30,25
ΣX II =
ΣX II =
675
680
M E I= 67,5
M E II= 68
N = 10
MD
=
‒
ΣD = ‒ 5 MD = ‒ 0,5
Σd 2 = 572,5
(Sutrisno Hadi, 2004:226)
= ‒ 0,5
=
d
= D ‒ MD
(Sutrisno Hadi, 2004:226)
t
=
(Sutrisno Hadi, 2004:226)
√
101
t
=
=
√
=
√
=
√
= 0,198
Pada taraf signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan (d.b) = N ‒ 1 = 10 ‒ 1 = 9 diperoleh nilai pada tabel adalah 2,262. Sedangkan nilai t hitung adalah 0,793 maka :
t hitung = 0,198
<
ttabel = 2,262
Ini berarti thitung berada dalam daerah penerimaan H0, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara hasil post-tes pada kelompok eksperimen I dan post-test pada kelompok eksperimen II.
102 Lampiran 24 TABEL NILAI – NILAI t
103 Lampiran 25 PROGRAM LATIHAN PUSH UP TANGAN MENUMPU BANGKU DAN PUSH UP KAKI DITINGGIKAN M i n g g u
Hari Tanggal Pema Latihan nasan
1
Senin
2
3
4
5
6
Materi Latihan Push Up tangan menumpu bangku
Pendi nginan
Ket
dan Push Up Kaki ditinggikan Itensitas Repetisi Set Istirahat antar set Pre–Test (Tes Passing Atas)
10 / 08 / 2015 10 RABU 12 / 08 / Peregan 19 kali 3 30 detik gan 2015 menit JUM”AT 14 / 12 / dinamis 65 % 19 kali 3 - Untuk ketinggian 2015 5 menit tumpuan tangan pada SENIN 17 / 08 / 19 kali 3 Push up tangan 2015 menumpu bangku atau RABU 19 / 08 / 20 kali 3 anak tangga, 2015 ketinggian bangku JUM”AT 21 / 08 / 70 % 20 kali 3 2015 atau anak tangga SENIN 24 / 08 / 20 kali 3 kurang lebih 40 – 50 2015 cm dari atas lantai RABU 26 / 08 / 22 kali 3 atau tanah. 2015 JUM”AT 28 / 08 / 75 % 22 kali 3 2015 - Untuk Ketinggian SENIN 31 / 08 / 22 kali 3 tumpuan kaki pada 2015 RABU 02 / 09 / 23 kali 3 Push Up kaki 2015 ditinggikan, ketinggian JUM”AT 04 / 09 / 80 % 23 kali 3 tangga atau bangku 2015 kurang lebih 40 – 50 SENIN 07 / 09 / 23 kali 3 cm dari atas lantai 2015 atau RABU 09 / 09 / 25 kali 3 2015 JUM”AT 11 / 09 / 85 % 25 kali 3 2015 SENIN 14 / 09 / 25 kali 3 2015 RABU 16 / 09 / 90 % 26 kali 3 2015 JUM”AT 18 / 09 / Post–Test (Tes Passing Atas) 2015 * Ket : Katagori push up yang baik untuk putra usia 15 – 19 adalah 29 – 38 (Andi Suntoda, 2009)
104 Lampiran 26 DAFTAR HADIR SAMPEL
105 Lampiran 27 DOKUMENTASI Peralatan
Penjelasan Saat Akan Melakukan Tes awal dan Tes akhir Passing Atas
106 Pembuatan Lapangan untuk Intrumen Tes Passing Atas Saat Tes Awal dan Tes Akhir
107 Saat Sampel Melakukan Tes Awal dan Tes Akhir Passing Atas
108
109 Saat Melakukan Perlakuan atau Tretment Push Up tangan menumpu bangku
110 Push Up Kaki Ditinggikan
111
Sampel Saat Melakukan Pemanasan