PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN TOLAK PELURU SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MOWEWE
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ke Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Kesehatan Dan Rekreasi
OLEH: JUSMAN A1E112040
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
i
PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN TOLAK PELURU SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MOWEWE
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ke Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Kesehatan Dan Rekreasi
OLEH : JUSMAN A1E112040
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
ii
iii
iv
v
ABSTRAK Jusman (A1E1 12 040), Pengaruh Latihan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Tolak Peluru Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Mowewe. Skripsi
Jurusan
Penjaskes-Rek,
Fakultas
Keguruan
dan
Ilmu
Pendidikan, Universitas Halu Oleo. Kendari. Pembimbing I: Abdul Saman. Pembimbing II: Wa Ode Nastia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh
latihan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan tolak peluru siswa kelas XI SMA Negeri 1 Mowewe. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Mowewe yang berjumlah 347 orang .sampel yang akan mewakili populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang, yang diambil dengan menggunakan teknik purposive random sampling dengan menggunakan variable kendali yaitu dengan cara memilih siswa yang berjenis kelamin putra, dengan jumlah 47 orang, dapat melakukan tolak peluru berjumlah 35 orang, Kemudian diambil secara random sehingga menghasilkan sampel penelitian sebanyak 30 orang. Sampel terdiri dari 1(satu) kelompok yang berjumlah 30 orang. Dalam poenelitian ini instrumen yang di gunakan adalah kemampuan melakukan tolak peluru. Dari hasil penelitian data dengan menggunakan teknik statistik uji-t diporoleh ada pengaruh yang signifikan, dimana nilai thitung = 3,8 > ttabel 1,699 dengan demikian dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan tolak peluru siswa kelas XI SMA Negeri 1 Mowewe. Kata Kunci: Kekuatan otot lengan, tolak peluru
vi
ABSTRACT Jusman (A1E1 12 040). “The effect of hand muscle sterngth training toword shotput ability at the students of class XI of SMA Negeri 1 Mowewe”. The first adviser by Mr. Abdul Saman and the second adviser by Mr. Wa Ode Nastia. Teaching and Education Science Faculty at Kendari Halu Oleo Universitas. Physical Education Health and recreaction Departement. The purpose of the research was to determine the effect of Hand Muscle Strength training toward shotput ability at the students of class XI of SMA Negeri 1 Mowewe. The population of the research are all the students of class XI of SMA Negeri 1 Mowewe that’s 347people taken by male that consist of 47 students. Then selected based on control variable that could be shotput of 35 people. Andthen the sample is determined of 30 people by rondowly technique. Sample consist of one group that 30 people. The implementation of training program instruments used in this research by shoput ability. Based on the results of data analysis by using t-test statistical techniques that there is a significant where thitung = 3,8 > ttabel = 1,699, its means the research could be conclude that at muscle strength training toward shotput ability at students of class XI SMA Negeri 1 Mowewe. Key word: hand muscle strength training, shotput ability
vii
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb. Tiada kata yang paling indah untuk senantiasa didegungkan selain mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulisan skripsi yang berjudul pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan tolak peluru Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Mowewe ini dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kependidikan pada program studi pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi, jurusan pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, universitas halu oleo kendari. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terimah kasih dan penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Abdul Saman sebagai
Pembimbing I dan Wa Ode Nastia sebagai pembimbing II yang dengan tulus ikhlas telah mengarahkan dan membimbing penulis semenjak proposal hingga akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih pula penulis hanturkan kepada yang kami hormati:
viii
1. Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S, selaku Rektor Universitas Halu Oleo Kendari 2. Bapak Prof. Dr. La Iru, SH., M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo. 3. Drs. Muhammad Rusli, M.kes. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo 4. Bapak Abdul Saman, S.Pd., M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Halu Oleo. 5. Seluruh dosen dan staf di Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo yang telah banyak memberikan sumbangsih ilmu serta contoh dan pengalaman belajar mengajar. 6. Bapak Yosep Sahaka, S.Pd, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Mowewe yang telah memberikan kemudahan pada penulis selama melaksanakan penelitian. 7. Bapak Jumading, S.Pd. selaku guru SMA Negeri 1 Mowewe yang telah banyak membantu selama proses penelitian dari awal hingga akhir penelitian. 8. Para siswa SMA Negeri 1 Mowewe yang meupakan subyek penelitian.
ix
9. Teman-temanku
Randi,
Muhammad
yogi
Andriadin,
Robiyanto,
Safaruddin, Ardy Syahputra, Riswan A, Asman Malinga, Zeni Akbar, Muh. Hasan, Ali Fatman, Ari Adi, Sujadman, Susiririani, dan semuanya yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu. 10. Saudara (i) yang tercinta Zulpiqar, Sri Sulpiani, Nurhalisa, Muhammad Fahril, terima kasih telah meberikan semangat, doa, bantuan serta dukunganya demi kelancaran perkulihan penulis, serta seluiruh keluargaku yang banyak menbantu dalam menyelesaikan studi. 11. Penghargaan teristiwewa kepada Ayahanda tercinta ARIPIN MELE dan ibunda tercinta HAMSINAH yang tiada henti mencurahkan kasih sayang yang begitu dalam dari semenjak kecil hingga sampai ananda menyelesaikan studi. Begitu besar pengorbanan kalian terhadap ananda yang terkadang rela mendahulukan anaknya untuk membiayai kulianya sebelum digunakan untuk keperluan mereka sendiri, mencari uang sana sini, meminjam, dan sebagainya. Sungguh sulit mimpi ini untuk aku raih dan betapa berat semua ini untuk aku lalui, doa kalianlah yang membuat aku hingga sekarang ini mampu bertahan walau amat terasa sulit. Sekali lagi terimah kasih ayah dan ibuku. 12. Teman-teman KKN Desa Kancinaa Kab. Buton , Ka Ikha, Mardin, Ka Syawal, Irfan, dan Icha, terima kasih atas kekeluargaan dan dukungan yang diberikan.
x
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan-kekurangan sehingga penulis dengan hati terbuka siap menerima saran ataupun kritikan yang sifatnya membangun dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing, dosen penguji, maupun dari rekan-rekan yang senantiasa membantu demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga bantuan yang diberikan kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung akan dapat balasan dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermamfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Amin
Kendari, April 2016 Penulis
JUSMAN
xi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ...................................................
v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi ABSTRACT ........................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv LAMPIRAN ....................................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .............................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................
3
1.3 Tujuan Penelitian ...........................................................................
3
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Latihan ..............................................................................
4
2.2 Hakikat Latihan Kekuatan Otot Lengan ........................................ 14 2.3 Hakikat Tolak Peluru ..................................................................... 17 2.4 Unsur Kondisi Fisik Yang Menunjang Tolak Peluru..................... 24 2.5 Kerangka Pikir ............................................................................... 31 2.6 Hipotesis......................................................................................... 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian .................................................................... 33 3.2 Variabel Penelitian ........................................................................ 33
xii
3.3 Definisi Operasional Variabel ........................................................ 34 3.4 Populasi dan Sampel ...................................................................... 35 3.5 Instrumen Penelitian....................................................................... 35 3.6 Teknik Pengambilan Data .............................................................. 35 3.7 Prosedur Pelaksanaan Penelitian .................................................... 36 3.8 Teknik Analisis Data ...................................................................... 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 38 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 40 4.3 Implikasi Hasil Penelitian .............................................................. 42 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...................................................................................
45
5.2 Saran ..............................................................................................
45
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 47
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Latihan Standing Vertical Arm Press ...............................................
15
Gambar 2. Lapangan Tolak Peluru ....................................................................
19
Gambar 3. Cara Memegang Tolak Peluru..........................................................
20
Gambar 4. Sikap Awal Saat Menolak ................................................................
21
Gambar 5. Cara Melakukan Tolak Peluru Gaya Menyamping ..........................
21
Gambar 6. Gerak Tolak Peluru Gaya Membelakangi Arah Tolakan .................
22
Gambar 7. Sikap Akan Menolak Dan Sikap Setelah Menolak ..........................
23
xiv
DAFTAR TABEL Tabel 1. Ukuran Intensitas Untuk Latihan Power ..............................................
8
Tabel 2. Ukuran Intensitas Berdasarkan Denyut Jantung Terhadap Beban Latihan ..................................................................................................
9
Tabel 3. Rancangan Penelitian ...........................................................................
33
Tabel 4. Deskritif Kemampuan Melakukan Tolak Peluru Pre Test Dan Post Test ...............................................................................................
38
Tabel 5. Uji Homogenitas Varians .....................................................................
39
Tabel 6. Rangkaian uji-t .....................................................................................
40
xv
LAMPIRAN Lampiran 1 Program Latihan Dumble Press ......................................................
49
Lampiran 2 Materi Program Latihan Dumble Pess ...........................................
51
Lampiran 3 Data Kemampuan Tolak Peluru Pre Test Dan Post Test................
64
Lampiran 4 Uji Homogenitas Varians Data Pre Test Dan Post Test .................
65
Lampiran 5 Uji-t Data Pre Test Dan Post Test ..................................................
66
Lampiran 6 Dokumentasi ...................................................................................
68
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian........................................................................
75
Lampiran 7 Surat Telah Dilaksanakannya Penelitian Di SMAN 1 Mowewe....
76
xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembinaan dan pengembangan olahraga merupakan bagian dari upaya meningkatan kualitas manusia indonesia, yang ditunjukan pada peningkatan kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat. Pada masa sekarang ini, upaya meningkatkan kualitas hidup manusia melalui kegiatan jasmani diarahkan pada peningkatan memperoleh tingkat prestasi olahraga yang maksimal serta kebugaran jasmani yang baik. Olahraga bukan dilihat dari sebagian aktivitas yang menghabiskan tenaga atau waktu tetapi olahraga juga dapat menguatkan, bukan saja itu tetapi olahraga juga dapat menyegarkan tubuh menjadi kuat dan sehat, terlebih juga dapat mengharumkan nama bangsa indonesia ke tingkat internasional. Pengembangan pretasi menjadi masalah penting dan besar dalam pembangunan olahraga, maka perlu ditunjang dengan sarana, prasarana dan teknologi, serta pembinaan yang baik disekolah maupun ditempat – tempat latihan. Cabang olahraga atletik khususnya nomor tolak peluru merupakan salah satu nomor yang sering diperlombakan sehingga perlu ada keseriusan dan pembinaan secara baik dan terarah. Nomor tolak peluru bukan dilempar tetapi di tolak, oleh karena itu nomor tolak peluru sangat membutuhkan kondisi fisik yang baik, keterampilan koordinasi dan kemampuan, kekuatan, daya tahan, dan tidak kalah
1
2
pentingnya power dan kekuatan otot lengan, sehingga perlu dilatih dengan baik agar mendapatkan hasil yang baik pula.Artinya bahwa setiap usaha meningkatkan prestasi dan usaha peningkatan kondisi fisik harus mengembangkan semua yang terdapat dalam komponen – komponen tersebut. Seperti hal dalam malakukan tolak peluru setelah dalam praktek dan pengamatan sehari-hari dilapangan, yang paling berperan sekali adalah dorongan gerakan lengan untuk mendorong lebih kuat, jadi kalau ditinjau dari segi peran kondisi fisik melalui latihan bench press dalam melakukan tolak peluru sangat penting. Hanya menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara pelaksanaannya. Nomor lempar khususnya tolak peluru adalah suatau nomor yang memerlukan power dan kekuatan otot lengan untuk mendapatkan jauhnya tolakan, setelah dilihat dari pelaksanaannya maka hasil yang kita inginkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Oleh karena itu mungkin dalam tolak peluru ini dapat faktor-faktor penghambat pada waktu melakukan gerakan, maka perlu suatu penelitian langsung dan untuk melihat faktor-faktor yang menunjang dalam melakukan gerakan sehingga cepat lagi sesuai dengan yang diiginkan. Maka dengan itu penelitian ini melihat langsung pada kemampuan latihan kekuatan. Pengamatan penulis pada siswa kelas XI Negeri 1 Mowewe dalam cabang olaghraga atletik belum terlalu maksimal kekuatan yang dimiliki, terutama dalam tolak peluru. Hal ini disebabkan oleh kurangnya latihan yang sistematis terutama dalam latihan kekuatan dan daya tahan otot, karena kemampuan melakukan tolak peluru didukung oleh power dan kekuatan otot lengan yang memadai.
3
Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan tolak peluru siswa kelas XI putera SMA Negeri 1 Mowewe. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan tolak peluru Siswa SMA Negeri 1 Mowewe. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan tolak peluru Siswa SMA Negeri 1 Mowewe. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan kepada guru dan yang berkompetensi untuk meningkatkan prestasi olahraga tolak peluru 2. Hasil penelitian ini dijadikan sumbangan pemikiran bagi penulis untuk Almamater Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, khususnya Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi 3. Di harapkan sebagai bahan pertimbangan oleh peneliti lain yang relevan dengan penelitian ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Latihan 1. Pengertian latihan Para ahli di bidang olahraga yang telah menyampaikan pengertian tentang latihan. Dalam olahraga “latihan” atau “training” dapat di artikan sebagai: “suatu proses penyesuaian tubuh terhadap tuntutan kerja yang lebih berat dalam mempersiapkan
diri
menghadapi
situasi
pertandingan
dan
meningkatkan
keterampilan, skill atlet untuk nomor-nomor tertentu atau cabang olahraga tertentu” (Basuki, Sunaryo. 1979:13). Latihan adalah merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual, yang mengarah kepada ciriciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan (Bompa, Tudor O. 1986:4). Pendapat yang lain menyatakan bahwa latihan adalah proses penyempurnaan fisik dan mental atlet secara sistematis untuk mencapai mutu maksimal dengan diberi beban-beban fisik dan mental secara teratur, terarah, meningkat, dan berulang-ulang waktunya (H.P, Suharno. 1985:7). Seorang pelatih atau atlet dalam mengerjakan latihan harus berpegang teguh kepada prinsip-prinsip latihan. Hal ini sangat penting demi tercapainya tujuan latihan baik bagi pelatih maupun atlet. Selanjutnya dikatakan bahwa latihan adalah suatu proses atau dinyatakan dengan kata lain periode waktu yang berlangsung selama
4
5
beberapa tahun sampai olahragawan atau olahragawati tersebut mencapai standar penampilan yang tinggi (Nossek, Joseph. 1982:13). Nossek, Joseph (1982:12) yang memodifikasi istilah latihan menyatakan bahwa latihan adalah suatu proses penyempurnaan olahraga yang diatur dengan prinsip-prinsip yang bersifat ilmiah, khususnya prinsip-prinsip yang bersifat paedagogis. Proses ini yang direncanakan dan sistematis, meningkatkan kesiapan untuk tampil dari seorang olahragawan atau olahragawati. Prestasi olahraga sekarang ini menjadi ciri khusus tujuan utama serta merupakan tolok ukur keberhasilan pembinaan olahraga. Untuk mencapai prestasi olahraga yang baik diperlukan sistem pembinaan olahraga yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pembinaaan prestasi olahraga, latihan yang merupakan proses persiapan bagi para atlet menuju ke arah tingkat keterampilan yang paling tinggi perlu direncanakan secara matang. Agar tugas pokok latihan tersebut mencapai sasaran yang dikehendaki, ada faktor-faktor latihan dasar yang dipadukan dalam suatu program latihan secara keseluruhan. Faktor-faktor latihan tersebut meliputi latihan fisik, teknik, taktik, dan psikis yang dilakukan secara teoritik maupun praktik. Faktorfaktor latihan tersebut berkaitan erat antara satu dengan yang lainnya, dan agar persiapan menuju prestasi puncak dapat dicapai dengan tepat, latihan fisik dan teknik yang lebih kompleks perlu mendapat prioritas yang harus didahulukan dibanding faktor-faktor lainnya.
6
Latihan yang modern harus secara hati-hati direncanakan. Sebuah rencana latihan mencakup semua tindakan yang diperlukan untuk mencapai sasaran-sasaran latihan. Ada rencana jenis jangka pendek, jangka menengah, dan rencana jangka panjang. Rencana-rencana latihan demikian disusun khusus untuk satu sesi latihan mingguan, bulanan, tahunan, dan jangka waktu yang lebih panjang. 2. Rangkaian Beban Latihan Rangkaian beban laitihan adalah suatu beban latihan harus diterimah oleh tubuh sesuai dengan batas toleransi batas kemampuan tubuh untuk beradaptasi. Soekarman (1989), menyatakan bahwa pada awal program latihan maka intesitasnya 60-80% dari kemampuan maksimal. Bompa (1994), menyatakan bahwa beban latihan yang dilakukan terdiri dari intensitas, frekuensi, lama latihan, serta refetisi dan set. Adapun latihan yang dimaksudkan dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Intensitas Latihan Kegiatan fisik yang ditampilkan atlet, akan mengarah kepada suatu perubahan
anatomis, fisiologis, biokimia, dan kejiwaannya. Efisiensi dari suatu kegiatan merupakan akibat dari waktu yang dipakai, jarak yang ditempuh dan jumlah ulangan atau volume, beban dan kecepatan atau intensitas, serta frekuensi penampilan atau densitas. Bila seorang pelatih merencanakan suatu latihan yang dinamis, dia harus mempertimbangkan semua aspek yang menjadi komponen dan latihan tersebut di atas. Semua komponen itu harus dibuat sedemikian rupa dalam berbagai model yang
7
sesuai dengan ciri-ciri fungsional dan ciri-ciri kejiwaan pertandingannya. Jadi pelatih sepanjang program latihannya harus menentukan tujuan latihan secara pasti. Komponen mana yang menjadi tekanan latihan dalam usaha untuk mencapai tujuan penampilan yang telah direncanakan. Sebagai aturan yang sudah umum, olahraga yang membutuhkan kecepatan dan daya eksplosif, penekannya terletak pada intensitasnya, sedangkan terletak pada volumenya. Akhirnya bagi cabang olahraga yang banyak menunjukkan atau menuntut keterampilan yang tinggi, maka kompleksitas latihan merupakan hal yang sangat diutamakan. Intensitas latihan merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk dikaitkan dengan komponen kualitas kerja yang dilakukan dalam kurun waktu yang diberikan. Lebih banyak kerja yang dilakukan dalam satuan waktu akan lebih tinggi pada intensitasnya. Intensitas adalah fungsi dari kekuatan rangsang syaraf yang dilakukan dalam latihan. Kuatnya rangsangan tergantung dari beban kecepatan gerakannya, variasi interval atau istirahat di antara ulangannya. Elemen yang tidak kalah pentingnya adalah tekanan kejiwaan sewaktu latihan. Jadi intensitas tidak semata-mata diukur dari usaha yang dilakukan otot saja, tetapi juga pengeluaran tenaga pada syaraf selama melakukan latihan atau pertandingan (Bompa, Tudor O. 1983:79). Sangat penting sekali untuk mengetahui komponen kejiwaan selama latihan. Dengan demikian dapat diterima bahwa cabang olahraga yang hanya menurut tingkat usaha fisik yang rendah (menembak, panahan, catur) juga memiliki komponen intensitas. Tingkat intensitas dapat diukur sesuai dengan jenis latihannya. Untuk latihan yang melibatkan kecepatan, diukur dalam meter perdetik tentang rata-rata
8
gerakan yang dilakukan untuk setiap menitnya. Intensitas kegiatan yang dilakukan untuk melawan tahanan, dapat diukur dalam kg atau kgm (1 kg diangkat setinggi 1 m melawan gaya berat), sedang untuk olahraga beregu, irama permainan dapat membantu mengukur intensitasnya. Intensitas latihan berbeda satu dengan yang lainnya tergantung dari kekhususan cabang olahraga yang bersangkutan. Oleh karena tingkatan variasi intensitas semua cabang olahraga atau pertandingan, disarankan untuk memberlakukan dan mempergunakan tingkatan intensitas latihan yang berbeda. Ada beberapa cara untuk mengukur besarnya rangsangan terhadap kekuatan dan intensitasnya. Sebagai contoh, latihan melawan tahanan atau bentuk latihan yang akan mengembangkan kecepatannya, adalah dengan melalui prosentase dari intensitas maksimalnya, dimana 100% merupakan intensitas tertinggi (Bompa, Tudor O. 1983:79). Tabel 1. Ukuran Intensitas untuk Latihan Power Nomor Intensitas 1 2 3 4 5 6
Persentasi Penampilan Maksimal 30 – 50 % 50 – 70 % 70 – 80 % 80 – 90 % 90 – 100% 100 – 105 %
Intensitas Rendah Sedang Menengah Sub Maksimal Maksimal Super Maksimal
(Sumber: Bompa, Tudor O. 1983. Theoty and Methodology of Training. Dubuque IOWA: Kendall/Hunt Publishing Company:80)
9
Tabel 2. Ukuran Intensitas Berdasarkan Denyut Jantung terhadap Beban Latihan Daerah
Jenis Intensitas
Denyut Jantung/Menit
1
Rendah
120 – 150
2
Menengah
150 – 170
3
Tinggi
170 – 185
4
Maksimal
lebih 185
(Sumber: Bompa, Tudor O. 1983. Theoty and Methodology of Training. Dubuque IOWA: Kendall/Hunt Publishing Company:83). b. Frekuensi Latihan Frekuensi latihan adalah bagian dari upaya meningkatkan keberhasilan suatu latihan disampingkan intensitasnya latihan, frekuesi latihan juga ikut menentukan efek kemampuan fisik. Soekarman (1989), menyatakan bahwa latihan dialkukan dengan frekuensi sekurang-kurangnya 3 kali seminggu pendapat lain dikemukakan oleh Yusuf Hadisasmita (1996), menyatakan bahwa sekurang-kurangnya latihan dilakukan 3 kali seminggu, dan lebih baik dilakukan 4 kali dalam seminggu, dan tdk ada latihan dalam 7 kali seminggu, karena tubuh memerlukan istirahat walau pun hanya dalam 1 hari. Sebaliknya laitihan 1 kali seminggu dengan waktu dan cukup dan disertai dengan intensitas dan tinggi kemudian istirahat 6 hari juga tidak ada gununya.
10
c.
Lama Latihan Fox (1993), menyatakan bahwa lama latihan dan intensitas ;latihan sangat
berkaitan, sehingga kedua faktor tersebut harus diperhitungkan karena belum ada kesempatan mengenai lamanya latihan yang optimal. Berdasarkan penelitian para pakar ilmu olahraga dikatakan lama latihan tergantung pada bentuk dan jenis latihan. Apabila aktifitas dengan intensitas yang rendah, maka memerlukan waktu yang lama, tetapi bila intensitasnya tinggi memerlukan waktu yang sangat singkat. d. Repetisi dan Set Repetisi adalah jumlah ulangan megangkat suatu beban. Sedangkan set adalah suatu rangkaian atau seri kegiatan dalam suatu repetisi. Misalnya seorang megangkat beban 20 kg sebanyak 10 kali kemudian istirahat, berarti atlet tersebut memerlukan latihan repetisi 10 kali dalam 1 set (Sajoto, 1998). Wilkomo dan Sajoto (1988), menyatakan bahwa masalah repetisi merupakan faktor penting dalam hal meningkatkan daya tahan otot, repetisi dengan jarak latihan atau menghasilkan adaptasi terhadap kekuatan artinya akan membentuk kekuatan sedangkan repetisi banyak dengan beban ringan akan menghasilkan perkembangan daya tahan otot. Latihan dilakauakn sesuai dana mematuhi prinsip-prinsip dasarnya serta buku latihan yang tepat, dana akan memberikan pengaruh terhadap tubuh. Menurut Sadoso (1987), menyatakan bahwa pada umumnya latihan fisik yang dikerjakan dapat memberikan penambahan kekuatan dana penambahan kemampuan peran jantung (Cardhiovasculler). Kedua kategori ini ditandai dengan hasil-hasil sebagai berikut,
11
jika latihan menggunakan kekuatan kebanyakan pembesaran serabut otot (Hipertrop), sedangakan latihan yang menggutamakan ketahanan menghasilkan bertambahnya kemampuan sistem darah (vasculler). a. kemampuan untuk mengandakan kontraksi lebih kuat, lebih cepat, dengan demikian dapat menyebabkan kekuatan. b. Kemampuan untuk mengulangi kontraksi lebih cepat, dengan demikian akan meningkatkan kecepatan. c. Kemampuan kerja dengan waktu yang lama, hala ini dapa meningkatkan daya tahan, baik daya tahan otot, maupun daya tahan umum. 3. Penambahan Beban Latihan Program latihan peningkatan kekuatan otot yang paling efektif adalah progra latihan memakai beban. Beban yang digunakan dapat berupa berat badan sendiri, latihan bersama teman, bola karet,
tali
elastis, dumbel, barbel,
latihan
menahan/menentang alat tertentu, dan menentang alat permanen seperti dalam latihan isometric (Bompa, Tudor O. 1983:275). Ahli fisiologi olahraga yang lain menyatakan bahwa peningkatan kekuatan terbukti positif sangat menguntungkan bagi penampilan bermain berbagai cabang olahraga, serta latihan berbeban adalah latihan metode yang paling tepat guna meningkatkan kekuatan otot (O’Shea, P.J. 1976:1). Para
pelatih
olahraga
prestasi
dari
semua
cabang
olahraga
yang
mengutamakan keterampilan gerak sebagai sasaran mencapai prestasi tinggi, hendaknya bukan hanya melaksanakan program latihan yang sudah ada, tetapi harus mengembangkan dan mencari metode-metode baru yang lebih efisien dan efektif
12
dalam meningkatkan power otot para atletnya, dalam mempersiapkan kondisi fisik umum maupun kondisi fisik khusus masing-masing cabang olahraga yang bersangkutan. Agar program latihan beban dapat dicapai dengan benar dan teratur secara ilmiah, maka ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dan dipenuhi dalam pelaksanaannya. Dapat dikemukakan bahwa latihan berbeban mempunyai dua dasar fisiologis yang dapat meningkatkan kekuatan secara maksimum. Pertama, bahwa semua program latihan harus berdasarkan SAID, yaitu: Spesific Adaptation Impose Demands. Prinsip tersebut menyatakan bahwa latihan bersifat khusus sesuai dengan sasaran yang akan dicapai. Maksudnya adalah apabila akan meningkatkan power, maka program latihan harus memenuhi syaratsyarat sesuai dengan ketentuanketentuan yang memenuhi syarat sesuai untuk meningkatkan power (O’Shea, P.J. 1976:1-2). Berprinsip pada SAID tersebut diharapkan agar pengaruh latihan dapat dirasakan hasilnya secara maksimum. Oleh karena itu maka besar beban latihan yang diberikan harus dapat diberikan oleh tubuh. Kedua, bahwa latihan haruslah diberikan dengan prinsip beban berlebih (overload). Prinsip ini akan menjamin agar sistem dalam tubuh mendapat beban yang besarnya makin ditingkatkan, serta diberikan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Apabila tidak diberikan secara bertahap, maka komponen kekuatan tidak akan dapat mencapai tahap potensi sesuai fungsi kekuatan secara maksimal.
13
4. Prinsip-Prinsip Latihan Nossek J. (1982), menyatakan yang paling utama dalama latihan adalah laitaha yang dilakukan secara berulang-ulang, serta meningkatkan ketahanan tubuh dan kekuatan daya tahan otot yang diperlukan untuk bekerja. Yang dimaksud dengan latihan sistematis adalah latihan yang dilakukan secara terencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem tertentu, dari yang mudah ke yang sukar. Yakni latihan yang berdasarkan prinsip-prinsip yang diapakai. Soekarman (1989), memberikan pentunjuk tentang prinsip dasar latihan yaitu: a. kekhususan; latihan itu harus khusus artinya untuk mahir dalama suatau cabang olahraga, seseorang harus berlatih olahraga dan otot-otot yang sama digunakan dan dilatih sesuai dengan cabang olahraga tersebut. b. Tanbah beban (Overloat Principle); untuk tidak menimbulkan kerusakan dan untuk mencapai derajat kekuatan yang tinggi maka beban harus teratur dimainkan. c. Hari beban dana hari santai; d.
latihan harus diselingi dengan hari santai untuk pulih asal.
e. Latihan dasar dan latihan puncak; latihan harus dimulai dengan latihan dasar untuk
mempersdiapkan
kondisi
sebelum
pertandingan
dilaksanakan
sebaiknya latihan ditingkatkan sampai mencapai puncak dan menjelang pertandingan beban latihan dikurangi.
14
f. Pulih asal (Recovey) setelah latihan dilaksanakan penenangan agar tubuh kembali dalam keadaan normal. Prinsip-prinsip dasar latihan, juga seorang pelatih harus memperhatikan juga beban latihan yang diberikan kepada atlet. Hal ini penting sebab apabila beban latihan terlalu berat dapat menyebabkan cedera dan apabila beban terlalu ringan tidak dapat memberikan efek pada kemampuan fisik. Adapaun hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan latihan bench press yaitu; 1) pemanasan, 2) latihan inti, 3) penenangan. 2.2 Hakikat Latihan Kekuatan Otot Lengan a.
Pegertian Kekuatan Harsono (1988), menyatakan bahwa kekuatan merupakan kemampuan dari
otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktifitas. Didalam olahraga atletik khususnya nomor tolak peluru, kekuatan merupakan salah satu unsur fundamen yang penting untuk mencapai mutu prestasi yang maksimal. Kegunaan kekuatan disamping untuk mencapai prestasi maksimal juga untuk mempermudah mempelajari teknik dan mencengah terjadinya cedera dalam olahraga. Sajoto M, (1988), menyatakan bahwa kekuatan otot adalah komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seseorang atlet pada saat menggunakan ototototnya menerima beban dalam waktu kerja tertentu.
15
Berdasarkan pengertian diatas dapat dikatakan bahwa kekuatan merupakan suatu komponen fisik dari seseorang yang mempunyai kemampuan mengunakan ototototnya untuk menerima beban sewaktu melakukan aktifitas fisiknya. 2. Kekuatan otot lengan
Gambar. 1. Standing Vertical arm press ( Physical fitnes measurement ) Kata kekuatan didefinisikan oleh beberapa ahli seperti yang diungkapkan Fox, E, L, dkk. (1988), kekuatan adalah tenaga yang dipakai untuk mengubah keadaan gerak atau bentuk suatu benda. Gerakan mendorong atau menarik dapat mengakitkan suatu benda mulai bergerak. Sajotot (1988), menyatakan kekuatan (strength) adalah kemampuan kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergnakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Bompa dalam Ismaryati (2008), menyatakan beberapa macam tipe kekuatan yang harus diketahui, yaitu “kekuatan umum, khusus, maksimum, daya tahan kekuatan, absolut dan kekuatan relatif”. Ismaryati (2008), menyatakan bahwa kekuatan umum adalah kekuatan sistem otot secara keseluruhan atlet secara menyeluruh, oleh karena itu harus dikambangkan
16
semaksimal mungkin,. Kekuatan otot khusus merupakan kekuatan otot tertentu yang berkaitan dengan suatu otot cabang olahraga. Berikut merupakan penjabaran otot-otot khusus: kekuatan otot maksimum adalah daya tahan yang dapat ditampilkan oleh syaraf otot selama kontraksi volunter (secara sadar) yang maksimal, ini ditunjukan oleh beban terberat yang dapat diangkat dalam satu kali usaha. Daya tahan kekuatan ditampilkan dalam bentuk serangkaian gerak yang berkesinambungan mulai dari menggerakan
beban
ringan
berulang-ulang.
Kekuatan
absolut
,merupakan
kemampuan atlet untuk melakukan usaha yang maksimal tanpa memperhitungkan berta badannya. Kekuatan relatif adalah kekuatan yang ditunjukan dengan perbandingan dengan kekuatan absolut dan berat badan. Dengan demikian kekuatan relatif bergantung paqda berat badan, semakin berat badan seseorang maka semakin besar pula peluang untuk memnampilkan kekuatan. Seorang atlet, terlebih atlet olahraga yang mengandalkan pergerakan fisik dalam olahraganya sangat membutuhkan otot-otot yang kuat guna mendukung pergerakannya. Otot merukan jaringan di tubuh yang bekerja sama untukmelakuakn suatu gerakan. Bila suatu otot atletmengalami cidera maka akan mengganggu kerja tubuhnya. Harsono (1988), menyatakan bahwa kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, halini didasarkan atas tiga alasan, yaitu. Karena kekuatan merupakan daya penggerak sikap aktifitas fisik karena kekuatan memegang peranan yang sangat penting dalam melindungi atlet dari kemungkinan cidera karena dengan kekuatan, atlet akan dapat lari, melempar,
17
atau menendang lebih jauh dan efisien, memukul lebih keras, dengan demikian dapat membantu stabilitas sendiri”. Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kekuatan adalah kemampuan otot lengan untuk menahan dan mengangkat suatu beban dengan kontraksi otot yang dicapai dala sekali usaha maksimal. 2.3 Hakikat Tolak Peluru 1. Pengertian Tolak Peluru Tolak peluru merupakan salah satu nomor yang terdapat dalam nomor tolok pada cabang atletik. Sesuai dengan namanya, maka peluru itu tidak dapat dilempar akan tetapi ditolak. Sesuai dengan peraturan, bahwa peluru itu harus ditolak, dari atas bahu dengan satu tangan. Menurut Engkos Kosasih (1984), menyatakan bahwa OAAF menjelaskan tentang sebuah lemparan yang baik dalam nomor tolak peluru adalah suatu dorongan atau tolakan terhadap sebuah peluru dengan satu tangan yang bermula dari pangkal bahu. Sedangan tujuan umum menolak peluru adalah menghasilakan tolakan sejauh mungkin, yaitu melontarkan kecepatan-kecepatan maksimal, untuk itu dibutuhkan tenaga tubuh yang besar, sehingga didapat tolakan yang maksimal. Djumidar (2001: 44) “Tolakan adalah suatu gerakan menyalurkan tenaga pada suatu benda yang menghasilkan kecepatan pada benda tersebut dan memiliki daya dorong kemuka yang kuat, perbedaan dengan melempar terletak pada saat melepaskan bendanya, pada menolak pergelangan tidak bergerak dan tenaga
18
diperoleh dari gerakan meluruskan sikut”. Sedangkan menurut Munasifah (2008: 45) “Tolak peluru adalah suatu kemampuan dalam menolak benda berbentuk peluru, sejauh mungkin dan ada dua gaya tolak peluru yaitu gaya samping (ortodok),gaya membelakangi arah tolakan (Perry O’Braien)”. 2. Lingkaran Lapangan Tolak Peluru Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok dilengkungkan, bagian atas harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen, aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin.permukaaan dalam lingkaran tolak harus datar antara 20 mm-6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0,75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kaya. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tabel lingkran tolak minimum 6 mm dan harus dicat putih. Blok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yagnsesuai dengan sebuah busur/lingkaran sehingga tepi dalam berhempit dengan tepi lingkran tolak, sehingga lebih kokoh. Lebar blok 11,2-30 cm, panjangnya 1,211,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm
19
Gambar. 2. Lapangan Tolak Peluru (www.insanajisubekti.wordpress.com). Suyatno (2010), berat tolak peluru untuk senior putra adalah 7,25 kg dan putri 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg. Hasil tolak peluru ditentukan oleh beberapa unsur, diantaranya adalah unsur teknik dan unsur fisik. 3. Teknik Dasar Tolak Peluru Seorang atlet tolak peluru hal yang utama yang harus dipelajari adalah cara memegang peluru, siakp badan pada waktu akan menolakkan peluru, cara menolak peluru, sikap akhir setelah menolak dan cara mengambil awalan (Engkos Kokasih, 1984). Menurut Munasifah (2008: 45-50) menyatakan bahwa teknik dasar melakukan tolak peluru adalah sebagai berikut : 1. Peralatan Peluru dengan ukuran untuk senior putra beratnya 7,26 kg, putri beratnya 4 kg, untuk yunior putra beratnya 5 kg dan putri beratnya 3 kg.
20
2. Cara Memegang Peluru Menurut Jess Jarver (1992), dalam tolak peluru hal yang patut diperhatikan dalam memegang peluru, pada cabng olahraga tolak peluru antara lain: 1. Peluru hendaknya diletakkan pada pangkal ke tiga jari tengah. 2. Ibu jari dan kelingking ditempatkan didepan alat tadi untuk membantu memegangnya. 3. Jari-jari hendaknya dikembangkan menyebar sekitar peluru sesuai besar kecilnya tangan atlet itu sendiri. 4. Peluru hendaknya dipegang erat keleher, ditempatkan dibawah dagu , dengan telapak tangan menghadap kedepan.
Gambar 3. Cara memegang tolak peluru. (Sumber: Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. VI, 170 hlm. : ilus. ; 25 cm). Sumaryoto dan Soni Nopembri
21
Gambar. 4. Sikap awal saat menolak. (Sumber: Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. VI, 170 hlm. : ilus. ; 25 cm). Sumaryoto dan Soni Nopembri. 3.
Awalan dan Tolakan Ayunkan kaki, ke depan dan ke belakang dengan rileks. Ayunan diteruskan
melingkar, pada saat kaki tumpu jengket satu langkah ke arah tolakan,dengan kuat tolakan peluru dengan sudut 45 derajat,dibarengi menarik kaki kiri ke samping.
Gambar. 5. Cara melakukan tolak peluru gaya menyamping. (Sumber: Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan / Kementerian Pendidikan dan
22
Kebudayaan.-- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. VI, 170 hlm. : ilus. ; 25 cm). Sumaryoto dan Soni Nopembri 4. Sikap Akhir Setelah Menolak Kaki kiri berfungsi sebagai penahan gerakan. Selanjutnya setelah tangan kanan menolak diikuti gerak loncat kaki kanan ke depan.
Gambar. 6. Gerak tolak peluru gaya membelakangi arah tolakan. (Sumber: Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.VI, 170 hlm. : ilus. ; 25 cm). Sumaryoto dan Soni Nopembri 5. Tahap Latihan Menolak Setelah mengetahui cara memegang peluru dan awalan dengan benar, coba pergunakan bola plastik sebagai latihan sebelum mempergunakan peluru sebenarnya.
23
Gambar. 7. Sikap akan menolak dan sikap setelah menolak (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. VI, 170 hlm. : ilus. ; 25 cm.). Sumaryoto dan Soni Nopembri 4. Faktor biomekanik dalam tolak peluru Sudut lepas yang optimal pada suatu benda yang dilemparkan/ditolakkan tergantung pada berbagai faktor, termaksud tujuan tolakan. Secara matematik dan juga kebanyakkan penelitian mendukung bahwa melepar/menolak benda kedepan dengan sudut 45 derajat dapat menghasilkan jarak maksimum. Jarak maksimum dalam tolak peluru harus ada hubungan timbal balik antara kecepatan dana tolakan karena itu ia harus dapat menggunakan hukum-hukum yang mengatur benda jatuh untuk memperoleh hasil yang sebaik-baiknya. Rorinpandey (1980), menyatakan bahwa ada tiga faktor utama yang mengendalikan jalur benda yang dilemparkan/ditolakkan yaitu : 1) kecepatan yang mendorong benda itu, 2) sudut dimana daya tahan digunakan dan 3) gaya grafitasi yang mempengaruhi benda yang didorong. Apabila atlet dapat menerapkan unsur-
24
unsur tersebut dalam satu koordinasi geraka yang refleks akan menghasilkan suatu prestasi dalam upaya melakuakan toalakan. Jadi jelas bahwa untuk meningkatkan prestasi tolak peluru tidak hanya dengantangan yang kuat, tetapi ada faktor yang lain yang harus diperhatikan oleh seorang atlet tolak peluru misalnya penguasaan gaya dan teknik menolak. 2.4 Unsur Kondisi Fisik Yang Menunjang Tolak Peluru Sajoto (1995), menyatakan bahwa kondisi fisika adalah suatu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Dengan sistem prioritas sesuai keadaan atau status tiap-tiap komponen fisik tersbut adalah kekuatan, daya tahan, daya ledak, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan reaksi. Jess jarver (1992), menyatakan bahwa kondisi fisik yangh paling utama adalam nomor tolak peluru adalah kekuatan dan power. Adapun unsur kondisi fisik yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Kekuatan (Strengh) Kekuatan merupakan salah atu unsur yang sangat penting dan harus dimiliki oleh seorang etlet khususnya atlet tolak peluru karena setiap penampilan dalam olahraga memerlukan kekuatan otot disamping unsur-unsur lainnya. Meskipun banyak olahraga lebih memerlukan unsur
agyliti, fleksibilitas, kecepatan,
keseimbangan, koordinasi, dan sebagainya. Akan tetapi faktor-faktor harus di kombinasikan dengan faktor kekuatan.
25
Annario Antoni (1986), menyatakan bahwa kekuatan sebagai jumlah maksimum dari penggunaan tenaga otot. Harsono (1980), menyatakan bahwa kekuatan otot adalah kemampuan otot atau kerja sekelompok, untuk melakuakn aktivitas dengan menahan beban yang diterima dan kuat akan membuat kekuatan otot untuk bekerja sehari-hari menjadi efisien. Kekuatan berkaitan erat dengan konstraksi otot membentuk semua penampilan motorik, kekuatan meruapakan tenaga yang diapakai untuk mengubah keadaan gerak atau bentuk dari suatu benda. Kondisi fisik yang menyangkut dengan masalah kemampuan seseorang menggunaka otot-ototnya baik untuk menerima beban dalam waktu tertentu merupaka salah satu penentu performance atau kualiatas yang memungkinkan pengembangan ketengagan dalam kontraksi yang maksiamal pada berbagai cabang olahraga dan meupakan salah satu varieble yang turun menentukan prestasi seseorang atlet pada cabang olahraga tersebut. Harsono (1988), menyatakan bahwa fungsi kekuatan antara lain a) merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, b) Melindungi diri dari kemungkinan cedera, c) Mempermudah atlet dalam mempelajari teknik olahraga, d) Merupakan pendukung benbagai komponnen fisik lainnya. Pentingnya kekuatan untuk setiap cabang olahraga, maka perlu mendapatkan latihan-latihan yang optimal agar dapat memperoleh kekuatan yang maksiamal, untuk itu dalam menigkatkan prestasi olahraga maka diperlukan suatu latihan awal untuk dapat meningkatkan kekuatan dan menjadi suatu bagian yang terpenting untuk program-program latihan awal dalam suatu cabang olahraga. Sedangkan Bompa
26
(1993), menyatakan bahwa latihan kekutatan otot merupakan proses yang sangat kompleks yang terorganisir dan direncanakan dalam berbagai macama tahapan dan dialaksanakan secara berkelanjutan. Bertitik tolak dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, kekuatan adalah jumlah maksimum tenaga otot dalam melakukan latihan atau aktivitas sehari-hari yang menyangkut dengan kemampuan tenaga otot yang dilakukan terorganisir dan direncanakan yabng dilaksanakan secara berkelanjutan. 2. Kecepatan (speed) Kecepatan adapat diartikan sebagai kualitas kondisi fisik olahrgawan dalam bentuk gerak secepat mungkin. Kecepatan merupakan unsur kondisi fisik dalam upaya memberikan tekanan untuk menampilkan unsur reaksi kerja untuk bereaksi cepat. Sajoto (1988), menyatakan bahwa kecepatan adalah kemampuan untuk menumpah jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Artinya kecepatan merupakan kemampuan seorang dalam waktu yang singkat baik itu dalam melakukan tolak peluru. Menurut Fox (1988), menyatkan bahwa unsur kecepatan yang dimiliki oleh seorang atlet dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: a) proses mobilitasi syaraf, b) Penghantaran rangsangan, c) Kontraksi dan reaksi otot, d) Kekuatan dan ketahanan,e) Teknik olahraga yang bersangkutan, f) Kemampuan, g) Elestisitas. Kecepatan reaksi dai seseorang olahragawan sangat mempengaruhi pula oleh respondan stimulus syaraf untuk meningkatkan kemampuan reaksi maka, diperlukan
27
latihan terus-menerus sehingga gerakan-gerakan menjadi lebih otomatis sehingga terjadi gerakan yang refleks. Pendapat para ahli diatas dapat disimpulakan bahwa, kecepatan meruapakan kemampuan seseoarang dalam bentuk geraksecepat mungkin yang dilakuakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkatsingkatntya. 3. Daya Ledak (Power) Unsur kekuatan seperti
yang disebut diatas, unsur daya ledak (power)
merupakan unsur yang penting dan sangat menenutukan dalam upaya meningkatkan kemampuan tolak peluru. Daya ledak otot atau musculer power adalah kemampuan seseorang untuk mekakukan kekuatan meksimum, dengan uasha yang kerahkan dalam waktu sependek-pendeknya (Sajoto, 1988). Daya ledak diperlukan semua cabang olahraga tak terkecuali cabang olahraga atletik, karena selain kekuatan terdapat pula kecepatan. Sehingga latihan yang diberikan kepada atlet untuk menigkatkan daya ledak yaitu tiadak hanya faktor beban tetapi harus diperhatikan faktor kecepatan konstraksinya. Dengan demikian bahawa daya ledak merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan untuk menampilkan seorang atlet khususnya cabang olahraga atlatik nomor tolak peluru.
28
Nomor tolak peluru unsur daya ledak otot, sangat diperlukan pada saat seorang atlet tolak peluru yaitu mulai dari mengambil awalan hingga saat menolakkan peluru. Dengan power yang besar dapat menghasilkan hasil tolakan menjadi optimal. 4. Daya tahan (udurance) Fox (1993), menyatakan bahwa daya tahan otot adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengatasi kelelahan yang timbul pada saat melakuakn aktivitas fisik secara cepat pulih kembali dari kelelahan. Bompa (1994), mengklafikasikan daya tahan menjadi dua jenis yaitu daya tahan otot setempat yaitu kemampuan jantung untuk dapat menyuplai energi keseluruhan tubuh dalam jangka waktu yang lama dengan intesitas yang tinggi. 5. Kelenturan (flexibility) Kelenturan menyampaikan andil yang sangat besar untuk mengusai gerakan yang baik pada olahraga, baika secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Dalam hal apabila seseorang memiliki kelenturan yang sangat baik akan maenguasai suatu gerakan, menguragi kemungkinan cedera, menmbantu mengembangkan kekuatan, akurasi, daya tahan, kecepatan. Apabila amplitudo gerakan luas kekuatan dan seni gerakan dengan demikian orang yang lentur maka akan mempunyai ruang gerak persendiaan yang luas dan mempunyai otot yang elastis. Kelenturan biasa mengacu pada ruang gerak sendi atau persendian tubuh, lentur tidak seseorang ditenntukan luas sempitnya ruang gerak sendi-sendinya. Jika kelenturan adalah kemampuan untuk malakukan gerakan daloam ruang gerak sendi, disamping itu juga kelenturan ditentukan oleh elassitas otot-otot, tendon dan ligament
29
(Soekarman 1989),. Sehingga Bompa (1994), bahwa latihan fisik dapat mengacu kelenturan pada aktifitas olahraga yang dialkaukan tersistematis dengan waktu yang panjangdan ditingkatkan secara bertahap dan ditujukan pada fungsi fisikologis dan psikologis manusia untuk memenuhi kegiatan. Artinya ditujukan dalam waktu tertentu dengan tujuan menigkatkan kemampuan fisik dalam hal ini dalam cabang olahraga tolak peluru. Seseorang memiliki otot-otot yang kaku atau tidak elastis biasanya terbatas ruang geraknya sendi-sendinya. Jadi faktor utama yang menentukan keleturan adalah elastisitas otot. Dari pengalaman menunjukan bahwa elastisitas akan berkkuarang kalau lama tidak melakukan latihan. 6. Koordinasi (coordination) Koordinasi yang diutarakan oleh Sujoto (1988), menyatakn koordinasi adalah hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan kemudian diintegrasikan kedalam grerakan motorik yang hasilnya merupakan gerakan terkoordinasi secara baik. Artinya bila gerakan terkoordinasi dengan baik maka akan menimbulkan hubungan harmonis antara gerakan-gerakan tersebut dalam ingatan. Semua gerak harus dapat dikontrol dengan pengelihatan yang tepat, sesuai dengan unsur-unsur yang direncanakan dalam pikiran. Soekarman (1989), menyatakan bahwa koordinasi adalah hubungan harmoni sebagai faktor yang terjadi pada satu gerakan dimana semua gerakan yang dilakukan dapat dikontrol dengan pengelihatan yang tepat yang disesuaikan dengan urutan yang dirancang dalam pikiran.
30
Koordinasi adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan yang berbeda dalam satu pola, khususnya dalam melakukan menolak peluru, koordinasi dimanfaatkan pada saat seorang agar tetap dalam keadaan stabil tanpa mengalami kehilangan keseimbangan. Seperti halnya dalam gerakan menolak peluru kesasaran harus memerluklan sejumlah rangsangan yang dapat dilihat, dalam hal ini harus dapat dikontrol dengan pengelihatan yang tepat kemudian diintegrasikan kedalam gerak motorik yang hasilnya merupakan gerakan yang terkoordinasi dengan baik. 7. Ketepatan (accuracy) Perlombaan tolak peluru unsur ketepatan sangat diperlukan khususnya dalam menempatkan bola peluru pada sasaran. Sajoto (1988), menyatakan bahwa ketepatan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan gerakan-gerakan bebas bertahap sesuatu sasaran, baik sasaran berupa jarak maupun objek yang harus dikenai. Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ketepatan mempunyai andil yang sangat besar untuk menguasai gerakan yang baik dalam olahraga, baik sasaran berupa jarak maupun objek harus dikenai artinya apabila seseorang memiliki ketepatan yang baik maka akan lebih mudah menguasai suatu gerakan yang membantu mengembangkan penempatan arah bola kesasaran yang benar sesuai kemauan.
31
2.5 Kerangka Pikir Hasil tolak peluru sangat tergantung pada kemampuan atlet untuk melakukan tolakan sejau-jauhnya. Untuk memperoleh hasil tolak peluru yang optimal ada berapa unsur yang mempengaruhi, diantaranya adalah unsur teknik dan unsur fisik. Kaitannya dengan penelitian ini, daya ledak otot lengan, kekeuatan otot lengan dan kekuatan tungkai merupakan unsur fisik yang mempengaruhi hasil tolak peluru. Kekuatan otot lengan dibutuhkan ketika seorang penolak peluru melakukan urutan gerakan tolak peluru dimulai pada ketika memegang peluru, sikap menolak dan gerakan saat menolak. Selain itu seorang penolak peluru juga harus memiliki daya ledak otot lengan untuk dapat menghasilkan hentakan yang maksimal. Daya ledak otot lengan diperlukan pada saat gerakan menolak peluru, yaitu pada saat meluruskan otot lengan untuk menolak peluru. Tolak peluru menggunakan tenaga “dorongan” yang maksimal agar hasilnya juga maksimal. Maka dari itu tanpa daya ledak otot lengan, kekuatan tungkai dan kekuatan otot lengan yang baik, siswa akan mengalami kesulitan untuk mencapai hasil tolak peluru yang maksimal. Power dan kekuatan otot lengan tidak terbentuk begitu saja, dibutuhkan adanya latihan yang terprogram, diantara sebagian banyak bentuk kekuatan otot lengan press merupaka salah satu alternatif latihan yang dapat yang mengakibatkan power, tungkai dan kekuatan otot lengan.
32
Latihan kekeuatan otot lengan yang dimaksud adalah aktifitas fisik yang dilakukan dengan cara mendorong beban dengan memamfaatkan kontraksi otot kerja untuk gerakan fleksi dan ekstensi, lengan dengan tujuan memberikan konstribusi ketika melakuakn tolak peluru untukmenghasilkan tolakan yang maksimal. Demikian diduga ada pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan tolak peluru. 2.6 Hipotesis Berdasarkan paparan kerangka pemikir diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada Pengaruh Latihan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan tolak peluru pada siswa putera SMA Negeri 1 Mowewe.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penbelitian ini adalah tergolong penelitian eksperimen lapangan yang mana penelitian ingin mengetahui pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan tolak peluru pada siswa SMA Negeri 1 Mowewe. Adapun rancangan penelitian ini adalah pre test and post test randomized one group desaing, yang digambarkan sebagai berikut :
P
P
S
Tabel. 3. Tabel rancangan penelitian, Gay, L. (1976) Keterangan: P = Pre test P = Pelaksanaan penelitian ( standing vertical arm press ) S = Post test 3.2 Varibel Penelitian Variable dalam, penelitian ini adalah: 1.
Variable bebas yaitu : standing vertical arm press
33
34
3.3
2.
Variable terikat yaitu: kemampuan tolak peluru
3.
Variable kendali meliputi: -
Jenis kelamin
: Putra
-
Dapat melakukan tolak peluru
Definisi Operasional Varibel Definisi operasional variabel agar tidak memberikan penafsiran yang keliru
tentang variabel dalam penelitian ini, maka perlu didefinisikan secara operasional: a. Latihan kekuatan otot lengan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah latihan standing vertical arm press, lalu kedua tangan mengambil standing vertical arm press kemudian standing vertical arm press diangkat sampai disamping kepala ketika diberi aba-aba (ya) standing vertical arm press diangkat melewati kepala dan dilakukan (berulang-ulang) dalam waktu yang telah ditentukan sesuai dalam program latihan. b. Kemampuan melakukan tolak peluru dalam pelitian ini Sikap awal, berdiri menyamping sektor tolakkan dengan berat badan ada di kaki kanan sambil tubuh dibungkukkan kaki kiri berada dibelakang sedikit terangkat, tangan kanan memegang peluru yang diletakkan di atas bahu yang menempel dengan daun telinga, tubuh dalam keadaan rendah penuh kombinasi, sambil kaki kiri diayun-ayunkan ke depan dan ke menyamping kemudian peluru ditolakkan Pada waktu menolakkan peluru diikuti berat badan diputar ke belakang sambil kaki digeser ke menyamping Posisi akhir, kemudian berat
35
badan ganti pada kaki kiri Keseimbangan tubuh tetap dijaga agar tidak terpental ke luar lingkaran. 3.4
Populasi dan Sampel 1.
Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SMA Negeri 1 Mowewe yang
berjumlah 347 siswa. 2.
Sampel Sampel dalam penelitian ini 30 siswa menggunakan teknik purposive random
sampling yaitu dengan mengambil siswa kelas XI berjumlah 114 orang, selanjutnya sesuai dengan variabel kendali: jenis kelamin, diperoleh 47 orang, dapat melakukan tolak peluru berjumlah 35 orang, Kemudian diambil secara ramdom sehingga menghasilkan sampel penelitian sebanyak 30 orang. 3.5
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penalitian ini adalah tes tolak
peluru yang diukur dengan satuan meter. 3.6
Teknik Pengambilan Data Teknik pengambilan data pada penelitian ini menggunakan tes dan pengukuran,
pada penelitian ini untuk tes kekuatan otot lengan dengan menggunakan tes standing vertical arm press, untuk mengukur tes tolak peluru gaya menyamping, dengan mengunaka tes langsung pengukuran kemampuan tolak peluru gaya menyamping dengan peluru dan jarak lemparan dalam cm yang dijadikan data.
36
a. Langkah Persiapan 1. Setiap orang melakukan tes, diberi pemanasan yang cukup 2. Memberikan penjelasan tentang teknik tolak peluru gaya menyamping 3. Memanggil satu persatu tes untuk melakukan tolakan 4. Siswa mengambil tolak peluru, siswa masuk dalam lapangan tolak peluru di mulai dari sektor lapangan 5. Setiap orang coba 6. diberi kesempatan melakukan tolakan tiga kali, dan hasil terbaik dari tiga kali tolakan akan diambil sebagai data penelitian. b. Pencatatan Hasil Setelah data di peroleh, data di catat pada formulir pencatatan hasil yang telah di siapkan oleh peneliti. 3.7
Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Membuat proposal penelitian 2. Menentukan objek dan populasi 3. Menentukan sampel penelitian 4. Melakukan tes awal (pre test) 5. Melakukan Quais eksperimen (eksperiman semu) dengan titik ordinal pairing 6. Melakukan tes akhir (post test) 7. Melekukan uji penentuan beban latihan 8. Melakukan latihan interval untuk kelompok eksperimen 9. Pengolahan data penelitian
37
3.8 Tehnik Analisis Data Data yang terkumpul akan disajikan secara kuantitatif sebagai berikut: a.
Analisis deskriptif, untuk menghitung rata-rata yang dicapai dari pre-test dan post test.
b.
Pengujian hipotesis dengan uji statistika uji-t (Sugiyono: 2008) dengan taraf signifikan 0,05.
Rumus uji-t yang di gunakan adalah :
t =
𝑥2 – 𝑥 Ѕ 𝑔𝑎𝑏
𝑆𝑔𝑎𝑏 =
1 1 1 + 𝑁1 𝑁2
𝚗₁ − 1 Ѕ₁² + 𝚗₂ − 1 𝑆₂² 𝚗₁ + 𝚗₂
Dimana : 𝑋2 = nilai rata-rata dari data post test 𝑋1 = nilai rata-rata dari data pree test 𝑛1 = Jumlah sampel dari data pree test 𝑛2 = Jumlah sampel dari data post test 𝑆12 = varians sampel 1 𝑆22 = Varians sampel 2
38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Penelitian 1. Deskriptif kemampuan melakukan tolak peluru Deksriptif variable yang dimaksud adalah pengaruh latihan kekuatan otot
tangan terhadap kemampuan tolak peluru. Pendeskripsian secara langsung terhadap data primer tersebut, di maksudkan untuk melihat secara kasar variable-variable yang di teliti dalam penelitian ini, baik berupa rata-rata dan standar deviasi berdasarkan hasil perhitungan data seperti dalam tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4,1 Deskritif kemampuan melakukan tolak peluru pre test dan post test. Kemampuan tolak peluruh pre test dan post test Statistik Mean
S
7,90
0,92
8,66
0,80
Pre test (X1) Post test (X2) Berdasarkan tabel 4.1 dapat di ketahui bahwa : a. Rata-rata kemampuan melakukan tolakpeluru pada pre test adalah 7,90 meter, satandar defiasi = 0,92
39
b. Rata-rata kemampuan melakukan tolak peluru pada post test adalah 8,66 meter, data tentang kemampuan melakukan tolak peluru yang telah di kumpulkan, kemudian dilakukan statistik deskriptif dengan tujuan mengetahui gambaran umum tentang kerakteristik kemampuan melakukan tolak peluru yang menjadi subyek dalam penelitian ini, yaitu siswa kelas XI SMA Negeri 1 Mowewe. Kerakteristik tersebut mencakup kemampuan rata-rata, median, modus, standar deviasi, varians, minimum, maksimum, serta distribusinya. Berdasarkan hasil pengolahan data secara empiris diperoleh skor kemampuan awal ( pre test ) minimum = 6,70 maksimum = 10,38. Selanjutnya, dari hasil analisis deskriptif diperoleh rata-rata skor kemampuan melakukan tolak peluru bagi subyek dalam penelitian ini adalah , standar deviasi = 0,92 dan varians sebesar = 0,85. Berdasarkan hasil pengolahan data secara empiris diperoleh skor kemampuan akhir ( post test ) minimum = 7,55 maksimum = 10,51 selanjutnya, dari hasil analisis deskriptif diperoleh rata-rata skor kemampuan melakukan tolak peluru bagi subyek dalam penelitian ini adalah dengan standar deviasi = 0,80 dan varians sebesar = 0,64. 1. Uji homongenitas varians data pre test dan post test Tabel 4.2. uji ini dimaksud sebagai uji prasyarat pada uji statistika. Variable Pre test (X1) Post test (X2)
S1
S1²
0,92
0,85
f-hitung 1,01
0,80
0,64
40
Pre test dan Post test kemampuan melakukan tolak peluru : oleh karena F-hitung = 1,01 < dari F
tabel
= 2,12 artinya antara data pre test dan post test
sehingga memenuhi syarat untuk dilanjutkan dengan uji-t. 2. Tabel 4.3 rangkaian uji-t pre test dan post test Variable
Hasil uji-t
t table
Pre test dan post test
3,8
1,699
Berdasarkan tabel 4,3 diketahui bahwa : -
Jika t-hitung < t tabel maka Ho di terima dan Ha ditolak
-
Jika t-hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima Berdasarkan tabel 4,3 tampak bahwa t-hitung = 3,8 > t
pada distribusi nilai t, yaitu pada taraf signifikan
tabel
= 1,699 dan t
tabel
= 0,05. Terbukti bahwa ada
pengaruh rata-rata yang signifikan antara pre test dan post test kemampuan melakukan tolak peluru setelah melakukan latihan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan tolak peluru. 4.2
Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh latihan kekuatan otot
lengan terhadap kemampuan tolak peluru. Dalam pelaksanaannya penelitian ini menggunakan rancangan pre test dan post test randomized one group dalam rancangan ini menunjukan bahwa sampel diambil secara ramdom artinya dari semua populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian. Pelaksanaan
41
pre test dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal subyek sebelum di berikan perlakuan, sedangkan post test dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan subyek setelah di berikan perlakuan. Digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas XI SMA Negeri 1 Mowewe yang berjumlah 30 yang kemudian seluruh subyak akan diberikan perlakuan yang sama. Pelaksanaan perlakuan diberikan dengan bentuk latihan kekuatan otot lengan yaitu dumble press yang bertujuan untuk meningkatan kekuatan otot lengan dapat mempengaruhi kemampuan melakukan tolak peluru. Menurut Nosek (1982), menyatakan bahwa perlakuan yang diberikan melalui program latihan yang diarahkan dan dilaksanakan secara kontinyu dalam waktu yang mencapai 6-8 minggu perlakuaan sudah dapat menunjukan pengaruh dari masingmasing perlakuan. Lebih lanjut yang dikatakan Fox (1993), menyatakan bahwa latihan yang dilakukan 3-4 per minggu sudah dapat memberikan pengaruh terhadap tubuh seperti peningkatan kecepatan, kekuatan, daya ledak, fleksibilitas, dan daya tahan aerobik, asal dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip latihan. Pengambilan keputusan dilakuakan dengan cara membandingkan Nilai t hitung dengan t tabel dengan ketentuan -
Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
-
Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak ditolak dan Ha diterima Berdasarkan hasil uji-t pre test dan post test menunjukan bahwa ada pengaruh
latihan standing vertical arm press terhadap kemampuan tolak peluru dimana thitung =
42
3,8 > ttabel 1,699, hasil ini menunjukan bahwa antara pre test dan post test mengalami peningkatan kemampuan tolak peluru. 4.3 Implikasi Hasil Penelitian Pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan dikelas ataupun diluas kelas seorang guru tidak hanya dituntut memiliki kompetensi mengajar tetapi juga harus memiliki peforma yang bagus terhadap aktifitas olahraga yang mengarah pada kemampuan mengoreksi dan memperbaiki kesalahan yang dilakuakan peserta didik. Disamping itu juga dengan adanya penelitian ini, penelitian juga berharap dapat memberikan konstribusi yang signifikan dalam menambah wawasan tentang kepelatihan khususnya yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan pada seseorang atau siswa pada cabang olahraga atletik nomor tolak peluru. Penelitian juga bisa menjadi rujukan ilmia bagi sekolah yang ingi meningkatkan kualitas siswanya baik dibanding olahraga maupun pada peningkatan hasil pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan khususnya yang berkaiatan dengan olahraga tolak peluru. Dengan pemberian latihan sebagaimana yang terdapat dalam penelitian ini maka guru secara tidak langsung dapat memperolah kemudahan dalam mengajarkan ilmu keolahragaan kepada siswanya. Siswa kurung mampu melakukan latihan standing vertical arm press secara berulang-ulang sehingga secara bertahap akan mempermudah siswa dalam melakukan gerakan tolak peluru. Dengan demikian berarti tujuan pembelajaran penjas juga akan tercapai melalui pemberian perlakuan tersebut.
43
Hekekatnya
pendidikan
jasmani
adalah
bagaimana
meningkatanya
perkembangan fisik atau mental peserta didik khususnya yang menyangkut perkembangan gerakan dan perkembangan kecakapan peserta didik setelah menerima proses belajar pendidikan jasmani. Dalam kurikulum satuan pendidikan mata pelajaran pendidikan jasmani disemua tingkat pendidikan baik tingkat sekolah menengah pertama lebih ditekankan pada pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan gerak dan penguasaan gerakan-gerakan dalam cabang olahraga sehingga seorang pengajar mengajarkan aspek-aspek diatas secara lugas dan dapat dimengerti serta dilakukan oleh siswa. Tugas guru adalah mencermati, mengoreksi dan memperbaiki gerakan-gerakan peserta didik. Dibanding pendidikan penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam bidang olahraga itu sendiri khusus kepada siapapun yang berfrofesi sebagai tenaga olahraga seperti pelatih dan instruktur olahraga pada cabang olahraga atletik. Bagi pelatih cabang olahraga atletik tolak peluru juga bisa memberlakukan program latihan seperti ini kepada atlitnya sebagai kombinasi dari program-program latihan yang menonton serta menambah wawasan pengetahuan atlit tentang program latihan yang akan dilakukan. Hal ini juga sesuai dengan salah satu prinsip latihan yaitu prinsip variasi. Begitu pula bagi intruktur olahraga bisa menambah wawasan keolahragaan sebagai bekal dalam menjalankan profesinya sebagai intruktur olahraga. Dasar hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada semua khususnya pihak-pihak yang terlibat dalam bidang olahraga sehingga dapat
44
disampaikan secara jelas relevansi hasil penelitian ini baik disekolah
maupun
ditempat pelatihan olahraga. Sehingga diharapkan dengan adanya upaya pembinaan olahraga yang teratur dan terprogram maka pada siswa akan lebih kleluasa dalam mengembangkan bakat yang mereka miliki secara serius sehingga tidak menutup kemungkinan siswa yang memang memiliki bakat bisa menjadi seorang atlit yang memumpuni serta berprestasi dimasa-masa yang akan datang.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji-t pada taraf
signifikan 0,05, maka penelitian ini disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan tolak peluru dimana thitung = 3,8 > ttabel = 1,699. 5.2
Saran Hasil penelitian ini, membuktikan bahwa dengan memberikan latihan
kekuatan otot lengan dengan perlakuan standing vertical arm press secara teratur dapat meningkatkan kemampuan tolak peluru. Adapun hal-hal yang dapat penulis sarankan adalah sebagai berikut : 1. Disarankan kepada pelatih dan pembina khususnya olahraga atletik nomor tolak peluru kiranya dapat menerapkan latihan kekuatan otot lengan dengan perlakuan dumble press sebagai salah satu bentuklatihan untuk meningkatkan kemampuan tolak peluru. 2. Disarankan kepada peneliti lain, kiranya dapat melakukan penelitian lanjutan dengan melibatkan bentuk-bentuk latihan lain yang turut mempengaruhi peningkatan kemampuan tolak peluru.
45
46
3. Kepada mahasiswa dapat menjadikan rujukan ilmiah dalam menambah wawasan ilmu olahragaan maupun ilmu pendidikan sebagai guru maupun pelatih.
DAFTAR PUSTAKA Anthony Annario, 1986. Development Conditioning For Women and Man. Second Edition, the CV. Mosby Company Basuki, Sunaryo. 1979a. Atletik I. PT ”PERTJA OFFSET”: Jakarta. 1979b. Atletik II. Jakarta: PT ”PERTJA OFFSET”: Jakarta. Bompa, Tudor O. 1986. Teori dan Metodologi Latihan. Toronto. Ontario Canada:Kendall/Hun Publishing Company. Djumidar. (2001: 7.44) Dasar-dasar Atletik:1-12,. PPDO2101/4 SKS/Djumidar, Cet.3--- Jakarta Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Depdiknas. Fox E. L. Dkk, 1988. The Physiological Basis of Phisical Eeducation and Athletics. 4ed, Prited in the United State of American W. B. Sounder Company. H.P, Suharno. 1985. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Ismaryati. 2008. Tes dan Pegukuran Olahraga. Surakarta. UNS Press. Jarver
Jass, 1992. http://othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian - pengertian efektifitas.html
Kosasih Engkos. 1984, Olahraga Teknik dan Program Latihan, Penerbit Akademika Presendor, Jogyakarta. Munasifah: (2008:45-55) Atletik Cabang Lempar, Penerbit Aneka Ilmu, Cetakan: September 2008. Nossek, Joseph. 1982. General Theory of Training. Lagos: Pan African Press Ltd. O’Shea, P.J. 1976. Scientific Principles and Methods of Strength Fitness. Massachusetts: Addison-Wesley Publishing Company.
47
48
Rorenpandey, F.G.E. 1980. Lompat dan Lempar,PT. Pembangunan Jakarta. Sadoso,1987. Petunjuk Praktis Kesehatan Olahraga. Jakarta; PT. Pustaka Karya Grafika Utama. Saiful, 1999. Tatihan Cros Over, Istirahat Aktif dan Istirahat Pasif, Jurnal Kema Pendidikan FKIP Unhalu Sajoto, M.1988. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga.Semarang; Dahara Prize. Universitas Negeri Yogyakarta. Sajoto, 1995. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Direktorat Pendidikan Tinggi, Jakarta.Depdikbud. Suyatno. 2010; Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Untuk SD/MI. Pusat Pembukuan Depdiknas. Jakarta. Sumber: http://meutuah.com/edukasi/teknik-dasar-tolak-peluru.htm Sumber: ienthanz-sadja.blogspot.com Sumber : www.statistikaceria.blogspot.com
49
Lampiran I PROGRAM LATIHAN Nama prograg latihan
: Latihan fisik
Bentuk latihan
: Latihan standing vertical arm press
Lokasi
: SMA Negeri 1Mowewe
Lama latihan
: 6 Minggu
Minggu
I
II
III
IV
V
VI
Hari keSelasa Kamis Sabtu Selasa Kamis Sabtu Selasa Kamis Sabtu Selasa Kamis Sabtu Selasa Kamis Sabtu Selasa Kamis Sabtu
Jumlah Set/Berat Repetisi Intesitas Istirahat set beban latihan dalam (kg) set 2 8 Sedang 1:1 2 9 12 Berat 1:1 2 7 Ringan 1:1 2 8 Sedang 1:1 2 9 12 Ringan 1:1 2 7 Ringan 1:1 3 9 Sedang 1:1 3 11 12 Berat 1:1 3 8 Ringan 1:1 3 9 Sedang 1:1 3 11 12 Berat 1:1 3 8 Ringan 1:1 4 11 Sedang 1:1 4 12 12 Berat 1:1 4 10 Ringan 1:1 4 11 Sedang 1:1 4 12 12 Berat 1:1 4 10 Ringan 1:1
Istirahat antar Set 2 menit 2 menit 2 menit 2 menit 2 menit 2 menit 2 menit 2 menit 2 menit 2 menit 2 menit 2 menit 2 menit 2 menit 2 menit 2 menit 2 menit 2 menit
50
Keterangan : -
Berat beban maksimal 10 kg dengan rincian 12 intesitas latihan sbb :
-
Sedang = 70% dari beban maksiamal = 8
-
Berat
-
Ringan = 60% dari beban maksiaml = 7
= 80% dari beban maksimal = 9
Peningkatan beban tiap 2 minggu di ambil 20% dari berat maksiamal = 20% dari 10 kg = 2 kg Catatan : Penentuan beban latihan didasarkan atas uji coba kemampuan maksimal dimana kemampuan latihan dumble press diperoleh rata-rata kemampuan maksimal dengan jumlah repetisi 12. Kemampuan maksimal diambil 80%(berat), 70%(sedang), 60%(ringan). Latihan untuk minggu 1 dan 2, dapat ditentukan dengan rincian sebagai berikut : Latihan sedang
:
Latihan berat
:
Latihan ringan
:
70 100 80 100 60 100
x 12 = 8 x 12 = 9 x 12 = 7
Latihan untuk minggu 3 dan 4, ditingkatkan 20% dari repetisi maksimalnya menjadi 14 kali untuk memenuhi prinsip over load dengan rincian sebagai berikut :
51
70
Latihan sedang
: 100 x 14 = 9
Latihan berat
: 100 x 14 = 11
Latihan ringan
: 100 x 14 = 8
80
60
Latihan untuk minggu 5 dan 6, ditingkatkan 50% dari repetisi maksimalnya menjadi 16 kali untuk memenuhi prinsip over load dengan rincian sebagai berikut : 70
Latihan sedang
: 100 x 16 =11
Latihan berat
: 100 x 16 =12
Latihan ringan
: 100 x 16 =10
80
60
Lampiran 2 Program latihan : standing vertical arm press Minggu
: I (Pertama)
Hari
: Selasa
Materi Latihan : 1. Pemanasan permainan (sampel membentuk dua barisan dua baris masingmasing baris saling berhadapan
kemudian keseluruhan sampel saling
menjulurkan tangan ke depan, sesuai dengan aba-aba sampel saling menolak) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan standing vertical arm press 2 set x repetisi
Intensitas sedang
52
Istirahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Hari
Melemaskan semua otot tubuh dan mengerakkan semua persendian
Absen
: Kamis
Materi Latihan : 1. Pemanasan selama (sampel membentuk dua barisan dua baris masing-masing baris saling berhadapan
kemudian keseluruhan sampel salingmenjulurkan
tangan ke depan, sesuai dengan aba-aba sampel saling menolak) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan standing vertical arm press 2 set x repetisi
Intensitas sedang
Istirahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan mengerakkan semua persendian
Absen
53
Hari
: Sabtu
Materi Latihan : 1. Pemanasan selama (sampel membentuk dua barisan dua baris masing-masing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan ke depan, sesuai dengan aba-aba sampel saling menolak) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan standing vertical arm press 2 set x repetisi
Intensitas sedang
Istirahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan mengerakkan semua persendian
Absen
Minggu
: II ( Kedua )
Hari
: Selasa
Materi Latihan : 1. Pemanasan (sampel membentuk dua barisan dua baris masing-masing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan ke depan, sesuai dengan aba-aba sampel saling menolak) selama 10 menit.
54
2. Latihan inti 45 menit
Melakukan standing vertical arm press 2 set x repetisi
Intensitas sedang
Istirahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Hari
Melemaskan semua otot tubuh dan mengerakkan semua persendian
Absen
: Kamis
Materi Latihan : 1. Pemanasan (sampel membentuk dua barisan dua baris masing-masing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan ke depan, sesuai dengan aba-aba sampel saling menolak) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan standing vertical arm press 2 set x repetisi
Intensitas sedang
Istirahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan mengerakkan semua persendian
Absen
55
Hari
: Sabtu
Materi Latihan : 1. Pemanasan (sampel membentuk dua barisan dua baris masing-masing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan ke depan, sesuai dengan aba-aba sampel saling menolak) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan standing vertical arm press 2 set x repetisi
Intensitas sedang
Istirahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan mengerakkan semua persendian
Absen
Minggu
: III ( Ketiga )
Hari
: Selasa
Materi Latihan : 1. Pemanasan (sampel membentuk dua barisan dua baris masing-masing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel salingmenjulurkan tangan ke depan, sesuai dengan aba-aba sampel saling menolak) selama 10menit. 2. Latihan inti 45 menit
56
Melakukan standing vertical arm press 2 set x repetisi
Intensitas sedang
Istirahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Hari
Melemaskan semua otot tubuh dan mengerakkan semua persendian
Absen
: Kamis
Materi Latihan : 1. Pemanasan (sampel membentuk dua barisan dua baris masing-masing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan ke depan, sesuai dengan aba-aba sampel saling menolak) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan standing vertical arm press 2 set x repetisi
Intensitas sedang
Istirahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan mengerakkan semua persendian
Absen
57
Hari
: Sabtu
Materi Latihan : 1. Pemanasan (sampel membentuk dua barisan dua baris masing-masing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan ke depan, sesuai dengan aba-aba sampel saling menolak) selama 10menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan standing vertical arm press 2 set x repetisi
Intensitas sedang
Istirahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan mengerakkan semua persendian
Absen
Minggu
: IV ( Keempat )
Hari
: Selasa
Materi Latihan : 1. Pemanasan (sampel membentuk dua barisan dua baris masing-masing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan ke depan, sesuai dengan aba-aba sampel saling menolak) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
58
Melakukan standing vertical arm press 2 set x repetisi
Intensitas sedang
Istirahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Hari
Melemaskan semua otot tubuh dan mengerakkan semua persendian
Absen
: Kamis
Materi Latihan : 1. Pemanasan (sampel membentuk dua barisan dua baris masing-masing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan ke depan, sesuai dengan aba-aba sampel saling menolak) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan standing vertical arm press 2 set x repetisi
Intensitas sedang
Istirahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan mengerakkan semua persendian
Absen
59
Hari
: Sabtu
Materi Latihan : 1. Pemanasan (sampel membentuk dua barisan dua baris masing-masing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan ke depan, sesuai dengan aba-aba sampel saling menolak) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan standing vertical arm press 2 set x repetisi
Intensitas sedang
Istirahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan mengerakkan semua persendian
Absen
Minggu
: V ( Kelima )
Hari
: Selasa
Materi Latihan : 1. Pemanasan (sampel membentuk dua barisan dua baris masing-masing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan ke depan, sesuai dengan aba-aba sampel saling menolak) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
60
Melakukan standing vertical arm press 2 set x repetisi
Intensitas sedang
Istirahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Hari
Melemaskan semua otot tubuh dan mengerakkan semua persendian
Absen
: Kamis
Materi Latihan : 1. Pemanasan (sampel membentuk dua barisan dua baris masing-masing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan ke depan, sesuai dengan aba-aba sampel saling menolak) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan standing vertical arm press 2 set x repetisi
Intensitas sedang
Istirahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan mengerakkan semua persendian
Absen
61
Hari
: Sabtu
Materi Latihan : 1. Pemanasan (sampel membentuk dua barisan dua baris masing-masing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan ke depan, sesuai dengan aba-aba sampel saling menolak) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan standing vertical arm press 2 set x repetisi
Intensitas sedang
Istirahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan mengerakkan semua persendian
Absen
Minggu
: VI ( Keenam )
Hari
: Selasa
Materi Latihan : 1. Pemanasan (sampel membentuk dua barisan dua baris masing-masing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan ke depan, sesuai dengan aba-aba sampel saling menolak) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
62
Melakukan standing vertical arm press 2 set x repetisi
Intensitas sedang
Istirahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Hari
Melemaskan semua otot tubuh dan mengerakkan semua persendian
Absen
: Kamis
Materi Latihan : 1. Pemanasan (sampel membentuk dua barisan dua baris masing-masing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel salingmenjulurkan tangan ke depan, sesuai dengan aba-aba sampel saling menolak) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan standing vertical arm press 2 set x repetisi
Intensitas sedang
Istirahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan mengerakkan semua persendian
Absen
63
Hari
: Sabtu
Materi Latihan : 1. Pemanasan (sampel membentuk dua barisan dua baris masing-masing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan ke depan, sesuai dengan aba-aba sampel saling menolak) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan standing vertical arm press 2 set x repetisi
Intensitas sedang
Istirahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan mengerakkan semua persendian
Absen
64
Lampiran 3 Data kemampuan tolak peluru pre-test (X1) dan post-test (X2) sampel No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah Mean SD Varians
Data penelitian Data Pre-test (X1) Data Post-test (X2) 8,54 9,45 7,90 8,65 7,30 7,89 6,91 7,68 8,35 8,85 7,35 8,90 10,38 10,51 6,40 7,65 7,60 7,90 6,75 7,92 6,70 7,86 8,61 9,55 6,84 7,64 7,74 8,65 8,30 8,90 8,5 8,85 8,75 9,96 7,37 8,55 7,30 7,98 8,92 9,85 7,65 8,85 6,85 8,35 7,45 8,90 8,85 9,45 7,75 8,75 8,90 9,25 6,84 7,55 8,75 9,35 7,85 8,65 9,57 9,96 236,94 262,25 7,90 8,66 0,92 0,80 0,85 0,64
65
Lampiran 4 Uji homogenitas data pre test (X1) dan post test (X2) sampel tolak peluru Nilai-nilai yang di perlukan adalah sebagai berikut : S1 = 0,92 S12 = 0,85 S2 =0,80 S22 =0,64 Perhitungan
F=
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
0,85
F = 0,64 F = 1,32 F tabel (20:20) = 2,12
66
Lampiran 5 Uji-t data pre test (X1) dan post test (X2) sampel tolak peluru X1
= 7,90
X2
= 8,74
S
2 1 2
= 0,85
S2
= 0,64
n
= 30
Sgab = 0,85 Perhitungan
t=
Sgab = = = = =
𝑥2−𝑥1 1 1 + 𝑁1 𝑁2
𝑆𝑔𝑎𝑏
𝑛1−1 𝑆12 + 𝑛2−1 𝑆22 𝑛1+𝑛2 30−1 0,85+ 30−1 0,64 30+ 30 30 . 0,85 + 30 . 0,64 60 24,65 +18,56 60 43,21 60
= 0,72
67
Sgab = 0,85
t=
8,66−7,90 1 1 + 20 20
0,77
t= = = =
0,76 0,85 0,03 + 0,03 0,76
0,85 0,06 0,76 0,77 . 0,24 0,76 0,20
t= 3,8
T tabel ( 29 : 0,05 ) = 1,699
68
Lampiran 6 Dokumentasi pelaksanaan penelitian
69
Peneliti Sedang Memandu Siswa (Sampel) Melakukan Streching
Siswa sedang melakukan Standing vertical arm press
70
71
Siswa sedang melakukan tolak peluru
72
Pengukuran hasil tolakan
73
74
Siswa menimbang berat badan
75
LAMPIRAN 7
76
LAMPIRAN 8