1
PENGARUH LATIHAN KATROL BERBEBAN TERHADAP KEMAMPUAN TOLAK PELURU PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KULISUSU UTARA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Sala Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan Pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
MUHARDIN A1E113040
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017
i
2
ii
3
iii
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “ Pengaruh latihan katrol berbeban tehadap kemampuan tolak peluru pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Kulisusu Utara ” dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Dr.H.Saifu, M.Kes. selaku pembimbing I dan Bapak Drs.Muhammad Rusli,M.Kes. selaku pembimbing II yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan,
motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada
penulis selama menyusun skripsi. Penghargaan teristimewa kepada ayahanda tercinta Muhlis dan ibunda tercinta Rusina yang tiada henti mencurahkan kasih sayangnya dalam membesarkan dan mendidik ananda sejak kecil sampai ananda menyelesaikan studi, dan adik-adik saya yang sangat saya sayangi Lisrun, Nasrudin, Zuprudin, Zumrudin, Evin, Pely serta sahabat saya Sutrisno Rahman, Rion Desrolan, Bakriono Dae, Siti Kosma Asmatun, Susi Sufirna, Hamiza, Neti Indrawati, Zaidin, Sukardi, Risal, Imran Aris, dan kakandaku Harino, Azam yang selalu senantiasa memberikan suport dan motivasi selama menyelesaikan skripsi penulis.
iv
5
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada yang terhormat : 1. Prof. Dr. Ir. Supriadi Rustad, M,Si., selaku Pelaksana Rektor Universitas Halu Oleo Kendari 2. Dr. H. Jamiludin, M.Hum selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Kendari. 3. Drs. Muhammad Rusli, M.Kes selaku ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo 4. Abdul Saman, S.Pd.,M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo. 5. Seluruh dosen dan staf di Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo. 6. Hasalima, S.pd. selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Kulisusu Utara dan Hasiudin S.pd. selaku Guru Olahraga yang telah memberikan kemudahan pada penulis selama melakukan penelitian. 7. Para siswa kelas x SMAN 1 Kulisusu Utara yang siap menjadi informan demi kelancaran pengumpulan data penelitian. 8. Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP UHO yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis baik selama dalam mengikuti perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi ini.
v
6
9. Teman-teman penjaskes-rek angkatan 2013, Hermawan Saputra, Risky, Eka Yanto, Arwin P, Lm. Rizaldin, Zazan Ajilhasan, Sukrin, Edy Sudrajad, Jumadil Mupati, Daraman rek, Aguslan la ifu, Muh.Tranggono, Lalan Buana, Muhardin yang selalu memberikan masukan dan nasehat kepada penulis baik selama proses perkuliahan maupun diluar perkuliahan. 10. Semua teman-teman saya yang telah membantu dan mendukung penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, Asmin Garusu, Sri Hastuti Ningsih Suparman, Suci, Krisman S.Sos. Beniar, Yance Kala’tiku, Richo S.pd. Darwan, Ian Santosa, A.M. Kep Nila Sari, dan teman-teman yang lain yang selalu ada disetiap langkah perjuangan Akhirnya, dengan segala kerendahan hati
penulis menyadari masih
banyak terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Kendari,
April 2017
Penulis
vi
7
ABSTRAK Muhardin (A1E113040). “Pengaruh Latihan Katrol Berbeban terhadap Kemampuan Tolak Peluru pada Siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara”. Pembimbing I Bapak Saifu. dan pembimbing II Bapak Muh.Rusli.Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Kendari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan katrol berbeban terhadap kemampuan tolak peluru pada siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara. Rumusan masalah dalam penelitian ini “Apakah ada pengaruh latihan katrol berbeban terhadap kemampuan tolak peluru pada siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara?” Populasi dalam penelitian ini adalah seluru siswa kelas X SMA Negeri 1 Kulisusu Utara yang berjumlah 115 siswa. Setelah diseleksi berdasarkan variabel kendali yakni berdadsarkan jenis kelamin laki-laki dan diseleksi lagi berdasarkan kemampuan melakukan tolak peluru diperoleh 37 siswa, selanjutnya dilakukan random dan mendapatkan 30 siswa yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Sedangkan instrument yang digunakan untuk mengukur kemampuan tolak peluru dengan tes melakukan tolak peluru. Hasil data yang telah diperoleh dengan menggunakan tekhnik statistik uji-t diperoleh thitung = 3,8 ≥ rtabel =1,699. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh latihan katrol berbeban terhadap kemampuan tolak peluru pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Kulisusu Utara. Kata kunci : latihan katrol berbeban , kemampuan tolak peluru
vii
8
ABSTRACT
Muhardin ( A1E113040). " Influence Of Practice Lift with pulley Burden to Ability of Weight Throw at Student of SMA Country 1 Kulisusu North". Counsellor Of I Mr. Saiful. and counsellor of II Mr. Muh.Rusli.majors Physical Education Of Health and Recreation. Faculty Teachership and Science Education Of University of Halu Oleo Kendari. Target of this research is to know influence of practice lift with pulley burden to ability of weight throw at student of SMA Country 1 Kulisusu North. this Formula research internal issue " Do there is influence of practice lift with pulley burden to ability of weight throw at student of SMA Country 1 Kulisusu North?". Population in this research is class student seluru of X SMA Country 1 Kulisusu North amounting to 115 student.After selected pursuant to variable conduct namely men gender pursuant toand selected again pursuant to ability do conduct weight throw obtained by 37 student, is hereinafter doneconducted by random and get 30 student taken as as research sampel. While instrument used to measure ability of weight throw with tes do conduct weight throw. Result of data which have been obtained by using statistical tekhnik of ujit obtained by thitung = 3,8 ? rtabel = 1,699. Pursuant to result of analysis, hence this research can be concluded that there are influence of practice lift with pulley burden to ability of weight throw at class student of X SMA Country 1 Kulisusu North.
viii
9
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................... vii ABSTRACT ......................................................................................................... viii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii LAMPIRAN ........................................................................................................ xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................................1 B. Batasan Masalah.....................................................................................3 C. Rumusan Masalah ..................................................................................3 D. Tujuan Penelitian ...................................................................................4 E. Manfaat Penelitian ................................................................................4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Latihan .................................................................................5 B. Hakekat Latihan Katrol ........................................................................10 C. Kemampuan Tolak Peluru....................................................................13 D. Unsur Komponen Kemampuan Fisik yang Predominan Menunjang Kemampuan Tolak peluru ...............................................19 E. Kerangka Berpikir ................................................................................24 F. Hipotesis ..............................................................................................24 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ...........................................................................26 B. Variabel Penelitian ...............................................................................27 C. Definisi Operasional Variabel ..............................................................27 D. Populasi dan Sampel ............................................................................27
ix
10
E. Instrumen dan Alat Pengumpulan Data ...............................................28 F. Tekhnik Pengumpulan Data .................................................................28 G. Tekhnik Analisis dan Pengolahan Data ...............................................29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ....................................................................................31 B. Pembahasan ..........................................................................................37 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..........................................................................................41 B. Saran.....................................................................................................41 DAFTAR PUSTAKA
x
11
DAFTAR TABEL
Halaman
4.1 Deskriptif kemampuan melakukan tolak peluru pre-test dan post-test............31 4.2 Distribusi frekuensi dan histogram latihan katrol berbeban ............................32 4.3 Distribusi frekuensi dan histogram kemampuan tolak peluru..........................33 4.4 Uji homogen varians data pre-test dan post-test ..............................................34 4.5 Rangkain uji-t pre-test dan post-test ................................................................35 4.6 uji normalitas ...................................................................................................36
xi
12
DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Cara memegang meluru .............................................................................14 2. Sikap badan saat melakukan gerakan tolak peluru ....................................15 3. Serangkaian cara menolak peluru ..............................................................16 4. Sikap akhir setelah melakukan gerakan tolak peluru (follow strust) .........16
xii
13
LAMPIRAN
Halaman 1. Program latihan katrol berbeban .....................................................................42 2. Deskriptif latihan katrol berbeban ....................................................................44 3. Data kemampuan tolak peluru Siswa Kelas X SMAN 1 Kulisusu Utara ........57 4. Uji Homogenitas Varians Data ........................................................................58 5. Uji-t pre-test dan post-test................................................................................59
xiii
14
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani olahraga, dan kesehatan merupakan salah satu bagian dari sistem pendidikan yang dapat dijadikan sebagai salahsatu media pengembangan bakat, minat, dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan jasmani, Olahraga dan kesehatan siswa tidak hanya memperoleh teori tentang kesehatan dan berbagai cabang olahraga, tetapi lebih dari itu siswa berkesempatan mempraktikannya dan melalui praktik dari barbagai cabang olahraga tersebut diharapkan muncul bakat yang dimiliki siswa untuk bidang studi pendidikan jasmani olaharaga dan kesehatan. Materi tolak peluru yang menjadi prioritas sekolah dengan alasan bahwa kemampuan peserta didik dan sarana yang cukup sederahana memungkinkan untuk meraih prestasi secara optimal. Dalam proses latihan kreatifitas guru/pembina yang sangat diperlukan kompetensi dan keterampilan pembina juga harus memadai dan mampu memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah tersebut secara optimal. Materi penjaskes terdapat beberapa standar kompetensiyang harus dikuasai siswa diantaranya olahraga permainan atletik cabang tolak peluru. Untuk cabang tolak peluru sangatlah dibutuhkan kemampuan dan kekuatan otot lengan ini terlihat dari pengamatan yang dilakukan pada proses latihan tolak peluru sebelumnya. Keberhasilan tolak peluru siswa sangat dipengaruhi dari beberapa faktor diantaranya awalan tolakan dan gaya yang dilakukan.
1
215
Pada saat melakukan tolakan inilah setiap siswa harus menggunakan atau memaksimalkan kekuatan otot lengan untuk mendorong tolakan kedepan sejauh-jauhnya. untuk mengembangkan unsur kemampuan fisik khususnya otot-otot yang berperan dalam melakukan tolak peluru dapat digunakan dengan latihan katrol. Latihan
katrol
adalah
termsuk
latiahan
beban
yang
dapat
mengembangkan kekuatan otot-otot lengan, bahu dan dada. Dalam pelaksanaannya latihan katrol yang dimaksud dalam penelitan ini dilakukan dengan cara menarik membelakangi beban, hal ini dimaksud untuk menyesuaikan dengan posisi tolak peluru. Latihan
menarik katrol ini merupakan salah satu bentuk latihan
dengan ciri kontraksi eksterik dan konsentrik khususnya pada otot-otot lengan, bahu, dan dada. Latihan katrol berbeban dapat mengembangkan berbagai macam olahraga dengan spesifik pada kekuatan, dan ekspolosive power. Hal ini disebabkan oleh karena pada latihan didasarkan pada kontraksi refleks pada serabut otot yang ditimbulkan oleh pembebanan sehingga otot merenggang dari serabut yang sama. Latihan katrol yang dilakukan dalam penelitian ini -latihan katrol dengan cara menarik beban dengan satu tangan. Tekhnik ini dimasukan untuk menyesuaikan dengan gerakan pada saat melakukan tolak peluru. Dalam latihan katrol ini unsur biomotorik yang yang ingin dikembangkan adalah unsur kekuatan dan kecepatan atau gabungan dari
316
keduanya yaitu daya ledak otot (power) dalam nomor cabang olahraga tolak peluru unsur tersebut merupakan sala satu faktor yang sanggat menentukan untuk mencapai prestasi puncak dalam nomor tolak peluru. Kekuatan otot-otot lengan, dada, bahu dan pinggang sangat dibutuhkan selain itu juga harus memahami tekhnik-tekhnik dalam melakukan tolak peluru. Dalam penelitian ini sampel penelitian digunakan adalah siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara. Adapun pertimbangan penulis mengambil siswa sekolah tersebut adalah berdasarkan pertimbangan kemampuan fisik pada bentuk latiahan yang diberikan dalam hal ini latihan katrol, dimana secara fisiologis siswa SMA sudah dapat melakukan latihan katrol. Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas penulis mencoba melakukan penelitian tentang pengaruh latihan menarik katrol berbeban terhadap kemampuan tolak peluru dengan harapan latihan ini akan ada manfaatnya. B. Batasan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas maka dibatasi pada pengaruh latihan katrol berbeban terhadap kemampuan tolak peluru. C. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang dan batasan masalah yang dikemukakan diatas maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan ” apakah ada pengaruh latihan menarik katrol berbeban terhadap peningkatan kemampuan tolak peluru”.?
417
D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan menarik katrol berbeban terhadap peningkatan kemampuan tolak peluru. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat dijadikan salah satu alternatif latihan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan,khususnya pada atlet tolak peluru dan olahraga lain yang memerlukan kekuatan otot lengan. 2. Sebagai bahan masukkan bagi siswa SMA Negeri 1 kulisusu Utara untuk meningkatkan prestasi pada cabang olahraga khususnya pada nomor tolak peluru. 3. Sebagai bukti nyata dan pengalaman berharga bagi diri pribadi peneliti dalam menyusun suatau karaya ilmia.
18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. pengertian Latiahan Nossek
(1982)
menyatakan
bahwa
latihan
adalah
proses
“penyempurnaan” berolahraga melalui “pendekatan ilmia”, khususnya “prinsisp-prinsip
pendidikan”
secara
teratur
dan
terncana
sehingga
mempertinggi kemampuan diri kesiapan olahragawan. Penyempurnaan artinya meningkatkan keterampilan dari apa yang telah dimiliki olaeh atlet atau peserta didik ketingkat yang lebih baik, dan pendekatan ilmia diamaksudkan artinya dalam suatu proses latihan menggunakan metode yang dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya secara keilmuan bukan karena faktor kebetulan atau ketidak sengajaan, sedangkan prinsip pendidikan berarti upaya untuk membawa peserta didik kepada tingkat kemandirian dan kedewasaan. Djoko Pekik Irianto (2002), Menyatakan bahwa latihan adalah suatu proses mempersiapkan oraganisme atlet secara “sistematis” untuk mencapai mutu prestasi maksimal dengan diberi beban fisik dan mental yang teratur, terarah, meningkat, dan “berulang-ulang” waktunya.sistematis tersebut diatas artinya proses pelatihan dilaksanakan secara teratur, terencana menggunakan pola dan sistem tertentu, metodis, dan berkesinabungan dari sederhana menuju yang komplek, dari yang muda ke yang sulit, dari sedikit ke yang banyak, dan sebagainya. Sedangkan berulana-ulang yang diamaksusd diatas artinya setiap gerakan harus dilatih secara bertahapdan dikerjakan berkali-kali agar gerakan yang semula sukar dilakukan, kurang koordinatif menjadi semakin mudah,
5
619
otomatis, reflektif gerak menjadi efisien. Menurut Sukadianto (2005) latihan adalah suatu proses penyempurnaan kemampuan berolahraga yang berisikan materi teori dan praktek, menggunakan metode, dan aturan, sehingga tujuan dapat tercapai tepat pada waktunya. Sukadianto (2005) Menyatakan bahwa beberapa ciri-ciri dari latihan adalah sebagai berikut: 1. Suatu proses untuk mencapai tingkat kemampuan yang lebih baik dalam berolahraga, yang memerlukan waktu tertentu (pentahapan), serta memerlukan perencanaanyang tepat dan cermat. 2. Proses latiahan harus teratur dan progresif teratur maksudnya latihan harus dilakukan secara ajeg, maju, dan berkelanjutan (kontinyu). Sedangkan bersifat progresif maksudnya materi materi latihan diberikan dari yang mudah ke yang sukar,dari yang sederhana ke yang lebih sulit (kompleks), dari yang ringan ke yang berat. 3. Pada setiap kali tatap muka ( satu sesi/satu unit latihan) harus memiliki tujuan dan sasaran. 4. Materi latihan harus berisikan materi teori dan praktek, agar pemahaman dan peguasaan keterampilan relatif permanen. 5. Menggunakan metode tertentu, yaitu cara paling efektif yang direncanakan secara bertahap dengan memperhitungkan faktor kesulitan. Berdasarkan beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa latihan merupakan proses penyempurnaan keterampilan (olaharaga) yang dilakukan atlet ataupun peserta didik secara sistematis, terstruktur, berulang-
720
ulang, serta berkesinabungan, dan bertahap dari bentuk maupun beban latihanya. Sukadianto (2005) Menyatakan bahwa sasaran latihan secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan olahragawan dalam mencapai puncak prestasi. Lebih lanjut Sukadianto (2005) Menyatakan bahwa sasaran latihan dan tujuan latihan secara garis besar antara lain: 1. Meningkatkan kualitas fisik dasar dan umum secara menyeluruh, 2. Mengembangkan dan meningkatkan potensi fisik khusus, 3. Menambah dan menyempurnakan teknik, 4. Menambah dan menyempurnakan strategi, teknik, teknik, dan pola bermain, dan 5. Meningkatkan kualitas dan kemampuan psikis olahragawan dalam bertanding. Berdasarkan uaraian diatas, dapat disimpulakan bahwa tujuan dan sasaran latihan dibagi menjadi dua, yaitu tujuan dan sasaran jangka panjang dan jangka pendek. Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran tersebut, memerlukan latihan teknik, fisik, taktik, dan mental. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan tujuan dan sasaran latihan adalah untuk memperbaiki dan menyempurnakan keterampialn baik teknik ataupun fisik olahragawan untuk mencapai tingkat prestasi yang baik. Sukadiyanto (2005) Menyatakan bahwa prinsip-prinsip latihan memiliki peranan penting terhadap aspek fisiologis dan psikologis olahragawan. Lebih lanjut menurut Sukadiyanto (2005) prinsip-prinsip latihan
821
yang menjadi pedoman agar tujuan latihan dapat tercapai, antara lain: (1) prinsip kesiapan, (2) individual, (3) adaptasi, (4) beban lebih, (5) progresif, (6) spesifik, (7) variasi, (8) pemanasan dan pendinginan, (9) latihan jangka panjang, (10) prinsip berkebalikan, (11) tidak berlebihan, dan (12) sistematik. Djoko Pekik Irianto (2002) Menyatakan bahwa berhubungan dengan prinsip-prinsip latihan setiap peserta didik atau atlet memiliki sifat dasar manusia antara lain: multidimensi (beragama), potensi yang berbeda-beda, labil, adaptasi lingkungan, berdasarkan sifat tersebut ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam proses latihan, meliputi: 1. Prinsip Beban Berlebih ( over load ), tubuh disesuaikan dan adaptasi terhadap latihan, penyesuain tersebut disesuaikan secara bertahap mengarah tingkat yang lebih tinggi yang disebut superkompesensi. 2. Prinsip Kembali Asal (revesible), adaptasi latihan akan berkurang bahkan hilang apabila latiahan tidak berkelanjutan dan tidak teratur yang berakibat terjadinya penurunan prestasi. 3. Prinsip Kekhususan ( spcifity ), latihan khusus hendaknya sesuai dengan sasaran yang diinginkan, dan kekhususan tersebut dalam latihan perlu mempertimbangkan aspek cabang-cabang olahraga, peran olahraga, sistem energi, pola gerak, keterlibatan otot, dan komponen kebugaran. Berdasarkan pendapat menurut para ahli di atas, dapat disimpulakan bahwa prinsip latihan pada dasarnya mencangkup prinsip spesifikasi, sistem energi, dan prinsip over load. Pribnsip spesifikasi berarti memiliki
922
kekhususan sistem energi meliputi penggunaan energi, dan prinsip over load yang berkaitan dengan intensitas, frekuensi,dan durasi. Frekuensi adalah berapa kali seseorang melakukan latihan yang cukup intensif dalam satu minggunya (Sajoto, 1988). Dalam menentukan frekuensi latihan harus benar-benar menentukan batas-batas kemampuan seseorang, karena bagaimanpun juga tubuh seseorang tidak dapat beradaptasi lebih cepat dari batas kemampuannya. Apabila frekuensi latihan yang diberikan berlebihan akibatnya bukan percepatan hasil yang diperoleh tetapi dapat menyebabkan sakit yang berkepanjangan. Sajoto (1988) Menyatakan bahwa frekuensi latihan 3-5 kali perminggu adalah cukup efektif. Sedangkan Brooks dan Fahey dalam Sajoto (1988) mengemukakan bahwa latihan hendaknya dengan frekuensi antara 3-5 kali perminggu dengan waktu latiahan antara 20-60 menit dalam intensitas tidak terlalu tinggi. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas peneliti dalam memberikan latihan menggunakan frekuensi latihan latihan 3 kali dalam seminggu untuk latihan yaitu pada hari senin, rabu dan jumat,. Dengan waktu setiap kali pertemuan 90 menit. Lama latihan (duration) adalah berapa bulan atau berapa minggu program latihan dijalankan serta berapa lama latihan dilakukan setiap kali latihan. Kasio Dwidjowinoto (1992) Menyatakan bahwa latihan yang dilakukan 6 atau 8 minggu dengan frekuensi 3 atau 4 minggu sekali sudah menunjukan tanda-tanda perubahan pada tubuh. Jika latihan yang dilakukan
23 10
dengan intensitas yang rendah maka latihan boleh 12 kali sampai 15 menit, sebaiknya bila intensitas rendah, maka waktu latihan harus lama. Repetisi dan Set adalah jumlah ulangan mengangkat suatu benda sedangkan set adalah suatu rangkaian atau seri kegiatan dalam suatu repetisi. Misalnya seseorang mengangkat beban 20 kg sebanyak 10 kali kemudian istrahat berarti ia memerlukan latihan10 repetisidalam 1 set (Sajoto, 1988). B. Latihan Katrol Berbeban Latihan dengan katrol berbeban merupakan dari sala satu jenis latihan tahanan isotonis.Tujuannya adalah untuk memperoleh adaptasi fisik terhadap beban yang diangkatnya.dengan demikian kecepatan, kekuatan dan daya tahan otot yang diinginkan dapat ditingkatkan kemampuannya melalui latihan berbeban tersebut. Menurut Nossek JA (1982) Menyatakan bahwa latihan beban adalah suatu bentuk rangkasan motorik yang dapat dikontrol oleh pelatih untuk meningkatkan kualitas atlet dalam rangka mencapai prestasi prima.Oleh karena itu pelaksanaan dan penerapan latihan beban haruslah dilakukan tepat dan memenuhi prinsip-prinsip latihan beban dari kebutuhan masing-masing olahraga yang ditekuni. 1. Macam-Macam Latihan Beban Menurut Suharno (1993) Menyatakan bahwa ada dua macam latihan beban yaitu latihan beban yang menggunakan beban luar dan latihan yang menggunakan beban dalam. Beban luar adalah rangsangan motorik yang dapat diatur, dikontrol dengan cara menvariasikan ciri beban
24 11
seperti volume, intesitas, recovery, frekuensi, irama dalam satuan unit program latihan harian. Sedangkan beban dalam adalah perubahan fisiologis atlet akibat pengaruh beban luar yang ditandai dengan meningkatnya denyut nadi permenit dari atlet yang melakukan latihan. Pada dasarnya dalam menyusun suatu program latihan beban harus sesuai atau mendekati bentuk dasar kontraksi otot yaitu kontraksi isotonik, isometrik, isokinetik. Peningkatan kekuatan otot dirangsang secara berulang-ulang untuk mengatasi beban yang diberikan. Pelaksanaan latihan katrol yang dimaksud dalam penelitian ini yakni membelakangi beban yang ditarik pada katrol. Adapun rangkaian gerakan latihan ini adalah sebagai berikut: a. Tarikan beban katrol dilakukan dengan satu tangan. b. Posisi kaki agak sejajar kebelakang (kaki kiri di depan dan kaki kanan agak serong kebelakang) bagi yang menarik katrol dengan tangan kanan dan hal yang sebaliknya jika yang menarik katrol dengan tangan kiri. c. Tarikan beban dari katrol dilakukan dengan satu tangan. d. Tarik bermulah dari arah belakang dengan siku menghadap kedepan. e. Bersamaan dengan menarik beban, siku dan lengan dilurus kan kedepan. Kekuatan dorongan berasal dari kekuatan otot lengan bahu, pinggang, dan otot bagian tungkai.
12 25
f. Setelah lengan pendorong telah lurus sempurna, segera lengan tarik kembali pada posisi semula, dan siap tahan kembali untuk melakukan tarikan seperti semula. g. Gerakan tarikan dilakukan secara berulang-ulang sesuai dengan seperti dalam program latihan. Menurut Radclif (1992) Menyatakan bahwa untuk frekuensi dorongan sebaiknya dilakukan 1 sampai 2 menit untuk setiap set. Dalam pelaksanaanya latihan ini melibatkan otot-otot triceps bagian dada, deltoideus, otot lengan sebelah atas, otot trapezius bagian bagian perut, otot-otot pinggul dan otot pangkal paha (Radclif 1992). Otototot yang disebutkan tersebut setelah mendapat latihan akan meningkat kemampuannya terutama meningkatnya kekuatan dan daya ledaknya (power). 2. Bentuk-bentuk latihan kekuatan Latihan kekuatan pada umumnya dilakukan dengan latihan menggunkan. Menurut Harsono (1989) ada tiga cara latihan kekuatan yang lazim digunakan yaitu latihan isotonik, latihan isometrik,dan latihan isokinetik. Adapun latihan-latihan yang dimaksudkan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Latihan Isotonik Latihan isotonik biasa disebut latihan yang tipe kontraksi dinamik, di
mana
dalam
kontraksi
ini
otot
memendek
jika
tensi
di
kembangkan.Menurut O’Shea dalam Max Kojongian (1993) Menyatakan
13 26
bahwa latihan isotonik mengembangkan kombinasi kekuatan dan daya tahan otot dalam melakukan latihan lebih efektif dan progresif. b. Latihan Isometrik Latihan isometrik disebut juga kontraksi isometrik (statis) adalah jika tensi meningkat sedangkan panjang otot tidak berubah.program latihan isometrik adalah dengan mengangkat/mendorong beban yang tidak bergerak. Latihan ini jadi sangat populer di Amerika, ketika dua ilmuan Jerman yaitu Hetinger dan Muller dalam Harsono ,1989) Menyatakan bahwa kekuatan dapat meningkat rata-rata 5% setiap minggunya hanya dengan menahan beban selama 6-10 detik dengan beban 2/3 kekuatan maksimum dengan frekuensi latihan 5x seminggu. c. Latihan Isokinetik Latihan isokineti , terjadi apa bila otot memendek karena tegangan ditingkatkan, melelui rentang gerak penuh yang dilakukan pada kecepatan yang konstan. Latihan isokinetik merupakan latihan yang paling sesuai dan cocok untuk meningkatkan kekuatan dinamis, ketahanan otot dan fleksibilitas yang diperlukan untuk penampilan olahraga. C. Kemampuan Tolak Peluru Kemampuan tolak peluru adalah jarak tolakan yang dicapai seseorang dalam melakukan tolakan peluru dengan posisi menyampingi arah tolakan dalam satuan meter.
14 27
Hal utama yang harus dipelajari seorang atlet tolak peluru, sikap badan pada waktu akan menolakan cara menolakan peluru, sikap akhir setelah menolak dan cara mengambil awalan (Engkos Kosasi 1984). 1. Cara Memegang Peluru Peluru diletakan pada pangkal telapak tangan dengan jari-jari tangan dijarangkan mencekram atau memegang peluru.Ibu jari tangan menjaga agar peluru tidak tergelincir ke luar.Kemudian peluru diletakan pada bahu menempel pada leher, siku ditekuk kesamping agak serong kedepan lemas, tangan kiri dengan siku dibengkokkan berada didepan badan untuk menjaga keseimbangan.
Gambar: Cara memegang peluru Sumber: (http:// my blogspot.com/2016//)
2. Sikap Badan Pada Waktu Menolak. Kaki kiri didepan lurus dan kaki kanan dibelakang dan lutut agak dibengkokkan, berat badan pada kaki kanan dan badan menyampingi arah tolakan.Tangan kiri dengan siku dibengkokkan menuju kearah tolakan (gerakan ini untuk atlet yang menolak dengan tangan kanan begitupun sebaliknya yang menggunakan tangan kiri saat melakukan tolakan.)
15 28
Gambar: Sikap badan saat melakukan gerakan tolak peluru Sumber: (http://Aturan permainan.- blogger.com/2016//) 3. Cara Menolak Peluru Peluru dari bahu di dorong dengan tangan kanan ke atas kedepan sekuat-kuatnya, hingga tangan lurus.Gerakan dimulai dari persendian bahu dan peluru lepas pada saat tangan lurus dengan jari-jari tangan mendorong belakang peluru.Peluru didorong dengan kekuatan tangan, dibantu dengan kekuatan seluruh anggota badan, dan sebaiknya peluru ditolakkan dengan sudut elevasi kurang lebih 45 derajat.
29 16
Gambar: serangkaian cara menolak peluru Sumber: (http:// rosy46nelli - WordPress.com/2015//) 4. Sikap Akhir Setelah Menolak Sikap akhir setelah menolakan peluru sering disebut dengan gerakan lanjutan (follow strust), yaitu kaki kanan mendarat, kaki kiri diangkat lemas kebelakang, badan condong kedepan, tangan kiri kebawa dan tangan kanan dengan siku membengkokkan berada didekat perut untuk mejaga keseimbangan agar tidak jatuh kedepan.
Gambar: sikap akhir setelah melakukan gerakan tolak peluru (followstrust) Sumber: (http://aturan permainan - blogger. Com/2015//)
17 30
5. Cara Mengambil Awalan Dalam tolak peluru dilaksanakan dalam lapangan yang dengan bentuk lingkarandengan ukuran garis 2,135 meter, sudut lapangan 40˚, balok tolakan tebalnya 10 cm, dan panjangnya 1,22 meter dan batas tengah lapangan kekiri dan kekanan masing-masing 0,75 meter yaitu batas keluar setelah menolak (Aip Syarifuddin, 1996). Dalam tolak peluru ada tiga cara mengambil awalan yakni dengan cara menyampingi arah tolakan, membelakangi arah tolakan cara berputar (Engkos Kosasih, 1984). Dalam penelitian ini tekhnik awalan yang digunakan yaitu adalah tekhnik menyampingi arah tolakan. 6. Otot Otot yang Berperan dalam Melakukan Tolak Peluru Dalam melakukan tolak peluru, otot yang paling berperan adalah otot-otot lengan dan bahu. Secara anatomis yang dimaksud terdiri dari: a. Biceps Brachii b. Triceps Brachii c. Brachioradialis d. Extensor Carpiradialis e. Extensor Digitorum Communis f. Extensor Carpi Ulnaris g. Supinator h. Deltoideus i. Romboideus j. Sternocledomastoideus
18 31
k. Latisimusdorsi l. Infraspinasus. 7. Prinsip Biomekanik Dalam Tolak Peluru Sudut
lepas
yang
optimal
pada
suatu
beda
yang
dilemparkan/ditolakan bergantung pada berbagai faktor, temasuk tujuan tolakan.secara matematik kebanyakan penelitian mendukung bahwa melempar/menolak benda kedepan dengan
sudut 45 derajat dapat
menghasilkan jarak maksimum, hal ini dapat dibuktikan jika kekuatan dan kecepatan awal benda yang bergerak itu adalah sama (Jansen,J.R) dalam Saifu, 1999). Untuk mencapai jarak maksimum dalam melakukan tolak peluru harus ada hubungan yang timbal balik antara kecepatan dan tolakan, diantaranya pengaruh gaya bertolak karena itu iya harus dapat menggunakan
hukum-hukum
yang
mengatur
benda
jatuh
untuk
memperoleh hasil yang sebaik-baiknya. Menurut Roripandey (1980) Menyatakan bahwa ada tiga faktor utama yang mengendalikan jalur suatu benda yang dilemparkan/ditolakan yaitu (1) kecepatan yang mendorong benda itu (2) sudut dimana daya dorong digunakan dan (3) gaya grafitasi yang mempengaruhi benda yang didorong. Apa bila atlet dapat menerapkan unsur-unsur tersebut dalam suatu koordinasi gerakan yang reflks maka akan dapat menghasilkan prestasi dalam upaya melakukan tolakan . Pendapat lain yang dikemukakan oleh Balley (1986) Menyatakan bahwa disamping prinsip-prinsip yang disebutkan diatas ada pula unsur-
32 19
unsur pokok yang perlu diperhatikan yaitu: (a) harus dapat membangun body momentum yang sebesar-besarnya (b) harus dapat menggabungkan momentum tersebut dengan tenaga seluru tubuh yang sebesar-besarnya melalui satuan waktu yang sesingkat-singkatnya pada lintasan titik berat badan yang reproduktif mungkin. Lebih lanjut dikatakan oleh Balley, bahwa cara yang tebaik untuk memperoleh momentum menolak adalah harus memiliki kekuatan dan kecepatan (power) yang menakjubkan. Kecepatan gerak otot dan kesempurnaan teknik tolakan yang dikuasai merupakan faktor yang sangat menentukan jauhnya tolakan. Jadi jelas bahwa untuk meningkatkan prestasi tolak peluru tidak hanya dengan tenaga yang kuat, tetapi ada faktor lain yang harus diperhatiakan oleh seorang atlet tolak peluru misalnya penguasaan gaya dan tekhnik menolak. D. Unsur Komponen Kemampuan Fisik yang Predominan Menunjang Kemampuan Tolak Peluru Selain penguasaan tekhnik oleh seorang atlet tolak peluru, juga harus didukung oleh kemampuan kondisi fisik. Kemampuan (Jesjever, 1992) adapun unsur kemampuan fisik yang dimaksudkan adalah sebagai berikut: 1. Kekuatan (streght) Kekuatan (streght ) diartikan sebagai kemampuan dalam menggunakan gaya dalam bentuk mengangkat atau menahan suatu beban. Bompa (1999), Menyatakan kekuatan sebagai kemampuan otot dan saraf untuk mengatasi beban internal dan eksternal.
33 20
Kekuatan merupakan komponen yang sangat penting dari kondisi fisik secara keseluruhan, karena merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik.Friedrich (1969) mengemukakan bahwa kekuatan adalah kemampuan dari suatu otot untuk bekerja menahan beban secara maksimal. 2. Kecepatan (speed) Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (Harsono, 1988).Selanjutnya menurut Nossek (1982) kecepatan adalah suatu kualitas bersyarat yang memungkinkan seseorang bereaksi dengan cepat jika dirangsang untuk melakukan gerakan secepat mungkin.Hal yang senada dikemukakan oleh Dick (1989) dalam Yuyun Yudiana, dkk (2011:10) kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh atau bagian dari sistem pengungkit tubuh atau kecepatan pergerakan dari seluruh tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan tersebut dapat dijelaskan oleh Drowatzky (1999) sebagai berikut: a.
Faktor bawaan (genetik)
Faktor bawaan atau keturunan yang dimaksud, misalnya karena faktor seseorang memiliki jumlah fast twict (serabu otot putih) yang lebih banyak.Dengan banyaknya serabut otot putih (fast twict) maka potensi untuk meningkatkan kecepatan sangat berpeluang. b. Usia
34 21
Kelincahan anak meningkat sampai kira-kira usia 12 tahun (memasuki pertumbuhan cepat). Selama periode tersebut (3 tahun ) kelincahan tidak meningkat, bahkan menurun. Setelah masa pertumbuhan berlalu, kelincahan meningkat lagi secara mantap sampai anak mencapai maturitas dan setelah itu menurun kembali. c. Jenis kelamin anak laki-laki menujukan kelincahan sedikit lebih baik dari pada anak perempuan sebelum mencapai usia pubertas. Setelah pubertas perbedaan tampak lebih mencolok. d. Tingkat kesiapan individu Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh tingkat kesiapan individu dalam bertindak.Imajinasi dan antisipasi dalam suatu tindakan mempersiapkan otototot untuk bergerak sebelum stimulus memicu suatu respons. e. Pengaruh sinyal kesiapan Setiap sinyal menyebabkan setiap atlet berkonsentrasi terhadap stimulus dan untuk mempersiapkan otot-ototnya guna memberikan respon yang tercepat terhadap stimulus yang diberikan. f. Pengaruh jumlah reseptor yang dirangsang Jumlah yang lebih besar direseptor yang dirangsang menyebabkan pendek periode latensi dan lebih pendek waktu reaksi. g. Atlet dan non atlet
lebih
22 35
Pada orang yang terlatih ,memiliki gerakan dan waktu reaksi yang lebih baik dibanding dengan orang uang tidak terlatih. Pada orang yang terlatih (atlet) terjadi kecenderungan akan terjadi gerak refleks. 3. Daya Ledak (power), Menurut Harsono (1988) power merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usahanya yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya.Hairy.J (2008) mengatakan bahwa power adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan kekuatan tenaga secara eksplosive. Selain kedua pendapat diatas ada lagi satu definisi power menurut Soedarminto (2008), yaitu pemanfaatan atau pengerahan tenaga otot yang maksimal dalam kurun waktu yang singkat.dalam beberapa gerakan olahraga, power merupakan sala satu kemampuan biomotorik yang sangat penting.banyak gerakan olahraga yang dapat dilakukan dengan lebih baik dan sangat terampil apa bila atlet memiliki kamampuan daya ledak yang baik. Giam (1993) menjelaskan bahwa “power otot merupakan salah satu factor yang menetukan dalam melaksanakan sebagian besar skill olahraga”. Power adalah hasil force kali velocity, dimana force sepadan dengan stregtdan velocity sama dengan speed (Harsono, (1988). Power
adalah
kemampuan
otot
untuk
mengatasi
tahanan.Pengukuran daya ledak adalah hasil kali dari berat dan jarak dibagi waktu. Pendapat lain ditemukan oleh Fox (1993), yang menjelaskan
23 36
bahwa power adalah sejumlah mekanik yang bekerja dalam periode waktu tertentu. Kondisi fisik daya ledak termasuk didalam komponen kondisi fisik khusus karena power berguna saat melakukan tolak peluru dalam beberapa gerakan olahraga. Beberapa pendapat yang telah dikemukakan maka dapat dipahami bahwa pada prinsipnya power adalah pemanfaatan atau pengerahan tenaga otot atau sekelompok otot dalam melakukan kerja secara eksplosive hal ini dipengaruhi oleh kekuatan otot dan kecepatan kontraksi otot dalam memindahkan sebagian atau seluru tubuh yang dilakukan pada saat bersamaan maupun secara tiba-tiba. 4. Koordinasi (coordination) Koordinasi mata dan tangan adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam gerakan tunggal secara efektif, (Harsosno, 1988). Sedangkan menrut Sajoto (1995), mengemukakan bahwa koordinasi adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan yang berbeda dalam satu pola gerakan tunggal secara efektif. Soekarman, (1989) menyatakan koordinasi adalah kemampuan untuk memadukan pelaksanaan tugas gerak yang terpisah-pisah yang didukung oleh beberapa sumber penginderaan sehingga menjadi gerak yang harmonis dan efisien.Adapun menurut Barrow dan McGee (1979) berpendapat bahwa koordinasi adalah kemampuan untuk memadukan
24 37
berbagai
macam gerakan kedalam satu atau lebih pola
khusus.Syaifuddin
(1992),
koordinasi
adalah
kemampuan
gerak untuk
mengkombinasikan beberapa gerakan tanpa ketegangan dengan urutan yang benar dan melakukan gerakan yang kompleks secara mulus tanpa mengeluarkan energy yang berlebihan. E. Kerangka Berpikir Latihan dengan katrol berbeban merupakan dari sala satu jenis latihan tahanan isotonis.Tujuannya adalah untuk memperoleh adaptasi fisik terhadap beban yang diangkatnya.dengan demikian kecepatan, kekuatan dan daya tahan otot yang diinginkan dapat ditingkatkan kemampuannya melalui latihan berbeban tersebut. Kemampuan tolak peluru adalah jarak tolakan yang dicapai
seseorang
dalam
melakukan
tolakan
peluru
dengan
posisi
menyampingi arah tolakan dalam satuan meter. Latihan katrol berbeban merupakan bentuk latihan untuk untuk meningkatkan kemampuan tolak peluru dan menunjang kekuatan otot lengan yang sangat dibutuhkan oleh seorang atlet tolak peluru. Berdasarkan hal tersebut di atas sudah jelas bahwa latihan katrol memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan tolak peluru dalam cabang olahraga tolak peluru F. Hipotesis Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang dan tinjauan pustaka maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh
38 25
latihan katrol terhadap kemampuan tolak peluru siswa kelas X SMAN 1 Kulisusu Utara.
39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu, artinya karena sampel tidak dikarantina atau tidak di asramakan, Desai penelitian yang digunakan adalah “pretest-posttest one group design”,. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui apa ada pengaruh latihan katrol
terhadap
kemampuan tolak peluru pada siswa kelas X SMAN 1 Kulisusu Utara Adapun desain penelitian sebagai berikut:
P
R
S
T1
Keterangan: P = Populasi R = Random S = Sampel T1= Tes awal (pre-test) X = Perlakuan latihan katrol T2 = Tes akhir (post- test)
26
X
T2
40 27
B. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah : a. Variabel bebas adalah latihan katrol b. Variabel terikat adalah kemampuan tolak peluru c. Variabel kendali berjenis kelamin laki- laki dan mampu melakukan tolak peluruh C. Definisi Opetrasional Variabel 1. Latihan katrol yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu latihan yang dilakukan dengan menarik beban dengan satu tangan seberat 8-10 kg dengan menggunakan katrol dimana pada posisi badan membelakangi arah beban katrol yang dilakukan dengan berulang-ulang sesuai program latihan. 2. Kemampuan tolak peluru adalah jarak tolakan yang dicapai seseorang dalam melakukan tolakan peluru dengan posisi menyampingi arah tolakan dalam satuan meter. D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 1 Kulisusu Utara yang berjumlah 115 orang. Kemudian dilakukan seleksi berdasarkan variabel kendali yakni berdasarkan jenis kelamin laki-laki terdapat 37 orang yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini.
28 41
2. Sampel Sampel dalam penelitin iniberjumlah 30 orangyang diperoleh dengan cara tekhnik acak sederhana yang berasal dari 37 orang siswa yang telah diseleksi berdasarkan variabel kendali untuk menentukan jumlah sampel yang digunakan dilakukan pencabutan lot dimana terdapat 7 kertas yang dikosongkan namanya sedangkan 30 kertas terdapat nama yang akan menjadi sampel penelitian. E. Instrumen dan Alat Pengumpulan Data Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan tolak peluru. Adapun alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Lapangan tolak peluru 2. Peluru (3kg) 3. Meteran 4. Sumpritan 5. Formulir tes dan alat tulis F. Tekhnik Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan menggunakan tes kemampuan melakukan tolak peluru. Pengumpulan datanya dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Teste terlebih dahulu diberi penjelasan tetang tekhnik pelaksanaan tolak peluru 2. Sebelum melaksanakan tes dianjurkan untuk melakukan pemanasan
2942
3. Pada pelaksanaan tes kemampuan tolak peluru setiap teste diberi kesempatan melakukan tolak peluru sebanyak 2 kali. 4. Teste berusaha melakukan tolak peluru secara horizontal sejauh mungkin. 5. Hasil tolakan peluruh terjauh yang sah dihitung dengan satuan meter dan dicatat sebagai data dari bagian dari penelitian. (Nelson Jack K., 1986). G. Tekhnik Analisis dan Pengolahan Data Data yang terkumpul akan disajikan secara kuantitatif sebagai berikut: 1. Analisis deskriptif untuk mengetahui rata-rata yang dicapai masingmasing variabel yang diamati. 2. Standar deviasi untuk mengetahui ukuran penyimpangan skor dari angka rata-rata. 3. Uji honogenitas pre-test dan post-test. 4. Pengujian hipotesis dengan statistik uji –t sebagai berikut: X1 - X2
t=
S11
S22 +
N1
Keterangan:
N2
30 43
X1 = Rata-rata pre test X2 = Rata-rata post-test N1 = Simpang beku pre-test N2 = Simpang beku post-test S12 = Varians pre-test S22 = Varians post-test (Sugiono, 1998).
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskriptif kemampuan melakukan tolak peluru Deskriptif variabel yang dimaksud adalah pengaruh latihan katrol berbeban terhadap kemampuan tolak peluru. Pendeskripsian secara langsung terhadap data primer tersebut, dimaksud untuk melihat secara kasar variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini, baik berupa ratarata dan standar deviasi berdasarkan hasil perhitungan data seperti dalam tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 1. Deskriptif kemampuan melakukan tolak peluru pre test dan post test. Kemampuan tolak peluru pre test dan post test Statistik
Mean
S
7,90
0,92
8,66
0,88
Pre test (X1) Post test (X2)
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa: a. Rata-rata kemampuan melakukan tolak peluru pada pre test adalah 7,90 meter, standar defiasi= 0,92 b. Rata-rata kemampuan melakukan tolak peluru pada post test adalah 8,66 meter, data tentang kemampuan melakukan tolak peluru yang telah dikumpulkan, kemudian dilakukan statistik deskriptif dengan tujuan
31
45 32
latolak peluru yang menjadi subyek dalam penelitian ini, yaitu siswa kelas X SMA Negeri 1 Kulisusu Utara. Karateristik tersebut mencangkup kemampuan rata-rata, median, modus, standar deviasi, varians, minimum, maksimum, serta distribusinya. Tabel 4.2 2. Distribusi Frekuensi dan Histogram Data Latihan Katrol Berbeban
6,40 – 6,85
Frekuensi Absolut 6
Frekuensi Kumulatif 6
Frekuensi Relatif 20
6,86 – 7,30
3
9
10
7,31 – 7,65
5
14
16,67
7,66 – 8,75
11
25
36,67
8,96 – 9,57
4
29
13,33
9,58 – 10,38
1
30
3,33
Kelass Interval
Berdasarkan hasil pengolahan data secara empiris diperoleh skor kemampuan awal
(pre test ) minimum = 6,70 maksimum =10,38.
Selanjutnya, dalam hasil analisis deskriptif diperoleh rata-rata skor kemampuan melakukan tolak peluru bagi subyek dalam penelitian ini adalah standar deviasi = 0,92 dan varians sebesar = 0,85 . Secara histogram distribusi frekuensi absolute data latihan katrol berbeban yang ditunjukan pada tabel 4.2 dapat dilihat pada gambar histogram berikut ini :
33 46
12 10 8 6 4 2 0 6.40-6.85
6.86-7.30
7.31-7.65
7.66-8.75
8.96-9.57
9.58-10.38
Tabel 4.3 3. Distribusi Frekuensi dan Histogram Data Kemampuan Tolak Peluru. Frekuensi
Frekuensi
Frekuensi
Absolut
Kumulatif
Relatif %
7,55 – 7,86
5
5
16,66
7,87 – 7,90
2
7
6,66
7,91 – 8,35
3
10
10
8,36 – 8,75
5
15
16,66
8,76 – 8,90
6
21
20
8,91 – 9,45
4
25
13,36
9,46 – 10,51
5
30
16,66
Kelas Interval
Berdasarkan hasil pengelolahan data secara empiris diperoleh skor kemampuan akhir ( post test ) minimum = 7,55 maksimum = 10,51 selanjutnya, dari hasil analisis deskriptif diperoleh rata-rata skor kemampuan melakukan tolak peluru bagi subyek dalam penelitian ini adalah dengan standar deviasi =0,80 dan varians sebesar = 0,64.
34 47
Secara histogram, distribusi frekuensi sebaran data kemampuan tolak peluru yang ditunjukan pada tabel 3 dapat dilihat pada histogram berikut ini : 7 6 5 4 3 2 1 0 7.55 - 7.86
7.87 - 7.90
7.91 - 8.35
8.36 - 8.75
8.76 - 8.90
8.91 - 9.45
Tabel 4.4 4. Uji homogen varians data pre test dan post test Variabel
S1
S12
f-hitung
0,92
0,85
1,01
0,80
0,64
Pre test (X1) Post test (X2)
pre test dan post test kemampuan melakukan tolak peluru : oleh karena F-hitung = 1,01 dan Ftabel = 2,12 artinya antara data pre test dan post tests sehingga memenuhi syarat untuk dilanjutkan dengan uji –t.
35 48
Tabel 4.5 5.
Rangkaian uji –t pre test dan postb test. Variabel
Hasil uji –t
t table
Pre test dan post test
3,8
1,699
| Berdasarkan tabel 4.5diketahui bahwa : -
Jika t-hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
-
Jika t-hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima Berdasarkan tabel 4.3 tampak bahwa t -hitung = 3,8> t
tabel pada
tabel
=1,669 dan t
distribusi nilai t, yaitu pada taraf signifikan = 0,05. Terbukti bahwa
ada pengaruh rata-rata yang signifikan antara pre test dan post test kemampuan melakukan tolak peluru setelah melakukan latihan katrol berbeban terhadap kemampuan tolak peluru B. Hasil Uji Prasyarat Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis yan diajukan atau dimunculkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua hipotesis alternatif dan dua hipotesis nihil. Secara garis besar, penelitian ini ingin menguji kebenaran hipotesis alternatif yang menyatakan adanya Pengaruh latihan katrol barbeban terhadap kemampuan tolak peluru, Sebelum data dari kedua variabel tersebut dilakukan analisis, harus dilakukan uji prasyarat analisis data terlebih dahulu, yaitu dengan uji normalitas dan uji linearitas dengan bantuan computer SPSS 24.0 version IBM pada taraf kesalahan 5%.
36 49
Berikut adalah paparan hasil uji prasyarat penelitian ini. 1. Uji Normalitas Tujuan dilakukan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data yang diperoleh menyimpang atau tidak berdistribusi normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas kolomogrov-smirnov dengan bantuan computer SPSS version IBM pada taraf kesalahan 5%. Kriteria pengambilan keputusanya adalah jika diperoleh α hitung yang lebih besar atau sama dengan α tabel (αhit ≥
αtabel)
maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi
tidak normal, sebaliknya apabila α hitung lebih kecil dari α tabel (αhit <αtabel) maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal. Nilai α tabel kolmogrov-smirnov sebesar 0,161 yang didapat dari tabel kolmgrov-smirnov pada n sampel ke 30 = 0,161 Berikut ini adalah hasil pengujian normalitas data hasil dari Latihan katrol berbeban terhadap kemampuan tolak peluru pada siswa kelas X SMAN 1 Kulisusu Utara Tabel 4.6 6.
Hasil Uji Normalitas No
Variabel
α hitung
α tabel
Keterangan
1
Latihan katrol berbeban
0,131
0,161
Normal
2
Kemampuan tolak peluru
0,144
0,161
Normal
37 50
Berdasarkan hasil pengujian normalitas pada tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa masing-masing variabel memiliki nilai α hitung yang lebih kecil dari α tabel, yaitu latihan katrol berbeban 0,131, kemampuan tolak peluru 0,144 yang kesemuanya lebih kecil dari 0,161. Berdasarkan nilai hasil perhitungan kolmogrov-smirnov test tersebut maka dapat disimpulkan bahwa data dua variabel tersebut semuanya berdistribusi normal. C. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh latiha katrol berbeban terhadap kemampuan tolak peluru. Dalam pelaksanaanya penelitian ini menggunakan rancangan pre test dan post test rendomized one group dalam rancangan ini menujukan bahwa sampel diambil secara random artinya dari semua populasi yang berjenis kelamin laki-laki memiliki peluang untuk menjadikan sampel penelitian. Pelaksanaan pre test dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal subyek sebelum diberikan perlakuan, sedangkan post test dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan subyek setelah diberikan perlakuan. Digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas X SMA Negeri 1 Kulisusu Utara yang berjumlah 30 orang yang kemudian seluruh subyek akan diberikan perlakuan yang sama. Pelaksanaan perlakuan diberikan dengan bentuk latihan menarik katrol berbeban yang bertujuan
unutk
meningkatkan
kekuatan
otot
mempengaruhi kemampuan melakukan tolak peluru.
lengan
yang
dapat
38 51
Menurut Nosek (1982), menyatakan bahwa perlakuan yang diberikan melalui program latihan yang diarahkan dan dilaksanakan secara kontinyu dalam waktu yang mencapai 6-8 minggu perlakuan sudah dapat menujukan pengaruh dari masing-masing perlakuan. Lebih lanjut yang dikatan Fox (1993), menyatakan bahwa latihan yang dilakukan 3-4 perminggu sudah dapat memberikan pengaruh terhadap tubuh seperti peningkatan kecepatan, kekuatan, daya ledak, fleksibilitas, dan daya tahan aerobik, asal dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip latihan. Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan
t tabel dengan ketentuan
-
Jika t-hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
-
Jika t-hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima Berdasarkan hasil uji-t pre test dan post test menujukan bahwa ada
pengaruh latiahan menarik katrol berbeban terhadap kemampuan tolak peluru dimana t hitung =3,8> t
tabel
1,699, hasil menujakan bahwa antara pre test dan
post test mengalami peningkatan kemampuan tolak peluru. D. Implikasi Hasil Penelitian Pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan dikelas ataupun diluar kelas seorang guru tidak hanya dituntut memiliki kompetensi mengajar tetapi juga harus memiliki performa yang bagus terhadap aktifitas olahraga yang mengarah terhadap kemampuan mengoreksi dan memperbaiki kesalahan yang dilakukan peserta didik.disamping itu juga dengan adanya penelitian ini, peneliti juga berharap dapat memberikan kontribusi yang
39 52
signifikan dalam menambah wawasan tentang kepelatihan khususnya yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan pada seseorang atau siswa pada cabang olahraga atletik nomor tolak peluru. Penelitian ini juga bisa menjadi rujukan ilmia bagi sekolah yang ingin meningkatkan kualitas siswanya baik dibidang olahraga maupun pada peningkatan hasil pembelajaran pada mata pembelajaran pendidikan jasmani dan
kesehatan
khususnya
yang
berkaitan
dengan
olahraga
tolak
peluru.Dengan pemberian latihan sebagaimana yang terdapat dalam penelitian ini maka guru secra tidak langsung dapat memperoleh kemudahan dalam mengajarkan ilmu keolahragaan kepada siswanya. Siswa kurang mampu melakukan latihan menarik katrol berbeban secara berulang-ualng sehingga secara bertahap akan mempermudah siswa dalam melakukan gerakan tolak peluru. Dengan demikian berarti tujuan pembelajaran penjas juga akan tercapai melalui pemberian perlakuan tersebut. Hakekatnya pendidikan jasmaini adalah bagaimana meningkatnya perkembangan fisik atau mental peserta didik khususnya yang menyangkut perkembangan gerakan dan perkembngan kecakapan peserta didik setelah menerima proses belajar pendidikan jasmani. Dalam kurikulum satuan pendidikan mata pelajaran pendidikan jasmani disemua tingkat pendidikan baik tingkat sekolah menengah pertama lebih ditekankan pada pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan gerak dan penguasaan gerakangerakan dalam cabang olahraga sehingga sehingga seorang pengajar mengajarkan aspek-aspek diatas secara lugas dan dapat dimengerti serta
40 53
dilakukan oleh siswa. Tugas guru adalah mencermati, mengoreksi dan memperbaiki gerakan-gerakan peserta didik. Dibanding pendidikan
penelitian
ini
juga
diharapakan
dapat
memberikan kontribusi dalam bidang olahraga itu sendiri khusus pada siapapun yang berprofesi sebagai tenaga olahraga seperti platih dan instruktur olahraga pada cabang olahraga atletik. Bagi pelatih cabang olahraga atletik tolak peluru juga bisa memberlakukan program latihan seperti ini kepada atletnya sebagai kombinasi dari program-program latihan yang monoton serta menambah wawasan pengetahuan atlet tentang program latiahan yang akan dilakukan. Hal ini juga sesuai dengan dengan salah satu prinsip latihan yaitu prinsip variasi. Begitu pula bagi instruktur olahraga bisa menambah wawasan keolahragaan sebagai bekal dalam menjalankan profesi sebagai instruktur olahraga. Dasar hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan kontribusi kepada semua pihak khususnya pihak-pihak yang terlibat dalam biodang olahraga sehingga dapat disampaikan secara jelas relevansi hasil penelitian ini baik disekolah maupun ditempat pelatihan olahraga. Sehingga diharapkan dengan adanya upaya pembinaan olahraga yang teratur dan terprogram maka siswa akan lebih leluasa dalam mengembnagkan bakat yang mereka miliki secara serius sehingga tidak menutup kemungkinan siswa yang memang memilki bakat bisa menjadi atlet yang memumpuni serta berprestasi dimasa-masa yang akan datang.
54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan 0,05, maka penelitian ini disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan katrol berbeban terhadap kemampuan tolak peluru pada Siswa SMA Negeri 1 Kulisusu Utara dimana t hitung =3,8 > t tabel = 1,699. B. Saran hasil penelitian ini membuktikan bahwa dengan memberikan latihan menarik katrol berbeban secara teratur dapat meningkatkan kemampuan tolak peluru. Adapun hal-hal yang dapat penulis sarankan adalah sebagai berikut: 1. Kepada pelatih dan pembina khususnya olahraga atletik nomor tolka peluru kiranya dapat menerapkan latihan menarik katrol berbeban sebagai bentuk latihan untuk meningkatkan kemampuan tolak peluru. 2. Disarankan kepada peneliti lain, kiranya dapat melakukan penelitian lanjutan dengan melibatkan bentuk-bentuk latihan lain yang turut mempengaruhi peningkatan kemampuan tolak peluru. 3. Kepada mahasiswa dapat dijadikan rujukan ilmiah dalam menambah wawasan ilmu keolaragaan maupun ilmu pendidikan sebagai guru maupun pelatih.
41
42 55
Lampiran I PROGRAM LATIHAN Nama Program Latihan
: Latihan Fisik
Bentuk latihan
: Latihan menarik katrol berbeban
Lokasi
: SMA Negeri 1 Kulisusu Utara
Lama latihan
: 6 minggu
Minggu
Hari
Jumlah
Set/berat
Ke-
set
beban
repetisi
Intesintas
Istrahat
Latihan
Antar
(kg)
I
II
III
IV
V
VI
Selasa
2
8
Kamis
2
9
Sabtu
3
Selasa
Set Sedang
2 menit
Berat
2 menit
7
Ringan
2 menit
2
8
Sedang
2 menit
Kamis
2
9
Berat
2 menit
Sabtu
3
7
Ringan
2 menit
Selasa
3
9
Sedang
2 menit
Kamis
3
11
Berat
2 menit
Sabtu
4
8
Ringan
2 menit
Selasa
3
9
Sedang
2 menit
Kamis
3
11
Berat
2 menit
Sabtu
4
8
Ringan
2 menit
Selasa
4
11
Sedang
2 menit
Kamis
4
12
Berat
2 menit
Sabtu
5
10
Ringan
2 menit
Selasa
4
11
Sedang
2 menit
Kamis
4
12
Berat
2 menit
Sabtu
5
10
Ringan
2 menit
12
12
12
12
12
12
43 56
Keterangan : - Berat beban maksimal 10 kg dengan rician 12 intesitas latihan - Sedang = 70% dari beban maksimal = 8 - Berat
= 80% dari beban maksimal = 9
- Ringan = 60% dari beban maksimal = 7 Peningkatan beban tiap 2 minggu diambil 20% dari berat maksimal =20% dari 10 kg = 2 kg Catatan : Penentuan beban latihan didasarkan atas uji coba kemampuan maksimal dimana kemampuan latihan tarik katrol berbeban diperoleh rata-rata kemampuan maksimal dengan jumlah repetisi 12. Kemampuan maksimal diambil 80% (berat), 70% (sedang), 60% (ringan).latihan untuk minggiu 1dan 2 dapat ditentukan dengan rincian sebagai berikut : Latihan sedang
:
12 = 8
Latihan berat
:
12 = 9
Latihan ringan
:
12 = 7
Latihan untuk minggu 3 dan 4, ditingkatkan 20% dari repetisi maksimalnya 12 kali untuk memenuhi repetisi over load dengan rincian sebagai berikut :
44 57
Latihan sedang
:
12 = 9
Latihan berat
:
12 = 11
Latihan ringan
:
12 = 8
Latihan untuk minggu 5 dan 6, ditingkatkan 50% dari repetisi maksimalnya menjadi 12 kali untuk memenuhi prinsip over load dengan rincian sebagai berikut : Latihan sedang
:
12 = 11
Latihan berat
:
12 = 12
Latihan ringan
:
12 = 10
Lampiran 2 Deskriptif latihan : katrol berbeban Minggu
: I (Pertama)
Hari
: Selasa
Materi Latihan: 1. Pemanasan permainan (sampel membentuk dua barisan dua baris masingmasing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan kedepan, sesuai aba-aba sampel saling menolak ) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan katrol berbeban 2 set x repetisi
45 58
Intesitas sedang
Istrahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan menggerakan semua persendian
Absen
Hari : Kamis Materi latihan : 1. Pemanasan permainan (sampel membentuk dua barisan dua baris masingmasing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan kedepan, sesuai aba-aba sampel saling menolak ) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan katrol berbeban 2 set x repetisi
Intesitas sedang
Istrahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan menggerakan semua persendian
Absen
46 59
Hari : sabtu Materi Latihan : 1. Pemanasan permainan (sampel membentuk dua barisan dua baris masingmasing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan kedepan, sesuai aba-aba sampel saling menolak ) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan katrol berbeban 2 set x repetisi
Intesitas sedang
Istrahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan menggerakan semua persendian
Absen
Minggu
: II ( kedua )
Hari
: Selasa
Materi Latihan: 1. Pemanasan permainan (sampel membentuk dua barisan dua baris masingmasing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling
47 60
menjulurkan tangan kedepan, sesuai aba-aba sampel saling menolak ) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan katrol berbeban 2 set x repetisi
Intesitas sedang
Istrahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan menggerakan semua persendian
Absen
Hari : Kamis Materi Latihan : 1. Pemanasan permainan (sampel membentuk dua barisan dua baris masingmasing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan kedepan, sesuai aba-aba sampel saling menolak ) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan katrol berbeban 2 set x repetisi
Intesitas sedang
Istrahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
48 61
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan menggerakan semua persendian
Absen
Hari : Sabtu Materi Latihan : 1. Pemanasan permainan (sampel membentuk dua barisan dua baris masingmasing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan kedepan, sesuai aba-aba sampel saling menolak ) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan katrol berbeban 2 set x repetisi
Intesitas sedang
Istrahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan menggerakan semua persendian
Absen
Minggu
: III ( Ketiga )
Hari
: Selasa
49 62
Materi Latihan: 1. Pemanasan permainan (sampel membentuk dua barisan dua baris masingmasing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan kedepan, sesuai aba-aba sampel saling menolak ) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan katrol berbeban 2 set x repetisi
Intesitas sedang
Istrahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan menggerakan semua persendian
Absen
Hari : Kamis Materi latihan : 1. Pemanasan permainan (sampel membentuk dua barisan dua baris masingmasing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan kedepan, sesuai aba-aba sampel saling menolak ) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan katrol berbeban 2 set x repetisi
50 63
Intesitas sedang
Istrahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan menggerakan semua persendian
Absen
Hari : sabtu Materi Latihan : 1. Pemanasan permainan (sampel membentuk dua barisan dua baris masingmasing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan kedepan, sesuai aba-aba sampel saling menolak ) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan katrol berbeban 2 set x repetisi
Intesitas sedang
Istrahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan menggerakan semua persendian
Absen
51 64
Minggu
: IV ( Keempat )
Hari
: Selasa
Materi Latihan: 1. Pemanasan permainan (sampel membentuk dua barisan dua baris masingmasing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan kedepan, sesuai aba-aba sampel saling menolak ) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan katrol berbeban 2 set x repetisi
Intesitas sedang
Istrahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan menggerakan semua persendian
Absen
Hari : Kamis Materi latihan : 1. Pemanasan permainan (sampel membentuk dua barisan dua baris masingmasing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling
52 65
menjulurkan tangan kedepan, sesuai aba-aba sampel saling menolak ) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan katrol berbeban 2 set x repetisi
Intesitas sedang
Istrahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan menggerakan semua persendian
Absen
Hari : sabtu Materi Latihan : 1. Pemanasan permainan (sampel membentuk dua barisan dua baris masingmasing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan kedepan, sesuai aba-aba sampel saling menolak ) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan katrol berbeban 2 set x repetisi
Intesitas sedang
Istrahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
53 66
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan menggerakan semua persendian
Absen
Minggu
: V ( Kelima )
Hari
: Selasa
Materi Latihan: 1. Pemanasan permainan (sampel membentuk dua barisan dua baris masingmasing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan kedepan, sesuai aba-aba sampel saling menolak ) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan katrol berbeban 2 set x repetisi
Intesitas sedang
Istrahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan menggerakan semua persendian
Absen
Hari : Kamis
54 67
Materi latihan : 1. Pemanasan permainan (sampel membentuk dua barisan dua baris masingmasing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan kedepan, sesuai aba-aba sampel saling menolak ) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan katrol berbeban 2 set x repetisi
Intesitas sedang
Istrahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan menggerakan semua persendian
Absen
Hari : sabtu Materi Latihan : 1. Pemanasan permainan (sampel membentuk dua barisan dua baris masingmasing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan kedepan, sesuai aba-aba sampel saling menolak ) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan katrol berbeban 2 set x repetisi
55 68
Intesitas sedang
Istrahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan menggerakan semua persendian
Absen
Minggu
: VI ( Keenam )
Hari
: Selasa
Materi Latihan: 1. Pemanasan permainan (sampel membentuk dua barisan dua baris masingmasing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan kedepan, sesuai aba-aba sampel saling menolak ) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan katrol berbeban 2 set x repetisi
Intesitas sedang
Istrahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan menggerakan semua persendian
56 69
Absen
Hari : Kamis Materi latihan : 1. Pemanasan permainan (sampel membentuk dua barisan dua baris masingmasing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling menjulurkan tangan kedepan, sesuai aba-aba sampel saling menolak ) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan katrol berbeban 2 set x repetisi
Intesitas sedang
Istrahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan menggerakan semua persendian
Absen
Hari : sabtu Materi Latihan : 1. Pemanasan permainan (sampel membentuk dua barisan dua baris masingmasing baris saling berhadapan kemudian keseluruhan sampel saling
57 70
menjulurkan tangan kedepan, sesuai aba-aba sampel saling menolak ) selama 10 menit. 2. Latihan inti 45 menit
Melakukan katrol berbeban 2 set x repetisi
Intesitas sedang
Istrahat 2 menit
Latihan tolak peluru 2 kali perorang
3. Peregangan
Melemaskan semua otot tubuh dan menggerakan semua persendian
Absen
Lampiran 3 Data kemampuan tolak peluru pre test( X1) dan post test ( X2) sampel Data penelitian No
Data pre-test (X1)
Data post-test (X2)
1
7,35
8,90
2
8,35
8,85
3
6,91
7,68
4
7,30
7,89
5
10,38
10,51
6
7,90
8,60
7
8,54
9,45
8
6,40
7,65
9
9,57
9,96
10
7,85
8,65
11
8,75
9,35
58 71
12
6,84
7,55
13
8,90
9,25
14
7,75
8,75
15
8,85
9,45
16
7,45
8,90
17
6,85
8,35
18
7,60
7,90
19
6,75
7,92
20
6,70
7,86
21
8,61
9,55
22
6.84
7,64
23
7,74
8,65
24
8,30
8,90
25
8,05
8,85
26
8,75
9,96
27
7,37
8,55
28
7,30
7,98
29
8,92
9,85
30
7,65
8,85
Jumla
236,94
262,25
Mean
7,90
8,66
SD
0,92
0,80
Varians
0,85
0,64
Lampiran 4 Uji homogenites data pre test (X1) dan post test (X2) sampel tolak peluru Nilai-nilai yang diperlukan adalah sebagai berikut: S1 = 0,92
59 72
S12 = 0,85 S2 = 0,80 S22 = 0,64 Perhitungan
F=
F=
F =1,32 F tabel (20:20) = 2,12 Lampiran 5 Uji-t data pre test (X1) dan post test (X2) sampel tolak peluru X1
= 7,90
X2
= 8,74
S
= 0,85
S
= 0,64
n
= 30
Sgab = 0,85 Perhitungan x2-x1 t= Sgab
60 73
Sgab =
√(
)
(
)
=√
(
)
(
)
=√
=√
=√ =√ Sgab = 0,85 8,66-7,90 t= 0,77√ 0,76 t= 0,85√ 0,76 = 0,85√ 0,76 = 0,77 . 0,24 =
0,76 0,20
t = 3,8ttabel(29 : 0,05 ) =1,699
74
DAFTAR PUSTAKA Annrino, K.L., 1986. Development Conditioning For Woman and Man. The Mosby company, St Luois America. Aip Syarifuddin, 1996. Teknik Dasar tolak Peluru Cara Mengambil Awalan Ahmad, Asrif, 1998. Ilmu Kepelatihan. Bahan Kuliah FKIP Unhalu Kendari Balley 1986. Penguasaan Gaya Teknik Menolak Djoko Pekik Irianto. (2002). Dasar kepelatihan . Yogyakarta: FIK UNY.Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Yogyakarta. Drowatzky, 1999 Faktor-Faktor yang mempengaruhi kecepatan. Engkos Kosasih. 1984.Olahraga Tekhnik dan Program Latihan, Jakarta: Akademika Presindo. Harsono,1988. Power merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum. Hairy.J, 2008. Power merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan tenaga secara eksplosive. Jesjever, 1992.Belajar dan berlatih atletik umum.Pionir Bandung Munasifa: (2008:45-55) Atletik Cabang Lempar, Penerbit Aneka Ilmu, Cetakan: September 2008. Max Konjongian,1993. Latihan isotonic mengembangkan kombinasi kekuatan dan daya tahan Rorenpandey, F.G.E. 1980. Lompat dan Lempar, PT. Pembangunan Jakarta. Radclif,1992. Frekuensi dorongan sebaiknya dilakukan 1-2 menit untuk setiap set. Syaifuddin, 1992. Koordinasi adalah kemampuan untuk mengkombinasi gerakan.
75
Sugiono,1998.
Metode
dalam
Penelitian
Pendidikan,
Pendekatan
Kuantitatif,Kualikatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Bandung. Suharno, 1984. Metodologi pelatihan. Yogyakarta: Unit Penerbitan IKIP Yogyakarta. Sukadiyanto, 2005. Pengantar Teori Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Yogyakarta. Sadoso, 1987.Petunjuk Praktis Kesehatan Olahraga. Jakarta; PT. Pustaka Karya Grafika Utama Saiful, 1999. Latihan Cros Over, Isthata Akatif dan Istrahat Pasif, Jurnal Kema Pendidikan FKIP Unhalu. Sajoto, M. 1988. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga.Semarang; Dahara Prize.Universitas Negeri Yogyakarta. Suyatno.2010; Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Untuk SD/MI. Pusat Pembukuan Depdiknas.Jakarata. Sajoto,
1995.
Pembinaan
Kondisi
Fisik
Dalam
Olahraga.
PendidikanTinggi, Jakarta. Depdikbud. Sumber:http://meutuah.com/edukasi/teknik-dasar-tolak-peluru.htm Sumber:ienthanz-sadja.blogspot.com Sumber:www.statistikaceria.blogspot.com sumber:http://my blogspot.com/2016// sumber:http:// Aturan permainan-blogger.com/2016// sumber:http:// rosy46nelli- Wordpress.com/2015// sumber:http://aturan permainan- blogger.com/2015//
Direktorat
61 76
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PEMANASAN
62 77
DOKUMENTASI MELAKUKAN TOLAK PELURU
6378
DOKUMENTASI LATIHAN KATROL BERBEBAN
79 64
DOKUMENTASI PENGUKURAN HASIL TOLAK PELURU
80
81