PERSPEKTJF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Kasus "Susu Bantal Real Good" Pada PT. So Good Food) Nm·ul Aisyah Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Infotmatika Jln. Kramat Raya No. 25, Jakarta Pusat. Indonesia Email: nurul aisyahl O@ yahoo.co.id
ABSTRACT A company in issuing products shou/4 be adapted to the needs and desires of consumers. So the product can compete in the market, making the consumer has many alternative product options bifore making a decision to buy a product offered. Excellence-excellence of the products can be known by consumers and it could make consumers interested in using the strategy in marketing. The promotion is being done to give the company's marketers or product information, to persuade, or remind consumers of the benefits of products. This research is aimed to analyze the factors that influence Customer devesion to buy Susu Banta! Real Good prepaid in the study area. The problem was identified that Susu Banta/ Real Good, especially in the study area. Willingness to buy ofprepaid Susu Banta! Real Good is hypothesized to be influenced by product quality, promotions, deciding buying. Factors influencing purchasing decisions in writing this limit with two variables that influence purchasing decisions, namely product quality and Promotion. There 100 samples were selected from the users from using Statistical Package for Social Sciences study area. Regressiori estimated technique is used analyze the Data SPSS. Research methods that will be used is Quantitative. Used to examine Population or a particular Sample. The technique of sampling done by Random, the collection of Data by using a specific Research Instruments, data analysis Quantitative or Statistical nature aimed at testing the Hypothesis that has been set. The results show that the model is fairly good and the variables of Product quality, promotion 's attractiveness and price significantly influenced the willingness to buy ofSusuBantalReal Good prepaid product. Keywords: product quality, promotion's attractiveness, willingness to Buy, regression, Susu Banta/ Rea/Good I.
PENDAHULUAN Suatu perusahaan dalam mengeluaikan produk sebaiknya menyesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu maka produk dapat bersaing di pasaran, sehingga menjadikan konsumen memiliki banyak altematif pilihan produk sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan. Keunggulan keunggclan dari produk dapat diketahui olel1 konsumen dan bisa membuat konsun1en tertarik dengan mengunakan strategi dalam pemasaran. Promosi merupakan usaha yang dilakukan pemasar atau perusahaan untuk memberikan infommsi produk, membujuk, atau mengingatkan konsumen akan manfaat produk. Di era persaingan bisnis atau era yang diyakini pula sebagai era .ketidakpastian, terdapatlah fase pertumbuhan yang tidak: menentu. Salah satu penyebabnya adalah tingginya tingkat persaingan di dunia bisnis, baik bisnis lokal maupun global. Tingkat persaingan yang ketat antara perusahaan menyebabkan perusahaan hams benar-benar memikirkan strategi yang tepat dalam
180
menghadapi persaingan tersebut. Sejak dalmlu makanan menempati urutan teratas dalam pemenuhan kebutuhan manusia, sehingga masalah pangan dikategorikan kedalam Kebutuhan primer atau kebutullan pokok. Dengan alasan itu manusia tidak dapat melepaskan kebutuhannya untuk makan, karena dengan makan manusia dapat melangsungkan hidupnya. PT. So Good Food atau JAPFA adalal1 sebual1 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indonesia yang memiliki beberapa Divisi, antara lain Divisi Unggas yang memiliki pembagian dengan semua industri m1ggas terkait, seperti pabti.k: pakan, breading pertanian, petemakan komersial, slaughter rumah, daging ayam beku, nilai tambah produk daging nugget ayam, ikan nugget, nugget udang, daging sapi nugget dengan Merek 'SO GOOD' dan semuanya bersertifikasi halal. PT. So Good Food juga mengeluarkan Produk Real Good yang berbentuk Susu Cair yang berasal dari susu yang Segar. Maksudnya adalah Ball an Baku yang digunakan berasal dati sapi yang ada di daerall petemakan yang mereka miliki. Semua Sapi-sapi Real Good adalah sapi-
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
sapi terpilih yang paling sehat dan didatangkan langsung dari Australia. Sapi-sapi tersebut didatangkan ke Indonesia dengan pesawat terbang khusus. Petemakannya dikelola secara modem, terletak di kaki Gunung Kawi Jawa Timur, yang berudara bersih dan sejuk. Untuk mempertahankan Kualitas Susu, Pabrik pengolahnya pun terletak bersebelahan dengan petemakannya, yang merupakan satu-satunya di Indonesia. Sehingga proses pembuatannya benar-benar tidak tersentuh oleh tangan manus1a. Real Good dikemas dengan menggunakan kemasan khusus yang kini biasa disebut Susu Bantal. Kemasan yang diproduksi oleh Tetra Pack ini merniliki beragam kelebihan. Kemasan ini mempunyai 6 lapisan yang melindungi Susu dengan baik sehingga mampu mempertahankan kualitas dan kesegaran Susu. Dengan Menangani sendiri distribusi Real Good, maka Real Good bisa dijumpai dengan mudah sampai ke pelosok pelosok di seluruh Indonesia. Anak-anak begitu menggemari Susu yang terbuat dari Susu Segar berkualitas ini, dan tersedia dalam 5 rasa pilihan: Full Cream, Cereal, Vanilla, Cereal Coco, dan Cereal Stroberi. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Tentang Strategi Pemasaran Menurut Saidi (2006), Strategi adalah penetapan arah keseluruhan dari sebuah bisnis untuk mencapai tujuan perusahaan. David (2005), mengatakan bahwa strategi adalah sesuatu cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Tujuan jangka panJang menyangkut keberlangsungan Perusahaan. Oleh karena itu perusahaan hams benar-benar memperhitungkan tujuan jangka panjang yang dibuat. L Jauch dan F. Glueck (2000) mengatakan bahwa strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan bersaing perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang di rancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat tercapai. Pemasaran adalah proses bisnis yang dinarnis karena merupakan sebuah proses integrasi yang menyeluruh dan bukan gabungan aneka fungsi dan pranata yang sesum (Angipora, 2004:5). Definisi pemasaran adalah proses sosial dimana dengan proses itu, individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
produk dan jasa yang bemilai dengan pihak lain (Kotler, 2005) Sedangkan menurut Alma (2004), pemasaran adalah segala kegiatan untuk menyampaikan barang-barang ke tangan (rumah tangga) dan ke konsumen industri, tetapi tidak termasuk kegiatan perubahan bentuk barang. A. Variabel Strategis Menurut Saidi (2006) ada dua variabel besar dalam Strategi Pemasaran, yaitu : 1. Variabel yang tidak dapat di kontrol a. Keadaan Persaingan Adalah suatu kesulitan bagi seorang pengusaha untuk menduga kapan saingan bam akan muncul. Oleh sebab itu pengusaha hams selalu memperbaiki produk atau pelayanan usahanya. Prinsip selalu memperbaiki mutu meski tidak ada saingan adalah suatu kegiatan yang hams selalu diperhatikan. b. Perkembangan Teknologi Kapan akan muncul Teknologi bam yang memperbaiki proses produksi baik dari segi efisiensi maupun dari segi model sulit diduga. Untuk mengisi hal ini pengusaha hams mencoba menggunakan teknologi bam lebih cepat dari saingannya. Namun hal ini juga ada resiko, teknologi yang bam muncul akan disusul oleh teknologi lain yang lebih canggih. Oleh sebab itu perlu pertimbangan yang matang. c. Perubahan Demografik Dengan adanya Program Keluarga Berencana di Indonesia, maka laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan, volume 1m berpengaruh terhadap penjualan barang-barang tertentu. d. Kebijakan Politik dan Ekonorni Perubahan-perubahan peraturan pemerintah dalam bidang ekonorni, pembatasan kredit, politik moneter, ataupun perubahan-perubahan politik dan Perubahan pejabat, dapat mempengaruhi jalannya kegiatan bisnis. Perubahan-perubahan tidak dapat diduga sebelumnya. e. Sumber Daya Alam Dalam beberapa hal sumber daya alam ini sulit diramal kapan berkurang atau ditemukan sumbersumber bam. 2. Variabel yang dapat di Kontrol a.
Timing
Disini para pengusaha hams menjaga waktu, kapan harus mulai melancarkan pemasaran, dan kapan sebuah toko 18 1
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
atau restoran hams dibuka. Dengan menJaga ketepatan waktu, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan berlipat ganda, disamping keutungan berupa materi, JUga pengalaman, dan cepat eli kenai konsumen. Disini1ah 1etak tepatnya ungkapan Time Is Money, waktu itu adalah uang, siapa duluan ia dapat. Jika kita sudah mulai, kita tidak bo1eh lengah terhadap kemungkinan masuknya saingan bam, dengan cara selalu menJaga mutu barang, pelayanan, dan sebagainya. b.
Market Budget
Strategi penetapan jumlah dana untuk kegiatan marketing sangat mempengaruhi keberhasilan pemasaran. Pada umumnya apabila dana bertambah untuk kegiatan marketing maka jumlah penjualan meningkat. Namun bukan berarti, jumlah peningkatan dana kegiatan marketing, akan otomatis meningkatkan jumlah penjualan. Kal au berlaku rumus bahwa dana marketing seiring dengan peningkatan penjualan, maka seluruh produsen akan sukses, semua barang akan laku, hanya dengan strategi menambah anggaran belanja marketing. Berapa besarnya jumlah anggaran marketing 1m, sangat belanja tergantung pada barang yang dipasarkan, dan sesuai pula dengan pengalaman pengusaha. Umumnya untuk barang-barang mewah akan lebih banyak anggaran belanja pemasaran, dibandingkan dengan barang-barang biasa. Biasanya biaya marketing, lebih banyak tersedot untuk urusan promosi, berupa iklan surat kabar, radio, spanduk, tempelan tempelan, hadiah, dan sebagainya. Demikian pula dengan biaya personal selling untuk melayani para Konsumen yang besarnya dapat mencapai 50-60% dari harga jual. c.
Market Segmentation
Dalam kebijakan pemasarannya, pengusaha hams menetapkan arah strategi pemasaran dan sasarannya. Apakah sasaran pemasaran ditujukan keseluruh lapisan masyarakat, atau hanya menetapkan segmen pasar tertentu saja.
182
B. Persaingan Tentukan Strategi Perubahan dipacu oleh teknologi, ekonomi, politik I hukum, sosiokultural, dan kekuatan pasar. Kekuatan Pasar berlaku sebagai "Value Migration" (sarana pembawa nilai) dalam industri. Mereka mengubah pola persaingan dan oleh karena itu sebuah perusahaan wajib mengawasi aktivitas-aktivitas pesaing dalam usaha menciptakan strategi yang tepat. C.
Pelanggan dan Perubahan
Konsumen dalam memutuskan pembeliannya tidak hanya pada kualitas semata, tetapi juga pada harga. Pada masa sebelum krisis, masyarakat Asia cenderung menjadi konsumen yang berorientasi pada kualitas (quality oriented). Selama terjadi krisis ekonomi, mereka akhimya bergeser dari kualitas (qulity driven} nilai akhimya menjadi konsumen yang eli dorong oleh harga (price driven}.
1.
2. 3. 4. 5.
Strategi yang bisa diterapkan antara lain : Mengurangi konsumsi dengan mengurangi jumlah yang digunakan untuk pengeluaran atau mengurangi frekuensi pemakaian. Strategi substitusi Membeli merek-merek yang lebih murah. Berhenti konsumsi secara total. Memperpanjang jangka waktu pemakaian.
Para pemasar hams mampu menerapkan strategi yang tepat, mengahadapi perubahan perilaku konsumen tersebut. Banyak cara bisa dilakukan mulai dari Perubahan produk sampai strategi mengubah harga. 2.2 Pengertian Pemasaran Dan Keputusan
Pembelian Menurut Assauri (2004), Pemasaran dalam arti sempit oleh para Pengusaha sering diartikan sebagai pendistribusian, te1masuk kegiatan ynag dibutuhkan untuk menempatkan produk yang berwujud pada tangan konsumen rumah tangga dan pemakai industri. Pengertian ini tidak mencakup kegiatan mengubah bentuk barang, akan tetapi pengertian tentang pemasaran sebenarnya lebih luas dari kegiatan tersebut. Dari pandangan lain, pemasaran diartikan sebagai kegiatan penciptaan dan penyerahan tingkat kesejahteraan hidup kepada anggota masyarakat. Menurut Alma (2007), marketing adalah proses perencanaan konsepsi, harga, promosi dan distribusi ide, menciptakan peluang yang memuaskan individu dan sesuai dengan tujuan organ1sas1.
PERSPEKTIF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012
Menurut Kotler dalam Iswayanti (2010), pengertian keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan dimana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Proses keputusan pembelian merupakan suatu perilaku konsumen untuk menentukan suatu proses pengembangan keputusan dalam membeli suatu produk. Proses tersebut merupakan sebuah penyelesaian masalah harga yang terdiri dari lima tahap (Kotler, 1997). 2.3 Teori Tentang Produk
Menurut Saidi, (2006), produk adalah elemen kunci dalam proses penawaran pasar (marketing offering}. Dalam merencanakan sebuah pemasaran dimulai dengan memformulasikan produk untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan. Menurut Alma, (2007), produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya. Menurut Kotler (2001), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan dipasar, untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, event, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan ide. Jadi Produk itu bukan hanya berbentuk sesuatu yang berwujud saja, seperti makanan, pakaian dan sebagainya, akan tetapi juga sesutu yang tidak berwujud seperti pelayanan jasa. Semua diperuntukan bagi pemuasan kebutuhan dan keinginan (need and wants) dari konsumen. Konsumen tidak hanya membeli produk sekedar memuaskan kebutuhan (need}, akan tetapi juga bertujuan memuaskan keinginan (wants). A. Konsep Kualitas Produk Definisi dari kualitas produk adalah mencerminkan kemampuan produk untuk menjalankan tugasnya yang mencakup daya tahan, kehandalan atau kemajuan, kekuatan, kemudahan dalam pengemasan dan reparasi produk dan ciri-ciri lainnya (Kotler dan Amstrong (1997). Menurut Adam and Ebert (2002), menyatakan bahwa "Quality is the Customer's Perception". Artinya bahwa pelanggan menilai baik buruknya kualitas suatu produk itu
produk berdasarkan persepsinya. Suatu dikatakan berkualitas jika memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli. Kualitas ditentukan oleh pelanggan, dan pengalaman mereka terhadap produk atau jasa. Adapun tujuan kualitas produk adalah sebagai berikut (Kotler, 2005) : 1. Mengusahakan agar barang hasil Produksi telah dapat mencapa1 standar yang ditetapkan. 2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin. 3. Mengusahakan agar biaya desain dari produksi tertentu menjadi sekecil mungkin. 4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin. Menurut Assauri (2002), mutu atau kualitas produk dipengaruhi oleh faktor yang akan menentukan bahwa mutu barang dapat memenuhi tujuannya, yaitu untuk meningkatkan volume penjualan. Menurut Assauri dalam Iswayanti (2010), mutu atau kualitas produk dipengaruhi oleh faktor yang akan menentukan bahwa mutu barang dapat memenuhi tujuannya yaitu untuk meningkatkan volume penjualan. B. Teori Tentang Promosi Menurut Saidi (2006), promosi merupakan aktivitas komunikasi yang memiliki tujuan menawarkan produk, jasa, atau ide melalui saluran distribusi. Dilakukan oleh penjual yang membujuk pembeli untuk menerima, menjual kembali, menyerahkan atau menggunakan produk, jasa atau ide yang ditawarkan. Promosi berusaha mempengaruhi Pengetahuan, sikap dan tindakan audiens dan membujuk mereka untuk menerima konsep, jasa atau sesuatu. Antara promosi dan produk tidak dapat dipisahkan, ini bagaikan dua sejoli yang saling berangkulan untuk menuju suksesnya pemasaran. Disini hams ada keseimbangan produk, baik sesuai dengan selera konsumen, maupun diikuti dengan teknik promosi yang tepat, sehingga akan sangat membantu suksesnya usaha marketing. Termasuk didalam kombinasi promosi ini adalah kegiatan-kegiatan periklanan, personal selling, promosi penjualan, publicity, yang kesemuanya dipergunakan untuk meningkatkan penjualan. Menurut Alma (2007), Tujuan utama promosi adalah memberi informasi, menarik perhatian dan selanjutnya memberi pengaruh pada peningkatan penjualan Suatu kegiatan promosi jika dilaksanakan dengan baik dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam membelanjakan uangnya. Promosi berusaha agar demand tidak elastis. Promosi dapat 18 3
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
membawa keuntungan baik bagi produsen maupun konsumen. Keuntungan bagi konsumen ialah dapat mengatur penge1uaranya menjadi lebih baik. Misalnya Konsumen yang membaca iklan, ia dapat membeli barang yang lebih murah. Keuntungan bagi produsen ialah promosi dapat menghindarkan persamgan berdasarkan harga, konsumen membeli barang karena tertarik pada mereknya. Produksi menimbulkan goodwill terhadap merek. promosi bukan saja meningkatkan penjualan tetapi juga dapat menstabilkan produksi. Keuntungan selanjutnya ialah perusahaan goodwill besar akan dapat memperoleh modal dengan mudah. Ada beberapa metode promosi yang sering digunakan, menurut Basu dan Irawan (2005) yaitu: 1. Pengiklanan (Advertising} Pengiklanan merupakan sebuah bentuk komunikasi non personal yang hams diberi imbalan (pembayaran) tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang disampaikan kepada khalayak dengan bantuan media massa. Para individu dan organisasi menggunakan pengiklanan untuk tujuan promosikan barang, jasa dan ide. Ada berbagai macam keuntungan yang diraih melalui pengiklanan antara lain: a. Merupakan Metode yang teramat efisien dipandang dari sudut biaya, karena dapat menjangkau sejumlah besar orang dengan biaya yang rendah. b. Pengiklanan memungkinkan pesan yang bersangkutan diiklankan berulang kali. dapat menimbulkan c. Pengiklanan pengaruh baik atas citra umum perusahaan. d. Pemilihan media pengiklanan akan tergantung pada : daerah yang akan dituju, konsumen yang diharapkan, daya tarik yang digunakan oleh media media tersebut dan fasilitas yang diberikan oleh media-media tersebut dalam hal biaya. 2.
3.
menyesuaikan pesan mereka guna memperbaiki komunikasi. Sales Promotion (Promosi Penjualan) Promosi Penjualan merupakan sebuah aktivitas dan atau bahan yang bertindak sebagai perangsang langsung, yang menawarkan nilai tambah atau intensif untuk produk tertentu, kepada pihak yang menjual kembali, para tenaga penjual dan para pelanggan. Tujuan dari Sales Promotion (Promosi Penjualan) adalah: a. Menarik para pembeli barn. b. Memberi hadiah atau penghargaan kepada konsumen / langganan lama. c. Meningkatkan daya pembelian ulang. d. Menghindarkan konsumen lari merek lain. atau e. Mempopulerkan merek meningkatkan loyalitas. penjualan j f. Meningkatkan volume angka pendek dalam Rangka Memperluas "Market Share " Jangka Panjang.
Menurut Alma (2007) Terdapat beberapa cara dalam me1akukan Promosi Penjualan, yaitu 1. Display
Merupakan keinginan membeli sesuatu yang tidak didorong oleh sesorang, tetapi didorong o1eh daya Tarik, atau oleh penglihatan ataupun oleh perasaan lainnya. Display berarti berusaha mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung (direct visual appeal).
Adapun tujuan dari display antara lain : a. Untuk menarik perhatian (attention interest) para pembeli. Hal 1m dilakukan menggunakan warna-warna, lampu-lampu dan sebaginya. keinginan b. Untuk menimbulkan memiliki barang-barang yang dipamerkan ditoko (attention interest), kemudian para konsumen masuk kedalam toko dan melakukan pembelian.
Personal Selling (Penjualan Tatap Muka)
Penjualan Tatap muka merupakan sebuah proses, dimana para pelanggan diberi informasi dan mereka dipersuasi untuk melalui membeli produk-produk komunikasi secara personal dalam situasi pertukaran. Tidak seperti Pengiklanan yang tidak menghasilkan umpan balik dengan segera, Personal Selling justru sebaliknya mendapatkan Feedback dengan segera, yang memungkinkan para pemasar
184
2.
Show
Untuk Sales Promotion, senng JUga digunakan Show. Mengenai Show ini sudah banyak dikenal dimasyarakat kita, seperti Mode Show , Batik Show dan sebagainya. 3.
Exposition
Merupakan alat yang mudah untuk promosi ditingkat Intemasional. 4.
Demonstration
Memperlihatkan kepada khalayak ramai,
PERSPEKTIF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012
5.
6.
percobaan pembuatan suatu produk atau peragaan alat kosmetik.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Trading Stamps Trading Stamps adalah cap dagang yang diberikan pada bon penjualan. Trading Stamps adalah cara yang sangat efektif
1.1. Demografi Responden
untuk menarik langganan, karena untuk mendapatkan hadiah premium seorang pelanggan hams dapat mengumpulkan sejumlah trading stamps. Consumer Promotion dan Dealer Promotion Consumer Promotion adalah promosi yang
diarahkan
7.
8.
kepada
konsumen,
sedangkan
Dealer promotion diarahkan kepada para penyalur (retailer}. Special Sales (Jual obral) Special Sales ini dapat dilakukan untuk
semua barang-barang yang dijual dalam suatu toko, tetapi dapat juga departemen tertentu dari toko tersebut. Hubungan Masyarakat (Humas) Hubungan Masyarakat sebagai sebuah fungsi pemasaran merupakan perluasan alamiah dari konsep pemasaran, yang pada setiap dasarnya menyatakan bahwa keputusan pada orgarusas1 hams berpengarull positif atas para pembeli.
III. METODE PENELITIAN Metode Penelitian yang akan digunakan adalah Metode Penelitian Kuantitatif. Metode Penelitian Kuantitatif menurut Sugiyono (2009), adalah metode penelitian berdasarkan pada filsafat Postpositivisme, yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu. Teknik Pengambilan Sampel biasanya dilakukan dengan cara Random, Pengumpulan Data dengan menggunakan Instrumen Penelitian tertentu, Analisis data bersifat Kuantitatif atau Statistik yang bertujuan menguji hipotesis yang sudah ditetapkan. Hipotesis adalah suatu pemyataan sementara atau dugaan yang paling memungkinkan yang masih hams dicari Kebenarannya. Hubungan dalam Penelitian ini memiliki Hipotesis sebagai berikut : H 1 : Kualitas Produk berpengarull terhadap Keputusan Pembelian H 2 : Promosi berpengarull terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dihipotesiskan bahwa: Kualitas Produk dan Promosi berpengarull terhadap Keputusan Pembelian Pada Susu Bantal Real Good di PT. So Good Food.
A. Gambaran Umum Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Susu Bantal Real Good pada PT. So Good Food. Responden yang menjadi objek penelitian ini beljumlah 100 orang. Ini sesuai dengan metode pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini yaitu Accidental Berdasarkan data dari 100 Sampling. Responden, melalui daftar pemyataan tentang kondisi responden tentang umur, j enis kelamin, pendidikan terakhir, pekeljaan dan pendapatan perbulan. Penggolongan yang dilakukan kepada responden dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara j elas dan akurat mengenai gambaran responden sebagai obj ek penelitian lill.
B. Deskripsi Umur
Responden
Berdasarkan
Dalam Penelitian ini informasi mengenai umur adalah informasi yang sangat penting. Hal ini dikarenakan perbedaan umum pada setiap konsumen atau secara khususnya masing masing responden akan mempengaruhi pengetahuan dan sikap dalam melakukan keputusan pembelian atau lebih keselera dan kepantasan dalam melakukan pembelian. Tabel 1 : Kategori Umur Responden Presentase Umur Jumlah 25 25 12 -20 Tahun 21- 25 25 2 25 Tahun 26 -30 28 3 28 Tahun 4 31- 40 15 15 Tahun 7 > 40 Tahun 7 5 Sumber : Data Primer yang diolah, 2012 No 1
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa untuk umur responden yang terbanyak adalah yang berumur antara 26 - 30 tahun sebanyak 28 (28%), diikuti dengan usia responden berumur 12 - 25 tahun sebanyak 25 orang (25%). Proporsi demikian menunjukkan adanya distribusi umur yang mencolok adalah pada umur yang produktif. Hal ini disebabkan karena pada umur tersebut biasanya seseorang memiliki kesenangan yang cukup banyak dibanding pada umur tua. 18
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
C.
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Informasi mengenai jenis ke1amin dalam penelitian ini merupakan salah hal yang penting juga karena dapat mempengaruhi kebutuhan sehingga akan berpengaruh pada pilihan dalam keputusan pembelian. Tabe1 2: Kategori Jenis Ke1amin Responden Jenis Jumlah Presentase Kelarnin ReSI:Jonden Laki-laki 43 43 57 2 57 Perem2uan Total 100 100 Sumber: Data Primer yang diolah, 2012 No
Diketahui bahwa untuk jenis kelarnin laki laki memiliki jumlah yang lebih sedikit dibanding j enis kelamin perempuan yaitu 43 laki-laki dan 57 perempuan. Hal ini nampaknya menunjukkan bahwa laki-laki memiliki sedikit aktivitas dan keinginan pembelian dibandingkan dengan perempuan. D. Deskripsi Responden Pendidikan
Berdasarkan
Pengetahuan dapat dipengaruhi tingkat pendidikan formal sehingga akan mempengaruhi akan mempengaruhi juga pada pengetahuan akan atribut-atribut yang mempengaruhi keputusan pembelian. Sehingga dapat dimungkinkan bahwa semakin tinggi pendidikan formal akan semakin tinggi pula pengetahuan mengenai atribut-atribut yang mempengaruhi keputusan pembelian. Oleh karena itu informasi mengenai pendidikan terakhir akan menjadi informasi yang cukup penting dalam penelitian ini. Tabel 3 : Tingkat Pendidikan Terakhir Responden No Pendidikan Jumlah Persentase 1 1 SD 10 2 SLTP 10 41 SMU 41 3 4 Dii:Jloma 19 19 5 Sarjana 27 27 Sumber: Data Primer yang diolah 2012 Tabel 3, menunjukkan bahwa sebanyak 46 Responden (46%) berpendidikan perguruan tinggi, diikuti o1eh responden yang berpendidikan SMU sebanyak 41 orang atau 41%. Hal ini memberikan penjelasan bahwa konsumen berpendidikan perguruan tinggi
186
merupakan konsumen potensial pembelian Susu Bantal Real Good. E. Deskripsi Pekerjaan
Responden
dalam
Berdasarkan
Salah satu informasi yang tidak kalah penting dalam penggolongan responden ini adalah pekerjaan. Pekerj aan mempunyai kaitan erat dengan penghasilan, sedangkan penghasilan sendiri mempunyai hubungan dengan konsumen dalam memutuskan melakukan pembelian. Deskripsi Responden berdasarkan Jerns pekerjaan: Tabel 4 : Jenis Pekerjaan Responden No 1 2 3 4 5
Pekerjaan Jumlah Persentase Siswa 15 15 Mahasiswa 29 29 Swasta 14 14 Wiraswasta 34 34 7 Pegawai 7 Ne eri Sumber: Data Primer yang diolah 2012 Tabel 4, menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah pekerjaannya sebagai wiraswasta sebanyak 34 orang atau (34%) dan diikuti oleh responden sebagai mahasiswa yaitu sebanyak 29 orang atau (29% ). F. Deskripsi Responden Pendapatan
Berdasarkan
Pola pembelian suatu produk dapat dipengaruhi oleh pendapatan konsumen. Semakin tinggi pendapatan dapat dimungkinkan mempunyar kemampuan untuk melakukan pembelian yang tinggi pula sesuai dengan kemampuan. Olah karena itu perusahaan hams mampu mengetahui kemampuan konsumen dalam melakukan pembelian dengan cara menerapkan strategi yang tepat terutama dalam menciptakan produk yang kualitas dan manfaatnya sesuai dengan pendapatan konsumen. Sehingga dalam Penelitian ini deskripsi berdasarkan pendapatan merupakan hal yang penting untuk diketahui. Berikut ini adalah deskripsi berdasarkan tingkat pendapatan perbulan. Tabel 5, menunjukkan bahwa sebagian responden adalah dengan pendapatan > Rp. 5.000.000 yaitu sebanyak 31 orang atau 31%, Hal ini menunjukkan kalangan orang yang memiliki pendapatan yang tinggi, sebagai salah satu konsumen Susu Bantal Real Good.
PERSPEKTIF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012
Kategorijawaban responden dapat dijelaskan sebaga berikut: 1,00-1,80 = Kondisi sangat rendah atau sangat tidak baik yang menunjukkan kondisi variabel yang masih sangat rendah atau sangat kecil dimiliki olah variabel penelitian. 1,81-2,60 Kondisi rendah atau tidak baik yang menunjukkan kondisi variabel yang masih rendah atau kecil dimiliki olah variabel penelitian . 2,61-3,40 = kondisi sedang atau cukup yang menunjukkan kondisi variabel yang sedang atau cukup dimiliki olah variabel penelitian. 3,41-4,20 = kondisi tinggi atau baik yang menunjukkan kondisi variabel yang tinggi atau naik: dimiliki olah v-ariabel penelitian 4,21 - 5,00 kondisi sangat tinggi atau sangat baik yang menunjukkan kondisi variabel yang tinggi atau naik dimiliki olah variabel penelitian.
Tabel 5 :Tingkat Pendapatan Responden Pendapatan Jumlah Persentase < Rp.100.000 2 2 2 Rp.lOOOOO17 17 Rp. 500.000 Rp. 500.000 3 18 18 Rp. 1.000.000 4 Rp. 1.000.000 28 28 -Rp.5.000.000 5 >Rp.5.000.000 31 31 Somber : Data Primer yang diolah 2012 No
1
4.2. Deskripsi Data Analisis ini bertujuan untuk menmJau jawaban dari responden terhadap masing masing pertanyaan yang menjadi instmmen penelitian ini. Dalam hal ini dikemukakan mengenai Deskripsi jawaban responden terhadap variabel-variabel yang diteliti, sehingga akan dapat diketahui intensitas kondisi masing-masing variabel. Intensitas Kondisi dari masing masing variabel dapat dibedakan menjadi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Untuk mengetahui frekuensi intensitas kondisi masing-tnasiog variabel dapat diketahui dengan perkalian antara skor tertinggi dalam setiap variabel dengan jumlah item pertanyaan yang ada setiap variabel yang kemudian dibagi dalam 5 kategori yaitu sangat tioggi, tinggi, sedang, reodah dan sangat rendah RS =
4.3. Uji Persyaratan Analisis
m-n 5-l .k-- -= 0 ,8
A. Uji Normalisasi Data Pengujian Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel mengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Gozali, 2006)
5
Keterangan: RS = Rentang Skala m = Skor Maksimal n = Skor Minimal k = Jumlah Kategori
Dependent Variable:TOTALKUALITASPEMBELIAN
0
'I
,..
L
>
"c»
1:
,..
:J
0
1\
1/
u..
t
s
)-
n
0 ·0
\
·4
·1
(
2
Regression Standardized Residu i
18
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
NormalP-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable:TOTALKUALITASPEMBELIAN
0. ..0 0
...
Q.
E 0.6 ::J
0
...,
.
! <> 0.4 Q.
Jl 0.
0.2
0.6
0.4
0.6
1 .0
Observed Cum Prob
Gambar 1: Grafik Histrogram Swnber : Data Olahan Penjelasan Gambar 1 Jika data menyebar disekitar Garis Diagonal dan mengikuti Arab Garis Diagonal atau Gra:fik Histrogramya
menunjukan Pola Disttibusi Normal, maka Model memenuhi Aswnsi Notmalitas (Gozali, 2006)
Tabel6:: Descriptive statistics Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Unstandar dized Residual
100 -1.18908E1
ValidN (listwise)
100
3.51992 -3.7538027E-15 2.24882551
Skewness
Kwtosis
Statistic ::r Statistic :: r -1.674
.241
6.548
.478
Swnber: Data Olahan Penjelasan tabel6 : dari nilai Skewness dan Kuortis dapat dihitung Nilai Zskewness dan Zkurtosis. Zskewness
=
J1189 = 4,853 6
100 rtOSIS =
Zku
.
J
=- ,
- 1•647 1
188
3 423
Hasil perhitungan zskewness dan zkurtosis jauh diatas nilai tabel, jadi data residual tidak berdistribusi nomal, hal ini konsisten dengan uji grafik dengan Hipotesis : Ho : Data Residual Berdistribusi Normal (Ghozali :2006: 151)
PERSPEKTIF, VOL. X NO.2 SEP1EMBER 2012
Tabel 7 : Tabel One-Sample Kolmograv -Smimov Test Unstandardized Residual
100
N Normal Parametersa
Mean
.0000000
Std. Deviation
2.24882551
Absolute
.105
Most Extreme Differences
Positive
.075
Negative
-.105
Kolmogorov-Smirnov Z
1.048
Asymp. Sig. (2-tailed)
.222
a. Test distribution is Normal. Sumber : Data Olahan Besamya nilai Kolmogorov-Shimov adalah 1,048 dan Signifikan pada 0,222 hal ini H0 diolah, yang berarti data resedual terdistribusi tidak normal B. Uji Homogenitas Data Interpretasi dilakukan dengan memilih salah satu statistik, yaitu statistik yang didasarkan pada rata-rata (Based on Mean). Hipotesis yang diuji adalah:
H0 : H1 :
Variansi pada tiap kelompok sarna (Homogen) Variansi pada tiap kelompok tidak sarna (Tidak Homogen)
Kehomogenan dipenuhi jika hasil uji tidak signifi.kan untuk suatu taraf signifi.kansi (a) tertentu (Biasanya a = 0,05 atau 0,01). Sebaliknya, jika hasil uji signifikan maka kenormalan tidak dipenuhi. sarna seperti untuk uji normalitas. Pada kolom Sig. terdapat bilangan yang menunjukkan taraf signifikansi yang diperoleh.
Tabel 8 : Tabel Uji Homogenitas Test of Honw :eneity of Varianet!',b Levene Statistic dfl Based on Mean TOTAL KUALITAS Based on Median PEMBELIAN
dfl
Sig.
. 694
7
90
.677
. 759
7
90
.623
Based on Median and With Adjusted df
. 759
7
Based on Trimmed Mean
. 612
7
46.976 .624 90
.745
Sumber : Data Olahan Temyata Pengujian dengan Statistik Based on diperoleh Signifikansi 0,907 jauh lebih melebihi 0,05. dengan demikian data penelitian di atas homogen. Mean
C.
Uji Multikolinearitas
Suatu variabel menunjukkan gejala Multikolonieritas yang bertujuan mengUJl
Regresi, bisa dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang tinggi pada variabel variabel bebas suatu model regresi dan nilai tolerance yang rendah. Nilai VIF yang lebih besar dari 10 dan tolerance di bawah 0,1 menunjukkan adanya gej ala multikolonieritas dalarn model regresi. (Ghozali, 2006) Hasil pengujian VIF dari model regres1 dapat dilihat dalarn tabel dibawah ini :
18 9
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
Tabel 9 : Tabel Korelasi Koefesien
Total Promo
Total Kualitas Produk
Total Promo
1.000
-0,45
Total Kualitas Produk Total Promo
-0,45 0,13
1.000 0,00
0,00
0,12
Model Correlations Covariances
Total Kualitas Produk a. Dependent Variabel: Total Kualitas Pembelian Sumber: Data Olahan
Tabel 10 : Tabel Koefisien Standardized Coe!Jicients
Unstandardized Coefficients
32.997 .112
Std. Error 5.126 .107
-.029
114
B (Constant) Total Kualitas Produk Total Promo
t
Sig
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
.106
6.437 1.044
000 .299
.998
1.002
-.025
-.251
.803
.998
1.002
a. Dependent Variahel: Total Kualitas Pembelian Sumber: Data Olahan Penjelasan: Korelasi independen tampak bahwa variabel total promo mempunyai korelasi lebih tinggi disanding variabel kualitas produk, dengan tingkat korelasi sebesar 0.012 atau sekitar 12%. Oleh karena Korelasi masih dibawah 95%, maka dapat dikatakan tidak tetjadi Multikolinearitas yang serius.
D. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi tetjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan tetap, maka disebut Homoskedasitas dan jika berbeda disebut Heteroskedasitas
Scatterplot
Dependent Vari able:TOTALKUALITASPEMBELIAN
,. , 0: o,
;;
"
..
0
· ;;;
00 00
0
0
c:xxx:o::o O o
ocx::o
o
:!:
co
00 00 0:::0 0 0 0
<XXX>o
oo ooo
omoooo
0
oo
0000 0 00
-..v..AJ
·
0 0
0
i-2"
0 0
Vi
c: 0
: -4
.'".
0
0:
.0
-2
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 2 : Gra:fik Scatterplot Sumber: data olahan
Penjelasan : Dari grafik Scatterplots terlihat bahwa titik-tik menyebar secara acak tersebar
190
baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak
PERSPEKTIF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika teijadi Korelasi, maka dinamakan ada Problem Autokorelasi. 1. Uji Durbin -Watson (DW Test) Uji Durbin- Watson (DW Test) dugunakan untuk Autokorelasi dan mensyaratkan adanya Intercept (Konstansta) dalam Model Regresi dan tidak ada Variabel diantara Variabel Independen, Hipotesis yang di Uji adalah: H0 : Tidak Ada Autokorelasi (r = 0) H1 : Ada Autokorelasi (r :;t:O)
teijadi heteroskodisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan pembelian berdasarkan masukan variabel kualitas produksi dan promosi (Gozali, 2006). E.
Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam Regresi Linear ada Korelasi antar kesalahan penggangu pada periode t
Tabel 11 : Summary Model
Model
R .107a
Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Wat son
.012
-.009
2.272
1.941
R
a. Predictors: (Constant), Total Promo, Total Kualitas Produk Sumber : data olahan 4.4. Pengujian Hipotesis
A. Uji Hipotesis Pertama
Untuk menguji Hipotesis pada penelitian ini, digunakan Statistik t. Selain itu digunakan untuk melakukan uji signifikansi untuk masing masing variabel independent sehingga dapat diketahui variabel independent yang memiliki pengaruh nyata terhadap variabel
H0 : H1 :
dependent.
Variansi pada tiap kelompok sama (Homogen) Variansi pada tiap kelompok tidak sama (Tidak Homogen) Signifikansi 0,907, j auh lebih melebihi 0,05. dengan demikian data penelitian di atas homogen.
Tabel 12: summary Model Unstandardized Coe fficients
(Constant)
B
Std . Error
18.133
2.388
TOTAL KUALITAS PRODUK .513 a. Dependent Variabel: Total Kualitas Pembelian Sumber : Data olahan Penjelasan : Dari hasil pengujian statistik yang disajikan pada table 12, diketahui bahwa Nilai t hitung dari variabel kualitas produk (X 1 ) adalah 7,344 dengan Probability Significancy 0.000 (< 0.05) maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat dikatakan bahwa variabel kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa semakin tinggi kualitas produk maka semakin tinggi pula minat beli dapat diterima
.070
Standardized Coefficients
Sig.
Beta
7.593 .000 .596
7.344 .000
B. Uji Hipotesis Pertama a. b.
Predictors: (Constant), Total Promo Dependent Variabel: Total Kualitas
Pembelian Tabel 13 : Model Summaryb
Model
R
.027a
R Adjusted Std. Error of Square R Square the Estimate .001
-.009
1.514
19
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
Penjelasan: Nilai R Square sebesar 0,001 berarti peran atau kontribusi variabel promos1 mampu menjelaskan variabel kualitas pembelian sebesar 0,01 %, denganProbability Significancy 0.000 (< 0.05) maka H0 ditolak dan H 1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa variabel promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian Hipotesis yang menyatakan bahwa semakin tinggi Promosi maka semakin tinggi minat beli dapat diterima
A. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian ini menunjukkan bahwa berpengaruh terhadap produk. Semakin baik I produk maka keputusan produk tersebut semakin
B. Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Hasil uji statistik yang telah dilakukan menyatakan bahwa variabel promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi promosi maka semakin tinggi pula keputusan pembelian konsumen. V. KESIMPULAN Dari hasil analisis data dan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Bahwa nilai t hitung dari variabel kualitas produk (x1) adalah 7,344 dengan probability significancy 0.000 (< 0.05) maka H0 ditolak dan H 1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa variabel kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
192
Nilai r square sebesar 0,001, berarti peran atau kontribusi variabel promosi mampu menjelaskan variabel kualitas pembelian sebesar 0,01 % dengan probability significancy 0.000 (< 0.05) maka Ho ditolak dan H 1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa variabel promos1 berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi Revisi. CV Alfabeta, Bandung.
4.5. Hasil Penelitian
Hasil Penelitian kualitas produk keputusan pembelian tinggi kualitas suatu pembelian terhadap tinggi pula.
2.
Angipora. 2004. Dasar-dasar Pemasaran. Edisi Kedua. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Strategi. Bandung. PT. Raja Gratindo Persada. Basu Swastha dan Irawan, 2005. Manjaemen Pemasasaran Modem. Liberty, Yogyakarta David, Fred R. 2006. Manajemen Strategi, Salemba empat, Jakarta Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Ana/isis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Glueck, Wililam F, & Jauch, Lawrence R. 2000. Manajemen Strategis. Jakrta; Erlangga Kotler, Philip, 2001. Dasar - dasar Pemasaran. Jakarta: Prenhallind. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran, Jilid 2. Jakarta. PT. Indeks Kelompok Gramedia. Saidi, Wahyu. 2006. Manajemen Pemasaran. Jakarta. Iqro Graf. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta.