Pengaruh Konflik Peran Ganda Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Wanita Pada Swalayan Era Mart 5000 Di Samarinda
Ida Ayu Widyaningrum Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Dr. Yonathan Pongtuluran, SE, M.Agr Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Irsan Tricahyadinata, SE, M.Si Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
ABSTRACT IDA AYU WIDYANINGRUM, This study aims to determine the influence of work family conflict and Stress on woman employee perform in Swalayan Era Mart 5000 at Samarinda. Where independent variables namely work family conflict, which consists of time based conflict, strain based conflict, and stress. And as dependent variables is woman employee woman perform. Supervised by : Dr.yonathan pongtuluran,SE,M.Agr and Irsan Tricahyadinata,SE,M.Si Data collection methods in this study is to questionnaires filled out by respondents are woman employees of Swalayan Era Mart 5000 in Lembuswana Samarinda. The samples were 45 respondents in this study using the purposive random sampling. The Independent variables in this research is work family conflict and stress, as Variable dependent is woman employee perform. The analysis used in this research multiple linear regression analysis, hypothesis test including t test, F test, dan coefficient of determination ( R2 ). The Results of analysis using multiple linear regression showed that the independent, variabel work – family conflict had positif but insignificant effect, while family – work conflict had negative and insignificant effect on the women employee perform. Occupational stress had positive and significant effect on the dependent variable, namely the women employee perform at Swalayan Era Mart 5000 Lembuswana in Samarinda. The result of using analysis t-test indicated that occupational stress had significant and dominan impact on perform of woman employees of Swalayan Era Mart 5000 Lembuswana Samarinda. Results of analysis using the coefficient of determination is known that 19,50% variable work family conflict, stress and woman employees perform , while 80,50% explained by other variables not included in this study. Keywords : Work Family Conflict, Stress, and Woman Employees Perform
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Di era globalisasi saat ini , aktivitas di luar rumah tak hanya dimiliki oleh kaum laki – laki.
Kaum perempuan pun semakin banyak yang memutuskan untuk bekerja , termasuk ibu rumah tangga. Bekerja menjadi bagian dari perjalanan hidup yang tak bisa dipisahkan dari seorang manusia baik laki – laki maupun perempuan. Sumbangan wanita dalam pembangunan ekonomi saat ini terlihat dengan banyaknya partisipasi wanita dalam angkatan kerja. Peran wanita sebagai tenaga kerja turut aktif dalam kegiatan ekonomis (mencari nafkah) di berbagai kegiatan sesuai dengan keterampilan dan pendidikan yang dimiliki serta lapangan pekerjaan yang tersedia. Kecenderungan wanita untuk bekerja menimbulkan banyak implikasi , antara lain merenggangnya ikatan keluarga , meningkatnya kenakalan remaja dan implikasi lain. Diterangkan lebih lanjut bahwa bekerja bagi wanita selain untuk mendapatkan uang sebagai tambahan ekonomi juga terkait dengan kesadaran akan kedudukan wanita baik dalam keluarga maupun masyarakat sehingga menyebabkan wanita secara khusus perlu menguatkan kemampuan dan memberdayakan dirinya sendiri untuk bekerja. Work-family conflict berhubungan sangat kuat dengan depresi dan kecemasan yang diderita oleh wanita dibandingkan pria. Dan berhubungan juga dengan peran tradisional wanita yang hingga saat ini tidak bisa dihindari, yaitu tanggung jawab dalam mengatur rumah tangga dan membesarkan anak. Tuntutan pekerjaan berhubungan dengan tekanan yang berasal dari beban kerja yang berlebihan dan waktu, seperti; pekerjaan yang harus diselesaikan terburu-buru dan deadline. Tuntutan keluarga berhubungan dengan waktu yang dibutuhkan untuk menangani tugas-tugas rumah tangga dan menjaga anak ditentukan oleh besarnya keluarga, komposisi keluarga dan jumlah anggota keluarga yang memiliki ketergantungan terhadap anggota lain. Konflik peran inilah yang mesti diperhatikan sebagai faktor pembentuk terjadinya stres di tempat kerja, meskipun ada faktor dari luar organisasi seharusnya organisasi juga memperhatikan hal ini. Karena pengaruh terhadap anggota yang bekerja dalam organisasi tersebut meningkatkan pekerjaan yang dilakukan karyawan wanita dapat memicu stres. Konflik pekerjaan-keluarga mempunyai pengaruh menurunnya kehidupan rumah tangga/keluarga dan mengganggu aktifitas bekerja. Penurunan kualitas hubungan dalam keluarga inilah yang menyebabkan kondisi keluarga yang kurang harmonis. Bertemunya dua peran sekaligus yang terjadi pada karyawan wanita akan menciptakan tekanan – tekanan psikologis yang akan berdampak pada fisiologis karyawan wanita tersebut, apabila tekanan tekanan tersebut terjadi secara terus menerus maka akan mengganggu produktivitas dan kinerja karyawan tersebut dalam sebuah perusahaan.
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas , maka penulis dapat menarik kesimpulan masalah
sebagai berikut : 1. Apakah Peran Ganda yang terdiri dari dua variabel yaitu konflik pekerjaan – keluarga (X1) , Konflik keluarga – pekerjaan (X2) dan Stres Kerja (X3) secara bersama – sama berpengaruh Signifikan terhadap Kinerja Karyawan Wanita Pada Swalayan Era Mart 5000 di Samarinda ? 2. Di antara ketiga variabel konflik pekerjaan – keluarga (X1) , Konflik keluarga – pekerjaan (X2) dan Stres Kerja (X3) tersebut , mana yang berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan wanita Pada Swalayan Era Mart 5000 di Samarinda? C.
Tujuan dan Kegunaan Tujuan Penelitian Berdasarkan Latar Belakang dan Rumusan Masalah yang telah diungkapkan sebelumnya ,
maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah : 1. Untuk Mengetahui Pengaruh Konflik Peran Ganda yang terdiri dari dua variabel seperti Konflik Pekerjaan – keluarga(X1) , Konflik Keluarga – Pekerjaan (X2) dan Stres Kerja (X3) terhadap kinerja karyawan wanita Pada Swalayan Era Mart 5000 di Samarinda. 2. Untuk Mengetahui salah satu dari variabel konflik Peran Ganda dan stres kerja yang dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan wanita Pada Swalayan Era Mart 5000 di Samarinda.
Kegunaan Penelitian Adapun yang menjadi kegunaan dalam penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pihak Swalayan Era Mart 5000 dalam mengambil kebijakan lebih lanjut dalam hal meningkatkan kinerja karyawan. 2. Mengetahui variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan wanita pada Swalayan Era Mart 5000 di Samarinda. a. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi manajer Swalayan Era Mart 5000 di Samarinda yang dapat dipergunakan sebagai dasar bagi pengambilan keputusan jangka pendek maupun jangka panjang, khususnya dalam menentukan strategi pengambilan keputusan mengenai konflik peran ganda dan stres kerja terhadap kinerja karyawan. b. Untuk mendapatkan dan memperoleh pengetahuan terutama mengenai pengaruh konflik peran ganda melalui dua variabelnya yaitu Konflik Pekerjaan – Keluarga (X1) , Konflik Keluarga – Pekerjaan (X2) dan Stres Kerja (X3) terhadap Kinerja Karyawan Wanita serta dapat digunakan sebagai bahan tambahan referensi yang akan datang bagi kalangan aktivitas akademik , untuk acuan penelitian lebih lanjut.
TINJAUAN PUSTAKA A.
Pengertian Manajemen Dalam suatu lembaga atau perusahaan, baik milik pemerintah maupun swasta pada
hakikatnya, sangat tergantung dengan kehadiran manusia sebagai tenaga kerja yang merupakan faktor yang sangat penting untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai. Karena tersedianya modal yang sangat besar dan penggunaan metode yang mutakhir tidak memiliki arti sama sekali bagi perusahaan atau lembaga tanpa kehadiran manusia sebagai tenaga kerja. Hasibuan (2005:1) memberikan pengertian “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber – sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu”. Sedangkan Menurut Silalahi (2002:4) “Manajemen adalah sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengisian staff, kepemimpinan dan pengontrolan untuk optimasi penggunaan sumber – sumber dan pelaksanaan tugas – tugas dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu”.
B.
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian sumber daya manusia cenderung mengarah pada pengertian yang sempit yaitu
pengertian manusia dalam organisasi. Dalam praktik, istilah sumber daya manusia khususnya yang berada dalam organisasi lebih sering disebut dengan istilah “personalia”. Sehingga dalam praktek pengertian manajemen sumber daya manusia lebih sering disebut dengan istilah manajemen personalia. Untuk lebih memahami pengertian dari manajemen daya manusia ada baiknya kita lihat pendapat dari beberapa ahli berikut ini : Simamora
(2001:3)
mendefinisikan
“
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia
adalah
pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian jasa dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok pekerja”. Adapun pengertian manajemen sumber daya manusia menurut Ranupadojo dan saud husnan (2002:5) adalah sebagai berikut: “Manajemen Sumber Daya Manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dari pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan perusahaan, individu dan masyarakat”.
C.
Konflik Peran Ganda (Work- Family Conflict) Menurut Robbin (1996:36) konflik adalah suatu proses dimana terjadi pertentangan dari suatu
pemikiran yang dirasa akan membawa suatu pengaruh yang negatif. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa konflik secara umum adalah bertemunya dua kepentingan yang berbeda dalam waktu yang bersamaan dan dapat menimbulkan efek yang negatif. Adanya tuntutan untuk mendukung ekonomi rumah tangga menjadi salah satu alasan bagi wanita untuk bekerja Pada perempuan yang bekerja mereka dihadapkan pada banyak pilihan yang ditimbulkan oleh perubahan peran dalam masyarakat, di satu sisi mereka harus berperan sebagai ibu
rumah tangga yang tentu saja bisa dikatakan memilki tugas yang cukup berat dan sisi lain mereka juga harus berperan sebagai wanita karir. (Anoraga,1992:33). Triaryati (2002:3) mengidentifikasikan tiga jenis work-family conflict, yaitu: a. Time-based conflict. Waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan salah satu tuntutan (keluarga atau pekerjaan) dapat mengurangi waktu untuk menjalankan tuntutan yang lainnya (pekerjaan atau keluarga). b. Strain-based conflict. Terjadi pada saat tekanan dari salah satu peran mempengaruhi kinerja peran yang lainnya. c. Behavior-based conflict. Berhubungan dengan ketidaksesuaian antara pola perilaku dengan yang diinginkan oleh kedua bagian (pekerjaan atau keluarga). Faktor pemicu munculnya konflik peran ganda (work-family conflict) dapat bersumber dari domain tempat kerja dan keluarga. Tekanan-tekanan tersebut berhubungan positif dengan konflik pekerjaankeluarga.
D.
Kinerja Pada dasarnya kinerja karyawan merupakan cara kerja karyawan dalam suatu perusahaan
selama periode tertentu. Suatu perusahaan yang memiliki karyawan yang kinerjanya baik maka besar kemungkinan kinerja perusahaan tersebut baik, sehingga terdapat hubungan yang sangat erat antara kinerja individu (karyawan) dengan kinerja perusahaan. Ukuran kesuksesan yang dicapai oleh karyawan tidak bisa digeneralisasikan dengan karyawan yang lain karena harus disesuaikan dengan ukuran yang berlaku dan jenis pekerjaan yang dilakukannya. Menurut Suyadi dalam Subekhi (2012:193) , “ kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing – masing , dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hokum dan sesuai dengan moral maupun etika”. Sedangkan menurut Anwar (2001:67) menyatakan bahwa : “ Istilah kinerja berasal dari kata Job performance atau
Actual Performance ( Prestasi Kinerja atau prestasi sesungguhnya yang
dicapai seseorang). Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
E.
Stres Kerja Berbagai macam tantangan kehidupan yang dihadapi oleh individu menyebabkan tekanan –
tekanan hidup baik fisik maupum emosional, begitu pula seseorang tersebut berfrofesi sebagai karyawan. Kegiatan – kegiatan dan beban kerja yang setiap hari dilakukan karyawan merupakan salah satu diantara tantangan kehidupan. Handoko (2008:56) mengatakan “stress merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi , proses berpikir dan kondisi seseorang, kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressor”.
Menurut Luthans dalam Subekhi (2012:69) “Stres didefinisikan sebagai suatu respon adaptif terhadap situasi eksternal yang menghasilkan penyimpangan fisik, psikologis dan atau perilaku pada anggota organisasi. Semua respon yang ditunjukkan kepada stressor baik respon fisiologi atau psikologi disebut stress”. Anoraga (2001:108) stres kerja adalah suatu bentuk tanggapan seseorang, baik fisik maupun mental terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam. Siagian (2007:45) Stres merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran dan kondisi fisik seseorang. Stres yang tidak diatasi dengan baik biasanya berakibat pada ketidakmampuan seseorang berinteraksi secara positif dengan lingkungannya, baik dalam arti lingkungan pekerjaan maupun di luarnya.artinya karyawan yang bersangkutan akan menghadapi berbagai gejala negatif yang pada gilirannya berpengaruh pada prestasi kerjanya.
F.
Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1
sebagai berikut :
Konflik Pekerjaan - Keluarga ( X1) Konflik Keluarga – Pekerjaan
Gambar 2.1
Kinerja Karyawana ( Y)
( X2) Stress Kerja ( X3) Kerangka Pemikiran
Konflik merupakan berbagai interaksi pertentangan atau antagonistik antara pegawai, pekerjaan dan keluarga. Konflik peran ganda wanita pekerja yang terdiri dari konflik pekerjaan keluarga dan konflik keluarga - Pekerjaan. berhubungan negatif dengan kinerja karyawan. Rendahnya tingkat kinerja yang berhubungan dengan hasil kerja karyawan tersebut pada suatu peran bisa dialami bila seseorang sering kali gagal memenuhi salah satu dari peran itu. Karyawan yang mengalami tingkat konflik pekerjaan-keluarga tinggi melaporkan menurunnya kinerja karena merasa lebih dikuasai oleh pekerjaannya yang mengakibatkan karyawan tidak bisa memenuhi tanggung jawab keluarganya, karena mengurangi kualitas kehidupan keluarganya. Penjelasan tersebut serupa bisa diberikan untuk hubungan konflik keluarga-pekerjaan dengan kinerja karyawan.
G.
Hipotesis Berdasarkan Latar Belakang, Permasalahan dan Teori yang telah dikemukakan , maka yang
menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Diduga bahwa konflik peran ganda yang terdiri dari dua variabel yaitu Konflik Pekerjaan – keluarga (X1) , Konflik Keluarga – Pekerjaan (X2) dan Stres Kerja (X3) secara bersama – sama berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja karyawan wanita Pada Swalayan Era Mart 5000 Lembuswanan di Samarinda. 2. Diduga bahwa secara parsial variabel Stres Kerja (X 3) lebih dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan wanita Pada Swalayan Era Mart 5000 Lembuswana di Samarinda.
METODOLOGI PENELITIAN A.
Definisi Operasional Definisi Operasional adalah definisi yang dibuat spesifik sesuai dengan kriteria pengujian
atau pengukuran (Simamora, 2004:24). Definisi operasional merupakan penjelasan dari masing – masing variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator – indikator yang membentuknya. Penelitian ini memfokuskan pada konflik peran ganda dan stres kerja wanita pada Swalayan Era Mart 5000 di Lembuswana dan penelitian ini ingin melihat hasil dari Konflik peran ganda yang meliputi konflik pekerjaan – keluarga dan konflik keluarga – pekerjaan yang dari konflik tersebut akan menimbulkan dampak stres terhadap karyawan wanita yang berperan ganda tersebut. Selain itu penulis membatasi indikator konflik peran ganda dan stres kerja yang diteliti yaitu hanya memfokuskan penelitian pada konflik pekerjaan – keluarga , konflik keluarga – pekerjaan dan stres kerja. Adapun indikator penelitian yang dipakai adalah sebagai berikut : a. Variabel Bebas (X) Untuk Variabel konflik peran ganda merupakan kejadian simultan dari dua atau lebih pemberian peran yang mana pemenuhan peran yang satu akan menimbulkan kesulitan pada pemenuhan peran yang lain. Variabel konflik Peran Ganda Terdiri dari : (X1) : Konflik Pekerjaan – Keluarga adalah permasalahan pekerjaan yang mengganggu keluarga. Indikator dari variabel ini adalah : a. Banyaknya Tuntutan Tugas b. Sibuk dengan pekerjaan c.
kurangnya kebersamaan keluarga
(X2) : Konflik Keluarga – Pekerjaan adalah permasalahan keluarga yang mengganggu pekerjaan. Indikator dari variabel ini adalah : a. Tekanan Sebagai Orang Tua b. Kurangnya Keterlibatan Istri c.
Campur Tangan Pekerjaan
(X3) : Stres Kerja adalah ketidakseimbangan antara karakteristik kepribadian dengan karakteristik pekerjaan.
Indikator dari variabel ini adalah : a. Beban Kerja b. Tuntutan/Tekanan dari Atasan c.
Menurunnya Tingkat Hubungan Interpersonal
b. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan. Kinerja Karyawan merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang atau kelompok orang sesuai dengan wewenang/tanggung jawab masing – masing karyawan selama periode tertentu. Indikator dari variabel ini adalah : a. Prestasi dan Produktivitas Menurun b. Terlambat Masuk Kerja c.
Kualitas Kerja
d. Komitmen
B.
Variabel Penelitian Variable penelitian terdiri atas dua macam, yaitu: variable terikat (dependent variable) atau
variabel yang tergantung pada variable lainnya, dan variabel bebas (independent variable) atau variabel yang tidak tergantung pada variabel lainnya. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel terikat (dependent variable), yaitu kinerja karyawan (Y). 2. Variabel tidak terikat (independent variable), yaitu konflik pekerjaan – keluarga(X1), konflik keluarga – pekerjaan (X2) dan stres kerja (X3)
C.
Populasi dan Sampel Populasi adalah sekumpulan satuan analisis yang didalamnya terkandung informasi yang
ingin diketahui. Dengan bahasa lain populasi yang lebih teknis, Populasi merupakan totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Objek atau nilai yang akan diteliti dalam populasi disebut unit analisis atau elemen populasi yang dapat berupa orang, perusahaan, media, dan sebagainya (Hasan, 2002:58). Populasi dalam penelitian ini adalah Jumlah Karyawan Wanita yang Menikah dan atau Pernah Menikah yang ada di Era Mart 5000 Lembuswana. Adapun Perincian Data Karyawan Wanita Swalayan Era Mart 5000 di Lembuswana sebagai berikut : Tabel 3.1. Data Jumlah Karyawan Wanita Jumlah Karyawan Wanita Yang Menikah
45 Orang
Wanita Yang Belum Menikah
38 Orang
TOTAL Sumber : HRD Era Mart 5000 Lembuswana
83 Orang
Menurut Arikunto Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam suatu penelitian bilamana populasinya kurang dari 100 maka sebaiknya diambil seluruhnya dan bilamana lebih dari 100 maka dapat diambil sebagian dari populasi yang ada (Arikunto, 2002:109). Untuk pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan syarat
-
syarat sebagai berikut : a. Karyawan wanita b. Sudah Menikah atau sudah pernah menikah c.
Lama Kerja Minimal 2 Tahun
d. Usia antara 20 – 30 tahun
E.
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh tidak dalam bentuk angka-angka tetapi berupa
gambaran umum perusahaan, sejarah singkat perusahaan, maupun informasi-informasi lisan yang menyangkut kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan. Data kuantitatif, yaitu data yang dapat dihitung atau data berupa angka-angka misalnya Jumlah Karyawan, usia karyawan, masa kerja karyawan serta jumlah skor jawaban kuisoner yang telah dikuantifikasi dengan pembobotan jawaban responden yang menggunakan skala Likert. Sumber data yang akan dianalisis dalam penelitian adalah : a).
Data Primer Menurut Simamora (2004:92) data primer adalah data yang belum tersedia sehingga untuk
menjawab masalah penelitian, data harus diperoleh dari sumber aslinya. Data primer diperoleh dari: 1.
Data pengisiian Kuisoner. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data primer, dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner langsung kepada karyawan wanita yang menikah atau pernah menikah pada Swalayan Era Mart 5000 di Lembuswana.
b).
Data Sekunder Data sekunder biasanya berupa data yang telah berupa publikasi dan sudah dikumpulkan
oleh pihak instansi lain/pihak – pihak lain misalnya dari biro statistik , dokumen – dokumen perusahaan atau organisasi, majalah , keterangna – keterangan atau publikasi lainnya. Data sekunder umumnya berupa bukti , catatan atau laporan yang tersusun dalam arsip (data dokumenter)
F.
Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : 1. Pengumpulan data primer Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode kuisoner. Kuisoner merupakan cara
pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk diteliti (Hasan, 200 :96). Kuisoner disediakan bagi karyawan wanita yang menikah atau pernah menikah pada Swalayan Era Mart 5000 di Lembuswana melalui observasi langsung dari lapangan yang sesuia dengan kriteria
Pusposive Sampling yang diinginkan yaitu responden karyawan wanita yang sudah menikah atau pernah menikah. 2. Pengumpulan data sekunder Data diperoleh dengan cara membaca dan mencatat informasi – informasi yang terdapat dalam jurnal – jurnal atau bahan – bahan kepustakaan yang berhubungan dengan topik penelitian baik melalui studi pustaka maupun situs internet.
C.
Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis Agar suatu data yang dikumpulkan dapat bermanfaat, maka harus diolah dan dianalisis
terlebih dahulu, sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan. Tujuan metode analisis data adalah untuk mengintepretasikan dan menarik kesimpulan dari sejumlah data yang terkumpul. Pengolahan data dalam penelitian ini dengan menggunkan SPSS (Statistical Package For Social Science) versi 17. Adapun metode analisis data yang digunakan adalah 1.
Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif adalah bentuk analisa yang berdasarkan dari data yang dinyatakan
dalam bentuk uraian. Data kualitatif ini merupakan data yang hanya dapat diukur secara langsung (Hadi, 2001:66). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:86). Dengan Skala ini , peneliti dapat mengetahui bagaimana respon yang diberikan oleh masing – masing responden untuk angket Konflik Peran Ganda , Stres Kerja dan Kinerja Karyawan. Skor yang diberikan adalah sebagai berikut: Sangat Setuju (SS)
=5
Setuju (S)
=4
Cukup Setuju (CS)
=3
Tidak Setuju (TS)
=2
Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 Selanjutnya kategori tersebut diterapkan terhadap masing – masing variabel berdasarkan rata – rata skor yang diperoleh.
2.
Analisis Data Kuantitatif Analisis data kuantitatif adalah bentuk analisa yang menggunakan angka – angka dan
perhitungan dengan metode statistic , maka data tersebut harus diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel – tabel tertentu untuk mempermudah dalam menganalisis menggunakan Program SPSS for Windows. Adapun alat analisis yang digunakan, antara lain : a. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara konflik peran ganda dan stress kerja dan implikasinya terhadap kinerja.
Dalam regresi linear berganda ada terdapat 4 variabel yaitu : a. Variabel bebas (X1) yaitu konflik Pekerjaan – Keluarga b. Variabel bebas (X2) yaitu konflik Keluarga – Pekerjaan c.
Variabel bebas (X3) yaitu Stres Kerja
d. Variabel Terikat (Y), yaitu Kinerja Karyawan e. untuk menguji variabel tersebut maka digunkan analisis regresi linier berganda dengan rumus sebagai berikut : Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e1 Dimana :
Y
= Kinerja Karyawan
b1,b2,b3
= Koefisien Garis Regresi
X1
= Konflik Pekerjaan – Keluarga
X2
= Konflik Keluarga – Pekerjaan
X3
= Stres Kerja
e
= Residual atau Prediction error
b.
Pengujian Hipotesis
1.
Koefisien Korelasi (R) Data yang diperoleh melalui hasil wawancara, studi dokumen, serta hasil dari kuisoner yang
telah dibagikan kepada responden diolah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan hasil data yang diperoleh dengan menggunakan angket menggunakan analisis koefisien korelasi dengan menggunakan rumus koefisien korelasi yang dihitung dengan menggunakan Prograrn SPSS Versi 17. Pada hakekatnya, nilai r dapat bervariasi dari -1 melalui 0 hingga +1. Bila r = 0 atau mendekati, maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau tidak terdapat sama sekali. Bila r = +1 atau mendekati 1 maka korelasi antara dua variabel dikatakan positif dan sangat kuat sekali. Bila r = -1 atau mendekati -1, maka korelasinya dikatakan sangat kuat atau negatif. Kemudian menurut Sugiyono (2005:90) untuk melihat kuatnya pengaruh antara variabel X 1 , X2 , X3 dengan variabel Y , menggunakan Tabel Interprestasi Koefisien Korelasi sebagai berikut : Tabel 3.2. Interprestasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat hubungan
0,00 - 0,19
Sangat Rendah
0,20 – 0,39
Rendah
0,40 – 0,59
Sedang
0,60 – 0,79
Tinggi
0,80 – 1,00
Sangat Tinggi
Sumber: Sugiyono, (2005:90) metode penelitian administrasi
2.
2
Koefisien Determinasi (Adjusted R ) Koefisien determinasi merupakan perbandingan antara variasi variabel dependen yang
dijelaskan oleh variabel independen secara bersama – sama dibandingkan dengan variasi total variabel dependen. Menurut Ghozali (2005:96) bahwa koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol atau satu. Nilai R
2
yang kecil berarti
kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mnedekati satu (1) berarti variabel – variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali , 2005:96)
3.
Uji F Uji F adalah pengujian signifikansi kebersamaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh variabel independen (X) secara bersama – sama terhadap variabel dependen (Y). (Ghozali, 2005:98) Kriteria Pengujian : a. ∝ hitung > ∝ (0,05) : maka Ha ditolak, berarti tidak ada pengaruh antara variable independen (X) secara bersama – sama terhadap variable dependen(Y). b. ∝ hitung < ∝ (0,05) : maka Ha diterima, berarti ada pengaruh antara variable independen (X) secara bersama – sama terhadap variable dependen (Y).
4.
Uji t Uji t dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable penjelas atau independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Langka – Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Formasi H0 dan H1 -
Ha : bi = 0, berarti tidak ada pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.
-
Ha : bi ≠ 0, berarti variabel tersebut ada pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.
2. Menentukan Kriteria pengujian -
∝ hitung > ∝ (0,05) : maka Ha ditolak, berarti tidak ada pengaruh antara variable independen (X) secara parsial terhadap variable dependen(Y).
-
∝ hitung < ∝ (0,05) : maka Ha diterima, berarti ada pengaruh antara variable independen (X) secara parsial terhadap variable dependen (Y).
HASIL PENELITIAN A.
Sejarah Perusahaan Berawal pada bisnis toko serba 5000 dan serba 10000 pada Tahun 2004, pada saat itu lagi
membumingnya sistem penjualan produk yang hanya menjual dengan harga 5000 dan 10000. Dimana produk yang dijual rata – rata berupa mainan , aksesoris dan peralatan rumah tangga dan
toko yang menjadi cikal bakal ini adalah bernama “Era 5000” yang terletak di komplek pertokoan citra niaga samarinda. Dan toko cikal bakal ini yang kemudian menjadi nama icon dari Era 5000 Swalayan & Eramart Group di Samarinda dan akhirnya sampai saat ini bisa menjadi retail yang berkembang pesat dalam regional kaltim. Mengikuti perkembangan bisnis modern owner era 5000 mulai masuk dalam bisnis retail pada awal Tahun 2005 yang mana produk yang dijual lebih beragam dengan menambah item grocery, bisnis ini dimulai dari Toko Era 5000 Swalayan Lembuswana yang terletak di kompleks Ruko Mall Lembuswana yang sampai saat ini masih ada keberadaannya. Dan pada Tahun 2007 di buka cabang Era 5000 Swalayan sebrang samarinda dan Eramart Lembuswana dan dibuka cabang pada tahun – tahun berikutnya sampai Tahun 2012 sudah 18 cabang dibuka dengan nama Eramart Group yang berada di beberapa daerah di kaltim yaitu samarinda , tenggarong, balikpapan dan sangatta dibawah naungan PT Eramart. Hingga saat ini Era 5000 Swalayan dan Eramart Group untuk mengembangkan Eramart Group ke seluruh Indonesia memang masih panjang dan tidak mudah oleh karenanya perjuangan Presiden Direktur PT Eramart saat ini bersama tim yang ahli dan handal percaya bahwa Era 5000 Swalayan dan Eramart Group akan bisa mencapai misi yang sudah di mimpikan. Dengan visi dan misi memiliki 100 gerai/cabang di seluruh Indonesia , Era 5000 Swalayan dan Eramart Group kini memiliki 20 gerai/ cabang di Kaltim.
B.
Deskriptif Penelitian Penelitian ini melihat seberapa besar pengaruh konflik peran ganda yang mempunyai dua
variabel yaitu konflik pekerjaan – keluarga, konflik keluarga – pekerjaan dan stres kerja terhadap kinerja karyawan wanita pada Swalayan Era Mart 5000 di Lembuswana. Data penelitian yang dipakai adalah data primer yaitu dengan pengisian kuisoner pada karyawan wanita yang telah menikah atau pernah menikah pada Swalayan Era Mart 5000 Lembuswana di Samarinda.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN A.
Analisis Dalam rangka memecahkan permasalahan yang telah dikemukakan pada bab terdahulu dan
untuk memberikan jawaban atas hipotesis, pengaruh konflik peran ganda dan stres kerja terhadap kinerja karyawan wanita pada swalayan era mart 5000 di Samarinda, maka diperoleh data hasil penelitian variabel independen yaitu Variabel Konflik pekerjaan – Keluarga (X1), konflik keluarga – pekerjaan (X2) dan stres kerja (X3) yang selanjutnya akan dianalisis. Adapun hasil olahan data dengan menggunakan program SPSS 17 (Statistical Package for Social Science 17) dapat dapat dirangkum melalui tabel berikut :
Tabel 5.1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients Unstandardized Coefficients Model
B
Std. Error
1 (Constant)
2.240
.723
X1
.018
.118
X2
-.136
.124
X3
.417
.120
a
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
3.099
.003
.154
.878
-.151 -1.095
.280
.021
.470
3.470
.001
a. Dpendent Variabel : Y b. Data diolah SPSS, 2012 Dari tabel diatas dapat diketahui persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : 𝒀 = 𝟐, 𝟐𝟒𝟎𝜶 + 𝟎, 𝟎𝟏𝟖𝑿𝟏 − 𝟎, 𝟏𝟑𝟔𝑿𝟐 + 𝟎, 𝟒𝟏𝟕𝑿𝟑 Model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam bentuk persamaan regresi standardized adalah sebagai berikut : 1. Koefisien regresi (β) 𝑋1 sebesar 0,018 memberikan arti bahwa konflik pekerjaan - keluarga (𝑋1 ) berpengaruh secara positif terhadap kinerja karyawan wanita pada Swalyan Era Mart 5000 di Lembuswana. 2. Koefisien regresi (β) 𝑋2 sebesar -0,136 memberikan arti bahwa konflik keluarga pekerjaan (𝑋2 ) berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan wanita pada Swalayan Era Mart 5000 di Lembuswana (Y). 3. Koefisien regresi (β) 𝑋3 sebesar 0,417 memberikan arti bahwa stres kerja (𝑋3 ) berpengaruh secara positif terhadap kinerja karyawan wanita pada Swalayan Era Mart 5000 di Lembuswana (Y). Dari persamaan regresi linier berganda tersebut diatas menunjukkan bahwa variabel X1 (konflik pekerjaan – keluarga) sebesar 0,018 bernilai positif. Hal ini mampu menjelaskan bahwa secara parsial konflik pekerjaan – keluarga (X1) berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan (Y). sedangkan varaibel X2 (konflik keluarga – pekerjaan) sebesar -0,136 bernilai negatif. Hal ini mampu menjelaskan bahwa secara parsial konflik keluarga – pekerjaan (X2) berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan (Y) dan variabel X3 (stres kerja) sebesar 0,417 bersifat positif. Hal ini mampu menjelaskan bahwa secara parsial stres kerja (X 3) berpengaruh positif terhadap kinerja (Y). sehingga dapat disimpulkan bahwa jika variabel independen lain nilainya tetap dan variabel konflik pekerjaan – keluarga (X1) dan Stres Kerja (X3) mengalami kenaikan 1% maka kinerja karyawan (Y) akan mengalami peningkatan sebesar X1 (konflik pekerjaan – keluarga) dan X3 (stres kerja). Jadi dari persamaan regresi linier berganda diatas menunjukkan bahwa variabel pekerjaan – keluarga (X1) dan variabel stres Kerja (X3) secara simultan atau bersama – sama berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan (Y) kecuali variabel keluarga – pekerjaan (X2) karena mempunyai nilai negatif sehingga variabel keluarga – pekerjaan (X2) ini tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan
(Y). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin meningkat konflik pekerjaan – keluarga (X1) dan variabel stres kerja (X3) maka akan semakin meningkatkan kinerja karyawan (Y). Kemudian berdasarkan hasil perhitungan standardized coefficients (Beta), diketahui bahwa nilai X3 (stres kerja) sebesar 0,470 lebih besar dibandingkan dari dua variabel lainnya yaitu X 2 (konflik keluarga – pekerjaan) sebesar -0,151 dan X1 (konflik pekerjaan – keluarga) sebesar 0,021. Sehingga dapat dinyatakan bahwa stres kerja (X3) adalah variabel yang dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Y). Hasil perhitungan koefisien korelasi (R), menunjukkan bahwa sebesar 0,500 atau 50% mempunyai tingkat hubungan sedang dari variabel independent yaitu konflik pekerjaan – keluarga (X1) , konflik keluarga – pekerjaan (X2) dan stres kerja (X3) terhadap variabel dependent yaitu kinerja karyawan (Y). Sedangkan hasil koefisien determinasi (Adjusted R Square), diketahui bahwa nilai Adjusted R Square dari variabel independent yaitu konflik pekerjaan – keluarga (X1) , konflik keluarga – pekerjaan (X2) dan stres kerja (X3) terhadap variabel dependent yaitu kinerja karyawan (Y) yang diperoleh sebesar 0.195 atau 19,50%. Hal ini dapat diartikan bahwa sekitar 19,50% variabel yang kinerja karyawan wanita dapat dijelaskan oleh variabel konflik peran ganda dan stres kerja sedangkan sisanya yaitu 80,5% dipengaruhi oleh variabel – variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
B.
Pembahasan Konflik kerja secara umum dapat mempengaruhi kinerja karyawan dalam suatu perusahaan.
Konflik adalah persaingan yang kurang sehat berdasarkan ambisi dan sikap emosional dalam memperoleh kemenangan yang dapat menimbulkan ketegangan, konfrontasi, pertengkaran, stress dan frustasi apabila masalah mereka tidak dapat diselesaikan. Sedangkan konflik secara fungsional , konflik juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan secara positif, dengan adanya konflik karyawan dapat lebih berambisi untuk lebih bekerja dengan baik sehingga meningkatkan kinerja karyawan. Maksudnya adalah dengan adanya konflik, karyawan dapat melakukan persaingan secara sehat dengan bekerja lebih baik lagi dan suportif dalam melakukan persaingan antar karyawan di perusahaan sehingga meningkatkan kinerja karyawan. konflik keluarga-pekerjaan berpengaruh negatif
terhadap kinerja karyawan wanita dapat
diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang dibangun dalam penelitian ini memiliki kesamaan dan memperkuat justifikasi penelitian terdahulu, seperti (Frone, et al,1994) , Sedangkan konflik Pekerjaan – keluarga berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini memiliki kesamaan dengan penelitian terdahulu (Indriyani, 2009) Robbins (2003) menyatakan tingkat stres yang mampu dikendalikan mampu membuat karyawan melakukan pekerjaanya dengan lebih baik, karena membuat mereka mampu meningkatkan intensitas kerja, kewaspadaan, dan kemampuan berkreasi, tetapi tingkat stres yang berlebihan membuat kinerja mereka akan mengalami penurunan. Dan dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama dalam penelitian ini dapat diterima. Sehingga dari hasil penelitian tersebut menerima hipotesis penulis bahwa :
H1 : “Konflik Peran Ganda yang terdiri dari dua variabel yaitu Konflik Pekerjaan – keluarga (X1) , dan Stres Kerja (X3) secara bersama – sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan wanita Pada Swalayan Era Mart 5000 di Samarinda”. Stres dapat membantu atau fungsional, tetapi juga dapat salah atau juga merusak prestasi kerja. Secara sederhana berarti bahwa stres mempunyai potensi untuk mendorong atau mengganggu pelaksana kerja, tergantung seberapa besar tingkat stres. Bila tidak ada stress, tantangan – tantangan kerja juga tidak ada dan prestasi kerja cenderung rendah. Stres pada tingkat tertentu bertindak sebagai stimulus atau dorongan untuk bertindak. Ketika stres meningkat sampai pada tingkat yang tinggi, maka prestasi kerja atau kinerja karyawan akan menurun secara mencolok. Stress yang berdampak positif juga dapat meningkatkan kinerja karyawan. Dengan adanya stress karyawan bisa lebih memotivasi dirinya untuk dapat bekerja lebih baik sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam perusahaan. Hal tersebut menunjukan bahwa hipotesis yang dibangun dalam penelitian ini sepenuhnya sejalan dan sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh para peneliti terdahulu bahwa stress ditempat kerja juga berhubungan positif dengan kinerja karyawan. stress dapat menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan dengan manajemen yang baik. Stress juga memberikan dampak positif yang lain seperti dengan adanya batasan waktu perusahaan dapat menjadi lebih efisien dan efektif seperti yang dikemukakan oleh Price (2003). Dan dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua dalam penelitian ini dapat diterima. Sehingga dari hasil penelitian tersebut menerima hipotesis penulis bahwa :
H2 :
“Stres kerja adalah variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan wanita pada Swalayan Era Mart 5000 di Samarinda“.
KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan yang dilakukan pada bagian sebelumnya,
maka penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Melihat dari persamaan regresi linier berganda dapat disimpulkan bahwa variabel konflik pekerjaan – keluarga (X1) dan variabel stres kerja (X3) bernilai positif maka kedua variabel tersebut secara bersama – sama berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan kecuali variabel keluarga – pekerjaan (X2) dikarenakan bernilai negatif. 2. Melalui perhitungan standardized coefficients (Beta), diketahui bahwa nilai X3 (stres kerja) sebesar 0,470 lebih besar dibandingkan dari dua variabel lainnya yaitu X 2 (konflik keluarga – pekerjaan) sebesar -0,151 dan X1 (konflik pekerjaan – keluarga) sebesar 0,021. Sehingga
dapat dinyatakan bahwa stres kerja (X 3)
adalah variabel yang dominan berpengaruh
terhadap kinerja karyawan (Y). 3. Melalui Pengujian koefisien korelasi (R), dapat disimpulkan bahwa nilai R (koefisien korelasi) dari variabel independent yaitu konflik pekerjaan – keluarga (X1) , konflik keluarga – pekerjaan (X2) dan stres kerja (X3) terhadap variabel dependent yaitu kinerja karyawan (Y) sebesar 0,500 atau 50% mempunyai tingkat hubungan sedang. Sedangkan pengujian 2
koefisien determinasi (Adjusted R ), diketahui bahwa nilai Adjusted R
2
dari variabel
independent yaitu konflik pekerjaan – keluarga (X1) , konflik keluarga – pekerjaan (X2) dan stres kerja (X3) terhadap variabel dependent yaitu kinerja karyawan (Y) yang diperoleh sebesar 0.195 atau 19,5%. Hal ini dapat diartikan bahwa sekitar 19,5% variabel kinerja karyawan wanita dapat dijelaskan oleh variabel konflik peran ganda dan stres kerja sedangkan sisanya yaitu 80,5% dipengaruhi oleh variabel – variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan harus menunjukkan keseriusannya dalam menangani masalah konflik peran ganda yang dialami karyawannya karena selain penting bagi karyawan, ketidakseriusan perusahaan dalam menangani masalah ini dapat berdampak buruk terhadap kinerja perusahaan dan akan berujung pada kerugian yang akan ditanggung pihak perusahaan baik yang berbentuk materi ataupun inmateri|. Mengadakan pertemuan berkala antara pihak manajemen dengan karyawan untuk membahas berbagai kendala yang di hadapi selama ini. Melakukan peninjauan kembali terhadap job description bawahannya untuk mengetahui apakah tugas yang diberikan telah dilaksanakan dengan baik ataupun sebaliknya. Dan jika sebaliknya perlu dicarikan solusi yang terbaik baik perusahaan ataupun karyawan.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat meneliti dengan variabel-variabel lain diluar variabel yang telah diteliti ini agar dapat memperoleh hasil yang lebih bervariatif yang dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan pertanyaan dalam kuisoner untuk yang akan datang agar lebih tepat dan akurat agar tidak terjadi masalah undimensionalitas marginal dalam penghitungan SPSS dalam penelitian berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian.Cetakan Kesembilan, Rineka Cipta, Jakarta. Ahmad Subekhi.M.M dan M. Jauhar.S.pd. 2012. Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), Prestasi Pustaka, Jakarta. Anoraga, panji. 2005. Psikologi kerja, cetakan kedua, Rineka Cipta, Jakarta. Bilson, Simamora. 2004. Riset Pemasaran, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Cooper et al. 1996, Business research methods, Irwin, fifth edition, New York. Davis et al.1996. Perilaku Dalam Organisasi, Edisi Tujuh Erlangga, Jakarta. Fahmi, Irham.2011. Manajemen : Teori , Kasus dan Solusi, Alfabeta, Bandung. Frone, M.R., Russel, M., & Cooper, M.L. 1994. Relationship between job and family satisfaction: Causal or noncausal covariation? Journal of Management, 20: 565-579. Ghozali, Imam.2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Bina Pustaka, Semarang. Handoko, T.Hani. 2008. Manajemen Personalia & Sumberdaya Manusia, Edisi Dua, BPFE UGM, Yogyakarta. Hardjana , Agus. 1994. Konflik di Tempat Kerja, Bina Pustaka, Semarang. Hasan, Ir.M.Iqbal. 2002. Pokok – Pokok Materi Statistik 1, Bumi Aksara, Jakarta. Hasan, Ir.M.Iqbal. 2002. Pokok – Pokok Materi Statistik 2, Bumi Aksara, Jakarta. Hasibuan, M. S. P. 2001. Manajemen: dasar, pengertian dan masalah, Bumi Aksara, Jakarta. Ihromi, T.O. 1990. Para ibu yang berperan tunggal dan yang berperan ganda, Fakultas Ekonomi UI, Jakarta. Ilyas, Yaslis.1999. kinerj, teori penilaian dan penelitian, FKMUI, Jakarta. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Cetakan Ketujuh, Remaja Rosdakarya, Bandung. Rivai, Veithzal. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktek, Jakarta. Robbins, Stephen P.1994. Managing Organizational Conflict.Prentice Hall,Englewod Clifft, New York. Robbins, S. P.1996.Organizational Behavior : Concept, Controversies and Applications. Sixth Edition.: Prentice Hall International, Inc, New Jersey Siagian,MPA, Prof.Dr.Sondang. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Silalahi,Ulber.2002. Pemahaman Praktis Asas – Asas Manajemen, Cetakan kedua, Mandar Maju, Jakarta. Supriahanto,Jhon.1999. Penilaian pelaksanaan pekerjaan dan pengembangan karyawan, BPFE, Yogyakarta. Sugiyono.2005.Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung. Triaryati, Nyoman. 2002. Pengaruh Adaptasi Kebijakan Work-Family Issue Terhadap Absence dan Turnover. Jurnal Widya Manajemen & Akuntansi, Vol.2, No.3 Desember 2002 Umar,Husein.2008. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, Gramedia Pustaka Group, Jakarta. Universitas Diponegoro, Azazah Indriyani,SE, 2009. Pengaruh Konflik Peran Ganda dan Stress Kerja Terhadap Kinerja Perawat Wanita Rumah Sakit (Studi Kasus Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang).Http://www.undip.ac.id/. di akses tanggal 16 Mei 2012. , Richardus Chandra Wirakristama, 2011. Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda (Work Family Conflict) Terhadap Kinerja Karyawan Wanita Pada PT Nyonya Meneer Semarang Dengan Stress Kerja Sebagai Variabel Intervening.Http://www.undip.ac.id/. diakses tanggal 14 Juni 2012.