Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0199 pp. 29- 34
6 Pages
PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA PEMERIKSA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI ACEH Ratna Kartika Sari1, Nasir Azis2, Amri3 1) Magister
Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: This study aims to determine whether there is influence of between dual role conflict (work family conflict), and job stress against auditor performance on BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh. The respondents were selected using probability sampling. Data collection tool using a questionnaire, dual role conflict (work family conflict) consist of 22 items, job stress consist of 38 items and auditor performance consist of 11 items, which have been tested prior to the 57 auditor at BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh. Population in this study is all employee on BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh. The population in this study as many as 91 people, while the sample in this study amounted to 57 people. Data analysis was performed with the statistical Rank Spearman Correlation with the help of statistical program SPSS 19.0 for Windows. The results showed the significance influence of the dual role conflict, job stress with auditor performance. Keywords: dual role conflict ,conflict,stress, job stress, auditor performance, performance Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara konflik peran ganda, stress kerja dengan kinerja pada pemeriksa BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh. Alat pengumpul data menggunakan kuesioner, konflik peran ganda yang terdiri dari 22 item dan kepuasan kerja yang terdiri dari 38 item, dan kinerja pemeriksa sebanyak 11 item yang telah diujicobakan terlebih dahulu kepada 57 pegawai BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh. Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh sebanyak 91 orang, dan yang menjadi sampel sebanyak 57 orang. Analisis data dilakukan dengan teknik statistic Rank Spearman Correlation dengan bantuan program statistic SPSS 19.00 untuk Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan konflik peran ganda dan stress kerja terhadap kinerja pemeriksa. Kata kunci: konflik peran ganda, konflik, stres, stres kerja, kinerja pemeriksa, kinerja
keuangan
PENDAHULUAN
Untuk
memenuhi
kebutuhan
para
negara.
pemeriksaan
Untuk
tersebut,
melaksanakan orang
yang
pemakai laporan keuangan, informasi keuangan
melaksanakan tugas pemeriksaan pengelolaan
yang disajikan dalam laporan keuangan perlu
dan tanggung jawab keuangan Negara untuk
diaudit. Sesuai amanat UUD 1945 perubahan
dan atas nama BPK disebut pemeriksa.
ketiga BAB VIIIA Pasal 23E, Undang-Undang
Pada era transparansi dan terbuka saat
No 15 Tahun 2004, dan Undang-Undang No.
ini, pemeriksa dituntut untuk lebih bertanggung
15 Tahun 2006 menyatakan bahwa Badan
jawab
Pemeriksa Keuangan (BPK) berwenang untuk
dilakukan dengan mendasarkan pada Standar
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang
29 -
Volume 3, No. 2, Mei 2014
terhadap
hasil
pemeriksaan
yang
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala menjadi patokan untuk melakukan pemeriksaan
mencapai hasil kerja yang lebih baik atau lebih
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
menonjol ke arah tercapainya tujuan organisasi.
Negara yang meliputi standar umum, standar
Menurut Goldwasser (1993) pencapaian kinerja
pelaksanaan
standar
auditor yang lebih baik harus sesuai dengan
pelaporan yang wajib dipedomani oleh BPK
standar dan kurun waktu tertentu, yang terdiri
dan/atau pemeriksa. Selain itu pemeriksa juga
dari (1) kualitas kerja yaitu mutu penyelesaian
dituntut
mempertahankan
pekerjaan dengan bekerja berdasar pada seluruh
kepercayaan dari stake holder dan dari para
kemampuan dan ketrampilan, serta pengetahuan
pemakai laporan keuangan lainnya dengan
yang dimiliki oleh auditor; (2) kuantitas kerja
menerapkan nilai dasar kode etik BPK yang
yaitu jumlah hasil kerja yang dapat diselesaikan
terdiri
dengan target yang menjadi tanggung jawab
pemeriksaan,
untuk
dari
dan
dapat
integritas,
independensi,
dan
profesionalisme.
pekerjaan auditor, serta kemampuan untuk
Di sisi lain, kualitas hasil pemeriksaan tidak
dapat
dipisahkan
dari
memanfaatkan sarana dan prasarana penunjang
keberadaan
pekerjaan; (3) ketepatan waktu yaitu ketepatan
pemeriksa dan kondisi lingkungan kerja yang
penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu
dihadapi pada saat itu. Yang dimaksud kondisi
yang tersedia.
lingkungan kerja di sini bisa berasal dari
Kinerja pemeriksa merupakan hasil kerja
lingkungan dalam yakni sifat bawaan yang
yang
melekat
seperti
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
pengetahuan, usia, pendidikan, pengalaman,
jawab yang diberikan padanya, dan menjadi
lama bekerja dan sebagainya, dan lingkungan
salah satu tolok ukur yang digunakan untuk
luar
pada
individu
pemeriksa
pemeriksa
oleh
pemeriksa
dalam
rekan
sesama
menentukan apakah suatu pekerjaan yang
dengan
tenaga
dilakukan akan baik atau sebaliknya. Kinerja
penunjang, senior, atasan langsung, pihak yang
pemeriksa menjadi perhatian utama, baik bagi
diaudit (auditee), pihak yang mempunyai
stake holder maupun publik dalam menilai hasil
kepentingan dengan hasil pemeriksaan. Adanya
pemeriksaan yang dilakukan.
pemeriksa,
misalnya
dicapai
pemeriksa
perbedaan dari jumlah, jenis kelamin, umur, lama bekerja dan sebagainya antara pemeriksa pria dan perempuan kemungkinan akan terjadi konflik tidak dapat dihindari.
dalam Lilly, dkk, 2006), konflik peran ganda suatu bentuk konflik peran dalam diri seseorang yang muncul karena adanya tekanan peran dari
Kinerja Pemeriksa pemeriksa
Menurut Greenhaus dan Beutell (1985, (work family conflict) didefinisikan sebagai
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Kinerja
Konflik Peran Ganda
merupakan
perwujudan kerja yang dilakukan dalam rangka
pekerjaan yang bertentangan dengan tekanan peran dari keluarga. Konflik peran ganda bisa Volume 3, No. 2, Mei 2014
- 30
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala terjadi akibat lamanya jam kerja dari individu,
dan dimana keputusan diambil. Aturan yang
sehingga waktu bersama keluarga menjadi
berlebihan dan kurangnya partisipasi dalam
berkurang. Individu harus menjalankan dua
pengambilan keputusan yang berdampak pada
peran pada saat yang bersamaan, yakni dalam
karyawan merupakan potensi sumber stres.
pekerjaan dan dalam keluarga, sehingga faktor
Selanjutnya
emosi dalam satu wilayah mengganggu wilayah
bahwa survei yang dilakukan secara konsisten
lainnya (Greenhaus & Beutell, 1985 dalam
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
Lilly, dkk., 2006). Lebih lanjut Simon (2004)
orang menganggap hubungan pribadi dan
mengatakan bahwa konflik peran ganda muncul
keluarga sebagai suatu yang sangat berharga.
karena adanya beberapa faktor, yaitu adanya
Kesulitan pernikahan, retaknya hubungan, dan
tuntutan dari pekerjaan dan keluarga, kesulitan
kesulitan disiplin anak merupakan contoh
membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga,
masalah hubungan yang menciptakan stres bagi
dan adanya tekanan dari pekerjaan membuat
karyawan dan dapat terbawa ke tempat kerja.
seseorang sulit untuk memenuhi kebutuhan
Masalah ekonomi yang dialami oleh individu
keluarga
merupakan perangkat kesulitan pribadi lain
dan
kewajiban
pekerjaan
yang
seringkali merubah rencana bersama keluarga.
Definisi tentang stres kerja dikemukakan Selye
(1976,
dalam
Nasurdin
dan
sebagai tanggapan atau respon yang tidak spesifik dari fisik manusia terhadap tuntutan (demand) yang timbul. hubungannya
dengan
stres,
Robbins (2003) membagi tiga kategori potensi penyebab stres (stressor) yaitu lingkungan, organisasi,
dan
individu.
Ketidakpastian
lingkungan mempengaruhi dalam perancangan struktur organisasi. Ketidakpastian itu juga mempengaruhi tingkat stres di kalangan para karyawan dalam suatu organisasi. Lebih lanjut Robbins (2003) berpendapat bahwa struktur organisasi menentukan tingkat
diferensiasi
dalam organisasi, tingkat aturan dan peraturan, 31 -
memaparkan
yang dapat menciptakan stres bagi karyawan. ganda
dan stress
Volume 3, No. 2, Mei 2014
kerja
terhadap
kinerja
pemeriksa digunakan persamaan regresi: KP = α0 + β1 KPG + β2 SK + e
Kumaresan (p.64) yang mengartikan stres kerja
Dalam
(2003)
Untuk menguji pengaruh konflik peran
Stres Kerja oleh
Robbins
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian dilakukan di BPK RI Perwakilan Provinsi
Aceh.
Adapun yang
menjadi objek penelitian adalah konflik peran ganda dan stress kerja yang dialami oleh para pemeriksa di BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai BPK RI Kantor Perwakilan Provinsi Aceh yang terdiri pemeriksa Perwakilan
dan BPK
penunjang RI
dari seluruh pada
Kantor
Provinsi
Aceh.
Berdasarkan data 31 Desember 2012 yang
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala diperoleh, Kantor Perwakilan BPK RI Provinsi Aceh mempunyai 91 pegawai. Pengumpulan
Berdasarkan pada pengajuan hipotesis pertama didapatkan tidak ada hubungan antara
data
menggunakan
konflik peran ganda dengan kinerja pemeriksa.
kuesioner dan wawancara. Data dikumpulkan
Hal tersebut menunjukkan bahwa di BPK RI
dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan
Perwakilan Provinsi Aceh, pemeriksa mendapat
untuk
konflik
dukungan dan bantuan dari pasangan/istri dan
pemeriksa.
orang tua apabila pemeriksa bertugas dan harus
Sedangkan wawancara dilakukan dengan Sub
meninggalkan keluarganya, sehingga tidak
Bagian SDM tentang pegawai BPK yang
mengganggu kinerja pemeriksa. Selain itu
menjadi
dokumentasi
pemeriksa di Kantor BPK RI Perwakilan
digunakan untuk mendapatkan data jumlah
Provinsi Aceh, 75% adalah laki-laki, dan
pegawai.
mayoritas pemeriksa masih muda sehingga
mendapatkan
peran,stress
kerja
data dan
pemeriksa.
tentang
kinerja
Teknik
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
analisis
tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerjanya.
dan
Berdasarkan pada pengajuan hipotesis
multivariate. Analisis bivariat digunakan untuk
kedua didapatkan hubungan negatif antara
menguji hipotesis pertama dan hipotesis kedua.
stress kerja dengan kinerja pemeriksa. Hasil
Analisis bivariat menggunakan korelasi Rank
analisis
Spearman. Jika rhitung > rtabel maka kedua
memprediksi bahwa semakin tinggi stress kerja
variabel tersebut mempunyai hubungan dan
yang dialami oleh pemeriksa maka akan
berarti hipotesis alternative yang digunakan
menurunkan kinerja pemeriksa, dan sebaliknya
dapat diterima. Sedangkan analisis multivariate
apabila semakin rendah stress kerja yang
meliputi analisis regresi ganda yang digunakan
dialami
untuk menguji hipotesis ketiga yaitu mencari
meningkatkan kinerja pemeriksa. Hal tersebut
koefisien korelasi antara dua variabel bebas
juga didukung oleh Gibson (1996) yang
dengan satu variabel terikat.
menyatakan bahwa stress kerja yang terlalu
bivariat
tersebut
oleh
dapat
digunakan
pemeriksa
maka
untuk
akan
tinggi akan mengakibatkan prestasi kerja
Hasil Berdasarkan hasil pengujian diatas dapat dijelaskan bahwa secara parsial konflik peran ganda tidak ada hubungan terhadap kinerja pemeriksa,
sedangkan
stress
kerja
ada
hubungan terhadap kinerja pemeriksa. Secara simultan menunjukkan ada pengaruh konflik peran ganda dan stress kerja terhadap kinerja pemeriksa.
mengalami penurunan, karyawan berprestasi rendah, sukar tidur, lekas marah, kesalahan meningkat, keraguan dalam bekerja yang akhirnya berakibat kinerja karyawan menurun. Sebaliknya, stress kerja yang rendah berakibat timbulnya
kebosanan,
motivasi
menurun,
prestasi rendah, sikap acuh, sehingga kinerja karyawan rendah.
Volume 3, No. 2, Mei 2014
- 32
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala KESIMPULAN DAN SARAN
menurunkan
kinerja
pemeriksa,
serta
Kesimpulan
perusahaan dapat menerima segala masukan
Berdasarkan hasil analisa data, maka
yang diberikan oleh pegawai dalam berbagai
diperoleh kesimpulan bahwa terdapat tidak
terkait keberadaan di BPK. Pihak Kepala
terdapat hubungan antara konflik peran ganda
Perwakilan dan Kepala Sub Auditorat di
dengan kinerja. Namun memiliki hubungan
Perwakilan Aceh seharusnya tetap menjaga
yang negative terhadap kinerja pemeriksa.
tingkat keharmonisan hubungan kerja yang
Artinya apabila semakin tinggi stress kerja
terjalin selama ini serta dalam memberikan
maka akan menurunkan kinerja pemeriksa.
tugas atau pekerjaan dilakukan dengan proprosi
Secara simultan terdapat pengaruh antara
yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
konflik peran ganda dan stress kerja terhadap
oleh masing-masing pemeriksa, selain itu juga
kinerja pemeriksa. Hubungan antara konflik
diharapkan untuk tetap melakukan evaluasi atas
peran ganda, stress kerja dan kinerja pemeriksa
prestasi kerja yang telah dicapai oleh karyawan,
memiliki kekuatan hubungan yang tergolong
hal tersebut dalam rangka untuk proses
lemah.
pengendalian atas stress kerja yang terjadi pada pegawai.
Saran Hasil penelitian menunjukkan bahwa di BPK, masalah yang dihadapi adalah antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Oleh karena itu perlu adanya keamanan, jam kerja yang fleksibel dan pemberian penghargaan misalnya dengan mengadakan kegiatan rekreasi. Selain itu disarankan untuk dapat mengatasi konflik termasuk pemisahan yang jelas dari pekerjaan dan
peran
keluarga
dan
kegiatan
(tidak
membawa masalah pekerjaan ke rumah dan sebaliknya) dan menciptakan waktu yang dibutuhkan oleh
keluarga,
misalnya, lebih
fleksibel pengaturan jam kerja, dan juga perlunya memberikan jaminan bahwa pekerjaan yang dibebankan dapat terselesaikan baik sesuai ketentuan
yang
telah
ditetapkan,
selalu
mengendalikan stress kerja yang terjadi pada pemeriksa agar stress kerja tersebut tidak 33 -
Volume 3, No. 2, Mei 2014
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa sumber konflik peran ganda dan stress kerja dapat lebih baik diteliti jika jumlah pemeriksa sebanding dengan jumlah entitas dan jumlah dana yang diperiksa. Oleh karena itu, masih perlu mempelajari konflik peran
ganda
dan
stres
kerja
dengan
mengidentifikasi secara rinci dan menggunakan variable
moderasi
seperti
dukungan,
pengendalian dan jam fleksibilitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja sehingga dapat dibawa ke dalam fungsi manajemen sumber daya manusia. DAFTAR PUSTAKA Goldwasser. 1993. The Plaintiffs’ Bar Discusses Auditor Performance. Journal of CPA. Ivancevich, John M, Konopaske Robert & Matteson, Michael T. 2006. Perilaku dan Manajemen dalam Organisasi. Edisi terjemahan. Erlangga.
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Jagaratnam, Giri dan Polly Buchanan, 2004, “Balancing the demands of school and work:stress and employed hospitality students”, International Journal of Contemporary Hospitally Management, Vol. 16, No.4,pp.237-245 Lilly, J.D., & Duffy, J.A. 2006. A gender-sensitive study of McClelland’s needs, stress , and turnover intent with work-family conflict. Women in Management Review, 21 (8), 662680. Nasrudin, A.M. dan S. Kumaresan, “Organisational Stressor”, Singapore Management Review, Vol. 27, No.2 Robbins, Stephens P. 2003. Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh. Prentice-Hall. Mangkuprawira, Sjafri., 2009. Horison Bisnis, Manajemen dan Sumber Daya Manusia. PT. Gramedia. Jakarta. Motowidlo, Stephan J. dan John S. Packard, 1986, “Occupational Stress: Its Causes and Consequences for Job Performance”, Journal of Applied Psychology, Vol.71, No.4, 618629 Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor: Ghalia Narayanan, Lakshmi, Shanker Menon dan Paul E. Spector, 1999, “Stress in workplace” Journal Of Organizational Behaviour, Jan, 20, pp.6373 Nasrudin, A.M. dan S. Kumaresan, “Organisational Stressor”, Singapore Management Review, Vol. 27, No.2 Netemeyer, R. G., Boles, J. S., & Mc Murrian, R. 1996. Development and Validation of Work Family Conflict and Family-Work Conflict Scales. Journal of Applied Psychology, 81 (4): 40-410. Nawawi, H. 2006. Evaluasi Manajemen Kinerja Di Lingkungan Perusahaan Dan Industri. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Oei, Istijanto. 2010. Riset Sumber Daya Manusia. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Posig, M., & Kickul, J. 2004. Work role expectations and work family conflict: gender differences in emotional exhaustion. Women in Management Review, 19 (7), 373-378 Pickering, Peg. 2006. Kiat Menangani Konflik. Edisi terjemahan. Erlangga. Sawono, Jonathan. 2013. Model-model Linier dan Non-Linier dalam IBM SPSS 2. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta, Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Edisi ke 4. Jakarta. Salemba Empat. Sugiyono. 2003. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Kelima. Bandung, Alfabetta.
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. ANDI. Yogyakarta. ___________. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja. Bandung: CV Mandar Maju. Suswati dan Al Ayyubi. 2008. Pengaruh Stress Kerja terhadap Prestasi Kerja Karyawan. Jurnal Manajemen Gajayana. Vol 5 No 2. November 2008. 119-128. Sukawati, Endang. 2007. Analisis Konflik dan Stres serta Pengaruhnya terhadap Kinerja Pekerja Perempuan di PR Karya Bersama Malang. Arthavidya. Tahun 8. Nomor 2. Juni 2007. Wirakristama, R.C. 2011. Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda (Work Family Conflict) terhadap Kinerja Karyawan Wanita pada PT Nyonya Meneer Semarang dengan Stres Kerja sebagai Variabel Intervening. Skripsi. Universitas Diponegoro. Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori Aplikasi dan Penelitian. Salemba Empat, Jakarta. Wulanyani, Swasti dan Lilik Sudiajeng. 2006. Stress Kerja Akibat Konflik Peran pada Wanita Bali. Anima, Indonesian Psychological Journal. Vol. 21. No. 2, 192 -195. http://itjen.kemdiknas.go.id/berita-112-dampakstress-kerja-terhadap-kinerja-auditor.html. Dampak Stress Kerja terhadap Kinerja Auditor. (http://widiastutidyah.wordpress.com/2011/01/20/m akalah-dampak-stres-dan-tingkat-kepuasankerja-terhadap-kinerja-karyawan/). http://id.wikipedia.org/wiki/Auditor
Volume 3, No. 2, Mei 2014
- 34