PERAN GANDA WANITA T E R H A D A P K I N E R J A Anis Siti Hartati T r i Mardiana Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta Email:
[email protected];
[email protected]
Abstrak Seorang wanita pekerja yang sudah memiliki keluarga adalah seorang wanita yang berperan sebagai ibu rumah tangga dan juga bekerja di luar rumah sebagai wanita karir. Bagi wanita yang sudah berkeluarga dan bekerja tidaklah mudah untuk menjalani kedua perannya. Dalam menjalankan tugas sehari-harinya, ibu rumah tangga seringkali menghadapi tuntutan-tuntutan yang dirasakan tidak seimbang dengan kemampuan yang dimilikinya, tuntutan-tuntutan seperti itu biasa membuat seorang wanita pekerja mengalami stres dalam bekerja. Jika seorang wanita bekerja dalam jangka waktu yang relatif lama, maka ia memiliki kontrak psikologi terhadap perusahan atau dengan kata lain wanita yang bekerja akan memiliki komitmen terhadap perusahan tempat ia bekerja. Ketika wanita yang bekerja memiliki komitmen terhadap perusahan pastinya ia selalu dituntut untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang karyawan akan tetapi di sisi lain ia memiliki tanggung jawab terhadap keluarga sebagai ibu rumah tangga. Apabila tanggung jawab terhadap pekerjaan dan keluarga tidak diimbangi maka pastinya akan terjadi konflik peran ganda dalam kehidupan wanita yang bekerja. Stres kerja dipengaruhi oleh konflik peran ganda. Hal tersebut terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara kedua peran tersebut, pada saat yang bersamaan seorang wanita dituntut untuk bekerja semaksimal mungkin dan di sisi lain wanita yang berperan sebagai seorang ibu dituntut selalu memperhatikan keluarga, sehingga wanita berperan ganda diharapkan dapat membagi waktu dalam bekerja maupun dalam mengurus rumah tangga. Dalam hal ini wanita yang bekerja dapat memiliki kinerja yang berbeda. Bentuk lainnya berupa adanya perasaan tertekan, merasa pelaksanaan peran yang satu akan mempengaruhi hasil pelaksanaan peran lain yang muncul karena adanya pertentangan antara nilai-nilai hidup dengan peran yang dimiliki. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui gambaran secara deskriptif tentang konflik peran ganda wanita terhadap kinerja dengan mediasi stres. Kata K u n c i : Konflik Peran Ganda Wanita, Kinerja
dan Stres
Pendahuluan Kondisi perekonomi yang kurang stabil
untuk
mendapatkan
penghasilan
guna
di
membantu memenuhi kebutuhan keluarga.
Indonesia hams membanting tulang untuk
Wanita yang pada jaman dahulu hanya
memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya.
berperan sebagai seorang ibu rumah tangga
Pada saat ini tidak hanya suami saja yang
yang memeliki tugas sebagai ibu rumah
bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup
tangga antara lain mengurus dan mengatur
keluarganya, tapi banyak istri yang bekerja
kebutuhan
membuat
38
setiap
keluarga
yang
Journal of Economic & Social
ada
sehari-hari
suami
dan
anak,
mendidik
dan
merawat
anak,
dan
melakukan pekerjaan rumah tangga, mempunyai
peran
kedua
yaitu
kini
sebagai
wanita pekerja.
Ketidakseimbangan dengan
sumber
menyebabkan
antara
daya
tuntutan
yang
dimiliki
seorang ibu berada dalam
kondisi stres yang dirasakan. Selain itu,
Menurut Warell, (2002)
menyatakan
keadaan yang kurang harmonis di keluarga
bahwa wanita yang bekerja mempuyai 3
ini
(tiga) faktor dasar yang melandasinya, yang
dalam pemenuhan peran sebagai pasangan
pertama adalah kebutuhan ekonomi, sering
suami istri dan peran sebagai orang tua
kali kebutuhan rumah tangga yang begitu
akibat
besar dan mendesak, sehingga para wanita
pekerjaannya. Jika ibu yang bekerja tidak
hams bekerja untuk mencukupi kebutuhan
dapat menyeimbangkan
mmah tangganya. Faktor yang kedua adalah
dan
karena
pendidikan
tekanan
faktor
ini
tersebut sering marah-marah kepada anak
menjadikan wanita cenderung akan memilih
dan suami, kurang memperhatikan anak-
untuk bekerja. Faktor yang ketiga adalah
anak dan suami, cepat lelah, dan Iain-lain.
memenuhi keutuhan untuk lebih dihargai
Tuntutan pekerjaan
dan
tekanan yang berasal dari beban kerja yang
adanya
yang
sudah
untuk
aspek-aspek lebih
tinggi,
merealisasikan
potensi
yang
juga
berasal
terlalu
dari
sibuk
keluarga
ketidakmampuan
dan
maka
lelah
antara
akan
sehingga
Dalam
perkembangan
dan
pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat.
pekerjaan
menimbulkan
mengakibatkan
berhubungan
berlebihan dan waktu, seperti;
dimiliki.
dalam
ibu
dengan pekerjaan
yang hams diselesaikan terbum-buru dan deadline.
Hal ini mendorong wanita untuk ikut serta
Stres yang dialami oleh ibu mmah
dalam memenuhi kebutuhan mmah tangga.
tangga
Maka tidak mengherankan apabila saat ini
bahwa tugasnya membawa kemgian pada
sering menjumpai
bekerja.
dirinya sehingga dirasakan membebani oleh
Dalam era sekarang ini, ilmu dan teknologi
seorang ibu yang bekerja. Penilaian seorang
berkembang
ibu yang bekerja terhadap tugas ibu mmah
semakin
wanita yang
dengan
pesat,
berkurangnya
menyebabkan
sekat-sekat
yang
terjadi karena
tangga
menentukan
sang ibu menilai
tingkat
stres
yang
memisahkan antara pria dan wanita untuk
dirasakannya. Setiap orang dalam hidupnya
bekerja. Dengan berbagai macam kesulitan
mempunyai satu harapan untuk lebih baik
yang dihadapi ibu mmah tangga membuat
daripada waktu sekarang dan untuk dalam
sang ibu merasa tugas mmah tangga dan
mencapai
tuntutan pekerjaan di kantor menjadi sang
usaha agar dapat mewujudkannya. Menjadi
ibu
seorang
merasa
tertekan,
terancam
dan
cita-citanya wanita
menjadi
dambaan
setiap
tangga tersebut dianggap sang ibu melebihi
mempunyai pekerjaan, berpenghasilan dan
sumber
memiliki
semua seorang
tugas diri
keterampilan, banyak.
yang
dimilikinya
mmah yang
tangga mana
waktu,
dan
karena
dikerjakan
jabatan
Kondisi tersebut
wanita
suatu
menghadapi konflik. Tuntutan tugas mmah daya
wanita,
karir
dibutuhkan
di
mandiri
suatu
sejalan
yang
pemsahaan.
dengan
konsep
membutuhkan
emansipasi
tenaga
ingin dihargai dan diapresiasi sama dengan
yang
pria.
wanita, di mana wanita juga
Sesuai
dengan
kodratnya
sebagai
seorang ibu dan istri, tenaga kerja wanita
Journal of Economic & Social
39
memiliki
sebuah
konflik
peran
ganda.
bahwa konflik peran ganda berpengai
Kodrat wanita yang utama yaitu menjadi
terhadap
seorang ibu rumah tangga yang berbakti
dapat
stres kerja,
sehingga
keluai
pada suami dan mengayomi anak-anaknya.
menimbulkan stres dalam pekerjaanya.
memberikan dukungan agar tic
Sedangkan peran wanita saat i n i bertambah menjadi wanita pekerja. Peran ganda wanita
Konflik Peran Ganda Wanita
juga sering disebut dengan ""dual career". Masalah
peran
ganda
Konflik sebagai suatu situasi dim;
menyulitkan
terjadi emosi dan tujuan yang tidak sesi
kedudukan wanita yang berkarir. Adanya
satu sama lain terhadap individu yang s;
pandangan
dengan
normatif
masyarakat
yang
yang
beranggapan bahwa seorang wanita karir
menyebabkan
dinilai
lebih
Menumt
dalam
pekerjaannya
keluarganya.
berhasil apabila ia sukses dan
Setiap
juga
peran
dalam
tentu
saja
lainnya
kemud
timbulnya
Killman
dan
pertentang
Thomas
(197
konflik diartikan sebagai kondisi terjadii ketidakcocokan
antar
nilai
atau
tuju
menuntut konsekuensi dan tanggung jawab
tujuan yang ingin dicapai. Menumt Luth
yang berbeda. Peran ganda
sebagai ibu
(2001: 407) peran didefinisikan seba
rumah tangga dan pekerja menuntut wanita
suatu posisi yang memiliki harapan ya
karir untuk menyeimbangkan pemenuhan
berkembang dari norma yang dibang
kewajiban
Individu yang terlibat dalam peran gar
dan tugasnya,
sehingga
akan
muncul konflik peran ganda. Konflik peran
bisa
inilah
m m i t . Hal ini terjadi karena mereka ha
yang mesti
diperhatikan
sebagai
menghadapi
pilihan
perilaku y£
faktor pembentuk terjadinya stres d i tempat
menjalani
kerja.
sementara dalam masing-masing peran
Pada artikel i n i akan dibahas mengenai peran
ganda
terhadap
kinerja,
pengertian
konflik
peran ganda, kinerja, dan stres.
Konflik
dengan
wanita
pembahasan
peran
ganda
maupun
dapat
menimpa
perempuan,
laki-laki
namun
dalam
berbagai peran yang berbe
sendiri bisa terjadi dari serangkaian pe yang kompleks.
Konflik peran ganda yang dialami o wanita karir mempunyai kesulitan-kesu dalam
memenuhi tuntutan peran, ya
sebagai ibu mmah tangga, individu, is
penulisan i n i hanya memfokuskan pada
wanita
konflik
Kegagalan dalam memenuhi tuntutan d
peran
ganda
yang terjadi
pada
wanita karir yang sudah menikah. masukan
dan
dan
warga
masyarak
salah satu peran baik sebagai individu,
Penulisan ini bertujuan untuk dapat menjadi
pekerja,
informasi
yang
mmah
tangga,
maupun
istri,
sebagai
warga
wanita
pekerja
menimbulkan
ganda dengan stres kerja sehingga dapat
mempunyai waktu untuk keluarga. Menu
digunakan
Fisher, (2001:143- 170) Konflik peran ji
menyelesaikan dihadapinya
acuan
dalam
permasalahan
yang
serta
sebagai
pengambilan kebijakan suatu bagi
karyawan
berkeluarga.
40
wanita
Dapat
acuan pemsahaan
yang
menjadi
Journal of Economic & Social
sudah masukan
akan
muncul
disaat
sehingga
a
berkaitan dengan hubungan antara peran sebagai
konflik,
masyara
seorang
kura
karyaw
menunjukkan harapan yang tidak ses sehingga efektif
membuatnya tidak
sulit
mungkin
harapan pihak lain.
atau
sesuai
Konflik
sec
deng peran
terjadi ketika kehidupan seseorang berbenturan
rumah
dengan
tangga
4.
Marital
and
life
jawabnya di tempat kerja, seperti masuk
konsekuensi
kerja tepat waktu, menyelesaikan
pernikahannya.
tuntutan kehidupan
rumah
tugas
tangga
yang
5. Size of firm, dalam
yang
terhadap
'-
pemsahaan
mempengamhi
waktu untuk pekerjaannya
seseorang.
kegiatan
negatif
yaitu banyaknya pekerja
menghalangi seseorang untuk meluangkan atau
ada
asumsi bahwa wanita bekerja memiliki
tanggung
harian, atau kerja lembur. Demikian juga
satisfaction,
mungkin
konflik
saja
peran
ganda
yang berkaitan dengan karimya. Dampak konflik
Konflik peran ganda yang dialami oleh
yang terjadi dalam
wanita karir dapat menyebabkan hambatan
hidup manusia. Dampak konflik
dalam bekerja. Bila tidak ingin seperti itu
ada yang berdampak postif dan ada juga
disarankan sebaiknya wanita tersebut tidak
berdampak negatif. Dampak konflik yang
berprinsip sebagai seorang wanita super
berpengamh dalam kinerja seseorang:
yang sanggup melakukan semua pekerjaan
tersebut
1. Dampak positif
sendiri. Ketidakmampuan seorang wanita
Menumt Wijono (1993: 3) menyatakan
karir dalam menyelesaikan konflik peran
bahwa
ganda tersebut dapat menyebabkan mereka
apabila
menampilkan
negatif
pengelolaan konflik yang terjadi dalam
misalnya kurang termotivasi dalam bekerja,
suatu lingkungan pekerjaan dilakukan
kurang konsentrasi, yang disebabkan urusan
secara efisien dan efektif maka dampak
keluarga sehingga dengan demikian akan
positif akan muncul melalui perilaku
berpengaruh
terhadap
yang seorang karyawan sebagai sumber
akibat peran
ganda yang
sikap
kerja
yang
kinerja.
Konflik
dimiliki
tingkat stres kerja berpengaruh
yang nantinya
terhadap
kinerja
akan
karyawan
perempuan. Stoner
2.
Menumt (Wijono,
al.
(1990)
menyatakan
konflik peran ganda, yaitu:
untuk
semakin banyak waktu
yang digunakan untuk bekerja
maka
semakin sedikit waktu untuk keluarga. size
banyak
dan
anggota
support,
semakin
keluarga
maka
1993: 2)
dampak
pengelolaan.
Kurang
efektifnya pengelolaan yang dimaksud di
1. Time pressure,
dan
konflik negatif disebabkan oleh kurang efektifnya
et
penanganan
Dampak negatif
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
2. Family
upaya
daya manusia yang potensial.
oleh
karyawan perempuan dapat menyebabkan
dampak konflik positif yaitu
sini yaitu adanya membiarkan
bertamabah. sebuah yang adalah
konflik baik,
kecendemngan
konflik
semakin
Menghindari
adanya
bukanlah
karena
menghadapi
yang konflik
keputusan terpenting tersebut
dan menyelesain, bukan menghindari,
semakin banyak konflik, dan semakin
kemudian membiarkannya terjadi.
banyak
Dengan menjalani peran ganda, maka
dukungan
keluarga
maka
konsentrai
semakin sedikit konflik. 3. Kepuasan kepuasan
kerja, kerja
semakin
maka
konflik
dirasakan semakin sedikit.
seseorang
bisa
terpecah.
tinggi
Jika hanya memfokuskan diri pada satu
yang
peran saja, maka peran yang lain akan terbengkalai.
Sebagai
contoh,
Journal of Economic & Social
jika
41
seorang
wanita
hanya
fokus
pada
1. Faktor
individu
:
kemam
keluarga, maka tanggung jawab pada
ketrampilan, latar belakang ke
pekerjaannya
pengalaman kerja, tingkat sosi
akan
terbengkalai,
demografi seseorang.
kualitas kinerja menurun, prestasi dan produktivitas
di
kantor
semakin
2. Faktor psikologis : persepsi,
memburuk. Demikian juga sebaliknya,
sikap,
j i k a wanita hanya berfokus terhadap
kepuasan kerja.
pekerjaannya
dan
lebih
bertanggungjawab
pada pekerjaan
luar
maka
rumahnya,
situasi
kepribadian,
motivas
3. Faktor organisasi : stmktur orga desain
di
pekerjaan,
kepemim
sistem penghargaan {reward syst
dan
kondisi keluarganya akan memburuk. Kinerja seseorang mempakan
sejauh mana keberhasilan seseorang
Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok
melaksanakan tugas yang didapat. Pe kinerja adalah sistem yang digunaka
orang dalam suatu organisasi sesuai dengan
menilai
tugas dan tanggung jawab masing-masing
melaksanakan pekerjaan secara kese
dalam rangka mencapai tujuan organisasi
dan
yang bersangkutan yang tidak melanggar
pemsahaan
hukum dan sesuai dengan moral atau etika.
tingkatan pekerjaan dari yang paling
Menurut As'ad (2004: 46) mendefmisikan
hingga yang paling tinggi. Semakin
kinerja sebagai kesuksesan seseorang dalam
tingakatan pekerjaan
melaksanakan suatu pekerjaan.
semakin tinggi pula
Sedangkan
menurut Ostroff
menerangkan menyatakan mengacu
dalam bahwa
pada
diukur berdasarkan
sesuai
seseorang
dengan atau
prosedur. organisasi
tersebut
m
mak
tanggungjaw
imbalan yang akan diterima karyawa
penelitiannya
Kinerja
prestasi
(1992),
apakah
kerja
karyawan
Stres
Stres kerja adalah suatu reaksi p
karyawan
standard atau kriteria
tertekan
atau
terganggu
baik
yang telah ditetapkan pemsahaan. Asumsi
psikologis, maupun perilaku yang
tentang
oleh
pada
pengertian
individu
yang
tersebut
didasarkan
dapat
memuaskan
kebutuhannya dengan cara mencapai
apa
karyawan
dalam
men
pekerjaan. Stres kerja mempakan p tertekan
yang
dialami karyawan
yang menjadi tujuannya dan dapat memberi
menghadapi pekerjaannya. Menum
kontribusi bagi organisasi
untuk meraih
(2006) menjelaskan
tujuan. Kinerja mempakan
kondisi yang
bahwa
stres
suatu kondisi yang dinamis dalam
hams diketahui dan diinformasikan kepada
seseorang individu dihadapkan pad
pihak-pihak
peluang, tuntutan, atau sumber day
tertentu
untuk
mengetahui
tingkat pencapaian hasil yang akan dicapai
terkait
nantinya.
individu
dengan tersebut
yang
diha
dan
yang
h
pasti
dan
p
Menumt Gibson, (1986) ada 3 (tiga)
dipandang
faktor yang berpengamh terhadap kinerja
Sedangkan
seorang individu:
menyatakan stres sebagai bentuk
42
Journal of Economic & Social
tidak
apa
Davis dan Newstrom
yang mempengaruhi
pekerjaan, dan sedikitnya promosi yang
emosi, pikiran, dan
kondisi fisik seseorang. Stres yang terjadi ditempat
kerja
emosi
akibat
merupakan
hasil
kegagalan
diberikan pemsahaan
reaksi individu
beradaptasi di lingkungan kerja
dimana
-
Leontaridi
menyatakan
terjadi ketidak sesuaian antara harapan dan
disebabkan
kenyataan.
seperti
Menurut
Margiati
mengkategorikan
stres
bahwa
Ward stres
(2002)
kerja
dapat
oleh faktor lingkungan kerja
tekanan
kerja
yang
berat,
78)
manajemen yang tidak sehat dan hubungan
tersebut
yang bumk dengan karyawa lainnya. Gejala
(1999:
gejala
dan
stres ditempat
kerja
1. Bekerja melewati batas kemampuan
perilaku
karyawan,
2. Kelerlambatan masuk kerja
kepuasan kerja yang rendah, kinerja yang
3. Ketidakhadiran pekerjaan
menumn,
4. Kesulitan membuat keputusan
kurangnya
5. Kesalahan yang sembrono
jelek, serta banyak melakukan
6. Kelalaian menyelesaikan pekerjaan
yang tidak produktif.
menjadi:
7. Lupa akan janji yang telah dibuat dan 8. Kesulitan berhubungan
dengan
orang
semangat
antara
kerja
kreativitas,
lain
menghilang,
keputusan
yang
pekerjaan
Stres yang dialami seorang ibu mmah tangga
kegagalan diri sendiri
para
dapat diamati dari
terjadi
karena
sang ibu menilai
bahwa tugasnya membawa kemgian pada dirinya sehingga dirasakan membebani oleh
lain 9. Kerisauan
tentang
kesalahan
yang
sang ibu. Penilaian sang ibu terhadap tugas mmah
dibuat 10. Menunjukkan gejala fisik seperti pada
tangga
menentukan
yang dirasakannya.
derajat
stres
Stres pada karyawan
alat pencemaan, tekanan darah tinggi,
bukanlah suatu hal yang selalu berakibat
radang kulit, radang pemafasan.
bumk
pada
karyawan
dengan
hasil
kinerjanya, namun di sisi lain stres juga Menurut Hendrix, Spencer & Gibson
dapat memberikan sebuah motivasi bagi
(1994) terdapat beberapa macam stres yang
karyawan untuk memberikan rasa semangat
dihadapi oleh wanita, yaitu:
dalam
1. Wanita
pekerja
berlebihan, overskills, kebosanan
dengan
pasangan
dihadapi
untuk karir karyawan dan untuk kemajuan pemsahaan.
underutilization kerja, dan
hubungan anak,
dan
masalah keuangan. 2.
pekerjaannya
untuk mencapai prestasi kerja yang baik
oleh laki-laki seperti beban kerja yang skills,
setiap
oleh
dipengaruhi
sumber stres yang biasanya
menjalankan
Konflik Peran G a n d a Wanita Terhadap K i n e r j a yang Dimediasi Stres Peran ganda muncul ketika seorang
Sumber stres yang kedua i n i bersifat
individu menjalankan posisi yang berbeda
unik dan berasal dari pekerjaannya atau
dari organisasi atau kelompok dalam waktu
di luar pekerjaan. Yang berasal dari
yang
pekerjaan
misalnya;
kebosanan,
ganda,
rendahnya
tingkat
kekuasaan,
tanggung jawab d i tempat kerja, tetapi juga
permintaan
tinggi
dalam
pekerjaan
bersamaan. yaitu
bertanggung
Sebagai
seseorang jawab
contoh yang
di mmah.
peran
memiliki Wanita
Journal of Economic & Social
43
dengan peran ganda dituntut untuk berhasil dalam
dua
bidang
yang
Kesimpulan Konflik
bertentangan.
akibat
yang
wanita
akan
dimiliki
bertemu
meningkatkan tingkat stres kerja karyawan
konflik-konflik
yang
wanita
timbul akibat pilihan yang sulit. Stres kerja pada karyawan perempuan adalah
tanggapan
perempuan
seorang
terhadap suatu
karyawan
kondisi
atau
karyawan
ganda
Wanita yang memliki peran ganda akan dengan
oleh
peran
yang
berpengamh
nantinya
juga
akan
pada kinerja. Konflik peran
ganda wanita adalah permasalahan yang terjadi
pada
seorang
wanita
yang
kejadian yang ada di pemsahaan yang dapat
mempunyai dua ungsi peran yaitu, sebagai
mengganggu
seorang wanita karir dan sebagai seorang
psikologisnya. berperan
kondisi
fisik
dan
Pekerjaan
wanita
yang
ganda
bemsaha
semaksimal
ibu mmah tangga yang mempunyai harapan yang tidak sesuai dengan keinginan. Faktor-faktor
mungkin untuk mendampingi anak-anak,
yang
mempengaruhi
berhasil mengums mmah tangga, anak-anak
konflik peran ganda, yaitu: Time pressure,
serta suami, tetapi tetap dapat menyalurkan
Family
kebutuhan keuarga sebagai makhluk sosial,
Marital
mampu
firm.
mandiri
dari
segi
keuangan,
size dan support,
Kepuasan kerja,
and life satisfaction,
Stres kerja dapat disebabkan
pengembangan wawasan, dan bangga saat
faktor
menjadi wanita karir.
kerja yang berat, manajemen
Robbins
(2003)
menyatakan
tingkat
dan Size of
lingkungan kerja
seperti
oleh
tekanan
yang tidak
sehat dan hubungan yang bumk
dengan
dikendalikan mampu
karyawa lainnya. Gejala terjadinya stres
membuat karyawan melakukan pekerjaanya
ditempat kerja dapat diamati dari perilaku
dengan lebih baik, karena membuat mereka
para karyawan, antara lain : kepuasan kerja
mampu
yang
stres yang mampu
meningkatkan
intensitas
kewaspadaan, dan kemampuan tetapi
tingkat
stres
yang
kerja,
berkreasi, berlebihan
rendah,
semangat kreativitas,
kinerja
kerja
yang
menumn,
menghilang,
kurangnya
keputusan
yang jelek, serta
membuat kinerja mereka akan mengalami
banyak melakukan pekerjaan
penumnan. Keinginan untuk menjalankan
produktif. Kinerja
kedua
sempuma,
nyata dan dapat ditunjukkan kepada setiap
terkadang saling bertentangan satu dengan
orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan
yang lain, sehingga
oleh karyawan sesuai dengan
konflik
peran
tersebut dengan
pada
wanita
dapat menimbulkan bekerja
dan
adalah
yang tidak
perilaku
yang
kinerjanya.
bias
menimbulkan stres. Daftar Pustaka As'ad, M . (2004). •'Psikologi Industri", Seri Umum. Sumber Daya Manusia. Edisi 4. Liberty, Yogyakarta. Beehr,T.a. & Newman,J.E. (1978). "Job stress. EmployeeHealth and Organization Effectiveness": A Facet Analisis Model
44
Journal of Economic & Social
and Literature Psichology.
Review.
Davis, Keith, dan Newstorm. "Perilaku dalam Organisasi". Tujuh. Jakarta: Erlangga.
Personel
(1996). Edisi
Fisher, Richard. (2001). "Role Stress, The Type A Behavior Pattern, And External Auditor Job Satisfaction And Performance", Behavioral Research in Accounting 13 : 143- 170. Gibson.
(1986).
''Organisasi".
Jakarta:
Robbins, Stephen.P. (2006). Organisasi". PT Indeks Gramedia: Jakarta.
"Perilaku Kelompok
Robbins, Stephen . (2003). "Perilaku Organisasi". Jilid Satu. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
Bina Aksara. Hendrix, W . H . , Spencer,B.A., & Gibson, G.S., (1994). "Organizational and extraorganizational factors affecting stress, employee well-being, and absenteeism for males and females". Journal o f Bussines and Psychology, 9 (2), 103-128 Leontaridi, R . M and Ward, M . E . (2002). "Work-Related Stress, Quitting Intentions and Absenteeism". Available on line at hppt://www.ssm.com Luthans, F. (2001). "Organizational Behavior. Ninth Edition. New York: Mc.Graw H i l l .
Robbins, S. P. (2003). "Organizational Behavior". 10th edition. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall Publishers. Santrock, W. John. (2002). "Life-Span Development". Perkembangan Masa Hidup. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Stonner, Charles R. (1990). "Workhome role conflict infemale owners of small bussiness: an eploratory study ". Journal o f small business management , 28 (1), page 30-38. Wijono,
(1994).
Organisasi/Industri Pendekatan
Ostroff, C. (1992). "The Relationship Between Satisfaction Attitudes and Performance an Organization Level Analysis ", Journal o f Applied Psychology, Vol.77,No. 68.
S.
Psikologis",
"Konflik dengan
dalam Strategi
Satya Wacana,
Semarang. Worell.J. (2002). "Encyclopedia of women and gender: Sex similarities and differences of society on Gender". London: Academic Press.
Journal of Economic & Social
45